Menggugat “Hari Kesaktian PANCASILA”
Roeslan: Dengan sikap yang mendua ini. saya menilai bahwa Jokowi bukanlah Seorang pemimpin yang dapat dijadikan sebagai panutan, yang satunya kata-kata dan perbuatan. Nesare: presiden yang seperti apa yang bung inginkan yang ada di Indonesia? Saya menangkap pesan bung yang kelihatan ingin melihat presiden yang langsung yg mengatakan iya thd Pancasila 1 juni, tidak kpd Pancasila 1 oktober. Begitu juga dari tulisan2 bung yang lain2 yang menginginkan NKRI seperti ini dan itu. Bung tidak melihat menginginkan NKRI begini dan begitu itu tantangannya banyak. Bung Karno pun jatuh krn dihajar habis2an. Saya pernah diskusi dengan yohanes sulaiman muridnya bill liddle dari ohio state columbus dalam membela bung karno krn dikatakan bung karno goblok dalam menata ekonomi Indonesia. Sebetulnya bukan begitu ceritanya. Sejarah yg saya pahami adalah bung karno dikepung habis2an. Ini yg persis dikatakan oleh pak pram: “kita dikepung”. Nah ketika seseorang tidak mampu melihat gambaran luasnya dan hanya berkutak katik dalam hal yang kecil, dia akan terperangkap dalam metaphora yg penuh dengan gambar2 imaginasi. Begitu juga ketika para pemuda yang menurunkan bung karno itu tidak mampu melihat gambar besarnya shg yel yel tritura dan bung karno komunis dikumandangkan oleh militer. Roeslan: Lain halnya dengan almarhum Gus Dur, Gus Dur adalah seorang pejuang nasional, yang berani mengorbankan kepentingan diri beliau demi kepentingan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Gus Dur berani memecat Jendral militer fasis Wiranto pedukung paling setia terhadap jendral militer fasis (TNI AD) Soeharto dari kedudukannya sebagai penguasa tertinggi TNI (KSAD) . Gus Dur berani menuntut penghapusan Tap MPRS XXV/1966, Gus Dur berani melenyapkan upacara sumpah setia didepan tugu Kesaktian Pancasila; tanpa takut pada dampaknya yang bisa menyebabkan pengulingan beliau sebagai Presiden NKRI. Penomena Gus Dur inilah yang kini tealah mempunyai andil besar untuk membuka mata masyarakat kita untuk melihat kebohongan, dan pengkhianatan rezim Orde baru terhadap Proklamasi Kemerdekaan nasional kita. Nesare: hasilnya apa? Gus dur jatuh! Apakah ini yang ingin bung lihat utk presiden, pemimpin2 indonesia nantinya? Kalau iya, artinya NKRI yang ingin bung lihat di jaman bung Karno itu saya yakin tidak akan terjadi. Kenapa? Karena bung tidak mau melihat taktis dalam menjalankan roda pemerintahan. Bung hanya mau melihat hasilnya. Sedangkan hasil2 yang bung lihat: gus dur memecat wiranto, keinginan gus dur mencabut tap MPRS XXV, gus dur tidak merayakan pancasil 1 oktober dst. Hasil2 ini ada korbannya: yaitu Gus 1
Dur dilengserkan! Bagi saya proses politik tidak semudah sebagian rakyat harapkan. Ada pengorbanan yang harus dilalui. Saya yakin bung tahu bagaimana bung Karno bermuka dua, mungkin bermuka 10 atau ada yang menyebutnya sebagai pembohong, diktator dlsbg dalam membawa rakyat Indonesia merdeka dari mengelabui penjajah sampai ke rakyat sendiri. Roeslan: Lalu bagaimana dengan pendapat bung tentang Jokowi, yang telah mengangkat Jendral militer fasis (TNI AD) Wiranto sebagai POLHUKAM, yang membendung penyelesaian secara mendasar Genosida 1965-1966. Ini tercermin dalam penolakan rezim Jokowi terhadap IPT (International People Tribun) Denhag 2016, dan penolakan rezim Jokowi terhadap Symposium Tragedi 1955, yang diprakarsai oleh Letjen (Purn) Agus Widjojo Gebernur Lembaga Pertahanan Nasional. Sungguh naaif jika bung juga ikutan menolak dua penomena sejarah tersebut. Nesare: itu pendapat bung. Saya melihat pengangkata wiranto adalah taktis politis saja dalam merangkul semua kalangan. Jelas sekali keinginan Jokowi itu adalah “kerja”. Kalau ada hambatan kerjanya itu susah! Lihat golkar sudah didiamkan walaupun cercaan yang digunakan oleh lawan politiknya bergaung keras (Jokowi membela bakrie, papa minta saham setya novanto dll). Sayang bung tidak bisa melihat gambaran besarnya. Bung terpaku pada 1, 2 aksinya Jokowi.
