33
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta sosial yang menjadi fokus penelitian (Singarimbun dan Effendi, 2008). Selain itu, pendekatan kuantitatif dipilih oleh peneliti karena mampu menjelaskan hubungan antar variabel melalui hitungan data yang dikuantifisir sehingga dapat memperlihatkan hubungan yang jelas antar variabel tersebut. Terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karakteristik personal, jaringan komunikasi dan penerapan teknologi produksi. Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan jaringan komunikasi yang terbentuk di antara petani ubi kayu sebagai upaya untuk mendapatkan informasi guna meningkatkan produksi ubi kayu. Jaringan komunikasi dalam penelitian ini ditelaah berdasarkan informasi teknologi produksi ubi kayu yang terdiri dari informasi mengenai bibit, pupuk, hama dan penyakit serta panen. Penelitian ini juga melihat hubungan antara karakteristik personal petani ubi kayu dengan jaringan komunikasi dan hubungan antara jaringan komunikasi dengan penerapan teknologi produksi ubi kayu. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan peubah jaringan komunikasi yang ditekankan pada struktur komunikasinya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pada tingkat individu. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada petani ubi kayu di Desa Suko Binangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan sejak bulan Juni 2011 sampai bulan Agustus 2011. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan mempertimbangkan bahwa desa ini merupakan salah satu kawasan sentra produksi ubi kayu yang memerlukan suplai informasi mengenai teknologi produksi ubi kayu. Populasi Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu petani ubi kayu. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode sampling intact system (sensus) dimana responden penelitian diambil dari keseluruhan populasi. Metode ini diambil karena mengingat merupakan penelitian jaringan komunikasi yang menekankan pada penggambaran struktur komunikasi secara keseluruhan. Hal ini mengacu dari pendapat Rogers and Kincaid (1981) bahwa:
34
“Sampling intact system is particularry advantageous for sociometric measurement : data about the characteristic of both the respondents and the respondent’s dyadic contacs are thus available because every one is interviewed”. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan petani ubi kayu di Desa Suko Binangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung yang berjumlah 100 orang petani ubi kayu sehingga, responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang petani ubi kayu. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden menggunakan kuisioner dan juga wawancara terbuka dengan beberapa informan seperti penyuluh pertanian, kepala desa dan tokoh masyarakat setempat sebagai narasumber. Wawancara dengan informan dapat memberikan keterangan terkait dengan kondisi setempat dan juga memberikan keterangan yang melengkapi data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, buku-buku dan laporan-laporan dari Kantor Desa Suko Binangun, Kantor Badan Pusat Statisik Provinsi Lampung, Kantor Badan Pusat Statistik Lampung Tengah, Kantor Dinas Pertanian Provinsi Lampung dan Kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Lampung. Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode penelitian (Arikunto, 1998). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk meperoleh informasi dari responden yang berkaitan dengan topik penelitian. Wawancara menggunakan kuesioner dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar karakteristik personal individu petani, jaringan komunikasi serta penerapan teknologi produksi usahatani ubi kayu. Pertanyaan mengenai karakteristik personal individu terdiri dari usia, pendidikan, pendapatan, luas lahan, pengalaman berusahatani, keikutsertaan dalam kelompok dan kepemilikan media massa. Pengumpulan data mengenai keterlibatan responden dalam jaringan komunikasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sosiometri, yaitu pertanyaan dari siapa seseorang mendapatkan informasi tertentu dan kepada siapa seseorang membicarakan informasi tertentu. Melalui jawaban atas pertanyaan sosiometri yang telah ada dapat dibentuk sosiogram untuk melihat pola komunikasi, arus pertukaran informasi serta peran-peran individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi (Rogers and Kincaid 1981).
