Tinjauan Pustaku
Merujuk Pasien Luka Bakari Pertimbangan Praktis.
Theddeus O.H. Prasetyono, Leo Rendy Departemen llmu Bedah, Fakultas Kedolaeran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Abstrak: Selain mengancam jiwa, luka bakar menimbulkan berbagai morbiditas yang bukan saja gangguan fisik yang berat tetapi juga dampak psikologis. Gangguan ini sering demikian serius sehinggq menganggufungsi sosial penderitanya. Perjalanan penyakit luka bakar dimulai dari fase akut, subqkut, dan fase lanjut sehingga diperlukan perhatian serius harus diberikan untuk jangka waktu yang panjang. Tujuan tatalaksana lukq bakar adalah untuk membantu penderita kembali kepada kehidupan terbaiknya pascaluka bak(tr. Dalam praktik penanganqn luka bakar, dokter harus menguasai diagnosis berdasarkan kriteria derajat berqt luka bakar. Salah satu kriteria untuk merawat penderita luka bakqr adalah klasifikasi yang dibuat oleh Americsn Burn Association (ABA). Keterampilan penegakan diagnosis penetqpan indikasi ra,uat inap dan tatalaksqna praktis menjadi kunci keberhasilan dokter di lini depan untuk ikut menurunkan angka morbiditas dan mortalitas luka bakar. Sangatlah penting bagi dokter di pelayanan kesehatan primer untuk menentukan kapan sebuah kasus luka bakar cukup ditanganinya sendiri, dirujuk ke rumah sakit biasa, atau harus langsung dirujuk ke pusat pelayanan luka bakar. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan luas, dalam, lokasi, kondisi komorbiditas, penyebab luka bakar, serta usia penderita. Kata kunci: luka bakar, morbiditas, mortalitas, rujukan pasien
Dipresentasikan sebagian
di Kursus
Penambah dan Penyegar
Ilmu Kedokteran (KPPIK) FKUI, Jakarta, 23-26 Februari 2006 dan 22-23 Maret 2008
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni 2008
Merujuk Pasien Luka Bqkar: Pertimbangan praktis
Referral of Burn Patients: Practical Consideration" Theddeus O.H. Prasetyono, Leo Rendy Departement of Surgery, Faculty of Medicine University of Indonesia/ Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia
Abstract: In addition to as life threatening burn injury may create various morbidities, not only physically but also psychologically. The impact could be so serious that it may interfere with social role ofthevictim. Burns that undergo acute, subacute, and late phases, requires serious managementfor long periods. This is aimet at helping burn patient during his/her recovety process get her/his best quality of life after burn injury. In practical point ofview, physician must haw good diagnostic skill to assess the degree ofburns correctly. One ofthe criteria to categorize burn patient isformulated by the American Burn Association. Good diagnostic skill, clear guidelines for referral patients, together with practical skiil in burn management are the key to cut burn mortality and morbidity rate. It is importantfor a primary care doctor to determine wet her to take burn patient him/herself or to referit to hospital, or directly care of a to a burn unit. This decision is made upon assessment of the extent, depth, and location, of burns, as well as comorbid conditions, cause ofburns, andpatientb age. Keywords: burn injury morbidity, mortality, patients refenal
Pendahuluan Luka bakar merupakan cedera yang menimbulkan derita besar pada penderitanya. Selain mengancam jiwa, luka bakar
juga menyebabkan berbagai morbiditas berupa gangguan fisik yang berat serta dampak psikologis yang serius yang dapat menganggu fungsi sosial penderitanya. Mekanisme
terjadinya, luas, dan kedalaman luka bakar, serta usia merupakan faktor yang sangat menentukan mortalitas kasusluka bakar. Penderita anak-anak dan usia lanjut merupakan faktor-faktor yang sangat menenfukan mortalitas kasus luka bakar. Setelah lolos dari maut di tempat kejadian dan dirawat di suatu instansi kesehatan, masih dapat terjadi komplikasi atau penanganan yang kurang tepat. Bahkan
selepas rawat inap, penderita luka bakar yang sudah "sembuh" kerap kali pulang dengan masalah sosio-psikologis akibat kecacatan yang sangat membutuhkan pertolongan ahli rekonstruksi dan rehabilitasi. Seorang penderita yang mengalami lukabakar seluas 5% LPT (luas permukaan tubuh) membutuhkan waktu satu bulan untuk bisa kembali ke aktivitas kerja sehari-harinya dan penderita dengan luka, I 0% LPT butuh 1 -6 bulan, 20%o LPT butuh 6 bulan- I tahun, dan35o/o LPT butuh lebih dari I tahun.lPertolongan pada waktu, dengan cara, dan oleh orang yang tepat sangatlah krusial dalam tatalaksana kasus luka bakar.
