152
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
TESIS
Oleh: AYU TRISNAWATI NIM. 10607
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
141
ABSTRACT
Ayu Trisnawati. 2011. The Contribution of Headmaster Leadership and Emotional Quotient toward The Performance of Elementary School Teachers in Bonjol Subdistrict Pasaman Regency. Thesis. Graduate Program of Padang State University. It is observed that the performance of elementary school teachers in Pasaman regency seems to be poor. It is assumed that is has relation with the Headmaster Leadership and emotional Quotient. The aim of this research is to reveal the contribution of headmaster leadership and emotional quotient toward the teachers’ performance. The hypotheses are firstly, the headmaster leadership has contribution towards the teachers’ performance. Secondly, the emotional quotient has contribution towards the teachers’ performance. And thirdly, the headmaster leadership and the emotional quotient collectively have contribution toward the teachers’ performance. The population of this research is one hundred and fifty one government teachers of Elementary School in Bonjol sub district in Pasaman Regency. There are sixty two samples of this research that are selected by using stratified proportional random sampling. The considerations are by loking at their educational qualification and working duration. The data collection is done by using Likert Scale, which has been proved its validity and reliability. To test the hypotheses, teh researcher uses correlation and regression analysis. The result of analysis shows that the hypotheses proposed can be proved and it is also significant. The headmaster leadership contributes 10,7% to the teachers’ performance, the emotional quotient contributes 13,1% to the teachers’ performance, and the headmaster leadership and the emotional quotient collectively contribute 20,1% to the teachers’ performance. The level of headmaster leadership is 88,20% or the category is good. The level of emotional quotient is 81,18% or the category is good. The level of teachers’ performance is 78,16% or the category enough. Both the headmaster leadership and the emotional quotient are predictor variables toward the teachers’ performance in Bonjol subdistrict in Pasaman Regency. Based on this result, it can be concluded that the headmaster leadership and the emotional quotient can be seen as two important factors that effect the teachers’ performance.
i
142
ABSTRAK
Ayu Trisnawati. 2011. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional terhadap Pelaksanaan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap guru-guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, terkesan kinerja guru termasuk kategori sedang. Fenomena ini diduga berhubungan erat dengan faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1) Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru, 2) Kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru, dan 3) Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru. Populasi penelitian ini adalah guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman yang berstatus PNS berjumlah 151 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 62 orang yang ditetapkan dengan teknik stratified proportional random sampling, dengan mempertimbangkan jenjang pendidikan, golongan dan masa kerja. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket model skala Likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi dan regresi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan telah teruji dan signifikan. Variabel kepemimpinan Kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 10,7% terhadap kinerja guru. Variabel kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 13,1% terhadap kinerja guru. Secara bersamasama kedua variabel bebas memberikan kontribusi sebesar 20,1% terhadap kinerja guru. Tingkat ketercapaian untuk variabel kepemimpinan Kepala Sekolah adalah 88,20% dan berada pada kategori baik. Tingkat ketercapaian variabel kecerdasan emosional sebesar 81,18% dan berada pada kategori baik. Tingkat ketercapaian variabel kinerja guru sebesar 78,16% dan berada pada kategori cukup. Kedua variabel kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional merupakan dua variabel prediktor terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi kinerja guru.
ii
143
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Karya tulis saya, tesis dengan judul Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan penguji.
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.
Padang, Agustus 2011 Saya yang menyatakan
Ayu Trisnawati NIM. 10607
iii
144
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, rasa syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis yang berjudul ”Konstribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman” merupakan bagian dari tugas akhir dalam rangka melengkapi persyaratan penyelesaian pendidikan S2 pada Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dr. Yahya, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS, AIFO selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan rela dan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dorongan, dan saran-saran yang berarti untuk kesempurnaan tesis ini. 2. Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd, Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd, dan Dr. H. Nasrullah Azis masing-masing sebagai nara sumber dan sekaligus sebagai tim penguji tesis, yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, saran, dan kritikan serta arahan dalam rangka perbaikan dan penulisan tesis ini.
iv
145
3. Prof. Dr. H. Mukhaiyar, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang beserta staf pimpinan, dosen, karyawan/i perpustakaan dan tata usaha yang telah memberikan fasilitas administrasi dan kemudahan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan perkuliahan dan penelitian. 4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman, yang telah memberikan kesempatan, izin dan bantuan kepada penulis untuk mengumpulkan data penelitian, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar. 5. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Bonjol beserta majelis guru yang turut membantu penulis dalam penyelenggaraan penelitian. 6. Kepada orang tua (alm), suami tercinta, kakak dan anak-anak tersayang yang senantiasa memberikan semangat, pengertian, dan dorongan dalam penulisan tesis ini. 7. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Padang, dan teman-teman Kepala Sekolah serta guru SDN 04 Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah khasanah perbendaharaan ilmu pengetahuan dan referensi bagi para pembaca sekalian. Amin Yaa Rabbal Alamin
Padang,
Agustus 2011
Penulis
v
146
DAFTAR ISI ABSTRACT ............................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................. ii SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................ iv DAFTAR ISI ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL .................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
A. Identifikasi Masalah ......................................................
8
B. Pembatasan Masalah ..................................................... 12 C. Perumusan Masalah ....................................................... 14 D. Tujuan Penelitian ........................................................... 14 E. Manfaat Penelitian ......................................................... 15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis ........................................................ 17 1. Kinerja Guru ............................................................. 17 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 26 3. Kecerdasan Emosional ............................................. 33 B. Kerangka Berpikir ......................................................... 43 C. Hipotesis Penelitian ....................................................... 46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian .......................................................... 47 B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................... 47 C. Populasi dan Sampel ..................................................... 47 D. Definisi Operasional ...................................................... 52 E. Instrumen Penelitian ....................................................... 53 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 58 G. Teknik Analisis Data ...................................................... 59
vi
147
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ................................................................ 61 1. Kinerja Guru (Y) ...................................................... 61 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ....................... 64 3. Kecerdasan Emosional (X2) ..................................... 66 B. Pengujian Persyaratan Analisis ...................................... 69 1. Data Bersumber dari Sampel yang Diperoleh Secara Acak .......................................................................... 69 2. Uji Normalitas .......................................................... 69 3. Uji Homogenitas ....................................................... 70 4. Uji Independensi antar Variabel Bebas (X1 dengan X2) .......................................................... 71 5. Uji Linearitas Garis Regresi ..................................... 72 C. Pengujian Hipotesis ........................................................ 72 1. Hipotesis Pertama ..................................................... 72 2. Hipotesis Kedua ....................................................... 75 3. Hipotesis Ketiga ....................................................... 79 D. Pembahasan .................................................................... 84 E. Keterbatasan Penelitian .................................................. 94
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................... 96 B. Implikasi ....................................................................... 97 C. Saran ............................................................................. 99
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................ 103 LAMPIRAN ............................................................................................ 107
vii
148
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Penyebaran Populasi Berdasarkan Pendidikan dan Masa Kerja ............... 2. Hasil Perhitungan Sampel ......................................................................... 3. Proporsi Jumlah Sampel Berdasarkan Strata Pendidikan, Golongan dan Masa Kerja ........................................................................................ 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba .................................... 5. Rangkuman Hasil Analisis Butir-butir Instrumen ..................................... 6. Rangkuman Analisis Keandalan Instrumen .............................................. 7. Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru (Y) ............................................. 8. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Kinerja Guru ...................... 9. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ...................... 10. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................................................................................................... 11. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional Guru (X2) .................. 12. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Kecerdasan Emosional Guru .......................................................................................................... 13. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kinerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kecerdasan Emosional Guru ................................... 14. Rangkuman Analisis Homogenitas Variansi Kelompok ........................... 15. Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah(X1) dan Kecerdasan Emosional Guru (X2) ................... 16. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ................................................................................ 17. Rangkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru .............................................................................................. 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja Guru ................................................................................ 19. Rangkuman Analisis Regresi Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja Guru ............................................................................................. 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja Guru . 21. Rangkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja Guru ............................... 22. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Kecerdasan Emosional Guru (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) ..................................... 23. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial .......................................................
viii
48 51 51 54 57 58 62 63 64 65 67 68 70 70 71 72 73 76 77 79 80 82 83
149
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Kinerja Guru ......................
9
2. Kerangka Pemikiran Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru ................................. 46 3. Histogram Kinerja Guru .......................................................................... 62 4. Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 65 5. Histogram Kecerdasan Emosional Guru .................................................. 67 6. Regresi Linear Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Kinerja Guru (Y) .................................................................................................. 75 7. Regresi Linear Kecerdasan Emosional Guru (X2) dan Kinerja Guru (Y) .................................................................................................. 78 8. Regresi Ganda Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan Kecerdasan Emosional Guru (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) .............. 81
ix
150
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Instrumen Awal Penelitian ..................................................................... 107 2. Rekapitulasi Data Hasil Ujicoba Penelitian ........................................... 117 3. Analisis Instrumen Kinerja Guru ........................................................... 120 4. Analisis Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................. 122 5. Analisis Instrumen Kecerdasan Emosional ........................................... 124 6. Instrumen Penelitian .............................................................................. 126 7. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ......................................................... 135 8. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 141 9. Uji Normalitas Data Penelitian .............................................................. 146 10. Uji Homogenitas Data Penelitian ........................................................... 148 11. Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana .............................................. 149 12. Analisis Korelasi dan Regresi Ganda...................................................... 151
x
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah membangun manusia dari segala aspeknya. Salah satu tantangan bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi adalah bagaimana menyiapkan manusia yang cerdas, unggul, dan berdaya saing. Suatu bangsa akan mampu bermitra dan berkompetisi apabila kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa datang adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan
dengan
tantangan
kehidupan
global,
pendidikan
merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Dewasa ini, keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM). Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan.
1
2
Peningkatan mutu pendidikan identik dengan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pendidik merupakan faktor yang sangat strategis dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan disetiap satuan pendidikan. Betapapun besarnya investasi yang kita tanamkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, tanpa kehadiran pendidik yang kompeten, profesional, bermartabat dan sejahtera dapat dipastikan tujuan pendidikan tidak akan tercapai seperti yang diharapkan. Guru sebagai pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru berusaha melakukan berbagai cara dalam proses belajar mengajar agar siswa berhasil dalam kehidupan. Oleh karena itu, guru dituntut mampu melaksanakan seluruh tugasnya sebagai tenaga pendidik. Tugas guru sebagai pendidik menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI pasal 39 ayat 2 yaitu: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Guru sebagai orang yang terdepan dalam proses pendidikan, maka penanganan masalah guru merupakan prioritas utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai komponen penting dalam meningkatkan
mutu
pendidikan,
guru
diharapkan
mempunyai
3
pengetahuan,
keterampilan
serta
pengalaman
sehingga
mampu
melaksanakan proses pembelajaran. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian dan kemampuan ketika menjalankan tugas keguruannya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Oleh sebab itu, dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sekolah harus memiliki guru yang berkualitas dan berkinerja yang baik. Bila guru mempunyai kinerja yang baik maka hasil proses belajar mengajar juga akan baik. Untuk itu kinerja memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran, guru memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran dalam
merancang,
mengelola,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
pembelajaran. Ia juga memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Ditangan para gurulah terletak berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah, serta masa depan karir peserta didik yang menjadi tumpuan para orang tua. Maka diharapkan melalui proses pembelajaran peserta didik mempunyai sejumlah kepandaian dan kecakapan tentang sesuatu yang dapat membentuk kematangan pribadinya. Peningkatan mutu pendidikan identik dengan peningkatan mutu guru. Guru dituntut mampu melaksanakan seluruh tugasnya sebagai tenaga pendidik. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 Bab I pasal 1 ayat 1, yakni:
4
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” Berdasarkan undang-undang guru di atas, guru harus memilik kompetensi pedagogik, kepribadian, kemampuan sosial. Guru yang memiliki kompetensi akan melaksanakan proses pembelajaran dengan baik
dan
dapat
mengembangkan
potensi
peserta
didik
untuk
meningkatkan kualitas proses dan mutu hasil belajar. Guru juga merupakan agen pembelajaran terhadap peserta didik, sehingga menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia, berkepribadian, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Peran guru secara keseluruhan di sekolah menempati posisi utama dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai pendidik, guru perlu mempunyai kemampuan membina dan mengembangkan potensi peserta didik untuk meningkatkan kualitas proses dan mutu hasil belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru adalah orang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Karena itu guru memiliki andil besar terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Menurut Muhibbin (1997: 21) guru sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing merupakan faktor penentu keberhasilan peserta didik. Mengingat pentingnya peranan kinerja guru di sekolah, pimpinan dalam hal ini kepala sekolah dan pemerintah perlu memperhatikan peningkatan kinerja guru agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara
5
maksimal. Peningkatan kinerja guru tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan Kepala Sekolah. Ia merupakan pejabat profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini, pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru bisa meningkat dan berkembang dengan baik. Karena tenaga kependidikan profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi siswa, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Kepala Sekolah merupakan elemen yang penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau unggul. Sergiovanni (1987) mengungkapkan, bahwa tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik. Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil mendidik. Pendidikan bermutu dan berkualitas yang menjadi dambaan seluruh masyarakat di negara ini juga menjadi dambaan oleh masyarakat di Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Pasaman. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas akan terlihat pada
6
kemampuan guru dalam melaksanaan proses pembelajaran secara baik dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Guru
yang
mampu
melaksanakan
tugas
sesuai
dengan
perencanaan yang matang, melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, bisa mengevaluasi sesuai dengan teknik-teknik evaluasi serta dapat melakukan remedial dan pengayaan disebut guru yang berkinerja baik. Beberapa guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, masih belum mampu menjadikan pengawas sekolah sebagai mitra bagi peningkatan
kinerjanya. Kecerdasan
Emosional masih dianggap mencari kesalahan. Padahal menurut Ike (2003: 263), bahwa “Semua aktivitas dalam berbagai tingkatan organisasi harus dikendalikan dan yang akan mengendalikan kinerja guru antara lain adalah pengawas.” Hal ini belum sepenuhnya disadari oleh guru. Menurut penulis, guru dianggap sebagai faktor penentu mutu pendidikan, karena guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah. Tugas guru sangatlah rumit, tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik agar peserta didik memiliki kepribadian yang baik, beriman dan bertaqwa, dan mampu bersaing untuk menghadapi tantangan masa depan. Selain itu guru juga membimbing peserta didik untuk mampu berpikir logis dan ilmiah.
7
Berdasarkan pengamatan penulis di sejumlah Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman ditemukan adanya gejala tentang rendahnya kinerja guru yang tidak sesuai dengan standar proses. Hal ini dapat dilihat melalui beberapa fenomena berikut ini: pertama, masih ditemukan beberapa guru yang
tidak membuat
perangkat pembelajaran dengan lengkap dalam melaksanakan tugasnya. Menurut data pengawas sekolah, pada setiap sekolah hanya sekitar 65% guru yang memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap. Selebihnya,
guru
hanya
mengandalkan
buku
pegangan
dalam
melaksanakan pembelajaran. Juga kalau diperhatikan hasil belajar siswa belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari rata-rata ulangan harian siswa untuk setiap mata pelajaran hanya 50% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Kedua, beberapa orang guru kurang serius melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil yang diharapkan tidak maksimal, ketiga, beberapa guru masih belum mau malaksanakan remedial terhadap siswa yang bernlai belum tuntas, Keempat, beberapa guru masih mau meninggalkan kelas saat pemelajaran berlansung, kelima, pekerjaan rumah dan kertas ujian siswa dibiarkan menumpuk di meja guru dan sebagian besar belum diperiksa, Keenam, guru kurang mau membaca berbagai referensi yang terkait dengan bidang yang diampu, Ketujuh masih ditemukan guru yang datang terlambat dari jadwal yang sudah ditetapkan, Kondisi yang demikian akan membuat siswa kurang aktif
8
dan mengakibatkan suasana pembelajaran yang
tidak kondusif
(monoton). Jika fenomena tersebut dibiarkan saja dan tidak dicarikan solusinya, tentu akan berdampak negatif pada proses pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu, perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman.
B. Identifikasi Masalah Guru
sebagai
pelaksana
pendidikan
sangat
menentukan
keberhasilan pendidikan itu sendiri. Semakin baik pelaksanaan tugas guru atau kinerja guru semakin meningkat hasil pendidikan di sekolah. Ketidak-mampuan guru dalam melaksanakan tugasnya akan menjadikan sekolah kurang berhasil dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu diperkirakan hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Griffin (1986: 442) kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi kemampuan (ability), Menurut Gouzali (2000)
dan lingkungan
(motivation),
(the work environment).
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah supervisi, iklim komunikasi, keinginan dan harapan, kebutuhan, tingkat kecerdasan, kecerdasan emosional, tingkat pendidikan, kepuasan kerja, kompensasi, sikap dan penghargaan terhadap prestasi. Kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari faktor internal, maupun eksternal. Secara internal, kinerja seseorang
9
dipengaruhi oleh kemampuan pibadinya (IQ, EQ dan SQ), disiplin, motivasi, kepuasan kerja, tanggung jawab, sikap, dan etos kerja. Sedangkan secara eksternal, kinerja dipengaruhi oleh budaya organisasi, lingkungan kerja, baik fisik maupun nonfisik, penilaian kerja, insentif, kepemimpinan kepala sekolah, perilaku manajerial, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah sebagai berikut: 1) iklim kerja sama, 2) motivasi kerja, 3) kepemimpinan kepala sekolah, 4) kecerdasan emosional, 5) komitmen pada tugas. Faktorfaktor yang diduga turut mempengaruhi kinerja guru dapat dilihat pada Gambar 1.
Iklim Kerjasama Komitmen pada Tugas
Motivasi Kerja Kinerja Guru
Kecerdasan Emosional
Gambar 1.
Kepemimpinan Kepala sekolah
Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Kinerja Guru
10
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang diduga ikut berkontribusi terhadap kinerja guru yang masingmasingnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Iklim kerjasama merupakan suasana kerja dalam organisasi yang diciptakan oleh hubungan antar pribadi individu dalam organisasi yang diwarnai oleh rasa saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai (Bedjo, 1987). Iklim kerjasama merupakan hal yang mutlak bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tanpa iklim kerjasama, tujuan pendidikan akan sulit diwujudkan. Iklim kerjasama yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Disaat
iklim kerjasama
begitu penting diwujudkan, di beberapa sekolah justru masih ditemukan guru yang kurang mampu menjalin kerjasama yang baik, bagi peningkatan kinerja mereka. Motivasi kerja, Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya guru dipengaruhi oleh motivasi kerja yang dimilikinya. Dengan motivasi kerja yang tinggi, guru bekerja dengan penuh semangat, sungguh-sungguh, ikhlas, dan menyenangi pekerjaannya. Dengan demikian, akan tercipta pembelajaran yang bermakna, efektif, efisien serta menyenangkan. Sebaliknya, guru yang mempunyai motivasi kerja yang rendah, bekerja kurang serius, tidak bergairah dan membosankan. Seperti dikemukakan Hamzah (2008: 72) motivasi kerja merupakan dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi
11
eksternal. Dengan motivasi yang dimiliki oleh guru tingkat pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai pengajar dan pendidik dapat lebih ditingkatkan. Fenomena di lapangan, penulis temui guru yang kurang memiliki motivasi kerja dalam bertugas. Hal ini terlihat dari rendahnya disiplin guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Adanya perhatian, bantuan, dan motivasi dari kepala sekolah akan membawa dampak positif terhadap kinerja guru. Apabila kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah sudah baik, maka kinerja guru akan semakin baik dan demikian pula sebaliknya. Selanjutnya Agus Darma (1991) mengatakan bahwa dalam kepemimpinan terdapat hubungan antara pribadi dan pengikutnya. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting adalah perilaku pemimpin terhadap bawahan. Fenomena di lapangan guru dibiarkan hanya mengajar, tanpa mendapatkan bimbingan, arahan dan motivasi yang baik dari kepala sekolah. Guru seyogianya harus diberikan semangat dan motivasi sehingga mereka dapat menjadi semakin bersemangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Kecerdasan
emosional
merupakan
kemampuan
untuk
mengendalikan emosi diri sendiri serta mampu memahami dan mengelola emosi orang lain. Guru yang memiliki kecerdasan emosional akan memiliki kemampuan dalam memahami, mengendalikan dan menempatkan emosinya pada posisi yang tepat dalam keadaan apapun
12
serta mampu pula untuk memahami dan mengelola emosi orang lain sehingga emosi tersebut tidak bersifat negatif. Guru yang mempunyai kecerdasan emosional, dalam kesehariannya tidak ditemui marah yang tidak terkendali, baik terhadap peserta didik, sesama guru maupun pada atasannya. Namun dalam kenyataannya dilapangan masih banyak guru yang tidak mempunyai kecerdasan emosional dalam bekerja sehingga mempunyai kinerja rendah. Komitmen, adalah sebuah janji atau keterikatan untuk melakukan sesuatu. komitmen seseorang dapat tercermin dari kerelaan dan keikhlasannya dalam bekerja. Seperti diungkapkan oleh Ary (2004: 91) bahwa “menepati janji adalah suatu langkah emas yang bisa dilakukan untuk meraih kepercayaan yang sangat tinggi.” Dari pengamatan, komitmennya
masih
ada
sebagai
guru
guru
di
yang
seolah-olah
sekolah
sehingga
lupa
dengan
mengurangi
kepercayaan bagi sebagian guru terhadap kinerjanya.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, ternyata banyak faktor yang diduga mempengaruhi kinerja guru, namun dua faktor yang diduga lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru yakni kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional. Serta mengingat keterbatasan peneliti, baik dari segi kemampuan akademik, biaya, waktu dan tenaga. Ada dua alasan tersebut. Pertama
pembatasan
masalah
pada
dua
faktor
apabila kepemimpinan kepala sekolah dilakukan
13
dengan
terprogram,
kontiniu,
transparan,
akuntabel
serta
berkesinambungan diyakini kinerja guru akan meningkat serta diperlukan bantuan pihak lain, dalam pelaksanaan kepemimpinan di sekolah, yaitu oleh guru senior, juga akan berkontribusi terhadap kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karena sudah lazim manusia itu akan bekerja lebih baik jika ada pembinaan dan pengawasan. Apabila kepemimpinan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan aturanaturan yang ada, diduga akan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu penulis berpendapat bahwa pelaksanaan pekerjaan itu perlu mendapatkan pengawasan dan pembinaan agar tujuan pendidikan yang diinginkan bisa tercapai. Kedua, kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang diduga ikut mempengaruhi kinerja guru. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya, sesuai teori yang digagas oleh Goleman, yang meliputi aspek kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Jika seorang guru memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka diduga ia dapat menempatkan dirinya dengan mudah dalam pergaulan di lingkungan sekolah baik dengan siswa, rekan sejawat,
14
kepala sekolah, maupun warga sekolah lainnya. Guru yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan terlihat dari hubungan baiknya dengan orang lain di sekitarnya, baik di lingkungan kerja, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian, pada penelitian akan diteliti kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah
kepemimpinan
Kepala
Sekolah
berkontribusi
terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol ? 2. Apakah kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol ? 3. Apakah kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol ?
