MENGAJARKAN SISWA MENEMUKAN PELUANG USAHA MELALUI METODE CERAMAH DAN BERCERITERA DALAM PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN Rizali Hadi Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat Abstrak: Di Indonesia pelaku wirausahanya masih sedikit, padahal untuk bisa menjadi negara maju diperlukan minimal 2% wirausahawan dari populasi penduduknya. Pemerintah melakukan banyak upaya untuk menciptakan wirausahawan ini seperti bantuan modal, diklat, dan bimbingan usaha. Dari dunia pendidikan diharapkan sekolah atau guru bisa membekali siswa dengan pengetahuan (skill) tentang kewirausahaan. Salah satu materi yang dianggap sulit untuk menjelaskannya adalah bagaimana mencari peluang untuk memulai usaha. Umumnya guru kewirausahawan bukanlah praktisi bisnis. Untuk menutupi kekurangannya itu apabila guru menyampaikan pelajaran kewirausahaan dengan metode ceramah, bisa menggabungannya dengan metode ceritera, terutama ceritera tentang orang-orang sukses dalam berwirausaha. Kisah sukses itu bisa diperoleh dari buku-buku atau media lainnya tentang orang-orang yang berhasil dalam karir bisnisnya. Dalam tulisan ini diberikan contoh kisah sukses seorang ibu rumah tangga, mulai jadi tukang ojek, jadi pengantar rempeyek, kemudian menjadi pedagang minyak tanah keliling sampai memiliki pangkalan, jadi pedagang telur puyuh, penyuplai daging giling untuk tukang bakso, sampai akhirnya memiliki tempat berjualan atau toko di pasar. Penulis sendirisudah biasa menggunakan kisah sukses ini sebagai bahan membantu menyampaikan tentang sikap wirausaha, peluang usaha dan lain-lain. Hasilnya adalah menjadikan pelajaran kian menarik, memudahkan berimprovisasi dalam proses belajar mengajar. Kesimpulannya untuk menyampaikan materi mengenai peluang usaha cocok dengan metode ceramah yang ditambah dengan metode ceritera. Disarankan agar guru banyak memiliki an mengoleksi kisah-kisah sukses orang dalam berwirausaha. Kata kunci: Metode Ceramah, Metode Ceritera, Kisah Sukses, Peluang Usaha, Kewirausahaan. PENDAHULUAN Pemerintah sedang berusaha untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia. Dengan bertambahnya wirausahawan diharapkan Indonesia bisa menjadi suatu negara yang maju. Menurut Mc Clelland untuk menjadi negara maju minimal jumlah wirausahawan dalam negara itu adalah 2% dari jumlah penduduk. Indonesian menurut BPS 2008 masih berada pada 0,18% tahun 2009 menjadi 0,24% dan tahun 2012 perhitungannya menurut BI kira-kira 1,56% kalau terus meningkat, tahun 2014 sudah ketitik ideal minimal 2% (entrepeneur.bisnis.com). Bandingkan dengan Singapura yang jumlah wirausahawannya di atas 4%. Inpres No. 4 Tahun 1995 mencanangkan gerakan
196
nasional membudayakan kewirausahaan. Berbagai langkah dilakukan, misalnya bantuan modal, bantuan pelatihan dan pendampingan berusaha. Dunia pendidikan mendapat tugas untuk membekali siswa dan mahasiswa sedini mungkin dengan pengetahuan (skill) kewirausahaan. Dalam mengajarkan kewirausahaan, salah satu kesulitan guru adalah menjelaskan kepada siswa cara untuk menemukan peluang usaha. Penulis mencoba membantu para guru kewirausahaan menjelaskan cara menemukan peluang itu dengan metode ceramah melalui suatu kisah sukses (succes story). Dalam kisah sukses itu diceriterakan seorang wirausahawan yang menemukan peluang usahanya satu demi satu sambil ia melakukan usahanya.
