Menggapai Kejayaan Islam
" ! # $ %
&' ( ) * ( +! , -! - . $ ' / 32 ,6. ! 7/ 8- 9 :; < 4 , .1 ,10 '2 32 4
"Apabila kamu telah berjual beli dengan 'inah (salah satu sistem riba'), dan kamu memegang ekor- ekor sapi (sibuk dengan ternaknya), puas dengan bercocok tanam, serta kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kamu, (Allah) tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kamu kembali kepada agamamu" (Riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih, Lihat Ash Shahihah Syeikh Al Albani No. 11) Diakui atau tidak saat ini kondisi kaum muslimin sedang dalam kondisi yang terpuruk di berbagai bidang. Izzah dan kejayaan Islam seolah hanya tinggal kenangan saja.Bagaimana sebenarnya cara untuk menuju kebangkitan Islam ???, Berikut kami bawakan untaian nasehat dari ulama besar abad ini; Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah. Sebuah nasehat yang sangat berharga dan sudah selayaknya bagi setiap muslim menerima nasehat ini. Silahkan menyimak,… Jalan menuju kebangkitan Islam dan meraih kembali kejayaan Islam adalah kembali kepada ajaran Islam. Inilah yang harus diyakini. Sebagaimana apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah dalam hadits diatas. Perkara ini telah ditunjukan oleh Imam Malik Rahimahullah dalam sebuah kalimat yang ditulis dengan tinta emas, yaitu ucapannya;
2 (
? 1 / +! @ 12 A! )! B *! ( = 2C .1 "Dan generasi ummat Islam pada masa ini tidak akan memperoleh kejayaan melainkan dengan (mengikuti)apa yang telah menjadikan jaya generasi pertamanya (yaitu generasi shahabat)" Secara lengkap ucapan Imam Malik Rahimahullah ini adalah; "Barangsiapa yang mengada-adakan kebid'ahan dalam Islam, kemudian menganggap bahwa bid'ah itu baik, maka ia telah menganggap Muhammad mengkhianati risalah" . Bacalah firman Allah :
D,.! E F 32 G " ! :!? - & 32 4 G ? ? ( 32 , .! 32 G ? ( E 8 " …Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…." (Al Maidah : 3)
1 | P a ge
Oleh karenanya apa yang pada saat itu (pada masa Raulullah ) bukan dari agama, maka pada saat inipun bukan dari agama, dan generasi ummat Islam pada masa ini tidak akan memperoleh kejayaan melainkan dengan (mengikuti)apa yang menjadikan jaya generasi pertamanya (yaitu generasi Shahabat )" Kalimat terakhir inilah yang menjadi maksud dan pembicaraan (kita) yaitu ucapannya (Imam Malik Rahimahullah): "Dan generasi ummat Islam pada masa ini tidak akan memperoleh kejayaan melainkan dengan (mengikuti)apa yang telah menjadikan jaya generasi pertamanya (yaitu generasi shahabat)" Sebagaimana bangsa Arab semasa jahiliyyah tidak menjadi baik perkara mereka melainkan setelah kedatangan Nabi Muhammad dengan (membawa) wahyu dari langit yang menjadikan mereka bahagia di dunia, dan akan menyelamatkan mereka di akhirat, maka dasar yang selayaknya dijadikan pedoman bagi kehidupan Islam yang bahagia pada masa ini, yaitu tiada lain hanyalah kembali kepada kitab dan sunnah. Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan, lantaran banyak jama'ah dan kelompok Islam yang ada di "lapangan" mengaku bahwa mereka telah meletakan sebuah manhaj (metode) yang akan memantapkan dalam merealisasikan masyarakat Islam dan hukum Islam. Sementara itu kita mengetahui dari Al Kitab dan sunnah Rasulullah bahwa jalan bagi terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan, yaitu sebagaimana disebutkan Allah dalam firman-Nya:
K L M $O N 8-$ A 8-$ L D? #! O @ :!P > ! )B Q(
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya" (Al An'am :153) Dan sungguh Rasulullah telah menjelaskan makna ayat ini kepada para Shahabatnya. Beliau pada suatu hari menggambarkan kepada para shahabatnya sebuah garis lurus ditanah, kemudian membuat garis-garis pendek disisinya,lalu beliau membaca ayat diatas sambil menudingkan jari tangannya yang mulia keatas garis yang lurus, kemudian menunjuk garis-garis yang ada disisi-sisinya, lalu beliau bersabda:
< 8 4 R . QS TU ,@! MV $ MW 2 X ( 74 M2 $O N A! )! B H M2 $ )B
"Ini adalah jalan Allah, sedangkan jalan-jalan tersebut ada syetan yang menyeru kepadanya" (Riwayat Ahmad 3928 dengan sanad shahih) Dan sungguh Rabb kita telah menguatkan dengan ayat yang lain:
78 @
,@! Z ? M $ [ \ $ . ] R < I $ @ R! - I @! ^ 8 _ `! a. I @
DbC ! @ c ed , 9
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa 2
terhadap kesesatan yang telah menguasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali" (An Nisaa' : 115) Dalam ayat ini terdapat hikmah yang mendalam. Allah telah mengiringkan jalan orang-orang beriman sesudah ajaran yang dibawa oleh Rasul , dan masalah yang lembut ini telah ditunjukan oleh Rasulullah dalam hadits (tentang) perpecahan ummat, ketika beliau ditanya tentang Firqotun Najiyah (golongan yang selamat), saat itu beliau menjawab:
