perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA CETAK KOMPAS (Study Analisis Wacana terhadap Teks Berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Headline Harian Umum Kompas Periode Juli-Agustus 2011)
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
Oleh: Tika Dwi Ariyani Nim : D0207103
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA CETAK KOMPAS (Study Analisis Wacana terhadap Teks Berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Headline Harian Umum Kompas Periode Juli-Agustus 2011)
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
Oleh: Tika Dwi Ariyani Nim : D0207103
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al. Baqarah : 286)
“BERDOA” (Ibu)
“Jangan takut pada siapapun selama kamu benar” (Bapak)
“Keyakinan adalah kekuatan” (saya)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Ibu, yang selalu mengingatkan pentingnya doa; Bapak, yang selalu mengajari disiplin waktu; mbak Ratna ‘n mas Denny, yang selalu memotivasiku dengan cara mereka; dede’ Zahiera, yang selalu membuat lengkung senyum dalam keluarga; dan
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin… Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kelancaran dan kemampuan serta kemudahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pemilihan topik korupsi menjadi tema skripsi, awalnya dipilih karena ketertarikan penulis terhadap pemberitaan di media yang semakin dipenuhi dengan berita kasus penyelewengan dana oleh pejabat pemerintah. Kerugian yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi terhadap masa depan bangsa sangatlah besar. Perbaikan akhlak dan moral bangsa merupakan kunci pokok penyelesaian masalah ini.. Bukan hal yang mudah, tetapi bukan hal yang mustahil berjuang melakukannya. Dengan segala keterbatasan penulis, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dan doa berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1.
ALLAH SWT dengan segala Asmaul Husna yang Kau miliki. KehendakMu adalah takdirku. Syukur atas segala yang Kau beri.
2.
Ibu Sutarwiyah, sosok sempurna seorang ibu di mataku, tauladanku, dan Bapak Kardjo, untuk didikan yang tegas dan disiplin yang kau tanamkan.
3.
Mbak Ratna Ekawati. Betapa besar rasa syukurku memiliki kakak sepertimu. Terimakasih menghadirkan kakak laki-laki sehebat mas Denny
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan malaikat cantik bernama Zahiera yang menyempurnakan kebahagiaan keluarga kita. 4.
Prof. Drs. H. Pawito, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6.
Drs. Mursito BM, SU selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas bimbingan dan diskusi selama mengerjakan skripsi.
7.
Dra. Urip Sri Haryati, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing saya selama menjadi mahasiswa S1 Reguler Ilmu Komunikasi FISIP UNS Surakarta.
8.
Para dosen pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi dan guru-guru lain yang telah banyak berbagi ilmu. Perangkat fakultas mulai dari Dekanat, Jurusan, Pengajaran dan Petugas Perpustakaan yang telah memberikan bantuannya.
9.
Leila Rahma Safitri. Terimakasih selalu ada untukku, juga untuk kepercayaan, pengertian, dan cerita-cerita yang pasti kurindukan.
10.
Nositaria Devia Hariefka, Syamrotun Fuadiyah, Alina Dewi Hartanti, Maha, Vero, Khalista, Dini, Hafi, teman-teman Kompi, dan keluarga besar Komunikasi FISIP UNS, suatu kebanggaan menjadi bagian dari kalian.
11.
Risa dan Eko, terimakasih untuk mau menjadi sahabatku. Mas Luhung, terimakasih untuk semua, dari awal mengenalmu sampai kapanpun.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
12.
digilib.uns.ac.id
Keluarga besar HIMAKOM FISIP UNS dan keluarga besar BEM FISIP UNS, atas kesempatan berada di tengah orang-orang hebat yang memberiku banyak pelajaran berharga.
13.
Penghuni Windy Griya. Maria, terimakasih untuk mau berbagi. Mbak Cindy yang selalu menjadi diri sendiri. Aris, untuk novel-novelnya yang dikala penat, Galuh, Mira, dan Citra untuk menjadi keluarga satu atap.
14.
Keluarga besar Soekarno dan keluarga besar Noto Dihardjo. Atas doa yang tercurah, syukur dan bangga menjadi daun kecil dari pohon keluarga ini.
15.
Orang-orang yang Allah kirimkan, yang datang silih berganti, dalam waktu panjang maupun singkat, yang membantu proses pendewasaan dalam tiap fase hidupku. Membentuk Tika yang sekarang, dan semoga lebih baik lagi ke depan.
Saya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Mohon maaf untuk keterbatasan dan kekurangan. Semoga penelitian ini bermanfaat. Surakarta,
Tika Dwi Ariyani
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL -------------------------------------------------------------------i HALAMAN PERSETUJUAN ----------------------------------------------------- ii HALAMAN PENGESAHAN ------------------------------------------------------ iii HALAMAN MOTTO --------------------------------------------------------------- iv HALAMAN PERSEMBAHAN --------------------------------------------------- v KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------- vi DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- ix DAFTAR BAGAN DAN TABEL ------------------------------------------------ xii ABSTRAK ----------------------------------------------------------------------------
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ----------------------------------------------------- 1 B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------- 9 C. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------- 9 D. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------------- 9 E. Kerangka Teori 1. Berita ------------------------------------------------------------------------- 10 2. Proses Produksi Berita ---------------------------------------------------- 12 3. Pandangan Konstruksi atas Realitas Sosial -------------------------
14
4. Konstruksi Realitas Sosial oleh Media -------------------------------- 17 5. Konsep Wacana ------------------------------------------------------------ 24 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Analisis Wacana ------------------------------------------------------------26 F. Kerangka Pemikiran ------------------------------------------------------------32 G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
----------------------------------------------------------- 33
2. Objek Penelitian ----------------------------------------------------------- 35 3. Jenis Data -------------------------------------------------------------------36 4. Teknik Pengumpulan Data ----------------------------------------------- 36 5. Teknik Analisis Data
---------------------------------------------------- 37
BAB II GAMBARAN UMUM HARIAN KOMPAS A. Sejarah Singkat ---------------------------------------------------------------- 42 B. Perkembangan Harian Kompas ------------------------------------------ 44 C. Visi dan Misi Kompas 1. Visi -------------------------------------------------------------------------- 48 2. Misi
------------------------------------------------------------------------ 49
D. Sasaran Operasional ---------------------------------------------------------- 50 E. Motto Kompas ----------------------------------------------------------------- 51 F. Nilai-nilai Dasar ---------------------------------------------------------------52 G. Kebijakan Redaksional Kompas ----------------------------------------
52
H. Struktur Organisasi Kompas ------------------------------------------------- 54 1. Bidang Redaksi ------------------------------------------------------------ 55 2. Direktorat SDM-Umum ------------------------------------------------- 56 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan ------------------------------
56
commit-------------------------------------------to user 4. Bidang Teknologi Informasi 57 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bidang Bisnis -------------------------------------------------------------- 58 I. Pola Liputan Harian Kompas
----------------------------------------------- 59
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS TEKS BERITA A. PENAYJIAN DATA 1. Berita ------------------------------------------------------------------------ 62 2. Struktur Berita ------------------------------------------------------------- 65 3. Analisis wacana Teun A. Van Dijk ------------------------------------ 70 B. ANALISIS TEKS BERITA 1. Teks Berita “Singapura Diminta Pulangkan” ------------------------- 73 2. Teks Berita “Nazaruddin Tak Ingin Pulang” ------------------------ 87 3. Teks Berita “Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang” --------------- 99 4. Teks Berita “Perbaiki Politik Anggaran” ----------------------------- 111 5. Teks Berita “Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah” ---------- 117 6. Teks Berita “Jaga Keselamatan Nazaruddin” ------------------------ 139 7. Teks Berita “Nazaruddin Coba Suap Polisi”
-------------------------149
8. Teks Berita “Tak Soal Nazaruddin Bungkam” ---------------------- 159 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------- 170 B. Saran ----------------------------------------------------------------------- 173 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN DAN TABEL Bagan 1.1
Piramida Terbalik ------------------------------------------------------- 14
Bagan 1.2
Hubungan antara Bahasa dan Realitas -------------------------------24
Bagan 1.3
Kerangka Pemikiran Peneliti ------------------------------------------ 32
Tabel 1.1
Dimensi Analisis Wacana Teun A. van Dijk -------------------------41
Tabel 2.1
Rubrik dan Pembagian Halaman Harian Kompas ------------------ 62
Tabel 3.1
Teks Unit Anlisis -------------------------------------------------------- 71
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK TIKA DWI ARIYANI, D0207103, KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA CETAK KOMPAS (Study Analisis Wacana terhadap Teks Berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Headline Harian Umum Kompas Periode Juli-Agustus 2011), Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Korupsi merupakan masalah penting yang harus segera dituntaskan. Melihat kerugian yang harus ditanggung rakyat dan anggaran Negara yang dirampas, kasus korupsi memerlukan perhatian khususdan juga ketegasan penegak hukum. Keterlibatan sejumlah pejabat Negara dan kader partai dalam praktik kotor ini menjadi salah satu wacana yang menarik perhatian media massa dan khalayak. Dengan masalah politik yang turut membumbuinya, tentu kasus suap pembangunan Wisma Atlet ini memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar untuk diberitakan. Pemberitaan di media massa pada dasarnya adalah cerminan realitas. Dalam hal pemberitaan realita di masyarakat, media massa tidak hanya memberitakan apa yang terjadi, tetapi juga mengkonstruksi realita dengan penyampaian pesan, baik secara tersirat maupun tersurat. Media terkadang menyembunyikan sebagian fakta dan menonjolkan fakta lain ke dalam wacana untuk menggiring opini khalayak sesuai arah yang mereka inginkan. Studi komunikasi dalam penelitian ini adalah tentang studi pesan yaitu struktur kebahasaan dalam teks berita pada media massa. Dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media mengkonstruksi pemberitaan mengenai kasus suap Pembangunan Wisma Atlet yang disajikan dalam headline Kompas selama periode Juli- Agustus 2011. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana Teun A. van Dijk dengan elemen-elemen yang dimiliki seperti tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris untuk mengetahui bagaimana wacana kasus korupsi dikemas untuk disajikan pada khalayak,serta makna yang ada di dalamnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa delapan teks berita headline tentang kasus korupsi Wisma Atlet menunjukkan, sebagai salah satu surat kabar Indonesia, Kompas mengkonstruksi realitas menyajikan wacana secara positif. Secara keseluruhan Kompas menyajikan pemberitaan kasus ini ke dalam beberapa bagian, yaitu: proses penangkapan para tersangka, langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menangani kasus ini, dan penyelidikan tentang kasus suap itu sendiri. Kata kunci: korupsi, wisma atlet, konstruksi realitas media, analisis wacana
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT TIKA DWI ARIYANI, D0207103, CONSTRUCTION OF REALITY IN THE CASE OF CORRUPTION IN KOMPAS MEDIA (Discourse Analysis Study for Corruption Cases’s News Text of Wisma Atlet in Headline Kompas for the period July-August 2011), Thesis, Communication Department, Social and Political Science Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, 2012. Corruption is an important issue that must be solved. Will be considered a loss of the people supported and deprived the state budget, corruption cases need special attention and the strength of the prosecution. The involvement of state officials and party cadres in this vile practice became one of the discourse that attracted the attention of the mass media and the public. With political issues as the spice, bribery Wisma Atlet Development has more news value to be announced. Messages in the mass media is essentially a mirror image of reality. Regarding the reporting of the reality in society, the mass media not only reported what happened, but the reality constructed with the delivery of messages, either explicit or implicit. Media sometimes hide a few facts and other facts to show the public discourse opinion in the direction they want to lead. Communication studies in this research is the study of linguistic structure in the news text messages of mass media. With descriptive qualitative research methods, this study aims to determine how the media construct the news about the corruption in Wisma Atlet development who served in the headlines Kompas in the period from July to August 2011. This study uses discourse analysis Teun A. van Dijk with its elements such as tematic, schematic, semantic, syntactic, stylistic and rhetorical to find out how the discourse of corruption cases are presented at audiences, with the message which be delivered by mass media in it. The results of this study is that the eight text headlines about Wisma Atlet corruption, Kompas as one of the Indonesian newspaper make construction of the present reality in a positive discourse. Compass presents all of the coverage of this case into several parts, namely: the process of catch the corruptor, held by the government in dealing with this case and the investigation of cases of bribery itself. Keywords: corruption, wisma atlet, the media construction of reality, discourse analysis
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran media massa memiliki peran signifikan terhadap perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat. Selain sebagai sarana informasi, media massa juga berperan sebagai sarana pendidik, kontrol sosial, dan pemberi suguhan hiburan. Media massa juga memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi pikiran, perubahan sikap, dan perilaku para khalayak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa media massa turut menyumbangkan perannya dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Dalam menjalankan peran media tersebut, kebebasan pers merupakan faktor pendukung yang sangat dibutuhkan. Saat ini Indonesia berada pada era Reformasi dimana pers memiliki kebebasan dalam menyampaikan informasi. Namun kebebasan ini bukanlah kebebasan tanpa batas, karena media tetap memiliki kode etik dan tanggung jawab yang tetap harus dipatuhi. Dengan adanya kebebasan ini, masyarakat dapat berpartisipasi dalam menjalankan fungsi
pers
pemerintahan.
sebagai Tidak
kontrol hanya
sosial
termasuk
mempublikasi
mengontrol
kesuksesan
hasil
jalannya kinerja
pemerintah, media massa kini berani mengungkap sejumlah kekurangan yang ada di dalamnya. Contohnya saja pemberitaan mengenai kasus-kasus penyelewengan dana atau korupsi yang dilakukan sejumlah pejabat negara. Kasus korupsi telah banyak mewarnai pemberitaan di berbagai media commit to user Indonesia baik cetak maupun elektronik. Hampir di setiap media terdapat 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemberitaan kasus tindak pidana korupsi yang melibatkan sejumlah pihak baik dari lingkungan umum maupun pejabat pemerintah. Pemberitaan terkait penetapan tersangka, penyelidikan perkembangan kasus, serta penangkapan, seperti tidak memberi pelajaran dan efek jera bagi para pelakunya. Sampai saat ini korupsi belum juga dapat dihilangkan, bahkan pemberitaan dugaan kasus korupsi justru semakin gencar dengan jumlah kasus yang terus bertambah. Setiap peristiwa dapat tampil di media selama peristiwa tersebut memiliki nilai berita yang menjadikannya patut untuk dipublikasi. Dan kasus korupsi adalah salah satu kasus yang menarik perhatian media, apalagi jika masalah penyelewengan dana tersebut sarat akan kepentingan politik. Jika kita lebih cermat mengamati bentuk pemberitaan kasus korupsi yang dipublikasi oleh berbagai media di Indonesia, tentu akan terlihat perbedaan yang signifikan antara berita korupsi yang memiliki keterikatan dengan dunia politik atau tidak. Konflik yang ditimbulkan oleh berita terkait masalah politik akan lebih kompleks karena menyangkut lebih banyak aspek dan kepentingan. Cara media massa dalam menyajikan berita untuk kedua jenis kasus korupsi tersebut tentu akan berbeda. Dalam surat kabar misalnya, ketika masalah korupsi yang diterbitkan tidak memiliki kaitan dengan politik, maka bahasa dan pemilihan katanya akan lebih netral dan tidak mengarah pada wacana-wacana baru dan tidak bersifat profokatif. Contohnya berita tentang kasus korupsi yang menimpa keluarga Kadana beberapa waktu lalu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
“Sembilan bulan terakhir, keluarga korban makelar kasus di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tinggal di kandang kambing. Istri dan enam anak Kadana terpaksa menjual tanah dan rumah demi mengurus perkara pidana yang menimpa Kadana..... Oknum-oknum penegak hukum itu pun telah berjanji akan membebaskan tersangka. Namun, mereka justru menghilang. Suaminya pun tak kunjung bebas.” 1 Dalam surat kabar Suara Merdeka edisi April 2010 tersebut, berita terfokus pada kasus penegakan tindak pidana korupsi. Hal ini terlihat dari judul berita yang lugas yaitu “Ditipu Markus, Keluarga Kadana Tinggal di Kandang Kambing”. Isi berita menggambarkan kemiskinan yang harus ditanggung keluarga Kadana, korban penyelewengan dana oleh oknum polisi yang harus menerima kenyataan tinggal di kandang kambing untuk menuntut keadilan dan pembebasan Kadana. Semua subjek yang ada dalam berita memang terkait dalam kasus tersebut. Tidak ada pihak lain di luar berita yang disudutkan. Berbeda dengan berita tanpa unsur politik yang cenderung minim pemberitaan, peristiwa yang sarat politik memang selalu menarik perhatian para pencari berita untuk menjadikannya sebagai bahan liputan. Contohnya adalah kasus Bibit-Chandra beberapa waktu lalu yang fenomenal dengan istilah Cicak vs Buaya. Untuk kasus ini, berbagai surat kabar yang ada di Indonesia berusaha mengemasnya menjadi berita yang lezat dikonsumsi khalayak sesuai dengan cara dan tujuan tiap media. Media Indonesia merupakan satu dari sekian banyak surat kabar yang mengikuti perkembangan kasus tersebut. Dalam salah satu headline-nya yang
commit to Markus, user Keluarga Kadana Tinggal di Suara Merdeka edisi Kamis, 8 April 2010, “Ditipu Kandang Kambing”. Hal 1 1
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
berjudul “Kasus Bibit-Chandra Timbulkan Keraguan Penegakan Hukum” kita dapat melihat pesan yang ingin disampaikan oleh media tersebut. “…penolakan PK Kejaksaan dalam perkara Bibit-Chandra mengonfirmasi kemenangan telak para koruptor dan mafia hukum dalam upaya melumpuhkan KPK, "…….Presiden tidak efektif mengontrol dan mengendalikan para pembantunya di bidang hukum, agenda penegakan hukum lebih banyak diisi sandiwara, rekayasa dan retorika, semata-mata demi citra.”2 Dalam artikel kasus Bibit-Chandra ini, selain memberi komentar mengenai kasus tersebut, surat kabar melalui narasumbernya secara tidak langsung telah membawa masyarakat untuk lebih kritis melihat kinerja Presiden. “Presiden tidak efektif mengontrol dan mengendalikan para pembantunya di bidang hukum…”, kata-kata yang dipilih Media Indonesia untuk menyampaikan berita tersebut seakan mengarahkan khalayak untuk ikut sependapat bahwa ada pihak lain yang harus ikut bertanggung jawab atas ketidakefektifan pemberantasan kasus korupsi, yaitu Presiden. Pemilihan isu-isu yang akan diangkat merupakan kebijakan dari setiap surat kabar sesuai kriterianya masing-masing. Menurut McQuail, pemilihan isi berita dipengaruhi dua faktor, yaitu eksternal dan internal. 3 Sumber berita sebagai salah satu faktor eksternal dianggap sebagai pihak yang tidak netral karena ia juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan, seperti memenangkan opini publik, atau memberi citra tertentu kepada khalayak. Ini merupakan salah satu bentuk aplikasi Teori Agenda Setting, dimana media mempunyai kekuatan untuk menciptakan 2
Media Indonesia edisi Senin, 11 Oktober 2010 dengan judul artikel “Kasus Bibit-Chandra commit to user Timbulkan Keraguan Penegakan Hukum” 3 McQuail, 1994, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, Hal. 54
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
agenda publik. Apa yang dianggap penting oleh media akan menjadi hal yang dianggap penting juga oleh publik. Pemilihan tema merupakan langkah media industri dalam menjalankan fungsi pelayanan publik. Pemilihan tema berdasarkan agenda setting ini menyajikan berita sesuai pendekatan atau kepentingan strategis media untuk meningkatkan kredibilitas media dan penciptaan tokoh. Dalam praktek sosial media inilah dapat terbentuk realitas kedua yang ditumpangkan pada peristiwa yang sedang dibahas.4 Pemberitaan di media massa pada dasarnya adalah cerminan realitas. Gambaran dari realitas suatu masyarakat dapat terlihat dari pemberitaan di media. Media melengkapi kesadaran kita dengan orang, tempat dan peristiwa yang kita sebut realitas. Sebagian besar dari kita bergantung pada media untuk membantu memahami banyaknya informasi yang ada. Kemampuan media dalam membentuk realitas kedua di dalam pemberitaannya adalah hal harus kita waspadai. Kita perlu kritis mempertanyakan apakah media telah menyajikan informasi secara objektif atau tidak. Satu lagi pengangkatan isu korupsi yang turut meramaikan pemberitaan dan sarat kepentingan politik adalah kasus suap pembangunan Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang. Wisma Atlet ini dibangun sebagai tempat peristirahatann para atlet yang berkompetisi di ajang SEA Games ke26. Sebagai tuan rumah dalam acara olahraga bertaraf internasional, 4
Piñuel, José Luis, PhD; Gaitán, Juan Antonio, PhD. Study of the hegemonic discourse about truth and communication in the media's self-referential information, based on the analysis of the toNumb user of page 572-599. Tenerife, Spanish. Spanish Press, Journal Communications.commit Issue : 65. 2010. Diakses dari http://search.proquest.com/docview/848263655?accountid=13771
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
pemerintah telah menyiapkan anggaran yang sangat besar untuk memfasilitasi negara-negara yang turut berpartisipasi. Tetapi dalam pelaksanaannya, beberapa pihak diduga terkait dalam penyalahgunaan anggaran dalam pembangunan wisma atlet tersebut. Banyak kejadian di masyarakat, tetapi tidak semuanya diliput oleh media. Hanya peristiwa yang memiliki nilai berita yang menjadikannya layak untuk dipublikasi sebagai sebuah berita. Kasus korupsi Wisma Atlet memiliki nilai berita yang tinggi untuk diberitakan karena merupakan peristiwa besar dan memiliki arti penting. Hal ini yang dapat dilihat dari banyaknya media massa yang terus menyoroti perkembangan kasus tersebut, keterlibatan orang-orang penting di dalamnya, nominal uang rakyat yang dirugikan, dan akibat yang ditimbulkan. Dan dari unsur conflict kita juga dapat melihat bahwa kasus pembangunan Wisma Atlet memiliki konflik yang sangat pelik dengan keterlibatan anggota kader partai Demokrat, yaitu Nazarruddin. Selama masa penangkapan dan penyalidikan, Nazaruddin menyebutkan sejumlah nama pejabat di kementrian yang ikut terkait. Proses penyelidikan terasa makin jauh dari titik cerah dan justru memunculkan kasus-kasus baru. Kasus suap merupakan tindakan yang terencana dengan matang, terlebih dilakukan oleh kalangan pejabat, karenanya kasus Wisma Atlet mengandung konflik yang potensial untuk diberitakan. Perkembangan terkait kasus ini diberitakan dengan cara berbeda oleh hampir semua surat kabar. Penyampaian pesan melalui pemilihan tema dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
struktur bahasa memunculkan isu-isu baru yang membuat kasus ini makin menarik. Oleh karena itu peneliti tergerak untuk mengangkat masalah ini sebagai topik penelitian. Media yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah headline harian Umum Kompas Periode Juli- Agustus 2011. Sebagai pilar keempat demokrasi, pers jelas mempunyai potensi untuk membentuk persepsi publik. Hal inilah yang membuat banyak politisi atau lebih tepatnya politikus, berusaha menguasai pers, bahkan menciptakan perusahaan persnya sendiri. Karenanya khalayak harus lebih peka dalam menerima terpaan media untuk memahami pemberitaan dari hasil konstruksi yang dilakukan media dengan segala ideologi dan kepentingan yang dimiliki. Melalui pemberitaan kasus korupsi yang diterbitkan Harian Umum Kompas, peneliti akan melakukan analisis teks dengan menggunakan analisis wacana yang merupakan studi tentang struktur pesan pada dalam komunikasi. Yaitu telaah mengenai aneka fungsi (prakmatik) bahasa. Dalam teks berita, fungsi bahasa adalah sebagai penyampai peristiwa
yang dirangkai secara
tekstual. Bahasa digunakan untuk membawa gambaran realitas yang ada di sekitar manusia. Kajian tentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau tulisan, situasi dan kondisi (konteks) tetapi juga pesan yang dapat membuat persepsi berbeda. Seperti yang dikatakan George Lazaroiu dalam jurnal internasional yang ditulisnya: “The use of news language is more of a rhetorical achievement than simply the reproduction of dominance. Lexical analysis on its own is committhe to user not sufficient to understand ideological force of media language.
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
Discourse analysis of media texts cannot offer firm conclusions about the implications for individual readers.”5 Penggunaan bahasa dalam berita lebih merupakan penghargaan terhadap subuah retoris daripada sekedar hasil laporan tentang suatu kejadian berdasar kekuasaan. Analisis leksikal saja tidak cukup untuk mempertahankan kekuatan ideologis dari media untuk memahami bahasa. Wacana analisis teks media tidak dapat menawarkan kesimpulan tentang dampak pada tiap individu. Analisis wacana dalam analisis media telah mendominasi representasi dari dunia sosial, dimana pesan dalam berita dapat berbeda jika disajikan oleh media yang berbeda. Ia menggambarkan kekuatan dari berita melalui bahasanya untuk meyakinkan dan memanipulasi isi berita. Dengan analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Selain itu, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari sebuah teks melalui struktur kebahasaannya.6 Struktur kebahasaan yang dipilih untuk menyajikan berita juga dapat menjadi penilaian bagaimana sebuah surat kabar menanggapi kasus tersebut. Dengan analisis wacana, peneliti ingin mengetahui bagaimana koran nasional mengkonstruksi berita terkait Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Harian Umum Kompas edisi Juli – Agustus 2011.
