Tuti Tresnawati
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Ketentuan pidana pasal 72 UU No. 19 tahun 2002 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000, 00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000, 00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).
MENGUBAH KETAKUTAN MENJADI KEKUATAN Penyusun Editor Design Sampul Lay Out Cetakan Pertama
: Tuti Tresnawati : InPosisi.Studio : InPosisi.Studio : InPosisi.Studio : Tahun 2012
Penerbit: CV. GEMA BUKA NUSANTARA Jl. Riung Arum Raya No. 7 Bandung 40295 Telp. 022-7304606 E-mail:
[email protected]
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Tresnawati, Tuti Mengubah Ketakutan Menjadi Kekuatan/Tuti Tresnawati Cet. 1 - Bandung: CV. Gema Buku Nusantara, 2012. vi + 66 hlm ; Ilus ; 25 cm Bibliografi: hlm. 63 ISBN : 978-602-9110-37-1 1. Mengubah Ketakutan Menjadi Kekuatan
I. Judul
Prakata Kita semua tentu pernah merasa takut. Kunci menghadapinya adalah jangan biarkan perasaan itu bertahan lama dalam diri kita. Pikirkan hal lain sejenak! Hal yang terpenting adalah bagaimana memutarbalikkan perasaan irrasional menjadi energi yang berguna untuk memperbaiki kehidupan kita. Buat rasa takut menjadi Motivator! Dan sebab kita untuk berubah. Ketika anda mulai merasa takut, segera putar balikkan perasaan itu menjadi sebuah bahan bakar yang anda butuhkan untuk tetap membakar semangat anda. Seringkali anda merasa takut ketika sesuatu yang bernilai melintas dalam pikiran anda. Namun resikonya lebih besar dari yang akan diperoleh! Mulailah mengenali bahwa perasaan takut yang kelam itu merupakan awal dari masa depan yang lebih cerah. Penulis
iii
Daftar Isi Prakata Daftar Isi
iii v
Bab 1 Jangan Takut!
1
Memulai dari Awal
11
Gagal, Bangkit, Lalu Sukses
17
Jangan Menyerah
21
Jangan Takut Gagal
29
Belajar Dari Kegagalan
33
Takut Gagal
37
Takut Rugi
43
Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8
v
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Bab 9 Belajar Dari Guru
49
Bab 10 Meniru yang Positif Glosarium Indeks Daftar Pustaka Profil Penulis
vi Daftar Isi
55 61 62 63 65
Bab 1
Jangan Takut! Hidup kita di masa datang tergantung dari kehidupan masa kini yang kita pilih. Bangunan kehidupan yang kita akan jalani dapat berubah menjadi lebih baik, sesuai dengan komitmen kita untuk bisa meraih kehidupan yang lebih baik. Perumpamaan yang kita ambil dalam pembahasan ini bagaimana memulai bisnis sebagai pembentuk mental dan karakter pribadi yang baik untuk masa depan. Jika kita ingin mulai menjadikan diri pribadi sebagai pebisnis baru atau meniti sebuah jenjang karier baru, hal ini memanglah bukan pekerjaan yang mudah. Akan tetapi, demi menuju masa depan gemilang, kita harus optimis dengan menganggap bahwa masa kini adalah masa keemasan kita. Walaupun pada kenyataannya, secara teknis justru kita sedang berada pada tataran masa perintisan perjuangan untuk memulai sebuah bisnis atau karier.
Sumber: nintaninta.wordpress.com
1
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Apakah kita akan mencapai sukses ataukah gagal? Ini semua tergantung pada pilihan kita. Tergantung bagaimana kita membentuk diri kita. Ingatlah, masa depan berada di tangan kita. Sudah banyak orang-orang sukses yang kita kenal. Mereka pun telah melewati proses yang begitu panjang untuk mencapai apa yang mereka dapat sekarang. Berbagai macam keberhasilan sekaligus kegagalan telah dilalui. Kita pun bisa seperti mereka. Oleh karena itulah, kita harus berusaha memanfaatkan masa kini dengan sebaik-baiknya. Sebab, waktu tidak bisa kembali berjalan mundur. Selama kita masih menggenggam waktu, selama itu pula kita bisa berusaha sekuat tenaga untuk memanfaatkan waktu sekarang yang merupakan aset paling berharga bagi diri kita, yakni kesempatan. Sebuah kesempatan untuk bisa mengukir prestasi bisnis gemilang atau karier yang menanjak. Rasa takut sebetulnya hal yang manusiawi. Tapi kalau sudah kelewatan, rasa takut bisa menindas kita dan menghambat keberhasilan yang ingin kita raih. Oleh karena itu, rasa takut perlu segera kita evaluasi. Satu perkara yang menjadi bahan ketakutan adalah adanya konsep risiko yang harus dihadapi saat misalnya sebuah bidang bisnis atau karier akan dimulai. Risiko, sebuah kata sebagai simbol yang menjadikan rasa takut kian menebal saat akan memulai bisnis, misalnya saat bisnis yang akan dimulai adalah jual beli. Bila kita uraikan risiko-risiko yang memengaruhi rasa takut jadi kian menebal ini, di antaranya sebagai berikut. ¾ Takut barang yang akan diperjualbelikan tidak laku, sehingga modal uang yang telah dikeluarkan menjadi amblas. ¾ Seandainya laku pun, takut bila yang terjualnya hanya sedikit saja, tidak memenuhi target. Sehingga bukan untung yang didapat, akan tetapi uang yang telah dimiliki menjadi berkurang. ¾ Seandainya uang yang digunakan sebagai modal bersumber dari pinjaman maka takut tidak akan terbayar. Sehingga bukan perbaikan ekonomi yang didapat, tetapi bertambahnya beban. ¾ Takut usaha yang dilakukan ketika barang yang dijaminkan ke pihak lain sebagai syarat meminjam modal akan tersita karena usaha yang dilakukan akan mundur dan terus menjadi bangkrut dan jatuh kian sengsara, dengan tersitanya aset yang sudah dimiliki. ¾ Takut karena tidak percaya pada kemampuan diri bisa bangkit kembali setelah diterpa badai kebangkrutan, meskipun sudah tahu bahwa dalam bisnis, jatuh bangun menjadi perkara biasa yang terjadi.
2 Jangan Takut!
¾
Takut bila barang yang akan diperjualbelikan ternyata kalah bersaing dengan pelaku bisnis lainnya dengan barang yang sama. Sehingga ujung-ujungnya bangkrut juga. Pikiran-pikiran negatif yang diberikan kepada rasa takut seperti di ataslah yang membuat pelaku bisnis pemula selalu mengurungkan niat untuk memulai bisnis misalnya. Jika akal sehat kita senantiasa kita biarkan terus diserang oleh pikiranpikiran negatif tersebut, bisa dipastikan kita tidak akan pernah bisa mendirikan bisnis. Tentunya, kita tidak ingin gairah berbisnis yang telah berkobar menjadi padam karena rasa takut yang melanda. Sebenarnya, kita dapat melakukan beberapa hal untuk meminimalkan rasa takut. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
1.
Melakukan perencanaan yang matang Tentunya kita sudah tahu istilah bahwa “gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”. Hal ini sepatutnya kita perhatikan demi menghilangkan ketakutan saat akan memulai bisnis. Dengan melakukan perencanaan yang matang, dapat membuat rasa takut terkikis sedikit demi sedikit. Perencanaan yang dibuat dapat meliputi rencana untuk mencegah risiko tertinggi yang bisa terjadi. Sehingga, jika risiko itu terjadi maka imbasnya tidaklah dengan serta merta membuat hidup kita menjadi terpuruk. Misalnya memulai usaha dengan modal usaha yang relatif kecil-kecilan dulu dan sumber modal didapat dari “uang dingin”. Bisa juga dengan menyiapkan mental siap sukses dengan siap menyikapi kegagalan dengan optimisme yang selalu dibangun dengan segera.
2.
Mulai sekarang juga! Ketakutan biasanya akan hilang manakala aktivitas berbisnis telah berhasil kita jalankan. Memulai bisnis adalah start awal yang sesungguhnya paling sulit dilakukan karena rasa takut yang semakin menjadi-jadi. Untuk itulah, segera memulai langkah bisnis akan lebih baik setelah perencanaan yang matang dilakukan. Sebab, seiring dengan rencana matang yang telah kita susun, biasanya rasa takut akan berkurang dan perlahan sirna. Lagi pula, jika tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi?
3.
Mencari referensi yang tepat Bergaul dengan orang-orang arif dan bijaksana yang telah terbiasa dengan arena berbisnis, jauh akan membuat rasa takut menjadi teredam. Sebab, saat
3 Jangan Takut!
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan kita merasa takut untuk memulai bisnis maka pendapat dan pengalaman yang mereka bagi dapat memberikan sugesti yang positif dan membuat kita berpikir lebih objektif. Hal ini akan semakin membuat kita terpacu untuk meniadakan ketakutan yang selalu hinggap dalam jiwa kita. Tanamkan motivasi dalam diri bahwa jika orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa? Ketakutan memang bisa menghampiri siapa saja. Tidak sedikit orang yang menyimpan ketakutan dalam berbisnis karena beranggapan bahwa ketika bisnis itu perlu modal yang besar dan harus menyediakan tempat khusus untuk memulai usaha. Perkara uang memang diperlukan. Namun ada yang lebih penting dari sekadar uang. Bisnis sebetulnya bisa dijalankan dari mana saja. Lalu selain uang, modal apa saja yang dibutuhkan untuk memulai bisnis?
1.
Kemauan Saat akan memulai sebuah bisnis. Maka modal pertama yang biasanya tertanam dalam benak kita adalah uang. Padahal jika kita bertanya kepada diri kita sendiri, sebetulnya modal awal yang benar-benar jadi modal adalah kemauan kita bukan uang. Saat kita beranggapan bahwa uang adalah modal yang utama, maka tak aneh jika ketakutan selalu menyerang dengan telak pada sisi takut kehilangan uang alias takut rugi atau memang kita tidak punya banyak uang. Jika sebuah kemauan kuat sudah terbangun dengan sungguhsungguh maka dengan sendirinya ketakutan seperti ini akan siap dihadapi. Bahkan kendala modal yang berupa uang yang belum dimiliki, terkadang bisa mudah kita raih saat seorang yang beruang melihat kesungguhan dan kemauan kita. Hal ini terbukti pada sebuah contoh sederhana, ketika seorang istri berkeinginan kuat untuk berjualan nasi kuning demi membantu penghasilan suaminya. Saat ia bercerita dengan sungguh-sungguh kepada sahabatnya maka tanpa diminta, sahabatnya memberikan modal berupa uang dan peralatan lain secara cuma-cuma alias tidak mengutangkan. Karena kemauan yang keras yang ditunjukkannya saat bercerita dan rasa takut tidak akan laku keras, yang asalnya melandanya menjadi sirna adanya. Toh modalnya ia dapatkan secara gratis. Ternyata berjualan nasi kuningnya pun kini laris manis.
4 Jangan Takut!
2.
Optimis Setelah merasakan kemauan yang keras dan menggebu-gebu, selanjutnya adalah memupuk rasa optimisme. Rasa optimisme ini didukung pula dengan keyakinan yang kukuh. Dengan memiliki keduanya, rasa takut akan semakin terkikis dengan sendirinya. Optimisme dan keyakinan bahwa kita sanggup untuk menjalani suatu bisnis berkaitan erat dengan kemauan keras. Seorang yang memiliki sikap optimis dan percaya pada apa yang diyakininya sanggup mendatangkan kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh. Inilah magnet yang begitu kuat dan mampu menarik kepercayaan dari orang lain, baik dari penanam modal, relasi, atau konsumen. Artinya, terdapat aura yang memancar secara positif yang lahir secara tidak langsung sehingga menjadi atmosfer komunikasi yang selalu kondusif dan membuat orang lain, baik relasi atau konsumen, menjadi nyaman saat berinteraksi atau bertransaksi.
3.
Ide bisnis Selama kita belum berhasil memantapkan ide bisnis yang akan dilakoni, selama itu pula kita akan terus-menerus merasa takut untuk memulai bisnis kita. Ketakutan untuk ini merupakan akibat dari belum mantapnya keteguhan kita akan jenis bisnis apa yang hendak dijalani. Sementara itu, semangat untuk berbisnis telah menggebu-gebu. Bersabar untuk manahan segera menceburkan diri dalam bidang bisnis atau meniti sebuah karier adalah lebih baik kita jadikan sikap jiwa. Sebab jika tidak diredam, hanyalah rasa ketakutan demi ketakutanlah yang tercipta. Bersabar memang akan lebih mendatangkan hasil yang lebih baik daripada terburu-buru dan memaksakan keinginan tanpa dilandasi persiapan yang matang. Terlepas dari bisnis jenis apa yang hendak dijalani, hal yang sangat penting dalam memulai bisnis adalah menemukan ide yang kreatif dan brilian. Ide yang sudah betul-betul diperhitungkan dan dinilai dari berbagai sudut pandang. Tidak masalah jika ide kita sama dengan orang lain. Namun, ide yang kita miliki harus fresh, beda, kreatif, dan punya sesuatu yang unik supaya dapat menarik minat banyak orang. Supaya kita berhasil memantapkan sebuah ide bisnis atau karier, alangkah lebih baik bila dilatarbelakangi oleh bakat atau potensi diri yang dimiliki. Misalnya saat seseorang berharap ingin menjadi artis sebagai
5 Jangan Takut!
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan titian karier yang ingin segera digelutinya. Maka sebelumnya, dia perlu mempertimbangkan dan mematangkan sudut kemampuan dan kelebihan potensi dirinya. Kesanggupan dan kesiapan pun perlu terus ditanyakan kepada diri sendiri. Hal ini lebih baik daripada memikirkan terus-menerus rasa takut karena hanya akan melemahkan semangat. Contoh lainnya adalah saat seorang teman memiliki harapan untuk bisa menjadi seorang pebisnis sukses atau memiliki karier yang bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, dia selalu mengeluhkan banyak ketakutan. Ketika ditanyakan kepadanya, jenis bisnis atau bidang karier apa yang ingin diwujudkan. Jawabannya masih ngambang alias belum mantap pada satu jenis bisnis ataupun karier. Ia pun disarankan agar memastikan terlebih dahulu ide bisnis atau bentuk karier yang ingin dijalaninya sebelum berpikir takut ini dan itu. Kini, ia tengah menjadi seorang penulis yeng telah menghasilkan banyak tulisan. Rezeki dari hasil menulisnya cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga, meskipun kariernya belum memuncak. Akan tetapi, minimal segala ketakutan yang selalu diutarakannya jadi tidak terdengar lagi. Pendengaran dan penglihatan serta hati yang kita miliki harus dapat dioptimalkan dalam menjalani kehidupan. Islam mengajarkan kita untuk terus mengembangkan potensi diri. Demikian pula dalam mencari ide. Kita bisa menggunakan semua potensi yang kita miliki untuk mendapatakan ide–ide kreatif dalam menemukan bidang usaha. Melihat lalu mencerna, mendengar lalu mencerna, merasa lalu mencerna. Memikirkan yang sudah dicerna dan merumuskannya dengan baik menjadi sebuah ide dan rencana usaha yang cemerlang.
4.
Informasi risiko Ketakutan saat akan memulai bisnis, biasanya lebih didominasi oleh prasangka, tebakan, perkiraan, dan dugaan negatif yang semuanya masih berada pada tataran teori yang memenuhi akal sehat. Sehingga akal sehatnya menjadi kurang bisa diberdayakan lagi. Cara berpikir bijak akan lebih dirasakan nilai manfaatnya ketimbang berpikir negatif. Misalnya, kita bisa mencari informasi secara pasti dari orang-orang yang terlebih dahulu terjun dalam sebuah bisnis atau dalam sebuah karier. Contoh kasus, seseorang selalu mengeluhkan berbagai ketakutan ketika akan memulai bisnisnya. Saat ditanya orangtuanya yang siap memberikan
6 Jangan Takut!
dukungan modal finansial, ternyata alasan ketakutannya bersumber dari komentar dan dugaan teman-temannya yang justru belum mempraktikkan sebuah bisnis dan belum menapaki sebuah karier sama sekali. Kemudian, orang tuanya menyarankan agar melakukan konsultasi dengan beberapa orang yang telah melakukan praktik bisnis. Maka tak lama kemudian, kini ia tersenyum bisa mengelola sebuah toko bangunan, setelah sekian lama menganggur dengan dampak sering mengkhawatirkan orang tuanya. Kemajuan ini terjadi setelah dirinya menyerap informasi secara real tentang segala risiko bisnis, termasuk risiko tertinggi dari seorang kawan lamanya yang sudah sukses menjadi bos toko bangunan.
5.
