MAHASISWA KREATIF PERGURUAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kkeatif) Muhammad Alhada Fuadilah Habib Mahasiswa FISIP UNAIR
1.1 Latar Belakang Kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipupuk dan ditumbuh kembangkan pada setiap orang agar mereka dapat menciptakan, menemukan atau pun mengkreasikan suatu hal yang unik, menarik, lebih bermanfaat, dan juga tentunya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, persaingan di segala bidang terutama dalam bidang bisnis sangatlah ketat, sehingga kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat memenangkan persaingan dalam dunia kerja. Di samping itu, kebutuhan akan teknologi untuk membantu meringankan pekerjaan manusia sangatlah dibutuhkan, mengingat semakin sibuk dan kompleknya kegiatan atau masalahmasalah yang harus diselesaikan dan dihadapi oleh menusia. Maka dari itu, kreativitas sangatlah dibutuhkan dalam mengatasi dan menyelesaikan kebutuhankebutuhan manusia yang semakin beragam itu. Mengingat sangat pentingnya kreativitas, untuk itu setiap orang terutama mahasiswa perlu memiliki kemampuan tersebut, karena mahasiswa merupakan seorang intelektual yang harus mampu menciptakan suatu penemuan baru atau pun mengkreasikan suatu hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi umat manusia. Selain itu, kreativitas juga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang kelak akan bersaing di berbagai bidang terutama dalam bidang bisnis (dunia kerja) agar mereka dapat menguasai
pasar dan memperoleh keuntungan yang besar. Akan tetapi pada kenyatannya, saat ini masih banyak orang-orang terutama pada kalangan mahasiswa yang belum memiliki kemampuan itu. Data yang kami peroleh dari kemahasiswaan Universitas Airlangga menunjukkan, jumlah mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2010 sebesar 24.143 mahasiswa, namun pada kenyataanya hanya sebesar 269 mahasiswa yang mengirimkan proposal dan proposal tersebut terpilih sebagai salah satu ide yang memiliki nilai kreatif yang layak untuk didanai oleh Dikti. Hal ini dapat kita pakai sebagai salah satu indikator bahwa tingkat kreativitas di kalangan mahasiswa Universitas Airlangga masih sangat kurang sehingga perlu adanya pembelajaran dari beberapa mahasiswa lain yang memang sudah memiliki kreativitas yang tinggi. Selain itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia pada Februari 2012 masih mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang, hal ini menunjukkan bahwa masih terlalu banyaknya masyarakat di Indonesia yang tidak kreatif sehingga mereka tidak bisa menciptakan suatu pekerjaan atau bahkan lapangan kerja baru. Salah satu tujuan universitas adalah untuk mengembangkan SDM, yaitu mahasiswa yang berkualitas dengan salah satu kunci keberhasilannya adalah kreativitas. Adapun cara yang dapat ditempuh yaitu dengan mengadakan suatu kegiatan yang bersifat edukatif sehingga kegiatan tersebut dapat membangkitkan semangat para mahasiswa untuk bisa berkreasi dan berinovasi. Tetapi pada
kenyataannya, jumlah lulusan perguruan tinggi yang menganggur atau jarak yang lama antara kelulusan dengan mendapatkan pekerjaan masih cukup tinggi. Jumlah pengangguran intelektual di Indonesia mencapai 1,1 juta orang. Jumlah ini meningkat 15,71 persen dibandingkan 2010. (Primartantyo, 2012). Untuk mengatasi masalah seperti ini salah satu kiat yang dapat dilakukan yaitu dengan belajar dan memahami kehidupan orang-orang sukses yang memiliki kreativitas tinggi dalam mengembangkan usahanya, sehingga kita bisa mencontoh perilaku dan usaha-usaha kreatif yang mereka lakukan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami akan melakukan penelitian untuk mengungkap kehidupan mahasiswa yang telah sukses menciptakan karya kreatif yang mereka tekuni.
1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk memecahkan masalah kurangnya daya kreativitas dikalangan masyarat Indonesia khususnya bagi para mahasiswa agar mengetahui suatu model kehidupan yang bisa mendorong kreativitas pada seseorang dan juga mendorong untuk mendapatkan prestasi dari kreativitas yang telah dimiliki. Luaran yang kami harapkan dalam penelitian ini yaitu berupa artikel ilmiah dan jurnal ilmiah yang dipublikasikan baik dalam bentuk cetakan maupun elektronik, sehingga masyarakat terutama kalangan mahasiswa dapat mengakses dengan mudah dan dengan biaya yang murah. Tujuannya agar mahasiswa dapat membaca dan mengetahui penemuan kami tentang realitas kehidupan mahasiswa kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya, sehingga mereka dapat mencontoh dan mengambil pelajaran dari kehidupan mahasiswa kreatif tersebut, harapannya agar mahasiswa yang membaca akan termotivasi untuk menjadi sosok yang kreatif. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahamikehidupan mahasiswa kreatif perguruan tinggi negeri di Surabaya 2. Mengetahui faktor yang melatar belakangi pembentukan kreativitas pada mahasiswa kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya 3. Mengetahui kontribusi yang mahasiswa kreatif berikan bagi kehidupan masyarakat.
1.3 Urgensi (Keutamaan) Masalah kurangnya daya kreativitas masyarakat terutama di kalangan mahasiswa dapat mengakibatkan masalah yang serius, sebab di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan di segala bidang (sektor) sangat ketat dan membutuhkan daya kreativitas yang tinggi agar mampu bersaing dan tidak hanya menjadi korban dari globalisasi. Masalah kurangnya daya kreativitas masyarakat terutama di kalangan mahasiswa, terbukti telah menimbulkan dampak negatif seperti yang telah kami jelaskan di latar belakang di atas, seperti masalah banyaknya jumlah pengangguran intelektual di Indonesia, kurangnya masyarakat yang mampu memanfaatkan peluang, dan karena banyaknya angka pengangguran otomatis akan menimbulkan banyak kemiskinan, kejahatan, dan masalah-masalah sosial lainnya. Secara rinci penelitian ini penting dilakukan karena memiliki kegunaan atau manfaat seperti: 1. Setelah mengetahui kehidupan mahasiswa kreatif perguruan tinggi negeri di Surabaya, masyarakat terutama kalangan mahasiswa yang tidak atau kurang memiliki kreativitas, dapat belajar dan mencontoh kehidupan mahasiswa kreatif, sehingga mahasiswa lain yang kurang kreatif tersebut mendapatkan tips atau cara-cara yang ampuh dalam peningkatkan kreativitas.
2. Memberikan uraian solutif bagi masyarakat terutama mahasiswa dalam meningkatkan kreativitas mereka. 3. Memberikan motivasi kepada masyarakat terutama mahasiswa agar terus mengembangkan kreativitasnya, sebab dengan melihat kehidupan orang-orang yang suses mereka akan termotivasi untuk menjadi orang yang susses.
1.4 Studi Pustaka Dalam judul penelitian ini terdapat kata kunci utama yang perlu kita bahas lebih lanjut yaitu “Kreativitas”. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun sesuatu yang diperbaharuhi dari karya yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Craft, Anna. 2000). Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu: 1. Aspek Pribadi: Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya 2. Aspek Pendorong: Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungannya. 3. Aspek Proses: Ditinjau sebagai proses , menurut Torence (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya 4. Aspek Produk: Definisi produk kreativitas menekuni bahwa apa yang
dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Kreativitas tidak serta merta timbul, tetapi melalui proses. Proses kreatif menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2001:301) dalam bukunya Quantum Learning mengalir melalui lima tahap, antara lain: (1).Persiapan: Mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan, (2).Inkubasi: Mencerna faktafakta dan mengolahnya dalam pikiran, (3).Iluminasi: Mendesak kepermukaan, gagasan-gagasan muncul, (4).Verivikasi: Memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah, dan (5).Aplikasi: Mengambil langkah-langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut Menurut Colin Rose dan Malcom J. Nichol (2002:275) dalam bukunya Accelerated Learning, “Menjadi kreatif tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan Ilham. Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan mensyaratkan persiapan matang.” Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa kreativitas dapat dimiliki oleh siapa saja yang menginiginkannya, sehingga kreativitas tidak hanya dimiliki oleh seseorang karena takdir semata (bawaan sejak lahir), akan tetapi kreativitas itu dapat ditumbuh kembangkan dengan usaha keras dan belajar dari kehidupan orang lain yang memiliki kreativitas tinggi.
