Ringkasan berkas Dari penebangan tanpa pilih hutan rawa gambut Sumatra ke kerajaan global Asia Pulp & Paper yang terus berkembang. Mengapa CITES harus bertindak untuk mencegah sektor pulp di Indonesia mendorong ramin dan harimau Sumatra makin dekat menuju kepunahan.
Sebuah penyelidikan selama setahun oleh Greenpeace Internasional menunjukkan bagaimana Asia Pulp & Paper (APP) melanggar hukum Indonesia, mendorong harimau Sumatra dan pohon ramin makin mendekati kepunahan, dan meremehkan CITES – kesepakatan konservasi internasional yang mengatur perdagangan spesies yang dilindungi. Investigasi di pabrik pulp APP terbesar di Indonesia, Indah Kiat Perawang, membongkar bagaimana kayu ramin ilegal secara reguler bercampur dengan persediaan kayu dari pembukaan hutan alam (yang juga dikenal dengan kayu keras tropis campuran atau MTH). Perdagangan ini dilarang dalam hukum ramin Indonesia dan peraturan nasional CITES. Bukti-bukti video dan forensik yang diperoleh dalam investigasi ini tersedia bagi otoritas domestik dan internasional yang terkait – Kementrian Kehutanan Indonesia sebagai Otoritas Manajemen CITES, dan Sekretariat CITES di Jenewa.
2
3
Berkas bukti.
Kayu ramin ilegal bercampur dengan spesies kayu hutan hujan • Rekaman video mendokumentasikan kayu ramin ilegal bercampur dengan spesies kayu dari hutan hujan lainnya sementara menunggu dijadikan pulp dalam kompleks APP Indah Kiat Perawang. • Analisis laboratorium independen sampel kayu yang dikumpulkan pada masa investigasi dalam pabrik APP dikonfirmasi seluruhnya adalah ramin.
Serat hutan hujan dalam komoditas kertas global • Data perdagangan mengungkapkan perdagangan pulp internal dari pabrik pulp APP Indah Kiat Perawang ke pabrik-pabrik kertas APP di Indonesia dan Cina. • Analisis labroratorium independen mengkonfirmasi sampel kertas yang terkait dengan pabrik-pabrik APP tersebut mengandung serat kayu hutan hujan (kayu keras tropis campuran, atau MTH). • Dokumen perusahaan dan data perdagangan mengungkapkan negara-negara yang mengimpor dan konsumen perusahaan yang membelinya dari pabrik-pabrik APP.
Meningkatnya ketergantungan akan kayu hutan hujan • Peta pemerintah Indonesia mengungkapkan pembukaan hutan rawa gambut besarbesaran, habitat ramin penting, pada wilayah yang saat ini memasok kayu pulp untuk APP. • Dokumen perusahaan dan pemerintah mengungkapkan ekspansi produksi pulp pada pabrik APP terbesar di Indonesia, Indah Kiat Perawang, dan meningkatnya ketergantungan pada kayu yang berasal dari pembukaan hutan hujan Sumatra.
4
gelondongan besar sampai berdiameter 1 meter. • Dari kayu yang diidentifiasi sebagai ramin, sejumlah sampel yang mewakili dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium independen untuk verifikasi, dimana seorang spesialis identifikasi kayu yang dilindungi secara internasional mengkonfirmasi bahwa ke-46 sampel adalah ramin.
Ekspansi APP meningkatkan tekanan pada spesies yang dilindungi CITES
Ringkasan: temuan-temuan kunci Asia Pulp & Paper (APP), perusahaan kertas ketiga terbesar di dunia, mempromosikan dirinya berkomitmen untuk ‘konservasi melampaui kepatuhan’ dan memiliki ‘toleransi nol untuk kayu ilegal’.
Investigasi pada pabrik pulp APP Indah Kiat Perawang mengungkapkan kayu ramin ilegal Indonesia melarang penebangan dan perdagangan ramin pada tahun 2001 dalam usahanya menghentikan berlanjutnya kehilangan spesies ini dan degradasi habitatnya. Investigasi video selama setahun dalam kompleks Indah Kiat Perawang mendokumentasi bagaimana kayu ramin ilegal dicampur dengan kayu keras tropis campuran lainnya dalam antrian untuk dilebur menjadi pulp dan diekspor ke pabrik kertas APP lainnya di Indonesia dan Cina. Temuan kunci: • Logyard dalam kompleks pabrik telah dikunjungi berulang kali selama sembilan bulan yang berbeda antara Februari 2011 dan Januari 2012. Kayu gelondongan ramin ilegal diidentifikasi dan didokumentasi pada tiap kunjungan. • Dalam kunjungan-kunjungan ini, sejumlah besar kayu ramin ilegal berhasil diidentifikasi, dengan sampai dengan 17 diantaranya terdokumentasi berjarak sangat berdekatan satu sama lain. Ini termasuk kayu
APP sangat bergantung pada kayu gelondongan hasil pembukaan hutan rawa gambut Sumatra, habitat penting untuk spesies yang dilindungi CITES termasuk ramin dan harimau Sumatra. • Hutan rawa gambut Sumatra adalah habitat penting untuk spesies harimau Sumatra dan pohon ramin, keduanya spesies yang dilindungi CITES. Penebangan dan perdagangan ramin telah dinyatakan ilegal di Indonesia sejak 2001. Secara internasional, perdagangan ramin Indonesia dilarang dalam Konvensi PBB mengenai Perdagangan Internasional Spesies yang Terancam Punah (CITES) – kesepakatan yang sama yang mengendalikan atau melarang perdagangan banyak spesies termasuk cula badak dan gading gajah. • Walau pentingnya habitat ini untuk spesies yang dilindungi CITES, peta-peta pemerintah menunjukkan bahwa lebih dari 800.000 ha (28%) dari hutan rawa Sumatra dibuka antara tahun 2003 dan 2009. Sekitar 22% dari pembukaan ini terjadi di daerah yang saat ini dialokasikan kepada pemasok kayu untuk APP.
Dalam usaha APP untuk menjadi pabrik kertas terbesar di dunia, mereka sedang dalam proses secara pesat terus mengembangkan produksi pabrik pulp yang saat ini terbesar di Indonesia. Ekspansi pada Indah Kiat Perawang meningkatkan ketergantungan APP pada kayu hutan hujan, termasuk yang berasal dari pembukaan tanpa pilih dari hutan rawa gambut. • Indah Kiat Perawang meningkatkan ketergantungannya pada kayu pulp dari pembukaan hutan hujan Sumatra (atau kayu keras tropis campuran). • Indah Kiat Perawang sudah meningkatkan produksi pulpnya dari kurang lebih 2 juta ton pada tahun 2009 sampai diperkirakan mencapai 2,3 juta ton pada tahun 2010 dan 2011. • Dokumen pemerintah Indonesia menunjukan bahwa APP berencana untuk menggandakan volume penggunaan MTH mereka dari 20% sampai 44% dari pasokan kayu pulp pabrik antara 2009 dan 2011 – yang artinya untuk 2011, APP harus membuka wilayah hutan hujan seluas Jakarta untuk menghasilkan 5 juta m3 kayu gelondongan. • Dalam sebuah laporan APP tahun 2011 dinyatakan bahwa Indah Kiat Perawang berniat untuk terus meningkatkan produksi pulpnya dengan meningkatkan kapasitas berlisensinya dengan tambahan 50%, dari 2 atau 3 juta ton per tahun.
