KONSEP MAUT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Isam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh: ATIKA HENY ARTANTY 12530035
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO
ِ ِ ِاجر ِِف سبِ ِيل ه ِ األر ِ ِ ِِض ُمَرا َغ ًما َكثِ ًريا َو َس َعةً َوَم ْن ََُْر ْْ ِم ْن ََْي ْ اَّلل ََي ْد ِِف َ ْ َوَم ْن يُ َه ِ ِِ ِاجرا إِ ََل ه ورا اَّللِ َوَكا َن ه َجُرهُ َعلَى ه ُ اَّلل َوَر ُسول ِ ُثُه يُ ْد ِرْك ُِ الْ َم ْو ْ ت فَ َق ْد َوقَ َع أ ً ُاَّللُ َغ ً ُم َه ِ يما ً َرح Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. Al-Nisa: 100)
v
Persembahan Teruntuk kedua orangtuaku tercinta yang tak pernah lelah mendoakan dan memotivasi penulis dan Adikku, Ahmad Rifa’i yang terus menyemangati penulis dengan caranya sendiri
Almamaterku tercinta Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Mentri Agama dan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tanggal 22 januari 1988 No: 158 / 1987 dan 0543b/U/1987. I.
Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
أ
Alif
......
Tidak dilambangkan
ب
Bā’
B
Be
ت
Tā’
T
Te
ث
Śā’
ṡ
es titik atas
ج
Jim
J
Je
ح
Hā’
ḥ
ha titik di bawah
خ
Khā’
Kh
Ka dan ha
د
Dal
D
De
ذ
Źal
Ż
zet titik di atas
ر
Rā’
R
Er
ز
Zai
Z
Zet
س
Sīn
S
Es
ش
Syīn
Sy
Es dan ye
ص
Ṣād
ṣ
es titik di bawah
ض
Dād
ḍ
de titik di bawah
ط
Tā’
Ṭ
te titik di bawah
vii
II.
III.
ظ
Zā’
Ẓ
zet titik di bawah
ع
‘Ayn
…‘…
koma terbalik (di atas)
غ
Gayn
G
Ge
ف
Fā’
F
Ef
ق
Qāf
Q
Qi
ك
Kāf
K
Ka
ل
Lām
L
El
م
Mīm
M
Em
ن
Nūn
N
En
و
Waw
W
We
ه
Hā’
H
Ha
ء
Hamzah
…’…
Apostrof
ي
Yā
Y
Ye
Konsonan rangkap karena Tasydīd ditulis rangkap: متعقدين
Ditulis
muta‘aqqidīn
عدّة
Ditulis
‘iddah
Tā’ Marbūtah di akhir kata 1. Bila dimatikan, ditulis h : هبة
Ditulis
hibah
جزية
Ditulis
jizyah
viii
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya). 2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t :
IV.
V.
نعمة هللا
Ditulis
ni’matullāh
زكاة الفطر
Ditulis
Zakāt al-fiṭri
Vocal pendek fatḥah
ditulis
a
contoh
ضرب
ditulis
ḍaraba
kasrah
ditulis
i
contoh
َفَه َِم
ditulis
Fahima
Ḍammah
ditulis
u
contoh
ُكتِب
ditulis
Kutiba
Vokal panjang
1. fatḥah + alif, ditulis ā (garis di atas) جاهلية
Ditulis
jāhiliyyah
2. fatḥah + alif maqșūr, ditulis ā (garis di atas) يسعى
Ditulis
yas‘ā
3. kasrah + ya mati, ditulis ī(garis di atas) مجيد
Ditulis
ix
Majīd
4. ḍammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas) فرود
VI.
Ditulis
Farūd
Vocal rangkap
1. fatḥah + yā mati, ditulis ai بينكم
Ditulis
bainakum
2. fatḥah + wau mati, ditulis au قول
VII.
Ditulis
qaul
Vocal-vokal pendek yang berurutan dengan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof
VIII.
أانتم
Ditulis
A’antum
أعدت
Ditulis
uʻiddat
لئن شكرتم
Ditulis
La’in syakartum
Kata sandang Alif + La̅m
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis alالقران
Ditulis
al-Qur’ān
القياس
Ditulis
al-Qiyās
x
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah
IX.
