perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PROYEKSI TENAGA KERJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2011-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : RATNA TANJUNG KUMALASARI F0108166
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
ANALISIS PROYEKSI TENAGA KERJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2011-2014 Ratna Tanjung Kumalasari F0108166 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi daerah, perkiraan penawaran tenaga kerja berdasarkan Metode Ekstrapolasi, perkiraan permintaan tenaga kerja berdasarkan Metode Simple E dan Metode Geometri, serta perkiraan pengangguran yang ada di Kabupaten Magetan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tipologi daerah, metode ekstrapolasi, metode Simple E, metode geometri, serta perkiraan pengangguran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan proporsi PDRB dan penyerapan tenaga kerja Kabupaten Magetan bertipologi pertanian. Perkiraan penawaran tenaga kerja dengan menggunakan metode ektrapolasi menunjukkan bahwa perkiraan penawaran tenga kerja Kabupaten Magetan pada tahun 20112014 mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuatif. Perkiraan permintaan tenaga kerja dengan menggunakan metode Simple E dan metode geometri diperoleh hasil yang sama yaitu perkiraan permintaan tenaga kerja Kabupaten Magetan tahun 2011-2014 mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuatif. Perkiraan pengangguran dihitung secara sederhana sebagai selisih antara penawaran tenaga kerja dan perkiraan permintaan tenaga kerja untuk tahun yang sama, perkiraan pengangguran Kabupaten Magetan tahun 2011-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Mengacu pada hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah pemerintah Kabupaten Magetan diharapkan meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil pertanian yang berfungsi membuka kesempatan lapangan pekerjaan. Untuk angkatan kerja diperlukan menciptakan dan memeratakan kesempatan kerja dengan pelatihan tenaga kerja agar terwujud angkatan kerja yang terampil dan tangguh. Untuk penyerapan tenaga kerja dengan membuka kesempatan berusaha melalui penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan UMKM. Untuk mengurangi tingkat pengangguran Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat dengan meningkatkan kualitas dan perluasan program Antar Kerja Antar Negara, meningkatkan kualitas dan jangkauan informasi pasar kerja, serta meningkatkan peranan bursa kerja Kata Kunci : Tipologi Daerah, Metode Ekstrapolasi, Metode Simple E, Metode Geometri, dan Perkiraan Pengangguran. commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Motto “Hai
orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu
Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.
Segala yang indah belum tentu baik namun segala yang baik sudah tentu indah
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. Thomas Alva Edison
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Proyeksi Tenaga Kerja Daerah Di Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari beberapa pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Wisnu Untoro M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Supriyono selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Sutomo MS selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing penulis. Terimakasih atas saran, kritik, dan perhatiannya selama penulis menyelesaikan skripsi. 4. Tri Mulyaningsih SE, M.Si dan Malik Cahyadin SE, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dorongan dan commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengarahan selama studi kepada penulis serta memberi kesempatan untuk diskusi kepada penulis 5. Bapak dan Ibu dosen pengampu yang telah memberikan ilmunya selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan bantuan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Bapak dan Ibu pegawai BPS yang telah membantu penulis mencari data selama penelitian. 8. Bapak dan Ibu pegawai disnakertans yang telah membantu penulis mencari data selama penelitian. 9. Bapak, Ibu, Kakak dan Keponakan yang telah memberikan segala kasih sayang dan doa yang tiada terputus kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 10. Fandy Akbar Sanusi yang tak kenal lelah memberi dukungan dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2008 khususnya (Desy Rifqya Arifiani, Devinta Primasari, Ira Amanda, Istiana, Rizky Adi, Juniuz Nanda, Aria Sejahtera, Dimas Aryo, Eby Febriansyah, Ari Hidayanto, Aris Prasojo, Putra dan Argo) yang telah menjadi rekan yang menyenangkan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Kakak tingkat jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2007 khususnya Anton Prabowo dan Imam Nalendra terima kasih atas semua dukungan dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhirnya, segala kekurangan, kesalahan dan ketidaksempurnaan skripsi ini adalah tanggung jawab penulis. Namun apabila kebenaran dalam skripsi semata hanya keridhoan Allah SWT sang Maha Sempurna. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta, 10 April 2012
Ratna Tanjung Kumalasari F0108166
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
ABSTRAK ........................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
iv
MOTTO ............................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat penelitian ......................................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
7
A. Kajian Teori ................................................................................
7
1. Permintaan Tenaga Kerja .....................................................
7
2. Penawaran Tenaga Kerja ...................................................... 17 3. Perencanaan Tenaga Kerja .................................................... 19 4. Pengangguran ....................................................................... 26 B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 30 C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 33 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis ..................................................................................... 36 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 37 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 37 B. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 37 C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 38 D. Definisi Operasional Variabel .................................................... 38 E. Metode Analisis Data ................................................................. 40 1. Analisis Tipologi Daerah ...................................................... 40 2. Metode Ekstrapolasi ............................................................. 44 3. Metode Simple E .................................................................. 43 4. Metode Geometri .................................................................. 47 5. Perkiraan Pengangguran ....................................................... 48 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 49 A. Gambaran Umum ........................................................................ 49 1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah ................................... 49 2. Kependudukan ...................................................................... 52 B. Hasil Analisis dan Interprestasi Hasil ......................................... 53 1. Tipologi Kabupaten Magetan .............................................. 53 2. Metode Ekstrapolasi .............................................................. 57 3. Metode Simple E ................................................................... 58 4. Metode Geometri ................................................................... 67 5. Perkiraan Pengangguran ........................................................ 71 BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 73 commit to user A. Kesimpulan ................................................................................. 73 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Saran ........................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Magetan Tahun 2008-2010 ...............................................
Tabel 4.1
Keadaan Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2005-2010 Menurut Kelompok Umur ....................................................................
Tabel 4.2
Tabel 4.6 Tabel 4.7
Tabel 4.8
58
Perkiraan PDRB dan NTB Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 (Milyar Rupiah) .....................................................
Tabel 4.5
53
Perkiraan Penduduk, Tenaga Kerja, dan Angkatan Kerja Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 ..................................................................
Tabel 4.4
52
Rata-rata proporsi PDRB/PDB dan Tenaga Kerja Nasional/ Kabupaten Menurut Lapangan Usaha , Tahun 2006-2009 ....................................
Tabel 4.3
3
64
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan Menurut Lapangan Usaha Besar, Tahun 2011-2014 ...........................
67
Elastisitas Kesempatan kerja Kabupaten Magetan ..............................
68
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja di Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 ...........................................
70
Perkiraan Angka Pengangguran Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014
71
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kurva Elastisitas Harga Permintaan………………………... ..
12
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran .................................................................
34
Gambar 3.1
Kuadran dalam tipologi tenaga kerja .......................................
41
Gambar 4.1
Kabupaten Magetan Pada Tipologi Pertanian ..........................
54
Gambar 4.2
Kabupaten Magetan Pada Tipologi Industri .............................
55
Gambar 4.3
Kabupaten Magetan pada Tipologi Jasa ...................................
56
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI ANALISIS PROYEKSI TENAGA KERJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2011-2014 Ratna Tanjung Kumalasari F0108166 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi daerah, perkiraan penawaran tenaga kerja berdasarkan Metode Ekstrapolasi, perkiraan permintaan tenaga kerja berdasarkan Metode Simple E dan Metode Geometri, serta perkiraan pengangguran yang ada di Kabupaten Magetan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tipologi daerah, metode ekstrapolasi, metode Simple E, metode geometri, serta perkiraan pengangguran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan proporsi PDRB dan penyerapan tenaga kerja Kabupaten Magetan bertipologi pertanian. Perkiraan penawaran tenaga kerja dengan menggunakan metode ektrapolasi menunjukkan bahwa perkiraan penawaran tenga kerja Kabupaten Magetan pada tahun 20112014 mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuatif. Perkiraan permintaan tenaga kerja dengan menggunakan metode Simple E dan metode geometri diperoleh hasil yang sama yaitu perkiraan permintaan tenaga kerja Kabupaten Magetan tahun 2011-2014 mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuatif. Perkiraan pengangguran dihitung secara sederhana sebagai selisih antara penawaran tenaga kerja dan perkiraan permintaan tenaga kerja untuk tahun yang sama, perkiraan pengangguran Kabupaten Magetan tahun 2011-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Mengacu pada hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah pemerintah Kabupaten Magetan diharapkan meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil pertanian yang berfungsi membuka kesempatan lapangan pekerjaan. Untuk angkatan kerja diperlukan menciptakan dan memeratakan kesempatan kerja dengan pelatihan tenaga kerja agar terwujud angkatan kerja yang terampil dan tangguh. Untuk penyerapan tenaga kerja dengan membuka kesempatan berusaha melalui penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan UMKM. Untuk mengurangi tingkat pengangguran Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat dengan meningkatkan kualitas dan perluasan program Antar Kerja Antar Negara, meningkatkan kualitas dan jangkauan informasi pasar kerja, serta meningkatkan peranan bursa kerja Kata Kunci : Tipologi Daerah, Metode Ekstrapolasi, Metode Simple E, Metode Geometri, dan Perkiraan Pengangguran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah masalah yang sangat kompleks dan besar. Kompleks karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi dengan pola yang tidak selalu mudah
dipahami,
besar
karena
menyangkut
jutaan
jiwa.
Untuk
menggambarkan masalah tenaga kerja dimasa yang akan datang tidaklah mudah karena disamping mendasarkan pada angka tenaga kerja dimasa lampau harus juga diketahui prospek produksi dimasa mendatang. Kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan, karena salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara atau bangsa menurut Suharno Sagir dalam makalahnya yang berjudul Rangka Kebijakan Perluasan kesempatan kerja Dalam dasawarsa 1983–1993 adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan ekonomi. Pembangunan ketenagakerjaan sangat erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi sehingga bila membicarakan bidang ketenagakerjaan dalam hal ini tidak dapat dipisahkan dengan bidang ekonomi. Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam hal tenaga kerja yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan maka diperlukan suatu perencanaan dalam hal ketenagakerjaan. Menurut Undang-Undang No.13 tahun 2003, perencanaan commit to user tenaga kerja adalah proses penyusunan kebijakan, strategi dan pelaksanaan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan (Saleh, 2005:3). Salah satu langkah mendasar dan strategis yang dapat ditempuh pemerintah kabupaten/kota dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pengangguran ini adalah dengan menyusun dan mengimplementasikan Perencanaan Tenaga Kerja Kabupaten/ kota (PTKK). Perencanaan Tenaga Kerja Kabupaten/ kota (PTKK) itu sendiri adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan di kabupaten/kota. Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Magetan dari tahun ketahun mengalami suatu kenaikan dan penurunan secara signifikan. Kenaikan dan penurunan jumlah penduduk di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel 1.1 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat jumlah penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin Kabupaten Magetan dimana Kabupaten Magetan adalah sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Dengan luas wilayah sebesar 688.85km2. Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Magetan sebanyak 693.860 jiwa dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 335.513 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 358.347 jiwa jumlah angkatan kerja 15 tahun keatas sebanyak 558.028 jiwa dengan proporsi tenaga kerja usia muda 15-24 sebanyak 115.061 jiwa tenaga kerja dewasa 25-59 sebanyak 442.967 jiwa dan tenaga kerja lanjut 60 keatas sebanyak 106.412 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Magetan sebanyak 693.346 jiwa dengan proporsi commit to user jumlah penduduk laki-laki sebanyak 335.403 jiwa dan jumlah penduduk 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wanita sebanyak 357.943 jiwa jumlah angkatan kerja 15 tahun keatas sebanyak 559.229 jiwa dengan proporsi tenaga kerja usia muda 15-24 sebanyak 107.025 jiwa tenaga kerja dewasa 25-59 sebanyak 452.204 jiwa dan tenaga kerja lanjut 60 keatas sebanyak 108.117 jiwa. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Magetan Tahun 2008-2010 TAHUN
UMUR
2008
2009
2010
L
P
L
P
L
P
0-4
22.263
21.959
22.648
22.403
22.691
22.411
5-9
22.295
21.854
21.671
21.487
21.721
21.494
10-14
24.177
23.284
23.161
22.582
23.211
22.589
15-19
26.833
25.802
25.683
24.457
25.439
24.466
20-24
32.371
30.055
29.079
27.963
29.146
27.974
25-29
30.425
27.667
33.974
30.693
34.046
30.705
30-34
21.225
22.035
22.316
21.952
22.370
21.959
35-39
22.051
25.153
21.861
24.353
21.912
24.361
40-44
22.670
26.512
21.551
25.38
21.599
25.392
45-49
23.999
27.559
23.490
27.358
23.544
27.366
50-54
22.838
24.75
22.690
25.802
22.740
25.811
55-59
19.422
20.249
20.673
21.562
20.714
21.568
60-64
14.464
16.257
15.193
17.154
15.226
17.159
65-69
11.689
14.328
11.844
13.944
11.867
13.950
70-74
8.713
13.97
8.976
13.321
8.9960
13.328
75+
10.078
16.913
10.125
17.403
10.181
17.41
JUMLAH
335.513 358.347 334.935 357.814 335.403 357.943
Sumber: BPS, Kabupaten Magetan Dalam Angka 2008-2010 commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2008-2010 jumlah tenaga kerja usia dewasa di Kabupaten Magetan besarnya sangat tinggi dibandingkan dengan tenaga usia muda dan tenaga kerja usia lanjut. Pada tahun 2008-2010 jumlah penduduk angkatan kerja 15 tahun keatas mengalami kenaikan. Sasaran pokok pembangunan di bidang ketenagakerjaan pada akhirnya ditentukan oleh kemampuan pemerintah dalam mempengaruhi sisi permintaan dan penawaran. Kesesuaian antara sisi permintaan dan penawaran tenaga kerja yang berarti tercapainya kesesuaian antara sejumlah orang yang diminta dan yang tersedia dan dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada tingkat upah tertentu. Dalam hal ini peneliti menggunakan istilah kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja. Dengan demikian kesesuaian antara sisi kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja merupakan masalah yang mendasar dalam perencanaan ketenagakerjaan. Perencanaan ketenagakerjaan akan lebih diorientasikan pada permintaan tenaga kerja yang hakekatnya berupa perencanaan kesempatan kerja. Sedangkan tujuan akhir dari perencanaan tenaga kerja adalah mendukung adanya pertumbuhan ekonomi yang memadai yang diukur dengan PDB. Secara makro permintaan akan tenaga kerja dapat diperkirakan dengan mengetahui laju pertumbuhan dan daya serap masing-masing sektor ekonomi. Konsep elastisitas kesempatan kerja dapat dipergunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan menyusun simulasi perumusan kebijakan pembangunan untuk ketenagakerjaan ( Simanjuntak Payaman, 1985:84).
