Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN KULIT BAGI PENDAPATAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAGETAN Riadila Vita Erawati dan Kirwani Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT Magetan District is one of the region which develop region potential by exploit its natural resources. Product usage from this natural resources did in many ways such as exploit cow’s leather. Cow’s leather se as raw materials for production in leather craft industry. Leather craft industry is labor intensive industry which capable to absorb many labor. One of the leather craft industry located in Selosari Village Magetan District, in this village there are 36 business units which capable to absorb 223 labors. Before work in leather craft industry labour income are uncertain every week because they work as farmer, porter and etc. This research purposed to find out leather craft industry’s contribution for labour income in Magetan District. This research is descriptive research with qualitative approachment and using observation, interview, and documentation as methods. The finding shows that leather craft industry is micro industry which can contributed for labour income. After work in leather craft industry labors earn certain income every week. Keywords: leather craft industry, labour income. ABSTRAK Kabupaten Magetan merupakan salah satu daerah yang mengembangkan potensi daerahnya dengan memanfaatkan kekayaan alam yang dimilikinya. Pemanfaatan hasil dari kekayaan alam ini dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan memanfaatkan kulit sapi. Kulit sapi digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan produk di industri kerajinan kulit. Industri kerajinan kulit merupakan industri padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu industri kerajinan kulit terletak di Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan, Di kelurahan ini terdapat 36 unit usaha yang mampu menyerap 223 orang tenaga kerja. Pendapatan masyarakat sebelum bekerja di industri kerajinan ini sebagian besar tidak menentu setiap minggunya karena banyak yang bekerja sebagai petani, kuli bangunan, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi industri kerajinan kulit bagi pendapatan tenaga kerja di Kabupaten Magetan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah industri kerajinan kulit merupakan industri berskala kecil yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan tenaga kerja. Setelah bekerja di industri kerajinan kulit pekerja mendapatkan pendapatan tetap setiap minggunya. Kata kunci : industri kerajinan kulit, pendapatan tenaga kerja
Kabupaten
Magetan
merupakan
dengan memanfaatkan kekayaan alam
salah satu contoh daerah yang masih terus
yang dimiliki. Salah satu industri kecil
mengembangkan
yang
wilayahnya
melalui
merupakan
potensi yang dimiliki. Hal ini terlihat dari
Kabupaten
banyaknya jumlah industri kecil yang ada
pengolahan
produk
Magetan kulit.
yaitu
unggulan industri Sedangkan
1
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
pembangunan industri ini diarahkan oleh
membuka
pemerintah melalui undang-undang yang
Berdasarkan atas data dari kelurahan
mengatur tentang arah kebijakan Rencana
Selosari perkembangan 3 tahun terakhir
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
yaitu tahun 2010 terdapat 33 unit usaha
(RPJPN) 2005-2025 dengan salah satu
dengan 157 tenaga kerja, tahun 2011
kebijakannya dibentuk rumpun industri
terdapat 35 unit usaha dengan 178 tenaga
hulu-hilir.
kerja dan tahun 2012 terdapat 36 unit
Kabupaten
Magetan
merupakan
tersebut.
Pada
pekerjaan.
usaha dengan 223 tenaga kerja.
daerah yang sudah menerapkan arah kebijakan
lapangan
Dengan
melihat
meningkatnya
industri
jumlah lapangan pekerjaan diharapkan
pengolahan kulit yang menjadi hulu yaitu
mampu menyerap tenaga kerja karena
industri
sedangkan
berdasarkan hasil wawancara dengan Eko
industri hilirnya adalah industri kerajinan
salah satu pemilik showroom di Jalan
kulit. Dengan adanya keterkaitan antar
Sawo Kabupaten Magetan bahwa banyak
industri tersebut secara umum diharapkan
Masyarakat sekitar yang awalnya belum
dapat mengembangkan potensi daerah dan
bekerja, bekerja serabutan, tukang parkir,
meningkatkan investasi dan secara khusus
tani dan bahkan lulusan SMA ikut menjadi
dapat membuka lapangan pekerjaan dan
pengrajin. Dengan rata-rata pendapatan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
sebelumnya
penyamakan
kulit
tidak
menentu
sekarang
Industri kerajinan kulit yang dipilih
mampu menghasilkan Rp 25.000 – Rp
yang berada di Kelurahan Selosari karena
50.000 per hari yang upah diterimakan
dianggap
industri
setiap minggunya dihari sabtu. Apabila ada
kerajinan yang tersebar di Kabupaten
pesanan alas kaki yang jumlahnya banyak
Magetan. Pemilihan ini dikarenakan letak
maka diterapkan sistem borongan dengan
industri kerajinan kulit yang dekat dengan
upah Rp 5000 per pasang alas kaki.