Kekuatan spiritual Melakukan bisnis untuk pertama kalinya memang penuh godaan. Ketakutan dan rasa was-was atas segala sesuatu yang belum pasti terjadi akan selalu menghampiri. Namun jika kita memiliki kekuatan dalam memegang prinsip agama maka ketakutan itu akan terasa sebagai tantangan bukan lagi penghambat. Sebagai umat muslim, tentunya kita telah mengetahui bahwa jika kita berniat baik maka segala langkah, termasuk melakukan sebuah bisnis atau karier, pada akhirnya akan berjalan dengan baik pula. Tentunya selama itu pula kita layak berharap besar bahwa Allah akan ikut serta saat kesabaran dalam memulai bisnis atau karier telah kita siapkan sedari awal, mengingat segala risiko yang mungkin bisa terjadi setiap saat dan tanpa diduga-duga sebelumnya. Selama kita belum meluruskan niat baik maka selama itu pula ketakutan akan menghantui kita dan membuat segala rencana yang telah matang dan tersusun dengan baik menjadi terhambat. Sebab saat terpikir sebuah risiko tertinggi yang akan terjadi, bukan perkara yang mudah jika hanya akan ditepiskan oleh jawaban akal sehat semata. Tetapi ingatlah bahwa Allah pasti akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita karena niat baik yang selalu memenuhi relung jiwa kita. Setidaknya, rasa tenang saat risiko tinggi benarbenar terjadi, akan membuat pikiran kita tetap jernih dalam berpikir solusi. Ketakutan yang kita rasakan akan terus dihembuskan syetan sampai kapan pun. Syetan tidak menginginkan manusia bisa sukses dalam hal materi. Sebab bagi golongan mereka, salah satu cara untuk mengkafirkan manusia adalah tetap berada dalam garis kemiskinan. Hal itu memudahkan mereka
7 Jangan Takut!
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan dalam melancarkan bujuk rayu untuk kessatan. Syetan akan terus berusaha meracuni pikiran manusia dan membisikkan segala macam rasa was-was supaya manusia tetap berada dalam kekalutan. Oleh karena itu, manusia seharusnya tidak mengikuti segala ketakutan yang tidak berarti. Saat tidak ada upaya perlawanan untuk meluruskan niat demi kebaikan, saat itu pula ketakutan demi ketakutan akan semakin menjalari jiwa hingga kita tak mampu bergerak maju. Sebab secara tidak sadar, pikirannya telah dipengaruhi syetan yang piawai dalam mengobok-obok pola pikir manusia untuk memisahkan perkara dunia dari nilai ibadah. Jika kita dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah Swt., kita akan mampu melakukan perlawanan terhadap rasa takut seperti apa pun. Dengan begitu, kemampuan spiritual kita pun bertambah kuat. Sampai langkah ini, Insya Allah keragu-raguan kita untuk segera memulai usaha akibat segala macam rasa takut akan hilang akibat menggabungkan kecerdasan untuk berbisnis atau berkarier dengan kekuatan nilai-nilai agama yang dipegang menjadi sebuah keyakinan. Maka kunci dalam tahap ini adalah tetap menghadirkan kebaikan di dalamnya. Ada banyak pengusaha sukses kelas dunia yang telah berhasil mengabungkan aspek agama dan bisnisnya, yaitu Bill Gates, Donald Trump, Anita Roddick, Warren Buffet, dan masih banyak lagi. Para pengusaha ini meski tidak secara eksplisit dikatakan murni mengimplementasikan ajaran agama dalam bisnisnya, namun mereka memiliki tipikal di antaranya humanis, manajer yang cerdas (profesional), menggaji karyawannya dengan layak, dan mengedepankan etika berbisnis. Para pebisnis ini hanya sebagian pengusaha yang menerapkan faktor religi dalam praktik berbisnisnya. Mereka menyumbangkan lebih dari 10 persen hasil keuntungan usahanya untuk kegiatan sosial. Di Indonesia, muncul label Pandu Siwi Sentosa yang didirikan pada 1992 oleh seorang pengusaha bernama Bhakty. Ia memulai bisnis jasa kurir dengan label Pandu Siwi Sentosa. Meski sempat jatuh, hal itu tidak membuatnya putus asa. Ia terus berusaha menata dan memperbaiki manajemennya hingga akhirnya membuahkan hasil. Bisnisnya kembali bangkit. Setelah mencapai keberhasilannya, ia tidak melupakan jasa karyawannya. Bagaimanapun juga, mereka ikut andil besar dalam kesuksesan bisnisnya. Untuk itu, ia membuat program dengan mengirim karyawannya ke tanah suci dan menjadi haji.
8 Jangan Takut!
Hal itu dilakukannya karena Bhakty menyadari, bahwa Allah SWT yang memberi kemudahan pada umat-Nya yang berusaha di jalan Allah. Maka dari itu, ia kembalikan kepada Allah melalui nilai-nilai yang ia tanamkan di perusahaannya, seperti nilai welas asih, atau berderma dan menanamkan nilai-nilai Islami pada karyawannya. Di kantornya, ia menerapkan zona bebas asap rokok bagi karyawannya, dan area berjilbab bagi karyawatinya.
9 Jangan Takut!
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Bab 2
Memulai dari Awal Membangun bisnis sendiri merupakan impian banyak orang. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang ragu untuk memulai usahanya. Keraguan itu muncul bisa dikarenakan banyak ketakutan, apalagi jika kita akan memulai sebuah usaha dari titik nol. Ketakutan saat akan memulai bisnis memanglah beralasan dan hal ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Namun bukan berarti kita terus larut dalam ketakutan yang kita rasakan. Keberanian memulai dari nol adalah sebuah langkah yang bisa saja mengkikis rasa takut untuk mengawali bisnis. Mendorong diri agar mampu menjalani wirausaha dengan modal seadanya dalam rangka meniadakan dominasi ketakutan saat akan memulai bisnis adalah perkara yang bisa diupayakan demi langkah awal bisnis. Untuk bisa menjalankan sebuah wirausaha dengan modal sedikit, berbanding lurus dengan jiwa visioner dalam berbisnis. Artinya, tidaklah mengapa kita saat ini memiliki modal terbatas dengan sebuah ukuran yang relatif, yang terpenting adalah tidak ada unsur mamaksakan dalam pengadaannya. Dengan menanamkan dalam jiwa kita, bahwa suatu saat pastilah bisnis yang kita jalani akan semakin maju, bahkan bisa mengalahan kebesaran perusahaan-perusahaan lainnya. Memulai bisnis tidak perlu dengan modal besar. Memang berbisnis dengan modal besar kemungkinan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar pula. Namun tidak menutup kemungkinan dengan modal yang sedikit kita bisa menghasilkan keuntungan yang lebih banyak. Wirausahawan murni adalah seorang wirausahawan yang bisa merangkak lalu membesar dengan modal seadanya. Memulai bisnis dari nol bisa menjadi sebuah kebanggan yang tiada tara saat kita menapaki keberhasilan. Mengawali binsis dari titik nol mengundang tantangan dan kenikmatan tersendiri saat menjalaninya.
11
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Meskipun kita bukan seorang yang pandai dalam teori-teori bisnis, namun saat kita mampu menjalankan bisnis yang dimulai dengan nol maka fakta berbicara bahwa praktik bisnis lebih ampuh daripada sederetan teori. Saat itu, secara alamiyah akal kita senantiasa terpacu untuk mempertahankan jalannya bisnis dan tetap menghasilkan keuntungan. Bagaimana caranya? Hal ini selalu terjawab dalam universtitas kehidupan nyata yang dijalani saat terjun ke dunia bisnis dengan kemampuan akal yang secara spontan dan alamiah terus berpikir agar roda bisnis terus maju dan tidak merugi. Penuturan dari seorang bandar rongsokan yang kini memiliki sebuah mobil mewah adalah bukti bahwa dirinya benar-benar awam soal bisnis saat memulai usahanya. Dengan bermodalkan sebuah roda hasil pemberian seseorang, ia telah mampu melewati berbagai macam hal dan meraih suksesnya sendiri. Pekerjaan awalnya hanya mengoperasikan rodanya untuk berkeliling dari daerah satu ke daerah lainnya guna mengumpulkan barang bekas yang memiliki nilai jual. Penghasilannya saat itu sangatlah rendah. Namun mengingat hanya modal tenaga atau fisik yang ia punya, dirinya terus mengumpulkan barang bekas hingga pandai memisahkan antara barang bekas yang bernilai jual rendah dengan yang bernilai jual tinggi. Hingga suatu hari, uang yang disisihkannya dari hasil penjualan barang bekas telah terkumpul cukup besar. Kemudian, mulailah dirinya melakukan kegiatan sebagai bandar kecil-kecilan bagi para pengumpul barang bekas lainya, yang telah kenal dekat dengannya. Singkat cerita, kini ia berhasil menjadi bandar besar karena kedisiplinannya dalam mengatur keuangan hasil usahanya. Ia memang buta soal manajemen keuangan. Namun dengan naluri dan pengalamannya, jadilah ia seorang yang sangat disiplin dalam mengatur pola pengeluran dan pemasukan keuangan hasil dari bisnisnya. Ia sendiri merasa tidaklah menjadi pintar dalam soal manajemen keuangan, dia hanya berusaha memberikan penghargaan yang setingggi-tingginya terhadap usaha dan keringat yang telah ia keluarkan. Karena kesadarannya yang tinggi sebagai orang yang buta soal bisnis dan keuangan, membuatnya menjadi pintar dalam berbisnis. Ia sendiri sangat menyadari kerasnya dunia bisnis. Ia tak ingin ditipu atau dibodohi. Oleh karena itu, ia terus belajar dan mengasah kemampuan bisnisnya. Ia pun bercerita bahwa salah satu temannya sering ditipu orang dalam hal pencatatan dan timbangan serta perjanjian hari pelunasan barang yang dijual. Ia tak ingin hal seperti ini terjadi adanya. Hal ini membuat bisnis temannya tampak begitu banyak masalah. Ternyata, keluguan temannya yang mudah percaya kepada
12 Memulai dari Awal
orang lain dalam menjalankan bisnis rongsokan banyak dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab. Ada perbedaan antara dirinya dengan temannya, meskipun mereka menjalankan bisnis yang sama. Ia memulai bisnis rongsokan dari nol, sementara temannya hanya meneruskan usaha orang tuanya dengan kondisi perushaan yang sudah cukup mapan. Menurut pendapatnya, kehati-hatian akan didapatkan manakala sebuah bisnis dimulai nol dan dimulai dari modal dingin milik sendiri, bukan pinjaman. Sang bandar juga bercerita bahwa kemiskinan yang pernah dialaminya cukup lama menjadi motivasi tersendiri baginya untuk bisa hidup layak. Jadi menurutnya, memulai usaha dari nol adalah sebuah langkah jitu untuk menapaki bisnis yang penuh dengan ketakutan akan adanya risiko yang harus ditanggung. Dia juga bercerita bahwa justru dari sisi finansial yang boleh dibilang tidak bermodal ini, telah menjadikannya berani menggeluti bisnis rongsokan. Pada zaman sekarang, melakukan bisnis dengan modal kecil sangat mudah dilakukan. Jika tidak punya keterampildan khusus, maka kesungguhan dan kemauan keras dapat menjadi modal awal dalam memulai bisnis dari nol. Salah satu rekan yang kini menjadi seorang penulis, dulu mengawali kariernya mulai dari nol. Dia hanya bermodalkan komputer pinjaman dari temannya, HP dan flashdisknya diberi oleh bosnya, buku-buku referensinya juga didapat dari bosnya. Ia hanya mengandalkan bakat alamiahnya sebagai penulis. Kini, ia sangat mensyukuri anugerah yang Allah berikan padanya. Dengan hasil karyanya, kini ia bisa menopang kebutuhan istri dan kedua anaknya. Rekan penulis ini mengaku bahwa dirinya pun pernah merasa takut memulai usahanya. Ketakutan yang dirasakannya adalah takut hasil karyanya tidak disukai bos dan pembacanya. Namun dengan segala usaha, akhirnya ia bisa mengatasi ketakutannya tersebut. Selanjutnya, ia ingin berbagi kepada para calon penulis yang masih takut menulis, bahwasanya dulu ia hanya mengandalkan kepercayaan diri yang ia dapat dari motivasi bosnya. Sampai kini, katakata itu masih terngiang di telinganya, “Siapa saja yang gemar membaca, pasti tidak sulit untuk bisa menjadi seorang penulis”. Sementara dirinya adalah orang yang gemar membaca saat sebelum berprofesi sebagai penulis lepas. Menurut penuturannya, pernah suatu hari di bulan suci Ramadhan, semalaman ia membaca sebuah buku di kamar temannya yang ia kunci dari dalam. Seorang pemula yang baru akan memulai bisnisnya dari nol biasanya lebih sering membayangkan yang indah-indah saja tentang kesuksesan. Mereka juga
13 Memulai dari Awal
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan memiliki banyak ketakutan, seperti takut gagal dan takut dengan risiko-risiko lainnya yang harus ditanggung. Namun jika kita tidak memulai, bisnis pun tidak akan ada. Dari pada pusing memikirkan banyak ketakutan, bukankah akan lebih baik jika energi dan pikiran kita arahkan pada bagaimana menghadapi risiko berbisnis? Hal itu akan dapat mengembangkan pemikiran kita kea rah yang lebih positif. Ketakutan hanya akan membuat semangat kita menjadi padam. Jika terjadi demikian, balikkan kembali pikiran kita pada tujuan mengapa kita ingin berbisnis. Hal ini setidaknya dapat membuat semangat kita kembali menyala dan memacu untuk terus maju hingga tak lagi memikirkan tentang ketakutan yang tak berarti. Dari uraian-uraian di atas, ada banyak hal yang bisa kita praktikkan untuk mengatasi ketakutan memulai usaha. ¾ Segera bertindak. Kita tidak bisa menjalankan bisnis dengan hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa. Sebelum memulai suatu bisnis, ada baiknya kita mencari informasi mengenai bisnis yang hendak kita jalankan. Bicaralah dengan orang-orang cerdas dan berpengalaman dalam bisnis yang Anda kenal. Raih pengetahuan dari mereka sebanyak-banyaknya. Dapatkan perspektif yang positif untuk diri kita. Puaskan keingintahuan dengan bertanya kepada ahlinya. Masukan dan saran dari mereka akan memotivasi kita untuk langkah maju dengan sendirinya. ¾ Kenali sikap pribadi dan berusaha untuk jujur. Sebelum memahami orang lain, kita harus memahami diri kita sendiri. Sebelum berusaha memahami keinginan pelanggan, mitra bisnis, atau karyawan kita, sebaiknya kita bercermin terlebih dahulu siapa diri kita sebenarnya? Tanyalah apakah kita memiliki jiwa bisnis yang kuat? Bagaimana kita akan menjalankan bisnis ini? Pengusaha yang sukses kebanyakan memiliki sikap yang optimis dalam menjalankan bisnis mereka. Kita pun bisa seperti itu. Jangan terlalu asyik meratapi kegagalan. Tak ada salahnya kita merenung sejenak dan memikirkan siapa diri kita? Apa yang kita inginkan? Dan bagaimana mewujudkan keinginan itu? Dengan mengenali sikap pribadi, kita akan tahu apa keinginan kita dan bagaimana kita akan meraihnya. Jangan lupa, sesuaikan langkah dan rencana kita dengan sikap pribadi kita. ¾ Pahami apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita. Orang yang memiliki banyak ketakutan, biasanya selalu melihat pada kelemahannya, tanpa disadarinya bahwa ia pun punya banyak kelebihan. Dalam hal ini, kita harus imbang dalam menilai kelemahan maupun kelebihan yang kita miliki. Hal yang
14 Memulai dari Awal
¾
perlu diingat adalah sebagai seorang pengusaha, kita tidak harus menjadi “segalanya”. Namun, kita harus mencoba untuk mengantisipasi segala hal di kemudian hari. Caranya, dengan menjadikan diri kita sebagai seseorang yang memiliki banyak akal, menemukan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan bisnis. Manfaatkan ketakutan yang kita rasakan. Dengarkan dan pahami ketakutan itu maka ia akan mengajari kita banyak hal. Pemikiran yang “negatif” bisa kita jadikan hal yang positif jika kita mampu mengubah pola pikir kita menjadi positif juga. Berdayakan diri kita dengan tidak menghilangkan ketakutan untuk mengawali, tetapi dengan menghadapi mereka secara langsung dan mengatasinya.
