57
IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA DI POLITEKNIK NEGERI JAKARTA oleh Kadunci, Lenny Brida, Tuti Hartati
[email protected] Abstract Di masa yang akan dating, Indonesia membutuhkan banyak wirausaha baru dalam rangka mengejar 2% dari jumlah penduduk, sementara saat ini baru sekitar1,55% dari jumlah penduduk. Politeknik Negeri Jakarta(PNJ), sebagai lembaga pendidikan ikut bertanggungjawab dalam pengembangan atau menciptakan wirausaha baru. Untuk itu, PNJ telah memberikan bantuan Program Mahasiswa Wirausaha(PMW) kepada mahasiswa yang ada di 6 jurusan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah, apakah PMW sudah dilakukan spotcheck(Monitoring berkala)? Dalam seleksi penerima PMW di PNJ, tidak dilakukan psykotes, untuk menentukan calon penerima memlilki jiwa wirausa atau tidak. Selain itu, tidak melibatkan pihak ke tiga dalam proses seleksi, misalnya UMKM/pelaku bisnis atau perbankan dalam seleksi Business Plan/Rancagan Usaha.Program magang bagi calon penerima PMW belum dilakukan secaa optimal.Pencairan dana PMW yang terlambat turun dari Dikti, berpengaruh dalam awal kegiatan usaha.Dalam pelaksanaan usaha oleh penerima PMW belum dapat dijalankan secara optimal, karena tupoksi dosen pembimbing PMW tidak jelas.Monitoring PMW tidak jelas, ini tugas staf PD3 atau dosen pembimbing.Pelaporan kegiatan/usaha oleh para peserta penerima PMW tidak dilakukan secaa konsisten.Sebagia besar penerima PMW masih ragu, apakah mau focus melanjutkan bisnis/wirausaha dengan jamnan izajah atau mau cari kerja dengan risko mengembalikan dana ke PD3. Kata Kunci: Spotcheck,Program Mahasiswa Wirausaha
Abstract In the coming period , Indonesia needs a lot of new entrepreneurs in their pursuit of 2 % of the total population , while currently only sekitar1 , 55 % of the total population . Jakarta State. In addition , no third party involved in the selection process , for example, SMEs / businesses or banks in the selection of Business Plan / Rancagan Usaha.Program internships for prospective recipients have not done secaa optimal.Pencairan PMW PMW fund the late fall of Higher Education , influential in the early usaha.Dalam execution of business activities by the recipient PMW has not been able to run optimally , because the supervisor duties not jelas.Monitoring PMW PMW is not clear , this task PD3 staff or faculty pembimbing.Pelaporan activities / efforts by the participants made no secaa LPA receivers consistently . LPA receivers partially still in doubt , whether to continue the focus of business / entrepreneur with jamnan izajah or want to find work with the risks in return the funds to PD3 . Keywords : SPOTCHECK , Student Entrepreneurial Program
PENDAHULUAN Sebagai pelengkap program-program yang telah ada sebelumnya, sejak tahun 2009 Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
untuk dilaksanakan dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. Program tersebut dilaksanakan di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan di beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) hasil diseleksi Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) dengan alokasi dana yang
Epigram, Vol. 10 No. 1 April 2013:57-63
58 berbeda-beda. PMW bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap atau jiwa wirausaha (entrepreneurship) berbasis Iptek kepada para mahasiswa agar dapat mengubah pola pikir (mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) serta menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global. Dalam rangka keberlanjutan, program ini juga bertujuan mendorong kelembagaan pada perguruan tinggi yang dapat mendukung pengembangan programprogram kewirausahaan. Sebagai hasil akhir, diharapkan terjadinya penurunan angka pengangguran lulusan pendidikan tinggi.Keberhasilan program ini setidak-tidaknya dilihat dari tiga indikator, yaitu jumlah mahasiswa yang berhasil menjalankan usaha (sebagai wirausaha), terbentuknya model pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi, dan terbentuknya lembaga pengembangan pendidikan kewirausahaan yang tangguh dan mandiri yang mengkordinasikan berbagai kegiatan terkait kewirausahaan di perguruan tinggi. Pedoman PMW diperbaiki setiap tahun berdasarkan berbagai masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak serta pengalaman pelaksanaan PMW tahun tahun sebelumnya. Diharapkan pedoman ini dapat membantu perguruan tinggi dalam merencanakan dan mengimplementasikan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) pada tahun 2013 dengan lebih efektif dan efisien dengan capaian optimal, yang sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan alokasi dana berbasis kinerja pada tahun anggaran berikutnya.