Nesare: Saya juga setuju pemerintahan Jokowi adalah kapitalisme dan neolib. Pertanyaan saya adalah siapa yang bisa merubah wajah kapitalisme dan neolib ini? jangankan di Indonesia, diseluruh dunia sekarang ini juga wajahnya adalah kapitalisme dan neolib! Apa yang ingin bung inginkan dari NKRI ini? NKRI seperti Tatiana, bung karno atau apa? Tatiana jelas sekali pandangan kirinya yang saya sangat hargai. Pandangan Tatiana tidak sama dengan bung karno. Bung karno tidak membenci kapitalisme. Bung karno bukan komunis. Apa pandangan bung? Ini konteks ideology yang saya bilang saya tidak setuju dan pertanyakan kepada bung sunny dan saya berani berargumen bahwa Jokowi tidak seideologi dengan soeharto baik dari segi Pancasila maupun kapitalisme dan neolib! Ini argument saya utk kapitalisme/neolib. (kutipan selesai ;dasar kuning dan huruf tebal dari saya) Roeslan : Pandangan bung tentang NKRI seperti yang sayakutib diatas, saya tanggapi sebagai seorang pengikut faham Pasivisme, menyerah pada apa saja yang sudah terjadi. Menurut penangkapan saya, seluruh Rakyat Indonesia yang cinta terhadap NKRI dituntut untuk melakukan tujuan Prolkamasi Kemerdekaan. Karena Prolkamasi kemerdekaan kita adalah merupakan kulminasi tuntutan-tuntutan kultural yaitu: Pembebasan (Kemerdekaan 2
sejati), Demokrasi Pancasila, harga diri dan jati diri sebagai bangsa yang mandiri dalam suatu NKRI. Jadi Proklamasi kemerdekaan adalah merupakan tugas politik yang erat kaitannya dengan misi-misi kultural, untuk mengangkat harkat dan martabat manusia-manusia Indonesia. Proklamasi kita mengabsahkan dan memberi dimensi bagi misi-misi kultural tersebut diatas. Nesare: saya tidak pernah tahu ada faham pasivisme dalam politik. Yg saya tahu adalah dalam agama yg berarti: cinta perdamaian seperti ahimsanya orang budha dan hindu dalam arti: against war, kekerasan dll. Saya tidak tahu dimana bung bisa beranggapan saya pasif dalam artinya menyerah begitu saja. Saya yakin jokowi itu kiri tetapi kirinya jokowi bukan seperti kirinya lenin atau tatiana dan bung. Ini saja perbedaannya. Ketika bung melabelkan jokowi sbg kapitalis, neolib dalam arti sangat kanan, saya berani bilang bung salah! Tetapi jikalau bung mengatakan jokowi adalah kapitalis itu saya mengerti dan setujui. Ini yang saya coba sampaikan bahwa dunia ini semuanya sudah kapitalis. Tempo hari rizal ramli juga ngomong begitu: siapa yg tidak kapitalis?!! Munafik saja yang ngomong begitu??!!! Saya mendukung jokowi krn dia jujur. Dia mau kerja. Program2nya sudah benar. Bikin landasan yg kuat buat NKRI nantinya. Saya tidak pernah mimpi jokowi akan bikin rupiah balik Rp. 2000. Yg mau begini adalah orang2 yg tidak mengerti ilmu ekonomi. Saya sangat mengerti dalam menjalankan suatu perusahaan yg sangat rumit. Tantangan2nya banyak. Ketika seseorang hanya terpaku didalam perusahaannya saja akan jatuh kalau tidak dapat mengendalikan tantangan dari luar. Tidak penting bagaimana hebatnya dalam managing perusahaan dari dalam tetapi tantangan dari luar dapat mematikan suatu perusahaan dalam waktu singkat. Ini yg terjadi dengan blackberry dll yg tidak mengikuti variabel dari luar. Suatu negara tidak akan bisa maju kedepan tanpa melihat tantangan2 diluar negerinya. NKRI itu tantangan2nya luar biasa banyaknya. Jangankan yg dari dalam (masalah kebangsaan, separasi, korupsi dll), tantangan dari luar yg tidak kelihatan sangat besar. Roeslan: Saya tidak akan menguraikan 5 bagian dari Revolusi Indonesia, dalam konteksa ini menurut pengamatan saya, Bung Karno memang membiarkan kapitalisme, yang ditolak oleh bung Karno adalah menempatkan kedaulatan kapitalisme diatas kedaulatan Rakyat. Juga dalam memahami Pasal 33 UUD 45. Perlu ditegaskan disini bahwa Pasal 33 UUD 45 tidak menolak sistem ekonomi pasar bebas kapitalis. Yang ditolak adalah menempatkan sistem ekonomi pasar bebas kapitalis, lebih menggungguli kedaulatan Rakyat, seperti yang kita saksikan dalam kasus BBM, dimana harga BBM di Indonesia ditentukan oleh mekanisme politik pasar bebas di New York, ini berarti sistem ekonomi pasar bebas kapitalis, lebih menggungguli kedaulatan Rakyat.
