LAPORAN AKHIR PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI)
PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN BERBASIS WEB MINING DAN WEB SERVICE UNTUK MENDUKUNG SISTEM INOVASI DAERAH Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun Oleh: TPP Fahri Firdausillah, MCS
NIDN: 0605078601
Erwin Yudi Hidayat, MCS
NIDN: 0605078501
Khafiizh Hastuti, M.Kom
NIDN: 0604097902 TPM
Azhari SN, Drs., MT., Dr
NIDN: 0020096204
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO NOVEMBER 2015
i
ii
RINGKASAN Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang didukung oleh empat pilar utama, yaitu perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga teknologi, dan pembuat kebijakan. Keempat pilar ini terhubung melalui media manajemen pengetahuan yang berbentuk suatu portal inovasi. Portal inovasi yang saat ini berkembang masih direpresentasikan dalam bentuk HTML dan proses pengambilan (capture) informasi masih mengandalkan konstribusi pengguna yang akan berakibat pada sulitnya melakukan rekayasa informasi, misalnya pemetaan masalah pengembangan pemasaran produk dan penentuan solusinya. Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu dilakukan secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas inovasi yang dihasilkan. Untuk mencapai hal ini, ada beberapa tahap yang dilakukan. Penetapan suatu kebijakan atau regulasi SIDA merupakan langkah awal yang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui dan menetapkan standar dalam pengelolaan SIDA. Pengembangan perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka oleh stakeholder mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat SIDA. Perangkat lunak yang akan dikembangkan meliputi aplikasi SIDA berbasis web (web application) menggunakan scripting PHP. Aplikasi berbasis web akan dikembangkan menjadi aplikasi berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar perangkat lunak yang mengakses web SIDA dapat saling berkomunikasi. Pengembangan aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan repositori pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Aplikasi web SIDA yang dikembangkan memungkinkan terjadinya komunikasi dan pertukaran informasi antara UMKM, akademik, dan user secara umum. Aplikasi web SIDA dapat digunakan oleh pengelola UMKM untuk bertanya tentang masalah yang dihadapi, sehingga nantinya pihak akademik atau user umum dapat membantu UMKM untuk menjawab pertanyaan yang diberikan ataupun membuat artikel yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi UMKM. Pihak akademik dan user umum juga bisa berbagai informasi mengenai pelatihan yang dapat meningkatkan skill dan kemampuan pengelolaan UMKM.
iii
PRAKATA Laporan kemajuan penelitian dengan judul "PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN BERBASIS WEB MINING DAN WEB SERVICE UNTUK MENDUKUNG SISTEM INOVASI DAERAH" telah dikerjakan dari bulan Februari 2015 hingga bulan November 2015. Penelitian ini dilatar belakangi dengan melihat grafik pertumbuhan UMKM yang semakin meningkat. Meningkatnya grafik jumlah UMKM akan selalu diiringi dengan munculnya masalah-masalah yang akan dihadapi oleh pengelola UMKM. Masalah-masalah ini bisa menjadi penghambat UMKM untuk berkembang. Sebenarnya Pemerintah telah memiliki portal Sistem Inovasi Daerah (SIDA), namun masih belum optimal untuk digunakan.
Penelitian ini menggabungkan Aplikasi web untuk SIDA dengan konsep capture and sharing Knowledge Management dan memanfaatkan web service dan web mining. Diharapkan dengan adanya website ini maka antar UMKM bisa melakukan berbagi masalah dan solusi dan peran serta akademik dan masyarakat umum untuk berbagi ide dalam menyelesaikan masalah UMKM.
Ucapan terimakasih Tim peneliti haturkan pada tim peneliti mitra dari Universitas Gadjah Mada. Terimakasih juga kami sampaikan pada Rektor Universitas Dian Nuswantoro, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, LPPM Universitas Dian Nuswantoro serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semarang, 25 November 2014
Tim Peneliti 1. Fahri Firdausillah 2. Erwin Yudi Hidayat 3. Khafiizh Hastuti
iv
DAFTAR ISI RINGKASAN .................................................................................................................. III PRAKATA ...................................................................................................................... IV DAFTAR ISI ..................................................................................................................... V BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 LINGKUP PENELITIAN ................................................................................................ 1 1.2 HUBUNGAN PENELITIAN YANG DIUSULKAN DENGAN ROADMAP PENELITIAN TPP ....... 2 1.3 ORISINALITAS DAN KONTRIBUSI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN .............................. 4 1.4 PENDEKATAN KRITIS YANG DIGUNAKAN ................................................................... 5 BAB 2. STUDI PUSTAKA ................................................................................................. 7 2.1 PENELITIAN TERKAIT ................................................................................................ 7 2.2 KNOWLEDGE MANAGEMENT ..................................................................................... 8 2.3 LAYANAN WEB SEBAGAI INFRASTRUKTUR INOVASI .................................................... 9 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ....................................................... 11 3.1 TUJUAN................................................................................................................... 11 3.2 MANFAAT ............................................................................................................... 11 BAB 4. METODE PENELITIAN .................................................................................... 13 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 14 5.1 DESKRIPSI PRODUK DAN CAPAIAN ........................................................................... 14 5.2 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM ................................................................................ 15 5.3 DESAIN DAN ARSITEKTUR SISTEM ........................................................................... 17 5.3.1 Arsitektur Sistem .............................................................................................. 18 5.3.2 Desain Perangkat Lunak .................................................................................. 19 5.4 IMPLEMENTASI DAN TESTING SISTEM ....................................................................... 21 5.4.1 Struktur Perangkat Lunak ................................................................................ 21 5.4.2 Antarmuka Perangkat Lunak............................................................................ 22 5.4.3 Pengembangan Mesin Content Generator ........................................................ 28 5.5 UNIT TESTING & INTEGRATION TESTING .................................................................. 29 5.6 WEB LOAD DAN SERVER LOAD TESTING .................................................................. 30 5.7 HASIL EKSPERIMEN DOCUMENT CLUSTERING .......................................................... 32 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 34 6.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 34 6.2 SARAN ...................................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36 LAMPIRAN – 1................................................................................................................ 38 LAMPIRAN – 2................................................................................................................ 40 LAMPIRAN – 3................................................................................................................ 42
v
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Lingkup Penelitian Sistem inovasi daerah (SIDA) merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah berbasis inovasi (Aldianto, Agustini, & Bayuningrat, 2011). Dalam prakteknya terdapat empat stakeholder yang menjadi pilar utama untuk menyukseskan SIDA, yaitu perusahaan sebagai tempat produksi, lembaga pendidikan sebagai pelaksana riset dan pelatihan, lembaga teknologi sebagai penyedia alat bantu, dan framework condition yaitu pemerintah tingkat daerah dan tingkat nasional yang merumuskan kebijakan (Noviandi, et al., 2012).
