MAKALAH TENTANG PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PELAJAR DI INDONESIA
DISUSUN OLEH : RATNA YUNESTI CANDRA DEWI 11001195 KELAS : BK D1 / 3 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2012
1|Page
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat menyelesaikan makalah tentang Peran BK terhadap Tawuran Pelajar Di Indonesia ini dengan baik tanpa hambatan. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah untuk mata pelajaran PSI. Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan tangan terbuka. Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang telah membimbing kami untuk membuat makalah ini.
Yogyakarta, 31 Oktober 2012
Penyusun
2|Page
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3 BAB I .............................................................................................................................................. 4 A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5 C. Tujuan ................................................................................................................................. 5 BAB II............................................................................................................................................. 6 A. Pengertian Tawuran ............................................................................................................ 6 B. Faktor Yang Menyebabkan Tawuran .................................................................................. 6 C. Cara Untuk Mengatasi ........................................................................................................ 7 D. Teori Menurut Tokoh ........................................................................................................... 7 E. Fungsi Bimbingan dan Konseling ........................................................................................ 7 F.
Peran Bimbingan dan Konseling Disekolah ....................................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................... 11 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12
3|Page
BAB I A. LATAR BELAKANG Semarang – Maraknya tawuran di kalangan pelajar membuat jajaran Polrestabes Semarang memantau aktifitas para siswa sekolah menengah di kota Semarang melalui tangan guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah.
Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan Maraknya aksi tawuran pelajar di kota besar hingga memakan korban jiwa, menjadi keprihatinan dunia pendidikan di Indonesia. Untuk mencegah aksi tawuran, dibutuhkan peran serta semua pihak, untuk mengatasinya. Meski di Kota Semarang tingkat perkelahian atau tawuran pelajar tidak terlalu tinggi, namun tetap menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan aparat kepolisian. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah melakukan pemantauan dan monitoring, terhadap sejumlah sekolah yang disinyalir kerap berbuat onar. Untuk itu, aparat kepolisian bekerja sama dengan guru Bimbingan dan Konseling, memonitor para siswa didik, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Hal itu dimaksudkan, agar tawuran pelajar bisa dicegah. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bunyamin mengupayakan lebih mempererat jalinan komunikasi antarkepala sekolah,untuk mengantisipasi tawuran antarpelajar. Pihaknya menilai,komunikasi antarkepsek menjadi salah satu kunci penting untuk menyelesaikan,jika ada permasalahan siswa antarsekolah. Pihaknya juga sudah mengumpulkan seluruh kepala sekolah negeri,mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan. Selain itu,para kepala sekolah juga diminta untuk meningkatkan kerja sama antarsekolah,melalui kegiatan-kegiatan bersama. Sehingga terjalin komunikasi yang baik,di antara siswa satu dengan lainnya. (ris/jak)
4|Page
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian tawuran? 2. Apa penyebab tawuran? 3. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi tawuran? 4. Apa peran BK disekolah?
C. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian tawuran 2. Mengetahui apa saja penyebab tawuran 3. Mengetahui cara mencegah dan mengatasi tawuran 4. Mengetahui peranan BK di sekolah
5|Page
BAB II A. PENGERTIAN TAWURAN
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar. Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik. 1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. 2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. B. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TAWURAN Faktor-faktor yang menyebabkan tawuran yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar.
6|Page
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
C. CARA UNTUK MENGATASI TAWURAN : a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar b.
Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnyaseorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik
c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri. d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya: membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya.
D. TEORI MENURUT TOKOH: Kartini kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja, diantaranya : a. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntut. b. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat c.
Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja
E. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Fungsi pencegahan adalah layanan bimbingan dan konseling yang merupakan suatu usaha untuk mencegah terjadinya suatu masalah, sehingga situasi yang dikhawatirkan akan memberi pengaruh negatif tidak menjadi kenyataan.
7|Page
2. Fungsi pemahaman merupakan usaha yang memberikan pemahaman tentang suatu masalah kepada peserta didik, agar mereka lebih memahami tentang masalah yang sedang dihadapi, sehingga bisa terpecahkan. 3. Fungsi pengentasan memberikan solusi terhadap masalah sehingga teratasinya berbagai permasalahan. 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah pertahanan serta inovasi terhadap sesuatu sehingga lebih berarti dan bermakna. 5. Fungsi penyaluran adalah memberikan kesempatan untuk menyalurkan bakat, minat, hobi yang dimiliki sehingga potensi yang dimiliki dapat berkembang lebih maksimal. 6. Fungsi penyesuaian adalah kesesuaian antara siswa dengan keadaan lingkungan, baik lingkungan belajar dan lingkungan sekitar.
F. PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DISEKOLAH Sebagai mitra orang tua, pihak sekolah atau guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak dan membentuk karakter. Pada usia sekolah, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sekolah. Dalam hal ini, guru-guru sekolah menjadi "orang tua" bagi anak-anak. Guru wajib mendidik dan menuntun anak-anak menjadi pribadi yang berprestasi dan berkarakter baik. Yang harus kita ketahui adalah anak-anak didik berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Hal ini tentunya memengaruhi pola pikir dan karakter anak-anak tersebut. Sebagai contoh, ada anak-anak yang taat kepada guru, rajin belajar, mau memerhatikan saat guru menerangkan pelajaran, namun ada pula yang suka bertengkar/tawuran, suka berbicara sendiri ketika guru mengajar, dan suka membolos. Lembaga sekolah seharusnya memiliki guru Bimbingan Konseling (BK) dan ruang khusus untuk melayani para siswa. BK di sekolah sangat diperlukan dalam pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan, dan pemeliharaan kepribadian siswa. BK bukanlah polisi sekolah. BK adalah pihak yang paling potensial menggarap pembentukan
8|Page
karakter anak dengan pendisiplinan dan perhatian. BK bukanlah "guru killer" yang tugasnya memanggil, memarahi, dan menghukum siswa bermasalah (nakal). Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan: "Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Sementara itu, konselor sekolah di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 telah diakui sebagai salah satu tenaga pendidik, seperti yang tersurat di dalam Pasal 1: "Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan." Dari pengertian tersebut, guru BK memunyai tugas khusus dalam bimbingan dan konseling (menurut Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nasional Nomor 25 Tahun 1993). Dengan kata lain, konselor sekolah memunyai peran dan tugas yang terkait dengan pendidikan karakter. Pada hakikatnya, peranan BK adalah mendampingi siswa dalam beberapa hal, antara lain dalam perkembangan belajar/akademis, mengenal diri sendiri dan peluang masa depan mereka, menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, dan menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu, serta mengatasi masalah pribadi (kesulitan belajar, masalah hubungan dengan teman, atau masalah dengan keluarga). BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan, bukan menghukum anak nakal/bermasalah, tapi juga memberi pujian bagi anak yang berprestasi. Dengan demikian, BK bisa menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk membuka diri tanpa waswas akan pribadinya. Oleh karena itu, tempatkan BK sebagai wadah bagi setiap siswa untuk mengadukan setiap persoalan yang mereka hadapi, dan bantulah mereka dalam
9|Page
menghadapi persoalan tersebut. Dengan demikian, sekolah dapat menolong para orang tua untuk lebih mengerti anak-anak mereka.
10 | P a g e
BAB III KESIMPULAN Faktor-faktor penyebab terjadinya tawuran ada dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan. Pada hakikatnya, peranan BK adalah mendampingi siswa dalam beberapa hal, antara lain dalam perkembangan belajar/akademis, mengenal diri sendiri dan peluang masa depan mereka, menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, dan menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu, serta mengatasi masalah pribadi (kesulitan belajar, masalah hubungan dengan teman, atau masalah dengan keluarga). BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan, bukan menghukum anak nakal/bermasalah, tapi juga memberi pujian bagi anak yang berprestasi. Dengan demikian, BK bisa menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk membuka diri tanpa waswas akan pribadinya. Oleh karena itu, tempatkan BK sebagai wadah bagi setiap siswa untuk mengadukan setiap persoalan yang mereka hadapi, dan bantulah mereka dalam menghadapi persoalan tersebut. Dengan demikian, sekolah dapat menolong para orang tua untuk lebih mengerti anak-anak mereka.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA Sumber bacaan: 1. "Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah". Dalam http://timotius sukarman.blogspot.com/2011/08/. 2. "Pembentukkan Karakter". Dalam http://kabarbaik.bravehost.com/modul/bab4_modul4.htm.
12 | P a g e