MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG
Manuscript
Oleh : Khusna Farida G2A212064
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014
PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul
Motivasi Ibu Memberikan Makan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah Di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, 29 Mei 2014
Pembimbing I
Ns. Mariyam, M.Kep. Sp.Kep.An
Pembimbing II
Ns. Vivi Yosafianti Pohan, M.Kep
Motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Khusna Farida¹, Mariyam², Vivi Yosafianti Pohan³ ¹ Mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS,
[email protected] ² Dosen Keperawatan Anak FIKKES UNIMUS,
[email protected] ³ Dosen Manajemen Keperawatan FIKKES UNIMUS,
[email protected] Abstrak Latar Belakang. Anak usia sekolah sudah mulai memahami akan kebutuhan makan mereka, dengan demikian anak memerlukan motivasi ibu dalam menyiapkan semua kebutuhannya. Sebelum berangkat sekolah di pagi hari yang dibutuhkan anak adalah motivasi ibu dalam menyiapkan makan pagi. Motivasi ibu dalam memberikan makan pagi akan menjadi aktivitas baru atau kebiasaan anak sebelum berangkat ke sekolah. Makan pagi bagi anak usia sekolah dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan memahami pelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar anak. Tujuan. Mengetahui hubungan motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang. Metodologi. Desain penelitian menggunakan descriptive correlational dengan pendekatan cross sectional. Dilaksanakan Oktober 2013 sampai April 2014 dengan teknik total sampling sebanyak 86 responden. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan (0,05). Hasil. Berdasarkan 86 responden, rerata umur siswa 11,00 tahun dengan jenis kelamin siswa sebagian besar laki-laki. Motivasi ibu memberikan makan pagi pada anak memiliki rerata 42,00 dan sebagian besar motivasi tinggi sebesar 97,7% sedangkan prestasi belajar memiliki rerata 76,2894 dengan kategori prestasi belajar baik sebesar 64,0%. Berdasarkan analisis hubungan antara motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar diperoleh nilai P value 0,023. Simpulan. Ada hubungan antara motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Motivasi, Makan Pagi Maternal motivation in providing breakfast in correlation with achievement of school-age children in SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Khusna Farida¹, Mariyam², Vivi Yosafianti Pohan³ ¹ Mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS,
[email protected] ² Dosen Keperawatan Anak FIKKES UNIMUS,
[email protected] ³ Dosen Manajemen Keperawatan FIKKES UNIMUS,
[email protected] Abstract Background. School-age children have started to recognize their need for food stuff ; there by they need motivation of their mothers in preparing all their needs. Before children leaving for school in the morning it takes motivation of their mothers in preparing breakfast. Maternal motivation in providing breakfast will be new activities or the children’s habits before leaving for school. Breakfast for school-age children can improve concentration for studying and assist them to understand the lessons in such a way that it can enhance their achievement. Purpose. Knowing correlation between maternal motivation of providing breakfast in correlation with achievement of school-age children in SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang. Methodology. Research design employed descriptive correlational by cross sectional approach. Implemented in October 2013 to April 2014 by total sampling technique of 86 respondents. Analysis of the data has drawn on Rank
Spearman test by significance level (0.05). Results. Based on 86 respondents, the average age of 11 years old student with mostly male student. Maternal motivation in providing breakfast for the children had a mean of 42.00 and mostly motivated by 97.7% whereas the achievement had a mean of 76.2894 with better achievement category at 64.0%. Based on analysis of correlation between maternal motivation in providing breakfast with achievement was obtained rate of P value by 0.023. Conclusion. There is correlation between maternal motivation in providing breakfast with achievement of children of school age in SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang. Keywords: Achievement, Motivation, Breakfast
