Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class, Volume, Nomor, Juni 2015
1
MENGEMBANGKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS Siska Nur Apriyantini, Hj. Entang Kartika1, Tuti Istianti2 Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Mengembangkan perkembangan sosial anak melalui kegiatan cooking class khususnya pada kelompok B1 TK Negeri Pembina, yang dilatarbelakangi kurangnya
perkembangan sosial anak dalam berkomunikasi, bekerja sama, saling membantu dan bermain bersama teman sebayanya pada saat melaksanakan kegiatan berkelompok. Jumlah anak pada penelitian ini 21 orang anak, yang terdiri dari 10 orang anak laki-laki dan 11 orang anak perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses perkembangan sosial anak dan hasil pembelajaran dengan kegiatan cooking class. (2) Untuk mengetahui hasil
peningkatan kemampuan perkembangan sosial anak melalui kegiatan cooking class. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain penelitian Model Elliot yang dilaksanakandalam tiga siklus, dimana setiap siklusnya terdapat tiga tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi instrumen penilaian performa, observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap indikatornya, yang meliputi indikator 1 yaitu anak mampu bermain bersama teman saat kegiatan berkelompok, indikator 2 yaitu anak mampu berkomunikasi dengan teman saat kegiatan berkelompok 3 yaitu anak mampu bekerjasam dengan teman sekelomponya. Hal tersebut terlihat dari hasil yang dicapai setiap siklusnya, diantaranya perkembangan sosial anak pada siklus 1 indikator I sebesar 5,36%, indikator II sebesar 5,36% dan indikator III 5,36%. pada siklus II indikator I sebesar 31,57%, indikator II 31,57% dan indikator III sebesar 28,06%. sedangkan siklus III indikator I sebesar 81,67%, indikator II 81,67% dan indikator III sebesar 70,00%. Dapat dilihat dari hasil yang diperoleh di atas bahwa kegiatan cooking class dapat membantu mengembangkan perkembangan sosial anak. Kata Kunci: Kegiatan Cooking Class, Perkembangan Sosial Anak
1 2
Penulis Penanggung Jawab 1 Penulis Penanggung Jawab 2
Nur Apriyantini, Kartika¹, Istianti². Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class
2
DEVELOPING THE SOCIAL DEVELOPMENT OF CHILDERN IN THE COOKING CLASS ACTIVITIES Siska Nur A, Hj. Entang Kartika¹, Tuti Istianti² Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRAC Developing the social development of children in the cooking class activities , especially in group B1. which is based on the lack of Social Development of the Child in communicating , working together , helping each other , and playing with friends when carrying out group activities. the number of children in this study were 21 children which consisted of 10 boys and 11 girls. The purpose of this study was (1) to know the child's social development and learning results from activities of cooking class (2) to know the result of increased social skills the child through the activities of cooking class. the method used in this research is CLASSROOM ACTION RESEARCH ( CAR ) with Elliot Model research design implemented in three cycles, wherein each cycle there are three actions. data collection techniques used include performance assessment instruments, observation, interviews, documentation, and field notes. The results obtained have increased quite well in every indicator, which includes the first indicator that children are able to play with friends when the group activities the second indicators that the child is able to communicate with friends while activity The third is the child able to work with friends in the group. It is seen from the results achieved each cycle, including social development of children in cycle 1 indicator 1 amounted 5,36%, indicator II amounted 5,36% and indicators III amounted 5,36%. in the second cycle indicator 1 amounted 31,57%, %, indicator II amounted 31,57%, and indicator III amounted 28,06%. While the third cycle indicator 1 amounted 81,67%, indicator II amounted 81,67%, and indicator III amounted 70,00%. Seen from the results obtained above that cooking class activities can help develop a child's social development. Key Word : Cooking Class Activity, Social Development of Children
Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class, Volume, Nomor, Juni 2015 Pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif lebih mengembangkan potensinya untuk bidang keagamaan, keprcayaan masyarakat, kecerdasaan ahlak mulia dan keterampilan pada dirinya sendiri. Pendidikan adalah usaha untuk memberdayakan semua potensi kemanusiaan (kognitif, fisik, moral agama, sosial dan emosional) secara optimum dan terintegrasi untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini adalah Pendidkan yang memberikan pengasuhan, perawatan dan pelayanan kepada anak usia 0-6 tahun. Pendidikan anak usia adalah sutau upaya pembinaan yang di tunjukan kepada anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan kepada anak sehingga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki sekolah dasar dan kehidupan tahap berikutnya. Dalam pendidikan anak usia dini sangat perlu diperhatikan salah satu perkembangan pada diri anak, perkembangan mempunyai banyak arti dan definisi yang sangat meluas banyak para ahli mengutarakan pendapatnya dalam menjabarkan apa itu perkembangan pada diri anak usia dini. Perkembangan dan pertumbuhan anak dapat di uraikan dalam beberapa butir pemikiran yang dilihat dari berbagai sudut pandangan atau aliran secara teoritis ini meliputi beahaviorisme, maturationisme, dan interaksi. Menurut F.J Monks dkk (2011, hlm. 32) pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Dalam kenyataannya perkembangan pada diri anak masih belum maksimal dan belum berkembang dengan baik, banyak hal yang membuat perkembangan anak kurang berkembang
3
salah satunya kurangnya rangasangan stimulus dari kedua orang tua, dikarenakan orang tua lebih mengikuti perkembangan yang instan tanpa melihat proses perkembangan anak itu berlangsung, terutama pada era globalisasi saat ini kurangnya orang tua menjadi pigur yang baik dalam kemajuan perkembangan diri anak, untuk itu sangat perlu peran orang tua dalam mengembangkan perkembangan pada diri anak. Salah satu terhambatnya perkembangan sosial pada diri anak yaitu anak kurang diterima di lingkungan sekitar, dikarenakan kurang bersosialisasi dengan orang lain, salah satu penyebab kurangnya anak diterima oleh lingkungan sekitar adalah pola asuh keluarga terutama pola asuh orang tua, banyak hal yang Dalam Perkembangan sosial banyak masalah yang ditemukan dilapangan yaitu pada anak usia dini dan usia TK salah satu permasalahan yang didapatkan dilapangan yaitu permasalahan pada anak, anak sangat sulit berinteraksi, bekerjasama, dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Hasil pengamatan selama mengajar, peneliti masih melihat di TK Negeri Pembina masih ada anak yang kurang optimal perkembangan sosialnya misalnya kurang berkomunikasi secara intens dalam kegiatan berkelompok, kurangnya saling membantu dan bertanggung jawab serta bermain dengan teman dalam kegiatan berkelompok. Menurut analisis peneliti hal ini disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang merangsang perkembangan sosial anak. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kesadaran pada diri guru di sekolah maupun orang tua tentang arti penting bermain bagi anak. Guru kurang memperhatiakan proses kegiatan belajar yang lebih kreatif,inovatif dan kurang menstimulus kemampuan perkembangan sosial anak, sehingga dalam kegiatan pembelajaran terkadang anak-anak terlihat kurang bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang hanya seperti itu saja
Nur Apriyantini, Kartika¹, Istianti². Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class atau dapat dikatakan monoton. Selain itu tidak adanya permainan-permainan yang dapat mengembangkan pertumbuhan fisik anak. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kesadaran pada diri guru di sekolah maupun orang tua tentang arti penting bermain bagi anak. Dari sebagian orang tua berpendapat bahwa dengan bermain itu hanya akan membuang-buang waktu saja, kebanyakan anak dituntut untuk belajar dan hanya berfokus pada calistung saja sedangkan masa anak-anak yaitu masa bermain bukannya belajar. Selain itu permasalahan yang sering ditemukan yaitu peran guru sangat berpengaruh sebelum pembelajaran dimulai, guru yang kurang merencanakan proses pembelajaran dapat mempengaruhi kegiatan yang dapat menstimulusi perkembangan sosial anak, perkembangan sosial anak dapat menjadi salah satu permasalahan, karena perkembangan anak