Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto : Tokoh Budayawan dan Seniman Tradisional Minangkabau (1963-2014) Richi Arisman1 Liza Husnita2 Ahmad Nurhuda3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
Abstract This thesis examines the Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik) : People Of Minangkabau Cultural and Traditional Artist (1963-2014). Writing a biography of Mak Katik more emphasis on activity and creativity as an artist and humansist. As a humanist and artist, he not only never invited in the country but are also able to take him to get involved in promoting culture and traditional artist Minangkabau National and International level. This study needs to be done because it can be seen how or work done in preserving Mak Katik traditional Minangkabau culture as well as to facilitate this research, the authors the problem as follows : how background life’s Mak Katik, Mak Katik initial interest to the study of traditional Minangkabau culture, how the role of fiddling, as a cultural and traditional Minangkabau artist, how the views of Mak Katik of awareness about indigenous people today and the latter of which is to be examined are the community perceptions of Mak Katik. Method that be used in this research is method that appropriate with history research which follow some steps like : (1) Heuristic, (2) Source Critic, (3) Analysis and Interpretation, (4) Historiography.Based on the research that has been done can concluded that : a side from looking at the efforts made Mak Katik as cultural leaders and traditional artist Minangkabau, i also conduct research on the life’s history Mak Katik from early chilhood through to get married.
Key words : Biography
1
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah 2
orang yang melibatkan dirinya dalam kehidupan kesenian tradisional Minangkabau yaitu Randai. Kemajuan kesenian diberbagai tempat digerakkan oleh sejumlah orang yang melibatkan diri dalam kehidupan kesenian dan orang-orang inilah yang secara umum disebut seniman dan seni adalah suatu nilai hakiki yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan manusia. Mak Katik juga pernah mendapatkan Tanda Kehormatan, Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan sebagai Maestro Seni Tradisi dengan silat dan randainya ia bisa menjadi Dosen Tamu di Amerika dan beberapa negara di Benua Eropa memperkenalkan Kebudayaan Minang, sementara itu di negari Jiran Malaysia, ia pernah juga mendapatkan Penghargaan dan Ucapan Terima Kasih dari Majlis Perbandaran Melaka Bandaraya Bersejarah. Hingga saat ini belum ada orang yang berusaha mengangkat namanya sementara sumbangan pemikiran dan perjuangan yang di lakukan oleh Mak Katik yang telah berhasil memperkenalkan Kebudayaan Minangkabau sampai ke luar negeri. Dengan kata lain, meninggalkan para Budayawan dan Seniman Tradisional sama artinya dengan meninggalkan seni dan budaya Tradisional. Pandangan masyarakat yang demikian dapat mengakibatkan berkurangnya nilai-nilai Tradisional yang terkandung dalam budaya dan karya seni itu sendiri.Padahal,nilai-nilai tradisional berfungsi sebagai perekat yang mengintegrasikan masyarakat. Berdasarkan argumen-argumen yang dikemukakan diatas, penulis merasa penting dan tertarik untuk menulis tentang biografi “Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik) : Tokoh Budayawan dan Seniman Tradisional Minangkabau (1963-2014)”
