KONSEP SEHAT SAKIT TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA MASYARAKAT SUKU BAJO, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN HEALTH DISEASE CONCEPTS OF MOTHER AND CHILD IN BAJO COMMUNITY , BONE DISTRICT, SOUTH SULAWESI
Harjati1, Ridwan M. Thaha2, Sudirman Natsir2 1
2
Akademi Keperawatan Bataritoja, watampone Jurusan Promosi Kesehatan, Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Harjati Akademi Keperawatan Bataritoja Jl.Majang No.17, Bone No HP: 082189851276
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang persepsi sehat dan sakit, upaya pencegahan agar ibu dan anak tetap sehat, pelaksanaan penanggulangan bila seorang ibu dan anak menderita sakit, tentang tindakan yang dilakukan masyarakat suku Bajo dalam pencarian pengobatan pada ibu dan anak di masyarakat suku Bajo. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi sehat adalah kuat bekerja, ( malessi , makareso) dapat melakukan aktifitas sehari – hari tanpa gangguan kesehatan, memiliki fungsi sosial yang baik, memiliki penampilan fisik baik yang dapat menggambarkan kondisi mereka. Sedangkan persepsi sakit menggambarkan ketidakmampuan responden dalam melakukan pekerjaan dan kondisi ini dapat dilihat dari penampilan fisik responden seperti kurus ( makojo) dan pucat ( mapalle). Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menigkatkan kesehatan terhadap kesehatan ibu dan anak di masyarakat suku Bajo yaitu pemenuhan nutrisi secara teratur, menjaga kebersihan, mentaati larangan atau pamali yang berlaku pada masyarakat setempat.Penanggulangan sakit terhadap kesehatan ibu dan anak di masyarakat suku Bajo, dalam dalam hal penanganan suatu penyakit responden masih percaya bahwa salah satu penyebab sakit adalah kakak nya sehingga dalam mengatasi penyakit ada yang menggunakan pengobatan tradisional. Pencarian pengobatan terhadap kesehatan ibu dan anak, responden pada umumnya memiliki anggapan bahwa ada penyakit yang memang bisa diobati oleh dokter tapi ada juga penyakit yang hanya bisa diobati oleh dukun. Adanya anggapan tersebut membuat responden ada yang menggunakan pengobatan modern, tradisional dan kombinasi keduannya. Kata kunci :Konsep Sehat Sakit, Kesehatan Ibu dan Anak, Suku Bajo
Abstract This study aims to gain in-depth information about perceptions of health and illness, prevention, illness prevention and treatment in search of mother and child in the public interest Bajo. This study uses a qualitative design. Informants are pregnant women, postpartum mothers, parents who have young children, parents who have babies and community leaders have local knowledge. Data were collected through in-depth interviews with a semi structure techniques (semi structured interviews), field observations and data analysis with thematic analysis. The results showed that among the Bajo perception is a strong healthy work (malessi, makaresso) have a good social function, has a good physical appearance that can describe their condition. While the perception of pain illustrates the inability of informants to do the job and this condition can be seen from the physical appearance of informants such as thin (makojo) and pale (mapalle). Efforts to prevent the fulfillment of nutrients on a regular basis, maintaining cleanliness, adhere to restrictions or taboos prevailing in the local community. Illness prevention informants still believed that one cause of pain is the "brother" so that in dealing with any disease using traditional medicine. Search of treatment, in general, informants have the notion that there is a disease that can only be treated by a doctor and there is also a disease that can only be treated by a shaman, so there are informants who use modern medicine, traditional medicine and a combination of both.