PENDAHULUAN Anak usia sekolah adalah masa kanak-kanak pertengahan yaitu usia 6 sampai 12 tahun, dimana anak-anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat di dunia konsep diri dan intelektual (Wong, 2009). Pada ‘masa pertengahan’ ini diletakkan landasan untuk peran individu dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial. Pada negara maju, periode usia sekolah ini dimulai saat anak memasuki sekolah dasar pada usia 6 tahun. Pubertas yang terjadi pada usia 12 tahun menandakan akhir dari ‘masa pertengahan’. Pada masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal ; sebagai contoh, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh karena kemampuan dan ketahanan yang semakin baik (Potter dan Perry, 2009). Anak usia 6 tahun mulai memasuki pendidikan sekolah dasar, dengan demikian anak mulai masuk ke dalam dunia baru dan anak berkenalan pula dengan lingkungan baru dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja banyak mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pengalaman-pengalaman baru, rasa takut terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan pagi yang sudah diberikan. Makan pagi biasanya tidak banyak mengandung unsur-unsur gizi, kecuali kalori yang memang diperlukan anak-anak untuk menahan rasa lapar mereka di sekolah (Moehji, 2003). Untuk menyiapkan makan pagi anak, tentunya anak memerlukan bantuan orang tua terutama ibu. Peran orang tua terutama ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan anak. Padahal anak-anak usia sekolah ini sudah mulai memahami akan kebutuhan makan mereka, tetapi kembali lagi kepada orang tua terutama ibu untuk memberi contoh dan motivasi pada anak untuk melakukan makan pagi.
Anak usia sekolah dasar memerlukan motivasi ibu dalam menyiapkan semua kebutuhannya, dan di pagi hari yang dibutuhkan anak adalah motivasi ibu menyiapkan makan pagi. Motivasi ibu adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seorang ibu yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha ibu untuk mencapai tujuan. Motivasi ibu dalam memberikan makan pagi akan menjadi aktivitas baru atau kebiasaan anak sebelum berangkat ke sekolah. Ibu harus memiliki kemampuan dalam menentukan jenis dan keanekaragaman makanan untuk makan pagi anak. Jenis makanan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur dalam jumlah yang seimbang. Jenis makan pagi yang beranekaragam pangan dapat diberikan berupa nasi, sayur/buah, lauk pauk dan susu, dapat memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral (Khomsan, 2005). Makan pagi bagi anak usia sekolah dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar (Depkes, 2005). Studi awal yang dilakukan oleh Suntari dan Lilis (2012) mengenai gambaran kegiatan makan pagi pada 75 orang siswa kelas IV dan V di SD Negeri 3 Canggu, didapatkan bahwa sebanyak 72 orang siswa (96%) melakukan kegiatan makan pagi dan sebanyak 3 orang siswa (4%) tidak melakukan kegiatan makan pagi. Setelah melakukan pengamatan langsung selama jam pelajaran pertama yaitu pukul 07.30-09.30, sebanyak 22 siswa (29,3%) mengalami gangguan konsentrasi. Gangguan konsentrasi tersebut meliputi : siswa sering menguap, melamun, melihat ke luar jendela, menggerak-gerakkan kaki dan tangan saat pelajaran, tidak
memperhatikan saat proses pembelajaran dan
mengobrol. Fenomena ini juga peneliti jumpai di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang, dimana ada 6 siswa yang melakukan makan pagi dengan prestasi belajar yang memuaskan yaitu mendapatkan peringkat 10 besar dan 4 siswa yang tidak
melakukan makan pagi mendapatkan peringkat 20 besar ke bawah. Alasan siswa yang tidak melakukan makan pagi dikarenakan ketidakmampuan ibu dalam meluangkan waktu untuk menyiapkan makan pagi sehingga anak memilih jajan di sekolah. ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang. METODE Penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlational dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah ibu dan seluruh siswa-siswi kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang sebanyak 86 responden. Alat pengumpulan data dengan kuesioner motivasi ibu memberikan makan pagi sebanyak 22 item pernyataan yang telah dilakukan uji experts sebelumnya. Proses penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013 sampai April 2014. Data dianalisis secara univariat (umur anak, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan ibu, motivasi ibu memberikan makan pagi dan prestasi belajar siswa), bivariat (uji Rank Spearman dengan uji kenormalan Kolmogorov Smirnov dan tingkat kemaknaan 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh rerata umur responden adalah 11,00 tahun (tabel 1), sebagian besar jenis kelamin responden adalah laki-laki (tabel 2), sebagian besar tingkat pendidikan ibu adalah SLTA (tabel 3), sebagian besar pekerjaan ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga (tabel 4), rerata motivasi ibu memberikan makan pagi adalah 42,00 (tabel 5), kategori motivasi ibu memberikan makan pagi sebagian besar adalah motivasi tinggi (tabel 6), rerata prestasi belajar siswa-siswi kelas V adalah 76,2894 (tabel 7), dan kategori prestasi belajar siswa-siswi kelas V adalah prestasi belajar baik (tabel 8). Diperoleh hasil bivariat ada hubungan antara motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang (gambar 9).