E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap apakah:
15
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol. 2. Kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol. 3. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagi pihak sebagai berikut: 1. Guru, maupun Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman khususnya sebagai bahan pemikiran dalam meningkatkan kinerja sehingga dapat menjalankan tugas dan memberi pelayanan yang terbaik bagi semua warga sekolah dan masyarakat dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan. 2. Komite Sekolah Dasar di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, Sebagai bahan masukan dan wacana dalam upaya peningkatan kontrol dan peran sertanya dalam menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang kondusif. 3. Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, sebagai salah satu informasi pelaksanaan kepengawasannya untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol.
16
4. Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan terhadap guru ataupun sebagai dasar penyusunan kebijakan dalam upaya peningkatan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. 5. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Progran Pascasarjana Universitas Negeri Padang, dan menambah wawasan peneliti tentang keterkaitan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru. 6. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan informasi awal dalam melakukan penelitian yang lebih komprehensif.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Guru Berbagai definisi dikemukakan oleh para ahli sehubungan dengan kinerja. Walaupun dari segi definisi mereka agak berbeda tetapi dari segi pengertian pada prinsipnya tetap sama. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 570) kinerja diartikan sebagai berikut: 1) sesuatu yang dicapai, 2) prestasi yang diperlihatkan, 3) kemampuan kerja. S. Sukma (1996: 53) menyebutkan kinerja merupakan terjemahan dari kata performance yang berarti kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dan dapat pula diartikan sebagai cara kerja, perilaku dan penampilan. Irawan, Motik dan Sakti (1997: 11) kinerja adalah hasil kerja yang bersifat kongkrit, dapat diamati dan dapat diukur.
Timpe
(1993: 106) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat keberhasilan kerja yang dikerjakan dengan jelas. Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.
17
18
Pendapat lain yang berkaitan dengan kinerja diungkapkan Agus Dharma (1991: 1), dimana kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk jasa yang dihasilkan atau yang diberikan seseorang atau sekelompok orang, untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh lembaga, maka karyawan harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan tentang pelaksanaan tugas-tugas. Menurut Nasir (1994) kata “kinerja” merupakan terjemahan dari kata performance (Bahasa Inggris) yang berarti kemauan atau kemampuan
melakukan
sesuatu
pekerjaan.
Hornby
(1985)
mengartikan performance sebagai notable Action (tindakan) dan achievement (prestasi). Selanjutnya Griffin dan Moorhead (1986) memandang kinerja sebagai “ a broader concept, defined as the total set job-related behaviors engaged in by employees”, (suatu konsep yang lebih luas, yang diartikan sebagai perilaku yang dikaitkan dengan keseluruhan pekerjaan karyawan). Kinerja juga berarti sebagai catatan perolehan pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode tertentu. Benton (1974) menyatakan kinerja merupakan performance, act of doing that which is by a contract. Artinya kinerja merupakan tindakan atau perbuatan yang dituntut berdasarkan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Payaman (2005) menyatakan bahwa kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan kegiatan atau tindakan sadar
19
yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa kinerja merupakan suatu proses dalam perwujudan kerja untuk mencapai hasil tertentu. Dengan demikian, setiap usaha peningkatan kinerja seseorang pada dasarnya adalah upaya memperbaiki proses yang berlansung, sehingga dapat memberikan hasil terhadap tindakan atau perbuatan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai agen pembelajaran di kelas dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jika dikaitkan dengan kinerja guru, Ibrahim (2003) menyatakan bahwa kinerja guru adalah tingkat kemampuan guru dalam mengelola, menemukan berbagai permasalahan dalam tugas dan mampu secara mandiri menyelesaikannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan guru sebagai pengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tugas Guru Surat Keputusan Menpan No. 84 tahun 1993 mengatur tentang tugas pokok guru adalah: 1) menyusun program pembelajaran, 2) menyajikan program pembelajaran, 3) melaksanakan evaluasi belajar, 4) menganalisis hasil evaluasi dan 5) menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan program pengayaan.
20
Tugas guru juga tercantum dengan jelas dalam Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 20 di antara tugas keprofesionalan guru adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Apa yang diamanatkan oleh Undang-undang Guru dan Dosen tersebut juga sejalan dengan pendapat Mohammad (2003: 8) yang menyatakan bahwa tugas profesi guru pada hakekatnya ada 3 aspek, yaitu mendidik, mengajar, dan
melatih.
Mendidik
berkaitan
dengan
meneruskan
dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar merupakan upaya meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan dan penerapannya. Sedangkan Undang-undang Sisdiknas (2003) menyatakan bahwa
tugas
guru
adalah
membuat
rencana
pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi, melaksanakan bimbingan dan latihan, serta melaksanakan manajemen kelas. 1) Merencanakan pembelajaran Perencanaan atau perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran ini bagi guru dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan demikian, RPP
21
merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran
sedikitnya
mencakup
tiga
kegiatan,
yaitu
identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran (E. Mulyasa, 2007: 213). 2) Melaksanakan pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dari segi hasil, apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
22
3) Melaksanakan Evaluasi Tugas guru selain merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
adalah
melakukan
penilaian/evaluasi
proses
pembelajaran. Menurut Harjanto (1997), evaluasi adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian ini bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran. Penilaian
dilakukan
oleh
guru
terhadap
proses
pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil
belajar
siswa,
dan
memperbaiki
proses
pembelajaran. Jadi, evaluasi merupakan aktivitas pemeriksaan seberapa jauh tujuan yang direncanakan tercapai sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya setelah kegiatan pembelajaran di sekolah. 4) Melakukan bimbingan dan latihan Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
23
sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan
mereka,
sehingga
dengan
ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat. 5) Melaksanakan Manajemen Kelas Tugas guru yang tak boleh dipandang remeh dalam proses belajar mengajar adalah melaksanakan manajemen kelas. Menurut Winkel (1999), manajemen kelas adalah kegiatan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang membantu siswa untuk dapat berkonsentrasi dalam belajar.
c. Pentingnya Kinerja Guru Kinerja seseorang dapat diketahui dari penampilan kerjanya pada berbagai kompetensi yang dilakukan. Semakin baik kualitas yang ingin dicapai maka diperlukan kemampuan yang optimal untuk melakukan pekerjaan tersebut. Suatu pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik tergantung pada kreatifitas, inisiatif, kemampuan menata pekerjaan, dan keuletan mereka dalam bekerja. Kinerja guru tercermin melalui kualitas dan dedikasinya. Mohammad (2003: 15) menyatakan bahwa kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sangat
24
diperlukan untuk menghasilkan sebuah kualitas kerja yang baik bagi seorang guru. Menurut E. Mulyasa (2007: 31), kinerja guru itu penting karena guru merupakan pemegang peran utama dalam menata isi pembelajaran, menata sumber belajar, mengelola proses pembelajaran, dan melakukan penilaian pembelajaran yang dapat memfasilitasi terciptanya sumber daya manusia yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja guru dapat dilihat dari kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik di sekolah.
d. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Menurut Timpe (1993) kinerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk ke dalam faktor internal adalah sikap, minat, intelegensi, motivasi dan kepribadian. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah sarana dan prasarana, intensif dan gaji, suasana kerja dan lingkungan kerja. Steers (1990) merinci faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut sebagai kemampuan motivasi, sikap, minat dan penerimaan orang tersebut terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Mill dalam Timpe (1993) memandang kualitas kerja karyawan
25
dipengaruhi oleh keterampilan kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan lingkungan kerja. Manifestasi dari berbagai faktor tersebut akan saling berinteraksi dalam wujud tingkah laku kerja. Tingkah laku kerja sebagai hasil interaksi akhirnya akan menentukan hasil kerja atau kinerja seseorang. Kinerja dari setiap individu harus mengacu kepada tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan kinerja memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis untuk menilai maju mundurnya suatu organisasi. Berkaitan dengan guru di sekolah kinerja ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program kerja tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja guru akan menjadi optimal jika diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Pidarta dalam Saerozi (2005: 2) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, yaitu: 1) kepemimpinan kepala sekolah, 2) fasilitas kerja, 3) kecerdasan
emosional, 4)
harapan-harapan, dan 5) kepercayaan personalia sekolah. Kinerja guru dalam penelitian ini adalah prilaku yang mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas serta melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
tenaga
pengajar/pendidik.
Indikatornya
ialah:
26
a)
merencanakan
program
pembelajaran,
b)
melaksanakan
pembelajaran, c) melaksanakan evaluasi program pembelajaran, dan d) melaksanakan tindak lanjut.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan fenomena situasional, dipengaruhi oleh siapa yang memimpin, apa dan siapa yang dipimpin, dan dalam situasi apa kepemimpinan itu berlansung. Dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Beberapa kepemimpinan.
ahli
menyajikan
Malayu
(2000:
berbagai 167)
defenisi
tentang
menyatakan
bahwa
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. E. Mulyasa (2004: 107) mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Soepardi dalam E. Mulyasa (2004: 107-108) mendefinisikan kepemimpinan
sebagai
kemampuan
untuk
menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan
27
menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencaapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang
saling
berhubungan,
yaitu
adanya
pemimpin
dan
karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi. Kae. H. Chung dan Leon C. Megginson dalam Malayu (2003:
198)
mengartikan
kepemimpinan
adalah
proses
mempengaruhi orang lain dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut Syaiful (2000: 147) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan dan kegiatan mencoba untuk mempengaruhi orang lain di sekitarnya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi dengan berhasil mencapai tujuan usaha pendidikan. Hal ini memungkinkan pemimpin untuk menyelesaikan rencana, maksud dan sasaran organisasi dengan cara bekerja sama dengan orang lain, sehingga tercapai target yang ditentukan. Robbins
dalam
Hamzah
(2008:
55)
mendefinisikan
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk memengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan. Sejalan dengan itu, Agustiar (2002: 9) menyatakan kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain itu secara ikhlas atau
28
sukarela bersedia melakukan, mengikuti, menuruti atau tidak melakukan, tidak mengikuti, tidak menuruti sebagaimana yang diingini oleh pihak pimpinan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, memotivasi, menggerakkan dan mengarahkan orang lain yang dipimpin dalam suatu kelompok atau organisasi sehingga mereka mau melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki kepala sekolah dalam upaya untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan membina guru untuk mau bekerja sama melakukan tindakan dan perbuatan untuk mencapai tujuan bersama.
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk meminpin sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya tujuan dan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah dalam melakukan tugas kepemimpinannya mempunyai karakteristik untuk mencapai tujuan yang diharapkannya. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kebiasaan sendiri
yang
khas,
sehingga
dengan
tingkah
laku
dan
29
kepemimpinannya sendiri yang membedakan dirinya dengan orang lain. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksanakan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002: 97) adalah: 1) Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah. Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memperioritaskan penyelesaiannya bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang fleksibel. 2) Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang
30
berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut. 3) Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasif dan kesepakatan (kompromi). Peran politisi kepala sekolah
dapat
berkembang
secara
efektif,
apabila
dapat
dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, terbentuknya aliansi atau koalisi, seperti organisasi profesi, Osis, komite sekolah, dan lain-lain, dan terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan. 4) Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam menjalankan kepemimpinannya, kepala sekolah harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, dan seyogianya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran kepala sekolah
sebagai
manajer
seperti
yang
diungkapkan
oleh
31
Wahjosumidjo (2002: 90) adalah: a) peranan hubungan antar perseorangan, b) peranan informasional, dan c) sebagai pengambil keputusan. Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1) Peranan hubungan antar perseorangan Kepala sekolah adalah lambang, kepemimpinan, dan penghubung dalam sekolah. Figurehead berarti lambang. Dalam hal ini terkandung pengertian kepala sekolah sebagai lambang sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah adalah pimpinan untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan. Sebagai penghubung (liasion), kepala sekolah merupakan penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf, dan siswa. 2) Peranan Informasional Kepala sekolah adalah sebagai monitor, disseminator, dan spokesman. Sebagai monitor, kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah. Sebagai disseminator,
kepala
sekolah
bertanggung-jawab
untuk
menyebar-luaskan dan membagi informasi kepada para guru, staf,
32
dan orang tua murid. Sedangkan sebagai spokesman, kepala sekolah
bertugas
untuk
menyebarkan
informasi
kepada
lingkungan luar. 3) Sebagai pengambil keputusan Kepala sekolah bertindak sebagai enterpreneur, disturbance handler, resource allocater dan a negotiator roles. Sebagai seorang
enterpreneur,
kepala
sekolah
selalu
berusaha
memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survei untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah. Sebagai orang yang memperhatikan gangguan (disturbance handler), kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil. Sebagai orang yang menyediakan segala sumber (a resource allocater), kepala sekolah bertanggung jawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan. Sebagai seorang negotiator roles, kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhan sekolah. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas, yakni layanan sesuai dengan yang
33
dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada siswa (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan siswa (responsiveness). Berdasarkan kepemimpinan
uraian
kepala
di
sekolah
atas,
dapat
dalam
penulis
penelitian
simpulkan ini
adalah
kemampuan kepala sekolah untuk mempengaruhi guru dan stafnya serta upaya membimbing, memandu, mengarahkan dan mengontrol pikiran, perasaan dan perilaku guru di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Indikator kepemimpinan kepala sekolah adalah: 1) mempengaruhi guru, 2) memotivasi guru 3) menggerakkan guru, 4) membimbing guru, 5) memberikan keteladanan kepada guru
3. Kecerdasan Emosional a. Pengertian Kecerdasan Emosional Para ahli mengemukan berbagai pengertian tentang kecerdasan emosional. Taufik (2000: 176) merumuskan “kecerdasan emosional adalah kemampuan mengendalikan emosi diri sendiri serta mampu memahami dan mengelola emosi yang lain”. Makmun (2007: 7) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya. Selanjutnya Cooper dan Sawaf (1999: 15) yang diterjemahkan oleh Widodo mengemukakan “Kecerdasan Emosional adalah
34
kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kecerdasan emosional bukan sekedar memiliki emosi dan perasaan, akan tetapi yang dituntut utama dari kecerdasan emosional adalah belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan dapat menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Kecerdasan emosional (EQ) merupakan wacana baru di wilayah psikologi dan pedagogik setelah bertahun-tahun masyarakat sangat meyakini bahwa faktor penentu keberhasilan hidup seseorang adalah IQ. Temuan penelitian di bidang psikologi yang dilakukan oleh Gardner tentang multiple intelligence yang menyatakan bahwa manusia memiliki banyak kecerdasan, yang bukan hanya kecerdasan intelektual saja telah membuka cakrawala baru tentang potensi manusia yang belum dieksplorasi untuk mendorong keberhasilan hidup. Penelitian emosional
ini
menemukan bahwa keterampilan penting
bagi
keberhasilan
hidup
sosial dan ketimbang
kemampuan intelektual. Dengan kata lain, memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan
35
kognitif
verbal
dan
nonverbal.
Seseorang
menunjukkan
kecerdasannya ketika ia bertindak atau berbuat dalam suatu situasi secara cerdas atau bodoh, kecerdasan seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak. Kecerdasan juga merupakan istilah umum untuk menggambarkan kepintaran atau kepandaian orang (Munandar, 2001: 122). Sedangkan Super dan Cites dalam Soekarto
(2006: 23)
mengemukakan defenisi kecerdasan sebagai kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman. Hal ini didasarkan bahwa manusia hidup dan berinteraksi dalam lingkungannya yang kompleks. Untuk itu ia memerlukan
kemampuan
untuk
menguasai
diri
dengan
lingkungannya demi kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan, tetapi juga untuk perkembangan pribadinya. Karena itu manusia harus belajar dari pengalamannya. Goleman dalam Ngermanto (2000: 1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Selanjutnya
Ary
(2004:
9)
menyatakan
bahwa
“inti
kemampuan pribadi dan sosial yang merupakan kunci utama keberhasilan seseorang sesungguhnya adalah kecerdasan emosi.
36
Kecerdasan emosional ditunjukkan dari komitmen, integritas, semangat, kreativitas, dan konsistensi seseorang.” Kunci kecerdasan emosional terletak pada kemampuan seseorang untuk jujur pada dirinya sendiri dan mendengarkan kata hatinya. Selanjutnya
Goleman
(1998:
45)
menyatakan
bahwa
kecerdasan emosional adalah “kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa”. Atas dasar pendapat di atas maka Goleman membagi menjadi 5 kemampuan yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: 1) Mengenali Emosi Diri Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi-merupakan
proses
besar
kecerdasan
emosional.
Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidak mampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Emosi dan pikiran sering kali bertolak belakang dengan akal budi dan pikiran kita, oleh sebab itu pikiran dan emosi ada suatu hubungan yang harus dikenali dan dimanajemeni. Menurut John Adair, terjemahan Agustinus Subekti (1994: 36) menyatakan
37
emosi adalah tanggapan yang sebagian berasal dari mental dan sebagian dari fisis terhadap keadaan yang dirangsang atau dibangkitkan oleh seseorang atau sesuatu. 2) Mengelola Emosi Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan mengelola emosi meliputi kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar itu. Untuk itu kita perlu mengelola emosi dengan menganalisis secara baik dan tepat. Menurut John Adair (1985), terjemahan Agustinus Subekti (1994: 43) menyatakan mengelola emosi adalah mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. 3) Memotivasi Diri Sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Menurut John Adair Subekti
(1985), terjemahan Agustinus
(1994: 36) menyatakan bahwa emosi dan motivasi
keduanya memberikan perhatian istimewa pada hal-hal yang menggerakkan atau yang memotivasi diri untuk mendorong untuk bertindak mencapai suatu tujuan sebagai kepuasannya.
38
4) Mengenali Emosi Orang Lain Empati dan kemampuan juga bergantung pada kesadaran diri emosional merupakan keterampilan bergaul dalam mengenali emosi orang lain. Menurut John Adair (1985), terjemahan Agustinus Subekti (1994: 43) menyatakan bahwa mengenal emosi itu orang lain itu adalah mengetahui dan dapat menyentuh perasaan orang lain dalam segala situasi. 5) Membina Hubungan Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain, membina hubungan berkenaan dengan keterampilan seseorang, yaitu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang baik dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan. Menurut John Adair (1985), terjemahan Agustinus Subekti (1994: 62) menyatakan membina hubungan adalah membangun suasana yang lebih baik dan harmonis. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah mampu mengenali emosi diri, mampu mengelola emosi, mampu memotivasi diri sendiri, mampu mengenali emosi orang lain, serta mampu membina hubungan.
39
b. Peranan Emosi 1) Sebagai “Energi Pengaktif” untuk nilai-nilai etika, misalnya: kepercayaan, integritas, empati, keuletan dan kredibilitas sehingga membangun dan mempertahankan hubunganhunbungan yang menggantung. Tanpa bimbingan emosi, penalaran menjadi tak memiliki prinsip atau kekuatan Solomon dalam Indrawijaya. 2) Membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu yang akan membantu mengantisipasi masa depan tidak menentu dan merencanakan tindakan-tindakan. Dalam menggerakan hati nurasi membangun peranan emosi diri dengan baik. 3) Emosi
membantu
Intellectual
Quotient
(IQ)
dalam
memecahkan masalah-masalah yang sulit seperti dalam memecahkan masalah, pemikiran-pemikiran yang kreatif dan lain sebagainya.
c. Gaya Menanggapi Emosi Mayer yang dikutip oleh Goleman (1998: 65) “orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu sadar diri, tenggelam dalam permasalahan dan pasrah”. Berikut ini dijelaskan masing-masing gaya tersebut:
40
1) Sadar Diri Sadar diri merupakan orang yang peka akan suasana hati mereka ketika mengalami dan memiliki kepintaran dalam kehidupan emosional mereka. Kejernihan pikiran mereka tentang emosi boleh jadi melandasi ciri-ciri kepribadian mereka, antara lain: mereka mandiri dan yakin akan batas-batas yang mereka bangun, kesehatan jiwanya bagus dan cenderung berpendapat positif akan kehidupan. Bila suasana hatinya sedang jelek, mereka tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mereka mampu melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat. Ketajaman pola pikir mereka menjadi penolong untuk mengatur emosi. 2) Tenggelam dalam Permasalahan Mereka adalah orang-orang yang sering merasa dikuasi oleh emosi yang tak berdaya untuk melepaskan diri, seolah-olah suasana hati mereka sudah mengambil alih kekuasaan. Mereka mudah marah dan amat tidak peka akan perasaannya, sehingga larut dalam perasaan-perasaan itu dan bukannya mencari perspektif baru. Akibatnya, mereka kurang berupaya melepaskan diri dari suasana hati yang jelek, mereka tidak mempunyai kendali atas kehidupan emosional mereka, seringkali meraka merasa kalah dan secara emosional lepas kendali.