Gambar 1.1 Pilar kesuksesan SIDA (Noviandi, et al., 2012)
Keempat pilar yang ditunjukkan pada gambar 1.1 dapat berkolaborasi dengan optimal jika dihubungan dengan media informasi dan komunikasi yang baik, menggunakan portal pengetahuan yang interaktif dan terintegrasi (Noviandi, et al., 2012). Sebagai contoh setiap pengusaha akan menginformasikan kondisi dunia industri yang ada saat ini beserta permasalahannya, lembaga pendidikan melakukan riset untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan dan bekerja sama dengan lembaga teknologi untuk menghasilkan peralatan tepat guna untuk permasalahan tersebut. Beberapa media manajemen pengetahuan telah dibuat untuk menghubungkan keempat stakeholder sistem inovasi dalam bentuk portal inovasi seperti sidajateng.com dan piumkm.co.id. Namun ada dua kekurangan pada media tersebut, yaitu hanya menggunakan
1
representasi informasi dengan HTML yang hanya dapat diakses oleh perambah web dan proses capture informasi masih manual yaitu hanya mengandalkan kontribusi pengguna. Representasi informasi dalam bentuk HTML saja akan mempersulit stakeholder untuk merekayasa informasi dalam bentuk lain (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Contoh rekayasa informasi yang mungkin diterapkan pada manajemen pengetahuan sistem inovasi adalah pemetaan permasalahan pada satu industri dengan solusi yang telah diterapkan pada industri yang lain. Contohnya adalah produk unggulan batik Pekalongan memiliki masalah dalam pemasaran, sedangkan di Jepara permasalahan pemasaran tersebut sudah ditemukan solusinya dan mungkin untuk diterapkan untuk permasalahan di Pekalongan. Sayangnya dengan kondisi portal inovasi saat ini, untuk melakukan rekayasa tersebut stakeholder harus melakukan kerja tambahan yang tidak mudah yaitu merubah format data yang ada ke format yang sesuai (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Proses capture informasi secara otomatis dapat meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan yang tersedia dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas dari inovasi yang dihasilkan dari manajemen pengetahuan tersebut. Untuk memberikan solusi pada permasalahan manajemen pengetahuan sistem inovasi tersebut, penelitian ini memanfaatkan teknologi layanan web (web service) yang memungkinkan representasi informasi ke dalam format umum yang dapat diakses oleh mesin / perangkat lunak lain dan dapat saling bertukar informasi. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dikembangkan engine web miner yang mampu mengekstrak informasi penting dari website yang relevan dan menyimpannya ke dalam repositori untuk dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan. 1.2 Hubungan Penelitian yang Diusulkan dengan Roadmap Penelitian TPP Pada tahun 2013 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro (LPPM UDINUS) menerbitkan rencana induk penelitian yang digunakan untuk menentukan arah penelitian yang akan dikerjakan oleh UDINUS dari tahun 2013 hingga tahun 2016 (UDINUS, 2013), salah satu topik unggulan adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pemerintahan dengan roadmap sebagaimana ditampilkan pada 2
gambar 1.2.
Gambar 1.2 Roadmap penelitian UDINUS
Sesuai roadmap yang ditunjukkan gambar 1.2, penelitian ini berkontribusi dalam pembuatan implementasi model berbasis web dan layanan web, yang menggarisbawahi permasalahan kecenderungan sistem e-Gov yang tertutup serta rendahnya interoperabilitas antar sistem. Sistem capture and sharing pada knowledge management yang dibangun pada penelitian ini memungkinkan komponen sistem lain (di luar sistem yang dibangun) untuk berinteraksi secara tidak langsung dengan menggunakan suatu aturan tertentu yang direpresentasikan dengan syntax XML atau JSON. Penerapan model layanan web pada sistem yang dibangun, dapat memberikan keleluasaan pada keempat pilar utama SIDA untuk mengakses dan memodifikasi pengetahuan secara lebih cepat dan lebih fleksibel. Desain pengaksesan manajemen pengetahuan yang fleksibel akan meningkatkan usability dan reusability pengetahuan yang berujung pada penemuan inovasi secara lebih mudah. Meski demikian, penelitian ini hanya menitikberatkan pada rekayasa teknologi layanan web untuk capture and sharing pengetahuan sebagai fondasi awal pengelolaan pengetahuan lebih lanjut. Potensi topik penelitian yang akan dilaksanakan sebagai lanjutan dari penelitian ini antara lain implementasi sistem pendukung keputusan dan sistem pakar pada repositori pengetahuan, optimasi basis data repositori pengetahuan, pengukuran manfaat manajemen pengetahuan dalam SIDA, dan penerapan web ontologi untuk meningkatkan knowledge awareness. 3
1.3 Orisinalitas dan Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan Salah satu penelitian yang terkait dengan dengan pengembangan manajemen pengetahuan untuk SIDA adalah (Teknologi, 2011). Dalam laporan penelitian tersebut telah dijelaskan model penggunaan manajemen pengetahuan untuk menguatkan sistem inovasi daerah, serta implementasi model tersebut dalam perangkat lunak berbasis web. Sayangnya pada penelitian tersebut hanya ada satu cara untuk menangkap dan dan berbagi pengetahuan, yaitu dengan melalui portal GIN yang merupakan aplikasi berbasis web. Stakeholder atau komponen pendukung SIDA hanya dapat mengakses informasi yang disediakan pada portal GIN dengan menggunakan perambah. Mereka tidak dapat mengotomatisasi pengolahan informasi yang didapat pada portal GIN dan juga tidak dapat memformat informasi yang disediakan ke dalam bentuk lain. Sebagai pengembangan dari portal GIN, BPPT juga telah meluncurkan pi-umkm.com yang mengijinkan pengunjung untuk menambahkan konten ke dalam portal tersebut, namun dalam portal tersebut juga belum tersedia fitur layanan web yang mengijinkan akses data portal secara fleksibel melalui antarmuka yang independen terhadap bahasa pemrograman seperti XML dan JSON. Beberapa perangkat lunak portal inovasi yang telah dilengkapi dengan fitur layanan web juga telah dikembangkan oleh pemerintah daerah seperti pada sidajateng.com. Namun sayangnya portal ini dikelola secara tertutup oleh tim pengembang, pengunjung tidak dapat berkontribusi secara langsung dalam penambahan kontennya, sehingga informasi yang disajikan juga sangat terbatas. Perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan beberapa sistem yang telah disebutkan sebelumnya dalam hal adaptasi konten (capture) secara otomatis dari website yang relevan dengan menggunakan web mining. Selain itu perangkat lunak yang dikembangkan juga dilengkapi layanan web dengan antarmuka XML atau JSON yang memungkinkan stakeholder mengakses repositori pengetahuan dan saling bertukar informasi dengan menggunakan perangkat lunak buatan mereka sendiri.
4
1.4 Pendekatan Kritis yang Digunakan Secara umum perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan memiliki empat komponen penting sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.3. Lebih detail tentang komponen yang ditunjukkan, pendekatan kritis dan konseptual yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah mencakup:
Gambar 1.3 Rancangan penelitian
1. Repositori pengetahuan untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Data yang disimpan dalam repositori dapat berupa artikel, gambar, statistik, fakta, hasil publikasi, dan lain-lain. Data tersebut disimpan dalam basis data relasional seperti MySQL atau PostgreSQL untuk memudahkan manajemen. 2. Aplikasi web yang memungkinkan pengguna untuk mengakses (menginput dan menampilkan) data dan informasi secara langsung melalui perambah web. Aplikasi web ini akan dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman scripting PHP dan data yang akan disajikan adalah data yang tersimpan pada repositori pengetahuan. 5
3. StakeHolder Sistem Inovasi Daerah merupakan pengguna yang akan berperan aktif berkontribusi memperbaharui konten, baik melalui applikasi berbasis web maupun melalui layanan web. 4. Komponen
layanan
web
memungkinkan
perangkat
lunak
yang
dibangun
berkomunikasi dengan perangkat lunak lain dengan menggunakan antar muka XML atau JSON yang bersifat independen terhadap bahasa pemrograman. 5. Web Miner berfungsi untuk meng-capture data dari website yang relevan secara otomatis kemudian mengkategorikan hasil capture ke dalam beberapa kelompok dan menyimpannya pada repository pengetahuan agar dapat digunakan kembali. Pendekatan kritis tersebut akan menjamin keberhasilan pengembangan Capture & Sharing Manajemen Pengetahuan untuk mendukung Sistem Inovasi Daerah.