1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan, 1984:5). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami secara rinci berbagai hal yang berkaitan dengan dinamika kehidupan sosial seseorang /masyarakat serta berusaha menggambarkan dan menginterpretasi
objek sesuai dengan apa adanya (dalam hal ini yaitu kehidupan mahasiswa kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya). Teknik penentuan informan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling atau yang disebut juga judgemental sampling atau sampel pertimbangan bertujuan merupakan teknik penentuan informan dengan mengambil informan hanya yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel ini digunakan jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik atau kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, dan tingkat signifikansi tertentu, dalam kaitannya dengan penelitian ini yaitu mahasiswa kreatif perguruan tinggi negeri di Surabaya yang memenuhi syarat/kriteria yang akan kami sampaikan kriterianya di bawah. Teknik ini biasanya dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar seperti “seluruh mahasiswa kreatif di Surabaya dalam segala bidang” sehingga kami perlu membatasi informan penelitian dengan syarat/kriteria tertentu. Keuntungan dari pada teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data (informan) sesuai dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2002). Selain itu menurut pernyataan Strauss (1987) bahwa penelitian kualitatif tidak dapat dipaksakan, tergesa-gesa, dan buruburu (Denzin, 2009:295). Oleh karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana dalam penelitian ini, maka teknik purposive sampling adalah teknik yang kami rasa paling tepat. Dalam penelitian kualitatif, jumlah informan tidak dapat ditentukan di awal penelitian, tetapi kita dapat menghentikan penggalian informasi dari informan ketika data sudah jenuh (sudah tidak ditemui variasi data lagi). Akan tetapi yang dapat ditentukan di awal penelitian adalah jenis informan, yakni informan subjek (semua orang yang mengalami secara langsung
hal-hal yang diteliti), informan non-subjek (semua orang yang tidak mengalami secara langsung hal-hal yang diteliti, tetapi mengetahui berbagai hal yang diteliti), dan informan kunci ( semua orang yang mengetahui benyak hal berkaitan dengan yang diteliti walaupun tidak selalu mengalami secara langsung hal-hal yang diteliti, biasanya orang tersebut mengerti sejarah setting sosial atau realitas yang diteliti). Adapun kriteria informan yang akan kami jadikan sebagai informan subjek dalam penelitian ini yaitu: 1. Mahasiswa yang masih berstatus aktif di perguruan tinggi negeri di Surabaya; 2. Mahasiswa yang memiliki karya kreatif yang telah dipublikasikan dan mendapat penghargaan dari badan/lembaga tertentu baik dari dalam maupun dari luar negeri; 3. Karya kreatif tersebut bisa berupa ide/gagasan tertulis, artikel ilmiah, pengabdian masyarakat, karsa cipta, kewirausahaan, penerapan teknologi, hasil penelitian dan karya seni; dan 4. Mahasiswa tersebut pada saat hendak dijadikan objek penelitian masih dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta bersedia menjadi informan kami. Tempat yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu di rumah, dan atau di kos, dan atau di kontrakan, dan atau di kampus mahasiswa kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya, serta beberapa tempat lain yang sering mereka gunakan dalam beraktivitas. Adapun perguruan tinggi negeri di Surabaya yang kami maksud yaitu: Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel. Jangka waktu yang kami gunakan untuk menyelesaikan penelitian ini selama empat bulan yaitu mulai dari bulan Januari hingga bulan Mei 2013.
Sementara itu, teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) Merupakan proses pencarian data (informasi yang dibutuhkan) dengan cara tanya jawab (tatap muka secara langsung) antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam interaksi sosial yang relatif lama dan cukup intensif. Dalam proses wawancara mendalam ini, pewawancara harus menanyakan kepada informan secara detail, menyeluruh, dan akurat tentang informasi yang dibutuhkan agar diperoleh data yang lengkap dan utuh. b. Pengamatan Terlibat (Participant Observation) Merupakan suatu pengamatan dengan melibatkan diri dan mengambil peran sosial tertentu secara langsung terhadap informan yang hendak diteliti. Maksudnya yaitu peneliti tidak hanya memperoleh informasi dari hasil pengakuan informan saja, melainkan peneliti juga menyelami kehidupan informan secara langsung (mengikuti keseharian informan) dengan cara tinggal bersama informan atau ikut dalam kegiatan sehari-hari informan sampai mendapatkan semua data yang diinginkan. Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mencari kecenderungan tentang realitas sosial yang diamati, dan juga tidak dimaksudkan untuk memotret pola-pola umum dari realitas sosial yang diamati.Akan tetapi analisis kualitatif dimaksudkan untuk menginterpretasi terhadap makna dibalik perkataan dan tingkah laku subyek penelitian untuk mencari pemahaman mendalam tentang realitas sosial yang diteliti sebagaimana realitas sosial tersebut dipahami oleh subyek penelitian. Tahap pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Scalling Measurement, 2. Empirical Generalization, 3. Logical Induction. Dalam Scalling Measurement, langkah awal yang harus dilakukan yaitu membuat “Transkrip”. Transkrip adalah uraian dalam bentuk tulisan yang rinci dan lengkap mengenai apa yang dilihat dan didengar baik secara langsung maupun dari hasil rekaman. Untuk wawancara mendalam, transkrip harus dibuat dengan menggunakan bahasa sesuai hasil wawancara (bahasa daerah, bahasa asing, bahasa „khusus‟ dan lain sebagainya). Setelah transkrip selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu membuat kategorisasi data, kategorisasi data yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan “Personal File”, maksudnya adalah menggolongkan data yang ditemukan berdasarkan subyek yang diteliti. Kemudian langkah selanjutnuya adalah melakukan Empirical Generalization yaitu analisis terhadap isi transkrip. Adapun analisis yang dilakukan terhadap isi transkrip yaitu: 1. Menangkap makna dari teks untuk menunjukkan bagaimana makna dominan yang ada dalam teks dan makna yang dapat dipertentangkan yg bersifat spesifik. 2. Menunjukkan makna-makna yang melekat dalam suatu teks, utamanya makna tersembunyi yang terkandung dalam teks. 3. Menganalisis bagaimana teks berkaitan dengan kehidupan, pengalaman, kenyataan, dan halhal yg bermakna tentang subyek penelitian. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan Logical Induction, dengan mencari pemahaman mendalam terhadap realitas sosial yang diteliti sebagaimana realitas sosial tersebut dipahami oleh subyek penelitian, serta melakukan Interpretasi terhadap makna dibalik perkataan & tingkah laku subyek penelitian.
Strauss mengatakan, tata langkah dan teknik-teknik penelitian kualitatif tidak perlu diikuti secara kaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan Diesing (1971:14), bahwa prosedur tidaklah bersifat mekanis atau otomatis, tidak pula merupakan alogaritma yang bisa dipastikan akan memberikan hasil. Tatalangkah lebih dianjurkan supaya diterapkan secara melentur menurut keadaan; urutannya bisa bervariasi, dan dalam tiap langkah terdapat beberapa alternatif (Strauss, 2009:53). Dari sini dapat kita ketahui bahwa metode penelitian kualitatif tidak bersifat kaku sehingga tata urutannya dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada selama hal itu dapat mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap kehidupan mahasiswa kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama dengan menarik kesimpulan sementara (tentatif), kemudian seiring dengan bertambahnya data penelitian, maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang ada. Selanjutnya setelah semua data terkumpul maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan akhir untuk mengungkapkan temuan penelitian yang siap untuk dilaporkan dalam laporan hasil penelitian.
1.6 Mengenal Mahasiswa Kreatif
Kehidupan
Pada sub-bab ini akan kami uraikan seputar kehidupan mahasiswa kreatif secara rinci agar kita bisa lebih memahami kehidupan mereka secara lebih mendalam. Adapun yang akan kami uraikan yaitu seputar kehidupan (keseharian) mahasiswa kreatif, latar belakang yang menjadikan mereka menjadi sosok yang kreatif, serta kontribusi yang telah mahasiswa kreatif berikan bagi masyarakat. Informasi yang
kami dapatkan untuk menguraikan kehidupan mahasiswa kreatif ini berasal baik dari mahasiswa kreatif itu sendiri sebagai informan subyek, dari informan kunci serta dari informan non-subyek. Adapun informasi yang kami dapatkan seputar kehidupan mahasiswa kreatif yaitu sebagai berikut: A. Gambaran Kehidupan Mahasiswa Kreatif a. Kehidupan Berinisial HA
Mahasiswa
Kreatif
Pola sosialisasi yang dirasakan oleh HA di dalam keluarganya, awalnya lebih bersifat „otoriter‟, seperti adanya tuntutan dari orang tua kepada HA dan saudarasaudaranya untuk menjadi “ini” dan “itu”. Namun HA merasa, hal ini kurang sesuai untuk adik-adiknya. Akhirnya, karena pendekatan yang „otoriter‟ oleh orang tua kepada adik-adik HA dinilai kurang pas, HA merasa orang tua pun mulai menjadi „demokratis‟ (mulai luluh) dan sudah tidak „otoriter‟ lagi. Contoh yang bisa diberikan HA tentang bentuk „otoriter‟ orang tuanya misalnya seperti mengharuskan HA untuk meraih juara kelas saat ia SD, dan tuntutan itu dapat dipenuhinya, dengan menjadi peringkat 1 mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 SD. Namun tuntutan yang sama tidak dapat dipenuhi oleh adik-adik HA. Meskipun HA merasa mendapatkan perlakuan „otoriter‟ dari orang tuanya, HA mengaku orang tuanya tidak mematok untuk bersekolah di sekolah-sekolah tertentu saat HA akan masuk pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga orang tuanya memberikan kebebasan untuk memilih sekolah dan disesuaikan dengan nilai yang diperoleh. Dalam hal berperilaku, orang tua HA lebih menekankan penggunaan bahasa yang sopan kepada orang yang lebih tua (dengan Bahasa Jawa krama alus). Orang tua HA tidak pernah menghukum dengan cara kekerasan seperti memukul, tetapi dengan menasihati, memberi teguran saat bersikap kurang sopan pada orang lain.