3
Nesare: bung disatu pihak bilang bung karno membiarkan kapitalisme, tetapi dilain pihak bilang bung karno menolak ekonomi pasar bebas kapitalisme. Saya setuju dengan anti kapitalisme krn harus diatas kedaulatan rakyat, tetapi dengan kalimat kontras itu mepertentangkan antara kapitalisme dengan ekonomi pasar bebas. Bagi saya kapitalisme itu = pasar bebas. Sekurang2nya begitulah teorinya. Praktik dilapangan juga begitu dan sangat berlebihan. Disinilah gugatan atas kerakusan kapitalisme sah dilakukan! Ini yg kelihatan bung gugat tetapi bukan kapitalisme tidak sama dengan pasar bebas. Saya merasa dalam bhs inggris you imply bung mencelah Jokowi menganut pasar bebas dan bung karno setuju kapitalisme. Apakah ini benar? Kalau benar bung menuduh Jokowi menganut pasar bebas itu saya setujui. Begitu juga saya setuju bung karno bukan anti kapitalisme/pasar bebas. Tetapi ketika bung menuduh Jokowi tidak melihat kedaulatan rakyat, bung terlalu gegabah! Ketika infrastruktur yang adalah modal utama dalam menggerakkan ekonomi. Tidak ada negara didunia ini bisa maju ekonominya tanpa sarana dan prasarana yang memadai. Tidak ada! Seperti rumah itu tidak akan bisa berdiri kokoh tanpa fondasi yang kuat. Yang lain yg tidak saya komentari biasanya saya setuju dan saya anggap tidak penting utk dikomentari utk menyingkat waktu.
Salam Nesare
From: roeslan [mailto:
[email protected]] Sent: Wednesday, October 5, 2016 10:38 AM
Bls. Roeslan : Ini yang bung tulis dalam komentar bung dalam menanggapi tulisana saya : Nasere : ada 2 klaim bung roeslan yg tidak disetujuinya. Pertama Pancasila 1 juni. Kedua: ideology neolib. Yang mana yang bung setujui: Jokowi seideologi dengan Suharto karena tidak menerima Pancasila 1 juni ataukah mereka sama2 berideologi neolib? Ataukah bung ada ideology yang lain yg luput dari mata saya dalam membaca tulisan bung 4
Roeslan? (kutipan selesai)
Nesare: saya mengerti opini bung yang setuju/pro Pancasila 1 juni dan saya juga mengerti opini bung yang tidak setuju dengan kesaktian pancasilanya orba . Dan saya sependapat dalam hal ini. Saya tanya bung sunny ttg Pancasila itu krn saya mengatakan saya tidak setuju ketika siapapun presiden Indonesia termasuk Jokowi dituduh sebagai satu ideology dengan soeharto karena merayakan kesaktian Pancasila. Bung sudah tahu belum lama ini juni 2016 jokowi sudah mengkepreskan 1 juni sebagai hari lahir Pancasila? Saya yakin Jokowi mengikuti perayaan hari kesaktian Pancasila 1 oktober itu adalah taktis saja untuk mendekati militer. Bung ini apakah buta bahwa militer itu masih begitu berkuasanya?! Apakah bung juga tidak tahu Gus Dur jatuh itu salah satu penyebabnya adalah kekuatan militer ini?! bagaimana bisa Jokowi yang sudah menetapkan 1 juni sebagai hari libur nasional dikatakan seideologi dengan soeharto? Bung mengerti tidak konsekwensi kepres nya ttg 1 juni ini dimata militer?! (latar belakang kunung dari saya) Roeslan : Jokowi menurut pengamatan saya, beliau adalah seorang yang bermuka dua. Disatu pihak kata-katanya mendukung Pancasila 1 Juni 1945 ciptaan Bung Karno, Dan dipihak lain medukung Kesaktian Pancasila ciptaan jendral militer fasis (TNI AD) Soeharto, yang digunakan sebagai payung hukum yang sakti untuk melakukan Genosida di NKRI; Dan untuk meluruskan jalannya kudeta merangkak dalam usahanya merebut kekuasaan politik di NKRI, dan membunuh Bung Karno secara keji sesuai dengan untutan Imperialisme AS. Dari sini akal sehat yang