(Illah Sailah, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Februari 2013) Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan Indonesia masih memerlukan 4,4 juta
pengusaha.Jumlah pengusaha di Indonesia saat ini masih 400 ribu.Idealnya sebuah negara memiliki pengusaha yang jumlahnya tak kurang dari dua persen total warga. Sementara Indonesia baru 0,18 persen (Tempo, Senin, 9 Juli 2012). Pengusaha senior Ciputra mengatakan Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausahawan.Saat ini, jumlah wirausahawan di Indonesia belum mencapai 1% dari total jumlah penduduk. Dia mengungkapkan adanya 3 faktor penting yang harus diterapkan masyarakat di Indonesia untuk menumbuhkan jiwa wirausaha: integritas, profesionalisme, dan entrepreneurship (Detikfinance, Rabu, 28 November 2012). Indonesia hanya memiliki 1,55 persen wirausaha dari jumlah penduduk. Kenyataan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah wirausaha terendah di kawasan ASEAN (Jurnal Nasional, Kamis, 19 Jul 2012). Berdasarkan ilustrasi di atas, maka Politeknik Negeri Jakarta(PNJ) menerapkan mata kuliah Kewirausahaan bagai mahasiswa, yang ditunjang dengan adanya Program Mahasiswa Wirausaha(PMW). Hal ini bertujuan, agar ada sebagaian lulusan PNJ menjadi pebisnis, tidak selalu mencari kerca, tetapi menciptakan lapangan kerja. Populasi dan sampel Populasi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa penerima Program Mahawiswa Wirausaha PNJ, yang menerima dana PMW tahun 2011 dan 2012. Penerima PMW tahun 2011 ada 12 kelompok dengan melibatkan 51 mahasiswa. Sedangkan tahun 2012, ada 10 kelompok dengan 42 mahasiswa yang terlibat(Laporan PMW PPNJ, PD3, 2012, hal 9). Karena jumlah populasi 22 kelompok penerima PMW dan ada yg individu 2 kel, sehingga populasi termasuk
Kadunci, Lenny Brida, danTuti Hartat, IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PROGRAM MAHASISWA....
59 sampling jenuh, maka sampel yang digunakan adalah 20 kelompok penerima PMW di PNJ. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerima PMW 1. Proses Seleksi PMW Berikut hasil kuesioner terhadap 20 kelompok responden mahasiswa penerima PMW di PNJ, sebagai berikut: Dalam proses seleksi penerima PMW, sesuai tahapan yang diumumkan oleh Pudir 3 Bidang Kemahasiswaan setiap kelompok mahasiswa yang mengajukan PMW membuat Business Plan/Rancangan Usaha. Dari 20 responden, ternyata 100% mereka membuat Business Plan, hal ini terlihat dalam diagram pie sebagai berikut: Selain, membuat Business Plan, para kelompok mahasiswa yang mengajukan PMW, juga diminta mempresentasikan Business Plan 95%, sedangkan yang tidak mempresentasikan Business Plan sebesar 5%. Dalam seleksi penerima PMW, hal yang seharusnya perlu diikuti calon penerima PMW adalah psykotes, untuk mengetahui jiwa wirausaha dan networking. Dari 20 responden penrima PMW di PNJ, ternyata 100% penerima PMW tidak mnegikuti psykotes, karena pihak institusi tidak mewajibkan adanya psykotes dalam seleksi penerima PMW. Selain itu, dalam proses seleksi penerima PMW, menurut responden 100% pihak institusi dalam hal ini bidang Kemahasiswaan melakukan seleksi terhadap Business Plan yang masuk. Akan tetapi, didalam seleksi penerima PMW, pihak institusi/bidang Kemahasiswaan tidak melibatkan pihak ketiga, misalnya perbankan dan pengusaha/UMKM. Ketika hal ini ditanyakan kepada responden penerima PMW, ternyata responden menjawab bahwa 85% menyatakan Business Plan tidak dinilai oleh pihak perbankan, tetapi ada yang menjawab 15% dinilai perbankan. Sedangkan ketika ditanya, apakah proposal Business Plan juga dinilai oleh wakil pengusaha/UMKM, responden menjawab 90% tidak dinilai oleh wakil pengusaha/UMKM, tetapi ada responden yang menjawan 10% dinilai oleh UMKM.