15 Memulai dari Awal
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Bab 3
Gagal, Bangkit, Lalu Sukses Siapa bilang para wirausahawan sukses tidak pernah bertemu dengan yang namanya kegagalan? Mereka tentunya lebih sering mengalami hal ini. Bahkan mereka sudah menjadikan persepsi bahwa kegagalan pasti terjadi sebagai bagian dari rencana besar kesuksesan mereka. Berpikir antisipasi terhadap kegagalan demi kegagalan yang pasti terjadi adalah agenda kerja yang sudah dipersiapkan untuk meraih sukses sehingga, tingkat kegagalan yang berdampak lebih sulit akan lebih mudah dipecahkan dengan pemikiran yang matang dan jernih. Ketika satu kali kegagalan terjadi dan berlanjut pada kali-kali berikutnya, namun akhirnya kegagalan itu berhasil mereka lewati. Hal ini karena pengalaman dari kegagalan yang pertama dijadikan pelajaran untuk menghadapi kemungkinan pada kali berikutnya. Jika kita mampu mengambil pelajaran dari kegagalan, kita akan lebih mudah melangkah menghampiri puncak kesuksesan yang kita harapkan. Inilah kunci bisa bangkitnya mereka dari kegagalan untuk kembali meniti tangga kesuksesan. Kegagalan adalah pengalaman yang merupakan guru terbaik bagi siapa saja yang mau mengambil pelajaran darinya. Pelajaran hidup yang didapatkan dari kegagalan biasanya lebih sukar untuk bisa dilupakan dan lebih kuat melahirkan prinsip yang positif. Salah satu pengusaha Indonesia yang pernah gagal, berusaha bangkit, dan kembali sukses adalah pengusaha Bob Sadino, pengusaha sukses dalam bidang Agrobisnis di negeri kita ini. Catatan sejarah perjalanan sebelum ia sukses mengatakan bahwa Bob Sadino yang pernah bekerja di Eropa dengan fasilitas gaji yang cukup besar tidak membuat dia berpuas diri dengan kemapanan hidup yang telah dialaminya. Dengan tekad bulat, ia memutuskan untuk memiliki usaha sendiri tanpa menjadi pesuruh orang lain. Berbekal dua buah mobil mercedez, satu dijual
17
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Sumber: entrepreneurmotivation.blogspot.com
sebagai modal untuk membeli sebidang tanah dan satu lagi digunakan sebagai taksi. Namun malang, taksi tersebut mengalami kecelakaan dan akhirnya hancur. Akhirnya, Bob bekerja sebagai kuli bangunan dengan gaji Rp100. Bob Sadino sempat depresi karena mengalami hal tersebut. Namun, berkat saran yang diajukan temannya, yaitu agar beternak dan menjual telur-telur ayam, Bob Sadino kembali bangkit. Pada awal berjualan, Bob bersama istrinya hanya berjualan telur kecil-kecilan saja. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Meskipun saat itu telur ayam negeri masih belum populer, namun ia tetap optimis pada usahanya. Telur yang dijualnya hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang. Akhirnya, perlahan tapi pasti, ia berhasil mengembangkan usaha peternakan ayam dan menjadi orang yang pertama kali memperkenalkan telur ayam negeri di Indonesia. Kini, Bob Sadino menjadi pengusaha ternama di tanah air. Ia adalah pemilik PT Kem Foods, pabrik yang mengelola sosis dan daging. Bob juga mengelola usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik di bawah PT Kem Farms. Pergaulan Bob dengan ekspatriat rupanya menjadi salah satu kunci sukses. Ekspatriat merupakan salah satu konsumen inti dari supermarketnya, Kem Chick. Daerah Kemang pun kini identik dengan Bob Sadino. Itulah cara Bob Sadino mengatasi kegagalan dalam usaha dan berhasil bangkit kembali dengan bekerja keras dan tidak menyerah pada kegagalan hingga bisa menuai sukses.
18 Gagal, Bangkit, Lalu Sukses
Jika kita mau menerima dengan ikhlas bahwa kegagalan itu merupakan bagian tak terpisahkan dari sukses dan kegagalan merupakan guru terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang dengan tetap berusaha bangkit. Tanyakan saja tentang kegagalan kepada para peneliti sukses. Sebelum mereka berhasil mempersembahkan “penemuan” yang gemilang, mereka lebih banyak mengalami puluhan, ratusan, bahkan ribuan kegagalan dalam percobaan, dan latihan yang mereka lakukan. Bahkan sebelum Thomas Alva Edison menemukan bola lampu yang berhasil merevolusi kehidupan manusia, ia melakukan banyak kesalahan dan mengalami puluhan kali percobaan yang gagal. Dari sekian banyak percobaan tersebut, hanya satu yang berhasil membawa sukses yang mendunia, yaitu penemuan bola lampu. Menurut catatan sejarah, Thomas Alva Edison pun pernah gagal ketika sekolah. Thomas kecil sering berimajinasi ketika sedang mengikuti pelajaran. Ia senang duduk di belakang kelas. Ia tak menggubris para guru yang mengajar hingga dikeluarkan dari sekolah. Kegagalan itu pun masih menempel padanya ketika telah menjadi penemu. Ribuan bahan filamen harus ia coba. Hal menarik dari Thomas, ketika ia ditanya mengapa begitu keras kepala dan tetap bertahan dengan kegagalannya, ia pun menjawab, “Sukses saya baru datang ketika kegagalan telah habis.” Ada hal lucu ketika ia berhasil menemukan lampu yang menyala dan namanya masuk dalam headline koran, yang berbunyi, “Setelah 9.955 kali gagal menemukan lampu, akhirnya edison berhasil menemukan lampu yang menyala”. Namun ketika itu, Thomas marah dengan bunyi headline tersebut. Ia mendatangi redaksi koran tersebut dan minta bunyi headline-nya diganti. Keesokan harinya, koran itu pun mengganti headline-nya dengan pernyataan, “Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang ‘gagal menyala’, akhirnya Edison berhasil menemukan lampu yang menyala.” Tersenyumlah meskipun sebuah kegagalan datang menerpa. Henry Ford, seorang penemu dan pengusaha yang sukses sekaligus kaisar di kerajaan mobil, mangatakan bahwa kegagalan merupakan kesempatan untuk memulai kembali dengan cara yang lebih cerdas. Jadi, ketika kita mengalami kegagalan, janganlah menganggap bahwa kegagalan itu adalah akhir dari perjalanan hidup kita, lalu “bunuh diri”. Tetapi dengan adanya kegagalan, kita mempunyai kesempatan untuk memulai kembali dengan lebih bijak. Tokoh besar dunia lainnya yang pernah mengalami kegagalan adalah Albert Einstein. Sewaktu sekolah, dia dianggap anak yang ‘telmi’ dan bodoh. Tapi kini,
19 Gagal, Bangkit, Lalu Sukses
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan siapa yang berani membantah bahwa justru dari kegagalan-kegagalan di sekolah, ia berhasil menemukan teori relativitas, bom atom, dan sebagainya. Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Bob Sadino, dan Henry Ford adalah contoh dari sekian banyak orang sukses yang pernah mengalami banyak kegagalan. Namun mereka mampu bangkit, bekerja lebih keras, cerdas, tangkas, hingga akhirnya mereka bisa sukses. Mereka tak malu mengakui bahwa kesuksesan yang mereka peroleh akibat dari kegagalan demi kegagalan yang mereka alami. Kegagalan bukanlah hal tabu yang harus ditakuti sehingga tidak mau lagi meneruskan perjalanan bisnis atau karier. Banyak orang menjadi terpuruk setelah satu kali gagal. Namun faktanya, banyak juga yang bisa bangkit lalu sukses. Yang membedakan adalah perspektif kita dalam menilai kegagalan tersebut. Tentunya kita tidak mau menyia-nyiakan segala pengorbanan kita saat merintis bisnis atau meniti karier ketika berhadapan dengan kegagalan yang merupakan cobaan untuk kesungguhan kita demi menjadi orang yang sukses. Bukan sebuah aib yang paling memalukan jika kita mengalami kegagalan. Selama kita mau kembali berusaha dan bangkit dari kegagalan tersebut. Bukankah ada “anugerah” berupa akal sehat kita yang memampukan kita untuk melihat dari sisi positif arti sebuah kegagalan? Sudahkah kita mensyukuri anugerah tersebut? Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hardvard University tentang hal yang membedakan orang sukses dengan orang gagal di bidang bisnis atau karier, ditemukan bahwa 15% dari kesuksesan bisnis atau karier seseorang disebabkan oleh keahlian yang dimiliki dan sisanya, 85%, adalah sikap mental. Yakni mental yang bisa tetap membangktikan semangat untuk tidak menyerah kepada kegagalan sebelum sukses.
20 Gagal, Bangkit, Lalu Sukses
Bab 4
Jangan Menyerah Orang-orang yang berjiwa besar pastilah sepakat bahwa kesuksesan yang sejati dalam berbisnis atau meniti jenjang karier adalah orang yang bisa melewati kegagalan meskipun hal itu adalah seribu kali kegagalan. Mental juara sejati adalah mental yang tidak akan berkata menyerah sebelum benar-benar berhasil menjadi juara, jika hari ini tidak jadi juara, pastilah ada hari tertentu yang menjadi kelayakan medali sang juara akan disandang. Thoma Alva Edison, Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General Electric ini, mampu bertahan dengan ratusan kegagalan karena ia mempertahankan semangatnya untuk tidak menyerah pada kegagalan. Ia pun mengatakan, “Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.” Dalam hal ini, Thoman Alva Edison memandang kegagalan hanyalah sebuah percobaan yang belum menemukan keberhasilan. Kegigihannya telah dibuktikan dengan keberhasilannya memberi kita penerangan di waktu gelap dengan cahaya listrik. Kini, hasil karyanya tersebut telah dikenal orang di seluruh penjuru dunia. Anda tentu tahu nama besar Abraham Lincoln, salah satu Presiden AS yang paling dikenang sepanjang sejarah dunia. Sebelum mencapai puncak kesuksesannya sebagai Presiden Amerika yang ke-16, ia pun tidak lepas dari berbagai macam kegagalan. Baginya, sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kehilangan semangat. Keberhasilan mengatasi kegagalan menjadikan ia sebagai orang paling dihormati dinegaranya. Mari kita simak perjalanan karier seorang Abraham Lincoln pada daftar di bawah ini. ¾ 1831 – Abraham gagal dalam berbisnis hingga mengalami kebangkrutan. ¾ 1832 – Abraham kalah bersaing di badan legislatif.
21
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan ¾ ¾ ¾
1833 – Abraham kembali menderita kebangkrutan dalam usahanya. 1835 – Berkabung karena sang istri meninggal dunia. 1836 – Abraham menderita tekanan mental sedemikian rupa, sehingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa. ¾ 1837 – Abraham menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato. ¾ 1840 – Abraham a gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat. ¾ 1842 – Abraham menderita kekalahan dalam kongres Amerika Serikat. ¾ 1848 – Abraham kalah lagi di kongres Amerika Serikat. ¾ 1855 – Abraham gagal lagi di senat Amerika Serikat. ¾ 1856 – Abraham kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat. ¾ 1858 – Untuk ke sekian kalinya Abraham kalah lagi di senat Amerika Serikat. ¾ 1860 – Akhirnya Abraham pun menjadi presiden Amerika Serikat. Apa yang akan terjadi pada kita jika mengalami sederet kegagalan seperti Abraham Lincoln? Mampukan kita bangkit seperti halnya Abraham Lincoln? Bagi sebagian orang, mengalami kegagalan berturut-turut semacam itu mungkin sudah menyurutkan langkah dan mematahkan semangat. Tetapi Bagi Lincoln, rentetan kegagalan bukan halangan untuk mencapai kesuksesan yang ingin diraihnya. Bagaimanapun juga, dibalik setiap kegagalan ada peluang untuk sukses. Bisa jadi kegagalan adalah cara Tuhan menunjukkan kepada manusia jalan sukses yang lain.
Sumber : ipanxrompank.blogspot.com
22 Jangan Menyerah
Selalu berpikir bahwa apa pun yang dilakukan bukanlah yang terbaik selama belum meraih sukses adalah sebuah pepatah bijak yang bisa kita terapkan manakala kegagalan demi kegagaan menimpa kita. Sehingga, saat sebuah kegagalan menghampiri, kita anggap sebagai sebuah kewajaran karena upaya yang terbaik belumlah kita wujudkan dalam usaha kita. Biasanya yang menjadi penyebab munculnya anggapan bahwa bisnis kita sudah tamat, tidak bisa diperbaiki, dan benar-banar gagal adalah bila kita berpikir telah melakukan upaya terbaik. Padahal jika masih ada sedikit kejujuran untuk berterus terang, pastilah terdapat sisi yang kurang pada langkah perjuangan bisnis atau karier hingga predikat sukses belum juga diraih. Salah satu Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy pernah berkata, “Ask not what your country can give you, but what you can give your country.” Menurutnya, jangan tanya apa yang negara bisa berikan, tapi tanyalah apa yang kamu bisa berikan untuk negara. Presiden Kennedy menggunakan kata-kata motivasi ini untuk membangun semangat rakyatnya untuk berbuat lebih demi negaranya. Pertanyaan berkualitas akan menghasilkan jawaban yang berkualitas. Jika kita mengadopsi pernyataan di atas, yakni sebuah pertanyaan yang berkualitas dan berhasil membawa dampak yang berkualitas juga maka kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan pertanyaan kepada diri sendiri. Kita harus lebih selektif dalam mengolah kalimat yang akan dipertanyakan kepada diri kita sendiri. Sebab kualitas jawaban akal kita hanya bekerja sesuai dengan kualitas pertanyaan yang diterimanya. Jika pertanyaannya tidaklah berkualitas maka sewajarnya jika jawaban akal kita yang diterjemahkan dalam suatu langkah akan menghasilkan langkah yang tidak berkualitas juga. Oleh karena itu, coba cermati lagi apakah selama ini kita pernah menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang kurang berkualitas pada diri kita sendiri? Sehingga output yang kita dapat tidaklah membangun semangat bisnis kita, melainkan hanya sederet keluhan dan ketakutan yang dapat melemahkan gairah bisnis kita. Jika pertanyaan dengan kualitas rendah terlanjur disampaikan kepada akal kita maka alangkah bijaknya jika sebelum akal kita memberikan jawaban, kita ralat pertanyaan tersebut dan kita ganti dengan pertanyaan yang lebih positif dan berkualitas. Seorang pedagang ayam goreng yang kini berhasil membuka beberapa cabang baru, bercerita. Awalnya sebelum dirinya membuka cabang baru, selalu bertanya panjang kepada dirinya, “Mengapa hasil usaha dari berjualan ayam goreng ini tidak cukup juga untuk memenuhi kebutuhannya yang kian bertambah? Mengapa
23 Jangan Menyerah
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan hanya standar saja lakunya? Kok tidak seperti para pedagang ayam goreng lainnya? Padahal aku adalah mantan koki dari sebuah restoran besar ternama di beberapa kota, mengapa orang tidak berduyun-duyun mengantri untuk membeli ayam gorengku, seperti mengantrinya di restoran tempatku bekerja dulu yang beromzet jutaan rupiah dalam sehari?” Selama pertanyaan ini terus menyelimuti benaknya, beberapa kali ia bergontaganti lokasi yang lebih strategis untuk mendapatkan omzet yang lebih baik selama satu tahun lebih. Namun menurutnya, bisa dibilang beberapa kali malahan gagal menuai omzet yang meningkat karena di beberapa lokasi barunya omzetnya malah menurun. Padahal tak pernah henti ia mempromosikan diri sebagai mantan koki di sebuah restoran besar. Tapi respons dari pembeli tidaklah segencar promosinya. Kegagalan demi kegagalan meraih keuntungan terus dideritanya akibat biaya operasional bergonta-ganti lokasi jualan ayam gorengnya. Kemudian, ia pun merenung dan kembali bertanya dalam hatinya, “Kalau begini terus, mana bisa mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat? Apalagi kedua anakku harus masuk kuliah nanti? Bagaimana ya, caranya? Apakah harus membuka cabang baru dengan merekrut karyawan, sementara racikan dagingnya dibuat sendiri agar rasa daging tetap sama meskipun beda pelayannya nanti? Bisa menaikkan omzet tidak, ya? Dari hasil pertanyaan-pertanyaan tersebutlah, ia kini bisa tersenyum sukses, meskipun dalam tataran sukses untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kalau kita pelajari, jika sebuah pertanyaan yang bernada keluhan disampaikan kepada akal kita maka tidaklah aneh jika jawaban dari akal adalah jawaban yang tidak sesuai harapan. Namun apabila pertanyaan yang disampaikan kepada akal kita adalah pertanyaan yang berisikan motivasi untuk bangkit dari kegagalan. Maka jawaban yang kita dapat adalah semangat untuk memperbaiki kegagalan sehingga menuai sukses. Saat sebuah kegagalan melanda, saat itulah kualitas kita dalam menentukan sikap dipertaruhkan. Dari sana, kita akan dituntut untuk mengatasi semua potensi kegagalan. Setiap kegagalan akan menentukan sikap kita untuk mengatasi masalah demi masalah yang akan muncul selanjutnya. Sebelum meraih sukses, alangkah lebih baik jika kita mengajukan pertanyaan yang berkualitas atau bernilai positif secara terus-menerus kepada akal kita. Terkadang kita memang tidak menyadari bahwa pertanyaan yang kita ajukan untuk diri sendiri ternyata dapat memengaruhi perjalanan bisnis kita. Berikut ini
24 Jangan Menyerah
adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus Anda hindari karena dapat menuai jawaban dari akal yang melemahkan semangat untuk bisa bangkit dari kegagalan. ¾ Kok bisa ya, saya gagal lagi? Maka spontan akal memberikan jawaban yang merendahkan kemampuan diri kita. ¾ Mengapa saya selalu tidak bisa sesukses orang lain? Kurang baik gimana lagi usaha saya? Maka spontan akal memberikan jawaban yang berisikan emosi yang bisa merusak iman. ¾ Apakah bisnis ini tidak cocok buat saya, padahal setahu saya dan sahabatsahabat saya, bakat saya justru di bisnis ini? Maka spontan akal memberikan jawaban untuk segera mengakhirinya, padahal sudah banyak pengorbanan yang telah dikeluarkan. Sesuatu yang lebih buruk bisa saja terjadi, ketika akal kita yang telah dicampuri buah pemikiran setan hendak mengajak kita pergi bertanya kepada dukun atau paranomral. Hal ini jelas akan bermuara pada kemusyrikan. ¾ Sampai kapan saya harus terus gagal dan gagal lagi? Maka spontan akal memberikan jawaban yang akan menghapuskan kesabaran untuk tetap tabah dan tawakal. ¾ Jangan-jangan, sampai mati pun saya tetap tidak bisa sukses kalau gagal dan gagal lagi seperti ini? Maka spontan akal memberikan jawaban yang menyuarakan putus asa daripada semangat. Inilah puncak pertanyaan yang bisa menyeret pelaku bisnis kepada ambang kehancuran dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika pertanyaan-pertanyaan positif dan berkualitas yang terus mengiringi setiap kali menemui kegagalan, meskipun ada seribu kegagalan maka insya Allah kegagalan satu kali akan menjadi tantangan dan terus menjadi tantangan sebelum sukses diraih. Di antara contoh pertanyaan sederhananya yang bisa memperoleh kebaikan dan kebijakan jawaban dari akal diantaranya : ¾ Sekarang apalagi yang menjadi penyebab kegagalan saya? Maka spontan akal memberikan jawaban yang berupa perintah agar kita melakukan upaya analisa yang akan dijadikan bahan evaluasi guna perbaikan pada langkah selanjutnya.