Key words: The concept of Health Illness, Maternal and Child Health, Bajo
PENDAHULUAN Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh karena itu kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan aset yang harus dijaga, dilindungi bahkan harus ditingkatkan ( Notoatmodjo, 2007; Sudarma, 2009). Bagi masyarakat umum, sehat dapat diartikan kondisi tidak sakit. Kesehatan adalah sesuatu yang biasanya hanya dipikirkan bila sakit atau gangguan kesehatan mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang ( Ewles dan Simnet, 1994). Menurut WHO 1947, kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Menurut Undang – Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia walaupun untuk mencapainya mereka telah menempuh berbagai cara berdasar pola pikir mereka yang berwujud dalam konsep , teori dan aplikasi yang berbeda (Jegede, 2002; Ngatimin,2005). Namun demikian dari penelusuran pola perbuatan dan tindakan mereka secara umum dapat dibagi dua kelompok utama yaitu kelompok pertama , kegiatannya berusaha kembali hidup sehat disaat mereka sedang menderita sakit seraya mengandalkan obat dan pengobatan dan kelompok kedua ,kegiatan kelompok berusaha
untuk selalu hidup sehat sambil mengandalkan upaya pencegahan (
Ngatimin,2005). Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya (Soejoeti,2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jegede ( 2002), pada suku Yoruba di Nigeria , beberapa ibu cenderung menggambarkan kesehatan anak- anaknya dengan pernyataan positif yaitu tidak sakit, dapat makan , tidak kurus, dapat tidur, bisa buang air besar dan buang air kecil , serta memilki emosi yang stabil. Sedangkan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syahrun (2008) bahwa pandangan masyarakat orang Buton tentang sakit adalah semacam gangguan terhadap pikiran dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan kegiatan atau pekerjaan dengan baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehat seseorang diantaranya adalah status perkembangan
yang berkaitan dengankemampuan
mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia ( Hidayat, 2006; Notoatmojo,2010).
Menurut Linda (2004), masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit dan sebagainya, seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh ( baik jarak secara fisik maupun secara social) tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering melupakan faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit. Pada kenyataan didalam masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehat sakit yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan konsep sehat sakit yang diberikan provider ( Notoatmodjo,2007). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Husaini tahun 2007 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi sakit terhadap tindakan pengobatan masyarakat ( p = 0,003) dan tidak terdapat hubungan antara persepsi sehat terhadap tindakan pengobatan masyarakat ( p = 0,002). Demikian pula halnya dengan perbedaan
konsep sehat sakit antara masyarakat dan
penyelenggara pelayanan kesehatan terutama pada masyarakat suku Bajo. Masyarakt suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone merupakan masyarakat minoritas yang
pada umumnya
beragama Islam akan tetapi masih mempercayai kepercayaan – kepercayaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat tersebut ( Saat dan Mohtar, 2008; Uniawati, 2007). Masyarakat suku Bajo juga memilki tradisi yang unik, yakni begitu ibu dari suku ini melahirkan bayinya langsung diceburkan ke laut, sehingga Orang Bajo memiliki keistimewaan dengan kemampuan bertahan lama dalam menyelam ( Akil, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adam, dkk ( 2008) pada masyarakat suku Bajo di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara bahwa sakit diartikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan sakit panas disertai dengan sakit kepala,kram dan menggigil. Melihat Masih adanya masalah kesehatan ibu dan anak dikalangan masyarakat suku Bajo dan besarnya pengaruh nilai – nilai sosial budaya dalam pemahaman konsep sehat sakit tentang kesehatan ibu dan anak, tentunya hal ini sangat menarik untuk diteliti. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang konsep sehat sakit menurut kerangka health belief model dalam kesehatan Ibu dan Anak pada masyarakat suku Bajo mengenai upaya pencegahan, penanggulangan dan pencarian pengobatan.
METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain –lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada satu kontek khusus dan alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah ( Moleong,2010 ; Satori dan Komariah, 2011) Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian pada masyarakat suku bajo di Kelurahan BajoE dengan pertimbangan suku Bajo merupakan salah satu masyarakat etnis yang memiliki pandangan tersendiri tentang kesehatan .Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2012 . Adapun waktu yang digunakan oleh peneliti untuk kegiatan penulusuran data sekunder, pengambilan data primer, pengolahan dan analisa data, serta penyusunan hasil penelitian. Teknik Pengambilan Informan Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode purposif samplingadalah tehnk pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang akan diteliti ( Sugiono,2011). Teknik Pengumpulan Data Upaya untuk mendapatkan data penelitian yang objektif dilapangan, maka diperlukan pengumpulan data : Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara membuat jadwal, melakukan observasi
dilokasi penelitian, pengambilan informan,
kemudian melakukan
wawancara mendalam untuk memperoleh jawaban-jawaban yang kompleks dari informan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari
data sekunder dengan mengumpulkan
informasi dan dokumen dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, Badan Pusat Statistik Bone , Puskesmas BajoE dan Kecamatan Tanete Riatang Timur serta Kelurahan BajoE
Analisis Data dan Penyajian data Proses analisa data pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan seluruh data dari hasil wawancara, catatan observasi, dan catatan lapangan terhadap informan dan kemudian dibandingkan dengan teori, kepustakaan, maupun asumsi yang ada.Analisis data yang digunakan adalah analisa kualitatif dan dalam penyajiannya bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian disimpulkan. Data kualitatif diolah sesuai variabel yang tercakup dalam penelitian dengan metode induksi, yaitu metode penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Selanjutnya pelaporan disajikan gambaran secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN Persepsi sehat sakit Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang Bajo dipersepsikan secara berbeda. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu dengan individu lain, antara kelompok masyarakat dan antara budaya satu dengan budaya yang lain. Karenanya konsep sehat dan sakit bervariasi sosial. Menurut umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi Persepsi sehat sakit secara umum Berdasarkan hasil wawancara mengenai persepsi sehat – sakit secara umum diperoleh informasi bahwa pandangan orang Bajo terhadap sehat sakit bervariasi,persepsi sehat -sakit
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :Sehat adalah kemampuan melakukan pekerjaan sehari –hari. Sehat berati memiliki penampilan fisik yang baik. Seseorang sehat dilihat dari fisiknya dan dari makan yang dikonsumsi dengan komposisi nasi, sayur seperti kangkung,terong, nangka dan ikan. Jika makanan sehat maka orangnyapun sehat. Sakit tidak memiliki penampilan fisik yang baik. Persepsi sehat sakit secara khusus Ibu hamil sehat,Ibu hamil sakitdan Ibu melahirkan Menurut responden Ibu hamil dikatakan sehat jika dapat melakukan pekerjaan rumah tangga, terlihat segar, dapat mengurus anak,kuat makan, tidak mengidam dan tidak sakit kepala.
Menurut responden ibu hamil yang sakit adalah ibu hamil yang tidak dapat melakukan pekerjaan sehari hari, sakit kepala. Muntah –muntah, lemah. Menurut responden ibu melahirkan yang sehat adalah ibu yang memiliki penampilan fisik yang baik, setelah melahirkan. Sedangkan ibu melahirkan yang sakit adalah ibu yang memiliki kondisi fisik lemah, tiga kuat bekerja. Ibu yang memiliki Balita Menurut responden anak yang sehat adalah anak yang memiliki penampilan fisik yang baik, dapat beraktifitas, lincah,ceria, kuat makan dan tidur. Sedangkan anak yang sakit adalah anak yang memiliki penampilan fisik tidak sehat seperti lemah dan kondisi psikologisnya tidak menyenangkan, kurang makan, tidak mau tidur dan tidak mau bermain. Kondisi tersebut disebabkan oleh penyakit seperti demam, influenza, sakit perut, gatal –gatal dan Kakanya. Kaka adalah ari –ari yang dianggap sebagai saudara kembar dari anak yang dilahirkan. Orang Bajo memberikan sajen kepadanya apabila anaknya itu sakit atau tidur dengan gelisah. Ari –ari dibayangkan menjalankan hidupnya didasar laut.
Demam adalah merupakan sebagai bagian
hubungan tetap dan pasti antara orang Bajo dan kakak sulungnya yang berada didasar lautan. Ibu yang memiliki Bayi Menurut responden bayi yang sehat adalah bayi yang kuat menangis, terjadi penambahan berat badan setiap bulannya, nyenyak tidurnya. Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi sehat dan sakit, penyakit (disease) adalah gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Hal ini berarti bahwa penyakit adalah fenomena objektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme, yang dapat diukur melalui tes laboratorium dan pengamatan secara langsung. Persepsi tentang sehat-sakit juga dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Pengalaman masa lalu menjadi acuan (referensi) persepsi individu tentang kondisi sehat dan sakit. Seorang individu menggunakan pengalaman sebagai patokan untuk berperilaku dan merupakan sumber dari tujuan dan nilai-nilai pribadinya.