41
3) Pasrah Meskipun sering kali orang-orang peka akan apa yang mereka rasakan, mereka juga cenderung menerima begitu saja suasana hati mereka, sehingga tidak berusaha untuk merubahnya. Ada dua kategori pasrah, yaitu: mereka yang terbiasa dengan suasana hati yang menyenangkan, dan dengan demikian motivasi untuk merubah rendah, dan orang-orang yang kendati peka akan perasaannya, rawan terhadap suasana hati yang jelek tetapi menerima dengan sikap tidak hirau, tak melakukan apapun untuk mengubahnya meskipun tertekan, biasanya ditemukan pada orang-orang yang menderita depresi dan yang tenggelam dalam keputusan. Selanjutnya Agus Efendi (2005: 205) mengemukakan hal-hal yang harus ada dalam kecerdasan emosional yaitu: a) Kesadaran diri, yang terdiri dari: pengetahuan diri, mengamati diri sendiri, mengenali perasaan, menerima diri sendiri, mengenali hubungan antara gagasan, perasaan dan reaksi. b) Pengambilan
keputusan
pribadi,
terdiri
dari:
mencermati
tindakan-tindakan diri sendiri dan akibatnya, mengetahui apa yang menguasai sebuah keputusan, pikiran dan perasaan. c) Pengelolaan perasaan (emosi), terdiri dari memahami apa yang ada dibalik perasaan, cara menangani kecemasan, amarah dan
42
kesedihan, tanggung jawab keputusan dan tindakan, serta tindak lanjut kesepakatan. d) Memotivasi, yang terdiri memotivasi diri sendiri dan orang lain. Menurut John Adair (1985), terjemahan Agustinus Subekti (1994: 36) menyatakan bahwa emosi dan motivasi keduanya memberikan perhatian istimewa pada hal-hal yang menggerakkan atau yang memotivasi diri untuk mendorong untuk bertindak mencapai suatu tujuan sebagai kepuasannya. e) Kemampuan bergaul, yang terdiri dari empati, memahami perasaan orang lain, menerima sudut pandang orang lain, menghargai pendapat orang lain, komunikasi, membina orang lain, menjadi pendengar yang baik, bertanya dengan baik, ketegasan,
kerjasama,
dinamika
kelompok,
konflik
pengelolaan, tanggung jawab pribadi, membuka diri,
dan
menerima
diri sendiri musyawarah untuk mufakat. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu utuk dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya yang tampak dari komitmen, integritas, semangat, kreativitas, dan konsistensi seseorang. Indikator dari kecerdasan emosional adalah: a) mampu mengenali emosi diri, b) mampu mengelola emosi, c)
43
mampu memotivasi diri sendiri, d) mampu mengenali emosi orang lain, dan e) mampu membina hubungan. B. Kerangka Berpikir Berikut ini akan dikemukakan kerangka pemikiran berkenaan dengan hubungan ke-tiga variabel penelitian, sebagai berikut: 1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Kepala sekolah merupakan elemen penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu dan unggul. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan demi meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kepala
sekolah
harus
mampu
melaksanakan
fungsi
kepemimpinannya dengan baik. Robbins (1996) dalam Hamzah (2008: 55) menyatakan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan. Kepala Sekolah yang mampu melaksanakan fungsi kepemimpinannya dengan baik, akan
dapat
mempengaruhi
dan
mengarahkan
guru
untuk
melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggungjawab, sehingga kinerja guru dapat ditingkatkan. Kepemimpinan kepala sekolah dalam membimbing dan memotivasi guru diduga berkontribusi terhadap kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor eksternal yang
44
mempengaruhi kinerja guru yang bersumber dari luar diri guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Supratman (2002) tentang kontribusi iklim komunikasi dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SLTP Solok Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja. Dari uraian di atas dapat diyakini
bahwa
kepemimpinan
kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kepemimpinan yang digunakan oleh kepala sekolah terhadap guru sebagai bawahan akan berpengaruh terhadap kinerja guru. Dengan demikian, dapat diduga bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi positif terhadap kinerja guru.. 2. Kontribusi Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru Kecerdasan emosional guru akan berdampak terhadap kinerja guru. Guru yang memiliki kecerdasan emosional yang terkontrol akan berfikiran positif terhadap tugas-tugas yang dilaksanakannya. Guru tersebut tidak mudah terpancing dengan prilaku-prilaku orang lain, sehingga ia akan terlihat sebagai guru yang disenangi sesuai dengan pendapat Cooper dan Sawaf (1999: 14) mengatakan bahwa kecerdasan emosional memotivasi kita dalam mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai kita yang paling dalam. Mengubahnya dari apa yang kita fikirkan menjadi apa yang kita jalani.
45
Selanjutnya guru yang memiliki kecerdasan emosional, dalam bersikap lebih menonjolkan kesadarannya, bijaksana dan berhati-hati dalam bertindak. Guru yang mampu mengelola emosinya dengan baik akan memberikan manfaat dalam bekerja. Dalam hal ini Goleman (1998) mengatakan manfaatnya yaitu lebih bertanggung jawab, lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, dan menaruh perhatian, lebih menguasai diri, sehingga tugas-tugasnya sebagai guru dapat terlaksana dengan baik dan lebih bersemangat. Hal ini sejalan dengan penelitian Jafridin (2006) yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru. Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru. 3. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru Secara teoritis diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah atau situasi yang kondusif, tenang, aman, dan damai, akan menggairahkan guru dan bersemangat dalam melaksanakan tugas keguruannya. Kepala sekolah selaku pimpinan hendaknya mampu menggerakkan sumber daya yang ada agar dapat beraktifitas sesuai dengan bidang masing-masing secara efektif Kemudian apabila kondisi ini didukung oleh kecerdasan emosional, maka guru akan berkinerja tinggi dalam melaksanakan
46
tugas dan tanggung jawabnya, jadi diduga kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru. Kedua faktor ini saling mendukung satu sama lain sehingga sama-sama memberikan kontribusi positif terhadap kinerja guru di sekolah. Berdasarkan uraian di atas kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional diyakini secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru. Dengan demikian dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut: Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Kecerdasan Emosional (X2)
rx1y
Rx1x2y
Kinerja Guru (Y)
rx2y
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja guru. 2. Kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru. 3. Kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru.
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis penelitian ex-post facto dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan inferensial serta dengan mengklasifikasikan variabel penelitian ke dalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sifat dari penelitian deskriptif menggambarkan fakta apa adanya. Fakta-fakta tersebut dikaji untuk melihat kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini juga bersifat inferensial yang bukan hanya sekedar menganalisis dan menyimpulkan data, tetapi dapat meramalkan kecenderungan yang akan terjadi pada populasi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 20 Januari sampai dengan 20 Februari 2011 kepada seluruh guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman yang berstatus PNS.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2010. Data diperoleh di
47
48
kantor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan terhadap Sekolah Dasar di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman telah diperoleh jumlah populasi sebanyak 151 orang guru. Populasi memiliki karakteristik antara lain jenjang pendidikan, golongan, dan masa kerja yang berbeda, sedangkan karakteristik lain tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. Sebaran populasi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Penyebaran Populasi Berdasarkan Pendidikan dan Masa Kerja Jumlah (orang) <15 tahun 15 < IV/a ≥ 15 tahun 20 Sarjana < 15 tahun 23 ≥ IV/a ≥ 15 tahun 32 <15 tahun 14 < IV/a ≥ 15 tahun 8 Nonsarjana <15 tahun 12 ≥ IV/a ≥ 15 tahun 27 Jumlah 151 Sumber: UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bonjol Tahun 2010 Jenjang Pendidikan
Golongan
Masa Kerja
2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara stratified proportional random sampling. Penggunaan teknik ini dengan alasan dapat memberikan peluang yang sama, kepada semua anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini dipakai karena populasi penelitian terdiri dari unsur yang tidak homogen dan berstrata (Suharsimi, 2006: 139).
49
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk menjamin terdapatnya sampel yang representatif terhadap populasi yang ada. Ada empat tahap proses pengambilan sampel, yaitu: (1) mengidentifikasi populasi berdasarkan strata, (2) menghitung proporsi masing-masing strata, (3) menentukan besar ukuran sampel, dan (4) menentukan subjek yang akan dijadikan responden. Tahap-tahap tersebut sebagai berikut: a. Identifikasi Populasi Berdasarkan Strata Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi di SD Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, strata populasi yang dipertimbangkan dalam pengambilan sampel terdiri dari tiga, yakni: (1) jenjang pendidikan, yang terdiri dari S1 dan SO dan (2) Golongan, yang sudah IV/a dan yang belum, (3) masa kerja, yang terdiri dari masa kerja ≤15 tahun dan masa kerja >15 tahun. Alasan ditetapkan tingkat pendidikan, golongan, dan masa kerja sebagai strata populasi karena pertama, semakin tinggi tingkat pendidikan dan golongan seseorang diduga bertambah baik pula kinerjanya. Kedua, semakin lama masa kerja seseorang diduga bertambah banyak pengalaman yang diperolehnya, yang pada akhirnya meningkatkan kinerjanya. Penggunaan dan penetapan masa kerja atas pertimbangan rata-rata masa dinas guru menjelang purna bakti
lebih
kurang
30
tahun,
serta
untuk
memudahkan
pengelompokkan populasi atas dua kelompok masa kerja.
50
b. Proporsi Masing-masing Strata Berdasarkan
proporsi
masing-masing
strata
kelompok
populasi, maka ditentukan ukuran sampel. Hasil perhitungan proporsi masing-masing strata sebagai berikut: 1) Strata pendidikan adalah: S1 = 90
pl = 90/151 = 0,60
SO = 61
ql = 61/151 = 0,40
2) Strata strata golongan adalah: Golongan < IV/a = 57
p2 = 57/151 = 0,38
Golongan ≥ IV/a = 94
q2 = 94/151 = 0,62
3) Strata masa kerja adalah:
c.
Masa kerja < 15 tahun = 64
p3 = 64/151
= 0,42
Masa kerja ≥ 15 tahun = 87
q3 = 87/151
= 0,58
Menentukan besarnya sampel Besarnya sampel ditentukan dengan rumus Cochran (1997:
75), yaitu: n0
2 t) × p × q ( = (d )2
. Jika jumlah sampel besar dari 5%,
maka nilai dikoreksi dengan menggunakan rumus Cochran (1997: 78), yaitu:
n=
no . 1 + noN
Keterangan: no N n t p q d
= = = =
besar sampel yang dikoreksi besar sampel jumlah populasi penelitian besar harga/sesuai dengan taraf signifikan ditetapkan 95%, maka z = 1,96 = besarnya populasi klasifikasi = (1 – p) besarnya proporsi kelompok kedua dalam strata = besar kekeliruan sampel 0,05
51
Tabel 2. Hasil Perhitungan Sampel No Strata Populasi 1 Jenjang Kependidikan 2 Kepangkatan/Golongan 3 Masa Kerja Keterangan: * = angka terpilih
p 0,60 0,38 0,42
q 0,40 0,62 0,58
no 92 91 94
n 57 57 58*
Dari Tabel 2 di atas strata tertinggi adalah masa kerja yaitu 58, maka angka inilah yang menjadi sampel penelitian, karena dianggap dapat mewakili jumlah populasi adalah
58 x 100% = 38%. 151
Selanjutnya angka presentase yang diperoleh digunakan sebagai dasar penentuan proporsi sampel. d. Menentukan Subjek Penelitian. Dari hasil perhitungan, diperoleh sampel sebanyak 58 atau 38% dari populasi. Persentasi ini digunakan untuk penetapan jumlah sampel masing-masing strata. Akibat adanya pembulatan, jumlah sampel menjadi 62 orang. Proporsi dan sebaran sampel setiap strata dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Proporsi Jumlah Sampel Berdasarkan Strata Pendidikan, Golongan dan Masa Kerja Jenjang Golongan Pendidikan < IV/a Sarjana ≥ IV/a < IV/a Nonsarjana ≥ IV/a Jumlah
Masa Kerja < 15 tahun ≥ 15 tahun < 15 tahun ≥ 15 tahun < 15 tahun ≥ 15 tahun < 15 tahun ≥ 15 tahun
PemJumlah 38% bulatan (orang) 15 5,7 6 20 7,6 8 23 8,7 9 32 12,2 13 14 5,3 6 8 3,1 4 12 4,6 5 27 10,3 11 151 62
52
Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 62 orang. Penarikan sampel dilakukan secara acak dengan sistem lotre pada seluruh anggota populasi untuk setiap strata, kemudian dilakukan penarikan dengan tanpa pengembalian. Hal ini dilakukan untuk memberi peluang yang sama bagi setiap individu tiap strata untuk menjadi anggota sampel. Semua nomor yang terambil sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk setiap strata merupakan sampel penelitian.
D. Definisi Operasional 1. Kinerja Guru Kinerja guru dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan guru sebagai pengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Indikatornya
ialah:
a)
merencanakan
program
pembelajaran, b) melaksanakan pembelajaran, c) melaksanakan evaluasi program pembelajaran, dan d) melaksanakan tindak lanjut. 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah kemampuan kepala sekolah untuk mempengaruhi guru dan stafnya serta upaya membimbing, memandu, mengarahkan dan mengontrol pikiran, perasaan dan perilaku guru di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Indikator kepemimpinan kepala sekolah adalah:
53
1) mempengaruhi guru, 2) memotivasi guru 3) menggerakkan guru, 4) membimbing guru, dan 5) memberikan keteladanan kepada guru 3. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya yang tampak dari komitmen, integritas, semangat,
kreativitas,
dan
konsistensi
seseorang.
Indikator
kecerdasan emosional adalah: 1) mampu mengenali emosi diri, 2) mampu mengelola emosi, 3) mampu memotivasi diri sendiri, 4). mampu mengenali emosi orang lain, dan 5) mampu membina hubungan.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket model skala likert dengan lima alternatif jawaban. Menurut Riduwan (2004: 86) skala likert digunakan apabila suatu penelitian akan mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang terhadap suatu objek, kejadian dan gejala tertentu. Skala yang dipakai meggunakan lima kategori jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), Kadang-Kadang (KK), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Sifat data yang dikumpulkan melalui instrumen adalah kuantitatif. Pernyataan yang diajukan bersifat positif. Untuk pernyataan positif, jawaban ”selalu” diberi skor 5, jawaban ”sering” diberi skor 4,
54
jawaban ”kadang-kadang” diberi skor 3, jawaban ”jarang” diberi skor 2, jawaban ”tidak pernah” diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan bersifat negatif, masing-masing butir diberi skor dari 1 sampai dengan 5. 1. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Penyusunan instrumen masing-masing variabel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) pembuatan kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator setiap variabel, 2) menyusun butirbutir pernyataan sesuai dengan indikator, 3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan menyusun angket dari segi bahasa dan aspek yang diukur. Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba No 1.
2.
3.
Variabel Kinerja (Y)
Indikator
Guru 1. Merencanakan Program Pembelajaran 2. Melaksanakan Pembelajaran 3. Melaksanakan Evaluasi Program Pembelajaran 4. Melaksanakan Tindak Lanjut Jumlah Butir Kepemimpinan 1. Mempengaruhi guru Kepala 2. Memotivasi guru Sekolah (X1) 3. Menggerakkan guru 4. Membimbing guru 5. Memberikan keteladanan kepada guru Jumlah Butir 1. Mengenali emosi Kecerdasan Emosional 2. Mengelola emosi (X2) 3. Memotivasi diri sendiri 4. Mengenali emosi orang lain 5. Membina hubungan Jumlah Butir Jumlah Butir Keseluruhan
Jumlah Butir
12 11 13 10 46 9 11 7 6 11 44 8 8 8 8 8 40 130
55
Butir-butir pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan kisikisi instrumen dianalisis secara rasional dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk memperoleh kesahihan butir –butir sesuai dengan konsep. 2. Menentukan Responden Uji coba Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, diuji-cobakan terlebih dulu untuk mendapatkan instrumen yang sahih dan handal (valid dan reliabel ). Valid dalam arti untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabel adalah untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam waktu dan tempat yang berbeda. Instrumen penelitian ini telah diuji cobakan kepada 30 orang responden dari populasi yang sama, yang tidak terpilih menjadi sampel. 3. Pelaksanaan Ujicoba Ujicoba instrumen telah dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 kepada 30 orang responden ujicoba di luar sampel penelitian, yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Pelaksanaan ujicoba dilakukan dengan cara memberikan angket kepada responden. Setelah responden memberikan jawaban terhadap seluruh butir pernyataan, angket dikumpulkan kembali.
56
4. Analisis Ujicoba Analisis butir setiap variabel instrumen dilakukan untuk mengetahui kesahihan (validity) butir dan keandalan (reliability) setiap instrumen. Rumus yang digunakan untuk uji validitas adalah Product Moment. Sedangkan untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach. Pengolahan data uji coba menggunakan bantuan program statistik Monas versi 12 @2009. a. Uji Validitas (Kesahihan) Butir Suharsimi (2006: 168) menyatakan bahwa butir item dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah sebagai berikut: 1) Jika koefisien korelasi (rxy) positif, serta p < α = 0,05, maka instrumen dinyatakan valid dan sahih. 2) Jika koefisien korelasi (rxy) positif atau negatif, serta p > α = 0,05, maka instrumen dinyatakan tidak valid dan gugur. Butir yang gugur tidak digunakan dalam penelitian. Jika butir dinyatakan gugur, tidak mempengaruhi keterwakilan butir untuk setiap indikator masing-masing variabel. Butir yang gugur tersebut dikeluarkan dari instrumen, karena butir yang sahih cukup memadai untuk menjaring data yang diperlukan.
57
Hasil analisis butir-butir pernyataan dari masing-masing variabel dan untuk mengetahui butir-butir yang gugur dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Butir-butir Instrumen No
1
2
3
Variabel
Indikator
1. Merencanakan Program Pembelajaran 2. Melaksanakan Pembelajaran Kinerja Guru (Y) 3. Melaksanakan Evaluasi Program Pembelajaran 4. Melaksanakan Tindak Lanjut Jumlah Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
1. 2. 3. 4. 5.
Mempengaruhi guru Memotivasi guru Menggerakkan guru Membimbing guru Memberikan keteladanan kepada guru Jumlah 1. 2. 3. 4.
Mengenali emosi diri Mengelola emosi Kecerdasan Memotivasi diri sendiri Emosional Mengenali emosi orang (X2) lain 5. Membina hubungan Jumlah Jumlah Butir Keseluruhan
Butir Ujicoba
Butir Gugur
Butir Valid
12
1
11
11
1
10
13
2
11
-
10
46
4
42
9 11 7 6
3 2
9 8 7 4
11
2
9
44
7
37
8 8 8
2 1
8 6 7
8
1
7
8 40
1 5
7 35
10
b. Uji Reliabilitas (Keandalan) Instrumen Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat konsisten internal instrumen. Analisis reliabilitas angket variabel kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan kecerdasan emosional dengan menggunakan rumus Alpha
58
Cronbach. Pengujian dilakukan terhadap instrumen yang butirbutirnya telah sahih. Analisis keandalan instrument ini dilakukan dengan bantuan program komputer Monas Versi 12@2009. Kriteria yang digunakan untuk menguji keandalan menggunakan kriteria sebagai berikut : a. Bila koefesien keandalan (rtt) dengan harga probabilitas keliru (p) lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka instrumen penelitian dinyatakan andal. b. Bila koefesien keandalan (rtt) dengan harga probabilitas keliru (p) lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, maka instrumen penelitian dinyatakan tidak andal. Tabel 6. Rangkuman Analisis Keandalan Instrumen Banyak Butir Kinerja guru (Y) 42 Kepemimpinan Kepala 37 Sekolah (X1) Kecerdasan Emosional 35 Guru (X2) Variabel
rtt
p
Ket.
0,929 0,948
<0,001 <0,001
Andal Andal
0,951
<0,001
Andal
cara
menemui
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
dilaksanakan
dengan
responden secara lansung. Instrumen yang telah disediakan diisi oleh yang bersangkutan pada saat jam kerja dan tidak diperkenankan dibawa pulang.
Sebelum
angket
diberikan
kepada
responden,
peneliti
59
memberikan penjelasan seperlunya tentang kegunaan data yang diambil serta meminta mereka mengisi sesuai keadaan yang sebenarnya.
G. Teknik Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi. Analisis data dilakukan dengan bantuan program Monas versi 12 @2009. Langkah-langkah analisis data ini adalah: 1) membuat deskripsi data, 2) melakukan pengujian persyaratan analisis, dan 3) melakukan pengujian hipotesis penelitian. 1. Deskripsi Data Deskripsi data dimaksud untuk melihat kecenderungan distribusi
frekuensi skor variabel dan menentukan tingkat
ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Untuk menghitung tingkat ketercapaian responden digunakan rumus: SkorRata − rata x100% . SkorIdealMaksimal
Kategori
nilai
pencapaian
responden
menggunakan
klasifikasi yang dikemukakan oleh Sudjana (1992), sebagai berikut:
90 – 100 %
sangat baik
80 – 89 %
baik
65 – 79 %
cukup
55 – 64 %
kurang baik
0 – 54 %
tidak baik
60
2. Pengujian persyaratan analisis Teknik yang digunakan dalam melaksanakan pengujian persyaratan analisis adalah: a. Uji Normalitas data untuk memeriksa apakah data populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat Analisis Frekuensi. b. Uji Homogenitas data untuk mengetahui apakah variansi sampel yang terseleksi berasal dari kelompok populasi yang sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat Bartlett. c. Uji Linieritas garis regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana. Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk garis regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas dilakukan bersamaan dengan uji hipotesis. d. Uji independensi variabel-variabel bebas dengan tehnik korelasi sederhana.
