KUNJUNGAN LEBAH TUKANG KAYU Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG DI KELURAHAN KORONG GADANG KEC. KURANJI KOTA PADANG Rahma Sri Aluvira ,Jasmi ,Elza safitri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Abstract Xylocopa confusa or carpenter bees in one type of bee that is included in the ordo Hymenoptera: family Anthophoridae. The carpenter bees nesting in dead wood and bark, which are crucial for the pollination of plants is as. Carpenter bees visting the bean crop to forage in the from of pollen and nectar. Based on the above description of this research has been carried outin march 2014 with the aim to find a carpenter bee visits Xylocopa confusa Linn. (hymenoptera: Anthophoridae). At planting beans di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang. The study used a descriptive survey method that is by directly observing the visit Xylocopa confusa in the field, field sampling is done at planting beans. Measured weather and light intensity. The area of research is to be a place around ± 18X11 m. The result showed average number of visits Xylocopa confusa on bean crop di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang is 38,46 individuals. Number of visit Xylocopa confusa visting on planting beans the most in the morning at 09.00 am average 17 tails, and the aftornoon at 15.00 pm 2,29 average tail, the litle visit during the day at 12.00 average of 1, 43 tail. The number of flowers visited morning between 12,52 and the litle interest in the afternoon aon average between 4,43 interest. Xylocopa confusa visit to the bean crop is highly influenced by the intensity of light. In multivel regression weather factors such as temperature, humidity and wind speed affected the very real connection to the visit of Xylocopa confusa on planting beans. Key Word: Xylocopa confusa Linn, at planting beans.
Pendahuluan Xylocopa atau lebah tukang kayu merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk kedalam ordo Hymenoptera : famili Anthophoridae (Michener, 2007). Lebah tukang kayu ini membuat sarang didalam kayu atau batang tanaman. Lebah tukang kayu (Xylocopa) mempunyai panjang ± 25 mm, tubuhnya berwarna hitam dan besar, pada bagian atas toraknya terdapat warna kuning, perut bagian atas lebah tukang kayu berbulu. Serangga ini banyak berkunjung pada tanaman yang berbunga sehingga sangat membantu dalam proses penyerbukan tanaman (Borror dkk, 1992). Menurut Ramires (2012) ada sekitar 36 jenis lebah yang ditemukan termasuk salah satunya Xylocopa yang ada di Meksiko. Di Indonesia jumlah spesies Xylocopa yang ditemukan diantaranya, pada penelitian Erniwati dan Kahono (2009) tentang peranan tumbuhan liar dalam konservasi serangga penyerbuk ordo Hymenoptera yang dilakukan di daerah Malang dan Pasuruan (Jawa Timur), di temukan 3 jenis Xylocopa yaitu Xylocopa latipes, Xylocopa confusa, dan Xylocopa caerulea. Sedangkan pada penelitain Yuliani dkk (2013) di
Kecamatan Pauh Kota Padang, tentang jenis-jenis serangga pengunjung bunga Neriumoleander Linn. (Apocynaceae) ditemukan 2 jenis Xylocopa yaitu: Xylocopa confusa Linnaeus dan Xylocopa latipes Linnaeus. Xylocopa umumnya menyerupai panjangnya kira–kira ±25 mm, ukuran tubuh relative besar dan mempunyai warna yang hitam, logam kebiruan atau kehijauan hitam, atau biru keunguan. Pada Xylocopa jantan mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dari pada tubuh Xylocopa betina, memiliki area kuning kecoklatan diseluruh tubuhnya (Grissell et al., 2011). Pada betina memiliki berwarna kuning keemasan pada punggungnya, kepala hitam, mempunyai rahang kuat yang digunakan untuk membuat sarang, memiliki sengat, dan lebah tukang kayu memiliki rambut di kaki belakang (Jones, 2006). Xylocopa confusa atau lebah tukang kayu adalah salah satu perantara dalam penyerbuk pada tanaman dan lebah ini dapat memindahkan serbuk sari dari tanaman yang berbeda antara individu-individu dari species yang sama (Azmi et al., 2012). Xylocopa confusa mempunyai ciri-ciri yang berbentuk ukuran tubuhnya relatif besar, sayap berwarna ungu, femur dan tibia berbulu,
