Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN *Triana Kartika Santi ABSTRAK Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran mahasiswa, kurang tepatnya dosen menggunakan strategi belajar mengajar. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini untuk menerapkan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan target strategi dapat peningkatan kualitas belajar Mata kuliah Anatomi Tumbuhan dari 3 aspek yaitu afektif, psikomotorik dan kognitif minimal 75% mahasiswa mendapatkan nilai 70. Desain yang digunakan model penelitian tindakan berbentuk spiral. Hasil penilaian ketuntasan tiga ranah didapatkan peningkatan yang signifikan, pada nilai kognitif mengalami peningkatan, yaitu sebelum siklus mahasiswa yang tuntas (nilai lebih dari 70) adalah 65,5%, setelah siklus I mencapai 73,5% dan pada siklus II mencapai 81,5%. Pada ranah afektif, hasil sebelum siklus adalah 70,5%, setelah siklus I diperoleh hasil 72% dan pada siklus II mencapai 90%. Pada ranah psikomotorik didapat hasil awal 65,2%, setelah siklus I mencapai 70,2% dan siklus II 78,5%. Sehinggai target tindakan tercapai, ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Arias sangat cocok untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa pada mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Kata Kunci : Pembelajaran ARIAS , Kualitas Belajar PENDAHULUAN Pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan pendidikan nasional. Kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dijabarkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, kreativitas, sikap dan nilai. Semua komponen dan tujuan pendidikan nasional harus tercermin dalam kurikulum dan sistem pem-belajaran. Tugas pendidik tidak hanya menuangkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar kon-sepkonsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak mahasiswa. Untuk itu, tugas seorang
pendidik adalah memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar semenarik mungkin sehingga mudah di pahami dan dimengerti oleh mahasiswa. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu pendidik tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan pendidik dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh seorang dosen. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga makhluk sosial dengan latar belakang yang ber-beda. Anatomi Tumbuhan menurut Mulyani (2006), merupakan ca-bang ilmu pengetahuan yang mem-pelajari tentang bagaimana struktur anatomi
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
84
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
suatu organ tumbuhan yang meliputi batang, akar dan daun ditinjau mulai dari sel dan jaringan. Dalam mempelajari Anatomi Tumbuhan diperlukan penjelasan alami tentang fenomena yang diamati di alam semesta, dan merupakan wa-hana untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Sehingga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psiko-motorik, tercapai diperlukan perencanaan dengan kegiatan praktikum. Dosen sebagai salah satu media dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai fasilitator dan motivator yang dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Maka sangatlah penting bagi para pendidik khususnya dosen agar dapat memahami karakteristik materi, peserta didik dalam proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan pemilihan terhadap model-model pembelajaran yang inovatif. Untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar adalah dengan memanfaatkan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mahasiswa serta lingkungan belajar agar mahasiswa dapat aktif, interaktif, dan kreatif dalam proses pembelajaran. Menurut Nurhadi dan Senduk (2003:3), belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal yang sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis.
Berdasarkan hasil obervasi awal, permasalahan dalam mata kuliah Anatomi Tumbuhan adalah masih belum diperoleh hasil maksimal pada aspek psikomotorik dan kog-nitif, dimana ke dua aspek tersebut nilainya di bawah 70 hampir 65% dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang menempuh mata kuliah itu. Hal tersebut dipengaruhi karena mahasiswa kurang persiapan dalam proses perkuliahan, dosen lebih di-dominasi ceramah, dan hanya 50 % yang memiliki hand out. Maka untuk mengatasi ma-salah diatas mengupayakan untuk melakukan perbaikan dengan menerapkan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan target strategi itu dapat peningkatan kualitas belajar sebanyak minimal 75% 3 aspek yaitu afektif, psiko-motorik dan kognitif mendapatkan nilai 70. Dari sini sudah dapat kita lihat bahwa model pembelajaran ini mengharuskan mahasiswa belajar dengan aktif. Model pembelajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar mahasiswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat di ajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah sehingga diketahui akhir dari suatu pembelajaran adalah supaya mahasiswa dapat menge-tahui tentang sesuatu dan tahu bagaimana untuk melakukan se-suatu dengan berhasil. Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pe-ngalaman nyata para instruktur (Hamzah, 2007). Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
85
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
