IDENTIFIKASI KOMPETENSI ENTREPRENEUR UNTUK PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA DI TIGA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA Bayu Airlangga Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRACT The unemployment rate is still high, so the government continues to encourage the various parties are likely to create jobs (job maker). The government held a Student Entrepreneurial Program (PMW). Therefore, it is necessary to identify the entrepreneurial competencies student as a assessment standard selection in accordance with the purpose of PMW. This research was conducted at three state universities in Surabaya by using Psychological Test is applied in the form of competency test. The research begins through with k-means clusters test were separated into groups of successful and unsuccessful. The next stage is the Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) is used to get the model of the relationship between the criteria. This model will be input to the Analytic Network Process (ANP) data processing. This research resulted in the weight of each competency with persistent occupy top weight of 0.1791 and the last is the attention to the welfare of employees with weighs 0.0037. Applications entrepreneurial competency tests were then validated by testing performed at PMW 2012 recipients and the results show that the total value weighted competencies owned by the respondents is comparable with the success of businesses owned. Keywords: ANP, DEMATEL, Competency test, Student Entrepreneurial Program 1. PENDAHULUAN Pada pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai penyusunan jurnal tugas akhir yang meliputi latar belakang permasalahan, perumusan masalah dan tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia termasuk deretan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Hal itu menjadi permasalahan sendiri yang hinga kini tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah, yaitu masalah pengangguran. Pemerintah akhirnya berusaha untuk meningkatkan pembukaan lapangan kerja dengan cara mendorong lulusan perguruan tinggi menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job maker). Itulah dasar dibuatnya sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Setelah berjalan lebih dari dua tahun ternyata PMW belum memberikan hasil yang optimal. Berdasarkan proses yang telah dilakukan selama ini proses seleksi hanya berdasarkan pada kelayakan bussines plan, karena itu diperlukan penilaian kompetensi pada setiap individu yang akan menjalankan bisnis. Identifikasi kompetensi sebagai standart penilaian PMW diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Metode untuk mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki oleh penerima dana PMW adalah Psychological Test. Dari penelitian ini diharapkan standar yang ada dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam memilih mahasiswa penerima dana secara tepat.
1
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam jurnal tugas akhir ini adalah bagaimana mengidentifikasi kompetensi entrepreneur mahasiswa sebagai standart penilaian seleksi yang sesuai dengan tujuan PMW. 1.3 Tujuan Penelitian - Mengidentifikasi bobot tiap kompetensi yang dimiliki oleh kelompok PMW yang masih eksis dari 3 PTN di Surabaya - Mengidentifikasi kompetensi entrepreneur mahasiswa yang dimiliki oleh kelompok sukses PMW dari 3 PTN di Surabaya sebagai dasar dalam perbaikan proses seleksi - Membuat aplikasi tes untuk membantu seleksi per individu anggota kelompok PMW 2. LANDASAN TEORI Landasan teori yang akan ditulis disini meliputi pembahasan kompetensi, entrepreneur, model generik kompetensi entrepreneur, skala psikologi, uji k-means cluster, DEMATEL, ANP dan aplikasi berbasis web 2.1 Kompetensi Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang biasanya terkait dengan kinerja efektif menurut kriteria tertentu dan/atau kinerja superior dalam sebuah pekerjaan atau situasi (Spencer dan Spencer, 1993). Definisi lain dari kompetensi adalah kombinasi pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), kebisaan (abilities), karakteristik personal (personal characteristics) dan faktor-faktor individual lain yang membedakan kinerja superior dari kinerja rata rata pada situasi spesifik tertentu (Rolie, 2010). Kompetensi juga bisa didefinisikan sebagai kombinasi pengetahuan, keahlian, dan kebisaan yang mempengaruhi kinerja kerjanya (Moulton, 1996). Kompetensi digunakan untuk mengevaluasi proses kerja seseorang, karena setiap profesi memiliki standart kompetensi yang berbeda-beda, maka penilaian kompetensi setiap profesi disesuaikan dengan standart kompetensi profesi tersebut. 2.2 Entrepreneur Entrepreneur berasal dari Bahasa Perancis yaitu entreprendre yang berarti bertanggung jawab. Entrepreneur adalah pengusaha yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko, baik resiko dalam memproduksi suatu barang atau jasa, modal, dan tenaga kerja, dan dari usaha tersebut berorientasi untuk mendapatkan laba (Moko, 2005). Kriteria kesuksesan pada bisnis seorang entrepreneur adalah seperti berikut
