KUALITAS SISTEM INFORMASI DAN TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI Septian Bayu Kristanto Universitas Kristen Krida Wacana
[email protected]
Abstract This study intends to investigate the effect of system quality of accounting software on students’ understanding level of accounting in UKRIDA. It aims to find out the effectiveness of system quality of accounting software and the relation between the use of good accounting software and students’ understanding level. A likert scale questionairre was employed to gather the data which represented system quality (SYSQUA), while students’ understanding level of accounting was depicted by students score (STORE), which was taken from scores of mid-test and final test. The obtained data were analyzed using structural equation modelling (SEM). The result of data analysis showed that there was no significant relationship between SYSQUA and STORE. Hence, this study concluded that the system quality could not determine the understanding level of accounting. Keywords: system quality, understanding level, accounting, information system
Pendahuluan Perkembangan akuntansi berdasar kemajuan teknologi terjadi dalam tiga babak, yaitu era bercocok tanam, era industri, dan era informasi. (Robert, 1992). Perkembangan era informasi merujuk pada perkembangan teknologi informasi sejak penggunaan komputer. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal orang dan hingga saat ini sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat pengolah data untuk menghasilkan informasi (Maharsi, 2000). Bidang akuntansi yang dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh teknologi adalah Sistem Informasi Akuntansi. Perkembangan ini juga membawa perubahan dalam dunia pendidikan akuntansi di Indonesia. Di universitas-universitas di Indonesia, sudah diajarkan pengetahuan tentang software akuntansi melalui mata kuliah Komputer Akuntansi. Melihat hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa dunia pendidikan terus mengejar perkembangan teknologi yang ada. Para mahasiswa yang telah lulus dalam jenjang perguruan tinggi sebagai seorang sarjana nantinya akan menjadi tenaga kerja siap pakai, dimana hal ini membutuhkan pengetahuan akan program akuntansi. Memahami hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa sangat penting untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa telah berkembang di tiap-tiap instansi pendidikan tinggi. Penelitian ini akan difokuskan pada salah satu Universitas di Jakarta, yaitu Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai objek penelitian. UKRIDA merupakan instansi pendidikan yang juga terus mengikuti perkembangan PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 337
teknologi akuntansi. Hal ini dapat dibuktikan dari penggunaan pada mata kuliah Komputer Akuntansi di UKRIDA. Software MYOB merupakan software akuntansi yang beredar luas dan banyak digunakan di kalangan instansi pendidikan maupun instansi bisnis. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa bagaimana persepsi mahasiswa tentang kualitas sistem dari MYOB, dan bagaimana pengaruh persepsi tentang kualitas sistem tersebut terhadap tingkat pemahaman mahasiswa dalam mempelajari MYOB. Pembuktian tentang ada atau tidak adanya keterkaitan antara kedua variabel tersebut menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Menurut Suwardjono (2005) pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Komputer Akuntansi yang diajarkan di UKRIDA tidak hanya berfokus pada ilmu secara teoritis saja, tetapi juga secara praktis dipraktekkan dengan menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang diperoleh dari contoh-contoh kasus dalam modul Komputer Akuntansi. Sementara itu, variabel pengukuran pemahaman Komputer Akuntansi pada penelitian ini menggunakan nilai mahasiswa sebagai tolak ukurnya. Hal ini didukung dengan penelitian Melandy et al. (2007) yang menggunakan nilai dari mahasiswa sebagai pengukur variabel pengukuran, yaitu tingkat pemahaman mahasiswa. Nilai mahasiswa diperoleh dengan mengerjakan tugas dan ujian-ujian praktek mengenai pemahaman Komputer Akuntansi. Dalam hal ini, nilai tersebut secara wajar dapat menampilkan tingkat pemahaman mahasiswa baik teoritis maupun praktis dalam kondisi real mereka. Mahasiswa sebagai pengguna dari program akuntansi tersebut juga memiliki kemampuan untuk menilai apakah suatu sistem itu berkualitas atau tidak. Menurut Istianingsih dan Utami (2009), terdapat hubungan positif antara kualitas sistem dengan kepuasan pemakaian sistem. Sedangkan