selama proses ke-giatan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang di-peroleh siswa. Evaluasi yang di-laksanakan selama proses pembelajaran menurut Saunders et al. seperti yang dikutip Beard dan Senior (1980:72) dapat mempengaruhi kualitas belajar mahasiswa. Menurut Hamzah (2007), dengan modifikasi tersebut model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: 1) Assurance (Percaya Diri) Komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, mahasiswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. 2) Relevance (Nyata) Komponen relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. Mahasiswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. 3) Interest (Tertarik) Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS, interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Menurut Woodruff seperti dikutip oleh Callahan (1966: 23) bahwa se-sungguhnya belajar
tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian. Dalam kegiatan pembelajaran minat/-perhatian tidak hanya harus di-bangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembe-lajaran berlangsung. Oleh karena itu, dosen harus memperhatikan ber-bagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Adanya minat/-perhatian mahasiswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong mahasiswa melanjutkan tugasnya. Mahasiswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. 4) Assessment (Evaluasi) Komponen assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap mahasiswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang mem-berikan keuntungan bagi dosen dan mahasiswa. Bagi dosen, evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan mahasiswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu mahasiswa dalam belajar. Bagi mahasiswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang ke-lebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi ber-prestasi. Evaluasi terhadap mahasiswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan mereka capai. 5) Satisfaction (Kebanggaan) Komponen satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Maha-
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
86
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
siswa yang telah ber-hasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan ekstrinsik. Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun non-verbal dari orang lain atau ling-kungan. Berdasarkan pokok permasalahan diatas tujuan tindakan adalah upaya Menerapkan Model Pembelajaran ARIAS untuk peningkatan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian bersifat kolaboratif yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam mata kuliah Anatomi Tumbuhan semester III Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAG’45 Banyuwangi. Dalam pelaksanaan PTK perlu di-lakukan siklus tindakan yang mengacu pada penguasaan yang ditargetkan yaitu menggunakan model penelitian tindakan Kemmis dan Tanggart (1990) yang berbentuk spiral, dengan tahapan penelitian tindakan pada satu siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengumpulan data menggunakan test, observasi dan angket. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. 3.2.1 Rencana Tindakan Pada tahap ini peneliti menemukan dan merumuskan masalah secara jelas dan spesifik,
menemukan hipotesis yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Penelitian perlu beberapa hal yang berkaitan dengan proses pengambilan data dan proses pembelajaran yaitu antara lain: Rencana Pelaksanaan Pem-belajaran, Bahan ajar (Hand Out), dan Lembar observasi dan mendesain alat evaluasi. Yang nantinya bertujuan supaya dalam pengambilan data maupun dalam proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 3.2.2 Rencana Pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini adalah suatu tahap yang dilakukan setelah dibuatnya perencanaan atau tahap yang didalamnya melaksanakan perencanaan yang telah dibuat. Dalam tahap ini peneliti menggunakan strategi pembelajaran model perolehan konsep modifikasi ARIAS, dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) Menjelaskan tujuan pembelajaran Membangkitkan rasa percaya diri mahasiswa dengan memberikan motivasi bahwa pelajaran atau materi yang akan dipelajari adalah materi yang mudah dan pasti bisa dipa-hami oleh setiap mahasiswa. (2) Mengemukakan manfaat ma-teri yang akan dipelajari terhadap mahasiswa, dengan menggunakan bahasa yang jelas. (3) Dosen menyampaikan materi (4) Bentuk kelompok terdiri 5 orang secara heterogen. (5) Masing–masing kelompok mengidentifikasi tugasnya. (6) Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok lainnya menyimak dan diberi kesempatan menge-valuasi kelompok yang presentasi.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
87
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
(7) Setiap aktititas di evaluasi baik individu maupun kelompok. (8) Dosen memberikan penghar-gaan terhadap kelompok yang terbaik . 3.2.3 Observasi/ Pengamatan Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian, disini yang bertindak sebagai observer adalah dosen serumpun sesuai lembar observasi yang telah disiapkan. 3.2.4 Refleksi Refleksi adalah merenung kembali pengalaman (dalam hal ini belajar) yang sudah dijalani, se-hingga dapat melihat apa yang sudah terjadi. Dalam hal ini tahap refleksi adalah tahap penyimpulan darri dampak perencanaan yang telah dilakukan. Hasil dari kegiatan refleksi ini akan dijadikan dasar untuk merencanakan tindakan yaitu melaksanakan siklus II, siklus ini digunakan untuk memperbaiki kekurangan–kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran yang ber-langsung pada siklus I. Siklus ke II dilanjutkan bila dari hasil refleksi belum mencapai target. 3.4 Analisis Data Analisis data dalam penelitian Tindakan Kelas ini deskriptif kualitatif diukur dengan alat penilaian kualitas belajar dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif afektif, dan ranah psikomotorik. Untuk aspek kognitif bisa diperoleh dari nilai hasil tes tertulis. Walaupun aspek kognitif sangat menentukan suatu pembelajaran, namun aspek afektif dan aspek psikomotorik juga menentukan kualitas suatu proses pembelajaran.