Waktu ditanya, apakah setelah proses seleksi proposal Business Plan, para calon penerima PMW dilakukan visitasi oleh reviewer, dalam rangka verifikasi informasi tentang usaha, skala dll, 90% responden menjawab tidak ada visitasi, tetapi ada responden yang menjawan ada visitasi 10%. 2. Pembekalan Para penerima PMW setelah lulus seleksi Busines Plan, dilakukan pembekalan. Berikut ini jawaban responden penerima PMW PNJ tentang pembekalan bagi penerima PMW. Sebagian besar yaitu 90% responden penerima PMW telah menerima pembelakan, sedankan sisanya 10% tidak menerima pembekalan. Selain itu, pada saat mengikuti pembekalan, apakah para rsponden diminta untuk menilai materi atau performace dari para pemakalah oleh panitia, 95% jawaban responden tidak diminta menilai, sisanya 5% responden menjawan menilai. Setelah diberikan pembelakan, apakah para penerima PMW juga mengikuti program magang?Ternayata, 95% para penerima PMW melakukan maganag sesuai dengan proposal Business Plan, dan hanya 5% penerima PMW tidak melakukan program magang. 3. Pencairan Dana Sebelum pelaksannaan PMW, maka 100% para penerima PMW melakukan penandatanganan kontrak berupa Surat Perintah Melaksanakan Kerja (SPMK) dengan pihak institusi dalam hal ini PD3 bidang Kemahasiswaan. Ketika ditanya, apakah para penerima PMW mengetahui hak dan kewajibannya, 95% para penerima PMW mengetahui hak dan kewajibannya, tetapi ada 5% responden yang menjawab tidak tahu hak dan kewajiban sebgai penerima PMW.
Epigram, Vol. 10 No. 1 April 2013:57-63
60 Dalam hal pencairan dana PMW, sebagian besar 100% para penerima PMW tidak tahu, kalau pencairan dana PMW di PNJ dilakukan secara bertahap. Ketika responden ditanya, apakah dalam pencairan dana PMW tahap ke 2 para penerima PMW membuat laporan perkembangan usaha dan bukti pengeluaran dana tersebut, ternyata hanya 5% responden yang membuat laporan, sedangkan sisanya 95% tidak membuat laporan perkembangan usahanya. Satu hal yang menarik, ketika para penerima PMW ditanya apakah pencairan dana PMW yang diterima tepat waktu, 100% responden enjawab tidak tepat waktu, dengan alas an dana dari Dikti belum turun/cair. 4. Pelaksanaan Usaha Omzet rata-rata setiap kelompok penerima PMW antara Rp.1.250.000 sampai dengan Rp.3.000.000 per bulan, kecuali Kel Nara Kreatif rata-rata omzetnya Rp.20.000.00 per /bulan dan Kel Beau de’La Cake rata-rata omzetnya Rp.12.5000.000 per bulan. Pemsaran produk dari 20 kelompok penerima PMW PNJ adalah jabodetabek. Adapun permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam menjalankan usaha dari setiap kelomok penerima PMW PNJ adalah sebagai berikut: a. Masih kurang dipaearacaya klien, b. Banyaknya pesaing dari produk sejenis, c. Susah bagi waktu antara kuliah dan mengurus usaha d. Tidak ada kerjasama dengan vendor e. Toko masih kurang luas, f. Membutuhkan tempat untuk produksi g. Penerima PMW merasa dikejar deadline pengembalian modal, jangka waktu pengembalian terlalu singkat, h. Dana PMW terlalu lama diterima/cair
