LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI)
PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN BERBASIS WEB MINING DAN WEB SERVICE UNTUK MENDUKUNG SISTEM INOVASI DAERAH Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Oleh : TPP Ika Novita Dewi, MCS
NIDN: 0619118701
Fahri Firdausillah, MCS
NIDN: 0605078601
Erwin Yudi Hidayat, MCS
NIDN: 0605078501 TPM
Azhari SN, Drs., MT., Dr
NIDN: 0020096204
Dr.tech Khabib Mustofa, S.Si., M.Kom
NIDN: 0022077201
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO JUNI 2014
1
ii
RINGKASAN Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang didukung oleh empat pilar utama, yaitu perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga teknologi, dan pembuat kebijakan. Keempat pilar ini terhubung melalui media manajemen pengetahuan yang berbentuk suatu portal inovasi. Portal inovasi yang saat ini berkembang masih direpresentasikan dalam bentuk HTML dan proses pengambilan (capture) informasi masih mengandalkan konstribusi pengguna yang akan berakibat pada sulitnya melakukan rekayasa informasi, misalnya pemetaan masalah pengembangan pemasaran produk dan penentuan solusinya. Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu dilakukan secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas inovasi yang dihasilkan. Untuk mencapai hal ini, ada beberapa tahap yang dilakukan. Penetapan suatu kebijakan atau regulasi SIDA merupakan langkah awal yang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui dan menetapkan standar dalam pengelolaan SIDA. Pengembangan perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka oleh stakeholder mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat SIDA. Perangkat lunak yang akan dikembangkan meliputi aplikasi SIDA berbasis web (web application) menggunakan scripting PHP. Aplikasi berbasis web akan dikembangkan menjadi aplikasi berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar perangkat lunak yang mengakses web SIDA dapat saling berkomunikasi. Pengembangan aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan repositori pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Aplikasi web SIDA yang dikembangkan memungkinkan terjadinya komunikasi dan pertukaran informasi antara UMKM, akademik, dan user secara umum. Aplikasi web SIDA dapat digunakan oleh pengelola UMKM untuk bertanya tentang masalah yang dihadapi, sehingga nantinya pihak akademik atau user umum dapat membantu UMKM untuk menjawab pertanyaan yang diberikan ataupun membuat artikel yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi UMKM. Pihak akademik dan user umum juga bisa berbagai informasi mengenai pelatihan yang dapat meningkatkan skill dan kemampuan pengelolaan UMKM.
iii
PRAKATA Laporan kemajuan penelitian dengan judul "PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN BERBASIS WEB MINING DAN WEB SERVICE UNTUK MENDUKUNG SISTEM INOVASI DAERAH" telah dikerjakan dari bulan Februari 2014 hingga bulan Juni 2014. Penelitian ini dilatar belakangi dengan melihat grafik pertumbuhan UMKM yang semakin meningkat. Meningkatnya grafik jumlah UMKM akan selalu diiringi dengan munculnya masalah-masalah yang akan dihadapi oleh pengelola UMKM. Masalah-masalah ini bisa menjadi penghambat UMKM untuk berkembang. Sebenarnya Pemerintah telah memiliki portal Sistem Inovasi Daerah (SIDA), namun masih belum optimal untuk digunakan.
Penelitian ini akan mencoba untuk menggabungkan Aplikasi web untuk SIDA dengan konsep capture and sharing Knowledge Management dan memanfaatkan web service dan web mining. Diharapkan dengan adanya website ini maka antar UMKM bisa melakukan berbagi masalah dan solusi dan peran serta akademik dan masyarakat umum untuk berbagi ide dalam menyelesaikan masalah UMKM.
Ucapan terimakasih Tim peneliti haturkan pada tim peneliti mitra dari Universitas Gadjah Mada. Terimakasih juga kami sampaikan pada Rektor Universitas Dian Nuswantoro, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, LPPM Universitas Dian Nuswantoro serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semarang, 25 Juni 2014
Tim Peneliti 1. Ika Novita Dewi 2. Fahri Firdausillah 3. Erwin Yudi Hidayat
iv
DAFTAR ISI RINGKASAN ........................................................................................................................ III PRAKATA............................................................................................................................. IV DAFTAR ISI........................................................................................................................... V BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 1.1 LINGKUP PENELITIAN ................................................................................................... 1 1.2 HUBUNGAN PENELITIAN YANG DIUSULKAN DENGAN ROADMAP PENELITIAN TPP....... 2 1.3 ORISINALITAS DAN KONTRIBUSI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ............................... 4 1.4 PENDEKATAN KRITIS YANG DIGUNAKAN ..................................................................... 5 BAB 2. STUDI PUSTAKA ..................................................................................................... 6 2.1 PENELITIAN TERKAIT .................................................................................................... 6 2.2 KNOWLEDGE MANAGEMENT ........................................................................................ 7 2.3 LAYANAN WEB SEBAGAI INFRASTRUKTUR INOVASI ...................................................... 9 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ............................................................ 10 3.1 TUJUAN ....................................................................................................................... 10 3.2 MANFAAT ................................................................................................................... 10 BAB 4. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 11 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ......................................................................................... 14 5.1 TARGET DAN CAPAIAN PENELITIAN ............................................................................ 14 5.2 HAMBATAN DAN PENANGANAN .................................................................................. 17 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19 LAMPIRAN – 1 ..................................................................................................................... 21 LAMPIRAN – 2 ..................................................................................................................... 32 LAMPIRAN – 3 ..................................................................................................................... 37
v
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1
Lingkup Penelitian Sistem inovasi daerah (SIDA) merupakan salah satu program utama pemerintah yang
bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah berbasis inovasi (Aldianto, Agustini, & Bayuningrat, 2011). Dalam prakteknya terdapat empat stakeholder yang menjadi pilar utama untuk menyukseskan SIDA, yaitu perusahaan sebagai tempat produksi, lembaga pendidikan sebagai pelaksana riset dan pelatihan, lembaga teknologi sebagai penyedia alat bantu, dan framework condition yaitu pemerintah tingkat daerah dan tingkat nasional yang merumuskan kebijakan (Noviandi, et al., 2012).
Gambar 1.1 Pilar kesuksesan SIDA (Noviandi, et al., 2012)
Keempat pilar yang ditunjukkan pada gambar 1.1 dapat berkolaborasi dengan optimal jika dihubungan dengan media informasi dan komunikasi yang baik, menggunakan portal pengetahuan yang interaktif dan terintegrasi (Noviandi, et al., 2012). Sebagai contoh setiap pengusaha akan menginformasikan kondisi dunia industri yang ada saat ini beserta permasalahannya, lembaga pendidikan melakukan riset untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan dan bekerja sama dengan lembaga teknologi untuk menghasilkan peralatan tepat guna untuk permasalahan tersebut. Beberapa media manajemen pengetahuan telah dibuat untuk menghubungkan keempat stakeholder sistem inovasi dalam bentuk portal inovasi seperti sidajateng.com dan piumkm.co.id. Namun ada dua kekurangan pada media tersebut, yaitu hanya menggunakan
1
representasi informasi dengan HTML yang hanya dapat diakses oleh perambah web dan proses capture informasi masih manual yaitu hanya mengandalkan kontribusi pengguna.