penilaian kepuasan ini merupakan hasil yang subjektif dari pengaplikasian program tersebut dalam dunia kerja yang profesional. Karena target penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang atau telah menekuni mata kuliah Komputer Akuntansi dan sebagian besar belum pernah menerapkan program tersebut secara profesional, maka kriteria pengujian ini diganti dengan tingkat pemahaman terhadap penggunaan software tersebut. Dengan demikian, melalui penelitian ini, akan terlihat keterkaitan antara kualitas sistem sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap tingkat pemahaman dalam penggunaan sistem yang merupakan hal yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman dalam penggunaan program MYOB dan persepsi mahasiswa terhadap kualitas sistem MYOB. Selanjutnya penelitian ini juga akan menguji bagaimana kualitas sistem ini berpengaruh terhadap tingkat pemahaman penggunaan program MYOB dalam mata kuliah Komputer Akuntansi. Penelitian ini akan menggunakan salah satu taksonomi yang terdapat dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992). 338 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang diadopsi dari beberapa penelitian baik di dalam maupun di luar negeri, seperti DeLone dan McLean (2003), Rai et al. (2002), Istianingsih dan Wijanto (2008), Istianingsih dan Utami (2009), Melandy dan Aziza (2006), dan Melandy et al. (2007). Teori-teori dalam penelitian ini yang utama diadopsi dari model DeLone dan McLean (2003), yaitu model pengukuran kesuksesan sistem informasi yang diukur dari tiga variabel independent yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas servis, serta model Seddon (1997) mengenai model kebiasaan parsial dari penggunaan teknologi informasi, kemudian juga dari penelitian Melandy et al. (2007), dan Trisniwati dan Suryaningsum (2003) tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Tingkat Pemahaman Akuntansi Pengertian mengenai tingkat pemahaman dalam bahasa Indonesia bermula dari arti kata paham. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, paham berarti pengertian, pendapat, pandangan, pandai dan mengerti benar, sehingga pemahaman berarti proses, perbuatan memahami atau mamahamkan. Melihat definisi diatas, maka pemahaman akuntansi merupakan sebuah proses untuk memahami atau memahamkan pengetahuan akuntansi. Dengan demikian untuk mengetahui tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa, kita dapat menggunakan nilai mata kuliah pada objek mata kuliah yang akan diuji. Hal ini serupa dengan penelitian Melandy dan Aziza (2006), Melandy et al. (2007), dan Trisniwati dan Suryaningrum (2003). Nilai mahasiswa diperoleh dengan mengerjakan tugas dan ujian-ujian praktek selama mengikuti mata kuliah. Dalam hal ini, nilai tersebut secara wajar dapat menampilkan tingkat pemahaman mahasiswa baik teoritis maupun praktis dalam kondisi real mereka. Nilai mata kuliah tersebut dijadikan ukuran tingkat pemahaman akuntansi karena semua mata kuliah tersebut telah menggambarkan keseluruhan dari akuntansi itu sendiri. (Melandy et al., 2007). Mata kuliah Komputer Akuntansi, merupakan salah satu Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) yang diajarkan di UKRIDA, dan merupakan lanjutan dari mata kuliah Akuntansi Intermediate. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang komputerisasi akuntansi dengan menggunakan berbagai program akuntansi atau accounting software. Accounting software yang digunakan dalam mata kuliah ini yaitu MYOB. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean Model kesuksesan DeLone dan McLean telah banyak diadopsi untuk melakukan penelitian-penelitian. Model ini banyak digunakan sejak dipublikasikan pada tahun 1992. Terdapat hampir 300 artikel dari jurnal yang telah direferensi menggunakan model ini sebagai dasar untuk mengukur variabel terikat dalam riset yang berkaitan dengan sistem informasi (DeLone dan McLean, 2003). Model ini kemudian mengalami pembaharuan dengan penambahan satu variabel lagi yaitu kualitas servis (DeLone dan McLean, 2003). Model kesuksesan teknologi informasi Delone dan McLean yang telah diupgrade dapat digambarkan sebagai berikut. PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 339
Gambar 1. Model Kesuksesan Teknologi Informasi Delone dan McLean (2003)