PENDAHULUAN A.Latarbelakang Sejarah pada hakikatnya adalah sejarah manusia dengan segala pengalamannya, tetapi memperbincangkan apa yang lazimnya disebut sejarah itu historiografi atau historiologi, maka dapat dikatakan bahwa penyajian sejarah punya cara-cara yang berbeda-beda, salah satunya ialah biografi. Dengan ketelitian penulis biografi diharapkan untuk mengetahui dan merekam kejadian dan situasi yang mengitari kehidupan tokohnya.1 Mak Katik adalah salah satu diantara sedikit orang yang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian budaya dan kesenian tradisional Minangkabau. Ia menjadi seorang “pejuang” budaya agar kelestarian budaya dan kesenian tradisional tetap terjaga di Minangkabau, karena baginya pengetahuan pada masa sekarang ini tidak hanya didapat dari pendidikan formal di bangku sekolah saja, besarnya keingintahuan seseorang bisa mendapatkan pengetahuan yang diinginkan dengan belajar sendiri atau belajar dari alam dan lingkungan sekitar. Banyak buku yang beredar di pasaran ditulis oleh orang-orang yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda atau bahkan tanpa pendidikan formal yang mendukung mereka, tapi mereka berhasil menciptakan karya yang bermutu. Mak Katik adalah salah seorang diantaranya yang menghasilkan karya bermutu tersebut. Penulisan ini juga berasal dari rasa penasaran penulis terhadap Mak Katik, kenapa dalam setiap acara Kebudayaan ia hampir selalu diundang sebagai pemateri dan setelah penulis melakukan penelitian, kemudian penulis teliti sehebat apa ia, ternyata Mak Katik telah melahirkan karyakarya Minang dalam artian dia konsisten memperkenalkan Budaya Minang ke masyarakat luas dan tidak banyak orang 2 dapat melakukan ini. Mak Katik selain menjadi Tokoh Budayawan Minangkabau juga merupakan salah satu diantara orang-
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1.Batasan Masalah Agar penelitian ini mengarah kepada inti permasalahan yang akan diteliti, maka diperlukan batasan-batasan penelitian, yaitu batasan spatial (batas tempat) dan batasan temporal (batas waktu), batasan spatial penelitian ini adalah mengikuti perjalanan hidup sitokoh. Sedangkan batasan temporalnya menekankan pada tahun 19632014. Karena tahun 1963 beliau memulai
1
Taufik Abdullah, Aswab Mahasin, Daniel Dhakdae, Manusia Dalam Kemelut Sejarah,(Jakarta: PT. Pustaka LP3ES) Hal: 2 2 Dapat di lihat dari arsip-arsip pribadi Mak Katik seperti piagam-piagam penghargaan dan sertifikat dari acara-acara Kebudayaan Minang.
1
belajar tentang Kebudayaan Minangkabau dan sampai tahun 2014 beliau masih aktif menjadi pembicara maupun pengajar mengenai Kebudayaan Minangkabau dan Kesenian Tradisional Minangkabau. 2.Rumusan Masalah Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.Bagaimana latarbelakang kehidupan Mak Katik? 2.Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketertarikannya terhadap dunia budaya dan kesenian tradisional Minangkabau? 3.Bagaimana peranan Mak Katik sebagai seorang tokoh Budayawan dan Seniman Tradisional Minangkabau? 4.Bagaimana pandangan Mak Katik terhadap kesadaran orang zaman sekarang memahami Adat Minangkabau? 5.Bagaimana pandangan masyarakat terhadap Mak Katik? Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini berguna untuk : 1.Untuk mendeskripsikan latar belakang kehidupan Mak Katik. 2.Untuk melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketertarikannya terhadap dunia budaya dan kesenian tradisional Minangkabau Budaya dan Kesenian Tradisional Minangkabau. 