Representasi informasi dalam bentuk HTML saja akan mempersulit stakeholder untuk merekayasa informasi dalam bentuk lain (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Contoh rekayasa informasi yang mungkin diterapkan pada manajemen pengetahuan sistem inovasi adalah pemetaan permasalahan pada satu industri dengan solusi yang telah diterapkan pada industri yang lain. Contohnya adalah produk unggulan batik Pekalongan memiliki masalah dalam pemasaran, sedangkan di Jepara permasalahan pemasaran tersebut sudah ditemukan solusinya dan mungkin untuk diterapkan untuk permasalahan di Pekalongan. Sayangnya dengan kondisi portal inovasi saat ini, untuk melakukan rekayasa tersebut stakeholder harus melakukan kerja tambahan yang tidak mudah yaitu merubah format data yang ada ke format yang sesuai (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Proses capture informasi secara otomatis dapat meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan yang tersedia dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas dari inovasi yang dihasilkan dari manajemen pengetahuan tersebut. Untuk memberikan solusi pada permasalahan manajemen pengetahuan sistem inovasi tersebut, penelitian ini memanfaatkan teknologi layanan web (web service) yang memungkinkan representasi informasi ke dalam format umum yang dapat diakses oleh mesin / perangkat lunak lain dan dapat saling bertukar informasi. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dikembangkan engine web miner yang mampu mengekstrak informasi penting dari website yang relevan dan menyimpannya ke dalam repositori untuk dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan. 1.2
Hubungan Penelitian yang Diusulkan dengan Roadmap Penelitian TPP Pada tahun 2013 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dian
Nuswantoro (LPPM UDINUS) menerbitkan rencana induk penelitian yang digunakan untuk menentukan arah penelitian yang akan dikerjakan oleh UDINUS dari tahun 2013 hingga tahun 2016 (UDINUS, 2013), salah satu topik unggulan adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pemerintahan dengan roadmap sebagaimana ditampilkan pada 2
gambar 1.2.
Gambar 1.2 Roadmap penelitian UDINUS
Sesuai roadmap yang ditunjukkan gambar 1.2, penelitian ini berkontribusi dalam pembuatan implementasi model berbasis web dan layanan web, yang menggarisbawahi permasalahan kecenderungan sistem e-Gov yang tertutup serta rendahnya interoperabilitas antar sistem. Sistem capture and sharing pada knowledge management yang dibangun pada penelitian ini memungkinkan komponen sistem lain (di luar sistem yang dibangun) untuk berinteraksi secara tidak langsung dengan menggunakan suatu aturan tertentu yang direpresentasikan dengan syntax XML atau JSON. Penerapan model layanan web pada sistem yang dibangun, dapat memberikan keleluasaan pada keempat pilar utama SIDA untuk mengakses dan memodifikasi pengetahuan secara lebih cepat dan lebih fleksibel. Desain pengaksesan manajemen pengetahuan yang fleksibel akan meningkatkan usability dan reusability pengetahuan yang berujung pada penemuan inovasi secara lebih mudah. Meski demikian, penelitian ini hanya menitikberatkan pada rekayasa teknologi layanan web untuk capture and sharing pengetahuan sebagai fondasi awal pengelolaan pengetahuan lebih lanjut. Potensi topik penelitian yang akan dilaksanakan sebagai lanjutan dari penelitian ini antara lain implementasi sistem pendukung keputusan dan sistem pakar pada repositori pengetahuan, optimasi basis data repositori pengetahuan, pengukuran manfaat manajemen pengetahuan dalam SIDA, dan penerapan web ontologi untuk meningkatkan knowledge awareness.
3
1.3
Orisinalitas dan Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan Salah satu penelitian yang terkait dengan dengan pengembangan manajemen
pengetahuan untuk SIDA adalah (Teknologi, 2011). Dalam laporan penelitian tersebut telah dijelaskan model penggunaan manajemen pengetahuan untuk menguatkan sistem inovasi daerah, serta implementasi model tersebut dalam perangkat lunak berbasis web. Sayangnya pada penelitian tersebut hanya ada satu cara untuk menangkap dan dan berbagi pengetahuan, yaitu dengan melalui portal GIN yang merupakan aplikasi berbasis web. Stakeholder atau komponen pendukung SIDA hanya dapat mengakses informasi yang disediakan pada portal GIN dengan menggunakan perambah. Mereka tidak dapat mengotomatisasi pengolahan informasi yang didapat pada portal GIN dan juga tidak dapat memformat informasi yang disediakan ke dalam bentuk lain. Sebagai pengembangan dari portal GIN, BPPT juga telah meluncurkan pi-umkm.com yang mengijinkan pengunjung untuk menambahkan konten ke dalam portal tersebut, namun dalam portal tersebut juga belum tersedia fitur layanan web yang mengijinkan akses data portal secara fleksibel melalui antarmuka yang independen terhadap bahasa pemrograman seperti XML dan JSON. Beberapa perangkat lunak portal inovasi yang telah dilengkapi dengan fitur layanan web juga telah dikembangkan oleh pemerintah daerah seperti pada sidajateng.com. Namun sayangnya portal ini dikelola secara tertutup oleh tim pengembang, pengunjung tidak dapat berkontribusi secara langsung dalam penambahan kontennya, sehingga informasi yang disajikan juga sangat terbatas. Perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan beberapa sistem yang telah disebutkan sebelumnya dalam hal adaptasi konten (capture) secara otomatis dari website yang relevan dengan menggunakan web mining. Selain itu perangkat lunak yang dikembangkan juga dilengkapi layanan web dengan antarmuka XML atau JSON yang memungkinkan stakeholder mengakses repositori pengetahuan dan saling bertukar informasi dengan menggunakan perangkat lunak buatan mereka sendiri.
4
1.4
Pendekatan Kritis yang Digunakan Secara umum perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan memiliki
empat komponen penting sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.3. Lebih detail tentang komponen yang ditunjukkan, pendekatan kritis dan konseptual yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah mencakup:
Gambar 1.3 Rancangan penelitian
1. Repositori pengetahuan untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Data yang disimpan dalam repositori dapat berupa artikel, gambar, statistik, fakta, hasil publikasi, dan lain-lain. Data tersebut disimpan dalam basis data relasional seperti MySQL atau PostgreSQL untuk memudahkan manajemen. 2. Aplikasi web yang memungkinkan pengguna untuk mengakses (menginput dan menampilkan) data dan informasi secara langsung melalui perambah web. Aplikasi web ini akan dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman scripting PHP dan data yang akan disajikan adalah data yang tersimpan pada repositori pengetahuan. 3. StakeHolder Sistem Inovasi Daerah merupakan pengguna yang akan berperan aktif 5
berkontribusi memperbaharui konten, baik melalui applikasi berbasis web maupun melalui layanan web. 4. Komponen
layanan
web
memungkinkan
perangkat
lunak
yang
dibangun
berkomunikasi dengan perangkat lunak lain dengan menggunakan antar muka XML atau JSON yang bersifat independen terhadap bahasa pemrograman. 5. Web Miner berfungsi untuk meng-capture data dari website yang relevan secara otomatis kemudian mengkategorikan hasil capture ke dalam beberapa kelompok dan menyimpannya pada repository pengetahuan agar dapat digunakan kembali. Pendekatan kritis tersebut akan menjamin keberhasilan pengembangan Capture & Sharing Manajemen Pengetahuan untuk mendukung Sistem Inovasi Daerah.