6
BAB 2. STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Ruh dari sebuah sistem inovasi adalah adanya sinergi antaraktor dalam menggerakkan inovasi yang kooperatif, untuk membentuk jaringan inovasi. Infrastruktur jaringan inovasi daerah yang cukup penting adalah teknologi ICT. Pemanfaatan ICT dalam membangun keterkaitan dan aliran pengetahuan antar aktor kunci pengembangan inovasi daerah sangat menentukan kecepatan dalam memperbaharui kebijakan maupun strategi pembangunan pada berbagai level. Salah satu infrastruktur jaringan inovasi yang sangat membantu pengelolaan pengetahuan di daerah adalah e-development di kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Survei pengukuran pengembangan e- development menunjukkan angka yang cukup tinggi untuk keseluruhan elemen e-development, terutama penilaian terhadap elemen e-leadership dan kelembagaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran pimpinan daerah untuk mengembangkan pemanfaatan ICT cukup signifikan. Selain itu, pembangunan infrastruktur untuk menunjang pemanfaatan TIK bagi fungsi pelayanan masyarakat dibangun sebagai prioritas utama (Noviandi, et al., 2012). Korea adalah salah satu negara yang memperkenalkan sistem politik daerah pada tahun 1995. Kejadian ini berimbas pada munculnya kesadaran terhadap pentingnya sistem inovasi daerah. Mulai saat itu, pemerintah daerah dan pemerintah pusat Korea berupaya keras untuk mengembangkan ekonomi daerah yang menitikberatkan pada inovasi teknologi dan pemanfaatan ICT (Chung, 2002). Malaysia’s Multimedia Super Corridor (MSC) adalah sebuah sistem inovasi yang dirancang untuk membantu proses transisi bangsa Malaysia menjadi masyarakat yang berpijak pada informasi, yang fokusnya adalah sektor ekonomi berbasis pengetahuan. Multimedia Super Corridor memastikan setiap stakeholder dapat berperan sesuai fungsinya. Salah satunya bertanggung jawab terhadap pengembangan infrastruktur ICT dan aplikasi, mulai dari manajemen proyek, merancang arsitektur perangkat keras, serta mengembangkan perangkat lunak yang relevan (Mohan, Omar, & Ab. Aziz, 2002). Klaster industri memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi daerah, ekonomi global, dan kompetisi antarperusahaan. Inovasi dalam dunia ICT merupakan faktor 7
penggerak utama dalam menentukan keberhasilan ekonomi di masa depan (Wang, 2008). Banyak perusahaan besar di China masih tergolong rendah dalam penguasaan ICT. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan-perusahaan tersebut berkolaborasi dengan beberapa institusi riset dan perguruan tinggi, yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi yang lebih menjanjikan. Tujuannya adalah untuk mencapai penguasaan inovasi teknologi yang kompetitif. Analisis menujukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama dengan lembaga tersebut mampu berkompetisi secara global dengan penguasaan ICT yang meyakinkan (Kazuyuki, 2005). Pembukaan sekolah-sekolah serta universitas baru pada periode 19852000 di Italia turut mempengaruhi inovasi regional (Cowan & Zinovyeva, 2013). Penelitian terkini menyatakan bahwa Bangalore telah menjadi satu dari klaster dalam bidang ICT yang dominan, di luar negara anggota OECD. Bahkan, Bangalore telah menjelma menjadi klaster terbesar, dengan pertumbuhan yang begitu cepat dalam sektor perangkat lunak di luar Amerika, meski dukungan dari pemerintah daerah dan pusat sangat kecil. Kuncinya terletak pada koordinasi antara institusi pendidikan berkualitas dengan perusahaan kecil hingga nasional, sebagai landasan lahirnya sistem inoasi daerah (Chaminade & Vang, 2008). 2.2 Knowledge Management Pada dasarnya, manajemen pengetahuan adalah bidang kajian yang muncul sebagai area penelitian dalam bidang industri dan akademik, meliputi ilmu kognitif, sosiologi, manajemen, rekayasa pengetahuan, kecerdasan buatan, hingga sektor ekonomi. Manajemen pengetahuan mendapatkan respon yang signifikan dari banyak organisasi, untuk mengembangkan pengetahuan baik di dalam maupun eksternal organisasi, seperti pemegang saham dan pelanggan. Knowledge Management adalah bagian
dari upaya membangun inovasi untuk
peningkatan daya saing. Inti dari knowledge management ada tiga, yaitu sumber daya manusia, teknologi, budaya pembelajaran/berbagi pengetahuan Penelitian menunjukkan bahwa banyak organisasi mengembangkan sistem informasi yang dirancang khusus untuk mempermudah proses sharing dan integrasi pengetahuan. Kunci utama dalam manajemen pengetahuan terdiri dari dua pendekatan. Pertama, ruang 8
lingkup manajemen pengetahuan lebih dari sekadar teknologi untuk memfasilitasi sharing dan integrasi pengetahuan. Para peneliti menyatakan bahwa selain teknologi, orang-orang dan budaya di tempat kerja merupakan faktor pendorong yang akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan pengembangan manajemen pengetahuan. Kedua, titik fokus yang sematamata menekankan pada segi teknologi, menyebabkan inisiasi dan pengembangan manajemen pengetahuan terhambat (Rubenstein-Montano, Liebowitz, Buchwalter, McCaw, Newman, & Rebeck, 2001). Beberapa framework manajemen pengetahuan telah dikembangkan, baik dalam bidang akademik, industri, maupun komunitas profesional. Framework manajemen pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: prescriptive, descriptive, dan gabungan precsriptive-descriptive (Alavi & Leidner, 1999). Prescriptive framework bekerja dengan memberikan arahan jenis prosedur manajemen pengetahuan, tanpa memberikan rincian spesifik bagaimana prosedur tersebut harus dicapai. Misalnya, prescriptive framework ini memberikan masukan mengenai metodologi apa yang tepat untuk manajemen pengetahuan, tanpa menjelaskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan metodologi tersebut. Di sisi lain, descriptive framework merupakan kerangka yang menggolongkan
dan
mendeskripsikan
manajemen
pengetahuan.
Framework
ini
mengidentifikasi atribut manajemen pengetahuan yang penting, yang dapat digunakan untuk menentukan gagal atau berhasilnya gagasan awal manajemen pengetahuan. Sedangkan gabungan prescriptive-descriptive framework merupakan kerangka yang mengombinasikan dua framework sebelumnya. 2.3 Layanan web sebagai Infrastruktur Inovasi Pemerintah dari banyak negara menyadari bahwa infrastruktur sebuah web dan jaringan merupakan piranti penting dalam proses pengembangan dan promosi sektor inovatif, baik pada tingkat daerah, nasional, maupun global. Pertanyaan bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah, bagaimana cara membangun infrastruktur yang mendukung proses inovasi tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan mengadopsi dan mengadaptasi infrastruktur yang dimiliki oleh negara maju. Seperti FinnONTO, proyek nasional untuk mengembangkan jaringan semantik negara Finlandia (Hyvonen, et al., 2007), dan Theseus, 9
sebuah metode dalam dunia internet untuk pencarian, mendapatkan, serta memproses pengetahuan (The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services, 2011). Theseus ini dikembangkan oleh pemerintah Jerman untuk meningkatkan kemampuan persaingan negara tersebut dan Uni Eropa, sebagai pemimpin dalam pusat informasi dan teknologi komunikasi. Selain berfokus pada materi, internet adalah komponen kritis yang memiliki peran dominan dalam infrastruktur proses inovasi. Contoh sukses dari kasus ini adalah Singapura, yang membuat proyek kerjasama dengan Cisco Company untuk mendirikan Singapore Science Park. Contoh lain terdapat di Hong Kong, dengan megaproyek yang dikenal sebagai Hong Kong Science & Technology Park dan Cyberport (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012). Internet menyediakan sumber daya yang diperlukan sebuah, yang berfokus pada berbagai sektor melalui sebuah portal. South-Korean Innopolis Daedeok (Oh, Kim, & Jeong, 2005) merupakan portal milik negara Korea sebagai klaster inovasi global dalam lingkup informasi, nano dan bioteknologi, teknologi ruang angkasa dan energi, dan robotika. Implementasi sukses dari infrastruktur berbentuk web ini ditunjukkan oleh Technopark Stavanger, sebuah sumber daya yang sangat diperlukan oleh perusahaan asing yang ingin berinvestasi di negeri kincir angin Belanda. Technopark Stavanger ini dijadikan sebagai platform strategis untuk menguasai pasar Eropa (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012). Sebagian besar teknologi yang dipakai dalam infrastruktur web regional di atas menggunakan web 2.0, yang berisi basis data, layanan, informasi dalam bentuk peta dan lini masa, atau sumber-sumber informasi. Sistem Inovasi daerah yang menggunakan web 2.0 ini juga terdapat di Rhineland-Palatinate, Jerman, dengan nama WirtschaftsForum Neuwied e.V., yang terdiri dari sekitar 100 UMKM dengan jumlah pekerja hingga 8.000 (Lindermann, Valcárcel, Schaarschmidt, & von Kortzfleisch, 2009).