3.Untuk mendeskripsikan peranan Mak Katik sebagai tokoh Budayawan dan Kesenian Tradisional Minangkabau. Manfaat dari penelitian ini : a.Manfaat Akademis: 1.Sebagai bahan informasi tambahan untuk memperkaya literatur kepustakaan dan menambah referensi dalam penulisan biografi. 2.Meningkatkan kesadaran sejarah dan kesadaran Kebudayaan Minangkabau generasi muda yang makin merosot akibat terpaan arus modernisasi dan globalisasi. a. Manfaat Praktis: 1.Supaya para pembaca sekalian dapat memahami dan mengetahui lebih mendalam bagaimana peranan dan siapa Mak Katik seorang Tokoh Adat Minangkabau (1963-2014). 2.Sebagai penambah pengetahuan tentang literatur Adat Minangkabau. Tinjauan Pustaka 1.Kerangka Konseptual
Biografi adalah sejarah dan juga sering disebut dengan catatan tentang hidup seseorang, meskipun sangat mikro tetapi menjadi bagian dalam mosaic sejarah yang lebih besar bahkan ada pendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Peranan adalah seperangkat harapanharapan yang dikenakan kepada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial tertentu yang di tentukan oleh normanorma dalam masyarakat agar sesuai dengan yang di harapkan dan tuntutan oleh masyarakat. Dalam hal ini Mak Katik menjalankan peranannya dengan status tokoh Budayawan dan Kesenian Tradisional Minangkabau. Sedangkan seniman adalah orang yang berkecimpung dalam dunia seni atau orang yang berkarya dalam dunia seni. Studi yang relevan diantaranya : Joni Iswandi, Biografi Jemari: Tokoh Pelestarian Kesenian Tari Kuda Lumping di Kenagarian Sikabau Jorong Kampung Baru Kab. Dharmasraya (1975-2011), skripsi ini mengkaji tentang peran Jemari dalam Pelestarian Kesenian Tari Kuda Lumping di Kenagarian Sikabau Jorong Kampung Baru Kab. Dharmasraya. Selanjutnya “Proses Kreatif Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto dalam Tradisi Kesenian Randai” yang ditulis oleh Etneni Herlinda yang mengkaji tentang kreatifitas Musra Dahrizal (Mak Katik) dalam tradisi kesenian Randai dan Mak Katik juga merupakan seorang Tokoh Tuo Randai yang aktif dan dapat memahami randai secara baik. Ada juga Biografi Iskandar Zakaria Seorang Penulis, Seniman, dan Budayawan Kerinci (1966-2006) ditulis oleh Livia Ersi yang mengkaji tentang Peran seorang Iskandar Zakaria sebagai penulis, seniman, dan budayawan Kerinci (1966-2006). Selanjutnya ada juga Biografi Islamidar Seorang Seniman Musik Tradisional Minangkabau 1965-2007 yang ditulis oleh Anisa Putri yang mengkaji tentang perjuangan Islamidar dalam mengembangkan dan mempertahankan seni musik tradisi Minangkabau baik didalam maupun diluar negeri. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah.
2
Langkah pertama Heuristik yaitu mengumpulkan dan menemukan sumbersumber data sejarah baik primer maupun sekunder. Sumber primer berupa wawancara dan arsip, wawancara dilakukan terutama kepada nara sumber Mak Katik, dan beberapa kerabat keluarga lainnya, sahabat Mak Katik. Selain itu untuk memperoleh data sekunder (sumber tulisan) tentang Mak Katik juga digunakan studi arsip atau studi kepustakaan guna mendapatkan refernsi yang relevan sebagai bahan rujukan. Data untuk sumber referensi ini didapatkan dari studi kepustakaan di STKIP PGRI Sumatera Barat, perpustakaan FIS UNP, perpustakaan UNAND, dan Perpustakaan Daerah Sumatera Barat. Selanjutnya ada kritik sumber, interpretasi dan historiografi.