5
George Lazaroiu. ETHICAL JOURNALISM AND TRUTH. Economics, Management and Financial Markets. Vol 6. Pages 886-889. Addleton Academic Publishers. Woodside. 2011 commit to user http://search.proquest.com/docview/884341110?accountid=13771 6 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Isi Media. Yogyakarta, LKIS, 2001. hal xv
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Bagaimana Harian Umum Kompas mengkonstruksi realitas dalam pemberitaan Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet pada bagian headline periode Juli – Agustus 2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara Harian Umum Kompas mengkonstruksi realitas dalam pemberitaan Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet pada bagian headline periode Juli – Agustus 2011. D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian mengenai media secara lebih mendalam dan dapat digunakan sebagai bahan acuan teori-teori komunikasi dan menjadi referensi penelitian lain yang sejenis. 2. Manfaat Praktis Memberikan data-data yang konkret pada penulis, khalayak dan juga pada institusi media yang membutuhkan untuk melakukan evaluasi dan pengambilan kebijakan atas materi yang disajikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
E. Kerangaka Teori 1. Berita Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri. Berikut ini terdapat sejumlah definisi berita menurut beberapa pakar komunikasi7, yaitu: a)
William S. Maulsby, berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut”.
b) Michael V. Charnley dalam bukunya Reporting, menegaskan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk c)
Sumandiria, merujuk pada beberapa definisi yang ada menyimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.
commit user Sumadiria.. Jurnalistik Indonesia Menulis Beritato dan Feature. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. 2006. Hal. 65 7
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan memilah-milah dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu dalam satu kategori tertentu.8 Dengan demikian maka berita yang dihasilkan oleh media merupakan berita yang menggambarkan sebuah peristiwa setelah mengalami proses pengemasan sesuai keinginan media. Menurut Shoemaker dan Reese, nilai berita adalah elemen yang di tujukan kepada khalayak. Memproduksi berita tidak ada bedanya dengan memproduksi barang. Keduanya ditujukan kepada khalayak. Tetapi keduanya berbeda dalam hal apa yang mereka jual. Nilai berita adalah produk dari konstruksi wartawan. Secara umum, nilai berita tersebut dapat digambarkan sebagai berikut9 : 1) 2) 3) 4) 5)
Prominance : Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti pentingnya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang di pandang penting. Human Interest : Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita kalau peristiwa itu banyak mengandung unsure haru, sedih, dan menguras emosi khalayak. Conflict/Controversy : Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensial disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang biasabiasa saja. Unusual : Berita mengandung peristiwa yang tidak biasa, peristiwa yang jarang terjadi. Proximity : Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan dibandingkan dengan peristiwa yang jauh, baik dari fisik maupun emosional khalayak
Nilai berita adalah prosedur standar peristiwa bagi wartawan maupun sebuah media tentang apa yang bisa diberitakan kepada khalayak. Selain memiliki ukuran standar dalam menentukan berita, nilai berita juga bisa dijadikan sebagai ideologi bagi kerja wartawan. Wartawan /pers menentukan bagaimana peristiwa 8
Eriyanto. Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta. LKIS. 2002. hal commit to user 102 9 Ibid. hal. 105
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
itu diklarifikasikan dan juga bagaimana peristiwa tersebut didefinisikan dan dikonstruksi, serta dengan cara apa dan bagaimana peristiwa seharusnya diinputkan.10 Artinya dengan nilai berita tersebut sebuah berita yang ada di Harian Kompas khususnya Headline terkait pemberitaan Kasus Suap Wisma Atlet harus memliki berita yang berkualitas dan baik supaya masyarakat bisa membaca perkembangan berita yang lebih aktual. Dalam analisis teks berita kasus korupsi Wisma Atlet ini, penulis memilih headline pada harian umum Kompas dengan bentuk straight news atau berita langsung untuk menjadi objek penelitian. Teori jurnalistik mengajarkan, karena fakta dalam bentuk berbagai peristiwa yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis sangat terbatas, maka cara melaporkan dan menulis fakta yang paling mudah adalah dengan pola piramida terbalik.11 Dengan piramida terbalik berarti pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulannya diletakkan terlebih dahulu pada paragraph pertama, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan yang lebih rinci pada paragraph berikutnya. Dengan demikian, paragraph pertama berisi informasi yang sangat penting, dan kemudian dilanjutkan dengan paragraph atau alinea selanjutnya yang masuk dalam kategori penting, cukup penting, dan kurang penting.
10 11
Ibid. hal. 111 Ibid. hal. 117
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H agar berita lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Jika diperhatikan, berita melaporkan kejadian dimulai dengan ringkasan atau klimaks pada alinea pembuka, kemudian dikembangkan lebih lanjut pada alinea-alinea berikutnya dengan memberikan kronologis yang semakin menurun daya tariknya.12 Alasan penggunaan teknik penulisan piramida terbalik ini pertama dilatarbelakangi oleh keterbatasan waktu khalayak untuk membaca surat kabar. Mereka hanya melihat berita penting saja, yang biasanya hanya bagian atas berita yang dibaca sedangkan bagian bawahnya dilewatkan. Kedua,adanya keterbatasan ruang pada koran yang dibandingkan jumlah berita yang masuk ke redaksi surat kabar.13 Maka jika diskemakan bentuk struktur penulisan berita adalah sebagai berikut: Piramida Terbalik Bagan 1.1 Headline / Judul Berita Lead / Teras Berita Body / Tubuh Penutup
12
Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal. 126 13 commit to user Mursito BM. 1999. Penulisan Jurnalistik. Konsep dan Teknik Penulisan Berita. Solo. Spikom. Hal. 62
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Headline (Judul Berita) Judul Berita atau headline adalah identitas berita. Tanpa judul, berita sehebat apapun tidak ada artinya. Judul berita sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi berita itu sendiri. Tanpa judul, ia adalah sesuatu yang anonim, tidak dikenal, abstrak, sehingga tidak akan bicara apa-apa. Ia tidak mampu memberi pesan, padahal salah satu inti komunikasi adalah pesan. Kedua, bagi khalayak pembaca. Judul adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita, atau justru segera melewatinya dan melupakanya.14 Tidak semua surat kabar memperhatikan kaidah dalam menentukan judul berita, yang diutamakan hanyalah bagaimana judul tersebut dapat menarik perhatian pembaca. Judul atau headline yang baik seharusnya memenuhi delapan syarat yaitu: provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, formal, representatif, menggunakan bahasa baku, dan spesifik.15 Judul berita adalah nama dari suatu berita yang diharapkan bisa membantu pembaca yang terburu waktu. Variasi penyajian headline diusahakan agar khalayak tertarik untuk menikmati pemberitaannya, seperti pemakaian huruf capital dan cetak tebal. Dengan demikian headline pun berfungsi untuk memanggil khalayak agar mau membaca, mendengar, dan menontonnya.
14 15
Sumadiria. Op.Cit. Hal. 121-122 Ibid. hal. 122-125
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Lead (Teras Berita) Teras berita disebut juga lead, adalah bagian berita yang terletak di alinea atau paragraf pertama. Teras berita merupakan laporan singkat yang merupakan klimaks dari peritiwa yang dilaporkannya. Lead adalah kalimat pembuka yang berisi ringkasan berita, untuk memenuhi rasa ingin tahu pembacanya maka lead dibuat sedemikian rupa. Hal itu dimaksudkan agar dapat menjawab pertanyaan hakiki yang selalu muncul dari hati nurani para pembacanya. Teras yang baik harus mencerminkan keseluruhan isi berita. Penulisannya cukup sulit karena harus menggambarkan factor terpenting dari data yang kita miliki. Dengan susunan teras berita yang menarik, akan memikat pembaca untuk mengikuti berita secara keseluruhan. Secara sederhana lead atau teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita.16 Dalam sebuah straight news tugas pertama seorang wartawan dalam mengembangkan lead atau alinea pembuka adalah menyaring unsure-unsur penting dari catatan hasil liputannya. Unsur penting ini dapat dijumpai dengan menjawab enam pertanyaan pendek 5W+1H.17
16 17
commit Ibid. hal. 120 Hikmat Kusumaningrat. Op.Cit. hal. 128
to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Body (Tubuh Berita) Isi dari tubuh berita menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita. Tubuh berita sebenarnya merupakan kelanjutan dari teras berita yang diuraikan lagi secara rinci. Yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kesatuan gagasan dalam penulisan. d. Penutup Penutup merupakan akhir dari uraian, tetapi bukan merupakan kesimpulan. Dalam teknik piramida terbalik bagian penutup tidak terlalu penting, sebab bagian terpenting sudah disampaikan dalam lead.18 2. Proses Produksi Berita Kita ketahui bahwa proses produksi berita bukan merupakan ruang netral yang hanya digunakan sebagai penyampai pesan atau informasi, tetapi proses pembentukan berita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Proses produksi berita melalui berbagai tahap, setiap tahap memiliki aktivitas yang berbeda. Tahap paling awal dari produksi sebuah berita adalah begaimana wartawan mempersepsi peristiwa/fakta yang akan diliput. Proses pembentukan berita merupakan proses yang rumit dan banyak faktor yang berpotensi mempengaruhi. Oleh sebab itu niscaya akan 18
Mursito BM. 1999. OpCit. Hal. 67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
terjadi pertarungan dalam memaknai realitas dan presentasi media. Apa yang akan disajika media, pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh yang beragam. Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse, meringkas berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputussan dalam ruang pemberitaan.19 Berita yang disajikan selain menggambarkan realitas dari media itu sendiri. Media memilih realitas mana yang diambil dan realitas mana yang tidak diambil. Selain itu secara sadar atau tidak sadar, media juga memilih aktor yang dijadikan sumber berita, sehingga hanya sebagian saja dari sumber berita yang tampil dalam pemberitaan. Media massa juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa lewat bahasa yang digunakan dalam pemberitaan. Media massa membingkai suatu peristiwa dengan bingkai tertentu yang pada akhinya menentukan bagaimana cara khalayak harus melihat dan memahami peristiwa dalam kaca mata tertentu. 20 Dalam pembentukan dan penulisan berita, secara sadar atau tidak sadar akan melibatkan nilai nilai tertentu yang dimiliki oleh wartawan atau media sehingga mustahil berita merupakan pencerminan realitas. Realiatas yang sama bisa menghasilkan berita yang berbeda, karena adanya cara pandang yang berbeda. Oleh karenanya, berita bersifat subjektif karena saat melihat realitas wartawan atau media melihat dengan perpektif dan pertimbangan subjektif. 19
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse, Mediating the Message; Theories of Influenceson Mass Media Content, Second Edition, New York, Longman. 1996 dikutip oleh Agus Sudyibyo. commit to user 2001. hal. 7 Politik Media dan Pertarungan Wacana. LkiS. Yogyakarta. 20 Eriyanto. 2002. Op.Cit. hal 22-24
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pandangan Konstruksionis Atas Realitas Sosial Sebuah penelitian memerlukan acuan berupa paradigma dalam prosesnya agar jelas arahan mana yang akan dituju dan dengan cara atau alur bagaimanakah tujuan itu diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis yang merupakan salah satu pandangan dalam analisis wacana. Perspektif
Konstruktivisme
memberikan
penjelasan
bahwa
individu mengintepretasikan dan mengaktualisasikan konsep dalam tindakan tidak begitu saja terjadi. Berangkat dari pemikiran ini kita bisa melihat bahwa tugas seorang konstruktivis tidaklah mudah. Mengingat dunia arti di balik sebuah peristiwa perlu dipahami dengan seksama, menyeluruh, diintrepretasikan sampai akhirnya lahir sebuah makna.21 Seperti semua gerakan, konstruksi sosial tidak sepenuhnya konsisten dan mempunyai beragam versi, Meskipun demikian, sebagaian besar mempunyaiserangkaian asumsi yang sama. Robyn Penman seperti yang ditulis oleh Littlejohn merangkum asumsi-asumsi Konstruksi Realitas Sosial sebagai berikut :22 1.Tindakan komunikatif bersifat sukarela. Seperti halnya perspektif interaksionisme simbolik, kebanyakan konstruksionis sosial memandang komunikator sebagai makhluk pembuat pilihan. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa setiap orang memiliki pilihan bebas. Lingkungan sosial memang membatasi apa yang dapat dan sudah dilakukan, tetapi dalam kebanyakan situasi, ada elemen pilihan tertentu. 21
Littlejohn. Stephen W. Theories of Human Communication 8th edition. Belmont :Thompson commit to user Wadsworth, 2005. Hal 112-113 22 Ibid. hal. 176
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.Pengetahuan adalah sebuah produk sosial. Pengetahuan bukan sesuatuyang ditemukan secara objektif, melainkan diturunkan dari interaksi didalam kelompok-kelompok sosial. Selanjutnya, bahasa membentuk realitas dan makna menentukan mengenai apa yang kita ketahui. 3.Pengetahuan bersifat kontekstual. Pengertian kita terhadap peristiwa selalumerupakan produk interaksi di tempat dan waktu tertentu serta padalingkungan sosial tertentu. Oleh karena itu, pemahaman kita atas suatu halakan terus berubah sesuai dengan berjalannya waktu. 4.Teori-teori menciptakan dunia-dunia. Teori-teori dan aktivitas ilmiah serta penelitian pada umumnya bukanlah alat-alat yang objektif untuk suatu penemuan, melainkan ia lebih berperan dalam menciptakan pengetahuan.Dengan demikian, pengetahuan sosial selalu menyela dalam proses-prosesyang tengah dikaji. Pengetahuan itu sendiri membawa pengaruh pada apayang sedang diamati dan diteliti. 5.Pengetahuan sarat dengan nilai. Apa yang kita amati dalam suatu penelitian atau apa yang kita jelaskan dalam suatu teori senantiasadipengaruhi oleh nilai-niai yang tertanam di dalam pendekatan yangdipakai.Berangkat dari apa yang dikemukakan pemikir komunikasi di atas, dapatdianalisis lebih dalam bahwa pemikiran konstruksionis bahwa dalam konteksmedia massa sebagai sumber informasi juga tidak bebas nilai. Artinya, menurut paradigma konstruksionis, berita – berita yang disajikan kepada khalayak adalah berita yang sarat dengan muatan nilai – nilai dari pengelola medianya Realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Hasil pemberitaan media pada satu sisi tertentu atau wawancara dengan orang-orang yg berkaitan dengan realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja). Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknik jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan.23 Dengan pemahaman ini realitas berwajah ganda/ prural. Setiap orang mempunyai kontruksi yang berbeda-beda atas sesuatu realitas. Pendekatan
konstruktivisme
diperkenalkan
oleh
sosiolog
interpretative Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Bagi Berger, 23
Eriyanto. 2002. Op.Cit. Hal. 3
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tetapi ia dibentuk dan dan dikonstruksi secara berbeda-beda oleh semua orang, artinya setiap orang boleh mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas.24 Setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan yang berbeda sehingga membentuk kerangka berpikir
yang berbeda pula.
Masing-masing akan menafsirkan realitas berdasarkan pengalaman, preferensi, pendidikan, lingkungan atau pergaulan sosialnya. Menurut Berger dalam Eriyanto, realitas merupakan realitas subjektif sekaligus realiatas objektif. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna, interpretasi, dan hasil relasi antara individu dengan objek. Setiap individu mempunyai latar belakang sejarah, pengetahuan dan lingkungan yang berbeda-beda, yang bisa menghasilkan penafsiran yang berbeda ketika melihat dan berhadapan langsung dengan objek. Sebaliknya realitas itu juga mempunyai dimensi objektif sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada diluar. Dalam perpektif kontruksi sosial, kedua realitas tersebut saling berdialektika, membentuk dan dibentuk masyarakat begitu untuk seterusnya.25 Penerapan gagasan Berger dalam ranah konteks berita adalah bahwa sebuah teks dalam berita tidak dapat kita samakan sebagai gambaran dari relitas, ia harus dipandang sebagai hasil konsruksi atas ralitas. Realitas lapangan sebenarnya berbeda dengan realitas media. Karenanya sangat potensial terjadi peristiwa yang sama dikonstruksi 24 25
Ibid. hal.15 Ibid. hal. 17
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara berbeda. Berita dalam pandangan konstruksi social , bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang rill. 4. Konstruksi Realitas Sosial oleh Media Membahas teori konstruksi sosial (social construction), tentu tidak bisa terlepaskan dari bangunan teoritik yang telah dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Berawal dari istilah konstruktivisme, konstruksi realitas sosial terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul
The Social
Construction of Reality: A Treatise in The Sociological of Knowledge tahun 1966. Menurut mereka, realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat denga kepentingankepentingan.26
Bagi kaum konstruktivisme, realitas (berita) itu hadir
dalam keadaan subjektif. Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang dan ideologi wartawan. Secara singkat, manusialah yang membentuk imaji dunia. Sebuah teks dalam sebuah berita tidak dapat disamakan sebagai cerminan dari realitas, tetapi ia harus dipandang sebagai konstruksi atas realitas. Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L Berger dan Luckmann telah direvisi dengan melihat fenomena media massa sangat
substantif
dalam
proses
eksternalisasi,
subyektivasi
dan
to user dan Diskursus Teknologi Komunikasi Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasicommit : Teori, Paradigma di Masyarakat . Jakarta. Kencana. 2007. hal. 192 26
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media massa”.
Menurut perspektif ini tahapan-tahapan dalam proses
konstruksi sosial media massa itu terjadi melalui: tahap menyiapkan materi konstruksi; tahap sebaran kostruksi; tahap pembentukan kosntruksi; tahap konfirmasi. 27 Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap menyiapkan materi konstruksi Ada tiga hal penting dalam tahapan ini yakni: keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semu kepada masyarakat, keberpihakan kepada kepentingan umum. 2. Tahap sebaran konstruksi Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca. 3. Tahap pembentukan konstruksi realitas. Pembentukan konstruksi berlangsung melalui: (1) konstruksi realitas pembenaran; (2) kedua kesediaan dikonstruksi oleh media massa ; (3) sebagai pilihan konsumtif. 4. Tahap Konfirmasi. Adalah tahapan ketika media massa maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembetukan konstruksi. Pada kenyataanya, realitas sosial itu berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara
obyektif.
Individu
mengkostruksi
realitas
sosial
dan
merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya. Melalui
27
Ibid. hal. 188-189
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
konstruksi sosial media, dapat dijelaskan bagaimana media massa membuat gambaran tentang realitas. Asumsi bahwa konstruksi sosial tidak dapat dilepaskan dari fungsi simbol, terutama penggunaan bahasa, tidak jauh berbeda dengan asumsi para penganut pascastrukturalis yang mengatakan bahwa bahasa diakui sebagai model umum penjelasan sosial, atau pendirian bahwa masyarakat dan budaya tersusun dalam suatu discourse (wacana). Dengan perkataan lain, bahasa sangat dominan dan menjadi media utama dalam mengencode realitas sosial, dan bisa dimengerti bila mereka lebih menyukai diterminisme linguistik ketimbang, misalnya, determinsime psikologi atau determinisme teknologi.28 Di sini fungsi bahasa tidak hanya sebagai ekspresi diri, tetapi juga sebagai media perantara fakta. Fakta-fakta di semesta sosial hanya dapat diketahui oleh khalayak bila dikomunikasikan dengan bahasa melalui media massa. Konstruksi realitas pada dasarnya adalah usaha menceritakan (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan atau benda. Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwaperistiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkonstruksi berbagai realitas yang akan disiarkan dalam bentuk wacana yang bermakna.29
28
Mursito BM., Konstruksi Realitas dalam (Bahasa) Media, Jurnal Komunikasi Massa, Vol. 1, No. 1, Juli 2008, hal.29 29 commit toMedia user Massa. Jakarta. Yayasan Obor Ibnu Hammad. Konstruksi Realitas Politik dalam Indonesia. 2004. hal.11
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam proses konstruksi realitas bahasa adalah unsur utama menciptakan realitas yang berfungsi sebagai alat konseptualisasi dan alat narasi. Dan jika decermati secara teliti, seluruh isi media menggunakan bahasa baik verbal maupun non-verbal. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas ikut menentukan srtuktur konstruksi realitas dan makna yang muncul darinya. Dari perspektif ini, bahasa tidak hanya mencerminkan realitas tetapi juga menciptakan realitas, seperti yang dalam bagan. 30
Hubungan antara bahasa dan Realitas Bagan 1.2 Language
Reality creates
creates
creates reality
creates
Proses penulisan berita merupakan tindakan mengkonstruksi realitas, dimana berita merupakan konstruksi sosial terhadap realitas. Hasil dari konstruksi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang khalayak terhadap suatu berita. Idealisme wartawan menjadi salah satu penyebab suatu berita dapat dikonstruksi dan dimaknai secara berbeda oleh media lain. Maka wartawan sebagai pembentuk konstruksi
30
Ibid., hal.12-13
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari suatu realitas harus dapat menempatkan diri sebagai individu yang independen, dengan pemikiran objektif dan menyampaikan kebenaran dalam setiap berita yang ditulisnya. Dengan kata lain wartawan harus menanamkan elemen jurnalistik dan melaksanakan kode etik jurnalistik dalam menjalankan fungsinya sebagai agen pembentuk konstruksi realitas media. Berita dalam media cetak dituang dalam bentuk wacana berupa bahasa yang tertulis. Bahasa yang digunakan dalam teks berita inilah yang akan diteliti dengan menggunakan analisis wacana. Bahasa mempunyai kesanggupan untuk menyajikan berbagai bentuk model bagi kajian penelitian sosial-budaya.31 Semua tulisan adalah wacana meskipun apa yang disebut wacana tidak hanya selalu dalam bentuk tulisan karena kita juga mengenal wacana tertulis dan wacana lisan. Konstruksi realitas atau konstruksi sosial tidak akan dapat dilepaskan dengan penggunaan simbol. Sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbiter (berubah-ubah)
dan
konvensional,
yang
dipakai
sebagai
alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran disebut dengan kata atau bahasa.32 Dalam konteks berbagai teori tentang tanda dan makna ini bahasa tidak hanya sebagai wahana ekspresi diri saja namun juga sebagai media perantara fakta. Fakta-fakta dalam konstruksi sosial hanya dapat diketahui 31 32
Alex Sobur. Op.Cit. hal.9 Ibid.,hal.42
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh khalayak bila dikomunikasikan dengan bahasa melalui media massa.33 Secara teknis Fiske membagi tahapan-tahapan proses bekerja produksi dan reproduksi realitas dalam media34: 1. reality, yang berwujud penampilan, pakaian, make-up, lingkungan, perilaku, berbicara gesture, ekspresi, suara, dsb. 2. representation, media audio visual menggunakan kamera, penyiaran, editing, musik, suara, untuk membuat cerita yang berbentuk narasi, konflik, aksen, dialog, setting, casting, dsb. 3. ideology, yang merupakan organisasi dari kode-kode ideologi secara koheren dan dapat diterima, meliputi ideologi individualisme, patriarkhi, ras, materialisme, kapitalisme, dsb. Tahapan-tahapan
ini
menggambarkan
bagaimana
suatu
realitas
fisik/empirik diolah, diubah, dan ditransformasikan menjadi realitas simbolik. Namun sebenarnya realitas yang dibangun media berbeda dengan realitas empirik. Fakta sosial hanya dapat dilihat melalui simbol, karena bahasa menjadi media utama komunikasi, maka fakta hanya dapat didecode melalui bahasa. Saat ini dimana media membuat manusia makin bergantung pada informasi yang dihadirkan olehnya, jarak antara realitas media dan realitas empirik makin jauh. Hal ini makin membuka peluang bagi media untuk mengeksplorasi fakta-fakta empirik.35 Berger dan Luckman mengatakan institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, 33
34 35
Mursito BM, Memahami Institusi Media Suatu Pengantar. Surakarta Lindu Pusat. 2006. hal. 117
Ibid., hal. 95
Ibid., hal.118
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
namun pada kenyataan semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses interaksi. Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subyektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya. 5. Konsep Wacana Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse, yang kemudian didefinisikan oleh Webster dalam Alex Sobur berikut36: a. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasangagasan; konversasi atau percakapan. b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah. c. Risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah. Dalam pengertian yang lebih sederhana, definisi wacana menurut Lull berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Kleden menyebut wacana sebagai ucapan dalam mana seorang pembicara
to user Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatucommit Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.9 36
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada pendengar. Wacana selalu mengandaikan
pembicara/penulis,
apa
yang
dibicarakan,
dan
pendengar/pembaca. Bahasa merupakan mediasi dalam proses ini. Wacana itu sendiri, seperti dikatakan Tarigan, mencakup keempat tujuan penggunaan bahasa, yaitu ekspresi diri sendiri, eksposisi, sastra, dan persuasi.37 Berdasarkan berbagai pendapat di atas, Alex Sobur merangkum pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan statu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.38 Artinya wacana adalah susunan yang sistematis dari bahasa dalam bentuk bahasa tulis maupun bahasa lisan. Selain itu dalam wacana juga ada hal yang penting yang memiliki arti yang ingin disampaikan dan tersaji dalam bentuk yang rapi sehingga dapat melahirkan pemahaman akan subjek yang ingin dijelaskan di dalamnya. Pemakaian istilah wacana seringkali diikuti oleh beragam istilah, difinisi, bukan hanya tiap disiplin ilmu mempunyai istilah sendiri, banyak ahli memberikan definisi dan batasan yang berbeda mengenai wacana. Menurut Roger Fowler (1977) dalam Eriyanto, ia mendefinisikan wacana sebagai komunikasi lisan atau tulisan yang terlihat dari tititk pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan 37 38
Ibid. hal.10 Ibid. hal.11
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.” 39 Dari definisi tersebut, kita dapat melihat bahwa apa yang disampaikan dalam sebuah wacana merupakan gambaran dari hasil pemikiran atau representasi dari mana sumber wacana itu disampaikan. Tiap orang dengan kepentingan berbeda memiliki kecenderungan untuk menyampaikan isi pesan baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan apa yang menjadi pemahamannya untuk disampaikan pada orang lain. Sedangkan
Crystal
(1987)
mengatakan
analisis
wacana
memfokuskan pada struktur yang secara alamiah terdapat pada bahasa lisan, sebagaimana banyak terdapat dalam wacana seperti percakapan, wawancara, komentar, dan ucapan-ucapan.40 Ia cenderung menilai wacana dari segi lisan. Karena dalam sebuah komunikasi yang berlangsung secara lisan terkandung pola struktur komunikasi yang dapat membentuk wacana yang lebih natural. 6. Analisis Wacana Analisis wacana adalah salah satu altenatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Kalau analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan ‘apa’ (what), analisis wacana lebih melihat pada ‘bagaimana’ (how) dari pesan atau teks komunikasi. Lewat analisis wacana kita bukan hanya mengetahui isi teks 39 40
Eriyanto. 2001. Op.Cit. hal2 Ibid
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frasa, kalimat, metafora seperti apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.41 Analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasa atau pemakaian bahasa. Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivme-empiris. Oleh kaum ini , bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek diluar dirinya. Pandangan kedua, disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme/positivisme yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitive pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis wacana melihat pada ‘bagaimana’dari suatu pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Selain itu, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari sebuah teks melalui struktur kebahasaannya42. Dengan menggunakan metode analisis wacana, peneliti menganalisis
bagaimana media
khususnya media cetak Kompas dalam mengkonstruksi sebuah berita. 41 42
Ibid. hal xv Ibid. hal.5
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif kompleks lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Analisis wacana merupakan jenis analisis teks yang memfokuskan pada pesan tersembunyi. Analisis wacana digunakan untuk menyingkap makna tersembunyi yang disampaikan secara implisit dalam suatu teks. Wacana adalah terjemahan dari bahasa Inggris “discourse”. Mengacu pada artian harfiah di beberapa kamus, Webster dalam Alex Sobur berpendapat wacana atau discourse mempunyai beberapa artian, yaitu: 43 1. komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasangagasan, konversasi atau percakapan 2. komunikasi secara umum terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah 3. risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah. Menurut Alex Sobur, pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheran, dibentuk oleh unsur segmental maupun non segmental bahasa. Dari penjelasan diatas, wacana tidak hanya mencakup sesuatu yang tertulis, tetapi juga bahasa lisan. Namun yang menjadi faktor penting adalah bentuk komunikasi tersebut harus berupa sistem representasi yang dibangun secara sosial untuk mengedarkan suatu makna koheren tentang
43
Alex Sobur. Op.Cit. hal. 9
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suatu topik. Karena itu, sebuah wacana harus punya dua unsur penting, yakni kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence)44. Sedangkan analisis wacana dirumuskan sebagai studi tentang sturktur pesan dalam komunikasi45. Pendekatan terhadap analisis wacana hampir serupa dengan pendekatan dalam analisis isi. Sebelum muncul metode analisis wacana (discourse analysis), penelitian mengenai isi media banyak dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Analisis wacana masuk ke dalam kelompok riset point media content and structure, karena pada dasarnya pusat perhatian analisis wacana adalah mengenai isi media. Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih menekankan pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi. Lebih jelasnya perbedaan analisis wacana dengan analisis isi, sebagai berikut46: a. Analisis wacana bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori dalam analisis isi. b. Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata) sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan laten (tersembunyi). c. Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana ia dikatakan” (how). Hal ini disebabkan analisis wacana bukan sekedar bergerak pada level makro, isi dari suatu teks, tetapi juga pada level mikro, yang menyusun suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi dan retoris. 44
Ibid., hal. 10 Ibid, hal.15 46 Ibid., hal..68 45
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. Hal ini berbeda dengan tradisi analisis isi yang memang bertujuan melakukan generalisasi bahan melakukan prediksi. Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut Syamsudin dalam Alex Sobur47 : 1. Analisis wacana membahasa kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat. 2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi. 3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik. 4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa. 5. Analisis wacana diarahkan kepada mas memakai bahasa secara fungsional. Beberapa tokoh mengemukakan pendapatnya tentang definsi wacana. Fiske mendefinisikan “discourse” atau wacana sebagai bahasa atau sistem representasi yang dibangun secara sosial dalam suatu tertib untuk membuat dan mengedarkan seperangkat makna yang koheren tentang suatu topik penting. Sedangkan Roger Fowler mendefinisikan wacana sebagai komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya, kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman..48 Pendapat Ibnu Hamad di atas memperlihatkan bahwa keberadaan wacana dapat ditemukan selain pada media cetak (seperti novel). Sebuah teks pada dasarnya tidak dapat dilepaskan sama sekali dari teks lain. 47 48
Ibid. hal. 49 Mursito BM, 2006. Op cit, Hal 239
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebuah karya sastra, misalnya, baru mendapatkan maknanya yang hakiki dalam kontrasnya dengan karya sebelumnya. Teks dalam pengertian umum adalah dunia semesta ini, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat, kebudayaan, film, drama secara pengertian umum adalah teks.49 Guy Cook mengartikan teks sebagai semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua bentuk ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya50. Penjelasan Guy Cook tersebut dapat penulis simpulkan bahwa keberadaan wacana juga termasuk didalamnya media komunikasi film, karena terdapat unsur ekspresi komunikasi berupa ucapan, musik, gambar, efek suara, dan citra.