penyamakan kulit (hulu), daerah penghasil
Dengan jam kerja antara jam 08.00 – 14.00
kerajinan kulit paling lengkap, daerah yang
WIB.
mampu
mewakili
sudah memiliki showroom sehingga paling
Industri kerajinan kulit ini memiliki
banyak dikunjungi pembeli atau wisatawan
kontribusi
mengingat
jalur
pendapatan tenaga kerja yang berada di
rekreasi Telaga Sarangan. Kerajinan kulit
Kabupaten Magetan. Oleh karena itu,
ini dari tahun ke tahun menunjukkan
penulis mengadakan penelitian dengan
perkembangan yang cukup signifikan.
mengangkat judul “Kontribusi Industri
Jumlah
Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga
daerah
unit
mengalami
ini
menjadi
usaha
kerajinan
peningkatan
dan
kulit mampu
yang
cukup
penting
bagi
Kerja di Kabupaten Magetan”.
2
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
Dari uraian latar belakang didepan, maka
fokus
penelitiannya
adalah
isocost adalah kurva yang menggambarkan kombinasi faktor produksi yang dibeli
Bagaimana kontribusi industri kerajinan
produsen
kulit bagi pendapatan tenaga kerja di
tertentu, Tati Suhartati dan Fathrrozi
Kabupaten Magetan ?
(2003) menjelaskan bahwa kurva isocost
Fungsi Produksi
adalah kurva yang menunjukan berbagai
Menurut
Tati
sejumlah
anggaran
dan
kombinasi anara dua input yang bebeda
Fathorrozi (2003) pengertian dari fungsi
yang dapat dibeli oleh produsen pada
produksi
teknis
tingkat biaya yang sama. Semakin dekat
antara input dan output. Dengan kata lain
dengan titik origin, maka semakin kecil
maka pengertian dari fungsi produksi
biaya yang dikeluarkan oleh produsen dan
adalah sebuah persamaan, tabel dan grafik
sebaliknya. Semakin menjauh dari titik
yang menggambarkan kombinasi input
origin
untuk
bertambahnya
merupakan
Suhartati
dengan
hubungan
menghasilkan
output
tertentu.
maka
akan
mengakibatkan
biaya
Dengan fungsi produksi : Q= f(K,L)
pertambahan
Fungsi Produksi Satu Output Dua Input
pertambahan input sehingga biaya yang
Pendekatan yang digunakan dalam fungsi produksi satu output dua input yang
(1) Isoquant
input
dan
juga
dikeluarkan akan semakin besar juga. Pendapatan
menunjukan kombinasi dua input variabel adalah pendekatan isoquant dan isocost.
biaya
dikarenakan
Menurut Arfida (2003) menjelaskan bahwa, tingkat upah (wages) merupakan harga diri tenaga kerja per satuan waktu,
Menurut
Tati
Suhartati
dan
sedangkan pendapatan (earning)
adalah
Fathorrozi (2003) menjelaskan pengertian
upah tenaga kerja dikali jumlah jam kerja.
isoquant adalah kurva yangmenunjukan
Jadi, pendapatan tenaga kerja tergantung
kombinasi input yang dipakai dalam
pada tingkat upah dan banyaknya jam
produksi,
kerja.
yang
menghasilkan
output
tertentu dalam jumlah yang sama. Kurva isoquant
menjelaskan
Sedangkan menurut Moenir (2010),
bagaimana
pendapatan adalah seluruh penerimaan
kombinasi antara jumlah dua input yang
seseorang sebagai imbalan jasa tenaga atau
menjadi
mampu
pikiran yang telah dicurahkan untuk orang
memproduksi output dengan jumlah yang
lain atau badan organisasi baik dalam
sama.
bentuk uang maupun fasilitas dalam jangka
variabel
agar
(2) Isocost Selain
waktu tertentu. isoquant
dalam
fungsi
produksi dikenal pula kurva isocost. Kurva
3
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
adalah
Industri Kecil Pengertian industri kecil menurut
mengerjakan
menghasilkan
benda
sesuatu
untuk
atau
obyek.
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun
Sedangkan menurut wikipedia, kerajinan
2008 tentang usaha mikro, kecil dan
adalah hal yang berkaitan dengan buatan
menengah
tangan
produktif
adalah yang
“kegiatan
berdiri
ekonomi
sendiri,
atau
kegiatan yang berkaitan
yang
dengan barang yang dihasilkan melalui
dilakukan oleh orang perorangan atau
keterampilan tangan. Jadi kerajinan kulit
badan usaha yang bukan merupakan anak
adalah kerajinan yang menggunakan bahan
perusahaan atau bukan cabang perusahaan
baku kulit yang sudah dimasak, kulit
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
mentah atau sintesis.
bagian, baik secara langsung maupun tidak
Tujuan Kerajinan Kulit
langsung, dari usaha-usaha menengah atau
Menurut Dinas Perdagangan dan
usaha besar”.