Pada awalnya, model tersebut merupakan model yang digunakan untuk mengukur kesuksesan penggunaan sistem informasi. Kemudian penelitian akan model tersebut berlanjut dan model tersebut juga dikembangkan dengan memperluas variabel ataupun dengan mengambil salah satu variabel dalam model tersebut untuk pengukuran dalam penelitian. Penelitian tentang model ini salah satunya dilakukan oleh DeLone dan McLean sendiri, dimana model tersebut dikembangkan untuk mengukur tingkat kesuksesan pemakaian e-Commerce. Penelitian tentang model ini di Indonesia juga dilakukan oleh Istianingsih dan Wijanto (2008) dengan menggunakan variabel-variabel yang ada dalam model DeLone dan McLean tersebut. Model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean memiliki enam dimensi kesuksesan utama yang menurut Petter et al. (2008) terdiri dari: System quality, Information quality, Service quality, System use, User satisfaction, dan Net benefits. Kualitas Sistem Pengertian kualitas menurut American National Standards Institude (ANSI) dalam Guimaraes et al. (2003) adalah keseluruhan fitur dan karakteristik dari produk atau servis yang mampu untuk memuaskan kebutuhan. Hal ini berarti sistem dapat dikatakan berkualitas bila mampu memenuhi harapan penggunanya. Menurut Davis et al. (1989) dan Chin dan Todd (1995), harapan pengguna merupakan perceived ease of use atau tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Perceived ease of use berarti pemakai sistem informasi merasa bahwa menggunakan sistem tersebut mudah dan tidak memerlukan pengorbanan banyak untuk menggunakannya, sehingga mereka bisa menggunakan waktu mereka untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab mereka yang lain dan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Hal ini didukung oleh penelitian Livari (2005) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara system quality dan user satisfaction. 340 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)
Pengertian lainnya juga diungkapkan oleh DeLone dan McLean (1992), yaitu kualitas sistem merupakan kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Maka sistem yang telah memenuhi persepsi berkualitas baik oleh penggunanya berarti memiliki kombinasi hardware dan software yang dapat memenuhi harapan dari para penggunanya. Penelitian terbaru dari DeLone dan McLean (2003) mencantumkan, kunci kesuksesan pengukuran kualitas sistem adalah kebergunaannya, kemungkinan digunakannya, ketanggapannya, kehandalannya, dan fleksibilitasnya. Kualitas Sistem Dalam Hubungannya Dengan Tingkat Pemahaman Kualitas sistem merupakan keinginan untuk menggunakan sistem informasi (Petter et al., 2008), dimana menurut DeLone dan McLean (2004), kunci kesuksesan pengukuran kualitas sistem adalah kebergunaannya, kemungkinan digunakannya, ketanggapannya, kehandalannya, dan fleksibilitasnya. Menurut Livari (2005), kualitas sistem memiliki hubungan yang positif dengan penggunaannya. Hal ini juga didukung oleh penelitian Petter et al. (2008) yang menyatakan bahwa terdapat sejumlah peneliti lain yang memperoleh kesimpulan yang sama, diantaranya Hsieh & Wang (2007), Halawi et al. (2007), dan Rai et al. (2002). Dan tidak hanya itu, menururt Petter (2008) terdapat hubungan keterkaitan lain, yaitu kualitas sistem dalam hubungannya dengan kepuasan pengguna, dan keuntungan bersih memiliki hubungan yang positif. Kualitas sistem diukur dari hasil yang diperoleh berupa kegunaan, kemudahan dan net benefit yang diperoleh pengguna. Dalam hal ini, maka kualitas sistem dapat menjadi salah satu acuan kesuksesan pemilihan dan penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis komputer dalam mata kuliah komputer akuntansi di UKRIDA berupa MYOB, dapat diukur kualitasnya melalui persepsi pengguna dan dibandingkan dengan tingkat pemahaman mahasiswanya. Tingkat pemahaman mahasiswa disini merupakan tolak ukur net benefit dari penggunaan sistem MYOB. Oleh karena itu, maka disusun hipotesis untuk melihat pengaruh kualitas sistem informasi terhadap tingkat pemahaman MYOB di UKRIDA. Ha: Kualitas sistem informasi mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa. Metode Riset Jenis, Sumber Data, dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang kuantitatif karena menggunakan kuesioner dengan skala Likert satu sampai dengan tujuh, dan merupakan data time series karena diuji menggunakan dua kurun waktu yang berbeda. Data sekunder dari penelitian ini juga merupakan data kuantitatif yang berupa nilai UTS dan UAS mahasiswa/mahasiswi untuk mata kuliah Komputer Akuntansi yang diselenggarakan di semester ganjil dan genap 2009/2010. Sumber data penelitian ini yang primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada mahasiswa/mahasiswi di UKRIDA dengan menggunakan responden mahasiswa/mahasiswi angkatan 2007 dan 2008 yang telah mengambil PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 341
