Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 118-122
MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED DENGAN TEMA BIOPESTISIDA Nurul Aini 1), Tukiran 2), dan Ahmad Qosyim 3) 1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya 2) Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing, hasil belajar siswa, dan respon siswa pada pembelajaran IPA Terpadu tipe webbed dengan tema biopestisida. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pre-eksperimental dengan menggunakan rancangan one shot case study. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-F SMP N 1 Madiun. Data yang diperoleh mencakup data hasil belajar yang meliputi hasil post test, nilai psikomotor, nilai afektif, respon siswa dan data hasil pengamatan keterlaksanaan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Hasil penelitian menunjukkan, keterlaksanaan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 3,33 (kriteria baik) menjadi 3,61 (kriteria sangat baik). Berdasarkan analisis data dengan uji normalitas diperoleh Lo=0,087 < Ltabel=0,159. Ini berarti bahwa sampel berdistribusi normal. Pengujian hipotesis terhadap hasil belajar siswa dengan uji-t satu pihak diperoleh thitung = 5,31 > ttabel = 1,69 yang berarti pembelajaran mencapai nilai KKM sebesar 81. Ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai, karena 87% siswa sudah tuntas secara individu. Ranah psikomotor dan afektif siswa menunjukkan hasil yang sangat baik pada tiap aspek penilaian. Siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap model Penemuan Terbimbing pada pembelajaran IPA Terpadu tema Biopestisida, dengan persentase 96,43% yang menjawab positif. Kata kunci : Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing, IPA Terpadu, Biopestisida, Ketuntasan hasil belajar Abstract The research aimed to describe the implementation of Guided Discovery learning, the students learning achievement, and the response of the students on integrated science learning type of webbed with biopesticides topic. This research was pre experimental research using one shot case study design. Sample used in this research was student in class VIII-F of State Junior High School 1 Madiun. Data in this research were the learning achievement data covering post-test achievement, psychomotoric grade, affective grade, student response and result of observation on the implementation of Guided Discovery Learning. The research resulted that the implementation of Guided Discovery Learning from the first lesson class to the second one has increased, 3.33 (good criteria) at the first lesson to 3.61 (very good criteria). Based on data analyzed with normality test was obtained Lo=0,087< Ltabel=0,159. It means that sample was distributed normally. Test of the hypothesis on students learning achievement using one side t-test was obtained tcount=5,31 >ttable =1,69 which mean that learning reaches the value of minimum completeness criteria at 81. Mastery learning classically was obtained, because 87% of students were mastered individually. In psychomotoric and affective aspects, students showed very good on each aspect. Students responded very well to the implementation of Guided Discovery learning on integrated science learning with biopesticides topic with percentage 96.43%, giving positive response. Keywords: Guided Discovery learning, Integrated science, Biopesticides topic, Mastery learning
pembelajaran IPA terpadu di SMP ini masih terpisahpisah antara biologi dan fisika. Hal ini juga didukung dari faktor tenaga pendidik yang bukan berasal dari bidang Sains sehingga belum bisa terpadu. Padahal, menurut KTSP pembelajaran IPA terpadu seharusnya dilaksanakan secara terintregasi. Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2012 di