thoraks berbentuk bulat panjang berwarna kuning, berambut dan bagian tengahnya berwarna hitam tanpa rambut dan abdomen berwarna hitam (Michener, 2007). Peran Xylocopa termasuk polinator karena dapat membantu penyerbukan pada berbagai tanaman, aktivitas polinator pada umumnya mengunjungi tanaman berbunga dengan tujuan untuk mencari makan (Khomsah, 2013),. Dalam hal ini, bunga yang mekar mengandung zat gula (nektar) yang merupakan sumber makanan bagi pollinator seperti pada tanaman kacang panjang. Kacang panjang merupakan tumbuhan semusim, bunga berbentuk seperti kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang panjang kurang lebih 12 cm dan warna bunga bervariasi putih, kuning, atau biru, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, dan berwarna ungu. Tipe penyerbukan pada tanaman kacang panjang dengan menyerbuk sendiri dan adapun penyerbukan silang dengan bantuan serangga (Hanif dkk, 2012). Penelitian yang dilakukan Yuliani dkk (2012) di Kecamatan Pauh Kota Padang, tentang jenis-jenis serangga pengunjung bunga Neriumoleander Linn. (Apocynaceae) ditemukan beberapa jenis Xylocopa salah satunya Xylocopa confusa. Xylocopa confusa banyak berkunjung pada pertanaman untuk beraktivitas, salah satunya pertanaman kacang panjang. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis telah melakukan penelitian tentang “Kunjungan Lebah Tukang Kayu Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) Pada Pertanaman Kacang Panjang Di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang”. Metode penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, counter, thermometer, hygrometer dan alat-alat tulis. Bahannya adalah Xylocopa confusa dan kacang panjang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu dengan cara mengamati langsung kunjungan serangga di lapangan dilakukan selama 15 menit perjam dengan pukul 06.00–18.00 WIB. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis hubungan aktivitas kunjungan Xylocopa confusa dan faktor cuaca menggunakan regresi berganda dan sederhana. Rumus yang digunakan adalah : Ý = a + b1X1+b2X2+b3X3 (Sudjana, 1989). Berdasarkan kebutuhan penelitian maka rumus tersebut dijabarkan sebagai berikut: Y = Hubungan aktivitas
b a X1 X2 X3
= Koefesien regresi = Konstanta a = Suhu = Kelembaban = Angin
Hasil dan Pembahasan 1.
Jumlah kunjungan Xylocopa confusa
Gambar 2: Jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung dan keluar ke pertanaman kacang panjang selama pengamatan berkunjung ke pertanaman kacang panjang dan keluar dari pertanaman kacang panjang. Waktu pengamatan 6= 06.00, 7=07.00, 8=08.00, 9=09.00, 10=10.00, 11=11.00, 12=12.00, 13=13.00, 14=14.00, 15=15.00, 16=16.00, 17=17.00, 18=18.00 WIB. Jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung pada pertanaman kacang panjang di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang yang paling banyak berkunjung pada pagi pukul 09.00 WIB rata-rata 17 ekor dan sore pukul 15.00 WIB rata-rata 2,29 ekor. Jumlah Xylocopa confusa yang sedikit berkunjung pada pertanaman kacang panjang pada pukul 12.00 WIB rata-rata 1,43 ekor. Jumlah Xylocopa confusa yang paling banyak keluar pada pertanaman kacang panjang pukul 09.00 WIB rata-rata 12,86 ekor. Jumlah Xylocopa confusa yang sedikit keluar pada pertanaman kacang panjang pada pukul 12.00 WIB rata-rata 1,43 ekor (Gambar 2 dan Lampiran 1). Banyaknya jumlah Xylocopa yang berkunjung pada tanaman kacang panjang diduga jumlah bunga pada tanaman kacang panjang mekar pada pagi hari. Menurut Erniwati (2010) bunga yang mekar pada kacang panjang dengan sempurna terjadi antara pada pukul 07.00 – 09. 15 WIB.
2.
Jumlah bunga yang dikunjungi Xylocopa confusa
Tabel 1. Hasil rata-rata jumlah bunga dikunjungi Xylocopa confusa selama penelitian di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang Waktu pengamatan Hari 1
Jumlah bunga yang dikunjungi Xylocopa confusa Pagi Siang Sore 10,67 5,67 3,33
Rata-rata
19,67
6,56
Hari 2
13,67
5,67
4,67
24,01
8,00
Hari 3
12
5,33
4
21,33
7,11
Hari 4
11,67
6,33
5,33
23,33
7,78
Hari 5
13,33
8,33
4,33
25,99
8,66
Hari 6
13
7,67
4,33
25
8,33
Hari 7
13,33
7,33
5
25,66
8,55
Total
87,67
46,33
30,99
164,99
55,00
Rata-rata
12,52
6,62
4,43
23,57
7,86
Pada Tabel 1 jumlah bunga yang banyak dikunjungi oleh Xylocopa confusa adalah pada pagi hari dengan rata-rata 12,52 bunga, dan jumlah bunga yang sedikit dikunjungi adalah pada sore hari dengan rata-rata 4,43 bunga. Banyaknya bunga yang dikunjungi oleh Xylocopa confusa pada pagi hari diduga karena bunga sudah mulai mekar sempurna sehingga sumber makanan tersedia dalam kondisi berlimpah. Menurut Yuliani, dkk (2013) dalam bunga yang sedang mekar banyak mengandung nektar dan polen yang merupakan sumbermakanan bagi pollinator.