mata kuliah Komputer Akuntansi. Selain itu, sumber data sekundernya adalah nilai UTS dan UAS mahasiswa/mahasiswi untuk mata kuliah Komputer Akuntansi yang berjalan pada tahun 2007 dan 2008. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan jumlah responden yang mengembalikan kuesioner dengan periode selama penyebaran kuesioner sampai dengan ketika kuesioner yang terkumpul sudah memenuhi syarat untuk diolah. Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan bulan November sampai Desember 2010. Variabel Laten 1. System quality (SYQUA). Kualitas sistem informasi akuntansi dari software MYOB kemudian diukur menggunakan 10 pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008). Setiap pertanyaan diukur dengan menggunakan tujuh skala Likert (1 = sangat sangat tidak setuju, sampai dengan 7 = sangat sangat setuju). 2. Tingkat Pemahaman (STORE). Tingkat pemahaman ini diukur dengan menggunakan nilai dari mahasiswa yang mencerminkan kemampuan penggunaan software MYOB. Variabel Teramati Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel teramati yaitu 10 variabel awal yang merupakan keseluruhan item pertanyaan yang ada dalam kuesioner, dan variabel lain diperoleh dari data nilai mahasiswa mata kuliah Komputer Akuntansi. Adapun rincian dari 11 variabel tersebut adalah 10 variabel yang berasal dari variabel latennya yaitu SYQUA, dari SYQUA1 sampai dengan SYQUA10, yang berupa 10 pertanyaan dalam kuesioner. Variabel lainnya adalah nilai mahasiswa yang merupakan variabel teramati dari variabel latennya yaitu tingkat pemahaman akuntansi (level of understanding accounting) mahasiswa yang diukur dari nilai MYOB masing-masing mahasiswa. Model Penelitian Model penelitian ini merupakan adopsi dari model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan Seddon (1997), dengan mengambil variabel laten system quality. Pengadopsian system quality ini kemudian dibandingkan dengan tingkat pemahaman mahasiswa yang diadopsi dari penelitian Melandy dan Aziza (2006), dan Melandy et al. (2007) untuk dilihat hubungannya. Sehingga melalui pengadopsian kedua model ini menghasilkan model yang baru. Melalui model yang baru ini, diharapkan dapat terlihat ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Gabungan kedua model diatas adalah seperti gambar 2 berikut ini.
342 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)
Gambar 2. Model Penelitian
Metode Analisis Data Data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden, serta memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut, akan diolah dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Menurut Chin dan Todd (1995), Istianingsih dan Wijanto (2008), dan Istianingsih dan Utami (2009), penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) dengan programnya (LISREL, EQS, atau PLS), dapat meningkatkan teknik analisis dalam riset sistem informasi. Pengujian terhadap model di dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan software LInear Structural RELationship (LISREL) 8.8 student. Proses analisis terhadap data dan model dilakukan dengan menguji model secara keseluruhan, menguji kecocokan model pengukuran, dan menguji kecocokan model struktural. Untuk pengukuran variabel teramati akan dilihat dari construct validity-nya. Uji Kecocokan Model 1. Kecocokan Model Keseluruhan. Hair et al. (1995) menyatakan bahwa untuk mengawali analisis model struktural dalam SEM dilakukan pengujian kecocokan model keseluruhan yang dilihat berdasarkan indikator Goodness-of-fit Index (GFI) statistik dari output LISREL. Jika sebagian besar dari ukuran GOF menunjukkan kecocokan tersebut baik, maka dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model dalam penelitian ini adalah baik (good fit). 2. Kecocokan Model Pengukuran. Wijanto (2008) menyatakan bahwa, uji kecocokan model pengukuran dilakukan terhadap setiap konstruk secara terpisah melalui evaluasi terhadap validitas dan reliabilitas konstruk. Melalui pengujian ini, dapat dipastikan bahwa konstruk yang digunakan dalam penelitian memenuhi kriteria valid dan reliabel. 3. Kecocokan Model Struktural. Menurut Wijanto (2007), bagian ini merupakan evaluasi terhadap koefisien-koefisien atau parameter-parameter yang menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh satu variabel laten terhadap laten yang lain. Dalam analisis ini koefisien-koefisien persamaan struktural dispesifikasikan dalam tingkat signifikansi tertentu. Analisis model struktural ini dilakukan untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Wijanto (2008) menyatakan bahwa untuk tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka nilai t dari persamaan struktural harus lebih besar atau sama dengan 1,96 PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 343