49 50
Ibid., hal 53-54 Ibid., hal 56
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F.
Kerangka Pemikiran Bagan 1.3 Realitas Sosial: Kasus Korupsi Wisma Atlet
Konstruksi Realitas Sosial oleh Media Cetak Harian Umum KOMPAS Juli – Agustus 2011
Media Cetak KOMPAS Juli-Agustus 2011
Realitas Baru/Realitas Media: disimbolkan dengan bahasa dan penulisan
TEKS BERITA
Analisis Wacana: Van Dijk
Wacana yang muncul dari pemberitaan kasus tersebut di media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang dipelajari dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan. Peneliti kualitatif menekankan bahwa sifat penelitian itu penuh dengan nilai (value laden). Mereka mencoba menjawab pertanyaan yang menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.51 Dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami situasi realitas yang ada untuk kemudian dibandingkan dengan pemberitaan kasus korupsi Wisma atlet pada KOMPAS. Hasil produksi pemberitaan melalui kata dan gaya bahasa seperti apa yang dipilih untuk menyampaikan berita inilah yang berusaha dinilai peneliti untuk mengungkap makna dibalik pemberitaan yang dilakukan oleh KOMPAS. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
commitSosial, to user Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Yogyakarta, PT. Tiara Wacana, 2001, hal 11. 51
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.52 Penelitian pemberitaan kasus korupsi wisma Atlet ini juga dilakukan dengan mendeskripsikan kata-kata dan bahasa yang digunakan KOMPAS untuk membangun persepsi khalayak. Melalui hasil deskripsi itu peneliti akhirnya mendapat mengambil kesimpulan tentang arahan apa yang ingin ditunjukkan KOMPAS pada pembacanya dalam upaya membangun pandangannya terhadap wacana korupsi Wisma Atlet. Hal senada juga diungkapkan oleh Pawito yakni penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan komunikasi
atau
(explanations), mengemukakan
mengontrol
prediksi-prediksi
gejala-gejala tetapi
lebih
dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.53 Penelitian mengenai pemberitaan kasus suap Wisma Atlet dalam Kompas dilakukan untuk mengambil makna tersembunyi di balik teks berita. Penelitian ini tidak menjelaskan arti berita tetapi berusaha memahami makna di balik teks berita dan alasan mengapa Kompas melakukan pemberitaan dengan cara demikian untuk menggambarkan realitas yang dikonstruksinya.
52 53
commit to user Moleong, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosdakarya, 2007, hal 9 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta, Lkis, 2007, hal. 35
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu teks berita tentang Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games ke-26 di kolom Headline Harian Umum KOMPAS dengan rentang waktu yang digunakan adalah pada bulan Juli- Agustus 2011. Kedelapan teks berita pada periode tersebut kemudian dianalisis dengan menginterpretasi kata, penggunaan bahasa, maupun gambar yang ikut mendukung penyampaian isi pesan dalam berita. Penafsiran inilah yang kemudian peneliti gunakan untuk melihat bagaimana cara Kompas melakukan konstruksi berita, serta makna apa yang ingin disampaikan Kompas kepada khalayaknya melalui pemberitaan tersebut Peneliti mengambil Harian Umum Kompas karena berita kasus korupsi Wisma Atlet adalah berita nasional dan Kompas adalah salah satu koran nasional. Selain itu, selama ini Kompas dikenal sebagai media yang profesionalitas untuk memberitakan kasus ini. Ini dapat dilihat dari misi Kompas yang menyatakan tidak melibatkan diri dalam kelompokkelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan ekonomi (lihat misi Kompas hal. 49). Peneliti mengerti bahwa setiap pemberitaan di media massa pasti tidak lepas dari kepentingan-kepentingan dan ideologis tiap media, tetapi melihat dan membandingkan pemberitaan yang dilakukan Kompas dengan pemberitaan di media cetak lain, peneliti menilai profesionalitas Kompas masih terjaga.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagian headline sendiri dipilih karena berita yang ditampilkan pada headline adalah berita yang dianggap paling penting oleh media tersebut pada hari itu. Penulisan berita pada headline Kompas berbentuk tim, sehingga opini wartawan atau kepentingan individu dapat lebih dihindari, yang ada adalah ideologi media Kompas yang terwakilkan oleh hasil tulisan dari tim penulis tersebut. Dengan meletakkan pemberitaan kasus korupsi Wisma Atlet dalam headline-nya berarti Kompas juga memberikan perhatian pada kasus korupsi Wisma atlet. Sedangkan periode Juli- Agustus 2011 dipilih sebagai objek penelitian karena pada dua bulan ini Kompas kerap mengangkat kasus Suap Pembangunan Wisma Atlet menjadi headline berita. Dari situ peneliti merasa cukup menjadikannya objek penelitian untuk melihat bagaimana cara Kompas mengkonstruksi berita korupsi Wisma Atlet. 3. Sumber Data a) Sumber Data Primer Data Primer dalam penelitian ini berupa hasil rekap berita Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games ke-26 di Headline KOMPAS periode Juli- Agustus 2011. b) Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan, jurnal, artikel-artikel, dan data dari situs internet.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
4. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya berupa informasi kategori subtantif yang sulit dinumerasikan. Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: a) Data yang diperoleh dari interview, b) Data yang diperoleh dari obsevasi, dan c) Data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan dalam bentuk narasi).54 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data tekstual, dimana data diperoleh berupa dokumen, yaitu memilihan dan dokumentasi Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games ke-26 di Harian Umum KOMPAS. Rentang waktu yang digunakan adalah pada tanggal Juli- Agustus 2011. Yang dilakukan peneliti adalah memahami pemberitaan kasus korupsi Wisma Atlet ini di Kompas, kemudian memilah milah berita yang memiliki keterkaitan dengan topik yang diambil sebagai objek penelitian. 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana sebagai pendekatan analisis. Penulis menggunakan model analisis wacana Teun A. Van Dijk karena memiliki struktur yang jelas dan lengkap untuk memahami konstruksi realitas oleh media. Peneliti melakukan telaah teks berita dengan memahami setiap kata
54
dan bahasa yang digunakan oleh Kompas dalam menyampaikan realitas. commit to user
Ibid. hal. 96
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Apa yang mendasari Kompas mengkonstruksi pemberitaan dengan bentuk seperti itu, dan makna apa yang ingin disampaikan Kompas pada khalayak melalui penulisan beritanya. Penelitian melakuan suatu kajian tentang pemakaian kata, gaya bahasa, dan kalimat tertentu dari teks berita di harian umum Kompas yang sesuai dengan topik bahasan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi hanya pada level teks. Penelitian ini menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Model ini mempunyai pendangan bahwa bagian yang terpenting adalah analisis terhadap struktur wacana. Struktur wacana terdiri dari tematik, skematik, semantik, sintaksik, dan retoris. Analisis ini akan dideskripsikan secara kualitatif, secara berurutan berdasarkan level struktur wacananya. Berikut akan diuraikan satu per satu elemen Van Dijk tersebut, dalam tabel berikut: Dimensi Analisis Wacana Teun A. Van Djik55 Tabel 1.1 Struktur Wacana
Hal yang Diamati
Elemen
TEMATIK Struktur Makro
55
Ibid, hal 227
(Tema/topik apa yang dikemukakan dalam satu berita)
commit to user
Topik
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SKEMATIK Superstruktur
(Bagaimana bagian dan urutan berita disusun dalam teks berita utuh) SEMANTIK (Makna yang ingin ditekankan) SINTAKSIS
Struktur Mikro
(Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) dipilih) STILISTIK
Skema
Latar, Detail, Maksud, Pra anggapan, Nominalisasi Bentuk kalimat, Koherensi, Kata Ganti Leksikon
(Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita) RETORIS (Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan)
Grafis, Metafora, Ekspresi
Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari tiga struktur, yaitu56: 1. Struktur Makro, merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang ditampilkan dalam berita, bersifat tematik (tema/ topik yang dikedepankan dalam suatu teks) 2. Superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh. Terdiri bagian pendahuluan, isi, penutup,
56
Ibid . hal 225-229
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan kesimpulan, bersifat skematik (bagaimana bagian dan urutan teks diskemakan dalam suatu teks secara utuh) 3. Struktur mikro, merupakan makna wacana yang diamati dari bagian terkecil dari suatu teks semisal, kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks), sintaksis (bagaimana kalimat [bentuk, susunan] yang dipilih), stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan) Struktur analisis teks wacana Van Dijk pada dasarnya menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Analisis wacana adalah upaya pengungkapan maksud
tersembunyi
dari
subjek
(penulis)
melalui
pesan-pesan
komunikasi, seperti kata-kata, tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang penulis yang mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk konstruksi berita yang disamarkan Kompas dalam teks beritanya dapat diketahui.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II GAMBARAN UMUM HARIAN KOMPAS
A. Sejarah Singkat Surat kabar Kompas pertama kali terbit pada tanggal 28 Juni 1965 di Jakarta. Perintisnya adalah Auwjong Pengkoen (yang kemudian berganti nama menjadi P. K. Ojong), Jacob Oetama, dan Frans Seda. Sebelumnya P. K. Ojong dan Jacob Oetama sudah lebih dahulu mengelola majalah Intisari yang terbit tahun 1963. Edisi perdana dari bulanan Inti Sari terbit pertama kali pada tanggal 7 Agustus 1963, dengan jumlah 128 halaman dengan terdiri dari 22 artikel. Menurut Frans Seda yang ketika itu adalah anggota kabinet, ide pertama pendirian koran ini datang dari Menteri Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani. Dia mengusulkan agar kalangan katolik mendirikan harian umum untuk mengimbangi PKI. Situasi politik tahun memang panas. Hampir semua partai politik mempunyai koran sebagai alat propagandanya. Akan tetapi Partai Katolik ketika itu belum memiliki koran sendiri. Kehadiran Kompas edisi pertama didukung pula oleh beberapa wartawan lain seperti Eduard Linggar, Rustam Affandi, August Parengkuan, Kang Hok Jim, Kang Tiaw Liang, Petrus Hutabarat dan wartawan lainnya. Untuk terbitan perdana terebut, Kompas terbit sebanyak empat halaman dengan berita utama “KTT AA Ditunda Empat Bulan”, dengan oplah mencapai 4.800 eksemplar. commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
Pada mulanya Kompas akan dinamai Bentara Rakyat, yang secara harfiah memiliki makna sebagai pengawal rakyat. Namun atas usulan Presiden Soekarno, nama tersebut diganti menjadi Kompas, supaya lebih jelas artinya dan diterima sebagai petunjuk arah. Nama Bentara Rakyat sendiri dijadikan sebagai nama yayasan dimana Kompas bernaung. Pengurus yayasan Bentara Rakyat antara lain : I.J. Kasimo (Ketua), Frans Seda (Wakil Ketua), F.C. Palaunsuka (Penulis I), Jakob Oetama (Penulis II), dan Auwjong Peng Koen (bendahara). Secara keseluruhan terbitan perdana Kompas terdiri dari 11 berita luar negeri dan 7 berita dalam negeri. Edisi perkenalan di kanan bawah juga menyertakan tagline: “Mari ikat hati. Mulai hari ini, dengan Mang Usil”. Jika melihat penampilan surat kabar Kompas edisi pertama, tidak seorang pun diantara para pendiri surat kabar itu optimis bahwa Kompas akan berusia panjang. Hal ini disebabkan karena, jika dibandingkan dengan surat kabar lain ketika itu, penampilan Kompas kurang bersaing. Apalagi percetakan yang mencetak Kompas kurang menjanjikan pm, erbaikan. Namun demikian, kegigihan dan semangat para pimpinan dan pendiri justru membuat Kompas tetap hidup dan berkembang. Untuk mendapatkan izin penerbitan ketika itu bukan perkara mudah. Selain aparat yang mengatur perizinan dikuasai PKI, penerbit juga harus bisa menunjukkan bukti bahwa sudah ada pelanggan sekurang-kurangnya 3.000 orang. Maka, Frans seda kemudian menginstruksikan kepada anggotaanggota partai, guru-guru sekilah, dan anggota Koperasi Kopra Primer di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
Kabupaten sikka, Ende Lio, dan Flores Timur untuk secepat mungkin mengirim daftar 3.000 pelanggan, lengkap dengan tanda tangan dan alamat. Setelah mengumpulkan tanda bukti 3000 calon pelanggan sebagai syarat izin penerbitan, akhirnya Kompas terbit pertamakali pada tanggal 28 Juni 1965.[4] Pada mulanya kantor redaksi Kompas masih menumpang di rumah Jakob Oetama, kemudian berpindah menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari yang menempati salah satu ruang di kantor percatakan PT. Kinta, Jalan Pintu Besar Selatan No. 86-88, Jakarta Kota. Setelah sebulan dicetak di Eka Grafika, Kompas kemudian dicetak di Percetakan Masa Merdeka di Jalan Sangaji, Jakarta. Percetakan ini memang lebih baik karena telah menggunakan mesin rotasi, sehingga daya cetaknya lebih cepat. Semenjak itu, oplah Kompas sejumlah 4.800 eksemplar di masa Eka Grafika, melonjak menjadi 8.003 eksemplar. Meski lahir dibidani partai, sejak awal PK Ojong dan Jakob sepakat minta agar harian baru itu tetap independen. Sebab, sejak awal PK Ojong hanya koran yang independenlah yang akan bisa berkembang dari sisi bisnis maupun redaksionalnya. B. Perkembangan Harian Kompas Dalam perjalanan panjangnya, Kompas pernah dua kali dilarang terbit (dibreidel). Tanggal 2 Oktober 1965, pemerintah melarang semua koran tetbit, berkait dengan peristiwa G30S/PKI, termasuk Kompas. Larangan itu kemudian dicabut, dan Kompas terbit kembali tanggal 6 Oktober 1965.
to user Pembreidelan kedua terjadi commit 21 Januari sampai dengan 6 Februari 1978.
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
Ketika itu, Kompas bersama sejumlah koran lain dilarang terbit karena memberitakan aksi-aksi demonstrasi mahasiswa. Pagi hari 30 September 1965, tepat tiga bulan usia Kompas, sebagian besar warga Jakarta terlelap dalam tidur pulasnya, ketika sekelompok tentara bersenjata menangkap beberapa jenderal yang dituduh terlibat dalam Dewan Jenderal. Peristiwa ini mengubah jalannya republik. Sejarah mencatat sebagai upaya perebutan kekuasaan terhadap pemerintahan Soekarno. Seperti beberapa harian yang terbit bersama dengan Kompas, mereka tidak terlepas dari upaya untuk memberikan tandingan kepada pers yang berafiliasi dengan ideologi kiri seperti PKI, dan harian yang dituduh tidak revolusioner lainnya. Sehari setelah peristiwa itu, August Parengkuan dan Ponis Purba yang tengah mendapat giliran tugas malam, diberi tahu pihak percetakan bahwa Kompas beserta surat-kabar lain tak boleh terbit. Hanya harian Angkatan Bersenjata, Berita Yudha, kantor berita Antara, dan Pemberitaan Angkatan Bersenjata yang diperbolehkan menyiarkan berita. Larangan untuk tidak naik cetak tersebut dikeluarkan oleh pihak militer Jakarta. Dalam surat perintah itu disebutkan “dalam rangka mengamankan pemberitaan yang simpang-siur mengenai pengkhianatan oleh apa yang dinamakan Komando Gerakan 30 September atau Dewan Revolusi, perlu adanya tindakantindakan penguasaan terhadap media-media pemberitaan.” Ketika itu Parengkuan dan Purba tetap yakin Kompas tak perlu dilarang terbit. Alasannya, Kompas sudah mengecam pemberontakan, dan di dalam lay out sudah disiapkan bahwa Kompas edisi 2 Oktober juga memuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
pernyataan sikap dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana RE Martadinata. Penyerangan terhadap PKI, ternyata tak menyelamatkan Kompas. Koran itu baru boleh terbit lagi pada 6 Oktober 1965. Rentang waktu seminggu itu, hingga saat ini menjadi misteri yang belum terkuak. Banyak asumsi, pertanyaan, dan analisis bergentayangan. Pertumbuhan Kompas meningkat. Saat pertama kali dicetak, oplah Kompas sekitar 4.800 eksemplar. Ketika pindah ke percetakan yang lebih bagus, Percetakan Masa Merdeka, tirasnya meningkat jadi 8.003 eksemplar, hingga menjelang pembredelan yang dilakukan Orde Baru. Saat terbit kembali pada 6 Oktober 1965, tiras Kompas menembus angka 23.268 eksemplar. Zaman berganti. Soekarno diganti Jenderal Soeharto. Pada 1999, setahun sesudah Soeharto dipaksa mundur, tiras Kompas mencapai angka lebih dari 600 ribu eksemplar per hari. Sampai tahun 1991, angka penjualan Kompas mencapai 525.000 tiras perhari dan ditambah 50.000 eksamplar pada hari Minggu. Sebelumnya, tahun 1990, Kompas berekspansi dengan membentuk 38 anak perusahaan yang dikenal dengan kelompok Kompas-Gramedia yang bergerak di bidang percetakan, penerbitan, dan stasiun radio. Memasuki tahun 1970-an, Kompas membenahi dirinya untuk menjadi surat kabar yang memiliki manajemen profesional. Salah satu usaha yang dilakukan, sejak tahun 1971, sirkulasi Kompas diaudit oleh akuntan publik Drs. Utomo (yang merupakan akuntan terkemuka saat itu) guna menarik commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengiklan. Sejak tahun 1972, Kompas mempunyai percetakan sendiri dengan nama percetakan Gramedia yang bertempat di Palmerah Selatan, Jakarta. Otomatis tingkat oplah Kompas terus meningkat. Pada September 1978, Kompas muncul tujuh kali seminggu dengan mulai diterbitkannya Kompas edisi Minggu. Kemudian dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Pers tahun 1982 dan diberlakukannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), semua penerbitan pers di Indonesia saat diwajibkan berbadan hukum. Sesuai ketentuan tersebut, penerbitannya segera dialihkan dari Yayasan Bentara Rakyat ke PT. Kompas Media Nusantara. Sejak saat itu Kompas mengalami perkembangan yang pesat dan oplahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan oplah tersebut – seperti telah disebutkan- antara lain disebabkan karena kini Kompas telah memilih sistem percetakan yang canggih sehingga dapat menjangkau setiap daerah. Dengan adanya revolusi teknologi dan telekomunikasi yang telah mengantar fenomena jaringan internet, Kompas pun memanfaatkan fenomena ini dengan homepage pada jaringan internet dengan sebutan Kompas Online (kini
bernama
Kompas
Cyber
Media)
yang
dapat
diakses
di
www.kompas.com. Dengan menggunakan sebuah komputer dan jaringan telepon, siapapun dapat dapat mengakses homepage yang berisi seluruh halaman harian Kompas secara utuh dalam waktu sekejap. Tujuan dasar dari adanya Kompas Cyber Media adalah untuk membawa pembaca surat kabar ke jenis informasi dan komunikasi perseorangan yang baru di masa depan. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertimbangan utama membangun Kompas Cyber Media ini antara lain juga termasuk pertimbangan kecepatan akses berita-berita dalam harian Kompas untuk para pembaca yang berada di luar Jawa. Selain menampilkan beritaberita yang termuat pada harian Kompas, Kompas Cyber Media juga memiliki versi berbahasa Inggris yang diterjemahkan dari berita-berita harian Kompas. Saat ini Kompas terbit berdasarkan SIUPP SK Menpen No. 031/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tertanggal 19 November 1985. SK ini disertai dengan Kep. Lapkus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal 21 Januari 1969 yang diperolehnya setelah politik dalam negeri menampakkan kestabilan setelah peristiwa berdarah G.30.S/PKI meletus. C. Visi dan Misi Kompas 1. Visi Visi merupakan cara pandang utama. Visi surat kabar berarti cara pandang utama koran menyangkut segala sesuatu yang dijadikan kerangka acuan. Visi dijabarkan dalam Misi yang memuat keinginan, tujuan dan maksud beserta cara guna mencapai tujuan tersebut. Secara praktis visi dan misi ini saling bertautan dalam membentuk kerangka kerja dan budaya dalamsebuah lingkup organisasi sosial tertentu, termasuk
surat
kabar
terutama
dalam
merumuskan
kebijakan
redaksional. Visi merupakan cara pandang utama. Visi Kompas adalah
to user pencerahan bagi perkembangan “Menjadi institusi yangcommit memberikan
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanuisaan.” Ini diwujudkan dengan berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia Baru, yaitu masyarakat dengankemanusiaan yang transendental, persatuan dalam perbedaan,menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. 2. Misi Dan Misi Kompas adalah “Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi terpercaya.” Misi Kompas adalah menjadi nomor satu dalam aspek usaha, diantara usaha-usaha lain yang sejenis dan dalam kelas yang sama. Namun pencapaian nomor satu ini harus dicapai dengan cara-cara yang mengindahkan etis, usaha bersih dan melaksanakaan kerjasama yang saling menguntungkan. Secara lebih spesifik, Visi dan Misi Kompas dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka. 2) Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan ekonomi. 3) Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan
tetapi
selalu
memperhatikan
konteks
struktur
kemasyarakatan dan pemerintah yang menjadi lingkungan. Harian Kompas memiliki Visi dan Misi yaitu Menjadi agen perubahan dalam membangun komunitas Indonesia yang lebih harmonis, toleran, aman, dan sejahtera dengan mempertahankan Kompas sebagai market leader secara nasional melalui optimalisasi sumber daya dan sinergi bersama mitra strategis. Kompas sebagai harian nasional di Indonesia memiliki slogan “Amanat Hati Nurani Rakyat”. Slogan tersebut juga dijadikan sebagai visi dan misi dari Harian Kompas. Secara umum, Kompas menyatakan diri sebagai harian yang
independen
dan
mencoba
lebih
obyektif
dalam
setiap
pemberitaannya. D. Sasaran Operasional Sasaran oprasional Harian Kompas dapat dijabarkan dalam lima hal yaitu sebagai berikut: 1) Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri: cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif, dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan. 3) Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dapat dicapai melalui upaya intelektual yang penuh empati dengan pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu berusaha mendudukkan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan tetap teguh pada prinsip. 4) Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras. E. Motto Kompas Motto Kompas adalah “Amanat hati nurani rakyat” yang diletakkan di bawah logo Kompas. Dalam pengertiannya Kompas ingin berkembang menjadi instistusi pers yang mengedepankan keterbukaan, meninggalkan perbedaan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan. Motto ini menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat secara keseluruhan. Menjunjung
teguh
Pancasila,
Kompas
menempatkan
nilai
kemanusiaan pada posisi tertinggi, mengedepankan nilai-nilai transeden dengan mengesampingkan kepentingan kelompok. Rumusan yang dipegang teguh adalah “humanisme transedental”. Pepatah yang kemudian ditemukan
commit toKompas user adalah “Kata Hati Mata Hati”. dan mewakili empati serta compassion
perpustakaan.uns.ac.id
54 digilib.uns.ac.id
Sebagai lembaga yang terbuka dan kolektif, Kompas ingin mewujudkan dirinya sebagai “Indonesia Mini”. F. Nilai-nilai Dasar Dalam melaksanakan setiap kegiatan, membuat kebijakan dan mengambil keputusan, dalam harian Kompas selalu berpatokan dalam nilainilai sebagai berikut: 1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan martabatnya. 2. Mengutamakan watak baik 3. Profesionalisme 4. Semangat kerja tim 5. Berorientasi pada kepuasan konsumen (pembaca, pengiklan, mitra kerja) 6. Tanggung jawab sosial 7. Selanjutnya, bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, untuk memberikan jasa yang memuaskan bagi pelanggan. G. Kebijakan Redaksional Kompas Kebijakan redaksional yang dianut oleh suatu surat kabar adalah hasil penjabaran visi atau pandangan dari surat kabar yang bersangkutan. Kebijakan redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang patut diangkat serta dipilih surat kabar untuk menjadi bahan berita utama atau berita komentar. commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam pembuatan naskah yang menjasi berita dalam harian Kompas, haruslah masuk melewati berbagai proses sampai berita tersebut dimuat, kecuali untuk halaman opini yang hanya melalui proses editing oleh pemimpin redaksi. Tahap kerjanya yaitu dimulai dengan perencanaan, penugasan, peliputan, pematangan, penulisan, penyusunan, pemuatan dan terakhir tahap percetakan. Syarat tema berita dapat dilihat dari bobot materinya yaitu tidak terlalu ilmiah, sedikit popular dan relevan dengan segmen khalayak. Untuk lebih jelasnya, kebijakan redaksional Kompas tertuang dalam beberapa pernyataan berikut: 1. Kompas tidak berpihak pada salah satu golongan atau agama tertentu 2. Kompas
tidak
memberitakan
hal-hal
yang
bersifat
menyerang,
mendiskreditkan pribadi seseorang. 3. Menggunakan system check and balance dalam proses pembuatan berita 4. Menghargai hak off the record dari nara sumber 5. Menghargai hak jawab baik dalam bentuk berita maupun dalam bentuk surat pembaca 6. Kompas tidak akan memuat berita yang memicu konflik SARA 7. Kompas melarang wartawannya untuk mencari keutungan pribadi sehubungan dengan statusnya sebagai jurnalis 8. Tidak ada kebijakan prosentase tertentu dalam hal volume atau isi berita pada berita yang hendak dimuat. Sepanjang peristiwa tersebut aktual, bermanfaat bagi pembaca maka akan dimuat secara proposional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
9. Redaksi Kompas menggunakan prinsip menghindari oligharki pemikiran, bahwa selain guna mengasah daya intelektual pembacanya. Kompas juga mendorong kepekaan nurani. Selain itu wartawan Kompas juga harus memenuhi standar rekruitment Harian Kompas yaitu sebagai berikut: 1. Aspek Intelektual (Intelegensi Umum, logika, analisis sintesa, kreativitas dan perhatian) 2. Aspek sikap atau perilaku kerja (sistematika kerja, fleksibilitias, kecermatan, perlibatan diri, inisiatif, uletdan ketelitian) Aspek Kepribadian (kematangan, hasrat berprestasi, stabilitas emosim motivasi, keberanian mengambil resiko dan lain-lain. H. Struktur Organisasi Kompas Harian Kompas berada dalam naungan PT. Kompas Media Nusantara dengan Pemimpin Umum merupakan jabatan tertinggi. Pemimpin Umum memiliki dua bidang bawahan yang ditangani oleh wakil-wakilnya yaitu: Wakil Pemimpin Umum Bidang non Bisnis dan Wakil Pemimpin Umum Bidang Bisnis. Ada pula Pemimpin Redaksi yang bertanggung jawab atas bidang redaksi dan Pemimpin Perusahaan yang bertanggung jawab atas bidang perusahaan. Di bidang redaksi, Pemimpin Redaksi membawahi Redaktur Pelaksana yang bertanggung jawab atas Kepala Desk, Kepala Biro dan paling bawah adalah Reporter. Sedangkan di bidang bisnis,
Pemimpin
commit to userIklan, General Manajer Sirkulasi, Perusahaan membawahi General Manajer
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
dan General Manajer Marketing Communication. Disamping dua bisang tersebut, masih ada Bagian Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) Umum, dan Teknologi Informasi. Harian Kompas merupakan hasil dari sinergisitas antara masingmasing unit-unit yang ada dalam struktur organisasi. Berikut merupakan tahpan manajemen produksi berita dan koran Kompas: 1. Bidang Redaksi Proses kerja di bidang redaksi Kompas meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Perencanaan, melakukan rapat untuk menetapkan berita apa saja yang akan dimuat berdasarkan adanya undangan acara yang diterima Kompas, peliputan berita yang ditetapkan dalam setiap desk, penetapan event tertentu, serta peristiwa yang terjadi. b) Pengorganisasian, redaktur mengkoordinasi wartawan-wartawan untuk mencari dan menulis berita sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam rapat perencanaan. c) Pelaksanaan, dengan melakukan rapat sore yang m,embahas berita mana yang sudah layak dimuat dan berita mana yang belum. Berita yang belum akurat maka akan dicari dan ditambah lagi. Setelah berita sudah siap, dilakukan penyuntingan oleh desk sunting untuk kemudian masuk lay out dan dicetak. Deadline ditetapkan pukul 23.00 dan percetakan dimulai pukul 01.00. d) Evaluasi, dilakukan pada rapat mingguan setiap hari rabu. Dalam rapat ini dibahas evaluasi tiap-tiap desk/bidang redaksi baik itu berdasarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
masukan pembaca melalui email/fax maupun dari segi teknis, misalnya pencetakan susunan huruf dan kata-katanya, bentuk dan susunan berita pada halaman serta isi beritanya. 2. Direktorat SDM-Umum Direktorat ini dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi empat bidang yaitu: a) Bidang Umum, menyediakan sarana prasarana untuk setiap karyawan agar mendapatkan kenyamanan dalam melaksanakan tugasnya. b) Bidang Penerimaan dan Penempatan, merekrut calon karyawan, menempatkan di unit yang sesuai dengan bidang keahliannya serta bertanggung jawab atas perkembangannya sampai dengan pensiun. c) Bidang Remunerasi (Keejahteraan), mengurusi kesejateraan karyawan yang meliputi tunjangan, cuti, sekolah, dokter, obat, rumah sakit dan lain-lain. d) Bidang Pendidikan dan Pelatihan, mendidik dan melatih karyawan sebelum memasuki dunia kerja di bidangnya. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan Kepala Penelitian dan Pengembangan memiliki kedudukan yang sejajar dengan Pemimpin Redaksi. Kepala Litbang membawahi empat bidang yaitu sebagai berikut: a) Pusat Informasi Kompas (PIK), merupakan unit yang bertugas merngumpulkan mengolah dan melakukan temu kembali informasi yang dibutuhkan. Memiliki tigas bagian yaitu: Bagian Akuisisi (bagian commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengadaan dan perawatan bahan pustaka), Bagian Pengolahan Arsip Elektronik (pengolahan harian Kompas dan sumber lain dalam bentuk elektronik), dan Bagian Layanan Informasi (memberikan layanan informasi dan kegiatan sirkkulasi). b) Pusat Penelitian Kompas (Puslitkom), melakukan riset atau penelitian yang biasanya dilakukan dengan bantuan mahasiswa dengan melakukan polling terhadap pelanggan Kompas dan masyarakat umum. c) Pusat Penelitian Bisnis (Puslitbis), menangani riset pasar atau konsumen, memantau pendapat masyarakat terhadap perubahan Kompas. d) Bidang Database, melakukan updating database yang termasuk biodata tokoh-tokoh politik, artis, serta profil kabupaten seluruh Indonesia. 4. Bidang Teknologi Informasi Bidang ini dibentuk pada tahun 1996 dengan tujuan untuk memenuhi sumber daya teknologi informasi dengan cepat dan tepat, serta bisa memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Bidang ini terdiri dari tiga bagian yang dipimpin oleh General Manajer dan masing-masing bagian dipimpin oleh manajer. Tiga bagian tersebut yaitu: a)
Software dan Aplikasi (SA), meliputi programmer dan system analyst yang
bertanggung
jawab
membangun/mengintgrasikan
software,
aplikasi, dan database menjaadi satu sistem informasi yang diperlukan. b)
Hardware
dan
Infrastruktur
(HI),
bertanggung
jawab
untuk
membangun/ mengintegrasikan hardware dan infrastruktur untuk menjalankan sistem informasi yang diperlukan. commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c)
Help Desk dan Support (HDS), memberikan layanan TI, serta menangkap kebutuhan dan kesulitan para pengguna sumber daya TI di perusahaan.