10
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah yang dapat diakses secara terbuka (fleksibel) oleh perangkat lunak lain, serta memanfaatkan web mining untuk menyimpan informasi secara otomatis dari website yang relevan. Tujuan tersebut akan dicapai dalam dua tahap dengan rincian sebagai berikut: 1. Tahun Pertama : Mengembangkan dan menguji coba perangkat lunak Capture and Sharing majemen pengetahuan dengan menggunakan fitur layanan web yang memungkinkan stakeholder mengakses informasi dan data pada repositori pengetahuan secara otomatis menggunakan perangkat lunak tertentu.
2. Tahun Kedua : Mengembangkan dan menguji web mining untuk repositori pengetahuan yang memungkinkan perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan mengambil data dan informasi dari website yang relevan secara otomatis tanpa harus diunggah secara manual. 3.2 Manfaat Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka akan ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari pengembangan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah ini. Manfaat-manfaat yang dapat dirasakan antara lain: 1. Tahun Pertama : Kemudahan akses dan pertukaran informasi yang didapatkan oleh stakeholder SIDA melalui aplikasi berbasis web SIDA dan repository pengetahuan
2. Tahun Kedua : Kemudahan melakukan pengambilan data dan informasi dari website yang relevan serta dapat melakukan ekstraksi pengetahuan secara otomatis 11
Selain luaran berupa perangkat lunak, penelitian ini juga menargetkan penulisan makalah ilmiah yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan untuk sistem inovasi daerah, layanan web untuk sistem pemerintahan, HAKI, dan web mining untuk manajemen pengetahuan. Makalah tersebut akan dipublikasikan pada International journal dan conference.
12
BAB 4. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah yang dapat diakses secara terbuka (fleksibel) oleh perangkat lunak lain, serta memanfaatkan web mining untuk menyimpan informasi secara otomatis dari website yang relevan. Tahapan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan penelitian dapat dilihat di tabel 3.1.
Tabel 3.1 Metode Penelitian Thn 2
Tahap Web crawling
Text mining
-
Langkah Mengembangkan agent untuk melakukan crawl pada website Membuat parser untuk mengekstrak data dari website Mengembangkan engine untuk mengambil bagian konten dari sebuah website Menyimpan hasil scrapping pada basis data untuk persiapan proses selanjutnya Text gathering Text pre-processing Data analysis Visualization Evaluation
Web content mining
-
Collect Parse Analyze Produce
-
Web Scrapping
-
-
13
Indikator Mencari dan mengumpulkan isi website
Hasil Crawler agent
Meng-capture bagian konten pada website dan menyingkirkan bagian lain yang tidak relevan
Scrapping engine
Melakukan klasifikasi isi website, sehingga memudahkan pencarian data berdasarkan kategori
Klasifikasi konten
- Mengambil dan mengumpulkan data dari website yang relevan secara otomatis - mengkategorikan hasil kumpulan website ke dalam beberapa kelompok - Menyimpan dalam bentuk repository pengetahuan untuk digunakan kembali
Knowledge information management support
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Produk dan Capaian Penelitian ini mengembangkan komponen capture dan sharing untuk manajemen pengetahuan dengan berbasiskan web mining pada komponen capture-nya dan web service pada komponen sharing-nya. Pada implementasinya, perangkat lunak ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu sisi FrontEnd yang dikembangan dengan menggunakan Framework Python Django, sisi backend dengan representasi Restful service dengan format JSON, dan sisi crawler dan miner dengan menggunakan iPython Notebook. Manajemen pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini memfasilitasi UMKM yang memiliki anggaran minim untuk memiliki divisi Research and Development dengan bekerja sama secara aktif dengan peneliti relevan yang ada pada universitas. Perangkat lunak yang dikembangkan merupakan win-win solution baik untuk pemilik UMKM maupun peneliti dari perguruan tinggi, karena dari sisi pemilik UMKM terbantu dengan pengetahuan baru pada riset yang berhubungan dengan usaha yang digelutinya, sedangkan dari sisi peneliti akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi. Sedangkan pembagian aplikasi ditilik dari jenis kontennya, terdapat 4 modul penting: 1. Modul Artikel Modul ini menampilkan berbagai artikel seputar bisnis dan wirausaha untuk memberi pengetahuan tambahan pada UMKM. Artikel ini nantinya diinputkan oleh member untuk dapat dibaca oleh member lain, kemudian pembaca dapat memberikan komentar dan voting artikel untuk meningkatkan reputasi dari penulisnya. 2. Modul Tanya Jawab Modul ini memungkinkan anggota untuk memposting pertanyaan seputar bisnis dan wirausaha, kemudian pertanyaan tersebut dapat dijawab oleh pengguna lain (atau dirinya sendiri). Pertanyaan dan jawaban bisa diberikan voting untuk meningkatkan reputasi penanya dan penjawabnya. 3. Modul Training UMKM baru biasanya memerlukan pelatihan skill tambahan atau bahkan UMKM 14
lama pun memerlukan pelatihan di bidang tertentu. Modul pelatihan ini memungkinkan pengguna untuk mempostingkan berita pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM lain, atau sebaliknya UMKM dapat mempostingkan permintaan pelatihan yang dapat ditanggapi oleh pengguna lain. 4. dan Modul Galeri Produk Modul ini memungkinkan pengguna untuk menampilkan karyanya, sekaligus mempromosikan produk yang dimiliki untuk dapat dilihat oleh pengunjung website. Selain itu, dikembangkan juga antarmuka representasi pengetahuan dalam bentuk RESTful web service untuk memudahkan pihak ketiga melakukan penggolahan data yang terdapat pada manajemen pengetahuan yang dikembangkan. Beberapa manipulasi yang dapat dilakukan antara lain mengolah data pertanyaan untuk menentukan trend riset, mengolah data interaksi untuk mengetahui peneliti ahli di bidang tertentu, mengolah data pelatihan untuk mencari kesempatan topik pelatihan yang diminati. 5.2 Analisis Kebutuhan Sistem Tahapan paling awal dari pengembangan sistem adalah pengumpulan kebutuhan sistem dan mengelompokkannya ke dalam beberapa bagian yang dapat dikerjakan oleh tim. Untuk melakukan analisis kebutuhan, ada sembilan UMKM yang didatangi secara langsung dan diwawancarai untuk mendapat gambaran secara global seperti apa manajemen pengetahuan yang dibutuhkan oleh UMKM. Hasil dari wawancara dengan UMKM kemudian diterjemahkan ke dalam dokumen software requirement specification (SRS) yang lengkapnya ada pada lampiran 1. Bagian ini akan menjelaskan hasil dokumen tersebut secara ringkas dalam bentuk use case dan menjelaskan rinciannya. Adapun use case dari manajemen pengetahuan yang dikembangkan adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4 dan gambar 5. Manajemen pengetahuan inovasiku.biz memiliki dua tipe pengguna yang dapat login sebagai anggota, dan juga pengguna awam yang dapat mengakses website secara langsung tanpa harus login. Use Case untuk pengguna awam sebagaimana ditampilkan gambar 4.
15
Gambar 2. Use Case pengguna aplikasi awam tanpa login
Pengguna awam tidak perlu melakukan login untuk dapat membaca konten dari manajemen pengetahuan ini, hanya dengan mengakses ke url inovasiku.biz pengguna awan dapat langsung mengeksplore artikel yang ada, mencari pertanyaan yang sesuai beserta jawabannnya serta mencari di galeri produk yang sesuai dengan keinginananya. Selain untuk memudahkan siapa saja yang belum tergabung sebagai member untuk mendapatkan informasi dari manajemen pengetahuan ini, ketidak harusan login juga untuk memudahkan mesin pencari seperti Google untuk mengindeks konten yang ada dan menarik pengunjung untuk mengakses inovasiku.biz. Meskipun dapat mengakses konten, pengguna awam seharusnya tidak dapat melakukan interaksi seperti memberikan komentar dan terlebih menjawab pertanyaan yang ada untuk mengontrol alur informasi tetap valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Bagi penggunjung yang tertarik, kemudian dapat melakukan registrasi anggota untuk melakukan interaksi yang tersedia. Pengguna yang harus login untuk melakukan aktifitas adalah pemilik (atau representasi) UMKM dan anggota peneliti akademik. Diagram lengkap apa saja yang dapat dilakukan oleh masing-masing anggota ditampilkan pada gambar 5.