Pengusaha pemula sering mengeluh tentang kekurangan modal, kekurangan jiwa enterpreneur, dan kebingungan memilih usaha apa yang akan dilakukan. Untuk memasuki dunia usaha ada tiga pemicunya, yang disebut three driving forces, yaitu (1) adanya modal yang cukup, (2) adanya jiwa enterprineur dan (3) adanya peluang (opportunity). Ketiga driving (penggerak) ini sangat diperlukan untuk memulai suatu usaha. Banyak orang yang memiliki modal tapi tidak tahu bagaimana cara menjalankan usahanya. Ada yang memiliki keahlian tetapi tidak tahu berusaha apa. Ada yang punya peluang tapi tida memiliki modal dan keahlian. Menurut pengamatan bahwa yang paling sulit untuk didapatkan adalah mencari peluang usaha. Sebetulnya peluang itu ada dimana-mana karena Tuhan telah menciptakan dunia dengan segala isinya, tinggal manusia yang harus berpikir dan bekerja. Wirausahawan harus selalu sibuk mencari peluang usaha. Bahkan bila perlu kata Suryana, seorang wirausahawan mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai
persoalan 2009:35).
Berorientasi pada tugas dan hasil
Berani mengambil resiko Berjiwa kepemimpinan
Berpikir ke arah hasil (manfaat)
Keorisinilan
dihadapi
(Suryana,
LANDASAN TEORI 1. Kewirausahaan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wirausaha yang dilakukan oleh orangorang yang berani (wira) berusaha atau berbisnis. Wirausahawan diartikan juga sebagai pedagang (banyak akal) atau businesman yaitu orang yang kelihatan selalu sibuk (busy), kerja, kerja, dan kerja. Pebisnis adalah orang yang ulet, tangguh, dan terus mencari, terus berpikir untuk kemajuan usahanya. Ketangguhan dan keuletan harus diikuti dengan etika dalam berbisnis. Meredith telah mengidentifikasi ciri-ciri karakter wirausaha, yang dimulai dengan percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berjiwa kepemimpinan, berpikir ke arah hasil (manfaat) dan memiliki keorisinilan, dengan beberapa deskripsi tata kelakuannya Menurut Meredith ciri-ciri karakter wirausaha dan bentuk tata kelakuannya sebagai berikut:
Ciri-ciri Kewirausahaan Percaya diri
yang
Bentuk tata kelakuan 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 1. 2.
Bekerja penuh keyakinan Tidak ketergantungan dalam melakukan pekerjaan Memenuhi kebutuhan akan prestasi Orientasi pekerjaan berupa laba, tekun dan tabah, tekad kerja keras. Berinisiatif Berani dan mampu mengambil resiko kerja Menyukai pekerjaan yang menantang Bertingkah laku sebagai pemimpin terbuka terhadap saran dan kritik Mudah bergaul dan bekerjasama dengan orang lain Kreatif dan inovatif Luwes dalam melaksanakan pekerjaan Mempunyai banyak sumberdaya Serba bisa dan berpengetahuan luas Berpikir menatap ke depan Perspektif
Sumber: Meredith (dalam Pusposutardjo S (1999). Untuk membuka suatu usaha bisa dimulai dengan (a) adanya peluang, (b) bisa juga
karena memiliki (kewirausahaan),
jiwa
entrepreneur dan (c) 197
memiliki resources terutama modal. Mengenai ketiga hal ini Bygrave menyebutnya sebagai three driving forces, yang masing-masingnya bisa menjadi pemicu awal untuk memulai usaha yang penuh ketidakpastian (uncertainty). Mengenai three driving forces, Bygrave 1994 (dalam Alma, 2009:15) menyebutkan ‘there are three crucial components for are succesful new bisiness: the opportunity, the entrepreneur (and the
management team) and the resources needed to start the company and it grow), yang menempatkan opportunity demikian penting untuk menjadi perhatian dan mengatakan bahwa so in entrepeneurship, just like any other profession, luck is where preferation and opportunity meet, dimana dalam hal ini titik temu antara persiapan yang baik dan peluang yang tesedia.
Uncertainty
ENTREPRENEUR
OPPORTUNITY
Uncertainty
Uncertainty Fits & Gaps
RESOURCES
Uncertainty Gambar 1. Three Driving Forces Bygrave, 1994, ( dalam Buchari Alma, 2009:14) Mengenai modal (resources) dapat diperoleh dari barbagai sumber, baik dari kawan, dari mitra, dan dari bank. Jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) bisa didapatkan dari belajar dan pengalaman. Peluang (opportunity) bisa diperoleh dari mempelajari berbagai kemungkinan usaha yang mungkin untuk dikerjakan, membuat proposal dengan bisnis plan atau proposal, seperti yang biasa dilakukan oleh perusahaan besar. Suatu masalah bagi orang-orang pemula yang berminat melakukan suatu usaha, yang modal awalnya hanyalah kemauaan untuk hidup dan semangat untuk memasuki dunia kewirausahaan yang penuh dengan
198
ketidakpastian (uncertainty). Dalam gambar 1 di atas lebih banyak memusatkan perhatian pada upaya melihat kecocokan dan hambatan (fits & Gaps) antara peluang (opportunity) dan kemampuan berwirausaha (entrepreneur). Nampaknya yang menyangkut modal atau sumbersumber yang berhubungan dengan usaha (resources) dianggap sesuatu yang bisa didapat dari mana saja, tergantung pendekatan yang dilakukan. Opportunity ikut dipertimbangkan dalam SWOT Analysis.
