Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia April 2011
1
Struktur Paparan Kerangka Analisis Survey Karakteristik kunci SBM di Indonesia Ringkasan hasil studi
2
Kerangka Analisis
3
Kerangka Akuntabilitas dalam SBM
World Bank 2003 4
Komponen Kunci SBM
Partisipasi dan pilihan (suara)
Otonomi (manajemen)
5
Akuntabilitas dan transparansi (compact)
Survey
6
Data dikumpulkan pada awal 2010 survey meliputi…
• Sampel national 400 sekolah dasar di 54 kab/kota
• 400 kepala sekolah • 781 anggota komite sekolah • 1,953 guru • 2,400 orang tua
• 54 SMP, satu per kab/kota • 54 kab/kota
• 54 Bupati/walikota • 52 Ketua dewan pendidikan • 47 Camat • 54 Ketua pengawas
Tes meliputi…
• Siswa di 400 SD
Desain Survey dan pelaksanaan oleh RAND Corporation
• 8,090 Bahasa
• 8,088 Matematika
7
Distribusi geografis sampel
8
0
.1
Fraction
.2
.3
Rata-rata 50% siswa berlatar belakang keluarga miskin, menurut Kepala Sekolah
0
9
20 40 60 share of students from poor families
80
100
0
.05
.1
Fraction
.15
.2
Rata-rata ukuran sekolah 180 siswa
0
10
200
400 total enrollment
600
800
0
.05
Fraction
.1
.15
Rata-rata rasio siswa dan guru untuk tingkat SD, STR=15 (max=44)
0
10
20
30 STR
11
40
.1 0
.05
Fraction
.15
.2
Rata-rata proporsi guru non PNS mencapai 30%
0
12
.2
.4 share of non PNS teachers
.6
.8
Hasil deskriptif
13
Komponen kunci SBM
Partisipasi dan pilihan (suara)
Otonomi (manajemen)
14
Akuntabilitas dan transparansi (compact)
Apakah orang tua memilih sekolah? Berapa banyak sekolah lain yang anda daftar? One other school applied 9%
Not applied any other school 90%
Two other schools 1% More than two other schools 0%
•Pilihan sekolah yang terbatas •Preferensi tentang sekolah cukup jelas 15
Apakah sekolah ini satu-satunya di wilayah anda?
Yes 32%
No 68%
Partisipasi Orang tua 100% 90% 80%
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Talked with Attended Talked with Helped with Provided your child’s schoolwide your child’s fundraising input on how teacher meetings for principal the school parents budget will be spent
never
16
once
Served on a Volunteered committee in the (other than classroom School (e.g., help Committee) with classroom activities
multiple times
Orang tua berkomunikasi dengan guru dan pihak sekolah tetapi sedikit yang aktif dalam aktivitas sekolah
Keterlibatan orang tua: fasilitas sekolah dan forum diskusi Kontribusi orang tua 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Computer(s)
School equipments
Books for the library
School uniforms
Desks and/or Construction chairs materials
Yes
Time to Time to maintain the organize extraschool facilities curricular (e.g., painting, activities repairs)
Cash
No
Partisipasi orang tua dlm pertemuan ttg berbagai isu 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
17
How BOS How the The school funds should be school budget vision, mission allocated 2009- should be and goals 1010? allocated 20091010
The school’s work plan
Yes
The school curriculum
No
The academic The choice of The syllabus or calendar textbooks syllabi of [child’s name]’s class(es)
Penilaian kepala sekolah ttg partisipasi orang tua 100%
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Helping with non-classroom activities at school (e.g., special programs, music
18
Volunteering in the classroom
1.No parent participation
2.Few parents participate
3.Many parents participate
4.All parents to participate
Komponen kunci SBM
Partisipasi dan pilihan (suara)
Otonomi (manajemen)
19
Akuntabilitas dan transparansi (compact)
Peran komite sekolah: pengelolaan atau pengawasan?
Kep Mendiknas 44/2002
21
“Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah ”
“Peranan” Komite sekolah (kuat) 1.
