Muhammad Rustamaji Dewi Gunawati
MOOT COURT Membedah Peradilan Pidana dalam Kelas Pendidikan Hukum Progresif
“Segi kemenarikan dan kebaruan dari buku ini terletak pada pemikiran untuk menggabungkan tidak saja aspek teknis hukum dalam beracara, tetapi juga sekaligus dipadukan dengan pendidikan hukum progresif yang mengajak semua lawyer untuk tidak hanya berkutat pada keterampilan teknis hukum konvensional, tetapi juga mengolah hati nurani. Kepada khalayak, saya merekomendasikan untuk menelaah buku ini karena sesungguhnya memang enak dibaca dan perlu” (Mohammad Jamin,S.H.,M.Hum.-Dekan Fakultas Hukum UNS)
i
Pendidikan bukan persiapan untuk hidup, pendidikan adalah hidup itu sendiri. (John Dewey—Begawan Pendidikan Progresif)
Hukum adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya, ... dan hukum itu tidak ada untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sesuatu yang lebih luas, yaitu, ... untuk harga diri manusia, kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemuliaan manusia. (Satjipto Rahardjo—Begawan Hukum Progresif)
ii
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarokatuh egala puji dan syukur hanya milik Alloh SWT, Dzat Yang Maha Kuasa,
S
Pencipta Ilmu dan Pengetahuan, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam
senantiasa terlantun kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya serta bagi kita sekalian yang insyaalloh senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Atas limpahan rizki berupa ilmu pengetahuan dan ridho-Nya, akhirnya buku sederhana ini hadir di hadapan pembaca yang budiman. Buku ini mengulas mengenai moot court dalam dua sisi pendekatan yang berbeda. Di satu sisi moot court dikaji dari sisi pedogagik dan di sisi lain moot court didekati dari sisi yuridisnya. Kajian moot court demikian tentu berbeda dengan literasi yang banyak mengungkap peradilan pidana dalam kajian teoritis, maupun referensi teknis beracara pidana dalam pendekatan praktis. Penulisan buku berbasis riset (hibah bersaing) ini mulanya dimaksudkan sebagai bahan latihan menulis berdasar rumus P3K, yaitu Pengalaman, Pengamatan, Pengemasan dan Karakterisasi, terhadap obyek yang diteliti. Namun seiring keinginan kuat untuk mengikat ilmu dan menumbuhkannya menjadi amal investatif, kajian buku ini dilanjutkan hingga mengulas mengenai isu-isu hukum terkini yang ternyata membentuk simulakrum kompleksitas hubungan antara pendidikan tinggi hukum, terhadap penegakan hukum oleh aparaturnya di keseharian kondisi makro penegakan hukum di Indonesia. Oleh karenanya, buku ini memang ditujukan kepada khalayak pembaca yang merupakan mahasiswa fakultas hukum, para pegiat di bidang moot court, pemantau peradilan, maupun pendidik mata kuliah kemahiran hukum. Kajian dimulai dari kritikan tajam mengenai rona wajah hukum yang kian suram dalam implementasi penegakannya yang coba dicari akar permasalahannya hingga ke tempat para penegak hukum menimba pengetahuan hukumnya, yaitu entitas pendidikan tinggi hukum. Isu hukum demikian seolah ingin menarik kembali deretan proses hukum dengan menghadirkan ruang persidangan dengan segala hiruk-pikuk proses beracaranya ke dalam kelas-kelas pendidikan tinggi hukum untuk dikaji, dibedah, dan ditemukan apa
iii