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian permasalah diatas maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian mengenai “ANALISIS PROYEKSI TENAGA KERJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2011-2014”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirinci beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan, meliputi: 1. Apakah tipologi Kabupaten Magetan? 2. Berapakah jumlah penawaran tenaga kerja di Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014? 3. Berapakah jumlah permintaan tenaga kerja di Kabupaten Magetan berdasarkan Metode Simple E selama kurun waktu 2011-2014? 4. Berapakah jumlah permintaan tenaga kerja di Kabupaten Magetan berdasarkan Metode Geometri selama kurun waktu 2011-2014? 5. Berapakah jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tipologi Kabupaten Magetan. 2. Untuk memperkirakan jumlah penawaran tenaga kerja di Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014. 3. Untuk memperkirakan jumlah permintaan tenaga kerja di Kabupaten Magetan berdasarkan Metode Simple E selama kurun waktu 2011-2014. commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Untuk memperkirakan jumlah permintaan tenaga kerja di Kabupaten Magetan berdasarkan Metode Geometri selama kurun waktu 2011-2014. 5. Untuk memperkirakan jumlah pengangguran yang tercipta di Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014. D. Manfaan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberi manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat yang diberikan yaitu : 1. Pribadi Penulis Dapat memperoleh pengetahuan tentang model penghitungan kebutuhan tenaga kerja berbasis kabupaten/kota dengan pendekatan tipologi sektor ekonomi. Disamping itu penulis juga memperoleh pengetahuan tentang perencanaan ketenagakerjaan suatu kabupaten/kota. 2. Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pemikiran atau bahan pembanding bagi penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini. 3. Pemerintah Hasil penenlitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan informasi yang berguna bagi pihak yang berwenang dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Permintaan Tenaga Kerja Permintaan tenaga kerja (demand for labor ) adalah sejumlah orang (jam orang atau jam kerja) yang diterima untuk melaksanakan suatu pekerjaan pada tingkat tertentu. Permintaan tenaga kerja dibedakan dengan kebutuhan tenaga kerja (man power needs) yang tanpa memperhatikan tingkat upah (Swasono, 1987:20). Jadi kebutuhan tenaga kerja
merupakan
jumlah
tenaga
kerja
yang
dibutuhkan
untuk menghasilkan sejumlah produk masyarakat dalam satuan waktu tertentu dengan tidak memperhatikan faktor upah (Suroto,1992:23). Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang karena barang itu memberikan nikmat (utility) kepada si pembeli. Akan tetapi pengusaha memperkerjakan seseorang itu membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain, pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived demand (Payaman Simanjuntak, 1985:74). commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk dapat memperkirakan permintaan tenaga kerja, tidak lepas dari metode perhitungan proyeksi yang juga digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan suatu keadaan, baik keadaan tenaga kerja maupun perekonomian, proyeksi jumlah pekerja meliputi: a.
Metode Regresi Simultan (Simultaneous Regresion) Penggunaan regresi simultan dengan Simple E, Simple E adalah salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya program Simple E para pembuat model dapat melakukan persiapan data dan spesifikasi model dalam software Excel dan proses simulasi proyeksinya dibuat secara otomatis. Simple E mencakup proses input data, pembuatan model, pengujian dan simulasi proyeksi. Simple E sebagai metode dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja bisa dikatakan actual pada saat ini. Penyusunan model ini
dengan
model
ekonometrika
dimaksudkan
untuk
dapat
menjelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dimana formula model ini terdiri dari 2 blok utama, yaitu : blok ekonomi dan blok tenaga kerja. Dari 2 blok utama tersebut, model dibangun melalui 5 persamaan perilaku (stokastik) dan
2
persamaan
identitas
(deterministik).
Persamaan
ini
berdistribusi masing-masing pada blok ekonomi: 2 persamaan stokastik (NTBm dan NTBs) dan 1 persamaan identitas (NTBa), sedangkan pada blok tenaga kerja terdiri atas : 3 persamaan stokastik commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(La, Lm, Ls) serta 1 persamaan deterministik (Lt). Secara detail, formula model dinyatakan dalam beberapa persamaan berikut : 1) Metode Ekonomi a) NTB Lapangan Usaha Pertanian (Agriculture) NTBa,t = PDRB – NTBm,t – NTBs,t b) NTB Lapangan Usaha Industri (Industry/Manufacture) NTBm,t = f(NTBm,t-1) c) NTB Lapangan Usaha Jasa (Service) NTBs,t = f(NTBs,t-1) 2) Blok Tenaga Kerja a) Tenaga Kerja Lapangan Usaha Pertanian (Agriculture) La,t = f(La,t-1, NTBa,t) b) Tenaga
Kerja
Lapangan
Usaha
Industri
(Industry/
Manufacture) Lm,t = f(Lm,t-1, NTBm,t) c) Tenaga Kerja Lapangan Usaha Jasa (Service) Ls,t = f(Ls,t-1, NTBs,t) Sementara itu pemodelan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, meramalkan PDRB secara keseluruhan berdasarkan asumsi ekonomi makro. Kedua, berdasarkan PDRB hasil perkiraan itu diperkirakan NTB untuk masing-masing kelompok lapangan usaha. Ketiga adalah meramalkan kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
NTB dan jumlah tenaga kerja sektor bersangkutan tahun sebelumnya. Ketiga
tahap
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan Simple E, dimana secara keseluruhannya dapat dilakukan secara otomatis. Simple E memuat proses input data, pembuatan model, pengujian dan simulasi proyek. b.
Elastisitas Jumlah Pekerja (Employment Elasticity) Elastisitas jumlah pekerja (Employment Elasticity) atau elastisitas kesempatan kerja adalah rasio antara perubahan (dalam persen) jumlah pekerja dengan perubahan (dalam persen) output. Metode elastisitas ini mengasumsikan bahwa perubahan jumlah pekerja disebabkan oleh perubahan output. Tanpa ada perubahan output tidak akan ada perubahan jumlah pekerja. Dengan kata lain metode ini mengasumsikan permintaan sebagai derive demand permintaan barang dan jasa. Misalkan akan memperkirakan jumlah pekerja menurut lapangan pekerjaan di tahun 1990 berdasarkan data tahun 1985. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Hitung sasaran pertumbuhan (dalam persen) output menurut lapangan pekerjaan pada periode 1985-1990. 2) Buat asumsi elastisitas pekerjaan menurut lapangan pekerjaan pada periode 1985-1990. commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kalikan elastisitas tersebut dengan sasaran pertumbuhan, untuk memperoleh angka pertumbuhan (dalam persen) jumlah pekerja menurut lapangan pada periode 1985-1990. 4) Dengan angka pertumbuhan tersebut dapat dihitung jumlah pekerja menurut lapangan pekerjaan pada tahun 1990. Permintaan pekerja secara keseluruhan diperoleh dengan menjumlahkan permintaan di tiap lapangan pekerjaan. 5) Penawaran pekerja secara menyeluruh diperoleh dari proyeksi angkatan kerja. 6) Jumlah angkatan kerja (hasil proyeksi) dikurangi jumlah permintaan pekerja (dari angka 4) sama dengan jumlah pengangguran di tahun 1990. Metode elastisitas jumlah pekerja ini juga mengasumsikan bahwa jumlah pekerja disebabkan oleh perubahan output tanpa ada perubahan jumlah
pekerja.
Dengan
kata
lain
metode
ini
mengasumsikan permintaan tenaga kerja sebagai derived demand permintaan barang dan jasa. Metode ini juga mengasumsikan bahwa tidak ada lowongan pekerjaan yang tidak terisi. ( Ananta, 1990 : 209210). c.
Elastisitas Permintaan Permintaan tenaga kerja pada dasarnya adalah tergantung pada output perusahaan/industri dalam konstek mikro, artinya semakin banyak output yang dihasilkan pada akhirnya akan commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menciptakan permintaan input diantaranya adalah tenaga kerja. Sedangkan dalam tataran makro, produksi nasional (PDB) sangat menentukan
laju
tambah
kesempatan
kerja
pada
suatu
perekonomian, artinya kalau ekonomi suatu negara tumbuh (tercermin pada pertumbuhan PDB) maka akan dapat menciptakan kesempatan kerja baru. Elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED) adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Gambar 2.1 Kurva Elastisitas Harga Permintaan
Harga
P
P
P – P
A Q D
0
Q
Q + Q
Kuantitas
Pada Gambar 2.1, P menunjukkan harga barang saat ini dan Q jumlah permintaan pada harga tersebut. P menujukkan perubahan kecil dalan harga saat ini dan perubahan hasil dalam jumlah permintaan ditunjukkan oleh Q. P/P kemudian akan ditetapkan untuk perbandingan dengan perubahan harga dan Q/Q commit to user akan ditetapkan untuk kesesuaian perbandingan dengan perubahan
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlah. Dua pernyataan ini, sesuai dengan definisi mengenai elastisitas harga permintaan. Rumus untuk elastisitas harga :
Elastisitas harga = =
ΔQ/Q ……………………………. 1 ΔP/P
Salah fitur menarik dari formula ini adalah bahwa ini memiliki interpretasi grafis yang mudah. Jadi, jika kita ingin menghitung elastisitas harga permintaan pada titik A pada kurva permintaan yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1, kita dapat mulai dengan menulis ulang sisi kanan dari Persamaan 2.1 menjadi (P/Q) x (P/Q). Dan karena kemiringan kurva permintaan adalah sama dengan P/Q, Q/P adalah kebalikan dari kemiringan: Q/P = 1/kemiringan.
Elastisitas
harga
permintaan
pada
titik
A,
dilambangkan A, oleh karena itu memiliki formula sederhana ( Frank/Bernanke, 2009 : 113-114) sebagai berikut : ………………………………………. 2
atau …………………………………………….. 3
d.