25 Jangan Menyerah
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan ¾
Adakah cara lain supaya kegagalan ini tidak terjadi kembali ? Maka spontan akal memberikan jawaban berupa daya kreasi atau inovasi baru untuk menemukan cara lain atau metode lain atau sistem lain yang diberlakukan. Karena ternyata cara ini salah hingga gagal. ¾ Bagaimana kalau bertanya kepada orang lain? Sebab saya sudah pusing memikirkan bisnis ini yang gagal lagi dan gagal lagi? Maka spontan akal memberikan jawaban yang memberikan perintah agar melakukan konsultasi dengan para pakar bisnis yang sudah sukses melewati kegagalan. ¾ Apa ada yang salah dalam diri ini, sehingga bisnis saya gagal lagi dan gagal lagi? Maka spontan akal memberikan jawaban yang meminta kita untuk bertafakur dan berintrospeksi diri, sebab bisa jadi peribadahan kita terlalaikan akibat terlalu sibuk berbisnis. ¾ Dosa apakah yang telah saya perbuat, sehingga bisnis ini gagal lagi dan gagal lagi? Maka spontan akal memberikan jawaban yang memerintahkan kita agar memperbanyak istighfar sebab bisa jadi banyak sekali perbuatan dosa yang secara sengaja kita lakukan. Atau akibat jarang sekali kita berdo’a meminta kesukesan kepada Allah Tuhan yang Maha Pemberi Karunia. Karena ketakaburan kita dalam hal skill bisnis dan modal besar yang dimiliki. Dahsyatnya pertanyaan yang berkualitas inilah yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan semangat untuk terus bangkit dari kegagalan. Bila kita selami, hal ini telah lebih dulu dilakukan oleh Wright bersaudara. Mereka pernah mengalami banyak kegagalan sebelum menuai sukses. Mereka menyelami sebuah pertanyaan yang akhirnya bisa mengubah dunia. Pertanyaan apakah itu? Simpel saja, “Bisakah manusia terbang seperti burung?” Jawabnya mungkin bisa saja. Bukankah kita punya akal. Bagaimana bisa, sedangkan manusia tidak punya sayap? Jawabnya buat saja sayap seperti burung. Apakah mungkin diciptakan? Jawabnya. Coba saja ciptakan baru simpulkan bisa atau tidaknya. Ternyata dari sinilah kegagalan dimulai. Hingga terus dicoba untuk menggunakan tenaga kaki untuk memutar pedal seperti sepeda untuk menggerakan sayap. Sampai mesin rumput yang dipergunakan. Hingga akhirnya ada mesin khusus pesawat terbang. Ini pertanyaan yang diluar logika, namun itulah ide brilian. Selalu pada awalnya susah dijangkau logika. Namun lahirnya teknologi baru, bukankah berawal dari
26 Jangan Menyerah
sebuah pertanyaan? Yang harus dijawab dengan kegagalan demi kegagalan yang wajib dilewati. Seperti seorang guru yang pernah bertanya apakah bisa nantinya ada teknologi mobil terhenti sendiri secara otomatis akibat mau menabrak karena rasa kantuk saat mengemudi. Mungkinkah? Jawabannya pasti berdampak kepada kegagalan demi kegagalan kembali yang harus dilewati sebelum sukses. Adakah yang mengenal nama Kolonel Harland Sanders? Jika belum, tentu mengenal nama restoran siap saji KFC, bukan? Ya, Kolonel Harland Sanders adalah pemilik brand ternama ini. Keberhasilannya dalam mengolah bisnis ayam ini sudah diakui oleh seluruh dunia karena hampir di setiap kota di dunia selalu ada KFC. Cara penggorengan dengan resep khusus ini telah menyebar di Indonesia. Kita tidak akan terlalu sulit jika ingin makan daging ayam di tempat ini. Apakah dengan sendirinya Kolonel Sanders dapat menjadikan mega bisnis ini tanpa menuai kegagalan terlebih dahulu? Kolonel Sanders yang hanya dengan bermodalkan mobil tua, ia berkeliling mencari rumah makan atau restoran yang mau memakai resepnya dengan sistem berbagi keuntungan. Ribuan rumah makan atau restoran telah dia tawari, maka dia mendapatkan ribuan kata penolakan alias kegagalan dalam berbisnis. Sampai 1009 rumah makan ditawari dan selalu memperoleh perkataan gagal bertransaksi. Berarti, ia mengalami kegagalan sampai 1009 kali. Setelah itu, baru ia bisa bernapas lega. Usahanya ini telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam sistem makanan siap saji di dunia
27 Jangan Menyerah
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Bab 5
Jangan Takut Gagal Kegagalan adalah kata yang ingin selalu dihindari banyak orang. Tentu saja, setiap orang tidak ingin gagal dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam hal bisnis. Namun perlu dipahami pula bahwa kegagalan adalah sebuah proses menuju keberhasilan. Kita juga harus menyadari bahwa bisnis yang gagal adalah sebuah kewajaran. Saat kita mendengar pernyataan bahwa gagal adalah sama dengan sukses yang tertunda, sebagian dari kita mungkin akan mengatakan, tergantung dari gagal itu sendiri. Apakah gagalnya disengaja atau tidak? Dengan pengertian, ada seseorang yang menjalankan bisnis atau kariernya dengan asal-asalan saja, kemudian dia gagal. Maka gagal di sini adalah gagal yang sewajarnya gagal dan tidak bisa dikatakan sebagai sukses yang tertunda. Berbeda saat seseorang yang telah sungguh-sungguh menjalankan bisnisnya atau meniti kariernya namun ternyata menemui kegagalan, barulah bisa dikatakan bahwa kegagalan yang dialaminya adalah kesuksesan yang tertunda. Artinya, terdapat ujian kesabaran dalam bersungguh-sungguh. Misalnya kisah salah satu kawan yang bernama Roni. Dia begitu sungguhsungguh membuka bisnis jual beli dan servis komputer, termasuk spare part second-nya. Dia menyewa sebuah toko yang ada di Plaza Komputer yang ada di Jalan Kosambi, Kota Bandung. Ternyata begitu besar kerugian yang diderita karena spare part komputer yang ia jual ke konsumen banyak dikomplain dan dikembalikan lagi pada saat masih bergaransi. Sementara dirinya telah membeli secara tunai dan tiada garansi yang ia beli dari seorang relasi bisnis yang ada di Kota Batam. Maka tak ayal Roni ini menderita kerugian besar. Sebab bukan hanya banyaknya barang second-nya yang dikomplain konsumen, tetapi yang menggunakan jasa servisnya pun sangatlah jarang. Sehingga separuh dari modalnya telah amblas. Namun Roni pun kembali bangkit dengan membuka rental PS dan warnet di rumahnya
29
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan yang hanya mengandalkan dua unit komputer saja. Namun berkat usahanya, kini ia telah menambah puluhan unit komputer. Dari sinilah ia bisa merangkak kembali mengembalikan modal bisnisnya. Ia pun telah bisa membangun rumah hasil usaha di bidang komputernya, baik software atau hardware, selain rental PS dan warnet. Teringat bahwa Roni pernah mengatakan pada saat separuh modalnya amblas merugi, ia mengatakan, “Tunggu tanggal mainnya, pasti saya sukses.” Padahal saat itu, terlihat jelas wajah pucat pasinya ketika ia ketahui separuh modalnya telah berkurang. Ternyata keyakinannya itu telah berhasil mengantarkannya dari kegagalan menuju sukses. Baginya, kegagalan itu hanyalah batu loncatan untuk menginjak kesuksesan. Berbeda dengan kawan lain yang memiliki bisnis kredit untuk produk sandal, sepatu, dan tas. Ia terlihat begitu asal-asalan saja dalam mengelola bisnisnya. Suatu ketika, pembayaran dari para konsumen macet, sehingga menyebabkan 75% dari modalnya tidak bisa kembali. Namun, ia terlihat nampak santai saja menyikapinya. Tidak ada usaha untuk memperbaikinya. Apa yang terjadi? Kini ia memilih hidup bekerja serabutan, seperti sebelum ia menjalankan bisnis sendalnya. Kegagalan yang dialaminya bisa disimpulkan wajar saja terjadi karena praktik bisnis yang dijalankanya tidak sungguh-sungguh. Kita pun bisa sepakat bahwa pernyataan gagal adalah sukses yang tertunda, hanya berlaku bagi mereka yang sungguh-sungguh dalam menjalani bisnis atau karier. Sumber : mirnamir.blogspot.com
30 Jangan Takut Gagal
Para orang tua yang bijak selalu mengatakan bahwa tidak usah takut untuk berkarier atau berbisnis. Apabila menemui kegagalan maka lihatlah matahari, dia tidak selamanya memanasi bumi dengan amat panas dan menyengat. Pasti ada saatnya kita rasakan teduh di kala senja. Jika ingin tetap teduh di siang hari maka berlindunglah di bawah pohon besar yang rindang dengan angin sepoi-sepoi. Artinya, saat kegagalan melanda, berpikirlah untuk tidak mau berlama-lama berada dalam kegagalan. Jadikan kegagalan tersebut hanya sebagai kesuksesan yang tertunda. Jangan biarkan diri kita berlama-lama larut dalam meratapi kegagalan. Sebab, itu tidak berguna. Seperti membiarkan tubuh kita berlama-lama di bawah teriknya matahari di siang bolong, tubuh kita hanya akan merasakan panas dan terbakar. Lebih baik menyibukan diri kembali untuk menyapa matahari terbit di pagi hari, dengan udara yang sejuk dan segar. Kita sudah mengerti bahwasannya tidak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya serba sementara. Alangkah baiknya, jika pemahaman ini juga kita terapkan saat sebuah kegagalan mampir menyertai perjalanan bisnis atau karier kita. Tentunya kita tidaklah boleh menolak hidup dalam persamaan, yakni sama-sama pernah menelan pahitnya gagal, namun sama-sama juga mereguk nikmatnya sukses. Sebab jika kita mau membuka mata dan pemikiran kita, ternyata yang namanya gagal hampir semua orang sukses pernah mengalaminya. Sehingga tiada kata malu bagi diri kita untuk bisa menerima kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. Kata gagal dalam berbisnis atau berkarier bukan tidak mungkin untuk seseorang menjalaninya dan bangga akan hal itu. Bangga karena telah mengalami kegagalan dan berhasil keluar dari ranah kegagalan itu. Kebanggaan yang diceritakan para bijak, yakni pernah berani berkiprah secara nyata dalam berbisnis atau berkarier. Keberanian ini selanjutnya kembali diundang dengan lebih banyak lagi kekuatan untuk berani bangkit dari kegagalan. Sehingga kegagalan benar-benar sifatnya hanya penunda kesuksesan saja. Pak Dana adalah seorang penjual air keliling. Dia pernah bercerita tentang suatu kesempatan yang tidak pernah bisa ia lupakan. Suatu ketika, pernah ia kehabisan semangat. Mobil satu-satunya untuk berbisnis telah memakan korban jiwa seorang pejalan kaki. Hal ini membuatnya harus mengeluarkan jutaan rupiah. Padahal, keuntungan bersih dari hasil penjulan air bersihnya barulah puluhan ribu rupiah. Namun ia terus berpikir dan memupuk kembali semangatnya. Baginya, ia tak boleh larut dalam trauma karena musibah kecelakaan tersebut. Ia sudah merugi karena berbisnis keliling jualan air bersih, maka ia juga harus untung dari bisnis yang
31 Jangan Takut Gagal
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan telah menarik uangnya. Dengan semangat inilah, kini bisnisnya mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Mobilnya kini bertambah jadi dua unit, setelah 3 tahun usaha berjualan air bersih kelilingnya kembali beroperasi. Ia berkata, jika sudah berani memulai maka jangan pernah berhenti untuk terus maju walau apa pun yang terjadi. Kuncinya adalah berani, berani, dan berani! Menurut penuturannya, justru orang yang gagal adalah orang yang jadi penakut, setelah berani memulai bisnis atau karier, hanya karena sandungan kerugian atau bisa dikatakan gagal meraup keuntungan. Sementara orang yang paling gagal adalah orang yang dari awal sudah takut mulai berbinis atau berkarier. Jadilah rata-rata generasi muda kini adalah generasi yang tidak pernah berhasil dan tidak pernah gagal. Dia berpesan kepada generasi muda kini, bahwa kegagalan itu memang benar kesuksesan yang tertunda asal kita tidak berhenti untuk berusaha. Tambahnya lagi, jangan menunda-nunda waktu untuk mulai berbisnis atau berkarier setelah matang terencana. Sebab kesuksesan tidak akan menyisakan tempat kepada para penunda waktu.
32 Jangan Takut Gagal
Bab 6
Belajar Dari Kegagalan Di dunia ini, ada banyak orang sukses yang mengalami kegagalan karena selalu dihinggapi perasaan takut gagal. Sebaliknya, banyak juga orang yang secara kemampuan biasa saja, namun bisa sukses berkat kepercayaan diri dan yang paling penting, tidak takut gagal. Kegagalan itu sebetulnya bukanlah hal yang perlu ditakuti. Kita telah mengerti bahwa tidak ada ketetapan jika gagal sekali berarti gagal untuk selamanya. Asalkan kita bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam menyikapi kegagalan dan memperbaiki sikap diri terhadap prinsip atau teknis saat berbisnis, kesuksesan itu masih mungkin untuk kita raih. Rencanakan kembali perkara apa yang akan dijadikan target perubahan dengan tetap pada tujuan yang sama, yakni sukses. Sangat bijak sekali jika kita sepakat bahwa sama sekali bukan alasan yang tepat untuk berhenti meraih sukses saat kita mengalami kegagalan. Kita memiliki jutaan kesempatan jika kita mau untuk bangkit. Memandang kewajaran saat gagal dengan keyakinan bahwa esok hari masih terbuka kesempatan sukses adalah pendewasaan jiwa bisnis atau karier. Setidaknya itu menurut Pak Oleh yang telah 11 tahun lebih membuka usaha home industri minuman botol racikan sendiri. Saat pertama memulai bisnisnya, bukan untung yang didapatnya. Malahan satu unit motor miliknya telah melayang demi menebus kerugian. Hal ini terjadi karena adanya isu negatif dari para pesaing bisnisnya yang mengatakan bahwa dirinya telah menggunakan air mentah sebagai campuran air minuman kemasan botolnya. Motor yang dijualnya, ia gunakan untuk menggaji karyawannya. Hal ini dilakukan sebagai komitmen Pak Oleh yang selalu menghargai usaha karyawannya. Namun selang 2 tahun berikutnya, motornya yang dulu ia jual telah terganti dengan satu unit mobil. Omzet bisnisnya terus merangkak dan semakin meningkat.