yang salah terhadapnya. Benturan yang demikian hebat antara law in book dan law in actions coba digali kembali sejak pengajaran dilaksanakan pada pembelajaran hukum tradisional untuk selanjutnya ditemukan masalah sekaligus solusi yang bersifat radic (mengakar). Berdasarkan pencermatan literasi konsepsi progresif yang dikemukakan John Dewey dalam pendidikan progresifnya, dan pemikiran mendalam Satjipto Rahardjo dalam hukum progresif yang digagasnya, diskursus mengenai konsep permodelan pendidikan hukum progresifpun mulai mengemuka. Tidak hanya dimaksudkan untuk menggantikan pendidikan hukum tradisional yang selama ini diajarkan, namun usaha membumikan kompetensi pembelajar ilmu hukum juga diarahkan dengan proyeksi memperbaiki implementasi penegakan hukum yang lebih baik dimasa kini dan mendatang. Namun demikian, guna membumikan konsep progresif dari buah pikir kedua begawan tersebut, diperlukan ‘batu ujian’ yang menkonkritisasi konsep menjadi model yang implementatif. Untuk itulah moot court dipilih untuk menguji konteks maupun konten progresif dalam sebuah rangkaian permodelan pendidikan hukum progresif. Adapun paparan tulisan bergerak dari ranah umum pendidikan tinggi hukum yang secara langsung maupun tidak, menjadi salah satu ‘tertuduh’ dalam rangkaian gerbong ‘kemerosotan hukum’ di tanah air. Atas hal demikian, pengejawantahan praktik hukum coba dicandra dan direkonstruksi dalam kelas progresif melalui pendekatan moot court, untuk selanjutnya dikupas kerumpilannya berdasarkan pisau analisis tukilan beragam teori, hasil riset terkini, maupun atas landasan perbedaan pendapat / pertingkahan para pakar hukum. Hasil kajian berbasis moot court inilah yang kemudian menghasilkan permodelan pendidikan hukum progresif yang mengintegrasikan kedalaman teoritik dan kemahiran praktikal peradilan semu. Bekal integritas dan kompetensi profesional demikian, coba dibalut pula dengan pemahaman mendasar bahwa pada setiap perkara pidana yang hadir, sesungguhnya adalah permasalahan manusia, bukan permasalahan hukum an sich. Dengan demikian pendekatan yang ditelurkan bukan hanya bernuansa teknologis, namun menekankan pula sisi humanis dari keberlakuan hukum yang dirintis dalam pembelajaran moot court dimaksud. Penulis menyadari sepenuh hati, bahwa semakin dalam kajian hukum digali dan ditemukan jalin-kelindannya, semakin dalam pula menunjukkan kelemahan dan kebodohan penulis akan pemahaman atas jagad hukum dan ketertiban yang
iv
menggelayutinya. Untuk itu tegur sapa dan kritikan yang membangun, senantiasa penulis harapkan demi perbaikan buah pikir penulis saat ini maupun di masa mendatang. Jasa baik pembaca yang budiman dalam memberikan masukan kepada penulis
dapat
disampaikan
melalui
nawalanet
dengan
alamat
e-mail:
[email protected] Pada kesempatan ini, ijinkan penulis menyampaikan untaian terima kasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, bantuan, dan peran yang sangat besar, sehingga buku sederhana ini tersampaikan kepada pembaca yang budiman. Penulis pertama menyampaikan terima kasih kepada Rysca Indreswari dan Quinsha Mumtaza Laksita, yang dengan sabar dan penuh keikhlasan senantiasa mendoakan suami dan ayah yang berkutat di depan monitor dalam penyusunan buku ini. Kepada yang sangat terpelajar Prof. Dr. Adi Sulistiyono,S.H.,M.H. yang medorong penulis untuk senantiasa berfikir ilmiah dan bertindak amaliah. Kepada yang penulis hormati, para senior di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, dan yang penulis muliakan Bapak HM. Jamin,S.H.,M.H. yang telah berkenan memberikan kata pengantar dan senantiasa membukakan kesempatan bagi pengembangan diri dan penalaran penulis. Untaian ucapan terima kasih yang sangat mendalam juga disampaikan penulis kedua kepada Ibunda tercinta, Hajjah Sumiyati, anugerah termahal yang senantiasa memberikan lautan cinta dan kasih sayang, serta menjadi sumber kesabaran dan pengorbanan. Teruntuk Ayahanda terkasih, Haji Drs. S. Gunarso, atas keteladanan akan hidup dan kehidupan, pemberi contoh keutamaan dalam kerja keras, kejujuran dan budi pekerti nan luhur. Teruntuk Bapak Ibu Mertua, Bapak Achmad Chozin dan Ibu Ghulam Sughra, atas untaian doa dan restunya yang senantiasa hadir mengiringi