5
Perdagangan internasional mengabaikan CITES
• Barnes & Noble (AS): buku-buku dibeli di AS secara melalui barnesandnoble.com
Ketergantungan APP pada kayu hutan hujan termasuk pembukaan tanpa pilih habitat ramin yang mengabaikan CITES. Produk kertas APP yang mengandung serat hutan hujan dari pembukaan ini memasuki perdagangan internasional dan diperdagangkan ke sebagian besar negara-negara penandatangan CITES.
• Parragon Publishing (Inggris): buku-buku dibeli di sebuah toko buku di Inggris dan di AS melalui Amazon.com
• Kayu MTH dari pembukaan hutan rawa gambut Sumatra – habitat ramin penting – adalah inti dari produksi pulp di Indah Kiat Perawang. • Dokumen Kementrian Kehutanan tahun 2009 mengungkapkan bahwa pabrik tersebut bergantung pada pasokan kayu MTH dari pembukaan hutan dalam konsesi yang berada pada lahan gambut. • Peta pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa konsesi yang saat ini dikelola oleh para pemasok APP, berjumlah 180.000ha hutan rawa gambut, atau setara dengan wilayah dua kali luas kota New York, dibuka antara 2003 dan 2009 – sekitar 40% dari wilayah awalnya (440.000 ha). • Indah Kiat Perawang adalah pemasok utama pulp MTH ke pabrik-pabrik APP di Indonesia dan Cina yang mengekspor produk ke sebagian besar negara-negara CITES. • Indah Kiat Perawang berdagang dengan 9 perusahaan APP di Indonesia dan Cina; kesembilan perusahaan ini mengekspor kurang lebih 3,1 juta ton kertas, tisu dan produk kemasan ke pasar global – lebih dari 80% total ekspor dari APP Indonesia dan Cina. • Uji serat produk konsumen yang terkait dengan masingmasing pabrik APP yang dimiliki oleh perusahaan APP dikonfirmasi adanya MTH (atau dengan kata lain, serat hutan hujan Indonesia) dalam rantai pasokan 8 dari 9 perusahaanperusahaan ini. • 136 negara penandatangan CITES (78% dari semua negara penandatangan CITES) mengimpor produk kertas dari pabrik-pabrik APP di Indonesia dan Cina dengan kaitan dagang Indah Kiat Perawang. Pasar utama yang diidentifikasi termasuk Amerika Utara (Amerika Serikat, Kanada), Eropa (Inggris, Spanyol, Italia, Yunani), Asia-Pasifik (Cina, Jepang, Australia, Selandia Baru), Afrika Selatan dan Timur Tengah (UAE, Israel). • Produk-produk spesifik dari pabrik-pabrik APP ini – berkisar dari kertas fotokopi sampai tisu, buku dan kemasan – dikonfirmasi mengandung serat MTH melalui pengujian independen. Produk-produk ini dibeli di 8 negara dan berkaitan dengan 12 perusahaan konsumen dan pedagang yang berbeda. Termasuk: • Xerox (AS): kertas fotokopi dibeli di Yunani • Danone (Perancis): kemasan susu bayi formula dibeli di Carrefour, Indonesia • National Geographic (AS): buku-buku dibeli di AS melalui Amazon.com
• Acer (Taiwan): kemasan untuk notebook dibeli di Inggris melalui eBay.co.uk • Progressive Enterprises (Selandia Baru): tisu bermerek APP dibeli di Selandia Baru di Countdown • Walmart (AS): kertas fotokopi bermerek APP dibeli di Cina di Walmart China • Collins Debden Ltd (Inggris) dan Collins Debden Pty Ltd (Australia): buku harian dibeli dari Collins Debden (Inggris) melalui collinsdebden.co.uk dan di sebuah pusat perbelanjaan di Australia • Mondi Group (Inggris/Afrika Selatan): kertas berlapis dibeli dari Mondi Hadera di Israel • Constable & Robinson (Inggris): buku-buku di beli di Inggris melalui Amazon.co.uk
Greenpeace menyerukan penyitaan kayu gelondongan ramin ilegal dan perlindungan hutan rawa gambut Untuk melindungi habitat ramin dari pembukaan tanpa pilih dan menghindari ramin ilegal memasuki rantai pasokan perusahaanperusahaan kertas berorientasi ekspor langkah-langkah berikut sangat kritis: • Sinar Mas/ APP: Kebijakan yang diberkalukan di seluruh grup Sinar Mas untuk menghentikan semua deforestasi, termasuk pembuka hutan rawa gambut. Golden Agri-Resources, divisi kelapa sawit dari grup tersebut sudah menerapkan kebijakan ini. • Kementrian Kehutanan: Penyitaan ramin ilegal dalam pasokan kayu pulp APP dan APP serta pemasok ‘eksklusifnya’, Sinarmas Forestry, didakwa, disidangkan dan dihukum sesuai dengan ketentuan hukum. • Kementrian Kehutanan: Memberlakukan larangan pembukaan semua hutan rawa gambut, sebagaimana rekomendasi laporan Kementrian Kehutanan mengenai ramin. • Konsumen korporat: Segera menghentikan perdagangan dengan APP. Perusahaan harus menerapkan kebijakan untuk memastikan deforestasi nol dalam rantai pasokan mereka.
6
7
APP membuka hutan hujan yang kritis bagi spesies yang dilindungi secara internasional.