3. Pengujian Hipotesis. a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan
teknik korelasi dan regresi
sederhana. b. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan tehnik korelasi dan regresi ganda. c. Selanjutnya, dilakukan pengujian dengan teknik korelasi parsial untuk memeriksa pengembangan prediksi secara kondisional.
61
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Uraian berikut menyajikan deskripsi data tiga variabel ukur, yaitu Kinerja Guru (Y),
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan
Kecerdasan Emosional Guru (X2). 1. Kinerja Guru (Y) Berdasarkan butir-butir instrumen
Kinerja guru yang
berjumlah 42 butir, maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 42 dan skor maksimal 210. Dari jawaban responden diperoleh skor terendah 150 dan skor tertinggi 177, skor rata-rata 164,129, median 164,140, modus 165,330, dan simpangan baku 6,953 (Lampiran 8). Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa selisih skor rata-rata, median dan modus tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi frekuensi data
Kinerja guru cenderung
normal. Sesuai dengan yang dikemukakan Agus Irianto (1988: 71) bahwa selisih nilai rata-rata, jika median dan modus tidak melebihi satu simpangan baku maka data tersebut cenderung berdistribusi normal. Distribusi frekuensi data dan histogram Kinerja Guru tersaji pada Tabel 7 dan Gambar 3.
61
62
Tabel 7. Distribusi D Frrekuensi Da ata Kinerja Guru (Y) Kelas Inteerval
ffo
%fo %
175-1779 170-1774 165-1669 160-1664 155-1559 150-1554 Totall
5 100 155 144 133 5 662
8,0 06 16,1 13 24,1 19 22,5 58 20,9 97 8,0 06 1000,00
fk 5 15 30 44 57 62
%fk 8,06 24,19 48,39 70,97 91,94 1 100,00
16
14
F r e 12 k u e 8 n s i
15
13 10
5
5
4
0 152
157
162
1 167
172
177
Skor Tenngah Kelas Interval
Gambarr 3. Histoggram Kinerjja Guru wa data Kinnerja guru yaang berada Tabeel 7 menunnjukan bahw pada kelass interval ratta–rata adalaah 22,58%, di atas kellas interval rata– rata 48,39%, daan di bawahh skor rata––rata 29,03% %. Karena selisih skorr rata-rata, m median dan modus m tersebbut tidak meelebihi satu simpangann baku, maaka distribussi data Kinnerja guru cenderung normal. Tingkat T penccapaian skorr Kinerja gguru termasu uk kategori cukup (78,,16% skor ideal). Hasil ini menunnjukan bahw wa Kinerja guru SD Negeri N Kecaamatan Bonjjol, Kabupatten Pasaman n termasuk kategori cu ukup.
63
Selanjutnya, hasil analisis tingkat pencapaian responden setiap indikator Kinerja Guru disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Kinerja Guru Indikator Merencanakan Program Pembelajaran Melaksanakan Pembelajaran Melaksanakan Evaluasi Melaksanakan Tindak Lanjut Keseluruhan Kinerja Guru
Skor Rata- % Tingkat Ideal rata Pencapaian
Kategori
55
44,55
81
Baik
50 55 50 210
45,48 44,34 29,76 164,13
90,98 80,62 59,52 78,16
Sangat baik Baik Kurang Cukup
Tingkat pencapaian skor Kinerja Guru termasuk kategori cukup atau sedang (78,16% skor ideal). Hasil ini menunjukan bahwa Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman termasuk kategori sedang. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama Kinerja Guru adalah merencanakan pembelajaran dengan tingkat pencapaian 81% atau baik; indikator kedua adalah Melaksanakan Pembelajaran dengan tingkat pencapaiannya 90,98% atau sangat baik; indikator ketiga adalah Melaksanakan Evalasi dengan tingkat pencapaiannya 80,62% atau baik; dan indikator keempat adalah Melakasanakan Tindak Lanjut dengan tingkat pencapaian 59,52% atau kurang. Ternyata keempat indikator Kinerja Guru umumnya sudah baik. Namun masih ada indikator yang kurang yaitu indikator keempat, melaksanakan tindak lanjut (remedial dan pengayaan).
64
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berdasarkan butir pernyataan instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah yang berjumlah 37 butir, maka skor ideal minimum yang dapat dicapai adalah 37 dan skor maksimum 185. Dari jawaban responden diperoleh skor terendah 130 dan skor tertinggi 182. Skor rata-rata 163,161, median 163,790, modus 163,700 dan simpangan baku 11,717 (lihat Lampiran 8). Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa selisih skor rata-rata, median dan modus tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi frekuensi data Kecerdasan Emosional Guru kepala sekolah cenderung normal. Untuk mengetahui sebaran frekuensi data dan histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 4. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Kelas Interval
fo
%fo
fk
%fk
175-183 166-174 157-165 148-156 139-147 130-138 Total
9 18 21 19 12 3 62
14,52 29,03 33,87 14,52 3,23 4,84 100,00
9 27 48 57 59 62
14,52 43,55 77,42 91,94 95,16 100,00
65
2 24 F r e k u e n s i
21
2 20
18
1 16 1 12
9
9
8 3
4
2
0 134
143
152 1611 170 179 Skor Tengah Kelas Interval
Gam mbar 4. Histoogram Kepeemimpinan Kepala Sek kolah Tabeel 9 menunnjukan bah hwa data K Kepemimpinaan Kepala Sekolah yaang berada ppada kelas interval i rataa–rata adalahh 33,87%, di atas kelaas interval rrata–rata 43,55%, dan di d bawah kellas interval rata–rata 22,58%. T Tingkat penncapaian K Kepemimpinaan Kepala Sekolah teermasuk kattegori baik (88,20% ( darri skor ideal)). Hasil ini menunjukaan bahwa K Kepemimpin nan Kepala Sekolah SD S Negeri Kecamatann Bonjol, Kaabupaten Passaman termaasuk kategorii baik. Selaanjutnya, hassil analisis tingkat pencaapaian responnden setiap indikator Kepemimpin K nan Kepala Sekolah S disajjikan pada Tabel 10. Tabel 10 0.
Tingkat Pencapaiian Respon setiap Indikator Kepemiimpinan Keepala Sekolaah
Indikattor
Skor Ideal
RataR r rata
% Tingkat T Penccapaian
K Kategori
Meempengaruhi Guru G Meemotivasi Guru u Meenggerakkan Guru G Meembimbing Guuru Meemberikan Keteladanan Keeseluruhan Kep pemimpinan Keepala Sekolah
45 40 35 20 45 185
41,53 4 33,76 3 29,95 2 15,76 1 42,16 4 163,16
992,29 884,40 885,58 778,79 993,69 888,20
Sangat S baik Baik Baik Cukup Sangat S baik Baik
Secaara rinci ddapat dijelaaskan bahw wa indikator pertama Kepemimppinan Kepalaa Sekolah adalah a memppengaruhi guuru dengan
66
tingkat pencapaian 92,29% atau sangat baik; indikator kedua adalah memotivasi guru dengan tingkat pencapaiannya 84,40% atau baik; indikator ketiga adalah menggerakkan guru dengan tingkat pencapaiannya 85,58% atau baik; indikator keempat adalah membimbing guru dengan tingkat pencapaian 78,79% atau cukup; dan indikator kelima adalah memberikan keteladanan dengan tingkat pencapaian 93,69% atau sangat baik. Ternyata kelima indikator indikator
Kepemimpinan Kepala Sekolah semuanya
sudah
mencapai kategori baik, namun ada satu indikator terendah yang mencapai cukup saja, yaitu membimbing guru.
3. Kecerdasan Emosional (X2) Berdasarkan butir-butir pernyataan instrumen Kecerdasan Emosional Guru yang berjumlah 35 butir, maka skor ideal yang mungkin dapat dicapai adalah minimal 35 dan maksimal 175. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 123 dan skor tertinggi 163. Skor rata-rata adalah 142,065; median 141,310, modus 141,170, dan simpangan baku 10,015 (lihat Lampiran 8). Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa selisih skor rata-rata, median dan modus tersebut tidak melebihi satu simpangan baku, maka distribusi frekuensi data Kecerdasan Emosional Guru cenderung normal. Untuk mengetahui distribusi frekuensi data dan
67
histogram Kecerdasan Emosional Guru, dapat dilihat padaa Tabel 11 dan Gambaar 5 . Tabel 11.. Distribusii Frekuenssi Data Keecerdasan Emosional E Guru (X22) Kelas Intterval
fo
%fo %
fk
%fk
158-164 151-157 144-150 137-1443 130-136 123-129 Totaal
4 7 115 116 114 6 62
6 6,45 111,29 244,19 255,81 222,58 9 9,68 1000,00
4 11 26 42 56 62
6,45 17,74 41,94 67,74 90,32 1 100,00
16
1 16 F r e k u e n s i
15
14 1 12
7
8 6
4 4
0 126
133
140
147
154
1661
Skor Teengah Kelas Intervaal
mbar 5 : Hisstogram Keecerdasan E Emosional Guru G Gam Tabeel 11
meenunjukan bahwa data K Kecerdasan Emosional
Guru yangg berada padda kelas in nterval rata–rrata adalah 25,81% di atas kelas interval rataa–rata 41,944%, dan di bawah kellas interval rata–rata 32,25%. Tinngkat pencappaian Kecerddasan Emosional Guru termasuk kategori k baik (81,18% skor ideal).
Ini beraarti bahwa
68
Kecerdasan Emosional Guru SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman termasuk kategori baik. Selanjutnya, hasil analisis tingkat pencapaian responden setiap indikator Kecerdasan Emosional Guru disajikan pad Tabel 12. Tabel 12. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Kecerdasan Emosional Guru Indikator
Skor Ideal
Ratarata
% Tingkat Kategori Pencapaian
Mampu mengendalikan emosi Mampu mengelola emosi Mampu memotivasi diri Mengenali emosi orang lain Membina hubungan baik Keseluruhan kecerdasan emosional guru
40
30,89
77,22
Cukup
30 35 35 35 175
28,47 26,34 29,90 28,47 142,06
88,23 75,25 85,44 81,34 81,18
Baik Cukup Baik Baik Baik
Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama kecerdasan emosional guru adalah mampu mengendalikan emosi dengan tingkat pencapaian 77,22% atau cukup; indikator kedua adalah mampu mengelola emosi dengan tingkat pencapaiannya 88,23% atau baik; indikator ketiga adalah mampu memotivasi diri dengan tingkat pencapaiannya 75,25% atau cukup; indikator keempat adalah mengenali emosi orang lain (empati) dengan tingkat pencapaian 85,44% atau baik; dan indikator kelima adalah membina hubungan baik dengan orang lain dengan tingkat pencapaian 81,34% atau baik. Ternyata kelima indikator indikator
Kepemimpinan
Kepala Sekolah semuanya sudah mencapai kategori baik, namun
69
ada dua indikator terendah yang mencapai cukup saja, yaitu kemampuan mengendalikan emosi, dan memotivasi diri sendiri.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sudjana (1992) menyatakan bahwa persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk penggunaan teknik analisis korelasi dan regresi adalah (1) data bersumber dari sampel yang ditetapkan secara acak, (2) data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, (3) kelompok populasi mempunyai varians yang homogen, (4) antar variabel bebas tidak berkorelasi secara signifikan (independen), dan (5) garis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat membentuk garis linear. 1. Data Bersumber dari Sampel yang Dipilih Secara Acak Prosedur pengambilan sampel secara acak telah dilakukan sewaktu pemilihan anggota sampel dengan menggunakan teknik stratified proportional random sampling. 2. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan dengan analisis Chi Kuadrat (χ2) terhadap data Kinerja guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kecerdasan Emosional Guru. Hasil pengujian normalitas terhadap ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 13, sedangkan perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9.
70
Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kinerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kecerdasan Emosional Guru Variabel
χ2 hitung
p
Kinerja Guru (Y) Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Kecerdasan Emosional Guru(X2)
3,374 17,889
0,978 0,089
Keterangan Normal Normal
6,279
0,838
Normal
Tabel 13 di atas memperlihatkan bahwa probabilitas keliru (p) ketiga χ2 pengujian normalitas tersebut lebih besar dari taraf signifikansi yang digunakan (α=0,05). Jadi p>α. Ini berarti bahwa ketiga variabel ukur di atas memiliki data yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data untuk analisis korelasi dan regresi sudah terpenuhi. 3. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas ditujukan pada kelompok populasi yang tersebar pada 8 kelompok populasi berdasarkan pertimbangan strata latar pendidikan, golongan kepangkatan, dan masa kerja guru. Analisis homogenitas variansi kelompok-kelompok ini dilakukan dengan menggunakan teknik Chi kuadrat (χ2) Bartlett. Lihat Tabel 14 dan Lampiran 10. Tabel 14. Rangkuman Analisis Homogenitas Variansi Kelompok
Kelompok Populasi
Banyak Kelompok
(χ2)
p
Keterangan
Strata
8
13,729
0,218
Homogen
71
Tabel 14 memperlihatkan dua analisis χ2 memiliki p>α (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa variansi data antar kelompokkelompok populasi adalah homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Maka salah satu persyaratan untuk analisis pengujian hipotesis telah pula terpenuhi. 4. Uji Independensi Antar Variabel Bebas (X1 dan X2) Uji persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk analisis korelasi dan regresi ganda adalah uji independensi antar variabel bebas yang gunanya untuk memastikan tidak terjadi pembauran (kontaminasi) dalam kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis korelasi antar variabel (lihat Lampiran 12) diperoleh angka koefisien korelasi seperti terangkum pada Tabel 15. Tabel 15.
Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah(X1) dan Kecerdasan Emosional Guru (X2)
Hubungan Antarvariabel X1 dengan X2
Koefisien Korelasi 0,182
p 0,154
Keterangan Independen
Pada Tabel 15 dapat terlihat bahwa koefisien korelasi X1 dan X2 dengan p>α (0,05). Ini berarti bahwa variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah tidak berkorelasi secara signifikan dengan variabel Kecerdasan Emosional Guru atau independen.
72
5. Uji Linearitas Garis Regresi Bila kedua variabel bebas hendak digabungkan dalam analisis regresi ganda, maka garis hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat harus merupakan garis linear. Pengujian linearitas garis regresi yang dimaksud dilaporkan sekaligus sewaktu pengujian hipotesis pertama dan kedua dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana.
C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Kinerja guru”. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Rangkuman hasil analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 16 dan penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran11. Tabel 16. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2)
p
0,327
0,107
0,009
73
Hasil perhitungan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Kinerja guru adalah Berdasarkan
hasil
sebesar = 0,327 dengan perhitungan
ini
dapat
dengan
p<α (0,01).
dijelaskan
bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah berkorelasi sangat signifikan dengan Kinerja guru, dan bentuk hubungannya positif dengan koefisien determinasi = 0,107. Selanjutnya,
untuk
mengetahui
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan
bentuk
hubungan
Kinerja guru (Y),
apakah hubungan itu besifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis pada lampiran 8, diperoleh persamaan regresi Ŷ=132,513+0,194X1.
Kemudian
persamaan ini diuji keberartian dan kelinierannya dengan
uji F
melalui Anova Regresi. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Rangkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Sumber
JK
Regr. Linear Res. Linear Tuna Cocok Kekeliruan Total
314,449 2634,559 9,798 2624,760 2949,008
dk
RJK
1 314,449 60 43,909 1 9,798 59 44,487 61 -
F 7,161 0,220 -
P 0,009 0,645 -
Hasil penghitungan pada Tabel 17 menunjukkan bahwa FHitung = 7,161 dengan p=0,009. Jadi p<α(0,01). Ini berarti bahwa model persamaan garis regresi
Ŷ=132,513+0,194X1
sangat
74
signifikan. Kemudian uji linearitas menunjukkan Fhitung = 0,220 dengan p=0,645. Jadi p>α(0.05). Hal ini menunjukkan garis regresi yang
linear. Ternyata persamaan regresi tersebut adalah sangat
signifikan dan linear untuk memprediksi Kinerja guru berdasarkan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah. Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah sebesar 0,194. Ini berarti bahwa setiap peningkatan kepemimpinan kepala sekolah sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap peningkatan Kinerja guru sebesar 0,194 skala. Sementara nilai Kinerja guru sudah ada sebesar 132,513 skala tanpa kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai contoh, misalkan seorang guru memberikan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 100 skala, maka Kinerja guru selanjutnya dapat dapat diprediksi sebesar 100 x 0,194+132,513=151,913 Contoh ini dapat dijelaskan secara grafis melalui Gambar 6.
75
160 140
Kinerja Guru (Y)
120 100 80 60 40 20 0
0
20
40
60
80
100
120
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Gambar 6.
Regresi Linear Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Kinerja Guru (Y)
Setelah memahami serangkaian analisis di atas, dapat diyakini bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Kinerja guru” telah teruji pada taraf kepercayaan 99%. Selanjutnya,
dapat
diinterpretasikan
bahwa
faktor
Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki daya prediksi yang sangat signifikan terhadap Kinerja guru. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja guru
SD Negeri Kecamatan Bonjol
Kabupaten Pasaman sebesar 0,107 atau 10,7%.
2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan melalui penelitian ini adalah “Kecerdasan Emosional Guru berkontribusi terhadap Kinerja guru”.
76
Untuk menguji hipotesis ini, dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Rangkuman hasil analisis korelasi Kecerdasan Emosional Guru dengan
Kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 18 dan
penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja Guru Hubungan Kecerdasan Emosional Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2)
p
0,362
0,131
0,004
Hasil perhitungan pada Tabel 18 menunjukkan, bahwa koefisien korelasi antara variabel Kecerdasan Emosional Guru dengan variabel
Kinerja guru adalah 0,362 dengan
p<α(0,01).
Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa Kecerdasan Emosional Guru berkorelasi positif dan sangat signifikan dengan Kinerja guru, dengan koefisien determinasi 0,131. Selanjutnya untuk mengetahui bentuk hubungan tersebut, apakah bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis diperoleh model persamaan regresi Ŷ=128,425+0,261X2. Kemudian persamaan ini diuji keberartian dan kelinearannya dengan uji F melalui Anova Regresi. Rangkuman hasil perhitungan pada Tabel 19.
77
Tabel 19. Rangkuman Analisis Regresi Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja Guru Sumber
JK
Regr. Linear Res. Linear Tuna Cocok Kekeliruan Total
386,406 2562,575 1,027 2561,575 2949,008
dk
RJK
1 386,406 60 42,710 1 1,027 59 43,417 61 -
F 9,047 0,024 -
P 0,004 0,851 -
Hasil penghitungan pada Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa nilai FHitung = 9,047 dengan p<α(0,01). Ini berarti bahwa model persamaan regresi Ŷ=128,425+0,261X2 sangat signifikan. Kemudian uji linearitas menghasilkan
F
hitung
= 0,024 dengan p=0,851. Jadi
p>α(0,05). Maka persamaan regresi tersebut adalah linear. Ternyata persamaan regresi yang ditemukan sangat signifikan dan garis regresinya linear. Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah sebesar 0,261. Ini berarti bahwa setiap peningkatan Kecerdasan Emosional Guru sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap peningkatan Kinerja guiru sebesar 0,261 skala. Sementara nilai Kinerja guru sudah ada sebesar 128,425 skala tanpa kontribusi Kecerdasan Emosional Guru. Sebagai contoh, misalkan seorang guru merasakan dampak Kecerdasan Emosional Guru senilai 100 skala, maka Kinerja guru selanjutnya dapat dapat diprediksi sebesar 100x0,261+ 128,425= 154,525. Contoh ini dapat dijelaskan secara grafis melalui Gambar 7.
78
180 160
Kinerja Guru (Y)
140 120 100 80 60 40 20 0
0
20
40
60
80
100
120
Kecerdasan Emosional Guru (X2)
Gambar 7. Regresi Linear Kecerdasan Emosional Guru (X2) dan Kinerja Guru (Y) Dengan demikian hipotesis yang diajukan “Kecerdasan Emosional Guru berkontribusi terhadap Kinerja guru” telah teruji secara
empiris
pada
taraf
kepercayaan
99%.
Selanjutnya
diinterpretasikan bahwa faktor Kecerdasan Emosional Guru dapat digunakan untuk memprediksi
Kinerja guru. Berdasarkan hasil
analisis di atas dapat disimpulkan bahwa semakin baik Kecerdasan Emosional Guru maka semakin tinggi pula Kinerja guru tersebut. Daya prediksi Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja guruguru SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman ditemukan sebesar 0,131 atau 13,1%.
79
3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah “Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap Kinerja guru” Analisis untuk pengujian hipotesis ini menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi ganda. Pertama-tama dilakukan analisis korelasi ganda variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru dengan
Kinerja guru. Rangkuman hasil analisis korelasi dan uji
signifikansinya dapat dilihat pada Tabel 20 dan penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja Guru Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja Guru
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien Determinasi (R2)
p
0,449
0,201
0,002
Hasil perhitungan pada Tabel 20 memperlihatkan bahwa koefisien korelasi ganda sebesar 0,449, dan koefisien determinasi sebesar 0,201 dengan p<α(0,01). Hal ini menunjukan terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru secara bersamasama dengan Kinerja guru.