Hasil penilaian / data dianalisis dengan mempergunakan sistem skor dengan rumus : Nilai=
skor
skormaksimal
x100%
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan selama 6 kali pertemuan yaitu siklus I (3 pertemuan) dengan materi Jaringan penguat atau mekanik dan jaringan pengang-kutan dan siklus II (3 pertemuan) dengan materi organologi pada batang dan akar diperoleh hasil kualitas belajar pada 3 ranah sebagai berikut : a. Penilaian Kognitif Di lihat dari proses belajar mengajar dapat dikatakan bahwa menggunakan strategi ini adalah sangat baik, karena mahasiswa diajarkan materi dengan cara yang bertahap dan selangkah demi selangkah. Strategi pembelajaran model perolehan konsep modifikasi ARIAS yang dapat mengajak Maha-siswa untuk belajar aktif. Sehingga mahasiswa dituntut tahu dan bagaimana melakukan sesuatu untuk menyelesaikan suatu masalah dalam kelompok. Sedangkan ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa dari sebelum menggunakan strategi pembelajaran model perolehan konsep modifikasi ARIAS menunjukkan hasil yang meningkat. Ketuntasan mahasiswa pada nilai kognitif dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
88
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
Tabel 1. Analisis Nilai Kognitif Mahasiswa No
Nilai Kognitif Mahasiswa Sebelum Siklus
Siklus I
Siklus II
62,5 %
73,5%
81,5 %
1.
Grafik Nilai Kognitif
100 Sebelum Siklus 50 0
Siklus II Sebelum Siklus
Siklus I Siklus II
Dalam Persen(%)
Sedangkan pada nilai kognitif juga mengalami pening-katan,yaitu sebelum siklus mahasiswa yang tuntas (yang men-dapat nilai 70 ke atas) adalah 62,5%, setelah siklus I yang tuntas adalah 73,5% dan pada siklus II yang tuntas adalah 81,5%. Jadi selisih pro-sentase ketuntasan sebelum siklus sampai dengan siklus II adalah 16 %. Dan pada siklus II ini peneliti telah mencapai tolak ukur ketuntasan yang ingin dicapai yaitu 75%, sehinggga peneliti meng-hentikan penelitiannya ini sampai pada siklus II saja. Keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi-nya, baik faktor yang berasal dari siswa maupun faktor yang berasal dari luar siswa. Sesuai dengan pendapat Roestiyah (1998), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah faktor mahasiswa itu sendiri, dosen dan kondisi masyarakat. Faktor maha.
siswa adalah kecerdasan, kesiapan dan bakat mahasiswa. Faktor dosen adalah kemampuan, suasana belajar dan kepribadian dosen. Sedangkan faktor kondisi masyarakat adalah suatu situasi yang melingkupi mahasiswa dalam belajar. b. Penilaian Afektif Pada penilaian afektif dengan 5 indikator meliputi 1) Kehadiran selama pembahasan materi, 2)kerjasama dengan rekan kelompok 3)perhatian atau motivasi terhadap materi yang dibahas, 4)cara keaktifan bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat, 5)kontribusi terhadap pelajaran, ini juga mengalami peningkatan yaitu dari Siklus I adalah dari grade A & B 72% meningkat pada siklus II menjadi 90 %. Dan pada grade C dan D mengalami penurunan, yang artinya beberapa persen siswa telah naik grade. Analisa penilaian afektif dapat dilihat pada table dan grafik dibawah
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
89
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
Tabel 2. Analisis Nilai Afektif GRADE SIKLUS
A
B
C
D
1
52%
20%
10%
28%
2
45%
35%
15%
5%
Grafik Nilai Afektif
60 40
Siklus I
20
Siklus II Siklus I
0 A
B
C
D
Keterangan : Nilai Grade A = 85 - 100 Grade B = 70 - 84 b. Penilaian Psikomotorik Pada penilaian Psikomotorik ini 5 hal yang dinilai, meliputi 1) Ketrampilan mengolah data dan menginterprestasikan, 2) Ketrampilan menganalisa data, 3) Ketrampilan menyelesaikan soal 4) Ketrampilan berdiskusi kelompok, 5) Menyim-
Grade C = 50 - 69 Grade D = 49 kebawah
pulkan, juga mengalami peningkatan yaitu dari Siklus I adalah dari grade A 31,9% meningkat pada siklus II menjadi 35,8%. Dan pada grade B 38,3% meningkat menjadi 42,7%. Analisa penilaian psikomotorik dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 3. Analisis Nilai Psikomotorik GRADE SIKLUS
A
B
C
D
1
31,9%
38,3%
23,3%
6,5%
2
35,8%
42,7%
18,3%
3,2%
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
90
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
Grafik Nilai Psikomotorik 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Siklus I Siklus II
A
B
C
D
Keterangan : Nilai Grade A = 85 -100 Grade B = 70 -84 d. Penilaian Keseluruhan Tiga Ranah Pada penilaian keseluruhan tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) didapat peningkatan yang signifikan, pada nilai kognitif mengalami peningkatan, yaitu sebelum siklus mahasiswa yang tuntas adalah 62,5%, setelah siklus I adalah 73,5% dan pada siklus II adalah 81,5%. Jadi selisih prosentase ketuntasan sebelum siklus sampai