Ibu hamil Menurut responden ada beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan pada saat hamil, seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, melakukan tindakan sesuai anjuran orang tua seperti papelomo, mentaati larangannya, pemenuhan nutrisi serta dilakukan pengurutan atau saulla. Pengurutan di lakukan pertama kali pada kehamilan pertama dengan tujuan untuk mengetahui posisi bayi dan membuat ibu sehat. Memasuki bulan kedelapan sampai menjelang melahirkan dilakukan pemgeurutan sebayak tiga kali. Semua itu bertujuan supaya ibu dan anak lahir dengan sehat dan selamat. Ibu melahirkan Ada beberapa upaya yang dilakukan ibu melahirkan untuk meningkatkan kesehatannya yaitu dengan melakukan aktifitas, mengikuti tradisi yang berlaku disuku Bajo seperti di urut, di mandi, minumboi ure dan diperape, serta mengkonsumsi vitamin yang di berikan petugas kesehatan. Ibu di masyarakt suku Bajo yang
melahirkanpenanganannya dilakukan dukun
biasanya akan menjalani tahap –tahap proses pemulihan dengan cara dilakukan pengurutan yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan membuat ibu merasa lebih baik, kemudian ibu disuruh meminum boi ure. Boi ure adalah air yang sudah dibaca baca denganmenggunakan mantra yang dilakukan oleh dukun yang membantu persalinan. Tujuannya adalah supaya ibu melahirkan sehat dan orang bajo meyakini bahwa ketika melahirkan ada 40 urat yang putus sehingga untuk memulihkannya individu dianjurkan meminum boi ure. Setelah itu maperape, maperape adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dukun terhadap ibu melahirkan yang bertujuan supaya daerah kewanitaanya uth kembali sebelum melahirkan. Penangulangan Sakitdan Ibu melahirkan Ibu hamil di masyarakat suku Bajo dalam mengatasi penyakitnya ada yang berobat ke tenaga kesehatan dan masih ada yang ke dukun dengan cara p urut dan di jappi kemudian dibuatkan air yang sudah di baca dengan mantra. Kemudian diberikan kepada ibu yang sakit lalu diminum dan daerah yang sakit juga diberikan air. Pada ibu melahirkan jika sakit, cara mengatasinya dengan dengan berobat ke dukun atau Puskesmas. Jika penyakit setelah berobat ke pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan tidak sembuh – sembuh biasanya ke dukun dan sebaliknya. Orang bajo menyakini ada penyakit yang bisa disembuhkan oleh dokter ada juga yang tidak, jadi kehadiran seorang dukun di masyarakat suku bajo masih dibutuhkan.
Ibu yang memiliki balita dan Bayiserta Pencarian pengobatan Penanggulangan sakit
pada anak balita, masyarakat suku Bajo
melakukan
penanggulangan dengan cara di jappi, dibuatkan air dan obat tradisonal dan dan puskesmas.Pada penanggulangan bayi yang sakit, responden lebih memilik ke tenaga kesehatan dibandingkan ke dukun. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden berkaitan dengan penanggulanngan sakit, Suku bajo sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan akan tetapi tidak meninggalkan pengobatan tradisional yang sudah diturunkan secara turun temurun seperti jika ada anak sakit dengan cirri –ciri demam biasanya mereka menaggap bahwa hal itu disebabkan oleh kakaknya. Pencarian pengobatan yang dilakukan responden berbeda –beda ada yang ke pelayanan kesehatan , ke dukun dan melakukan pengobatan kombinasi yaitu tradisional dan modern. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan pengobatan.Pada ibu hamil pencarian pengobatan dengan cara kombinasi yaitu ke pelayanan kesehatan dan ke dukun. Pada ibu melahirkan pencarian pengobatan dilakukan denngan ke pelayanan kesehatan dan ke dukun.Pada ibu yang memiliki bayi dalam melakukan pencarian pengobatan lebih memilih ke pelayanan kesehatan.