HA mengaku memiliki kedekatan hubungan dengan orang tua, khususnya dengan sang Ibu. Oleh karena itu, ia selalu mengusahakan agar hubungan itu tetap terjaga, meskipun saat menempuh pendidikan sekarang ia harus terpisah dari orang tuanya. Dalam pergaulan dengan teman sebayanya, HA mengaku lebih memilih hubungan persahabatan yang memotivasinya. Terutama saat kondisi mentalnya „menurun‟, ketika tidak bersemangat. Meskipun HA tidak pilihpilih teman, tetapi dalam berteman ia tidak mau „berteman yang seadanya‟. Jika sudah menargetkan untuk berteman, maka harus menjadi pertemanan berkualitas dan dapat saling memberi manfaat yang tidak selalu berupa materi. Hal tersebut diperkuat oleh keterangan AS bahwa ia sering menerima bantuan dari HA berupa motivasi dan berbagi pengetahuan tentang menulis, sehingga AS pun termotivasi untuk menulis sebuah buku di bidang politik sesuai dengan jurusannya. Di sisi lain, AS juga selalu mensupport HA, misalnya ketika HA mengikuti berbagai perlombaan, AS mendukung melalui sms, telepon, dan juga saling sharing mengenai info lomba dan sebagainya. Selaras dengan hal itu, LM yang merupakan teman HA satu kos dan sekamar, selalu mendapat motivasi dari HA terutama ketika LM menulis. LM selalu diberi arahan bagaimana menulis yang baik. Selain memperoleh dukungan motivasi dan semangat dari HA, LM sendiri juga sering memberikannya pada HA sehingga dalam pergaulan mereka seringkali diisi oleh memberi dan menerima dukungan motivasi dan semangat serta berbagi pengetahuan. Keterangan ini diperkuat lagi oleh pernyataan salah seorang informan non subyek lain, RA, yaitu selain saling memotivasi, dalam hubungan pergaulan dengan HA, RA juga memberi saran dan masukan. Terlepas dari hubungan saling menguntungkan yang lebih banyak bersifat
non materi tersebut, ternyata HA juga sering mentraktir teman-temannya makan ketika keuangan HA sedang berlebih. Dalam hal berorganisasi, HA menyebutkan ia tengah bergabung dalam beberapa organisasi, seperti BEM Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, HIMA SASINDO UNAIR, sempat menjadi Menteri Riset dan Keilmuan AUBMO (organisasi mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi di UNAIR), LDS (kegiatan debat) dan juga sempat tergabung dalam Mercusuar Jurnalistik Universitas. Namun AS yang sempat menjadi Presiden AUBMO menyampaikan bahwa HA dalam berorganisasi kurang mampu untuk membawahi anak buahnya, HA lebih condong untuk bekerja sendiri, meskipun HA seringkali memberikan ide-ide cemerlang. Mengenai manajemen waktu, HA merasa sempat kesulitan pada saat awal berkuliah dulu karena harus menjalani proses beradaptasi dari dunia SMA ke dunia perkuliahan mahasiswa. Saat menjalani organisasi HA mengupayakan seoptimal mungkin, akan tetapi ia lebih fokus pada kuliahnya, karena ia merasa kewajiban utamanya adalah kuliah sedangkan berorganisasi esensinya sebagai kegiatan pendukung. Ia menggunakan waktu malam hari untuk belajar, biasanya setelah waktu isya’ (sekitar jam tujuh malam) dan tidak sampai terlalu mengurangi waktu tidur malamnya, sehingga ia mengupayakan pembagian waktu yang proporsional agar tidak jatuh sakit gara-gara belajar. Untuk temanteman di rumah, HA juga berusaha memberikan waktunya sepulang dari Surabaya untuk bermain dengan mereka, bahkan ia ikhlas „ngebosi’ (mengeluarkan uang) untuk bisa bermain dengan temantemannya. Sedangkan untuk teman-teman di kampus, ia selalu mengupayakan agar aktivitas bermain atau berkumpul dengan mereka menjadi sebuah kegiatan positif dan tidak melulu bermain di satu tempat saja.
Terkait hobi dan rutinitas HA, ia lebih menyukai dunia kepenulisan. Oleh karena itu HA selalu menyempatkan untuk menulis dalam rutinitasnya kesehariannya. HA mengaku misalkan sehari ia tidak menulis, ia merasa ada sesuatu yang kurang. HA menyempatkan diri untuk terus menulis, entah itu satu peragraf atau satu kalimat. Ia pun menuangkan tulisannya lewat berbagai media, seperti kertas, dalam handphone-nya, atau lewat up date status di akun jejaring sosialnya. HA berupaya agar tulisan-tulisannya selalu kaya akan motivasi. Ia ingin hasil karya tulisnya bermanfaat bagi orang lain, misalnya dengan tulisan sastra yang bisa dinikmati para pembacanya, kata-kata yang bersifat memotivasi yang bisa diambil hikmahnya. b. Kehidupan Mahasiswa Kreatif Berinisial GR GR merupakan salah satu mahasiswa ilmu komunikasi UNAIR angkatan tahun 2010, saat ini dia telah memperoleh banyak sekali penghargaaan baik dari dalam maupun dari luar negeri berkat usahanya yang terus mengasah dan mengembangkan kemampuannya dengan tekun. GR merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dia berasal dari keluarga yang bisa dikategorikan menengah keatas keadaan ekonominya. Dengan keadaan ekonomi keluarga yang baik tersebut GR bisa mendapatkan fasilitas yang lengkap untuk mengembangkan kemampuannya, orang tuanya pun sangat mendukung dia, beliau akan memenuhi segala kebutuhan GR demi prestasi anaknya. GR merupakan sosok yang bisa mengatur keuangan dengan baik, dia tidak boros dan berusaha menggunakan uang yang orang tuanya berikan untuk kegiatan yang bermanfaat. Dia tidak senang foya-foya dan menghabiskan uangnya untuk kegiatan yang percuma karena ia selalu ingat kepada ke-2 orang tuanya yang telah banting tulang untuk membiayai hidupnya. GR merupakan sosok yang sangat dekat dengan keluarganya terutama Ibunya, hampir setiap saat mereka selalu menjalin
kontak, walaupun Ibunyalah yang sering kali menghubungi GR terlebih dahulu. GR merupakan sosok yang baik, senang berbagi ilmu dan pengalaman, serta komunikatif dalam arti enak jika diajak ngobrol. Pria yang berperawakan kurus ini sebenarnya agak penutup jika bertemu dengan orang yang belum terlalu dia kenal, namun setelah mengenal cukup baik pria berambut pendek ini sangat terbuka, senang berbagi ilmu dan pengalaman, serta asik jika diajak ngobrol, sehingga temantemannya pun sangat senang meminta pertolongan kepada dia misalnya untuk menjelaskan materi di perkuliahan yang teman-temannya belum jelas, kemudian pinjam catatan ke dia karena catatannya tergolong lengkap, serta berbagi pengalaman seputar bela diri dan teknik vokal. Menurut teman-temannya penjelasan yang diberikan oleh GR sangat jelas dan mudah dipahami. GR merupakan sosk yang sangat rajin, date lines, dan santai. Dia selalu mengumpulkan tugas yang diberikan dari dosennya tepat waktu, ketika belajar baik dalam hal mengasah kemampuan bidang akademis maupun non akademis, GR seakan tidak kenal waktu. Teman satu kosnya sering melihat dia bekerja hingga larut malam bahkan menjelang pagi, namun GR juga bisa dibilang orang yang santai ketika bekerja dia masih bisa meluangkan waktunya misalnya untuk sejenak ngobrol-ngobrol dengan teman kosnya, atau membantu teman kosnya yang butuh pertolongan. GR merupakan sosok yang lebih senang belajar sendiri dari pada diterangkan oleh dosen, sebenarnya dia sosok yang bisa dibilang sering bolos kuliah namun tentu saja setiap mata kuliah tidak lebih dari tiga kali agar tidak terkena cekal, mungkin karena dia sangat sibuk dengan kegiatan-kegiatan non akademis diluar perkuliahan, misalnya dia ikut organisasi beswan djarum dan student exchange. Namun walaupun dia tidak masuk kuliah dia selalu bertanya dan meminjam catatan temannya dan
mempelajarinya sendiri, sehingga nilainya bisa dibilang selalu mendapatkan nilai A. GR bisa dibilang sosok yang multi talenta, dia pandai di bidang akademis, musik, dan seni bela diri, dari ke-3 kemampuannya tersebut masing masing sudah pernah mendapatkan penghargaan. Misalnya untuk bidang akademis dia pernah menjadi juara II nation Popular Research Competition di UI pada tahun 2012, lalu dia juga menjadi Juara I mahasiswa berprestasi fakultas pada tahun 2011, kemudian juara harapan I mahasiswa berprestasi UNAIR, dan pernah menjadi pembicara di Asian Cinema Society Conference di University of Hngkong pada tahun 2012. Lalu dibidang musik dia pernah mendapatkan medali emas dalam Prize Wqual Voice on varsovia Cantat Wordl Choir Competition 2012 di Polandia, dan juga Juara I Pekan seni mahasiswa Tangkai Lagu Pop tingkat universitas tahun 2012, kemudian sekarang dia saat ini juga telah menjadi salah satu pelatih di seni bela diri Muaitay. Selain ke3 kemampuan diatas GR ternyata juga sagat tertarik di bidang kewirausaan dan hal tersebut terbukti dari prestasinya yang pernah menjadi juara I lomba kewirausahaan Bisnin Depertemen Komunikasi UNAIR 2012. c. Kehidupan Berinisial VHC