yang sama.11 Indonesia memberlakukan larangan ramin dalam upaya untuk menghentikan kehilangan lebih lanjut dari spesies dan degradasi habitatnya.12
Asia Pulp & Paper (APP), bagian dari grup Sinar Mas, mengklaim sebagai perusahaan kertas ketiga terbesar di dunia.1 Mereka bertujuan untuk menjadi nomer satu,2 dan berekspansi dengan pesat.3
Ramin adalah nama umum yang diberikan kepada kurang lebih 30 spesies pohon yang semua termasuk dalam genus (kelompok spesies yang berhubungan) yang sama Gonystylus.13 Spesies ini ditemukan terutama Indonesia dan Malaysia.14 Banyak dari spesies ramin diklasifikasikan sebagai ‘rentan’,15 yang berarti bahwa karena kehilangan habitat dan eksploitasi berlebihan16 ramin ‘menghadapi risiko tinggi kepunahan di alam liar dalam waktu jangka menengah.17
Operasi APP pulp dan kertas di Indonesia melayani pasar yang berorientasi ekspor. Pabrik pulp terbesarnya di Indonesia, Indah Kiat Perawang, Riau, adalah sumber utama bahan baku pulp. APP mengatakan adik perusahaannya Sinarmas Forestry, yang operasi utamanya ada di Pulau Sumatra, adalah pemasok kayu pulp ‘eksklusifnya’.4 APP mengklaim memiliki ‘toleransi nol untuk kayu ilegal’,5 dan bahwa kebijakannya memastikan ‘konservasi melampaui kepatuhan’.6 Secara khusus, mereka mengklaim kebijakannya menjamin konservasi spesies dilindungi - seperti yang terdaftar di CITES - dan setiap kayu ilegal akan ‘ditolak sebelum memasuki pabrik’.7 Konvensi PBB mengenai Perdagangan Internasional Spesies yang Terancam Punah (CITES) adalah kesepakatan internasional yang dibuat pada tahun 1973. Tujuannya adalah untuk melindungi satwa liar dari eksploitasi berlebihan melalui pengaturan perdagangan internasional dari spesies terancam yang terancam punah.8 Melalui itu, semua perdagangan komersial internasional produk termasuk cula badak, gading, daging ikan paus, kulit harimau dan ‘obat-obatan’ diatur dengan ketat atau dilarang.9 Pada tahun 2001, Indonesia secara sepihak menempatkan populasi raminnya dalam daftar spesies dilindungi CITES10 dalam rangka membantu menegakkan larangan penebangan dan perdagangan spesies tersebut yang diberlakukan pada tahun
Salah satu habitat penting ramin - hutan rawa gambut Sumatra18 sangat ditargetkan oleh industri kayu.19 Meskipun pohon ramin telah secara legal dilindungi sejak 2001 dalam hukum Indonesia dan peraturan nasional CITES, peta pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 800.000 ha (28%) dari hutan rawa gambut Sumatra dibuka antara 2003 dan 2009.20 Sebagian besar hutan rawa gambut adalah habitat penting bagi spesies yang dilindungi CITES lainnya, termasuk harimau Sumatra21 - hanya 400 ekor diperkirakan tersisa hidup di alam liar.22 Sekitar 22% dari kehilangan ini terjadi di daerah yang saat ini dialokasikan kepada pemasok kayu pulp APP.
Penyelidikan di pabrik pulp APP Indah Kiat Perawang APP mengklaim bahwa pabrik Indah Kiat Perawang memiliki prosedur ‘untuk mengkonfirmasi bahwa tidak ada kayu ilegal atau kontroversial masuk ke dalam rantai pasokan kayu pulp pabrik’,23 dan bahwa semua pengiriman kayu yang masuk dari pemasok diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ramin atau spesies dilindungi lainnya memasuki gerbang pabrik.
8
9
Investigasi video selama satu tahun dalam kompleks Indah Kiat Perawang mendokumentasi bagaimana ramin ilegal secara teratur bercampur dengan spesies hutan hujan lainnya (juga disebut MTH atau spesies kayu keras tropis campuran) yang menunggu untuk dilebur menjadi pulp dan diekspor ke pabrik kertas APP lainnya di Indonesia dan Cina. Temuan-temuan kunci: • Logyard dalam kompleks pabrik dikunjungi dalam beberapa kesempatan dalam sembilan bulan yang berbeda antara Februari 2011 dan Januari 2012. Kayu ramin bulat ilegal teridentifikasi dan didokumentasikan dalam setiap kesempatan tersebut. • Selama kunjungan-kunjungan tersebut, banyak kayu ramin ilegal dapat diidentifikasi, sampai dengan 17 kayu bulat ramin didokumentasikan terletak beberapa langkah satu sama lainnya. Ini termasuk kayu besar hingga berdiameter 1 meter. • Diantara kayu bulat yang diidentifikasi sebagai ramin, sampel representatif dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium independen untuk verifikasi, di mana seorang ahli yang mengkhususkan diri dalam identifikasi kayu yang terdaftar dalam CITES mengkonfirmasi bahwa 46 sampel adalah ramin.
Bukti menunjukkan bahwa kebijakan dan prosedur APP gagal mencegah kayu ramin masuk secara ilegal ke dalam tiap bagian dari rantai pasokan mereka, baik itu di dalam konsesi, transportasi ke pabrik, atau di pintu gerbang pabrik atau pelabuhan.
Serat MTH menunjukkan risiko ramin Peta pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2003, 440.000 ha hutan rawa gambut Sumatra berada di daerah yang saat ini dikendalikan oleh pemasok APP, pada tahun 2009, hanya ada 260.000 ha hutan rawa gambut di daerah ini, atau berkurang 180.000 ha,24 wilayah lebih dari dua kali ukuran kota New York.25
Sebuah dokumen Kementrian Kehutanan 200926 yang menyebutkan daerah pasokan untuk Indah Kiat Perawang mengungkapkan bahwa banyak pasokan kayu MTH ke pabrik berasal dari konsesi yang terletak di lahan gambut. Bagian yang penting dari pasokan kayu MTH Indah Kiat Perawang terus datang dari pembukaan hutan rawa gambut, habitat penting ramin. Dengan demikian, terus menerus adanya kayu ramin ilegal tercampur dengan spesies hutan hujan lainnya dalam logyard pabrik adalah indikasi kuat bahwa habitat ramin sedang ditebangi tanpa pandang bulu oleh para pemasok APP untuk memasok pabrik Indah Kiat Perawang. Akibatnya, kehadiran serat MTH dalam produk akhir terkait dengan pulp yang diproduksi oleh Indah Kiat Perawang menunjukkan bahwa produk ini termasuk serat dari pembukaan tanpa pilih habitat ramin; pasokan dari pembuka hutan ini telah didokumentasikan termasuk ramin ilegal. Ekspansi pabrik pulp APP Indah Kiat Perawang meningkatkan tekanan pada hutan hujan Sumatra Indah Kiat Perawang memproduksi kurang lebih 2 juta ton pulp pada tahun 2009.27 Menurut data Kementrian Kehutanan untuk tahun 2010 dan 2011, pabrik menghasilkan kurang lebih 2,3 juta ton pulp pada tahun 2010,28 dan bila pasokan kayu pulp diperkirakan cukup untuk menghasilkan lebih dari 2,3 juta ton pulp pada tahun 2011,29 ini menunjukkan bahwa pabrik sedang meningkatkan produksi pulp. Dokumen pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa Indah Kiat Perawang berencana untuk untuk menggandakan penggunaan kayu MTH dari pembukaan hutan alam dari 2,4 juta m3 pada 200930 ke 5.000.000 m3 pada 2011.31 Volume ini setara dengan sekitar 44% dari total pasokan kayu pulp yang direncanakan pabrik untuk 2011. 5 juta m3 MTH log sebesar kurang lebih 64.000 ha berasal dari pembukaan hutan alam pada tahun 2011 saja32 atau seluas wilayah Jakarta.33
10
Sebuah laporan APP 2011 menyatakan bahwa Indah Kiat Perawang bermaksud untuk meningkatkan produksi pulp lebih lanjut dengan meningkatkan kapasitas berlisensi dengan tambahan 50%, dari 2 sampai 3 juta ton per tahun.34 Ini akan meningkatkan tekanan terhadap hutan rawa gambut Sumatra.