PEMBAHASAN Ibu yang memiliki balita Secara umum sehat adalah kuat,memiliki penampilan fisik yang sehat, mampu melakukan pekerjaan rumah, peran ibu dalam mengurus anak.sedangkan sakit adalah kondisi lemah, badan sakit.penampilan fisik menggambarkan kondisi bersangkutan sedangkan sakit. Secara khusus sehat merupakan kondisi pada anak yang memperlihatkan fisik dan psikologi seperti kuat makan, kebersihan diri dijaga, senang perasaanya,tidak lemah atau loyo dan dapat bermain. Adapun penyakit yang biasa dialami anak-anak adalah panas,gatal-gatal dan sakit perut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jegede (2002), pada suku yoruba di Nigeria, mengungkapkan bahwa ibu menganggap anaknya sehat jika tidak sakit, banyak ibu cenderung menggambarkan kesehatan dengan pernyataan positif tidak sakit,dapat makan, tidak kurus, dapat tidur, dapat buang air besar dan buang air kecil,emosi setabil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penyakit yang terdapat pada anak-anak bersipat ringan seperti batuk yang menyertai pertumbuhan gigi, kejang, dan panu (kulit bayi ruan setelah lahir) adalah kondisi normal dalam perkembangan anak, dan karena itu orang tua jangan panik tentang penyakit tersebut. Seorang
anak yang sehat, termasuk yang memiliki nafsu makan baik, aktif, berat badan bertambah dan makan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian syahrun (2008), pandangan orang Buton bahwa sakit adalah semacam gangguan terhadap pikiran dan fisik manusia,sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan kegiatan atau pekerjaan dengan baik. Dengan kata lain sakit adalah gagguan yang datang menyerang tubuh manusia baik secara fisik maupun batin (kejiwaan). Dari pengetahuan tersebut maka sakit dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu sakit yang bersipat rasional (nyata)ringan dan irasional (tidak nyata) atau berat. Sakit yang digolonkan rasional menurut konsep masyarakat buton adalah yang dapat dilihat atau dirasakan dengan jelas, sehingga mudah untuk pengobatannya. Sedangkan sakit yng tidak irasional mempunyai ciri yang sulit untuk menentukan penyebabnya, dan tidak dapat ditunjukan bagian mana yang terasa sakit, karena yang merasakan sakit adalah fisik atau pikiran,baik secara sadar atau tidak sadar. Pencegahan Pada ibu hamil dalam mempertahankan kesehatannya ada beberapa hal dilakukan seperti melakukan aktivitas, nutrisi harus terpenuhi, mematuhi larangan yang sudah ditetapkan oleh budaya setempat seperti magrib tidak boleh duduk didekat tangga, kalo bangun pagi-pagi buka pintu, baru ambil air diminum, disemburkan sebanyak tiga kali (disembur) dan diniatkan”pakoro massuuwe ditimuta mappakora mesu anakta”. Tujuanmya dalaha ibu hamil melahirkan tidak ada gangguan, ibu dan anak sehat. Menurut kepercayaan pada masyarakat suku bajo kegiatan ini disebut mappelomo. Ibu hamil dilarang mandi menghadapi ke sumur supaya tidak kembar air, harus bangun pagi supaya tidak susah melahirkan. Pada ibu melahirkan dalam mempertahankan kesehatannya ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan pada ibu melahirkan.setelah ibu melahirkan biasanya dilakukan pengurutan pada seluruh tubuhnya yang bertujuan untuk mempelancar sirkulasi darah.kemudian ibu dimandi setelah itu meminum air yang sudah dimantra-mantra yang bertujuan untuk mengembalikan setamina ibu, karna suku bajo menganggap bahwa pada waktu melahirkan putus empat puluh saraf sehingga perlu dilakukan pemulihan dengan minum air tersebut. Rangkaian selanjutnya adalah mapparape unuk membuat intim wanita kembali seperti semula sebelum ibu hamil melahirkan dan dipercaya oleh mereka hal ini dapat membuat rapat lagi setelah melahirkan dan mantra yang digunakan untuk mapparape adalah sebagai berikut : “bissmillah...cillang nagasing, tawana gasing, aju barakara”