tidak difasilitasi dengan media-media yang disenangi oleh anak dan sesuai dengan kebutuhan anak, interakasi pendidik dengan peserta didik juga menjadi hal yang paling utama dikarenakan anak lebih banyak berinteraksi dengan pendidik/guru hal ini pun perlu dikembangan demi meningkatkan perkembangan sosial anak.tidak bergerak sama sekali atau monoton. Pada saat ini, terkadang masyarakat umum khususnya yang belum terlalu mengerti tentang dunia pendidikan anak usia dini, sudah banyak menuntut pihak sekolah, banyak masyrakat yang mengeluhkaan anaknya masih belum bisa beradaptasi dengan orang lain atau bergaul dengan teman sebayanya, terkadang masyarakat umumnya hanya mengharapkan hal yang selalu instan tanpa mau melihat proses perkembangan anaknya terutama pada perkembangan sosialnya, bukan berarti pihak sekolah tidak mau meningkatkan perkembangan sosial anak, karena pada pendidikan anak usia dini bukan perkembangan sosial saja yang perlu diperhatiak banyak perkembangan yang
4
lainnya juga yang harus di stimulus kepada anak. Seiring dengan permasalahan di atas agar perkembangan sosial anak dengan baik, maka kegiatan yang diberikan kepada anak di TK Negeri Pembina yaitu dengan adanya Pengembangan kegiatan cooking class dijadikan suatu kegiatan yang dapat menstimulus dan meningkatakan perkembangan sosial anak. Salah satunya adalah kegiatan cooking class yaitu kegiatan yang dapat meningkatakan perkembangan sosial pada anak. Pada kenyataannya ternyata kegiatan cooking claas kegiatan yang membuat anak menjadi tertarik sehingga pada kegiatan tersebut adanya suatu pembelajaran pada diri anak yang tanpa disadari anak itu sebenarnya sedang mengembangkan perkembangan sosialnya, banyak yang didapatkan dari kegiataan cooking class tersebut. Oleh karena itu upaya untuk mengembangkan perkembangan sosial sangat mendukung dalam kegiatan cooking class. METODE A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan peneliti gunakan adalah model penelitian tindakan kelas Model Elliot. Alasan peneliti menggunakan desain ini karena penelitian memerlukan waktu yang lebih banyak untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, dalam satu siklus terdiri dari tiga tindakan dan penelitian yang akan digunakan memerlukan waktu yang tidak singkat dan penelitiannya yang terdiri atas beberapa tindakan maka dari itu peneliti memutuskan menggunakan penelitian tindakan kelas model Elliot. B. Partisipan dan Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di TK Negeri Pembina yang terletak di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa yang ada dikelompok kelas B1
Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class, Volume, Nomor, Juni 2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang,terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswi perempuan . C. Definisi Operasional Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, ada beberapa definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: Perkembangan sosial merupakan suatu puncak interaksi manusia dan manusia dengan lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar. Yaitu menyesuaikan diri terhadap norma-norma yang ada pada suatu kelompok sosial, serta mampu bermain bersama teman sebaya, berkomunikasi, bekerjsama dan dapat diterima baik antara satu dengan yang lainnya. Memasak ( cooking class) adalah suatau kegiatan memasak yang dilakukan secara berkelompok dalam sebuah tempat untuk mengolah dan memasak dengan cara lebih terkonsep dengan benar. Dapat disimpulkan kegiatan cooking claas adalah suatu kegiatan pengolahan suatu bahan mentah menjadi bahan yang siap untuk dimakan dan disajikan, dan dilakukan secara berkelompok dalam suatu tempat yang lebih terkonsep dan memerlukan suatu rancangan yang kreatif dan menyenangkannya di dalamnya, memasak juga merupakan hal yang penting karena memberikan kesempatan kepada anak untuk berkonsentarasi dan anak juga bereksperimen dalam kegiatan memasak, anak dapat menemukan hal baru dari kegiatan memasak dengan bereksperimen dan bisa mengembangkan kemampuan sosial anak. D. Instrumen Penelitian Instrumen ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data-data selama peneliti melaksanakan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain penilaian performa, lembar observasi, wawancara, dokumentasi, serta catatan lapangan.