Elastisitas Kesempatan Kerja Untuk menganalisis seberapa besar kepekaan perubahan output tersebut terhadap laju tumbuh kesempatan kerja, biasanya commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipakai rumus Elastisitas Kesempatan Kerja (Ekk) yang merupakan rasio pertumbuhan output dengan pertumbuhan kesempatan kerja. EKK bisa dihitung secara sektoral berdasarkan lapangan usaha dalam perekonomian. Di Indonesia misalnya ada 9 sektor/lapangan usaha dari pertanian hingga jasa, atau juga bisa dikelompokan menjadi 3 sektor besar seperti pertanian, industri dan jasa, penjumlahan semuanya akan menjadi Ekk total. Ekk dapat pula dipergunakan sebagai data awal untuk proyeksi ketenagakerjaan melalui beberapa skenario dalam membuat perencanaan untuk kebijakan baik makro maupun mikro. Langkah-langkah
yang
digunakan
untuk
menghitung
elastisitas kesempatan kerja adalah : a) Menghitung laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) persektor dan total sektor kegiatan ekonomi. b) Menghitung laju kesempatan kerja per sektor kegiatan ekonomi. c) Menghitung koefisien Elastisitas Kesempatan Kerja (Ekk) per sektor kegiatan ekonomi yang dihitung dengan formula
e.
Rasio Jumlah Pekerja – Output Rasio jumlah pekerja mengansumsikan adanya hubungan proporsional yang tidak berubah antara output dan jumlah pekerja. Dengan demikian, bila kita mengetahui rasio tersebut dan mengetahui tingkat output, maka kita dapat mengetahui jumlah pekerja.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karena rasio tersebut diasumsikan tidak berubah, maka rasio untuk lapangan pekerjaan dapat pula dihitung dengan membagi perubahan jumlah pekerja dengan perubahan nilai tambah dalam tiap lapangan pekerjaan. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa marginal employment-output ratio sama dengan average employment-output ratio. Metode ini mengansumsikan tidak ada kemungkinan kemajuan teknologi ataupun substitusi antara pekerja dan modal fisik (Ananta, 1990 : 209-210). f.
Metode Pendekatan Kebutuhan Tenaga Kerja Metode ini adalah salah satu pendekatan untuk menduga permintaan dan penawaran pekerja, dan keseimbangan antara keduanya dimasa depan. Pendugaan ini dilakukan secara rinci menurut lapangan pekerjaan, pendidikan dan keterampilan. Dimana langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut : 1) Uraikan Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun dasar diberbagai sektor perekonomian. 2) Jumlah pekerja yang diminta di setiap sektor pada tahun dasar diperoleh dengan menjumlahkan jumlah pekerja di setiap sektor dengan lowongan pekerjaan di setiap sektor. 3) Tentukan target atau suatu asumsi pertumbuhan PDB di setiap sektor untuk periode perencanaan. 4) Buat asumsi mengenai rasio jumlah pekerja-output atau elastisitas jumlah pekerja di setiap sektor selama periode commit to user perencanaan. 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Kalikan rasio atau elastisitas di atas dengan angka pertumbuhan produksi di setiap sektor, sehingga diperoleh permintaan pekerja atau angka pertumbuhan permintaan pekerja di setiap sektor selama periode perencanaan. 6) Permintaan pekerja menurut sektor ini kemudian diterjemahkan ke permintaan akan pendidikan dengan menggunakan suatu pendidikan macam apa dan berapa banyak yang diperlukan untuk suatu sektor pekerjaan. 7) Hasil ini kemudian dibandingkan dengan proyeksi jumlah pekerja menurut sektor dan tingkat pendidikan selama periode perencanaan. 8) Perbandingan tersebut akan memperlihatkan ada tidaknya surplus atau defisit pekerja menurut tingkat pendidikan di suatu sektor. 9) Hasil dari Point 8 digunakan untuk membuat suatu kebijakan dibidang pendidikan dan perekonomian untuk mencegah terjadinya surplus atau defisit pekerja menurut pendidikan dan sektor. Namun, metode ini mengandung beberapa kelemahan antara lain : 1) Masalah perubahan harga (balas jasa) untuk pekerja belum diperhitungkan. 2) Tidak
ada
subtitusi
antara
satu
keterampilan
dengan
keterampilan lain. commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Asumsi jumlah pekerja merupakan fungsi perekonomian perlu dipertanyakan relevansinya untuk negara berkembang seperti Indonesia. 4) Data yang dibutuhkan sangat rinci (Ananta, 1900 : 211-219). 2. Penawaran Tenaga Kerja Penawaran tenaga kerja (supply of labor ) adalah sejumlah orang (jam orang atau jam kerja) yang tersedia dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada tingkat upah tertentu. Pengertian penawaran tenaga kerja, dimana artinya sama, tetapi persediaan tenaga kerja tidak mempertimbangkan tingkat upah (Swasono, 1987:21). Jadi penyediaan tenaga kerja merupakan sejumlah orang yang tersedia, mampu
dan
bersedia
untuk
melakukan
pekerjaan
dengan
tidak memperhatikan faktor upah (Suroto,1992:22). Karena tenaga kerja merupakan bagian penduduk, maka perencanaan
ketenagakerjaan
tidak
terlepas
dari
perencanaan
kependudukan. Jumlah penduduk menurut susunan umur dan jenis kelamin dapat dikatakan sebagai proksi determinan penawaran pekerja. Untuk mengetahui persediaan/penawaran tenaga kerja dapat diketahui dengan metode proyeksi penduduk dan angkatan kerja meliputi, Metode Aritmatis, Geometris dan Exponensial. Ketiga metode ini merupakan metode yang sangat sederhana untuk
suatu
perencanaan
kependudukan
pada
umumnya
dan
ketenagakerjaan pada khususnya (Ananta, 1990 : 204-206). commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode
Aritmatis
mengasumsikan
bahwa
pertumbuhan
penduduk (atau angkatan kerja atau jumlah pekerja) selalu terjadi dalam jumlah (absolut) yang tetap. Dimana rumusnya adalah sebagai berikut : Pt = Po + t.b Dimana : Pt = jumlah penduduk /angkatan kerja di tahun t (suatu masa depan) Po = jumlah penduduk/angkatan kerja ditahun dasar t = jarak waktu (jumlah tahun) dari Po ke Pt b = kenaikan absolut tiap tahun yang mengasumsikan konstan Metode Geometris dan Exponensial merupakan perbaikan dari metode Aritmatis. Kedua metode ini tidak mengasumsikan bahwa kenaikan absolut selalu sama dari tahun ke tahun. Kedua metode ini mengasumsikan bahwa angka pertumbuhan tidak berubah dari tahun ke tahun. Asumsi kedua metode ini seringkali lebih sesuai dengan kenyataan dibandingkan dengan asumsi metode Aritmatis. Namun bila metode aritmatis tidak mempersoalkan dari mana menghitung pertumbuhan absolute yang konstan, kedua metode ini tidak mempersoalkan dari mana menghitung angka pertumbuhan yang konstan. Dimana rumusnya adalah sebagai berikut : Pt = Po . (1 + r)t Dimana : Pt
= jumlah penduduk /angkatan kerja di tahun t (suatu masa depan)
Po = jumlah penduduk/angkatan kerja ditahun dasar commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
r
digilib.uns.ac.id
= angka pertumbuhan (dalam desimal) per tahun yang diasumsikan konstan
t
= jarak waktu (tahun) dari Po ke Pt.
3. Perencanaan Tenaga Kerja a.
Pengertian Perencanaan Tenaga Kerja Perencanaan tenaga kerja dapat mempunyai definisi berbagai macam, dimana kesemuanya pada dasarnya memiliki pengertian yang sama. Menurut undang-undang No.13 Tahun 2003, perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses penyusutan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program ketenagakerjaan yang berkesinambungan (Saleh, 2005:3). Menurut LE Richter (dalam Swasono dan Sulistyaningsih, 1987:7) yang dimaksud dengan perencanaan tenaga kerja adalah suatu proses pengumpulan informasi secara regular, dan analisis situasi dan trend untuk masa kini dan masa depan dari permintaan dan
penawaran
menyebabkan
tenaga
kerja,
termasuk
ketidakseimbangan,
dan
faktor-faktor penyajian
yang pilihan
pengambilan keputusan kebijakan dan program aksi, sebagai bagian dari proses perencanaan (pembangunan) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan tenaga kerja mengandung beberapa unsur sebagai berikut :
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Pengumpulan informasi secara reguler untuk pembuatan suatu assessment (penilaian keadaan); 2) Pembuatan perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan dan tenaga kerja yang tersedia di masa depan; 3) Membuat analisis identifikasi adanya ketidakseimbangan antara tenaga kerja yang dibutuhkan dan yang tersedia; 4) Identifikasi
beberapa
alternatif
pemecahan
masalah
ketidakseimbangan tersebut; 5) Adanya integrasi dari rencana tersebut dengan rencana pembangunan ekonomi untuk merencanakan tenaga kerja makro dan perencanaan tenaga kerja mikro. Dengan demikian, proses perencanaan tenaga kerja menyangkut berbagai kegiatan mulai dari pengumpulan data pembuatan analisa dan perumusan saran kebijakan/program untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul. Kegiatan pengumpulan data dan analisa itu sendiri adalah merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dibidang ketenagakerjaan, sedangkan analisa dilaksanakan dengan menggunakan teori-teori dan model-model berikut dengan menggunakan data yang dikumpulkan. Kegiatan analisa ketenagakerjaan (manpower analysis) yang berusaha untuk mengamati, menganalisa dan memuat kesimpulankesimpulan adalah termasuk dalam kegiatan perencanaan tenaga kerja.
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Jenis Perencanaan Tenaga Kerja 1) Perencanaan Tenaga Kerja Mikro Perencanaan tenaga kerja mikro adalah perencanaan tenaga kerja yang dilaksanakan dalam kesatuan unit organisasi seperti perusahaan, lembaga pemerintahan atau swasta dan lainlain dimana unit organisasi tersebut mempunyai tujuan yang akan dicapai seperti suatu tingkat penjualan tertentu, pengisian suatu struktur organisasi dan lain-lain dan untuk mencapainya diperlukan tenaga kerja. Masalah yang timbul biasanya adalah kekurangan pegawai, kekurangan keterampilan, kebutuhan penggantian dan lain-lain (Swasono dsn Sulistyaningsih, 1987:8-9). 2) Perencanaan Tenaga Kerja Makro Perencanaan tenaga kerja mikro adalah perencanaan tenaga kerja yang dilakukan dengan jalan membuat agregasi menurut sector atau menurut jenis jabatan dan lain-lain, biasanya untuk wilayah tertentu seperti Negara, provinsi atau kabupaten/kota. Perencanaan ini biasanya merupakan bagian yang integral dari pada perencanaan social ekonomi daripada wilayah tersebut dan karenanya merupakan bagian dari perencanaan pembangunan. Masalah yang hendak dipecahkan adalah kekurangan atau kelebihan tenaga kerja untuk jenis commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jabatan dan wilayah tertentu (Swasono dsn Sulistyaningsih, 1987:8-9). c.
Tujuan Perencanaan Tenaga Kerja Tujuan perencanaan tenaga kerja terdiri dari tujuan konvensional
dan
tujuan
pemerataan.
Tujuan
konvensional
perencanaan tenaga kerja yang terdapat pada litelatur PTK, terutama adalah untuk mendukung pembangunan. Hal ini timbul karena adanya anggapan yang muncul pada tahun 50-an, bahwa pendidikan adalah salah satu investasi dalam proses ekonomi. Kemudian pada tahun 60-an berkembang suatu perencanaan yang berdasarkan alokasi optimal sumber daya dan hampir pada waktu yang sama timbul pendekatan social demand. Kemudian tahun 70-an bersamaan dengan
perkembangan
pendekatan
kebutuhan
dasar
timbul
pendekatan baru dalam PTK, yaitu tujuan pemerataan dan perluasan kesempatan kerja. Selain tujuan-tujuan tersebut masih ada tujuan yang sifatnya merupakan tanggapan pada masalah yang timbul pada waktu tertentu disuatu negara, seperti untuk menggantikan tenaga kerja asing, meningkatkan partisipasi pendidikan dan lain-lain (Swasono dan Sulistyaningsih, 1987:17-18). Pendekatan
perencanaan
tenaga
kerja,
pemenuhan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan pendekatan aplikasi sumber daya manusia sering tidak cocok satu sama lain. Bagi kebutuhan pembangunan ekonomi mungkin dibutuhkan beberapa teknisi commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mekanik, tetapi dari pendekatan alokasi optimal mungkin akan lebih baik menggunakan dana pendidikan yang terbatas itu untuk melatih anak-anak putus sekolah atau bahkan yang tidak pernah mengenyam bangku
pendidikan.
dimaksudkan
Tujuan pembangunan
sebagai
upaya
untuk
tenaga kerja
mempekerjakan
ini atau
menggunakan angkatan kerja secara penuh dan secara produktif sehingga meningkatkan kemakmuran bangsa dan mengurangi angka kemiskinan. Tujuan lainnya dari perencanaan tenaga kerja ini adalah mendukung adanya pertumbuhan ekonomi yang memadai yang diukur dengan Produk Regional Bruto
(Sutomo dalam Sukma,
2001). Dimana kita ketahui bahwa PDB merupakan salah satu ukuran suatu negara. d.