2.
3.
4.
22
Sebagai badan penasehat dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan pendidikan di lembaga pendididkan. Sebagai badan pendukung dalam hal keuangan, pemikiran, dan tenaga dalam implementasi pendidikan di lembaga pendidikan. Sabagai badan pengendali dalam hal transparansi dan akuntabilitas terkait implementasi dan hasil pendidikan di lembaga pendidikan. Sebagai perantara antara pemerintah (eksekutif) dan masyarakat di lembaga pendidikan.
… “fungsi” Komite sekolah (lemah) 1.
Meningkatkan perhatian dan komitmen masyarakat terhadap pelaksanaan mutu pendidikan
2.
Melakukan kerjasama antara masyarakat (individu / organisasi / sektor usaha / sektor industri) dengan pemerintah, dalam hal pelaksanaan mutu pendidikan
3.
Menerima dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan setiap kebutuhan pendidikan lain yang diusulkan oleh masyarakat.
4.
Memberikan masukan, saran dan merekomendasikan kepada lembaga pendidikan tentang: a) kebijakan dan program pendidikan; b) rencana anggaran sekolah; c) kriteria kinerja lembaga pendidikan; d) kriteria bagi pekerja pendidikan; e) kriteria fasilitas pendidikan, dan f) hal-hal lain yang terkait dalam pendidikan;
5.
Memotivasi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan untuk peningkatan kualitas dan kesetaraan pendidikan .
6.
Mengumpulkan uang dari masyarakat untuk mendanai pelaksanaan pendidikan di lembaga pendidikan
7.
Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan pendidikan, program, implementasi dan hasil di lembaga pendidikan.
23
Fakta….pengaruh komite sekolah bervariasi
24
Kepala sekolah merasa lebih berpengaruh dlm pengambilan keputusan Selama periode (2009-2010), sebagai kepala sekolah seberapa besar pengaruh anda terhadap aspek-aspek berikut di sekolah anda? 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Setting student admission criteria
Allocating Planning and Drafting the BOS funds allocating the school’s school work plan budget
1. not influential
25
Planning school facility
Purchasing Determining Determining Choosing Determining Hiring and Setting the supplies and the content school textbooks lesson firing of non- school’s materials of teacher calendar and content and PNS vision, professional instructional syllabi teachers mission, development materials and/or goals
2. little influential
3. quite influential
4. much influential
Komponen kunci SBM
Partisipasi dan pilihan (suara)
Otonomi (manajemen)
26
Akuntabilitas dan transparansi (compact)
Informasi Tekanan yang dirasakan terkait akuntabilitas
27
Rapor digunakan sebagai wahana untuk melaporkan kinerja akademis siswa pada orang tua Seberapa sering menerima rapor (2009-10) 60 50
%
40 30 20 10 0 Never
Once
Every semester
Quarterly
Monthly
Weekly
Seberapa mudah dipahami rapor tsb?
70 60 50 %
40 30 20 10 0 Very easy
28
Somewhat easy
Somewhat difficult
Very difficult
Informasi lainnya terkait kinerja sekolah sedikit yang sampai kepada orang tua % orang tua yg melaporkan sekolah menyediakan informasi dlm berbagai hal 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
School performance
29
Donations/aids Opportunities for School and/or received by the parent involvement student activities school in the school
… tapi sangat sedikit orang tua yg tidak puas thd sekolah dan guru-guru Kepuasan orang tua 100% 90%
80% 70% 60%
Very satisfied
50%
Satisfied
40%
Dissatisfied
30%
Very dissatisfied
20% 10% 0%
Overall, how satisfied are Overall, how satisfied are Overall, how satisfied are you with The management you with The quality of you with Your child’s of this school education at this school teacher
30
Diskoneksi antara informasi dan sikap % orang tua yang menjawab "ya" 120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Over the past two years, have you Do you agree with the statements received any information from your that the School Committee is child’s School Committee (e.g., responsive to parents’ opinions and information on BOS funds, school feedback on school related issues budget or invitation to attend school Committee meeting)?