33
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Karena ia selalu yakin bahwa suatu saat pasti bisnisnya bisa memperoleh keuntungan, yakni dengan tetap membuktikan bahwa minuman kemasan botolnya adalah minuman yang bukanlah berasal dari air mentah dan tidak akan membahyakan kesehatan. Pak Oleh tetap teguh menjalankan bisnisnya ini, meskipun istri dan anaknya selalu memintanya agar mengubah haluan bisnisnya ke jenis bisnis yang lain. Namun, dia tolak dengan halus. Dia terus meyakinkan bahwa kelak bisnisnya pasti menguntungkan meskipun tidak hari ini. Untuk menopang kebutuhan sehariharinya yang belum bisa dipenuhi dari bisnisnya, ia pun memanfaatkan mobil tuanya untuk jasa transportasi antar jemput orang-orang yang berbelanja ke pasar setiap jam 2 malam sampai pagi. Saat kegagalan menimpa, memang bukan perkara yang menyenangkan untuk diterima. Kecewa dan shock berat adalah rasa yang harus ditelan saat kegagalan yang diderita. Upaya memberikan perlawanan terhadap pukulan pertama pada jiwa bukan perkara yang enteng. Dengan tetap berpikiran bahwa hari ini bukan segala-galanya, bisa ditentukan karena adanya masa depan yang masih bisa diupayakan akan kegemilanganya. Maka sehebat apa pun pukulan terhadap jiwa saat kegagalan melanda, tiadalah bisa melumpuhkan total semangat juang kita untuk bangkit dari kegagalan. Berhenti total menjalankan bisnis saat sebuah kegagalan melanda adalah keputusan yang terburu-buru dan ciri dari patahnya semangat. Sebab semangat itu tergantung dari keputusan kita, apakah semangat ini akan terus digelorakan atau akan segera dipadamkan. Hal ini disampaikan oleh Bu Hj. Een, seorang yang telah dikenal sebagai pemilik rumah makan besar di daerah tempat tinggalnya. Rumah makan miliknya yang bertempat di posisi yang begitu strategis, terpaksa berganti lokasi lain karena tergusur pelebaran jalan setelah 4 tahun beroperasi dan menjadi sebab sejahteranya ekonomi keluarga. Akan tetapi setelah berganti lokasi jalan, ternyata sang suami menjadi sakit-sakitan, bahwa menderita sakit kronis berupa strooke yang banyak menelan biaya, hal ini tidaklah menyurutkan langkah Bu Hj. Untuk terus membuka rumah makan, meskipun semakin lama lokasinya semakin kecil, akibat sebagain tanahnya dijual guna memenuhi biaya pengobatan suaminya. Selain itu omzet dari penjualan rumah makanya begitu drastis menurun, karena ada sebagian pelanggan yang telah membuka rumah makan juga yang letaknya tidak jauh dari berdirinya lokasi rumah makannya. Rumah makan yang terus mengecil sehingga lebih layak disebut sebagai kelas warung nasi biasa daripada berkelas rumah makan besar, hal ini begitu pelak
34 Belajar Dari Kegagalan
menyerang semangat juangnya. Bu Hj. Een terus berupaya meneruskan usaha berjualan masakannya. Sehingga pernah suatu hari, sebagian alat-alat masaknya juga ia jual karena biaya kehidupan keluarga yang semakin membendung. Pada situasi seperti ini, menurut pengakuan Bu Hj. Een, dirinya tetap tegar menjalankan usahanya. Meskipun pikiran untuk berganti jenis usaha lain kerap menghampirinya. Namun tetap saja, dia selalu memiliki keyakinan bahwa jika ia dulu mampu memulai usaha warung nasi dari nol hingga bisa membuka rumah makan yang besar, mengapa sekarang dirinya harus menyerah? Ia percaya suatu hari usahanya pasti bisa berkembang lagi. Bahkan menurutnya sebelum dunia kiamat, dirinya yang ingin berlaku sebagai istri shalihah dengan terus membiayai pengobatan sang suami. Hingga suatu hari, ia dipanggil oleh seorang tetangganya yang mengadakan hajatan agar dirinya bersedia menjadi kepala penanggung jawab atas masakan yang akan dihidangkan kepada para tamu undangan. Adapun hajatan berupa resepsi pernikahan putri tetanganya ini adalah berlokasi di sebuah gedung besar. Maka Bu Hj. Een pun menyanggupinya. Berawal dari sinilah, karena masakannya yang begitu khas dan dirasakan nikmat oleh para tamu undangan yang hadir di gedung tersebut, usaha katering Bu Hj. Een berkembang dengan pesat. Banyaknya pesanan katering dari beberapa orang yang mengadakan pesta pernikahan telah menjawab harapannya. Dia pun berujar dengan senyum lebar bahwa ternyata usahanya bisa kembali berkembang. Oleh karena itu, ia berpesan kepada para pelaku bisnis bahwa jangan pernah putus asa saat bisnis yang dijalani mengalami keterpurukan. Yakinlah bahwa suatu hari pasti bisa kembali bangkit, selama tetap istiqomah berbisnis. Sesungguhnya, perkataan itu adalah energi. Inilah yang dikatakan oleh seorang pembicara pada sebuah kesempatan seminar usaha ekonomi berbasis masa depan. Jika kita tetap yakin bahwasannya suatu hari pasti berhasil, pasti berjaya, pasti tercapai cita-cita untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses atau meniti karier sampai pada puncak yang membahagiakan, maka selama itu pula energi untuk tetap bersemangat menggeluti bisnis atau karier akan tetap membara. Sumber : syairsiparapara.blogspot.com
35 Belajar Dari Kegagalan
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Menurut narasumber, berprasangka baik kepada progres bisnis ke depan adalah sebuah sikap jiwa yang tidak bisa dilepaskan bagi seorang pebisnis. Sebab dari sinilah semua daya inovasi, kreativitas, dan jiwa visioner bisa tetap terawat dengan baik. Meskipun dihantam oleh banyaknya ujian baik menuai kerugian besar, atau bisa dikatakan kegagalan, namun selama memiliki prasangka baik maka selama itu pula pintu kesuksesan tetap terbuka. Sebaliknya, jika terdapat sikap berburuk sangka atau su’udzhon terhadap progres bisnis maka sama saja dengan mengunci rapat-rapat pintu kesuksesan. Bidang bisnis apa pun atau jenis karier apa pun yang ditempuh, meskipun memiliki berbagai macam kelebihan, namun saat diterpa cobaan kegagalan, dengan seketika itu juga akan muncul sebuah kesimpulan bahwa kegagalan yang sekali akan disimpulkan adalah kegagalan yang pertama dan terakhir, tanpa membuka kesempatan kepada diri sendiri untuk bisa bangun kembali. Ustadz Muhammad Asa Salman Al-Ghifari, seorang petani sukses, menuturkan jika kita mau membuka pikiran kita maka sesungguhnya yang menentukan seseorang bisa sukses meskipun telah banyak menuai kegagalan adalah orang itu sendiri. Semuanya bermuara pada keyakinan positif bahwa ada satu waktu yang pasti akan terjadi, yang namanya kesuksesan dalam berbisnis atau berkarier. Guna menumbuhkan keyakinan yang positif inilah maka segala input atau masukan ilmu yang disadap oleh pemikiran kita, hendaknya hanyalah lebih banyak menginput ilmuilmu yang positif saja. Misalnya keyakinan pasti bisa sukses, kegagalan hanyalah cobaan semata, kerugian besar adalah pengorbanan untuk menebus kesuksesan. Yang semuanya terkerucut kepada sebuah pemahaman bahwa waktu kesuksesan kita adalah perkara gaib yang harus diyakini akan bisa diraih. Menurutnya kalau sudah berkali-kali gagal, tugas kita jangan terlalu banyak bertanya kapan sukses. Akan tetapi, tetap saja berupaya memberikan upaya perubahan yang lebih baik saja. Selama tetap memberikan sentuhan upaya yang lebih baik maka selama itu pula suatu hari sukses pasti diraih.
36 Belajar Dari Kegagalan
Bab 7
Takut Gagal Pak Dindin adalah seorang pengusaha sukses dalam membuka usaha grosir sembako. Ia menuturkan bahwa jika seseorang yang akan berbisnis, kemudian berpikir takut gagal maka hal ini sama saja dengan takut sukses juga. Sebab menurutnya, dalam dunia bisnis, kegagalan pasti terjadi. Tetapi, kegagalan bukan perkara yang mesti ditakutkan. Sebab ia hanyalah satu bagian yang harus dilewati dalam proses menuju sukses. Ketika seorang pebisnis akan memulai bisnis, janganlah terlalu memfokuskan pikirannya pada rasa takut gagal. Memprediksi bahwa kegagalan pasti terjadi, itu akan lebih bermanfaat karena akan mengarahkan kita pada berbagai tindakan preventif. Jadi bukan masalah takut dan tidak takut gagal, karena gagal pasti terjadi meskipun tidak ditakutkan. Takut gagal juga bisa dijadikan modal. Saat Pak Didin memulai bisnisnya, sebuah ketakutan akan kegagalan menyerang jiwa bisnisnya. Namun justru dengan modal takut gagal inilah, dirinya selalu berhati-hati dalam mengelola bisnisnya. Artinya, ketakutan gagal saat berbisnis haruslah membuahkan kehati-hatian saat menjalankan bisnis tersebut. Yang menjadi salah kaprah saat menerjemahkan rasa takut, manakala rasa takut itu malah menghasilkan keputusan untuk tidak jadi menekuni bisnis yang telah dirancang. Masih menurut penuturannya, adalah sebuah kewajaran bila seseorang yang akan memulai bisnis mengalami ketakutan gagal. Justru jika tidak sedikit pun merasa takut gagal, hal ini bisa mengantarkan seseorang kepada gerbang kehancuran dalam berbisnis. Sebab saat merasa bisnisnya akan berjalan selalu mulus, lancar, dan pasti akan maju, ketika dalam perjalanannya ia menemukan kegagalan, hal ini akan sangat luar biasa menurunkan mental bisnisnya. Tidak adanya kesiapan
37
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari proses yang harus dilewati, menjadi penyebab awalnya. Selama kita takut gagal dalam berbisnis atau berkarier atau dalam mengerjakan sebuah pekerjaan yang luar biasa, selama itu pula kita akan sulit untuk memulai. Jika rasa takut ini tidak ditindaklanjuti dengan pengimbangan harapan pasti tidak akan bisa berhasil. Menurutnya, pelaku bisnis tersebut hanyalah menjadi pelaku bisnis yang sedang mengukir kegagalannya sendiri. Niat memulai sebuah bisnis memanglah bukan sebuah perkara yang bisa disepelekan. Pak Dedi seorang pemilik 3 unit angkutan umum menuturkan bahwa yang harus mulai dibangun saat akan melakukan sebuah upaya adalah niat yang lurus dan ikhlas hanya karena menjalankan perintah Allah. Sehingga, terkadang dirinya sering menegur dengan halus para supirnya yang sebelum shalat Subuh sudah berangkat mengoperasikan angkutan umumnya. Sebelum memulai usahanya dalam jasa transportasi, Pak Dedi pun pernah merasakan takut gagal. Namun karena yakin bahwa tugasnya hanyalah berikhtiar, bukan memikirkan takut gagal atau tidak akan berhasil, maka mengalirlah bisnisnya. Dimulai saat dirinya baru mencicil satu unit mobil angkutan umum, sampai kini ketiga angkutan umumnya telah berhasil ia lunasi, setelah 11 tahun terjun di dalam usaha jasa transportasi. Artinya sukses dalam berbisnis bukanlah sebuah tujuan, akan tetapi sebuah akibat karena bersunguh-sungguh dalam berbisnis. Sebab dari kesungguhan berikhtiar inilah yang menjadi proses penilai terhadap upaya mansuia di hadapan Allah. Dia berpesan kepada para pemain baru dalam soal berbisnis atau berkarier bidang apa pun, tujuan utama dari berbisnis atau berakrir apa pun hendaknya didasari oleh keyakinan dalam menjalankan perinah Allah untuk berikhitar. Sehingga dengan terpegang kuatnya prinsip ini maka bukan takut gagal saat akan berusaha, tetapi takutilah tidak bisa sungguh-sungguh karena banyak godaan dalam berbisnis atau berkarier. Pak Dedi juga menekankan bahwa semahir apa pun seseorang dalam berbisnis jika sudah waktunya diuji dengan kegagalan, maka tidak bisa menolak kehendak Allah. Karena dirinya adalah seorang yang senang menonton film jagoan atau film yang bermuatan heroik, dia mencontohkan bahwa seorang superman pun pernah mengalami kegagalan saat kekuatannya sirna karena ditusuk oleh batu tajam yang berasal dari planet Krypton. Kemudian, Spiderman pun pernah kehilangan jaring. Namun mereka masih bisa disebut jagoan karena barangkali menurut dongengnya tidak pernah diceritakan takut gagal sebelum berperan sebagai orang sakti. Sehingga
38 Takut Gagal
dia berpesan kepada siapa pun yang akan memulai tahapan bisnis atau karier yang luar biasa, tanamkan dalam diri bahwa saya adalah jagoan dalam berbisnis, sehingga tidak ada kamus takut gagal yang akan melemahkan mental. Tentu saja menurutnya segala macam perhitungan terhadap segala risiko yang akan dijalani dalam proses ikhtiar haruslah diprediksi dengan kemampuan manusia yang meskipun serba terbatas, tetapi tetap berakal. Banyak orang yang berharap sukses, tapi tak pernah berani mulai hanya karena selalu dihinggapi perasaan takut gagal. Hal ini juga banyak dikemukakan oleh banyak orang, termasuk yang dirasakan oleh seorang teman pada saat akan memulai berbisnis jual beli mobil bekas, dengan bermodalkan penjualan tanah dari warisan orang tuanya. Dulu ia takut gagal. Ia takut akan diolok-olok oleh temantemanya bahwa ia hanya jago menghabiskan uang warisan saja. Namun ketakutan ini, ia lawan dengan keberanian. Ia berusaha unjuk kebolehannya dalam berbisnis. Ia ingin menunjukkan pada teman-temannya bahwa dirinya bukanlah seorang anak yang bisanya menghabiskan uang warisan. Maka ketakutan tersebut, melahirkan kehati-hatian yang luar biasa dalam soal manajemen keuangan. Dia pun kemudian menyiasati diri dengan beranggapan bahwa bisnis jual beli mobil bekasnya adalah bukan miliknya sendiri. Akan tetapi, milik orang tuanya, meskipun orang tuanya telah meninggal dan belum pernah membuka usaha jual beli mobil bekas yang baru dilakukan oleh dirinya sendiri. Dampak dari ketakutan akan dicemooh orang yang melahirkan takut gagal dalam berbisnis jual beli mobil bekasnya, ternyata berubah jadi kedisiplinan. Saat ada keuntungan berapa pun yang didapat dari hasil usahanya, dirinya hanya berani mengambil sedikit dari keuntungan untuk sekadar memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Bahkan ia selalu membayangkan bahwa orang tuanya selalu mengawasi jika dirinya akan berfoya-foya saat ada keuntungan besar dari usahanya. Kini sikap kedisiplinan yang muncul dari rasa takutnya telah menjalar dalam darah bisnisnya. Pernah suatu ketika, istrinya merengek ingin dibelikan sebuah barang. Meskipun dirinya memiliki uang untuk memenuhi keinginan istrinya itu, namun ia menolak permintaaan istrinya itu. Sehingga Sumber : antarafoto.com hal ini menimbulkan percekcokan yang luar
39 Takut Gagal
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan biasa dengan istrinya. Akan tetapi, karena kesabarannya dalam upaya menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang pebisnis yang sangat takut gagal, apalagi menggunakan modal uang warisan, membuat istrinya perlahan-lahan mengerti. Kini bisnis jual beli mobil bekasnya yang telah berjalan kurang lebih 5 tahun. Ia pun telah berhasil memanjakan istrinya. Saat seseorang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam berbisnis yang biasa-biasa saja, namun tertanam dengan kuat dalam hatinya bahwa dirinya sangat takut gagal, sehingga tidak mau sedikitpun bertindak sembrono. Ia pun bisa mengendalikan rasa takut untuk bisa kembali bangkit. Kegagalan yang terjadi saat seseorang telah berusaha bukanlah sebuah kegagalan yang total. Berbeda saat seseorang yang telah dikenal sangat banyak pengetahuannya tentang bisnis atau karier tertentu, namun rasa takut terhadap kegagalan ditepisnya dengan keegoan dan kesombongannya maka tak heran jika kegagalan menghampirinya akan dianggapnya sebagai kegagalan total. Ini dapat membuat si pelaku bisnis bukan hanya tidak bisa bangkit, tetapi ia pun sulit menerima kegagalan tersebut. Oleh karena itu, Pak Asep, seorang pemilik dan pimpinan sebuah grup kesenian tradisonal Sunda, tak pernah bisa melupakan yang namanya takut gagal. Sehingga meskipun sudah terbilang mahir dan sudah puluhan tahun memimpin grup kesenian sundanya, tapi ia tidak pernah melewatkan kegiatan latihan bersama terlebih dahulu. Kegiatan latihan ini memang diwajibkan kepada seluruh personilnya agar tidak mengecewakan pada hari pementasan. Berkali-kali, ia bilang takut gagal memberikan yang terbaik kepada pihak pengguna jasa grup keseniannya sehingga kelak akan kapok menggunakan jasanya lagi. Dia juga berkisah, saat dia mulai merintis sebuah grup kesenian tradisonal Sundanya kini, ia sunguh selalu merasakan ketakutan gagal dalam memimpin beberapa orang personilnya, yang awalnya hanyalah dua orang saja. Ia selalu takut tidak bisa memberikan order. Sehingga, anak buahnya yang sudah menikah tidak bisa mendapatkan nafkah. Maka timbullah dari dalam dirinya untuk membuang rasa malas dan hanya menunggu order pentas. Ia pun terus bergerak dan memperluas relasinya. Dengan ketelatenen membuka hubungan emosional dengan beberapa orang yang membuka usaha rias pengantin, maka lama-lama order pun berdatangan. Padahal menurutnya, dalam perkara manejemen, dirinya sangatlah kurang mengerti. Ia hanyalah seorang lulusan SD yang lebih banyak bermain musik Sunda daripada aktivitas lainnya. Modal utama dari dalam dirinya, yakni takut gagal menyejahterakan para personilnya saja, tidak lebih. Namun, hal itu telah mendatangkan semangat
