Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Dengan Pendekatan Inkuiri Pada Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas Mohamad Sofi (08110074) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan di kelas X. SMK Asy-Syairozi Jali Bonang Demak yaitu rendahnya minat belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Belajar tidak hanya diartikan sebagai pengumpulan informasi saja, tetapi juga diartikan sebagai pengumpulan pengalaman pengetahuan dan metodemetode untuk memecaahkan masalah. Inkuiri memberikan perhatian dalam menolong siswa menyelidiki secara independent, namun dalam suatu cara yang teratur. Ia menginginkan siswa menyatakan mengapa peristiwa itu terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis, dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual secara umum yang mereka dapat gunakan untuk mendapatkan mengapa benda-benda itu seperti itu. Di dalam proses belajar mengajar tidak lagi sekedar menyampaikan dan menerima informasi, tetapi mengolah informasi sebagai masukan pada usaha peningkatan kemampuan. Strategi belajar mengajar apapun di usahakan kadar keterlibatan siswa setinggi atau semaksimal mungkin. Siswa diberi kesempatan luas untuk menyerap informasi, menghayati peristiwa-peristiwa untuk membentuk sikap serta melakukan ketrampilan melalui perbuatan langsung percobaan dengan mengkajian kritis secara fungsional dan bertanggung jawab. Hasil penelitian tindakan kelas ini mengalami peningkatan minat belajar siswa dari siklus I ke siklusII, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, yaitu data pendapat siswa secara tertulis meningkat dari siklus I ke siklus II, kenaikan minat belajar siswa sebesar 31,03%. Peningkatan minat belajar siswa ini didukung pula dengan hasil wawancara antara peneliti dengan siswa yaitu dari hasil pendapat siswa secara lisan, kesan siswa terhadap proses pembalajaran dengan metode inkuiri menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 37,5%. Peningkatan minat belajar ini didukung pula dengan data hasil observasi peneliti soal proses pembelajaran berlangsung, yaitu terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 12,1%. Kata Kunci : Minat, Inkuiri, Hak Asasi Manusia, SMK PENDAHULUAN Pendidikan dalam era globalisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting, karena dengan majunya pendidikan akan sangat membantu bangsa menuju era kemajuan sehingga dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Salah satu upaya pemerintah untuk mewujutkan tujuan pembangunan nasional yaitu dengan pembaruan sistem pendidikan nasional, karena menyangkut proses belajar mengajar. Pada dasarnya belajar menurut menurut Sardiman (2005:21) “belajar itu sebagai rangkaian jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Menurut Gestalt dalam Hamalik (1991:16) “belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seorang berkat pengalaman dan pelatihan”. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru yang mendorong siswa untuk
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
44
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsipprinsip untuk diri siswa sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan siswa dan catatan harian mengajar guru mengenai hal-hal yang terjadi di SMK Asy-Syairozi dalam kelas khususnya pada proses belajar mengajar, dapat diketahui bahwa pada umumnya pembelajaran yang hanya sebatas diskusi informasi(ceramah) dan pemberian tugas(mengerjakan soal), membuat siswa menjadi bosan dan kurang tertarik. Berdasarkan hasil observasi secara langsung di kelas ditemukan kurang minatnya siswa dalam pemberian tugas pekerjaan rumah oleh guru, sebagian besar catatan buku Pendidikan Kewarganegaraan siswa kurang lengkap, dilihat dari daftar hadir siswa (presensi) banyaknya siswa yang tidak hadir atau mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, mayoritas siswa merasa sulit memahami konsep pembelajaran Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi (ceramah), sebagian siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal, dan rendahnya respon umpan balik dari siwa ke guru yang ditunjukkan oleh sikap yang kurang antusias terhadap pertanyaan-pertanyaan dan penjelasan dari guru pada saat pembelajaran berlangsung, akibatnya dalam proses belajar mengajar (KBM)nya bersifat pasif dan berjalan satu arah saja, hal itu menunjukkan rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan dapat menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat mempersempit wawasan dan daya pikir serta potensi siswa kurang terapresiasikan secara optimal. Apabila cara-cara pengajaran yang kurang mengembangkan aktifitas belajar siswa tetap dipertahankan, maka akan dapat mematikan kreatifitas siswa, sehingga mengakibatkan rendahnya minat belajar siswa, dan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Belajar tidak hanya diartikan sebagai pengumpulan informasi saja, tetapi juga diartikan sebagai pengumpulan pengalaman pengetahuan dan metode-metode untuk memecaahkan masalah. Inkuiri memberikan perhatian dalam menolong siswa menyelidiki secara independent, namun dalam suatu cara yang teratur. Ia menginginkan siswa menyatakan mengapa peristiwa itu terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis, dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual secara umum yang mereka dapat gunakan untuk mendapatkan mengapa benda-benda itu seperti itu. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru yang mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsipprinsip untuk diri siswa sendiri. Penerapan strategi ini di harapkan dapat mengoptimalkan minat belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Meningkatkan minat belajar siswa melalui pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri pada materi pokok Hak Asasi Manusia di kelas X.Mo SMK Asy-Syairozi Jali Bonang Demak, tahun pelajaran 2011/2012
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
45
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Minat Belajar Salah satu hal yang penting dalam proses belajar adalah adanya minat. Hal ini di dasari oleh kenyataan bahwa prestasi siswa akan lebih baik apabila memiliki minat yang besar terhadap pelajaran yang di ajarkan, jika pendidikan menghadapi persoalan rendahnya minat belajar siswa maka kondisi ini akan menghambat tercapainya tujuan belajar yaitu untuk mencapai perubahan kognitif, afektif dan psikomotor pada dirinya. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapanya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Konsep Pembelajaran Inkuiri Di dalam proses belajar mengajar tidak lagi sekedar menyampaikan dan menerima informasi, tetapi mengolah informasi sebagai masukan pada usaha peningkatan kemampuan. Strategi belajar mengajar apapun di usahakan kadar keterlibatan siswa setinggi atau semaksimal mungkin. Siswa diberi kesempatan luas untuk menyerap informasi, menghayati peristiwa-peristiwa untuk membentuk sikap serta melakukan ketrampilan melalui perbuatan langsung percobaan dengan mengkajian kritis secara fungsional. Untuk mengembangkan pendekatan CBSA dan pendekatan konsep, maka
dapat dipilih
Pendekatan inkuiri. Melalui Pendekatan ini siswa dimotivasi untuk banyak berbuat, melibatkan diri dengan aktivitas sendiri. Banyak para ahli pendidikan dan para guru menggunakan istilah Pendekatan inkuiri dalam bahasa inggris „inquairy” secera bergantian dengan metode penemuan atau “Discovery”. Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan inquiry dibentuk dan meliputi discovery. Dengan kata lain inquiry merupakan suatu perluasan proses discovery yang digunakan secara lebih.