Mahasiswa
Kreatif
Dalam penelitian yang telah kami lakukan kepada salah seorang mahasiswa kreatif dengan inisial nama VHC ditemukan data bahwa ia hidup dalam keluarga yang dapat dikategorikan dalam kelas ekonomi menengah ke bawah. Dengan keadaan ekonomi yang seperti ini tidak mengurangi semangat VHC untuk tetap mengembangkan kreatifitasnya khususnya dalam hal bermusik. Justru karena berasal dari keluarga yang hidup tidak bergelimang harta lah VHC berusaha dengan gigih demi keberhasilannya menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri di Surabaya untuk dapat memperbaiki perekonomian keluarga.
Keluarga VHC juga mendukung kreatifitas yang dimiliki oleh VHC meskipun peranan keluarga dalam membantu dari segi materi misalnya untuk membelikan alat musik. Akan tetapi kaitan dengan kegiatan pendidikan VHC , orang tuanya pasti mengusahakan untuk tetap membiayainya. Berkaitan dengan barang berteknologi yang ia miliki, VHC memiliki laptop, mp3, gitar listrik, handphone. Keseharian VHC dikenal sebagai seorang anak yang ramah dengan tetangga sekitar. Hal tersebut kami dapati dari data yang kami ambil secara langsung kepada tetangga VHC. VHC juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi di sekitar tempat tinggalnya. Ia mengikuti organisasi karang taruna dan ia juga menjadi ketua dari organisasi tersebut. Tidak kuran-kurang, selain di sekitar rumah VHC ia mengikuti organisasi karang taruna , VHC di kampus pun mengikuti organisasi kerohanian islam baik di tingkat fakultas dan universitas dan menjabat sebagai ketua juga. Meski aktifitas VHC begitu padat namun VHC tetap bisa membagi waktu antara kegiatan berorganisasinya, kegiatan kuliahnya, dan kegiatan band nya. Pagi hari VHC kuliah sampai sore hari, kalau malamnya ia gunakan waktunya untuk latihan band, kalau jadwal kuliahnya tidak penuh ia gunakan waktunya untuk mengajar les. Relasi yang VHC jalin terhadap teman-temannya begitu dekat, terutama salah satu sahabatnya HB yang membantu mengajarinya bermain gitar dulu ketika VHC masih pertama kali belajar main gitar. Dalam bergaul bersama teman, VHC juga tetap menjaga pergaulannya. Ia tidak serta merta mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya. VHC tidak merokok, ia juga tidak minum minuman keras, bahkan oleh temannya dia begitu menghargai dan tidak pernah ia mengeluarkan kata-kata kasar terhadap orang lain. VHC juga termasuk remaja yang rajin beribadah. Beberapa prestasi yang pernah didapatkan VHC dari kreativitas yang dia
miliki yaitu: VHC pernah menjadi Juara 1 Aransemen Lagu Indie Fest se-Jawa Timur 2011, lalu juga pernah menjadi Juara 1 Pencipta Lagu Indie Fest se-Jawa Timur 2011, dan juga pernah menjadi Juara 1 Kompetisi Band dalam rangka ulangtahun SMAN 17 Surabaya B. Latar Belakang Pembentukan Kreativitas pada Mahasiswa Kreatif a. Mahasiswa Kreatif Berinisial HA Makna kreatif bagi HA adalah menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi orang lain. Hubungan dengan teman-teman dekatnya memiliki pengaruh yang dapat dirasakan oleh HA terhadap kekreativisannya. Sejak awal pertemanannya ia telah membuat konsep pertemanan yang dinilainya baik dan positif. HA merasa saling memotivasi antara dirinya dengan teman-temannya yang cukup membawa pengaruh bagi pembentukan karakter kreatifnya. Apabila ada temannya yang lolos lomba atau mendapat nilai IP yang tinggi, HA dan teman-temannya akan sharing tentang keberhasilan mereka sehingga HA dapat menerapkannya pada dirinya. Sedangkan keterkaitan antara jurusan (program studi) dengan proses kreatif HA, terdapat hubungan yang positif. HA merasa sangat besar peran pengetahuan yang ia dapatkan dari jurusannya terhadap kreativitasnya. HA mengutarakan bahwa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Airlangga sesuai dengan kemampuan dan bakat yang ia miliki. Sebagian besar mata kuliah yang terdapat di dalamnya sangat mendukung pembentukan proses kreatif HA sampai menghasilkan sesuatu. Pada mata kuliah tentang puisi Indonesia, terdapat telaah puisi Indonesia. Di dalamnya HA mendapat didikan untuk membaca puisi. Meskipun HA telah menulis puisi sebelumnya, tetapi ia menjadi makin berkembang dan lebih tahu bahwa menulis puisi lebih sulit dari yang selama ini ia lakukan. Bakat HA dalam
penulisan puisi lebih terasah dengan baik setelah ia mendapatkan pengetahuan pada mata kuliah tersebut. hasilnya, ia pernah menjuarai lomba membaca puisi dan ia sudah mulai berani tampil di depan umum untuk membaca puisi. Dari mata kuliah lain, misalnya Telaah Drama Indonesia, ia mendapatkan kemampuan menulis drama dan hasilnya pada tahun 2011 dan 2012 ia meraih juara 1 dan juara 2 menulis lakon. Lainnya lagi, seperti kuliah Penyuntingan Bahasa Indonesia, semakin menambah kemampuan HA dalam proses penyuntingan atau editor, ia merasa itu sangat berguna untuk proses penulisan skipsinya. Satu lagi misalnya pada mata kuliah Retorika, yang menambah kemampuannya untuk berbicara di depan umum. Hal ini amat bermanfaat bagi HA, terutama ketika ia mengikuti kompetisi menjadi duta wisata yang mengharuskannya untuk berani tampil. Tak jarang pula HA menjadi MC atau moderator pada berbagai acara. Mengenai sosok figur tokoh yang menjadi panutan dan mendorong kreativitas, HA menyampaikan bahwa Rasulullah memang sudah menjadi panutannya, Rasulullah adalah yang nomor satu dan segalanya. Akan tetapi ada figur lain yang HA kagumi dan ingin menjadi sukses sepertinya, yakni Menteri Pendidikan Indonesia, Muhammad Nuh. Kalau misalkan bertemu dan sharing dengan beliau, HA merasa semangatnya meningkat dan mendapatkan motivasi yang „langsung dapat‟ (mengena). Sosok Muhammad Nuh membuat HA merasa „feel-nya dapat‟ (yang paling berkesan atau mengena), meskipun menurutnya belakangan beliau banyak dirundung masalah Ujian Nasional, tetapi beliau sangat professional, sangat smart serta the best baginya. Kondisi yang membentuk karakter HA menjadi kreatif menurut AS sebagai teman dekatnya, adalah pertama karena keadaan keuangan HA, hal ini dilihat dari statusnya sebagai penerima Bidikmisi dan
dari keluarganya yang kurang mampu secara ekonomi. Seperti yang disampaikan AS bahwa biaya hidup yang diberikan oleh beasiswa Bidikmisi dirasa kurang jika hanya mengandalkan biaya tersebut untuk menopang kehidupan mahasiswa, oleh karenanya HA berjuang untuk mensiasati kekurangan uangnya. Dengan mengikuti berbagai lomba, misalnya, HA akan mendapatkan uang. Dengan uang yang didapati itu, HA bisa menutupi kekurangan keuangannya. Menurut AS, HA pernah bercerita sering mengirim uangnya ke orang tuanya dan ke adik-adiknya. HA sendiri juga menyatakan bahwa HA akan berusaha untuk tidak membebani orang tuanya saat ia berkuliah di Surabaya, sehingga beban yang ditanggung orang tuanya hanya adik-adiknya saja. Jika mendapatkan kelebihan uang HA sering memberikannya kepada orang tua dan adik-adiknya di Solo. Yang kedua, menurut AS selain kondisi keuangannya, yang membuat HA menjadi sosok kreatif adalah dari hobi yang terus dikembangkannya. HA memiliki hobi menulis dan ia terus mengembangkan kemampuannya dalam hal menulis tersebut. Sedangkan suasana santai menurut HA yang tepat untuk mendukung proses kreatifnya. Akan tetapi HA juga menyatakan bahwa pada saat kondisi tertekan, seperti „dikejar date line‟ ia akan lebih terpacu. Justru saat santai-santai ia merasa menjadi tidak berkembang. Sehingga kondisi tertekan dirasakan HA sebagai motivasi untuk segera menyelesaikan sesuatu dan untuk segera action (bertindak). Perasaan HA saat menjalani proses kreatif dan menghasilkan suatu karya kreatif menurut HA seperti kebanyakan orang lainnya, saat karya tersebut bermanfaat bagi orang lain pasti ia merasa senang. HA juga berusaha mengimbangi perasaan senangnya dengan mencari tahu bagaimana orang lain menerima karya kreatifnya. Misalkan setelah menulis buku