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA kelas VIII SMPN 1 Madiun pada tanggal 28 oktober 2012, kurikulum yang digunakan di SMPN 1 Madiun adalah KTSP. Pelaksanaan kurikulum ini sudah terlaksana dengan baik tetapi khusus untuk pembelajaran IPA terpadu belum dilaksanakan secara maksimal. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa,
118
Pembelajarran Penemuan Terbimbing (G Guided Discovvery) pada Tem ma Biopestisidaa kelas k VIII SM MPN 1 Madiuun, proses pem mbelajaran IPA A telah t menerapkkan metode ekksperimen mellalui praktikum m sederhana deng gan dukungan laboratorium yang y memadaii. Namun N eksp perimen yangg dilakukan siswa hanyaa mengikuti m apaa yang diconto ohkan oleh guuru dan kurangg melakukan m prroses penemuuan dari idee siswa yangg merupakan m ciiri khusus daari eksperimenn itu sendirii. Disamping D ituu, berdasarkan hasil angket yang y diberikann kepada k siswaa menunjukkkan bahwa proses p belajarr mengajar m masih berpusaat pada guuru, kegiatann pembelajaran p lebih dominaan pada pembberian teori ddi kelas k dan pem mberian tugas ru umah. Siswa cenderung c pasiff serta hanya meenerima apa yaang diberikan oleh o guru tanpaa berorientasi b paada lingkungaan sekolah dann alam sekitarr sebagai objekk kajian pembbelajaran. Sebaagai gambarann untuk u nilai tees formatif keelas VIII F SMP S Negeri 1 Madiun, M ketunntasan hasil bellajar pada mateeri Pengelolaann Lingkungan L hanya seb besar 33,333%. Apabilaa dibandingkan d dengan nilai persentase p ketu untasan klasikaal yang y ditetapkaan sekolah seebesar 85%, maka m nilai tess formatif f ini maasih terpaut jau uh. Upaya yaang dapat dilaakukan oleh guuru agar siswaa terlibat t aktif dalam d kegiatann pembelajaran n salah satunyaa adalah a dengan menerapk kan Model Pembelajarann Penemuan P Teerbimbing (G Guided Discovvery). Melaluui model m ini sisw wa belajar secarra mandiri mellalui percobaann sederhana dan n tanya jawabb yang bersifaat membangunn pada p proses penemuan konsep. Dalam m menemukann konsep, k siswa melakukan pengamatan, menggolongkan m n, membuat m dugaaan, menjelask kan, menarik kesimpulan k dann sebagainya unntuk menemuukan beberapaa konsep atauu prinsip. p Berdasark kan angket yaang diberikan kepada siswaa, 91,18% 9 siswa mengaku senang jika belajaar menemukann konsep k atau pemahaman baru b dengan menggunakann teknik t pendeekatan pemeccahan masalaah nyata ddi lingkungan. l Mereka M memiliki pengalam man langsungg dalam d memeecahkan masaalah sehinggaa menemukann konsep k baru daari pemecahan masalah tersebbut.. Pada peenelitian ini, tema yang dipilih adalahh biopestisida. b T Tema biopestissida dipilih sessuai dengan isuu yang y berkembaang saat ini meengenai masalaah pencemarann lingkungan. l Pada tema bioppestisida, mateeri yang dapaat dipadukan d anntara lain ham ma dan penyaakit tumbuhann, penggunaan p baahan kimia di bidang b pertanian n, serta peranann manusia m dalam m mengurangi pencemaran lingkungan. l D Di dekat d SMPN 1 Madiun terdaapat daerah peersawahan yangg sudah terindikkasi sebagai kawasan yan ng mengalam mi penurunan p kuaalitas tanah akibat a seringnyya penggunaann pestisida p sintettik. Dampak pestisida ini ternyata telahh berkurangnyaa produksi perrtanian. Untukk menyebabkan m meminimalisir m r dampak ini, petani mulai membiasakann pestisida orrganik sebaggai alternatiff penggunaan p