BAB 2. STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Ruh dari sebuah sistem inovasi adalah adanya sinergi antaraktor dalam menggerakkan inovasi yang kooperatif, untuk membentuk jaringan inovasi. Infrastruktur jaringan inovasi daerah yang cukup penting adalah teknologi ICT. Pemanfaatan ICT dalam membangun keterkaitan dan aliran pengetahuan antar aktor kunci pengembangan inovasi daerah sangat menentukan kecepatan dalam memperbaharui kebijakan maupun strategi pembangunan pada berbagai level. Salah satu infrastruktur jaringan inovasi yang sangat membantu pengelolaan pengetahuan di daerah adalah e-development di kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Survei pengukuran pengembangan e- development menunjukkan angka yang cukup tinggi untuk keseluruhan elemen e-development, terutama penilaian terhadap elemen e-leadership dan kelembagaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran pimpinan daerah untuk mengembangkan pemanfaatan ICT cukup signifikan. Selain itu, pembangunan infrastruktur untuk menunjang pemanfaatan TIK bagi fungsi pelayanan masyarakat dibangun sebagai prioritas utama (Noviandi, et al., 2012). Korea adalah salah satu negara yang memperkenalkan sistem politik daerah pada tahun 1995. Kejadian ini berimbas pada munculnya kesadaran terhadap pentingnya sistem inovasi daerah. Mulai saat itu, pemerintah daerah dan pemerintah pusat Korea berupaya keras 6
untuk mengembangkan ekonomi daerah yang menitikberatkan pada inovasi teknologi dan pemanfaatan ICT (Chung, 2002). Malaysia’s Multimedia Super Corridor (MSC) adalah sebuah sistem inovasi yang dirancang untuk membantu proses transisi bangsa Malaysia menjadi masyarakat yang berpijak pada informasi, yang fokusnya adalah sektor ekonomi berbasis pengetahuan. Multimedia Super Corridor memastikan setiap stakeholder dapat berperan sesuai fungsinya. Salah satunya bertanggung jawab terhadap pengembangan infrastruktur ICT dan aplikasi, mulai dari manajemen proyek, merancang arsitektur perangkat keras, serta mengembangkan perangkat lunak yang relevan (Mohan, Omar, & Ab. Aziz, 2002). Klaster industri memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi daerah, ekonomi global, dan kompetisi antarperusahaan. Inovasi dalam dunia ICT merupakan faktor penggerak utama dalam menentukan keberhasilan ekonomi di masa depan (Wang, 2008). Banyak perusahaan besar di China masih tergolong rendah dalam penguasaan ICT. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan-perusahaan tersebut berkolaborasi dengan beberapa institusi riset dan perguruan tinggi, yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi yang lebih menjanjikan. Tujuannya adalah untuk mencapai penguasaan inovasi teknologi yang kompetitif. Analisis menujukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama dengan lembaga tersebut mampu berkompetisi secara global dengan penguasaan ICT yang meyakinkan (Kazuyuki, 2005). Pembukaan sekolah-sekolah serta universitas baru pada periode 19852000 di Italia turut mempengaruhi inovasi regional (Cowan & Zinovyeva, 2013). Penelitian terkini menyatakan bahwa Bangalore telah menjadi satu dari klaster dalam bidang ICT yang dominan, di luar negara anggota OECD. Bahkan, Bangalore telah menjelma menjadi klaster terbesar, dengan pertumbuhan yang begitu cepat dalam sektor perangkat lunak di luar Amerika, meski dukungan dari pemerintah daerah dan pusat sangat kecil. Kuncinya terletak pada koordinasi antara institusi pendidikan berkualitas dengan perusahaan kecil hingga nasional, sebagai landasan lahirnya sistem inoasi daerah (Chaminade & Vang, 2008). 2.2 Knowledge Management Pada dasarnya, manajemen pengetahuan adalah bidang kajian yang muncul sebagai area penelitian dalam bidang industri dan akademik, meliputi ilmu kognitif, sosiologi, 7
manajemen, rekayasa pengetahuan, kecerdasan buatan, hingga sektor ekonomi. Manajemen pengetahuan mendapatkan respon yang signifikan dari banyak organisasi, untuk mengembangkan pengetahuan baik di dalam maupun eksternal organisasi, seperti pemegang saham dan pelanggan. Knowledge Management adalah bagian
dari upaya membangun inovasi untuk
peningkatan daya saing. Inti dari knowledge management ada tiga, yaitu sumber daya manusia, teknologi, budaya pembelajaran/berbagi pengetahuan Penelitian menunjukkan bahwa banyak organisasi mengembangkan sistem informasi yang dirancang khusus untuk mempermudah proses sharing dan integrasi pengetahuan. Kunci utama dalam manajemen pengetahuan terdiri dari dua pendekatan. Pertama, ruang lingkup manajemen pengetahuan lebih dari sekadar teknologi untuk memfasilitasi sharing dan integrasi pengetahuan. Para peneliti menyatakan bahwa selain teknologi, orang-orang dan budaya di tempat kerja merupakan faktor pendorong yang akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan pengembangan manajemen pengetahuan. Kedua, titik fokus yang sematamata menekankan pada segi teknologi, menyebabkan inisiasi dan pengembangan manajemen pengetahuan terhambat (Rubenstein-Montano, Liebowitz, Buchwalter, McCaw, Newman, & Rebeck, 2001). Beberapa framework manajemen pengetahuan telah dikembangkan, baik dalam bidang akademik, industri, maupun komunitas profesional. Framework manajemen pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: prescriptive, descriptive, dan gabungan precsriptive-descriptive (Alavi & Leidner, 1999). Prescriptive framework bekerja dengan memberikan arahan jenis prosedur manajemen pengetahuan, tanpa memberikan rincian spesifik bagaimana prosedur tersebut harus dicapai. Misalnya, prescriptive framework ini memberikan masukan mengenai metodologi apa yang tepat untuk manajemen pengetahuan, tanpa menjelaskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan metodologi tersebut. Di sisi lain, descriptive framework merupakan kerangka yang menggolongkan
dan
mendeskripsikan
manajemen
pengetahuan.
Framework
ini
mengidentifikasi atribut manajemen pengetahuan yang penting, yang dapat digunakan untuk menentukan gagal atau berhasilnya gagasan awal manajemen pengetahuan. Sedangkan gabungan prescriptive-descriptive framework merupakan kerangka yang mengombinasikan 8
dua framework sebelumnya. 2.3 Layanan web sebagai Infrastruktur Inovasi Pemerintah dari banyak negara menyadari bahwa infrastruktur sebuah web dan jaringan merupakan piranti penting dalam proses pengembangan dan promosi sektor inovatif, baik pada tingkat daerah, nasional, maupun global. Pertanyaan bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah, bagaimana cara membangun infrastruktur yang mendukung proses inovasi tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan mengadopsi dan mengadaptasi infrastruktur yang dimiliki oleh negara maju. Seperti FinnONTO, proyek nasional untuk mengembangkan jaringan semantik negara Finlandia (Hyvonen, et al., 2007), dan Theseus, sebuah metode dalam dunia internet untuk pencarian, mendapatkan, serta memproses pengetahuan (The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services, 2011). Theseus ini dikembangkan oleh pemerintah Jerman untuk meningkatkan kemampuan persaingan negara tersebut dan Uni Eropa, sebagai pemimpin dalam pusat informasi dan teknologi komunikasi. Selain berfokus pada materi, internet adalah komponen kritis yang memiliki peran dominan dalam infrastruktur proses inovasi. Contoh sukses dari kasus ini adalah Singapura, yang membuat proyek kerjasama dengan Cisco Company untuk mendirikan Singapore Science Park. Contoh lain terdapat di Hong Kong, dengan megaproyek yang dikenal sebagai Hong Kong Science & Technology Park dan Cyberport (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012). Internet menyediakan sumber daya yang diperlukan sebuah, yang berfokus pada berbagai sektor melalui sebuah portal. South-Korean Innopolis Daedeok (Oh, Kim, & Jeong, 2005) merupakan portal milik negara Korea sebagai klaster inovasi global dalam lingkup informasi, nano dan bioteknologi, teknologi ruang angkasa dan energi, dan robotika. Implementasi sukses dari infrastruktur berbentuk web ini ditunjukkan oleh Technopark Stavanger, sebuah sumber daya yang sangat diperlukan oleh perusahaan asing yang ingin berinvestasi di negeri kincir angin Belanda. Technopark Stavanger ini dijadikan sebagai platform strategis untuk menguasai pasar Eropa (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012). Sebagian besar teknologi yang dipakai dalam infrastruktur web regional di atas menggunakan web 2.0, yang berisi basis data, layanan, informasi dalam bentuk peta dan lini masa, atau sumber-sumber informasi. Sistem Inovasi daerah yang menggunakan web 2.0 ini 9
juga terdapat di Rhineland-Palatinate, Jerman, dengan nama WirtschaftsForum Neuwied e.V., yang terdiri dari sekitar 100 UMKM dengan jumlah pekerja hingga 8.000 (Lindermann, Valcárcel, Schaarschmidt, & von Kortzfleisch, 2009).