Dari pabrik pulp APP Indah Kiat Perawang ke pabrik kertas APP lainnya di Indonesia dan Cina. Serat MTH yang diproduksi oleh Indah Kiat Perawang menembus pasar internasional baik langsung dari kompleks Perawang atau secara tidak langsung, melalui pabrik kertas APP lainnya di Indonesia dan Cina. • Menggunakan dokumen perusahaan, data perdagangan dan pengiriman, investigasi mengidentifikasi 12 pabrik kertas APP yang berbeda yang dijalankan oleh 9 perusahaan APP di Indonesia dan Cina dengan jaringan perdagangan di Indah Kiat Perawang.35 • Melalui pengujian serat produk atau merek yang terkait dengan perusahaan-perusahaan APP yang berbeda, investigasi mendapatkan kaitan penggunaan serat atau pulp MTH dalam rantai pasokan 8 dari 9 perusahaan ini.36 • Data perdagangan 2010 menunjukkan bahwa lebih dari 80% dari total ekspor langsung APP Indonesia atau Cina (+/- 3,1 juta ton) adalah kertas, tisu atau produk kemasan dari 12 pabrik kertas APP.37
Dari pabrik kertas APP yang terkait dengan pabrik pulp Indah Kiat Perawang ke negara penandatangan CITES dan produk-produk konsumen. Sekitar 136 negara penandatangan CITES (atau sebagian besar penandatangan perjanjian tersebut) mengimpor produk dari 12 pabrik kertas APP yang terkait dengan dengan Indah Kiat Perawang.38 Investigasi telah mengidentifikasi produk-produk spesifik yang terkait dengan pabrik kertas APP dan mengandung serat MTH. Produk-produk ini, mulai dari kertas fotokopi sampai tisu, buku dan kemasan, dibeli di 8 negara dan berhubungan dengan 12 konsumen korporasi yang terpisah dan grosir. Diantaranya Acer (kemasan komputer), Barnes & Noble (buku-buku), Danone (kemasan susu formula), Mondi (cetakan dan bahan kemasan), National Geographic (buku-buku), Parragon Publishing (bukubuku), Walmart Cina (kertas fotokopi bermerek APP), dan Xerox (kertas fotokopi).
APP meremehkan CITES dengan menghancurkan hutan rawa gambut Perdagangan internasional APP dalam produk kertas mendorong setidaknya dua spesies yang dilindungi CITES (harimau Sumatra dan ramin) mendekati kepunahan melalui penebangan tanpa pilih habitat mereka, yaitu hutan rawa gambut Sumatra. Pembukaan hutan hujan ini, untuk memenuhi kebutuhan kerajaan kertas global APP, jelas merusak tujuan konservasi CITES.
11
Tuntutan
Grup Sinar Mas harus melarang pembukaan hutan rawa gambut Melarang penebangan hutan rawa gambut adalah rekomendasi kunci dalam sebuah laporan Kementrian Kehutanan Indonesia tentang konservasi ramin: ‘Praktek konversi hutan gambut menjadi hutan tanaman harus dilarang.’39 Kebijakan semacam ini secara signifikan akan mengurangi risiko ramin memasuki bagian manapun dari rantai pasokan APP. Adik perusahaan APP dalam kelompok Sinar Mas, produsen minyak sawit Golden Agri-Resources, sudah menerapkan kebijakan mengakhiri semua pembukaan hutan rawa gambut.40 • Grup Sinar Mas secara keseluruhan, termasuk APP dan pemasok ‘eksklusifnya’ Sinarmas Forestry, harus menerapkan kebijakan menghentikan semua deforestasi, termasuk larangan pembukaan hutan rawa gambut manapun.
Seruan aksi internasional: ‘Mari selamatkan ramin, mari selamatkan hutan rawa gambut’ Investigasi ini menunjukkan bahwa perdagangan internasional APP dapat memberikan akibat buruk pada spesies ramin dan habitatnya bertentangan dengan peraturan CITES Indonesia dan larangan penebangan ramin. Bukti termasuk rekaman video dari dalam kompleks Indah Kiat Perawang serta hasil tes independen disediakan untuk kedua otoritas kunci yang bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan efektif di Indonesia kepada Konvensi mengenai Perdagangan Internasional Spesies yang Terancam Punah: Kementrian Kehutanan Indonesia dan Sekretariat CITES di Jenewa. Mengingat bukti bahwa ketentuan-ketentuan Konvensi ini tidak diimplementasikan secara
efektif oleh Indonesia, seperti yang disajikan dalam investigasi ini, Sekretariat CITES dapat meminta agar Otoritas Pengelola CITES Indonesia – Kementrian Kehutanan - mengusulkan ‘tindakan perbaikan’ untuk mengatasi masalah ini.41
Tuntutan kunci bagi Otoritas Pengelola CITES Indonesia Peran utama dari Otoritas Pengelola CITES Indonesia, Kementrian Kehutanan, adalah menegakkan larangan penebangan dan perdagangan ramin Indonesia untuk memastikan bahwa ramin tidak masuk perdagangan internasional dan melanggar peraturan CITES. Penegakan peraturan tersebut oleh Kementrian Kehutanan harus mencakup langkah-langkah berikut ini dalam kaitannya dengan APP: • Penyitaan semua ramin ilegal dalam rantai pasokan APP - ini termasuk di dalam kompleks Indah Kiat Perawang, dalam semua operasi pembukaan hutan oleh pemasoknya dan dalam logyard, dalam transportasi ke pabrik di atas truk atau tongkang. • Memastikan APP dan pemasok ‘eksklusifnya’, Sinarmas Forestry, didakwa dan diberi sanksi sesuai hukum.
Tuntutan kunci kepada konsumen perusahaan dari produk APP Setiap perusahaan yang berdagang dengan APP memberikan dukungan pendanaan kepada perusahaan yang melanggar hukum Indonesia, mendorong harimau Sumatra dan pohon ramin mendekati kepunahan, dan meremehkan CITES - kesepakatan konservasi internasional yang mengatur perdagangan spesies yang dilindungi. Mengingat risiko terkait dengan APP, sejumlah perusahaan mengeluarkan produk APP dari rantai pasokan mereka. • Perusahaan harus segera menghentikan perdagangan dengan APP dan melaksanakan kebijakan untuk memastikan nol deforestasi di rantai pasokan mereka.
12
Rantai lacak balak antara merek global di mana MTH telah ditemukan di setidaknya satu produk dan pabrik APP dengan kaitan dagang dengan Indah Kiat Perawang
13
14
Produk-produk Xerox dan Danone yang diproduksi oleh Indah Kiat mengandung sangat banyak serat hutan hujan IndonesiaA
Laporan analisis serat dari Institut Sains dan Teknologi Kertas (Jerman) menunjukkan rincian kadar serat dalam sampel kertas dari kertas fotokopi Astro yang diproduksi untuk Xerox.