16
Gambar 3. Use Case pengguna aplikasi anggota UMKM dan peneliti
Pemilik UMKM dapat menggunakan manajemen pengetahuan untuk memposting artikel, memberikan pertanyaan dan memposting hasil produknya agar bisa dilihat oleh pengguna lain baik pengguna awam maupun anggota. Selain itu, pemilik UMKM juga bisa memberikan komentar pada artikel, menjawab pertanyaan pengguna UMKM lain, dan juga menindak lanjuti tawaran pelatihan yang diberikan oleh anggota peneliti. Anggota peneliti akademik dapat melakukan posting artikel, menambahkan produk penelitian dan menawarkan pelatihan pada UMKM. Sedangkan untuk berinteraksi, anggota peneliti dapat memberikan komentar pada artikel, produk, dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh UMKM. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sistem yang dibangun haruslah memiliki sisi backend yang digunakan untuk menginputkan konten, data, dan informasi ke dalam sistem manajemen pengetahuan, dan frontend yang digunakan untuk mengobservasi sistem pengetahuan dari luar.
5.3 Desain dan Arsitektur Sistem Sistem manajemen pengetahuan inovasiku.biz merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses melalui Internet dengan menggunakan web browser. Selain itu, sistem ini juga menyediakan RESTful API untuk menampilkan data berbasis JSON agar dapat dilakukan manipulasi oleh aplikasi pihak ketiga. Sebagai otentifikasi pengguna, dari sisi aplikasi web menggunakan username dan password pada halaman login, sedangkan pada sisi web service 17
menggunakan OAuth untuk menetukan aplikasi pihak ketiga yang boleh dan tidak boleh mengakses API yang disediakan.
5.3.1 Arsitektur Sistem Gambar 5.1 menunjukkan gambaran umum rancangan arsitektur yang digunakan pada aplikasi manajemen pengetahuan yang dikembangkan. Gambar tersebut menunjukkan tiga komponen yang dikembangkan pada manajemen pengetahuan beserta model interaksi masing-masing komponen, selain itu juga ditampilkan bagaimana external aktor termasuk pengguna akhir dan aplikasi pihak ketiga terhubung dengan manajemen pengetahuan yang dikembangan.
Pengguna akhir (yaitu stakeholder Sistem Inovasi Daerah) secara langsung dapat mengakses manajemen pengetahuan melalui aplikasi berbasis web melalui browser. Pada bagian ini pengunjung dapat membaca artikel, tanya jawab, informasi pelatihan, dan galeri produk melalui halaman depan, dan melakukan posting artikel, tanya jawab, pelatihan, dan galeri produk melalui halaman administrasi setelah terdaftar dan login sebagai anggota. Beberapa pengembang eksternal seperti institusi pendidikan atau pengembang lain dapat 18
mengembangkan aplikasi yang memanfaatkan repository pengetahuan dengan terhubung melalui web service pada backend sistem. Berbeda dengan FrontEnd, BackEnd yang memiliki antarmuka RESTFul JSON memudahkan aplikasi untuk membaca informasi secara otomatis, dan menelusuri data secara jauh lebih dalam tanpa perlu melakukan pre-processing. Adapun mesin content generator yang terdiri dari crawler dan miner terhubung dengan website lain yang memiliki informasi yang berhubungan dengan bisnis dan pengembangan UMKM. Crawler akan menelusuri halaman-halaman web melalui link yang ada pada halaman tersebut, kemudian scrapper akan memilih bagian halaman konten saja yang akan dimasukkan ke dalam repository sementara. Setelah itu, miner akan memilah data pada repository sementara dan memposting informasi yang benar-benar cocok saja ke dalam repository pengetahuan melalui BackEnd service yang ada. Inti pengembangan sistem adalah pada cloud computing service tempat letak aplikasi manajemen pengetahuan yang dibuat dengan menggunakan Framework Django. Sedangkan service data dipisahkan pada bagian lain secara loosely coupled untuk memastikan portabilitas dari level terendah basis data. Adapun layer access client menyediakan antarmukan berbasis web dan RESTful service untuk memudahkan pengaksesan data dan informasi dengan menggunakan beragam aplikasi.
5.3.2 Desain Perangkat Lunak Perangkat lunak manajemen pengetahuan inovasiku.biz menyimpan beberapa jenis data dan informasi yang berbeda, untuk itu diperlukan desain basis data khusus yang dapat menampung semua jenis data tersebut, namun tetap mudah direlasikan untuk representasi akhir. Desain basis data relasional untuk aplikasi ini ditampilkan pada gambar 5.4.
19
Gambar 4. Desain relasi basis data manajemen pengetahuan
Pada diagram relasi basis data tersebut terlihat bahwa anggota berperan penting terhadap semua aktifitas yang ada pada sistem. Entitas profile terhubung dengan hampir semua entitas lain yang ada, untuk memastikan bahwa segala aktifitas pengguna terekam dalam basis data tersebut. Meskipun secara diagram basis data pengguna terhubung dengan banyak entitas, namun pada level aplikasi terdapat restriksi pengguna, yaitu pemilik UMKM tidak dapat membuat training namun dapat berkomentar, dan sebaliknya periset tidak dapat 20
membuat pertanyaan baru namun bisa menjawab pertanyaan yang ada.
5.4 Implementasi dan Testing Sistem Manajemen pengetahuan inovasiku.biz diimplementasikan ke dalam sebuah perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dengan menggunakan Framework Django, sedangkan untuk struktur penyimpanan basis data yang digunakan adalah DBMS MySQL. Meski demikian karena kemudahan portabilitas Django DBMS yang dapat digunakan sebagai alternative adalah SQLite, PostgreSQL, dan juga Oracle. Adapun untuk uji coba sistem yang digunakan adalah unit testing dengan menggunakan tool internal Django dan juga functional testing dengan menggunakan selenium testing.
5.4.1 Struktur Perangkat Lunak Berdasarkan kebutuhan perangkat lunak yang telah disebutkan sebelumnya, manajemen pengetahuan inovasiku.biz yang dikembangkan disusun dalam beberapa halaman yang dikelompokkan berdasarkan fungsionalitasnya. Berikut pada gambar 5.5 ditampilkan struktur manajemen pengetahuan yang dibuat. Pada gambar tersebut terlihat bahwa ada beberapa menu yang akan menampilkan hasil yang berbeda pada masing-masing pengguna. Hal ini untuk memastikan bahwa suatu konten hanya dapat dimodifikasi oleh pemilik konten tersebut dan tidak dapat dilihat oleh pengguna lain. Pada web manajemen pengetahuan tersebut, terdapat beberapa menu yang hanya dapat diakses oleh administrator untuk keperluan manajemen perangkat lunak, sedangkan anggota hanya memiliki akses pada menu yang berhubungan dengan manajemen informasi dan konten saja.
21
Gambar 5. Struktur manajemen pengetahuan inovasiku.biz
5.4.2 Antarmuka Perangkat Lunak Antarmuka merupakan media interaksi antara pengguna dengan perangkat lunak, antarmuka yang baik akan memudahkan pengguna untuk menelusuri dan mendapatkan konten yang diinginkan. Perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan memiliki dua sisi yaitu sisi frontend dan backend, antarmuka untuk masing-masing sisi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Halaman depan: halaman yang pertama kali didapatkan pengguna akhir saat membuka inovasiku.biz. Halaman depan seperti ditampilkan pada gambar 9, menampilkan 5 pertanyaan terbaru dan 5 artikel terbaru serta beberapa kategori yang ada di samping kiri dan menu yang ada di atas. 2. Halaman Pengetahuan (Artikel & Tanya Jawab): halaman pengetahuan berisi artikel yang dituliskan oleh peneliti ataupun pengguna UMKM yang ingin 22
membagikan pengalaman dan pengetahuannya seputar bidang yang mereka tekuni. Tanya jawab memberikan keleluasaan pada UMKM yang memiliki masalah tertentu untuk bertanya ke komunitas spesifik sehingga bisa mendapatkan jawaban yang bervariasi.