Ibu yang memiliki balita, berdasarkan hasil wawancara bahwa ada upaya pencegahan yang dilakukan oleh ibu supaya anak sehat.upaya pencegahan tersebut adalah dengan memberikan nutrisi secar teratur, mandi pagi dan menjelang magrib anak-anak dianjurkan untuk masuk kerumah. Berdasarkan kepercayaannya hal itu dilakukan supaya anak terhindar dari sakit.setiap anak disuku bajo biasanya menggunakan jimat untuk menagkal mahlup halus atau terhindar dari kiriman yang ingin berbuat jahat. Berdasarkan hasil wawancara degan responden berkaitan dengan penanggulangan sakit, masyarakat suku bajo sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Meskipun sudah memanfaatkan Fasilitas kesehatan jika sakit akan tetapi suku bajo tidak dapat meninggalkan pengobatan tradisional yang sudah diturunkan secara turun temurun seperti jika ada anak sakit dengan demam biasanya mereka menganggap bahwa hal itu disebabkan oleh kakanya. Jika anak setelah diobati sembuh orang tua biasanya melakukan acara mapalupe kaka yang bertujuan supaya sang kaka tidak lagi mengganggu adenya. Kaka adalah ari-ari yang dianggap sebagai saudara kembar dari adenya. Jika kaka tidak diperhatikan biasanya akan mengganggu adenya. Jika sakit perut seoranganak bisanya dijappi dengan dibacakan mantra lalu ditiup perutnya lalu dibuatkan air dan yang sakit dikasih air minum yang sudah dibaca dan daerah yang sakit diberikan air yang sudah dibaca. Berikut ini adalah mantra yang dibacauntuk sakit perut biasa :”bismillah, polo batu polo besi sam” dan mantra untuk sakit perut karna kemasukan
(parakang)
adalah
“Bismillah,Tambolaki-tambolaka
issekko,
pakkoni
alepu’ka’muba.” Dalam penanggulangan sakit terhadap kesehatan ibu dan anak dimasyarakat suku bajo, dalam menangani suatu penyakit masih menggunakan pengobatan tradisional. Tindakan ini diambil karena adanya kepercayaan bahwa ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter dan hanya bisa sembuh dengan pengobatan tradisonal. Pada suku Yoruba, konsep pencegahan secara umum diterapkan pada semua jenis atau kategori penyakit. Adaberbagai cara pencegahan untuk berbagai kategori penyakit. Umumnya, responden percaya bahwa harus ada keharmonisan dalam hidup sehari-hari dan dalam semua hubungan dengan sesama manusia.Penyakit, dianggap sebagai kegagalan untuk menjaga keharmonisan tersebut. Untuk menjaga keharmonisan seseorang harus menggunakan berbagai metode dan dengan demikian mencegah penyakit. ( Jegede, 2002)
misalnya, dalam mencegah penyakit yang disebabkan oleh dewa dan nenek moyang seseorang, orang harus menghindari tindakan yang bisa kemarahan mereka. Dalam kebanyakan kasus, pengorbanan ditawarkan untuk mengusir kemarahan atau murka makhluk gaib. Penanggulangan sakit Berdasarkan hasil wawancara degan responden berkaitan dengan penaggulangan sakit, masyarakat suku bajo sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Meskipun suda memanpaatkan pasilitas kesehatan jika sakit akan tetapi suku bajo tidak dapat meninggalkan pengobatan teradisional yang sudah diturunkan secara turun temurun seperti jika ada anak sakit dengan ciri-ciri dingin biasanya mereka menganggap bahwa hal itu disebabkan oleh kakanya. Jika anak setelah diobati sembuh orang tua biasanya melakukan acara mapalupe kaka yang bertujuan supaya sang kaka tidak lagi mengganggu adenya. Kaka adalah ari-ari yang dianggap sebagai saudara kembar dari adenya. Jika kaka tidak diperhatikan biasanya akan mengganggu adenya. Jika sakit perut seoranganak bisanya dijappi dengan dibacakan mantra lalu ditiup perutnya lalu dibuatkan air dan yang sakit dikasih air minum yang sudah dibaca dan daerah yang sakit diberikan air yang sudah dibaca. Berikut ini adalah mantra yang dibacauntuk sakit perut biasa :”bismillah, polo batu polo besi sam” dan mantra untuk sakit perut karna kemasukan (parakan) adalah “bismillah,Tambolaki-tambolaka issekko, pakkoni alepu’ka’muba.” Dalam penanggulangan sakit terhadap kesehatan ibu dan anak dimasyarakat suku bajo, dalam menangani suatu penyakit ada yang masih menggunakan pengobatan teradisional. Tindakan ini diambil karena adanya kepercayaan bahwa ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter dan hanya bisa sembuh dengan pengobatan tradisonal. Pencarian pengobatan Berdasarkan hasil wawancara dengan responden tentang pencarian pengobatan responden pada umumnya memiliki anggapan bahwa ada penyakit yang memang bisa diobati oleh dokter. Ada juga penyakit yang hanya bisa diobati oleh dukun. Pencarian pengobatan yang dilakukan responden berbeda –beda ada yang ke pelayanan kesehatan , ke dukun dan melakukan pengobatan kombinasi yaitu pengobatan tradisional dan pengobatan modern. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan pengobatan. Pada pengobatan tradisional orang Bajo biasa memanggil atau mendatangkan dukun yang tinggal di Dusun Bajo. Pak deri adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat Bajo untuk menyembuhkan penyakit pada semua tingkatan umur. Ilmu yang dimiliki adalah ilmu yang diturunkan secara