40 Takut Gagal
dan usaha yang luar biasa. Kini dirinya telah berhasil mensejahterakan keluarga dan para personilnya. Takut akan gagal saat memulai berbisnis adalah suatu perkara yang dibolehkan oleh Pak Muslih, seorang pedagang sayur keliling yang telah merintis usahanya dari mulai menggunakan tanggungan, kemudian dengan sebuah roda, lalu dengan sepeda motor. Sedari bujangan sampai menikah, ia masih setia berjualan sayuran. Takut gagal yang diperbolehkan oleh Pak Muslih adalah apabila dengan ketakutan itu, melahirkan dorongan kuat untuk memperbaiki kualitas hidup. Dirinya menuturkan, bahwa saat akan mulai berjualan sayuran, maka saat yang sama dia pun takut gagal bisa memperoleh banyak langganan. Oleh karena ketakutannya tersebut, dirinya mengaku pernah berzikir lama sekali setelah menunaikan shalat. Kemudian, ia pun sangat lebih berhati-hati dalam bertutur ucap dengan siapa pun. Ia merasa dengan memperbanyak amal shalih alias memperbaiki kualitas hidup dalam berakhlak akan memunculkan dorongan yang tinggi saat rasa takut melanda jiwanya. Dia berharap dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidupnya, maka takut gagal dalam memulai usahanya digantikan oleh Allah dengan rasa harapan yang tinggi bahwa usahanya akan berjalan lancar dan berhasil. Menurutnya, dengan konsep takut gagal dalam berusaha yang berdampak dorongan kuat untuk meningkatkan kualitas hidup, perlahan tapi pasti keberanian dalam berusahanya semakin meningkat. Kini, ia pun selalu berupaya meningkatkan kulitas hidupnya karena tengah merencanakan hendak merekrut satu karyawan sebagai penggantinya untuk berjualan sayuran keliling, sementara dirinya tengah mengincar sebuah mobil bak terbuka untuk digunakan berbisnis jual beli sayuran dalam skala besar. Dia ingin bersedekah dengan ilmunya kepada semua orang yang takut gagal dalam berusaha, maka jawablah ketakutan tersebut dengan meningkatkan kualitas hidup. Yakni dengan memperbanyak zikir dan gemar bersedekah sesuai dengan kemampuan. Hal senada namun berbeda pada konsep dampak positif dari takut gagal dikemukakan oleh Pak Endut, seorang pengusaha matrial kebutuhan alat-alat bangunan. Ia mengatakan bahwa takut gagal dalam berbisnis memang harus dihadirkan. Kalau tidak, bisnis yang dijalankan akan asal-asalan saja. Lebih jauh ia menerangkan bahwa takut gagal dalam berbisnis dipengaruhi faktor sebuah anggapan yang salah, bahwa keberhasilan atau kesuksesan dalam berbisnis hanyalah milik segelintir orang yang telah nyata terlihat atau terdengar sukses.
41 Takut Gagal
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Dia melarang takut gagal yang dilatarbelakangi pandangan bahwa keberhasilan sebuah bisnis bukan milik saya. Orang lain telah bisa sukses, tapi itu ‘kan orang lain, bukan saya. Saya tidak mungkin bisa sesukses orang lain yang bermodal besar, atau barangkali hanya impian saja jika saya bisa sukses seperti orang lain. Dari pernyataan tersebut, jelas sekali sikap pesimis, tidak menyisakan kata sukses bagi diri sendiri. Seolah-olah sukses bukan bagian dari diri sendiri yang memiliki serba keterbatasan. Padahal menurutnya, dulu ia hanyalah sebagai pegawai kernet sebuah toko bangunan besar. Namun lama kelamaan, ia pun berpikir untuk membuka usaha sendiri dengan ragam yang sama, yakni toko bangunan. Saat ia akan membangun usahanya secara mandiri, takut gagal memang begitu kuat menyerang dirinya. Tetapi, ketakutan itu ia tepis dengan sebuah keyakinan bahwa dirinya juga bisa sukses dan layak sukses, selama mau tekun dalam berusaha. Rasa takut gagal dalam usahanya ia jadikan cambuk, supaya jika terjadi gejala-gejala buruk dalam usahanya, baik yang timbul dari diri sendiri atau pihak luar, maka dapat ia selesaikan dengan baik. Takut gagal bukanlah perasaan yang harus dipupuk. Jangan sia-siakan waktu yang berharga ini dengan berbagai macam ketakutan. Rasa percaya diri, optimisme, dan berbagai keyakinan positiflah yang seharusnya dijaga dan ditingkatkan. Rasa percaya diri dan tidak takut gagal adalah orang-orang yang menghargai kemampuannya. Sementara sikap optimisme akan membawanya pada usaha yang tidak pernah putus. Inilah modal yang harus dimiliki seorang yang ingin sukses.
42 Takut Gagal
Bab 8
Takut Rugi Jika kita benar-benar takut rugi dalam usaha mengais rezeki maka hindarilah perkara-perkara yang bisa mendekatkan diri kepada kerugian tersebut. Sebab jika seorang mengatakan takut rugi sehingga tidak berani memulai usaha bisnisnya, sesungguhnya dia sendiri telah rugi. Karena saat dirinya sudah berapi-api ingin berbisnis, tapi menjadi padam kembali seperti tersiram air, yakni dengan siraman takut rugi. Boleh jadi sebuah keuntungan besar sebenarnya telah disediakan oleh sang Pemberi Rezeki. Hal ini dikemukan oleh Pak Aceng, yang memiliki toko meubeler setelah sebelumnya ia adalah seorang tukang jualan pakaian anak keliling dengan berjalan kaki. Saat itu, dia berpikir dengan berjualan pakaian anak milik orang lain dengan keliling daerah berjalan kaki, hal ini dilakukannya karena ia takut rugi dalam berusaha. Sebab usaha ini tidak memerlukan modal sehingga ia tidak harus mengeluarkan uang untuk modal. Ia hanya perlu membayar hasil penjualannya yang telah laku setiap 3 hari sekali kepada pemilik barang. Waktu itu, kenangnya, yang ada dibenaknya adalah karena takut rugi. Ia berpikir apa ruginya jika hanya berjalan kaki tidak keluar uang buat beli bensin. Namun ternyata, meskipun tak terasa sudah hampir 4 tahun berjualan pakaian anak keliling, hidupnya masih pas-pasan saja. Hal ini diakuinya karena akibat takut rugi, sehingga hasil keuntungannya pun kecil. Tahun kelima dalam dunia usahanya, Pak Aceng berubah haluan bisnis, ia memilih berjualan sendiri alat-alat rumah tangga dengan modal sendiri juga. Ia mempertaruhkan uangnya untuk modalnya meskipun tidak mengetahui akan mengalami untung atau rugi. Saat itu benar-benar dirinya melupakan rasa takut. Menurutnya, justru kita rugi jika kita bekerja pada orang lain, yang mana lebih besar diuntungkan oleh capeknya kerja kita.
43
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Maka lambat laun, dari hasil usahanya berkeliling dan berjualan alat-alat rumah tangga ia selama 5 tahun, ia pun memberanikan diri membuka toko meubel. Kini ia bisa hidup makmur. Ternyata, membuka toko meubel telah mendatangkan keuntungan yang lumayan besar. Sebetulnya, apakah yang membuat seseorang memiliki ketakutan mengalami rugi?
A. Tidak Spesifik, Melahirkan Takut Rugi Takut rugi yang dirasakan oleh seseorang saat akan memulai sebuah bisnis, haruslah dilanjutkan dengan sebuah keinginan untuk menguasai secara spesifik akan bidang usaha yang akan digeluti. Hal ini disampaikan oleh Pak Cecep, seorang pengusaha penambangan batu templek (batu hiasan untuk rumah). Pada awalnya, ia pun merasakan takut rugi saat istrinya menyarankan agar bergelut dalam dalam bisnis tersebut. Akan tetapi, justru berangkat karena takut rugi inilah, maka ia pun ke sana kemari mencari informasi yang rinci dan detail tentang bidang usaha tersebut. Setelah ia memperoleh segala jenis informasi seputar bisnisnya maka ia pun mengkajinya dengan menyesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya. Setelah ia melakukan pengukuran terhadap risiko tertinggi jika mengalami kerugian yang besar kemungkinan terjadi, ia menyimpulkan bahwa aspek pemasaran adalah aspek yang harus dijadikan sasaran utama dalam fokus perhatian bisnis batu hias. Sebab dalam bidang pengadaan batu hias tersebut, banyak sekali penduduk asli yang telah puluhan tahun berprofesi sebagai penambang batu hias. Maka agar terhindar dari kerugian yang ditakutkannya, mulailah ia menghubungi teman-temannya yang relatif telah berada dalam kemapanan ekonomi yang tinggal di kota. Lalu pelan-pelan ia menawarkan berbisnis batu hias tersebut, dan ternyata respon dari teman-temannya cukup menggembirakan. Maka berawal dari sisi pemasaran yang telah ia yakinkan bahwa teman-temannya telah memberikan respon yang positif, membuat ketakutan akan kerugain yang bisa terjadi, terganti dengan keberanian dan antusias untuk segera memulainya. Pak Cecep pun menuturkan, bahwa usahanya Alhamdulillah tidaklah merugi seperti yang pernah ditakutkannya. Ia pun mengtakan bahwa takut rugi yang awalnya begitu besar menekan emosi bisnisnya diakibatkan karena belum mengetahui secara detail seluk-beluk bidang bisnisnya. Maka ia pun menyarankan kepada siapa saja yang akan bergelut dalam bisnis atau karier apa pun alangkah
44 Takut Rugi
baiknya jika mempelajari dan mengenali terlebih dahulu seluk-beluk bisnis tersebut dengan sebaik-baiknya. Pembelajaran sebelum memulai bisnis atau berkarier, menurutnya adalah sebuah langkah pematangan rencana yang bisa meminimalkan kerugian yang bisa saja terjadi. Pembelajaran ini menurutnya adalah tindakan jitu bagi siapa saja yang masih takut rugi saat akan berbisnis.
B. Takut Rugi Berawal dari Takut Disalahkan Selama kita telah berusaha sebaik mungkin dan telah menunjukkan jiwa juang yang tiada kenal lelah, orang-orang pun akan tahu bahwa kita serius dalam berbisnis atau meniti karier. Oleh karena itu, mengapa takut rugi? Mengapa takut disalahkan? Demikian kalimat ini dilontarkan oleh Pak Teguh, seorang agen distribusi besar sebuah koran ternama di kotanya. Ia teringat bahwa modal yang ia gunakan untuk memulai usahanya berasal dari penjulan salah satu aset kekayaan orang tuanya. Sehingga orang tuanyalah yang selalu mewanti-wanti agar jangan sampai terjadi kerugian. Sebab jika tidak, maka saudara-saudaranya yang lain tentu akan menyalahkannya. Pada saat itu, Pak Teguh dihantui oleh peasaan takut rugi. Sebab jika terjadi kerugian maka ia akan kehilangan aset orang tuanya. Tentunya, orang tuanya akan disalahkan oleh anakanaknya yang lain karena telah mempercayakan modal usaha untuk dirinya. Karena rasa takut rugi terus menjalar dalam jiwanya, ia malah semakin terpicu untuk berbuat yang terbaik. Maka saat itu pula, ia benar-benar menunjukkan seorang pribadi yang serius, tidak main-main, dan begitu keras memeras otak dan fisik. Sehingga saudara-saudaranya yang semapat meragukan usahanya, kini berbalik mendoakan keberhasilan usahanya. Seiring dengan semua itu, ia pun semakin berhati-hati terhadap yang namanya rugi dalam usaha. Karena, kini yang memberikan kepercayaan bukan saja orang tuanya, akan tetapi saudara-saudaranya yang lain pun telah memberikan dukungan secara nyata padanya. Pak Teguh sering tidur larut malam, terkadang makan pun terlalaikan, sehingga tidak sering ditegur oleh istrinya. Ia mengatakan dengan adanya takut rugi yang menggila, membuat dirinya waspada 100 % terhadap perjalanan usahanya. Suatu kali, pernah dirinya menegur dengan keras keponakannya yang dengan seenaknya meminta secara paksa kepada istrinya untuk membiayai kuliahnya. Pak Teguh pun menegur dengan keras istrinya yang hendak memberikan sejumlah uang. Hal ini ia lakukan karena uang yang akan
45 Takut Rugi
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan diberikan adalah uang untuk putaran usahanya sebagai distributor koran. Jika diberikan kepada keponakannya, kerugian yang selama ini ditakutkan pasti akan terjadi sesuai prediksinya. Lantas, ia pun menyarankan istrinya agar menghubungi beberapa saudaranya yang lain agar memberikan bantuan sesuai kesanggupan masing-masing. Ia mengajak saudaranya agar bersama-sama menanggung biaya kuliah keponakannya. Akhirnya, biaya kuliah keponakanya pun bisa terselesaikan tanpa harus merugikan usahanya. Saudara-saudaranya pun memahami sikap Pak Teguh sebagai seorang yang berjiwa bisnis. Dengan dasar takut rugi dan takut disalahkan inilah, maka lahir kerja keras dan kedisiplinan, membuat usaha distribusi korannya selama 3 tahun saja. Modal dari orang tuanya sebagai hasil penjualan dari aset kekayaan orang tuanya, yakni sebidang tanah bisa ia kembalikan. Mengenang masa perjuangan dan usahanya karena takut rugi, ia tidak menyangka bahwa dirinya mampu bekerja keras seperti itu hingga bisa mencapai keberhasilan. Dia pun mengaku bahwa awalnya ia memang dikenal sebagai pemalas oleh saudara-saudaranya yang lain juga oleh orang tuanya. Tetapi karena takut rugi dan takut disalahkan itulah sifat malasnya telah terganti dengan pekerja keras. Pak Teguh juga menambahkan bahwa dalam berusaha jika takut rugi, maka jangan setengah-setengah untuk mencelupkan diri dalam berbisnis atau berkarier. Menceburkan diri secara total dan bekerja keras adalah pengusir ketakutan yang mungkin saja dialami. Ia mencontohkannya secara sederhana, yakni saat dirinya bersama keluarga berjalan-jalan ke sebuah kolam pemandian air panas. Ia melihat anak sulungnya yang berusia 9 tahun terlihat tidak berani menceburkan badannya ke kolam pemandian air panas tersebut seperti anak-anaknya yang lain. Pak Teguh melihat anaknya hanya menciprat-cipratkan air panas tersebut ke tububuhnya, kemudian terlihat riak ketakutan di wajahnya. Lalu ia pun dengan sengaja mendorong tubuh anaknya, seketika itu juga terceburlah tubuh anaknya. Meskipun awalnya anaknya terlihat sedikit shock karena kaget. Namun lama kelamaan, anaknya tersenyum karena bisa berenang dengan nyaman di kolam pemandian air panas tersebut seperti anak-anaknya yang lain. Siapa sih orang yang senang dengan kerugian? Bisa dipastikan hampir tidak ada. Setiap orang tentunya tidak mau rugi dalam menjalankan sebuah bisnis. Bagi kita yang masih muda, tentunya peluang untuk berusaha masih banyak dan waktu yang kita miliki juga masih panjang. Namun bagi mereka yang sudah mulai menapaki masa-masa pensiun, mereka harus betul-betul memanfaatkan waktunya sebaik
46 Takut Rugi
mungkin. Sebab, jika mereka mengalami kerugian dalam usahanya, kesempatan untuk bangkit akan lebih sulit. Hal ini tak lepas karena waktu yang mereka miliki tidak sebanyak orang-orang yang masih muda. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, diperlukan kerja keras serta pemanfaatan waktu seefisien mungkin. Seperti firman Allah dalam surat Al-‘Ashr ayat 1-3 yang berbunyi: ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang yang beriman mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran,” (QS. Al’Ashr [103]:1-3) Ayat tersebut mengandung pesan bahwa orang yang tidak memanfaatkan waktunya untuk berbuat kebaikan dan amal saleh akan mengalami kerugian dalam hidupnya.