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah yang dapat diakses secara terbuka (fleksibel) oleh perangkat lunak lain, serta memanfaatkan web mining untuk menyimpan informasi secara otomatis dari website yang relevan. Tujuan tersebut akan dicapai dalam dua tahap dengan rincian sebagai berikut: 1. Tahun Pertama : Mengembangkan dan menguji coba perangkat lunak Capture and Sharing majemen pengetahuan dengan menggunakan fitur layanan web yang memungkinkan stakeholder mengakses informasi dan data pada repositori pengetahuan secara otomatis menggunakan perangkat lunak tertentu.
2. Tahun Kedua : Mengembangkan dan menguji web mining untuk repositori pengetahuan yang memungkinkan perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan mengambil data dan informasi dari website yang relevan secara otomatis tanpa harus diunggah secara manual. 3.2 Manfaat Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka akan ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari pengembangan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah ini. Manfaat-manfaat yang dapat dirasakan antara lain: 1. Tahun Pertama : Kemudahan akses dan pertukaran informasi yang didapatkan oleh stakeholder SIDA melalui aplikasi berbasis web SIDA dan repository pengetahuan
10
2. Tahun Kedua : Kemudahan melakukan pengambilan data dan informasi dari website yang relevan serta dapat melakukan ekstraksi pengetahuan secara otomatis Selain luaran berupa perangkat lunak, penelitian ini juga menargetkan penulisan makalah ilmiah yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan untuk sistem inovasi daerah, layanan web untuk sistem pemerintahan, HAKI, dan web mining untuk manajemen pengetahuan. Makalah tersebut akan dipublikasikan pada International journal dan conference. BAB 4. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah yang dapat diakses secara terbuka (fleksibel) oleh perangkat lunak lain, serta memanfaatkan web mining untuk menyimpan informasi secara otomatis dari website yang relevan. Tahapan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan penelitian dapat dilihat di tabel 3.1. Tabel 3.1 Metode Penelitian Thn 1
Tahap Regulasi sistem inovasi
Langkah - Identifikasi kebutuhan regulasi dengan melakukan survei dan brainstorming - Identifikasi karakterisitik inovasi
11
Indikator - Melakukan review terhadap aturan yang berlaku saat ini - Melakukan review terhadap jurnal yang berkaitan dengan sistem inovasi - Melakukan review terhadap portal inovasi yang ada, yaitu sidajateng.com dan pi-umkm.co.id
Hasil Software requirement specification SIDA
Repositori pengetahuan (Knowledge repository)
Aplikasi web (web application)
Layanan Web
2
Web crawling
Text mining
- Identifikasi manajemen pengetahuan dalam organisasi - Perumusan strategi manajemen pengetahuan - Membangun ruang penyimpanan pengetahuan (knowledge repository) - Menyempurnakan akses ke pengetahuan - Memperbaiki lingkungan pengetahuan - Mengelola pengetahuan sebagai kekayaan organisasi (aset) - Identifikasi kebutuhan website - Merancang basis data - Merancang tampilan antarmuka pengguna - Melakukan pengkodean - Pengujian web - Analisis dan perbaikan hasil pengujian web - Merilis aplikasi berbasis web untuk SIDA - Perencanaan arsitektur layanan web - Menentukan spesifikasi layanan web - Merancang antarmuka layanan web - Pengembangan layanan web - Menerapkan layanan web - Mengembangkan agent untuk melakukan crawl pada website - Membuat parser untuk mengekstrak data dari website - Text gathering - Text pre-processing - Data analysis - Visualization - Evaluation
12
Mengumpulkan data yang berupa artikel, gambar, statistik, fakta, hasil publikasi sebagai repositori dan disimpan dalam basis data relasional seperti MySQL atau Postgre SQL
Basis data Repositori Pengetahuan SIDA
Mengembangan SIDA dalam bentuk apliklasi berbasis web menggunakan PHP
Perangkat lunak aplikasi SIDA berbasis web
Mengembangakan aplikasi web SIDA menjadi aplikasi yang berbasis layanan web menggunakan XML dan JSON
Web service SIDA untuk akses repositori pengetahuan dan interoperabilitas
Mencari dan mengumpulkan isi website
Crawler agent
Melakukan klasifikasi isi website
Klasifikasi konten
Web content mining
-
Collect Parse Analyze Produce
- Mengambil dan mengumpulkan data dari website yang relevan secara otomatis - mengkategorikan hasil kumpulan website ke dalam beberapa kelompok - Menyimpan dalam bentuk repository pengetahuan untuk digunakan kembali
13
Knowledge information management support
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI 5.1 Target dan Capaian Penelitian No 1.
2.
3.
Jenis Kegiatan
Output
Regulasi sistem inovasi Melakukan review terhadap aturan yang berlaku saat ini Melakukan review terhadap jurnal yang Software berkaitan dengan sistem Requirement inovasi Specification SIDA Melakukan review terhadap portal inovasi yang ada, yaitu sidajateng.com dan pi-umkm.co.id Repositori pengetahuan (Knowledge repository) Mengumpulkan data yang berupa artikel, gambar, statistik, fakta, hasil publikasi sebagai repositori dan disimpan Data base Repositori dalam basis data Pengetahuan SIDA relasional Membangun ruang penyimpanan pengetahuan (knowledge repository) Aplikasi web SIDA Identifikasi kebutuhan website Merancang basis data Perangkat lunak Merancang tampilan aplikasi SIDA antarmuka pengguna berbasis web Coding Pengujian Web
14
Realisasi Capaian Keterangan SRS terlampir di lampiran 1
100 %
Desain database terdapat didalam dokumen SRS yang terlampir di lampiran 1 100 %
100% 100% 100% 80% 70%
Identifikasi kebutuhan website sudah dilakukan. Hasilnya terangkum dalam dokumen
Analisis dan perbaikan hasil pengujian Web Merilis aplikasi berbasis web untuk SIDA 4.
70%
SRS yang terdapat di lampiran 1
80%
Layanan web (Web service) Perencanaan arsitektur Web service
50 %
Perencanaan arsitektur web service sudah dilakukan, namun penyelesaian masih 50 %. Hasil desain awal arsitektur terdapat dalam dokumen SRS di lampiran 1
50 %
Perencanaan spesifikasi web service sudah dilakukan, namun penyelesaian masih 50 %
Merancang antarmuka user Web service
50 %
Perancangan antarmuka user web service sudah dilakukan, namun penyelesaian masih 50 %
Pengembangan Web service
0%
Proses pengembangan dari web SIDA ke web service
Menentukan spesifikasi Web service
Layanan web SIDA untuk akses repositori pengetahuan dan interoperabilitas
15
Menerapkan Web Service
4.