SWOT ANALYSIS
Gambar 2. Diagram analisis SWOT ( www.bisnisrumahanpemula.com/contoh-analisis-swot/) Keadaan internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman, yang biasa disebut analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) disandingkan untuk mengukur posisi dan daya saing suatu prusahaan. Teknik ini dibuat oleh Albert Humprey, yang memimpin riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Peluang (O) merupakan faktor eksternal dan Alma menyebutkan peluang akan datang dengan berusaha dan berdoa. Peluang usaha itu ada dimana-mana, dan bisa datang secara tidak disangka-sangka, sumber rezeki itu sulit diduga. Peluang (O) bisa diperoleh dari informasi pihak lain (b) dari hasil survey (c) melanjutkan dan mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya usaha kerabat keluarga. Pendorong seseorang memasuki dunia usaha adalah (a) personal attributes atau keinginan berprestasi, dan (b) faktor environmental, yang didorong oleh lingkungannya. Posisi yang paling baik adalah SO (posisi helpful, bermanfaat, kedua adalah WO, ketiga adalah ST dan keempat adalah posisi yang paling jelek yaitu WT (harmful) berbahaya. Tidaklah heran kalau orang berlomba-lomba mencari posisi SO tersebut, karena
opportunity merupakan awal yang menenukan keberhailan suatu usaha. Setelah lama mempelajari bagaimana awal memperoleh peluang ini, penulis melihat adanya cara memperoleh peluang yang dilakukan sambil menjalankan usaha (by the way). Hal ini menarik perhatian penulis bahwa sewaktu menjadi konsultan pengusaha kecil di kota Banjarmasin, dari hasil wawancara itu mereka (pengusaha kecil) yang berhasil umumn memulai usahanya dengan mencoba-coba dan sambil jalan mencari peluang lain yang lebih baik, kadangkadang sukses dan tidak jarang ada juga yang gagal, dan mereka terus mencari peluang lain. PEMBAHASAN 1. Sebuah Kisah Sukses Mencari Peluang Usaha Dalam pembahasan ini penulis mencoba menggambarkannya melalui satu kisah sukses. Dalam mata kuliah Kewirausahaan penulis memberi tugas kepada mahasiswa untuk mewawancarai pedagang sukses di pasar tradisional. Banyak kisah sukses yang dilaporkan oleh mahasiswa, salah satunya adalah laporan Siti Kushadiah, mahasiswa FKIP yang berasal dari Pleihari Kabupaten Tanah Laut.