atau untuk praktisnya lebih besar sama dengan 2. Jika telah memenuhi kriteria tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dikatakan signifikan. Dari hipotesis dalam penelitian ini dihasilkan bentuk persamaan strukturalnya yaitu: SYQUA 1 – SYQUA 10 = SYQUA Myob tugasmyo = STORE STORE = SYSQUA Keterangan: STORE = Student Score SYQUA = System Quality Analisis Data Data dan Sampel Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa 10 pertanyaan kuesioner mengenai kualitas sistem informasi yang diambil sesuai dengan penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008). Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan yaitu bulan November 2010 dan Desember 2010. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menyebarkan langsung pada responden dan melalui beberapa contact person yang ada di tiap angkatan. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi Jurusan Akuntansi UKRIDA yang telah mengambil mata kuliah Komputer Akuntansi pada periode 2008/2009 dan 2009/2010. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala Likert 1-7. Kuesioner yang telah disebar sebanyak 130 kuesioner, jumlah yang kembali sebanyak 128 kuesioner sehingga response rate dari penyebaran kuesioner mencapai 98% dari total kuesioner yang dikirim. Dari jumlah kembali terdapat 17 kuesioner yang tidak memenuhi kriteria pemilihan sampel atau tidak lengkap pengisiannya sehingga tidak diikutkan dalam pengolahan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Responden JUMLAH
Persentase
130
100%
Tidak kembali
2
1.54%
Tidak lengkap
17
13.08%
Sampel akhir
111
85.38%
Kuesioner yang disebar
Hasil Analisis Secara Keseluruhan Dari penelitian menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan alat uji LISREL yang digunakan untuk menguji pengaruh antara kualitas sistem dengan tingkat pemahaman mahasiswa, diperoleh hasil bahwa 344 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)
kualitas sistem (SYQUA) tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman (STORE). Hal ini dapat dilihat pada nilai t-value sebesar 0.33 yang diperoleh dari Path Diagram. Lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Path Diagram Model Keseluruhan
Hasil Uji Kecocokan Model Keseluruhan Pengujian kecocokan model secara keseluruhan untuk MYOB dilakukan dengan melihat hasil analisisnya menggunakan alat uji LISREL, yang dilihat pada ukuran Goodness of Fitnya. Nilai dari ukuran-ukuran Goodness of Fit Statistics untuk MYOB dapat dilihat pada tabel 2. Dari hasil Goodness Of Fit Statistics (MYOB) diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum kecocokan keseluruhan model mununjukkan hasil yang cukup baik, namum terdapat kekurangan pada nilai RMSEA, CAIC, NFI, NNFI, CFI, IFI, RFI, dan RMRnya. Tabel 2. Hasil Uji Kecocokan Model Keseluruhan Kriteria Kecocokan Model
Indikator Tingkat Kecocokan
Hasil Estimasi Model
RMSEA
RMSEA < 0,08
0,097
ECVI
Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model
M* = 1.43 S** = 1.42 I*** = 3.62
Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model NFI > 0,90 NNFI > 90 CFI > 0,90 IFI > 0,90 RFI > 0,90 Standardized RMR < 0.05 GFI >0,90, good fit; 0.90 < GFI > 0.80, marginal fit
M* = S** = I*** = M* = S** = I*** = 0.70 0.73 0.80 0.81 0.60 0.37
AIC CAIC NFI NNFI CFI IFI RFI RMR GFI
0,87
157.25 156.00 398.46 264.83 445.34 442.97
Tingkat Kecocokan Model Kurang baik
Baik (Good fit)
Baik (Good fit)
Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik Cukup Baik (Marginal fit)
PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 345
Hasil Uji Kecocokan Model Pengukuran Uji Kecocokan Model pengukuran dilakukan dengan cara yang serupa pada uji yang dilakukan untuk program, yaitu menggunakan uji reliabilitas dan validitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung construct reliability dan variance extracted dari masing-masing variable teramati dengan kriteria nilai yang lebih besar dari 0.70 untuk construct reliability dan lebih besar dari 0.50 untuk variance extracted. Nilai-nilai tersebut diambil dari angka-angka yang ada pada output Completely Standardized Solution dari hasil pengolahan data. Ringkasan hasil perhitungan Reliabilty Construct dan Variance Extracted dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Model Pengukuran Variabel Laten