i. Kurangnya komitmen tim setiap kelompok, banyak anggota yg tidak bepartisipasi active, j. Pemasaran tidak berjalan maksimal k. Harga bahan baku fluktuatif(usaha sablon dan kripik singkong) l. Produk tertentu dijual dengan system borongan, yaitu usaha ternak lele dan belut, m. Sewa tempat usaha dinilai masih mahal, 5. Pendampingan/Mentor Menurut pendapat para responden/penerima PMW, 70% dosen pembimbing tidak memiliki pengetahuan tentang bidang usaha dijalankan oleh mahaisiswa penerima PMW.Sedangkan sisanya, 30% dosen pembimbing dinilai oleh penerima PMW memiliki pengetahuan dengan usaha yang dijalankan oleh penerima PMW. Jawaban responden penerima PMW bahwa 85% dosen pembimbing melakukan bimbingan terhadap usaha mahasiswa., sisanya responden menjawan 15% tidak dibimbing secara optimal oleh desen pembimbing. Ketika responden ditanya tentang monitoring pelaksanaan PMW oleh dosen pembimbing, menurut responden 70% dosen pembimbing tidak melakukan monitoring. Sedangkan dosen yang melakukan monitoring hanya 30% dimonitoring oleh dosen pembimbing. Alasan dosen tidak melakukan monitoring secara optimal(secara umum hanya dilakukan di kampus seperti bimbingan tugas akhi)r. Adapun alasan dosen tidak melakuan monitoring, antara lain: dosen pembimbing tidak jelas tupoksinya, dosen pembimbing tidak menerima surat tugas, dosen pembimbing tidak menerima honor dll Walau demikian, menurut responden dosen pembimbing 70% memberikan alternative pemecahan masalah yang dihadapi penerima PMW, sedangkan 30%
Kadunci, Lenny Brida, danTuti Hartat, IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PROGRAM MAHASISWA....
61 menurut responden dosen tdak memberikan solusi masalah yanga dihadapi penerima PMW. Menurut responden hanya 10% dosen pembimbing memberikan mediasi terhadap mahasiswa penerima PMW dalam pengembangan usaha dengan pihak lain, sisanya 90% dosen pembimbing tidak melakukan mediasi dengan pihak ke tiga. 5. Monitoring/Evaluasi Usaha Menurut responden 85% penerima PMW tidak dimonitoring oleh tim monitoring, baik oleh staf Pudir atau yang mewakili, sedangkan 15% para penerima dimonitoring. Adapun materi pada saat dimonitoring adalah sbb: omzet, asset, penyerapan tenaga kerja dan jangkauan pasar serta jumlah variasi produk seperti Nampak pada diagram sbb:
sedangkan sisanya 15% tidak membuat laporan. b. Laporan Kemajuan Untuk pembuatan laporan kemajuan sebagian besar responden, 90% tidak membuat laporan kemajuan, sisanya 10% membuat laporan kemajuan. c. Laporan Akhir Dalam pembuatan laporan akhir, 75% penerima PMW membuat laporan akhir, sedangkan 25% tidak membuat laporan akhir. B. Dosen Pembimbing PMW Dari 20 dosen pembimbing PMW di PNJ, berikut beberapa jenis usaha yang dijalankan oleh kelompok mahasiswa sebagai penerima PMW di PNJ, antara lain: 25% jenis ussahanya Kuliner, 15% jual pakaian, 10% sablon.