199
Ringkasan ceriteranya adalah sepasang suami isteri yang baru menikah, suami sebagai sopir pribadi dengan gaji Rp. 1,5 juta dirasa tidak mencukupi. Si isteri yang sedang galau menghadapi masalah ekonomi keluarga melihat peluang usaha melalui sepeda motor milik mereka, kemudian berpikir ingin mengkaryakan sepeda motor ini dijadikan ojek untuk mencari tambahan duit, dan ide ini disetujui suami. Jadilah si isteri tukang ojek khusus wanita ke pasar tradisional pulang-pergi. Hasilnya tidak seberapa namun terus dilakoni, sampai suatu hari dapat penumpang yang mau mengantarkan rempeyek hasil olahannya ke pasar dan langganan. Kemudian ia mendapat peluang yaitu dipercaya menjadi tukang ojek yang tugasnya mengantar dan menerima pembayaran harga rempeyek tersebut. Tukang rempeyek yang berhasil ini menarik perhatiannya, dia juga ingin membuka usaha sendiri. Dia bertanya secara snowball kepada beberapa orang sampai kepada orang ‘pintar’ tentang usaha apa yang cocok dikerjakannya. Waktu itu minyak tanah merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga atau pedagang gorengan. Sambil mengantarkan rempeyek ia menanyakan apakah ada yang mau berlangganan minyak tanah, ternyata banyak yang mau. Nah ini merupakan peluang baru sebagai penjual minyak tanah. Namun masalahnya dari mana memperoleh modal Rp. 10 juta membeli jerigen, peralatan dan minyak tanah. Untung orang tuanya percaya meminjaminya uang sebagai modal. Usaha penjualan minyak tanah kemudian lancar banyak pelanggannya. Dia bisa menabung, membeli tanah persiapan membangun rumah. Suami tetap sebagai sopir pribadi, karena gaji suami sebagai back up untuk mereka bertahan hidup. Kemudian dia hamil dan kehamilannya bermasalah harus melahirkan dengan operasi. Keadaan ini membuat uangnya banyak habis untuk berobat dan melahirkan secara caesar di rumah sakit. Setelah anaknya berumur enam bulan terpikir lagi keinginannya melanjutkan usaha bejualan minyak tanah,
tapi yang berpangkalan kecil-kecilan. Dia mencoba meminjam ke sebuah bank dengan jaminan tanah miliknya, dan dipinjami Rp. 30 juta. Usaha berjualan minyak menjadi maju, dapat peluang baru sampai bisa membeli minyak setanki, yang langsung diterima di pangkalannya. Usahanya maju dan dia bisa membangun rumah. Namun masalah datang lagi, minyak menjadi sulit karena kebijakan pemerintah mengalihkan minyak tanah ke gas LPG. Usaha penjualan minyak pun menjadi tidak menentu, karena minyak tanah sudah sulit didapat, untung hutangnya di bank sudah lunas. Kemudian dia melihat banyaknya orang memelihara burung puyuh, dan ini menjadi peluang menjadi pengumpul dan penjual telur burung puyuh. Telur puyuh ini dibungkus beberapa biji dalam kemasan plastik, dijual dan ternyata sangat laku, banyak mendapat untung. Rumahnya dekat penggilingan daging untuk membuat bakso dan pentol. Dia melihat peluang baru dan menawarkan telur kepada pedagang bakso untuk dijadikan isi bakso tennis. Dia juga melihat peluang lagi, pedagang bakso juga ditawarinya daging sapi untuk digiling, atau daging yang sudah digiling. Akhirnya langganannya banyak, sampai akhirnya dengan simpanannya, dia bisa membeli sebuah mobil dan sebuah tempat berjualan atau toko di pasar. Sekarang usahanya di pasar semakin maju dan memerlukan beberapa orang karyawan utnuk membantu usahanya, apalagi anaknya yang kedua sudah lahir. Suaminya berhenti bekerja sebagaii sopir pribadi, ikut menjalankan usaha di toko. Alhamdulillah berkat usahanya yang tidak mengenal lelah sekarang keluarganya sudah hidup dalam berkecukupan. Nampaknya dia masih mencari peluang lain yang lebih besar. 2. Peluang Diperoleh Sambil Menjalankan Usaha dan Mengejar Nasib Dari kisah sukses (succes story) di atas terlihat bahwa yang bersangkutan tidak merencanakan sama sekali bagaimana peluang usaha itu akan diperolehnya. Dari kesulitan hidup yang dihadapinya bersama 200
suami dia bangkit menjadi tukang ojek. Sebenarnya keputusan menjadi tukang ojek wanita bukanlah pekerjaan mudah karena tidak lazim dilakukan oleh wanita. Keberaniannya sebagai tukang ojek justru menjadi titik pembuka baginya memasuki dunia usaha sebagai women entrepreneur (wanita pengusaha). Ibarat membuka jendela, sewaktu menjadi tukang ojek dia mulai melihat peluang-peluang usaha. Dari bagaimana tukang rempeyek yang jadi langganan ojeknya mengantar barangnya sampai menerima pembayarannya, dan dia dipercaya menjadi pengantar atau menerimakan uangnya. Otaknya mulai jalan mencari inovasi pekerjaan apa yang bisa dimasukinya. Mungkin banyak alternatif usaha yang bisa dilakukannya, tetapi dia lebih tertarik sebagai pedagang minyak tanah keliling menggunakan motornya. Masalah klasik dalam dunia usaha adalah darimana dia memperoleh modal
dan fasilitas sarana (resources). Mulailah otaknya jalan, orang pertama yang didatanginya adalah orang tuanya. Secara lisan dia mengajukan ‘proposal’ tentang rencana usahanya (business plan), dan disetujui orang tuanya dengan memberi pinjaman, akhirnya dia bisa mengatasi masalah modalnya. Dari hasil sebagai pedagang minyak tanah keliling dia bisa membeli sebidang tanah sebagai investasi. Masalah muncul lagi waktu ia melahirkan secara caesar, operasi yang memerlukan uang, habislah modal usahanya. Dia harus bangkit lagi, pengalaman sebagai pedagang minyak sudah dimilikinya. Modal diperoleh meminjam dari bank dengan jaminan tanah miliknya. Ini adalah suatu keputusan berani yang mempunyai resiko sebagai entrepreneur, dan salah satu ciri sebagai entrepeneur adalah risk taking (berani mengambil resiko).