yang ia rasa merupakan karya kreatif yang diciptakan orisinal dari dirinya, HA juga akan mencari tahu bagaimana temantemannya, orang lain, atau masyarakat menilai karyanya. Sehingga ia juga berusaha mengendalikan diri untuk tidak lekas berbangga hati, dan menjadikan penilaian-penilaian tersebut sebagai motivasi untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya. b. Mahasiswa Kreatif Berinisial GR Beberapa hal yang menyebabkan GR menjadi sosok yang kreatif sehingga karyanya mendapatkan banyak penghargaan baik dari dalam maupun dari luar negeri diantaranya adalah adanya sumber daya yang memahadi sehingga dapat mendukung kreativirasnya. GR yang berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi menengah keatas bisa mendapatkan sumber daya yang mencukupi dengan mudah untuk mendukung kreativitasnya, msalnya adanya laptop, tablet, smartphone untuk mencari berbagai macam informasi dengan mudah dan praktis, trus adanya fasilitas transportasi seperti mobil dan sepedah motor yang membuat dia dengan mudah dan nyaman pergi untuk berlatih mengembangkan kemampuannya. Kemudian adanya dukungan dari pihak keluarga yang selalu mendukungnya baik moral, materil, dan do‟a. Terutama Ibunya yang sangat perhaian selalu mendo‟akan GR dan selalu mencukupi kebutuhan materil GR, dan juga dukungan penyemangat. Selain itu teman-teman disekitarnya yang juga selalu mendukung baik itu moral dengan kata-kata penyemangat maupun sharing informasi mengenai berita-berita atau informasi baru yang bisa meningkatkan wawasan kreativitasnya. Selanjutnya GR juga akan merasa nyaman bekerja atau berlatih jika hal itu memang dia sukai (harus ada Passion), jika suatu hal itu dikerjakan karena terpaksa atau dia tidak senang hasilnya
akan asal-asalan atau bisa dibilang tidak maksimal misalnya saja tugas dari dosen yang mata kuliahnya itu tidak ia sukai. Namun jika sudah ada passiondia akan bekerja secara maksimal, tekun, rutin, dan bahkan tidak mengenal waktu, karena menurut dia hal itu merupakan hobby dan dia merasa senang dan nyaman bila melakukan hal itu, bahkan jika dia tidak melakukannya dia merasa ada yang kurang dan mengganjal dan harus segera dilakukan. GR sangat menjunjung tinggi prestise dalam dirinya, setiap ada perlombaan dia akan berusaha untuk memenangkan perlombaan tersebut dengan harapan dirinya bisa dipandang oleh orang lain memiliki nilai tersendiri terutama teman-temannya bahwa dia itu “Wah!!” dan beda dengan yang lain, selain itu dia juga ingin membanggakan orang tuanya karena ingin membayar semua pengorbanan yang telah diberikan oleh ke2 orang tuanya yang membanting tulang untuk dirinya dengan kebanggaan yang orang tuanya rasakan. GR juga merupakan sosok yang bisa mengatur waktu, walaupun kegiatannya sangat padat, dia tetap bisa mengatur waktu. Cara yang dia lakukan agar bisa mengatur waktu yaitu dengan menentukan skala prioritas yaitu mengerjakan hal-hal yang lebih penting terlebih dahulu baru disulul yang lainnya. Selanjutnya yang membuat dia bisa rajin, tekun, dan tidak bosan dalam mengembangkan kreativitasnya selain karena hobby juga karena adanya tujan yang ingin dicapai. Misalnya sejak awal GR sudah memiliki tujuan untuk bisa student exchange ke luar negeri secara gratis dan dia juga ingin bisa mengharumkan nama indonesia dengan mendapatkan prestasi di tingkat internasional. Akhirnya berkat ketekunan dan kerja kerasnya tersebut, tujuannya saat ini sudah bisa terlaksana untuk mendapatkan penghargaan di tingkat internasional.
Hal penting lain yang membuat GR menjadi sosok yang tekun mengembangkan kreativitasnya sehingga banyak mendapatkan prestasi yaitu karena ia ingin menghilangkan stigma negatif pada diri sendiri dan golongannya, ia mengetahui bahwa ia dan golongannya mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yaitu karena dia beberapa kali mendengar anggapan masyarakat bahwa mahasiswa yang berasal dari keluarga kaya dan masuk ke UNAIR lewat jalur PMDK mandiri tidak bisa berprestasi dan hanya mengandalkan uangnya untuk masuk UNAIR, bahkan dia juga pernah mendengan bahwa mahasiswa yang berasal dari keluarga kaya melakukan aktivitas kuliah hanya sebagai formalitas dan rutinitas untuk mengisi waktu luang dan mendapatkan gelar tanpa perduli terhadap prestasi pendidikannya. Hal itulah yang menjadi salah satu pemacu GR untuk menjadi sosok yang kreatif sehingga dengan kreatifitas yang ia miliki, kini GR telah berhasil membuktikan bahwa mahasiswa yang berasal dari golongan kelas ekonomi menengah ke atas mampu berprestasi bahkan sampai tingkat internasional. c. Mahasiswa Kreatif Berinisial VHC Data yang kami dapatkan dari penelitian kami kepada VHC bisa menjelaskan berbagai hal yang menyebabkan VHC menjadi seorang mahasiswa kreatif. Seperti yang telah dijabarkan pada kehidupan VHC, ia menceritakan bahwa sering kali ia latihan band dengan teman band nya. Bahkan ia bisa melakukan latihan band selama 3 kali latihan tiap minggunya. Sering kali ia mendapatkan inspirasi untuk membuat lagu ketika ia sedang dalam keadaan good mood. Karya kreatif VHC yang berupa lagu-lagu itu telah dilombakan pada audisi menulis lagu dan aransemen lagu yang akhirnya membuahkan hasil dengan meraih juara I. Akan tetapi agaknya VHC kurang berani untuk menunjukkan pada
peneliti lagu-lagu yang telah ia hasilkan. Itu karena VHC memiliki karakter pemalu yang kuat sehingga kita sebagai peneliti tidak bisa mengetahui lagu yang ia tulis dan ia aransemen untuk mengikuti perlombaan Djarum. Dalam menggali dan mengeksplorasi bakat kreatifnya VHC tidak segan segan meminta bantuan salah satu sahabatnya yaitu HB untuk membantunya ketika ia mengalami kesulitan dalam menemukan notasi-notasi yang pas dengan lagu yang telah ia hasilkan. Hubungan VHC dan HB begitu erat. Peneliti juga mendapati HB menginap di rumah VHC untuk berlatih gitar bersama. Meskipun VHC belum pernah mengikuti les musik, tapi VHC berlatih musik dengan gitar sederhananya yang ia miliki setiap hari, dan yang paling berperan dalam meningkatkan kreatifitas VHC tentunya sahabatnya yang ia kenal sejak duduk di bangku SMA itu. VHC menginginkan agar suatu saat ia dan band nya bisa menunjukkan eksistensi band nya di belantika music Indonesia. Dari panggung ke panggung ia lakoni untuk mewujudkan impiannya itu, meski banyak halangan yang merintang. Dari pihak ibu VHC juga masih belum bisa ikhas mengijinkan VHC untuk manggung di luar Kota Surabaya sebab khawatir terjadi apa-apa diperjalanan dikarenakan VHC dan teman-teman bandnya hanya mengendarai motor. Perjuangan yang dilakukan VHC tidak begitu saja, pernah suatu hari VHC manggung di suatu tempat, kemudian gitar yang dipakainya mengalami sedikit kerusakan dibagian senarnya, hingga VHC harus menahan rasa sakit dijarinya yang akhirnya mengeluarkan darah. Meski darah berceceran ia pun tetap professional dan melanjutkan konser seakan-akan tidak terjadi apa-apa padanya. C. Kontribusi yang Diberikan Mahasiswa Kreatif Bagi Masyarakat