5. Bidang Bisnis Dalam penerbitan Kompas, tidak hanya berdasarkan pada orientasi produk saja namum juga berorientasi pada pasar. Oleh karena itu bidang bisnis berfungsi sebagai berikut: a) Bertanggung jawab dan berkewajiban menjadikan lembaga Kompas menjadi badan usaha komersil yang sehat. b) Mengatur pendapatan dan pembiayaan kegiatan usaha, agar media sebagai produk laku terjual. c) Memantapkan agar unit bisnis dan personilnya sebagai institusi sosial yang punya nilai ekonomis dan kemasyarakatan. d) Mengedarkan produk agar bisa dikonsumsi pada saat pembaca membutuhkannya. Kantor redaksi Kompas bertempat di Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 1020. Susunan redaksi harian Kompas sampai dengan periode 2011 adalah sebagai berikut: Pemimpin Umum
: Jakob Oetama
Wakil Pemimpin Umum
: St. Sularto, Agung Adiprasetyo
Pemimpin Redaksi
: Rikard Bagun
Wakil Pemimpin Redaksi
: Trias Kuncahyono, Taufik H. Miharja
Redaktur Senior
: August Parengkuan, Ninok Leksono commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I.
Redaktur Pelaksana
: Budiman Tanuredjo
Wakil Redaktur Pelaksana
: Andi Suruji, James Luhulima
Sekretaris Redaktur dan Wakil
: Retno Bintarti, M. Nasir
Wakil Sekretaris Redaksi
: Mamak Sutamat, Oemar Samsuri
GM Litbang
: F. Harianto Santoso
GM SDM Umum
: Bambang Sukartiono
Manajer Diklat
: Tony D. Widiastono
Direktur Bisnis
: Abun Sanda
Pola Liputan Harian Kompas Meskipun tidak ada kebijakan terhadap presentase volume dan isi berita yang dianut, harian Kompas memiliki pola liputan yang relatif tetap. Pola tersebut memberikan ketentuan mengenai jenis informasi yang disajikan pada tiap-tiap halaman surat kabar. Kompas setiap hari terbit dengan 32 halaman ditambah dengan 24 halaman suplemen, sehingga total berjumlah 56 halaman. Sedangkan untuk hari Minggu terdiri dari 32 halaman isi, dan 4 halaman suplemen, sehingga berjumlah 36 halaman. Banyaknya ruang dalam halaman ini membuat para pekerja media Kompas memiliki banyak kesempatan untuk mengaktualisasi gagasannya. Namun disamping itu, hal ini juga menjadi tanggung jawab awak media untuk bekerja keras untuk membuat tulisan yang tidak hanya tinggi dalam hal kuantitas, tapi juga kualitasnya. Pola liputan harian Kompas ada dua yaitu edisi Minggu dan edisi reguler. Perbedaan pada kedua edisi ini terletak pada sajian informasi. Pada commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
edisi reguler menekankan informasi-informasi aktual. Sedangkan pada edisi Minggu menyajikan informasi ringan dan artikel hiburan yang sesuai dengan kebutuhan pembaca pada hari Minggu sebagai hari libur yang jauh dari ketegangan (fungsi relaksasi media). Pada dasarnya kebijakan redaksional antara Kompas reguler dengan Kompas Minggu tidak ada bedanya karena berada pada satu manajemen yang sama. Perbedaan terletak pada rubrikasi dan cara penyajian berita. Kompas Minggu dimaksudkan lebih santai dengan sasaran keluarga, rubrik-rubriknya sangat berbeda dengan rubrik-rubrik di Kompas reguler. Rubrik Politik, Hukum, Humaniora, Metropolitan, Ekonomi, tidak ada di Kompas Minggu. Konsep leisure dan koran keluarga, antara lain terlihat dari rubrikrubrik di Kompas Minggu, seperti Kehidupan, Tren, Kompas Anak, Seni dan Budaya, Hiburan, Desain, Aksen, serta Hobi. Tips bagi keluarga juga terdapat dalam Kompas Minggu, seperti rubrik Kesehatan, Investasi, Psikologi, dan Dapur. Rubrik lain seperti Sosialita, Kartun, TTS, juga dimaksudkan untuk membuat pembaca santai. Di bawah ini merupakan susunan rubrik dan pembagian halaman pada harian Kompas baik pada edisi reguler maupun edisi Minggu, yaitu: Rubrik dan Pembagian Halaman Harian Kompas Tabel 2.1 Hal 1 2-5 6-7
Edisi Reguler Hal Topik Utama Umum 1 Politik dan Hukum 2 Opini: Artikel, Tajuk, commit to user3 Surat Pembaca, Susunan
Edisi Minggu Topik Utama Umum Umum Nusantara
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15
Redaksi Internasional Pendidikan & Kebudayaan Lingkungan & Kesehatan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Umum
16
Sosok
8-11 12 13 14
4 5-9 10
Metropolitan Olahraga Internasional
11
Umum
12
Foto Pekan Ini Tren (Aksen, Parodi, Desain, Hiburan, Film, Musik, Santap, Dapur Kita, Mikropolitik, Konsultasi, Buku, Latar) Seni Persona, Surat Pembaca, Barometer Nama & Peristiwa Urban (Sosialita) Pertemuan &Kilasan Peristiwa
13-19
17-20 Ekonomi
20-22
21-24 Nusantara
23
25-27 Metropolitan 28-31 Olahraga
24 25
32 33-56
Nama & Peristiwa
26
Suplemen (Klasika, Fokus, Kompas Kita, Muda, Iklan)
27 28-29 30 31-32 33-36
commit to user
Urban (Aku & Rumahku) Kompas Anak Teka-teki Silang, Karikatur Kehidupan Suplemen (Klasika, Iklan)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan berisi penyajian dan analisis dari 8 (delapan) teks berita “Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet” pada headline Harian Kompas periode Juli - Agustus 2011. 1. Struktur berita Teori jurnalistik mengajarkan, karena fakta dalam bentuk berbagai peristiwa yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis sangat terbatas, maka cara melaporkan dan menulis fakta yang paling mudah adalah dengan pola piramida terbalik.1 Dengan piramida terbalik berarti pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulannya diletakkan terlebih dahulu pada paragraph pertama, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan yang lebih rinci pada paragraph berikutnya. Dengan demikian, paragraph pertama berisi informasi yang sangat penting, dan kemudian dilanjutkan dengan paragraph atau alinea selanjutnya yang masuk dalam kategori penting, cukup penting, dan kurang penting. Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H agar berita lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Jika diperhatikan, berita melaporkan kejadian dimulai dengan ringkasan atau klimaks pada alinea 1
Ibid. hal. 117
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
pembuka, kemudian dikembangkan lebih lanjut pada alinea-alinea berikutnya dengan memberikan kronologis yang semakin menurun daya tariknya.2 Alasan penggunaan teknik penulisan piramida terbalik ini pertama dilatarbelakangi oleh keterbatasan waktu khalayak untuk membaca surat kabar. Mereka hanya melihat berita penting saja, yang biasanya hanya bagian atas berita yang dibaca sedangkan bagian bawahnya dilewatkan. Kedua,adanya keterbatasan ruang pada koran yang dibandingkan jumlah berita yang masuk ke redaksi surat kabar.3 a. Headline (Judul Berita) Judul Berita atau headline adalah identitas berita. Tanpa judul, berita sehebat apapun tidak ada artinya. Judul berita sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi berita itu sendiri. Tanpa judul, ia adalah sesuatu yang anonim, tidak dikenal, abstrak, sehingga tidak akan bicara apa-apa. Ia tidak mampu memberi pesan, padahal salah satu inti komunikasi adalah pesan. Kedua, bagi khalayak pembaca. Judul adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita, atau justru segera melewatinya dan melupakanya.4 Tidak semua surat kabar memperhatikan kaidah dalam menentukan judul berita, yang diutamakan hanyalah bagaimana judul tersebut dapat menarik perhatian pembaca. Judul atau headline yang baik seharusnya 2
Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal. 126 3 Mursito BM. 1999. Penulisan Jurnalistik. Konsep dan Teknik Penulisan Berita. Solo. Spikom. commit to user Hal. 62 4 Sumadiria. Op.Cit. Hal. 121-122
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memenuhi delapan syarat yaitu: provokatif, singkat-padat, relevan, fungsional, formal, representatif, menggunakan bahasa baku, dan spesifik.5 Judul berita adalah nama dari suatu berita yang diharapkan bisa membantu pembaca yang terburu waktu. Variasi penyajian headline diusahakan agar khalayak tertarik untuk menikmati pemberitaannya, seperti pemakaian huruf capital dan cetak tebal. Dengan demikian headline pun berfungsi untuk memanggil khalayak agar mau membaca, mendengar, dan menontonnya. b. Lead (Teras Berita) Teras berita disebut juga lead, adalah bagian berita yang terletak di alinea atau paragraf pertama. Teras berita merupakan laporan singkat yang merupakan klimaks dari peritiwa yang dilaporkannya. Lead adalah kalimat pembuka yang berisi ringkasan berita, untuk memenuhi rasa ingin tahu pembacanya maka lead dibuat sedemikian rupa. Hal itu dimaksudkan agar dapat menjawab pertanyaan hakiki yang selalu muncul dari hati nurani para pembacanya. Teras yang baik harus mencerminkan keseluruhan isi berita. Penulisannya cukup sulit karena harus menggambarkan factor terpenting dari data yang kita miliki. Dengan susunan teras berita yang menarik, akan memikat pembaca untuk mengikuti berita secara keseluruhan. Secara
5
Ibid. hal. 122-125
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sederhana lead atau teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita.6 Dalam sebuah straight news tugas pertama seorang wartawan dalam mengembangkan lead atau alinea pembuka adalah menyaring unsure-unsur penting dari catatan hasil liputannya. Unsur penting ini dapat dijumpai dengan menjawab enam pertanyaan pendek 5W+1H.7 Didasarkan pada penekanan atau penonjolan salah satu unsur 5W + 1H nya lead suatu berita disusun dalam enam bentuk yaitu : a) What Lead, apabila yang ditekankan atau ditonjolkan dalam uraian lead
itu mengenai macam atau bentuk kejadian. Lead demikian
selalu dimulai dengan jawaban terhadap pertanyaan what dari dari peristiwa yang diberitakannya itu. b) Who Lead, apabila pokok pembicaraan dalam uraian lead atau beritanya adalah orang-orang yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakannya. When Lead, yaitu lead yang disusun untuk menonjolkan waktu dimana peristiwa yang diberitakan itu terjadi. Sudah barang tentu penuturannya pun diawali dengan informasi dimana saat-saat peristiwa itu terjadi. c) Where Lead, ialah lead yang menonjolkan tempat dimana peristiwa yang diberitakan itu terjadi. Selanjutnya diikuti oleh informasi lain yang bisa menjawab pertanyaan unsur-unsur 5W + 1H.
6 7
commit Ibid. hal. 120 Hikmat Kusumaningrat. Op.Cit. hal. 128
to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Why Lead, lebih mementingkan sebab musabab terjadinya peristiwa
yang
diberitakannya.
Lead
tersebut
mengawali
tuturannya dengan mengemukakan jawaban atas pertanyaan “mengapa pertistiwa itu bisa terjadi”. e) How Lead, mengawali tuturannya dengan menjelaskan bagaimana peristiwa yang diberitakan itu bisa terjadi. Lead ini lebih menonjolkan berlangsungnya dan kelanjutan dari peristiwa ketimbang jawaban terhadap pertanyaan unsur-unsur 5W + 1H. c. Body (Tubuh Berita) Isi dari tubuh berita menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita. Tubuh berita sebenarnya merupakan kelanjutan dari teras berita yang diuraikan lagi secara rinci. Yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kesatuan gagasan dalam penulisan. d. Penutup Penutup merupakan akhir dari uraian, tetapi bukan merupakan kesimpulan. Dalam teknik piramida terbalik bagian penutup tidak terlalu penting, sebab bagian terpenting sudah disampaikan dalam lead.8
8
Mursito BM. 1999. OpCit. Hal. 67
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Dalam menganalisa delapan artikel tersebut, berkaitan dengan struktur teks dan konteksnya diuraikan satu per satu sesuai elemen wacana Van Dijk. Dimensi teks, menurut Van Dijk dalam Eriyanto (2011) terdiri dari tiga struktur, yaitu: Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari tiga struktur, yaitu9: 1. Struktur Makro, merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang ditampilkan dalam berita, bersifat tematik (tema/ topik yang dikedepankan dalam suatu teks) 2. Superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Bagaimana bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh. Terdiri bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik (bagaimana bagian dan urutan teks diskemakan dalam suatu teks secara utuh) 3. Struktur mikro, merupakan makna wacana yang diamati dari bagian terkecil dari suatu teks semisal, kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks), sintaksis (bagaimana kalimat [bentuk, susunan] yang dipilih), stilistik (bagaimana
9
Ibid . hal 225-229
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan)
Struktur analisis teks wacana Van Dijk pada dasarnya menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu, bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu dengan menggunakan metode critical linguistics. Analisis ini untuk mengungkap makna pesan yang terdapat dalam teks di harian Kompas yang mengarah pada wacana kasus korupsi Wisma Atlet. Bahan analisis teks yang digunakan penulis adalah teks yang terurai pada headline. Dalam Van Dijk, teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebutnya koherensi global (global ceherence), yakni bagian-bagian dalam teks jika dirunut maka akan menunjuk pada suatu titik gagasan umum dan bagianbagian tersebut saling mendukung untuk menggambarkan topik umum tersebut. Seperti disampaikan pada bab pertama, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara media mengkonstruksi realitas pada headline Harian Kompas terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Sedangkan metode yang dipilih adalah analisis wacana oleh Teun A. Van Dijk.
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Delapan teks pada headline Harian Kompas yang menjadi unit analisis, adalah: Teks Unit Analisis Tabel 3.1
No.