35
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Ujicoba terhadap instrumen (kuesioner) dilakukan kepada responden yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan ciri-ciri obyek pada penelitian. Uji coba dilakukan terhadap 10 orang petani di Dusun Teluk Dalam, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah dan diperoleh nilai kritis dari tabel product moment pearson sebesar 0,632. Dengan nilai kritis tersebut, terdapat dua butir pertanyaan yang tidak valid sehingga dibuang dan terdapat 15 butir pertanyaan yang nilai kritisnya tidak jauh di bawah 0,632 yang dimodifikasi tata bahasanya agar dapat lebih dipahami secara lebih rinci oleh responden, sehingga kuesioner yang digunakan dianggap valid sebagai instrumen penelitian. Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Uji validitas instrumen yang dilakukan adalah bangun pengertian construct validity yang berkenaan dengan kesanggupan alat ukur untuk mengukur pengertian-pengertian
yang
terkandung
dalam
materi
yang
diukur.
Validitas
menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu telah mengukur apa yang akan diukur. Titik berat dari ujicoba validitas instrumen adalah pada validitas isi yang dapat dilihat dari : (1) apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur apa yang diukur, (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang telah digunakan. Kuesioner akan memiliki validitas yang tinggi, jika daftar pertanyaan disusun dengan cara : (1) mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, (2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden, (3) berpedoman pada teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris, (4) mempertimbangkan pengalaman dan hasil penelitian terdahulu dalam kasus yang relevan, (5) memperhatikan nasehat dan pendapat dari para ahli, terutama dari komisi pembimbing. Reliabilitas instrumen adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi untuk kedua kalinya atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 2008). Reliabilitas (keterandalan) instrumen dilakukan dengan cara uji coba kuesioner. Upaya untuk memperkuat keterandalan instrumen tersebut dilakukan dengan cara mengoptimalkan keragaman kesalahan dengan mengungkapkan pertanyaan secara tepat, memberikan pertanyaan pendukung dengan satu pertanyaan yang sama macam dan kualitasnya serta memberikan petunjuk pengisian kuisioner secara tepat dan jelas. Uji coba kuesioner dilakukan pada 10 orang. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap anggota kelompok
36
tani yang bukan responden. Uji coba dilakukan untuk melihat sejauhmana pertanyaan dan atau pernyataan dalam kuesioner dapat dipahami sehingga tidak menimbulkan bias jawaban. Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini adalah menggunakan metode alpha cronbach dengan program SPSS 17.0 for Windows. Hasil perhitungan alpha cronbach memperoleh nilai realibilitas keseluruhan sebesar 0,901 sehingga kuesioner yang digunakan dianggap handal sebagai instrumen penelitian. Pengolahan dan Analisis Data Data penelitian dikumpulkan, dikategorisasikan, dianalisis dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk rataan, persentase, dan tabel distribusi frekuensi. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis berdasarkan kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah: 1.
Analisis Sosiometri Analisis sosiometri digunakan untuk melihat jaringan komunikasi yang terjadi di
antara petani ubi kayu. Cara yang digunakan adalah dengan membuat matriks yang memuat data hubungan terlebih dahulu. Data hubungan diperoleh dari pertanyaan sosiometris
dalam
kuesioner
yang
diajukan
kepada
responden.
Pertanyaan
sosiometris dalam penelitian ini mencakup empat isu atau topik pembicaraan yang dikomunikasikan di dalam jaringan komunikasi. Empat topik tersebut adalah mengenai bibit, pupuk, hama dan penyakit serta panen. Selanjutnya data hubungan tersebut dibuat ke dalam bentuk sosiogram. Sosiogram ini kemudian digunakan untuk melihat peranan individu petani ubi kayu dalam jaringan komunikasi. 2.
Analisis Struktur Jaringan Komunikasi Analisis struktur jaringan komunikasi dianalisis dengan menggunakan UCINET
VI. UCINET VI adalah software yang dikembangkan Borgatti, et al (2002) yang dirancang khusus untuk analisis jaringan komunikasi. UCINET VI dipilih karena mudah digunakan dan menghasilkan estimasi optimum setelah tiga ulangan perhitungan (Borgatti dan Everett yang di kutip oleh Scott, 2000). Penggunaan software UCINET VI dalam penelitian ini untuk menghitung nilai sentralitas lokal dan nilai sentralitas global. 3.
