LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
Data Diri Nama
: Yan Malegi Diardi
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Tempat Lahir
: Bandung
Tanggal Lahir
: 03 Maret 1990
Telepon
: 08562042300
Alamat Lengkap
: Jl. Margajaya II No.12 RT.01 / RW.05
Email
:
[email protected]
Judul Tugas Akhit
: Perangkat Lunak Analisis dan Desain Shear Wall Beton Bertulang
Pendidikan 1994 – 1995
TK Siti Khodijah Bandung
1995 – 2001
SD ASSALLAM I Bandung
2001 – 2004
SMPN 11 Bandung
2004 – 2007
SMAN 17 Bandung
2007 – sekarang
Double Degree (Teknik Sipil – Sistem Informasi) Universitas Kristen Maranatha
Pengalaman Organisasi 2009 – 2010
Himpunan Mahasiswa Double Degree sebagai Sie. Publikasi dan Dokumentasi
2010 – 2011
Himpunan Mahasiswa Double Degree sebagai Anggota Bidang Akademik Eksternal
130
131
Lampiran B Contoh Perhitungan Studi Kasus 1 Data Perencanaan Studi Kasus 1 : Dalam Tugas Akhir ini, studi kasus pertama ini menggunakan tipe gedung 8 lantai yang akan didesain sebagai bangunan tahan gempa. Masing – masing model tersebut akan dilakukan penelitian dengan gedung yang dimodelkan dengan menggunakan fitur wall. Wall merupakan salah satu fitur yang tersedia dalam perangkat lunak ETABS yang digunakan untuk mendisain suatu bangunan gedung tahan gempa dengan fungsi sebagai dinding geser, sedangkan kolom ekivalen dalam hal ini merupakan suatu elemen struktur dengan fitur kolom
(frame)
pada
perangkat
lunak
ETABS
yang
ditingkatkan
kekakuannya seperti dinding geser. Adapun dimensi dan ukuran penampang sebagai berikut: a. Kolom, menggunakan satu macam kolom, yaitu K1-3 90x90 cm, K4-6 85x85 cm, K7-8 80x80 cm. b. Balok, menggunakan tiga macam balok, yaitu B1 dengan ukuran 40x60 cm c. Dinding Geser, menggunakan satu macam dinding geser, yaitu W1 dengan tebal 30 cm. d. Pelat, menggunakan satu macam pelat, baik untuk pelat lantai maupun pelat atap, yaitu t dengan tebal 13 cm.
Material Dinding
: batu bata
Lantai
: pelat beton
Atap
: dak beton
Kuat tekan beton (fc’)
: 25 MPa
Mutu baja tulangan (fy)
: 400 MPa
Tulangan tarik (fys)
: 240 MPa
Modulus elastisitas (Ec)
: 4700 √fc’
132
Beban Layan Beban hidup (lantai dan atap)
: 250 kg/m2
SDL (lantai dan atap)
: 150 kg/m2
Dinding
: 250 kg/m2
Gravitasi (g)
: 9,81 m/dt2
Data Perencanaan Gempa Faktor Keutamaan Kategori gedung termasuk dalam gedung umum yaitu gedung sekoloh, maka Faktor Keutamaan I yang dipakai adalah 1 (Tabel 1 SNI-17262002).
Respons Spektrum Gempa Rencana Bangunan terletak di Bandung, wilayah Gempa 3 tanah keras. Berdasarkan SNI-1726-2002, pada Tabel 5 nilai Ca = 0.18 (percepatan muka tanah Ao), sedangkan untuk nilai Cv = 0.23 pada Tabel 6 (spektrum respon gempa rencana Ar).
Faktor Reduksi Gempa Sisitem struktur gedung didiesain sebagai sistem rangka gedung yaitu dinding geser beton bertulang kantilever daktail parsial dengan nilai Faktor Reduksi Gempa R = 5.5.