Tabel 2. Analisis variansi regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung ke pertanaman dengan ratarata faktor cuaca selama pengamatan. Sumber Variansi
Hubungan jumlah kunjungan dengan multivel regresi (regresi berganda) yang berkunjung dan keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca
Pada Tabel 2 dan Lampiran 10 dapat dilihat bentuk hubungan regresi berganda antara Xylocopa confusa yang berkunjung pada pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Berdasarkan persamaan hubungan regresi berganda dengan jumlah Xylocopa yang berkunjung didapatkan Fhitung > Ftabel yang artinya terdapat hubungan sangat nyata antara variable Y1 dengan vriabel acak X1, X2 dan X3.
Db
Regresi
3
X1 X2 X3 Sisa
3.
Jumlah
Total Persamaa n
1
Jk
Kt
Fh
Ft (0,05)
Ft (0,01)
3.391.361
1.130.454
23.28
4.35
8.45
92.026
92.026
18.95**
5.12
10.56
187.145
187.145
38.54**
5.12
10.56
1
89.264
89.264
18.38**
5.12
10.56
9
437.053
1
48.561
12 3.828.414 Ŷ = 117.8073 – 1.9773 X1 – 0.7320 X2 – 5.1060X3
r = 0.9412
Keterangan: X1= suhu, X2= kelembaban dan X3=kecepatan angin Pada Tabel 3 dan Lampiran 11 dapat dilihat bentuk hubungan regresi berganda antara Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman dengan ratarata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Berdasarkan persamaan hubungan regresi berganda dengan jumlah Xylocopa yang keluar didapatkan Fhitung > Ftabel yang artinya : Terdapat hubungan sangat nyata antara variable Y2 dengan variabel acak X1, X2 dan X3.
Tabel 3. Analisis variansi regresi berganda antara rata-rata jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca selama pengamatan. Sumber Variansi Regresi X1 X2 X3
Fh
Ft (0,05)
Ft (0,01)
1.130.454
23.28
4.35
8.45
92.026
18.95* *
5.12
10.56
187.145
38.54* *
5.12
10.56
18.38* *
5.12
10.56
Db
Jk
Kt
3
3.391.361
1
92.026
1
187.145
1
89.264
89.264
Sisa
9
437.053
48.561
Total
12
3.828.414
Persamaa n
Ŷ = 117.8073 – 1.9773 X1 – 0.7320 X2 – 3.8358 X1
r = 0.9412
Keterangan: X1= suhu, X2= kelembaban dan X3= kecepatan angin Hasil pengukuran faktor cuaca (suhu, kelembaban dan angin) pada selama pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Lampiran 3. Tabel 4. Kondisi faktor cuaca pada pertanaman kacang panjang di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang selama pengamatan. No 1 2 3 4
Faktor cuaca Suhu (° C) Kelembaban (%) Angin (m/s) Intensitas cahaya (joule)
Rata-rata 32,0 61,7 0,8 266,70
Xylocopa confusa dipengaruhi oleh berbagai faktor cuaca antara lain suhu merupakan faktor fisik yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap Xylocopa confusa. Menurut Khairiah, dkk (2012) Secara umum kisaran suhu yang efektif pada serangga adalah 29-35˚C. Pada penelitian ini suhu didapatkan dengan rata-rata 32,0ºC. Suhu berpengaruh pada Xylocopa yang berkunjung ke pertanaman kacang panjang diduga untuk mencari pakan berupa polen dan nektar. Menurut Feuerbacher, et al (2003) suhu yang rendah di pagi hari dengan kelembaban udara yang tinggi menyebabkan banyaknya bunga mekar dan akan menghasikan polen dan nektar yang banyak sehingga akan menarik perhatian serangga untuk berkunjung. Menurut Asih (2006) Pada umumnya kisaran kelembaban yang efektif adalah kelembaban 70 %. Pada penelitian ini kelembaban didapatkan dengan rata-rata 61,7 %. Secara tidak langsung kelembaban berpengaruh terhadap konsentrasi gula nektar pada bunga dan kegiatan terbang. Pada penelitian ini kecepatan angin