penggunaaan pestisida sintetis. s Berdaasarkan angkett yang telah diisebarkan keppada siswa, sebanyak 588,82% mengaku u pernah menngetahui istilaah biopestisidaa dan hanya 455,59% yang daapat menjawab b pertanyaan teentang biopestisiida. Pada mateeri ini, kebanyyakan siswa merasa m kesulitan ketika diminta meng ganalisis maasalah lingkungaan yang berkaitan dengan keehidupan seharri-hari mereka. n IPA yang dipakai d Tipee keterpaduan pembelajaran adalah tip pe webbed. Tippe keterpaduann ini dipilih karena k antara materi yang satuu dengan yang g lain sifatnyaa tidak d tumpang tindih. Selaiin itu, materii dipadukan dengan menggunaakan pendekaatan tematik. Tema diguunakan sebagai perekat p antar Kompetensi Dasar D yang terrdapat dalam biddang kajian IP PA. Tema yangg ditentukan reelevan dengan Kompetensi-koompetensi Daasar yang terrdapat d dalam saatu tingkatan kelas dan reelevan juga dengan keadaan lingkungan l settempat. Berd dasarkan uraiian diatas, maka m peneliti ingin melakukaan penelitian dengan juddul: “Implem mentasi Model Peenemuan Terbbimbing (Guidded Discovery) Pada Pembelajjaran IPA Terppadu Tipe Weebbed dengan Tema Biopestissida di Kelas V VIII SMP”. DE METOD Jenis pen nelitian yang dilakukan daalam penelitiaan ini adalah Prre Experimentaal Design. Pen nelitian ini dilakkukan di SMP Negeri 1 Maadiun pada buulan Pebruari 2013. Sasaran dalam d penelitiian ini adalah siswa kelas V VIII-F SMPN 1 Madiun yang berjumlah 31 anak. Penelitiian ini menggunnakan rancanggan one shot case study. Pada rancangann ini dilakukkan perlakuann yaitu peneerapan Model Penemuan P Terbbimbing (guidded discovery) pada tema bioppestisida kemuudian dilakukaan post test di akhir pertemuaan. Hasil post test digunakann untuk mengetahui ketuntasaan hasil belajarr siswa dibandiing nilai KKM M yang sudah dittentukan sekolaah. Hasil belajaar siswa tidak hanya diukur raanah kognitifnnya saja, tetappi ranah psikomotor dan afekttif siswa juga diukur. Selainn itu, juga dilakkukan pengamattan terhaddap keterlaaksanaan M Model Pembelajjaran Penemuaan Terbimbingg (guided discoovery) dan bagaimana respon siswa setelah diajar d dengan m model pembelajaran tersebut. D PEMBAH HASAN HASIL DAN Pada tahaap awal peneliitian, dilakukann validasi peraangkat pembelajaran oleh 2 dosen ahli seehingga peraangkat Kem mudian pembelajaran layak untuk digunaakan. dilakukann validasi isi tterhadap instruumen soal tes yang digunakaan untuk posst test. Berddasarkan hasiil uji normalitaas diperoleh Lo=0,087 < Ltabel=0,159 (α= =0,05) sehingga sampel yangg digunakan berdistribusi noormal.
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 118-122 Kemudian K u untuk mengeetahui apakaah penerapann pembelajaran p penemuan terrbimbing (guidded discovery)) dapat d mencapaai nilai KKM sebesar 81 maka m dilakukann uji-t u satu pihak k, dan didapattkan hasil sebeesar 5,31 untukk thitung, dan 1,69 untuk ttabeel dengan α = 0,05. Karenaa thitung>ttabel makka H0 ditolak yaang berarti pem mbelajaran dapaat mencapai m nilaii KKM sebesarr 81. Pembelajjaran Penem muan Terbimb bing (guidedd discovery) d in ni berpengaruh h positif terhaddap nilai siswaa karena k dalam m Pembelajarran Penemuan n Terbimbingg (guided ( discovvery) siswa beelajar secara mandiri m melaluui percobaan p sedderhana dan tanya jawab yang bersifaat membangun m p pada proses penemuan ko onsep. Dalam m menemukan m wa melakukan n pengamatann, konsep, sisw menggolongka m an, menjelaskaan, menarik kesimpulan dann sebagainya unntuk menemuukan beberapaa konsep atauu prinsip. p Selain itu u, materi yanng diberikan kepada siswaa merupakan m materi m IPA teerpadu tipe webbed yangg menggunakan m pendekatan tematik untukk menyatukann konsep-konsep k p dalam bidang kajian IPA. I Hal inni menjadikan m s siswa mampu melihat ketterkaitan antarr konsep k dalam m IPA (Puskkur,2007), sehhingga merekaa mempunyai m peengetahuan yaang sifatnya menyeluruh m dann dalam d satu keesatuan. Hal ini menjadikaan siswa lebihh mudah m memahhami materi yang y diberikann dari berbagaai sudut pandang g. Keberhassilan suatu pembelajaran p akan sangaat ditentukan d oleh h bagaimana seorang guru daapat mengelolaa tersebut. Berik pembelajaran p kut ini akan disajikan d grafikk skor rata-rataa keterlaksannaan Model Pembelajarann Penemuan P T Terbimbing (guided disccovery) padaa pertemuan p 1 daan 2.