circulation akibat meningkatnya permeabilitas dinding vaskular yang menyebabkan ekstravasasi cairan intravaskular dafan ;Ll:rtlahbesanrr Pada fase subakut (setelah fase akut teratasi; 3 minggu atau lebih), yang menjadi masalah adalah
keadaan hipermetabolisme, infeksi hingga sepsis, serta inflamasi dalam bentuk SIRS (sysrern ic inflammatory resp o ns e syn dr om e) y ang dapat mengarah ke MODS (mu t t ip I e organ dysfunction syndrome) hingga MOF (multiple organ failure).2; Masalah penutupan luka menjadi titik berat penanganan dalam fase subakut ini.2 Setelah dinyatakan "sembuh" dan diperkenankan untuk mengikuti program rawat
jalan, pasien lukabakarmasuk dalam fase lanjut. Dalam fase ini penyulitnya berupa parut hipertrofik, keloid, dispigmentasi, kontraktur, deformitas dan kecacatan lain, sefta masalah psikologis. Semua masalah tersebut harus direkonstruksi dan direhabilitasi secara sinambung. Derajat dan Luas Luka Bakar
Perjalanan Penyakit Perjalanan penyakit luka bakar terdiri dari fase akut,
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni
subakut, dan fase lanjut. Pada fase akut (sejak terjadinya cedera sampai syok awal teratasi; 0 sampai +72 jam) atau yang sering disebut fase syok, yang menjadi ancaman hidup adalah gangguan airway berupa pembengkakan jalan napas akibat cedera inhalasi oleh udara panas atau gas toksik produk pembakaran di tempat kejadian, gangguan breathing akibat eschar yang melingkar di dada atau trauma toraks terkait cedera (misal frakur iga atau pneumotoraks), serta gangguan
2008
Dalam praktik penanganan luka bakar, sangatlah penting untuk memperkirakan beratnya luka bakar berdasarkan luas
Merujuk Pasien Luka Bakar: Pertimbangan Praktis dan derajat kedalaman luka bakar serta bagian tubuh mana yang terkena. Luka bakar disebut luka bakar epidermal atau derajat 1 jika kerusakan hanya terbatas pada lapisan paling superfisial yaitu lapisan epidermis. Kulit tampak kemerahan (*rit-mo). hieetancitifi tidnk ode Lula, hcnye rda mil*rat lir+na saja (lihat Ganbar 1). Contoh tersering luka bakar epidermal
Gambar
l. Luka Bakar Epidermal/Derajat l.
ada)ah
sunburn akibat berjemur terlalu lama. penyembuhan
biasanya terj adi spontan dalani
2.
Gambar
(A) Kerusakan hanya terjadi di lapisan epidermis saja. (B) Kulit tampak eritema tidak ada bula, dan terasa nyeri
Tabel
1.
minggu tanpa parut. Deraj at
Luka Bakar Supe{icial panial Thickness atau Derajat 2a. (A) Kerusakan mengenai epidermis dan sebagian lapisan superfisial dermis. (B) Tampak bula dan kulit di baliknya bewama merah muda dan terasa nyeri bila terkena rangsangan
Berbagai Derajat (Kedalaman Luka Bakar) dan Karakterisitiknya
Derajat luka
bakar Warna kulit
Epidermal Dermal superfisial Dermal dalam
Full thickness
Lepuh kulit
kemerahan merah muda
pucat
Eschar
Sensasi
tidak ada
tidak ada
nyeri
ada
tidak ada
sangat
Penyem buhan
nyeri
Risiko terbentuknya
spontan
parut yang buruk
Ya biasanya ya
tidak ada
sulit atau lama
bergantung penyembuhan luka
kecil
(hiperestesia) masih mungkin
mungkin
ada
ada ada
keabu-abuan/ hitam, kering
218
1
berikutnya adalah luka bakar superficial partial thickness/ supe(icial dermal burn atauhtka bakar derajat 2a Kerusakan men&snai e6idormic dqn eek*gim luer drmie, I6uli* t*mnak merah muda, berbula, basah, dan terasa nyeri (tihat Gambar
tidak ada
hipoestesia tidak nyen
tidak
tinggi
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6. Juni
200g
Merujuk Pasien Luka Bakar: Pertimbangan Praktis
-ffi I I
Gambar
3. Luka
Bakar Deep Partial Thickness atau Derajat 2b. (A) Kerusakan mengenai sebagian besar lapisan der mis. (B) Kulit tampak kemerahan pucat, tidak ada bula, dan kurang terasa n1eri.