Kekakuan Struktur Dalam
perencanaan
struktur
bangunan
gedung,
pengaruh
peretakan beton akan diperhitungkan terhadap kekakuannya dengan cara mengalikan momen inersia penampang unsur struktur dengan persentase efektifitas penampang, untuk kolom dan balok beton bertulang dipakai 75% sedangkan dinding geser beton bertulang kantilever dipakai 60% (Pasal 5.5.1 SNI-1726-2002). Kombinasi Pembebanan
133
Kombinasi pembebanan disain telah ditetapkan menurut Pasal 11.2 SNI 2847, tetapi untuk perancangan Tugas Akhir ini hanya 6 jenis yang akan dipakai, antara lain: 1.) DL 1,4 + SDL 1,4 2.) DL 1,2 + SDL 1,2 + LL 1,6 3.) DL 1,2 + SDL 1,2 + LL 1,6 + FX 1,0 + FY 0,3 4.) DL 0,9 + SDL 0,9 + FX 1,0 + FY 0,3 5.) DL 1,2 + SDL 1,2 + FX 0,3 + FY 1,0 + LL 1,0 6.) DL 0,9 + SDL 0,9 + FX 0,3 + FY 1,0
Pemodelan Struktur Gedung
Gambar 101. Model Gedung
Pada perencanaan gedung, dinding geser pada gedung akan dimodelkan sebagai elemen wall. Langkah-langkah pemodelannya adalah sebagai berikut :
134
1. Menentukan “ Plan Grids dan Story Data” File → New Model → default.edb → input data bangunan → klik “ok”
Custom Grid untuk menentukan spacing lines x dan y
Gambar 102. Perencanaan Grids dan Story
Tampak Atas
Gambar 103. Tampilan Awal
Tampak 3D
135
2. Mendefinisikan material dari struktur yang digunakan Define→Material Properties→conc→Modif/show material→klik “ok”
Gambar 104. Mendefinisikan Data Material
3. Mendefinisikan penampang balok Define → Frame Section → add rectangular → input data penampang balok → reinforcement → klik “ok”
Gambar 105. Input Data Balok
136
Gambar 106. Faktor Efektivitas Penampang Balok
4. Mendefinisikan penampang kolom Define → Frame Section → add rectangular → input data penampang kolom → reinforcement → klik “ok”
Gambar 107. Input Data Kolom
137
Gambar 108. Faktor Efektifitas Penampang Kolom
Untuk kolom yang berikutnya K4-6 (85/85) dan K7-8 (80/80), ulangi langkah 4. 5. Mendefinisikan wall Define → Wall / Slab / Deck Sections → Wall → Modify / show properties → input data wall → klik “ok”
Gambar 109. Input Data Wall
138
Gambar 110. Faktor Efektifitas Wall
6. Pendefinisian Load Case
Gambar 111. Pendefinisian Load Case
139
7. Penggambaran elemen struktur (balok, kolom, wall dan pelat) a. Balok Draw lines → Input properties objek sesuai dengan properties balok (B1) → klik balok dari joint ke joint
Gambar 112. Penggambaran Balok
b. Kolom Create columns → Input properties objek sesuai dengan properties (K1-3, K4-6, K7-8) → klik kolom pada tiap joint.
Gambar 113. Penggambaran Kolom
c.
Wall Draw wall → Input properties objek properties (W13, W46, 278) → klik wall dari joint ke joint.
140
Gambar 114. Penggambaran Wall
d. Pelat Draw Areas → Input properties objek properties pelat (PELAT) → klik joint terluar.
Gambar 115. Penggambaran Pelat
8. Menentukan restraint pada tumpuan Select plan level base → Slect semua joint → Assign → joint / point → Restraint → klik “ok” Pada kolom perletakannya jepit dan pada wall perletakannya sendi.
141
Gambar 116. Penggambaran Restraint
9. Pendefinisian mesh areas pada wall Select wall → Edit → Mesh areas → Mesh quads (8 dan 4) →klik“ok”
Gambar 117. Pendefinisian Mesh Areas Gambar 118. Penggambaran Mesh Area pada Wall
10. Menentukan beban pada pelat Select → By wall/slab/deck section →pilih pelat → Assign → Shell / Area Load → Uniform → Pilih jenis beban yang akan digunakan (LL dan SDL) → klik “ok”
142
Gambar 119. Input Beban LL dan SDL pada Pelat
11. Menentukan beban pada balok tepi Select balok tepi (B1) → Assign → Frame / line load → Uniform → pilih jenis beban yang akan digunakan (SDL) → kilik ”ok”
Gambar 120. Input Beban SDL pada Balok Tepi
12. Menentukan diaphragm tiap lantai Select semua pelat pada lantai 1 → Assign → Shell/Area → Rigid Diaphragm…
Gambar 121. Penggambaran Diaphragm
Ulangi langkah no 11 untuk diaphragm berikutnya lantai 2 - 8 yaitu D2 – D8.