didapatkan dengan rata-rata 0,8 m/s. Menurut Jasmi (1997) Kecepatan angin berpengaruh terhadap kemampuan terbang dari lebah dalam mengumpulkan polen dan nektar. Intensitas cahaya didapatkan rata-rata berkisar antara 266,70 Joule. Menurut Jumar (2000) Cahaya mempengaruhi aktivitas Xylocopa sehingga berperan dalam mengandalikan waktu terbang dan kegiatan dalam mencari makanan pada tanaman kacang panjang. Diduga faktor fisik akan mempengaruhi konsentrasi gula nektar. Menurut Anderson et al (1983) dalam Jasmi (1997) temperatur yang tinggi menyebabkan terjadinya proses perubahan kimia secara cepat dalam tubuh tumbuhan. Intensitas cahaya dan lama penyinaran berhubungan dengan jumlah sekresi nektar dan terdapat hubungan yang baik dengan kandungan gula dari nektar. Hasil analisis hubungan multivel regresi (regresi berganda) antara rata-rata fluktuasi jumlah Xylocopa confusa yang berkunjung dengan ratarata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin yang terdapat hubungannya berpengaruh sangat nyata terhadap kunjungan Xylocopa confusa pada pertanaman kacang panjang. Hasil analisis hubungan multivel regresi (regresi berganda) antara rata-rata fluktuasi jumlah Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman dengan rata-rata faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin yang terdapat hubungannya berpengaruh sangat nyata terhadap kunjungan Xylocopa confusa yang keluar dari pertanaman kacang panjang. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang kunjungan lebah tukang kayu Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) pada pertanaman kacang panjang di Kelurahan Korong Gadang Kec. Kuranji Kota Padang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kunjungan Xylocopa confusa pada tanaman kacang panjang lebih banyak pada pagi hari pukul 09.00 WIB rata-rata 17 ekor dan 15.00 WIB rata-rata 2,29 ekor, yang sedikit pada siang hari 12.00 WIB rata-rata 1,43 ekor. 2. Jumlah bunga yang dikunjungi Xylocopa confusa yang lebih banyak pada pagi hari rata-rata antara 12,52 dan yang sedikit pada sore hari rata-rata antara 4,43 per bunga. 3. Kunjungan Xylocopa confusa ke pertanaman kacang panjang yang sangat dipengaruhi adalah intensitas cahaya. Pada multivel regresi (regresi berganda) faktor cuaca antara suhu, kelembaban dan kecepatan angin hubungannya dipengeruhi sangat nyata terhadap kunjungan Xylocopa confusa pada pertanaman kacang panjang.
Saran Disarankan pada penelitian selanjutnya dengan adanya kunjungan Xylocopa confusa pada tanaman agar dapat meneliti lebih lanjut tentang populasi Xylocopa confusa. Daftar pustaka Azmi, W. A., Ghazi, R., Mohamed, N. Z. 2012. Importance of Carpenter Bee, Xylocopa varipuncta (hymenoptera: Apidae) as Pollination Agent for Mangrove Community of Setiu Wetlands, Terengganu, Malaysia. Jurnal Sains Malaysiana 41 (9). Hlm : 1057-1062. Asih, C. S. 2006. Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis Cerana Ferb Di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor: Bogor. Borror, Tripleton and Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke Lima. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Erniwati. 2010. Kajian Aspek Ekologi Lebah Sosial (Hymenoptera: Apidae) Dan Biologi Reproduksi Tanaman Pertanian Yang Mendukung Konsep Pengembangan Pengelolaan. Sumber Daya Alam dan Lingkungan ( LIPI-1.0.4). Feuerbacher ,E, J .H. Fewell, S. P. Robert, E. F. Smith and J. F. Horrison. 2003. Efects of load type (pollen or nectar) and load mass on hovering metabolic rate and mechanical power output in the honey bee Apis mellifera. The journal of experimental biology. 206. Hanif, F. M, Nurul, F. A., Sumartono., Sultoni. 2012. Makalah Budidaya Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis ). Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati: Cirebon. Jasmi. 1997. Perkembangan Sarang Dan Aktivitas Mencari Makan Apis dorsata Fabr. Universitas Andalas: Padang Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Khairiah, N., Dahelmi, & Syamsuardi, 2012. JenisJenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae). Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). hlm : 914 Khomsah, K. N. 2013. Polinator Pada Tanaman Kayu Putih. Balai Besar Penelitian Bioteknologi Dan Pemuliaan Tanaman Hutan: Yogyakarta. Michener, C. D. 2007. The Bees Of The World. The Johns Hopkins University Press. United States Of America. Yuliani, W., Dahelmi, & Syamsuardi, 2013. JenisJenis Serangga Pengunjung Bunga Neriumoleander Linn. (Spocynaceae) Di Kecamatan Pauh Padang. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Hlm. 97-100.