jujur pasti akan dapat melihat adanya dua penomena yang sangat antagonis. Yang satu (Pancasila 1 Juni 1945) berjiwa perjuangan untuk mejalankan tuntutan-tuntutan kulturan Proklamasi kemerdekaan RI; yaitu : Kemerdekaan sejati, Domokrasi sejati, emansipasi,harga diri dan jati diri sebagai bangsa yang mandiri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yang kedua (Kesaktian Pancasila) berusaha untuk melakunan Genosida (1965-1966), dan pembunuhan keji terhadap Presiden Soekarno sebagai Presiden NKRI yang sah. Kemudian mejual semua kekayaan alam bumi Indonesia demi menuruti kepnteingannya sendiri dan kroni-kroninya. Ini adalah fakta sejarah yang tak terbantahkan, yang menunjukkan bahwa antara Pancasila 1 juni 1945 dan Kesaktian pancasia tidak dapat disamakan atau disejajarkan, karena sangat berbeda kepentingannya dilihat dari sudut pandang Proklamasi Kemerdekaan
5
bangsa Indonesia 17 Agustus 945. Dalam konteks ini saya ``melihat`` bahwa dukungan Jokowi tanpa reserve terhadap Kesaktian Pancasila Soeharto hanya sebagai taktik, seperti yang bung katakan, itu ada betulnya, tapi banyak negatifnya terhadap pejuangan rakyat Indonesia yang menuntut untuk tercapainya penuntasan tragedi kemanusiaan (Genosida 1965-1966), sampai keakar-akarnya. Harapan ini telah tertutup (jalan buntu) setealah Jendral militer fasis (TNI AD) Wiranto ditempatkan dalam posisi sebagai mentri POLHUKAM. Menaggapi penomena Wiranto sebagai memtri POHUKAM, maka saya berpendapat bahwa kesetiaan Jokowi terhadap Kesaktian Pancasila hanyalah taktik untuk mengamankan kepentingannya sendiri sebagai RI 1, dalam menghadapi jendral-jendral militer fasis yang dia pasang sendiri disekelilingnya, yang telah dipilihnya sebagai pembantu-pembantunya. Jadi kebijakan Jokowi yang menjadikan 1 Juni sebagai hari besar nasional hanyalah kamuflase, untuk menipu rakyat (janagn dilebih-libihkan). Secara filsawat, dalam konteks ini dapat dikataakan bahwa ada sesuatu yang tidak baik buat diri Jokowi sendiri (an sich), dalam kontek menjadikan 1 Juni sebagai hari besar nasional. Dengan sikap yang mendua ini. saya menilai bahwa Jokowi bukanlah Seorang pemimpin yang dapat dijadikan sebagai panutan, yang satunya kata-kata dan perbuatan. Lain halnya dengan almarhum Gus Dur, Gus Dur adalah seorang pejuang nasional, yang berani mengorbankan kepentingan diri beliau demi kepentingan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Gus Dur berani memecat Jendral militer fasis Wiranto pedukung paling setia terhadap jendral militer fasis (TNI AD) Soeharto dari kedudukannya sebagai penguasa tertinggi TNI (KSAD) . Gus Dur berani menuntut penghapusan Tap MPRS XXV/1966, Gus Dur berani melenyapkan upacara sumpah setia didepan tugu Kesaktian Pancasila; tanpa takut pada dampaknya yang bisa menyebabkan pengulingan beliau sebagai Presiden NKRI. Penomena Gus Dur inilah yang kini tealah mempunyai andil besar untuk membuka mata masyarakat kita untuk melihat kebohongan, dan pengkhianatan rezim Orde baru terhadap Proklamasi Kemerdekaan nasional kita. Lalu bagaimana dengan pendapat bung tentang Jokowi, yang telah mengangkat Jendral militer fasis (TNI AD) Wiranto sebagai POLHUKAM, yang membendung penyelesaian secara mendasar Genosida 1965-1966. Ini tercermin dalam penolakan rezim Jokowi terhadap IPT (International People Tribun) Denhag 2016, dan penolakan rezim Jokowi terhadap Symposium Tragedi 1955, yang diprakarsai
6