5
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menunjang kegiatan penelitian ini antara lain: teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik data kuantitatif, kualitatif, dan triangulasi. Pengolahan data kuantitatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan hasil belajar anak selama proses pembelajaran berlangsung, kemudian dijabarkan dalam bentuk perhitungan statistik untuk mengetahui skor maupun presentase yang didapat anak selama kegiatan. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, maka pengumpulan data tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk deskripsi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggabungan antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian data dibandingkan dan diolah, sehingga mendapat kesimpulan bahwa data-data yang diperoleh merupakan data yang sah. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina yang letaknya tidak jauh dari Kampus UPI Cibiru yaitu berada di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Disini peneliti berperan sebagai guru inti di dalam kelas sedangkan guru pamong berperan sebagai observer, tugas seorang observer yaitu menilai penampilan peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Pada kegiatan ini, peneliti ingin mengembangkan perkembangan sosial anak. Setiap siklusnya peneliti sudah menyediakan beberapa jenis kegiatan cooking class, yang berbeda-beda dalam siklus dan tindakannya. Kegiatan permainan tradisional ini merupakan kegiatan tambahan pada
Nur Apriyantini, Kartika¹, Istianti². Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class kegiatan inti, dan waktu yang dibutuhkan ±30 menit untuk melaksanakan kegiatan ini. Secara lengkap dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dirancang peneliti pada lampiran. Pada siklus 1 peneliti memperkenalkan kegiatan cooking class pada anak, saat melaksanakan kegiatan cooking class di lakukan dalam tindakan yang mana dalam kegiatan cooking class ini peneliti mengharapkan anak-anak kelas B dapat mengembangkan perkembangan sosial dan meningkat perkembangan sosial pada anak hal ini sesuai dengan pendapat menurut Menurut F.J. Monks dkk (2001) ( dalam Desmita, 2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa pengertian “perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat di ulang kembali”. Pada siklus II, Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan cooking class, dalam siklus II ini guru mencoba lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan cooking class dan dalam tindakan ada kegiatan cooking class yang mencoba memasak menggunakan kompor, hal ini dilakukan agar anak lebih menarik dan semangat ketika bermain, berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman sekelomponya. Pada siklus III, pada siklus ini kegiatan cooking class menggunakan alat untuk menggoreng dan menggunakan api dengan tingkatan yang lebih menantang. Sejalan dengan pendapat Nuriah (dalam Priyanty, 2011,hlm. 22) megatakan bahwa “ada dua definisi umum mengenai cooking class/ memasak , pertama memasak adalah sebagai kegiatan pengolahan dari perpaduan bahan-bahan mentah menjadi makanan matang dan proses kegiatan memasak dengan menggunakan api atau pemanasan lainnya, sedangkan definisi kedua adalah memasak diartikan sebagai pengolahan bahan mentah tanpa menggunakan api atau pemanas lainnya”.
6
Pada siklus II tindakan III saat membuat misro beberapa anak-anak B1 mengalami kesulitan dalam menggoreng dan masih terlihat kaku dan masih saja anak-anak belum mampu melakukannya secara berkelompok dengan baik Berikut ini data perkembangan sosial anak dalam kegiatan cooking class pada siklus I, tindakan I, II, dan III dimana data-data yang sudah terkumpul diakumulasikan antara indikator 1, indikator 2, dan indikator 3 pada setiap tindakannya, dapat dilihat dari grafik berikut ini. Gambar 4.1 Hasil Penilian Siklus Aktivitas Mengembangkan Perkembangan Sosial Anaka Melalui Kegiatan Cooking Class Pada Siklus I