METODE PENELITIAN Latar penelitian Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru yang mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsipprinsip untuk diri siswa sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan siswa dan catatan harian mengajar guru mengenai hal-hal yang terjadi di SMK Asy-Syairozi dalam kelas khususnya pada proses belajar mengajar, dapat diketahui bahwa pada umumnya pembelajaran yang hanya sebatas diskusi informasi(ceramah) dan pemberian tugas(mengerjakan soal), membuat siswa menjadi bosan dan kurang tertarik. Berdasarkan hasil observasi secara langsung di kelas ditemukan kurang minatnya siswa dalam pemberian tugas pekerjaan rumah oleh guru, sebagian besar catatan buku Pendidikan
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
46
Kewarganegaraan siswa kurang lengkap, dilihat dari daftar hadir siswa (presensi) banyaknya siswa yang tidak hadir atau mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, mayoritas siswa merasa sulit memahami konsep pembelajaran Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi (ceramah), sebagian siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal, dan rendahnya respon umpan balik dari siwa ke guru yang ditunjukkan oleh sikap yang kurang antusias terhadap pertanyaan-pertanyaan dan penjelasan dari guru pada saat pembelajaran berlangsung, akibatnya dalam proses belajar mengajar (KBM)nya bersifat pasif dan berjalan satu arah saja, hal itu menunjukkan rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan dapat menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa. Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tidakan kelas ini digunakan metode: 1. Metode Dokumentasi Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data siswa dalam sampel, misalnya daftar nama siswa dan data siswa kelas X SMK Asy-Syairozi Jali Bonang Demak yang diambil dari angket. 2. Uji tes PTK Uji digunakan untuk memperoleh PTK data tentang minat belajar siswa yang sesuai dengan pilhan sikap masing-masing tanpa intervensi dari luar. 3. Metode Wawancara Metode wawancara bertujuan untuk memperoleh tanggapan siswa secara lisan tentang minat belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Wawancara dilakuakan pada 3 siswa untuk mewakili sampel yang ada. 4. Metode Observasi Metode yang bertujuan untuk mengamati minat belajar siswa sesuai format yang diobservasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Pengembangan pembelajaran PKn dengan Pendekatan inkuiri pada materi pokok “Hak Asasi Manusia” untuk meningkatkan minat belajar siswa SMK Asy-Syairozi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai dapat di deskripsikan mulai rencana, pengamatan dan refleksi berikut ini. Siklus I a. Data rencana Peneliti menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam proses pembelajaran yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa kelas X SMK Asy-syairozi Jali Bonang Demak terhadap pembelajaran PKn mengenai Hak Asasi Manusia berkaitan dengan manfaatnya. Dari analisis hasil evaluasi belajar yang di capai siswa sebelum di adakan perbaikan pembelajaran dapat di kemukakan bahwa nilai terendah 50, nilai tertinggi 85 dan nilai rata-rata kelas 65, sedangkan
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
47
siswa yang mencapai nilai > KKM (70) hanya sebanyak 20 siswa dari 40 siswa atau tingkat ketuntasan baru mencapai 50%. b. Data pelaksanaan Setelah selesai melaksanakan kegiatan akhir pembelajaran yakni tes formatif, kegiatan dilanjutkan dengan analisis hasil evaluasi belajar siswa untuk mengukur sejauh mana keberhasilan perbaikan pembelajaran siklus I. Untuk mengetahui hasil dan analisis evaluasi belajar siswa, berikut ini disajikan daftar nilai dan analisis hasil evaluasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Daftar Nilai dan Analisis Hasil Evaluasi Belajar Pra-Siklus dan Setelah Perbaikan Pembelajaran Siklus I Proses Pembelajaran Pra-Siklus No.
Nama Siswa
KKM Nilai Tuntas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Agus wakhid hasyim Ahmad munasikin Andi irawan Ana khoirun nisa‟ Ahmad ali nur huda Ahmad khudoifah Bahruddin Beni kisworo Cahyo susanto Cindi atika sari Dawin nadhor Dedi prasetyo Dandi ilham Dewi khusaemah Doni lukman Edi naryo Eka puspasari Fitriah Fatkhur Faisal nugroho Khoifah Khambali Misbah Muamar Mukminin
Perbaikan Siklus I
70
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
65 65 70 70 75 70 70 70 61 50 70 70 61 61 70 50 80 61 40 80 61 65 45 60 65
-
Tidak Tidak Nilai Tuntas Tuntas Tuntas x x x x x x x x x x x x x x x x
60 60 50 75 70 75 70 80 75 60 70 75 60 70 75 60 90 75 50 90 60 65 75 65 75
x x x X X X X X x x -
48
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nur kholid Nur rohman Nur khasanah Nur rohmah Saidah Saefullah Siti aminati Siti muafiatun Ulin nuha Vita ariani Vivin pitaloka Vindi anton Wida nur Wagimen Zaenal abidin JUMLAH
65 65 75 65 70 75 65 65 60 55 50 55 60 60 70
x x x x x x x x x x x -
65 60 60 80 65 85 65 70 75 60 60 60 65 65 85
x x x x x x x x x x -
2560
13
27
2750
20
20
RATA-RATA
70
75
TINGKAT KETUNTASAN 43% 62% KLASIKAL Mengenai banyak siswa yang memperoleh nilai tuntas atau ≥ KKM (70) dan yang memperoleh nilai tidak tuntas < KKM (70) sebelum perbaikan dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Daftar Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Perbaikan Pembelajaran Siklus I Banyak Siswa No.