2). Sel epitel pada folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenlar
sebaseus masih banyak sehingga penyembuhan spontan yang berasal dari keratinosit di sisa kelenjar keringat, kelenjar sebaseus, dan folikel rambut tersebut; penyembuhan dapat menyebabkan perubahan pigmentasi kulit.sr Pada deep par-
tial thickness/deep dermal burn atau luka bakar derajat2b, kerusakan yang terjadi mencapai sebagian besar lapisan dermis. Kulit tampak pucat dengan bercak merah darah dan
tidak nyeri lagi (hipestesi) (lihat Gartbar 3). Sel epitel yang viabel tinggal sedikit, sehingga penyembuhan spontan sulit terjadi. Penyembuhan berlangsung lebih dari 3-4 minggu dan kemungkinan besar meninggalkan parut hipertrofik serta kontrakfur bila tidak diberikan perawatan yang baik. Luka bakar derajat ini sebaiknya ditangani dengan cangkok kulit atau skin subtitute lainnya untuk menutup luka. pada luka bakar full thickness atau derajat 3, seluruh ketebalan kulit habis terbakar. Kerusakan dapat pula mencapai jaringan di bawah kulit sampai ke otot bahkan tulang. Kulit terlihat keabu-abuan atau hitam, tidak terasa nyeri lagi, tidak ada lagi elemen epitel yang tersisa sehingga tidak mungkin terjadi penyembuhan spontan; harus dilakukan eksisi jaringan nekrotik (eschar) serta diberi penutup skin graft (lihat
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni
2008
Gambar
4. Luka Bakar Fall Thickness (A) Seluruh ketebalan kulit
atau Derajat 3. rusak sampai ke lemak
subkutis atau lebih dalam. (B) Kulit tampak keabu_abuan, kering, tidak nyeri lagi. (C) Tampak seluruh ketebalan kulit gosong dan berwarna hitam.
Luas lukabakar dihitung dengan carakira-kira sehingga dapat terjadi variasi antarpemeriksa (overestimasi dapat terjadi akibat mengikutsertakan daerah eritema dalam petrrit-ngan Las hkabakar) J Adatiga cara menghitung luas luka bakar masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sesuai dengan tergantung skenario kasusnya. 7 Car a y ang pertama yaitu menggunakan p e r muk aan p q lm ar. Luka bakar seluas satu telapak tangan pasien mewakili 0,78o/o
LPTs (lebih kecil dibandingkan estimasi
1o/o
LpT yang 219
Merujuk Pasien Luka Bakar: Pertimbangan Praktis
i! s.*
.f'\' t. I 1q J ii ? Lo"*-n"oi : ifi"rs {1$
i 9"1 ipu.t",..:r
,t \
\$
t18
1,
'eg' :: ,i tn*uo';;' igl a8 lja,
.t'." 'r?{ \:- I \\ia+. rL$ .l
.;. '$f
7
l;'t:/l
'' .! .:4. "asJi18 i,., | : r..irlL N
ai,5la3.3
',
1n,,: llewasa
Gambar 5. Menggunakan Telapak Tangan untuk N{engukur Luas Luka Bakar. Satu telapak tangan pasien =
6.
Gamtrar
i
:':
:::
!
l,
:.ql :,li i
a a,i (:
,.lr
1
1i
Anala
Estimasi Luas Luka Bakar Berdasarkan Rules
nine (Wallace). Angka-angka tersebut
0,78% LPT.
persentase luas permukaan tubuh
(LpT).
of
merupakan persentase
kepala anak lebih besar dibanding orang dewasa selringga terdapat perbedaan persentase di kepala leher dan ketlua ekstremitas bawah.