Gambar 6. Halaman depan
Gambar 7. Halaman Artikel
23
Gambar 8. Halaman Tanya Jawab
3. Halaman Pelatihan: halaman pelatihan memberikan keleluasaan bagi periset untuk menyalurkan kewajiban pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan secara langsung kepada pengusaha UMKM. Selain itu pengusaha yang ingin mendapatkan pelatihan dapat mempostingkan permintaan pelatihan yang diperlukan di sini.
Gambar 9. Halaman Pelatihan
24
4. Halaman Produk: Selain memberikan tempat untuk mengatur dan mendapatkan pengetahuan, inovasiku.biz juga menyediakan halaman untuk menampilkan produk unggulan dari UMKM. Keberadaan halaman ini untuk menstimulasi pemilik UMKM untuk berani menawarkan produknya secara global melalui website.
Gambar 10. Halaman Produk
5. Halaman Administrasi: halaman administrasi digunakan untuk manajemen konten yang akan ditampilkan di halaman depan. Halaman ini hanya dapat diakses oleh pengguna yang sudah terdaftar.
Gambar 11. Administrasi Artikel
25
Gambar 12. Administrasi dan Statistik Kategori
Gambar 13. Administrasi Pengguna
6. Halaman API: halaman API sebenarnya hanya dapat diakses dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, namun untuk memudahkan pembacaan dokumentasi, disiapkan juga antarmuka browsable API untuk memudahkan pengembangan meng-eksplorasi API yang tersedia.
26
Gambar 14. Root API
Gambar 15. Knowledge hierarchy API
Gambar 16. Section list API
27
5.4.3 Pengembangan Mesin Content Generator Penelitian PEKERTI pada tahun pertama ini, telah dikembangkan perangkat lunak manajemen pengetahuan berbasis cloud yang ditujukan untuk UMKM. Meskipun purwarupa telah diluncurkan, namun antusiasme pengguna UMKM untuk memanfaatkan perangkat lunak ini masih belum muncul. Beberapa alasannya adalah karena masih minimnya konten yang tersedia dalam perangkat lunak tersebut, di lain pihak diperlukan waktu yang cukup lama untuk membuat konten bisnis yang menarik. Berangkat dari fakta tersebut, tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah membuat engine web mining untuk mencari konten yang telah ada di Internet, kemudian memasukkan ke dalam perangkat lunak ini dengan mencantumkan sumber asli. Mesin web mining yang telah dikembangkan memiliki beberapa komponen sebagai berikut: 1. Web Crawler: merupakan sebuah Bot Internet yang digunakan untuk menelusuri World Wide Web dan melakukan indexing kepada tiap tiap website agar nantinya bisa kita pakai sebagai sumber referensi tanpa harus menelusuri lagi Website tersebut. Komponen ini digunakan untuk menelusuri konten apa saja yang tersedia di web target. 2. Web Scraper: komponen ini bertugas mengambil komponen tertentu dari halaman web yang kaya dengan elemen-elemen tambahan. Web scraper akan menelusuri struktur dokumen HTML dan mengambil hanya bagian konten yang diperlukan saja. 3. Web Content Miner: proses terakhir dari mesin ini adalah mengklasifikasikan konten yang telah dikumpulkan ke dalam kategori dan label yang tersedia pada perangkat lunak manajemen pengetahuan, untuk mempermudah pencarian konten yang sudah didapatkan. Dalam proses pemilahan dari dari repository temporer hingga dikirimkan ke repository utama memerlukan beberapa proses penting berikut: 1. Preprocessing: tahapan untuk menyiapkan data dari teks mentah yang telah diekstrak dari web ke bentuk yang dapat diproses secara mining. Ada tiga proses 28
penting yang dilakukan di tahap ini yaitu Tokenisasi atau memecah kalimat ke dalam larik kata-kata, proses Stopword yaitu menghilangkan kata-kata penghubung yang tidak diperlukan, dan proses Stemming atau mencari akar kata dari kata-kata bentukan yang ada. 2. Peringkasan teks secara otomatis dengan menghilangkan berapa term yang tidak relevan dan dianggap redundan 3. Feature based method yang digunakan pada penelitian ini adala Title Feature, Sentence Length, Term Weight, Sentence Position, Sentence Similarity, Proper Noun, Thematic word, dan Numerical Data. 4. Clustering dengan menggunakan K-Means untuk mengelompokkan dokumen ke dalam beberapa kelompok tertentu berdasarkan fitur yang dimiliki dokumen tersebut. 5. Latent Semantic Analysis dengan menggunakan Latent Dirichlet Allocation (LDA) mengategorisasikan dokumen random berdasarkan distribusi kata. 6. Vector Space Model Representation (VSM) mengubah koleksi dokumen menjadi matrix term dokumen. 7. Term Frequency-Inverse Document Frequency (TF-IDF) untuk menampilkan seberapa sering sebuah topik muncul dalam dokumen. 8. Similarity Measure untuk mengukur kemiripan dokumen dengan dokumen lain berdasarkan proses VSM dan TF-IDF yang telah dilakukan sebelumnya. 9. Evaluation Measure untuk mengecek performa dan kualitas dari model clustering yang dilakukan. Dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan adalah FMeasure berdasarkan recall dan precission. 5.5 Unit Testing & Integration Testing Unit testing merupakan proses testing, di mana kita melakukan testing pada bagian basic dari kode program. Contohnya adalah memeriksa kode program pada event, procedure, dan function. Unit Testing meyakinkan masing-masing unit tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Pada Unit Testing, dilakukan pememeriksaan bagian kode program secara terpisah dari bagian yang lain. Pada penelitian ini langsung melakukan Unit Testing setiap kali sebuah 29
kode unit (event, procedure, function) selesai dibuat, kode unit diperiksa dengan menjalankannya baris per baris untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan berjalan sebagaimana yang diinginkan. Sedangkan Integration Testing dilakukan setelah melakukan Unit/Component Testing, langkah berikutnya adalah memeriksa bagaimana unit-unit tersebut bekerja sebagai suatu kombinasi, bukan lagi sebagai suatu unit yang individual. Pada penelitian ini telah dilakukan 39 unit dan integration test terhadap perangkat lunak yang dikembangkan untuk memastikan perangkat lunak tersebut telah memenuhi kebutuhan yang telah dimodelkan sebelumnya. Hasil pemeriksaan akhir testing yang ditampilkan pada gambar 20 menunjukkan perangkat lunak yang dikembangkan telah berhasil melalui semua pengujian tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak yang dibuat sudah layak untuk diluncurkan ke publik. Adapun detail kode sumber unit testing dan integration yang dilakukan terhadap perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.
Gambar 17. Hasil unit dan integration testing
5.6 Web Load dan Server Load Testing Perangkat lunak berbasis web seringkali memiliki permasalahan dalam loading data seiring dengan meningkatnya data dan akses terhadap website tersebut, untuk menguji coba ketahanan perangkat lunak yang dibangun digunakan online tool untuk web load testing dan 30
server load testing. Kedua jenis pengujian ini akan memastikan perangkat lunak yang dikembangkan siap untuk menangani permintaan konten dari pengguna, baik dari sisi kecepatan penampilan halaman maupun dari sisi ketahanan server untuk melayani banyak permintaan sekaligus. Web load testing berguna untuk mengetahui seberapa responsif halaman web yang dibuat menanggapi permintaan konten yang diminta pengguna beserta data-data tambahan yang bersifat asesoris tampilan. Perangkat yang digunakan untuk melakukan web load testing adalah tools.pingdom.com yang dapat memberikan hasil secara rinci dalam bentuk JSon dan laporan ringkas dari hasil evaluasi. Hasilnya seperti ditampilkan pada gambar 21, inovasiku.biz mendapatkan skor 74 dari 100 dan masih 99% lebih cepat dibandingkan ratarata website yang pernah dievaluasi. Hasil tersebut menunjukkan, inovasiku.biz untuk saat ini tidak memerlukan usaha untuk peningkatan performa.
