Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI 1987 Construction’s Materials Technology
Pasir Beton
Pengertian • Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0.075 mm s/d 5 mm, dan kadar bagian yang ukurannya lebih kecil dari 0.063 mm tidak lebih dari 5%.
Persyaratan • Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapannya tidak kurang dari 70%. • Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5% - berat (kadar lumpur). • Angka kehalusan butir (fineness modulus) terletak antara 2.2 – 3.2 bila diuji dmemakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut 0.16 – 0.315, 0.63 – 1.25 – 2.5 – 5 – 10 mm dengan fraksi yang lewat ayakan 0.3 minimal 15% berat.
Persyaratan • Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapatmengurangi mutu beton. Untuk itu bila direndam dalam larutan NaOH 3%, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. • Kekekalan terhadap larutan Na2SO4 atau MgSO4 : • Terhadap larutan Na2SO4 : fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat. • Terhadap larutan MgSO4 : fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat.
• Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif.
Kerikil dan Batu Pecah untuk Beton
Pengertian • Kerikil alam atau batu pecah adalah ukuran butiran keras yang sebagian besar butirnya berukuran antara 5 – 80 mm. • Besar butir maksimum yang didizinkan tergantung pada maksud pemakaiannya.
Persyaratan • Syarat fisik • Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm lebih dari 32% berat. • Bagian yang hancur bila diuji memakai mesin Los Angeles tidak lebih dari 50%. • Kadar lumpur maksimum 1% berat. • Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat, terutama untuk beton mutu tinggi.
• Syarat kimia • Kekekalan terhadap Na2SO4 bagian yang hancur maksimum 12% berat, dan kekekalan terhadap MgSO4 bagian yang hancur maksimum 10% berat.
Persyaratan • Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus negatif sehingga tidak berbahaya.
Sirtu
Pengertian • Sirtu adalah campuran dari pasir, kerikil/batu-batuan kecil yang diambil dari dasar sungai atau dari daratan. • Sirtu buatan adalah sirtu yang dibuat dari campuran pecahan batu yang berukuran kecil dan tepung batu yakni hasil sampingan alat pemecah batu (stone crusher) dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. • Dalam pemakaiannya, pada umumnya sirtu berfungsi sebagai agregat.
Persyaratan • Untuk dipakai sebagai agregat beton, sirtu harus bebas dari bahan-bahan organis, kotoran-kotoran, lempung atau bahan lainnya yang merugikan mutu beton. • Dalam pemakaiannya untuk konstruksi jalan sirtu/agregat terbagi dalam 3 kelas (A, B, dan C) dengan persyaratan yang berbeda baik untuk subbase maupun untuk base.
PERSYARATAN AGREGAT UNTUK SUB BASE Uraian syarat-syarat • Prosentase berat yang lewat ayakan (ASTM), dalam % 3” 2” 1” 1,5” ¾” No. 4 No. 8 No. 10 No. 200
•
Sand equivalent, min Kehilangan berat akibat abrasi dari partikel yang tertinggal pada ayakan ASTM No. 12 (AASHTO T 96), maks. Campuran agregat.
• •
Indeks plastis, maks. Batas cair, maks.
• •
Kelas A
Kelas B
Kelas C
100 60 – 90 46 – 78 40 – 70 13 – 45 6 – 36 0 – 10
100 70 – 100 55 – 85 50 – 80 30 – 60 20 – 50 5 – 15
100 85 maks 15 maks
25 40
25 40
25 40
Batu pecah, kerikil pecah
Kerikil, pasir batu pecah, lempung
Pasir, kerikil
-
6 25
-
Persyaratan • Kekerasan, minimum : 6 • Kehilangan berat dengan percobaan sodium sulfat, %, maksimum : 10 • Kehilangan berat dengan percobaan magnesium sulfat soundness test, %, maksimum : 12 • Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100 putaran, %, maksimum : 10 • Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 500 putaran, %, maksimum : 40. • Partikel-partikel tipis, memanjang, prosentase berat (partikel lebih besar dari 1” dengan ketebalan kurang dari 1/5 panjang), %, maksimum : 5
Persyaratan • Bagian-bagian batu yang lunak, %, maksimum : 5 • Gumpalan-gumpalan lempung, %, maksimum : 0,25
•
• • •
PERSYARATAN AGREGAT UNTUK BASE Uraian syarat-syarat Kelas A Kelas B Kelas C Prosentase berat yang lewat ayakan (ASTM), dalam % 2½” 100 2” 90 – 100 1½” 35 – 70 100 1” 0 – 15 60 – 100 ¾” 55 – 85 ½” 0–5 3/8” 100 No. 4 35 – 60 85 – 100 No. 100 10 – 20 No. 200 8 – 15 Indeks plastis, maksimum 8 6 Sand equivalent, minimum 50 30 Batas cair, maksimum 25 -
Sub base : bagian dari konstruksi perkerasan jalan yang terletak di antara subgrade dan base Base : bagian dari perkerasan jalan yang terletak di antara sub base dan lapisan penutup
Tanah Liat (clay), Tanah Geluh (Loam) dan Shale
Pengertian • Tanah liat adalah jenis tanah yang dalam keadaan kering terasa seperti berlemak, mempunyai daya susut muai yang besar dan mempunyai daya ikat yang besar baik dalam keadaan kering maupun basah. • Tanah geluh adalah jenis tanah yang dalam keadaan kering tidak terasa seperti berlemak, mempunyai daya susut muai yang kecil dan mempunyai daya ikat yang kecil dalam keadaan basah maupun kering. • Tanah liat dan shale untuk pembuatan agregat ringan adalah tanah liat atau shale yang akan mengembang atau membekah bila dipanaskan sampai temperatur tinggi pada atau di atas titik leburnya dan membentuk butiran yang keras dan ringan.
Persyaratan • Sehubungan dengan kegunaannya, tanah liat dan tanah geluh harus cukup bebas dari pasir, kerikil, batu, kulit kerang, zat-zat organik dan kotoran-kotoran lainnya. • Tanah liat dan shale untuk agregat ringan buatan mempunyai persyaratan sebagai berikut : • Material lempung harus mengandung silica alumina dan flux (CaO, MgO, K2O, Na2O yang cukup seimbang dan dapat menghasilkan cairan yang cukup kental untuk menahan gas pada atau di atas temperatur leburnya ± 1200° C). • Material lempung harus mengadung zat-zat yang dapat menghasilkan gas pada temperatur tinggi tersebut.