Kertas fotokopi Xerox yang terkait dengan Indah Kiat terutama terdiri dari serat hutan hujan Indonesia (1) Data perdagangan menunjukkan bahwa kertas fotokopi bermerek Xerox Astro diproduksi di pabrik APP Indah Kiat Perawang bersama dengan (2) analisis serat independen dari produk ini mengungkapkan bahwa dalam produk ini terdapat kandungan tinggi serat kayu hutan hujan Indonesia: 1. Data perdagangan rahasia 2010 dan 2011 diperoleh oleh Greenpeace menunjukkan bahwa merk kertas fotokopi Xerox Astro yang dijual di Yunani diproduksi oleh Indah Kiat Perawang. 2. Greenpeace mengirim sampel dari kertas fotokopi ini ke Institut Sains dan Teknologi Kertas di Jerman untuk analisis serat. Laporan lengkap untuk satu sampel yang diambil dari kertas fotokopi ini mengindikasikan bahwa 60% dari pembuluh kayu yang dihitung adalah apa yang dikategorikan oleh laboratorium sebagai spesies ‘kayu keras yang tidak diketahui ‘. Evaluasi tersebut adalah ‘indikasi yang kuat untuk kayu keras tropis campuran merupakan 130 alur-alur yang tidak diketahui telah ditemukan bersama dengan akasia’.B
15
Kemasan Danone yang terkait dengan Indah Kiat terutama terdiri dari serat hutan hujan Indonesia (1) Materi promosi APP menunjukkan bahwa kemasan susu bayi Danone Nutricia diproduksi di pabrik APP Indah Kiat Serang bersama dengan (2) analisis serat independen dari produk ini menunjukkan bahwa dalam produk ini terdapat kandungan tinggi serat kayu hutan hujan Indonesia: 1. Kemasan susu bayi Nutricia Danone diproduksi oleh Indah Kiat Serang menurut bahan promosi APP. Indah Kiat Perawang memasok pulp kayu alam kepada pabrik kertas adiknya.C 2. Greenpeace mengirim sampel kemasan ini kepada IPS di Amerika Serikat untuk analisis serat. Laporan lengkap untuk satu sampel diambil dari lapisan atas glossy dari kemasan (yaitu kertas yang dibuat dari serat kayu alam) mengindikasikan bahwa 59% dari sampel adalah kayu keras, dan hampir semua (97%) merupakan kayu keras tropis campuran dari setidaknya 15 jenis pohon yang berbeda.D
Laporan analisis serat dari IPS (AS) menunjukkan rincian kandungan serat dalam sampel kertas dari kemasan Danone Nutricia. Gambar mikroskopik menunjukkan serat yang diklasifikasi sebagai pembuluh-pembuluh MTH dalam sampel Danone Nutricia.
Endnotes A K edua laboratorium memberikan persentase kandungan spesies kayu keras yang berbeda; namun demikian, ini tidak sepenuhnya dapat diperbandingkan karena perbedaan metodologi yang digunakan. B H asil uji IfP-GmbH 2010–2012. Salinannya diperoleh Greenpeace. C APP (2010) D Hasil uji IPS 2010–2012. Salinannya diperoleh Greenpeace.
16
Sektor pasar APP
Grup
Merek/anak perusahaan/ perusahaan rekanan
Negara penjualan
Pabrik APP yang mengaitkan merek dengan Indah Kiat Perawang
Ringkasan temuan
Produk akhir eceran
Pengecer, lokasi dan tanggal pembelian
Hasil pengujian
Kertas fotokopi dan alat tulis kantor
Xerox (AS) 43
Xerox Hellas SA
Yunani
Indah Kiat Perawang, Indonesia
Dokumen APP yang diperoleh Greenpeace menunjukkan rincian pengapalan 2010–2011 untuk kertas fotokopi Indah Kiat ke Xerox Hellas. Dokumentasi pengapalan lainnya menunjukkan bahwa Xerox Emirates LLC (UEA) mengimpor kertas fotokopi dari Pindo Deli (Jawa) pada tahun 2010.
Xerox Astra kertas A4 75gsm (ungu) dan 80gsm (kuning)
Astro A4 75gsm: Docusys, Athena (Yunani), Desember 2011 Astro A4 80gsm: Chryssopoulos Theodoros, Athena (Yunani)
MTH & akasia
Cina
Yalong, Cina
Greenpeace membeli kertas fotokopi APP merek sendiri di beberapa gerai Walmart di seluruh China.
Kertas fotokopi Topgun 70gsm A4
Walmart, Beijing (Cina), Oktober 2011
MTH & akasia
Paperlink (bagian dari Mondi Group) 44
Afrika Selatan
Tjiwi Kimia, Indonesia
Dokumentasi pengiriman yang diperoleh Greenpeace mengungkapkan bahwa Paperlink (bagian dari Mondi Group) mengimpor volume besar kertas dari Tjiwi Kimia pada tahun 2010. Sebuah situs web Paperlink yang aktif45 menunjukkan bahwa perusahaan telah berdagang dengan Sinarboard, yang diproduksi oleh Indah Kiat Serang.
Serangkaian kertas art dan cetakan tak teridentifikasi
n.a.
Hadera Paper Printing (eksMondi Hadera Paper) 46
Israel
Gold East/ Ningbo mills, Cina
Produk-produk Mondi Hadera dijual di Israel dengan nama merek Mondi.47 Pada tahun 2006, perusahaan48 menandatangani kontrak bergulir dengan APP Cina untuk memasok kertas berlapis, dengan ‘kewajiban pada pihak Mondi’ untuk membeli dari pemasok dalam Grup APP [...] tidak kurang dari sekitar 15 ribu ton per tahun kertas berlapis.49 Sejak tahun 2011, kontrak tetap berlaku dan perusahaan terus dipasok oleh APP.50 Pada tahun 2010, perusahaan mengimpor 40.000 ton kertas secara total.51 Data ekspor Cina menunjukkan bahwa mayoritas ekspor ke Israel dari Gold East, meskipun Ningbo Zhonghua juga mengekspor kertas berlapis/papan kertas.52 Informasi tambahan juga menunjukkan bahwa Israel mengimpor kertas berlapis dari Tjiwi Kimia.53
Silk APP 157gsm (kertas berlapis)
Dibeli dari Mondi Hadera (Israel),
Walmart (AS)
Mondi Group (Inggris/ Afrika Selatan)
Tjiwi Kimia, Indonesia
Nevia 90gsm
MTH & akasia
Desember 2011 MTH & akasia
17
Nippecraft
Collins Debden Ltd
Inggris
Tjiwi Kimia, Indonesia
Menurut Laporan Tahunan 2010, total penjualan untuk Grup Nippecraft adalah $ 80 juta.54 Pasar utama adalah Australia (42%), Amerika Utara (28%) dan Eropa (24%).55 Buku harian dan produk alat tulis lainnya mewakili hampir 70% dari penjualan grup,56 terutama melalui anak perusahaan Nippecraft, Collins Debden Pty Ltd (Australia) dan Collins Debden Ltd (Inggris), yang bisnis utamanya adalah distribusi produk alat tulis kantor seperti buku catatan dan buku rekening.57 Berbagai ungkapan Nippecraft kepada para pemegang saham dan dokumen keuangan lainnya mengungkapkan: Nippecraft dan anak perusahaannya Collins Debden adalah bagian dari Grup APP dan Nippecraft membeli ‘produk jadi termasuk produk alat tulis’ dari pabrik kelompok APP.58 Antara 2009 dan Juni 2011, lebih dari 70% dari pembelian Nippecraft dari dalam kelompok APP59 berasal dari PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, termasuk TK Import & Export Ltd.60 Pada tahun 2010, nilai perdagangan langsung dengan Tjiwi Kimia ini mewakili $ 18 juta.61 Tidak seperti Pindo Deli dan Indah Kiat, Tjiwi Kimia mencakup sebuah percetakan, TK Printing, dan dengan demikian mampu memasok produk jadi termasuk produk alat tulis.