B.Masa Pendidikan Mak Katik yang dibesarkan dalam keluarga yang sederhana tidak hanya dalam memperoleh ilmu bidang pendidikan saja,ia juga dibekali ilmu agama oleh orang tuanya, selama bersekolah ia selalu menjalaninya dengan bersungguh-sungguh hingga ia dikenal anak yang aktif dan cerdas oleh teman sepermainnannya. Mak Katik tidak hanya mendapatkan pendidikan di bangku sekolah saja, ia juga dibekali ilmu agama oleh kedua orang tuanya, malam hari ia bersama teman-temannya sering pergi mengaji ke Surau Lubuak Bauak yang ada di kampungnya Batipuah dan di Surau Lubuak Bauak selain mengaji Mak Katik juga belajar silat dan nilai-nilai keagamaan yang akan menjadi pegangan hidupnya. C.Lingkungan Keluarga Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik). 1.Orangtua Mak Katik Mak Katik terlahir dari pasangan Ridwan Katik Rangkayo Endah lahir tahun 1924, dan ibunya yang bernama Aminah lahir tahun 1928. Mak Katik terdiri dari 8 (delapan) orang bersaudara. Orang tua perempuannya bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga dan ikut membantu suaminya di sawah. Ajaran Minangkabau sangat begitu terasa dan dipakai dalam kehidupan keluarga Mak Katik sehingga orang tuanya selalu memberikan pelajaran dan pengetahuan tentang adat Minangkabau, karena menurutnya belajar tidak hanya bisa kita lakukan disekolah saja, tetapi dari alam kita lebih bisa untuk mendapatkan ilmu bahkan bisa lebih dari ilmu yang kita dapatkan dari alam lebih hebat daripada ilmu yang kita dapatkan dibangku sekolah, karena ilmu yang ada disekolah itu nantinya akan berpedoman lagi ke alam sekitar kita, seperti pepatah Minang “Alam takambang jadi Guru” (Alam Terkembang Jadi Guru). 2.Kehidupan Rumah Tangga Mak Katik Kehidupan rumah tangga Mak Katik merupakan kelarga yang sederhana dan ia mempunyai 4 orang anak, Mak Katik juga mengajarkan kepada istri dan anak-anaknya tentang adat dan agama. Karena baginya kalau pengetahuan agama tidak ada didalam kehidupan keluarga maka kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga juga tidak akan ada. Ia selalu mewajibkan kepada anak-anaknya yang perempuan untuk
GAMBARAN UMUM MASA KECIL DAN LINGKUNGAN HIDUP MUSRA DAHRIZAL KATIK RAJO MANGKUTO (MAK KATIK) A.Masa Kecil Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik) Kampung Subang Anak, Nagari Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten, Tanah Datar adalah daerah yang terletak di Sumatera Barat yang mana daerah ini merupakan daerah kelahiran Mak Katik. Ia lahir pada tanggal 18 Agustus 1949, 3 dalam sebuah Rumah Tuo (Rumah Tua). Kelincahan Mak Katik sewaktu kecil membuat ia dilihat orang sebagai anak yang aktif. Hal inilah yang membuat ia terbiasa untuk melakukan pekerjaan untuk menolong orang tuanya. Pekerjaan yang ia lakukan sewaktu kecil tidaklah hanya menolong orang tuanya bertani tetapi Mak Katik juga sering menolong Bako ( Keluarga dari Ayah) untuk mananam Baniah padi (benih atau bibit padi) disawah dan setelah padi tersebut masak dia juga membantu Manyabik (Memotong padi yang telah masak).
3
Wawancara dengan Mak Katik, 18 Agustus 2014, Kurao Pagang, Kota Padang., 18 Agustus 2014. Kurao Pagang, Kota Padang
3
menutup aurat saat keluar rumah, ini berguna untuk melindungi anak-anaknya dari hawa nafsu dari orang yang ingin berbuat jahat. D.Pengalaman Kerja dan Organisasi Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik). 1.Membina sasaran Silat tuo dan Randai Talago Gunuang di Subarang Palinggam Padang Selatan Kota Padang thn 1976 – 1984. 2.Membina sasaran Silat dan Randai Muda Sepakat di Berok Balanti Padang Utara Kota Padang thn 1978 – 1982. 3.Membina sasaran Silat dan Randai Mudo Sakato di Kandang Gabuo Kec. Kuranji Kota Padang thn 1982 – 1989. 4.Membina sasaran silat dan randai Anggrek Tujuh di kampuang Tabaka Kec. Kuranji Kota Padang thn 1982 – 1985. 5.Membina sasaran Silat dan Randai Palito Nyalo di koto Panjang Limau manih Kec. Pauah Kota Padang thn 1989 sampai sekarang. 6.Membina dan mengasuh pidato adat di Kubang Badak Limau manih, di Subarang Palinggam, di Simp. Tui Kuranji, di Alang babega, di Kurao Pagang, di Ulak Karang, semuanya di Kota Padang. 7.Mantan pengurus Dewan Kesenian Sumbar 2 priode bidang seni tradisi dan budaya. 8.Pengurus FARPI Sumbar 3 priode sampai sekarang bidang seni tradisi dan budaya. 9.Pengurus Pengda IPSI Sumbar 3 Periode sampai sekarang. 10.Dosen Luar Biasa pada University Hawaii of Manoa 2000 – 2001.