oleh Letjen (Purn) Agus Widjojo Gebernur Lembaga Pertahanan Nasional. Sungguh naaif jika bung juga ikutan menolak dua penomena sejarah tersebut. Tentang Bung karno : Bung menulis, saya kutip: …………… Saya juga setuju pemerintahan Jokowi adalah kapitalisme dan neolib. Pertanyaan saya adalah siapa yang bisa merubah wajah kapitalisme dan neolib ini? jangankan di Indonesia, diseluruh dunia sekarang ini juga wajahnya adalah kapitalisme dan neolib! Apa yang ingin bung inginkan dari NKRI ini? NKRI seperti Tatiana, bung karno atau apa? Tatiana jelas sekali pandangan kirinya yang saya sangat hargai. Pandangan Tatiana tidak sama dengan bung karno. Bung karno tidak membenci kapitalisme. Bung karno bukan komunis. Apa pandangan bung? Ini konteks ideology yang saya bilang saya tidak setuju dan pertanyakan kepada bung sunny dan saya berani berargumen bahwa Jokowi tidak seideologi dengan soeharto baik dari segi Pancasila maupun kapitalisme dan neolib! Ini argument saya utk kapitalisme/neolib. (kutipan selesai ;dasar kuning dan huruf tebal dari saya) Roeslan : Pandangan bung tentang NKRI seperti yang sayakutib diatas, saya tanggapi sebagai seorang pengikut faham Pasivisme, menyerah pada apa saja yang sudah terjadi. Menurut penangkapan saya, seluruh Rakyat Indonesia yang cinta terhadap NKRI dituntut untuk melakukan tujuan Prolkamasi Kemerdekaan. Karena Prolkamasi kemerdekaan kita adalah merupakan kulminasi tuntutan-tuntutan kultural yaitu: Pembebasan (Kemerdekaan sejati), Demokrasi Pancasila, harga diri dan jati diri sebagai bangsa yang mandiri dalam suatu NKRI. Jadi Proklamasi kemerdekaan adalah merupakan tugas politik yang erat kaitannya dengan misi-misi kultural, untuk mengangkat harkat dan martabat manusia-manusia Indonesia. Proklamasi kita mengabsahkan dan memberi dimensi bagi misi-misi kultural tersebut diatas. Tatiana dan Bung Karno. Bahwa pendapt Tatiana tidak sama dengan pendapat Bung Karno itu bisa saja, namun demikian kita harus juga melihat konteksnya, yaitu dalam konteks apa yang sedang di diskusikan, karena Revolusi Indonesia itu dibagi-bagi dalam 5 Tingkatan, yang meliputi Persoalan-persoalan pokok Revolusi Indonesia, yaitu: 1. Dasar/Tujuan dan kewajiban-kewajiban Revilusi Indonesia 2. Kekuatan-kekuatan Sosial Revolusi Indonesia 3. Sifat Revolusi Indonesia 4. hari depan Revolusi Indonesia
7
5. Musuh-musuh Revolusi Indonesia. Dalam tingkatan yang ketiga, yaitu dalam konteks Sifat Revolusi Indonesia, Bung karno jelas mengatakan bahwa: Revolusi Indonesia bukanlah Revolusi prolletar model 1917 di Rusia. Kewajiban Revolusi Inndonesia bukan mendirikan kekuasaan kaum kapitalis untuk menindas rakyat pekerja dan bukan mendirikan rezim kediktatoran yang manapun. Dalam konteks ini jelas Bung Karno menentang keras kapitalisme. Saya tidak akan menguraikan 5 bagian dari Revolusi Indonesia, dalam konteksa ini menurut pengamatan saya, Bung Karno memang membiarkan kapitalisme, yang ditolak oleh bung Karno adalah menempatkan kedaulatan kapitalisme diatas kedaulatan Rakyat. Juga dalam memahami Pasal 33 UUD 45. Perlu ditegaskan disini bahwa Pasal 33 UUD 45 tidak menolak sistem ekonomi pasar bebas kapitalis. Yang ditolak adalah menempatkan sistem ekonomi pasar bebas kapitalis, lebih menggungguli kedaulatan Rakyat, seperti yang kita saksikan dalam kasus BBM, dimana harga BBM di Indonesia ditentukan oleh mekanisme politik pasar bebas di New York, ini berarti sistem ekonomi pasar bebas kapitalis, lebih menggungguli kedaulatan Rakyat.