Peranan Perencanaan Tenaga Kerja Menurut Yaman (2004:35-37) perencanaan tenaga kerja tidak
dapat
dipisahkan
dengan
peranan
pemerintah
dalam
melaksanakan kebijakan ketenagakerjaan. Dimana kita ketahui tujuan Negara secara nasional tercapainya masyarakat adil dan makmur, adapun tujuan dalam bidang ketenagakerjaan termuat dalam pasal 27 ayat 2 Undang-undang Dasar 1945 yaitu “tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan ketenagakerjaan dapat memberikan informasi mengenai prospek mendatang pada pasar kerja (labor market) untuk masa sektor swasta adalah keadaan pasar kerja secara umum atau beberapa jenis jabatan dan keahlian di wilayah tertentu. Lebih jauh dapat
memberikan
informasi
pengangguran.
Pengangguran
merupakan salah satu masalah paling mendasar didalam pelaksanaan pembangunan, sehingga kebijaksanaan dan program pembangunan perlu diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja. Kebijaksanaan perluasan kesempatan kerja merupakan bagian integral dari kebijaksanaan pembangunan secara keseluruhan. Dari beberapa tujuan, maka perencanaan tenaga kerja harus menjangkau hal-hal sebagai berikut : 1) Kebutuhan Tenaga Kerja a) Menentukan kebutuhan tenaga kerja untuk mencapai target pembangunan dalam sektor tertentu. b) Menentukan kebutuhan tenaga kerja yang terampil untuk proyek-proyek prioritas. c) Mencari
kemungkinan
ketidakseimbangan
antara
permintaan dan penawaran tenaga kerja sebagai bahan pemecahan masalah. 2) Pelatihan perencanaan kejuruan dan pendidikan a) Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yang terampil masa kini dan masa depan. commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menentukan kapasitas lembaga latihan. c) Menetukan kebutuhan latihan untuk pedesaan. 3) Pelaksanaan antar kerja ( Employment service) a) Membuat evaluasi situasi kerja dipasar lokal. b) Memberi informasi pada pencari kerja mengenai prospek pekerjaaan diwilayah tersebut. c) Membuat identifikasi persoalan yang timbul di pasar kerja lokal. 4) Kebijakan Perluasan Kesempatan Kerja a) Identifikasi proyek/kegiatan yang dapat menyerap tenaga kerja. b) Indentifikasi sektor regional yang dapat menyerap tenaga kerja. Dalam melaksanakan hal tersebut terdapat beberapa dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) Dimensi waktu, perencanaan tenaga kerja harus dapat memberikan indikasi untuk masa kini dan masa datang. 2) Dimensi nasional, dalam arti bahwa perencanaan tenaga kerja harus dapat memberikan indikasi ketenagakerjaan secara nasioanal. 3) Dimensi regional, perencanaan tenaga kerja harus dapat memberikan indikasi ketenagakerjaan secara regional. commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
e.
digilib.uns.ac.id
Tahap-Tahap Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja Makro Penelitian ini dapat dikatagorikan sebegai perencanaan tenaga kerja makro. Adapun tahapan pokok dalam perencanaan tenaga kerja ini menurut Yudo dan Endang (1983:13-14) yaitu : 1) Penentuan tujuan 2) Penentuan klasifikasi 3) Pembuatan perkiraan kebutuhan tenaga kerja 4) Pembuatan perkiraan persediaan tenaga kerja 5) Pembuatan revisi 6) Perhitungan ketidakseimbangan 7) Penentuan strategi 8) Pembuatan program aksi
4. Pengangguran a.
Pengertian Pengangguran Pengangguran adalah masalah yang seringkali menghantui baik
negara
maju
maupun
negara
berkembang.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi tidak hanya dapat mengganggu stabilitas keamanan, namun juga stabilitas politik dan juga ekonomi. Oleh karena itu, setiap pemerintah disemua negara selalu berusaha agar pengangguran terjadi berada pada tingkat yang wajar. Mengacu pada Sensus Penduduk 1971 dalam Simanjuntak (1998:5), pengangguran didefinisikan sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Sedangkan tingkat pengangguran adalah perbandingan jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja, yang dinyatakan dalam persen. Dimana rumusnya adalah : Angkatan Kerja = Pekerja + Pengangguran Sedangkan tingkat pengangguran dirumuskan : Tingkat Pengangguran =
b.
Penganggur dan Setengah Penganggur Pendekatan angkatan kerja yang membedakan orang yang bekerja dan menganggur pada dasarnya menimbulkan tiga pokok masalah pokok yaitu : 1) Menyangkut penentuan batas jam kerja yang berbeda. Dalam hal ini belum dapat dirumuskan dasar konseptual untuk memilih batas jam kerja yang tepat. 2) Pembedaan tenaga kerja atas dua golongan yang bekerja dan yang menganggur tidak menggambarkan masalah tenaga kerja yang sebenarnya. 3) Pembedaan atas orang yang bekerja dan menganggur tidak menunjukkan apa-apa mengenai tingkat pendapatan dan produktivitas seseorang. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dikembangkan pendekatan penggunaan tenaga kerja (labour utilization approach). commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan pendekatan ini dibedakan angkatan kerja dalam tiga golongan yaitu orang yang : 1) Menganggur, yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. 2) Setengah menganggur, yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan. 3) Bekerja penuh atau cukup dimanfaatkan, yaitu bekerja yang bekerja sesuai dengan jam kerja yang semestinya (biasanya 8 jam kerja). Sedangkan
setengah
pengangur
sendiri
dapat
dikelompokkan berdasarkan jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan menjadi dua kelompok : 1) Setengah penganggur kentara yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu. 2) Setengah
penganggur
tidak
kentara
atau
penganggur
terselubung, yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah (Simanjuntak, 1998:15-16). c.
Jenis-Jenis Pengangguran Menurut sebab terjadinya, ada beberapa masalah yang dianggap sebagi penyebab timbulnya pengangguran. Dari penyebab pengangguran
tersebut
timbul
beberapa
istilah
tentang
pengangguran. Menurut Simanjuntak (1998:10-5) dan Susanti, commit to user Ikhsan, dan Widyanti (2000:97) adalah sebagai berikut :
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Pengangguran Friksional Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk waktu yang diperlukan selama preosedur pelamaran dan seleksi atau terjadi karena faktor jarak atau kurang informasi. Dapat pula terjadi karena kurangnya mobilitas pencari kerja dimana lowongan pekerjaan justru terdapat bukan disekitar tempat tinggal si pencari kerja. Dapat pula para pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan dan begitu pula dengan pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai. Jenis pengangguran ini bersifat sementara, dan waktu pengangguran ini dapat dipersingkat denga penyediaan informasi pasar kerja yang lengkap. 2) Pengangguran Struktural Pengangguran
struktural
timbul
karena
adanya
perubahan struktural dalam perekonomian. Perubahan dalam stuktur perekonomian ini menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja dengan jenis atau tingkat keterampilan yang berbeda. Keadaan ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Untuk mengatasinya diperlukan adanya suatu program tambahan commit to user latihan untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan yang baru
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut. Umumnya jagka waktu yang diperlukan untuk mengatasi
masalah
ini
lebih
lama
dibanding
dengan
pengangguran friksional. 3) Pengangguran Musiman Pengangguran musiman terjadi karena pergantian musim. Sebagai contoh adalah petani. Di luar waktu menanam dan panen mereka menganggur untuk menunggu waktu panen berikutnya. Biasanya penganggur jenis ini tidak banyak disoroti. B. PenelitianTerdahulu Sukma (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Proyeksi Penyediaan Tenaga Kerja Kota Surakarta pada Tahun 2001-2003” dengan menggunakan data : Surakarta Dalam Angka tahun 1999-2000, Susenas tahun 1999-2000, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 1999-2000 dengan metode proyeksi menunjukkan bahwa sektor jasa memiliki elastisitas kesempatan kerja yang lebih tinggi dibanding dengan sektor industri dan sektor pertanian. Proyeksi kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja Kota Surakarta pada tahun 2001-2003 menunjukkan adanya ketidak keseimbangan antara sisi kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja. Kebutuhan kerja sektor formal proporsinya lebih besar dibandingkan dengan sektor informal. Yaman (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perencanaan Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2003-2006” dengan menggunakan analisis trend, menyebutkan bahwa jumlah penduduk Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar 6,5%. Berdasarkan kegiatan commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ekonominya sektor pertanian proporsi kesempatan kerjanya 40,3%. Manufaktur 22,3% dan servis 37,4%. Berdasarkan status pekerjaan utamanya proporsi kesempatan kerja untuk sektor informal 61,5% dan sektor formal 38,5%. Angka ketergantungan 2003-2006 mengalami penurunan. Indrawan (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Ekonomi Ketenagakerjaan Kabupaten Klaten Menurut Tipologi Sektor Ekonomi Tahun 2005-2009” menyebutkan bahwa dengan metode rasio proporsi PDB PDRB dan proporsi tenaga kerja nasional/kabupaten atau kota untuk menjawab tipologi Kabupaten Klaten. Untuk masalah persediaan tenaga kerja digunakan metode Ekstrapolasi, sedangkan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunkan regresi simultan (Simple E) didapatkan hasil : Kabupaten Klaten bertipologi jasa persedian tenaga kerja selalu meningkat dari tahun 2005-2009, kebutuhan tenaga kerja selalu berfluktuasi dari tahun 2005-2009, sedangkan jumlah penganggurannya senantiasa meningkat pada akhr proyeksi tahun 2009. Kartikasari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Deskriptif dan Perencanaan Tenaga Kerja Di Kota Surakarta” dengan menggunakan analisis deskriptif menggambarkan kondisi ketenagakerjaan Kota Surakarta, pada tahun 2000-2005 jumlah penduduk menurut kelompok usia share paling besar yaitu kelompok usia produktif dengan share rata-rata sebesar 65%. Kenaikan jumlah penduduk tahun 2000-2005 diikuti oleh kenaikan jumlah angkatan kerja. Dimana tiap tahunnya mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan. Mengenai tipologi Kota Surakarta didapat hasil commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa baik pada tahun 2009 maupun 2005 Kota Surakarta bertipologi jasa. Dimana pada sektor jasa Kota Surakarta terdapat dikuadran I yang bearti bahwa baik PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) maupun penyerapan tenaga kerjanya lebih besar dari PDB (Produk Domestik Bruto) dan penyerapan tenaga kerja nasional. Dinas Tenaga Kerja Kota Surakarta dalam penelitiannya yang berjudul “Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) Kota Surakarta 20072010” menyebutkan bahwa Kota Surakarta termasuk tipologi jasa, elastisitas kesempatan kerja Kota Surakarta sektor pertanian 0,56%; sektor industri 0,20%;sektor jasa 0,45% dan elastisitas total 0,32%, dari model simple E sampai tahun 2010 masih terdapat pengangguran di Kota Surakarta, perkiraan angkatan kerja Kota Surakarta pada tahun 2007 sebanyak 258.147 dan mengalami kenaikan pada tahun akhir proyeksi 2010 sebnyak 272.982, perkiraan penyerapan tenaga kerja Kota Surakarta pada model 1 tahun 2007 sebanyak 242.258 dan mengalami kenaikan pada tahun akhir proyeksi 2010 sebanyak 256.796 pada model 2 perkiraan penyerapan teanaga kerja Kota Surakarta
tahun 2007 sebanyak 238.565 dan pada tahun akhir proyeksi
mengalami kenaikan sebanyak 262.444, sektor industri dan jasa masih merupakan sektor potensial untuk menyerap tenaga kerja guna mengurangi pengangguran. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo dan LPPM UNS Surakarta (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) Kabupaten Sukoharjo commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahun 2011-2015” menyebutkan bahwa dengan metode rasio proporsi PDB PDRB dan proporsi tenaga kerja nasional/kabupaten
atau kota untuk
menjawab tipologi Kabupaten Sukoharjo. Untuk masalah persediaan tenaga kerja digunakan metode Ekstrapolasi, sedangkan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunkan regresi simultan (Simple E) didapatkan hasil : Kabupaten Sukoharjo bertipologi industri dan jasa, namun berdasarkan tahun 2009 adalah jasa sedangkan industri mempunyai nilai PDRB lebih rendah dibandingkan nasional dan penyerapan tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Persedian tenaga kerja selalu meningkat dari tahun 2011-2015, Kebutuhan tenaga kerja selalu berfluktuasi dari tahun 2011-2015. C. Kerangka Pemikiran Kerangka
pemikiran
adalah
landasan
peneliti
dalam
mengembangkan penelitiannya dengan menggunakan berbagai konseptual yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan sebelumnya, maka kerangka pemikiran yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Proyeksi Penduduk 2011-2014
Proporsi TK MGT & NAS
Proyeksi TPAK 2011-2014
Proporsi PDB & PDRB MGT & NAS
Tipologi Kab. Magetan
Permodelan NTB
Permodelan TK
Proyeksi Angkatan Kerja 2011-2014
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja MGT 2011-2014
Pengangguran
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis ekonomi ketenagakerjaan secara umum terdiri dari dua aspek yaitu penawaran tenaga kerja (proyeksi angkatan kerja) dan permintaan tenaga kerja yang dapat diserap oleh pertumbuhan ekonomi (proyeksi tenaga kerja). Dari tinjauan persediaan tenaga kerja perhitungan diawali dengan proyeksi penduduk mengingat tenaga kerja merupakan bagian dari penduduk. Setelah itu tahap berikutnya adalah melakukan proyeksi angkatan kerja. Selama periode proyeksi, pola pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja diasumsikan linear. Sedangkan dari prespektif kebutuhan tenaga kerja, perhitungan dilakukan melalui tiga tahapan pokok. Pertama, melakukan terlebih dahulu perkiraan total PDRB berdasarkan asumsi parameter total PDB Indonesia dan menggunakan model ekonometrik. Kedua, melakukan prakiraan NTB kelompok lapangan usaha sesuai dengan tipologi kabupaten/kota yang bersangkutan. Untuk kabupaten/kota yang bertipologi pertanian terlebih dahulu melakukan prakiraan NTB sektor pertanian dan jasa sedangkan untuk industri manufaktur merupakan residual dari PDRB. Sementara yang bertipologi lain NTB pertanian ditempatkan sebagai residual. Tahap terakhir adalah meramalkan kebutuhan tenaga kerja yang didasarkan pada NTB kelompok lapangan usaha yang diperoleh dari tahap kedua.