Collins Debden Mickey Mouse A5 buku harian pertengahan tahun (Buatan Singapura)
www. collinsdebden. co.uk (Inggris), Oktober 2010
MTH & akasia
Collins Debden Pty Ltd
Australia
Tjiwi Kimia, Indonesia
Lihat di atas
Buku harian Collins ‘Kingsgrove’ ‘Week to an opening’ A4 2011 (biru) (Buatan Singapura)
Broadway Shopping Centre, Sydney, (Australia), Desember 2010
MTH & akasia
MTH62 & akasia
Buku harian saku Debden Designer ‘Week to an opening’ 2011 (coklat) (Buatan Singapura) Tisu
Progressive Enterprises (Selandia Baru)
Kemasan
Acer
Countdown
Selandia Baru
Pindo Deli Perawang, Indonesia
Cottonsoft adalah perusahaan APP yang memproduksi dan mendistribusikan produk tisu untuk pengecer Selandia Baru.63 Salah satu merek mereka adalah CottonSofts, yang dijual oleh kelompok pengecer Progressive Enterprises termasuk Foodtown dan Woolworths, serta Countdown. Sebagian besar tahun impor Cottonsoft tahun 2010 ke Selandia Baru dari Indonesia adalah dari pabrik Pindo Deli Perawang.64
CottonSofts Marine Splash, kertas tisu toilet dua lapis putih tak berpewangi, empat per pak
Countdown, Wellington ( Selandia Baru), Juni 2011
MTH & akasia
Inggris
Yalong, Cina
Sebuah brosur perusahaan online tahun 2010 dari Yalong Paper 65 menunjukkan kemasan berbagai model laptop Acer (satu netbook dan satu notebook).
Acer Aspire ONE 532h-2Db (Buatan Cina, 2010)
eBay.co.uk (Inggris), Oktober 2011
MTH & akasia
18
Buku dan barang cetakan
Danone (Perancis)
Indonesia
Indah Kiat Serang, Indonesia
Menurut sumber industri, Danone adalah pelanggan penting dari APP Indonesia. Situs Indah Kiat Serang menampilkan produk Danone Nutricia sebagai referensi.66 Di Indonesia, Indah Kiat Serang adalah pabrik APP satu-satunya yang mengkhususkan diri dalam produksi papan kemasan berlapis, termasuk materi kemasan makanan. Mereka memegang sertifikat FDA (US Food and Drug Administration) untuk beberapa mereknya. Di Indonesia, Indah Kiat Serang adalah pabrik APP satu-satunya yang mengkhususkan diri dalam produksi papan kemasan berlapis, termasuk materi kemasan makanan. Mereka memegang sertifikat FDA (US Food and Drug Administration) untuk beberapa mereknya.67
Nutricia ‘Nutrilon Royal 3’ susu bubuk bayi
Carrefour (Indonesia), Desember 2011
MTH & akasia
Parragon Publishing (Inggris)
AS
Tjiwi Kimia, Indonesia
Data beacukai AS 2011 mengidentifikasi Parragon sebagai importir buku-buku dari Tjiwi Kimia. Impor termasuk buku dalam seri Everyday, serta Mini childrens reference slipcase (Parragon Publishing, 2011, ISBN-10 1445442647) Data beacukai AS sejauh 2008 juga mengidentifikasi Parragon sebagai importir rangkaian buku dari Tjiwi Kimia, menunjukkan hubungan jangka panjang dengan APP.
Everyday baking (Hak cipta 2010, Dicetak di Indonesia) ISBN 9781-1-40759447-7
Amazon.com (AS), Oktober 2011
MTH & akasia
Parragon Publishing (Inggris)
Inggris
Tjiwi Kimia, Indonesia
Data beacukai AS tahun 2011 mengidentifikasi Parragon sebagai importir buku dari Tjiwi Kimia termasuk buku-buku seri Everyday. Parragon juga menjual seri Everyday di Inggris. Buku dalam seri Everyday dibeli di Amazon.co.uk yang dicetak di Indonesia, termasuk: Everyday Thai (2010), ISBN 978-1-4075-9452-1; Everyday Mediterranean (2010), ISBN 978-1-4075-9450-7; Everyday chocolate (2010), ISBN 978-14075-9448-4; and Everyday desserts (2010), ISBN 978-14075-9449-1). Buku dalam seri yang sama bisa dibeli di Amazon. com.
Energy food ISBN 978-14075-7868-2
Toko buku, London (Inggris), Oktober 2011
MTH & akasia
Barnes & Noble (AS)
AS
Tjiwi Kimia, Indonesia
Data beacukai AS tahun 2009 mengidentifikasi Barnes & Noble sebagai importir berbagai judul dari Tjiwi Kimia, termasuk Nursery rhyme treasury (diterbitkan oleh Parragon). Data beacukai AS tahun 20092011 mengidentifikasi Barnes & Noble sebagai importir judul tambahan dari Tjiwi Kimia, termasuk: Horses: their temperament and elegance, ISBN 978-1-43511678-8 (2009) A cat’s life, ISBN 978-1-43511762-4 (2009) A dog’s life, ISBN 978-1-43511763-1 (2009) Legends of rock, ISBN 978-14351-1698-6 (2009) Greatest ever Indian: easy and delicious step-by-step recipes, ISBN 978-0-7607-9046-5 (2009) Illustrated history of weaponry, ISBN 978-0-7607-8444-0 (2011) Data beacukai AS dari 20082009 mengidentifikasi Barnes & Noble sebagai pengimpor beberapa judul buku dari Tjiwi Kimia, menunjukkan hubungan jangka panjang. Judul-judul buku termasuk Illustrated history of weaponry, ISBN 978-0-76078444-0.