Roeslan.
Von:
[email protected] [mailto:
[email protected]] Gesendet: Dienstag, 4. Oktober 2016 00:29
Roeslan: Dalam tulisan bung , yang saya beri latar belakang warna kuning, terkesan kuat bahwa bung secara sengaja hendak memanipulasi tulisan saya, dengan cara mengaburkan antara Pancsila 1 Juni 1945, dengan Kesaktian Pancasila ciptaan orde baru; Yang dua-duanya bung tanggapi sebagai Pancasila titik. Nesare: saya mengerti opini bung yang setuju/pro Pancasila 1 juni dan saya juga mengerti opini bung yang tidak setuju dengan kesaktian pancasilanya orba . Dan saya sependapat dalam hal ini. Saya tanya bung sunny ttg Pancasila itu krn saya mengatakan saya tidak setuju ketika siapapun presiden Indonesia termasuk Jokowi dituduh sebagai satu ideology dengan soeharto karena merayakan kesaktian Pancasila. Bung sudah tahu belum lama ini
8
juni 2016 jokowi sudah mengkepreskan 1 juni sebagai hari lahir Pancasila? Saya yakin Jokowi mengikuti perayaan hari kesaktian Pancasila 1 oktober itu adalah taktis saja untuk mendekati militer. Bung ini apakah buta bahwa militer itu masih begitu berkuasanya?! Apakah bung juga tidak tahu Gus Dur jatuh itu salah satu penyebabnya adalah kekuatan militer ini?! bagaimana bisa Jokowi yang sudah menetapkan 1 juni sebagai hari libur nasional dikatakan seideologi dengan soeharto? Bung mengerti tidak konsekwensi kepres nya ttg 1 juni ini dimata militer?! Roeslan: Tulisan bung yang saya beri latar belkang kuning itu bisa menyesatkan orang banyak, orang bisa mengagap bahwa roeslan tidak setuju Pancasila. Pancasila bagi saya hanyalah Pancasila 1 Juni 1945, ciptaan Bung Karno. Bukan Pancsila 1 juni titik; seperti yang bung sebar luaskan dimilis ini. Nesare: kalau yang baca mau berpersepsi demikian, saya tidak bisa apa. Tetapi saya tidak mencoba menyesatkan orang lain berpikiran demikian. Sekali lagi 1 juni sudah ditetapkan Jokowi sbg hari libur nasional dan akan berlaku 2017 http://kalender.web.id/2017.html 1 Juni Hari Kamis 2017 Pancasila
Lahir Hari Libur baru mulai 2017 sesuai keputusan presiden Jokowi
Roeslan: Tentang ideologi Neoliberalisme. Betul jika bung katakan bahwa saya menolak ideologi neoliberalisme, karena penurut ilmu pengetahuan empiris menunjukakn bahwa ideologi neoliberalisme bisa masuk ke NKRI dibawah pajung hukum yang berpedoman pada ideologi kesaktian pancasila, ciptaan diktator militer fasis (TNI AD) Soeharto.
Jadi ada saling hubungan yang erat antara kesaktian pancasila ciptaan orde baru dengan idiologi neoliberalisme. Artinya menolak ideologi kesaktian pancasila, berarti hasus menolak neoliberalsme; dan sebakiknya menerima kesaktian pancasila berarti menrima ideologi neoliberalisme. Demikianlah yang kita saksikan di negara ini. Pernyataan ini didukung oleh fakta bahwa Jokowi setiap tahun selalu melakukan upacara memuja-muja kesaktian Pancasila, dibawah patung kesaktian Pancasila; yang di era almarhum Gus Dur berkuasa sudah ditiadakan. Ini berarti bahwa Jokowi menerima secara legowo kesaktian pancasila, dalam praktek politik konkrit Jokowi telah menerima secara legowo ideologi neoliberalisme, oleh karana itulah dalam konteks ini saya menenilai bahwa rezim Jokowi adalah rezim Neoliberal.