Penentuan
tipologi suatu kabupaten/kota dilakukan dengan membandingkan variabel PDRB dan penyerapan tenaga kerja kabupaten/kota terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja nasional dimasing-masing lapangan usaha. Perkiraan angka pengangguran dihitung secara sederhana sebagai selisih antara proyeksi angkatan kerja dengan kebutuhan tenaga kerja untuk tahun yang commit to user sama. 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga Kabupaten Magetan bertipologi pertanian. 2. Diduga jumlah penawaran tenaga kerja di Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014 meningkat. 3. Diduga jumlah permintaan tenaga kerja di Kabupaten Magetan berdasarkan Metode Simple E selama kurun waktu 2011-2014 meningkat. 4. Diduga jumlah permintaan tenaga kerja di Kabupaten Magetan berdasarkan Metode Geometri selama kurun waktu 2011-2014 meningkat. 5. Diduga jumlah pengangguran yang tercipta di Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014 meningkat.
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk analisis kuantitatif mengenai proyeksi perencanaan tenaga kerja dengan menggunakan data deret waktu (time series) antara tahun 1999-2010. Sedangkan lokasi yang diambil untuk penelitian ini adalah Kabupaten Magetan. B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat runtun waktu atau juga disebut time series. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pencatatan pada departemen atau instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magetan dan Dinas Sosial Tenagakerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Magetan, jurnal dan data penelitian lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dari tahun 1999-2010. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber dengan mengambil data statistik yang telah ada yang diterbitkan oleh beberapa instansi terkait, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magetan dan Dinas Sosial Tenagakerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Magetan.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik kepustakaan, dimana data yang digunakan adalah data sekunder. Pencarian data terutama pada berbagai sumber atau instansi yang terkait pada penelitian ini. D. Definisi Operasional Variabel Sebelum masuk kedalam pokok permasalahan, terlebih dahulu akan diketengahkan beberapa pengertian pokok yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Tenaga Kerja Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. 2. Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab. Di samping itu mereka (penduduk usia kerja) yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari/mengharap pekerjaan juga termasuk dalam angkatan kerja. 3. Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun ke atas dikali 100. 4. Pengangguran Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. 5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah bruto dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh beberapa unit produksi didalam satu region/wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam rupiah per tahun. 6. Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing yang dinyatakan dalam rupiah per tahun (Sukirno, 1999:33). 7. Nilai Tambah Bruto (NTB) Nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost). NTB mencakup komponenkomponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan) dinyatakan dalam rupiah per tahun (Robinson, 2004:14). commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Elastisitas kesempatan kerja Merupakan rasio antara kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi. 9. Labor Agriculture (LA) Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. 10. Labor Manufacture (LM) Jumlah tenaga kerja di sektor industri. 11. Labor Service (LS) Jumlah tenaga kerja di sektor jasa. E. Metode Analisa Data 1. Analisis Tipologi Daerah Mengacu kepada modul PTKD, untuk menentukan tipologi satu kabupaten/kota dilakukan dengan membandingkan proporsi PDRB dan tenaga kerja kabupaten/kota dengan proporsi PDB dan tenaga kerja nasional di masing-masing sektor besar, yaitu pertanian, industri serta jasa. Sektor ekonomi yang berada disebaran kuadran I yang menunjukkan bahwa proporsi PDRB maupun daya serap tenaga kerjanya lebih besar dibandingkan proporsi nasional, dan sekaligus menunjukkan tipologi kabupaten/kota tersebut. Mengingat kemungkinan tidak adanya salah satu sektor besar yang dominan atau mutlak, maka diperlukan tambahan
tipologi
yaitu
campuran.
Dengan
demikian
tipologi
kabupaten/kota menjadi empat buah. Secara detail, langkah-langkah untuk menentukan tipologi suatu kabupaten/kota sesuai dengan modul PTKD adalah : commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Menyiapkan proporsi PDRB atas dasar harga berlaku dan proporsi jumlah tenaga kerja kabupaten/kota terpilih menurut lapangan usaha.
b.
Menyiapkan proporsi PDB atas dasar harga berlaku dan proporsi jumlah tenaga kerja nasional menurut lapangan usaha sebagai dasar dalam penentuan titik koordinat.
c.
Sebagai contoh, untuk menentukan tipologi pertanian, maka yang perlu diperhatikan adalah proporsi PDB/PDRB dan penyerapan tenaga kerja nasional maupun kabupaten/kota di sektor pertanian. Adapun caranya, yaitu : 1) Tentukan proporsi PDB dan proporsi tenaga kerja nasional, kemudian tarik garis lurus antara proporsi tenaga kerja dengan proporsi
PDB
nasional
maka
akan
ditemukan
titik
koordinat/potong sebagai batas pengelompokan kuadran I, II,III dan IV. Gambar 3.1 Kuadran dalam tipologi tenaga kerja TK(%) Kuadran
Kuadran
II
I
Kuadran
Kuadran
III
IV
commit to user
PDRB (%)
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Sebaran dikuadran I menunjukkan sumbangan PDRB maupun penyerapan tenaga kerja lebih besar proporsinya dibandingkan proporsi nasional. 3) Sebaran dikuadran II menunjukkan proporsi PDRB lebih kecil dari nasional, sementara proporsi penyerapan tenaga keja lebih besar dari proporsi nasional. 4) Sebaran dikuadran III menunjukkan baik proporsi PDRB maupun
proporsi
penyerapan
tenaga
kerja
lebih
kecil
dibandingkan proporsi nasional. 5) Sebaran di kuadran IV menunjukkan proporsi PDRB lebih besar dari pada nasional, sementara proporsi penyerapan tenaga kerja lebih kecil dari proporsi nasional. d.
Setelah patokan (titik koordinat/potong) untuk menentukan tipologi kabupaten/kota diketahui, kemudian tentukan proporsi PDRB maupun tenaga kerja di sektor pertanian untuk kabupaten/kota terpilih dan buatlah satu titik dengan menarik garis lurus antara proporsi PDRB dengan proporsi tenaga kerja di sektor pertanian.
e.
Dari langkah d, maka akan diketahui tipologi dari kabupaten/kota tersebut.
f.
Untuk menentukan tipologi industri ataupun jasa, prosedurnya sama dengan menentukan tipologi pertanian (mulai dari langkah a hingga e). commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
g.
digilib.uns.ac.id
Apabila suatu kabupaten/kota tidak berada di sebaran kuadran I, baik untuk tipologi pertanian, industri maupun jasa, maka kabupaten/kota tersebut digolongkan bertipologi campur.
2. Metode Ekstrapolasi Metode ini digunakan untuk menentukan penawaran tenaga kerja di Kabupaten Magetan dengan cara memperkirakan jumlah penduduk dan angkatan kerja di Kabupaten Magetan tahun 2011-2014. Adapun rumus tersebut (Simanjuntak, 1998:158) adalah : Pt = Po + (1 + r)t Dimana : Pt
= jumlah penduduk /angkatan kerja di tahun t (suatu masa depan)
Po = jumlah penduduk/angkatan kerja ditahun dasar r
= angka pertumbuhan (dalam desimal) per tahun yang diasumsikan konstan
t
= jarak waktu (tahun) dari Po ke Pt.
3. Metode Simple E Simple E adalah salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi. Aktivitas mulai dari persiapan data, spesifikasi model hingga proses simulasi dapat dilakukan secara otomatis dalam Software Excel. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi simultan dengan menggunakan model ekonometrik, simultan dan lag. Penyusunan model ini dimaksudkan commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk menjelaskan dampak pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja. Istilah simultan menunjukkan bahwa untuk memperoleh hasil, sejumlah persamaan dijalankan secara bersama, sementara istilah lag mengandung pengertian bahwa data atau hasil perkiraan angka-angka pada tahun-tahun sebelumnya dimasukkan sebagai asupan model untuk memperkirakan besaran tahun-tahun berikutnya. Ketiga tahapan tersebut pada prakteknya dapat dilakukan secara bersama atau simultan dengan menggunakan perangkat lunak (software) Simple E. Simple E menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dalam melakukan pendugaan parameter. Setiap variabel time series ditulis dalam satu baris dan setiap pengamatan ditulis dalam satu kolom, sehingga program ini mampu menampung lebih dari 65.000 variabel atau model dan hampir 245 pengamatan. a.
Tahapan-Tahapan Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja Proyeksi dilakukan melalui tiga tahapan pokok, yakni melakukan terlebih dahulu prakiraan total PDRB berdasarkan asumsi total PDB Indonesia kemudian memperkirakan NTB kelompok lapangan usaha menurut tipologi kabupaten/kota terpilih dan tahapan terakhir adalah meramalkan kebutuhan tenaga kerja yang didasarkan pada nilai tambah kelompok lapangan usaha yang diperoleh dari tahap kedua. Secara rinci, tiga tahapan pokok dalam melakukan proyeksi kebutuhan tenaga kerja adalah : commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Prakiraan PDRB Untuk melakukan permodelan, digunakan data PDRB dan PDB yang dipublikasikan oleh BPS. PDRB diasumsikan merupakan fungsi dari PDB, sehingga dapat ditulis kedalam persamaan sebagai berikut : PDRB = f (PDB) Persamaan tersebut masih dapat diperluas dengan menggunakan variabel lain diluar PDB, termasuk PDRB itu sendiri. Model persamaan yang digunakan adalah yang paling fit, dalam arti telah mempertimbangkan variabel yang signifikan serta mempunyai hubungan yang kuat dengan PDRB atau prakiraan kesalahan yang kecil. PDB yang digunakan sebagai patokan dalam memperkirakan PDRB mengacu pada PDB yang telah digunakan dalam RTKN 2004-2009. 2) Prakiraan NTB Kelompok Lapangan Usaha Sumber data yang digunakan selain data NTB dari sembilan lapangan usaha juga hasil perkiraan PDRB diatas. Selanjutnya, kesembilan lapangan usaha tersebut diagregasi menjadi tiga lapangan usaha yaitu pertanian, industri dan jasa. NTB kelompok lapangan usaha industri manufaktur dan jasa diasumsikan merupakan fungsi dari NTB sebelumnya, namun tidak
menutup
kemungkinan
model
dapat
diperluas
menggunakan PDRB hasil prakiraan PDRB digunakan untuk commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dasar total ketiga kelompok lapangan usaha. Dengan kata lain NTB kelompok lapangan usaha pertanian merupakan selisih dari PDRB dengan nilai tambah kedua kelompok lapangan usaha tersebut. Adapun model dinyatakan dalam beberapa persamaan berikut : a) NTB Lapangan Usaha Pertanian (Agriculture) NTBa,t = PDRB – NTBm,t – NTBs,t b) NTB Lapangan Usaha Industri (Industry/Manufacture) NTBm,t = f(NTBm,t-1) c) NTB Lapangan Usaha Jasa (Service) NTBs,t = f(NTBs,t-1) Metode diatas digunakan untuk kabupaten/kota yang bertipologi
jasa.