Ketuntasan
1. 2.
Tuntas atau Nilai ≥ KKM (70)
Sebelum Perbaikan 13
Perbaikan Siklus I 20
Tidak Tuntas atau Nilai < KKM (70)
27
20
40
40
Jumlah
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
49
Tabel 2. di atas dapat peneliti sajikan dalam bentuk diagram batang yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini. Proses Pembelajaran
Banyak Siswa
27 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2020 13
Sebelum Perbaikan
Tuntas Tidak Tuntas
Perbaikan Siklus I
Gambar 1. Diagram Ketuntasan Sebelum dan Setelah Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Dari tabel 2 dan gambar 1 dapat dijelaskan bahwa siswa yang mencapai nilai tuntas atau mencapai nilai ≥ KKM 70) semakin bertambah. Jika sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas sebanyak13 orang, setelah perbaikan pembelajaran siklus I banyak siswa yang mencapai nilai tuntas semakin meningkat menjadi 20 orang. Berarti siswa yang tuntas bertambah 7 orang. Mengenai kenaikan nilai rata-rata evaluasi belajar evaluasi belajar sebelum pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I, berikut ini disajikan gambar diagram batang nilai rata-rata kelas sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I yang dapat dilihat pada gambar 2.
Nilai Rata-Rata Kelas
Proses Pembelajaran 70
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
75 Sebelum Perbaikan Perbaikan Siklus I
Sebelum Perbaikan Perbaikan Siklus I Gambar 2. Diagram Nilai Rata-Rata Evaluasi Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Perbaikan Pembelajaran Siklus I
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
50
Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa ada kenaikan nilai rata-rata hasil evaluasi belajar siswa setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I. Jika sebelum diadakan perbaikan pembelajaran nilai rata-rata hasil evaluasi belajar baru mencapai 61, setelah perbaikan pembelajaran siklus I hasil evaluasi belajar siswa meningkat menjadi 68. Dengan demikian ada kenaikan nilai rata-rata sebesar 7 poin. Analisis siklus 1. Siklus I Pada siklus I, guru memberikan pengantar tentang segala sesuatu yang akan dikerjakan pada saat tindakan kelas, yaitu guru menyampaikan tujuan pemebelajaran dan garis besar
materi
tentang Hak Asasi Manusia kemudian guru menunjukkan macam-macam gambar dan serta permasalahan tentang mengapa Hak Asasi Manusia sangat penting bagi kita. Dengan disajikan permasalahan terebut diharapkan dapat memacu siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran PKn dengan Pendekatan inkuiri pada siklus I selesai, maka didapatkan data-data sebagai berikut: Tabel 3. Hasil rata-rata minat belajar siswa pada siklus I Jenis Data Prosentase Minat Kriteria Wawancara 50 % Minat Rendah Observasi 82,3% Minat Tinggi Jumlah keseluruhan 132,3% Rata-rata keseluruhan 55,37% Minat Rendah Dari hasil tersebut menunjukkan minat belajar belum maksimal, hal ini dapat terjadi karena pada siklus I ini siswa tidak bersemangat dengan Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru karena sebelumnya guru tidak terbiasa mengajar dengan Pendekatan ini sehingga siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil analisis tanggapan siswa sangat efektif saat pembelajaran berlangsung karena siswa yang berminat dengan cara mengajar guru ada 49,23% dan yang berminat terhadap pembelajaran PKn ada 35,75% lebih banyak dari pada siswa yang berminat terhadap pelajaran PKn ada 45,161% dan yang berminat terhadap materi yang diajarkan 5,17% tapi data angket ini belum maksimal, ini terjadi karena siswa masih ada yang bingung dengan Pendekatan pembelajaran unkuiri karena siswa belum pernah diajarkan dengan Pendekatan ini sehingga siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan dengan pembelajaran dikelas. 