: f> ( E 8
Y
,@! Z ? M $
"Jalannya orang-orang mukmin" dalam ayat tersebut? Dan apakah kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalam hadits diatas? Jawabannya adalah para shahabat itu adalah orangorang yang telah menerima pelajaran dua wahyu (Al Qur'an dan As Sunnah) langsung dari Rasulullah , beliau telah menjelaskannya langsung kepada mereka tanpa perantara, tidak seperti orang-orang yang sesudahnya. Tentu saja hasilnya adalah seperti apa yang disabdakan Rasulullah :
gh i ] . 1 @ ] . R B! a Q / "Sesungguhnya orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang yang tidak hadir" (Lihat Shahih al Jami': 1641) Oleh sebab itulah keimanan para shahabat terdahulu lebih kuat dari pada orang-orang yang datang setelahnya. Ini pula yang di isyaratkan oleh Rasulullah dalam hadits yang mutawatir:
& 8 2 . I .)! j2 & 8 2 . I .)! j2 : & ` X , *
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang sesudahnya, kemudian orang-orang yang sesudahnya lagi" (Riwayat Bukhari-Muslim) Berdasar hal ini, sorang muslim tidak bisa berdiri sendiri dalam memahami Al Qur'an dan As Sunnah, tetapi ia harus meminta bantuan dalam memahami keduanya dangan kembali kepada para shahabat Nabi yang mulia, orang-orang yang telah menerima pelajaran tentang keduanya langsung dari Nabi yang terkadang menjelaskan dengan perkataan, terkadang dengan perbuatan, dan terkadang dengan taqrir (persetujuan) beliau . Jika demikian, adalah mendesak sekali dalam "Mengajak orang kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah" untuk menambahkan prinsip " berjalan diatas apa yang ditempuh oleh para salafush shalih (para shahabat)" dalam rangka mengamalkan ayatayat serta hadits-hadits yang telah disebutkan dimuka manakala Allah menyebutkan
Y
,@! Z ? M $ "Jalannya orang-orang mukmin", dan menyebutkan Nabi3
Nya yang mulia serta para shahabatnya dengan maksud supaya memahami Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan yang dipahami oleh kaum salaf, generasi pertama dari kalangan shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Kemudian dalam hal ini ada suatu permasalahan yang teramat penting namun dilupakan oleh banyak kalangan jama'ah serta kelompok-kelompok Islam. Persoalan itu adalah; "jalan mana gerangan yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang ditempuh oleh para shahabat dalam memahami dan melaksanakan sunnah ini?" Jawabannya; Tiada jalan lain untuk menuju pemahaman ini kecuali harus kembali kepada ilmu hadits, ilmu musthala'ah hadits, ilmu jarh wa ta'dil dan mengamalkan kaidah-kaidah serta musthalah-musthalah-nya tersebut, sehingga para ulama' dapat dengan mantap mengetahui mana yang shahih dari Nabi dan mana yang tidak shahih". Sebagai penutup, kami bisa mengatakan dengan bahasa yang lebih jelas kepada kaum muslimin yang betul-betul ingin kembali mendapatkan izzah, kejayaan Islam, yaitu harus merealisasikan dua perkara: Pertama Anda harus mengembalikan syari'at Islam kedalam benak-benak kaum muslimin dalam keadaan bersih dari setiap unsure yang menyusup kedalamnya, apa yang sebenarnya bukan berasal darinya, ketika allah berfirman: " …Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…." (Al Maidah : 3) Mengembalikan persoalan ini menjadi seperti persoalan jaman pertama dahulu membutuhkan perjuangan ekstra keras dari kalangan ulama' di berbagai belahan dunia. Kedua Keja keras yang terus menerus tiada henti itu harus dibarengi dengan ilmu yang bersih itu. Jika pada hari ini kaum muslimin kembali kepada pemahaman agama mereka sebagaimana yang telah dipahaminya oleh shahabat-shahabat Rasulullah , kemudian mereka beramal diatas pengamalan Islam yang bersih ini dengan amalan yang benar dalam segala bidang kehidupan. Maka pada hari itu kaum mukminin akan berbahagia dengan adanya pertolongan Allah . Aku memohon kepada Allah bagi kami dan segenap kaum muslimin agar memberi kita pemahaman yang shahih atas cahaya kitab-Nya, dan sunnah Rasul-Nya yang shahih, dan apa yang telah ditempuh para salafush shalih. Dan mudah-mudahan Dia memberi kita taufik untuk mengamalkan hal itu. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha mengabulkan.
4
Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo – Redaktur Buletin Da’wah An Nashihah Cikarang Baru, - Bekasi. Untuk berlangganan bulletin An Nashihah hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080
5