Berdasarkan gambar grafik di atas pada siklus I aktivitas anak dalam melakukan kegiatan cooking class dalam setiap tindakan belum ada peningkatan secara optimal, anak belum memenuhi perkembangan sesuai dengan indikator yang telah di tetapkan, walaupun ada beberapa anak pada siklus I yang sudah mulai terlihat perkembangan sosialnya namun belum optimal, pada tindakan I indikator I yaitu 0% anak belum mampu bermain bersama teman kelompoknya pada saat melaksanakan kegiatan cooking class membuat sop buah, pada indikator II yaitu 0% anak belum mampu berkomunikasi dengan intens bersama teman sekelompoknya pada saat kegiatan cooking class membuat sop buah dan pada indikator III yaitu 0% dalam indikator tersebut anak belum mampu bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan cooking class
Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class, Volume, Nomor, Juni 2015 bersama kelompoknya, dalam hal ini pada tindakan I anak belum adanya perkembangan sosial anak secara optimal dalam siklus I tindakan I. Pada siklus I tindakan II indikator I,II dan III kegiatan cooking class membuat bola-bola coklat mulai terlihat adanya peningkatan dari tindakan sebelumnya namun belum terlihat secara optimal, pada tindakan II indikator I yaitu 5,56 %, hal ini terlihat ada beberapa anak yang mulai mampu bermain bersama teman kelompoknya pada saat membuat bola-bola coklat, tindakan II indikator II yaitu 5,56% pada indikator II ada beberapa anak yang terlihat mulai berkomunikasi dan mulai mampu berkomunikasi bersama temanteman kelompoknya pada saat membuat bola-bola coklat, hal tersbut telihat perbandingannya dari siklus sebelumnya dan pada indikator III yaitu 5,56% hal ini terlihat ada beberapa anak yang mulai mampu bekerja sama dengan temannya walaupun belum terlihat secara intens. Pada siklus I tindakan III indikator I,II dan III kegiatan cooking class membuat jus alpukat mulai terlihat adanya peningkatan dari tindakan sebelumnya, walaupun belum terlihat secara optimal. Hal ini dapat terlihat pada tindakan III indikator I yaitu 10,52% beberapa anak mengalimipeningkatan dalam perkembangan sosial, anak mulai mampu bermain dengan temannya pada saat kegiatan cooking class membuat jus alpukat, pada indikator II yaitu 10,52% anak mulai mampu berkomunikasi dengan temannya pada saat melaksanakan kegiatan cooking class, pada indikator III yaitu 10,52% beberapa anak mengalami peningkatan dari tindakan sebelumnya, anak mulai mampu berkomunikasi dengan teman sekelompoknya walaupun belum terlihat secara optimal pada saat melaksanakan pembelajaran berkelompok melaksanakan kegiatan cooking class. Penelitian yang dilakukan pada siklus II tindakan I, II dan III ini menunjukan mulai adanya perkembangan
7
anak kearah yang lebih baik dari siklus sebelumnya hal ini terlihat pada setiap tindakannya mengalami perubahan dalam perkembangan diri anak. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini adalah kegiatan cooking class, dalam, siklus II ini guru mencoba lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan cooking class dan dalam tindakan ada kegiatan cooking class yang mencoba memasak menggunakan kompor, hal ini dilakukan agar anak lebih menarik dan semangat ketika bermain, berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman sekelomponya dalam melaksanakan kegiatan cooking class yang telah peneliti sediakan,sejalan dengan pendapat Coughlin,et.all (dalam meilani, 2012, hlm. 35) mengatakan bahwa. Manfaat yang bisa diperoleh dengan memasak bersama, diantaranya bisa meningkatkan kreativitas, ketangkasan, kemampuan bersosialisasi anak, kerja sama, rasa percaya diri anak meningkat bahwa mereka dapat berkontribusi dalam menghudangkan menu. Aktivitas memasak dapat mempererat hubungan orang tuaanak, guru-anak, dan anak dengan temantemannya. Maka dari itu dengan mengguanakan kegiatan cooking class anak dapat menciptakan suasana pembelajran yang menyenangkan dan dapat berksperimen dengan keinginannya sendiri secara berkelompok. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pada siklus II terjadi peningkatan dalam pengembangan perkembangan sosial anak, peningkatan yang ditunjukan pada siklus ini anak mulai mampu bermain bersama teman sekelompoknya. berkomunikasi, dan saling membantu selama kegiatan cooking class berlangsung, dan dapat mencapai indikator yang telah di tentukan. Gambar 4.3 Hasil Penilian Siklus Aktivitas Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class Pada Siklus II