Perindustrian kerajinan kulit memiliki
Tujuan Industri Kecil
tujuan antara lain yaitu : (a) Mewujudkan
Industri kecil mempunyai beberapa
peningkatan produksi dan nilai tambah,
tujuan dan tujuan tersebut diatur dalam
serta pemanfaatan hasil potensi daerah
Undang-undang
yang
No.20
Tahun
2008
berkelanjutan
yang
berwawasan
tentang usaha mikro, kecil, dan menengah
lingkungan. Dalam hal ini dilakukan
yaitu
struktur
dengan cara pemberdayaan, peningkatan
perekonomian nasional yang seimbang,
kapasitas IPTEK, SDM, sistem produksi
berkembang,
serta pemanfaatan teknologi yang tepat; (b)
:
(a)
Mewujudkan
dan
Menumbuhkan
berkeadilan;
dan
(b)
mengembangkan
Mewujudkan
kemampuan usaha kecil menjadi usaha
kemantapan
yang
kesejahteraan
tangguh
dan
mandiri;
(c)
peningkatan kelembagaan agar
dapat
investasi, dan tercapai
Meningkatkan peran usaha kecil dalam
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
pembangunan daerah, penciptaan lapangan
dan berkesinambungan.
kerja,
Penelitian Terdahulu
pemerataan
pendapatan,
pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
Penelitian terdahulu yang sesuai
rakyat dari kemiskinan.
dengan penelitian ini yaitu penelitian yang
Kerajinan Kulit
dilakukan oleh Astutik dan Mustika Dewi
Menurut Haryono (2002) istilah
(2013), penelitian ini berjudul “Upaya
kerajinan berasal dari kata “krya” (bahasa
Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
sansekerta) yang berarti mengerjakan.
melalui Home Industri Gambir (Kerupuk
Kemudian dari akar kata tersebut
Kertas) di Dususn Dunengendak Desa
menjadi kata karya yang dalam arti khusus
4
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
Tlontoraja Kecamatan Pasean Kabupaten
antara pendapatan industri terhadap tingkat
Pamekasan”.
penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar
Hasil penelitian ini adalah: 1) home industry
gambir
(krupuk
94,7% dan sisanya dipengaruhi oleh
kertas)
variabel lain. Tingkat pendapatan industri
merupakan industri berskala kecil yang
perak tidak memiliki hubungan dengan
dapat meningkatkan pendapatan rumah
pendapatan pekerja (hubungan negatif).
tangga. 2) pendapatan home industry
Hal ini menunjukkan dalam industri
gambir mencapai Rp600.000,-/bulan. 3)
kerajinan perak di kecamatan Kotagede,
faktor-faktor yang mendorong masyarakat
pendapatan
industri
dusun
meningkat
maupun
Dungendak
mengelola
home
yang
semakin
menurun
tidak
industry gambir (krupuk kertas) yaitu, (a).
mempengaruhi jumlah pendapatan tenaga
modal
kerjanya.
yang
digunakan
sedikit.
(b)
ketersediaan bahan baku gambir (krupuk kertas), (c) tidak memerlukan waktu yang
METODOLOGI PENELITIAN
lama dalam proses pembuatan. (d) alat
Jenis dan Pendekatan Penelitian
yang
digunakan
menggunakan
sederhana.
rumah
sendiri
(e) sebagai
Pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian
deskriptif
dengan
tempat produksi. (f) tenaga kerja dari
pendekatan penelitan kualitatif. Penelitian
keluarga sendiri. (g) membantu suami
deskriptif adalah penelitian yang disusun
dalam meningkatkan pendapatan rumah
dalam
tangga.
secara sistematis tentang informasi ilmiah
Sedangkan
rangka
memberikan
gambaran
menurut Rahmat dan
yang berasal dari subjek atau objek
Budiani (2012) dalam penelitiannya yang
penelitian. Dan menggunakan metode
berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri
penelitian
Kerajinan Perak Terhadap Penyerapan
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
Tenaga Kerja dan Pendapatan Pekerja di
postpositivisme, digunakan untuk meneliti
Kecamatan
pada kondisi obyek yang alamiah.