9
Jadi kesimpulannya saya menolak ideologi Kesaktian Pancasila ciptaan orde baru dan juga menolak ideologi Neoliberalisme,ciptaan kaum kapitalis neolibearal yang sudah menggelobal; yang dua-duanya telah di dukung secara legowo oleh Jokowi. Nesare: setuju! saya dari dulu juga berpendapat begini. Begitu juga banyak orang mengerti masalah ini bahwa ada perbedaan Pancasila bung karno 1 juni (lahirnya pancasila) dan Orba 1 oktober (kesaktian Pancasila). Saya juga setuju kesaktian Pancasila adalah ciptaan orba. Saya juga setuju dengan orba menjual hasil kekayaan negara. Saya juga setuju pemerintahan Jokowi adalah kapitalisme dan neolib. Pertanyaan saya adalah siapa yang bisa merubah wajah kapitalisme dan neolib ini? Jangankan di Indonesia, diseluruh dunia sekarang ini juga wajahnya adalah kapitalisme dan neolib! Apa yang ingin bung inginkan dari NKRI ini? NKRI seperti Tatiana, bung karno atau apa? Tatiana jelas sekali pandangan kirinya yang saya sangat hargai. Pandangan Tatiana tidak sama dengan bung karno. Bung karno tidak membenci kapitalisme. Bung karno bukan komunis. Apa pandangan bung? Ini konteks ideology yang saya bilang saya tidak setuju dan pertanyakan kepada bung sunny dan saya berani berargumen bahwa Jokowi tidak seideologi dengan soeharto baik dari segi Pancasila maupun kapitalisme dan neolib! Ini argument saya utk kapitalisme/neolib. Dipermukaan memang Jokowi dan soeharto menerapkan kapitalisme. Begitu juga bung karno dan seluruh dunia sekarang ini. Tetapi ketika dipertanyakan kapitalisme seperti apa yang diterapkan oleh Jokowi dan soeharto, kita bisa menganalisa lebih jauh. Begitu juga di USA Obama itu sangat berbeda dengan presiden2 sebelumnya terutama dari sayap kanannya republican party. Jokowi sudah memulai dengan universal healthcare dan pension plan yang sangat kiri. Setengah mati dia menerapkan program ini yg sangat tidak popular krn perlu duit banyak. Sampai2 harus mengurangi subsidi BBM dan tax amnesty yg menjadi boomerang sampai sekarang. Banyak orang bermimpi ingin melaksanaka program2 kiri tetapi semuanya hanya mimpi. Ketika masuk ke praktisnya, lihat dibombardir, dikritik, dicerca dst. Roeslan: Semua orang yang melek sejarah perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia pasti tahu bahwa, ideologi Neoliberalisme itu ditolak oleh Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945), yang lazim disebut NKRI sekarang ini. Nesare: kenapa? Saya tidak melihat founding fathers NKRI semuanya menolak kapitalisme. Bung Karno pun tidak! yang saya tahu bung Karno begitu juga para dedongkot komunisme seperti aidit dll itu anti imperialisme! Bukan anti kapitalisme! Apakah bung mengartikan neolib itu lain dari kapitalisme? Saya menggampangkan istilah ini saja bahwa neolib itu 10
kepanjangan kapitalisme. Jadi saya samakan artinya secara umum. Roeslan: Tentu saja pernyataan saya ini menyebabkan bung tersinggung dan marah, sehingga kehilangan akal sehat, lalu menyebarkan berita fiitnah bahwa roeslan anti Pancasila. Nesare: saya kira concern bung ini sudah saya jawab seperti diatas dimana saya tidak pernah beranggapan bahwa bung anti Pancasila melainkan bung sangat percaya atas pancasilanya bung Karno 1 juni. Jadi bung tidak harus mengambil kesimpulan yang gegabah sebelum bertanya ke saya. Diskusi saya dengan bung sunny saja belum jalan, bagaimana bung bisa menuduh saya tersinggung dan marah bahkan menyebarkan fitnah. Roeslan: Tapi apa boleh buat, karena sekarang ini sudah bukan zamannya Orede Baru, sekarang ini kita bangsa Indonesia sudah masuk dalam suatu zaman yang katanya adalah zaman REFORMASI, jadi seharusnya kita harus kembali pada Pancasila 1 Juni 1945, dan membuang jauh-jauh kesaktian Pancasila yang telah memakan korban 3 juta Rakyat yang tak bersalah. Nesare: setuju! Seharusnya bangsa Indonesia harus kembali ke Pancasila 1 juni bukan 1 oktober yg digembar gemborkan