Analisis Statistik Untuk mengetahui hubungan antara variabel karakteristik personal individu
petani ubi kayu dengan variabel jaringan komunikasi petani ubi kayu dilakukan dengan analisis hubungan korelasi Pearson. Sedangkan Untuk mengetahui hubungan variabel jaringan komunikasi petani ubi kayu dengan variabel penerapan teknologi produksi ubi
37
kayu dilakukan dengan analisis Rank Spearman. Analisis korelasi Pearson dan rank Spearman menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Untuk menganalisis penerapan teknologi produksi ubi kayu, digunakan indikator yang terdiri dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen. Kelima indikator tersebut menggunakan tiga jumlah kelas yaitu tinggi, sedang, dan rendah. dan diberi skor tertinggi 3 dan skor terendah 1. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat penerapan teknologi produksi ubi kayu adalah : NR
=
NST - NSR
PI
=
NR
: JIK
Dimana : NR : Nilai Range NST : Nilai Skor Tertinggi NSR : Nilai Skor Terendah JIK : Jumlah Interval Kelas PI : Panjang Interval
38
Definisi Operasional 1. Karakteristik personal individu petani merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungannya yang meliputi : a.
Usia adalah lamanya hidup responden dihitung sejak yang bersangkutan lahir sampai wawancara penelitian dilakukan. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio dalam satuan tahun.
b.
Tingkat pendidikan adalah lama belajar secara formal yang pernah ditempuh responden. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio dalam satuan tahun.
c.
Tingkat pendapatan adalah hasil pengurangan total penerimaan dengan total biaya produksi usahatani ubi kayu selama satu musim tanam terakhir. Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi usahatani ubi kayu dengan harga jual. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio dan perhitungan pendapatan usahatani ubi kayu dilakukan dengan rumus soekartawi (1995) : Pd = TR-TC Pd TR TC
d.
: Pendapatan Usahatani : Total Revenue (total penerimaan) : Total Cost (total biaya)
Luas lahan garapan adalah luas lahan pertanian yang digarap untuk usahatani komoditas ubi kayu dalam satuan hektar. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio dalam satuan hektar.
e.
Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden menjadi petani ubi kayu, sejak pertama kali menjadi petani ubi kayu sampai dengan wawancara penelitian dilakukan. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio dalam satuan tahun.
f.
Keikutsertaan dalam kelompok adalah keikutsertaan responden pada suatu kelompok sosial seperti kelompok petani, kelompok koperasi kelompok keagamaan dan lainnya yang diukur dalam banyaknya kelompok yang diikuti oleh responden. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio.
g.
Kepemilikan media massa adalah macam media massa (radio, televisi, surat kabar, majalah, poster/pamflet, booklet, leaflet, brosur, folders) yang dimiliki responden saat penelitian dilakukan. Data diukur dalam banyaknya media
39
massa yang dimiliki responden. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio. 2. Jaringan komunikasi, menggambarkan interaksi antara satu petani dengan petani lain yang berkaitan dengan upaya memperoleh dan memberikan dan menyebarkan informasi mengenai teknologi produksi. Dari data jaringan yang diperoleh dapat dilihat derajat sentralitas lokal (local centrality) dan derajat sentralitas global (global centrality) a. Sentralitas lokal adalah derajat yang menunjukkan seberapa baik terhubungnya individu tertentu dalam lingkungan terdekat atau pertetanggaan mereka. Derajat ini menunjukkan jumlah hubungan maksimal yang mampu dibuat individu tertentu dengan individu lain yang berada dalam lingkungan terdekatnya, dengan mengunakan UCINET VI, derajat sentralitas lokal diperoleh melalui “normalized degree centrality” atau “centrality degree”. Nilai sentralitas lokal diperoleh melalui network>centrality>degree. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio. b. Sentralitas global adalah derajat yang menunjukkan berapa jarak yang harus dilalui oleh individu tertentu untuk menghubungi semua individu di dalam sistem.