Edisi Jumat,
1 2
3
4
5
6
7
8
1 Juli 2011 Sabtu, 2 Juli 2011 Kamis, 14 Juli 2011 Jumat, 15 Juli 2011 Jumat, 22 juli 2011 Selasa, 9 Agustus 2011 Rabu, 10 Agustus 2011 Jumat, 19 Agustus 2011
Judul/Tema Singapura Diminta Pulangkan
Nazaruddin Tak Ingin Pulang
Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang
Perbaiki Politik Anggaran
Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah
Jaga Keselamatan Nazaruddin
Nazaruddin Coba Suap Polisi
Tak Soal Nazaruddin Bungkam
Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik juga didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggambarkan subtopik sehingga sub bagian yang lain saling mendukung antara satu bagian dengan bagian lainnya. Teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh (Eriyanto, 2011:230). Analisis ini untuk mengungkap makna pesan yang terdapat dalam teks di harian Kompas yang mengarah pada wacana kasus korupsi Wisma Atlet. Bahan analisis teks yang digunakan penulis adalah teks yang terurai pada headline. Dalam Van Dijk, teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebutnya koherensi global (global ceherence), yakni bagian-bagian dalam teks jika dirunut maka akan menunjuk pada suatu titik gagasan umum dan bagianbagian tersebut saling mendukung untuk menggambarkan topik umum tersebut. Seperti disampaikan pada bab pertama, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara media mengkonstruksi realitas pada headline Harian Kompas terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Sedangkan metode yang dipilih adalah analisis wacana oleh Teun A. Van Dijk. Berikut ini adalah tabel analisis dari kedelapan teks berita tersebut : B. ANALISIS a) ANALISIS TEKS BERITA 1. Teks Berita ” Singapura Diminta Pulangkan”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
73 digilib.uns.ac.id
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia dengan membantu memulangkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin kini diduga tinggal di Singapura.” (lead) Berita ”Singapura Diminta Pulangkan” tampil di headline Harian Kompas edisi 1 Juli 2011. Teks ini secara umum berisi tentang gambaran usaha pemulangan Nazaruddin oleh pemerintah. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam proses penangkapan dirinya pasca ditetapkan sebagai tersangka atas Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Palembang. a. Tematik Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang Pemerintah Indonesia yang meminta kerjasama pemerintah Singapura dalam proses penangkapan Nazaruddin yang melarikan diri ke negara tersebut. Wacana yang diangkat adalah tentang upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulangkan Nazaruddin pasca ditetapkannya dirinya sebagai tersangka kasus korupsi Wisma Altet. Dan subtopik yang mendukung tema utama yaitu pembelaan diri Nazaruddin melalui kuasa hukumnya yang menyatakan bahwa Nazaruddin hanyalah korban rekayasa politik dalam kasus ini. Dari judul yang digunakan pada teks berita yang pertama yaitu ”Singapura Diminta Pulangkan” sudah mengarah pada topik utama dalam teks, yaitu permintaan kepada Singapura untuk bekerjasama dalam proses pemulangan Nazaruddin yang merupakan tersangka. Tetapi pemilihan kata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
74 digilib.uns.ac.id
untuk menerangkan subjek dan predikat dalam judul tersebut tidak dijelaskan. Subjek yang meminta proses pemulangan adalah Presiden dan objek yang diminta dipulangkan adalah Nazaruddin. Hal ini Kompas lakukan seakan mengecilkan peran presiden dalam proses penyelesaian kasus korupsi ini. Selanjutnya didukung lead yang menunjukkan tema dan menjadi latar teks. Isi teks berurutan menjelaskan tentang langkah yang diambil pemerintah dalam proses pemulangan Nazaruddin ke tanah air. b. Skematik Penulis melalui teks yang disampaikannya menjelaskan tahapan dan langkah-langkah yang diambil pemerintah di bawah komando presiden untuk menuntaskan masalah korupsi ini diawali penangkapan tersangka Nazaruddin yang diduga melarikan diri ke Singapura. Hal tersebut disampaikan dalam paragraf-paragraf berikut: Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Kamis (30/6), di Jakarta, Presiden sejak awal ingin dugaan korupsi yang mengaitkan Nazaruddin dibuka. Tak perlu ada yang ditutupi karena kasus itu tak hanya membebani Partai Demokrat, tetapi juga membebani pemerintahannya. (par.1) Di Yogyakarta, Kamis, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengumumkan status Nazaruddin sebagai tersangka korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games. (par.3) Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi. Sikap demikian berlaku untuk semua kasus, tak berbeda untuk partai mana pun. (7) Busyro juga menuturkan, KPK menyelidiki pula kasus lain yang mungkin terkait Nazaruddin. (par.12) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
Selanjutnya dibahas mengenai upaya pemebelaan diri dari pihak Nazaruddin melalui kuasa hukumnya yang menyatakan bahwa penetapan Nazaruddin sebagai tersangka merupakan rekayasa politik yang sudah diperkirakan sejak awal (kalimat ke 2 paragraf 13) Nazaruddin akan membongkar kasus korupsi yang melibatkan peran kader Demokrat lainnya (paragraf 15) Paragraf-paragraf di atas menunjukan kekecewaan Nazaruddin terhadap partai tempatnya bernaung karena menjadikannya sebagai rekayasa politik. Secara tidak langsung Kompas menunjuk Partai Demokrat ikut bertanggung jawab terhadap kasus Wisma Atlet ini. c. Semantik Elemen semantik ini sangat erat hubunganya dengan elemen leksikon dan sintaksis sebab penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Oleh karena itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang keinginan presiden agar Nazaruddin segera ditangkap dan kasus yang menyangkut dirinya segera diselesaikan. Seperti tergambar pada paragraf di bagian lead berikut: “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura commitkorupsi to user di Indonesia dengan membantu mendukung pemberantasan
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memulangkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.” (lead) Dalam tulisan ini, penulis memberikan gambaran lebih detail tentang langkah apasaja yang diambil pemerintah, di bawah instruksi presiden dalam usaha memulangkan Nazaruddin yang terdapat dalam paragraf 2 dan 4. Berdasarkan pada latar dimana presiden mrnginginkan penangkapan Nazaruddin dan kejelasan mengenai kasus tersebut, maka pada elemen detil ini berisi tentang langkah-langkah yang diambil pemerintah seperti meminta kerjasama pemerintah Singapura terutama Interpol untuk ikut membantu proses pengangkapan Nazaruddin. Tidak hanya Presiden, keinginan serupa juga dimiliki KPK agar penyelesaian kasus ini dapat berjalan lebih cepat. KPK mengharap pemerintah melakukan kerjasama antarnegara dengan Singapura selagi mereka memikirkan langkah apa yang dapat mereka tempuh sendiri. Elemen wacana praanggapan (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan menggunakan pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan. Di teks ini disertakan pula pendapat ketua KPK bahwa penangkapan akan lebih mudah ketika kerjasama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Singapura sudah berjalan (paragraph 4). Jika elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit. Maka elemen maksud yang ada dalam teks ini adalah
kemunculan
Nazaruddin untuk mengklarifikasi commit to user
kasus
yang
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyangkut dirinya dan melakukan pembelaan jika memang dirinya tidak bersalah agar semua dapat lebih jelas (paragraf 18) Melalui teks tersebut penulis seakan mengarahkan pembaca bahwa Nazaruddin tidak mempercayai pemerintah dan patuh kembali ke tanah air. Hal ini menimbulkan prasangka bahwa pemerintah akan melakukan hal yang tidak adil terhadap penanganan kasus Wisma atlet ini. d. Sintaksis Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen penting yang dimaanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Dengan kata lain, melalui struktur sintaksis tertentu, pembaca dapat menangkap maksud yang ada dibalik kalimat-kalimat dalam berita. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor atau peristiwa tertentu secara negafit maupun posifit. Terdapat tiga strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Koherensi adalah jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren/berhubungan. Koherensi merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan. Terdapat beberapa jumlah koherensi seperti koherensi kondisional, koherensi sebab-akibat, koherensi pembeda, dan koherensi pengingkaran.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bentuk koherensi pada teks berita yang pertama terlihat dari kalimat berikut: “Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, Kamis (30/6), di Jakarta, Presiden sejak awal ingin dugaan korupsi yang mengaitkan Nazaruddin dibuka.” (par.1). Dengan menggunakan konjungsi “yang” memberi penjelasan yang sebenarnya bukan informasi yang begitu penting. Inti kalimat tersebut adalah presiden ingin kasus korupsi dapat terbuka, tanpa diberi penjelasan “yang mengaitkan Nazaruddin”-pun inti berita akan tetap sama. Dalam teks berita ini koherensi sebab-akibat ditunjukkan dengan menggunakan kata “karena” pada seperti pada paragraph 1 menunjukkan keinginan presiden agar segala hal yang menyangkut kasus Wisma Atlet menjadi jelas. Ketidakjelasan kasus yang tidak kunjung selesai itulah yang dirasa mengakibatkan atau menimbulkan beban dalam partai dan juga pemerintahan. Sedangkan
dalam
paragraf
6,
penggunaan
kata
“sehingga”
menunjukkan bahwa dengan pulangnya Nazaruddin akan membuat atau mengakibatkan dirinya dapat memenuhi kewajiabannya untuk memberi kejelasan mengenai kasus Wisma Atlet dan kewajibannya dalam menuntaskan hukum yang membelitnya. Koherensi yang mengaitkan peristiwa satu dengan peristiwa lain yang menunjukkan pengingkaran juga terdapat dalam teks berita ini pada paragraf 4, 5, dan 15 dengan penggunaan kata “namun”. Ini merupakan bentuk elemen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
79 digilib.uns.ac.id
pengingkaran, yaitu elemen dimana kita bisa membongkar sikap atau ekspresi wartawan yang disampaikan secara tersembunyi. Penggunaan kata namun pada paragraf 4 menunjukan bahwa KPK juga akan mengambil tindakan untuk mengusahakan kepulangan Nazaruddin ke Tanah Air. KPK mengharap pemerintah juga berusaha dengan melakukan kerjasama antarnegara, tetapi kenyataannya pemerintah tidak melakukannya. Melalui teks ini penulis ingin menunjukkan bahwa pemerintah kurang mendukung usaha penyelesaian kasus ini dan memperlambat prosesnya. Begitu pula pada paragraph 5 dan 15. Kalimat awal menunjukkan fakta yang kemudian diingkari pada kalimat berikutnya. Ada pula koherensi untuk menghubungkan dua peristiwa yang tidak saling berbeda sehingga menjadi satu kesatuan yang berhubungan dengan menggunakan kata hubung. Seperti pada kalimat berikut:
“Staf Khusus
Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi.” (par. 7). Kata hubung “dan” menunjukan bahwa ada kaitan antara penghormatan Presiden terhadap proses penegakan hukum dan dukungannya atas tindakan yang diambil KPK . Karena memang pemberantasan korupsi sendiri merupakan salah satu tindak penegakan hukum yang sangat memerlukan dukungan serta apresiasi tinggi. e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud,
commit to kata user maupun frase. Pilihan kata yang menggunakan leksikon atau pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Leksikon dapat ditelusuri mulai dari judul hingga isi teks. Dalam teks ini, ada beberapa kata dan frase yang menunjukan dan menguatkan tema utama yang ingin disampaiakan melalui judul dan isi teks secara keseluruhan. Pada judul berita ” Singapura Diminta Pulangkan”, penggunaan kata ”pulangkan” berasal dari kata dasar pulang yang berarti perintah mengembalikan sesuatu ke tempat asalanya. Kompas melalui teks beritanya membuat persepsi khalayak bahwa Singapura tidak bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan menyembunyikan Nazaruddin. Pada lead terdapat kalimat ” Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Singapura mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia dengan membantu memulangkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.” (lead) Kata “bekas” memiliki banyak arti, salah satunya adalah “sudah pernah dipakai” jika itu adalah suatu barang. Tetapi pada kalimat tersebut kata “bekas” menyatakan “pernah menjabat atau menjadi…tetapi sekarang tidak lagi” maka seharusnya kata yang dipakai adalah “mantan”, karena penggunaan kata bekas mengandung arti negatif. Ini semakin menegaskan bahwa Nazaruddin sebagai subjek telah melakukan tindakan yang membuat dirinya patut mendapat predikat bekas, yaitu tindak korupsi, bukan mantan yang memperlihatkan dirinya patut dihormati. Pada kalimat ”Dari awal, Nazaruddin menduga ia akan dijadikan korban rekayasa politik.” Kata rekayasa dalam KBBI artinya adalah rencana commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jahat atau persekongkolan untuk merugikan dsb pihak lain ( KBBI. 2008) Penggunaan kata ini sekakan ingin meyakinkan pembaca bahwa korupsi yang dilakukan Nazaruddin tidak semua benar. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bukanlah pelaku, tetapi ia adalah korban dari tindakan yang sudah dimanipulasi. Sedangkan
pada
kalimat
”Namun,
Nazaruddin
tetap
akan
membongkar korupsi yang melibatkan kader Partai Demokrat. Kata membongkar berasal dari kata dasar “bongkar” yang salah satu artinya adalah membuka dengan paksa.Pemilihan diksi ini menegaskan bahwa kekecewaan Nazaruddin terhadap Demokrat sangat besar sehingga membuatnya ingin membuka aib yang ada dalam tubuh partai tersebut. f. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut dengan majas dalam teks berita ini salah satunya adalah pesonifikasi. Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak, yang terdapat pada kalimat ”Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana menegaskan, Presiden selalu menghormati proses penegakan hukum dan mendukung setiap langkah KPK dalam pemberantasan korupsi.“ commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hukum adalah peraturan yang bersifat mengikat dan harus dipatuhi, sedangkan arti kata penegakan terbentuk dari kata tegak yang berarti lurus, berdiri. Maka hukum yang bukan merupakan benda hidup seharusnya tidak dapat ditegakkan tetapi diibaratkan bisa berdiri tegak. Ini berfungsi untuk menggambarkan bahwa hukum sudah seharusnya dapat dilaksanakan dengan lurus dan benar. Sedangkan kata ”langkah” pada frase langkah KPK, KPK bukanlah benda hidup tetapi sebuah lembaga atau organisasi. Jadi KPK tidak dapat melangkah secara harfiah, yang dimaksud langkah disini berarti tindakan yang diambil oleh lembaga KPK. Penggunaan majas hiperbola juga terdapat dalam kalimat selanjutnya dalam teks. Hiperbola adalah uatu gaya bahasa yang bersifat melebihlebihkan. Ini terdapat pada kalimat ”Itu teknik penyidikan, pengembangan dari tertangkap tangan itu.” Menangkap sudah tentu menggunakan tangan, sehingga penyatuan kedua kata sebagai sebuah frase dalam kalimat ini seharusnya tidak diperlukan, tetapi hal tersebut berfungsi untuk lebih meyakinkan bahwa penetapan Nazaruddin sebagai tersangka sungguh buka suatu rekayasa seperti yang disangka Nazar bahwa itu adalah benar-benar keputusan yang diambil setelah penyelidikan dari bukti-bukti yang didapat selama masa penyelidikan. 2. Teks Berita ” Nazaruddin Tak Ingin Pulang” “Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin memilih tetap berada di Singapura. Ia pun melakukan perlawanan, commit user dengan menyebut sejumlah kadertoDemokrat yang diduga terlibat kasus
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
korupsi atau menerima suap, dan menyiapkan upaya hukum lain dari Singapura.”(lead) Berita dengan judul ”Nazaruddin Tak Ingin Pulang” tampil di headline Kompas pada Sabtu, tanggal 2 Juli 2011. Teks ini secara umum menguraikan tentang pembelaan diri dan proses penangkapan Nazaruddin yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi Wisma Atlet dan proses pemulangannya dari Singapura. a. Tematik Tema utama dalam teks ini adalah tentang perlawanan dari Nazaruddin di tengah proses penangkapannya. Nazaruddin lebih memilih berada di Singapura dan berniat meminta perlindungan hukum dari negara itu karena merasa tidak mendapatkannya jika ia kembali ke Indonesia. Selain itu, selama proses pemulangannya Nazar juga menyebutkan siapa saja kader partai Demokrat yang ikut ambil bagian dalam kasus Wisma Atlet. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan atas kekecewaannya yang dia rasa karena telah dijadikan korban dalam kasus ini. Teks juga disertai dengan subtopik yang membahas tentang langkahlangkah yang diambil pemerintah selama proses pengembalian Nazaruddin ke Indonesia. Dalam hal ini Presiden meminta kerjasama KPK dan POLRI, dibantu lembaga-lembaga lain untuk mempercepat dan memperlancar proses tersebut. b. Skematik
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wacana dalam suatu teks umumnya didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Pada konteks penyajian berita, van Dijk membagi dua kategori skema besar. Pertama, summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan. Judul yang digunakan adalah ”Nazaruddin Tak Ingin Pulang”. Judul ini cukup jelas mengantarkan pembaca pada tema utama yang ingin dibangun dalam teks, yaitu keinginan Nazaruddin untuk tetap berada di Singapura sebagai salah satau bentuk perlawanannya, lead juga menunjukan hal yang sama dengan memberikan penekanan pada wacana yang ingin disampaiakan. Pada isi teks secara keseluruhan, disusun bagian-bagian tertentu untuk mendukung topik utama yang ingin disampaikan. Isu pertama adalah mengenai berbagai upaya Nazaruddin dalam menghadapi tuntutan pulang dari pemerintah Indonesia dengan tetap memilih berada di Singapura. Isu selanjutnya adalah langkah pemerintah untuk menghadapi ulah Nazaruddin dan segera menangkap tersangka kasus Korupsi Wisma Atlet tersebut. Di bagian awal teks melalui lead kita telah mendapat gambaran mengenai isi teks berita dimana Nazaruddin menolak perintah untuk segera kembali ke Tanah Air. Ia bahkan menunjukkan sejumlah perlawanan dengan langkah-langkah yang diambilnya seperti menyiapkan strategi melawan hukum melalui pengadilan Singapura. Tidak hanya itu Nazaruddin juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
membuka suara tentang siapa saja kader Demokrat lain yang ikut ambil bagian dalam aliran dana korupsi Wisma Atlet seperti dalam paragraf 1, 3, dan 5. Bagian teks dilanjutkan dengan pembahasan mengenai subtopik, yaitu tentang usaha pemulangan Nazaruddin dari Singapura oleh pemerintah dengan meminta bantuan dari berbagai pihak seperti kepolisian, KPK, dan lembaga lainnya. Kompas menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengusahakan kepulangan Nazaruddin. Disitu ditulis bahwa presiden memerintahkan Kapolri untuk berkoordinasi dengan KPK dan sejumlah lembaga lain (paragraf 6, 7, 11, dan 15). Kemudian pada paragraf 16, Kompas mengambil narasumber dari pihak luar, yaitu Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana yang menyatakan sebenarnya setelah menjadi tersangka Nazaruddin dapat dibawa pulang dengan cara ekstradisi maupun deportasi. Kompas seakan menunjukkan bahwa pemerintah memiliki rencana sendiri terkait kasus ini dengan tidak melakukan tindakan yang dapat dilakukan secara hokum untuk mempercepat kepulangan Nazaruddin, yang bahkan orang luar saja dapat memikirkan cara tersebut.
c. Semantik Struktur semantik berkaitan dengan makna yang tersembunyi dari hubungan antar kalimat, antar proposisi dalam teks secara keseluruhan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
Elemen ini dapat menunjukan bagian mana yang ingin ditekankan dari struktur wacana, serta ke arah mana suatu realitas akan digiring. Semantik memiliki tiga elemen yaitu latar, detail, dan maksud. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Pada teks ini, latar terletak pada bagian lead yang berisi tentang tersangka tindak pidana korupsi yang melarikan diri ke Singapura serta melakukan perlawanan dengan cara meminta perlindungan hukum dan menyeret nama pelaku lain pada masa pelariannya. Dengan pemberitakan langkah hukum yang diambilnya, Kompas menempatkan diri sebagai pihak netral yang tidak menyudutkan Nazaruddin sebagai tersangka. Nazaruddin membela dirinya dengan bantuan ahli hukum Singapura yang berarti meyakini bahwa dirinya tidak bersalah. Detail dapat diteliti dengan melihat keseluruhan dari dimensi peristiwa. Berhubungan dengan bagian mana yang diurai secara panjang, serta bagaian mana yang diurai dengan sedikit detail. Dalam teks ini, bagian yang diuraikan lebih panjang adalah mengenai perlawanan yang dilakukan Nazaruddin dengan meminta perlindungan hukum Singapura dan nama-nama kader Demokrat yang menurutnya harus ikut bertanggung jawab. (paragraf 4) Elemen wacana pranggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pranggapan adalah upaya mendukung
commit to useryang dipercaya kebenarannya. pendapat dengan memberikan premis
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pranggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan. Dalam teks ini Nazaruddin melalui kuasa hukumnya OC Kaligis telah menyimpulka scenario yang telah disiapkan untuknya. Menurutnya apa yang terjadi padanya semua telah direncanakan dan itu yang menyebabkan ia tidak mau bekerja sama dengan pemerintah. Dengan sikap Nazaruddin, Kompas menggiring pembaca untuk berfikir lebih kritis tentang apa hal yang membuat Nazaruddin tidak mempercayai pemerintah. Kompas memiliki persepsi bahwa pemerintah memiliki agenda sendiri terhadap penanganan kasus korupsi ini. Maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit. Keberanian Nazaruddin menentang pemerintah dan hokum yang memintanya segera kembali merupakan suatu bentuk pembelaan diri. Ia tidak merasa bersalah, tetapi justru merasa dirinya melakukan tindakan yang benar yang ditunjukkan dengan rencananya menyiapkan pembelaan hokum dari Singapura. Tidak hanya itu, Nazaruddin juga menempatkan dirinya bukan sebagai tersangka tetapi saksi dengan menyebutkan nama-nama lain yang tersangkut masalah Wisma Atlet ini. Hal tersebut tertangkap pada paragraf 1. d. Sintaksis
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam analisis wacana, elemen sintaksis memiliki beberapa strategi diantaranya koherensi, bentuk kalimat, serta penggunaan kata ganti. Koherensi ada pertalian atau jalinan antar kata, proposisi, atau kalimat dalam teks. koherensi merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan. Koherensi yang mengaitkan peristiwa satu dengan peristiwa lain, dapat dilihat dalam kalimat berikut: “Tanggal 21 April lalu, KPK menangkap (mantan) Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, dan Manajer PT Duta Graha Indah (DGI) Mohammad El-Idris karena diduga terlibat kasus suap proyek wisma atlet. PT DGI adalah pemenang proyek wisma atlet.” (par.2) “Wakil Ketua KPK M Jasin dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat, menegaskan, KPK bisa memaksa Nazaruddin untuk pulang dari Singapura karena telah ditetapkan menjadi tersangka kasus suap proyek wisma atlet.” (par.10) Pada kedua paragraf tersebut dipakai kata ”karena” yang menunjukkan pemakaian koherensi sebab-akibat, dimana terdapat penyebab terjadinya sesuatu pada induk kalimat. Pada paragraf 2 misalnya, yang menjadi penyebab penangkapan Wafid Muharam, Mindo Rosalia Manulang, dan Muhammad ElIdris adalah dugaan tindak korupsi yang telah mereka lakukan. Fungsi kata ”kerena” pada paragraf 10 juga menjelaskan bahwa KPK bisa memaksa Nazaruddin untuk pulang disebabkan oleh sudah ditetapkannya dirinya sebagai tersangka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Seperti pada paragraf yang berbunyi ”Selain upaya hukum, Nazaruddin juga melawan dengan melemparkan tuduhan kepada kader Demokrat yang menerima uang suap sebesar Rp 9 miliar, seperti disampaikan Kaligis.” Kompas menulis ini sebagai penjelas bahwa uang yang dirampas para koruptor itu memiliki nominal yang sangat besar, yang diingatkan Kompas dengan menyebutkannya lagi dalam anak kalimat walaupun sebenarnya tidak mengubah inti informasi jika tidak disampaikan. e. Stilistik Stilistik merupakan elemen yang berkaitan dengan pilihan leksikal berupa kata maupun frasa pada sebuah teks, dapat menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Pilihan leksikal dapat diamati mulai dari judul hingga isi teks secara keseluruhan. Pada lead terdapat kata ”perlawanan” pada kalimat ”Ia pun melakukan perlawanan, dengan menyebut sejumlah kader Demokrat yang diduga terlibat kasus korupsi atau menerima suap, dan menyiapkan upaya hukum lain dari Singapura.” Hal ini menunjukkan bahwa Nazaruddin melakukan sesuatu dengan berjuang mencari keadilan untuk dirinya dalam menghadapi masalah yang menimpanya. Kata ”strategi” juga digunakan dalam kalimat ”Nazaruddin sedang menyiapkan strategi untuk melakukan perlawanan hukum melalui pengadilan commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di Singapura.” (par.1). Pengertian ”strategi” yang sesuai dengan kalimat tersebut dalam KBBI berarti rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (KBBI. 2008) Dengan pemilihan kata ini Kompas menunjukkan bahwa Nazaruddin telah menyusun rencana untuk siap menghadapi segala kemungkinan untuk menyelamatkan dirinya. Atau penggunaan frasa “korban pembunuhan karakter” seperti terdapat pada kutipan dalam paragraf 5 menjelaskan bahwa status Nazaruddin sebagai tersangka dan berita-berita yang ada di berbagai media di Indonesia hanyalah usaha untuk membuat dirinya tidak memiliki kekuatan untuk membela diri. Dengan namanya yang sudah di cap sebagai penjahat maka tidak ada lagi keadilan yang akan didapat meski ia melakukan pembelaan apapun. Kemudian frase “tebang pilih” yang pada teks berita ini terdapat dalam kalimat “Siapa pun kader Partai Demokrat, oleh Ketua Dewan Pembina, apabila terseret dan terbukti bersalah secara hukum harus diproses hukum. Tak ada tebang pilih”(par.9) berarti hukum akan ditegakkan untuk semua kader dalam partai Demokrat dan siapapun jika memang dia bersalah tanpa ada pengecualian. Kata “projusista” merupakan istilah hokum yang berarti peradilan. Penggunaan istilah hokum dalam penulisan teks berita seakan menegaskan bahwa dalam tindak pidana korupsi Wisma Atlet ini hokum harus dipatuhi dan peradilan yang benar-benar adil harus diterapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
91 digilib.uns.ac.id
f. Retoris Elemem ini merupakan bagian untuk memberikan apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam berita elemen grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat berbeda dibandingkan tulisan lain. Pada teks berita ini elemen retoris ditunjukksn dengan kiasan menggunakan majas metafora dan dua rangkuman yang berisi poin-poin yang bersumber dari bagian Litbang Kompas. Yang pertama adalah berisi 5 poin dugaan kasus korupsi yang dilakukan Nazaruddin yang disertai tanggal proses penyidikannya. Salah satu contohnya adalah terkait pemalsuan dokumen garansi Bank Syariah Mandiri dan Asuransi Syariah Takaful Cabang Pekanbaru (2005). Sedangkan rangkuman kedua berisi penetapan tersangka terkait korupsi pembangunan Wisma Atlet yakni Wafid Muharam selaku Sekretaris Kemenpora, Mindo Rosalina Manulang selaku Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Muhammad El Idris selaku Manajer PT Duta Graha Indah dimana ketiganya ditetapkan sebagai tersangka pada 22 April 2011 dan Muhammad Nazaruddin sendiri dengan jabatannya sebagai anggota DPR yang statusnya menjadi tersangka pada 16 Juni 2011. Gaya bahasa yang digunakan dalam teks berita ini adalah metafora, atau kiasan, yang terdapat pada kalmat “Uang itu mengalir sebagian kepada commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum serta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng. Tuduhan Nazaruddin itu disangkal oleh mereka yang disebutkan.”(par. 4).
Kata “uang itu mengalir” tentu tidak
memiliki arti sebenarnya, yang dimaksud adalah uang itu juga dinikmati oleh mereka yang bersangkutan. 3. Teks Berita “Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang” “Dana pelicin untuk proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang diduga mengalir ke sejumlah orang. Selain ke anggota DPR, Muhammad Nazaruddin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, serta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dana juga mengalir ke banyak orang lain.” (lead) Berita dengan judul “Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang” tampil di headline Kompas pada tanggal 14 Juli 2011. Teks ini secara umum menguraikan tentang penyelewengan dana terkait pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011 di Palembang. a. Tematik Wacana yang dikembangkan dalam suatu teks berita umumnya didukung oleh beberapa subtopik yang kemudian membentuk tema umum. Dan topik utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang dana kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games yang dibagi ke sejumlah pihak yang diduga ikut terlibat dalam kasus ini.
