MODEL PENILAIAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR*) Oleh Tatat Hartati Abstrak Penelitian ini bertujuan menyusun model penilaian dalam pembelajaran mengarang bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas tinggi (kelas VI). Model ini perlu diungkap berdasarkan kondisi obyektif di lapangan bahwa penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya penilaian mengarang kurang bervariatif atau hanya menggunakan satu jenis penilaian yaitu penilaian analitik. Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah bagaimanakah model evaluasi untuk jenis-jenis karangan yang diajarkan di sekolah dasar (karangan eksposisi, narasi, dan argumentasi), selanjutnya bagaimana pula pengaruh model evaluasi tersebut terhadap pembelajaran mengarang bahasa Indonesia di sekolah dasar. Untuk menjawab permasalahan di atas dipergunakan metode penelitian “Research and Development” yaitu penelitian yang menggunakan sebuah proses untuk mengembangkan validitas produk pendidikan. Produk yang dikembangkan tidak hanya meliputi bahan-bahan/materi pembelajaran tetapi mencakup juga prosedur dan proses yang ditetapkan seperti metode, media, strategi pengorganisasian pembelajaran, dan evaluasi. Produk yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah model penilaian holistik untuk menilai karangan bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas tinggi. Subyek penelitian adalah siswa sekolah dasar berjumlah 103 orang dari 4 buah sekolah dasar yang ada di kota Bandung. Prosedur penelitian yaitu: studi awal (studi literatur, studi hasil penelitian sebelumnya, studi lapangan); perancangan model (tujuan, penyusunan rancangan model, penyusunan rancangan uji lapangan); uji coba model (tujuan, perencanaan implementasi, evaluasi, revisi); validasi model melalui diskusi dengan guru-guru SD tempat penelitian dan mahasiswa Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang mengambil konsentrasi (keminatan) Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga jenis penilaian holistik yaitu: Model Penilaian Holistik White, Model Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif), dan Penilaian Holistik yang Disesuaikan(adaptasi dari White). Ketiga model tersebut dapat dipergunakan untuk menilai tiga jenis karangan (eksposisi, narasi dan argumentasi) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Di samping itu penilaian analitik masih dapat dipergunakan jika tujuannya untuk menilai kemampuan siswa dalam hal: tata bahasa, ejaan, struktur kalimat, dan keterampilan lainnya yang bersifat mekanis. Model penilaian holistik terutama model penilaian holistik berfokus berdasarkan pendekatan komunikatif sangat berpengaruh terhadap pembelajaran jenis-jenis karangan bahasa Indonesia, yaitu dalam hal menentukan konteks (khalayak sasaran) yang terdiri dari tiga jenis sasaran (fokus penulisan) yaitu karangan eksposisi berfokuskan pada informasi, karangan narasi berfokuskan pada diri Si Penulis/Si Pencerita dan karangan argumentasi berfokus pada khalayak/ pembaca. *)Penelitian ini dibiayai oleh Dana Masyarakat dan Pengembangan Usaha Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun Anggaran 2006, SK Rektor No.2753/33.01/PL.01/2006
1
Kata kunci: Penilaian Holistik, Pembelajaran Mengarang, Eksposisi, Narasi, Argumentasi, Sekolah Dasar. Pendahuluan Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimum. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum. Penilaian yang tepat akan menunjukkan perilaku peserta didik yang lengkap, hidup dan nyata sesuai harapan guru dan orang tua bahkan masyarakat. Dalam hal penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keterampilan menulis karangan dari dulu hingga saat ini, kurang mendapat perhatian baik dari guru maupun para pakar bahasa Indonesia. Bahkan saat ini dalam Ujian Nasional , keterampilan menulis/mengarang tidak termasuk materi yang diujikan. Hal ini amat disayangkan mengingat pentingnya keterampilan menulis bagi pengembangan bahasa dan keterampilan hidup para siswa. Di samping hal tersebut, penilaian untuk tulisan/karangan dalam bahasa Indonesia pun masih belum memuaskan karena hanya menggunakan satu cara penilaian yaitu cara analitik yang berfokus pada tiga aspek, yaitu : isi, bahasa dan struktur karangan. Penilaian karangan tidak berdasarkan kemampuan siswa menghasilkan wacana karangan, tetapi lebih menguji pada kemampuan siswa dalam hal mengingat fakta-fakta, menerapkan peraturan tata bahasa dan pengetahuan struktur karangan yang sistematik. Hal ini telah berpengaruh terhadap proses pembelajaran menulis/mengarang. Pada umumnya guru hanya menugaskan menyusun karangan berdasarkan judul dan kerangka karangan disertai bentuk tulisan (tegak bersambung, ejaan) atau jumlah paragraf. Jarang sekali guru yang menugaskan mengarang dengan menyebutkan sasarannya/orientasinya (khalayak, informasi, diri sendiri atau pencerita), dengan demikian karangan siswa kurang komunikatif dan ide atau gagasan siswa kurang dihargai. Fokus penelitian ini diarahkan pada penyusunan model evaluasi karangan bahasa Indonesia yang terdiri dari 3 jenis karangan, yaitu: karangan narasi, eksposisi, argumentasi dan bagaimanakah pengaruh model evaluasi tersebut terhadap pembelajaran mengarang bahasa Indonesia.