80
Untuk mengetahui bentuk hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru
secara bersama–sama
dengan Kinerja guru, maka dilakukan analisis regresi ganda. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru secara bersama-sama terhadap
Kinerja
guru,
model
regresinya
Ŷ=107,140+0,160X1+0,217X2. Model persamaan ini selanjutnya diuji dengan uji F melalui Anova Regresi. Hasil perhitungannya terangkum pada Tabel 21 (lihat Lampiran 12). Tabel 21. Rangkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja Guru Sumber
JK
dk
RJK
Regresi
593,868
Residu
2355,140
59
Total
2949,008
61
F
2 296,934
P
7,439
0,002
39,918
Hasil penghitungan pada Tabel 21 menunjukkan nilai FHitung sebesar 7,439 dengan regresi
ganda
p<α(0,01). Ini berarti bahwa
Ŷ=107,140+0,160X1+
0,217X2
persamaan
adalah
sangat
signifikan. Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah X1 sebesar 0,160, dan koefisien arah X2
sebesar
0,217.
Ini
berarti
bahwa
setiap
peningkatan
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) sebesar 1 skala akan
81
berkontribusi terhadap penambahan nilai Kinerja guru (Y) sebesar 0,160 skala, dan peningkatan Kecerdasan Emosional Guru (X2) sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap penambahan nilai Kinerja guru (Y) sebesar 0,217 skala. Sebelumnya, nilai Kinerja guru sudah ada sebesar konstanta yaitu 107,140 skala tanpa pengaruh dari kedua prediktor
tersebut.
Sebagai
contoh,
misalkan
seorang
guru
memberikan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan skor Kecerdasan Emosional Guru, masing-masing sebesar 100 skala, maka nilai
Kinerja
guru
itu
dapat
diprediksi
sebesar
100x0,160+100x0,217+107,140=144,84. Contoh ini dapat dijelaskan seperti Gambar 8. 160 140 Kinerja Guru (Y)
120 100 80 60 40 20 0 0
20
40 60 Prediktor X1, dan X2
80
100
120
Gambar 8. Regresi Ganda Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan Kecerdasan Emosional Guru (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)
82
Dengan
demikian,
hipotesis
yang
menyatakan
bahwa
“Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap Kinerja guru” telah teruji secara empiris pada taraf kepercayaan 99%. Ini berarti bahwa model regresi ganda yang ditemukan dapat digunakan untuk meramalkan
Kinerja guru-guru SD Negeri Kecamatan Bonjol,
Kabupaten Pasaman, bila skor Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru diketahui.
Besarnya kontribusinya
adalah 0,201 atau 20,1%. Kontribusi efektif kedua variabel terhadap
Kinerja guru
sebesar 20,1% itu bersumber dari Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 8,8% dan dari Kecerdasan Emosional Guru sebesar 11,3%. Jelasnya lihat Tabel 22. Tabel 22. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Kecerdasan Emosional Guru (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) Variabel X1
Kontribusi Relatif (%) 43,735
Kontribusi Efektif (%) 8,807
X2
56,265
11,331
Total
100,00
20,138
Selanjutnya untuk memeriksa besarnya kontribusi murni masing-masing Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja guru, dapat digunakan analisis
83
korelasi parsial. Hasil korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 23 dan Lampiran 12. Tabel 23. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial Korelasi
R
r2
p
r1,y-2
0,285
0,081
0,025
r2,y-1
0,326
0,106
0,010
Tabel 23 di atas memperlihatkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja guru pada saat variabel Kecerdasan Emosional Guru konstan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,285 dan koefisien determinasi 0,081 dengan p<∝(0,05). Hal ini bermakna bahwa peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja guru masih
signifikan meskipun Kecerdasan Emosional Guru dalam keadaan konstan, dengan kontribusi murni sebesar 8,1%. Selanjutnya, koefisien korelasi parsial Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja guru apabila variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam keadaan konstan adalah 0,326 dan koefisien determinasi 0,106 dengan p=∝(0,01) atau sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional Guru berperan secara signifikan terhadap Kinerja guru meskipun Kepemimpinan Kepala Sekolah konstan, dengan kontribusi murni sebesar 10,6%. Seterusnya untuk mengetahui besaran kontaminasi yang terjadi antar prediktor pada kontribusi bersama Kepemimpinan
84
Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja guru dilakukan proses perhitungan selisih antara kontribusi efektif masing-masing prediktor dengan kontribusi secara parsial. Besarnya kontribusi efektif Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja guru sebesar 8,8% sedangkan kontribusinya secara parsial sebesar 8,1%.
Dengan
demikian
terjadi
perbedaan
0,7%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kontaminasi Kecerdasan Emosional Guru kepada prediktor Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 0,7%. Kontaminasi ini relatif kecil dan dapat diabaikan. Selanjutnya kontribusi efektif Kecerdasan Emosional Guru dengan Kinerja guru sebesar 11,3% dan kontribusinya secara parsial sebesar 10,6%. Dengan demikian terjadi perbedaan sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan adanya kontaminasi Kepemimpinan Kepala Sekolah kepada prediktor Kecerdasan Emosional Guru sebesar 0,7%, relatif kecil dan dapat diabaikan.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskripsi data dan tingkat pencapaian responden guru-guru di SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, untuk setiap variabel yang diukur, maka dapat dijelaskan bahwa tingkat pencapaian responden tentang Kinerja Guru termasuk kategori cukup, sedangkan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru termasuk kategori baik. Temuan ini
85
ternyata berbeda dari dugaan awal yang berdasarkan pengamatan prasurvei yang menyatakan bahwa Kinerja guru belum memadai sebagaimana mestinya, Kepemimpinan Kepala Sekolah cukup baik dan Kecerdasan Emosional Guru masih kurang. Temuan penelitian ini tidak berbeda dari pengamatan awal pada pra survei, meskipun peneliti menyimpulkan awalnya dari data yang berdasar pada pengamatan kasat mata saja. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dimana pengukuran menggunakan instrumen yang sahih ternyata hasilnya menunjukkan kebenaran empiris sebagai dijelaskan berikut ini : 1. Kinerja Guru Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman termasuk kategori sedang. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama Kinerja Guru adalah merencanakan pembelajaran dengan tingkat pencapaian sudah baik; indikator kedua adalah Melaksanakan Pembelajaran dengan tingkat pencapaiannya sudah sangat baik; indikator ketiga adalah Melaksanakan Evaluasi dengan tingkat pencapaiannya
sudah
baik;
dan
indikator
keempat
adalah
Melakasanakan Tindak Lanjut dengan tingkat pencapaian masih kurang. Ternyata keempat indikator Kinerja Guru umumnya sudah baik. Namun masih ada indikator yang kurang yaitu indikator keempat, melaksanakan tindak lanjut (remedial dan pengayaan).
86
Sebagian guru terkesan mengajar hanyalah sebagai tugas rutin untuk
memperoleh
melaksanakan tugas
nafkah.
Akibatnya
mereka
cenderung
secara statis dan hampir-hampir
mengalami pembaharuan. Padahal, kualitas
tidak
dan profesionalisme
setiap saat harus ditingkatkan. Guru harus memiliki komitmen untuk selalu berbenah diri sesuai dengan kemajuan teknologi. Beberapa guru terkesan tidak melaksanakan remedial dan pengayaan padahal, remedial dan pengayaan mempunyai implikasi terhadap kualitas pembelajaran. Guru yang mampu melaksanakan tugas sesuai dengan perencanaan yang matang, melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, bisa mengevaluasi sesuai dengan teknik-teknik evaluasi serta dapat melakukan perbaikan dan pengayaan disebut guru yang berkinerja baik. 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Hasil penelitian menunjukan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman termasuk kategori baik. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator
pertama
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
adalah
mempengaruhi guru dengan tingkat pencapaian sudah sangat baik; indikator
kedua
adalah
memotivasi
guru
dengan
tingkat
pencapaiannya sudah baik; indikator ketiga adalah menggerakkan guru dengan tingkat pencapaiannya sudah baik; indikator keempat
87
adalah membimbing guru dengan tingkat pencapaian masih cukup; dan indikator kelima adalah memberikan keteladanan dengan tingkat pencapaian sudah sangat baik. Ternyata kelima indikator indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah semuanya sudah mencapai kategori baik, namun ada satu indikator terendah yang mencapai cukup saja, yaitu membimbing guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik terlihat menyenangi pekerjaan, bersemangat melakukan pekerjaan, percara diri, bersikat inovatif, dan mempunyai dorongan yang kuat untuk maju, pada gilirannya akan menunjukan kepemimpinan yang dinamis dan mampu memberikan keteladan kepada guru-guru dalam upaya mengajak, membimbing, membina guru-guru, demi keberhasilan pendidikan di sekolahnya. 3. Kecerdasan Emosional Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa Kecerdasan Emosional Guru SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman termasuk kategori baik. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama kecerdasan emosional guru adalah mampu mengendalikan emosi dengan tingkat pencapaian masih cukup; indikator kedua adalah mampu mengelola emosi dengan tingkat pencapaiannya sudah baik; indikator ketiga adalah mampu memotivasi diri dengan tingkat pencapaiannya masih cukup; indikator keempat adalah mengenali emosi orang lain (empati)
88
dengan tingkat pencapaian sudah baik; dan indikator kelima adalah membina hubungan baik dengan orang lain dengan tingkat pencapaian sudah baik. Ternyata kelima indikator indikator Kecerdasan emosional semuanya
sudah mencapai kategori baik,
namun ada dua indikator terendah yang mencapai cukup saja, yaitu kemampuan mengendalikan emosi, dan memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional guru akan berdampak terhadap kinerja guru. Guru yang memiliki kecerdasan emosional yang terkontrol akan berfikiran positif terhadap tugas-tugas yang dilaksanakannya. Guru tersebut tidak mudah terpancing dengan prilaku-prilaku orang lain, sehingga ia akan terlihat sebagai guru yang disenangi sesuai dengan pendapat Cooper dan Sawaf (1999: 14) mengatakan bahwa kecerdasan emosional memotivasi kita dalam mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai kita yang paling dalam. Mengubahnya dari apa yang kita fikirkan menjadi apa yang kita jalani. Selanjutnya guru yang memiliki kecerdasan emosional, dalam bersikap lebih menonjolkan kesadarannya, bijaksana dan berhati-hati dalam bertindak. Guru yang mampu mengelola emosinya dengan baik akan memberikan manfaat dalam bekerja. Dalam hal ini Goleman (1998) mengatakan manfaatnya yaitu lebih bertanggung jawab, lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, dan menaruh perhatian, lebih menguasai diri, sehingga
89
tugas-tugasnya sebagai guru dapat terlaksana dengan baik dan lebih bersemangat. 4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Setelah melalui serangkaian analisis akhirnya dapat diyakini bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Kinerja guru” telah teruji pada taraf kepercayaan 99%. Ini dapat diinterpretasikan bahwa faktor Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki daya prediksi yang sangat signifikan terhadap Kinerja guru. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja guru
SD Negeri Kecamatan
Bonjol Kabupaten Pasaman sebesar 0,107 atau 10,7%. Selanjutnya
dapat
dipahami
bahwa
semakin
baik
kepemimpinan kepala sekolah maka semakin meningkat pula kinerja guru. Variasi yang terjadi pada peningkatan kinerja guru, 10,7% nya disebabkan oleh kadar perbaikan atas kepemimpinan kepala sekolah. Dengan kata lain, peningkatan kinerja guru dapat diupayakan melalui perbaikan atas prilaku kepemimpinan (leadership behavior). Prilaku kepemimpinan terunjuk melalui pendekatan persuasive yang diterapkan kepala sekolah pada saat ia melakukan mempengaruhi guru,
memotivasi
guru
agar
tekun
melaksanakan
tugas,
menggerakkan guru agar dapat bekerjasama, membimbing guru, dan memberikan keteladanan. Pendekatan kepemimpinan inilah yang kemudian dapat menggugah hati guru untuk melaksanakan tugas-
90
tugasnya secara lebih baik lagi, sehingga pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Wahjosumidjo (2005) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha untuk memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi kepemimpinan dalam kehidupan sekolah, yaitu sebagai berikut: (1) Kepala sekolah harus bertindak arif, bijaksana, adil, dan memperlakukan bawahannya sama, tidak ada diskriminasi dan dapat menciptakan
semangat
kebersamaan.
(2)
Kepala
sekolah
memberikan sugesti atau saran kepada bawahannya sehingga dengan saran tersebut dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing. (3) Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, dan suasana yang mendukung. (4) Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf, dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (5) Kepala sekolah harus dapat menciptakan rasa aman di dalam lingkungan sekolah. (6) Penampilan kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati, baik sikap, perilaku, maupun perbuatannya. (7) Kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru,
91
staf, dan siswa. (8) Kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang dihasilkan oleh mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Dari uraian para ahli,
dapat disimpulkan bahwa fungsi
kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang sangat urgen dalam menggerakkan aktivitas sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. 5. Kontribusi Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru Dengan menempuh serangkaian prosedur analisis, dapat puila dipaham bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “Kecerdasan Emosional Guru berkontribusi terhadap Kinerja guru” telah teruji secara
empiris
pada
taraf
kepercayaan
99%.
Selanjutnya
diinterpretasikan bahwa faktor Kecerdasan Emosional Guru dapat digunakan untuk memprediksi
Kinerja guru. Berdasarkan hasil
analisis di atas dapat disimpulkan bahwa semakin baik Kecerdasan Emosional Guru maka semakin tinggi pula Kinerja guru tersebut. Daya prediksi Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja guruguru SD Negeri Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman ditemukan sebesar 0,131 atau 13,1%. Temuan ini mengandung makna bahwa untuk meningkatkan kinerja guru dapat pula dilakukan dengan meningkatkan kecerdasan emosional guru. Peningkatan kecerdasan emosional guru bukan apa yang mudah dilakukan, karena perubahan tersebut merupakan
92
perubahan internal yang terjadi dalam diri guru-guru. Upaya yang mungkin dilakukan oleh pihak sekolah adalah menyediakan lingkungan kerja dan lingkungan sosial yang bernuansa spiritual, seperti penerapan tatanan kehidupan sosial yang islami. Melalui lingkungan kerja dan lingkungan sosial yang kondusif memungkinkan bertumbuh dan berkembangnya kemampuan guru dalam hal pengendalian diri, mampu mengendalikan emosi, mampu mengelola emosi, mampu memotivasi diri sendiri, kepekaan dalam mengenali emosi orang lain (empati), serta membina hubungan baik dengan orang lain. Pertumbuhan kecerdasan emosional guru-guru kemudiannya akan mampu menciptakan iklim kerja dan budaya yang saling membantu, mau bekerjasama, saling menghormati dan menghargai prestasi, yang pada gilirannya akan dapat menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk menampilkan kinerja guru yang lebih baik. Guru yang memiliki kecerdasan emosional akan memiliki kemampuan dalam memahami, mengendalikan dan menempatkan emosinya pada posisi yang tepat dalam keadaan apapun serta mampu pula untuk memahami dan mengelola emosi orang lain sehingga emosi tersebut tidak bersifat negatif. Guru yang mempunyai kecerdasan emosional, dalam kesehariannya tidak ditemui marah yang tidak terkendali, baik terhadap peserta didik, sesama guru maupun pada atasannya.
93
Guru yang mempunyai kinerja yang tinggi akan mempunyai kecerdasan
emosional
yang
terkendali.
Semua
tugas
yang
diembankan kepadanya akan dikerjakan dengan baik, penuh kesabaran tanpa mengeluh sedikitpun, ikhlas semata-mata karena Allah. Baik itu tugas keseharian disekolah maupun tugas-tugas lainnya diluar sekolah selaku seorang guru. 6. Kontribusi bersama Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja Guru Hipotesis ketiga yang diajukan melalui penelitian ini adalah “Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru secara
bersama-sama
berkontribusi
terhadap
Kinerja
guru”.
Hipotesis ini juga telah teruji secara empiris pada taraf kepercayaan 99%. Ini berarti bahwa model regresi ganda yang ditemukan dapat digunakan untuk meramalkan
Kinerja guru-guru SD Negeri
Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, bila skor Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru diketahui. Besarnya kontribusi kedua prediktor tersebut adalah 20,1%. Kontribusi efektif kedua prediktor terhadap Kinerja guru sebesar 20,1% itu bersumber dari Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 8,8% dan dari Kecerdasan Emosional Guru sebesar 11,3%. Temuan yang berkaitan dengan pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kontribusi terhadap
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kinerja guru sebesar 10,7%, kontribusi Kecerdasan
Emosional Guru terhadap Kinerja guru sebesar 13,1%, sedangkan
94
kontribusi bersama kedua variabel adalah 20,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru mempunyai daya prediktif
sekitar
20,1% terhadap Kinerja guru. Sedangkan 79,8% lainnya berasal dari faktor lain yang tidak dikaji melalui penelitian ini. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis telah teruji secara empiris. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosional Guru
baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama berkontribusi sangat signifikan terhadap Kinerja guru.
E. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini telah diusahakan dengan cermat berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun kesempurnaan hasil merupakan hal yang tidak mudah untuk diwujudkan. Inilah hasil terbaik saat ini, walaupun dengan keterbatasan dan kelemahan yang dihadapi selama proses penelitian. Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang tidak bisa dihindari walaupun instrumen telah dirancang dan telah diuji validitas dan realibiltasnya. Namun kesungguhan dan kebenaran respon yang diberikan oleh responden sulit dikontrol oleh peneliti, terutama dalam aspek kejujuran dan keseriusan mengisinya. Dapat saja terjadi
95
respon terhadap butir-butir kuesioner yang diajukan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan kemungkinan juga ada unsur subjektif dalam merespon oleh responden, yang tidak dapat dipantau oleh peneliti. Karena itu, peneliti perlu menempatkan asumsi bahwa respon yang diberikan terhadap pernyataan instrumen umumnya sudah dapat memberikan gambaran yang sebenarnya sesuai dengan apa yang hendak diungkapkan melalui instrumen penelitian.
96
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan
tentang
kontribusi
kepemimpinan kepala sekolah, dan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi sebesar 10,7% terhadap kinerja guru. Ini berarti 10,7% variansi yang terjadi pada
kinerja
guru
merupakan
kontribusi
dari
pelaksanaan
kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin terprogram, kontinu, dan akuntabel pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah terhadap guru maka semakin baik kinerja guru. 2. Kecerdasan emosional berkontribusi sangat signifikan terhadap kinerja guru sebesar 13,1%. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional semakin baik kinerja guru. 3. Pelaksanaan
kepemimpinan
kepala
sekolah
dan
kecerdasan
emosional secara bersama-sama berkontribusi sebesar 20,1% terhadap kinerja guru. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa peningkatan kinerja guru yang diupayakan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional secara simultan akan lebih efektif.
96
97
4. Tingkat pencapaian responden untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah adalah 88,20% dan berada pada kategori baik, tingkat pencapaian responden variabel kecerdasan emosional adalah 81,18% dan berada pada kategori baik, dan tingkat pencapaian responden untuk variabel kinerja guru berada pada kategori cukup yaitu sebesar 78,16%. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman perlu ditingkatkan di masa yang akan datang. Walaupun kepemimpinan Kepala Sekolah dan kecerdasan emosional guru sudah baik, namun dapat ditingkatkan lagi, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja guru.
B. Implikasi Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan kepala sekolah dan kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Ini berarti bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan kecerdasan emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan kecerdasan emosional guru dan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Bonjol berada pada kategori bervariasi dari tiap indikator dari kurang sampai sangat baik.
98
Dari hasil penelitian ditemui kemampuan kepala sekolah dan kecerdasan emosional dapat ditingkatkan, agar kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol semakin meningkat baik. Dari kedua faktor prediktor diatas, kepemimpinan kepala Sekolah memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol. Guru tentunya dapat bekerja dengan baik apabila pimpinan dapat memotivasi dan membangkitkan semangat kerja setiap guru. Semangat kerja akan tumbuh kalau pimpinan dapat melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik. Seorang pimpinan harus mampu menumbuhkan
semangat
dan
kegairahan
kerja
guru
dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Upaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan usaha mempengaruhi, memotivasi, menggerakkan, membimbing dan memberikan teladan pada guru. Selain itu di sekolah harus ada sikap yang memungkinkan seseorang memiliki rasa kesamaan dan keterbukaan serta saling mendukung. Diharapkan dengan perlakuan seperti itu pendidik akan bekerja dengan penuh semangat. Dengan demikian diharapkan semua pekerjaan akan berjalan dengan lancar yang pada gilirannya akan mencapai tujuan pendidikan sekaligus meningkatkan kinerja mereka. Berkenaan dengan kecerdasan emosional yang terbukti memberi sumbangan yang memadai terhadap kinerja guru, maka guru perlu lebih
99
meningkatkan kecerdasan emosionalnya dalam melaksanakan tugas. Guru yang memiliki kecerdasan emosional yang terkontrol akan berfikiran positif terhadap tugas-tugas yang dilaksanakannya. Guru tersebut tidak mudah terpancing dengan prilaku-prilaku orang lain, sehingga ia akan terlihat sebagai guru yang disenangi sesuai dengan pendapat Cooper dan Sawaf (1999: 14) mengatakan bahwa kecerdasan emosional memotivasi kita dalam mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai kita yang paling dalam. Mengubahnya dari apa yang kita fikirkan menjadi apa yang kita jalani. Kecerdasan emosional dapat ditingkatkan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Bonjol dengan cara menumbuhkembangkan sikap mampu mengendalikan emosi dan mampu memotivasi. Selain itu kecerdasan emosional dapat juga ditingkatkan dengan membina pengelolaan emosi, mengendalikan emosi orang lain dan membina hubungan baik. Peningkatan faktor kemampuan kepala sekolah dan kecerdasan emosional diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru, sehingga semua beban kerja guru dapat terlaksana secara maksimal dan tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik.