Sedangkan
untuk
kabupaten/kota
yang
bertipologi lain, NTB industri ditempatkan sebagai residual. 3) Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja Data yang digunakan dalam penyusunan model kebutuhan tenaga kerja juga berasal dari BPS, yakni statistik sosial dan kependudukan kabupaten Magetan hasil Susenas dan NTB. Jumlah tenaga kerja suatu sektor diasumsikan merupakan fungsi dari NTB dan jumlah tenaga kerja sebelumnya. (a) Tenaga Kerja Lapangan Usaha Pertanian (Agriculture) La,t = f(La,t-1, NTBa,t) commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(b) Tenaga
Kerja
Lapangan
Usaha
Industri
(Industry/Manufacture) Lm,t = f(Lm,t-1, NTBm,t) (c) Tenaga Kerja Lapangan Usaha Jasa (Service) Ls,t = f(Ls,t-1, NTBs,t) (d) Total Tenaga Kerja Lt = La,t + Lm,t + Ls,t Model
diatas
digunakan
untuk
semua
tipologi
kabupaten/kota, yaitu tipologi pertanian, industri, jasa dan campuran.
Dalam
prakteknya
proses
permodelan
itu
berlangsung secara berulang sampai diperoleh model yang dinilai paling sesuai. 4.
Metode Geometri Metode Geometris merupakan perbaikan dari metode Aritmatis. Metode geometri tidak mengasumsikan bahwa kenaikan absolute selalu sama dari tahun ke tahun. Metode ini mengasumsikan bahwa angka pertumbuhan tidak berubah dari tahun ke tahun. Asumsi metode ini seringkali lebih sesuai dengan kenyataan dibandingkan dengan asumsi metode Aritmatis. Adapun rumus Metode Geometris adalah sebagai berikut : KKt = KKo (1+EKK)t Dimana : KKt = kesempatan kerja di tahun t (suatu masa depan) commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KKo = kesempatan kerja ditahun dasar EKK = angka elastisitas kesempatan kerja yang diasumsikan konstan t = jarak waktu (tahun) dari KKo ke KKt. 5.
Perkiraan Pengangguran Pengangguran adalah masalah yang seringkali menghantui baik negara maju maupun negara berkembang. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi tidak hanya dapat mengganggu stabilitas keamanan, namun juga stabilitas politik dan juga ekonomi. Oleh karena itu, setiap pemerintah disemua negara selalu berusaha agar pengangguran terjadi berada pada tingkat yang wajar. Perkiraan angka pengangguran dihitung secara sederhana sebagai selisih antara proyeksi angkatan kerja (sisi penawaran tenaga kerja) dan perkiraan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh pertumbuhan ekonomi (sisi permintaan tenaga kerja) untuk tahun yang sama.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Keadaan Wilayah Kabupaten Magetan merupakan Kabupaten terkecil kedua seJawa Timur, setelah Sidoarjo. Dengan luas wilayah seluruh Kabupaten Magetan adalah 688,85 Km. Kabupaten Magetan terletak di Bagian Barat Provinsi Jawa Timur, dengan
posisi berada pada 7038’30” Lintang
Selatan dan 111020’30” Bujur Timur. Secara administrasi, Kabupaten Magetan memiliki batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Ngawi
Sebelah Timur
: Kabupaten Madiun
Sebelah Selatan
: Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
Sebelah Barat
: Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah).
Kabupaten Magetan terletak pada ketinggian antara 25 sekitar 100 meter di atas permukaan air laut sekitar 14.334,19 Ha atau (20,28%); ketinggian antara 100 sampai 500 meter di atas permukaan air laut sekitar 34.078,17 Ha (49,47% dari luas wilayah); sedangkan ketinggian 500– 1000 meter di atas permukaan air laut luasnya sekitar 11.206,60 Ha atau (16,27%); ketinggian di atas 1000 meter dpl luasnya 9.255,78 Ha atau (13,44%) dan menunjukkan keadaan yang bervariasi yaitu kondisi landai commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampai kondisi pegunungan. Wilayah yang datar, sebagian besar terletak di Kecamatan Karangrejo dan Barat, Maospati, Bendo, Kawedanan, dan Takeran. Wilayah bergelombang terletak di Kecamatan Panekan dan Poncol. Sedangkan daerah yang terjal/perbukitan sebagian besar terletak di Kecamatan Plaosan. Luas wilayah Kabupaten Magetan adalah 688,85 km2 yang terbagi kedalam 6 tipologi, yaitu: a.
Tipe wilayah pegunungan dengan kondisi tanah subur yaitu Kecamatan Plaosan.
b.
Tipe wilayah pegunungan dengan tanah sedang yaitu Kecamatan Panekan, dan Kecamatan Poncol Bagian Barat.
c.
Tipe wilayah pegunungan dengan tanah kurang subur (kritis) yaitu Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Poncol Bagian Timur, dan Kecamatan Kawedanan Bagian Selatan.
d.
Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian subur yaitu Kecamatan Barat dan Kecamatan Takeran.
e.
Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian sedang yaitu Kecamatan Maospati, Kecamatan Magetan, sebagian Kecamatan Bendo, sebagian Kecamatan Kawedanan dan sebagian Kecamatan Sukomoro.
f.
Tipe wilayah dataran rendah dengan tanah pertanian kurang subur yaitu sebagian Kecamatan Bendo dan sebagian Kecamatan Sukomoro.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemampuan tanah merupakan daya dukung tanah pada suatu wilayah apabila dilakukan pembudidayaan pada wilayah tersebut, ada lima indikator kemampuan tanah, yaitu : kemiringan tanah, kedalaman tanah, tekstur, drainase, dan erosi. Dilihat dari kemiringan tanah, wilayah Kabupaten Magetan terbagi atas: a.
Kemiringan 0 – 2 % merupakan wilayah datar dengan luas 37.732,01 Ha atau 54,77% dari luas wilayah Kabupaten.
b.
Kemiringan 2 – 15 % merupakan wilayah landai dengan luas 10.199,40 Ha atau 14,81 % dari luas wilayah Kabupaten.
c.
Kemiringan 15 – 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas 8.442,58 Ha atau 12,26% dari luas wilayah Kabupaten.
d.
Kemiringan 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas wilayah 12.509,47 Ha atau 18,16 % dari luas wilayah Kabupaten. Potensi bahan galian/tambang yang ada di Kabupaten Magetan
adalah bahan galian yang berasal dari permukaan tanah bagian luar seperti pasir, batu, dan tanah liat, di mana potensi tersebut banyak terdapat di Kecamatan Karangrejo, Sukomoro dan Bendo. Selain itu ada pula tambang tras yang sudah dimulai sejak tahun 1997 tapi masih dalam skala kecil. Adapun potensi ahan galian belerang yang berada di kawasan Gunung Lawu masih memerlukan penelitian tentang kadar dan produktivitasnya. commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Magetan tahun 2010 sebanyak 693.346 jiwa yang terdiri dari 267.780 jiwa penduduk laki-laki dan 559.229 jiwa penduduk perempuan. Selama kurun waktu tahun 20052010 keadaan penduduk Kabupaten Magetan mengalami pertumbuhan sebesar 0,09%. Keadaan Penduduk Kabupaten magetan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2005-2010 Menurut Kelompok Umur UMUR
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
2010
0-4
43,760
45,911
43,938
44,222
45,051
45,102
5-9
46,226
48,738
44,756
44,149
43,158
43,215
10-14
50,425
54,841
48,336
47,461
45,743
45,800
15-19
57,845
65,944
54,117
52,635
50,140
49,905
20-24
65,680
54,091
65,071
62,426
57,042
57,120
25-29
45,010
45,688
52,775
58,092
64,667
64,751
30-34
47,078
48,283
44,668
43,260
44,268
44,329
35-39
47,992
51,770
47,241
47,204
46,214
46,273
40-44
52,371
53,103
50,512
49,182
46,931
46,991
45-49
50,548
49,130
51,393
51,558
50,848
50,910
50-54
44,855
40,788
46,928
47,588
48,492
48,551
55-59
35,333
33,075
38,136
39,671
42,235
42,282
60-64
29,501
30,133
30,153
30,721
32,347
32,385
65-69
27,476
26,989
26,459
26,017
25,788
25,817
70-74
21,492
20,233
22,274
22,683
22,297
22,324
75+
25,593
23,531
26,517
26,991
27,528
27,591
JUMLAH
691,185
692,248
693,274
693,860 692,749
693,346
commit to user Sumber : Magetan dalam angka 2005-2010
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Hasil Analisis dan Interprestasi Hasil 1. Tipologi Kabupaten Magetan Dalam menentukan tipologi suatu kabupaten/kota, analisis yang digunakan
didasarkan
atas
kinerja
dari
perekonomian
dan
ketenagakerjaan yang lebih dominan di kabupaten/kota tersebut. Dimana dominasi ini hanya ditinjau dari aspek proporsi PDRB serta daya serap tenaga
kerjanya
saja.
Sedangkan
yang
digunakan
sebagai
perbandingannya dalam analisis ini adalah Proporsi PDB dan penyerapan tenaga kerja nasional pada masing-masing sektor ekonomi. Adapun langkah penentuan tipologi Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut : a.
Menghitung Proporsi PDRB/PDB dan Proporsi Penyerapan Tenaga Kerja Nasional maupun Kabupaten. Untuk mengetahui proporsi PDRB/PDB dan proporsi penyerapan tenaga kerja nasional maupun kabupaten digunakan data hasil publikasi BPS yang meliputi PDRB/PDB dan susenas dengan cakupan data mulai tahun 2006-2009. Tabel 4.2 Rata-rata proporsi PDRB/PDB dan Tenaga Kerja Nasional/Kabupaten Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2009 Sektor
Wilayah
Pertanian PDB/PDRB
Industri TK
PDB/PDRB
Jasa TK
PDB/PDRB
TK
Magetan
32.05
64.59
15.89 11.36
52.06 24.05
Nasional
25.02
41.84
36.47 17.72
38.51 40.45
Sumber : PDRB/PDB Kabupaten Magetan 2006-2009, data diolah commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Menentukan Posisi Kabupaten Magetan di Setiap Tipologi Setelah titik koordinat sebagi dasar penetuan tipologi Kabupaten Magetan diketahui, maka langkah berikutnya adalah membuat satu titik di setiap tipologi sesuai dengan proporsi PDRB dan tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi. Merujuk pada rata-rata proporsi PDRB/PDB dan penyerapan tenaga kerja nasional/kabupaten selama periode 2006-2009, maka dapat disajikan gambar berikut ini : 1) Tipologi Pertanian Gambar 4.1 Kabupaten Magetan Pada Tipologi Pertanian TK(%)
Kab. Magetan
64.59 41.84 NASIONAL
25.02
32.05
PDB/PDRB(%)
Tampak bahwa posisi Kabupaten Magetan untuk tipologi pertanian berada di kuadran I yang menunjukkan commit to user proporsi PDB lebih kecil dari pada proporsi PDRB, sementara
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proporsi penyerapan tenaga kerja lebih besar dari pada proporsi nasional. 2) Tipologi Industri Gambar 4.2 Kabupaten Magetan Pada Tipologi Industri TK (%)
NASIONAL
17.72 11.36 Kab. Magetan
15.89
36.47
PDB/PDRB (%)
Terlihat bahwa tipologi industri, Kabupaten Magetan terletak di kuadran III yang berarti PDRB lebih kecil dibandingkan PDB, sementara penyerapan tenaga kerja lebih kecil dibandingkan nasional.