2
Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode ”Research Development” yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1979), dengan alur penelitian sebagai berikut: STUDI AWAL - Studi Literatur - Studi Hasil Penenlitian Sebelumnya - Studi Lapangan
PERANCANGAN MODEL - Tujuan - Penyusunan Rancangan Model - Penyusunan Rancangan Uji Lapangan
UJI COBA MODEL - Tujuan - Perencanaan - Implementasi - Evaluasi - Revisi
VALIDITAS MODEL
FINALISASI MODEL
3
Hasil Penelitian Dalam penelitian “Research Development” studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun. Hasil studi awal dalam penelitian ini berupa sampel tiga jenis karangan, yaitu karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Ketiga jenis karangan tersebut dianalisis dengan menggunakan 3 jenis penilaian, yaitu: penilaian analitik (yang lazim digunakan guru SD), penilaian holistik (White,1985) dan penilaian holistik berfokus (skema komunikatif). Hasil analisis terhadap 3 jenis karangan tersebut sebagai berikut: 1. Berdasarkan Penilaian Analitik Nilai rata-rata karangan eksposisi = 65,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 70,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 60,00 Rata-rata nilai = 65,00 2. Berdasarkan Penilaian Holistik (White) Nilai rata-rata karangan eksposisi = 73,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 75,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 65,00 Rata-rata = 71,00 3. Berdasarkan Penilaian Holistik Berfokus Nilai rata-rata karangan eksposisi = 63,68 Nilai rata-rata karagan narasi = 72,09 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 62,80 Rata-rata = 66,19 Analisis data berikutnya adalah penggunaan pedoman penilaian holistik berfokus (skema komunikatif) terhadap 3 jenis karangan setelah dilakukan pembelajaran terhadap siswa dari 3 buah sekolah dasar di kota Bandung. Nilai rata-rata untuk karangan eksposisi=65,65. Rata-rata nilai karangan narasi= 72,09 dan rata-rata nilai karangan argumentasi adalah 78,73. Dengan demikian terdapat nilai beda atau selisih nilai yang signifikan antara nilai awal dan nilai akhir (setelah siswa diberi pembelajaran), sebagai berikut: Jenis Nilai Awal Nilai Akhir Nilai Beda % Karangan Eksposisi 63,68 65,65 1,97 3,09 % Narasi 65,10 72,09 6,99 10,74 % Argumentasi 62,80 78,73 15,93 25,37 % Dari data di atas dapat disimpulkan ada dua penilaian holistik yang dapat dipergunakan untuk menilai karangan bahasa Indonesia yaitu: Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) dan Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi Holistik White). Penilaian Holistik Berfokus terdiri dari tiga jenis penilaian yaitu: untuk karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Jenis Penilaian Holistik Berfokus sebagai berikut:
4
LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN EKSPOSISI ( KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Informasi agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: a. kategori tinggi b. kategori sederhana c. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap
Nilai
Deskriptor
A
70 – 100
Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan
B C
60 - 69 50 - 59
Berkomunikasi pada tahap memuaskan Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan
D
40- 49
Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi
E F
30- 39 0- 29
Menguasai dasar bahasa yang terbatas Tidak menguasai dasar bahasa
5