Construct-Reliability Nilai >=0.70
Variance-Extracted Nilai >= 0.50
Kesimpulan
System Quality
0.826310469
0.380704042
Kurang Baik
Student Score
0.7599
0.635073
Baik
Gambar 4. Path Diagram Model Pengukuran
Selanjutnya uji validitas yang merupakan pengujian terhadap 10 pertanyaan pada kuesioner yang disebar. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa ada beberapa pertanyaan tentang kualitas sistem pada software MYOB 346 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)
yang tidak memenuhi nilai validitas yang baik. Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan 23, pertanyaan 24, dan pertanyaan 25, hal ini dapat terlihat pada nilai t-value-nya yang lebih kecil dari 1.96 yaitu 1.26 untuk pertanyaan 23, 1.35 untuk pertanyaan 24, dan 1.74 untuk pertanyaan 25. Ketiga pertanyaan tersebut sebaiknya tidak perlu diikutsertakan untuk melakukan penelitian lanjutan. Secara lengkap nilai t-value dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat dari gambar Path Diagram yang ditampilkan dalam gambar 4. Hasil Uji Kecocokan Model Struktural Menurut Wijanto (2008), untuk menilai seberapa baik coefficient of determination dari persamaan struktural, akan dilihat dari besaran dari R2. R2 diperoleh dari hasil pengujian Lisrel yang dapat dilihat pada Reduced Form Equation. Model pada penelitian ini memiliki nilai R² 0,0012 yang berarti model ini mampu menjelaskan 0.12% dari perubahan pada variabel laten Students’ Score. Maka dapat disimpulkan bahwa dari uji ini menunjukkan model tersebut kurang baik dalam merepresentasikan hubungan kedua variabel tersebut. Secara lengkap hasilnya dapat dilihat dari hasil Path Diagram pada gambar 5. Gambar 5. Path Diagram Model Struktural
Pembahasan dan Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh system quality terhadap tingkat pemahaman mahasiswa. Tingkat pemahaman mahasiswa disini mengadopsi penelitian Melandy et al. (2007) dimana pada penelitian tersebut, tingkat pemahaman mahasiswa diukur menggunakan nilai mahasiswa sebagai alat ujinya. Nilai yang digunakan pada penelitian ini menggunakan nilai MYOB mahasiswa. Variabel lainnya yaitu System quality diambil dari model yang diadopsi dari penelitian DeLone dan McLean (2003) dan Seddon (1997). Ukuran PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 347
System quality ini menggunakan kuesioner 10 pertanyaan dengan 7 skala Likert yang disebar pada mahasiswa akuntansi angkatan 2007 dan 2008. Hipotesis pada penelitian ini, yaitu kualitas sistem informasi mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa, terbukti tidak signifikan ketika diujikan. Ditolaknya hipotesis pada penelitian ini membuktikan bahwa untuk penerapan model DeLone dan McLean (2003) yaitu system quality dan hubungannya dengan user satisfaction yang kemudian berhubungan pada net benefit dan model Seddon (1997), dimana system quality berhubungan dengan user satisfaction yang kemudian berhubungan pada IS use, variabel user satisfaction dan net benefit ataupun IS use sebagai tolak ukur sistem informasi tidak dapat digantikan oleh students’ score sebagai alat ukur tingkat pemahaman mahasiswa. Hal ini kemudian membuktikan bahwa tidak semua mahasiswa yang memiliki nilai yang tinggi pata mata kuliah Komputer Akuntansi selalu memberikan persepsi bahwa kualitas software yang mereka gunakan baik. Begitu pula sebaliknya mahasiswa yang memiiki nilai yang rendah juga tidak selalu memberikan perspsi bahwa kuaitas software yang mereka gunakan buruk. Perbedaan persepsi tersebut mungkin disebabkan karena tidak semua mahasiswa memahami software yang mereka pakai, dan nilai tidak dapat menjadi petunjuk untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa terhadap keseluruhan pengaplikasian software tersebut. Implikasi dan Keterbatasan Keterbatasan pada penelitian ini umumnya terletak pada jumlah responden dan pengukuran variabel, yang sebenarnya bisa mempengaruhi hasil pengujian. Responden yang digunakan adalah mahasiswa dalam 2 angkatan yaitu 2007 dan 2008 pada satu Universitas saja. Sulitnya untuk mahasiswa menilai kualitas dari software akuntansi jika dalam jangka waktu yang lama mereka sudah tidak memakai software tersebut. Nilai mahasiswa sulit untuk menjadi acuan dalam mengukur tingkat pemahaman mahasiswa. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pretest terlebih dahulu atas kuesioner dan skala Likert yang digunakan berjarak 1 – 7 sehingga data yang diperoleh dari kuesioner menjadi sedikit bias. Daftar Referensi Chin, Wynne. W., and Todd, Peter, A. 1995. On the Use, Usefulness, and Ease of Use A Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution. MIS Quarterly, Vol. 19, pp. 237-346. Davis, Fred D., Bagozzi, Richard P., dan Warshaw, Paul R. 1989. User acceptance of computer technology: A comparison two theoretical models. Management Science, Vol. 35, No. 8, pp. 982-1003. DeLone, W. H., dan Mclean, E. R. 1992. Information systems success: the quest for the dependent variable. information systems research, Vol.3, No. 1, pp. 60-95. 348 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)