47 Takut Rugi
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Bab 9
Belajar Dari Guru Peranan seorang guru yang akan membantu kita mensukseskan perjalanan usaha kita dalam berbisnis atau berkarier adalah alternatif yang bisa membuat diri kita lebih mantap mengerjakannya. Saat kita tiba-tiba diserang rasa takut tidak mampu, takut gagal, atau takut rugi atau takut-takut yang lainnya maka saat itulah menggunakan jasa seorang guru, sebagai jawaban atas solusi rasa takut tersebut. Hal ini telah dibuktikan oleh Mba Dini yang membuka usaha warnet dan membuka counter HP. Padahal asalnya, ia hanyalah seorang ibu rumah tangga yang ia akui sangat gagap dalam bidang teknologi. Ide untuk membuka warnet adalah ide awal usahanya sebelum membuka counter HP di depan warnetnya tersebut. Sementara ide untuk membuka warnet tersebut sebenarnya bukan idenya, tetapi ide dari tetangga yang telah biasa bertegur sapa dengan dirinya. Tetangganya ini mengatakan bahwa lokasi rumahnya sangat strategis untuk membuka usaha warnet yang kini tengah booming di mana-mana. Hal ini memang benar adanya. Lokasi rumah Mba Dini termasuk lokasi yang sangat representatif untuk dijadikan lokasi usaha membuka warnet. Salah satunya adalah halaman rumahnya cukup luas dan berada dipingir jalan yang sering dilalui banyak orang, baik yang berjalan kaki atau yang berkendaraan. Selain itu, tepat di pinggir rumahnya, berdiri sebuah toko besar yang juga banyak dikunjungi para pembeli karena terkenal akan harganya yang murah. Mba Dini mengatakan sebagai manusia yang ingin memperoleh penghasilan lebih meskipun suaminya karyawan bergaji besar di sebuah perusahaan tekstil, perasaan dan emosi bisnisnya pun jadi terbakar. Namun, ia pun bingung karena tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang usaha warnet. Selain itu, ia takut karena ketidaktahuannya akan membuat usahanya menjadi mandek. Kekhawatiran ini ia
49
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan sampaikan kepada suaminya, Mas Diki. Sebagai suami yang sayang kepada istrinya, Mas Diki pun memberikan solusi atas ketakutan istrinya memulai usaha warnet. Mas Diki mencari-cari informasi kepada setiap orang yang telah membuka usaha warnet di kotanya. Sehingga, ia pun direferensikan mendatangkan seorang guru yang telah ahli dalam usaha warnet. Setelah segala macam perjanjian disepakati dengan guru, mulailah Mba Dini menjalankan usaha warnetnya dengan bimbingan guru tersebut. Mba Dini pun merasakan percaya diri yang tinggi. Rasa takut usahanya akan mandek, perlahan sirna dalam pemikirannya. Kini, ia pun bisa menikmati hasil usaha warnetnya yang telah berjalan selama 3 tahun. Dan ternyata, usahanya ini banyak digandrungi beberapa pelanggan. Karena saran dari guru untuk menyediakan fasilitas warnet yang bisa memuaskan pelanggan selalu ia lakukan dengan serius. Karena ketakutan usahanya tidak akan dengan baik inilah yang membuat Mba Dini begitu serius menyimak dan melaksanakan segala saran dari guru tersebut. Sehingga, guru tersebut pun semakin bersemangat memberikan bimbingan. Mba Dini pun berpesan bahwa bagi siapa saja yang takut mandek dalam berbisnis maka menggunakan jasa guru memang bisa menjadi alternatif yang bijak. Ia sangat berterima kasih kepada mentornya yang telah memberikan bimbingan jalan keluar bagi usaha warnetnya sehingga lancar. Kegagalan atau kerugian adalah hal yang memang perlu ditakutkan. Jika tidak, segala usaha kita akan menuai kecewa karena terus memaksakan diri sebagai bukan ahli tetapi nekad menjalankan bisnis tanpa mau mengorbankan biaya untuk menggunakan jasa seorang guru. Langkah teraman daripada melawan rasa takut gagal dalam berbisnis alah dengan menggunakan jasa seorang guru. Meskipun guru tersebut adalah sahabat kita atau orang yang telah kita kenal dekat, menjaga profesionalisme dalam memosisikan dirinya sebagai guru kita adalah sangat penting. Sama pentingnya dengan ketakutan gagal atau rugi adalah tidak benar-benar terjadi menjadi sebuah kenyataan. Sumber : bloggertone.com
50 Belajar Dari Guru
Hal ini sangat serius dikemukakan oleh Pak Toto yang akan membuka usaha toko grosir sembako di rumahnya. Ia kini terus banyak melakukan konsultasi dengan sahabatnya yang telah berpengalaman dalam membuka grosir. Meskipun kepada sahabat, ia pun tak mau menyepelekan. Bagi Pak Toto, karena ia memang serius akan membuka usahanya dalam bidang grosir maka ia pun serius juga tidak mau gagal atau rugi. Apalagi di usianya yang kini telah menginjak 38 tahun. Ia tidak mau bermain-main dalam usahanya mengais rezeki. Menurutnya, sahabatnya ini adalah orang yang paling berjasa dalam kesuksesannya kelak. Sebab berdasarkan ilmu bisnisnya yang ia pahami sangat masuk akal ini. Ia menuturkan salah satu kebanggaan dirinya menjadikan guru sahabatnya ini yakni saat pertama berdialog dengan sahabatnya pada kali pertama berdialog. Saat ia mengatakan alasan mengapa melakukan konsultasi kepada sahabatnya ini karena ia takut merugi. Maka sahabatnya ini menyuruhnya agar kembali memikirkan alasannya merugi tersebut apakah benar-benar takut merugi atau hanya alasan umumiyah manusia saja yang pasti tidak ada yang mau berbisnis jika merugi. Dan sahabatnya ini menyuruh Pak Toto agar meyakinkan dirinya sendiri benar-benar takut merugi selama tiga hari, dan hari ke empat baru diperbolehkan menemuinya lagi. Selama tiga hari itu lah, Pak Toto sempat sakit hati atau tersinggung dengan perkataan dari sahabatnya yang ia jadikan guru. Ia menggerutu dalam hati, masa iya sahabatnya meragukan keseriusannya takut rugi, apa tidak tahu bahwa usianya telah 38 tahun, yakni sebuah usia yang bukan pada tempatnya lagi akan bermainmain dalam berusaha mengais rejeki, padahal sahabatnya juga telah tahu ia telah beristri dan beranak. Tetapi ia berpikir masa iya sahabatnya tersebut yang telah ia jadikan sebagai guru tidak mendukung usahanya atau meragyukan keseriusannya, ia pun mempertebal pra sangka baiknya kepada sahabatnya ini. Setelah ia berusaha berprasangka baik inilah, ia sendiri merasakan kaget yang luar biasa. Dirinya mengakui bahwa ia memang takut merugi adalah sebuah ketakutan dalam tataran secara umumiyah saja. Ia sendiri sebetulnya takut rugi karena berdasarkan gengsi akan dikatakan gagal berbisnis oleh teman-temannya yang lain bukan berdasarkan memang benar ia mau hidup mandiri. Sebab selama 3 tahun menikah, adalah orangtuanya yang kaya yang selalu memberikan sokongan dana untuk kebutuhan rumah tangganya. Maka ia pun tersentak kagum kepada
51 Belajar Dari Guru
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan sahabatnya yang mampu mengetahui sesungguhnya ia benar-benar tidak serius merugi demi kemandirian, tetapi takut merugi karena gengsi. Hari ke-4 merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Pak Toto. Kemudian pada hari itu pula ia kembali berkonsultasi dengan sahabatnya. Betapa bahagianya, ternyata sahabatnya terlebih dahulu meminta maaf bila saran 3 hari yang lalu untuk kembali merenungkan takut merugi tersebut telah membuatnya tersinggung. Pak Toto pun menjawabnya dengan lapang dada, justru ia berterima kasih atas saran tersebut. Sehingga, ia benar-benar takut merugi dalam berusaha karena takut tidak bisa mandiri, bukan karena gengsi semata. Maka berlangsunglah bimbingan demi bimbingan dari sahabatnya sekaligus mentornya tersebut. Singkat cerita, selanjutnya Pak Toto ingin berbagi ilmu bimbingan dari guru sahabatnya ini. Satu ilmu dari sekian banyak ilmu yang menurutnya sangat berharga, sehingga ia berkeimpulan bahwa peranan guru sangat penting dalam mengusir takut rugi menjadi kepercayaan diri yang datang. Yakni saat kita akan membuka usaha sendiri atau berwira usaha atau berbisnis. Pada tahap perintisan adalah terutama adalah angapalah bahwa usaha kita tersebut adalah milik orang lain, meskipun modalnya adalah milik kita. Jadilah karyawan pada perusahaan kita sendiri. Sehingga dengan disiplin beranggapan seperti ini maka kita tidak semenamena menggunakan uang usaha kita. Berapa pun keuntungan yang didapat, maka kita hanya diperbolehkan menggunakan uang keuntungan tersebut hanyalah untuk kebutuhan pokok sehari-hari saja. Ingat hanya sekadar saja, sisa keuntungannya yang maish besar tersulah diputar untuk pengembangan usaha, karena ada saatnya perjuangan ada saatnya menikmati. Demikianlah ujar Pak Toto yang meminta do’a restu dari semua pembaca agar usahanya nanti bisa sukses, dengan menjalankan prinsip-prinsip lainnya dalam berbisnis dari bimbingan sang guru, sahabatnya. Namanya juga guru, ia pasti sangat faham kalau kita adalah orang yang pasti takut jika gagal atau merugi dalam berbisnis atau berkarier atau saat akan mengerjakan proyek besar bisnis. Oleh karena itu, jangan malu mengatakan takut rugi atau takut gagal dalam berbisnis. Karena hal ini memanglah sangat wajar dialami setiap orang yang pasti ingin berhasil. Tetapi jika masih ragu atau bingung harus mulai dari mana sebuah roda bisnis akan dilakukan. Menghadirkan seorang guru adalah langkah alternatif daripada kita melulu dikejar-kejar takut rugi sehingga emosi positif kita dalam berbisnis tidak teresksplor secara maksimal dalam kesungguhan lebih fokus berpikir berhasil di samping tetap berpikir takut tidak berhasil. Dengan pengertian adanya keseimbangan antara takut
52 Belajar Dari Guru
gagal dengan yakin pasti berhasil. Hal ini disampaikan oleh Ibu Ika seorang ibu rumah tangga yang ingin membuka usaha produksi telur asam manis, sebagai solusi lain atas telur asin yang telah banyak beredar di pasaran. Ia memanglah seorang ibu rumah tangga yang sangat gemar memasak, sehingga cara pengolahan telur asam manis yang berawal dari telur ayam negeri ini telah dikuasainya hingga bisa bertahan kurang lebih seminggu tanpa bahan pengawet kimiawi. Ia pun menghadirkan seorang guru yang bisa membimbing dalam aspek pemasaran, yakni seorang kepala cabang divisi pemasaran sebuah perusahaan besar yang dalam waktu relatif singkat kariernya sebagai kepala cabang bisa diraih. Namun karena perusahaannya pailit akibat selalu berselisihnya para pemilik saham selama 3 tahun. Dengan hadirnya guru inilah, membuat Ibu Ika percaya diri dalam aspek pemasaran, sehingga dalam waktu dekat ini ia akan memasarkan telur asam manisnya di daerahnya sendiri, yang belumlah ada banyak yang berbisnis telur asam manis sebagai idenya. Takut tidak laku telur asam manisnya telah dijwab oleh keyakinan pasti laku berkat bimbingan sang guru. Mentornya ini mengatakan jika takut tidak laku, maka jangan berpikir tidak laku, tapi berpikirlah bagaiman caranya supaya bisa laku. Salah satunya guru tersebut telah menyarankan kemasan dan cara promosi yang efektif dan efisien. Ibu Ika pun menyarankan kepada para ibu rumah tangga yang biasanya hanya jago dalam hal produksi, namun lemah dalam hal pemasaran, agar menghadrikan guru dalam pemasaran, agar takut tidak laku usahanya tersebut bisa terjawab dengan keyakinan pasti laku oleh bimbingan seorang guru pemasaran yang telah ahli di bidangnya. Ingatlah bahwa guru kita bisa membawa keberhasilan saat kita takut tidak berhasil. Bila kita tetap bersemangat tinggi saat menjalankan usaha kita. Sesungguhnya peranan guru bukanlah penentu segala-galanya. Ia hanyalah tenaga ahli yang akan kita serap ilmunya, kemudian kita terapkan dengan sebaik-baiknya pada perjalanan usaha kita. Terus memupuk takut tidak berhasil, meskipun telah ada seorang guru, adalah jangan dilupakan. Minimal kalau ada seorang guru, ketakutan kita tidak akan berhasil, adalah ketakutan yang standar saja dan tidak keterlaluan, melihat kegagalan pengalaman teman-teman kita pada bidang yang sama. Hal ini dikemukan oleh Pak Engkus yang bergerak dalam usaha sewa properti, yaitu beberapa rumah kontrakan dan kamar-kamar kosan. Tersebarnya beberapa rumah kontrakan miliknya di beberapa lokasi, serta kamar-kamar kosannya, tidak ia mungkiri adalah berkat kontribusi dari seorang guru juga. Saat ia memutuskan lebih terkonstrasi dari usahanya tersebut, yang asalnya waktunya terbagi-bagi karena ia
53 Belajar Dari Guru
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan masih bekerja di sebuah perusahaan. Hal ini tentunya membuat istrinya menjadi kerepotan dalam kendala teknis. Kemudian saat beberapa orang yang dipercayai mengelolanya selalu mengkhianati kepercayaanya, maka kini terjunlah secara fokus suaminya yang mengelolanya dengan manajemen pengelolaan yang dibimbing oleh seorang guru. Hal ini dilakukannya karena jika ia fokus 100% pada bisnisnya, dikhawatirkan akan kehilangan penghasilannya sebagai karyawan. Ia pun khawatir bisnis propertinya tersebut kurang menjanjikan. Ternyata setelah menjani bisnis ini atas saran-saran dari mentornya, ia mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari gajinya sebagai karyawan. Sehingga, memiliki beberapa karyawan yang telah ia rekrut dengan bimbingan manajemen, baik keuangan atau SDM atas bantuan seorang guru juga. Kita adalah manusia yang memiliki kelebihan dalam satu sisi, tetapi pastilah memiliki kekurangan dari sisi lain. Oleh karena itu, tak ada salahnya jika kita menggunakan jasa seorang guru untuk memperoleh jawaban dari berbagai macam pertanyaan dan menghindari rasa takut tidak berhasil. Makna takut gagal memulai bisnis atau berkarier yang akan berujung kepada menyerah tidak mau mencobanya adalah sebuah makna yang kita hindari. Sehingga menggunakan jasa seorang guru dapat kita fungsikan sebagai pencegah kegagalan tersebut. Tidak ada salahnya kita belajar lagi dalam menghadapi diri kita sendiri. Dengan menghadirkan seorang guru yang telah ahli pada bidang yang bersangkutan maka insya Allah kita pun akan layak menjadi salah seorang kompetitor yang sama-sama berpeluang sukses. Begitu banyak kebodohan dan kesalahan yang bisa kita lakukan meski tanpa sadar. Untuk menghindari hal inilah jasa seorang guru diperlukan. Kita bisa sharing sekaligus mengevaluasi segala kekurangan kita dengan guru tersebut. Sehingga, kehadiran guru ini dapat menambah energi positif dalam menjalankan bisnis.