0%
Laporan dan publikasi Laporan Kemajuan
Laporan Akhir
International conference
100 %
Laporan
50 %
Publikasi
70 %
International Journal
HAKI
30 %
HAKI
20 %
16
masih belum dilakukan Proses penerapan SIDA berbasis web service masih belum dilaksanakan Laporan kemajuan sudah selesai dilaksanakan Laporan akhir masih belum selesai dikerjakan Draf publikasi telah selesai dikerjakan dan akan dikirimkan ke WICT ‘14 2014 Draf publikasi ada dilampiran 2 Draf publikasi untuk dikirimkan ke jurnal international masih belum selesai dikerjakan Proses pengajuan HAKI masih sampai pada
tahap pembuatan draf pengajuan
5.2 Hambatan dan Penanganan No 1
2 3
Hambatan Beberapa UMKM yang telah ditetapkan untuk sampel sulit untuk berkumpul dan melakukan diskusi bersama Server universitas tidak mampu menangani scalabilitas UMKM sulit untuk mendifinisikan proses bisnisnya
Penanganan Tim survey untuk melakukan wawancara langsung per UMKM Menggunakan googleApps engine Brainstorming proses bisnis UMKM
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Penelitian ini masih memiliki beberapa aktivitas dan capaian luaran yang belum terlaksana. Berikut merupakan aktivitas yang akan dilaksanakan berikutnya untuk mencapai luaran yang diharapkan: No 1.
4.
Jenis Kegiatan Aplikasi web SIDA Identifikasi kebutuhan website Merancang basis data Merancang tampilan antarmuka pengguna Coding Pengujian Web Analisis dan perbaikan hasil pengujian Web Merilis aplikasi berbasis web untuk SIDA
Output
Realisasi Capaian Tahap berikutnya 100% 100% 100%
Perangkat lunak aplikasi SIDA berbasis web
80% 70% 70%
80%
Layanan web (Web service) Perencanaan arsitektur Layanan web SIDA Web service untuk akses repositori 17
50 %
- Menyelesaikan coding dan melakukan pengujian akhir web SIDA. - Melakukan analisis dan perbaikan hasil pengujian web SIDA - Merilis aplikasi web SIDA
Penyelesaikan arsitektur web service
Menentukan spesifikasi Web service
4.
pengetahuan dan interoperabilitas
50 %
Penentuan spesifikasi web service
Merancang antarmuka user Web service
50 %
Pengembangan Web service
0%
Menerapkan Web service
0%
Perancangan antarmuka user untuk web service SIDA Coding untuk Pengembangan web service Realisasi web service
Laporan dan publikasi Laporan Akhir
Laporan
50 %
International conference
Publikasi
70 %
International Journal
HAKI
30 %
HAKI
20 %
18
Penyelesaian laporan akhir Presentasi di international conference Penyelesaian publikasi untuk jurnal international Pengajuan HAKI
DAFTAR PUSTAKA The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services. (2011). Berlin: Federal Ministry of Economics and Technology. Alavi, M., & Leidner, D. E. (1999). Knowledge management systems: issues, challenges, and benefits. Communications of the AIS. Aldianto, L., Agustini, E. S., & Bayuningrat, R. H. (2011). Innovation in Indonesia: The Types, the Necessary Factors, and the National Innovation System. IEEE Journal. Chaminade, C., & Vang, J. (2008). Globalisation of knowledge production and regional innovation policy: Supporting specialized hubs in the Bangalore software industry. Research Policy 37, 1684–1696. Chung, S. (2002). Building a national innovation system through regional innovation. Technovation 22, 485–491. Cowan, R., & Zinovyeva, N. (2013). University effects on regional innovation. Research Policy 42, 788– 800. Guo-xin, L., & Xiao-qin, G. (2008). Information Integration System of Enterprise Distribution Innovation Based on Web Services. IEEE Journal. Hyvonen, E., Viljanen, K., Makela, E., Kauppinen, T., Ruotsalo, T., Valkeapaa, O., et al. (2007). Elements of a National Semantic Web Infrastructure — Case Study Finland on the Semantic Web. Proceedings of the First International Semantic Computing Conference (IEEE ICSC 2007) (hal. 216-223). IEEE. Kazuyuki, M. (2005). China's Innovation System Reform and Growing Industry and Science Linkages. RIETI Discussion Paper Series 05-E-011. Liana, K., Evgeny, G., & Ivan, K. (2012). Creating a Web Infrastructure of the Regional Innovation Ecosystem in the Triple Helix Model in Russia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 72-79. Lindermann, N., Valcárcel, S., Schaarschmidt, M., & von Kortzfleisch, H. (2009). SME 2.0: Roadmap towards Web 2.0-Based Open Innovation in SME-Networks--A Case Study Based Research Framework. Dalam Information Systems--Creativity and Innovation in Small and Medium-Sized Enterprises (hal. 28-41). Springer. Mohan, A. V., Omar, A. A., & Ab. Aziz, K. (2002). Malaysia’s Multimedia Super Corridor 19
Cluster: Communication Linkages Among Stakeholders in a National System of Innovation. IEEE TRANSACTIONS ON PROFESSIONAL COMMUNICATION, VOL. 45, NO. 4,, 265-275. Noviandi, N., Suharso, P., Suripto, Anis, N. H., Setianingrum, E., Saparudin, et al. (2012). Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi. Jakarta: BPPT Press. Oh, D.-S., Kim, K.-B., & Jeong, S.-Y. (2005). Eco-industrial park design: a Daedeok Technovalley case study. Habitat International, 269-284. Rubenstein-Montano, B., Liebowitz, J., Buchwalter, J., McCaw, D., Newman, B., & Rebeck, K. (2001). A systems thinking framework for knowledge management. Decision support systems, 5-16. Teknologi, P. P. (2011). Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. UDINUS, L. (2013). Rencana Induk Penelitian Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. Wang, X. (2008). The Research of Technological Innovation System for Industry Clusters. International Seminar on Future Information Technology and Management Engineering, 2008. FITME'08 (hal. 376-379). IEEE.
20
LAMPIRAN – 1 SOFTWARE REQUIREMENT SPESIFICATION SISTEM INOVASI DAERAH
21
Software Requirements Specification untuk
Aplikasi Web Sistem Inovasi Daerah Version 1.0 approved
Oleh: Ika Novita Dewi, Fahri Firdausillah, Erwin Yudi Hidayat
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Juni 2014
Daftar Isi Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii Revision History ............................................................................................................................ ii 1. Pendahuluan .............................................................................................................................3 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Tujuan .......................................................................................................................................... 3 Lingkup Masalah ......................................................................................................................... 3 Definisi, Akronim dan Singkatan ................................................................................................ 3 Gambaran Produk ........................................................................................................................ 4 Referensi ...................................................................................................................................... 4
2. Deskripsi Global Perangkat Lunak ........................................................................................4 2.1 2.2
Deskripsi umum........................................................................................................................... 5 Batasan Masalah .......................................................................................................................... 6
3. Deskripsi Rinci Kebutuhan .....................................................................................................7 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Antarmuka Pemakai .................................................................................................................... 7 Antarmuka Perangkat Keras ........................................................................................................ 8 Antarmuka Perangkat Lunak ....................................................................................................... 8 Rancangan Database .................................................................................................................... 8 Rancangan Arsitektur ................................................................................................................ 10
Revision History Name
Date
Reason For Changes
Version
1. Pendahuluan 1.1 Tujuan Tujuan dari pembuatan dokumen Software Requirement Specification (SRS) adalah untuk memberikan penjelasan secara rinci dalam mengembangkan perangkat lunak aplikasi berbasis web untuk Sistem Inovasi Daerah. Dalam dokumen SRS juga akan menjelaskan fitur atau layanan web yang disediakan, antarmuka pengguna web, interaksi pengguna dengan web, reaksi web terhadap inputan tertentu. Dokumen ini juga digunakan sebagai media komunikasi antara pengembang dan stakeholder.