SKEMA PENYEKORAN KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI (KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI) I. SOSIOLINGUISTIK Siswa memahami tujuan penulisan dan mengetahui pembacanya (a) Tujuan Menjelasakan informasi-informasi khusus tentang judul berdasarkan situasi dalam karangan; dan mengutarakan ide dan pengalaman pribadi untuk meyakinkan pembaca. (b) Khalayak Mewujudkan hubungan dan berkolaborasi ide dengan pembaca melalui pengusaan gaya penulisan dan format ceramah. II. WACANA Siswa menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyususnan, pemikiran dan penekanan wacana paparan (a) Penyusunan Membentuk kohesi tatabahasa (kata hubung, ellipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana) secara seimbang; dan menyusun isi secra logik berdasarkan hubungan syarat-hasil, sebab-tujuan, dan sebab akibat. (b) Pemikiran Menunjukkan pemikiran karangan penerangan yang menekankan fakta dan perinciannya; dan membentuk kohesi meliputi jenis tatabahasa dan leksikal. (c)Penekanan Fokus terhadap judul melalui penyusunan ide secara logis dengan dukungan isu-isu yang berkaitan. III. TATABAHASA Siswa menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan bahasa (a) Pengetahuan Menunjukkan penguasaan aspek mekanis, khususnya tanda baca dan ejaan; aspek morfologi memperlihatkan penggunaan dan pemilihan kata yang tepat dari kosa kata yang luas; dan aspek sintaksis menunjukkan penguasaan struktur kalimat yang mengukuhkan kohesi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI (KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI) No
Nama
Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa
1. 2. 3. 4. Dst.
6
Grade/ Peringkat
Nilai (%)
LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Pencerita,agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi e. kategori sederhana f. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap A B C
Nilai 70 – 100 60 - 69 50 - 59
Deskriptor Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan Berkomunikasi pada tahap memuaskan Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan
D
40- 49
Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi
E F
30- 39 0- 29
Menguasai dasar bahasa yang terbatas Tidak menguasai dasar bahasa
7
SKEMA PENYEKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN PENCERITA(KARANGAN NARASI) I. SOSIOLINGUISTIK Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Melahirkan ide dan perasaaan dalam penulisan kreatif, menyusun isi serta menggunakan kata-kata pembuka dan penutup wacana berdasarkan tujuan penulisan. (b) Konteks Membina hubungan dan menyatukan pengalaman dengan pembaca tentang peristiwa yang menyangkut watak yang diceritakan, dan mengemukakan ide berdasarkan tema, pengalaman pribadi/imajinasi. (c) Khalayak Menunjukkan kesadaran terhadap pembaca dengan berusaha untuk mengaitkan idenya dengan pengalaman khalayak, dan menggunakan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) untuk mengekalkan fokus pembaca. II. WACANA Calon menunjukkan penguasaan pemikiran dan penyajian wacana pelahiran (a) Pemikiran Mengemukakan ide yang berdasarkan hubungan syarat-hasil dan sebab-akibat. (b) Penyajian Menggunakan kemampuan menyusun kohesi dan koherensi secara seimbang, berfokuskan ide utama (plot yang jelas) dan menggunakan gaya penulisan kreatif yang tepat. III. TATABAHASA Calon mempunyai pengetahuan dan memahami seluk-beluk bahasa (a) Pengetahuan Menggunakan struktur bahasa (morfologi dan sintaksis) dan mekanis (tanda baca dan ejaan) dengan baik; dan menunjukkan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim,antonim,hiponim,kolokasi,ulangan, pembuka dan penutup wacana) yang baik.
FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) No
Nama
Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa
1. 2. 3. 4. Dst.