54 Belajar Dari Guru
Bab 10
Meniru yang Positif Ada banyak orang yang sebetulnya mengetahui apa yang harus ia lakukan dalam menjalankan bisnis. Namun karena takut, terkadang mereka enggan untuk bertindak. Mengetahui saja tidaklah cukup. Kita harus memiliki tindakan yang realistis dalam memulai sebuah bisnis. Jika masih takut atau belum bisa menentukan langkah apa yang akan diambil dalam menjalankan bisnis, tidak ada salahnya kita meniru gaya bisnis orang-orang yang telah sukses dengan cara mengamati lalu memodifikasinya dengan cara yang sempurna. Ini merupakan proses belajar dalam rangka mengejar cita-cita kita. Ibu Evi, seorang guru yang menjadi favorit di sebuah sekolah menengah farmasi dan menjadi seorang apoteker ternama di beberapa apotek, mengatakan bahwa tidak ada seorang yang sukses tanpa mau melewati tahapan yang disebut “belajar”. Setiap kita melangkah keluar dari rumah, kemudian berniat untuk belajar maka setiap hari kita akan merasakan perbedaan dengan hari-hari sebelumnya. Begitu banyak manfaat yang bisa kita dapat selama kita mau terus belajar. Hal yang paling mengena dalam prinsip hidup ini, yakni apabila kita piawai belajar mengambil pelajaran dan hikmah dari universitas kehidupan nyata yang ada di sekeliling kita, termasuk saat seseorang merasa takut tidak bisa berhasil menjadi orang nomor satu menurut standarnya masing-masing. Kemauan keras untuk belajar adalah salah satu cara untuk menjauhkan kita dari rasa takut gagal dan sebagainya. Hal ini berlaku juga dalam soal praktik berbisnis atau berkarier. Banyak orang yang mengatakan takut tidak bisa berhasil, sehingga lebih baik menggagalkan rencana besar daripada melawan ketakutan tidak bisa berhasil. Menurut Ibu Evi, justru karena takut tidak bisa berhasil maka kita harus belajar bagaimana caranya berhasil. Termasuk meniru cara-cara orang lain yang telah
55
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan lebih dulu berhasil, dan pastinya telah lebih dulu menjadikan ketakutan tidak bisa berhasil sebagai modal untuk mau belajar dan bekerja keras. Meniru dalam perkara yang positif menurutnya adalah bukan sebuah keburukan, selama hasil tiruan tersebut kita modifikasi lagi menjadi hasil yang lebih baik yang bisa membuahkan hasil yang berbeda. Meniru lebih gampang daripada membuat sendiri. Misalnya saat seseorang yang belum pandai melukis diminta melukis sebuah benda, yang mana bendanya tidak ada dihadapannya. Maka takut hasil lukisannya tidak bernilai persis, akan dirasakan jauh lebih ringan saat benda yang sedang dilukisnya ada di hadapannya. Ibu Evi juga menegaskan bahwa selama seseorang bisa memanfaatkan ketakutannya menjadi hal yang positif, kemudian ditindaklanjuti dengan belajar dan bekerja keras sesuai dengan kemampuan tiap individu maka selama itu pula ketakutan itu tidak akan menjadi penghalang kesuksesan, melainkan memacu motivasi dan keberanian. Setelah mengikuti cara-cara orang lain yang telah sukses, kemudian kita amati bagaimana sikap pribadinya. Serap dan kuasai ilmu dari figur entrepreneurenterpreneur sebanyak mungkin. Kuasai pula orang-orang di sekitar kita. Jaring dan jalin relasi yang banyak. Hal ini sangat penting dalam keberlangsungan bisnis yang kita jalani. Dalam kehidupan sehari-hari, meniru gaya bisnis orang sukses banyak dilakukan, meskipun pada bidang usaha yang berbeda. Misalnya yang dilakukan oleh Pak Dedi, seorang yang membuka usaha bengkel motor setelah memutuskan berhenti jadi seorang supir angkutan umum. Dia mengakui, kesuksesannya membuka usaha bengkel berawal setelah meniru dan mengamati gaya seorang temannya yang membuka usaha grosir sembako di samping rumahnya. Waktu itu, dia berprinsip bahwa usahanya nanti adalah sama-sama melayani orang. Oleh karena itu, Pak Dedi pun memerhatikan bagaimana temannya menjalankan bisnis. Pak Dedi menemukan bahwa temannya tersebut begitu ramah kepada para pembeli. Saat banyak pembeli yang mengantri, dia pun tampak lebih cekatan dan mempercepat cara pelayanannya sambil tak henti selalu tersenyum dan bercanda ringan saja. Selain itu, ia melihat servis pelayanannya yang baik. Mereka rela setiap sore sampai malamnya mengantarkan belanjaan ibu-ibu yang tidak mau repot membawa belanjaan yang banyak. Berbekal dari hasil belajar pada cara-cara melayani konsumen tersebutlah, Pak Dedi pertama kali merintis usaha bengkel motornya. Pak Dedi pun terkenal menjadi
56 Meniru yang Positif
seorang montir yang ramah dan suka bercanda ringan dengan para konsumennya. Hal ini membuat dirinya mudah akrab dengan para pelanggannya. Padahal, awalnya ia merasa takut kalau usaha bengkel motornya tidak bisa terus berjalan sampai benarbenar menguntungkan. Ia pun menuturkan bahwa anehnya, setelah memerhatikan gaya temannya dalam soal melakukan servis pelayanan secara emosional, membuat dirinya menjadi mantap memulai usaha barunya membuka bengkel motor. Pak Dedi pun mengakui bahwa hasratnya untuk mengamati cara pelayanan yang dilakukan temannya tersebut adalah karena dirinya juga takut merugi dalam usah bengkel motornya. Ia menyadari bahwa dalam bidang usaha yang selalu bersentuhan langsung dengan orang, bisa memuaskan konsumen adalah sebuah cara pengikat nomor satu. Kini, ia pun sedang merencanakan untuk membuka bengkel mobil. Sebab dari pengalamannya berhasil memuaskan konsumen, banyak sekali orang-orang yang asalnya hanya menyervis motor, selalu memanggil dirinya untuk menyervis mobil juga. Dia pun berprinsip bahwa tidak cukup bagi sorang montir bisa memperbaiki motor atau mobil yang rusak hingga bisa baik kembali. Sebagai pebisnis, selain keahlian teknis juga diperlukan kelihaian mengambil hati para pengguna jasa dengan tutur kata yang sopan dan menjaga adab dalam berkomunikasi. Jika kita perhatikan, ternyata jumlah orang yang benar-benar telah sukses dalam berbinis atau semakin memuncak dalam berkarier sangat terbatas jumlahnya. Sementara orang-orang yang mengatakan takut tidak berhasil tapi ingin berhasil seperti mereka, tidak usah kita hitung jumlahnya karena pastilah banyak sekali. Salah satunya barang kali kita sendiri. Sebagai sesama manusia yang sama-sama dikaruniai akal, semestinya kita tidak terima jika hidup kita selalu dikatakan belum berhasil karena masih memendam rasa takut tidak bisa berhasil. Padahal, ketakutan ini bisa dijadikan sebagai sumber modal bagi kita untuk menambah rasa ingin tahu tentang apa yang membuat kaum sukses bisa berhasil dalam bidangnya masing-masing. Terkadang, menjadi sebuah kenyataan yang sangat tidak beralasan bila seseorang takut tidak berhasil. Seseorang ini mengatakan takut tidak berhasil kalau mulai merambah berbisnis, padahal ia sudah lama menganggur. Ia selalu mendambakan bisa bekerja di sebuah perusahaan yang tidak kunjung tiba. Ingin memulai bisnis, tapi punya banyak ketakutan. Ia pun masih belum mantap menentukan jenis bisnis apa yang akan digelutinya. Sebenarnya, inilah salah satu penyebab yang membuat dirinya punya banyak ketakutan.
57 Meniru yang Positif
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan Seorang teman menyatakan kesungguhannya ingin memiliki penghasilan. Kemudian dia pun menanyakan jenis bisnis apa yang cocok bagi dirinya, sehingga ia tidak perlu takut gagal. Lalu, ia pun disarankan agar mengamati bisnis orang lain yang telah sukses yang ada di sekelilingnya. Maka ia pun langsung bertanya apakah tidak akan menjadi persoalan jika dirinya menjalankan bisnis yang sama. Tentu saja tidak apa-apa meniru jenis bisnis yang sama, tapi upayakan dengan lokasi pemasaran yang berbeda untuk menjauhi persoalan. Teman ini pun mengiyakan saran yang ditujukan untuknya. Ia berpikir karena dirinya adalah orang yang awam dalam bisnis, tak ada salahnya meniru jenis bisnis orang lain yang telah terbukti berhasil. Ia tinggal menyempurnakan ide bisnis tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Daripada repot-repot mencari ide bisnis sendiri, ide untuk meniru ide bisnis orang sukses ternyata lebih mengena untuknya. Kemudian, ia pun menanyakan apa saja keuntungan lain dari meniru jenis bisnis atau ide bisnis orang lain? Ada beberapa keuntungan yang bisa diraih, di antaranya sebagai berikut. ¾ Pertama, tidak akan direpotkan lagi oleh faktor promosi terhadap barang yang diperjualbelikan karena cenderung telah dikenal orang. Sehingga, tinggal memikirkan bagaimana caranya bisa menjual sebanyak-banyaknya. ¾ Kedua, tidak perlu lagi dikaji dari awal tentang kendala-kendala bisnis tersebut, hanya tinggal mengamati saja bagaimana caranya orang tersebut mengoperasionalkan ide bisnisnya yang telah sukses. Jika kita menggulirkan ide jenis bisnis yang baru, sesungguhnya hal ini lebih baik. Tetapi demi percepatan memperoleh penghasilan maka ide ini bisa kita pendam dulu. Suatu saat bisa dikembangkan dengan pasti, mengingat kebutuhan akan bisa memperoleh penghasilan yang mendesak, misalnya bagi mereka yang sudah berkeluarga namun masih berpenghasilan minim atau tidak pasti karena masih serabutan dalam mencari nafkah. ¾ Ketiga, tidak perlu susah-susah mencari segmen pasar yang akan dijadikan sasaran. Karena sudah jelas melalui pengamatan setelah ingin meniru dengan itikad positif ingin sama-sama maju dalam berusaha. Namun, kita perlu juga mengembangkan segmen pasar untuk melejitkan usaha bisnis. ¾ Keempat, seandainya jenis bisnis ini tengah membooming maka kita pun akan ikut kebanjiran rezeki. Kemungkinan berhasil untuk jenis bisnis yang telah dikenal baik oleh masyarkat umum cukup besar karena punya daya
58 Meniru yang Positif
tarik tersendiri. Kita tinggal memberikan sentuhan khas sebagai siasat untuk mempercepat besarnya omzet dari bisnis tersebut. Teman tersebut tampak begitu berapi-api dan ingin segera memulai bisnisnya. Ajaibnya, perasaan takut tidak akan berhasil mendadak sirna dari mukanya yang kini berubah menjadi berseri-seri. Seolah-olah, suksesnya sudah ada di hadapan mata. Dikatakanlah kepadanya agar berhati-hati dalam meniru ide bisnis orang lain, jangan terlalu dipaksakan sampai persis sebab kemampuan mansuia secara sunatulah adalah berbeda-beda. Tapi juga jangan ragu-ragu untuk mengekspresikan kelebihan potensi dirinya, sebab bisa jadi dirinya menjadi orang yang lebih sukses daripada orang yang awalnya mencetuskan ide bisnis tersebut. 10 tahun tidak bertemu, karena kesibukan kita masing-masing, ternyata kini ia adalah seorang yang cukup sukses berjualan roti bakar. Ide ini ia dapatkan saat ia membeli roti bakar pada suatu malam. Namun menurutnya, rasanya kurang enak dan tidak sesuai dengan harganya yang menurutnya juga terlalu mahal. Maka mulailah ia merapat kepada salah satu saudaranya yang telah lebih dulu berjualan roti bakar dengan sebuah roda di peremapatan jalan. Ia menanyakan tentang resep dan segala macam mengenai seluk-beluk bisnis roti bakar. Kesuksesannya dalam berjualan roti bakar di antaranya ia berhasil membuka kedai besar besar roti bakar sehingga orang selain bisa langsung menikmati rotinya dengan secangkir teh hangat khas kedainya atau membungkus roti bakar untuk dibawa pulang. Ia pun membuka kedai roti bakarnya selama 24 jam penuh, sehingga setiap saat para pembelinya bisa datang kapan saja. Kemudian, ia juga berhasil menjalankan sebuah pabrik pembuatan roti yang akan dijadikan bahan untuk roti bakarnya. Roti-roti buatan pabriknya juga banyak dibeli oleh para penjual roti bakar lain yang masih berskala kecil-kecilan. Teman yang enggan disebutkan namanya ini mengaku bahwa takut tidak berhasilnya ini ternyata bisa diatasi setelah mencoba terjun langsung ke dunia bisnis. Seperti dirinya yang awalnya juga sama-sama takut tidak akan bisa memberikan nafkah lebih dari hasil berjualan roti bakar. Tapi ternyata, kini istrinya bisa berbangga kepada dirinya yang dulunya susah menunggu panggilan kerja. Kini, banyak para pelamar yang ingin bekerja di kedai roti bakarnya. Dia pun yakin dengan jurus tiru, amati, dan sempurnakan adalah jurus sakti untuk meladeni ketakutan tidak bisa berhasil dalam berbisnis.
59 Meniru yang Positif
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Glosarium Komitmen Mental Karakter Prestasi Evaluasi Simbol Aset Optimisme Atmosfer Humanis Visioner Prinsip Ekspatriat
= Perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu = Bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. = Watak diri manusia = Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). = Penilaian = Lambang = Sesuatu yang mempunyai nilai tukar = Paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan = Suasana = Bersifat kemanusiaan = Berpandangan ke masa depan = Dasar = Warga negara asing yg menetap di sebuah negara
61 Glosarium
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan
Indeks A aset 2, 45, 46 atmosfer 5 E ekspatriat 18 evaluasi 2, 25, 54 H humanis 8 K karakter 1 komitmen 1, 33 M mental 1, 3, 20, 22, 37, 39 O optimisme 3, 4, 42 P prestasi 2 prinsip 7, 17, 33, 38, 52 S simbol 2 V visioner 11, 36
62 Indeks
Daftar Pustaka Allen, J. F. 1998. AI growing up: The changes and opportunities. AI Magazine, Winter 1998, 13-23. Gardner, H. 1983. Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New York: Basic Books. Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences: The theory in practice. New York: Basic Books. Haryanto, Nia. 2010. Ada Apa dengan Otak Tengah. Yogyakarta: Gradien Mediatama Kowalski, R., “Logic for Problem Solving”, North Holland Elsevier, 1979, 287 pages. Kuratowski, K. and Mostowski, A. , “Set Theory with and Introduction to Descriptive Set Theory”, PWN Polish Scientific Publishers, Warszawa, and North-Holland, Amsterdam, 1976. Newquist, H. P. et al. 2005. The Great Brain Book. An Inside Look At The Inside Of Your Head. New York : Scholastic Inc. Saleh, Andri. 2009. Number Sense, Belajar Matematika Selezat Coklat. Jakarta : Transmedia Saleh, Andri. 2009. The Scientist. Bandung : Tinta Emas Publishing.
63 Daftar Pustaka
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan www.kompas.com www.detik.com www.pikiran-rakyat.com www.about.com www.howstuffworks.com www.webmd.com www.wordpress.com www.blogspot.com www.youtube.com
64 Daftar Pustaka
Profil Penulis Tuti Tresnawati adalah seorang ibu dengan satu anak dan lulusan Sastra UPI. Pernah menjadi editor pada beberapa penerbit ternama di Bandung. Buku-buku yang pernah dihasilkannya adalah beberapa buku pelajaran bahasa Indonesia untuk SD dan pernah lolos dalam seleksi penilaian yang dilakukan oleh Pusat Perbukuan. Selain buku pelajaran, penulis juga pernah menulis buku di bidang parenting.
65 Profil Penulis
Mengubah
Ketakutan
Menjadi Kekuatan