umumnya diingat banyak petugas kesehatan) (lihat Gambar 5). Cara ini dapat digunakan untuk mengestimasi luka bakar yang relatifkecil (
85% TBSA, dengan mengukur luas kulit yang tidak terbakar), namun tidak untuk luka bakar luas sedang.T Cara yang kedua yarn-r m errggr;nakan rules of nine menurut Wallace. Tubuh dibagi menjadi sebelas areayang setiap areanya seluas 904
LPT (untuk orang dewasa) dan terdapat penyesuaian pada pasien anak dan bayi (lihat Gambar 6). Dengan cara ini dapat untuk menghitung luka bakar luas sedang hingga luas dengan cepat. Pada praktiknya, cara
ijsia
ini kurang akurat untuk
; _____
lenis kelamir: Beiat
thn 1-4 thn 5-9 thn
Area Kepala Leher
19
Trunkus anterior Trunkus posterior Bokong kanan
t3
2
l3 2t/z
Bokong kiri Genitalia
2/,
Brakhium kanan Brakhium kiri
4 4
Antebrakhium kanan Antebrakhium kiri
3
1
3
Tangan kanan Tangan kiri Paha kanan
21/,
kiri
5%
Paha
2% 5%
Crus kanan
5
Crus kiri Kaki kanan
5
Kaki kiri
3% 3%
10-14
thn
17 13 11 2222 13 13 13 13 t3 13 2t/z 2% 2/' 2t/z 21/z 2y, 1111 4444 4444 3333 3333 2% 2% 2% 21/z 2% 2y, 6% 8 \t/z 6k88%9 5 5Y, 6 55Yr66% 3Y, 3% 31/' 3% 3% 3y,
15
thn
b6daili_.-,
Dewasa
Partial 2o
thickness 9
Full
Total
thickness 3r
7 2
13 13
t3 13
2t/z
2%
2%
2v,
i 4 4 3 3
2% 2% 9
2% 2%
9'/, 9v,
6'/'
7 8
3rt 3t/z
3v,
3'/,
Total
Gambar
7.
Lund and Brcwder chart. Tabel tersebut dapat membantu perhitungan luas luka bakar secara lebih tepat sesuai perkembangan tubuh menurut pertambahan usia.
220
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni
200g
Merujuk Pqsien Luka Bqkar: Pertimbangan Praktis mengestimasi luas luka bakar pasien anak atau bayi, karena umumnya petugas kesehatan hanya mengingat dengan pasti rules of nine untuk pasien dewasa. Carayangketiga adalah menggunakan bagan Lund dan Browder. Cara ini paling tepat dalam memperhitungkan luasnya luka bakar karena dapat
mengikuti perubahan berdasarkan perkembangan tubuh menurut usia sehingga sangat akurat untuk pasien anak (lihat GambarT).
Merujuk Pasien Luka Bakar Sangatlah penting bagi dokter di pelayanan kesehatan primer untuk menentukan kapan sebuah kasus luka bakar cukup ditanganinya sendiri, dirujuk ke rumah sakit, atau harus
langsung dikirim ke RS dengan unit luka bakar. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan luas, dalam, lokasi, kondisi komorbiditas, penyebab luka bakar, sefia usia pasien.e Yang dapat ditangani sebagai pasien rawat jalan langsung oleh dokter adalah kasus luka bakar minor yaitu luas luka bakar derajat2 <10% LPT pada orang dewasaatau<SYopada anak-anak atau lansia, luka bakar derajat 3 <2%o Lp! tidak tidak mengenai area wajah, genitalia, persendian, tidak disebabkan oleh listrik atau zat kimia, tidak ada trauma termal inhalasi dan tidak ada kondisi komorbiditas yang signifikan.e Di luar kriteria ini pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit atau langsung ke RS dengan unit luka bakarjika terdapat kriteria berikut:to
Pemeriksaan kedalaman/derajat luka bakar
Moist dressing konvensional* atau hidrogel,
Jelas merupakan luka bakar dermal dalam?
Memerlukan p.embedahan,
Diperkirakan sembuh dalam 2-3 minggu?
Moist dressing konvensional+,
biasanya 5 hari kemudian, kecuali < 1cm'di area yang
narike2 |roi 4Q
buhan?
Sedikit eksudat?
Banvak eksudat?