Kotagede
Yogyakarta”
menunjukkan bahwa kondisi tenaga kerja
kualitatif
yaitu
metode
Lokasi Penelitian
dan pendapatan industri kerajinan perak di
Penelitian ini dilakukan di Jalan
Kecamatan Kotagede pada tahun 2009,
Sawo, Kelurahan Selosari, Kabupaten
2010, dan 2011 menunjukkan adanya
Magetan.
ketidakstabilan baik dilihat dari jumlah
Instrumen Penelitian
tenaga kerja maupun pendapatan dari
Instrumen utama dalam penelitian
masing-masing industri yang diteliti. Dan
ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai
terdapat pengaruh yang sangat signifikan
instrumen penelitian akan berinteraksi
5
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
langsung dengan informan. Penelitian ini
yaitu
selain menggunakan instrumen utama juga
pendukung.
menggunakan alat bantu seperti buku
Wadiyana dan Agus selaku karyawan
catatan dan kamera.
Disperindag dan informan pendukung
Subyek Penelitian
adalah
Subyek
yang
diperoleh
pemilik
dan
informan
kunci
yaitu
tenaga
kerja.
tentang kegiatan para tenaga kerja.
sampling,
dimana
awalnya
peneliti
mendatangi
kantor
Jenis dan Sumber Data
Disperindag Kabupaten Magetan dimana tersebut
Informan
dan
Sedangkan untuk aktivitas yang mencakup
snowball
informan
kunci
dengan
metode
penentuan
informan
kepada
(1) Kata-kata dan tindakan. Katakata
dan tindakan
orang-orang
yang
Wasdiyana dan Agus selaku karyawan
diamati atau diwawancarai merupakan
Disperindag bagian industri. Setelah itu
jenis data primer dan merupakan sumber
peneliti
datang
data utama. Sumber data utama dicatat
Selosari
untuk
ke
kantor
kelurahan
wawancara
H.Muhammad
melalui
catatan
tertulis
atau
melalui
Kemudian
perekaman dan pengambilan foto. Data
peneliti datang ke Sentra Kerajinan Kulit
yang akan diperoleh melalui wawancara
di Jl. Sawo untuk menemui para pemilik
dengan informan atau obervasi langsung
industri kerajinan kulit. Selanjutnya setelah
ke lokasi industri kerajinan kulit adalah
mendapatkan ijin dan informasi dari
identitas
pemilik industri langkah selanjutnya yaitu
sebelumnya, penghasilan sebelum dan
mengadakan wawancara dengan beberapa
sesudah bekerja di industri kerajinan kulit,
tenaga kerja di industri kerajinan kulit
dan bagian atau tugas dalam pekerjaan; (2)
sampai informasi yang dibutuhkan dirasa
Sumber tertulis. Sumber tertulis berasal
sudah terpenuhi.
dari sumber majalah ilmiah dan sumber
Obyek Penelitian
dari arsip, dan dokumen resmi. Data yang
Dalam
Mahmudi.
dengan
penelitian
kualitatif
responden,
pekerjaan
diperoleh yaitu katalog industri kerajinan
menggunakan sosial situation atau situasi
yang
sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
kerajian
tempat, pelaku, dan aktivitas. Situasi sosial
Perdagangan
ini dinyatakan sebagai obyek penelitian.
Magetan yaitu produk unggulan, jumlah
Dalam Penelitian ini yang menjadi obyek
unit dan jumlah tenaga kerja. Selain itu
yaitu
Sentra
juga mendapatkan data dari arsip Kantor
Kerajinan Kulit di Jalan Sawo, Kelurahan
Kelurahan Selosari yang berupa jumlah
Selosari, Kabupaten Magetan, sedangkan
industri kerajinan kulit di Selosari dan
pelaku atau informan dibagi menjadi dua
jumlah tenaga kerja yang terserap di
tempat
yang
meliputi
menggambarkan kulit, dan
arsip
macam-macam dari
Perindustrian
Dinas Kab.
6
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
kerajinan kulit; (3) Data statistik. Data
masalah yang akan diteliti, selanjutnya
statistik sebagai data tambahan untuk
dalam proses
membantu
pewawancara
dalam
memberi
gambaran
wawancara
berlangsung
mengikuti
situasi.
subyek pada latar penelitian. Data statistik
Wawancara dilakukan kepada pegawai
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Disperindag
Jawa Timur berupa jumlah industri kecil
pegawai kantor kelurahan Selosari, pemilik
dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
dan pengrajin di Jalan Sawo. Dalam
Magetan.