8
Grade/ Peringkat
Nilai (%)
LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN ARGUMENTASI (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Khalayak, agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi e. kategori sederhana f. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 4. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap
Nilai
Deskriptor
A B
70 – 100 60 - 69
Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan Berkomunikasi pada tahap memuaskan
C
50 - 59
Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan
D E F
40- 49 30- 39 0- 29
Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi Menguasai dasar bahasa yang terbatas Tidak menguasai dasar bahasa
9
SKEMA PENYEKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN KHALAYAK (KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH) I. SOSIOLINGUISTIK Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Membujuk dan mencoba meyakinkan pembaca dengan alasanalasan yang mendukung tajuk/judul. (b) Situasi Menggunakan alasan-alasan berdasarkan pengalaman pribadi untk memperkuat dasar judul. (c) Khalayak Berkomunikasi dengan khalayak melalui gaya penulisan yang sesuai; dan menyampaikan ide berdasarkan format arahan dengan susunan ide yang rapi dalam paragraf. II. WACANA Calon menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyajian, pengolahan dan kesatuan (a) Penyajian Menyajikan ide secara teratur dan dan berfokus melalui kohesi leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana); dan menyusun koheren melalui hubungan sebab-tujuan, syarat-hasil, sebab-akibat, dan latar kesimpulan. (b) Pengolahan Mengolah ide berdasarkan logika, hubungan perbandingan, kata pembuka dan penutup wacana, di samping mengemukakan buktibukti khusus dan uraian yang jelas (c) Kesatuan Menyusun kohesi berdasarkan sarana rujukan dan kata hubung. III. TATABAHASA Penulis menunjukkan kemampuan menggunakan pengetahuan tatabahasa (a) Menunukkan penguasaan aspek sintaksis dan menggunakannya Penggunaan denga berkesan untuk menyusun kohesi aspek nahu (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulanga, dan pembuka dan penutup wacana); dan menggunakan tanda baca dengan tepat, disamping menguasai ejaan dan aspek morfologi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK) No
Nama
Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa
1. 2. 3. 4. Dst.
10
Grade/ Peringkat
Nilai (%)
Jenis penilaian holistik yang kedua adalah Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi dari White). Tahap Nilai Deskriptor 6
70-100
5
60-69
4
50-59
3
40-49
2
30-39
1
0-29
Isi Bahasa Isi Bahasa Isi Bahasa Isi Bahasa Isi Bahasa Isi Bahasa
: Baik dan berkembang : Memuaskan dan lancar : Cukup dan masih berkembang : Masih memuaskan dan lancar : Cukup tetapi kurang berkembang : Masih memuaskan tetapi kurang lancar : Cukup tetapi bercampur-aduk : Tidak lancar : Kurang/tidak jelas : Lemah dan tidak lancar : Tidak jelas/ sukar dipahami : Tidak menguasai dasar bahasa
Pembahasan Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Pertama, penilaian mengarang dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar di kota Bandung hanya menggunakan satu jenis penilaian (analitik) yang menumpukkan perhatian pada aspek: isi, bahasa dan struktur karangan. Dengan demikian semua jenis karangan, seperti: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi dinilai dengan cara yang sama dan sistem pembelajaran yang relatif hampir sama (menentukan judul, menyusun kerangka karangan, mengembangkan karangan sesuai dengan jumlah paragraf atau panjang karangan yang diminta). Dari wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia, diketahui bahwa ada 2 orang guru yang telah menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran mengarang, 2 guru lainnya menggunakan pendekatan kontekstual, dan 4 orang guru tidak tahu pendekatan pembelajaran yang diterapkannya, intinya sebagian guru menggunakan pendekatan tradisional. Padahal menurut Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar), siswa dituntut antara lain: dapat menyampaikan informasi dalam bahasa yang komunikatif dan dapat menulis dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju (Depdiknas,2003). Dilihat dari prestasi siswa, penilaian dengan cara analitik, cenderung memberikan nilai rendah, hal ini dapat dimaklumi sebab beberapa aspek kebahasaan dinilai secara terinci, seperti: kosa kata, kalimat, ejaan, gaya bahasa dan struktur (terutama struktur kata dan struktur kalimat). Dengan demikian penilaian analitik masih dapat digunakan, jika pembelajaran mengarang bertujuan mengembangkan aspek-aspek kebahasaan tersebut. Dari uji coba pembelajaran mengarang berdasarkan pendekatan komunikatif dengan menggunakan penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) diketahui bahwa penilaian tersebut memerlukan waktu cukup lama