a. Mahasiswa Kreatif Berinisial HA Melalui penerbitan buku karyanya, secara definisi menurut HA kegunaannya bagi masyarakat akan bermanfaat bagi pengetahuan mereka, untuk memotivasi dan menginspirasi mereka. Akan tetapi HA mengakui dampak secara langsung pada masyarakat ia belum mengetahui. Ia yakin hal itu baru dapat dipetik beberapa tahun kemudian. Karya yang HA hasilkan, seperti buku, telah terjual lebih dari lima ratus eksemplar. HA masih belum mengetahui secara pastinya sampai seberapa luas masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya, tetapi yang ia ketahui bahwa buku itu sudah tersebar secara nasional. Menurut HA teman-teman dari ujung-ujung pulau dan dari kota-kota lain sudah mengetahui hasil-hasil kreatif yang ia ciptakan, tetapi secara kuantitatif berapa besar jumlahnya ia tidak tahu. Dapat dikatakan terdapat kontribusi karya HA untuk memecahkan beberapa permasalahan, misalnya anggapan masyarakat bahwa kuliah harus mengeluarkan biaya yang banyak dan sebagainya, melalui bukunya (Dermaga Impian, ditulis bersama-sama dengan teman-teman penerima beasiswa Bidikmisi lainnya) dapat membuka cakrawala pengetahuan masyarakat tersebut bahwa ternyata ada beasiswa seperti yang ia dapatkan. Melalui beberapa karya tulis ilmiahnya, diharapkan orang lain dapat mengetahui hasil analisisnya tentang sesuatu. Orang lain dapat pula mengetahui ide-ide baru yang HA hasilkan, misalkan konsep greenbook, menghijaukan kembali tradisi menulis buku, yang memotivasi semua orang untuk bisa melakukannya dan ia berharap dampak yang ditimbulkan sangat besar, terutama bagi mahasiswa. Hasil kreativitas HA pun dapat berbuah menjadi bantuan-bantuan berguna bagi orang-orang di sekitarnya. Bantuan itu HA berikan baik dalam bentuk materi maupun non materi. Seringkali temanteman datang kepada HA untuk mencari wejangan atau sharing mengenai
keberhasilan-keberhasilannya, dan HA selalu berbagi. Ia merasa senang ketika ia merasa dapat membantu mereka dan mendorong semangat mereka. Dalam hal kuliah pun, jika ada adik tingkatnya yang kesulitan dan meminta bimbingannya, ia pun mengupayakan membantu semampu yang HA bisa berikan. Dalam hal materi, bantuan yang HA berikan seperti meminjami uang kepada teman-temannya yang membutuhkan ketika ia mendapat rejeki berlebih. AS pun mengakui bahwa HA sering memberi bantuan pinjaman uang kepada teman-temannya yang membutuhkan, akan tetapi AS hingga saat ini belum pernah meminjam uang kepada HA. Kepada orang tuanya, HA sudah meringankan beban mereka dengan tidak lagi dibiayai oleh mereka. HA pun sempat membiayai khitan adiknya. Melalui karyakarya kreatifnya, HA memperoleh hadiah materil yang dapat ia gunakan untuk membantu adik-adiknya, seperti contoh lainnya untuk mendaftarkan adiknya masuk SMA, membelikan sepedauntuk adiknya, membelikan televisi untuk keluarganya, sehingga ia merasa meskipun ia belum bekerja namun dapat memberikan bantuan materi melalui kreativitasnya. Contoh lain, misalnya belakangan HA membantu ibunya berobat. Ketika adiknya minta baju, minta sepatu, HA pun membelikannya. Saat kakaknya meminta jam tangan HA pun membelikannya. Ketika saudara-saudaranya meminta buku dan lain sebagainya, HA mengirimkannya dengan bantuan jasa paket kiriman dari Surabaya. Semuanya dari hasil berfikir kreatifnya, sehingga ia merasa mahasiswa jangan melulu kuliah-pulang kuliahpulang. Ia bersyukur sudah dapat sedikit membantu orang tua meskipun ia belum bekerja. Karya terbesar yang pernah HA hasilkan adalah terbitnya buku Dermaga Impian yang merupakan pertama kali di Indonesia yang menceritakan tentang kisah para mahasiswa penerima Bidikmisi. Buku
tersebut dilaunching oleh Pak Menteri Pendidikan langsung, dengan mengundang banyak wartawan lokal dan nasional, TV, koran dan sebagainya. HA mengaku dapat masuk televisi dan masuk koran karena berawal dari diluncurkannya buku Dermaga Impian itu. Melalui karyanya bersama teman-temannya itu, ia mampu saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, membagi ilmu dan motivasi. Buku itulah yang dirasa HA karya terbesarnya yang paling berkesan. b. Mahasiswa Kreatif Berinisial GR Beberapa kontribusi yang sudah GR berikan kepada masyarakat khususnya orang-orang terdekatnya adalah yang pertama tentunya rasa bangga yang dirasakan oleh ke-2 orang tuanya, kemudian program studi ilmu komunikasi pastinya juga mendapatkan nama baik dari prestasi yang di dapatkan oleh mahasiswanya hal tersebut terbukti dari nama GR yang sudah pernah masuk ke dalam majalah UNAIR sebagai mahasiswa berbretasi dari ilmu komunkasi, selain itu Universitas Airlanga pun juga turut merasakan manfaat dari prestasi yang pernah di raih oleh GR baik itu yang tingkat nasional maupun yang tingkat Internasional dengan mengharumkan nama baik UNAIR. Selain itu nama baik Indonesia pun juga ikut terangkat karena prestasi GR sebegai salah satu warga negara Indonesia yang pernah mendapatkan medali emas di kancah internasional. Lalu teman-teman dekar GR atau bisa diblang sahabat-sahabat dekatnya juga ikut bangga atas prestasi yang pernah diraik oleh sahabatnya ini. Kemudian dengan kemampuan yang dimiliki oleh GR teman-temannya pun juga turut merasakan manfaatnya misalnya teman-temannya yang sering meminta penjelasan kepada GR tekait pengetahuan akademis bisa memperoleh pemahaman dari penjelasan GR. Lalu teman-temannya juga sering meminjam catatan kepada dia karena catatannya yang tergolong lengkap juga bermanfaat bagi
mereka. Selain itu ketika ada tugas kelompok, teman GR yang satu kelompok dengan dia juga turut mendapatkan nilai tugas kelompok yang bagus berkat kemampuan berfikir GR yang kritis, mampu memahami teori dan mengkaitkannya dengan permasalahan. Selain dari bidang akademis GR juga sering mengajarkan kemampuan teknik vokal kepada teman-temannya terutama adik kelasnya yang baru bergabung dalam Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA), serta sebagai pelatih bela diri dia juga mengajarkan teknik bela diri kepada para muritnya. c. Mahasiswa Kreatif Berinisial VHC Melihat karya kreatif yang telah dihasilkan oleh VHC ini, peneliti mendapati data bahwa karya kreatif berupa lagu dan aransemen lagu yang dibuat oleh VHC ini kurang begitu memberikan kontribusi pada masyarakat. Pasalnya band yang diikuti oleh VHC ini masih belum begitu terkenal, jadi masih belum bisa menyebarluaskan lagu-lagu yang telah dihasilkan oleh VHC. Karakter VHC yang pemalu juga menghambat dirinya untuk dapat memberitahukan kepada masyarakat luas tentang lagu-lagunya. Setiap kali orang menanyakan tentang lagu yang telah ia hasilkan dan telah menjuarai kompetisi Djarum, ia pun enggan menunjukkan lagu tersebut. Akan tetapi dalam keseharian VHC sering bermain music bersama adik dari informan FB. Dengan data yang kami peroleh dari informan FB dapat menjelaskan bahwa VHC juga bersedia memainkan gitar dan adik dari FB yang menyanyikan lagu. Bahkan VHC juga mengajari adik FB untuk memainkan gitar. Dari sini lah kontribusi kecil yang diberikan oleh mahasiswa kreatif kepada masyarakat. Jika dilihat dari kreatifitas lainnya, VHC memberikan kontribusi lain kepada masyarakat sekitar dengan kegiatan mengajar les kepada tetangga, maupun
orang-orang lain yang menginginkan ia untuk membantu mengajari les kepada anak-anak mulai dari SD, SMP, SMA, hingga tes masuk SNMPTN. Dari kegiatan les ini VHC tidak pernah menarget bayaran kepada orang tua dari murid les nya. VHC menjalankan kegiatan mengajar les tersebut bukan semata-mata hanya untuk mencari uang untuk tambahan uang jajan saja, tetapi ia juga ingin mengamalkan ilmu yang ia miliki khususnya dibidang matematika kepada orang-orang sekitarnya. Walaupun ia sibuk kuliah , ia coba luangkan waktu untuk memberikan les kepada murid-muridnya. Kegiatan organisasi yang ia jalankan di karang taruna juga sangat membantu meningkatan kepedulian remaja-remaja sekitar rumahnya untuk ikut serta dalam organisasi tersebut. Dalam kegiatan karang taruna juga bertanggung jawab penuh akan kewajiban yang diembannya sebagai ketua karang taruna. Ia pernah mengorbankan waktu berkumpul bersama keluarga demi terlaksananya kegiatan karang taruna yang telah ia rancang bersama anggota-anggota karang taruna yang lainnya. Diperoleh data dari tetangga dan teman VHC bahwa VHC sangat aktif dalam kegiatan karang taruna dan membuat karang taruna di daerah VHC tinggal menjadi lebih aktif dan lebih hidup lagi dari keadaan sebelum VHC bergabung.