kehidupan penulis. Teruntuk Suami tersayang, Faizal Banu,S.H., M.Hum, atas kesungguhan yang senantiasa menjadi guru sejati, motivator, dan sumber keteguhan hati, kekuatan prinsip dan kebersahajaan, terima kasih atas lautan cinta dan kasihnya kepada penulis. Dan kepada Ananda terkasih, Putrie Fahira Banu, permata hatiku yang sholehah, semoga Allah senantiasa menjaga dan merahmati kehidupanmu. Selama proses penulisan buku ini, penulis juga mendapatkan bantuan yang tidak terhingga dari kolega dan rekan yang sangat berarti. Untuk itu terima kasih penulis sampaikan kepada yang penulis banggakan, Saudari Diana Lukitasari,S.H.,M.H, dan
v
yang penulis muliakan, Ustad Seno Hadisumitro yang berperan besar mengkritisi dan mencermati buku dimaksud dengan langkah-langkah meninda serta editing yang sangat cermat. Serta kepada yang penulis hormati, Bapak/Ibu ..................selaku Pemimpin Penerbit.................yang sangat urgen kontribusinya terhadap terbitnya buku ini. Akhirnya, sebagai sebuah awalan, penulis berdoa semoga buku sederhana ini menjadi pengikat ilmu dengan mencatatnya, bermanfaat luar biasa bagi siapapun pembacanya, dan menjadi amal investatif, baik bagi penulis, ayah ibu penulis, serta amal baik bagi setiap orang yang membantu penyusunan buku ini, amin ya robbal alamin. Wassalamuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Surakarta, Maret 2011
Penulis
vi
KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS HUKUM UNS
Pendidikan klinis hukum mempunyai kedudukan sangat strategis dalam pembelajaran di fakultas hukum, untuk menyiapkan lulusan dalam memasuki dunia profesi hukum. Salah satu bentuk pendidikan klinis hukum yang dilakukan di fakultas hukum adalah dalam bentuk praktek peradilan semu (moot court) menjadi basic skill yang harus dikuasai oleh calon sarjana hukum. Di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS), sudah sejak lama mahasiswa diwajibkan menempuh moot court di bidang Hukum Perdata, Hukum Tata Usaha Negara, dan Hukum Pidana, yang menjadi bagian dari Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH). Maka tidak salah jika moot court disebut sebagai icon pendidikan klinis hukum. Tidak aneh pula jika tim moot court FH UNS yang didukung oleh mahasiswa peminat yang tergabung dalam moot court community (McC), telah beberapa kali menyabet gelar juara dalam berbagai kompetisi di tingkat nasional. Penulis buku ini adalah salah satu dosen pembimbing kegiatan moot court yang telah seringkali mendampingi mahasiswa dalam aktivitas praktek di dalam kampus, maupun berbagai ajang kompetisi di tingkat nasional. Content buku ini tentu sangat diwarnai pengalaman dan kontemplasi penulisnya dalam melakukan aktivitas pendampingan
kepada
mahasiswa.
Mengelola
kegiatan
moot
court
adalah
menggabungkan antara reasoning, skill dan art. Ketiga dimensi ini yang harus dipelajari oleh mahasiswa maupun dosen sehingga kegiatan moot court akan benar-benar memberikan added value bagi para pelakunya. Segi kemenarikan dan kebaruan dari buku ini terletak pada pemikiran untuk menggabungkan tidak saja aspek teknis hukum dalam beracara, tetapi juga sekaligus dipadukan dengan pendidikan hukum progresif yang mengajak semua lawyer untuk tidak hanya berkutat pada keterampilan teknis hukum konvensional, tetapi juga mengolah hati nurani. Hal ini sejalan dengan motto institusi tempat dimana penulis buku ini berkarya, yaitu menjadikan lawyer yang “profesional dan bermoral”. Sebagai “senior” tentu menyambut gembira terbitnya buku ini sebagai bentuk proses kreatif yang selama ini selalu saya pompakan kepada dosen-dosen muda. Kepada
vii
khalayak, saya merekomendasikan untuk menelaah buku ini karena sesungguhnya memang enak dibaca dan perlu. Wassalam.