1.2 Lingkup Masalah Lingkup dari pengembangan aplikasi web SIDA ini meliputi pengelolaan Capture and Sharing majemen pengetahuan dengan menggunakan fitur layanan web sehingga memungkinkan stakeholder untuk mengakses data dan informasi pada repositori pengetahuan secara otomatis. Fitur dan layanan yang tersedia akan memfasilitasi stakeholder SIDA dalam pengelolaan inovasinya, sehingga masalah yang terjadi di UMKM dapat terselesaikan dan solusi juga dapat terkelola dengan baik. Selama ini antara pihak UMKM, akademik, industri, pemerintah maupun masyarakat umum tidak ada sinkronisasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh UMKM. Hal ini membuat
1.3 Definisi, Akronim dan Singkatan Tabel 1. Definisi, Singkatan dan Akronim Istilah, Akronim dan Singkatan
Keterangan
SRS
Software Requirement Spesification Merupakan dokumen hasil analisis yang berisi spesifikasi kebutuhan user
IEEE
Institute of Electrrical and Electronics Engineers, merupakan standar internasional untuk pengembangan dan rancangan perangkat lunak Use Case Diagram Merupakan diagram yang menggambarkan hubungan interaksi user dengan sistem. Google App Engine Merupakan dasar arsitektur yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi web SIDA Database management system Software atau tool yang digunakan untuk menyimpan data (database) Orang yang menggunakan aplikasi web SIDA
UC GAE
DBMS User
1.4 Gambaran Produk Aplikasi web SIDA merupakan aplikasi web untuk pengelolaan inovasi pada UMKM. Aplikasi web SIDA ini memungkinkan UMKM untuk melakukan sharing informasi antar UMKM, akademik, dan user secara umum. Masalah yang dihadapai UMKM sangat bervariasi, sehingga diperlukan peran dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh UMKM. Aplikasi web SIDA memungkinkan UMKM untuk bertanya mengenai masalah yang dihadapi. Nantinya user akademik dan user umum bisa memberikan jawaban, komentar, informasi pelatihan, serta membuat artikel.
1.5 Referensi Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai referensi dalam pembuatan SKPL ini adalah sebagai berikut: -
IEEE Std 830-1993, IEEE Recommended Parctice for Software Requirement Specifications. Software Engineering, Aparctitioner’s Approach 5th edition, Roger S Pressman, Mc Graw Hill, 2001.
2. Deskripsi Global Perangkat Lunak Bagian ini akan menjelaskan secara umum aplikasi web SIDA, yang meliputi deskripsi umum dan fitur-fitur yang terdapat di aplikasi web SIDA.
2.1 Deskripsi umum
2.2 Batasan Masalah
3. Deskripsi Rinci Kebutuhan Rincian kebutuhan aplikasi web SIDA dibagi menjadi lima kelompok, yaitu antarmuka pemakai, antarmuka perangkat keras, antarmuka perangkat lunak, deskripsi proses, desain database, dan rancangan
3.1 Antarmuka Pemakai User aplikasi web SIDA (meliputi UMKM, akademik, dan user umum) dapat mengakses web SIDA melalui internet browser. Berikut merupakan contoh rancangan antarmuka pemakai yang akan direalisasikan dalam web SIDA:
3.2 Antarmuka Perangkat Keras User yang akan mengkases aplikasi web SIDA tidak memerlukan spesifikasi hardware secara khusus untuk dapat mengakses web SIDA.
3.3 Antarmuka Perangkat Lunak Aplikasi web SIDA dikembangkan dengan Python dengan framework Djanggo, database Google cloud SQL.
3.4 Rancangan Database
3.5 Rancangan Arsitektur Rancangan aritektur aplikasi web SIDA dibuat berdasarkan arsitektur dari Google App Engine (GAE).
UMKM
Google web toolkit
Akadmik
Google Gadget Akses client / user
Cloud Computing Services
INTEGRATION
Google App Engine (GAE)
Python & Django
Dynamic, Scalable Runtime
GAE Database
GData
Googe Accounts Support Services Social Graph API
Others
User umum
LAMPIRAN – 2 DRAF PUBLIKASI
32
Development of Capture and Sharing Knowledge Management Based on Web Mining and Web Service to Support Regional Innovation System
Authors Name/s per 1st Affiliation (Author)
Authors Name/s per 2nd Affiliation (Author)
line 1 (of Affiliation): dept. name of organization line 2: name of organization, acronyms acceptable line 3: City, Country line 4: e-mail:
[email protected]
line 1 (of Affiliation): dept. name of organization line 2: name of organization, acronyms acceptable line 3: City, Country line 4: e-mail:
[email protected]
innovation-based superior product (Aldianto, Agustini, & Bayuningrat, 2011). In practice, there are four stakeholders as the main pillars for the success of SIDA. Those are the company as a place of production; educational institution where research and training take place; technological institutions as provider of tools and frameworks; and framework condition which is local and national levels of government to formulate a policy (Noviandi, et al., 2012). These four pillars in SIDA can collaborate optimally if connected to a media information and good communication, using an interactive portal and integrated knowledge (Noviandi, et al., 2012). For example, every employer shall inform the condition of the industry and its current problems. Educational institutions conduct research to solve the problems faced by companies, and institutions cooperating with the technology to produce the appropriate equipment for these problems. Several knowledge management media have been made to connect the four stakeholder innovation systems in the form of innovation portals like sidajateng.com and piumkm.co.id. However, there are two flaws in the media, which only uses the HTML representation of information that can only be accessed by a web browser and information capture processes still rely on user contribution. Representation of information in the form of HTML complicates stakeholders to manipulate the information in another form (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Engineering of information that may be applied to the management of knowledge innovation system is a mapping problem in the industry with solutions that have been applied to other industries. An example is the flagship product of batik Pekalongan is facing problems in marketing, meanwhile in Jepara this kind of marketing problems already found a solution and possible to be applied to problems in Pekalongan. Unfortunately the current state of innovation portal, to perform this engineering stakeholders must perform additional work that is not easy to change the format of existing data into the appropriate one (Guo-xin & Xiaoqin, 2008). Automated information capture processes may increase the quantity of information and available knowledge. And further improve the quality of innovation resulting from the knowledge management. To provide solutions to the problems of the innovation system of knowledge management, this research utilizes the
Abstract—The government has sought to enhance product competitiveness in the regions with a Regional Innovation System (SIDA) supported by four main pillars, namely corporate, educational, technological, and policy makers. These four pillars are connected through the media in the form of a knowledge management portal innovation. Recent portal is currently still represented in the form of HTML, while retrieval process (capture) still rely on the contribution of user information that will result in the difficulty of engineering information, such as mapping and determination of product marketing development solution. Management of knowledge management in making the information capture needs to be done automatically in order to increase the quantity of information and knowledge, as well as the quality of the resulting innovations. To achieve this, there are several steps done. Establishment of a policy or regulation SIDA is the first step to determine and set the standard in the management of SIDA. Development of knowledge management software that can be openly accessed by stakeholders can support improved management of SIDA. The software that will be developed include a SIDA web-based application using PHP scripting. Web-based applications will be developed into a service-based applications using XML and JSON in order to enable communication among different platform software accessing SIDA. Development of web-based applications and services will be used as the basis for a repository of knowledge to store data and information that will be processed into knowledge. Repository of knowledge will be utilized as a basis for improved information capture, by mean of web crawling, text mining, and web content mining. Web crawling is performed by creating a website crawler agent to locate and collect relevant website content. Text mining is applied to classify the content of the website of the content of the website that has been collected. The application of web content mining is conducted to obtain knowledge management support in order to achieve optimal management of SIDA and obtain a quality innovation. Keywords-RIS, SME, knowledge management, web service, innovation
INTRODUCTION Regional innovation systems (SIDA) is one of the major programs that aim to improve the competitiveness of
33