penelitian ini wawancara digunakan untuk
Teknik Pengumpulan Data
menjelaskan data perkembangan industri
Dalam
penelitian
Kabupaten
Magetan,
teknik
kerajinan kulit, latar belakang tenaga kerja
pengumpulan data yang digunakan oleh
dan pendapatan tenaga kerja sebagai
peniliti adalah : (1) Observasi, observasi
pengrajin kulit di Kabupaten Magetan; (3)
yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa
observasi terus terang atau tersamar. Jadi
yang sudah berlalu. Hasil penelitian juga
peneliti dalam melakukan pengumpulan
akan semakin kredibel apabila didukung
data menyatakan terus terang kepada
oleh foto-foto yang telah ada. Data yang
sumber
sedang
diperoleh adalah buku laporan intrumen
melakukan penelitian. Tetapi dalam saat
pendataan profil desa dan kelurahan tahun
tertentu peneliti juga tidak terus terang atau
2013, katalog industri alas kaki dan barang
tersamar dalam melekukan observasi. Hal
dari kulit wilayah Kabupaten Magetan
ini dilakukan guna mendapatkan data yang
tahun
mungkin masih dirahasiakan. Observasi itu
pengrajin yang diperoleh dari Sentra
sendiri dilakukan di Dinas Perdagangan
Kerajinan Kulit di Jl. Sawo.
dan
Teknik Analisis Data
data
bahwa
Perindustrian,
ini
di
peneliti
Kantor
Kelurahan
2010,
dan
foto-foto
kegiatan
Selosari, dan di Jalan Sawo Kelurahan
Langkah-langkah dalam analisa data
Selosari Kabupaten Magetan. Observasi ini
yaitu: (1) Data Reduction (Reduksi Data),
digunakan untuk mencari data tentang
mereduksi
perkembangan industri kerajinan kulit dan
memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pengamatan
yang
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
dilakukan pengrajin di Jl. Sawo Kabupaten
polanya dan membuang yang tidak perlu.
Magetan;
Dengan
mengenai
(2)
kegiatan
Wawancara,
dalam
data
demikian
berarti
data
merangkum,
yang
sudah
pengumpulan data penulis menggunakan
direduksi akan memberikan gambaran
sistem
yang
wawancara
Pewawancara
bebas
membuat
terpimpin. pedoman
wawancara yang hanya berisi pokok-pokok
lebih jelas;
(Penyajian
Data),
(2)
Data
dalam
Display penelitian
kualitatif penyajian data bisa dilakukan
7
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
dalam bentuk uraian singkat dan bagan; (3)
abstraksinya. Peneliti meminta bantuan
Conclusion
pada
teman yang lebih memahami tentang
tahapan ini yang akan dilakukan adalah
penelitian kualitatif yaitu Riska Pitri
penarikan
verifikasi.
Fitrianingrum. Dari tanggapannya dapat
dikemukakan
peneliti mendapatkan masukan seberapa
masih bersifat sementara dan akan berubah
jauh hasil penelitian ini mampu dipahami
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
oleh
yang mendukung pada tahap pengumpulan
(ketergantungan), agar temuan penelitian
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
dapat dipertahankan dan dipertanggung
yang dikemukakan pada tahapan awal
jawabkan
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
independent seperti dosen pembimbing
konsisten saat peneli kembali ke lapangan
sangat diperlukan dalam mereviuw seluruh
mengumpulkan data, maka kesimpulan
hasil
yang dikemukakan merupakan kesimpulan
(kepastian), dilakukan untuk memeriksa
yang kredibel.
keterkaitan
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
informasi yang diperoleh yang didukung
Menurut Moleong (2006) pelaksanaan
materi-materi
teknik pemeriksaan data didasarkan atas
auditrial.
Drawing/Verification,
kesimpulan
Kesimpulan
awal
dan
yang
pembaca.
(3)Dependabilitas
secara
ilmiah,
penelitian.
data
auditor
(4)Confirmabilitas
hasil penelitian dan
yang
digunakan
dalam
empat kriteria yang digunakan yaitu : (1) Kredibilitas (derajat kepercayaan), agar hasil
penelitian
ini
memiliki
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelurahan
Selosari
Kabupaten
kepercayaan yang tinggi sesuai dengan
Magetan mempunyai jumlah penduduk
fakta di lapangan, upaya-upaya yang
sebanyak 6.567 orang yang terdiri dari
dilakukan antara lain: a) memperpanjang
penduduk laki-laki yang berjumlah 3.252
keikutsertaan
orang dan penduduk perempuan yang
peneliti
dalam
proses
pengumpulan data di lapangan karena
berjumlah
peneliti
utama
penduduk tersebut terdapat sekitar 3.546
penelitian, b) melakukan observasi secara
orang dengan usia produktif. Maka dengan
terus
sungguh-sungguh
banyaknya usia produktif yang ada di
sehingga semakin mengetahui peranan
Kelurahan Selosari itu banyak masyarakat
home
pedesaan.
yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
(keteralihan),
Dan berdasarkan atas data dari kelurahan
dilakukan dengan cara meminta bantuan
Selosari dapat diketahui bahwa jumlah
orang lain atau teman sejawat untuk
penduduk
membaca laporan hasil penelitian atau
terbesar pertama adalah PNS dan yang
merupakan
menerus
industry
(2)Transferabilitas
dan
di
instrumen
daerah
3.315 orang. Dari jumlah
dengan
mata
pencaharian
8
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
kedua adalah sebagai pengusaha kecil dan
Kelurahan Selosari. Selain itu tujuan dari
menengah.