oleh soeharto. Roeslan: Satu pertanyaan, harus bung jawab. Bung menulis, saya kutip : Ataukah bung ada ideology yang lain yg luput dari mata saya dalam membaca tulisan bung Roeslan? Tanggapan saya, Kita ini mau bediskusi secara ilmiah atau debat kusir, kalau ilmiah bung harus berani secara terus terang menyatakan dugaan bung, tentang adanya idiologi lain yang saya sembunyikan, sehingga luput dari mata bung. Jika dalam konteks dikusi Pancasila 1 Juni 1945 ini, bung tidak bisa menemukan itu, berarti itu hanya khayalan dalam pikiran bung sendiri, atau hasil rekayasa pikiran bung, karena mungkin bung sudah meindap apa yang disebut Schizophrene Psychosen (paranoide Symptomatik). nesare: pertanyaan saya sederhana dalam kaitannya dengan yang ini. bung tidak mengerti pertanyaan saya itu. Maksud saya apakah bung sunny ada ideology yang lain yg dimaksudnya selain 2 ideology yg telah saya tulis: Pancasila dan neolib dimana saya luput dalam mengartikan tulisan bung. saya dari dulu selalu diskusi serius. Hanya 2 orang (ajeg dan jonathan) saja yang saya ikuti eyel2an karena mereka memang ngeyel. Ini hanya masalah approach saja. tetapi substansinya selalu saya jawab dengan serius.. Saya kira pertanyaan saya mudah. Lucunya koq bagaimana bisa bung artikan saya beranggapan bung mempunyai ideologi lain? Sedangkan sekali lagi pertanyaan saya ke bung sunny adalah apakah ada yg luput dari 11
pemahaman saya atas tulisan bung. Saya tidak tahu apakah bung sunny ada persepsi lain ttg tulisan bung. Pertanyaan ini seharusnya bung tujukan kebung sunny bukan saya. Jadi bung tidak seharusnya melabel saya sebagai Schizophrene Psychosen, kalau bung belum mengerti maksud kalimat itu. Coba tanya baik2 sebelum melabel orang. Kalau ada waktu akan saya tulis pendapat saya tentang Pancasila dari kacamata saya sendiri.
Salam Nesare
Von:
[email protected] [mailto:
[email protected]] Gesendet: Sonntag, 2. Oktober 2016 21:26
Roeslan: Kutipan diatas saya tanggapi sebagai pengkhianatan rezim diktator militer fasis (orde baru) pimpinan jendral militer fasis (TNI AD) Soeharto terhadap Pancasila 1 Juni 1945 ciptaan Bung karno. Ironinya rezim neoliberal Jokowi-JK di era reformasi ini, tetap setia sepenuh hatinya terhadap rezim diktator militer fasis pimpinan jendral militer fasis (TNI AD) Soeharto. Kesetiaan rezim neoliberal Jokowi-JK terghadap orde baru ini tercermin dalam Upacara sumpah setia didepan patung kesaktian pancasila ciptaan rezim militer fasis Soeharto pada tanggal 1 Oktober 2016. Kesaktian Pancasila saya tanggapi sebagai dasar ideologi, yang digunakan oleh TNI AD dibawah pimpinann jendral militer fasis (TNI AD) Soeharto, untuk menghalalkan pembantaian massal 3 juta Rakyat Indonesia yang tak bersalah (genosida), pemenjaraan, penyiksaan dan pembuangan ke Pulau Buru terhadap ratusan ribu Rakyat yang tak bersalah, yang setia membela Ideologi negara yaitu Pancasila 1 Juni 1945; kecualai itu kesaktian Pancasila rekayasa politik Soeharto juga untuk menghalalkan pembunuhan biadap, yaitu pembunuhan pelan-pelan terhadap Presiden Soekarno pencipta Pancasila 1 Juni 1945 sebagai ideologi NKRI, proklamtor kemerdekaan Republik Indonesia dan presiden pertama NKRI. Dan selanjutnya dengan kesaktian Pancasila 1 Juni 1970 sebagai dasar ideologinya, Soeharto memproklamirkan dirinya sendir sebagai presiden di NKRI. Demikian secara singkat proses kupdeta merangkak klik militer fasis (TNI AD) pimpinan Jendral Soeharto; yang hingga saat ini di tetap junjung tinggi oleh rezim neoliberal Jokowi-JK.
12
Nesare: ada 2 klaim bung roeslan yg tidak disetujuinya. Pertama Pancasila 1 juni. Kedua: ideology neolib. Yang mana yang bung setujui: Jokowi seideologi dengan Suharto karena tidak menerima Pancasila 1 juni ataukah mereka sama2 berideologi neolib? Ataukah bung ada ideology yang lain yg luput dari mata saya dalam membaca tulisan bung Roeslan?
Nesare
13