Grade C = 50-69 Grade D = 49 kebawah dengan siklus II adalah 19 %. Pada ranah afektif, hasil sebelum siklus adalah 70,5%, setelah siklus I diperoleh hasil 70,5% dan pada siklus II 90%. Pada ranah psiko-motorik didapat hasil awal 65,2%, setelah siklus I diperoleh 70,2% dan siklus II 78,5%. Analisa data secara keseluruhan penilaian tiga ranah dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. Analisis Data Tiga Ranah Ranah Penilaian
Siklus Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Sebelum Siklus
62,5%
70,5%
65,2%
I
73,5%
72%
70,2%
II
81,5%
90%
78,5%
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
91
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
Grafik keseluruhan 3 ranah 100 80 60
Sebelum Siklus Siklus I
40
Siklus II 20 0 Kognitif
Afektif
Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan kualitas belajar mata kuliah Anatomi Tumbuhan khususnya pada materi jaringan dan organ dan hipotesis dapat diterima. Peningkatan prestasi belajar itu dapat terjadi karena tidak lepas dari dukungan kegiatan mahasiswa dan kegiatan dosen . Dalam penelitian ini, kegiatan mahasiswa sangatlah me-nunjang dan mendukung kegiatan dosen dalam melakukan strategi pembelajaran model pembelajaran ARIAS. Kegiatan mahasiswa merupakan faktor utama yang berperan penting dalam peningkatan prestasi belajar tiga ranah tersebut, kegiatan mahasiswa, kegiatan dosen, dan peningkatan kualitas belajar mahasiswa adalah tiga hal yang saling terkait satu dengan yang lain. Dengan meningkatnya nilai yang diperoleh dalam observasi kegiatan mahasiswa, menjadikan kenaikan nilai pula pada observasi
Psikomotorik
kegiatan dosen. Saat kedua hal tersebut mengalami peningkatan, dengan otomatis kualitas belajar mahasiswa juga ikut meningkat dari hasil awal sebelum penelitian, dalam siklus I maupun siklus II. Dari hasil analisa dan pembahasan dilihat dari tiga aspek penilaian, afektif, kognitif, dan psikomotorik, dengan demikian hipotesis diterima dan tujuan penelitian dapat tercapai. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan: Model Pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan kualitas belajar Mahasiswa pada mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Disarankan bila menggunakan model pembelajaran ARIAS, karena model ini berorientasi pada proses pembelajaran yang bertahap atau selangkah demi selangkah, diharapkan dosen memperhatikan sejauh mana materi yang telah dapat diserap oleh mahasiswa.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
92
Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1983. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Bina Aksara. Beard, R.M. dan Senior, Isabel J. 1980. Motivating Students. London: Routledge and Kegan Paul Ltd dikutip dari http://wijayalabs.wordpress.com/ diakses pada tanggal 16 Juni 2009 Pukul 09.15 WIB Callahan, S. G. 1966. Successful Teaching In Secondary Schools. Chicago: Scott, Foreman and Company dikutip dari http://wijayalabs.wordpress.com/ diakses pada tanggal 16 Juni 2009 Pukul 09.15 WIB Djamarah dan A Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Ekowati, E. 2004. Model-model Pembelajaran Inovatif Sebagai Solusi Mengakhiri Dominasi Pembelajaran Guru. Surabaya : DepDikBud. Gagne, Robert M. dan Driscoll, Marcy P. 1988. Essentials of learning for instruction. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice-Hall, Inc dikutip dari http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias/ diakses pada tanggal 16 Juni 2009 Pukul 09.00WIB. Hamzah, U. 2007. Model-model Pembelajaran Inovativ. Jakarta : Rineka Cipta Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Semiawan, Conny R. 1991. Strategi Pembelajaran Yang Efektif Dan Efisien dalam Conny R. Semiawan dan Soedijarto (ed.), Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI, 165-175. Jakarta: Grasindo. Kemmis, S dan R.Mc. Taggart (Editor). 1990. The Action Reseach Planner. Geelong: Deakin University Press. Mulyani , S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Nurhadi dan Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang. Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Soerodikoesoemo, W. 1993. Anatomi Dan Fisiologi Tumbuhan. UT Sudjana, N. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivime. Jakarta : Prestasi Pustaka. Zaini, H. 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Grasindo CTSD
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Vol.6 No.17 Agustus 2009
93