Derajat
ini
menunjukkan
kemampuan
individu
untuk
dapat
menghubungi semua individu dalam sistem, dengan menggunakan software UCINET VI, nilai sentralitas global diperoleh melalui “centrality closeness”. Nilai sentralitas global diperoleh melalui network>centrality>closeness. Data yang diperoleh merupakan data skala rasio. 3. Penerapan teknologi produksi adalah tindakan untuk menggunakan sesuatu baik itu ide atau alat teknologi baru yang dilakukan dengan cara bertindak yang paling baik (Rogers, 2003). Penerapan teknologi produksi ubi kayu yang dilakukan petani diamati dalam indikator penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Penerapan teknologi produksi ubi kayu diukur dengan skor 1 sampai 3 melalui 30 pertanyaan dan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah untuk skor (1,00-1,66), sedang untuk skor (1,67-2,33), dan tinggi untuk skor (2,34-3,00). Secara rinci untuk setiap aspek penerapan teknologi produksi ubi kayu yang diterapkan oleh petani dijelaskan sebagai berikut: a. Penyiapan lahan adalah salah satu tahapan dalam pelaksanaan budidaya tanaman ubi kayu dengan cara mempersiapkan lahan melalui pengolahan tanah untuk budidaya tanaman ubi kayu. Diukur dengan skor tertinggi 3 dan terendah 1, melalui 3 pertanyaan dan dikategorisasikan menjadi rendah untuk
40
skor (1,00-1,66), sedang untuk skor (1,67-2,33), dan tinggi untuk skor (2,343,00). b. Pembibitan adalah salah satu tahapan dalam pelaksanaan budidaya tanaman ubi kayu yang berfungsi sebagai tahapan penyediaan bibit untuk pelaksanaan penanaman. Diukur dengan skor tertinggi 3 dan terendah 1, melalui 8 pertanyaan dan dikategorisasikan menjadi tiga kategori rendah untuk skor (1,00-1,66), sedang untuk skor (1,67-2,33), dan tinggi untuk skor (2,34-3,00). c. Penanaman adalah salah satu tahapan dalam pelaksanaan budidaya ubi kayu dengan cara menempatkan bibit ubi kayu di daerah dan musim yang sesuai untuk ditanami ubi kayu serta dengan teknik yang dianjurkan dalam membudidayakan tanaman ubi kayu. Diukur dengan skor tertinggi 3 dan terendah 1, melalui 3 pertanyaan dan dikategorisasikan menjadi tiga kategori yaitu rendah untuk skor (1,00-1,66), sedang untuk skor (1,67-2,33), dan tinggi untuk skor (2,34-3,00). d. Pemeliharaan adalah salah satu tahapan dalam pelaksanaan budidaya tanaman ubi kayu dengan cara pengontrolan, memelihara tanaman ubi kayu sehingga budidaya dapat berlangsung optimal. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyulaman, pengairan, penyiangan, pemupukan susulan, pembumbunan, pembuangan tunas dan perlindungan (proteksi tanaman). Diukur dengan skor tertinggi 3 dan terendah 1, melalui 12 pertanyaan dan dikategorisasikan menjadi tiga kategori rendah untuk skor (1,00-1,66), sedang untuk skor (1,67-2,33), dan tinggi untuk skor (2,34-3,00). e. Panen adalah salah satu tahapan dalam pelaksanaan budidaya tanaman ubi kayu dengan cara pengambilan hasil produksi. Diukur dengan skor tertinggi 3 dan terendah 1, melalui 14 pertanyaan dan dikategorisasikan menjadi tiga kategori yaitu rendah untuk skor (1,00-1,66), sedang untuk skor (1,67-2,33), dan tinggi untuk skor (2,34-3,00).