1.7 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan dengan sejumlah informan yang dibagi menjadi tiga tipe, yakni informan subyek, informan non subyek, dan informan kunci; dapat kita peroleh beberapa poin penting yang melatarbelakangi kreativitas mereka. Pertama, kreativitas dapat dimiliki oleh siapa saja yang tekun dan giat mengembangkan kemampuannya. Dari ketiga informan subyek penelitian kami, semuanya telah menghasilkan karya yang tidak serta merta langsung jadi, akan tetapi
memerlukan proses belajar untuk mematangkan kemampuan diri mereka. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari jurusannya juga berperan sebagai referensi hardskill dalam pembentukan kreativitas, di samping hobi yang terus dikembangkan, serta berbagai kemampuan softskill yang seringkali diperoleh di luar kegiatan akademis dan cenderung berbanding lurus dengan jam terbangnya. Kedua, keadaan finansial seperti apapun tidak menghalangi seseorang dalam mengembangkan kemampuannya untuk menjadi sosok yang kreatif. Seluruh informan subyek dalam penelitian ini berasal dari latarbelakang keluarga yang berbeda-beda termasuk kondisi ekonomi keluarga mereka. Ada yang mengalami keterbatasan finansial dan karenanya menjadi terdorong untuk menghasilkan karya-karya bernilai ekonomis atau mengikuti ajang perlombaan sebagai jalan memperoleh pendapatan keuangan. Ada juga yang berasal dari keluarga mampu sehingga berbagai kebutuhannya dapat tercukupi, tetapi justru dengan demikian mendorongnya untuk menunjukkan eksistensi diri sebagai mahasiswa mandiri dengan mencukupi keperluan dirinya melalui karya-karya kreatif yang dihasilkan. Kondisi finansial pada masingmasing orang bukan merupakan faktor utama dalam membentuk sosok kreatif, akan tetapi lebih pada motivasi untuk berkreasi entah berangkat dari kondisi macam apapun. Ketiga, kondisi terdesak bisa mendorong tumbuhnya kreativitas pada diri seseorang. Sering kita jumpai orangorang yang tidak akan maksimal jika bekerja atau berkarya dalam suasana good mood. Meskipun informan kami juga menyatakan demikian, tetapi mereka juga mengakui bahwa kondisi yang mendesak, seperti bekerja di bawah tekanan, batas waktu yang singkat, dan sebagainya akan mempengaruhi proses kreatif mengalir lebih lancar. Kondisi yang dirasa santai justru membuatnya merasa tidak
berkembang, sehingga perlu tekanan yang dapat memicu kreativitas. Keempat, ingin meningkatkan prestise dan ingin membanggakan orang tua dapat menjadikan seseorang lebih giat dalam mengembangkan kemampuannya. Keinginan untuk meningkatkan prestise atau citra diri dapat memberikan semangat yang kuat untuk mengembangkan kreativitas seseorang sehingga dengan kreativitas yang dimiliki tersebut bisa menjadikan seseorang memperoleh prestasi-prestasi yang membanggakan, dari prestasi yang didapat inilah yang akan meningkatkan citra diri di mata orang lain. Selain itu memiliki figur orang-orang yang dicintai (terutama orang tua) dan keinginan untuk menyenangkannya juga berperan dalam mendorong dan membentuk karakter kreatif seseorang. Berikutnya yang kelima, membangun relasi yang baik dengan banyak orang dapat membantu seseorang lebih mudah mengembangkan kreativitasnya karena akan mendapatkan banyak bantuan dan masukan yang bersifat membangun dari banyak orang baik itu berupa informasi atau pengalaman baru yang berhubungan dengan pengembangan kreativitasnya, maupun dukungan moral dan materil. Keenam, menetukan skala priotitas agar bisa mengatur waktu sehingga memiliki kesempatan untuk mengembangkan kreativitas. Kesibukan aktivitas sehari-hari terutama kegiatan kuliah biasanya berbenturan dengan hobi yang ingin dikembangkan dan pencarian pengalaman di luar kampus. Seseorang yang cenderung mengarahkan hatinya secara penuh untuk bergelut dalam hobi yang disenangi akan mengancam perkuliahannya. Namun terfokus pada bidang akademis saja juga akan mengurangi intensitas berkreasi. Untuk itu perlu ketegasan dalam menentukan skala prioritas, sehingga faktor kesehatan fisik juga dapat terjaga melalui istirahat yang cukup agar menunjang pengembangan
kreativitas, di samping menjalani kegiatan perkuliahnya dengan baik. Ketujuh, bekerja dalam bidang yang disukai atau yang menjadi hobi agar bisa maksimal dalam mengembangkan kemampuannya di bidang yang ditekuni tersebut. Kecintaan pada hal yang dilakukan akan mentenagai seseorang sehingga hasil yang diraih pun akan memuaskan. Bidang yang disukai tentu berhubungan dengan suasana hati (seperti disinggung pada poin ketiga), sehingga akan berbeda dengan melakukan sesuatu pada bidang yang tidak terlalu disukai atau bahkan sama sekali tak disukai. Kedelapan, dukungan dari berbagai pihak, seperti dari orang tua dalam bentuk yang dilakukan secara rutin dapat menjadikan pekerjaan (usaha) di bidang yang ditekuni memperoleh hasil yang maksimal. Hal itu biasanya lebih berupa dukungan moral, seperti mendo‟akan, mencurahkan perhatian dan kasih sayang serta kata-kata penyemangat. Selain dari orang tua, dukungan dari teman-teman atau orang-orang disekitar juga sangat berpengaruh dalam memaksimalkan pengembangan kreativitas, seperti informasi-informasi baru seputar pengembangan kreativitas yang bisa didapatkan, pengalaman-pengalaman baru, dan juga dukungan moral seperti penyemangat serta dukungan materil. Hal itu bisa didapatkan jika mempunyai banyak relasi seperti yang telah dijelaskan pada poin ke-5. Kesembilan, mampu secara sadar mengesampingkan hal-hal yang dapat memecah konsentrasi dan fokus, seperti percintaan atau melakukan hal-hal yang hanya bersifat bersenang-senang yang bisa menjadi penghambat dalam mengembangkan kreativitas. Menurut pendapat salah seorang informan, dengan menjauhi urusan percintaan dapat membuatnya tetap fokus dalam mengembangkan kreativitasnya. Perilaku bersenang-senang atau berfoya-foya juga merupakan hal yang dihindari oleh semua informan subyek penelitian ini.