C. Saran Sesuai dengan manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini, beberapa saran yang diajukan adalah:
100
1. Guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol agar meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas, karena berdasarkan hasil penelitian ini kinerja guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol berada dalam kategori cukup. Peningkatan kinerja guru dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan lebih meningkatkan lagi kemampuan guru dalam merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi, dan melakukan tindak lanjut terhadap hasil belajar siswa. 2. Bagi kepala sekolah kiranya dapat mempedomani hasil penelitian ini dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik cenderung akan dapat menimbulkan perasaan yang menyenangkan sehingga kerja sama, prestasi kerja dan kenyamanan dalam bekerja akan dapat dirasakan. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk menciptakan kepemimpinan kepala sekolah yang inovatif, seperti terjalinnya kerjasama yang baik antara pengawas sekolah, kepala sekolah dengan guru dan antar guru sesamanya. Adanya keterbukaan bagi kepala sekolah dalam penyampaian program-program terutama sekali yang berhubungan dengan masalah keuangan/proyek inovasi sekolah sehingga tidak menimbulkan kecurigaan-kecurigaan bagi warga sekolah.
101
3. Bagi guru SD di Kecamatan Bonjol khususnya dan Kabupaten Pasaman umumnya. Kiranya dapat meningkatkan kinerjanya, karena kinerja guru yang ada sesuai penelitian ini sesuai dengan indikator dan sub indikator yang ditetapkan berkategori cukup. 4. Pengawas Sekolah Dasar Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Kecamatan
Bonjol,
Kabupaten
Pasaman,
disarankan
perlu
melakukan pembinaan secara berkesinambungan sehingga segala permasalahan yang timbul bisa segera diantisipasi. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi dan kunjungan kelas sehingga dapat memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap guru. Pengawas sekolah dapat membantu, membina, membimbing dan melihat secara langsung
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran di kelas. 5. Bagi Dinas Pendidikan Pasaman kiranya dapat menindak-lanjuti hasil temuan penelitian ini agar kinerja guru-guru SD di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman meningkat, sebab maju dan mundur pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja guru. Disamping itu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah tentang: kelengkapan sarana dan prasarana kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya seharihari, kinerja dan kompetensi para kepala sekolah, rekrutmen kepala sekolah ke depan bahwa selama ini kurang berjalan menurut semestinya.
102
6. Untuk peneliti lainnya, kiranya dapat pula meneliti tentang kinerja guru ini. Karena kita ketahui bahwa guru merupakan aspek penentu dan juga sebagai penjamin mutu pendidikan pada umumnya, dan di Kabupaten Pasaman khususnya. Demikian penelitian ini, semoga menjadi sumbangsih dan referensi bagi perkembangan kinerja guru khususnya dan perkembangan pendidikan umumnya.
103
DAFTAR RUJUKAN Agus Dharma. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali Pers Agus Efendi. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta Agus Irianto. 1988. Statistik Pendidikan (1). Jakarta: PPLPTK Agustiar Syah Nur. 2002. Kredibilitas Penghulu dalam Kepemimpinan Adat Minangkabau. Bandung: Lubuk Agung Ary Ginanjar Agustian. 2004. ESQ Power. Jakarta: Penerbit Arga Indonesia Bedjo Siswanto. 1987. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru Benton, William. 1974. The New Encyclopedia Britannica, Vol. VII. London: Encyclopedia Britannica Inc Cochran, William G. 1997. Sampling Techniques. New York: John Wiley & Sons Cooper, Robert K, dan Sawaf, Ayman. 1999. Executive EQ: Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi. (terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka E. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya ________. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya ________. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Gouzali Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Suatu Pendekatan Mikro. Jakarta: Djambatan Goleman, Daniel (terjemahan T. Hermaya). 1998. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Griffin, Ricky. 1986. Organizational Communication. Edition Toe Brown. Publishers Griffin, Ricky dan Moorhead, Gregon. 1986. Organizational and Behavior. Boston: Houghton Miffm
103
104
Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengkurannya. Jakarta: Bumi Aksara Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hornby, Thomas. 1985. How to Gain Success. London: McGraw Hill Ibrahim Bafadal. 2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Ike Kusdyah Rahmawati. 2003. Manajemen Konsep-Konsep Dasar dan Pengantar Teori. Malang: UMM Press Irawan Ahmadi, Motik Mangkunegara, dan Sakti Parengkuan. 1997. Memahami Individu sebagai Individu. Surabaya: PT. Pustaka Ilmu Jafridin. 2006. Kontribusi Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lubuk Pinan Kabupaten Mukomuko. Tesis Magister tidak Dipublikasikan. Padang: Program Pascasarjana UNP John Adair. 1994. Mengambil Keputusan yang Efektif (terjemahan Agustinus Subekti). Jakarta: Bumi Aksara Makmun Mubayidh. 2007. Kecerdasan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Organisasi & Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara ______________. 2003. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara ____________. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara Mohammad Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Munandar. 2001. Ensiklopedi Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang Press
105
Nasir Kamars. 1994. Organisasi dan Budayanya. Jakarta: PT. Grafindo Pesada Jaya Ngermanto Rasyid. 2000. Quantum Quotion. Bandung: Nuansa Press Payaman Simanjuntak. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Saerozi. 2005. Keprofesionalan Guru. Jakarta: PT. Gunung Agung Sergiovanni, T.J. 1987. The Principal ship: A Reflective Practice. Boston: Allen and Bacon, Inc Soekarto Indrafachrudi. 2006. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Guru dalam Mengajar Siswa di Sekolah. Jakarta: PT. Grasindo S. Sukma Adnan. 1996. Hubungan antara Kinerja Selaku Pengajar dengan Kemampuan Mengembangkan Diri dan Kemampuan Mengelola Stress pada Widyaswara di Lembaga Diklat Se-Sumatera Barat. Tesis Magister tidak Dipublikasikan. Padang: PPS UNP Steers, Richard M. 1990. Efektivitas Organisasi (Tim Erlangga, penterjemah). Jakarta: Erlangga Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta Sulistiyani dan Rosidah. 2003. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Insan Mulia Supratman. 2002. Kontribusi Iklim Komunikasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SLTP Solok Selatan. Tesis Magister tidak Dipublikasikan. Padang: Program Pascasarjana UNP Syaiful Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Taufik Bahauddin. 2000, Brainware Management. Generasi Kelima Manajemen Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo Timpe. 1993. Kinerja. Jakarta: Media Komputindo
106
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Visimedia Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: RajaGrafindo Persada Winkel. 1999. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
107 Lampiran 1. Instrumen Awal Penelitian
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Perihal: Mohon Kesediaan Menjadi responden
Kepada: Yth. Bapak/Ibu ...... di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Perkenankan saya menyampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya sekarang sedang menyelesaikan studi saya di Program Pascasarjana (S2), Universitas Negeri Padang. Salah satu tugasnya ialah mengadakan kegiatan penelitian. Untuk itu saya perlu menyusun instrumen penelitian untuk mengumpulkan datanya. Instrumen ini memerlukan bantuan Bapak/Ibu Guru sebagai resondennya. Sehubungan dengan itu, besar sekali harapan saya kiranya Bapak/Ibu berkenan menjadi salah seorang dari responden yang dimaksud. Tugas Bapak/Ibu sebagai responden itu akan dijelaskan pada lembaran instrumen yang diberikan. Kemudian dengan harapan tujuan yang ingin dicapai menjadi kenyataan, saya minta kesediaan Bapak/Ibu mengisi sesuai dengan petunjuk yang akan diberikan pada halaman berikutnya. Perlu kami jelaskan bahwa kegiatan ini tidak ada sangkut pautnya dengan penilaian kinerja Bapak/Ibu di sekolah. Demikianlah permohonan ini saya ajukan untuk memberi masukan. Kiranya Bapak/Ibu berkenan, dan sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalam Peneliti
Ayu Trisnawati
108
INSTRUMEN AWAL PENELITIAN Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman PETUNJUK 1. Dibawah ini terdapat pernyataan yang berkaitan dengan tugas bapak/ibu guru sehari-hari 2. Bacalah pernyataan tersebut dengan teliti, tentukanlah jawaban yang anda anggap sesuai, dengan kondisi yang dialami dengan menyilangi salah satu pilihan jawaban yang tersedia di samping kanan pernyataan, yaitu: SL (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), JR (jarang), TP (tidak pernah) 3. Mohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Contoh No 1
pernyataan Saya membaca berbagai referensi yang terkait dengan mata pelajaran yang saya ajarkan
SL
SR X
KD
JR
TP
2
Jika bapak/ibu memberi tanda silang (X) pada kolom sering (SR) sebagaimana yang dicontohkan tersebut, berarti bapak/ibu sering membaca referensi yang terkait dengan mata pelajaran yang bapak/ibu ajarkan. Atas bantuan bapak/ibu mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
Lubuk Sikaping,
Pembimbing I
Dr. Yahya, M.Pd
Januari 2011
Pembimbing II
Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS, AIFO
109
A. Kinerja Guru No A 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 B 13 14 15 16 17
18
Pernyataan Merencanakan Program Pembelajaran SL (1-12) Saya membuat program tahunan dan program semester setiap awal tahun ajaran. Saya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum masuk kelas. Saya membuat silabus sendiri. Saya mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran dalam RPP. Saya menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum masuk kelas. Saya memilih metode yang sesuai dengan karakteristik siswa. Saya memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Saya memilih sumber belajar yang tepat. Saya merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Saya menyiapkan media pembelajaran sebelum masuk kelas. Saya menyiapkan bahan ajar siswa tidak berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Saya menyiapkan bahan ajar yang pokokpokok saja. Melaksanakan Pembelajaran (13-23) Saya menerangkan materi pelajaran dengan sungguh-sungguh. Saya menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Saya menguasai materi pelajaran. Saya menjelaskan tujuan yang akan dicapai selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Saya menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Saya memberikan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Alternatif Jawaban SR
KD
JR
TP
110
19
20
21 22 23 C 24 25 26 27
28 29 30
31 32 33 34 35 36 D 37
Saya memberikan kesempatan bertanya kepada siswa diwaktu proses pembelajaran berlangsung. Saya memberikan contoh-contoh kongkrit untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Saya memberikan penguatan kepada siswa agar terus terlibat secara aktif. Saya menutup pelajaran dengan merangkum materi pelajaran. Saya mengadakan ulangan harian setiap pokok materi pembelajaran selesai. Melaksanakan Evaluasi Program Pembelajaran (24-36) Sebelum membuat soal, saya membuat kisikisi soal terlebih dahulu. Saya membuat pedoman kriteria penilaian. Saya membuat alat penilaian dalam bentuk soal-soal. Saya melakukan penilaian melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Saya melaksanakan penilaian secara tertulis sesudah proses pembelajaran. Saya melaksanakan evaluasi diakhir kegiatan pembelajaran. Sebelum melaksanakan penilaian,saya menentukan bentuk penilaian terlebih dahulu. Saya membuat soal sesuai dengan indikator. Saya menyusun soal sesuai prinsip-prinsip evaluasi. Saya melaksanakan penilaian secara tibatiba. Saya memberikan penilaian kepada siswa berdasarkan hasil tes. Saya membuat tes mengacu kepada materi yang telah diajarkan. Saya menggunakan berbagai teknik evaluasi dalam pembelajaran. Melaksanakan Tindak Lanjut (37-46) Saya mengelompokkan siswa yang mendapat remedial dan pengayaan.
111
38 39 40 41 42 43 44 45 46
Saya memberikan pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai KKM. Saya membuat soal remedial sama dengan soal sebelum remedial. Saya melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis. Saya menafsirkan hasil tes. Saya memberikan remedial bagi siswa yang belum mencapai KKM. Saya memberikan remedial ulang bagi siswa yang masih belum mencapai KKM. Saya menyusun fortofolio hasil penialian siswa. Saya menganalisis hasil tes berdasarkan KKM. Saya memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang nilainya jauh di bawah KKM.
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah No A 1 2
3 4 5
6
7 8
Pernyataan Mempengaruhi Guru SL (1-9) Kepala Sekolah memberikan penjelasan tentang tugas guru di sekolah. Kepala Sekolah mensosialisasikan kebijakan sekolah tentang tugas pokok guru. Kepala Sekolah menjelaskan pentingnya guru melaksanakan disiplin dalam pelaksanaan tugas. Kepala Sekolah berusaha membangkitkan semangat kerja guru. Kepala Sekolah berusaha membina guru yang kurang disiplin agar bisa berdedikasi tinggi. Kepala Sekolah berusaha menerapkan disiplin agar dapat meningkatkan kinerja guru. Kepala Sekolah berusaha menghargai usul/pendapat guru. Kepala Sekolah senantiasa berusaha meningkatkan komitmen terbaik dengan guru.
Alternatif Jawaban SR
KD
JR
TP
112
9
B 10 11 12
13 14
15
16 17 18 19
20
C 21
22
23
Kepala Sekolah berusaha melaksanakan tugas dengan memakai istilah berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Memotivasi Guru (10-20 ) Kepala sekolah mengarahkan guru dalam upaya pemeliharaan fasilitas sekolah. Kepala sekolah melaksanakan monitoring terhadap seluruh kegiatan sekolah. Kepala sekolah memberikan petunjuk kepada guru cara mengembangkan potensi siswa. Kepala sekolah memberikan pengarahan jika guru lalai dalam melaksanakan tugas. Kepala sekolah setiap saat mengarahkan guru yang mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas. Kepala Sekolah mendukung program sekolah yang saya ajukan untuk kemajuan sekolah. Kepala sekolah memberikan penghargaan atas prestasi saya. Saya dimotivasi oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan professional. Saya dimotivasi oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan professional. Ide-ide tentang proses inovasi pendidikan di sekolah mendapat penghargaan dari kepala sekolah. Cara mengajar yang saya lakukan dengan mengaktifkan siswa mendapat perhatian sepenuhnya dari kepala sekolah. Menggerakkan Guru (21-27) Kepala Sekolah mengutamakan guru untuk berbuat semaksimal mungkin dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas. Kepala Sekolah membimbing guru untuk menyelesaikan masalah, pemanfaatan alat/media pembelajaran. Kepala sekolah mengharuskan guru membuat program pengajaran dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh sekolah.
113
24 25
26
27 D 28
29
30
31 32
33
E 34
35
36 37
38
Kepala Sekolah menilai dan menganalisa keefektifan program pembelajaran guru. Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi sekolah. Kepala sekolah mensupervisi guru cara melaksanakan evaluasi yang tepat dalam pembelajaran. Kepala Sekolah seharusnya melakukan supervise kelas. Membimbing Guru (28-33) Kepala Sekolah membimbing saya tentang cara memberikan pengajaran remedial kepada siswa. Saya mendapat bimbingan dari kepala sekolah dalam memecahkan masalah perilaku siswa. Kepala sekolah membimbing guru cara memilih dan menilai buku yang digunakan untuk panduan siswa. Kepala sekolah membimbing guru cara pembuatan tes hasil belajar. Guru yang kurang terampil dalam penggunaan multi metoda dilatih dan dibimbing kepala sekolah. Guru yang kurang mampu mengelola kelas dibimbing kepala sekolah supaya dapat mengajar secara efektif. Memberikan Keteladanan Kepada Guru (34-44) Kepala sekolah datang ke sekolah sebelum guru-guru hadir dan pulang setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Kepala sekolah memperlakukan semua guru sesuai dengan karakteristik masing-masing guru. Kepala sekolah berupaya mengembangkan kemampuan diri dan berinovasi. Jika ada keperluan keluar sekolah,maka kepala sekolah akan meninggalkan pesan kepada guru. Kepala sekolah mempertimbangkan kalau ada bawahannya memberikan masukan/ kritikan terhadap kebijakan yang diambil.
114
39 40
41 42 43 44
Kepala sekolah memberikan contoh teladan yang baik dan tidak berlagak penguasa. Kepala sekolah percaya diri, bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dilakukan bawahannya Kepala sekolah berupaya meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah adil dalam pembagian tugas dan kesempatan promosi. Kepala Sekolah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap semua warga sekolah. Kepala Sekolah bersikap wibawa dan penuh percaya diri sehingga jadi panutan oleh bawahannya.
C. Instrumen Kecerdasan Emosional No
Pernyataan
A
Mampu Mengenali Emosi Diri (1-8) Saya tetap tegar saat sedang menghadapi masalah. Hal yang penting yang harus saya lakukan adalah kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu kewaktu. Saya tahu bahwa saya dapat menemukan jalan keluar atas masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Saya tahu bahwa kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi adalah suatu hal yang sangat baik. Saya menyembunyikan perasaan kesal pada peserta didik yang bermasalah. Saya tidak memusatkan perhatian saya dengan baik ketika memberikan materi kepada peserta didik. Saya dapat menenangkan peserta didik ketika sedang menghadapi masalah. Saya tahu bahwa emosi adalah suatu hal yang harus dikenali dan dimanajemeni. Mampu Mengelola Emosi (9- 16) Saya mampu menemukan jalan keluar atas masalah-masalah yang sedang saya hadapi.
1 2
3
4
5 6
7 8 B 9
Alterntif Jawaban SL
SR
KD
JR
TP
115
10 11 12
13
14
15
16
C 17 18
19 20
21 22 23 24 D 25
Saya mampu berjiwa besar dalam menghadapai peserta didik. Saya berserah diri kepada Allah, dalam menghadapi segala permasalahan. Saya mengelola emosi dengan cara mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Saya mengelola emosi dengan baik meskipun saat itu tengah mengalami masalah. Ketika saya menghadapi permasalahan saya melaksanakan shalat untuk menenangkan diri. Ketika saya menghadapi permasalahan saya membaca Al-Qur’an untuk menenangkan diri. Saya berusaha menunjukkan wajah dan bersahabat kepada peserta didik yang mengajukan pertanyaan walaupun itu tidak seharusnya dipertanyakan. Mampu memotivasi diri sendiri (17-24) Saya berusaha melakukan pekerjaan dengan efektif dan efisien. Saya merasa ada dorongan yang kuat dalam diri saya dalam melaksanakan tugas dengan baik. Saya akan termotivasi jika ada hal-hal yang menguntungkan bagi saya. Walaupun saya banyak menemui rintangan dalam melaksanakan pembelajaran saya tetap terdorong utnuk melaksanakan dengan baik. Saya tidak untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri. Saya mudah iri terhadap keberhasilan guru lain. Saya berusaha membangkitkan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas yang baru. Jika saya menghadapi suatu kesulitan saya berusaha menemukan jalan keluarnya. Mampu mengenali emosi orang lain (25- 32) Saya tidak mau ikut campur terhadap permasalahan orang lain.
116
26 27 28 29 30 31 32 E 33
34 35 36
37 38
39 40
Walaupun orang lain berbuat salah terhadap diri saya, namun saya tetap memaafkannya. Saya berusaha membuka diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya tidak mau menerima sudut pandang orang yang bertentangan dengan orang lain. Saya menjalin kerja sama dengan guru-guru lain untuk kelancaran pembelajaran. Saya mempelajari sifat-sifat teman lain untuk lebih memahami prilakunya. Saya menghargai pendapat orang lain walaupun berbeda dengan pendapat saya. Saya menghargai pendapat peserta didik dalam proses pembelajaran. Mampu membina hubungan (33- 40) Walaupun banyak cobaan yang saya hadapi dalam kehidupan, namun tetap melakukan pekerjaan dengan baik. Saya selalu berusaha menghadapi setiap masalah dengan senang hati. Saya berusaha tetap tenang, tidak panik jika menghadapi masalah besar. Saya banyak belajar tentang diri sendiri dengan mendengarkan pendapat teman sejawat. Saya membutuhkan nasehat dari orang lain untuk menenangkan diri saya. Saya berupaya menenangkan perasaan dengan cepat ketika saya sedang marah untuk menjaga hubungan dengan teman sejawat. Saya kecewa bercampur sedih ketika menghadapi sebuah kegagalan. Untuk mengatasi kejenuhan, saya membaca buku diperpustakaan.
Lampiran 2. Rekapitulasi Data Hasil Ujicoba KINERJA GURU (Y) Resp.