DeLone, W.H., dan McLean, E.R. 2003. The DeLone and McLean model of information systems success: a ten-year update. Journal of Management Information Systems, Vol. 19, No. 4, pp 9–30. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Elliot, K Robert. 1992. Commentary: The Third Wave Breaks on the Shores of Accounting. Accounting Horison Vol. VI/2. Page: 61—85. Guimaraes, T., D. S. Staples, dan J. D. McKeen. 2003. Empirically testing some main user-related factor for systems development quality. Quality Management Journal, Vol. 10, No. 4, pp. 39- 54. Hair, J. F., Jr., R. E. Anderson, R. L. Tatham, dan W. C. Black. 1995. Multivariate Data Analysis with Readings. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Halawila, McCarthy R.V. dan Aronston J.E. 2007. An empirical investigation of knowledge-management systems’ success. The Journal of Computer Information Systems Vol 48, No. 2, pp 121–135. Hsieh J.J.P.A. dan Wang, W. 2007. Explaining employees’ extended use of complex information systems. European Journal of Information Systems Vol.16, No. 3, pp 216–227. Istianingsih dan Setyo Hari Wijanto. 2008. Pengaruh kualitas sistem informasi, kualitas informasi, dan percived usefulness terhadap kepuasan pengguna software akuntansi. Disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX, di Pontianak. Istianingsih dan Wiwik Utami. 2009. Pengaruh kepuasan pengguna sistem informasi terhadap kinerja individu (studi empiris pada pengguna paket program aplikasi sistem informasi akuntansi di Indonesia). Disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XII, di Palembang. Livari, Juhani. 2005. An empirical test of the DeLone and McLean model of information system success. Database for Advances in Information Systems, Vol. 36, No. 2, pp 8-27. Maharsi, Sri. 2000. Pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap bidang akuntansi manajemen. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2. Melandy, Rissyo R.M., dan Nurna Aziza. 2006. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, kepercayaan diri sebagai variabel pemoderasi. Disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX, di Padang. Melandy, Rissyo R.M., Fitri Widiastuti, dan Nurna Aziza. 2007. Sinkronisasi komponen kecerdasan emosional dan pengaruhnya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dalam sistem pendidikan tinggi akuntansi. Disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X, di Makasar.
PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW – SALATIGA, 13 DESEMBER 2011 | 349
Petter, Stacie, DeLone, W.H, dan McLean, E.R. 2008. Measuring information systems success: models, dimensions, measures,and interrelationships. European Journal of Information Systems, Vol. 17, pp. 236–263. Rai, Arun, Lang, Sandra S, dan Welker. Robert B. 2002. Assessing the validity of IS success models: an empirical test and theoretical analysis. Informations sytems Research. Vol. 13, No. 1, pp. 50-72. Seddon, P. B. 1997. A respecification and extension of the DeLone and McLean model of IS success. Information Systems Research, Vol. 8, No. 3, pp. 240-253. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill-Building Approach Fourth Edition. New york: John Willey & Sons, Inc. Soemarso, SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi kelima (revisi), buku satu. Jakarta: Salemba Empat. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan pelaporan keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta. BPFE. Trisniwati, Eka Indah dan Sri Suryaningrum. 2003. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Disajikan dalam Simposium Nasional akuntansi VI, di Surabaya. Wijanto, Setyo Hari. 2007. Structural Equation Modeling (SEM) dengan Lisrel 8.8. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wijanto, Setyo Hari. 2008, Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel 8.8, Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
350 | KUALITAS SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN SOFTWARE AKUNTANSI (Septian Bayu)