Nur Apriyantini, Kartika¹, Istianti². Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class
Berdasarkan gambar grafik di atas pada siklus II aktivitas anak dalam melakukan kegiatan cooking class dalam setiap tindakan mulai adanya peningkatan walaupun belum terlihat secara optimal, anak mulai mampu memenuhi perkembangan sesuai dengan indikator yang telah di tetapkan, pada siklus II kegaiatan cooking class yang dilaksanakan berbeda dalam sebelumnya, dalam pembagian kelompok berbeda pada siklus sebelumnya maka dari itu mulai adanya peningkatan perkembangan dari setiap tindakannya, pada siklus II jumlah anak yang mulai berkembang perkembangannya bertambah hal ini dapat dilihat dari gambar grafik di atas, dari setiap tindakan mengalami peningkatan. Pada tindaka I indikator I anak mulai berkembang dan meningkat perkembangan sosialnya, anak mulai mampu bermain bersama teman sekelompoknya pada saat menghias donat, pada indikator ini meningkat jumlah anak yang bermain bersama temannya yaitu 15,78% dikarenakan kegiatan menghias donat disukai oleh anak pada saat bermain bersama teman sekelompoknya, pada tindakan I indikator II anak mulai mampu berkomunikasi dengan teman kelompoknya walaupun belum terlihat secara intens hal ini menunjukan adanya perkembangan dan peningkatan dari sebelumnya jumlah anak yang mulai mampu berkomunikasi bersama teman sekelompoknya bertambah yaitu 15,78%. Dan pada tindakan I indikator III dalam melaksanakan kegiatan cooking class menghias donat anak mulai mampu ikut serta dalam membantu teman
8
sekelompoknya dan sangat terlihat senang, dalam hal ini mulai adanya perkembangan pada diri anak, dan anak yang mulai membantu teman sekelompoknya pada menghias donat bertambah yaitu 15,78%. Pada tindakan II inidikator I anak melaksanakan kegiatan cooking class membuat jasuke, mengalami perkembangan pada masing-masing anak, terlihat pada tindakan II indikator I anak mengalami perkembangan dan peningkatan dari tindakan sebelumnya, anak mulai mampu bermain bersama temannya dengan semangat dan antusias sehingga perkembangan anak saat bermain dengan teman sekelompok berkembang yaitu 36,84%, pada indikator ke II anak mulai berkomunikasi dengan teman sekelompok walaupun belum terlihat intens yaitu 36,84%, pada indikator III anak sudah mulai membantu teman sekelompoknya walaupun secara keseluruh belum terlihat, dan jumlah anak yang mulai membantu teman sekelompoknya yaitu 31,57%. Pada tindakan III indikator I melaksanakan kegiatan cooking class membuat makanan tradisional membuat misro, pada kegiatan ini terlihat anak mengalami perkembangan yang mulai mampu sesuai dengan indikator yang ditentukan, karena pada tindakan ini mulai memasak menggunakan kompor api, pada indikator I yaitu 42,10% anak mampu bermain bersama teman sekelompoknya mengalami peningkatan pada jumlah anak dari tindakan sebelumnya., pada indikator ke II yaitu 42,10% ada beberapa anak mampu berkomunikasi secara intes pada saat kegiatan berlangsung, pada indikator III anak mampu saling membantu dengan teman sekelompoknya yaitu 36,84%. terlihat secara optimal pada saat melaksanakan pembelajaran berkelompok melaksanakan kegiatan cooking class. Penelitian yang dilakukan pada siklus III ini menunjukkan perkembangan anak kearah yang lebih baik dari siklussiklus sebelumnya. Kegiatan cooking class yang diberikan untuk mengembangkan
Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class, Volume, Nomor, Juni 2015 perkembangan sosial dan mengalami peningkatan pada diri anak, pada siklus ini kegiatan cooking class menggunakan alat untuk menggoreng dan menggunakan api dengan tingkatan yang lebih menantang. Pada siklus III ini sudah jarang ditemukan anak yang pada awalnya kesulitan dalam melaksanakan kegiatan cooking class setiap tindakannya. Hanya sebagian saja yang masih kurang menguasai dalam melaksanakan kegiatan cooking class tetapi tidak seburuk pada kegiatan siklus I dan siklus II. Hal ini menunjukan adanya perkembangan dalam diri anak, dan kegiatan cooking class memberikan manfaat pada perkembangan sosial anak, hal ini sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Negrin (2012, hlm. 6) yang menyatakan bahwa. Melalui kegiatan cooking class anak dapat berkembang