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 1 Parameter Kesuksesan Suatu Usaha Kriteria Referensi Memiliki keuntungan, fasilitas lengkap, dan Tahija, J. ,1997 pegawai makmur Jangkauan Pasar Universitas bisnis, 2010 Omset Universitas bisnis, 2010 Diversifikasi produk melalui inovasi Universitas bisnis, 2010 Laba Kariyono, 2005, Mencapai tujuan atau visi misi Bisnis UKM, 2010 Lama Bertahannya usaha Antara, 2010 2
2.3 Model Generik Kompetensi Entrepreneur Didefinisikan sebagai suatu rangkaian kompetensi yang penting bagi kinerja yang superior dari sebuah pekerjaan. Model kompetensi ini memberikan sebuah petunjuk yang membantu seseorang memahami cara terbaik mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan atau memahami cara mengatasi situasi tertentu. Penyusunan kompetensi adalah suatu metode analisis jabatan ataupun profesi yang menitikberatkan pada keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik (Stone, 2002). Berhasil tidaknya kinerja seseorang tergantung dari kompetensi yang dimilikinya, apakah sesuai dengan kompetensi yang menjadi persyaratan minimal dari jabatan yang dimilikinya. Penelitian pada entrepreneur di tiga negara menghasilkan kompetensi-kompetensi entrepreneur sebagai berikut
No
1
2 3 4 5 6
Tabel 2 Kompetensi Entrepreneur Kelompok Kompetensi Kompetensi Inisiatif Menangkap dan memanfaatkan peluang Gigih ( ulet ) Achievement/ Kemampuan mencari informasi Prestasi Memperhatikan kualitas pekerjaan Komitmen pada kontrak kerja Orientasi efisiensi. Systematic Thinking Berpikir sistematis and Problem Solving Memecahkan masalah Kepercayaan diri Personal maturity Keahlian Mengakui keterbatasan diri. Persuasif Influence Menerapkan influence strategy Ketegasan Memimpin dan mengontrol Monitoring Credibility, integritas and sincerity Orientation to others Memperhatikan kesejahteraan karyawan Memperhatikan pentingnya hubungan bisnis
2.4 Skala Psikologi Skala psikologi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden,salah satunya menggunakan metode Likert. Skala Likert adalah instrumen yang umumnya digunakan untuk meminta responden agar memberikan respon terhadap beberapa statement dengan menunjukkan apakah dia sangat setuju, setuju, tidak menentukan, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap tiap-tiap statement (Sumanto, 1995). Langkah-langkah penyusunannya adalah (Azwar 2005): 1. Identifikasi tujuan akhir psikologis 2. Menentukan indikator-indikator perilaku apa saja yang akan diukur 3
3. Menyusun Blue Print untuk memandu penyusunan alat ukur 4. Pertanyaan disusun menjadi aitem-aitem yang Favorable dan Unfavorable agar terjaga konsistensi jawabannya 5. Validasi aitem-aitem pertanyaan kepada pihak-pihak yang bersangkutan 6. Setiap pernyataan disediakan empat pilihan jawaban, dimana responden diminta memilih salah satu jawaban. Pada masing-masing alternatif jawaban diberikan bobot tersendiri 2.5 Uji-K Means Cluster K-Means merupakan salah satu metode data clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk satu atau lebih cluster/kelompok. Metode ini mempartisi data ke dalam cluster/kelompok sehingga data yang memiliki karakteristik yang sama dikelompokkan ke dalam satu cluster yang sama dan data yang mempunyai karakteristik yang berbeda dikelompokkan ke dalam kelompok yang lain. 2.6 Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) Metode DEMATEL adalah suatu tools yang dapat mengubah hubungan antara sebab dan akibat dari kriteria ke dalam suatu sistem model terstruktur yang mudah dipahami (Tzeng et al., 2007). Penilaian dari ahli diperiksa dan dianalisa untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai elemen komponen dan bagaimana hubungan antar komponen tersebut. 2.7 Analytic Network Process (ANP) Analytic Network Process (ANP) adalah metode yang memberikan jalan untuk memasukkan pendapat dan pengukuran untuk mendapatkan prioritas skala rasio untuk pendistribusian pengaruh dari faktor dan kelompok faktor dalam suatu keputusan (Saaty, 1996). Bagian akhir, setelah penghitungan dari hubungan supermatriks akan didapatkan saling ketergantungan dari tiap kriteria serta bobot dari prioritas. Semakin tinggi bobot prioritas, maka akan semakin diprioritaskan. 2.8 Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui internet atau intranet menggunakan browser. Jika dahulu aplikasi hanya dapat dibuat berbasis desktop, sekarang telah ditemukan aplikasi baru yang berbasiskan web. Perancangan aplikasi ini menggunakan platform website yang membutuhkan paket software seperti LAMP, XAMPP, MAMP, atau WAMP. XAMPP merupakan paket software untuk menginstall dan mengkonfigurasi ketiga software yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL Database Server, serta bahasa pemrograman PHP dan Perl agar dapat berjalan dan saling terhubung sehingga programer web hanya tinggal menulis program PHP dan langsung menjalankan / mengetest program yang ditulis tersebut melalui web browser. XAMPP singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP, dan Perl. Output yang diharapkan dihasilkan dari aplikasi berbasis web ini adalah rangking calon penerima dana PMW yang akan di tes dikemudian hari. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh dewan juri untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima dana setelah diberikan pertimbangan-pertimbangan yang lain tentunya seperti seleksi tahap proposal dan presentasi.