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Variabel Umur
n 8 6
Median 11.00
SD 0.481
Minimum 10
Maksimum 13
Hasil penelitian ini berdasarkan umur responden diperoleh rerata umur 11 tahun dengan umur termuda responden adalah 10 tahun dan umur tertua responden adalah 13 tahun. Responden pada penelitian ini yang umurnya 10-13 tahun secara kognitif mampu untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis dan mampu menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia sehingga dapat memahami penjelasan dari maksud dan tujuan penelitian ini. Hal ini didukung oleh Soejanto (2005), anak usia sekolah telah memahami masa perkembangan yang membantu anak untuk dapat menerima bahan yang diajarkan oleh gurunya melalui sifat sosial, perasaan, motorik, bahasa dan pikiran. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 51 35 86
Persen (%) 59.3 40.7 100.0
Proporsi terbesar pada karakteristik jenis kelamin adalah jenis kelamin laki-laki sebesar 59,3%. Hal ini terkait dengan responden yang dijumpai di kelas V A dan V B SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang lebih banyak anak laki-laki. Proporsi ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Soedibyo dan Gunawan (2009) menunjukkan bahwa proporsi anak laki-laki dan anak perempuan yang hampir seimbang yaitu 53,4% dan 46,6% anak.
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Tingkat Pendidikan Ibu SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Total
Frekuensi 20 12 33 21 86
Persen (%) 23.0 13.3 38.4 23.3 100.0
Proporsi pendidikan ibu dari siswa-siswi kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang adalah tingkat pendidikan SLTA sebesar 38,4%. Proporsi ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Faridi (2002) yang menunjukkan bahwa pendidikan ibu tingkat SLTA sebesar 60,0%. Dalam hal ini tingkat pendidikan ibu adalah salah satu yang berpengaruh terhadap bervariasinya hidangan di dalam suatu keluarga. Diduga dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, ibu akan menyediakan makanan bagi keluarga lebih bervariasi. Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga Swasta Guru Buruh Total
Frekuensi 54 8 10 14 86
Persen (%) 62.8 9.3 11.6 16.3 100.0
Proporsi pekerjaan ibu dari siswa-siswi kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebesar 62,8%. Begitu halnya dengan ibu yang bekerja, pada umumnya karena sibuk dan tidak bisa meluangkan waktu untuk menyiapkan makan pagi yang bervariasi. Proporsi ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Faridi (2002) yang menunjukkan bahwa, ibu yang bekeja sebagai ibu rumah tangga sebesar 60,0% cenderung menyediakan
makan pagi yang bervariasi, karena waktu yang tersedia untuk menyiapkan makan pagi lebih banyak. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Ibu Memberikan Makan Pagi Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Variabel Motivasi Ibu
n 86
Median 42.00
SD 3.636
Minimum 22
Maksimum 44
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Ibu Memberikan Makan Pagi Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Motivasi Ibu Tinggi Rendah Total
Frekuensi 84 2 86