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Tipologi Jasa Gambar 4.3 Kabupaten Magetan pada Tipologi Jasa TK (%)
NASIONAL
40.45
Kab. Magetan
24.05
38.51
52.05
PDB/PDRB (%)
Bahwa untuk tipologi jasa Kabupaten Magetan terletak dikuadran IV yang menunjukkan sumbangan PDRB lebih besar dibandingkan dengan PDB nasional sedangkan penyerapan tenaga kerja lebih kecil dibandingkan dengan nasional. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa yang berada pada Kuadran I atau nilai proporsi sumbangan PDRB dan penyerapan tenaga kerja lebih besar dari pada proporsi nasional adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2006-2009, Kabupaten Magetan bertipologi pertanian.
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Metode Ekstrapolasi Berdasarkan Model ekstrapolasi (metode geometri) dengan asumsi pertumbuhan penduduk tahun 2011-2014 mengikuti pola pertumbuhan tahun 2000-2010 (0,21%), maka jumlah penduduk pada tahun 2011 diperkirakan berjumlah 747.678 jiwa dimana 628.614 Jiwa di antaranya adalah tenaga kerja. Apabila dicermati lebih lanjut, tenaga kerja yang berumur 10-24 tahun (tenaga kerja muda) berjumlah 194.264 jiwa, kemudian diikuti oleh tenaga kerja berumur 25-59 tahun (tenaga kerja muda) berjumlah 314.721 jiwa, dan tenaga kerja berumur tenaga kerja berumur 60 tahun keatas (tenaga kerja usia lanjut) 119.629 jiwa. Dari keseluruhan tenaga kerja yang mencapai 628.614 Jiwa tersebut, sebanyak 417.085Jiwa diproyeksikan akan memasuki pasar kerja. Pada akhir tahun proyeksi 2014, jumlah penduduk ditaksir mencapai 726.095 jiwa dimana 633.606 Jiwa diantaranya merupakan tenaga kerja, tenaga kerja yang berumur 10-24 tahun (tenaga kerja muda) berjumlah 160.043 jiwa, kemudian diikuti oleh tenaga kerja berumur 2559 tahun (tenaga kerja muda) berjumlah 360.340 jiwa, dan tenaga kerja berumur tenaga kerja berumur 60 tahun keatas (tenaga kerja usia lanjut) 113.223 jiwa. Dari keseluruhan tenaga kerja yang mencapai 633.606 jiwa tersebut, sebanyak 420.398 jiwa diproyeksikan akan memasuki pasar kerja. Hasil proyeksi penduduk, tenaga kerja dan angkatan kerja dalam kurun waktu 2011-2014 disajikan pada tabel dibawah ini. commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Perkiraan Penduduk, Tenaga Kerja, dan Angkatan Kerja Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 Tahun Uraian
2011
2012
2013
2014
Jumlah Penduduk
747.678 709.532 765.132 726.095
Tenaga Kerja (>10 Thn)
628.614 619.152 643.289 633.606
Tenaga Kerja Muda (10-24 Thn)
194.264 156.392 198.798 160.043
Tenaga Kerja Dewasa (25-59 Thn) 314.721 352.119 322.069 360.340 Tenaga Kerja Lanjut (60+)
119.629 110.641 122.422 113.223
Angkatan Kerja
417.085 410.807 426.822 420.398
Sumber: Magetan Dalam Angka Tahun 2000-2010, data diolah 3. Metode Simple E Perkiraan permintaan kebutuhan tenaga kerja Kabupaten Magetan dilakukan melalui proyeksi tiga tahapan pokok, Tahapan pertama, yakni melakukan terlebih dahulu prakiraan total PDRB berdasarkan asumsi total PDB Indonesia. Tahapan kedua memperkirakan NTB kelompok lapangan usaha menurut tipologi kabupaten/kota terpilih. Tahap ketiga, adalah meramalkan kebutuhan tenaga kerja yang didasarkan pada nilai tambah kelompok lapangan usaha yang diperoleh dari tahap kedua. a.
Perkiraan PDRB Kabupaten Magetan 1) Sumber Data dan Asumsi Untuk melakukan permodelan, digunakan data PDRB dan PDB dengan cakupan data mulai tahun 2000-2010 yang commit to PDRB user diasumsikan merupakan fungsi dipublikasikan oleh BPS.
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari PDB, sehingga dapat ditulis kedalam persamaan sebagai berikut : PDRB = f (PDB) Persamaan tersebut masih dapat diperluas dengan menggunakan variabel lain diluar PDB, termasuk PDRB itu sendiri. Model persamaan yang digunakan adalah yang paling fit, dalam arti telah mempertimbangkan variabel yang signifikan serta mempunyai hubungan yang kuat dengan PDRB atau prakiraan kesalahan yang kecil. PDB yang digunakan sebagai patokan dalam memperkirakan PDRB mengacu pada PDB yang telah digunakan dalam RTKN 2004-2009. 2) Hasil Permodelan YT
= -83390+5989.7*LN(LAG1.PDB) (-4)
LS
(4.11)
: R.679; AR.639; DW.93; F16.9; DF8 (p5%R.36/F4.46/t2.31) Dari persamaan di atas terlihat bahwa nilai konstanta
adalah -83390 dan nilai koefisien 5989.7, sedangkan koefisien determinasinya (R-square/R) sebesar 0,679 dan koefisien (Adjusted
R-square/AR)
sebesar
0,639.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa R sebesar 67,9% dan AR sebesar 63,9% kerena kriteria model yang cukup baik harus lebih dari 85%, dalam hal ini model PDRB Kabupaten Magetan dinyatakan commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kurang
baik
karena
kurang
dari
85%.
Hasil
analisis
menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 93, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi pada model yang diuji. Sementara itu uji F test menunjukkan nilai 16,9, yang bearti bahwa model telah tepat karena nilai F hitung > F tabel sebesar 4,46. 3) Hasil Perkiraan Dengan menggunakan model persamaan di atas, PDRB Kabupaten
Magetan
pada
tahun
2011-2014
mengalami
kenaikan. Secara agregat pertumbuhan PDRB Kabupaten Magetan naik dari tahun 2011 sebesar 4306,48 milyar mejadi 4907.43 milyar pada tahun 2014. Perkiraan PDRB Kabupaten Magetan secara berturut-turut diperkirakan mencapai 4306,48 milyar; 4513.57 milyar; 4713.74 milyar serta 4907.43 milyar. b.
Perkiraan NTB Kelompok Lapangan Usaha 1) Sumber Data dan Asumsi Sumber data yang digunakan selain data NTB dari Sembilan lapangan usaha juga hasil perkiraan PDRB diatas. Selanjutnya, kesembilan lapangan usaha tersebut diagregasi menjadi tiga lapangan usaha yaitu pertanian, industry dan jasa. NTB kelompok lapangan usaha industri manufaktur dan jasa diasumsikan merupakan fungsi dari NTB sebelumnya, namun tidak
menutup kemungkinan commit to user
model
dapat
diperluas
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan PDRB hasil prakiraan PDRB digunakan untuk dasar total ketiga kelompok lapangan usaha. Dengan kata lain NTB kelompok lapangan usaha pertanian merupakan selisih dari PDRB dengan nilai tambah kedua kelompok lapangan usaha tersebut. Adapun model dinyatakan dalam beberapa persamaan berikut : a) NTB Lapangan Usaha Industri NTBm,t = f(NTBm,t-1) b) NTB Lapangan Usaha Jasa NTBs,t = f(NTBs,t-1) c) NTB Lapangan Usaha Pertanian (residual) NTBa,t = PDRB – NTBm,t – NTBs,t 2) Hasil Permodelan YM = 65.1+4.4105*LN(LAG4.YM)+.34393*YS.047659*YT (1)
(2.26)
(1.52)
(-.352)
– .0034155*LAG3.YS (-.849) LS
: R.999; AR.999; DW2.31; F1839.6; DF2(p5%R.97/F19.3/t4.3);
YS
= -5.6004+.97617*LAG1.YS +.46367*YT (-1.01)
(10.9)
(105)
–.44325*LAG1.YT (-10.1) commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LS
: R.999;AR.999;DW2.62;Dh-1.03;Rho-0.31;F19265.4; DF6(p5%R.69/F4.53/t2.45/Rho.62);
YA = YT+(-1*YM)+(-1*YS) Dari persamaan di atas model NTB industri terlihat bahwa nilai konstanta adalah 65,1 dan nilai koefisien 34393, sedangkan koefisien determinasinya (R-square/R) sebesar 0,999 dan koefisien (Adjusted R-square/AR) sebesar 0,999. Hasil tersebut menunjukkan bahwa R sebesar 99,9% dan AR sebesar 99,9% kerena kriteria model yang cukup baik harus lebih dari 85%, dalam hal ini model NTB industri Kabupaten Magetan dinyatakan baik karena lebih dari 85%. Hasil analisis menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,31, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi pada model yang diuji. Sementara itu uji F test menunjukkan nilai 1839,6, yang bearti bahwa model telah tepat karena nilai F hitung > F tabel sebesar 19,3. Pada model NTB jasa, menunjukkan bahwa NTB jasa tahun sekarang merupakan fungsi dari NTB jasa tahun sebelumnya terlihat bahwa nilai konstanta adalah -5,6004 dan nilai koefisien 97617, sedangkan koefisien determinasinya (Rsquare/R) sebesar 0,999 dan koefisien (Adjusted R-square/AR) sebesar 0,999. Hasil tersebut menunjukkan bahwa R sebesar 99,9% dan AR sebesar 99,9% kerena kriteria model yang cukup commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baik harus lebih dari 85%, dalam hal ini model NTB industri Kabupaten Magetan dinyatakan baik karena lebih dari 85%. Hasil analisis menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,62, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi pada model yang diuji. Sementara itu uji F test menunjukkan nilai 19265,4, yang bearti bahwa model telah tepat karena nilai F hitung > F tabel sebesar 4,53. Pada NTB pertanian diperoleh dari total PDRB dikurangi dengan NTB industri dan NTB jasa. 3) Hasil Perkiraan Berdasarkan
Persamaan
diatas
perkiraan
NTB
kelompok lapangan usaha semua sektor Kabupaten Magetan selama kurun waktu tahun 2011-2014 diperkirakan mengalami peningkatan. Sektor industri meningkat dari 622.8648 milyar pada tahun 2011 naik menjadi 721.5757 milyar pada tahun 2014 dari . Untuk sektor jasa meningkat dari 2155.395 milyar pada tahun 2011 naik menjadi 2530.539 milyar pada tahun 2014. Sedangkan untuk sektor pertanian meningkat dari 1528.221 milyar naik menjadi 1655.322 milyar pada tahun 2014. Perkiraan NTB kelompok lapangan usaha Kabupaten Magetan selama kurun waktu 2011-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4 Perkiraan PDRB dan NTB Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 (Milyar Rupiah) Keterangan Pertanian Industri Jasa PDRB
Tahun 2011
2012
1528.221 1574.521
2013
2014
1616.395
1655.322
656.639
689.924
721.575
2155.395 2282.411
2407.421
2530.539
4713.74
4907.43
622.864
4306.48
4513.57
Sumber: PDRB Kabupaten Magetan Tahun 2000-2010, data diolah c.