Nursery rhyme treasury ISBN-10 1407528572
Amazon.com (AS), Oktober 2011
MTH & akasia
19 Barnes & Noble (AS)
AS
Tjiwi Kimia, Indonesia
Lihat di atas
The illustrated history of weaponry ISBN 978-07607-8444-0 Global birding ISBN-10: 1426206380
Barnesandnoble. com (AS), Oktober 2011
MTH & akasia
National Geographic (AS)
AS
Gold East Paper/Gold Huasheng, Cina
Penghargaan Sinar Mas Print Awards, yang disponsori oleh ‘kelompok Sinar Mas’, terbuka untuk percetakan internasional. Setidaknya 70% dari kertas yang digunakan oleh peserta berasal dari Gold East Paper, Gold Huasheng Paper atau Hainan Jinhai Pulp & Paper.68 Sinar Mas Print Awards 2010 memilih buku Global birding dari National Geographic sebagai penerima penghargaan.69
Amazon.com (AS), Oktober 2011
MTH & akasia
National Geographic (AS)
AS
Gold East Paper/Gold Huasheng, Cina
Lihat di atas. Sinar Mas Print Awards 2010 memilih buku Through the eyes of the Vikings dari National Geographic sebagai penerima penghargaan.70
Through the eyes of the Vikings ISBN-10: 1426206402
Amazon.com (AS), Desember 2011
Pending
Constable & Robinson (Inggris)
Inggris
Indah Kiat Serang, Indonesia
PrintWeek India Quality Awards 2011 memilih The sacred India book, dicetak di atas ‘kertas art matt Sinar Mas Royal’.71 Ini diasumsikan Sinar Royal, yang diproduksi oleh Indah Kiat Serang. Contoh halaman depan dikirim untuk pengujian, dan dikonfirmasi adanya MTH.
The sacred India book ISBN-10 178033124X
Amazon.co.uk (Inggris), Oktober 2011
MTH & akasia
20 1 Lifshitz (2010): 4 2 APP (2011c): 6 3 Lihat misalnya APP (2010) dan APP (2011c) 4 APP (2011c): 2 5 APP (2004, diperbaharui Januari 2009)
Malaysia dan Sumatra berada di posisi kedua dengan masing-masing 7 spesies ‘Sumber: Pemerintah Indonesia (2004): 1
Greenpeace.
15 IUCN (International Union for Conservation of Nature) ‘Red list of threatened species’ www.iucnredlist.org
44 Dalam periode ini, perusahaan grosir kertas Paperlink telah menjadi bagian dari Mondi Group. Dalam semester pertama 2010 Paperlink adalah bagian dari Mondi Plc (Inggris) melalui Mondi Packaging South Africa Ltd. Setelah restrukturisasi Group ini, Paperlink menjadi bagian dari Mondi Ltd (Afrika Selatan). Sumber: Mpact (2011).
6 Eg www.youtube.com/watch?v=rEyduROW8Sk
16 Bukan G. bancanus. ITTO-CITES Project/Kemenhut (2010): ii.
7 APP (2004, diperbaharui Januari 2008)
17
8 website CITES ‘What is CITES?’ www.cites.org/eng/disc/ what.php
18 Kalimantan Selatan juga dikatakan memiliki hutan ramin. Lihat Kemenhut/ITTO (2005b): 12, Kemenhut/ITTO (2008a).
9 misalnya CITES (2011c) 10 Pada Mei 2001, satu bulan setelah memberlakukan pelarangan penebangan dan perdagangan ramin, Indonesia memberitahu CITES bahwa populasi ramin Indonesia harus didaftarkan dalam Appendix III. Pada 2004 karena terus hilangnya habitat ramin dan penebangan ilegal ramin, Kementrian Kehutanan meminta negara-negara para pihak CITES untuk meningkatkan semua spesies ramin masuk ke Appendix II, dan mensyaratkan kendali perdagangan yang lebih ketat, dalam upaya mencapai perbaikan penegakan larangan ekspor melalui peningkatan perhatian internasional dari potensi pelanggaran perdagangan dalam peraturan CITES. Sumber: Kemenhut (2008) Hampir semua perdagangan produk yang berasal dari ramin Indonesia adalah ilegal. Daftar Appendix II CITES mencakup daftar produk apapun yang mungkin mengandung ramin Indonesia, bagian-bagian atau turunannya, dengan beberapa pengecualian yang sangat terbatas seperti benih, bibit dan kultur jaringan. Sumber: Annotation #4 CITES (2011a): 45 Pulp atau produk kertas tidak secara spesifik dikecualikan (artinya termasuk) dari pasal-pasal dalam daftar. Sumber: ‘[CITES] SETUJU bahwa istilah’ bagian mudah dikenali atau turunan ‘, seperti yang digunakan dalam Konvensi, harus diartikan termasuk setiap spesimen yang muncul dari dokumen yang menyertainya, kemasan atau tanda atau label, atau dari keadaan lain, menjadi bagian atau turunan dari hewan atau tanaman dari spesies masuk dalam Appendix, kecuali bagian atau turunan secara khusus dikecualikan dari ketentuan Konvensi ‘[penekanan ditambahkan]. Sumber: Conf. 9.6 (rev) ‘Trade in readily recognizable parts and derivatives’ www.cites.org/eng/ res/09/09-06R11C15.php Pada prakteknya, hanya ada satu sumber legal ramin – operasi penebangan selektif bersertifikat FSC PT Diamond Raya dan perusahaan pemrosesan yang terkait. Sumber: CITES (2009) 11 Kemenhut (2001a) Menurut Kemenhut/ ITTO (2008b): ‘Keputusan Menteri Kehutanan No 127/Kpts-V/2001 mengenai moratorium penebangan dan perdagangan ramin: Tidak ada aktivitas penebangan ramin diperbolehkan di hutan produksi, hutan konversi dan hutan masyarakat dan tidak ada kegiatan perdagangan yang diperbolehkan baik domestik dan internasional. ‘ Keputusan tersebut diperbaharui pada bulan Juli 2001 dengan SK 168/2001, yang memberikan pengecualian terbatas dari larangan untuk operasi penebangan selektif yang telah disertifikasi secara independen legal dan lestari. Hanya satu operasi yang pernah dikenakan pembebasan ini. Keputusan tersebut lebih lanjut diperbarui pada Oktober 2001 dengan SK 1613/2001.Keputusan ini tidak tersedia dalam domain publik atau melalui permintaan ke Kementrian Kehutanan. Tidak ada saran selanjutnya diteruskan kepada Sekretariat CITES. Namun, dilaporkan bahwa keputusan tersebut membatasi ekspor ramin untuk kayu dari konsesi Diamond Raya yang telah bekerja ke dowel, moulding dan produk kayu setengah jadi.