11
dan pelatihan bagi guru agar menguasai kriteria penilaian juga cukup lama. Dengan demikian Model Penilaian Holistik White dapat dipergunakan dengan penyesuaian atau adaptasi.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab-bab seblumnya maka dapat dismpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penjenisan karangan di dalam penelitian ini berdasarkan model wacana Llyod Jones (1977) berdasarkan orientasi atau tujuan yaitu karangan eksposisi berorientasi informasi untuk memberi penjelasan, karangan argumentasi berorientasi khalayak untuk membujuk pembaca dan karangan narasi yang berorientasikan penulis/pencerita untuk mencurahkan perasaan. 2. Ada dua jenis penilaian yang dapat dipergunakan dalam menilai karangan Bahasa Indonesia di SD yaitu penilaian analitik dan penilaian holistik. Penilaian holistik ada tiga model yaitu: a. Penilaian Holistik Model White. b. Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif). c. Penilaian Holistik yang Disesuaikan 3. Penilaian holistik berfokus pada karangan anak-anak SD memberikan implikasi terhadap pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya pada kemampuan menulis/mengarang bahwa dalam pembelajaran mengarang tidak semata-mata menekankan pengetahuan tata bahasa tetapi harus memperhatikan konteks atau sasaran penulisan. 4. Berdasarkan data empiris dan uji lapangan, penilaian karangan berdasarkan pendekatan holistik (karangan sebagai suatu keseluruhan) telah menunjukkan validitas dan realibilitas yang tinggi. Saran Bagi guru-guru sekolah dasar yang akan menggunakan penilaian holistik baik penilaian holistik berdasarkan White maupun holistik berfokus memerlukan latihan untuk menggunakan kriteria penilaian holistik. Pemahaman terhadap kriteria penilaian tersebut sangat menentukan validitas. Selain penilaian holistik, guru tetap harus menggunakan penilaian analitik untuk mengatasi kelemahan penilaian holistik. Sebab penilaian holistik tidak menggambarkan kemampuan khusus para siswa seperti kemampuan menyusun kalimat, penggunaan ejaan, atau kemampuan perbendaharaan kata. Penggunaan jenis penilaian (analitik maupun holistik), harus berdasarkan tujuan pembelajaran menulis/mengarang sesuai dengan perkembangan/ karakteristik siswa.
12
DAFTAR PUSTAKA Borg, WR. & Gall MD. (1979). Education Research and Introduction. New York: Longman Inc. Britton, James et.al. (1975). The Development of Writing Abilities (11-18). Macmilan Education Ltd. Cooper, Charles R. (1977). Holistic Evaluation of Writing. Dalam Charles R. Cooper dan Lee Odall (eds.). Evaluating Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. Flower, Linda. (1979). Writer-Based Prose: A Cognitive Basis for Problems in Writing College English 41. September. Hartati, T. (2008). Penerapan Penilaian Holistik dalam Pembelajaran Menulis Narasi di Sekolah Dasar, Bandung:PGSD Bumi Siliwangi,UPI. Hartati, T. (2009). The Effects of Conferencing Approach on Writing Learning as Communicative Skills at Primary School Level in Indonesia.Penang: USM. Hayes, J.R. dan Flower, L.S. (1986). Identifying the Organization of Writing Processes. Dalam George Hillock Jr. Research on written Composition: New Direction for Teaching. National Conference on Research in English. Llyod-Jones, Richard. (1977). Primary Trait Scoring. Di dalam Evaluating |Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Charles R. Cooper dan Lee Odell (eds.). Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. NAEP (1984). The Third Assesment of Writing, 1978-1979 Released Exercise set. Dalam Michael T. Beachem, An Investigation of Two Writing Process Intervention on the Rhetorical Effectivness of Sixth Grade Writers. Odell, Lee. (1981). Defining and Assesing Competence in Writing. Dalam Charles R. Cooper, the Nature and Measurement of Competency in English. Urbana, Illionis: National Councill of Teachers of Other Languages. Othman, Hasim. (2003).Kemahiran Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Menulis:Presfektif
Kumunikatif.Kuala
Othman, Hashim. (2005). Pentaksiran Karangan Bahasa Melayu. Penang: University Sains Malaysia. Sriasih, SAP. (2005). Perkembangan Struktur Wacana Tulis Argumentatif Lisan SD. Linguistik Indonesia, 2005 Th. 23 No.1.
13
Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Surapranata, Sumarna. (2005). Panduan Penulisan Tes Tertulis (Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. (1995). Pengajaran Wacana. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. White, Edward M. (1985). Teaching and Assesing Writing. San Fransisco: JosseyBass Publishers. Suharto, P. (2003). Pembaharuan dan Penguasaan Siswa Kelas VI SD DKI Jakarta Terhadap Wacana. B. Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa.
14