Surakarta, Maret 2011
Mohammad Jamin,S.H.,M.Hum.
viii
KATA PENGANTAR KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TENGAH
Pendidikan hukum di perguruan tinggi sampai saat ini masih mengisyaratkan lontaran bahwa lulusan Fakultas Hukum belum mampu mengembangkan profesi hukum, baik selaku Penyelidik, Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Penasihat Hukum atau Advokat, meskipun dilihat dari riwayat pendidikan hukum di perguruan tinggi sejak tahun 1909 hingga sekarang ini sudah mengalami perkembangan pesat. Semula pendidikan hukum menggunakan sistem academic schooling yang menitikberatkan pada arah pendidikan yang berfokus pada sisi akademik teoritik, dan kurang memerhatikan aspek professional schooling. Pada perkembangannya, penggunaan sistem academic & professional schooling dengan menitikberatkan pada penyiapan para lulusan fakultas hukum yang siap terjun ke dalam masyarakat dan dunia kerja, atau siap mengembangkan profesi hukumnya, menjadi sebuah tuntutan kekinian. Upaya menuju academic & professional schooling, salah satunya adalah mengoptimalkan adanya moot court (peradilan semu) yang diharapkan dapat menghasilkan model pendidikan hukum di perguruan tinggi yang mengintegrasikan kemahiran berteori dan cakap berpraktik. Output dari moot court, diharapkan mengantarkan peserta didik mahasiswa fakultas hukum dapat menggali potensi diri dalam penguasaan materi yang diajarkan dengan mengaplikasikan seperangkat aturan main hukum acara pidana, dan pada akhirnya untuk menghindari ambisi memburu nilai berindeks prestasi tinggi semata, tanpa mengorientasikan keilmuan yang mumpuni. Kerya tulis dari Saudara Muhammad Rustamaji dan Dewi Gunawati, merupakan satu kontribusi bagi pengembangan Pendidikan Hukum di perguruan tinggi di tanah air Indonesia tercinta. Pada tulisan ini diuraikan moot court yang diimplementasikan dengan sistem pembelajaran academic & professional schooling. Saya menyambut gembira dan mengapresiasi tinggi hadirnya buku “Moot Court, Membedah Peradilan Pidana dalam Kelas Pendidikan Hukum Progresif”, karya tulis ilmiah empirik, hasil kreatifitas Saudara Muhammad Rustamaji dan Dewi Gunawati. Insyaalloh dengan terbitnya buku ini bermanfaat bagi kepentingan dunia akademisi,
ix
mahasiswa fakultas hukum, dan kalangan pemerhati penegakkan hukum progresif, seperti diajarkan Begawan Prof. Satjipto Raharjo.
Semarang, 1 Maret 2011 KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TENGAH
WIDYOPRAMONO JAKSA UTAMA MADYA NIP. 19570807 198503 1 001
x
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL -----------------------------------------------------------------
i
MOTTO -------------------------------------------------------------------------------
ii
PRAKATA ----------------------------------------------------------------------------
iii
KATA PENGANTAR DEKAN FH UNS -----------------------------------------
vii
KATA PENGANTAR KEJATI JATENG ----------------------------------------
ix
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------
xi
DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------------------------------
xiii
DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------------
xiv
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------------
xiv
DAFTAR SINGKATAN -----------------------------------------------------------
xv
KAMUS MICRO ---------------------------------------------------------------------
xvi
PREFACE BAB 1 --------------------------------------------------------------------
1
BAB I PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------
2
A. Catatan Pembuka -----------------------------------------------------------
2
B. Peta Pendidikan Tinggi Hukum --------------------------------------------
5
C. Tuntutan Terhadap Pendidikan Tinggi Hukum --------------------------
13
D. Anatomi Buku ---------------------------------------------------------------
20
PREFACE BAB II -------------------------------------------------------------------
24
BAB II PENDIDIKAN HUKUM PROGRESIF ----------------------------------
25
A. Catatan Pembuka ------------------------------------------------------------
25
B. Mengenal Pendidikan Progresif --------------------------------------------