Persen (%) 97.7 2.3 100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata motivasi ibu memberikan makan pagi adalah 42,00 yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi dengan motivasi terendah adalah 22 dan motivasi tertinggi adalah 44. Sebagian besar kategori motivasi ibu memberikan makan pagi adalah motivasi tinggi sebanyak 84 ibu dengan persentase 97,7%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Senanayake dan Parakramadasa (2008) tentang kebiasaan makan pagi pada anak usia 4-12 tahun di Sri Lanka yang menyatakan bahwa 97% ibu mengatakan makan pagi merupakan hal yang sangat penting sehingga ibu selalu menyiapkan makan pagi yang sehat dan bergizi. Data yang diperoleh dari kuesioner motivasi ibu memberikan makan pagi menunjukkan bahwa alasan ibu memotivasi anak memberikan makan pagi yaitu pernyataan ibu memberikan makan pagi karena untuk memenuhi kebutuhan energi anak dan supaya membantu anak untuk bisa berkonsentrasi sebanyak 89 ibu (98,9%). Masih ada ibu yang memiliki motivasi rendah dalam memberikan makan pagi yaitu pernyataan ibu memberikan makan pagi karena mendapat
dukungan dari anggota keluarga lainnya sebanyak 46 ibu (51,1%) dan pernyataan setelah memberikan makan pagi ibu akan mendapatkan pujian dari anggota keluarga lainnya sebanyak 52 ibu (57,8%). Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Variabel
n
Mean
SD
Prestasi Belajar
8 6
76.2894
5.06428
Minimu m 67.91
Maksimum 86.54
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Prestasi Belajar Siswa-Siswi Kelas V SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86) Prestasi Belajar Sangat Baik Baik Cukup Total
Frekuensi 20 55 11 86
Persen (%) 23.2 64.0 12.8 100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar siswa sebesar 76,2894 dengan prestasi belajar terendah adalah 67,91 dan prestasi belajar tertinggi adalah 86,54 dengan sebagian besar kategori prestasi belajar baik sebesar 64,0% dengan rentang nilai antara 70 sampai 79. Hasil penelitian berdasarkan prestasi belajar siswa didapatkan prestasi belajar siswa adalah baik, karena siswa mendapatkan asupan makan pagi yang cukup serta mendapatkan motivasi dari ibu untuk menyiapkan makan pagi setiap hari, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi, aktivitas, berpikir dan konsentrasi belajar anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Minatun (2011) bahwa siswa terbiasa makan pagi sebelum berangkat ke sekolah, karena setiap pagi siswa disiapkan makan pagi oleh ibu ataupun asisten rumah tangga. Rata-rata
nilai siswa yang rutin makan pagi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak rutin makan pagi. Anak-anak yang tidak makan pagi mempunyai konsentrasi yang lebih rendah, kurang perhatian, intelegensia yang rendah dibandingkan anakanak yang biasa makan pagi. Gambar 9 Diagram Tebar Hubungan antara Motivasi Ibu Memberikan Makan Pagi denganPrestasi Belajar Anak Usia Sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang Tahun 2014 (n=86)
Berdasarkan hasil analisa bivariat diperoleh nilai Significancy (P value) sebesar 0,023 yang lebih kecil dari nilai P 0,05 yang menunjukkan bahwa, terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang. Nilai Spearman Rho sebesar 0,245 yang lebih kecil dari r 0,399 menunjukkan bahwa, kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi positif yang artinya searah, semakin besar motivasi ibu memberikan makan pagi maka semakin besar pula prestasi belajar anak. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Lestari (2009), tentang makan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar anak usia sekolah dasar yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan makan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar (p = 0,011).