Katik menyapu lantai tersebut, kertas tersebut tidak boleh dipindahkan, setelah lantai tersebut dibersihkan kertas tersebut harus diletakkan ditempatnya yang semula. Mak Katik menanyakan hal tersebut kepada kakeknya yang bernama Tuan Basa apa tujuan dari ayahnya ini menebarkan kertas-kertas yang berisi tentang petatahpetitih adat Minangkabau itu, ternyata tujuan ayahnya meletakkan kertas itu diatas lantai yaitu untuk menyuruh ia untuk mempelajari kertas-kertas yang berserakan itu yang berisi tentang petatah-petitih adat Minangkabau. Jadi secara tidak sengaja sambil bermain dan kembali dari Surau selepas mengaji dia membaca lembaran-lembaran kertas yang berisi petatah-petitih adat Minangkabau itu. Sejak itulah Mak Katik tertarik untuk mempelajari tentang adat Minangkabau. B.Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik) sebagai Budayawan dan Seniman Tradisional Minangkabau. Memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang kebudayaan Minangkabau membuat Mak Katik sering dijadikan narasumber dalam berbagai acara kebudayaan Minangkabau, baik itu dikampungnya maupun di daerah lain. Ia sering disebut sebagai kamus hidup Adat Budaya Minangkabau dan secara keseluruhan, Mak Katik adalah sosok yang benar-benar telah mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk kebudayaan Minangkabau, sehinggga ia mampu menguasai tentang Adat Budaya 4 Minangkabau. Mak Katik pada banyak kegiatan diskusi dan seminar yang diikuti, senantiasa berupaya mengidealisasi nilai-nilai sejarah dan budaya satu daerah dalam upaya mencari solusi bagi berbagai permasalahan yang muncul. Mak Katik merupakan tokoh yang mencintai Minangkabau, baik dalam pengertian tanah tempat lahir, bertumbuh dan menjalani berbagai aktifitas kehidupan, maupun dalam pengertian memiliki komitmen yang kuat bagi pelestarian nilainilai luhur kebudayaan Minangkabau. Kalaupun banyak kritik dan pandangan yang berbeda diperlihatkan Mak Katik melalui
Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik) : Tokoh Budayawan dan Seniman Tradisional Minangkabau A.Awal Ketertarikan Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto (Mak Katik) Mempelajari Budaya dan Kesenian Tradisional Minangkabau Mak Katik pertama kalinya belajar petatah petitih Minang ini pada tahun 1963 dan berawal dari ketidaksengajaannya. Awalnya ia melihat banyak kertas bertebaran dilantai Rumah Tuo (Rumah Tua) yang sengaja diletakkan dilantai tersebut oleh ayahnya. Lembaran-lembaran kertas itu tidak boleh dipindahkan ketempat lain, jadi kalau ada Uniang (kakak perempuan) Mak
4
Wawancara dengan Mak Katik, 18 Agustus 2014, Kurao Pagang, Kota Padang., 18 Agustus 2014. Kurao Pagang, Kota Padang
4
38
karya-karyanya dengan pandangan yang secara umum dimiliki oleh masyarakat, maka semua itu tetap membuktikan bahwa tokoh budayawan dan seniman ini memiliki kecintaan yang begitu kuat bagi Minangkabau. Mak katik merasa ada suatu kewajiban untuk tetap melestarikan dan membagikan ilmunya kepada masyarakat luas supaya generasi muda khususnya Masyarakat Minangkabau tetap mengetahui tradisi dan budayanya. Kebudayaan Minangkabau adalah kebudayaan yang simbolik, jadi Kebudayaan Minangkabau memerlukan sebuah tafsir karena setiap zaman memiliki interpretasi, tidak mungkin pengalaman