perkembangnnya terutama dalam perkembangan sosial, misalnya dalam membuat makanan secara berkelompok, melalui pengenalan cara membuat makan dan minuman dapat dibuat secara berkelompok, selain itu anak dilatih keterampilan hidupnya, meningkatkan rasa percaya diri anak, meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri anak dan mengembangkan interaksi positif pada anak. Maka perkembangan sosial anak pada kelompok B1 dapat meningkat melalui penerapan kegiatan cooking class melalui kegiatan cooking class ini banyak sekali kegiatan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur yang mampu mengembangkan perkembagan sosial anak. Hal tersebut sependapat Negrin (2012, hlm. 6) yang menyatakan bahwa. Melalui kegiatan cooking class anak dapat berkembang perkembangnnya terutama dalam perkembangan sosial, misalnya dalam membuat makanan secara berkelompok, melalui pengenalan cara membuat makan dan minuman dapat dibuat secara berkelompok, selain itu anak dilatih keterampilan hidupnya, meningkatkan rasa percaya diri anak, meningkatkan rasa
9
tanggung jawab pada diri anak dan mengemabangkan interaksi positif pada anak. Berikut ini data perkembangan sosial anak dalam kegiatan cooking class pada siklus III, dimana data-data yang sudah terkumpul diakumulasikan antara indikator 1, indikator 2, dan indikator 3 pada setiap tindakannya, dapat dilihat dari grafik berikut ini. Gambar 4.3 Hasil Penilian Siklus Aktivitas Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class Pada Siklus III
Berdasarkan gambar grafik di atas pada siklus III aktivitas anak dalam melakukan kegiatan cooking class dalam setiap tindakan adanya peningkatan walaupun belum terlihat secara optimal pada setiap tindakannya, anak mulai memenuhi perkembangan sesuai dengan indikator yang telah di tetapkan, pada siklus III kegaiatan cooking class yang dilaksanakan berbeda dalam sebelumnya, dalam pembagian kelompok berbeda pada siklus sebelumnya maka dari itu mulai adanya peningkatan perkembangan dari setiap tindakannya, pada siklus III jumlah anak yang mulai berkembang perkembangannya bertambah hal ini dapat dilihat dari gambar grafik di atas, dari setiap tindakan mengalami perubahan peningkatan. Pada tindakan I indikator I anak mulai berkembang dan meningkat perkembangan sosialnya, anak bermain bersama teman sekelompoknya pada saat membuat telor dadar, pada indikator ini meningkat jumlah anak yang bermain
Nur Apriyantini, Kartika¹, Istianti². Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class bersama temannya yaitu 55,00% dikarenakan kegiatan membuat telor disukai oleh anak pada saat bermain bersama teman sekelompoknya, pada tindakan I indikator II anak mau berkomunikasi dengan teman kelompoknya walaupun belum terlihat secara intens hal ini menunjukan adanya perkembangan dan peningkatan dari sebelumnya jumlah anak yang mulai mampu berkomunikasi bersama teman sekelompoknya bertambah yaitu 55,00%. Dan pada tindakan I indikator III dalam melaksanakan kegiatan cooking class membuat telor dadar anak ikut serta dalam membantu teman sekelompoknya dan sangat terlihat senang, dalam hal ini mulai adanya perkembangan pada diri anak, dan anak yang mulai membantu teman sekelompoknya membuat telor dadar bertambah yaitu 45,00%. Pada tindakan II inidikator I anak melaksanakan kegiatan cooking class membuat agar-agar pada tindakan sangat terlihat adanya perkembangan pada masing-masing anak, terlihat pada tindakan II indikator I anak mengalami perkembangan dan peningkatan dari tindakan sebelumnya, anak bermain bersama temannya dengan semangat dan antusias sehingga perkembangan anak saat bermain dengan teman sekelompok berkembang yaitu 95,00%, pada indikator ke II anak berkomunikasi dengan teman sekelompok mulai terlihat intens yaitu 95,00%, pada indikator III anak sudah membantu teman sekelompoknya pada saat membuat telor dadar, dan jumlah anak yang mulai terlihat membantu teman sekelompoknya yaitu 75,00%. Pada tindakan III inidikator I,II dan III anak melaksanakan kegiatan cooking class membuat kue cubit pada tindakan sangat terlihat adanya perkembangan pada masing-masing anak, pada kegiatan ini anak ikut serta semua dalam membuat kue cubit, terlihat pada tindakan III indikator I anak mengalami perkembangan dan peningkatan dari tindakan sebelumnya, anak bermain bersama temannya dengan