KUBE yaitu mempermudah pemerintah
Perkembangan Industri Kerajinan Kulit
daerah dalam memberikan bantuan modal,
di Kelurahan Selosari
teknologi
Kelurahan
Selosari
merupakan
salah satu wilayah di Kabupaten Magetan
maupun
penyuluhan
karena
sudah terkoordinir. Pemilik Unit Usaha Kerajinan Kulit
yang terkenal akan kerajinan kulitnya. Di
Pada saat ini diketahui ada 36 unit
Kelurahan Selosari terdapat daerah yang
usaha yang tersebar di Kelurahan Selosari.
paling terkenal yaitu di Jalan Sawo.
Sedangkan di Sentra Kerajinan Kulit di
Kerajinan Kulit di Jalan Sawo mulai
Jalan Sawo sendiri berjumlah 14 unit
berdiri pada tahun 1979 dengan nama
usaha. Setelah dilakukan observasi dan
Sentra Kerajinan Sepatu. Hingga pada
wawancara
tahun 2002 diresmikan Sentra Industri
diantaranya
Kerajinan Kulit di Jalan Sawo dengan
Sempurna, Soga, Figha, Avin, Menik,
jumlah 14 unit dan 157 tenaga kerja. Pada
Kartika, Praktis, Shalud, Favorite dan
tahun tersebut unit usaha sudah mengalami
Mustika. Sisanya masih home industri
peningkatan yang cukup signifikan, ini
dengan jumlah karyawan dibawah 5 orang.
dibuktikan dengan masing-masing unit
Berdasarkan
usaha sudah memiliki toko sehingga
Yudhi dan Kasiman selaku pemilik unit
mempermudah dalam memasarkan produk
usaha dapat
kerajinan karena pengunjung bisa melihat
peningkatan penghasilan unit usaha. Pada
macam-macam kerajinan secara langsung.
hari
Dengan semakin berkembangnya industri
penjualan sepatu dan sandal sekitar Rp
kerajinan kulit ini maka beberapa orang
10.000.000 dan pada hari raya meningkat
mulai
agar
2X lipat. Ini disebabkan karena pada saat
masyarakat lainnya dapat membuka usaha.
hari raya jumlah pesanan sepatu dan sandal
Maka di Kelurahan Selosari pada tahun
meningkat. Dengan bertambahnya jumlah
2011
suatu
pesanan maka akan menambah pemasukan unit usaha.
memikirkan
dibentuk
kelompok
bagaimana
KUBE
yaitu
usaha
bersama
yang
bagi
masyarakat
yang
dikhususkan
biasa
Disisi
diketahui yaitu
hasil
11
toko
lain
usaha
P.S
Ireng,
wawancara
disimpulkan
jumlah
unit
dengan
bahwa ada
penghasilan
keberhasilan
dari
dalam
tergolong menengah kebawah yang ingin
memenuhi permintaan konsumen pada saat
memulai usaha namun tidak memiliki
hari raya tidak lepas dari kerja keras tenaga
modal.
masyarakat
kerja. Untuk itu pada saat hari raya tiba
mengembangkan
para pemilik unit usaha memberikan
Tujuannya
berkesempatan industri
agar
untuk
kerajinan
kulit
di
wilayah
tambahan
penghasilan
kepada
para
9
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
karyawan,
tambahan
penghasilan
ini
kerja, yang biasanya dengan dibawa
sebagai bonus yang besarannya tergantung
pulang oleh para tenaga kerja.
masing-masing unit usaha. Selain itu ada
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit
juga yang memperbolehkan para tenaga
bagi Pendapatan Tenaga Kerja di
kerjanya untuk membuat sepatu atau
Kabupaten Magetan
sandal yang diinginkan untuk lebaran.