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Kabupaten Magetan 1) Sumber Data dan Asumsi Data yang digunakan dalam penyusunan model kebutuhan tenaga kerja juga berasal dari BPS, yakni statistik sosial dan kependudukan kabupaten Magetan hasil Susenas dan NTB. Jumlah tenaga kerja suatu sektor diasumsikan merupakan fungsi dari NTB dan jumlah tenaga kerja sebelumnya. a) Tenaga Kerja Lapangan Usaha Pertanian (Agriculture) La,t = f(La,t-1, NTBa,t) b) Tenaga
Kerja
Lapangan
Usaha
Industri
(Industry/Manufacture) Lm,t = f(Lm,t-1, NTBm,t) c) Tenaga Kerja Lapangan Usaha Jasa (Service) Ls,t = f(Ls,t-1, NTBs,t) commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Total Tenaga Kerja Lt = La,t + Lm,t + Ls,t Model persamaan yang digunakan adalah model yang fit, dalam arti sudah mempertimbangkan variabel yang signifikan serta mempunyai hubungan kuat dengan tenaga kerja atau kesalahan yang kecil. 2) Hasil Permodelan LA
= 246430-.10072*LAG3.LA-16.018*YA (.806) (-.621) (-.241) +.28362*LAG1.LA–3645.4*DUM.2009 (.312) (-.471)
LS
: R.538; AR<.001; DW1.63; Dh na; Rho.19; F.9 DF3(p5%R.92/F9.01/t3.18/Rho.69)
LM = 40221+.26463*LAG2.LM +24.4*YM -5.0938*YT (2.29) (.715) (.131) (-.179) LS
: R.456; AR.129; DW1.23; F1.4 DF5(p5%R.76/F5.19/t2.57)
LS
= 173156 -.32852*LAG3.LS +10.212*LAG1. (.873) (-.418) (.185) YS - 4.9373*LAG2.YT – 23.271*YS (-.223) (-.162)
LS
: R.142;AR<.001;DW2.52;F.1 DF3(p5%R.92/F9.01/t3.18); Hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai (R Square)
ketiga model diatas secara berturut-turut sebesar .538, .456 dan .142 yang bearti bahwa variabel independen dari setiap model commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mampu menjelaskan masing-masing 53,8%, 45,6% serta 14,2%, sedangkan selebihnya oleh variabel lain. Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa PDRB dan NTB tahun sekarang, serta tenaga kerja tahun sebelumnya memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini seperti ditunjukkan oleh nilai t hitung setiap variabel bebas yang lebih besar dibandingkan nilai t tabel. Sementara dari uji eksistensi model dengan uji F diketahui semua model penyerapan tenaga kerja eksis untuk digunakan dalam menganalisis variabel dependen. 3) Hasil Prakiraan Berdasarkan model diatas, penyerapan tenaga kerja di semua sektor selama kurun waktu tahun 2011-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Pada sektor pertanian perkiraan tenaga kerja tahun 2011 sebanyak 274.705 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2014 turun menjadi 268.516 orang. Pada sektor industri perkiraan tenaga kerja tahun 2011 sebanyak 46.283 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2014 turun menjadi 45.119 orang. Sedangkan pada sektor jasa perkiraan jumlah tenaga kerja tahun 2011sebanyak 88.123 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2014 turun menjadi 87.618 orang. Berdasarkan tabel dibawah ini diantara ketiga sektor lapangan usaha utama yaitu pertanian, industri dan jasa jumlah commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permintaan kebutuhan tenaga kerja Kabupaten Magetan paling tinggi adalah pada sektor pertanian karena telah kita ketahui Kabupaten Magetan bertipologi pertanian dimana didukung dengan kondisi alamnya yang subur dan lahan pertananian yang luas mempengaruhi tingkat permintaan kebutuhan tenaga kerja pada sektor pertanian sangat tinggi. Tabel 4.5 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 Keterangan
Tahun 2011
2012
2013
2014
274.705
271.370
268.926
268.516
Industri
46.283
46.440
45.291
45.119
Jasa
88.123
89.328
82.059
87.618
Total
409.112
407.139
396.277
401.253
Pertanian
Sumber : PDRB Kabupaten Magetan Tahun 2000-2010, data diolah 4. Metode Geometri a.
Elastisitas Kesempatan Kerja Kabupaten Magetan Elastisitas kesempatan kerja merupakan rasio antara laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan kesempatan kerja. Elastisitas kesempatan kerja yang semakin tinggi berarti setiap laju pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas (Suseno, 1990: 111).
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Elastisitas Kesempatan Kerja Kabupaten Magetan Lapangan Usaha
EKK
(1)
Pertanian
-0.06
Industri
-0.05
Jasa
0.23
Total
-0.03
Sumber : PDRB dan Penyearapan Tenaga Kerja Kabupaten Magetan Tahun 2004-2010 Elastisitas kesempatan kerja masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel 4.6 di atas yang menunjukkan bahwa elastisitas kesempatan kerja Kabupaten Magetan adalah sebesar -0,03, berarti elastisitas kesempatan kerja kurang dari nol yang secara teoritis elastisitas kesempatan kerja kurang dari nol adalah setiap ada perubahab PDRB akan diikuti perubahan kesempatankerja ke arah yang berlawanan. Pada saat ekonomi daerah tumbuh 1% makakesempatan kerja turun sebesar 0,03% . Penurunan kesempatan kerja bila dilihat per sektor kegiatan ekonomi terlihat bahwa terjadi penurunan kesempatan kerja pada hampir semua sektor kegiatan ekonomi kecuali pada sektor jasa. Peningkatan kesempatan kerja disektor jasa ini dimungkinkan karena berpindahnya tenaga kerja dari sektor-sektor yang lain ke sektor jasa commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena berkurangnya kesempatan kerja di sektor lain yang diakibatkan oleh menurunnya tingkat kegiatan ekonomi akibat krisis ekonomi. Sektor pertanian dan industri memiliki elastisitas tenaga kerja yang negatif yaitu -0,06 dan -0,05 yang bearti bahwa apabila NTB sektor pertanian dan industri naik 1% maka kesempatan kerjanya justru turun 0,06% dan 0,05%. b. Permintaan kebutuhan tenaga kerja Kabupaten Magetan Untuk mengetahui perkiraan permintaan kebutuhan tenaga kerja selain menggunakan model Simple E juga dapat menggunakan metode geometri. Berdasarkan model geometri dengan asumsi nilai elastisitas kesempatan tenaga kerja pada tahun 2004-2010 sebesar 0.03 dapat diperkirakan permintaan kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Magetan. Permintaan kebutuhan tenaga kerja pada sektor pertanian tahun 2011 sebanyak 172.768 dan pada akhir proyeksi tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 145.162, pada sektor industri tahun 2011 sebanyak 30.486 dan pada akhir proyeksi tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 25.500, dan pada sektor jasa tahun 2011 sebanyak 69.685 dan pada akhir tahun proyeksi tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 57.813.
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Di Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 Keterangan
Tahun 2011
2012
2013
2014
172.768
202.938
123.581
145.162
Industri
30.486
35.649
21.807
25.500
Jasa
69.685
80.823
49.846
57.813
Total
272.939
319.41
195.234
228.475
Pertanian
Sumber : PDRB dan Penyearapan Tenaga Kerja Kabupaten Magetan Tahun 2000-2010 Berdasarkan tabel diatas diantara ketiga sektor lapangan usaha utama yaitu pertanian, industri dan jasa jumlah permintaan kebutuhan tenaga kerja Kabupaten Magetan paling tinggi adalah pada sektor pertanian karena telah kita ketahui Kabupaten Magetan bertipologi pertanian dimana kondisi alamnya yang subur maka tingkat permintaan kebutuhan tenaga kerja pada sektor pertanian sangat tinggi. Hasil
estimasi
permintaan
kebutuhan
tenaga
kerja
menggunakan model Simple E hampir sama dengan model geometri. Dimana pada sektor pertanian permintaan kebutuhan tenaga kerja sangat tinggi dan pada sektor industri permintaan kebutuhan tenaga kerja adalah yang paling rendah.
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Perkiraan Pengangguran Perkiraan angka pengangguran dihitung secara sederhana sebagai selisih antara proyeksi angkatan kerja (sisi penawaran tenaga kerja) dan perkiraan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh pertumbuhan ekonomi (sisi permintaan tenaga kerja) untuk tahun yang sama. Tabel 4.8 Perkiraan Angka Pengangguran Kabupaten Magetan Tahun 2011-2014 Keterangan
Tahun 2011
2012
2013
2014
Angkatan Kerja
417.085 410.807 426.822 420.398
Penyerapan Tenaga Kerja
409.112 407.139 396.277 401.253
Pengangguran
7.973
3.668
30.545
19.145
Sumber : Hasil Perhitungan Dengan Program MS Office Excel Jumlah angkatan kerja pada awal proyeksi yaitu tahun 2011 jumlah angkatan kerja sebanyak 417,085 orang dan meningkat menjadi 420,398 orang pada tahun 2014. Sementara itu jumlah penyerapan tenaga kerja pada tahun 2011 sebanyak 409,112 orang dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 401,253. Dengan demikian jumlah pengangguran pada awal proyeksi tahun 2011 diperkirakan sebanyak 7,973 orang dan naik menjadi 19,145 orang pada tahun 2014. Pengangguran dimana tiap tahunnya mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan hal ini disebabkan karena Kabupaten Magetan bertipologi pertanian dimana penyerapan tenaga kerja yang paling commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
banyak adalah sektor pertanian, karena bercocok tanam tidak bisa dilakukan setiap bulan dan musin panen tidak bisa dilakukan setiap bulannya maka diluar waktu menanam dan panen para petani menganggur untuk menunggu waktu panen berikutnya.
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tipologi
Kabupaten
Magetan
berdasarkan
rata-rata
proporsi
PDRB/PDB dan tenaga kerja Nasional/Kabupaten menurut lapangan usaha tahun 2006-2009 adalah pertanian. Dimana pada sektor pertanian Kabupaten Magetan terdapat dikuadran I, yang bearti bahwa baik PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) maupun penyerapan tenaga kerjanya lebih besar dari PDB (Produk Domestik Bruto) dan penyerapan tenaga kerja nasional. 2. Melalui model ekstrapolasi dengan asumsi pertumbuhan angkatan kerja (sisi penawaran) angkatan kerja untuk kurun waktu 2011-2014 adalah mengikuti pola pertumbuhan tahun 2000-2010 dengan pertumbuhan 0,21% per tahun, maka jumlah angakatan kerja pada tahun 2011 diperkirakan sebanyak 747.678 orang dan mengalami penurunan menjadi 726.095 pada tahun akhir proyeksi 2014. 3. Penyerapan tenaga kerja dengan menggunakn model Simple E di semua sektor selama kurun waktu tahun 2011-2014 mengalami kenaikan dan penurunan yang stabil. Pada sektor pertanian perkiraan tenaga kerja commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahun 2011 sebanyak 274.705 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2014 turun menjadi 268.516 orang. Pada sektor industri perkiraan tenaga kerja tahun 2011 sebanyak 46.283 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2014 turun menjadi 45.119 orang. Sedangkan pada sektor jasa perkiraan jumlah tenaga kerja tahun 2011sebanyak 88.123 orang dan pada akhir proyeksi tahun 2014 turun menjadi 87.618 orang. 4. Penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan model geometri menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2011-2014 penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan dan penurunan yang stabil seperti halnya penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan model Simple E dimana sektor pertanian merupakan sektor yang paling tinggi dalam penyerapan tenaga kerja. 5. Jumlah pengangguran di Kabupaten Magetan cenderung fluktuatif kenaikan dan penurunannya dari tahun ke tahun selama periode 20112014. Pada tahun 2011 jumlah pengangguran yang tercipta di Kabupaten Magetan
diperkirakan sebanyak 7.973 orang dan pada
akhir tahun proyeksi 2014 meningkat menjadi 19.145 orang. B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan berbagai saran sebagai berikut: 1. Pemerintah
Kabupaten
Magetan
diharapkan
meningkatkan
produktifitas dan kualitas hasil pertanian yang bukan hanya berfungsi commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk ketahanan pangan namun juga membuka kesempatan kerja baru bagi agrobisnis. Dalam konstek ini pertanian bukan dijual sebagai bahan baku/mentah namun sebagai bahan olahan sehingga memiliki nilai tambah yang cukup tinggi dan juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. 2.
Menciptakan dan memeratakan kesempatan kerja dengan pelatihan tenaga kerja yang terus dikembangkan dan ditingkatkan agar menjangkau setiap warga masyarakat dan terarah pada terwujudnya angkatan kerja yang terampil dan tangguh.
3.
Membuka kesempatan berusaha, melalui penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan UMKM dengan pengembangan ekonomi kreatif dengan sistem kluster diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing baik alam lingkup local maupun nasional.
4.
Mendorong kegiatan usaha di sektor riil, khususnya di sektor padat karya seperti : industri kecil dan menengah yang diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak karena Kabupaten Magetan jumlah penyerapan tenaga kerja paling banyak pada sektor pertanian.
5.
Untuk
mengurangi
tingkat
pengangguran
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Magetan memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat dengan meningkatkan kualitas dan perluasan program Antar Kerja Antar Negara, meningkatkan kualitas dan jangkauan informasi pasar kerja, serta meningkatkan peranan bursa kerja. commit to user
75