Matrik 1. Menemukan Peluang Usaha Sambil Jalan (by the way) Peluang Nomor
Pekerjaan
Jalan memperoleh peluang
1
Jadi tukang ojek khusus wanita
2
Jadi tukang ojek, pengantar rempeyek keliling Jadi penjual minyak tanah keliling
Pekerjaan ini dilakoni sampai bertemu pelanggan tukang rempeyek, dipercaya jadi pengantar dan menerima pembayaran rempeyek.. Mulai memikirkan suatu usaha, karena melihat keberhasilan pembuat pedagang rempeyek Setelah bertanya dengan beberapa orang sampai kepada orang pintar, memutuskan untuk berjualan minyak tanah ketengan, dengan modal meminjam kepada orang tua sebanyak Rp. 1,5 juta Mencoba meminjam ke bank uang Rp. 30 juta membeli minyak per tanki. Usaha ini mengalami penurunan karena sulit mencari minyak tanah yang dialihkan ke gas Melihat banyak masyarakat yang memelihara burung puyuh petelur. Melihat peluang ini berniat menjadi pedagang telur puyuh Tetangga ada membuka usaha penggilingan daging, lalu menawarkan pengadaan daging kepada pedagang bakso pentol, sampai kepada daging yang telah digiling Usaha membuka toko di pasar untuk berjualan barang keperluan sehari-hari sambil mengendalikan usaha berjualan di pasar
3.
4. 5.
Jadi penjual minyak tanah berpangkalan, membeli per tanki dari agen. Jadi pedagang telur puyuh
6.
Jadi pedagang daging dan daging giling
7.
Jadi pemilik toko di pasar
Masalahnya datang lagi setelah pemerintah mengalihkan minyak tanah ke gas, minyak
tanah menjadi barang langka. Masalah peraturan pemerintah ini baginya
201
merupakan masalah dari eksternal yang diluar kendalinya merupakan tantangan (threat), dia harus mencari peluang lain. Ia melihat masyarakat banyak yang memelihara burung puyuh, dan telurnya banyak. Peternak nampaknya kesulitan menjualnya. Dia melihat telur burung puyuh ini sebagai peluang baru. Kemudian dia membeli dan menjual telur burung puyuh yang dikemasnya dalam plastik.dan laris sekali. Matanya sudah menjadi mata bisnis, kebetulan di dekat rumahnya ada tetangga yang mempunyai usaha penggilingan daging, dia menawarkan kepada penjual bakso telur puyuhnya sebagi bahan isi bakso tennis, dan telur puyuh rebus yang ditusuk seperti sate. Dia juga menawarkan daging atau daging yang sudah digiling kepada pedagang bakso. Usahanya makin maju sampai membuka toko di pasar, mempekerjakan beberapa orang karyawan. Untuk sampai kepada usahanya yang eksis sekarang dilakukannya dalam rentang waktu yang panjang, dalam matrik di atas dilaluinya dalam tujuh kali menemukan peluang, dan semua peluang itu diperolehnya sambil jalan (by the way). Kalau ada tantangan (threat) seperti adanya peraturan pemerintah mengalihkan minyak tanah ke gas, dia harus mengatasi tantangan ini. Dia harus banting stir mencari peluang yang lain. Dia tahu kelemahannya (weakness), belum dikenal orang sebagai pedagang minyak tanah eceran, dia harus mengatasinya dengan berkeliling mencari pelanggannya. Pekerjaan ini bukan hal yang mudah, tapi salah sudah menjadi ciri-ciri karakter sebagai wirausaha adalah tekun, tabah, tekad kerja keras, berani mengambil resiko dan menyukai pekerjaan yang menantang (Meredith dalam Pusposutardjo, 1999). .3. Mengajarkan Mencari Peluang Usaha Sambil Berceritera Terdapat banyak metode pembelajaran, dan umumnya yang paling sering dilakukan oleh guru adalah metode ceramah, karena guru merasa nyaman bermanover menjelaaskan materi yang