Masyarakat Kabupaten Magetan
Tenaga Kerja di Industri Kerajinan
tergolong masyarakat yang ekonominya
Kulit
kelas menengah kebawah, rata-rata mata Tenaga
kerja
bagian
pencaharinnya sebagai PNS, pengrajin
terpenting dari industri kerajinan kulit di
industri rumah tangga, pengusaha kecil dan
Kelurahan
menengah,
Selosari.
adalah
Kerena
industri
dan
lain-lain
yang
kerajinan kulit merupakan industri yang
pendidikannya kebanyakan adalah lulusan
padat karya. Total unit usaha yang ada di
SMP dan SMA. Dengan latar belakang
Kelurahan Selosari berjumlah 36 dan
yang dimiliki maka banyak diatara mereka
mampu menyerap 223 orang tenaga kerja.
yang
Tenaga kerja di kerajinan kulit ini setiap
keterampilan yang dimilikinya.
tahun juga diberikan pelatihan-pelatihan agar
dapat menambah wawasan dan
keterampilan mereka.
bekerja
dengan
mengandalkan
Kabupaten Magetan merupakan daerah
yang
mengembangkan
potensi
daerahnya melalui industri pengolahan
Sedangkan pemberian upah tenaga
kulit. Di pengolahan kulit ini terdapat
kerja di industri kerajinan kulit dibedakan
industri hilir yaitu kerajinan kulit yang
menjadi dua yaitu berdasarkan upah harian
mampu memberikan lapangan pekerjaan
dan upah borongan. Apabila tenaga kerja
padat karya. Kerajinan Kulit sampai saat
harian, upah yang diterimakan setiap hari
ini berjumlah 194 unit usaha dengan
tetap yaitu antara Rp 25.000-Rp 50.000
menyerap tenaga kerja sebanyak 549 orang
dan apabila upah borongan mulai Rp 4.000
Di Kabupaten Magetan daerah yang
per alas kaki. Dalam pemberian upah ini
memproduksi kerajinan kulit tersebar di
semua
upah
tiga wilayah yaitu Kelurahan Selosari,
kepada tenaga kerja setiap satu minggu
Kelurahan Magetan dan Desa Candirejo.
sekali yang diterimakan dihari Sabtu.
Dari ketiga wilayah tersebut Kelurahan
Namun
Selosari merupakan daerah yang paling
unit
usaha
tenaga
mendapatkan
upah
memberikan
kerja
juga
tambahan
bisa apabila
mereka melakukan lembur yang artinya mengerjakan kerajinan kulit diluar jam
terkenal
karena
di
wilayah
tersebut
didirikan sebuah Sentra Kerajinan Kulit. Berdasarkan
hasil
wawancara
tersebut terlihat bahwa industri kerajinan
10
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
kulit ini sudah terbukti dapat membuka
kerajinan kulit mendapatkan penghasilan
lapangan pekerjaan dan menyerap banyak
tetap setiap bulannya. Dengan penghasilan
tenaga kerja. Bahkan selain tenaga kerja
tetap yang diperoleh tenaga kerja di
yang berasal dari Kabupaten Magetan
industri kerajinan kulit ini, mampu untuk
sendiri juga terdapat tenaga kerja yang
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
berasal dari luar Kabupaten Magetan. Hal
Sugeng mendapatkan upah setiap bulanya
ini sesuai dengan studi empiris yang
±
dilakukan
oleh
Rahmat dan
Budiani
lembur.Upah ini dirasa sudah lebih dari
(2012),
yang
berjudul
pengaruh
keberadaan
industri
kerajinan
perak
terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan
pekerja
di
Kecamatan
Rp
960.000,-
cukup
belum
mengingat
termasuk
biaya
hidup
di
Kabupaten Magetan masih rendah dan ia juga belum menikah. Sedangkan
berdasarkan
hasil
Kotagede Yogyakarta. Hasil penelitian
wawancara dengan Heri Prasetyo dan Anto
tersebut mengungkapkan bahwa terdapat
dapat diketahui bahwa sebagai kepala
pengaruh
antara
keluarga mereka mengandalkan pekerjaan
pendapatan industri terhadap penyerapan
ini sebagai mata pencaharian utama dan
tenaga kerja yang semakin banyak.
sebagai sumber dari penghasilan mereka.
yang
signifikan
Disisi lain di Indsutri Kerajinan
Hasil penelitian ini sesuai dengan studi
Kulit di Kabupaten Magetan banyak
empiris yang dilakukan oleh Yuli (2011),
tenaga kerja yang sudah bekerja mulai dari
yang berjudul kontribusi pendapatan usaha
mereka lulus sekolah. Selain itu banyak
industri kecil keripik usus terhadapa
tenaga kerja yang awalnya pengangguran,
pendapatan
kuli bangunan, pembuat jajan tradisional,
Kanjuruhan,
pekerja di bengkel, pedagang sayur dan
Kabupaten
lain-lain yang pendapatannya tidak tetap
tersebut yaitu pendapatan yang berasal dari
setiap harinya. Namun setelah bekerja di
industri keripik usus turut menentukan
industri kerajinan kulit mereka memiliki
distribusi
pendapatan tetap setiap harinya yang
hidup rumah tangga pekerjanya.
diberikan setiap hari Sabtu di setiap minggunya. Berdasarkan
rumah
tangga
di
Kecamatan Malang.