Yang terakhir, upaya untuk menghilangkan stigma negatif pada dirinya dan kelompoknya membuat seseorang lebih bersemangat dan memiliki tekat yang kuat dalam mengembangkan kemampuannya untuk menjadi sosok yang kreatif. Stigma yang melekat pada seseorang akan tergantung pada latar belakang dan lingkungannya. Keinginan untuk mematahkan anggapan-anggapan merugikan itu juga akan mendorong seseorang untuk lebih kreatif, dengan menghasilkan karya-karya sebagai pembuktian untuk menyanggahnya.
1.8 Kesimpulan Dari hasil analisis yang kami lakukan, dapat disumpulkan bahwa: • Kreativitas dapat dimiliki oleh siapa saja yang tekun dan giat mengembangkan kemampuannya • Keadaan finansial seperti apapun tidak menghalangi seseorang dalam mengembangkan kemampuannya untuk menjadi sosok yang kreatif • Kondisi terdesak bisa tumbuhnya kreativitas seseorang
mendorong pada diri
• Ingin meningkatkan prestise dan ingin membanggakan orang tua dapat menjadikan seseorang lebih giat dalam mengembangkan kemampuannya • Membangun relasi yang baik dengan banyak orang dapat membantu seseorang lebih mudah mengembangkan kreativitasnya karena akan banyak bantuan dan masukan yang bersifat membangun dari banyak orang • Menetukan skala priotitas agar bisa mengatur waktu sehingga memiliki kesempatan untuk mengembangkan kreativitas • Bekerja dalam bidang yang disukai atau yang menjadi hobby agar bisa maksimal dalam mengembangkan kemampuannya di bidang yang ditekuni tersebut
• Do‟a dari orang tua dan do‟a dari diri sendiri secara rutin dan tidak mendadak dapat menjadikan pekerjaan (usaha) di bidang yang ditekuni memperoleh hasil yang maksimal dan dan serinhg kali memiliki nilai kreativitas yang tinggi
• Rasa ingin menghilangkan stigma negatif pada dirinya dan kelompoknya membuat seseorang lebih bersemangat dan memiliki tekat yang kuat dalam mengembangkan kemampuannya untuk menjadi sosok yang kreatif
• Mengesampingkan urusan percintaan yang bisa menjadi penghambat dalam mengembangkan kreativitas
Matriks Gambaran Kehidupan Mahasiswa Kreatif HA
GR
VHC
• Pola sosialisasi dalam keluarga yang menuntut prestasi HA serta penanaman nilai moralitas dalam berperilaku • Hubungan pertemanan yang saling memotivasi mendukung kreativitasnya • Mengikuti berbagai organisasi, namun lebih berfokus pada kuliahnya. Hal ini ditunjang dengan kemampuan membagi waktu dengan baik • Menulis adalah hobi HA. Ia selalu menyempatkan diri untuk menulis dalam kesehariannya
• Sosok yang multitalenta • Berasal dari keluarga ekonomi menengah keatas • Fasilitas penunjuang prestasi lengkap dimiliki • Hubungan dengan keluarga sangat akrab dan saling menyayangi • Sosok yang rajin, tekun, religius dan up to date • Tidak ingin terlalu membebani orang tuanya • Tidak suka berfoya-foya • Sangat pandai mengatur keuangan • Pandai mengatur waktu • Senang berbagi pengalaman • Suka membantu temannya dalam hal akademis • Senang belajar sendiri
• Kuliah pagi hingga sore hari • Malam hari ia gunakan waktunya untuk mengerjakan tugas • Apabila jadwal kuliah tidak terlalu padat ia gunakan untuk latihan ngeband • Mengajar les baik privat maupun nonPrivat • Aktif dalam organisasi kerohanian islam di kampus dan organisasi karangtaruna di rumahnya • Tidak pernah meninggalkan sholatnya • Sebelum shalat subuh ia selalu melakukan sholat tahajut • Apabila ada waktu senggang ia gunakan untuk pergi ke masjid untuk mengaji
Matriks Later Belakang Pembentukan Kreativitas pada Mahasiswa Kreatif “HA” •
•
•
•
•
•
•
Makna kreatif bagi HA adalah menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi orang lain. Hubungan dengan teman-teman dekatnya memiliki pengaruh yang dapat dirasakan oleh HA terhadap kekreativisannya Program studinya sangat mendukung perkembangan bakat HA dalam kepenulisan dan berkomunikasi HA memiliki figur seorang tokoh yang memotivasi dirinya untuk menjadi pribadi yang sukses. Kondisi keuangan dan hobi yang terus dikembangkan melatarbelakangi karakter kreatif HA Respon orang lain terhadap hasil karya HA menjadi motivasi tersendiri bagi HA untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya Ingin membuktikan bahwa menempuh pendidikan tinggi tidak selamanya menguras banyak uang, bahkan bisa menghasilkan uang dengan kreativitasnya.
“GR”
“VHC”
• Adanya fasilitas penunjang yang lengkap • Dukungan dari keluarga dan teman-temannya • Rajin dan tekun dalam mengembangkan hobinya • Ingin meningkatkan Prestise diri dan ingin membanggakan orang tua • Pandai mengatur waktu dengan menggunakan skala prioritas • Adanya tujuan/inpian dari awal yang ingin dicapai • Ingin menghilangkan stigma negatif bagi dirinya dan kelompoknya • Do‟a dari orang tua dan diri sendiri secara rutin dan tidak mendadak
• Sering melakukan latihan band tiap minggunya minimal berlatih 3 kali • Memanfaatkan semua sumber yang ada untuk menggali potensinya • Pengaruh teman dan pergaulan dalam mendukung kreatifitasnya • Totalitas dalam bermusik • Mengedepankan prestasi belajar dan prestasi bermusik dibandingkan urusan percintaan
Matriks Kontribusi yang Diberikan Mahasiswa Kreatif Bagi Masyarakat “HA” • Melalui penerbitan buku karyanya, bagi HA akan bermanfaat bagi pengetahuan orang lain, untuk memotivasi dan menginspirasi mereka. • Misalnya, Dermaga Impian, karya terbesar bagi HA bersama temantemannya, akan merubah anggapan orang lain bahwa kuliah tidak selalu menghabiskan biaya banyak • Hasil kreativitas HA dapat berbuah menjadi bantuan-bantuan berguna bagi orang-orang di sekitarnya. Bantuan itu HA berikan baik dalam bentuk materi maupun non materi.
“GR”
“VHC”
• Rasa bangga bagi ke-2 • Bersedia mengajari orang tuanya dan tetangganya yang ingin sahabat-sahabatnya berlatih gitar • Memberikan motivasi • Memberikan les privat kepada sahabatmaupun non-privat sahabatnya agar ikut kepada anak SD, SMP, mengembangkan SMA tanpa kreativitasnya menargetnya biaya les • Membawa nama baik • Mengembangkan Program Studi dan organisasi karang Universitasnya di kancah taruna di daerah sekitar nasional maupun rumahnya dan internasional membangkitkan • Sering membantu temansemangat pemuda temannya dalam untuk ikut dalam memperoleh pemahaman berorganisasi di dalam terkait materi karang taruna perkuliahan • Sering meminjamkan cacatan kuliahnya yang lengkap kepada temantemannya • Ide-ide kreatifnya sering menyumbang terlaksananya acara HIMAPRODI sehingga terlaksana dengan sangat menarik • Mengajarkan kemampuan nonakademisnya kepada teman-temannya yang ingin belajar
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Craft, Anna. 2000. Membangun Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press. Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Habib, Muhammad Alhada Fuadilah, dkk. 2012. Mahasiswa Kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kreatif). Proposal penelitian PKM-P. Surabaya: tidak diterbitkan. Habib, Muhammad Alhada Fuadilah, dkk. 2013. Mahasiswa Kreatif Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kreatif). Laporan penelitian PKM-P. Surabaya: tidak diterbitkan. Hari. 2009. Rangkuman Teknik Sampling Pada Data Kuantitatif dan Cara Menentukan Ukuran Sampel, http://har-stkip.blogspot.com/2009/02/rangkuman-teknik-samplingpada-data.html, September 2012. Nia,
2012. BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,61 Juta, Turun6%,http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911053/4/bps-jumlahpengangguran-di-indonesia-761-juta-turun-6, September 2012
Porter, Bobbi De dan Mike Henacki. 2001. Quantum Learning. Bandung: Kaifa PPMB UNAIR. Profil Singkat, http://ppmb.unair.ac.id/?view=profil.html&p=3, September 2012 Primartantyo, Ukky. 2012. Satu Juta Intelektual di Indonesia Menganggur,http://www.tempo.co/read/news/2012/04/13/173396869/Satu-JutaIntelektual-di-Indonesia-Menganggur, September 2012. Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyanto, Bagong dkk, 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Torance, 1988. Dalam buku “Pembelajaran Kooperatif”, Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. University Press. Surabaya.