Nomor Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
3
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
3
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
3
4
4
3
5
4
5
5
4
4
5
4
3
4
3
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
3
5
4
4
1
5
4
4
4
4
5
4
4
5
2
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
3
6
3
5
5
5
5
3
4
4
4
3
2
3
5
4
4
4
4
3
5
4
4
3
4
3
3
4
5
3
3
4
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
2
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
8
3
4
5
5
5
3
5
5
5
3
4
4
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
3
4
9
3
4
5
5
5
3
5
5
5
3
1
1
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
2
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
11
3
4
5
1
5
3
5
5
5
3
3
1
1
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
3
5
5
4
5
5
12
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
1
1
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
13
3
5
5
5
5
3
5
5
5
3
2
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
5
14
3
5
5
5
5
3
5
5
5
3
1
1
1
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
15
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
1
1
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
16
3
5
5
5
5
3
5
5
5
3
2
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
3
5
5
5
5
17
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
18
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
19
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
20
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
21
5
3
4
4
5
4
4
5
4
5
1
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
1
22
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
23
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
24
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
1
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
25
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
1
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
26
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
1
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
27
1
4
1
5
5
3
5
3
3
1
2
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
3
5
5
4
5
5
5
5
28
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
29
5
5
2
4
4
3
3
5
5
5
2
1
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
3
5
5
5
5
5
5
30
5
5
2
4
4
3
5
4
5
5
2
1
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
PENELITI: AYU TRISNAWATI
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 2
5
5
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
4
2
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
2
3
5
4
4
4
3
5
5
4
5
5
4
3
5
5
3
4
4
5
3
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
3
5
5
4
4
3
5
5
3
4
4
4
3
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
1
3
4
4
5
5
3
5
5
5
3
4
1
5
3
4
5
4
4
4
5
5
3
5
5
5
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
4
5
5
5
3
1
5
3
5
5
5
3
4
5
5
3
5
5
4
3
4
5
5
5
5
5
5
3
5
1
3
3
5
4
4
4
1
5
5
3
5
5
5
3
5
5
5
3
5
5
4
4
4
5
5
3
5
5
5
3
5
5
5
3
5
5
4
3
4
5
5
5
5
5
5
3
5
5
3
3
5
4
4
4
1
5
5
3
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
4
5
4
4
5
4
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
5
4
4
5
3
2
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
5
4
4
5
3
2
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
5
4
4
5
3
2
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
1
4
3
5
3
3
5
5
3
5
3
3
1
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
2
5
5
3
5
3
3
4
4
3
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
3
5
4
5
5
5
120 Lampiran 3. Analisis Instrumen Kinerja Guru PROGRAM ANALISIS STATISTIK
ANALISIS INSTRUMEN (ANGKET) MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman
: AYU TRISNAWATI : AP-PASCASARJANA UNP : 22-01-2011 : AYU3.DAT
Nama Variabel : KINERJA GURU (Y) Banyak Butir : 46 Banyak Resp. : 30 ══════════════════════════════════════════════ RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KINERJA GURU (Y) ═══════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ─────────────────────────── 1 0.667 0.629 0.000 Ok 2 0.412 0.383 0.017 Ok 3 0.457 0.398 0.002 Ok 4 0.337 0.295 0.041 Ok 5 0.362 0.341 0.033 Ok 6 0.739 0.713 0.000 Ok 7 0.479 0.454 0.000 Ok 8 0.479 0.455 0.000 Ok 9 0.640 0.621 0.000 Ok 10 0.667 0.629 0.000 Ok 11 0.580 0.510 0.000 Ok 12 0.152 0.053 0.100 Gugur 13 0.085 0.010 0.121 Gugur 14 0.590 0.570 0.000 Ok 15 0.508 0.487 0.000 Ok 16 0.585 0.563 0.000 Ok 17 0.524 0.499 0.000 Ok 18 0.486 0.461 0.000 Ok 19 0.510 0.490 0.000 Ok 20 0.537 0.517 0.000 Ok 21 0.622 0.601 0.000 Ok 22 0.509 0.485 0.000 Ok 23 0.568 0.538 0.000 Ok ───────────────────────────
121
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KINERJA GURU (Y) ═══════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ─────────────────────────── 24 0.501 0.463 0.000 Ok 25 0.529 0.499 0.000 Ok 26 0.499 0.468 0.000 Ok 27 0.270 0.227 0.062 Gugur 28 0.429 0.398 0.011 Ok 29 0.527 0.495 0.000 Ok 30 0.439 0.395 0.008 Ok 31 0.102 0.030 0.116 Gugur 32 0.448 0.395 0.005 Ok 33 0.667 0.629 0.000 Ok 34 0.412 0.383 0.017 Ok 35 0.411 0.364 0.017 Ok 36 0.535 0.506 0.000 Ok 37 0.538 0.503 0.000 Ok 38 0.520 0.467 0.000 Ok 39 0.337 0.295 0.041 Ok 40 0.362 0.341 0.033 Ok 41 0.739 0.713 0.000 Ok 42 0.479 0.454 0.000 Ok 43 0.479 0.455 0.000 Ok 44 0.640 0.621 0.000 Ok 45 0.667 0.629 0.000 Ok 46 0.412 0.383 0.017 Ok ═══════════════════════════ RANGKUMAN ANALISIS KEANDALAN INSTRUMEN (ANGKET) INSTRUMEN KINERJA GURU (Y) TEKNIK ALPHA CRONBACH ══════════════════════════════════════════════ Banyak butir sahih : M = 42 Banyak responden : N = 30 Jumlah variansi butir : Σσ²i = 25.289 Variansi total : σ²t = 270.162 Koefisien keandalan : rtt = 0.929 Probabilitas keliru : p = 0.000 ══════════════════════════════════════════════
122 Lampiran 4. Analisis Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah
PROGRAM ANALISIS STATISTIK
ANALISIS INSTRUMEN (ANGKET) MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman
: AYU TRISNAWATI : AP-PASCASARJANA UNP : 22-01-2011 : AYU1.DAT
Nama Variabel : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Banyak Butir : 44 Banyak Resp. : 30 ══════════════════════════════════════════════ RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) ════════════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ──────────────────────────────────── 1 0.534 0.505 0.000 Ok 2 0.522 0.503 0.000 Ok 3 0.704 0.679 0.000 Ok 4 0.771 0.747 0.000 Ok 5 0.663 0.644 0.000 Ok 6 0.769 0.756 0.000 Ok 7 0.562 0.513 0.000 Ok 8 0.875 0.867 0.000 Ok 9 0.715 0.700 0.000 Ok 10 0.389 0.347 0.024 Ok 11 0.107 0.062 0.114 Gugur 12 -0.079 -0.129 0.174 Gugur 13 0.722 0.701 0.000 Ok 14 0.715 0.694 0.000 Ok 15 0.472 0.439 0.000 Ok 16 0.374 0.328 0.029 Ok 17 0.669 0.640 0.000 Ok 18 0.669 0.640 0.000 Ok 19 -0.084 -0.144 0.176 Gugur 20 0.654 0.626 0.000 Ok 21 0.879 0.869 0.000 Ok 22 0.590 0.564 0.000 Ok 23 0.641 0.623 0.000 Ok 24 0.497 0.456 0.000 Ok ────────────────────────────────────
123
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) ════════════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ──────────────────────────────────── 25 0.680 0.662 0.000 Ok 26 0.570 0.521 0.000 Ok 27 0.359 0.300 0.034 Ok 28 -0.178 -0.229 0.206 Gugur 29 0.675 0.648 0.000 Ok 30 0.683 0.655 0.000 Ok 31 0.614 0.588 0.000 Ok 32 0.127 0.058 0.108 Gugur 33 0.465 0.408 0.000 Ok 34 0.098 0.046 0.117 Gugur 35 0.382 0.307 0.027 Ok 36 0.764 0.749 0.000 Ok 37 0.408 0.379 0.018 Ok 38 0.443 0.408 0.007 Ok 39 0.142 0.083 0.103 Gugur 40 0.665 0.643 0.000 Ok 41 0.704 0.679 0.000 Ok 42 0.640 0.619 0.000 Ok 43 0.769 0.755 0.000 Ok 44 0.769 0.755 0.000 Ok ════════════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KEANDALAN INSTRUMEN (ANGKET) INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) TEKNIK ALPHA CRONBACH ══════════════════════════════════════════════ Banyak butir sahih Banyak responden Jumlah variansi butir Variansi total
: M = 37 : N = 30 : Σσ²i = 15.032 : σ²t = 192.478
Koefisien keandalan : rtt = 0.948 Probabilitas keliru : p = 0.000 ══════════════════════════════════════════════
124 Lampiran 5. Analisis Instrumen Kecerdasan Emosional
PROGRAM ANALISIS STATISTIK
ANALISIS INSTRUMEN (ANGKET) MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman
: AYU TRISNAWATI : AP-PASCASARJANA UNP : 22-01-2011 : AYU2.DAT
Nama Variabel : KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) Banyak Butir : 40 Banyak Resp. : 30 ══════════════════════════════════════════════ RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) ═══════════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ─────────────────────────────────── 1 0.695 0.666 0.000 Ok 2 0.728 0.708 0.000 Ok 3 0.655 0.629 0.000 Ok 4 0.523 0.501 0.000 Ok 5 0.400 0.368 0.021 Ok 6 0.614 0.588 0.000 Ok 7 0.575 0.546 0.000 Ok 8 0.480 0.433 0.000 Ok 9 0.161 0.119 0.097 Gugur 10 0.401 0.357 0.020 Ok 11 0.766 0.747 0.000 Ok 12 0.745 0.726 0.000 Ok 13 0.798 0.776 0.000 Ok 14 0.637 0.607 0.000 Ok 15 0.603 0.572 0.000 Ok 16 -0.027 -0.111 0.157 Gugur 17 -0.003 -0.084 0.150 Gugur 18 0.601 0.568 0.000 Ok 19 0.542 0.506 0.000 Ok 20 0.574 0.527 0.000 Ok 21 0.550 0.506 0.000 Ok 22 0.523 0.472 0.000 Ok 23 0.443 0.405 0.007 Ok 24 0.632 0.600 0.000 Ok ───────────────────────────────────
125
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) ═══════════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ─────────────────────────────────── 25 0.477 0.429 0.000 Ok 26 -0.182 -0.254 0.207 Gugur 27 0.731 0.710 0.000 Ok 28 0.786 0.765 0.000 Ok 29 0.380 0.338 0.027 Ok 30 0.695 0.666 0.000 Ok 31 0.602 0.578 0.000 Ok 32 0.352 0.295 0.036 Ok 33 0.724 0.704 0.000 Ok 34 0.772 0.750 0.000 Ok 35 0.832 0.820 0.000 Ok 36 0.729 0.711 0.000 Ok 37 0.491 0.454 0.000 Ok 38 0.734 0.708 0.000 Ok 39 0.517 0.495 0.000 Ok 40 -0.105 -0.165 0.182 Gugur ═══════════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KEANDALAN INSTRUMEN (ANGKET) INSTRUMEN KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) TEKNIK ALPHA CRONBACH ══════════════════════════════════════════════ Banyak butir sahih Banyak responden Jumlah variansi butir Variansi total
: M = 35 : N = 30 : Σσ²i = 31.171 : σ²t = 407.206
Koefisien keandalan : rtt = 0.951 Probabilitas keliru : p = 0.000 ══════════════════════════════════════════════
126 Lampiran 6. Instrumen Penelitian
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Perihal: Mohon Kesediaan Menjadi responden
Kepada: Yth. Bapak/Ibu ...... di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Perkenankan saya menyampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya sekarang sedang menyelesaikan studi saya di Program Pascasarjana (S2), Universitas Negeri Padang. Salah satu tugasnya ialah mengadakan kegiatan penelitian. Untuk itu saya perlu menyusun instrumen penelitian untuk mengumpulkan datanya. Instrumen ini memerlukan bantuan Bapak/Ibu Guru sebagai resondennya. Sehubungan dengan itu, besar sekali harapan saya kiranya Bapak/Ibu berkenan menjadi salah seorang dari responden yang dimaksud. Tugas Bapak/Ibu sebagai responden itu akan dijelaskan pada lembaran instrumen yang diberikan. Kemudian dengan harapan tujuan yang ingin dicapai menjadi kenyataan, saya minta kesediaan Bapak/Ibu mengisi sesuai dengan petunjuk yang akan diberikan pada halaman berikutnya. Perlu kami jelaskan bahwa kegiatan ini tidak ada sangkut pautnya dengan penilaian kinerja Bapak/Ibu di sekolah. Demikianlah permohonan ini saya ajukan untuk memberi masukan. Kiranya Bapak/Ibu berkenan, dan sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalam Peneliti
Ayu Trisnawati
127
INSTRUMEN PENELITIAN Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman PETUNJUK 1. Dibawah ini terdapat pernyataan yang berkaitan dengan tugas bapak/ibu guru sehari-hari 2. Bacalah pernyataan tersebut dengan teliti, tentukanlah jawaban yang anda anggap sesuai, dengan kondisi yang dialami dengan menyilangi salah satu pilihan jawaban yang tersedia di samping kanan pernyataan, yaitu: SL (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), JR (jarang), TP (tidak pernah) 3. Mohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Contoh No 1
pernyataan Saya membaca berbagai referensi yang terkait dengan mata pelajaran yang saya ajarkan
SL
SR X
KD
JR
TP
2
Jika bapak/ibu memberi tanda silang (X) pada kolom sering (SR) sebagaimana yang dicontohkan tersebut, berarti bapak/ibu sering membaca referensi yang terkait dengan mata pelajaran yang bapak/ibu ajarkan. Atas bantuan bapak/ibu mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
Lubuk Sikaping,
Pembimbing I
Dr. Yahya, M.Pd
Januari 2011
Pembimbing II
Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS, AIFO
128
A. Kinerja Guru No A 1
2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
B 12 13 14 15
16 17
Pernyataan Merencanakan Program Pembelajaran SL (1-11) Saya membuat program tahunan dan program semester setiap awal tahun ajaran. Saya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum masuk kelas. Saya membuat silabus sendiri. Saya mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran dalam RPP. Saya menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum masuk kelas. Saya memilih metode yang sesuai dengan karakteristik siswa. Saya memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Saya memilih sumber belajar yang tepat. Saya merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Saya menyiapkan media pembelajaran sebelum masuk kelas. Saya menyiapkan bahan ajar siswa tidak berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Melaksanakan Pembelajaran (12-21) Saya menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Saya menguasai materi pelajaran. Saya menjelaskan tujuan yang akan dicapai selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Saya menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Saya memberikan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Saya memberikan kesempatan bertanya kepada siswa diwaktu proses pembelajaran berlangsung.
Alternatif Jawaban SR
KD
JR
TP
129
18
19 20 21 C 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 32 D 33 34 35 36 37 38
Saya memberikan contoh-contoh kongkrit untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Saya memberikan penguatan kepada siswa agar terus terlibat secara aktif. Saya menutup pelajaran dengan merangkum materi pelajaran. Saya mengadakan ulangan harian setiap pokok materi pembelajaran selesai. Melaksanakan Evaluasi Program Pembelajaran (22-32) Sebelum membuat soal, saya membuat kisikisi soal terlebih dahulu. Saya membuat pedoman kriteria penilaian. Saya membuat alat penilaian dalam bentuk soal-soal. Saya melaksanakan penilaian secara tertulis sesudah proses pembelajaran. Saya melaksanakan evaluasi diakhir kegiatan pembelajaran. Sebelum melaksanakan penilaian,saya menentukan bentuk penilaian terlebih dahulu. Saya menyusun soal sesuai prinsip-prinsip evaluasi. Saya melaksanakan penilaian secara tibatiba. Saya memberikan penilaian kepada siswa berdasarkan hasil tes. Saya membuat tes mengacu kepada materi yang telah diajarkan. Saya menggunakan berbagai teknik evaluasi dalam pembelajaran. Melaksanakan Tindak Lanjut (33-42) Saya mengelompokkan siswa yang mendapat remedial dan pengayaan. Saya memberikan pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai KKM. Saya membuat soal remedial sama dengan soal sebelum remedial. Saya melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis. Saya menafsirkan hasil tes. Saya memberikan remedial bagi siswa yang
130
39 40 41 42
belum mencapai KKM. Saya memberikan remedial ulang bagi siswa yang masih belum mencapai KKM. Saya menyusun fortofolio hasil penialian siswa. Saya menganalisis hasil tes berdasarkan KKM. Saya memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang nilainya jauh di bawah KKM.
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah No A 1 2
3 4 5
6
7 8
9
B 10 11
Pernyataan Mempengaruhi Guru SL (1-9) Kepala Sekolah memberikan penjelasan tentang tugas guru di sekolah. Kepala Sekolah mensosialisasikan kebijakan sekolah tentang tugas pokok guru. Kepala Sekolah menjelaskan pentingnya guru melaksanakan disiplin dalam pelaksanaan tugas. Kepala Sekolah berusaha membangkitkan semangat kerja guru. Kepala Sekolah berusaha membina guru yang kurang disiplin agar bisa berdedikasi tinggi. Kepala Sekolah berusaha menerapkan disiplin agar dapat meningkatkan kinerja guru. Kepala Sekolah berusaha menghargai usul/pendapat guru. Kepala Sekolah senantiasa berusaha meningkatkan komitmen terbaik dengan guru. Kepala Sekolah berusaha melaksanakan tugas dengan memakai istilah berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Memotivasi Guru (10-17 ) Kepala sekolah mengarahkan guru dalam upaya pemeliharaan fasilitas sekolah. Kepala sekolah memberikan pengarahan jika guru lalai dalam melaksanakan tugas.
Alternatif Jawaban SR
KD
JR
TP
131
12
13
14 15 16 17
C 18
19
20
21
22
23
24 D 25
Kepala sekolah setiap saat mengarahkan guru yang mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas. Kepala Sekolah mendukung program sekolah yang saya ajukan untuk kemajuan sekolah. Kepala sekolah memberikan penghargaan atas prestasi saya. Saya dimotivasi oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan professional. Saya dimotivasi oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan professional. Cara mengajar yang saya lakukan dengan mengaktifkan siswa mendapat perhatian sepenuhnya dari kepala sekolah. Menggerakkan Guru (18-24) Kepala Sekolah mengutamakan guru untuk berbuat semaksimal mungkin dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas. Kepala Sekolah membimbing guru untuk menyelesaikan masalah, pemanfaatan alat/media pembelajaran. Kepala sekolah mengharuskan guru membuat program pengajaran dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh sekolah. Kepala Sekolah menilai dan menganalisa keefektifan program pembelajaran guru. Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi sekolah. Kepala sekolah mensupervisi guru cara melaksanakan evaluasi yang tepat dalam pembelajaran. Kepala Sekolah seharusnya melakukan supervisi kelas. Membimbing Guru (25-28) Saya mendapat bimbingan dari kepala sekolah dalam memecahkan masalah perilaku siswa.
132
26
27 28
E 29
30 31
32
33
34 35 36 37
Kepala sekolah membimbing guru cara memilih dan menilai buku yang digunakan untuk panduan siswa. Kepala sekolah membimbing guru cara pembuatan tes hasil belajar. Guru yang kurang mampu mengelola kelas dibimbing kepala sekolah supaya dapat mengajar secara efektif. Memberikan Keteladanan Kepada Guru (29-37) Kepala sekolah memperlakukan semua guru sesuai dengan karakteristik masing-masing guru. Kepala sekolah berupaya mengembangkan kemampuan diri dan berinovasi. Jika ada keperluan keluar sekolah,maka kepala sekolah akan meninggalkan pesan kepada guru. Kepala sekolah mempertimbangkan kalau ada bawahannya memberikan masukan/ kritikan terhadap kebijakan yang diambil. Kepala sekolah percaya diri, bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dilakukan bawahannya Kepala sekolah berupaya meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah adil dalam pembagian tugas dan kesempatan promosi. Kepala Sekolah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap semua warga sekolah. Kepala Sekolah bersikap wibawa dan penuh percaya diri sehingga jadi panutan oleh bawahannya.
C. Instrumen Kecerdasan Emosional No A 1 2
Pernyataan Mampu Mengenali Emosi Diri (1-8) Saya tetap tegar saat sedang menghadapi masalah. Hal yang penting yang harus saya lakukan adalah kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu kewaktu.
SL
Alterntif Jawaban SR KD JR TP
133
3
4
5 6
7 8 B 9 10 11
12
13
14
C 15
16 17
Saya tahu bahwa saya dapat menemukan jalan keluar atas masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Saya tahu bahwa kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi adalah suatu hal yang sangat baik. Saya menyembunyikan perasaan kesal pada peserta didik yang bermasalah. Saya tidak memusatkan perhatian saya dengan baik ketika memberikan materi kepada peserta didik. Saya dapat menenangkan peserta didik ketika sedang menghadapi masalah. Saya tahu bahwa emosi adalah suatu hal yang harus dikenali dan dimanajemeni. Mampu Mengelola Emosi (9- 14) Saya mampu berjiwa besar dalam menghadapai peserta didik. Saya berserah diri kepada Allah, dalam menghadapi segala permasalahan. Saya mengelola emosi dengan cara mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Saya mengelola emosi dengan baik meskipun saat itu tengah mengalami masalah. Ketika saya menghadapi permasalahan saya melaksanakan shalat untuk menenangkan diri. Ketika saya menghadapi permasalahan saya membaca Al-Qur’an untuk menenangkan diri. Mampu memotivasi diri sendiri (15-21) Saya merasa ada dorongan yang kuat dalam diri saya dalam melaksanakan tugas dengan baik. Saya akan termotivasi jika ada hal-hal yang menguntungkan bagi saya. Walaupun saya banyak menemui rintangan dalam melaksanakan pembelajaran saya tetap terdorong untuk melaksanakan dengan baik.
134
18 19 20 21 D 22 23 24 25 26 27 28 E 29
30 31 32
33 34
35
Saya tidak untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri. Saya mudah iri terhadap keberhasilan guru lain. Saya berusaha membangkitkan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas yang baru. Jika saya menghadapi suatu kesulitan saya berusaha menemukan jalan keluarnya. Mampu mengenali emosi orang lain (22- 28) Saya tidak mau ikut campur terhadap permasalahan orang lain. Saya berusaha membuka diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya tidak mau menerima sudut pandang orang yang bertentangan dengan orang lain. Saya menjalin kerja sama dengan guru-guru lain untuk kelancaran pembelajaran. Saya mempelajari sifat-sifat teman lain untuk lebih memahami prilakunya. Saya menghargai pendapat orang lain walaupun berbeda dengan pendapat saya. Saya menghargai pendapat peserta didik dalam proses pembelajaran. Mampu membina hubungan (33- 40) Walaupun banyak cobaan yang saya hadapi dalam kehidupan, namun tetap melakukan pekerjaan dengan baik. Saya selalu berusaha menghadapi setiap masalah dengan senang hati. Saya berusaha tetap tenang, tidak panik jika menghadapi masalah besar. Saya banyak belajar tentang diri sendiri dengan mendengarkan pendapat teman sejawat. Saya membutuhkan nasehat dari orang lain untuk menenangkan diri saya. Saya berupaya menenangkan perasaan dengan cepat ketika saya sedang marah untuk menjaga hubungan dengan teman sejawat. Saya kecewa bercampur sedih ketika menghadapi sebuah kegagalan.