4
3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : - Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan kompetensi entrepreneur, k-means cluster, AHP, DEMATEL, ANP dan skala Likert. - Menyiapkan kuesioner yang akan digunakan serta data responden. - Merancang aitem-aitem tes kompetensi kemudian membuat program aplikasinya. - Melakukan pengujian apakah aplikasi berjalan dengan baik, dan menghasilkan informasi sesuai dengan yang diharapkan. 4. PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi pengumpulan data penerima dana PMW dan data kondisi usaha bagi usaha yang masih eksis. Hasilnya digunakan untuk mengetahui mana kelompok yang sukses dan tidak sukses. Hasil pengolahan data digunakan untuk merancang model kompetensi dan aplikasi tes. 4.1 Penggolongan Tim Sukses dan Tidak Sukses menggunakan AHP dan K Means Cluster Berdasarkan parameter kesuksesan yang telah terbentuk untuk PMW, langkah selanjutnya adalah membuat klasifikasi penilaian untuk setiap parameter kesuksesan pada Tabel 3. Tabel 3 Klasifikasi Penilaian Parameter Kesuksesan Bisnis
Kemudian dilakukan pengisian pairwise comparison antara parameter kesuksesan oleh pakar. Setelah diolah dengan metode AHP menggunakan software Expert Choice , dida patkan bobot setiap parameter seperti berikut Tabel 4 Bobot setiap parameter Parameter Jangkauan Pasar Jejaring Bisnis Jumlah Omset Laba Bulanan Nilai Aset Lamanya Merugi Variasi Produk Jumlah Pekerja
5
Bobot Kriteria 0.119 0.339 0.067 0.305 0.042 0.028 0.032 0.069
Penyebaran kuesioner pun dilakukan untuk mengetahui komdisi usaha setiap tim. Ada 24 tim responden yang akan dikelompokkan menjadi tim sukses dan tidak sukses menggunakan k-mean cluster. Tabel 5 Data Tim Sukses PMW
Tabel 6 Data Tim Tidak Sukses PMW
4.2 Pembobotan Kompetensi Mahasiswa Wirausaha dengan DEMATEL dan ANP Tahapan dari metode DEMATEL adalah sebagai berikut, yaitu : Tahap 1 : Buatlah matriks secara langsung Tahap 2 : Melakukan penormalan pada matriks keterkaitan secara langsung Tahap3 : Mendapatkan matriks keterkaitan secara total Tahap 4 : Hitung grup dispatcher dan grup receiver Tahap 5 : Tetapkan nilai ambang batas dan dapatkan peta impact-diagraph Pada penelitian ini kuesioner DEMATEL akan diberikan pada 2 responden expert. Sehingga hasilnya adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Peta Impact Diagraph Peta impact-diagraph merupakan dasar dalam pembuatan model ANP. Pembuatan network ANP dilakukan dengan software super decision. 6
Gambar 2 Model Network ANP pada Software Super Decision Setelah model network dibuat selanjutnya dapat ditentukan nilai pairwise comparison melalui penyebaran kuesioner ANP kepada pihak expert. Data tersebut kemudian dimasukkan kedalam software super decisions, sehingga didapatkan:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tabel 7 Bobot dari Setiap Kompetensi Name Gigih Inisiatif Berpikir Sistematis Percaya Diri Melihat&Memanfaat Peluang Komitmen kontrak kerja Fokus pada kualitas Orientasi Efisiensi Pencarian Informasi Memecahkan Masalah Menerapkan influence strategy Ketegasan Memperhatikan pentingnya hubungan bisnis Keahlian Keterbatasan diri Persuasif Monitoring Credibility, integrity and sincerity Memperhatikan kesejahteraan karyawan 7
Normal 0.179195 0.136258 0.120732 0.096772 0.093637 0.078127 0.054816 0.042085 0.041200 0.040244 0.036957 0.016503 0.012502 0.011631 0.011183 0.009239 0.008252 0.006880 0.003786
4.3 Pelaksanaan Tes Kompetensi dan Validasi Perangkat Tes Kompetensi Untuk mengaplikasikan perancangan perangkat tes berbasis web maka digunakan bahasa pemrograman PHP 5.2.6. Sedangkan aplikasi yang dipakai untuk basis datanya adalah My SQL 5.0.51b. Setelah aplikasi jadi kemudian diminta responden mengisi nya. Hasil dari pengisian kuesiner aplikas adalah seperti berikut: Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Tes Kompetensi