2. Data Pengamatan Dari pengamatan terhadap guru saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran siklus I, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1). Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik. 2). Menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan inkuirisecara tepat. 3). Memberikan motivasi kepada siswa cukup baik tapi perlu ditingkatkan.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
51
4). Masih kurang dalam memberikan bimbingan dalam mengerjakan tugas dengan baik. 5). Menyimpulkan pembelajaran dengan baik. Dari pengamatan terhadap siswa saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran siklus I, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1). Minat/motivasi siswa perlu lebih ditingkatkan. 2). Partisipasi siswa masih kurang. 3). Keaktifan siswa cukup baik. 4). Inisiatif siswa masih kurang. 5). Perhatian siswa sudah baik. 3. Data Refleksi Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, hasil evaluasi belajar yang dicapai siswa dapat meningkat. Hal ini terbukti dari hasil yang dicapai siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I, yaitu siswa yang memperoleh nilai tuntas atau nilai ≥ KKM (70) menjadi 25 orang dengan nilai rata rata evaluasi belajar siswa sebesar 80. Namun peneliti menyadari sepenuhnya bahwa proses perbaikan pembelajaran siklus I belum begitu berhasil, untuk itu peneliti melakukan refleksi diri sehingga dapat diidentifikasi berbagai masalah yang muncul saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran siklus I. Beberapa masalah yang muncul saat proses perbaikan pembelajaran siklus I antara lain: a. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. b. Masih banyak siswa yang pasif dan dalam mengerjakan tugas sering tergantung pada siswa yang lain. Dari beberapa masalah yang terjadi, peneliti mencoba mencari penyebab kurang berhasilnya proses perbaikan pembelajaran siklus I. Setelah berdiskusi dengan kepala sekolah, dapat dianalisis bahwa penyebab kurang berhasilnya proses
perbaikan pembelajaran siklus I antara lain
dikarenakan: a. Metode yang diterapkan guru belum dapat sepenuhnya melibatkan siswa
dalam proses
pembelajaran. b. Guru kurang memberikan reinforcement (penguatan positif) untuk membangitkan motivasi siswa. Dari hasil analisis masalah tersebut, peneliti mencoba mencari alternatif pemecahan masalah yang akan peneliti laksanakan pada proses perbaikan pembelajaran siklus II, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri. Ternyata pada siklus I dengan didirikan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan ikuiri ada kendala yang terjadi di kelas, yaitu dapat dilihat pada tabel derikut:
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
52
Tabel 4. Refleksi pada siklus I No
Kendala
Respon
1.
Siswa belum pernah melakukan proses pembelajaran dengan Pendekatan inkuiri
Ada beberapa siswa yang pasif
2.
Siswa belum belajar untuk mempersiapkan diri sebelumnya
Ada beberapa siswa yang tidak paham dengan materi yang diajarkan
3.