31
Informasi mengenai sekolah yg dimiliki Komite sekolah sangat terbatas pada beberapa hal– fakta bahwa komite sekolah belum berfungsi sebagai bagian dari tim pengelola sekolah secara baik Komite sekolah menerima informasi dari sekolah 22.4
20.6
6.4 8.1
8.9 8.1
63.1
The school’s facilities
62.3
5.6 7.1
53.2
The school’s The school’s students and their extra curricular performance activities
1.Enough
32
34.1
2.somewhat enough
36.1 6.9 7.4
49.6
The school’s expenditures
3.Not enough
40.7
6.6 9.7
43
52.7
4.3 7.4 35.6
The school’s The school’s teachers and their curriculum, performance instruction and academic programs 0.Not received any
Kepala sekolah dan Kepala Dinas – tidak merasakan adanya tuntutan utk memperbaiki kinerja siswa selain sebagai badan pengawas Tuntutan orang tua untuk meningkatkan kinerja siswa: dari sudut pandang berbagai stakeholders strong to very strong
68%
33
63%
no to weak pressure
60%
56%
33%
37%
40%
44%
principal
Dinas
Sub-district
DEB
43%
39%
57%
61%
supervisor
SC chair
Sekolah bertanggung jawab kpd Dinas, melalui pengawas Selama periode (2009-2010), berapa kali sekolah menerima kunjungan pengawasan dari otoritas , menurut kepala sekolah
Frekuensi kunjungan ke sekolah (Laporan dari Pejabat kantor dinas Pendidikan daerah Kab/kota)
%
5.8
2.6 1.5 0.2 School Committee member(s)
District or subdistrict education supervisor(s) (pengawas)
Other district or sub-district education representative(s)
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1.Never
Education Board member(s)
2.Every year
3.Every semester
4.Every quarter
5.Every month
6.Every week
Seberapa sering kantor kecamatan mengunjungi sekolah, menurut kantor kecamatan 70 60 50 40 30 20 10 0 1. Never
34
2. Annualy
3. Every semester
4. quarterly
5. Monthly
Pengawas memiliki peran kunci dlm menghubungkan sekolah, guru dan otoritas Pengawas melapor kepada 50 40 30 20 10 0 reports visit findings to A. The principal
B. Teachers
C. School Committee
D. District of education
E. Sub-district of education
F. LPMP
V. Others
Guru menerima umpan balik dlm hal pengajaran 100% 80% 60% 40% 20% 0% Principal
1.Never
35
District or Senior Other district School sub-district teacher(s) or subCommittee education and peers district member(s) supervisor(s) education staff
2.Once
3.Every semester
4.Quarterly
5.Monthly
Province education staff
6.Weekly
Hal-hal dimana sekolah bertanggung jawab kepada Dinas, namun: (1) diagnosa kunci tidak tersedia, dan (2) keterbatasan dalam langkah yang diambil Tujuan Kunjungan Diknas (dilaporkan oleh Dinas) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Provide Check Provide Review Review and Monitor feedback on conditions of feedback on school discuss instruction in principal’s school teacher’s policies and school budget classroom performance buildings and performance procedures facilities
0 No
Langkah yang diambil oleh Dinas untuk Kepsek dengan kinerja yang rendah (dilaporkan oleh Dinas)
1 Yes
Bagaimana “kinerja” kepsek dan guru diukur? Standar pelaksanaan?