10
semangat dan antusias sehingga perkembangan anak saat bermain dengan teman sekelompok membuat kue cubit berkembang yaitu sebanyak 95,00%, pada indikator ke II anak berkomunikasi dengan teman sekelompok secara intens yaitu 95,00%, pada indikator III anak sudah membantu teman sekelompoknya pada saat membuat kue cubit mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dan jumlah anak yang membantu teman sekelompoknya yaitu 90,00%. Gambar 4.4 Hasil Penilian Presentase RataRata Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class Pada Siklus I,II dan III
Berdasarkan gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil perkembangan sosial anak mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I hasil perkembangan sosial menunjukan bahwa 5,36% menunjukan anak yang mampu mencapai indikator 1 yaitu ikut serta dalam bermain bersama kelompok. Kemudian ada sekitar 5,36% anak yang mampu mencapai indikator 2 yaitu berkomunikasi dengan teman sekelompok pada tugas kelompoknya dan 5,36% anak yang mampu mencapai indikator 3 yaitu mampu membantu teman dengan teman kelompok. Pada siklus II, hasil perkembangan sosial anak menunjukan bahwa 31,57% anak mampu mencapai indikator 1 yaitu ikut serta dalam bermain bersama teman kelompok. Kemudian 31,57% anak yang mampu mencapai indikator 2 yaitu
Mengembangkan Perkembangan Sosial Anak Melalui Kegiatan Cooking Class, Volume, Nomor, Juni 2015
11
berkomunikasi dengan teman kelompok, 31,57%, indikator II 31,57% dan indikator dan 28,06% anak yang mampu indikator 3 III sebesar 28,06%. sedangkan siklus III yang mampu membantu teman dengan indikator I sebesar 81,67%, indikator II teman kelompok. 81,67% dan indikator III sebesar 70,00%. Pada siklus III, perkembangan Dapat dilihat dari hasil yang diperoleh di sosial anak menunjukan bahwa 81,67% atas bahwa kegiatan cooking class dapat bahwa anak mampu mencapai indikator 1 membantu mengembangkan perkembangan yaitu ikut serta dalam bermain bersama sosial anak. teman sekelompok. Kemudian 81,67% DAFTAR PUSTAKA anak mampu mencapai indikator 2 yaitu Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dapat berkomunikasi secara intens dengan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan teman kelompok, dan 70,00% anak yang Paud. Bandung: Rizqi Press dapat mencapai indikator 3 yang dapat membantu temang dengan teman Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. kelompok. Bandung: PT Remaja Rosdakarya KESIMPULAN Han-han. H. (2013). Peningkatan Proses perkembangan sosial anak Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan melalui kegiatan cooking class yang Melalui Kegiatan Cooking Class. Skripsi. dilakukan secara bertahap untuk Tidak diterbitkan. Bandung: UPI mengembangkan perkembangan sosial anak yang telah dilakukan oleh anak Lia. M. (2014). Meningkatkan Kemampuan ternayata sangat menyenangkan bagi anak Bekerjasama Anak pada Kober Melalui dan mengalami peningkatan. Dalam Kegiatan Cooking Class. Skripsi. Tidak kegiatan cooking class ini anak membuat diterbitkan. Bandung: UPI berbagai macam makana dan minuman, bahkan pada saat melaksanakan kegiatan Negrin, J. (2012). How to Teach to Kids tersebut antusiasme anak untuk mengikuti Inspring Healther Eating Habits in Kids kegiatan sangat baik, anak dapat memiliki Thourgh Culinary education, Free eberkomunikasi, bermain bersama teman Booklet, Version 1.1. sekelompok serta saling membantu dengan teman kelompok. Melalui kegiatan cooking class hasil peningkatan di setiap siklusnya meningkat. Hal tersebut terlihat perkembangan sosial anak. Hasil penelitian yang diperoleh mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap indikatornya, yang meliputi indikator 1 yaitu anak mampu bermain bersama teman saat kegiatan berkelompok, indikator 2 yaitu anak mampu berkomunikasi dengan teman saat kegiatan berkelompok 3 yaitu anak mampu bekerjasam dengan teman sekelomponya. Hal tersebut terlihat dari hasil yang dicapai setiap siklusnya, diantaranya perkembangan sosial anak pada siklus 1 indikator I sebesar 5,36%, indikator II sebesar 5,36% dan indikator III 5,36%. pada siklus II indikator I sebesar