keseluruh han menunjukkkan bahwa prosses belajar menngajar dengan model pembelajaran Peneemuan Terbim mbing (Guided Discovery) D berrlangsung efekttif. Berddasarkan grafiik di atas terliihat bahwa ratta-rata tiap aspeek dalam Keteerlaksanaan Model M Pembelaajaran Penemuaan Terbimbing (guided discovvery) dari perteemuan 1 ke perttemuan 2 menngalami peninggkatan yaitu seebesar 3,33 dan n 3,61. Peninggkatan skor in ni dikarenakann pada pertemuaan pertama siswa belum m terbiasa dengan d pembelajaran Penemuann Terbimbing (Guided Discoovery), sehingga siswa masih pasif dan kurrang antusias dalam pembelajaran. Akan teetapi dengan dilibatkannya siswa d dalam prroses pembelaj ajaran, khususn nya dalam keggiatan penemuann, menjadikaan siswa leebih antusias dan termotivaasi lagi untukk mengikuti pembelajaran pada pertemuaan kedua. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif, sebanyak 87% sisw wa dinyatakann tuntas secaraa individu dann 13% siswa tidak tuntas secarra individu. In ni berarti terdappat 27 siswa yaang dinyatakaan sudah tunntas dan 5 siswa dinyatakaan tidak tuntass secara individdu karena nilaii yang mereka peroleh p masih di bawah KK KM yang ditenntukan sekolah, yakni ≥ 81. K Ketidaktuntasaan ini terjadi karena k banyak siswa s yang meenjawab salahh (>50%) padaa soal dengan indikator i menndiskripsikan hama h dan pennyakit pada tum mbuhan. Hal inii dikarenakan pada p ranah inddikator ini memiliki tingkat kkesulitan yangg lebih dan tiingkat pengetahuuan yang kuraang dari siswaa tentang jeniss-jenis hama dan n penyakit. Seedangkan ketu untasan klasikall yang telah ditettapkan sekolah telah tercapai dimana jumlah siswa yang tuntaas ≥ 85%. Berikkut ini adalah diagram ketrunntasan hasil belaajar siswa:
13%
Grafik Ketuntasan n Hasil Belajar TUNTAS 87%
Gambar 2. Diagrram Ketuntasan n hasil belajar siswa R Keteerlaksanaan Gambar 1. Grafik Skor Rata-Rata Pembelajaran Penemuan Terrbimbing (guid ded discovery)) umum ketterlaksanaan pembelajarann Secara Penemuan P Terrbimbing (Guiided Discoveryy) yang terdirri dari d tahap pendahuluan, inti dan penutup pada p pertemuann 1 maupun perrtemuan 2 terllaksana dengaan sangat baikk, kecuali k pada tahap t penutup pertemuan 1,, pembelajarann terlaksana t denngan kriteria cukup baik. Hal H ini terjaddi karena k tahap refleksi di akhir pembelajaran belum m terlaksana t seecara maksim mal. Akan tetapi, t secaraa
Pada penelitian ini, guru meenerapkan pennilaian autentik dengan d tidak hanya h menilai kognitif k siswa tetapi juga mem mberikan penilaaian pada psikoomotorik dan aafektif siswa. Niilai psikomotoor siswa ini, merupakan m nilaai dari ketrampillan siswa dalaam menggunaakan neraca Ohauss O dan gelaas ukur. Pennilaian dilakukkan setelah semua s pembelajaran selesai.
Pembelajarran Penemuan Terbimbing (G Guided Discovvery) pada Tem ma Biopestisidaa
Nilai Psikomotor
90 0
Grafik P Penilaian Psikom motor
80 0 79,84
83,06
70 0
Nilai Psiko motor
Neraca ohauss Gelas ukur
Je enis alat
Gambaar 3. Grafik Niilai Psikomotorr Siswa kan gambar di d atas, makaa dapat dilihaat Berdasark bahwa b nilai pssikomotor sisw wa banyak yangg ≥ 61 (kriteriaa baik). b Hal inii menunjukkann kemampuann siswa dalam m menggunakan m neraca Ohausss dan gelas ukkur sudah baikk. Hasil H penilaiian penggunaaan neraca ohauss untukk menimbang m m massa bahan biiopestisida lebbih rendah darri pada p penilaian n penggunaan gelas ukur un ntuk mengukurr volume v pelaru ut biopestisida. Hal ini menunnjukkan bahwaa siswa lebih menguasai m caara penggunaaan gelas ukurr daripada d neracca Ohauss yaang membutuhhkan ketelitiann dan d kehati-hatiian saat pengam matan. Penilaiann terhadap ran nah afektif sisswa dilakukann saat pembelajaaran berlangsun ng. Komponenn karakter yangg dinilai d meliputti sikap jujur, peduli lingkun ngan, tanggungg jawab, j meny yumbangkan ide atau pendapat p dann bekerjasama b d dalam diskusi maupun m percob baan. Rata-rataa siswa memiliiki sikap yan ng baik saat pembelajarann berlangsung. b Hasil rata-ratta nilai afektiif siswa padaa pertemuan p 1 daan 2 terlihat pada grafik beriikut ini:
Nilai Afektif
92 90
Graffik Nilai afekktif 90,9
Nilai afektif
88 86
87,9 2 1 Pertem muan Ke :
Gambar 4. Grafik Rata-rata Nilai Afektif mbar di atas terlihat bahwa nilai afektiff Dari gam siswa pada kedua pertemuuan memiliki kriteria k sangaat baik b (≥81). Haal ini didukung g dari sikap siswa yang aktiff dalam d menyu umbangkan ide dan bekerrjasama dalam m diskusi d maupuun percobaan. Sikap S jujur dituunjukkan siswaa saat mengisi dan mengollah data prakktikum, sikapp tanggung t jawaab ditunjukkann dengan ketepaatan siswa saaat mengumpulkan m n LKS, sikap s pedulii lingkungann ditunjukkan d siswa selamaa mengikuti pembelajarann dengan d tetapp menjaga kebersihan terutama t saaat praktikum. p
Nilaai afektif pertemuan pertam ma lebih tingggi dari pada perrtemuan keduua, hal ini teerjadi karena pada pertemuaan kedua prakttikumnya mem miliki tingkat kinerja k yang meenuntut keakttifan lebih dari d semua siswa, s praktikum m uji biopestisida terhadaap kematian hama membutu uhkan waktu yang lama, sehingga penggamat kesulitan dalam menilaai sikap afektiif dari setiap siswa. s Walaupunn terdapat seddikit selisih perrbedaan nilai aafektif pada keddua pertemuan, akan tetapi rata-rata r siswaa tetap aktif saatt mengikuti pem mbelajaran, haal ini di dukunng dari pendapat mereka yangg senang terh hadap keteram mpilan ng tertuang dallam angket resp pon siswa. sosial yan Untuuk menguatkaan penilaian terrhadap keberhhasilan suatu pem mbelajaran makka peneliti menngambil data respon r siswa terrhadap pembeelajaran yang telah dilaksannakan. Hasil resspon siswa teerhadap pemb belajaran Peneemuan Terbimbiing (guided discovery) teerlihat pada grafik berikut inni:
Gambar 5. Grafik Respo on Siswa Dari gambar di atas dapat disimpulkan d bbahwa pembelajaran IPA terppadu dengan model m pembelaajaran Penemuaan Terbimbingg (Guided Disscovery) pada tema Biopestissida diminati oleh siswa. Hal H ini terlihaat dari tingginyaa persentase ssiswa yang memberikan m jaw waban positif terrhadap pernyattaan yang diaju ukan. Resppon terendah yaitu pada pernyataan bbahwa melalui pembelajaran penemuan terbimbing, siswa mampu memecahkann masalah seecara mandirii dan menemukkan konsep baaru, sebanyak 12,90% siswaa tidak setuju deengan pernyataaan ini. Hal ini dikarenakan siswa belum teerbiasa melakuukan pemecahhan masalah secara s mandiri. Disamping ituu, dalam pemb belajaran seharri-hari guru kuurang mem mberikan peluuang siswa untuk menemukkan konsep barru secara manddiri. Dari 19 pernyataaan yang diaju ukan, 8 diantaaranya disetujui oleh 100% sisswa. Rata-rata respon positiff yang diberikann siswa terhadap keseluruuhan pembelajaran dengan model m penemuaan terbimbing (Guided Discoovery) sebesar 96,43%. 9 Tinggiinya respon poositif yang dibeerikan oleh sisw wa menunjukkaan pula tingginnya motivasi belajar b siswa. Seehingga pembelajaran dapat diterima d dengann baik oleh sisw wa.
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 118-122 Neggeri 2 Mojokerrto. Skripsi tiidak dipublikaasikan. Suraabaya : Unesa.
PENUTUP P Simpulan Berdasarkan B hasil analissis data peenelitian dann pembahasan p daapat disimpulk kan sebagai berrikut: 1. Keterlakssanaan pembbelajaran deengan model penemuann terbimbing (Guided Disccovery) sangaat baik yanng ditunjukkan n dari peningk katan rata-rataa hasil penngamatan padaa pertemuan 1 dan 2, yaituu sebesar 3,33 3 (kriteria baik) menjadii 3,61 (kriteriaa sangat baaik). 2. 2 Ketuntasaan hasil belajjar kognitif secara s klasikaal sudah teercapai, karenaa 87% siswa sudah tuntass secara inndividu. Sedanngkan untuk rata-rata hasil belajar asspek psikomotoor dan afektif siswa s pada tiapp pertemuaan diperoleh deengan sangat baaik. 3. Respon siswa s terhadap pembelajaran dengan model penemuann terbimbing (Guided Disccovery) sangaat baik denngan persenttase rata-rata siswa yangg menjawabb positif adalah h 96,43%. Saran
1.