masa lalu itu akan dapat di diterima begitu saja oleh masyarakat sekarang. C.Pandangan Mak Katik Terhadap Kesadaran Orang Zaman Sekarang Memahami Adat Minangkabau. Mak Katik yang sudah berumur 65 tahun ini sedih melihat kenyataan sekarang ini salah satunya ketika banyak anak-anak yang mempunyai darah Minangkabau tetapi tidak bisa berbahasa Minang karena orang tua mereka lebih sering mengajarkan anakanaknya dengan bahasa Indonesia. Salah satu karakteristik kebudayaan adalah penggunaan simbolis terpenting dari kebudayaan itu adalah bahasa yang merupakan tempat kebudayaan manusia dibangun. Menurut Mak Katik, hal demikian terjadi karena kesalahan dari orang tua yang kurang memperkenalkan budaya Minang kepada anak-anaknya sehingga anakanaknya cenderung berpikiran kalau budaya Minang tidak sesuai lagi dengan zaman. Begitu pula peranan Mamak bagi anak dan kemenaannya. Mamak merupakan tempat bimbingan bagi kemenakannya, kalau sekarang peranan mamak sudah jarang ditemukan seperti itu karena banyak peranan mamak di Minangkabau hilang karena didorong oleh keserakahan atas nafsu untuk menguasai HPT (Harato Pusako Tinggi). Atas dasar itulah Mak Katik yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang kebudayaan Minangkabau merasa mempunyai hutang moral, utang kebudayaan sebagai individu. Untuk itu Mak Katik selalu merusaha dan berjuang untuk terus berbagi ilmunya kepada masyarakat luas, Minangkabau khususnya supaya adat
budaya Minangkabau akan terus bertahan sampai kapanpun dan kesadaran orang terhadap Budaya Minangkabau semakin tinggi sehingga tidak ada lagi istilah orang tidak beradat. D.Mak Katik Dalam Pandangan Masyarakat. Mak Katik merupakan orang yang sederhana, sewaktu kecil ia sering berjualan rokok dan tinggal di Patandangan. Datuak Mangkudun dalam hal ini mengatakan: "Kalau Mak Katik kemauan keras, apa yang ia cita-citakan harus dapat dan sebisa mungkin ia akali untuk mendapatkannya. Mak Katik ini dulu suka berjualan rokok pakai peti dan diikatkan kebahu dan dimana ada tempat disitu bermalam dan paling sering tidur di Patandangan, sebab di Pantandangan itu ada silat dan disitu dia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya seperti ilmu bersilat dan ilmu tentang adat-adat Minangkabau dan ilmu itu dibagikan oleh orang yang tua yang memiliki banyak sedikit ilmu yang akan dia bagikan kepada orangorang muda yang tidur di Pantandangan itu. Mak Katik ini kuat kemauannya untuk mendalami ilmu bersilat, persembahan kata, pokonya tentang adat budaya Minangkabau. Mak Katik ini bisa beradaptasi dengan orang-orang yang ia datangi baik itu teman sepermainan maupun guru-gurunya dan Mak Katik ini mempunyai daya pikir yang cerdas dan flexibel, Mak Katik ini seperti Jengger dimana hinggap bisa menyesuaikan diri disana. 5 Kiprah Mak Katik dal am kehidupan bermasyarakat dikenal sebagai orang yang cerdas dan ramah terhadap lingkungan sekitarnya hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara bersama tetangga tempat tinggal Mak Katik yaitu Nurli mengungkapkan bahwa: “Dalam lingkungan masyarakat disiko Mak Katik setau kami inyo tu lai tau jo urang-urang sekitar 5
Wawancara dengan Nurdin Syam Datuak Mangkudun (Teman Sepermainan Mak Katik), 02 September 2014, Kubu Kerambil, Batipuh Baruah.