technology of web services which allows the representation of information in a common format that can be accessed by the machine/other software and possible to exchange information. In addition, this study will also develop an engine web miner capable to extract important information from relevant websites and store them into the repository to be used as additional knowledge. RELATED RESEARCH The spirit of an innovation system is stakeholder’s synergies in moving cooperative innovation, to form a network of innovation. An important regional innovation network infrastructure is information and communication technology (ICT). Utilization of ICT in establishing linkages and knowledge flows between key actors of regional innovation development will determine the speed of update of policies and development strategies at various levels. One of the network infrastructure innovations that greatly assist the management of knowledge in region is e-development in the district of Tegal, Central Java. E-development mesurement survey indicates promising results to all the elements of e-development, especially the assessment of eleadership and institutional. This suggests that the role of local leaders to develop the use of ICT is significant. In addition, the development of infrastructure to support the use of ICT in the public service function constructed as a top priority (Noviandi, et al., 2012). Korea is one of the countries that introduce local political system in 1995. This fact impacts on the awareness of the importance of regional innovation systems. From then on, local governments and the central government of Korea strives to develop local economies that focus on technological innovation and the use of ICT (Chung, 2002). Malaysia's Multimedia Super Corridor (MSC) is an innovative system designed to help the transition process Malaysian nation into a society which is based on the information. The focus is on knowledge-based economy. Multimedia Super Corridor ensures that each stakeholder may act according to its function. One of them is responsible for the development of ICT infrastructure and applications, ranging from project management, design the hardware architecture, as well as to develop relevant software (Mohan, Omar, & Ab. Aziz, 2002). Industrial clusters play an important role in regional economic development, the global economy, and competition between firms. Innovation in the world of ICT is a major driving factor in determining the success of future economic (Wang, 2008). Many large companies in China is still relatively low in mastery of ICT. To overcome this problem, the companies collaborated with several research institutions and universities, which have high levels of utilization of the more promising technologies. The goal is to achieve mastery of technological innovation competitive. Analysis shows that the company cooperates with the agency is able to compete globally with compelling mastery of ICT (Kazuyuki, 2005). Opening schools and new universities in the period 1985-
2000 in Italy also influence regional innovation (Cowan & Zinovyeva, 2013). Recent research states that Bangalore has become one of the dominant cluster in the field of ICT, outside the OECD member countries. In fact, Bangalore has become the largest cluster, with the rapid growth in the sector of software outside the United States, despite support from local and central government are very small. The key lies in the coordination between the institutions of quality education with a small company to a national, as the cornerstone of the birth of the regional innovation system (Chaminade & Vang, 2008). LITERATURE REVIEW Knowledge Management Knowledge management is a field of study that emerged as an area of research in the field of industrial and academic, including cognitive science, sociology, management, knowledge engineering, artificial intelligence, to the economic sector. Knowledge management is a significant response from many organizations, to develop a knowledge both within and external to the organization, such as shareholders and customers. Knowledge Management is part of an effort to build innovation to improve competitiveness. The essence of knowledge management, there are three, namely human resources, technology, culture learning/sharing knowledge. Research shows that many organizations are developing information systems designed specifically to facilitate the sharing and integration of knowledge. The key point in knowledge management consists of two approaches. First, the scope of knowledge management is more than just technology to facilitate knowledge sharing and integration. The researchers stated that in addition to technology, people and culture in the workplace is a driving factor that ultimately determines the success or failure of knowledge management development. Second, the focal point solely emphasis on technology, led to the initiation and development of knowledge management is hampered (Rubenstein-Montano, Liebowitz, Buchwalter, McCaw, Newman, & Rebeck, 2001). Some knowledge management framework has been developed, in academic, industrial, and professional community. Knowledge management framework can be grouped into three categories: prescriptive, descriptive, and combined precsriptive-descriptive (Alavi & Leidner, 1999). Prescriptive frameworks provide direction to work with the type of knowledge management procedures, without giving specific details of how the procedure should be achieved. For example, prescriptive framework provides input regarding what the proper methodology for knowledge management, without explaining what action should be taken to develop the methodology. On the other hand, is a descriptive framework that classifies and describes the framework of knowledge management. This framework identifies important attributes of knowledge management, which can be used to determine the failure or success of the initial idea of knowledge management. While the combined descriptive-
prescriptive framework is a framework that combines the two previous framework. Web Seervice as Inovation Infrastructure Governments realize that a web and network infrastructure is an important tool in the development and promotion of innovative sector, at the regional, national, and global levels. The question for developing countries such as Indonesia is, how to build an infrastructure that supports the innovation process. One solution is to adopt and adapt the infrastructure owned by the developed countries. Such FinnONTO, a national project to develop a semantic network of Finland (Hyvonen, et al., 2007), and Theseus, a method in the world of the internet to search, acquire, and process knowledge (The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services, 2011). Theseus was developed by the German government to improve the country's competitive ability and the EU, as a leader in information and communications technology. In addition to focusing on the material, the internet is a critical component that has a dominant role in the infrastructure of the innovation process. A successful example of this case is Singapore, which makes project collaboration with Cisco Company to establish the Singapore Science Park. Other examples are in Hong Kong, with a mega project known as the Hong Kong Science & Technology Park and Cyberport (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012). The Internet provides a needed resource, which focus on various sectors through a portal. South-Korean Innopolis Daedeok. South-Korean Innopolis Daedeok (Oh, Kim, & Jeong, 2005) is a state-owned Korean portal as a global innovation cluster within the scope of the information, nano and biotechnology, space technology and energy, and robotics. Successful implementation of a web-shaped infrastructure is demonstrated by Technopark Stavanger, an indispensable resource by foreign companies who want to invest in the Netherland. Technopark Stavanger is to serve as a strategic platform to dominate the European market (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012). Most of the technologies used in regional web infrastructures above are using web 2.0, which contains the database, services, information in the form of maps and time lines, or other sources of information. Regional innovation system that uses web 2.0 is also available in RhinelandPalatinate, Germany, under the name Wirtschafts Forum Neuwied e.V., which consists of about 100 SMEs by the number of employees to 8,000 (Lindermann, Valcárcel, Schaarschmidt, & von Kortzfleisch, 2009). NOVELTY AND CONTRIBUTION A study associated with the development of knowledge management in SIDA is (Teknologi, 2011). The research report described the use of knowledge management models to strengthen the regional innovation system, as well as the implementation of the model in a web-based software. Unfortunately, in these studies there is only one way to capture and share knowledge which is by portal GIN, a kind
of web-based application. Stakeholders or SIDA supporting components can only access the information provided on the portal GIN using the browser. Stakeholder can not automate the processing of information obtained on portal GIN and neither format the information provided into another forms. As a development of portal GIN, BPPT has also launched a pi-umkm.com that allows visitors to add content into the portal. However in the portal, web service features that allow flexible data access through the interface portals that are independent of the programming language such as XML and JSON are not available yet. Some innovations portal software equipped with a web service features have also been developed by the local government as the sidajateng.com. Unfortunately this closed portal is managed by a team of developers. Visitors are not allowed contribute directly to the addition of content, so that the information presented is also very limited. Knowledge management software that is developed in this study has several advantages compared to aformentioned systems in terms of content adaptation (capture) automatically from relevant websites by using web mining. In addition the software developed is also equipped with web services XML or JSON interface that allows stakeholders to access the repository of knowledge and exchange information using their own software. Integrated Knowledge Management???? TABLE TYPE STYLES Table Head copy
Table Column Head
Table column subhead
S ubhead
S ubhead
More table copya a. Sample of a Table footnote. (Table footnote)
We suggest that you use a text box to insert a graphic (ideally 300 dpi), with all fonts embedded) because, in an MSW document, this method is somewhat more stable than directly inserting a picture. To have non-visible rules on your frame, use the MSWord pull-down menu, select Format > Borders and Shading > Select “None”. Example of a ONE-COLUMN figure caption. I.