Berikan salep/vaselin,
Tanda-tanda kontaminasi atau i nfeksi?
tutup dengan dressing hipoalergenik kedap air, ganti balutan 5-7 hari kemudian nilai ulang satu periode perawatan
Ganti balutan dan
nilai ulang tiap ha
2
ri
(inflamasi meluas disertai disertai
Berikan antibiotika dan obat topikal yang mengandung antimikroba (atau hidrogel dengan antimikroba nonantibiotika);
Gamtrar S.Algoritma Tatalaksana Luka Bakar Berdasarkan Derajat Luka Bakar dan penanganannya. *Moist Dressing konvensional yaitu salep/vaselin + ft252 lembab + kasa kering + balutan hipoalergenik kedap air atau pembalut elastis
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni
2008
221
I
Merujuk Pasien Luka Bqkar: Pertimbangan Praktis
Gambar 9. (A) Luka Bakar Daerah Genitalia dan Persendian Inguinalis Kanan Serta Tangan Kanan. (B) Parut Hipertrofik pada Bekas Luka Bakar di Sepanjang Tungkai Bawah Hingga Dorsum pedis Kiri. (C) Kontaraktur pada Daerah Leher-Wajah. Ketiganya merupakan area luka bakar pada tubuh yang merupakan kriteria untuk dirujuk ke unit luka bakar, karena rnemerlukan penanganan oleh Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik.
I 2. t J.
4. 5. 6. 7.
Luka bakar der ajat 2 > 1 0%o LPT Luka bakar yang mengenai daerah wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, persendian utama(lihat Gambar 9) Luka bakar derajat 3 pada kelompok usia berapa pun Luka bakar listrik (termasuk tersambar petir) Luka bakar akibat zat kimia Terdapat cedera inhalasi Terdapat masalah medis sebelumnya (pre-existing medic
8.
9.
al conditions)lkondisi komorbiditas
Terdapat hauma penyerta, tetapi dengan luka bakar yang
Penderita pada kasus 1 berusia muda tanpa riwayat komobiditas yang dapat mengganggu penyembuhan. Luka bakar yang dialami tergolong luka bakar ringan yang meliputi 3 kali luas telapak tangan penderita atau sekitar 2$% LpT dan berderajat 2a. Walaupun luka bakar mengenai daerah
sendi, dengan perawatan yang baik terhadap luka bakar derajat 2a, diharapkan tidak terjadi gangguan fungsi di fase lanjut. Bulayang besar dapat dipecahkan karena berisi cairan yang dapat mengundang infeksi dan menyulitkan dressing luka. Kulit bz I a dap at dimanfaatkan s ebagai dr e s s i ng biolo gis dan diberikan moist dressing konvensional. pemasangan
paling berpotensi menimbulkan mortalitas dan morbiditas. Jika trauma penyerta yang lebih berpotensi tinggi menimbulkan mortalitas dan morbiditas, pasien di-stabilkan terlebih dahulu di trauma center sebelum
bidai di sisi anterior area persendian dapat mencegah proses kontraksi yang kemudian dapat menyebabkan kontraktur. Dengan demikian, penderita ini dapat ditatalaksana oleh
dihansferke unit luka bakar.
dokter.
Pasien lukabakar anakyang dirawat di rumah sakityang
tidak memiliki petugas dan fasilitas pelayanan pasien pediatrik yang memadai.
10.
Penderita luka bakar yang memerlukan penanganan khusus untuk masalah emosional dan sosial atau memerlukan tindakan rehabilitatif khusus (mencakup
kasus penganiayaan dan penelantaran anak) Tatalaksana berikutnya setelah kedalaman luka bakar ditentukan dapat dilihat pada Gambar 8.
llustrasi Kasus Penentuan Rujuk-Rawat Kasus Luka Bakar
Gambar 11. Kasus
2. Seorang
pemuda 18 tahun datang
se_
telah terkena semburan api pada sisi lateral ekstremitas atas dan trawah 8 hari sebelumnya.
l. Seorang laki-laki dua puluhan tahun datang setelah kedua tungkai bawahnya tersiram air panas setengah jam sebelumnya. Daerah tersetersebut terasa nyeri dan timbul bulae pada
Gambar 10. Kasus
k
))1
ulitnya.