Dari nilai yang telah diolah akan didapatkan standar minimum nilai Tes Kompetensi. Nilai tersebut merupakan nilai ambang batas antara tim yang sukses dan tidak sukses yang didapatkan dari pelaksanaan Tes Kompetensi. Nilai tersebut berada diatas19,38 dan dibawah 20,64 atau sekitar 20 Validasi standar nilai minimum kompetensi ini dilakukan dengan cara menguji cobakan Tes Kompetensi yang telah di inputkan nilai standart minumu. Uji coba ini dilakukan pada dua penerima dana PMW 2012 yaitu Andhito Titah Ramadhani dari tim Vido Garment. Hasilnya terbukti dari nilai total pada tes yang dilakukan oleh Andhito di atas nilai minimum, yaitu sebesar 21,0507. Hal itu berarti nilai kompetensi dari pimpinan tim Vido Garment berada diatas batas standart yang telah ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Andhito memiliki kompetensi entrepreneur mahasiswa diatas standard. Hal ini terbukti karena di kondisi nyata, bisnis Vido Garment telah memiliki jaringan yang luas hingga berskala nasional. Pada kondisi eksisting bisnis vido garment telah berkembang dengan pesat. Kini dalam waktu kurang lebih satu tahun mereka memiliki omset rata-rata sekitar 100 juta -150 juta perbulan dengan laba ratarata 10%-15%. Selain itu usaha ini juga padat karya dengan terus menambah jumlah pegawai hingga 14 karyawan tetap dan 15 karyawan tidak tetap.
8
5. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bobot dari setiap kompetensi superior yang didapatkan dari perhitungan DEMATEL dan ANP adalah sebagai berikut, kompetensi yang pertama adalah Gigih menempati bobot teratas sebesar 0.1791, Inisiatif 0.1362, Berpikir Sistematis 0.1207, Percaya Diri 0.0967, Melihat dan memanfaatkan peluang 0.0936, Komitmen pada kontrak kerja 0.0781, Fokus pada kualitas 0.0548, Orientasi efisiensi 0.0421, Pencarian informasi 0.0412, Memecahkan masalah 0.0402, Menerapkan influence strategy 0.0369, Ketegasan 0.0165, Memperhatikan pentingnya hubungan bisnis 0.0125, Keahlian 0.0116, Keterbatasan diri 0.0111, Persuasif 0.0092, Monitoring 0.0082, Credibility integrity sincerity 0.0068 dan yang terakhir adalah Memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan bobot 0.0037. 2. Kompetensi entrepreneur mahasiswa dibuat berdasarkan 19 kompetensi awal dari model generik entrepreneur milik spencer. Setelah dilakukan uji T didapatkan kesimpulan bahwa yang membawa mahasiswa menjadi wirausaha sukses ada 6 kompetensi yaitu Gigih, Inisiatif, Berpikir sistematis, Percaya diri, Melihat dan Memanfaatkan Peluang, Komitmen pada Kontrak Kerja. 3. Tes kompetensi entrepreneur mahasiswa yang dibuat dari hasil penelitian telah tervalidasi melalui uji coba pada kelompok yang sukses dan tidak sukses. Hasilnya adalah terbukti bahwa saat pimpinan tim bisnis memiliki nilai kompetensi terbobot yang tinggi akan sebanding dengan kesuksesan yang dimiliki oleh bisnisnya
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S., 2005, Penyusunan Skala Psikologi (cetakan ke VII), Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moko,P.A., 2005, ”Entepreneurship”, Bandung : Alfabeta. Moulton, C. S., Sunardi,O., Ambrosini, G., 2006, Competency Development, Integration and Application, Bussines & Management Journal Bunda Mulia, 2:1. Rolie, K.L., 2010, Getting Back to Work : Everything You Need to Bounce Back and Get a Job After a Layoff, USA : The Mac Graw Hill Companies. Saaty,T.L., 1996, Decision making with Dependence and Feedback The Analytic Network Process, Pittsburgh: RWS Publications. Spencer, L. and Spencer, S., 1993, Competence at Work-Model for Superior Performance, USA : John Wiley & Sons, Inc. Stone, J, R., 1997, Human Resource Management, Australia : John Wiley & Sons. Sumanto., 1995, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Offset , Yogyakarta. Tzeng, G. H., Chiang, C. H., & Li, C. W., 2007, Evaluating intertwined effects in elearning programs: A novel hybrid MCDM model based on factor analysis and DEMATEL, Expert Systems with Applications, 32(4), 1028-1044.
9