Data yang ditanyakan oleh tim monitoring 30 20 10 0
20 0 Omzet
19 1 Aset
17 3
17 3
Jenis Usaha 10%
17 3
Penyer Jangka Jumlah apan uan Variasi Tenag… Pasar Produk
Tidak
20
19
17
17
17
Ya
0
1
3
3
3
Tidak
Ya
Selain itu, pada saat dimonitoring hanya 10% dari tim monitoring menanyakan tentang proses produksi sampai pemasaran, sedangkan 90% sisanya tidak menanyakan hal tersebut. 6. Pelaporan Kegiatan Oleh Peserta PMW Dalam hal pembuatan laporan, atas pelaksanaan PMW yang dilakukan oleh para mahasiswa penerima PMW sebagai berikut: a. Pelaporan Bulanan Dari 20 responden, 85% penerima PMW membuat laporan bulanan,
5%
5% 5% 5% 5% 25%
5%
5%
5% 5%
5% 5% 5%
5%
Pakaian
EO
Kuliner
Pakaian dan EO
Pakaian Muslim
Recycle
Las
Warnet
Ternak Lele
Laundry
Tas
Sablon
Kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh dosen pembimbing PMW, sebagian besar 45% memulai usahanya tahun 2012 dan 40% tahun 2011, sisanya 10% tahun 2010. Dalam menjalankan usahanya, penerima PMW melibatkan 5 tenaga kerja 50%, dan 3 tenaga kerja 25%, 2 tenaga kerja 15%. Sebagian besar 65% dosen pembimbing pernah melakukan visitasi terhadap usaha
Epigram, Vol. 10 No. 1 April 2013:57-63
62 yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa penerima PMW, sedangkan sisanya 35% belum pernah melakukan visitasi. Pertemuan antara dosen pembimbing dengan kelompok usaha penerima PMW dilakukan secara terjadwal 90%, sisanya 10% pertemuan tidak dilakukan secara terjadwal. Selain itu 70% dosen pembimbing melkukan pembimbingan bagi mahasiswa penerima PMW, sisanya 30% dosen pembimbing tidak melakukan pembimbingan. Dalam hal mediasi antara penerima PMW dengan UMKM, ternyata dosen pembimbing sebagian besar 75% tidak melakukannya, sedangkan yang melakukan hanya 25%. Dosen pembimbing penerima PMW sebagian besar 100% melakukan monitoring, walaupun haya dilakukan lewat telepon. Adapun yang melakukan evaluasi terhadap kegiatan penerima PMW 95%, hanya 5% yang tidak melakukan evaluasi. Sedangkan dosen pembimbing yang melakukan kegitan konsultasi pada mahasiswa penerima PMW sebesar 100%. Sebagian besar 95% dosen pembimbing tidak ikut memberikan investasi pada usaha yang dijalankan oleh mahasiswa penerima PMW, hanya 5% yang ikut partisipasi usaha.
e. Sebaiknya PNJ menjalin kerja sama dengan UMKM, dalam halpendampingan bagi penerima PMW, f. Dibutuhkan lembaga tersendiri untuk mengelola PMW, g. Diperjelas target PMW, apakah untuk strat up/pemula atau pengembangan usaha, h. Usahakan pencairan dana PMW tidak terlambat, i. Adanya award untuk PMW yang sukses, j. Adanya pertemuan bulanan bagi penerima PMW di kampus, k. Kurang monitoring PMW secara berkala, sebagai alat konmunikasi dengan penerima PMW, l. Belum optimal peran dosen pembimbing, m. Dosen pembiming tidak turun ke lapangan, monitoring dilakukan hanya lewat telepon, n. Kurang pelaatihan dibidang pemasaran produk yg dihasilkan PMW, o. Penerima PMW tidak merasakan adanya kemudahan birokasi di PNJ p. Penerima PMW ada kecenderungan dilepas atau jalan sendiri,
C. Masukan Bagi Pengelola PMW di PNJ Dalam pelaksanaan PMW di PNJ, ada beberapa masukan yang diberikan oleh kelompok mahasiswa penerima PMW adalah sebagai berikut: a. membutuhkan dorongan moril dan msteriil, serta semangat wirausaha, b. adanya bantuan atau bimbingan dari dosen yang maksimal, c. jadwal kegiatan PMW yang dikelola PD3, informasi ke mahasiswa/peserta penerima PMW sering terlu mendesak, d. pengambilan keputusan lambat
SIMPULAN a. Dalam seleksi penerima PMW di PNJ, tidak dilakukan psykotes, untuk menentukan calon penerima memlilki jiwa wirausa atau tidak. Selain itu, tidak melibatkan pihak ke tiga dalam proses seleksi, misalnya UMKM/pelaku bisnis atau perbankan dalam seleksi Business Plan/Rancagan Usaha. b. Program magang bagi calon penerima PMW belum dilakukan secaa optimal.