Penderita pada kasus 2 berusia dewasa muda tanpa riwayat komobiditas yang dapat mengganggu penyembuhan. Luka bakar kira-kira seluas 9% LPT karena mengenai separuh lateral ekstrem itas atas (4 ,5o/o LPT) dan area pahakanan (4 ,5%o Maj Kedokt lndon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni 2009
Pasien Luka Bqkar: Pertimbangan Praktis
LPT). Kedalaman luka bakar sebagian besar berderajat 2a; sebagian berbaur dengan luka bakar derajat2b. Area perifer luka bahkan sudah mengalami epitelisasi. Luka bakar tidak
mengenai area persendian bahu, sebagian melibatkan area persendian siku, dan sedikitmengenai sisi lateral lutut. Secara
di area persendian berderajat 2a sehingga diprediksi tidak mengganggu frrngsi sendi di fase lanjut. Luka bakar derajat 2adan2b seluas <157o LPT pada orang dewasa dapat dirawat secara poliklinis dan penangananannya dapat dilakukan oleh dokter dengan prinsip moist dressing konvensional. Jika luka tidak sembuh setelah dua minggu umum luka
perawatan, penderita selayaknya dirujuk.
tersengat listrik, terkena bahan kimia, waktu dan lama kejadian, serta trauma lain terkait kejadian. Sebisanya diperoleh informasi sekilas mengenai ada tidaknya penyakit penyerta seperli jantung, hipertensi, diabetes, gangguan ginjrl, atau obatpng edang dipap6art,t: Jika luka bakar disebabkan oleh asam atau basa kuat, segera guyur dengan air sebanyak-banyaknya secara terus-menerus setidaknya selama 20 menit.4r2
Indikasi melakukan intubasi segera adalah adarrya distres pernapasan, riwayat cedera inhalasi misalnya terkurung dalam ruangan terbakar atau terkena ledakan, terlihat wajah, alis, dan bulu hidung hangus, adanya arang
atau sputum kehitaman, stridor, dan eritema atau pembengkakan pada orofaring dengan inspeksi langsung.l1 Setelah tindakan penyelamatan primer selesai, lakukan penilaian luas dan kedalaman luka bakar.2,l1,t2 Jika terdapat kriteria untuk merujuk ke unit luka bakar dan pasien untuk selnentara sudah stabil, lakukan koordinasi dengan dokter di pusat luka bakar dan rujuk pasien dengan lampiran catatan
hasil pemeriksaan yang dianggap penting oleh dokter pengirim maupun penerima rujukan.'2 Luka dapat ditutup wn errta.n dergan pen ba_lrtyang lCealyaitrpo lyvinyl chlori de s he et ing (cl ingfil m),untuk melindungi luka, mengurangi kehilangan panas dan menahan evaporasi, dan agar tidak mengganggu tampilan luka.lt'r3 Hal ini akan membantu tim Gambar 12. Kasus 3. Seorang anak berusia 5 tahun ditrawa ke Rumah Sakit setelah tersiram air panas di wajah dan dadanya satu jam sebelumnya. (Catatan: Penderita dikirim dengan pemberian krim di
unit luka bakar nantinya yang akan mengevaluasi luka dengan lebih akurat.lt Jika tidak terdapat film transparan, karena luka bakar derajat 2 terasa nyeri bahkan bila terkena aliran udara ruangan di atas luka, penutupan luka dengan kain/kasa steril
akan mengurangi nyeri, lalu selimuti pasien agar tetap
tempat pertama)
hangat.r2.13
Pada penderita anak-anak tersebut tidak ditemukan cedera inlalasi. Luka bakar berderajat 2a dan seluas 14%o LPT menurut Lund and Browder chqrttftbJkanak berusia 5 tahun (wajah +6,5yoLPT,sisi anterior leher+l% LP! trunkus anterior +6,5%LPT). Penderita ini selayaknya memperoleh perawatan inap mengingat luasnya dan area fungsional yang terlibat. Sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan kemampuan perawatan pediatrik.
Berikan irnunisasi tetanus sesuai dengan riwayat status imunisasi tetanus.l2Analgesik dan sedatif tidak perlu diberikan mengingat penderita luka bakar berat sering menjadi gelisah lebih karena hipoksemia dan hipovolemia bukan karena nyeri. Pemberian oksigen dan cairan akan menghasilkan respons yang lebih memuaskan dibandingkan dengan pemberian analgesik narkotik yang malahan dapat mengaburkan tanda terjadinya hipoksemia atau hipovolemia.
r
2
Penutup Manajemen Sebelum Merujuk Seperti kasus trauma pada umumnya, begitu pasien luka bakar datang dokter penolong harus melakukan evaluasi dan
Penilaian dan penanganan awal kasus luka bakar yang tepat tidak hanya akan menurunkan mortalitas tapijuga akan mempertahankan kualitas hidup penderita. Keputusan yang tepat kapan merujuk seorang penderita luka bakar memberi dampak yang besar bagi keberhasilan penanganan luka bakar.