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teks dibangun oleh subtopik agar semakin menguatkan tema utama yang ingin dibangun penulis. Subtopik dalam teks ini adalah mengenai peran serta KPK melalui wewenang yang dimilikinya. Yakni usaha KPK sebagai komisi yang berfungsi menyelesaikan masalah-masalah korupsi dalam hal ini melakukan penyelidikan aliran dana korupsi Wisma Atlet. b. Skematik Wacana dalam satu teks umumnya didukung dengan penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Dalam konteks penyajian berita, secara hipotetik memiliki dua kategori skema besar. Pertama, summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan. Judul yang digunakan adalah ”Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang”, secara eksplisit menjelaskan tentang uang dugaan korupsi Wisma Atlet. Kemudian ”mengalir” ke banyak orang memberi pemahaman bahwa keberadaan dana yang diselewengkan itu tidak hanya dinikmati satu orang saja, tetapi ada sejumlah pihak yang juga ikut terlibat. Jika dikaitkan dengan tema yang diangkat, judul ini telah menunjukkan tema atau topik bahasan yang ingin disampaikan oleh penulis. Begitu pula pada bagian lead disana kemudian penulis membantu mengarahkan kita untuk lebih memahami permasalahan terkait tema tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
Kemudian teks secara berurutan membahas tentang pembagian dana pelicin yang dibagi-bagikan ke sejumlah pihak yang diduga ikut memiliki andil dalam kasus ini, serta langkah-langkah yang diambil KPK dalam upaya mencari siapa yang bertanggung jawab terhadap uang aliran dana suap Wisma Atlet SEA Games. Kepada siapa saja dana suap tersebut mengalir disampaikan pada awal berita seperti dalam paragraf 3, 4, dan 6. Pada bagian teks selanjutnya disampaikan mengenai langkah KPK dalam melacak aliran dana korupsi yang diperoleh sejumlah pihak terkait, seperti pada paragraf berikut: “Juru Bicara KPK Johan Budi SP menyebutkan, KPK terus mengembangkan informasi yang terungkap di persidangan. ”Saya tadi sudah cek apakah ada pemanggilan atas nama Gubernur Sumsel, ternyata belum ada. Namun, apa pun informasinya sedang dikembangkan KPK,” kata Johan..” (par. 12) “Kemarin, Guru Besar Hukum Universitas Sumatera Utara yang mendalami tindak pidana pencucian uang, Bismar Nasution, mengatakan, KPK harus menggunakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dalam kasus suap terkait proyek wisma atlet SEA Games di Palembang. Dengan menggunakan UU Pencucian Uang ini, KPK tak hanya bisa menyentuh Nazaruddin, tetapi juga mafia anggaran yang sesungguhnya..” (par. 17) “Menurut Febri Diansyah, KPK harus memasang jala berlapis dalam kasus ini agar penyelesaiannya tuntas sehingga bisa menyentuh siapa sesungguhnya mafia anggaran yang ikut terlibat.” (par. 19) Melalui teks tersebut, hasil konstruksi Kompas seakan ingin menunjukkan pada public bahwa banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan pemerintah dan KPK untuk segera menangkap Nazaruddin, tetapi langkah-
commit to user langkah ini tidak segera diambil pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Pada teks ini, latar yang terdapat pada bagian lead yang isinya mengenai pembagian dana pelicin yang dibagi ke sejumlah pihak yang memiliki wewenang dalam pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Seperti pada paragraf berikut: ” Dana pelicin untuk proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang diduga mengalir ke sejumlah orang. Selain ke anggota DPR, Muhammad Nazaruddin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, serta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dana juga mengalir ke banyak orang lain..” (lead). Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi oleh seorang komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Detail informasi lebih pada menjelaskan
user secara lebih panjang berbagai commit hal yangtomenguatkan tema utama. Penyelidikan
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
yang telah sebelumnya dilakukan terkait kasus Wisma Atlet ini telah membuktikan bahwa banyak sekali pihak yang ikut terlibat. Wartawan melalui elemen detail ini ingin menunjukkan hal tersebut dengan memberikan informasi-informasi yang telah di dapat, atau pun dengan mencantumkan kutipan dari narasumber yang dirasa dapat mendukung topik yang diangkatnya. Seperti terdapat pada paragraf 4, 7, 10, dan 11. Jika elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit, maka elemen maksud memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi yang menguntungkan komunikator secara implisit. Pada teks ini, maksud yang terdapat dalam teks adalah pembagian uang pelican atau uang korupsi yang dibagi-bagikan ke banyak pihak untuk memenangkan tender pembangunan Wisma Atlet. Seperti terdapat pada paragraf berikut: “Dana itu diduga diberikan PT DGI untuk memuluskan pemenangan tender proyek senilai Rp 191 miliar itu.” (par. 2).
d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga
commit to user strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
ganti. Koherensi dalam analisis wacana adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Strategi ini dapat dilihat dari penggunaan kata hubung (konjungsi) yang dipakai untuk menghubungkan kata/proposisi. Kata ganti terdapat dalam kalimat ”Politikus Partai Demokrat itu keberatan dengan tawaran terdakwa yang hanya sebesar 12 persen. Nazaruddin, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, meminta 15 persen dari nilai kontrak.” (par. 4) Pada kalimat tersebut subjek ditempati oleh “Politikus Partai Demokrat itu” yang dimaksud politikus disini adalah Muhammad Nazaruddin. Penggunaan kata ganti ini seakan mengingatkan pembaca bahwa yang menjadi pelaku dalam kasus suap adalah salah satu kader Demokrat. Tindak korupsi yang dilakukannya tidak hanya memperburuk citranya secara individual saja, tetapi juga berdampak pada citra partai Demokrat. Terlebih lagi dalam penyelidikan selanjutnya terbukti tidak hanya Nazaruddin, tetapi beberapa kader Demokrat lain juga ikut tersangkut kasus Wisma Atlet ini. Beberapa kalimat dalam teks ini menunjukkan penggunaan koherensi kondisional seperti dalam kalimat: “Nazaruddin, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, meminta 15 persen dari nilai kontrak.” (par. 4) “Terdakwa kemudian menghubungi Direktur Keuangan PT DGI Laurensius Tegus Khasanto untuk menyediakan uang sebesar Rp 3,28 miliar yang merupakan penghitungan 2 persen dari nilai kontrak yang telah dipotong pajak.” (par. 8) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
“Kemarin, Guru Besar Hukum Universitas Sumatera Utara yang mendalami tindak pidana pencucian uang, Bismar Nasution, mengatakan, KPK harus menggunakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian.” (par. 17) Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Kalimat kedua fungsinya hanya sebagai penjelas (anak kalimat), sehingga ada atau tidak anak kalimat itu,tidak akan mengurangi arti kalimat. Seperti dalam kalimat paragraf empat misalnya, tanpa penggunaan anak kalimat ”yang telah diterapkan sebagai tersangka” kalimat tersebut sebenarnya sudah dapat menyampaikan isi pesan yaitu Nazaruddin meminta 15 persen dari nilai kontrak, demikian juga pada kalimat pada paragraf 8 dan 17. Kata “karena” dan “sehingga” merupakan konjungsi dalam koherensi sebab-akibat. Seperti yang ada dalam kutipan berikut: Keseluruhan cek tersebut diberikan kepada Nazaruddin selaku anggota DPR sebagai bagian dari komitmen pemberian 13 persen karena PT DGI berhasil menjadi pelaksana pembangunan wisma atlet.” (par. 6). “Menurut Febri Diansyah, KPK harus memasang jala berlapis dalam kasus ini agar penyelesaiannya tuntas sehingga bisa menyentuh siapa sesungguhnya mafia anggaran yang ikut terlibat.” (par.19) Kata “karena” yaitu menunjukan kondisi atau keadaan dimana induk kalimat merupakan akibat yang timbul dari apa yang terjadi pada anak kalimat. Pada kalimat dalam paragraph 6 itu dijelaskan pada induk kalimat bahwa Nazaruddin yang merupakan anggota DPR menerima cek sebagai komisi sebesar 13 persen, hal ini menjadi akibat dari apa yang disampaikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
99 digilib.uns.ac.id
pada anak kalimat yaitu keberhasilan PT DGI menjadi pelaksana pembangunan Wisma Atlet. Penggunaan kata “sehingga” membuat induk kalimat menjadi penyebab dari apa yang dapat terjadi pada anak kalimat. Maksudnya adalah KPK dapat menuntaskan kasus korupsi dan menangkap siapa saja pihak yang terkait asalkan KPK mau tuntas menanganinya dan teliti dalam setiap pemeriksaan yang dilakukan. e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, menggunakan leksikon atau pemilihan kata maupun frase. Pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Elemen leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata dari berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon dalam teks ini dapat diamati dari bermacam kata dan frasa yang digunakan, diantaranya dalam petikan kalimat berikut: ”Dana pelicin untuk proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang diduga mengalir ke sejumlah orang.” (par. 1). Kata ”dana pelicin” merupakan istilah yang digunakan untuk menegaskan bahwa penyelewengan dana anggaran dalam kasus suap ini digunakan untuk membuat jadi licin yang berarti melancarkan proses pembangunan Wisma Atlet. commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada kalimat ”Agus menyebutkan, dalam penjatahan uang kepada Nazaruddin sempat terjadi tawar-menawar.” (par.4) pemilihan kata penjatahan merupakan penggambaran secara tertulis dan implisit bahwa Nazaruddin memang memiliki bagian atau jatah dari dana pembangunan wisma atlet yang diselewengkan. “Sementara itu, terkait dengan upaya pemulangan Nazaruddin dari luar negeri, KPK juga terus melacak aset dan rekening milik Nazaruddin. Menurut Johan, KPK telah memblokir sejumlah aset dan rekening milik Nazaruddin.” (par.14) Kata “melacak” merujuk pada pencarian yang mendetail dan memeriksa tiap bagian dengan teliti untuk mendapatkan apa yang dicari. Kekayaan Nazaruddin merupakan objek penelitian yang harus diperiksa dengan teliti untuk mendapatkan bukti bahwa aliran dana korupsi kasus Wisma Atlet juga memiliki andil dalam menambah jumlah kekayaan yang dimilikinya. f. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Seperti penggunaan gaya bahawa metafora dalam petikan paragraf berikut: “Dana pelicin untuk proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang diduga mengalir ke sejumlah orang. Selain ke anggota DPR, Muhammad Nazaruddin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, serta Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dana juga mengalir ke banyak orang lain..” (lead)
commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gaya bahasa metafora merupakan gaya bahasa dengan menggunakan kata-kata kiasan, bukan arti yang sebenarnya. Istilah “dana mengalir” dimaksudkan sebagai gambaran bahwa dana pelicin yang dibagikan pada sejumlah pihak itu diibaratkan sebagai air yang mengalir dari hulu ke hilir, dari mata air yang terbagi ke sungai-sungai kecil. Selain itu, ada juga penggunaan grafis berupa foto. Terdapat sebuah foto Muhammad El Idris, yaitu Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (DGI) yang merupakan salah satu tersangka kasus suap Wisma Atlet SEA Games. Pada caption foto tersebut dijelaskan ia sedang menunggu dimulainya sidang perdana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi atas dugaan kasus suap terkait pembangunan Wisma Atlet. 4. Teks Berita ”Perbaiki Politik Anggaran” “Dana pelicin untuk pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, yang diduga mengalir kepada anggota legislatif, pejabat eksekutif, pengusaha, dan pelaksana di lapangan, menunjukkan bahwa korupsi proyek pemerintah dilakukan bersama-sama. Persekongkolan jahat itu harus dicegah dengan memperbaiki politik anggaran di semua tingkatan.”(lead) Berita “Perbaiki Politik Anggaran” tampil di headline Kompas pada tanggal 15 Juli 2011. Teks ini secara umum menguraikan tentang pengalokasian dana anggaran yang harus mengalami pembenahan dalam upaya mengurangi banyaknya penyalahgunaan dana anggaran yang selama ini terjadi.
commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Tematik Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang alokasi anggaran yang harus diperbaiki. Hal ini dirasa perlu dilakukan mengingat banyaknya kasus korupsi yang berkaitan dengan politik anggaran. Banyaknya pihak yang ikut terlibat dalam penyelewengan dana anggaran untuk pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang membuktikan bahwa tindak korupsi ini dilakukan bersama-sama. Oleh sebab itu, untuk mendapat perubahan yang signifikan, perbaikan pengelolaan politik anggaran harus dilakukan di setiap level dimulai dari level perencanaan, pembuatan kebijakan di tingkat pejabat legislatif dan eksekutif, pelaksanaan di lapangan, hingga penegak hukum. Dengan dilakukannya perbaikan tersebut diharapkan jumlah kasus pidana korupsi yang berkaitan dengan pengelolaan dana anggaran dapat berkurang dan Indonesia menjadi negara yang bersih korupsi.
b. Skematik Wacana dalam satu teks umumnya didukung dengan penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Dalam konteks penyajian berita, secara hipotetik memiliki dua kategori skema besar. Pertama, summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
103 digilib.uns.ac.id
Judul yang digunakan adalah “Perbaiki Politik Anggaran”. Kalimat yang digunakan untuk judul menunjukkan tema yang terdapat dalam keseluruhan teks berita. Judul tersebut dengan jelas menyoroti tentang politik anggaran negara ini yang sangat membutuhkan suatu perbaikan agar penyimpangan yang selama ini terjadi dapat hilang atau setidaknya berkurang. Kalimat pada lead berita menggambarkan tema dan wacana yang disampaiakan dalam teks. Lead menunjukkan pada kita bahwa dugaan aliran dana korupsi Wisma Atlet merupakan hasil kerjasama banyak pihak. Kedepan hal seperti ini harus dicegah, salah satunya melalui perbaikan pengelolaan politik anggaran di setiap tingkatan yang terkait. Pada isi teks dibahas mengenai bagaimana sebenarnya penyelewengan dana itu terjadi, dan langkah apa yang tepat diambil untuk memperbaiki pengelolaan dana anggaran yang kerap bermasalah selama ini. Kompas menunjukkan bahwa banyak celah yang ada di pemerintahan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku tindak pidana korupsi yang bahkan merupakan bagian dari pembuat kebijakan. Kompas melalui narasumbernya secara tidak langsung menegaskan bahwa korupsi telah lama tumbuh dan menjadi rahasia umum. Ketidakmampuan menghilangkannya justru membuat tindak korupsi makin tumbuh dan berkembang. (lihat paragraf 1, 4, 8, 13, dan 19) Paragraf di atas dijelaskan bahwa dengan banyaknya kasus korupsi terkait dana anggaran maka diperlukan perbaikan di semua level. Dari
commit user kejahatan korupsi di negara ini penyelidikan kasus yang telah ada, to tindak
perpustakaan.uns.ac.id
104 digilib.uns.ac.id
dilakukan bersama sama melibatkan berbagai pihak mulai dari pejabat hingga pengusaha. Dan kejahatan sistemik ini sudah berlangsung lama. Selama ini anggaran negara yang digunakan untuk proyek fisik dalam pembangunan proyek seperti Wisma Atlet dicurigai telah dinaikkan nilainya agar bisa dibagikan ke pihak-pihak yang bersangkutan. Tindakan yang dirasa mampu ditempuh untuk mencegah dan mengurangi penyelewengan dana ini adalah melalui pengawasan dari KPK, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, serta wakil masyarakat. c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar pada teks ini adalah tentang kebobrokan sistemik yang harus segera diperbaiki. Hal terjadi di berbagai level, bahkan merambah ke pejabat legislatif, eksekutif, pengusaha, serta pelaksana lapangan. Tiap bagian itu diduga ikut menikmati dana hasil tindak korupsi pembangunan wisma atlet SEA Game. commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal-hal tersebut antara lain terlihat pada bagian lead seperti berikut: ”Dana pelicin untuk pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, yang diduga mengalir kepada anggota legislatif, pejabat eksekutif, pengusaha, dan pelaksana di lapangan, menunjukkan bahwa korupsi proyek pemerintah dilakukan bersama-sama. Persekongkolan jahat itu harus dicegah dengan memperbaiki politik anggaran di semua tingkatan.” (lead) Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi oleh seorang komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Elemen detail banyak didapatkan pada teks untuk menjelaskan lebih lengkap tentang kemana saja pembagian dana pelicin itu mengalir, diantaranya dalam kalimat-kalimat berikut: “…dari nilai proyek Rp 191 miliar, Nazaruddin diduga memperoleh 13 persen, Gubernur Sumatera Selatan (2,5 persen), Komite Pembangunan (2,5 persen), Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (2 persen), serta panitia pengadaan (0,5 persen). Ada juga komisi untuk anggota panitia, pegawai administrasi, dan pelaksana proyek di lapangan.” (par. 3) “Mereka bermain untuk mengeruk keuntungan. Semua itu bermula dari politik anggaran yang dirancang eksekutif dan kemudian diputuskan di DPR.” (par. 9) Pada ketiga paragraf di atas, terlihat bagaimana sebenarnya praktek korupsi ini berlangsung. Semua itu adalah proses dari keinginan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan dari politik anggaran yang awalnya dirancang oleh eksekutif dan mendapat pengesahan oleh DPR. Sedangkan pelakunyaa sebagian juga berasal dari mereka yang ikut merancang dan mengesahkan. Dari pihak yang terkait kita dapat ketahui bahwa pelaku dugaan
commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kasus korupsi yang menyangkut politik anggaran sudah merusak moral bangsa bahkan bersifst sistemik. Dalam kasus Wisma Atlet yang melibatkan dana sekitar Rp191 miliar, tentu pembagian jatah kepada pihak-pihak yang disebut bukanlah jumlah yang sedikit. Seperti yang telah diuraikan dalam paragraph diatas, persentase yang diperoleh oleh tiap-tiap pihak terlihat sudah diperhitungkan dengan sangat matang. Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implicit. Dalam teks ini elemen maksud terdapat dalam paragraph berikut: “KPK diharapkan mengusut dugaan aliran dana itu kepada mereka yang disebut. Dengan begitu, akan ditemukan secara jelas bagaimana lapisan korupsi itu bekerja dan saling menopang.” (par. 5) Elemen maksud dalam teks ini adalah untuk menunjukan bahwa penulisan berita dalam teks ini memiliki tujuan agar semua pihak yang berwenang, khususnya KPK segera melakukan upaya untuk mengusut tindak pidana korupsi ini secara jelas. d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga
commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Koherensi adalah jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Koherensi merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan yang terkadang ditunjukkan dengan penggunaan konjungsi. Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat,di mana kalimat kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama, yang dihubungkan dengan kata hubung konjungsi, seperti “yang” atau “dimana”. Seperti yang terdapat pada paragraph berikut: “Dana pelicin untuk pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, yang diduga mengalir kepada anggota legislatif, pejabat eksekutif, pengusaha, dan pelaksana di lapangan, menunjukkan bahwa korupsi proyek pemerintah dilakukan bersama-sama. Persekongkolan jahat itu harus dicegah dengan memperbaiki politik anggaran di semua tingkatan.” (lead) “Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan di Jakarta, Kamis, mengakui, tersebarnya dana yang diambil dari anggaran proyek wisma atlet menunjukkan fenomena gunung es korupsi yang terjadi pada anggaran belanja negara selama ini. Anggaran negara yang digunakan untuk proyek fisik dicurigai telah dinaikkan nilainya, jauh di atas kebutuhan, agar bisa dibagikan.” (par. 19) Kalimat kedua fungsinya hanya sebagai penjelas (anak kalimat), sehingga ada atau tidak anak kalimat itu,tidak akan mengurangi arti kalimat.
commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingam komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik/buruk terhadap suatu pertanyaan. Dalam kalimat berikut menggambarkan koherensi sebab-akibat dan pengingkaran, ”Ini bukan persoalan oknum lagi, melainkan sistemik, karena melibatkan gabungan berbagai faktor yang melanggengkan praktik jahat itu.” (par. 8) Kata
“melainkan”
membentuk
elemen
pengingkaran
yang
menyampaikan bahwa permasalahan korupsi bukan hanya persoalan oknum yang tidak menjalankan fungsinya dengan optimal. Masalah korupsi ini sudah lebih serius dan lebih sulit dihilangkan karena bersifat sistemik. Sedangkan, konjungsi “karena” menunjukkan bahwa permasalahan korupsi yang sudah menyangkut ke masalah sistemik ini disebabkan oleh gabungan banyak factor yang membuat korupsi terus tumbuh dan sulit dimusnahkan. Elemen pengingkaran, yaitu ketika penulis menyembunyikan isi wacana yang ingin disampaikan secara implisit. Dengan menggunakan kata sambung hingga menyamarkan isi kalimat satu dan menyampaikan wacana dengan isi kalimat satunya. Selain paragraf di atas, kalimat pengingkaran lain juga terdapat dalam dalam paragraf berikut: “Secara formal di atas kertas, semua tampak baik saja. Namun, di baliknya, kemungkinan berlangsung patgulipat antara legislatif, eksekutif, dan pengusaha. Mereka bermain untuk mengeruk keuntungan. Semua itu bermula dari politik anggaran yang dirancang eksekutif dan kemudian diputuskan di DPR.” (par.9) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
109 digilib.uns.ac.id
”Jika semua itu tidak dilaksanakan, pola korupsi terstruktur dan berjemaah itu akan berulang. Para pejabat dan pengusaha untung, tetapi proyek tidak jalan atau jalan dengan mutu rendah. Rakyat dirugikan,” kata Ade Irawan.” (par. 14) Kata “namun” menjadi pembeda antara kalimat satu, dan kalimat kedua pada paragraf di atas. Dalam kalimat pertama wartawan ingin menunjukkan bahwa kerjasama pihak-pihak yang terkait kasus korupsi selama ini dari pandangan umum terlihat sesuai dengan prosedur. Padahal pada kenyataannya terjadi persekongkolan untuk mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya dimulai dari pembentukan peraturan yang mereka rancang sendiri. Untuk paragraph kedua, penggunaan konjungsi “tetapi” dimaksudkan wartawan untuk memberi pengingkaran ketika suatu proses hasil korupsi menguntungkan pengusaha dan pejabat. Yang perlu diingat adalah keuntungan yang sama tidak di dapat oleh semua pihak karena rakyat akan merugi dengan menikmati hasil pembangunan yang tidak optimal dan bermutu rendah. e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, menggunakan leksikon atau pemilihan kata maupun frase. Pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Leksikon dapat ditelusuri mulai dari judul hingga isi teks. Seperti penggunaan kata ”persekongkolan”, dalam kalimat: ”
user dengan memperbaiki politik Persekongkolan jahat itu commit harus to dicegah
perpustakaan.uns.ac.id
110 digilib.uns.ac.id
anggaran di semua tingkatan.” (lead). Kata persekongkolan yang terbentuk dari kata dasar ”sekongkol” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti orang yg turut serta berkomplot melakukan kejahatan. (KBBI. 2008) Penggunaan kata ini jelas mengajak pembaca untuk memiliki pandangan yang sama bahwa korupsi merupakan tindakan yang jahat. Ini merupakan salah satu fungsi surat kabar sebagai pendidik dan juga memperbaiki moral bangsa yang sudah mulai rusak. Begitupun penggunaan kata ”digarong”, seperti pada kalimat: ”Menurut Fadjroel, pembagian itu menunjukkan secara telanjang uang negara, untuk pembangunan, digarong bersama-sama.” (par. 4). Kata ”digarong” memiliki padanan kata dirampok dengan cara bengis. Pembagian aliran dana penyelewengan politik anggaran juga merupakan bentuk perampokan uang rakyat yang dilakukan dengan kejam oleh para pejabat dan pengusaha. Sedangkan pada kalimat berikut terdapat penggunaan kata yang tidak lazim digunakan, yaitu ”patgulipat”. ”Namun, di baliknya, kemungkinan berlangsung patgulipat antara legislatif, eksekutif, dan pengusaha.” (par. 9) Dalam KBBI ”patgulipat” berarti main curang atau sembunyi-sembunyi. . (KBBI. 2008) Dalam keadaan yang terlihat normal dan berjalan lancar itu wartawan ingin membuka pandangan khalayak akan kemungkinan tindakan curang yang dilakukan sembunyi-sembunyi dalam pemerintahan sehingga banyak kasus korupsi yang terjadi ni negara ini. commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konjungsi terakhir dalam teks ini terdapat dalam kalimat ”Pada akhirnya, lembaga itu juga menentukan di hilirnya, yaitu penegakan hukum.” (par. 13) Kata ”hilir” yang dipakai dalam kalimat ini digunakan untuk memberi penekanan, bahwa yang menjadi penentu akhir kesuksesan pemberantasan korupsi terletak pada kekuatan penegak hukum negara tersebut. Jika penegak hukumnya sendiri telah terjangkit korupsi, maka usaha pemberantasan yang telah dilakukan dari perombakan rancangan anggaran hanya akan sia-sia. f. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Pada teks ini, elemen retoris menggunakan kiasan, dapat dilihat pada kutipan berikut: ”Menurut Fadjroel, pembagian itu menunjukkan secara telanjang uang negara, untuk pembangunan, digarong bersama-sama.” (par. 4). Penggunaan gaya bahasa personifikasi yaitu dengan memberikan penggambaran menggunakan sifat-sifat manusia pada benda mati, pada bagian ”secara telanjang uang negara digarong bersama-sama.”mengibaratkan manusia yang tidak memakai baju, dengan kata lain terlihat semua secara jelas bahwa pembagian dana pelicin dalam pembangunan Wisma Atlet ke banyak pihak menunjukkan persekongkolan secara besar-besaran di tataran pejabat dan pengusaha.
commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Elemen retoris dengan menggunakan kata kiasan menggunakan majas metafora juga terdapat pada ketiga paragraph berikut: ”Kita harus dorong KPK untuk berani menyentuh orang kunci, membongkar bangunan kejahatan elite yang masif dan terstruktur, termasuk terkait partai berkuasa,” kata Fadjroel.” (par. 7) Indriaswati mengakui, pola dugaan korupsi proyek pembangunan wisma atlet SEA Games itu sebenarnya berlangsung di bawah meja dalam waktu lama dan masif. Ini bukan persoalan oknum lagi, melainkan sistemik, karena melibatkan gabungan berbagai faktor yang melanggengkan praktik jahat itu. (par. 8) Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan di Jakarta, Kamis, mengakui, tersebarnya dana yang diambil dari anggaran proyek wisma atlet menunjukkan fenomena gunung es korupsi yang terjadi pada anggaran belanja negara selama ini. (par. 19) Elemen retoris yang berikutnya terdapat pada paragraf 7 dengan menggunakan istilah ”orang kunci”. Kunci merupakan alat yang digunakan untuk membuka suatu ruangan yang tertutup. Dalam kalimat tersebut penggunaan istilah ”orang kunci” berarti orang yang bisa membuat masalah yang belum terkuak dari kasus Wisma Atlet menjadi lebih terbuka dan jelas. Dan istilah ”di bawah meja” yang membentuk elemen retoris pada teks berita ini, Karena biasanya kita tidak mengetahui apa yang orang lakukan di bawah meja, maka dengan istilah ini berarti menunjukkan tindakan yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Dengan cara sembunyi-sembunyi, dalam waktu lama dan brsifat masif inilah praktik korupsi terus berlangsung di negara ini.