Kadunci, Lenny Brida, danTuti Hartat, IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PROGRAM MAHASISWA....
63 c. Pencairan dana PMW yang terlambat turun dari Dikti, berpengaruh dalam awal kegiatan usaha. d. Dalam pelaksanaan usaha oleh penerima PMW belum dapat dijalankan secara optimal, karena tupoksi dosen pembimbing PMW tidak jelas. e. Monitoring PMW tidak jelas, ini tugas staf PD3 atau dosen pembimbing. f. Pelaporan kegiatan/usaha oleh para peserta penerima PMW tidak dilakukan secaa konsisten. g. Sebagia besar penerima PMW masih ragu, apakah mau focus melanjutkan bisnis/wirausaha dengan jamnan izajah atau mau cari kerja dengan risko mengembalikan dana ke PD3. DAFTAR PUSTAKA Almat, Buchori, 2001, kewirausahaan, Bandung, Alfabeta. Drucker, P.F, 1996, Konsep Kewirausahaan Era Globalisasi, Erlangga: Jakarta. Terjemahan Fadiati, Ari, M.Si., Purwana Dedi, M.Buss,. (2011). Menjadi Wirausaha Sukses.(cetakan kedua). Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Kasmir.(2011). Kewirausahaan. (edisi revisi). Jakarta. Rajagrafindo Persada. Lupiyodi, Rambat, 1998, Wawasan kewirausahaan , Jakarta, Lembaga Penerbit FE-UI Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo Nasution H.A. Bustanul A.N Mukhammad S., 2001, Membangun Spirit Entrepreneur Muda Indonesia, Jakarta, Gramedia. Prihatin Dwi Riyanti, Benedicta, 2008, Metode Experintal Learning Berbasis pada peningkatan rasa percaya diri mampu, kreatif dan beresiko dalam mata pelajaran kewirausahaan untuk SMK, Jakarta, Unika Atma Jaya.
Riduan dan Akdon, 2007, Rumus dan Data dalam Analisa Statistika, Bandung Alfabeta Saiman Leornardus, 2009, Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-kasus, Jakarta, Salemba Empat. Sugiono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta Sugiyono.(2007). Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta. Suharsimi, Arikunto, 2003, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta _______________,2010, Prosedur Penelitian, Rienika Cipta, Jakarta Sukardi, 2006, Penelitian KualitatifNaturalistik; Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Usaha Keluarga Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis.Yogyakarta : Penerbit Andi. Suryana, Dr., Yuyus, S.E., M.S, IR. Bayu Kartib, M.Si. (2010). Kewirausahaan:Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. (edisi pertama). Jakarta. Prenada Media Group. Suryana, Dr. M.Si. (2008). Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. (cetakan ketiga). Jakarta. Penerbit Salemba Empat. _____________, 2008, Statistika UntukPenelitian, Bandung Alfabeta _________(2009). Undang-Undang UKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah). Jakarta. Sinar Grafika Wijatno Serian, 2009, Pengantar Entrepreneurship, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Epigram, Vol. 10 No. 1 April 2013:57-63