26
1. Filsafat Pendidikan Progresif ----------------------------------------
26
2. Teori Pengalaman Sebagai Sebuah Pijakan ------------------------
29
C. Hukum Progresif Sebuah Gerbang Humanisme Hukum ----------------
34
D. Titik Padu Pemikiran Pendidikan Progresif dan Hukum Progresif ----
43
E. Konteks dan Konten Moot Court: Sebuah Model Pendidikan Hukum Progresif-------------------------------------------------------------
xi
50
PREFACE BAB III ------------------------------------------------------------------
58
BAB III MOOT COURT DAN IMPLEMENTASI MEMBUMIKAN PENGALAMAN ANALISIS KASUS ---------------------------------------------
59
1. Peta Pikiran ------------------------------------------------------------
60
2. Catatan TS (Tulis Susun) --------------------------------------------
67
3. Jembatan Pertanyaan -------------------------------------------------
71
PREFACE BAB IV ------------------------------------------------------------------
77
BAB IV MOOT COURT DAN IMPLEMENTASI MEMBUMIKAN PENGALAMAN RISET HUKUM ------------------------------------------------
78
PREFACE BAB V -------------------------------------------------------------------
98
BAB V MOOT COURT DAN IMPLEMENTASI MEMBUMIKAN PENGALAMAN MENYUSUSN LEGAL MEMORANDUM -----------------
99
PREFACE BAB VI ------------------------------------------------------------------
128
BAB VI MOOT COURT DAN IMPLEMENTASI MEMBUMIKAN PENGALAMAN PRAKTIK HUKUM (ROLE PLAYING) ---------------------
129
PREFACE BAB VII -----------------------------------------------------------------
204
BAB VII PENUTUP -----------------------------------------------------------------
205
A. Kesimpulan -------------------------------------------------------------------
205
B. Implikasi ---------------------------------------------------------------------
207
1. Implikasi Teoritis -----------------------------------------------------
207
2. Implikasi Praktis ------------------------------------------------------
208
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------
210
GLOSARIUM ------------------------------------------------------------------------
217
INDEKS -------------------------------------------------------------------------------
224
LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------------
226
BIODATA PENULIS ----------------------------------------------------------------
246
xii
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1. Cara Pandang Atas Hukum --------------------------------------------
4
Gambar 2. Skematik Pendidikan Tinggi Hukum dalam Lintasan Sejarah -------------------------------------------------------
7
Gambar 3. Ilustrasi Rangkaian Pengalaman Pembelajaran Progesif -----------
33
Gambar 4. Skematik Aras Pendidikan Hukum dalam Bidimensi ---------------
40
Gambar 5. Dewi Keadilan dalam Dua Versi --------------------------------------
47
Gambar 6. Skematik Permodelan Pendidikan Hukum Progresif ----------------
50
Gambar 7. Konteks dan Konten Moot court --------------------------------------
54
Gambar 8. Contoh Ilustrasi Peta Pikiran Kasus Posisi ---------------------------
65
Gambar 9. Format Catatan Tulis Susun (TS)--------------------------------------
69
Gambar 10.Ilustrasi Suasana Sidang Kasus Rahadi Ramelan (Kesaksian B.J. Habibie Melalui Teleconference) ----------------
94
Gambar 11. Illustrasi Teknik Videophone Dua Arah ----------------------------
96
Gambar 12. Skematik Konten Legal Memorandum ------------------------------
102
Gambar 13. Indikator adanya Kesalahan ------------------------------------------
109
Gambar 14. Indikator Kemampuan Bertanggungjawab --------------------------
113
Gambar 15. Skematik Pendekatan Hukum Materiil ------------------------------
115
Gambar 16. Skematik Pendekatan Hukum Formil -------------------------------
119
Gambar 17. Hilangnya Kewenangan Dewan Kehormatan Profesi Advokat Terhadap Status Legal Service Fee ------------
121
Gambar 18. Illustrasi Suasana Persidangan Semu --------------------------------
129
Gambar 19. Skematik Proses Pemeriksaan Perkara Pidana ---------------------
130
Gambar 20. Skematik Perbandingan Alur Persidangan Pidana ----------------
131