143
13. Menentukan sumber massa Define → Mass Source → Add jenis massa pada bangunan → klik “ok”
Gambar 122. Set Sumber Massa
14. Menentukan jumlah modal. Analyze → set analysis → Options
Gambar 123. Set Dynamic
Berdasarkan SNI-1726-2002 Pasal 5.7 struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf penjepitan lateral lebih dari 10 tingkat atau 40 m, maka harus diperhitungkan pengaruh P-Delta. Pada penelitian ini tinggi bangunan 17,6 m dengan jumlah lantai 5, tidak memenuhi persyaratan Pasal 5.7 berarti struktur gedung tidak perlu diperhitungkan terhadap pengaruh P-Delta.
144
15. Analisis Model Struktur Gedung A1. Analyze → Run Analysis
Gambar 124. Analisis Model Struktur \ Tabel LIV. Nilai T,Ray Berdasarkan Peta Gempa 2010 - arah X Story 8 7 6 5 4 3 2 1
2
Wi
Fi
di
Wi.di
kg
kg
mm
kgmm
1236018.31 1249636.63 1262678.51 1276729.16 1276729.16 1290203.37 1304686.34 1321691.23 12554298.20
70717.48 62681.98 54429.51 46029.43 37023.67 28313.60 19428.47 10358.78
86.78 79.16 69.74 58.95 47.03 34.38 21.78 9.97
9309261735.27 7832484634.57 6142129200.54 4436870071.77 2824208484.56 1525080103.23 619140693.60 131411561.38 53600972766.74
2
2
Fi.di
T,Ray
di
kgmm
detik
mm
2.4625
7531.65 6267.80 4864.36 3475.18 2212.06 1182.04 474.55 99.4268
6137223.59 4962501.33 3796186.77 2713467.28 1741319.65 973447.33 423233.80 103290.60 35762899.18
2
Tx = 2.4431 detik T (Ray) = 2.4625 detik Tx < 1,2 T (Ray) Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Tx memenuhi persyaratan kurang dari 1,2T(Ray).
145
Tabel LV. Nilai T,Ray Berdasarkan Peta Gempa 2010 - arah Y 2
2
Wi
Fi
di
Wi.di
kg
kg
mm
kgmm
8
1236018.31
70717.48
17.90
396342433.60
1266337.91
320.66
7
1249636.63
62681.98
15.20
288833824.97
952960.47
231.13
6
1262678.51
54429.51
12.42
194804471.36
676063.60
154.27
5
1276729.16
46029.43
9.65
119042568.21
444464.80
4
1276729.16
37023.67
6.98
62281201.99
258588.15
48.78
3
1290203.37
28313.60
4.53
26492501.85
128300.28
20.53
2
1304686.34
19428.47
2.75
9909792.12
53544.879
7.59
1
1321691.23
10358.78
0.89
1058234.60
9269.04
0.80
2198952451.59
7222487.54
Story
12554298.20
Ty
=
1.1097 detik
T (Ray)
= 0.7765 detik
Ty
>
2
Fi.di
T,Ray
di
kgmm
detik
mm
1.1097
2
93.24
1,2 T (Ray)
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Ty memenuhi persyaratan kurang dari 1,2T(Ray).
Desain Dinding Geser Desain dinding geser akan dilakukan secara seragam untuk semua lantai, oleh karena itu gaya dalam yang diambil adalah gaya dalam maksimum
yang
terdapat
pada
lantai
1.
Adapun
hasil
analisis
menggunakan ETABS 9.0 didapat sebagai berikut : Tabel LVI. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 1
Gaya Dalam Pu (kN) Vu2 (kN) Vu3 (kN)
Dinding Geser 13626.94 1341.146 2309.562
Mu2 (kNm) Mu3 (kNm)
221.53 4644.435
Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa
146
dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding structural beton khusus dan balok perangkai khusus. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser berbentuk I.
Gambar 125. Model Sistem Dinding Geser Berbentuk I
Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser)
=
400 mm
fc'
=
25 MPa
fy
=
400 MPa
hw (tinggi story)
=
40.000 mm
lw (bentang) arah X
=
8.000 mm
Dimensi kolom terkecil
=
400 mm
1.
Pengecekan kebutuhan boundary element. Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus
(boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc’. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc’.
Bentang dinding geser arah X (lw = 8.000 mm):
147
4.3104 Mpa < 5 Mpa (tidak dibutuhkan boundary element)
Dalam perhitungan kasus ini, tidak dibutuhkan boundary element maka pengecekan selanjutnya tidak perlu di lakukan perhitungan.