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan kiasan yang digunakan berikutnya adalah ” fenomena gunung es” yang terdapat pada paragraf 19. Fenomena sendiri bukan hal yang biasa terjadi atau luar biasa, dan gunung es merupakan bongkahan es yang sangat besar dan tentu sangat sulit untuk mencair. Kiasan ini menjelaskan bahwa penyalahgunaan anggaran belanja negara selama ini telah terjadi merupakan hal yang luar biasa dan mengingat pada paragraf-paragraf sebelumnya sudah dikatakan pula bahwa korupsi yang terjadi bersifat sistemik maka tindak pidana ini tentu merupakan masalah besar yang tidak mudah untuk dihilangkan. 5. Teks Berita ” Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah” “Keberadaan Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus korupsi proyek wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, semestinya bisa dilacak dengan memanfaatkan teknologi informasi. Namun, kemunculan Nazaruddin, lewat Blackberry Messenger dan wawancara melalui telepon, seperti ingin mempermalukan pemerintah, terutama aparat penegak hukum yang belum bisa menangkapnya.”(lead) Berita berjudul “Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah” tampil di headline Kompas pada tanggal 22 Juli 2011. Teks ini secara umum menguraikan
tentang
pelacakan
Nazaruddin
yang
seharusnya
dapat
diselesaikan dengan cepat. Para ahli teknologi dan informasi berpendapat bahwa keberadaan Nazaruddin bisa dilacak jika pemerintah memiliki kesungguhan untuk menangkapnya. a. Tematik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
Elemen tematik menunjuka pada gambaran umum suatu teks. Tema atau topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan penting dari isi suatu berita. Pada umumnya, wacana yang dikembangkan dalam suatu teks berita didukung oleh beberapa subtopik yang kemudian membentuk tema umum. Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang pemerintah beserta perangkat hukumnya yang dinilai oleh beberapa pihak kurang bersungguh-sungguh dalam proses pelacakan Nazaruddin. Selama masa pencariannya, Nazaruddin beberapa kali muncul dengan menggunakan perangkat teknologi dan media komunikasi. Kemunculan Nazaruddin ini seharusnya menjadi jalan bagi pemerintah dan penegak hukum untuk dapat segera menangkapnya, tetapi beberapa kali Nazaruddin masih bebas dan muncul di media massa dan wawancara melalui telepon, serta berkicau melalui Blackberry Mesenger. Nazaruddin seakan sengaja mempermalukan pemerintah yang tidak dapat menemukan lokasinya berada dengan cepat. Hal ini sekaligus memperlihatkan bahwa pemerintah dan penegak hukum kurang berkomitmen dalam proses penangkapan Nazaruddin dan penyelesaian kasus Wisma Atlet dan sejumlah kasus lain yang melibatkan dirinya. Subtopik yang mendukung topik utama dalam teks berita ini adalah tentang kemungkinan langkah-langkah sederhana yang ditempuh Nazaruddin untuk mengecoh pemerintah dan memberi informasi melalui media selama
commit user proses pencariannya. Menurut ahlitoinformasi dan komunikasi, terdapat
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa cara yang dapat ditempuh seorang Nazaruddin. Tetapi sekali lagi mereka meyakinkan bahwa hal tersebut dapat menjadi alat untuk melacak buronan itu asal ada kemauan dari pemerintah. Subtopik yang kedua yang turut mendukung topik utama datang dari pemerintah dan pihak kepolisian yang meyakinkan masyarakat bahwa mereka akan terus berusaha mendapatkan Nazaruddin. Meski mengaku mendapatkan kesulitan karena dibutuhkan kerjasama antarnegara jika Nazaruddin bemarbenar di luar negeri, tetapi penegak hukum dan pemerintah akan bekerja keras menyelesaikan masalah Wisma Atlet ini sampai tuntas. b. Skematik Dengan judul “Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah”, wartawan mengarahkan pembaca untuk mengetahui isi dari keseluruhan teks berita bahwa ada tindakan yang dilakukan seorang Muhammad Nazaruddin yang saat itu menjadi tersangka kasus suap Wisma Atlet yang membuat pemerintah menanggung malu. Pada teks, secara berurutan tema dibentuk melalui paragraf-paragraf mengenai pelacakan Nazaruddin (paragraf 1, 2, dan 5) yang seharusnya dapat berjalan dengan lebih cepat melalui penelusuran komunikasi
yang
dilakukannya dengan media massa. Hal ini didukung oleh pendapat ahli teknologi dan informasi bahwa keberadaan Nazaruddin sangat mungkin untuk dilacak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
116 digilib.uns.ac.id
Rangkaian teks selanjutnya membahas tentang kemungkinan langkahlangkah sederhana yang ditempuh Nazaruddin untuk mengecoh pemerintah dan memberi informasi melalui media selama proses pencariannya. Menurut ahli informasi dan komunikasi, terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh Nazaruddin seperti pada paragraf-paragraf berikut: “Secara terpisah, ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengatakan pula, posisi Nazaruddin bisa dilacak dari perangkat Blackberry atau alat komunikasi lain yang dipakainya. Meski demikian, penegak hukum tak bisa memakai teknik standar karena politikus Partai Demokrat itu dipastikan mengetahui tengah dicari. ”Jika orang yang berniat kabur dan memiliki sumber daya yang cukup, pasti sudah mempersiapkan semua, termasuk agar tak mudah terlacak,” katanya.” (par. 10) “Menurut Ruby, ada beberapa cara sederhana yang mungkin dipakai Nazaruddin saat berkomunikasi agar tak mudah dilacak, antara lain menyerahkan perangkat Blackberry yang sebelumnya diketahui miliknya kepada orang lain. Ia bisa saja memerintahkan orang lain mengirimkan pesan melalui Blackberry-nya.” (par. 11) “Anggota Fraksi Partai Demokrat (F-PD) DPR, yang menekuni teknologi komunikasi, Roy Suryo, juga meyakini, keberadaan Nazaruddin dapat dilacak melalui percakapan atau pesan yang sering dia kirimkan. Setidaknya ada dua cara yang dipakai Nazaruddin untuk berkomunikasi” (par. 13) Informasi kemudian dilanjutkan dengan memaparkan masalah pelacakan Nazaruddin yang disampaikan pemerintah melalui bagian-bagian yang menangani kasus ini dan pihak kepolisian. Penegak hukum yang bertugas melacak Nazaruddin yang diwakili oleh meyakinkan masyarakat bahwa mereka akan terus berusaha mendapatkan Nazaruddin. Meski mengaku mendapatkan kesulitan karena dibutuhkan kerjasama antarnegara jika Nazaruddin bemar-benar di luar negeri, tetapi penegak hukum dan pemerintah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
117 digilib.uns.ac.id
akan bekerja keras menyelesaikan masalah Wisma Atlet ini sampai tuntas. Seperti disampaikan pada paragraf 16, 19 dan 21. Kerjasama berbagai pihak mulai dari Badan Intelejen Negara (BIN), Kepolisian, dan Kementrian dikerahkan untuk menyelesaikan kasus ini. Dari kutipan yang ditulis oleh wartawan, kita dapat melihat bahwa wartawan ingin mengajak pembaca untuk melihat bahwa pemerintah dan aparat Negara telah melakukan sejumlah usaha, meskipun wartawan dua kali menegaskan melalui kutipan pada paragraph 20 dan juga narasi pada paragraph 17 bahwa pelacakan dapat dilakukan tetapi tidak mudah. Hal ini mendukung topic utama dimana wartawan seperti ingin memperlihatkan bahwa Nazaruddin berhasil membuat malu pemerintah melalui usaha pemerintah yang kurang optimal.
c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang
commit user diajukan dalam suatu teks. Pada tekstoini, latar muncul di awal tulisan, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
118 digilib.uns.ac.id
tentang situasi yang tidak menguntungkan pemerintah jika Nazaruddin tidak segera dapat diamankan. Seperti tertulis pada paragraf berikut: “Secara terpisah, hakim konstitusi Akil Mochtar mengingatkan pula, keberanian Nazaruddin terus ”berkicau” di media massa tak boleh berlangsung terus-menerus. Kondisi ini berpotensi memperlemah posisi negara. Negara seakan dipermainkan oleh seseorang yang diduga melakukan perbuatan tercela. (par. 2) Latar berita ini terletak pada keberadaan Nazaruddin yang bebas berkomentar di media massa di massa pencariannya. Tentu hal memalukan ini harus segera dihentikan. Karena jika tidak baik masyarakat maupun negara luar akan menganggap pemerintah Indonesia mudah dipermainkan dengan mudah. Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi oleh seorang komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Detail tulisan banyak menyampaikan tentang tindakan-tindakan yang dilakukan Nazaruddin dalam masa pencariannya yang membuat negara terlihat lemah dengan ketidakmampuan pemerintah untuk segera menangkapnya. Hal ini terdapat dalam beberapa paragraf berikut: Berdasar kalimat-kalimat pada paragraf 7, 11, dan 19 nampak dijelaskan lebih rinci mengenai keberanian Nazaruddin tampil di depan publik melalui media massa untuk memberikan penjelasan tentang sangkutpaut dirinya dalam kasus Wisma Atlet yang berhasil menjadikan statusnya sebagai
commit to user tersangka. Pencarian Nazaruddin oleh pemerintah yang dirasa memeakan
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu lebih lama dari seharusnya justru semakin dipertegas dengan keberanian Nazar muncul dalam wawancara dengan sebuah televisi, pembelaan dirinya melalui BBM, dan bahkan mengirim e-mail kepada Kompas. Ia terlihat tidak takut pemerintah akan berhasil menangkap dirinya. Kemudian elemen maksud, yang dalam analisis wacana memiliki tujuan
akhir
untuk
menyajikan
informasi
secara
eksplisit,
serta
menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit, maka elemen maksud yang ada dalam teks adalah kekhawatiran akan semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat dengan banyaknya keberanian yang dilakukan Nazaruddin yang seakan memperlihatkan ketidakberdayaan menghadapi penjahat seperti Nazaruddin, seperti dalam paragraf berikut: “Apabila kondisi itu terus dibiarkan, publik akan semakin tidak percaya kepada aparat pemerintah dan penegak hukum.” (par. 4) Adapula elemen pranggapan merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. “Dalam beberapa kesempatan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengkhawatirkan perintah Presiden tak dipedulikan lagi oleh pembantunya. Presiden juga pernah mengeluhkan, instruksinya lebih dari separuh yang tak dijalankan oleh para menteri. (par. 9) Pada teks tersebut muncul pernyataan yang mendukung mengapa penangkapan Nazaruddin berjalan lambat dan pemerintah seakan tidak berusaha optimal dalam proses pemulangannya. Hal ini disebabkan oleh commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
instruksi Presiden yang sudah tidak dipedulikan stafnya sehingga banyak hal yang terlewat dan tidak sesuai target. d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Adapun penggunaan koherensi kondisional, yaitu menjadikan dua peristiwa menjadi saling berhubungan dengan menggunakan kata penghubung tertentu seperti “yang” atau “dimana”. Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas, seperti yang ada dalam kalimat berikut: “Namun, kemunculan Nazaruddin, lewat Blackberry Messenger dan wawancara melalui telepon, seperti ingin mempermalukan pemerintah, terutama aparat penegak hukum yang belum bisa menangkapnya.”(lead) “Logikanya, ia pasti menyadari, lewat perangkat komunikasi yang dipakai, keberadaannya bisa dilacak,” katanya.” (par. 12) “Anggota Fraksi Partai Demokrat (F-PD) DPR, yang menekuni teknologi komunikasi, Roy Suryo, juga meyakini, keberadaan Nazaruddin dapat dilacak melalui percakapan atau pesan yang sering dia kirimkan.” (par. 13) Kalimat kedua fungsinya hanya sebagai penjelas (anak kalimat), sehingga ada atau tidak anak kalimat itu,tidak akan mengurangi arti kalimat.
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingam komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik/buruk terhadap suatu pertanyaan. Banyak terdapat elemen pengingkaran yang digunakan Kompas dalam teks berita ini, yaitu penyangkalan dengan menggunakan kata penghubung, di sini penulis menyembunyikan apa yang ingin disampaikan secara implisit. Pada paragraph 1 dan 3 terbentuk sintaksis pengingkaran dengan menggunakan konjungsi “tetapi”. Dengan penggunaan konjungsi tersebut ada pengingkaran anak kalimat terhadap apa yang telah disampaikan pada induk kalimat sebelumnya. Kata “namun” memiliki fungsi yang hampir sama dengan kata “tetapi” yaitu membentuk pengingkaran.. Kata “tetapi” digunakan untuk memberi pengingkaran masih dalam satu kalimat yang sama. Sedangkan, “namun” adalah konjungsi antarkalimat yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang berbeda, dimana kalimat kedua mengingkari apa yang telah disampaikan pada kalimat sebelumnya. (lihat lead, paragraf 16, 19, 20, dan 21) Seperti pada paragraph 3, induk kalimatnya menyatakan Nazaruddin harus segera ditangkap, kemudian anak kalimatnya mengingkari dengan mengatakan bahwa Nazaruddin yang seharusnya segera diamankan itu beberapa kali justru terlihat bebas di media. Inti penggunaan elemen pengingkaran
dalam
teks
ini
adalah
Kompas
ingin
menunjukkan
ketidakberdayaan pemerintah menghadapi Nazaruddin yang justru dapat
commit user dalam penyelidikan. bergerak bebas padahal seharusnya ia to berada
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan kata ganti dalam teks ini terdapat pada kalimat “Anggota Fraksi Partai Demokrat (F-PD) DPR, yang menekuni teknologi komunikasi, Roy Suryo, juga meyakini, keberadaan Nazaruddin dapat dilacak melalui percakapan atau pesan yang sering dia kirimkan.” (par. 13) . Pada awal kalimat subjek ditempati oleh “Anggota Fraksi Partai Demokrat (F-PD) DPR” dan kemudian selanjutnya dijelaskan bahwa yang dimaksud disitu adalah Roy Suryo. Koherensi pembeda, yaitu penggunaan koherensi untuk membuat dua peristiwa seolah-olah saling bertentangan dan berseberangan. Seperti pada paragraf berikut: ”Sebaliknya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Kamis, memastikan, Polri sudah mengetahui keberadaan Nazaruddin. Namun, Polri tidak dapat memberitahukan kepada publik dan langsung menangkap Nazaruddin karena Polri memerlukan koordinasi dengan otoritas di negara bersangkutan.” (par. 22). Kata “sebaliknya” menjadi tanda pembeda bagi pendapat Kepala Divisi Humas Polri dengan pendapat Kapolri yang sebelumnya disampaikan melalui kutipan pada paragraph 20 dan 21. Perbedaan ini ditunjukkan dari statement keduanya yang bertentangan. Jika Kapolri mengatakan pencarian Nazaruddin masih dalam proses dan masih memerlukan waktu, Kadiv Humas Polri justru mengatakan sudah mengetahui dimana Nazaruddin berada. e. Stilistik
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, menggunakan leksikon atau pemilihan kata maupun frase. Pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Leksikon dapat ditelusuri mulai dari judul hingga isi teks. Seperti penggunaan kata ”berkicau” dalam paragraf berikut: “Secara terpisah, hakim konstitusi Akil Mochtar mengingatkan pula, keberanian Nazaruddin terus ”berkicau” di media massa tak boleh berlangsung terus-menerus. Kondisi ini berpotensi memperlemah posisi negara. Negara seakan dipermainkan oleh seseorang yang diduga melakukan perbuatan tercela.” (par. 2) Kata ”berkicau” biasanya digunakan untuk burung yang terus mengeluarkan bunyi yang gaduh dan ocehan tidak jelas. Sedangkan dalam paragraf ini kata ”berkicau” dipilih untuk menegaskan bagaimana Nazaruddin membuat suatu keributan dengan berbicara mengenai kasus Wisma Atlet dan pelaku-pelaku yang turut terlibat melalui wawancara dengan media dan mengirim Blackberry Mesenger secara rutin. f. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Pada teks ini hanya terdapat elemen grafis berupa kesimpulan rangkaian kejadian yang berjudul “Sulitnya Mengangkap Nazaruddin”.
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Terdapat dua kesimpulan Terdapat 2 kesimpulan dimana kesimpulan pertama berisi pernyataan pemerintah terkait proses penangkapan Nazaruddin yang diberi tamabahan keterangan waktu. Pada kesimpulan yang pertama ini terdapat lima poin pernyataan yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya menangkap Nazaruddin dari dari bulan Mei sampai bulan Juli 2011. Kesimpulan yang kedua adalah Jejak Nazaruddin selama masa pelariannya, yang terdiri dari delapan poin dengan kurun waktu yang sama yaitu antara Mei sampai bulan Juli 2011. 6. Teks Berita ” Jaga Keselamatan Nazaruddin” “Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, dilaporkan tertangkap di Cartagena, Kolombia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia memulangkan Nazaruddin dan menjaga keselamatannya.”(lead) Berita “Jaga Keselamatan Nazaruddin” tampil di headline Kompas pada tanggal 9 Agustus 2011. Teks ini secara umum menguraikan tentang upaya penjagaan atas keselamatan Nazaruddin yang dilakukan tim kepolisian NKRI pasca penangkapan dirinya di Kolumbia. a. Tematik Elemen tematik menunjuk gambaran umum pada teks. Tema atau topik menggambarkan gagasan yang dikedepankan atau gagasan terhadap suatu peristiwa. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan
commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah tentang upaya penjagaan pria yang diyakini adalah Nazaruddin, yang telah berhasil ditangkap di Kolumbia. Penjagaan ini dilakukan oleh tim kepolisian NKRI atas perintah langsung dari presiden agar keselamatan Nazaruddin dapat terjaga sehingga dapat menjalani pemeriksaan dan proses selanjutnya untuk penyelesaian kasus Wisma Atlet. b. Skematik Wacana dalam satu teks umumnya didukung dengan penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Dalam konteks penyajian berita, secara hipotetik memiliki dua kategori skema besar. Pertama, summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan. Judul yang digunakan adalah ” Jaga Keselamatan Nazaruddin”. Judul ini cukup jelas mengantarkan khalayak untuk memahami tema dengan mengetahui bahwa keselamatan Nazaruddin sangatlah penting, sehingga ia harus mendapatkan perlindungan yang ketat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
126 digilib.uns.ac.id
Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono memerintahkan Nazaruddin harus mendapatkan perlindungan yang ketat. Presiden memerintahkan untuk menjaga keselamatannya. Sedangkan lead pada teks berita ini menunjukkan pada tema utama teks, yaitu tentang upaya penjagaan pria yang diyakini sebagai Nazaruddin ini, yang telah berhasil ditangkap di Cartagena. Perintah penjagaan ini langsung diberikan Presiden kepada Kepolisisan NKRI yang bertugas membawanya pulang. Kemudian pada isi teks, berurutan dibahas tentang skenario penangkapan Nazaruddin dan langkah yang diambil pemerintah untuk menangani tersangka Wisma Atlet yang cukup lama menjadi buronan pemerintah ini. Seperti pada paragraf 2, 5, 7, 11, dan 14. Diawali dengan laporan mengenai Nazaruddin yang berhasil ditangkap pada Minggu malam di Cartagena, kemudian dilanjutkan dengan memastikan identitas pria tersebut karena mengaku bukan orang yang dimaksud. Dengan memeriksa surat-surat yang dimiliki dan melihat ciri fisik maka petugas meyakini pria tersebut benar tersangka Wisma Atlet yang dicari selama ini. Proses pemulangan pun berlangsung dengan pesawat carter yang khusus disediakan oleh pemerintah. Kompas juga menyertakan kutipan nazaruddin yang bersikeras menyebut dirinya bukan penjahat, lagi-lagi Kompas membentuk persepsi public bahwa Nazaruddin ingin menunjukkan kebenaran dan bahwa ia hanyalah korban.commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar pada teks ini adalah tentang keselamatan Nazaruddin yang harus mendapat penjagaan selama pemulangannya ke tanah air, seperti pada paragraf lead berikut: ” Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, dilaporkan tertangkap di Cartagena, Kolombia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia memulangkan Nazaruddin dan menjaga keselamatannya.” (lead) Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi oleh seorang komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Disini penulis memberikan penjelasan mengenai langkah pemerintah dalam memberikan pengamanan pada tersangka sekaligus orang kunci dalam kasus korupsi Wisma Atlet. Perintah langsung dari presiden ini seperti ingin menunjukkan pada khalayak bahwa meski
commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nazaruddin merupakan kader dari partai yang juga dipimpin Presiden, hukum tetap berjalan dan tidak pandang bulu. (lihat paragraf 6, 10, 13, 17) Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit, maka elemen maksud dalam teks ini jelas pada upaya menginternasionalkan kain tradisi. Maksud atau tujuan akhir dari teks ini adalah menunjukan bahwa keselamatan Nazaruddin sangat penting karena dengan munculnya Nazaruddin, Presiden ingin penyelidikan kasus suap dalam pembangunan Wisma Atlet diharapkan mendapat titik cerah. Seperti terdapat pada paragraf berikut: “Nazaruddin adalah tersangka suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Presiden berharap Nazaruddin langsung menjalani proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengungkap kasus yang selama ini disebutkannya. ”Saya berharap setelah kembali ke Tanah Air, nanti segalanya menjadi lebih terang,” kata Presiden, Senin (8/8), seusai berbuka puasa bersama prajurit di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta.” (par. 2) d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Koherensi yang mengaitkan peristiwa satu dengan peristiwa lain, dapat dilihat dalam kalimat berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
129 digilib.uns.ac.id
“Saat didatangi polisi, pria mirip Nazaruddin tersebut sempat menolak dibawa ke kantor polisi karena dia menyatakan bukan orang yang dimaksud.” (par.4) Kata ”karena” dalam kalimat diatas menghubungakan dua kalimat yang sebenarnya berbeda menjadi satu kalimat yang memiliki hubungan sebab-akibat. Kalimat pertama adalah pria yang mirip Nazaruddin itu menolak di bawa ke kantor polisi, dan kalimat kedua adalah orang itu menyatakan dirinya bukan Nazaruddin. Dengan kata ”karena” kedua kalimat tersebut menjadi satu dengan pengertian baru bahwa kalimat kedua menjadi penyebab apa yang terjadi dalam kalimat pertama. Terdapat pula koherensi kondisional yang ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat,di mana kalimat kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama, yang dihubungkan dengan kata hubung konjungsi, seperti “yang” atau “dimana”. Seperti dalam kalimat berikut: ”Saya kan bukan penjahat” ujar anggota staf KBRI, yang menemui Nazaruddin di kantor polisi, menirukan ucapan Nazaruddin saat meminta borgol di tangannya dilepas.”(par. 11) Anak kalimat “yang menemui Nazaruddin di kantor polisi” merupakan kalimat penjelas yang apabila tidak ada pun tidak akan mengubah arti kalimat. Koherensi lainnya yang terdapat pada teks berita ini pengingkaran. Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana
yang
menggambarkan bagai mana wartawan menyembunyikan apa yang ingin diekpresikan secara amplisit. Ini terdapat pada kalimat ” Nazaruddin commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berangkat ke Bogota dengan menggunakan paspor palsu. Namun, Polri belum mengetahui lokasi pembuatan paspor palsu itu.”(par. 16) Wartawan menunjukkan bahwa polisi sudah mengetahui paspor yang digunakan Nazaruddin palsu, tetapi selanjutnya wartawan mengingkari dengan menyatakan polisi tidak tahu pembentukan paspor tersebut. e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, menggunakan leksikon atau pemilihan kata maupun frase. Pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Leksikon dapat ditelusuri mulai dari judul hingga isi teks. Penggunaan istilah ”terang” memberikan pemaknaan yang kuat pada upaya penyelesaian kasus suap pembangunan Wisma Atlet ini. Seperti dalam kalimat ini, ” Saya berharap setelah kembali ke Tanah Air, nanti segalanya menjadi lebih
terang”,
kata Presiden..”(par. 1) Kata terang disini
menunjukkan pada khalayak bahwa masih banyak sisi gelap dari kasus ini yang belum terkuak, dan diharapkan keterangan yang diberikan Nazaruddin nanti dapat menbuat masalah yang belum jelas menjadi jelas. Selain itu, dalam teks ini, kata ”seorang penting” menjadi kata kunci tema utama yang ingin disampaikan. Seperti dalam kalimat berikut: “Informasi penangkapan itu dilaporkan KBRI di Kolombia kepada dirinya, commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Minggu malam, dengan istilah ”seorang penting” asal Indonesia telah ditangkap.” (par. 18). Yang dimaksudkan dengan seorang penting tersebut adalah Nazaruddin yang memiliki peran besar untuk memberi keterangan dalam kasus ini.
Informasi dari pihak Kolumbia yang menamai dirinya
seorang penting asal Indonesia menjelaskan posisi Nazaruddin sebagai orang yang sangat dibutuhkan bagi penyelidikan. f. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Elemen grafis juga turut menguatkan tema teks. Tidak semua headline Kompas memiliki kelengkapan keterangan grafis. Dalam teks berita ini kita dapat menemukan grafis berupa foto dan juga grafis berupa kesimpulan. Grafis pertama berupa foto dimana
Presiden SBY dikerumuni
sejumlah wartawan. Dari caption foto tersebut kita dapat mengetahui bahwa wawancara itu dilakukan oleh pers yang meminta penjelasan mengenai proses pemulangan Nazaruddin. Sedangkan penekanan lain yang digunakan pada elemen retoris ini adalah grafis berupa kesimpulan. Bentuk kesimpulan ini merangkum dua hal pokok. Yang pertama merupakan rangkuman jejak pelarian Nazaruddin ke
commit to user berbagai Negara sejak Mei-Agustus. Sedangkan yang kedua berisi sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id
132 digilib.uns.ac.id
kasus yang diungkap Nazaruddin beserta nama-nama siapa
saja yang
tersangkut kasus tersebut. 7. Teks Berita ”Nazaruddin Coba Suap Polisi” “Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sempat berniat menyogok polisi khusus yang menangkapnya di Cartagena, Kolombia. Niat itu dia katakan kepada Duta Besar Republik Indonesia di Kolombia Michael Menufandu yang kemudian menasihati untuk tidak mewujudkan niat tersebut.”(lead) Berita “Nazaruddin Coba Suap Polisi” tampil di headline Kompas pada tanggal 10 Agustus 2011. Teks ini secara umum menguraikan tentang upaya penangkapan dan penyelidikan identitas seorang pria yang diduga adalah Nazaruddin. a. Tematik Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah upaya pemerintah dalam penangkapan dan penyelidikan identitas seseorang yang diduga adalah Nazaruddin. Kemudian penyelidikan identitas lelaki tersebut terus berlangsung karena ia mengaku dirinya bernama Syarifuddin dengan memperlihatkan paspornya yang beratasnama Syarifuddin. b. Skematik Wacana dalam satu teks umumnya didukung dengan penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Dalam konteks penyajian berita,
to skema user besar. Pertama, summary yang secara hipotetik memiliki duacommit kategori
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan. Judul yang digunakan adalah ”Nazaruddin Coba Suap Polisi” mengantarkan pembaca untuk mulai memahami apa yang ada pada isi keseluruhan. Hal tersebut dikuatkan oleh kalimat pada lead sebagai bagian pengantar
yang menujukkan tema utama dan wacana utama yang ingin
disampaikan penulis. Pada bagian isi teks,secara berurutan dibahas mengenai penangkapan sosok lelaki yang berhasil diringkus di Cartagena yang diyakini adalah benar Nazaruddin. Seperti dijelaskan pada paragraf-paragraf berikut: “Michael juga menegaskan, Nazaruddin, yang memakai paspor atas nama M Syarifuddin, tidak ditangkap polisi khusus Kolombia bersama dengan istrinya, Neneng Sriwahyuni. Ia diamankan sendiri. ”Saya menasihati, polisi di sini profesional dan menghargai profesinya. Mereka tidak akan mau disogok,” ungkapnya.” (par. 2) “Michael menambahkan, sepulang dari Cartagena, ia menjenguk Syarifuddin yang diduga Nazaruddin itu. Polisi Kolombia juga meyakini, Syarifuddin adalah Nazaruddin. Orang yang diduga Nazaruddin itu juga sudah diserahkan oleh polisi setempat kepada Kejaksaan Agung.” (par. 3) Isi teks selanjutnya membahas tentang pemeriksaan Syarifuddin dan paspor atas nama yang dibawa pria yang diduga Nazaruddin . Kompas menunjukkan bahwa paspor palsu yang digunakan Naaruddin itu harus mendapat penjelasan lebih, seakan ingin mengatakan bahwa pihak lain juga ikut bertanggung jawab sampai bisa terjadi penggunaan paspor palsu ini. (lihat paragfra 5, 7, 11, dan 14)
commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar merupakan bagian yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Pada teks ini, latar yang digunakan adalah tentang penangkapan Nazaruddin yang sudah dipastikan oleh pihak kepolisian Kolumbia dan juga Duta Besar Indonesia di Kolumbia. Seperti dalam kalimat berikut: ” Polisi Kolombia juga meyakini, Syarifuddin adalah Nazaruddin. Orang yang diduga Nazaruddin itu juga sudah diserahkan oleh polisi setempat kepada Kejaksaan Agung.” (par. 3) Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi oleh seorang komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Detail tulisan banyak menyampaikan tentang langkah pemerintah untuk memastikan identitas Nazaruddin terkait pemalsuan paspor atas nama Syarifuddin. Seperti pada paragraf 15 dan 16.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
135 digilib.uns.ac.id
Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit. Maksud yang dapat ditangkap dari teks ini adalah mengenai tujuan melakukan serangkaian penyelidikan tersebut yaitu untuk memastikan keselamatan Nazaruddin terjaga. Seperti terdapat pada kalimat berikut: “Mantan Ketua DPR Akbar Tandjung juga meminta agar Nazaruddin mendapatkan perlindungan hukum.” (par. 22) d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Strategi ini dapat dilihat dari penggunaan kata hubung (konjungsi) yang dipakai untuk menghubungkan fakta/proposisi. Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat,di mana kalimat kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama. Kalimat kedua fungsinya hanya sebagai penjelas (anak kalimat), sehingga ada atau tidak anak kalimat itu,tidak akan mengurangi arti kalimat. Koherensi kondisional dapat dilihat dari kalimat –kalimat dalam paragraf 2, 3, 5, dan 21. Dalam koherensi kondisional anak kalimat itu menjadi cermin kepentingam komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baik/buruk terhadap suatu pertanyaan. Keempat kalimat itu menggunakan kata penghubung konjungsi ”yang” dengan fungsi yang sama. Pada paragraf ke 2 misalnya, penggunaan kata ”yang” dalam anak kalimat penjelas ”yang memakai paspor atas nama M Syarifuddin” berfungsi sebagai penjelas atau penambah informasi saja tanpa memperburuk atau memberi kesan baik. Kompas bersikap netral pada keempat kalimat di atas. Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana yang menggambarkan bagai mana wartawan menyembunyikan apa yang anggin diekpresikan secara implisit. Seperti pada kalimat di bawah: ” Syarifuddin adalah dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Medan. Kanwil Hukum dan HAM Sumut telah memanggil Syarifuddin untuk dimintai keterangan. Namun, Polda Sumut bergerak lebih cepat. Hingga Selasa sekitar pukul 22.00, mereka masih memeriksa Syarifuddin. Syarifuddin adalah saudara sepupu Nazaruddin.” (par. 12) Pengingkaran ini menunjukkan seolah wartawan menyetujuin sesuatu, pahal ia tidak setuju dengan memberikan argumentasia atau fakta yang menyangkal persetujuannya tersebut. Dengan konjungsi ”namun” pada kalimat tersebut menjelaskan Polda Sumut telah bertindak lebih cepat menindak Syarifuddin walaupun Kanwil Hukum dan HAM Sumut sudah memanggilnya terlebih dulu. Elemen sintaksis lain yang terdapat pada teks berita ini adalah koherensi sebab-akibat yang terdapat pada paragraf:
commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
” Ia menerangkan, 12 titik sidik jari yang dicocokkan dengan Nazaruddin sudah akurat sehingga bisa dipastikan orang yang menggunakan paspor Syarifuddin adalah Nazaruddin.” (par. 16) Koherensi sebab-akibat adalah pertalian atau jalinan antarakata, atau kalimat dalam teks, Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren yaitu bahwa pangguna paspor atas nama syarifuddin diyakini adalah Nazaruddin dengan alasan kecocokan 12 sidik jari yang akurat. e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, menggunakan leksikon atau pemilihan kata maupun frase. Pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata dari berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon dalam teks ini antara lain dapat dilihat dari pemilihan kata ”menyogok” yang terdapat pada kalimat berikut: “Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sempat berniat menyogok polisi khusus yang menangkapnya di Cartagena, Kolombia.”(lead.) Kata ”menyogok” memiliki arti yang sama dengan menyuap. Hanya saja pemakaian kata menyogok terkesan lebih sarkas. f. Retoris
commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora, dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi dalam teks. Penggunaan gaya bahasa personifikasi pada teks ini seperti terlihat pada kalimat berikut: ” Pencabutan paspor yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Polonia, Medan, juga sudah diinformasikan ke Pemerintah Kolombia.” (par. 5). Ungkapan “pencabutan paspor” biasanya digunakan untuk tanaman dan kali ini digunakan untuk melakukan tindakan pennon-aktifan terdadap paspor illegal. Gaya bahasa lain juga terdapat pada kalimat “Paspor hijau itu dibuat di Kantor Imigrasi Polonia, 15 Juli 2008.” (par. 11) Majas yang terbentuk adalah majas metafora, yang berarti membentuk istilah baru. Paspor memang berwarna hijau, jadi pemberian keterangan hijau untuk penggunaan kata paspor hanya berupa penjelas saja. Penggunaan elemen grafis dalam berita ini berupa dua rangkuman. Rangkuman yang pertama berisi proses pengambilan keputusan pemerintah untuk menangkap Nazaruddin di Cartagena, Kolumbia, pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2011 yang berjudul “Seputar penangkapan Nazaruddin”. Dan rangkuman kedua berjudul “Celah Memulangkan Nazaruddin” yang berisi cara yang dapat ditempuh pemerintah untuk memulangkan Nazaruddin yaitu dengan ekstradisi terselubung atau deportasi.
commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Teks Berita ”Tak Soal Nazaruddin Bungkam” ‘Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Kamis (18/8), diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus suap proyek wisma atlet SEA Games di Palembang. Namun, ia bungkam terkait keterlibatan orang lain dalam perkara itu.”(lead) Berita “Tak Soal Nazaruddin Bungkam” tampil di headline Kompas pada tanggal 19 Agustus 2011. Teks ini secara umum menguraikan tentang Nazaruddin yang tiba-tiba diam dan tidak mau memberi keterangan dalam penyelidikan kasus suap wisma atlet yang dijalaninya. a. Tematik Elemen tematik menunjuka pada gambaran umum suatu teks. Tema atau topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan penting dari isi suatu berita. Pada umumnya, wacana yang dikembangkan dalam suatu teks berita didukung oleh beberapa subtopik yang kemudian membentuk tema umum. Tema utama yang dikembangkan melalui teks ini adalah Sikap pasif dan menutup-nutupi yang dilakukan Nazaruddin dalam masa pemeriksaan kasus suap Wisma Atlet. Hal ini tentu sangat aneh mengingat sifatnya yang selama ini selalu berkicau bahkan menyebut sejumlah pelaku lain yang juga ikut terlibat dalam kasus ini. b. Skematik
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wacana dalam satu teks umumnya didukung dengan penceritaan (skematik) tertentu, yakni bagaimana satu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta/opini lain dalam suatu teks. Dalam konteks penyajian berita, secara hipotetik memiliki dua kategori skema besar. Pertama, summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan. Judul yang digunakan adalah ”Tak Soal Nazaruddin Bungkam”, secara jelas menunjukan tema yang ingin diangkat. Judul tersebut seperti ingin memberi harapan pada khalayak atau pembaca bahwa meski nazaruddin tidak mau bekerjasama tetapi pemerintah masih memiliki bukti lain untuk memecahkan kasus korupsi ini. Isi teks secara berurutan membahas tentang sikap diam Nazaruddin dan tentang pemerintah juga KPK menanggapi tindakannya yang tidak mau bekerjasama dalam penyelidikan , yang menimbulkan persepsi tentang apa yang membuat Nazaruddin tidak mempercayai pemerintah. (lihat paragraf 1, 3, 7, dan 10) Pada
bagian
selanjutnya,
penulis
menyampaikan
pembahasan
mengenai pendapat beberapa pengamat mengenai sikap diam yang ditunjukkan Nazaruddin. Seperti terdapat pada beberapa paragraf 14, 16, dan 17. Sikap bungkam Nazaruddin membuat beberapa pengamat mengeluarkan pendapatnya tentang penanganan kasus ini. Kompas sebagai media informasi
commit to user ikut memberi gambaran mengenai proses penyelidikan kasus yang melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id
141 digilib.uns.ac.id
banyak pihak, menampilkan pandangannya melalui pemilihan narasumber dan opini yang diberikan narasumber tersebut. Seperti Zainal Muchtar dan Herardi yang optimis bahwa meski Nazaruddin bungkam, ia bukan satu-satunya sumber informasi, kita masih bisa mendapat jalan lain untuk menyelesaikan kasus ini. Kemudian Kompas, melalui Herardi juga seakan mengingatkan pembaca untuk berfikir kritis tentang apa yang menyebabkan sikap bungkam Nazaruddin itu terjadi seperti kemungkinan ada sabotase selama masa kepulangannya ke tanah air. c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian, dan nominalisasi. Latar umumnya ditampilkan di awal, sebelum pendapat penulis muncul. Latar yang dipilih dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Pada teks ini, latar berada pada bagian lead yang yang berisi tentang sikap bungkam Nazaruddin saat melaksanakan pemeriksaan oleh KPK mengenai kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet. Seperti dalam paragraf berikut: ”Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Kamis (18/8), diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai user atlet SEA Games di Palembang. tersangka kasus suap commit proyek to wisma
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Namun, ia bungkam terkait keterlibatan orang lain dalam perkara itu.” (lead) Elemen
detail
berhubungan
dengan
kontrol
informasi
oleh
komunikator. Detail umumnya dimaksudkan sebagai strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit terhadap keseluruhan dimensi peristiwa. Detail tulisan banyak menyampaikan penjelasan tentang sikap pasif Nazaruddin. Seperti dalam beberapa paragraf berikut: ”Bahkan, Nazaruddin menegaskan, apabila perlu, KPK tak perlu menyidik kasusnya. Ia siap langsung ditahan saja. ”Saya mengaku salah. Kalau perlu, tak perlu disidik, langsung divonis. Saya ditahan saja enggak masalah,” katanya lagi.” (par. 2) ” Dalam pemeriksaan di KPK, Nazaruddin didampingi tim penasihat hukumnya yang dipimpin OC Kaligis. Seorang pengacaranya, Dhea Tungga Esti, menuturkan, Nazaruddin tak bersedia memberikan keterangan lebih lanjut selama ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Ia minta dipindahkan ke Rutan Cipinang, Jakarta, atau Tangerang.” (par. 7) ” Dhea juga membawa surat pribadi Nazaruddin kepada Presiden, yang isinya antara lain tidak akan menceritakan apa pun yang bisa merusak Partai Demokrat dan KPK. Ia menyatakan siap dihukum bertahuntahun asalkan anak dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni, dijamin keselamatannya. Istrinya, yang ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hanyalah ibu rumah tangga biasa.” (par. 8) Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implicit. Elemen maksud yang ada dalam teks adalah menyampaikan tentang apa yang diinginkan Nazaruddin dengan sikap diam
userkalimat berikut: “Seusai diperiksa yang ditunjukkannya itu jadi. commit Seperti topada
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KPK, Nazaruddin, yang terlihat pasrah, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono supaya jangan mengganggu anak dan istrinya. ”Saya tak akan ngomong apa-apa. Saya lupa semuanya, saya enggak tahu apa-apa sudah,” katanya.” (par. 1). Apa yang dikatakan Nazaruddin tentu sangat controversial dan menimbulkan banyak statemen mengenai keselamatan keluarganya yang berkaitan dengan keputusannya untuk tidak lagi terbuka dalam masalah wisma atlet ini. Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya, yang dalam teks ini terdapat pada paragraph berikut: “Sikap bungkam itu, kata Hendardi, seperti membenarkan kekhawatiran masyarakat bahwa terjadi pengarahan atau permainan pikiran terhadap Nazaruddin selama dalam perjalanan ke Indonesia setelah ditangkap di Kolombia. KPK harus lebih terbuka.”(par. 17) Anggapan yang muncul ini mengarahkan pembaca untuk memiliki pemikiran yang sama bahwa terjadi kecurangan yang membuat nazaruddin mengaku lupa dan memilih diam dalam masa peyelidikan yang dijalaninya. d. Sintaksis Sintaksis merupakan elemen analisis yang umumnya digunakan untuk menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Terdapat tiga strategi pada level sintaksis, yaitu dengan koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
144 digilib.uns.ac.id
Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana yang menggambarkan bagaimana wartawan menyembunyikan apa yang ingin diekspresikan secara implisit. Pengingkaran menunjukkan seolah wartawan menyetujui sesuatu, padahal ia tidak setuju dengan memberikan argumentasi atau fakta yang menyangkal persetjuannya tersebut. Seperti dalam paragraphparagraf berikut: “Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Kamis (18/8), diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus suap proyek wisma atlet SEA Games di Palembang. Namun, ia bungkam terkait keterlibatan orang lain dalam perkara itu.” (lead) “”Anda tahu Urip Tri Gunawan (jaksa yang menerima suap dari Artalyta Suryani)? Dari A sampai Z, kecuali nama dan alamat rumah, dia bilang tidak tahu, tetapi dihukum juga asalkan alat buktinya lengkap. Pegangan KPK itu alat bukti kesalahan Nazaruddin, bukan yang lain,” ujar Bibit.” (par. 4) Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Strategi ini dapat dilihat dari penggunaan kata hubung (konjungsi) yang dipakai untuk menghubungkan fakta/proposisi. Koherensi pada teks ini dapat dilihat pada kalimat “Dalam pemeriksaan di KPK, Nazaruddin didampingi tim penasihat hukumnya yang dipimpin OC Kaligis.” (par. 7) Kata “yang” pada kalimat diatas menandakan adanya anak kalimat sebagai penjelas kalimat utama, atau disebut sebagai koherensi kondisional. Anak kalimat yang menyatakan bahwa keterangan siapa penasihat hokum Nazaruddin adalah keterangan yang tdak akan mengubah inti dari maksud kalimat bahwa Nazaruddin tidak sendiri dalam menjalani pemeriksaan KPK,
commit to user tetapi didampingi kuasa hukum.
perpustakaan.uns.ac.id
145 digilib.uns.ac.id
e. Stilistik Elemen stilistik berkaitan dengan cara untuk menyatakan maksud, menggunakan leksikon atau pemilihan kata maupun frase. Pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaiaman pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Seperti pada kutipan pada bagian judul, ” Tak Soal Nazaruddin Bungkam”. Kata ”bungkam” merujuk pada pengertian tidak bersuara atau tertutup. Seperti tujuan Nazaruddin yang tidak ingin membuka masalah Wisma Atlet lagi, ia memilih untuk diam seribu bahasa ketika menjalani penyelidikan. “Nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga dituding dalam proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Mereka yang dituding Nazaruddin itu sudah membantah.”(par. 6) Kata ”dituding” memiliki maksud ditunjuk . (KBBI. 2008) atau lebih tepatnya dituduh. Melalui kalimat ini wartawan ingin menyampaikan informasi tanpa mengambil kesimpulan bahwa anas benar-benar terlibat, tetapi sebelum ada bukti ia menyempaikan bahwa itu hanyalah tuduhan dari Nazaruddin. f. Retoris Elemen retoris berkaitan dengan pemakaian gaya bahasa tertentu oleh komunikator dalam suatu teks. retoris merupakan strategi yang dipakai commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagai landasan berfikir, alasan pembenar untuk suatu gagasan yang umumnya memiliki efek persuasif. Dalam teks ini terdapat penggunaan gaya bahasa metafora dengan menggunakan kata ”orang besar”.Seperti yang terdapat pada paragraf berikut: ”Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, yang diungkapkan Nazaruddin melibatkan banyak ”orang” besar sehingga wajar apabila keterangannya berubah..” (par. 5). Kata ”orang besar” membentuk kiasan. Bukan berarti mereka yang terlibat memiliki fisik badan bertubuh besar, tetapi yang dimaksud orang besar adalah orang yang penting dan memiliki banyak pengaruh besar. Selain itu, adapula majas hiperbola dimana majas ini adalah gambaran tentang segala sesuatu secara berlebihan. Seperti dalam kalimat ” Dari A sampai Z, kecuali nama dan alamat rumah, dia bilang tidak tahu, tetapi dihukum juga asalkan alat buktinya lengkap.” (par. 4) Yang dimaksud ”dari A sampai Z” adalah segala hal yang diketahui dirinya tentang Kasus Suap dalam Pembangunan Wisma Atlet. Segala hal ini diibaratkan seperti kelengkapan huruf dalam alfabet yang berjumlah 26 dimulai dari A-Z. Dalam teks berita dengan judul ”Tak Soal Nazaruddin Bungkam” terdapat elemen grafis berupa foto dan juga rangkuman. Dalam foto tersebut tampak Nazaruddin beserta kuasa hukum di belakangnya yang sedang dimintai keterangan oleh sejumlah wartawan. Kemudian terdapat pula rangkuman mengenai proses pemeriksaan penyelidikan Nazaruddin pasca ditangkap di Cartagena
commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) HASIL ANALISIS Dari
hasil
analisis
teks
yang
dilakukan
di
atas,
peneliti
mengelompokkan wacana kasus suap Wisma Atlet yang disampaikan penulis melalui teks-teks dalam headline Kompas periode Juli- Agustus 2011. Penulis mengelompokkan berdasarkan struktur wacana yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro dalam tabel berikut: Hasil Temuan Analisis Struktur Makro Tabel 3.9 Struktur Makro (Elemen Tematik) No.
Judul Topik tiap teks berita
1 Singapura Diminta Pulangkan 2
Nazaruddin Tak Ingin Pulang
3 Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang
Topik : Upaya pemerintah untuk memulangkan Nazaruddin Subtopik : pembelaan diri, Nazaruddin Topik : Perlawanan dari Nazaruddin Subtopik : Usaha pemulangan Nazaruddin Topik : Pembagian aliran dana dugaan korupsi yang dibagi ke sejumlah pihak Subtopik : Langkah KPK dalam membuktikan aliran dana korupsi yang mengalir ke berbagai pihak commit to user
Kesimpulan 1. Langkah pemerintah memulangkan Nazaruddin ke tanah air 2. Pembelaan diri Nazaruddin menanggapi tuduhan yang diajukan padanya 3. Perbaikan dalam pengelolaan anggaran sebagai tindakan preventif korupsi ke depan
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
5
6
Perbaiki Politik Anggaran
Topik : Anggaran harus diperbaiki untuk mengurangi banyaknya penyalahgunaan dana anggaran
Topik : Pelacakan Nazaruddin oleh Nazaruddin pemerintah yang dinilai lama dan Mempermalu krang bersungguh-sungguh -kan Pemerintah Subtopik: Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk melacak Nazaruddin Jaga Keselamatan Nazaruddin
7 Nazaruddin Coba Suap Polisi
8 Tak Soal Nazaruddin Bungkam
Topik: Penjagaan atas keselamatan pria yang diduga Nazaruddin yang ditangkap di Kolumbia Topik: Penangkapan dan penyelidikan identitas Syarifuddin yang diduga adalah Nazaruddin Subtopik: Penyelidikan paspor milik Syarifuddin Topik: Sikap pasif dan menutup-nutupi yang dilakukan Nazaruddin dalam masa pemeriksaan Subtopik: Pendapat beberapa pengamat menanggapi sikap diam Nazaruddin
commit to user
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil Temuan Analisis Superstruktur Tabel 3.10
No.
Superstruktur (Elemen Skematik)
Judul Judul
1
Singapura Diminta Pulangkan
Mengurangi peran pemerintah
2
Nazaruddin Tak Ingin Pulang
3
Uang Itu Mengalir ke Banyak Orang
Penyamaran tersangka lain
4
Perbaiki Politik Anggaran
Menyembunyikan peran pemerintah
5
Nazaruddin Mempermalu -kan Pemerintah
Memperlihat -kan kelemahan pemerintah
Perlawanan Nazaruddin
Lead
Keterangan Tubuh
perlawanan ringkasan Nazaruddin
ringkasan
ringkasan
ringkasan
ringkasan
perlawanan Nazaruddin, Langkah pemerintah dalam proses penangkapan Pembagian uang korupsi, langkah KPK menghadapi tindak korupsi
Proses tindak korupsi, langkah KPK menghadapi tindak korupsi perlawanan Nazaruddin, Lambatnya langkah pemerintah
commit to user
Bentuk yang digunakan dalam menjelaskan skema teks berita kolom headline Kompas ini berbentuk naratif dengan bantuan refleksi dan kutipan-kutipan langsung maupun tidak langsung. Semua teks ditulis dengan pola klimaks (the order of climax) baik secara deduktif maupun induktif.
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6
Jaga Keselamatan Nazaruddin
Mengurangi peran pemerintah
7
Nazaruddin Coba Suap Polisi
Perlawanan Nazaruddin
8
Tak Soal Nazaruddin Bungkam
Perlawanan Nazaruddin
ringkasan
Proses penangkapan Nazaruddin
ringkasan
Penyelidikan identitas Nazaruddin
Nazaruddin yang tidak mau bekerja sama, ringkasan
Pendapat ahli mengenai korupsi wisma atlet
commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil Temuan Analisis Struktur Mikro Tabel 3.11
No.
1
2
3
4
Judul
Sutruktur Mikro Semantik
Penulis menggambarkan fakta mengenai penanganan Nazaruddin tindak pidana Tak Ingin korupsi ini Pulang dengan menunjukkan Uang Itu arah yang ingin Mengalir ke dicapai penulis Banyak Orang melalui latar, kemudian menjelaskanPerbaiki nya dalam Politik bagian detail. Anggaran Singapura Diminta Pulangkan
5
Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah
6
Jaga Keselamatan Nazaruddin
7
Nazaruddin Coba Suap Polisi
8
Tak Soal Nazaruddin Bungkam
Sintaksis
Stilistik
Retoris
Terdapat banyak konjungsi kalimat: -Koherensi kondisional -Koherensi sebab akibat -Pengingkaran -Dan kata ganti
Pada tiap teks terdapat penggunaan diksi yang digunakan untuk mengarahkan pemahaman pembaca sesuai keinginan penulis
Grafis: - Foto dan caption yang mendukung isi teks - Grafik dan Rangkuman yang merupakan rangkuman kejadian
Melalui koherensi, penulis memberikan penjelasan lebih terhadap fakta yang ada. Selain itu, banyak kutipan pendapat dari narasumber yang digunakan untuk mendukung isi berita.
commit to user
Penulis banyak menggunakan kiasan dalam bentuk Majas (metafora, hiperbola, personifikasi) untuk lebih menjelaskan maksud yang ingin disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Dari analisis yang penulis lakukan terhadap pemberitaan kasus korupsi
Wisma Atlet pada headline harian umum Kompas, diperoleh temuan yang berkaitan dengan wacana berita korupsi. Kompas adalah media cetak nasional yang menyampaikan makna implisitnya secara halus. Kita dapat memahaminya dengan mengamati kata, bahasa dan penggunaan diksi pada
teks beritanya.
Berikut adalah kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Konstruksi kedelapan teks berita Kompas dalam pemberitaan Kasus Suap Pembangunan Wisma Atlet bersifat “proporsional”, dalam arti terdapat berita yang dikonstruksikan secara positif dan ada yang negatif. Dari analisis tersebut dilahirkan tiga wacana dari struktur makro dengan bantuan analisis superstruktur dan struktur mikro melalui elemen-elemen seperti sintaksis dengan penggunaan koherensi, stilistik dengan pemilihan diksi, dan retoris dalam bentuk grafik maupun makna kias. Untuk menggambarkan hal tersebut, berikut ini adalah hasil konstruksi realitas kasus korupsi Wisma Atlet pada headline Kompas: Kompas berkali-kali menjabarkan langkah pemerintah memulangkan Nazaruddin ke tanah air. Dengan berada di bawah instruksi presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah telah menugaskan pihak kepolisian, KPK, dan commit to user
152
perpustakaan.uns.ac.id
153 digilib.uns.ac.id
lembaga lain untuk mengembalikan Nazaruddin. Melalui pemilihan katanya Kompas menggambarkan pemerintah memiliki banyak rencana, tetapi tidak melakukan dengan sungguh-sungguh, lamban, dan tidak optimal. Hal ini disampaikan Kompas melalui pemilihan narasumber dan kutipankutipan dari pakar tentang apa telah dan yang seharusnya dilakukan pemerintah. Dalam teks beritanya seringkali Kompas menunjukkan pada khalayak bahwa pemerintah mengambil keputusan yang tidak tepat dan memperlambat proses penyelesaian kasus ini. Kompas juga terlihat mengurangi peran pemerintah dengan pemilihan judulnya. Kompas melalui wawancara dengan pakar komunikasi seakan ingin menyampaikan bahwa sebenarnya bukan hal yang sulit menemukan Nazaruddin dengan melacak jaringan komunikasi yang digunakannya jika pemerintah bersungguh-sungguh. Dari sana Kompas penuntun khalyak melalui pemberitaanya untuk lebih peka terhadap gerak pemerintah yang demikian lambat, khalayak jadi ikut berfikir skenario apa yang sebenarnya dimiliki pemerintah. Berulang kali Nazaruddin menyampaikan dirinya tidak bersalah. Dalam beberapa teks, Kompas menempatkan posisi Nazaruddin sebagai saksi dan bukan tersangka dalam kasus ini melalui pendapat-pendapat Nazaruddin yang membuka keterlibatan pihak lain yang seharusnya ikut menerima proses hukum. Melalui pemilihan bahasa dan kutipan-kutipan tersebut, Kompas seakan membentuk persepsi khalayak melalui pemberitaannya bahwa pelaku
kasus
korupsi Wisma Atlet ini bukan hanya Nazaruddin. Kompas memiliki pandangan bahwa tidak semua tuduhan ditujukan hanya pada Nazaruddin saja karena ada commit to user
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pihak lain yang lebih bertanggungjawab, pihak yang lebih pantas mendapat sanksi di balik kasus ini. Kompas melihat terdapat efek positif yang dilakukan pemerintah sebagai dampak dari munculnya kasus tindak pidana Korupsi ini. Pada teks dengan judul ”Perbaikan Politik Anggaran” misalnya, Kompas membuat pemberitaan yang mendukung kinerja pemerintah untuk melakukan perbaikan pengelolaan anggaran agar tidak lagi dimanfaatkan oleh para pelaku korupsi. Kompas mengajak khalayak untuk menghargai pemerintah atas tindakan yang diambil guna memperkecil jumlah tindak korupsi di negara ini. Kompas juga melakukan dukungan dengan menyertakan kutipan-kutipan dari narasumber yang sekaligus berfungsi sebagai pengingat bahwa kasus korupsi telah berjalan sangat lama tanpa ada penanganan yang berarti. B.
Saran 1. Para Peneliti Lain Mengkonstruksi realitas pada media dengan menggunakan analisis wacana
Teun A. Van Dijk sangatlah menarik. Teks berita yang menjadi objek penelitian dipahami untuk kemudian diambil kesimpulan dari tiap paragraph, kalimat, bahkan tiap kata. Yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua bagian dalam teks dapat dianalisis dan dimasukkan ke dalam elemen –elemen yang ada. Ketika terdapat bagian dari teks yang tidak masuk ke dalam elemen manapun dari model analisis ini seperti tematis, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris, maka peneliti sebaiknya tidak memaksakan. Sebagai alternative, peneliti dapat
commit to user
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan model analisis yang sesuai untuk melengkapi, atau mengemukakan pendapatnya sendiri. 2. Masyarakat Masalah korupsi yang diangkat sebagai topik penelitian ini memerlukan perhatian penuh dari masyarakat. Menghilangkan budaya korupsi merupakan tanggung jawab bersama. Melalui pembahasan teks berita korupsi Pembangunan Wisma Atlet kita dapat lihat betapa banyak kerugian Negara akibat tindakan tersebut. Belum lagi efek bola salju dari pembangunan yang tidak maksimal dengan dana yang tidak optimal. Masyarakat harus lebih kritis untuk menyadari bahwa harus ada yang dilakukan untuk mengubah budaya korupsi yang sudah mendarah daging. Yang paling dekat yang dapat dilakukan adalah melalui penanaman moral dan budi pekerti terhadap anak-anak sebagai generasi penerus. Ini merupakan tindakan preventif untuk mempersiapkan masa depan bangsa yang lebih baik. Masa depan Indonesia yang bebas korupsi.
commit to user