Dengan
Kepanjen,
Hasil
pendapatan
dan
begitu
Desa
penelitian
pemenuhan
dapat
diambil
kesimpulan bahwa sebagai tenaga kerja di hasil
wawancara
industri kerajinan kulit di Kelurahan
dengan Sugeng dan Harianto menunjukkan
Selosari
masyarakat
dapat
merasakan
bahwa masyarakat yang awalnya memiliki
peningkatan pendapatan. Jika sebelumnya
pekerjaan dengan penghasilan yang tidak
tidak ada pendapatan yang pasti setiap
tetap sekarang setelah bekerja di industri
bulannya atau pendapatan yang tidak
11
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
sesuai
dengan
biaya
harus
sebuah sepatu atau sendal. Pemberian upah
dikeluarkan sekarang mereka mendapatkan
borongan mulai Rp 4.000-Rp 5.000 setiap
upah tetap setiap harinya dan dapat
pasang sepatu atau sandalnya.
memenuhi
Saran
kebutuhan
yang
sehari-hari.
Ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan
1. Bagi Pemilik Usaha
pendapatan yang cukup baik dan mampu
Bagi pemilik usaha diharapkan
memenuhi kebutuhan hidup akan sandang,
memperbaiki kualitas kerajinan kulit
pangan, dan kesehatan.
dan mengembangkan terus usahanya sehingga industri kerajinan kulit ini
KESIMPULAN DAN SARAN
dapat berkembang pesat dan semakin
Kesimpulan
banyak menyerap tenaga kerja serta
Berdasarkan dari rumusan masalah dan
hasil
pembahasan
yang
peneliti
paparkan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yang merupakan inti
memberikan
kontribusi
bagi
pendapatan tenaga kerjanya. 2. Bagi Tenaga Kerja Bagi tenaga kerja diharapkan
dari sebuah hasil penelitian yaitu tentang
mengembangkan
kreatifitas
kontribusi industri kerajinan kulit bagi
keterampilan
pendapatan tenaga kerja di Kabupaten
desain-desain
Magetan.
dengan permintaan pasar. Sehingga
dengan baru
yang
dan
membuat sesuai
Dengan adanya industri kerajinan
akan meningkatkan hasil produksi dan
ini
lapangan
menambah luas daerah pemasarannya
pekerjaan dan memberikan kontribusi bagi
yang nantinya akan berpengaruh pada
pendapatan tenaga kerja. Jika masyarakat
penambahan jumlah tenaga kerja dan
sebelumnya memiliki pekerjaan dengan
pendapatan tenaga kerja.
kulit
dapat
membuka
pendapatan yang tidak menentu atau pendapatan
yang
tidak
cukup
untuk
Daftar Pustaka
mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya
setelah masyarakat bekerja di industri
Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
kerajinan
kulit
mereka
mendapatkan Arifin, Ni Kadek dan Made Setyadhi. 2013. pendapatan yang rutin setiap minggunya. Analisis Pendapatan Pengrajin Upah diterimakan setiap minggunya pada Perak Di Desa Kamasan hari Sabtu. Dengan upah harian antara Rp Kabupaten Klungkung. 25.000-Rp50.000 sedangkan dalam (http://ejournal.ep.unud.ac.id/ad memberikan upah borongan berdasarkan min/jurnal.pdf, diakses 6 Januari atas kerumitan dalam menyelesaikan 2014)
12
Kontribusi Industri Kerajinan Kulit bagi Pendapatan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan
Arsyad,
Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Budiono. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Grafindo. Fatmawati, Fitri dan Imam Setiyono. 2013. Perbedaan Pendapatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Adanya Industri Kecil Rambak Di Desa Kauman Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto. (http://ejournal.unesa.ac.id/ad min/jurnal.pdf, diakses 6 Januari 2014)
Partomo, Titik Sartika. 2008. Ekonomi Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia Rahmad, Octan Mazhar. 2013. Pengaruh Keberadaan Industri Perak terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Pekerja Di Kecamatan Kotagede Yogyakarta. (http://lib.geo.ugm.ac.id/admin/ju rnal.pdf, diakses 6 Januari 2014)
Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia Instrumen Pendataan Profil Desa dan Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan Tahun 2013 Katalog Industri Alas Kaki dan Barang dari Kulit Se-Wilayah Kabupaten Magetan Tahun 2010 Mudrajad, Kuncoro. 2007. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta Moenir, HAS. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Rosda Paduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. 2006. Surabaya: Unipress
13