Macam-macam Hak Asasi Manusia yang digunakan dalam materi pelajaran terbatas
Tidak semua siswa mendapat media belajar Hak Asasi Manusia
Perbaikan Lebih melibatkan siswa, yaitu dengan mengajak siswa untuk lebih semangat dalam melakukan pengamatan Menyuruh siswa untuk membaca referensi dari berbagai literatur sebelum pelajaran dimulai Membawa/menunjukka macam-macam gambar sehingga semua siswa mendapatkan contoh Hak Asasi Manusia
4. Siklus II Dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I maka pada siklus II ini diadakan perbaikan-perbaikan. Pada silus II guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garisgaris besar materi tentang manfaat Hak Asasi Manusia dalam sesama manusia, kemudian memberikan salah satu contoh manfaat Hak Asasi Manusia dalam sesama manusia. Pada siklus II ini siswa akan lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran,yaitu dengan siswa melakukan observasi serta eksperimen secara langsung dari hasil penelitian yang dapat peneliti kemukakan mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, sampai dengan refleksi. a. Data Rencana Berdasarkan refleksi perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II. Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan karena setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, hasil evaluasi belajar yang dicapai siswa meningkat, namun peningkatan hasil evaluasi belajar siswa masih belum begitu maksimal. b. Data pengamatan Dari pengamatan terhadap guru saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1). Membangkitkan motivasi siswa dengan baik . 2). Menggunakan media pembelajaran/alat peraga secara lengkap. 3). Memberian bimbingan dalam mengerjakan tugas dengan aktif. 4). Menyimpulkan pembelajaran dengan baik.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
53
Dari pengamatan terhadap siswa saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1). Minat/motivasi siswa meningkat dengan baik. 2). Partisipasi siswa sudah baik. 3). Keaktifan siswa sudah baik. 4). Inisiatif siswa cukup baik. 5). Perhatian siswa sudah baik. c. Data Refleksi Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II ada peningkatan hasil evaluasi belajar siswa yang signifikan. Hal ini dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar yang dicapai siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II, di mana siswa yang memperoleh nilai tuntas atau nilai ≥ KKM (70) menjadi 27 siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Kemajuan yang dilakukan guru dalam perbaikan pembelajaran siklus II yakni model pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri yang diterapkan guru dapat sepenuhnya melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran dan guru sudah banyak memberikan reinforcement
(penguatan positif) untuk membangitkan motivasi siswa. Dengan beberapa peningkatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut, berpengaruh positif terhadap kemajuan
siswa.
Kemajuan
dari
siswa
antara
lain
sudah
banyak
siswa
yang
terlibat/berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan sebagian siswa sudah aktif dan dalam mengerjakan tugas tidak banyak tergantung pada siswa yang lain. Oleh karena banyak siswa dapat mencapai ketuntasan dalam belajar, maka proses perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut di atas sudah berhasil. Untuk itu perbaikan pembelajaran sudah selesai pada siklus II sehingga tidak diperlukan
perbaikan
pembelajaran siklus selanjutnya. Tabel 5. Refleksi pada siklus II No
Kendala
Respon
1.
Ada 3 siswa yang sering berpindah-pindah tempat pada saat pembelajaran inkuiri
Siswa sudah senang dalam pembelajaran
2.
Siswa sudah mempersiapkan diri dalam pembelajaran
Pemahaman siswa sudah baik
3.
Macam-macam Hak Asasi Manusia yang digunakan dalam materi pelajaran sudah cukup.
Semua siswa mendapat media belajar Hak Asasi Manusia
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
Perbaikan Siswa dibiasakan dalam pembelajaran inkuiri dan siswa mengenal lebih dalam untuk melakukan pengamatan Siswa sudah mempersiapkan referensi dari berbagai literatur sebelum pelajaran dimulai Membawa/menunjkka macam-macam gambar sehimgga semua siswa mendapatkan contoh Hak Asasi Manusia
54
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran PKn melalui Pendekatan inkuiri dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi pokok “Hak Asasi Manusia” kelas X. SMK Asy-Syairozi Jali Bonang Demak, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 80,63%, dengan rincian sebagai berikut: 1. Peningkatan minat belajar siswa berdasarkan angket dari siklus I sebesar 33,82% meningkat pada siklus II sebesar 64,85%. 2. Peningkatan minat belajar siswa berdasarkan wawancara dari siklus I sebesar 50 % meningkat pada siklus II sebesar 87,5 % 3. Peningkatan minat belajar siswa berdasarkan observasi dari siklus I sebesar 82,3 % meningkat pada siklus II sebesar 94,40%.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto. S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Nurhadi. 2004. Kurikulim 2004. Jakarta; Grasindo. Witherington. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Hamalik Umar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru. Sanjaya Wina. 2010. Srategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Roestiyah N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Wiryawan S.A. 1995. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
55