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Reassigned the principal to another school
36
Provided mentor
Gave notification letter
1.Yes
Provided training
3.No
Demoted principal back to teacher or administrator
Fired the principal
VI. Ringkasan Hasil Temuan
Sumber daya rendah kepsek; kualitas guru perlu peningkatan; hasil pengembangan kapasitas tidak merata
Hasil Pembelajaran sekolah
Kapasitas menuju hasil pencapaian
Otonomi terbatas;khususnya dalam mempekerjakan dan pemecatan guru; otonomi dalam alokasi sumber daya yang terbatas
Gerakan dan tindakan menuju hasil
“hak” otonomi
Bertanggung jawab atas hasil "tanggung jawab"
Top down
37
Interaksi dengan dinas kabupaten sering; Tapi tidak terfokus pada pembelajaran No “carrots" nor “sticks";
Badan Pengawasan Pemerintah
Bottom up (suara/ partisipasi) Orang tua; Masyarakat
Pilihan sekolah terbatas Partisipasi orangtua rendah Rapor sebagai suatu rutinitas Komite Sekolah tidak memiliki wewenang nyata Atau pengaruh; TIDAK ADA tekanan kepada sekolah
Kesimpulan Partisipasi: Partisipasi orangtua sangat rendah Keterlibatan orangtua kebanyakan dengan guru mengenai siswa secara individu Pilihan sekolah terbatas; pada saat ada pilihan, kemudahan untuk mengakses menjadi faktor dominan Otonomi: Pengambilan keputusan jauh didesentralisasikan ke sekolah dan tingkat kabupaten; pemerintah nasional sangat sedikit memiliki keterkaitan dengan kegiatan operasional di tingkat sekolah Kepala Sekolah memiliki pengaruh utama dalam pengambilan keputusan; Pengaruh Komite Sekolah sangat terbatas, misalnya untuk fasilitas sekolah dan meningkatkan hubungan sekolah-masyarakat Dinas kabupaten masih tetap berpengaruh dalam kalender sekolah, kurikulum, buku pelajaran, dan mempekerjakan guru
Akuntabilitas: Sekolah memberikan rapor individu siswa kepada orang tua secara rutin Orangtua umumnya puas terhadap sekolah, walaupun hanya sedikit informasi lain yang tersedia bagi mereka untuk mendukung sikap optimis mereka Penyedia layanan, kepala sekolah dan dinas kabupaten tidak menghadapi atau menghadapi sedikit tekanan untuk meningkatkan kinerja siswa Pengawas sekolah merupakan penghubung utama antara kabupaten dan sekolah, tetapi standar yang mereka gunakan untuk mengevaluasi kepala sekolah dan guru tidak jelas
38
Tantangan saat ini 1.
Pemerintahanan vs manajemen: Ada pemahaman yang luas bahwa kepala sekolah TIDAK menjadi bagian dari komite sekolah. Hal ini menjadikan Komite Sekolah sebuah fungsi "pengawasan", bukan fungsi "manajemen". Komite Sekolah kebanyakan berfungsi sebagai tempat bagi partisipasi masyarakat. Hal ini juga tidak berarti jelas bahwa kepala sekolah tidak boleh menjadi anggota (dalam sampel kami, sekitar 10% SD memiliki kepala sekolah dalam komite). Apakah peraturan hukum setempat membuatnya berbeda di seluruh kabupaten?
2.
Otonomi Sekolah: BOS didesentralisasi pada tahun 2011 – pencairan dana dari pemerintah daerah, bukan pemerintah pusat. Salah satu tantangan bagi pendanaan yang harus segera dicairkan adalah bahwa setiap sekolah harus memiliki alokasi anggaran rinci (tidak lump sum, namun spesifik misalnya item pengeluaran yang direncanakan) dikonsolidasikan ke dalam anggaran pemerintah daerah. Sebenarnya, hal ini menyadarkan kita bahwa sejauh ini, tidak ada dasar hukum otonomi sekolah di Indonesia. Sekolah lebih seperti kantor pemerintah, daripada sebagai lembaga otonom. Kita perlu memahami peraturan hukum/prosedur yang menetapkan otonomi sekolah dan semua masalah terkait hal ini.
3.
Akuntabilitas ke atas vs ke bawah: Tampaknya hubungan sekolah dengan orang tua (ke bawah) jauh lebih lemah daripada hubungan dengan kabupaten (ke atas, paling langsung melalui supervisor). Apakah hambatan bagi akuntabilitas ke bawah? Bagaimana meningkatkan akuntabilitas ke bawah? 39