Lampiran 8. Deskripsi Data Penelitian
PROGRAM ANALISIS STATISTIK
DATA PENELITIAN & DESKRIPSI DATA MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman Banyak Responden Banyak Rekaman
: AYU TRISNAWATI : AP-PASCASARJANA UNP : 30-01-2011 : AYU.DAT : 62 :6
Label Rekaman 1 : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Label Rekaman 2 : KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) Label Rekaman 3 : KINERJA GURU (Y) Label Rekaman 4 : PENDIDIKAN : 1=SARJANA 2=NON SARJANA Label Rekaman 5 : GOLONGAN : 1= < VI/a 2= ≥VI/a Label Rekaman 6 : MASA KERJA : 1= <15 THN 2= ≥15 THN ══════════════════════════════════════════════ RANGKUMAN DATA PENELITIAN ════════════════════════════ Rekaman Resp. ──────────────────────── No. 1 2 3 4 5 6 ──────────────────────────── 1 166 152 164 1 1 1 2 166 141 162 1 1 1 3 173 150 168 1 1 1 4 163 132 158 1 1 1 5 170 142 173 1 1 1 6 147 131 166 1 1 1 7 147 127 150 1 1 2 8 148 125 169 1 1 2 9 148 125 161 1 1 2 10 168 123 160 1 1 2 11 157 132 165 1 1 2 12 130 131 158 1 1 2 13 166 137 161 1 1 2 14 159 149 169 1 1 2 15 171 147 175 1 2 1 16 159 148 162 1 2 1 17 159 146 162 1 2 1 18 160 126 155 1 2 1 19 159 148 166 1 2 1 20 153 154 158 1 2 1 ────────────────────────────
141
142
RANGKUMAN DATA PENELITIAN ════════════════════════════ Rekaman Resp. ──────────────────────── No. 1 2 3 4 5 6 ──────────────────────────── 21 157 142 156 1 2 1 22 157 142 164 1 2 1 23 154 146 170 1 2 1 24 165 149 175 1 2 2 25 151 149 177 1 2 2 26 165 153 174 1 2 2 27 165 149 175 1 2 2 28 166 149 171 1 2 2 29 165 149 168 1 2 2 30 154 149 171 1 2 2 31 151 132 156 1 2 2 32 161 158 166 1 2 2 33 154 139 150 1 2 2 34 153 157 162 1 2 2 35 161 129 154 1 2 2 36 157 142 156 1 2 2 37 134 145 159 2 1 1 38 167 133 165 2 1 1 39 174 138 169 2 1 1 40 174 163 168 2 1 1 41 165 135 159 2 1 1 42 159 134 160 2 1 1 43 174 161 170 2 1 2 44 170 135 171 2 1 2 45 162 133 169 2 1 2 46 180 163 171 2 1 2 47 174 156 168 2 2 1 48 170 140 172 2 2 1 49 160 135 152 2 2 1 50 173 137 162 2 2 1 51 173 138 162 2 2 1 52 165 140 158 2 2 2 53 177 142 160 2 2 2 54 176 142 152 2 2 2 55 180 148 159 2 2 2 56 182 143 164 2 2 2 57 182 137 168 2 2 2 58 182 135 159 2 2 2 59 182 134 177 2 2 2 60 176 156 171 2 2 2 61 166 130 169 2 2 2 62 134 155 155 2 2 2 ═════════════════════════════
143
DISTR RIBUSI FREKUENSI DATA D KEPE EMIMPINAN N KEPALA SEKOLAH H (X1) ════ ════════ ═══════ ════════ ════════ ═ o %fo fk %fk Klas Interval fo ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ─ 175-183 9 14.52 9 14.52 18 8 29.03 166-174 27 43.55 21 1 33.87 157-165 48 77.42 9 14.52 148-156 57 91.94 2 3.23 139-147 59 95.16 3 4.84 130-138 62 100.00 ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ─ Total 62 2 100.00 0 ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ─ = 163 3.161 Rata-rata ang baku = 11.717 Simpa Media an 3.790 = 163 Modus = 163 3.700 t = 182 2.000 Skor tertinggi Skor terendah t = 130 0.000 ════ ════════ ═══════ ════════ ════════ ═
24 F r e k u e n s i
21
20
18
16 12
9
9
8 4
3
2
0 134
143
152 161 1770 179 Skor Tengah Kellas Interval
HIST TOGRAM KEPEMIMPI K INAN KEPA ALA SEKOLAH (X1)
144
DISTR RIBUSI FREKUENSI DATA D KECE ERDASAN EMOSIONA AL GURU (X2) ( ════ ════════ ═══════ ════════ ════════ ══ o %fo fk %fk Klas Interval fo ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ── 158-164 4 6.45 4 6.45 7 11.29 151-157 11 17.74 15 5 24.19 144-150 26 41.94 16 6 25.81 137-143 42 67.74 14 4 22.58 130-136 56 90.32 6 9.68 123-129 62 100.00 ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ── Total 62 2 100.00 ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ── = 142 2.065 Rata-rata ang baku = 10 0.015 Simpa Media an = 141.310 Modus = 141.170 t 3.000 Skor tertinggi = 163 Skor terendah t = 123 3.000 ════ ════════ ═══════ ════════ ════════ ══
16 15
16 F r e k u e n s i
14 12
7
8 6
4 4
0 126
133
140 147 1544 161 Skor Tengah Kelass Interval S
HIST TOGRAM KECERDAS K SAN EMOS SIONAL GU URU (X2) RIBUSI FREKUENSI DATA D DISTR
145
KINER RJA GURU U (Y) ════ ════════ ═══════ ════════ ════════ ══ o %fo fk %fk Klas Interval fo ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ── 175-179 5 8.06 5 8.06 10 0 16.13 170-174 15 24.19 15 5 24.19 165-169 30 48.39 14 4 22.58 160-164 44 70.97 13 3 20.97 155-159 57 91.94 5 8.06 150-154 62 100.00 ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ── Total 62 2 100.00 0 ──── ──────── ─────── ──────── ──────── ── = 164 4.129 Rata-rata ang baku = 6 6.953 Simpa Media an = 164 4.140 Modus = 165 5.330 t = 177 7.000 Skor tertinggi Skor terendah t = 150 0.000 ════ ════════ ═══════ ════════ ════════ ══
16 F r e k u e n s i
14
15
13 12 10 8 5
5 4
0 152
157
162
167
172
177
S Skor Tengah Kelaas Interval
HISTOGRA AM KINERJJA GURU (Y) ( Lampiran 9. Uji Normalitas N Data Penellitian
GRAM ANA ALISIS STA ATISTIK PROG
146
UJI NORMALITAS Monas Versi 12 (c) 2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tanggal File Responden
: AYU TRISNAWATI : AP-PASCASARJANA UNP : 30-01-2011 : AYU.DAT : 62
Variabel 1 : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Variabel 2 : KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) Variabel 3 : KINERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) ═════════════════════════════════ Klas fo fh d d² (d²)/fh ───────────────────────────────── 10 0 0.508 -0.508 0.258 0.508 9 0 1.717 -1.717 2.949 1.717 8 6 4.910 1.090 1.187 0.242 7 11 9.870 1.130 1.276 0.129 6 16 13.993 2.007 4.026 0.288 5 15 13.993 1.007 1.013 0.072 4 7 9.870 -2.870 8.239 0.835 3 4 4.910 -0.910 0.829 0.169 2 0 1.717 -1.717 2.949 1.717 1 3 0.508 2.492 6.208 12.211 ───────────────────────────────── Total 62 62.000 --17.889 ───────────────────────────────── Chi Kuadrat = 17.889
dk = 9
p = 0.089
Distribusi datanya normal. ═════════════════════════════════
KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2)
147
═════════════════════════════════ Klas fo fh d d² (d²)/fh ───────────────────────────────── 10 0 0.508 -0.508 0.258 0.508 9 3 1.717 1.283 1.645 0.958 8 5 4.910 0.090 0.008 0.002 7 11 9.870 1.130 1.276 0.129 6 8 13.993 -5.993 35.921 2.567 5 15 13.993 1.007 1.013 0.072 4 13 9.870 3.130 9.794 0.992 3 6 4.910 1.090 1.187 0.242 2 1 1.717 -0.717 0.515 0.300 1 0 0.508 -0.508 0.258 0.508 ───────────────────────────────── Total 62 62.000 --6.279 ───────────────────────────────── Chi Kuadrat = 6.279
dk = 9
p = 0.838
Distribusi datanya normal. ═════════════════════════════════
KINERJA GURU (Y) ═════════════════════════════════ Klas fo fh d d² (d²)/fh ───────────────────────────────── 10 0 0.508 -0.508 0.258 0.508 9 2 1.717 0.283 0.080 0.047 8 5 4.910 0.090 0.008 0.002 7 13 9.870 3.130 9.794 0.992 6 10 13.993 -3.993 15.947 1.140 5 14 13.993 0.007 0.000 0.000 4 11 9.870 1.130 1.276 0.129 3 5 4.910 0.090 0.008 0.002 2 2 1.717 0.283 0.080 0.047 1 0 0.508 -0.508 0.258 0.508 ───────────────────────────────── Total 62 62.000 --3.374 ───────────────────────────────── Chi Kuadrat = 3.374 dk = 9 p = 0.978 Lampiran 10. Uji Homogenitas Data Penelitian Distribusi datanya normal. ═════════════════════════════════ PROGRAM ANALISIS STATISTIK
148
UJI HOMOGENITAS Monas Versi 12, (c)2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════ Peneliti : AYU TRISNAWATI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tanggal : 30-01-2011 File : AYU.DAT Responden : 62 Var. Klasifikasi A : PENDIDIKAN : 1=SARJANA 2=NON SARJANA Var. Klasifikasi B : GOLONGAN : 1= < VI/a 2= ≥VI/a Var. Klasifikasi C : MASA KERJA : 1= <15 THN 2= ≥15 THN Variabel Terikat Y : KINERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════ TABEL STATISTIK DASAR ════════════════════════════════════ Kelompok N Σx Σx² X Sd. ──────────────────────────────────── A1B1C1 6 991 163813 165.167 5.154 A1B1C2 8 1293 209253 161.625 6.232 A1B2C1 9 1468 239790 163.111 6.547 A1B2C2 13 2155 358249 165.769 9.203 A2B1C1 6 980 160172 163.333 4.590 A2B1C2 4 681 115943 170.250 0.957 A2B2C1 5 816 133400 163.200 7.563 A2B2C2 11 1792 292506 162.909 7.569 ──────────────────────────────────── Total 62 10176 1673126 164.129 6.953 ════════════════════════════════════ TABEL HITUNG CHI KUADRAT BARTLETT ════════════════════════════════════ Kelompok dk Sd² dk.(Sd²) dk.log(Sd²) ──────────────────────────────────── A1B1C1 5 26.567 132.833 7.122 A1B1C2 7 38.839 271.875 11.125 A1B2C1 8 42.861 342.889 13.056 A1B2C2 12 84.692 1016.308 23.134 A2B1C1 5 21.067 105.333 6.618 A2B1C2 3 0.917 2.750 -0.113 A2B2C1 4 57.200 228.800 7.030 A2B2C2 10 57.291 572.909 17.581 ──────────────────────────────────── Jumlah 54 2673.697 85.552 Lampiran 11. Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana ──────────────────────────────────── Chi kuadrat = 13.729 p = 0.218 Homogen ════════════════════════════════════ PROGRAM ANALISIS STATISTIK
149
KORELASI & REGRESI SEDERHANA (SIMPLE CORRELATION & REGRESSION) Monas Versi 12, (c)2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════ Peneliti : AYU TRISNAWATI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tanggal : 30-01-2011 File : AYU.DAT Responden : 62 Var. Bebas X : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Var. Terikat Y : KINERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════ Koefisien Garis Regresi Linear ────────────────────────────────── Beta(ß) 0 = 132.513 Beta(ß) 1 = 0.194 Kekeliruan Estimasi = 6.626 Koef. Korelasi (r) = 0.327 Koef. Determinasi (r²) = 0.107 SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI X1 TERHADAP Y ══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ────────────────────────────────────── Regr.Linear 314.449 1 314.449 7.161 0.009 Res. Linear 2634.559 60 43.909 ────────────────────────────────────── Total 2949.008 61 ══════════════════════════════════════ LINEARITAS GARIS REGRESI X1 TERHADAP Y ══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ────────────────────────────────────── Regr.Linear 314.449 1 314.449 7.161 0.009 ────────────────────────────────────── Tuna Cocok 9.798 1 9.798 0.220 0.645 Kekeliruan 2624.760 59 44.487 ────────────────────────────────────── Total 2949.008 61 ══════════════════════════════════════ ** Model Regresinya Sangat Signifikan Garis Regresinya Linear ══════════════════════════════════════ PROGRAM ANALISIS STATISTIK
150
KORELASI & REGRESI SEDERHANA (SIMPLE CORRELATION & REGRESSION) Monas Versi 12, (c)2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════ Peneliti : AYU TRISNAWATI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tanggal : 30-01-2011 File : AYU.DAT Responden : 62 Var. Bebas X : KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) Var. Terikat Y : KINERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════ Koefisien Garis Regresi Linear ───────────────────────────────── Beta(ß) 0 = 128.425 Beta(ß) 1 = 0.251 Kekeliruan Estimasi = 6.535 Koef. Korelasi (r) = 0.362 Koef. Determinasi (r²) = 0.131 SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI X2 TERHADAP Y ═════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ───────────────────────────────────── Regr.Linear 386.406 1 386.406 9.047 0.004 Res. Linear 2562.602 60 42.710 ───────────────────────────────────── Total 2949.008 61 ═════════════════════════════════════ LINEARITAS GARIS REGRESI X 2 TERHADAP Y ═════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ───────────────────────────────────── Regr.Linear 386.406 1 386.406 9.047 0.004 ───────────────────────────────────── Tuna Cocok 1.027 1 1.027 0.024 0.851 Kekeliruan 2561.575 59 43.417 ───────────────────────────────────── Total 2949.008 61 ═════════════════════════════════════ Lampiran 12. Korelasi dan Regresi Ganda ** Analisis Model Regresinya Sangat Signifikan Garis Regresinya Linear ═════════════════════════════════════ PROGRAM ANALISIS STATISTIK
151
KORELASI & REGRESI GANDA (MULTIPLE CORRELATION & REGRESSION) Monas Versi 12 (c) 2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════ Peneliti : AYU TRISNAWATI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tanggal : 30-01-2011 File : AYU.DAT Responden : 62 Var. Bebas X1 : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Var. Bebas X2 : KECERDASAN EMOSIONAL GURU (X2) Var. Terikat Y : KINERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════ MATRIKS KORELASI ANTAR VARIABEL ══════════════════════════ X 1 2 Y ────────────────────────── 1 1.000 0.182 0.327 p 0.000 0.154 0.009 2 p
0.182 1.000 0.362 0.154 0.000 0.004
Y 0.327 0.362 1.000 p 0.009 0.004 0.000 ══════════════════════════
KOEFISIEN GARIS REGRESI ══════════════════════════ Beta(ß) 0 =107.140 Beta(ß) 1 = 0.160 Beta(ß) 2 = 0.217 Kekeliruan Estimasi Koef. Korelasi (R) Koef. Determinasi (R²)
= 6.318 = 0.449 = 0.201
SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI
152
════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ──────────────────────────────────── Regresi 593.868 2 296.934 7.439 0.002 Residu 2355.140 59 39.918 ──────────────────────────────────── Total 2949.008 61 ════════════════════════════════════ ** Model regresinya sangat signifikan ════════════════════════════════════
KOMPOSISI KONTRIBUSI VARIABEL BEBAS ══════════════════════════════ Variabel Kontr. Relatif Kontr. Efektif X KR% KE% ────────────────────────────── 1 43.735 8.807 2 56.265 11.331 ────────────────────────────── Total 100.000 20.138 ══════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KORELASI PARSIAL ══════════════════════════════ Korelasi r r² p ────────────────────────────── r 1,y-2 0.285 0.081 0.025 r 2,y-1
0.326
0.106
0.010
══════════════════════════════
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X 1) Resp.
Nomor Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1
5
5
3
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
4
5
3
4
4
3
4
4
4
5
5
5
4
4
4
3
3
3
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
3
5
4
5
3
4
4
3
4
4
4
5
5
5
4
5
4
3
3
3
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
4
3
4
4
4
5
5
5
4
5
4
3
3
3
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
7
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
8
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
3
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
9
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
10
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
11
5
5
3
4
4
4
3
4
5
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
4
12
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
4
4
5
5
5
2
5
5
2
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
13
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
14
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
3
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
15
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
16
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
2
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
17
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
18
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
19
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
20
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
21
5
5
3
3
4
4
1
4
4
5
5
3
3
4
5
5
5
5
3
5
3
3
4
3
5
1
3
4
3
2
3
22
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
23
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
4
4
4
5
5
1
5
5
5
5
25
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
3
5
5
5
5
3
5
5
5
5
3
5
3
3
5
5
5
5
26
3
4
4
3
5
5
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
27
5
5
4
4
4
4
3
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
3
4
3
4
4
4
4
4
28
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
29
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
4
4
30
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
PENELITI: AYU TRISNAWATI
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 3
3
3
4
4
4
5
5
5
3
5
5
5
5
2
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
3
4
4
5
4
4
4
5
4
4
2
4
5
3
3
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
3
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
3
4
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
3
4
3
5
4
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
2
2
3
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
3
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
PENEL KECERDASAN EMOSIONAL (X 2) Resp.
Nomor Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
1
5
4
5
5
5
2
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
3
4
4
4
5
4
5
5
1
5
4
4
4
5
5
5
1
1
4
2
1
4
4
5
5
5
3
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
5
5
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
2
2
3
4
6
5
4
4
5
5
4
4
3
4
4
4
5
4
4
5
3
5
4
5
4
5
3
4
5
4
5
4
4
3
5
5
7
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
3
4
1
2
4
4
2
4
5
5
4
5
1
5
4
5
4
5
8
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
5
5
5
3
2
4
5
5
5
4
1
5
4
4
5
5
9
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
5
5
4
5
4
1
2
4
5
5
5
5
5
4
3
1
5
4
4
3
5
10
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
1
1
5
4
4
4
1
5
5
4
1
5
4
4
4
5
11
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
2
3
2
2
3
3
2
3
2
5
4
5
3
4
4
4
5
5
12
4
4
4
5
3
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
1
1
5
3
3
5
5
4
5
4
2
4
5
5
4
5
13
3
4
3
4
3
3
5
5
5
3
3
4
3
3
3
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
3
5
14
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
15
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
5
16
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
4
1
1
4
4
3
4
4
5
5
5
1
5
4
5
4
5
17
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
18
3
3
3
5
5
5
4
4
4
3
3
4
3
3
3
2
1
3
3
4
3
3
4
4
4
2
4
4
2
3
3
19
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
1
5
5
5
1
5
5
5
2
2
5
4
5
5
5
20
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
1
1
4
3
3
5
3
4
4
4
1
3
4
2
4
5
21
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
3
3
3
1
1
4
3
3
5
3
4
4
4
1
3
4
3
4
5
22
5
5
4
5
5
5
5
5
1
4
5
5
5
4
2
5
5
2
5
5
5
1
2
2
5
5
5
5
5
5
5
23
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
5
24
2
3
2
4
4
3
4
5
4
2
3
2
2
2
3
5
4
3
3
1
3
2
2
3
1
4
2
1
4
2
3
25
1
2
3
3
4
3
3
2
4
3
3
3
2
2
2
5
5
3
4
1
1
1
3
1
1
4
4
1
5
1
5
26
3
3
3
4
3
3
2
1
4
3
2
3
1
2
3
5
5
3
3
2
2
2
4
4
5
5
3
2
3
3
4
27
3
2
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
3
3
2
2
3
3
4
3
3
5
4
5
2
3
4
4
3
3
28
2
3
3
4
5
5
4
4
4
3
4
5
5
4
5
3
1
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
2
5
29
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
5
3
4
3
1
5
5
5
5
5
4
4
4
3
4
4
4
4
5
30
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
3
4
2
2
5
4
2
3
4
5
4
2
1
4
4
4
5
5
ITI: AYU TRISNAWATI
32 33 34 35 36 37 38 39 40 1
5
5
5
5
5
5
5
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
3
4
5
3
5
5
5
5
5
4
5
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
4
4
4
5
3
4
4
5
5
5
4
4
4
2
5
5
4
5
5
3
5
4
2
5
5
5
5
5
4
3
4
2
5
5
5
5
5
4
5
5
1
4
5
3
5
4
3
3
4
4
3
5
5
5
4
4
4
4
3
4
5
5
5
5
3
2
4
4
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
5
3
4
5
3
4
4
4
1
5
5
5
5
3
5
4
1
5
4
5
5
5
5
5
5
5
3
4
4
4
5
3
3
5
3
4
5
4
5
5
5
5
4
3
4
4
3
4
5
2
2
4
2
4
4
3
4
5
3
3
4
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
1
3
3
2
2
3
4
2
3
3
2
3
5
2
4
4
2
3
3
4
3
3
2
4
4
5
5
4
5
4
3
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
5
3
4
4
4
2
5
4
4
4
3
4
4
1