IUCN (1994)
19 Pemerintah Indonesia (2004): 5 20 Analisis pemetaan Greenpeace 2011 21 IUCN Red List ‘Pantherea tigris ssp sumatrae’ www. iucnredlist.org/apps/redlist/details/15966/0 diakses 22/12/2011
46 Mondi (2011): 20 menunjukan bahwa Mondi Group memegang saham 50.1% di Mondi Hadera Paper Ltd sampai dengan 31 Desember 2010. Setelah itu, mereka memegang saham 25%. 47 Hadera Paper (2011) 48 Sebelumnya dengan nama dagang American Israeli Paper Mills Ltd
23 IKPP (2010a): 6
49
24 Kemenhut (2005), Kemenhut (2010a), Kemenhut (2010c)
50 Hadera Paper (2011): 69 dan website Hadera Paper ‘Printing and writing papers’www.hadera-paper.co.il/en/ mondi-hadera-paper diakses 17/1/2012
25 Tidak semua kerusakan ini terjadi di bawah kepemilikan para pemasok APP.
Hadera Paper (2008): 123
51
Hadera Paper (2011): 69
NYC = 302 mil2 = 78.217ha Sumber: Biro Sensus AS. Fakta singkat negara bagian dan negara http://quickfacts.census.gov/qfd/states/36/3651000. htmdiakses 5/2/2012
52
CTI (2010)
26
Kemenhut (2010h)
27
1,98 juta ton. Sumber: APP (2011c): 28.
56 Nippecraft (2011a) 2010: 56
28 Perkiraan berdasarkan konsumsi serat Jan–Nov 2010; sumber: Kemenhut (2010h). Lihat juga Tempo Interaktiv (2010). 29 2,31 juta ton. Sumber: Kemenhut (2011c). 30 Kemenhut (2010h) 31 Kemenhut (2011c) 32 50 ton kayu pulp MTH/ha kawasan dibersihkan. Sumber: Sinarmas Kehutanan (2007a): 8. Berdasarkan konsumsi MTH tahun 2009 yang dideklarasi IKPP, yang disediakan oleh perusahaan untuk Kementrian Kehutanan dalam m³ dan dinyatakan dalam ton dalam laporan keberlanjutan perusahaan 2008/2009 - 1 green ton MTH setara dengan 1,56m3 (atau 0,64t / m³). Sumber: Kemenhut (2010h) dan, dalam ton, APP (2011c): 28. 33 Jakarta = +/- 650km2 Sumber: www.jakarta.go.id/english/news/2011/03/ jakartas-geography diakses 10/2/2012 34 APP (2011c): 27 35 Ke-12 pabrik pengolahan Indah Kiat Perawang, Indah Kiat Tangerang, Indah Kiat Serang, Tjiwi Kimia (pabrik kertas dan fasilitas pencetakan dihitung satu kesatuan), Pindo Deli Perawang, Univenus Perawang, Univenus Jawa,Gold East, Gold Huasheng, Yalong, Ningbo Zhonghua dan Ningbo Asia Pulp dan Paper. 36 Ke-8 perusahaan dimana MTH diidentifikasi melalui uji serat adalah Indah Kiat, Tjiwi Kimia, Pindo Deli, Gold East, Gold Huasheng, Yalong, Ningbo Zhonghuadan Ningbo Asia Pulp and Paper. Perusahaan kesembilan dimana produk spesifik belum teridentifikasi secara asti adalah The Univenus. 37 Data impor Cina (sumber: CTI (2010)) bersama dengan informasi rahasia dimiliki oleh Greenpeace 38 Berdasarkan data perdagangan dan ‘Daftar para pihak terkontrak (penandatangan)’ CITES www.cites.org/eng/disc/ parties/alphabet.php diakses 22/12/2011 39
13 Kemenhut/ITTO (2005b): iii.Delapanbelas spesies Gonystylusdiidentifikasi di Indonesia, tujuh diantaranya ditemukan di Pulau Sumatra. ITTO-CITES Project/Kemenhut (2010): 4.
40 GAR (2011): 4
Maret 2012 Greenpeace International Ottho Heldringstraat 5 1066 AZ Amsterdam The Netherlands
45 Website Paperlink 196.37.199.7/Sinarboard.htm diakses 9/1/2011
22 WWF (2011)
12 Pemerintah Indonesia (2004)
14 ‘‘Sebagian besar spesies ditemukan di Pulau Kalimantan (27 spesies), terutama di Sarawak. Semenanjung
43 Catatan: Xerox Emirates LLC, juga dimiliki oleh Xerox Corp, mengimpor kertas fotokopi dari Pindo Deli (Jawa).
Kemenhut/ITTO (2005b): 39
53 Informasi rahasia yang dimiliki Greenpeace 54 Nippecraft (2011a) 2010: 56 55 57
Nippecraft (2011a) 2010: 56 Nippecraft (2011b): 5
58 Nippecraft (2011c): 5 59 Transaksi Nippecraft dengan perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan APP (‘pihak yang berminat’) antara 2009 dan Juni 2011 merinci perdagangan reguler dan signifikan oleh Nippecraft dengan tiga pabrik APP Group– PT Indah Kiat, PT Pindo Deli dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. Sumber: Nippecraft (2011a): 71, Nippecraft (2011b): 8, Nippecraft (2011c): 3. 60 Nippecraft (2011a): 71, Nippecraft (2011b): 8 61
Nippecraft (2011a): 71
62 Hasil uji serat menunjukkan adanya MTH bersama dengan 23% spesies mangrove. 63 Website Cottonsoft ‘Who we are’ www.cottonsoft. co.nz/who.htmldiakses 17/1/12 64 Informasi rahasia yang dimiliki Greenpeace 65
Yalong Paper (2010): 6
66 Website Indah Kiat Serang ‘Printing products’ www. ikserang.com/products_printing.asp diakses 10/1/2012 67 Website Indah Kiat Serang ‘Certificates’www.ikserang. com/products_certificates.asp diakses 10/1/2012 68 Website Sinar Mas Print Awards ‘Application requirement’ www.sinarmasprintawards.com/english/ sub_bmxz.asp diakses 17/1/12 69 Website Sinar Mas Print Awards ‘Global birding’ www. sinarmasprintawards.com/10/sub_main_2.asp?id=577&zpl x=%CA%E9%BC%AE%BB%AD%B2%E1(%BE%AB%D7%B0)&nf=% B5%DA%CB%C4%BD%EC 70 Website Sinar Mas Print Awards www. sinarmasprintawards.com/10/sub_main_2.asp?id=575&zpl x=%CA%E9%BC%AE%BB%AD%B2%E1(%BE%AB%D7%B0)&nf=% B5%DA%CB%C4%BD%EC&mc=&print=&jx= 71 PrintWeek (2011) Foto © Greenpeace; gambar harimau (2) milik WWF
41 Dalam Pasal XIII. Lihat website CITES ‘Teks Konvensi mengenai Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah’. www.cites.org/eng/disc/ text.php#XII 42 Hasil uji IPS dan IfP-GmbH 2010–2012. Salinan dimiliki
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Greenpeace Southeast Asia Jl. Kemang Utara 16B Jakarta Selatan 12730 P. +62 21 7182858 F. +62 21 7182857
www.greenpeace.or.id/ramin