turun temurun oleh nenek moyangnya sehingga dia dipercaya untuk menyembuhkan masyarakat setempat. Meskipun berobat kerumah sakit dan dirawat,kehadiran seorang dukun masih di butuhkan. Jika dirawat di pelayanan kesehatan,
seorang dukun akan menemani sampai orang
sakit tersebut dinyatakn sembuh dan boleh pulang.Menurut hasil penelitian Notosiswono dan Supardi ( 2005), dalam pencarian pengobatan pada masyarakat Ciwalen, Kab. Cianjur adalah melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat biaya, dan hemat waktu dan sebagai pertolongan pertama sebelum ke pelayanan kesehatan.Menurut Adam,dkk ( 2008), bahwa masyarakat suku Bajo di Kabupaten Kolaka dalam mengambil tindakan pengobatan ketika sakit pilihan ke dukun dari pada pelayanan kesehatan karena lebih banyak memberikan kesembuhan pada masyarakat suku Bajo di Kolaka.Menurut Husaini (2008), akibat adanya perbedaan persepsi masayarakat tentang sehat sakit, perbedaan antara daerah satu dengan yang lain menyebapkan tindakan pengobatan oleh masyarakat daerah yang satu dengan yang lainnya juga berbeda. Berbagai variasi tindakan pengobatan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya juga dipegaruhi oleh tingkat pendidikan, jasmani dan geografi suatu daerah. DAFTAR PUSTAKA Akil, M. (2008). Luwu Dimensi Sejarah, Budaya dan Kepercayaan, Makassar, Refleksi. Adam, Barlin dkk, (2008). Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Suku Bajo di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara .( online) Volume 1 ( http:// isjd.pdii.lipi.go.id) diakses pada tanggal 10 Maret 2012. Ewles dan Simnet, (1994). Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis,Terjemahan oleh Emilia, Yogyakarta :Gadjah Mada University Press. Hidayat, A. (2006). Konsep Dasar keperawatan,Jakarta : Salemba Medika .Husaini, (2007). Hubungan persepsi sehat sakit terhadap Tindakan pengobatan Masyarakat di kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.( online) ( http:// isjd.pdii. lipi.go.id) di akses pada tanggal 10 Februari 2012 Jegede, (2002). The Yoruba Cultural Construction of Health and Illness, Nordic Journal of African Stusies. Linda T. Maas, (2004). Kesehatan Ibu dan Anak : Persepsi Budaya dan Dam[pak Kesehatannya. ( online) ( http:// www. Pkmsobo.banyuwangikab.go.id) di akses pada tanggal 10 Februari 2012 Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. , Rineka Cipta Jakarta Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ngatimin, (2005). Disability Oriented Approach ( DOA), Yayasan PK – 3: Makassar. Moleong, L J.(2010.)Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung..
Saat Gusni dan Mostofa Kamal Moktar Mostapa, K, (2008). Urbanisasi dan Pembanngunan Komuniti Peribumi Suku Bajo di Teluk Bone, Sulawesi Selatan , Indonesia. ( online) ( http:// isjd.pdii.lipi.id) di akses pada tanggal 5 Januari 2012. Satori Djam’an dan Komariah Aan, (2011). Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta.Metode Soejoeti, (2008). Konsep Sehat Sakit dan Penyakit dalam Kontek Sosial Budaya. ( online)( http;//www. Yuniawan.blog unair.ac.id) diakses pada tanggal 10 Februari 2012. Sudarma Momon, (2009), Sosiologi Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta Sugiono,(2011). Metode penelitian Kombinasi ( Mixed methods), Alpabetha,Bandung. Syahrun,(2008). Pengobatan Tradisional Orang Buton ( Studi tentang Pandangan Masyarakat terhadap Penyakit di Kecamatan Betoambari Kota Bau –Bau Sulawesi Tenggara) (0nline) ( http:// www. Jurnal unhalu.go.id). Uniawati, (2009). Religiusitas Suku Bajo( Online) Volume 15 ( Http:// eprint undip.ac.id)