Gambar 21. Ilustrasi Posisi Majelis Hakim ---------------------------------------
134
Gambar 22. Skematik Rancangan Perangkat Simulasi Teleconference --------
201
Gambar 23. Software Xnote Stopwatch -------------------------------------------
201
xiii
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 1. Daftar Pertanyaan Bedah Kasus ------------------------------------------
72
Tabel 2. Perkembangan Problematik Hukum Barkait Kekinian Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) -------------
80
Tabel 3. Rincian Kelengkapan Berkas Legal Memorandum Moot Court ----------------------------------------------------------------Tabel 4. Contoh Kasus Legal Memorandum --------------------------------------
99 103
Tabel 5. Singkronisasi Ketiadaan Unsur Kesalahan dalam Tugas Advokasi Profesi Advokat----------------------------------------
110
Tabel 6. Inovasi Penyelenggaraan Moot Court -----------------------------------
199
DAFTAR LAMPIRAN halaman
Lampiran 1. Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.06.UM.01.06 Tahun 1983 Tentang Tata Tertib Persidangan dan Tata Ruang Sidang -------------------------------------------------------------------------
226
Lampiran 2. Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.07.UM.01.06 Tahun 1983 Tentang Pakaian, Atribut Pejabat Peradilan dan Penasihat Hukum ----------------------------------------------------------------
232
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ALSA BAP BB BW CTR FIU HAM HPH Jo. JPU KPN KUHAP KUHP KUHPdt LIH LPP LSM/NGO NCCts PH PHK PJK PPATK PPAT PSHK Rendak Rentut SCI SKS SPDP Stb. STR UNS VER
: Asian Law Students Assosiation : Berita Acara Pemeriksaan : Barang Bukti : burgerlijk wetboek : Cash Transaction Report (Laporan atas Transaksi Keuangan Tunai) : Financial Intellegence Unit : Hak Asasi Manusia : Hak Pengelolaan Hutan : Juncto : Jaksa Penuntut Umum : Ketua Pengadilan Negeri : Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata : Laboratorium Ilmu Hukum : Lembaga Pengembangan Pendidikan : Lembaga Swadaya Masyarakat / Non Governmental Organization : Non Cooperative Countries and Territories (Negara dan Wilayah Teritori yang tidak Kooperatif) : Penasihat Hukum : Pemutusan Hubungan Kerja : Penyedia Jasa Keuangan : Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan : Pejabat Pembuat Akta Tanah : Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia : Rencana Dakwaan : Rencana Tuntutan Pidana : Scientific Crime Investigation : Sistem Kredit Semester : Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan : Staatblat (Lembaran Negara) : Suspectcius Transaction Report (Laporan atas Transaksi Keuangan Mencurigakan) : Universitas Sebelas Maret : Visum et Repertum
xv
KAMUS MICRO
Ajeg Anasir Anomali Candra Curai Determinasi Dialektika Diametral Diskursus Ejawantah Gamblang Imun Jalinkelindan Kerumpilan Mangkus Masiv Medio Menukil Nawalanet Neko-neko Otokritik Paparan Pendulum Pertingkahan Pinda Piranti Puak Radic Rampai Rampat Rigid Rona Sangkil Sejatinya Sembari Semburat Serendipity Sinyalemen Skeleton Spekulasi Vakum
: tetap, seperti keadaan semula : unsur yang berpengaruh : keanehan, keadaan yang tidak normal : deskripsi, gambaran, lukisan : keterangan sejelas-jelasnya, uraian segamblang mungkin : tekanan, tumpuan harapan, tuntutan keinginan : percakapan, komunikasi dua arah : bertolak belakang, berkebalikan, berseberangan : diskusi, percakapan timbal-balik, perbincangan dua arah : manifestasi, pewujudan, implementasi : jelas, terang-benerang : kebal : keterhubungan, kumparan relasi : kompleksitas tinggi, banyak kesulitan : efektif, berhasilguna, manjur, mujarab : intensiv, padat berisi : pertengahan : mengutip tulisan orang lain : surat menyurat melalui dunia maya/intemet : bermacam-macam, beraneka ragam : masukan, koreksi : uraian : anak timbangan : perbedaan pendapat : revisi, perbaikan kesalahan : instrumen, alat : kelompok : akar, dasar, fundamental : berbagai macam, bermacam jenis : padat : kaku : warna : efisien, berdayaguna, tepat guna : sebenamya, sesungguhnya : senyampang, sambil, selagi : pancaran, letupan : temuan tanpa kesengajaan : pertanda, rambu-rambu peringatan : kerangka : peluang, mengandung kemungkinan : kedap, ruang hampa
xvi