148
Lampiran C Contoh Perhitungan Studi Kasus 2 Diperoleh perhitungan studi kasus dari skripsi esteryulia-31507-42008 berupa gaya dalam dinding geser sebagai berikut : Tabel LVII. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 2
Gaya Dalam Pu (kN) Vu2 (kN) Vu3 (kN)
Dinding Geser 33652,13 6300,99 3898,83
Mu2 (kNm) Mu3 (kNm)
28355,69 129509,30
Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus.. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser kantilever berbentuk C.
Gambar 126. Model Sistem Dinding Geser Kantilever C
Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser)
=
400 mm
fc'
=
30 MPa
149
fy
=
400 MPa
hw (tinggi story)
=
40.000 mm
lw (bentang) arah X
=
8.400 mm
lw (bentang) arah Y
=
2.800 mm
Dimensi kolom terkecil
=
400 mm
1.
Pengecekan kebutuhan boundary element. Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus
(boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc’. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc’.
Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):
Mpa > 6 Mpa (butuh boundary element)
Panjang boundary element:
150
Bentang dinding geser arah X (lw = 2.800 mm):
277,83 Mpa > 6 Mpa (butuh boundary element)
Panjang boundary element:
2.
Detailing Persyaratan Boundary Komponen batas harus menerus secara horizontal dari sisi serat
tekan terluar sejarak tidak kurang dari
Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):
dan
.
151
Asumsi
diambil sehingga (c – 0.1 lw) = 2000 − (0,1×8400) = 1160 mm dan Maka, diambil panjang boundary 1200 mm.
Bentang dinding geser arah X (lw = 2.800 mm):
Asumsi
diambil sehingga (c – 0.1 lw) = 667 − (0,1×2800) = 387 mm dan Maka, diambil panjang boundary 750 mm.
Tulangan
transversal
komponen
batas
khusus
harus
memenuhi
persyaratan berikut: - Rasio volumetrik tulangan spiral atau sengkang cincin, ρs, tidak boleh kurang dari: ρ - Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari
Dipakai D-16 (As = 200,96 mm2) untuk diameter tulangan transversal boundary.
Spasi tulangan transversal boundary, diambil terkecil dari: s ≤ ¼ kolom terkecil s ≤ ¼ x 400 mm = 100 mm s ≤ 6 db = 6 x 19 mm = 114 mm Diambil spasi tulangan transversal boundary 100 mm.
152
3.
Desain lentur dan beban aksial di dasar dinding geser.
Minimum tulangan terkonsentrasi pada daerah boundary dinding: As ≥ 0,002 bw lw Maksimum tulangan terkonsentrasi pada daerah boundary dinding: As ≤ 0,06 x area of concentrated reinforcement region
Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Minimum tulangan terkonsentrasi: As ≥ 0,002 bw lw As ≥ 0,002 x 400mm x 8400mm = 6720mm2
Maksimum tulangan terkonsentrasi: As ≤ 0,06 x (1200 + 50) x 400 = 30000mm2 Dipakai D-22 (As = 379,94 mm2)
Dipakai 20 D – 22 dipertemuan antar dinding (As = 7598,80mm2)
Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm): Minimum tulangan terkonsentrasi: As ≥ 0,002 bw lw As ≥ 0,002 x 400mm x 2800mm = 2240mm2
Maksimum tulangan terkonsentrasi: As ≤ 0,06 x (700 + 50) x 400 = 18000mm2 Dipakai D-22 (As = 379,94 mm2)
153
Dipakai 8 D – 22 dipertemuan antar dinding (As = 3039,52mm2)
4.
Tulangan terdistribusi di panel dinding geser
Untuk dinding dengan tebal 400 mm, maksimum diameter tulangan adalah 1/10 tebal = 1/10 x 400 mm = 40 mm/
Distribusi tulangan, di daerah sendi plastis smax = 300 mm di tiap arah. Di luar daerah sendi plastis, smax = 450 mm di tiap arah. Rasio penulangan harus lebih besar dari 0,0025 di tiap arah.
Pada panel dinding dibutuhkan 2 lapis tulangan bila Vu melebihi
Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):
Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm):
5.
Kuat geser dinding struktural
Kuat geser dinding struktural tidak diperkenankan lebih dari ,
sehingga
rasio
Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):
tulangan
maksimum:
154
Dipakai tulangan transversal D-19 dengan As = 283,385 mm2, sehingga:
s = 227 mm, diambil s = 230 mm Distribusi tulangan longitudinal diambil dengan ρ ≥ 0,0025 . Dipakai tulangan longitudinal 15 pasang D-22 dengan tebal 400 mm, sehingga:
Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm):
155
Dipakai tulangan transversal D-19 dengan As = 283,385 mm2, sehingga:
s = 251,67 mm, diambil s = 250 mm Distribusi tulangan longitudinal diambil dengan ρ ≥ 0,0025 . Dipakai tulangan longitudinal 5 pasang D-22 dengan tebal 400 mm, sehingga:
6.