Namun pada hasil penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna dengan kekuatan korelasi yang lemah. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini, hanya meneliti kuantitas motivasi ibu memberikan makan pagi sehingga peneliti tidak mengetahui jenis nutrisi atau kandungan gizi dan jumlah kalori dari makanan yang biasa dikonsumsi siswa-siswi kelas V saat makan pagi, dimana zat gizi dapat menunjang untuk perkembangan otak yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Suryabrata (2001), nutrisi yang diberikan harus cukup karena jika kekurangan kadar makanan maka akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini didapatkan ada hubungan antara motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah, hal ini dikarenakan alasan ibu dari siswa-siswi kelas V di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang memberikan makan pagi karena merupakan hal yang harus dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan energi anak, membantu anak untuk bisa berkonsentrasi, supaya anak dapat beraktivitas, berpikir dengan baik sehingga ibu merasa bangga karena prestasi belajar anak memuaskan. Hal ini didukung oleh Depkes (2002) yang mengatakan bahwa, makan pagi termasuk ke dalam salah satu 13 pesan dasar gizi seimbang. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan memahami pelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini meliputi peneliti tidak melakukan pendampingan pada responden ibu saat memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian, dikarenakan jarak rumah responden yang berjauhan, sehingga peneliti tidak bertemu langsung dengan responden ibu tetapi peneliti bertemu langsung dengan responden siswa sehingga lembar kuesioner diberikan pada siswa.
PENUTUP Motivasi ibu dari siswa-siswi SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang dalam memberikan makan pagi memiliki rerata motivasi ibu adalah 42,00 yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi dengan standar deviasi 3,636. Motivasi ibu terendah adalah 22 dan motivasi ibu tertinggi adalah 44 dan sebagian besar kategori motivasi tinggi sebanyak 97,7%. Siswa-siswi SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang memiliki rerata prestasi belajar adalah 76,2894 dengan standar deviasi 5,06428. Prestasi belajar terendah adalah 67,91 dan prestasi belajar tertinggi adalah 86,54. Sebagian besar kategori prestasi belajar baik sebanyak 64,0% dengan rentang 70 - 79. Ada hubungan antara motivasi ibu memberikan makan pagi dengan prestasi belajar anak usia sekolah di SDN Sambiroto 01 Tembalang Semarang (P value = 0,023) dengan kekuatan korelasi lemah (r = 0,245) dan arah korelasi positif yang artinya searah, semakin besar motivasi ibu memberikan makan pagi maka semakin besar pula prestasi belajar anak. Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap prestasi belajar anak, sehingga peneliti menyarankan ibu yang memiliki motivasi tinggi dalam memberikan makan pagi menjaga motivasinya untuk tetap bisa meluangkan waktu dalam menyiapkan makan pagi serta memperhatikan kebiasaan makan pagi anak. Bagi ibu yang memiliki motivasi rendah dalam memberikan makan pagi dapat meningkatkan motivasi dalam memberikan makan pagi guna meningkatkan prestasi belajar anak. Sebaiknya pihak sekolah melaksanakan kegiatan dalam upaya pemberian makan pagi yang bergizi dan sehat untuk meningkatkan prestasi belajar anak usia sekolah, dengan mengadakan kantin sekolah yang memenuhi persyaratan gizi dan ikut memberikan saran untuk melakukan makan pagi guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
KEPUSTAKAAN Depkes RI. 2005. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Faridi, A. 2002. Hubungan Sarapan Pagi dengan Kadar Glukosa Darah dan Konsentrasi Belajar pada Siswa Sekolah Dasar. Skripsi. IPB Khomsan, Ali. 2005. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Lestari, D.Y. 2009. Hubungan Antara Makan Pagi Dengan Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar [online]. Skrpsi. Tersedia : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/download/1001/1111 (24 November 2013) Minatun, Sri. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. UIN Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 : Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas Sinar Siranti Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan.ed.7. Jakarta : Salemba Medika Senanayake, M.P. dan Parakramadasa, H.M.L.N. 2008. A Survey Of Breakfast Practices Of 4-12 Year Old Children. Sri Lanka : J Child Health Soedibyo, S dan Gunawan, H. 2009. Kebiasaan Sarapan Di Kalangan Anak Usia Sekolah Dasar Di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM [online]. Tersedia : http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-111.pdf (03 November 2013) Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta Suntari, N.L.P.Y dan Widianah, L. 2012. Hubungan Kalori Sarapan dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah di SDN 03 Canggu [online]. Tersedia : http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6133/4624 (25 Oktober 2013) Wong, D.L. 2009. Buku Ajar KeperawatanPediatrik. Jakarta : EGC