Gambar 18. Hasil web load testing dengan tools.pingdom.com
Adapun server load testing digunakan untuk mengevaluasi seperti apa performa server saat menerima permintaan tampilan data pada saat yang bersamaan. Perangkat yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan load server adalah loadimpact.com, dan seperti ditampilkan pada gambar 22 inovasiku.biz mampu menangani 50 permintaan sekaligus 31
dengan kecepatan load di bawah 1 detik. Hasil tersebut mengindikasikan perangkat lunak yang dikembangkan masih mampu menangani banyak permintaan konten dalam waktu yang bersamaan tanpa membebani server.
Gambar 19. Hasil server load testing dengan loadimpact.com
5.7 Hasil Eksperimen Document Clustering Evaluasi perform clustering document dilakukan dengan menguji coba beberapa metode yang diusulkan meliputi K-Means, Feature Based, dan LDA. Hasil dari uji coba tersebut menunjukkan metode yang memiliki performa terbak adalah LDA 40% yang menghasilkan persentasi clustering 72%. Tabel lengkap hasil eksperimen ditampilkan pada table 1 di bawah ini.
Tabel 1. Hasil perbanding metode clustering document Result FMeasure 4
FMeasure 5
Average
Percentage
FMeasure 1
FMeasure 2
FMeasure 3
K-Means
0.6130
0.6240
0.6333
0.6456
0.7100
0.6452
65%
Feature-based 20 %
0.6233
0.6544
0.6500
0.6780
0.6900
0.6591
66%
Methods
32
Feature-based 40 %
0.7186
0.7030
0.6997
0.6870
0.6960
0.7009
70%
Feature-based 60 %
0.6450
0.6678
0.7440
0.7000
0.6613
0.6836
68%
LDA 20 %
0.7013
0.7120
0.6656
0.6877
0.6900
0.6913
69%
LDA 40 %
0.6773
0.7455
0.7500
0.6986
0.7211
0.7185
72%
LDA 60 %
0.8026
0.7044
0.7288
0.6522
0.6497
0.7075
71%
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan secara umum clustering document dengan menggunakan automatic text summarization memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan clustering tanpa menggunakan summarization. Grafik dari ekseprimen ditampilkan pada gambar 23 berikut.
Experimental Result 0.9000 0.8000 0.7000 0.6000 0.5000 0.4000 0.3000 0.2000 0.1000 0.0000
F-Measure 1
F-Measure 2
F-Measure 3
F-Measure 4
F-Measure 5
Gambar 23. Grafik perbandingan pengukuran document clustering
33
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN Selama mengerjakan penelitian ini ada beberapa proses yang menghasilkan kesimpulan dan beberapa fakta yang diketahui selama pengerjaan. Berikut adalah kesimpulan yang dihasilkan selama pengerjaan penelitian dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 6.1 Kesimpulan 1. Sistem inovasi daerah di Indonesia dapat dibantu media komunikasi dan informasi khusus untuk menyediakan repository pengetahuan yang beragam untuk UMKM. Menimbang UMKM dengan resource terbatas dan cenderung tidak memiliki divisi khusus untuk riset dan pengembangan, maka crowdsource adalah pendekatan yang sangat tepat untuk mengembangkan kemampuan inovasi UMKM. 2. Manajemen pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian penting yaitu FrontEnd yang digunakan oleh pengguna akhir untuk mengakses aplikasi dan mengeksplorasi repository pengetahuan yang tersimpan, BackEnd antarmuka yang digunakan oleh manajemen pengetahuan untuk berinteraksi dengan aplikasi lain, dan Content Generator yang digunakan oleh aplikasi manajemen pengetahuan untuk mengambil data dari web lain dan menyimpannya ke dalam repository pengetahuan. 3. FrontEnd dan BackEnd yang dikembangkan telah diuji dengan menggunakan Unit Testing dan Integration Testing untuk memastikan semua kebutuhan telah terpenuhi. Selain itu juga telah diuji dengan menggunakan web load testing dan server load testing untuk memastikan aplikasi web tersebut mampu menerima traffic yang cukup banyak dalam lingkungan nyata. 4. Content Generator yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan Scrapy untuk mengambil data (scraping) dari halaman web kemudian diproses dengan menggunakan Summarization Text dan Clustering untuk mengelompokkan dokumen berdasarkan fitur yang dimiliki. Hasil dari clustering ini kemudian dipostingkan ke dalam repository pengetahuan melalui BackEnd yang tersedia. 34
6.2 Saran 1. Modul pertanyaan yang ada di manajemen pengetahuan ini masih bersifat konvensional dengan mengandalkan pengguna lain untuk menjawab pertanyaan. Akan lebih baik jika manajemen pengetahuan juga bisa memberikan rekomendasi jawaban atas pertanyaan tersebut berdasarkan repository pengetahuan yang dimiliki dengan menggunakan teknik Natural Language Processing dan Ontology. 2. Integrasi dengan media social perlu dilakukan untuk menarik lebih banyak pengguna, karena banyak sasaran pengguna saat ini yang menggunakan media sosial untuk aktivitas pengembangan bisnis seperti promosi dan hubungan langsung dengan pelanggan. 3. Document clustering yang digunakan masih menggunakan algoritma basic untuk pemrosesan teks, sehingga hasilnya masih belum terlalu akurat. Perlu dikembangkan penerapan algoritma lanjut dan pemrosesan Bahasa natural untuk diperoleh hasil yang lebih valid untuk dapat digunakan pada repository pengetahuan.
35
DAFTAR PUSTAKA The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services. (2011). Berlin: Federal Ministry of Economics and Technology. Alavi, M., & Leidner, D. E. (1999). Knowledge management systems: issues, challenges, and benefits. Communications of the AIS. Aldianto, L., Agustini, E. S., & Bayuningrat, R. H. (2011). Innovation in Indonesia: The Types, the Necessary Factors, and the National Innovation System. IEEE Journal. Chaminade, C., & Vang, J. (2008). Globalisation of knowledge production and regional innovation policy: Supporting specialized hubs in the Bangalore software industry. Research Policy 37, 1684–1696. Chung, S. (2002). Building a national innovation system through regional innovation. Technovation 22, 485–491. Cowan, R., & Zinovyeva, N. (2013). University effects on regional innovation. Research Policy 42, 788– 800. Guo-xin, L., & Xiao-qin, G. (2008). Information Integration System of Enterprise Distribution Innovation Based on Web Services. IEEE Journal. Hyvonen, E., Viljanen, K., Makela, E., Kauppinen, T., Ruotsalo, T., Valkeapaa, O., et al. (2007). Elements of a National Semantic Web Infrastructure — Case Study Finland on the Semantic Web. Proceedings of the First International Semantic Computing Conference (IEEE ICSC 2007) (hal. 216-223). IEEE. Kazuyuki, M. (2005). China's Innovation System Reform and Growing Industry and Science Linkages. RIETI Discussion Paper Series 05-E-011. Liana, K., Evgeny, G., & Ivan, K. (2012). Creating a Web Infrastructure of the Regional Innovation Ecosystem in the Triple Helix Model in Russia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 72-79. Lindermann, N., Valcárcel, S., Schaarschmidt, M., & von Kortzfleisch, H. (2009). SME 2.0: Roadmap towards Web 2.0-Based Open Innovation in SME-Networks--A Case Study Based Research Framework. Dalam Information Systems--Creativity and Innovation in Small and Medium-Sized Enterprises (hal. 28-41). Springer. 36
Mohan, A. V., Omar, A. A., & Ab. Aziz, K. (2002). Malaysia’s Multimedia Super Corridor Cluster: Communication Linkages Among Stakeholders in a National System of Innovation. IEEE TRANSACTIONS ON PROFESSIONAL COMMUNICATION, VOL. 45, NO. 4,, 265-275. Noviandi, N., Suharso, P., Suripto, Anis, N. H., Setianingrum, E., Saparudin, et al. (2012). Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi. Jakarta: BPPT Press. Oh, D.-S., Kim, K.-B., & Jeong, S.-Y. (2005). Eco-industrial park design: a Daedeok Technovalley case study. Habitat International, 269-284. Rubenstein-Montano, B., Liebowitz, J., Buchwalter, J., McCaw, D., Newman, B., & Rebeck, K. (2001). A systems thinking framework for knowledge management. Decision support systems, 5-16. Teknologi, P. P. (2011). Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. UDINUS, L. (2013). Rencana Induk Penelitian Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. Wang, X. (2008). The Research of Technological Innovation System for Industry Clusters. International Seminar on Future Information Technology and Management Engineering, 2008. FITME'08 (hal. 376-379). IEEE.