2. 2 3. 3
Guru henndaknya lebih sering melatihh keterampilann ilmiah siswa dan memb berikan peluanng siswa untukk menemukkan konsep barru secara mand diri. Peneliti hendaknya h menngetahui kegiaatan atau acaraa yang sedaang diadakan di d sekolah. Peneliti sebaiknya s mem mberi contoh peenggunaan alaat praktikum m sehingga siswa s tidak kesulitan saaat praktikum m berlangsung..
mbelajaran Berrdasarkan Massalah. Ibrahim, M. 2005. Pem Suraabaya : Unesa University Preess. Illahi, M.. Takdir. 2012. Pembelajarann Discovery Strrategy & Mental M Vocational Skill. Jogjaakarta: Divapreess 009. IPA Terrpadu. Mitarlis dan Sri Mullyaningsih. 20 Suraabaya : Unesa University Preess. Munif, Chatib. C 2012. Sekolahnya Manusia. M Banddung : Mizzan Pustaka. Novita, Rini R Sari. 20122. Penerapan Model M Pembelaajaran Berb basis Guided D Discovery padda materi Ekossistem di kelas k VII SMP G Giri Surya Surrabaya. Skripsii tidak dipu ublikasikan. Suurabaya : Unesa. Nur, Mu uhamad dan Prima Retno Wikandari. 2005. Pen ngajaran Berpuusat Pada Sisw wa Dan Pendeekatan Kon ntruktivis Dalaam Pengajarann. Surabaya : U Unesa University Press. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Menggajar. Jakaarta: Bumi Akssara. Pusat
Kurikulum. K 22007. Panduaan Pengembaangan Pem mbelajaran IPA A Terpadu. Jakkarta : Balitbangg.
Riduwan. 2010. Skalaa Pengukurann Variabel-variabel Pen nelitian. Bandunng : Alfabeta. Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Banndung : Tarsitoo.
DAFTAR D PUSTAKA Arikunto, Suuharsimi. 200 A 09. Dasar-daasar pendidikaan. Jakarta : Buumi Aksara.
evaluasi
Budirini, Muuljo Ari. 2011. Penerrapan model B pembelajjaran Guidded Discoveery dengann pendekata tan CTL untukk meningkatkaan penguasaann konsep siiswa pada maateri alat optikk kelas X SMA A Negeri Papar. Skriipsi tidak dipublikasikan d n. Surabayaa : Unesa. Carin, A. Arthhur. Teaching Modern C M Science. 1993. New w York : Macmillan M Publiishing Companny. Depdiknas. 2006. Panduan Penyusun D P Kuriikulum Tingkat Satuan Pendidikan P Jennjang Pendidikkan Dasar dann Menengaah. Jakarta : Deepdiknas. Forgaty, Robinn. 1991. How To Integrate The Curriculaa F Palatine : IRI/Skylight Publishing, Incc. Hapsari, Atm H milia. 2011. Pengaruh pembelajarann penemuann terbimbing (Guided ( Discovery) terhadapp pemaham man konsep maateri kalor sisw wa kelas X SMA A
nata, Nana Syyaodih. 2010. Metode Peneelitian Sukmadin Pen ndidikan. Banduung: Remaja Rosdakarya. R Teguh. 2008. IIlmu Pengetah huan Alam Kelaas VII Sugiarto,T SMP P/MTs. Jakartaa : Pusat Perbbukuan Departtemen Pendidikan Nasionnal. o. 2008. Metodde Penelitian Kuantitatif, K Kuaalitatif Sugiyono dan R&D. Bandunng : Alfabeta. 2 Model P Pembelajaran Terpadu. Jakkarta : Trianto. 2007. Bum mi Aksara. diri. Klinik tannaman TIM IPB. 2007. Teknollogi Bikin Send IPB : Nastari. 2 Ilmu P Pengetahuan Alam A 2: SMP P/MTs Wasis. 2008. Kelaas VIII. Jakartta : Pusat Perb bukuan Departtemen Pendidikan Nasionnal.