Desain panjang penyaluran Tulangan transversal pada dinding geser harus dipasang sampai ke
dalam boundary element dengan panjang penyaluran tertentu. Panjang penyaluran tidak boleh lebih kecil dari ketentuan berikut yaitu: ld ≥ 3,5 ldh dimana ldh adalah nilai terbesar dari:
ldh = 8 db = 8 x 19 = 152 mm Diambil ldh = 316,89 mm ≈ 320 mm maka ld = 3,5 ldh = 3,5 x 320 mm = 1120 mm diambil panjang penyaluran sebesar 1120 mm.
156
7.
Desain sambungan lewatan (Lap-splice) Panjang sambungan lewatan dilakukan maksimum 50% jumlah
tulangan dengan panjang penyaluran sebagai berikut: Ld (lap-splice) = 1,3 Ld
maka Ld (lap-splice) = 1,3 x 401,66 = 522,16 mm, diambil 550 mm.
157
8.
Penulangan Dari hasil perhitungan desain dinding geser berdasarkan konsep
gaya dalam didapat hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel LVIII. Hasil Desain Dinding Geser Dengan Konsep Gaya Dalam
Dinding Geser Arah X Tulangan Panel dinding Tul. Longitudinal Tul. Transversal Tulangan Boundary Tul. Longitudinal Tul. Transversal
Dinding Geser Arah Y
30 D-22 D-19 @ 230 mm
10 D-22 D-19 @ 250 mm
20 D-22 D-16 @ 100 mm
8 D-22 D-16 @ 100 mm
158
Lampiran D Contoh Perhitungan Studi Kasus 3 Diperoleh perhitungan studi kasus dari skripsi 06_TA_MaradonaRN berupa gaya dalam dinding geser sebagai berikut : Tabel LIX. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 3
Gaya Dalam Pu (kN) Vu (kN) Mu (kNm)
Dinding Geser 233,37 433,9106 37,30
Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding structural beton khusus dan balok perangkai khusus. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser berbentuk I.
Gambar 127. Model Sistem Dinding Geser Berbentuk I
Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser)
=
300 mm
fc'
=
25 MPa
fy
=
400 MPa
hw (tinggi story)
=
35.000 mm
lw (bentang) arah X
=
5.780 mm
Dimensi kolom terkecil
=
400 mm
1.
Pengecekan kebutuhan boundary element.
159
Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc’. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc’.
Bentang dinding geser arah X (lw = 5780 mm):
Mpa < 5 Mpa (tidak dibutuhkan boundary element)
Dalam perhitungan kasus ini, tidak dibutuhkan boundary element maka pengecekan selanjutnya tidak perlu di lakukan perhitungan.
Tabel LX
Syarat Shear Wall 25% > Kolom
Reaksi Perletakan Kombinasi
COMB1 COMB2
COMB3 COMB4
COMB5 COMB6
Kolom
Persentase
Total
Dinding
fx
fy
3020.7 9 3768.1 2 7654.1 2 5827.9 3 4467.6 6 3131.4 9
2161.6 1 2721.1 7 2542.1 4 1210.5 8 1908.0 4 1877.1
fx
Kolom fy
fx
-4472.83
-19848.7
-7493.62
5485.35
20328.88
9253.47
-28115.2 26211.4 1
-11328.3
-35769.3
15369.37
32039.34
-10218.3
-15940.6
-14685.9
9212.62
11244.23
12344.11
fy
-22010.4 23050.0 5
-13870.4 16579.9 5
-17848.6 13121.3 3
130
fx
40.31149
Dinding fy
fx
40.72116
9.82088 11.8054 8
21.39856
18.3277 5
78.60144
18.18992
7.30147
81.81008
30.4214 25.36829
10.6901 4 14.3057 1
59.68851 59.27884
69.5786 74.63171
fy 90.1791 2 88.1945 2 81.6722 5 92.6985 3 89.3098 6 85.6942 9
Syarat Shearwall > kolom (25% kolom) fx fy
not ok
ok
not ok
ok
ok
ok
ok
ok
ok
ok
ok
ok