37
LAMPIRAN – 1 SCREEN SHOOT WEB CRAWLER DAN SCRAPPER
38
39
LAMPIRAN – 2 DRAF PUBLIKASI
40
41
LAMPIRAN – 3 DRAF HAKI
42
Deskripsi
SISTEM INOVASI DAERAH BERBASIS WEB SERVICE DAN WEB MINING UNTUK PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN
Bidang Teknik Invensi Penemuan ini berhubungan dengan penerapan web service dan web mining untuk merepresentasikan proses capture dan sharing manajemen pengetahuan dalam Sistem Inovasi Daerah.
Latar Belakang Invensi Sistem inovasi daerah (SIDA) merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah berbasis inovasi (Aldianto, Agustini, & Bayuningrat, 2011). Dalam prakteknya terdapat empat stakeholder yang menjadi pilar utama untuk menyukseskan SIDA, yaitu perusahaan sebagai tempat produksi, lembaga pendidikan sebagai pelaksana riset dan pelatihan, lembaga teknologi sebagai penyedia alat bantu, dan framework condition yaitu pemerintah tingkat daerah dan tingkat nasional yang merumuskan kebijakan (Noviandi, et al., 2012).
Beberapa media manajemen pengetahuan telah dibuat untuk menghubungkan keempat stakeholder sistem inovasi dalam bentuk portal inovasi seperti sidajateng.com dan piumkm.co.id. Namun ada dua kekurangan pada media tersebut, yaitu hanya menggunakan representasi informasi dengan HTML yang hanya dapat diakses oleh perambah web dan proses capture informasi masih manual yaitu hanya mengandalkan kontribusi pengguna.
Representasi informasi dalam bentuk HTML saja akan mempersulit stakeholder untuk merekayasa informasi dalam bentuk lain (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Contoh rekayasa informasi yang mungkin diterapkan pada manajemen pengetahuan sistem inovasi adalah pemetaan permasalahan pada satu industri dengan solusi yang telah diterapkan pada industri yang lain. Contohnya adalah produk unggulan batik Pekalongan memiliki masalah dalam pemasaran, sedangkan di Jepara permasalahan pemasaran tersebut sudah
43
ditemukan solusinya dan mungkin untuk diterapkan untuk permasalahan di Pekalongan. Sayangnya dengan kondisi portal inovasi saat ini, untuk melakukan rekayasa tersebut stakeholder harus melakukan kerja tambahan yang tidak mudah yaitu merubah format data yang ada ke format yang sesuai (Guo-xin & Xiao-qin, 2008).
Proses capture informasi secara otomatis dapat meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan yang tersedia dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas dari inovasi yang dihasilkan dari manajemen pengetahuan tersebut.
Untuk memberikan solusi pada permasalahan manajemen pengetahuan sistem inovasi tersebut, maka diperlukan memanfaatkan teknologi layanan web (web service) yang memungkinkan representasi informasi ke dalam format umum yang dapat diakses oleh mesin / perangkat lunak lain dan dapat saling bertukar informasi. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dikembangkan engine web miner yang mampu mengekstrak informasi penting dari website yang relevan dan menyimpannya ke dalam repositori untuk dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan.
Ringkasan Invensi Pengembangan perangkat lunak berbasis web Sistem Inovasi Daerah perlu dikembangkan dengan menerapkan konsep manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka oleh stakeholder sehingga mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat Sistem Inovasi Daerah. Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu dilakukan secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas inovasi yang dihasilkan. Aplikasi Sistem Inovasi Daerah berbasis web akan dikembangkan menjadi aplikasi berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar perangkat lunak yang mengakses web Sistem Inovasi Daerah dapat saling berkomunikasi. Pengembangan aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan repositori pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Repositori pengetahuan akan dimanfaatkan sebagai basis dalam peningkatan capture informasi dengan menerapkan konsep web mining.
44
Uraian Singkat Gambar 1. Gambar 1 adalah desain Sistem Inovasi Daerah berbasis web service dan web mining, yang meluputi: a. Repositori pengetahuan untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Data yang disimpan dalam repositori dapat berupa artikel, gambar, statistik, fakta, hasil publikasi, dan lain-lain. Data tersebut disimpan dalam basis data relasional seperti MySQL atau PostgreSQL untuk memudahkan manajemen. b. Aplikasi web yang memungkinkan pengguna untuk mengakses (menginput dan menampilkan) data dan informasi secara langsung melalui perambah web. Aplikasi web ini akan dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman scripting PHP dan data yang akan disajikan adalah data yang tersimpan pada repositori pengetahuan. c. StakeHolder Sistem Inovasi Daerah merupakan pengguna yang akan berperan aktif berkontribusi memperbaharui konten, baik melalui applikasi berbasis web maupun melalui layanan web. d. Komponen layanan web memungkinkan perangkat lunak yang dibangun berkomunikasi dengan perangkat lunak lain dengan menggunakan antar muka XML atau JSON yang bersifat independen terhadap bahasa pemrograman. e. Web Miner berfungsi untuk meng-capture data dari website yang relevan secara otomatis kemudian mengkategorikan hasil capture ke dalam beberapa kelompok dan menyimpannya pada repository pengetahuan agar dapat digunakan kembali. 2. Gambar 2 adalah gambaran umum layanan website Sistem Inovasi Daerah. Dalam desain layanan yang akan disediakan ini menggambarkan menu dan layananlayanan yang tersedia dalam website Sistem Inovasi Daerah. 3. Gambar 3 adalah use case diagram yang menggambarkan aktivitas dan interaksi user (pengguna) dengan website Sistem Inovasi Daerah.
Uraian Lengkap Invensi Klaim
45
46
Abstrak SISTEM INOVIAS DAERAH BERBASIS WEB SERVICE DAN WEB MINING UNTUK PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang didukung oleh empat pilar utama, yaitu perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga teknologi, dan pembuat kebijakan. Keempat pilar ini terhubung melalui media manajemen pengetahuan yang berbentuk suatu portal inovasi. Portal inovasi yang saat ini berkembang masih direpresentasikan dalam bentuk HTML dan proses pengambilan (capture) informasi masih mengandalkan konstribusi pengguna yang akan berakibat pada sulitnya melakukan rekayasa informasi, misalnya pemetaan masalah pengembangan pemasaran produk dan penentuan solusinya.
Pengembangan perangkat lunak berbasis web Sistem Inovasi Daerah perlu dikembangkan dengan menerapkan konsep manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka oleh stakeholder sehingga mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat Sistem Inovasi Daerah. Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu dilakukan secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas inovasi yang dihasilkan. Aplikasi Sistem Inovasi Daerah berbasis web akan dikembangkan menjadi aplikasi berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar perangkat lunak yang mengakses web Sistem Inovasi Daerah dapat saling berkomunikasi. Pengembangan aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan repositori pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan diolah menjadi pengetahuan. Repositori pengetahuan akan dimanfaatkan sebagai basis dalam peningkatan capture informasi dengan menerapkan konsep web mining.
47
Gambar
Gambar 1 Sistem Inovasi Daerah berbasis web service dan web mining
48
Gambar 2 Gambaran umum layanan website SIDA
49
Gambar 3 Use case diagram SIDA
50