akan disampaikannya. Metode ceramah memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulannya adalah: (a) dapat diberikan kepada jumlah murid yang banyak; (b) dapat menyelesaikan suatu mata pelajaran dengan cepat. Kekurangannya antara lain: (a) murid sering kali tidak aktif dalam proses belajar-mengajar sehingga materi yang diterima menjadi kurang efektif. Metode ini sudah tidak sesuai dengan tuntutan dari tujuan pendidikan saat ini yang mengharuskan siswa lebih aktif dan berani dalam menyampaikan sesuatu. (b) metode ini sering menimbulkan kebosanan terhadap para siswa, (Panduan Guru.Com). Namun demikian dalam pembelajaran biasanya menggunakan metode yang bersifat eklektik (penggabungan dua atau lebih metode) untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan efektif (Puskur Kemdiknas, 2010:32) Masih dalam metode ceramah yang didalamnya diselingi dengan metode berceritera seperti yang umumnya dilakukan pada PAUD dan TK. Metode berceritera ini diperlukan untuk menghilangkan kebosanan dan menarik perhatian siswa yang kurang aktif belajar. Diharapkan guru bisa menceriterakan perjalanan hidup seperti contoh kisah di atas dengan menarik sambil memotivasi siswa untuk kelak suka berwirausaha. Ceritera tentang orang sukses seperti contoh yang dikemukakan di atas dapat dilakukan oleh guru sehingga dapat langsung memberi contoh bagaimana caranya seorang wirausahawan mendapatkan peluang usaha. Banyak diantara mereka yang memasuki dunia usaha seperti ceritera orang masuk ke dalam Gua Labirin seperti ceritera zaman Romawi yang memiliki banyak lobang. Pertanyaannya lobang mana yang dipilih, tidak bisa ditentukan sebelumnya. Dia memasuki lobang dan memilih langkah lanjutnya sambil mencurahkan pikiran dan perasaannya mempelajari seluk beluk Gua Labirin itu.. Akhirnya dia berhasil menembus Gua Labirin, keluar kesebelah bukit dan selamat dari hukuman raja. 202
Ceritera ini bisa membantu guru kurang mengetahui kerja kewirausahaan secara praktis. Penulis sendiri biasa menggunakan Kisah Sukses orang berwirausaha dalam menyampaikan kuliah, dan umumnya menarik perhatian mahasiswa; Selain itu mudah berimprovisasi dalam proses belajar mengajar. Kemdiknas menghendaki agar guru kewirausahaan akan lebih baik lagi jika guru juga memiliki pengalaman empiris di dalam mngelola usaha (Puskur, 2010:31). Diharapkan dengan ceritera ini bisa menutupi kekurangan guru kewirausahaan yang tidak memiliki empiris dan pengalaman praktis. Ceritera di atas juga merupakan gambaran seorang yang menempuh jalan hidup berliku-liku. Demikian pula tentang peluang usaha yang didapatnya. Dia memasuki peluang P1 dan dari P1 mengintip dan melihat peluang P2. Dari P2 melihat dan mempelajari P3 seterusnya dari P3 melihat dan mengambil peluang P4, dari P4 melihat peluang di P5 dan dengan jalan zigzag dari P5 ke P6, akhirnya ke P7. Bisa jadi ibu ini terus mencari peluang ke P8 yang lebih besar lagi dan seterusnya. Dari kisah sukses di atas banyak teori tentang kewirausahaan yang dapat
disampaikan dengan menyelipkannya dalam ceritera tersebut. a. Sikap ulet, kerja keras, dan suka tantangan dapat dijelaskan pada waktu menceriterakan Si Ibu ini mengambil keputusan jadi tukang ojek wanita. Pagi-pagi sudah ke pasar mencari penumpang. Pekerjaan ini dilakukan tanpa mengeluh. b. Sikap jujur sewaktu dipercaya mengantar rempeyek sekaligus menerima pembayarannya. c. Sikap bisa bekomunikasi waktu meminjam uang dari orang tuanya, bisa meyakinkan ‘proposal’ yang disampaikannya, dan kemudian diberi pinjaman untuk modal usaha. d. Sikap berani mengambil resiko waktu meminjam kredit dari bank dengan tanahnya sebagai jaminan. e. Sikap kreatif, ditunjukkan pada upaya mencari peluang usaha menjual telur puyuh yang dijual dengan dikemas plastik, menawarkannya kepada pedagang bakso sebagai isi bakso serta telur puyuh rebus. f. Berpandangan ke depan, mencari tempat berjualan atau toko di pasar, dan menciptakan lapangan kerja dengan mempekerjakan beberapa karyawan.