5
siko,keluarganyo baitu juo lai elok dan ramah, cuman istri Mak Katik tu jarang batandang karumah urang karno ibuk tu pandiam tapi kalau nampak kami kapai kasawah kan lewat dimuko rumah ibuk tu kami lai disaponyo, Anaknyo sopansopan, Mak Katik terkenal hebat dengan ilmu budayanyo, inyo tau sadonyo tentang Minangkabau ko,bahkan kami pernah manonton inyo di TVRI, pokoknyo urang dakekdakek siko nda ado yang indak kenal jo Mak Katik do walaupun Mak Katik jarang bakumpua jo urang disiko karano liau sibuk dengan aktiftasnyo di lua. Tapi kalau ado acara kematian atau baralek Mak Katik dan bininyo tu lai disempatkannyo datang.” Artinya : Dalam lingkungan masyarakat disini setau saya Mak Katik tahu dengan orang-orang sekitar lingkungannya dan keluarganya pun juga ramah dan baik. Tapi istri Mak Katik itu jarang untuk pergi bermain kerumah tetangga karena ibuk itu pendiam tetapi kalau saya pergi kesawah kan lewat didepan rumahnya, ibuk tu selalu menegur saya sekedar menyapa, dan anak-anak Mak Katik tu sopan-sopan. Mak Katik terkenal cerdas, dia tahu tentang segala yang berhubungan dengan Minangkabau dan saya pernah menonton dia di TVRI, pokoknya orang disekitar sini kenal semuanya dengan Mak Katik, walaupun Mak Katik jarang berkumpul dengan warga sini karena beliau sibuk dengan aktifitasnya diluar, tetapi kalau ada acara kematian atau pesta pasti Mak katik beserta istri selalu menyempatkan untuk datang. .KESIMPULAN Peranan Mak Katik dalam mempertahankan kebudayaan Minangkabau Minangkabau memanglah tidak mulus namun dia tetap semangat dengan apa yang telah dan akan dijalaninya selagi dia
sanggup dan mampu. Pada banyak kegiatan diskusi dan seminar yang diikutinya senantiasa berupaya mengidealisasi nilainilai sejarah dan budaya satu daerah dalam upaya mencari solusi bagi permasalahan yang muncul. Karya-karya besarnya yang berhubungan dengan Minangkabau adalah untuk bekal generasi berikutnya untuk bisa terus berjuang bersama memutuskan apa yang telah dicapai oleh Mak Katik terhadap kesadaran untuk mempertahankan budaya dan kesenian tradisional Minangkabau. DAFTAR PUSTAKA A.
BUKU
Arief, Furchan & Agus Maimun, 2005. Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Basri. 2006. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta : Restu Agung Bustanuddin Agus. 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Pt. Grafindo Persada Djanalis Djanaid Sutan Marajo. et al. 2011. Manajemen dan Leadership dalam Budaya Minangkabau. Malang : Universitas Brawijaya. Gottschalkk, Louis. 2006. Mengerti Sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia. Mestika Zed.1999. Metodologi Sejarah. Padang : FIS, Universitas Negeri Padang (UNP). Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto. 2007. Tigo Carito Randai ( Umbuik Mudo, Magek Manandin dan Santan Batapih). Padang : Dewan Kesenian Sumatera Barat. B. SKRIPSI Anisa Putri, “Islamidar Seorang Seniman Musik Tradisional MinangKabau 1965-2007”, Skripsi ( Fakultas Ilmu Budaya UNAND 2011) Etneni Herlinda, “Proses Kreatif Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto dalam Teater Tradisi Randai”, Skripsi ( Yogyakarta : Institut Seni Indonesia, 2005). Joni Iswandi, “ Biografi Jemari : Tokoh Pelestarian Kesenian Tari Kuda Lumping di Kenagarian Sikabau Jorong Kampung Baru Kabupaten Dharmasraya (1975- 2011)”. ( Padang : STKIP PGRI, 2013).
6
7