ACKNOWLEDGMENT
The preferred spelling of the word “acknowledgment” in America is without an “e” after the “g”. Avoid the stilted expression, “One of us (R.B.G.) thanks . . .” Instead, try “R.B.G. thanks”. Put applicable sponsor acknowledgments here; DO NOT place them on the first page of your paper or as a footnote. II.
REFERENCES
List and number all bibliographical references in 9-point Times, single-spaced, at the end of your paper. When referenced in the text, enclose the citation number in square brackets, for example [1]. Where appropriate, include the name(s) of editors of referenced books. The template will number citations consecutively within brackets [1]. The sentence punctuation follows the bracket [2]. Refer simply to the reference number, as in [3]—do not use “Ref. [3]” or “reference [3]” except at the beginning of a sentence: “Reference [3] was the first . . .” Number footnotes separately in superscripts. Place the actual footnote at the bottom of the column in which it was cited. Do not put footnotes in the reference list. Use letters for table footnotes. Unless there are six authors or more give all authors’ names; do not use “et al.”. Papers that have not been published, even if they have been submitted for publication, should be cited as “unpublished” [4]. Papers that have been accepted for publication should be cited as “in press” [5]. Capitalize only the first word in a paper title, except for proper nouns and element symbols. For papers published in translation journals, please give the English citation first, followed by the original foreignlanguage citation [6]. G. Eason, B. Noble, and I. N. Sneddon, “On certain integrals of LipschitzHankel type involving products of Bessel functions,” Phil. Trans. Roy. Soc. London, vol. A247, pp. 529–551, April 1955. (references) J. Clerk Maxwell, A Treatise on Electricity and Magnetism, 3rd ed., vol. 2. Oxford: Clarendon, 1892, pp.68–73. I. S. Jacobs and C. P. Bean, “Fine particles, thin films and exchange anisotropy,” in Magnetism, vol. III, G. T. Rado and H. Suhl, Eds. New York: Academic, 1963, pp. 271–350. K. Elissa, “Title of paper if known,” unpublished. R. Nicole, “Title of paper with only first word capitalized,” J. Name Stand. Abbrev., in press. Y. Yorozu, M. Hirano, K. Oka, and Y. Tagawa, “Electron spectroscopy studies on magneto-optical media and plastic substrate interface,” IEEE Transl. J. Magn. Japan, vol. 2, pp. 740–741, August 1987 [Digests 9th Annual Conf. Magnetics Japan, p. 301, 1982]. M. Young, The Technical Writer’s Handbook. Mill Valley, CA: University Science, 1989. Electronic Publication: Digital Object Identifiers (DOIs): Article in a journal: D. Kornack and P. Rakic, “Cell Proliferation without Neurogenesis in Adult Primate Neocortex,” Science, vol. 294, Dec. 2001, pp. 21272130, doi:10.1126/science.1065467. Article in a conference proceedings: H. Goto, Y. Hasegawa, and M. Tanaka, “Efficient Scheduling Focusing on the Duality of MPL Representatives,” Proc. IEEE Symp. Computational Intelligence in Scheduling (SCIS 07), IEEE Press, Dec. 2007, pp. 57-64, doi:10.1109/SCIS.2007.357670.
LAMPIRAN – 3 LAPORAN PENGGUNAAN DANA
37
LAPORAN PENGGUNAAN DANA PELAKSANAAN PENELITIAN HIBAH PEKERTI TAHUN ANGGARAN 2014
Satuan
NO Komponen 1. Potongan Pajak No Keterangan 1 Pajak PPN ( 10 %) 2 Pajak PPh ( 2 % ) 3 Pajak PPh 21 ( 5% )
Pagu
Perhitungan 10% * (50.750.000/1,1) 2% * (50.750.000/1,1) Sub total
2. Biaya Operasional TPP No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Barang
Jumlah
Upgrade komputer Belanja ATK Tinta Printer Modem Harddisk Eksternal Flashdisk Portable Scanner
1 1 1 3 1 1 1 Sub total
Harga Satuan (Rp) 4,550,555 1,306,315 150,000 199,000 1,394,400 75,000 2,100,000
Jumlah (rupiah) 4,613,636 922,727 450,000 5,986,363
Jumlah (rupiah) 4,550,555 1,306,315 150,000 597,000 1,394,400 75,000 2,100,000 10,173,270
3. Biaya Hidup di TPM No 1 Biaya hidup di TPM
Jenis Pengeluaran
Frekuensi 11
Lama (bulan)
Jumlah Jam/Minggu
Jumlah Bulan
Honor/Jam (Rp)
20 20 20 15 15
5 5 5 5 5
5
Sub total 4. Honorarium TPP dan TPM No Pelaksana Jumlah Pelaksana
1 2 3 4 5
TPP1 TPP2 TPP3 TPM1 TPM2
1 1 1 1 1 Sub total
30,000 30,000 30,000 35,000 32,500
Jumlah (rupiah) 12,604,100 12,604,100
Jumlah setelah pajak (Rp) 3,000,000 3,000,000 3,000,000 2,625,000 2,437,500 14,062,500
5. Biaya Habis Pakai No 1 2 3 4 5 6
Nama Barang
Pulsa internet (3) Transportasi survei Transportasi tim coding Biaya koordinasi tpp Souvernir survei rencana langganan GoogleApp Sub total
Jumlah 5 2 3 7 15 1
Harga Satuan (Rp) 450,000 500,000 250,000 `135,000 500,000
Jumlah (rupiah) 2,250,000 1,000,000 750,000 1,119,670 2,025,000 500,000 7,644,670
TOTAL PENGGUNAAN DANA No
Jenis Pengeluaran
Jumlah (Rp)
1
Pengeluaran Pajak
5,986,363
2
Biaya operasional TPP
10,173,270
3
Biaya hidup di TPM
12,604,100
4
Honorarium TPP
9,000,000
5
Honorarium TPM
5,062,500
6
Biaya bahan habis pakai
7,644,670
Total Dana yang Digunakan
50,470,903
Anggaran Dana 70%
50,750,000
Sisa Dana
279,097
41