tndakan I fe s av i n g mengatasi masalah AB C (a irw ay, b r e at hing, dan circulation). Kalau diperlukan, segera lakukan intubasi endotrakea dan pasang infus di daerah yang tidak terkena luka bakar minimal dengan j arum no. I 6. Bila terdapat eskar melingkar dada disertai distres pernapasan, segera lakukan eskaratomi sesuai garis eskaratomi di dada yaitu di sepanjang lengkungan dan sedikit di depan linea aksilaris anterior.T Lepaskan pakaian dan perhiasan yang terbakar
Melakukan dengan benar tindakan yang sesuai dengan kompetensi seorang dokter sebagai penolong pertama, dokter bedah umum di instansi rumah sakit, atau seorang dokter bedah plastik di unit luka bakar, tidak akan membuat masingmasing peran tersebut menjadi berkurang nilainya. Hal ini justru akan memaksimalkan harapan dan kualitas hidup pasien
sambil melakukan anamnesis dengan cepat perihal mekanisme
karena terlangani dengan tepat sesuai dengan porsi dan
terbakar: apakah terkurung
di
suatu ruangan, ledakan,
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni
2008
keahlian setiap petugas kesehatan yang melayaninya. Tidak 223
Merujuk Pasien Luka Bakar: Pertimbangan Praktis Amirsheybani HR, Crecelius GM, Timothy NH, Pfeiffer M, Saggers GC, Manders EK. The natural history of the growth of the hand: I. Hand area as a pe,rcentage of body surface area. plast
perlu ragu untuk merujuk ketika tidak tahu atau ragu tentang apa y ang harus dilakukan.
DaftarPustaka
1.
Kao CC, Garner WL. Acute burns. Plast Reconstr Surg 2000;
2.
Prasetyono TOH. Luka bakar: fase subakut. J I Bedah Indones 2001.29(3):27 -34 Baue AE. MOF, MODS, and SIRS: What is in a name or an acronym? Shock 2006;26(5):438-49 Benson A, Dickson WA, Boyce DE. Bums. BrMed J. 2006 [cited 2007 Apil26l 332fl%52.AuaiEob fon : http://bmj.com/cgi/ c ontentl fttll / 3 32 / 7 5 42 / 649 Papini R. Management of burns in various depths. Br Med J. 2004 [cited 2007 April 26] 329:158-60. Available from: http://
3. 4. 5. 6. 7.
20001101/2015.htm|
l0
ll t2
bmj. com/ cgi I content/ fii,ll/ 329 I 7 4 58 / | 5 8
Klein MB. Thermal, chemical, and electrical injuries. In: Thorne CH, d. GrdCc ad $nitr's PHb Su@y @ ed. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkin, a Wolters Kluwer Business, 2007. p.132-49. Hettiaratchy S, Papini R. Initial management of a major burn: IlToassesment and resuscitation. Br Med J. 2004 [cited 2008 Feb 7 I 329 : I 0 I -03. Available from: http ://bmj. com/c gi/content/full/
Reconstr Surg 2001 ;107(3):726-33. Morgan ED, Bledsoe SC, Barker J. Ambulatory management of bums. Am Fam Physician. 2000 [cited 2008 Feb 91 62(9):2015-
26, 2029 -3 0, 2032. Av ailable from : http ://www aafp-orgbfd
t0s(7):2482-92
329/7457 n01
224
9.
13
American Bum Assiciation in consultation with ACS. Guidelines for operations ofburn centers. 2006 [cited 2008 Feb 9]. Available from: httD://www.ameriburn.org/chapter I 4. pdf. Hettiaratchy S, Papini R. Initial management of a major bum: Ioverview. Br Med J.2004 [cited 2008 Feb 7] 328:1555-57. Available from: http://bmj.com/cei/content/full/328/745 5/l 5 5 5 American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced trauma life support for doctors: student course manual 7th ed. Chicago: American College of Surgeons, 2004 Hudspith J, Rayatt S. First aid and treatment of minor burns. BMJ. 2004 [cited 2008 Feb 7] 328:1487-89. Available from: http: / lbmi. coml cei/ content/ fulll 328 I 7 4 5 4 / I 487
@"n
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 6, Juni 2008