P2
P3
5
P4 7 P1
6 5
Gambar 4. Perjalanan Mencari Peluang yang Berliku-liku
203
Tanpa memasuki P1 dia tidak akan melihat peluang P2. Setelah memasuki P2 bisa melihat adanya peluang baru di P3. Gagal di P3 bisa beralih ke P4 dan seterusnya sampai ke P7. Peluang ini ditemukannya sambil jalan saja. Ceritera ini diharapkan akan membantu guru kewirausahawan bisa meyakinkan siswa bahwa peluang usaha itu ada dimana-mana, di atas bumi ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa dalam mengajarkan kewirausahaan terdapat kesulitan bagi guru untuk menjelaskan dan memberi contoh kepada siswa tentang bagaimana menemukan peluang usaha, bagi pengusaha pemula. Memang ada cara yang umum dilaksanakan seperti survey untuk membuat proposal atau business plan. Namun bagi orang yang berjiwa entrepreneur bisa langsung menjalankan usaha sambil mencari peluang lainnya. Untuk mengajarkan bagaimana mencari peluang tersebut, guru yang menggunakan ceramah akan lebih baik kalau menambahkannya dengan metode cerita dengan kisah sukses orang dalam berbisnis. Dari kisah sukses mendapatkan peluang usaha, bisa secara komprehensif menjelaskan pula sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, seperti ulet, jujur, berani mengambil resiko, berpandangan ke depan dan lain-lain. Dengan kisah sukses ini diharapkan bisa lebih memotivasi siswa yang sedang belajar, apalagi kalau guru dapat menyampaikannya dengan gaya bercerita yang menarik. Kenyataannya mencari untuk mendapatkan peluang bukanlah suatu hal yang mudah, bisa seperti memasuki Gua Labirin yang banyak lobang dan berliku serta sangat minim cahayanya. Dengan memasuki satu lobang diharapkan bisa mendapatkan peluang lainnya. Dari peluang usaha yang satu bisa mendapatkan peluang usaha yang lain. Kisah sukses yang merupakan kejadian sebenarnya akan lebih gampang memikat hati siswa untuk mengikuti pelajaran. Kisah sukses bisa memotivasi siswa memasang niat
dan tidak ragu-ragu untuk menjadi wirausahawan, sesuai dengan usaha pemerintah memperbanyak wirausahawan di Indonesia. 2. Saran-saran Diharapkan guru kewirausahaan bisa mencoba mengajarkan kewirausahaan mengenai peluang usaha dengan metode ceramah dan berceritera. Untuk bisa menemukan kisah sukses yang cocok dalam metode ceramah seorang guru kewirausahaan perlu banyak membaca kisah-kisah sukses para pengusaha. Akan lebih baik kalau kisah yang disampaikan itu merupakan kisah sukses dari pengusaha setempat yang mungkin dikenal oleh siswa.
DAFTAR BACAAN Alma. B, 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Penerbit Alfabeta, Bandung Panduan Guru.Com, 2013. Jenis Metode Pembelajaran/Metode Ceramah, diunduh 6 Desember 2014 Puskur Kemdiknas, (2010). Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan, Jakarta Pusposutardjo S. (1999) Pengembangan Budaya Kewirausahan Melalui Matakuliah Keahlian” Makalah pada Semiloka Wawasan Entrepreneurship IKIP Yogyakarta. Suryana, (2009). Kewirausahaan, pedoman praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Penerbit Salemba, Jakarta EntrepreneurBisnis.Com/read/20120304/670 18/jumlah wirausaha, diunduh 6 Desember 2014 www.bisnisrumahanpemula.com/contohanalisis-swot/ diunduh 3 Desember 2014.
204