الشمس
Ditulis
al-Syams
السماء
Ditulis
al-Samā’
Huruf besar Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disesuaikan (EYD(
X.
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis ῑmenurut penulisannya ذوى الفروض
Ditulis
Żawi al-furūḍ
اهل السنة
Ditulis
Ahl al-Sunnah
xi
KATA PENGANTAR
َسم هللا الرمحن الرحيم ِ َ نبينا حممد وعلى ال ِ وأصحا، والصالة والسالم على خامت األنبياء واملرسلني،احلمد هلل رب العاملني والِاَعني هلم إبحسان إَل يوم الدين Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga proses pengerjaan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang telah menyinari kehidupan manusia menuju jalan kebahagiaan yang abadi. Pada dasarnya skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Agama pada prodi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Seperti halnya karya ilmiah yang lain, skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran dari pembaca sangat dinantikan. Di samping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semangat serta kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ini menyampaikan ucapan terimakasih yang setulustulusnya kepada: 1.
Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Bapak Dr. Alim Roswantoro, S.Ag, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
xii
3.
Bapak Dr. Abdul Mustaqim, S.Ag, M.Ag., selaku Ketua Prodi Ilmu al-Qur‘an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta Bapak Afdawaiza, S.Ag, M.Ag., selaku sekretaris prodi yang secara ketat menyeleksi penelitian yang akan dilakukan.
4.
Bapak Ahmad Rafiq, MA, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan merupakan embrio persetujuan lahirnya penulisan ini.
5.
Bapak Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kesabaran, perhatian, dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Ilmu al-Qur‘an dan Tafsir yang memberikan pengajaran dan pembelajaran kepada penulis selama menjadi mahasiswa IAT, serta seluruh karyawan-karyawati di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang telah memfasilitasi dan memperlancar proses pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7.
Kedua orang tua yang sangan penulis cintai dan sayangi, Bapak Sukirman dan Ibu Tutik Wahyuni. Terimakasih atas lantunan do’a, arahan, serta motivasi yang tak henti-hentinya diberikan hingga saat ini. Semoga selalu diberi kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT.
8.
Kepada adikku yang selalu mendoa’kan dan menyemangati penulis dengan caranya sendiri.
9.
Ibu Nyai Hj. Luthfiyah Baidhawi beserta keluarga, selaku pengasuh Pondok Pesantren Ali Maksum Komplek Gedung Putih Krapyak Yogyakarta, yang
xiii
telah bersedia menjadi guru, orang tua, dan selalu membimbing penulis. Semoga selalu sehat dan senantiasa mendapat limpahan rahmat-Nya. 10. Teman-teman Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir khususnya kelas B angkatan 2012 atas dorongan dan semangat yang kalian berikan. Tak lupa juga kepada Khoiriyah, Hikmah, Rika, Mba Erma, Ning Ifa, Tati, yang telah membantu melancarkan proses penulisan skripsi ini. 11. Sahabat seperjuanganku di Gedung Putih, Lailiya Sab’atun, Maula, Alma, Diana, Arbi, Nia, Tika Rodiyah, Meyda, Winda, Ena, Zulfa, Nida, terutama kepada anak kamarku Ani, Nadia, Lala, Dewi, isti. Terima kasih atas canda tawa, suka dan duka kalian yang membuat penulis betah di kota rantau, dan maafkan atas segala kesalahan penulis. 12. Tak lupa juga terimakasih kepada teman-teman kelompok KKN 171 Prahu, Ananto, Yaya, Mba Ela, Fitri, Nay, Bang Nashih, Bang Flo, Mblo Mala, Mblo Amel, atas doa’a dan kegilaan kalian yang selalu membuat penulis terhibur. Semoga kebersamaan kita tak terhenti sampai di sini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan motivasi dalam menyelesaikan studi S1 di Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Semoga bantuan dari semua pihak dibalas Allah dengan pahala yang berlipat gandan. Amin.
xiv
ABSTRAK Penelitian ini berjudul KONSEP MAUT DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik). Al-Qur’an dapat di pahami melalui banyak pendekatan, salah satunya dengan semantik. Dalam semantik dikenal istilah kunci. Istilah kunci al-Qur’an merupakan kata-kata yang memainkan peranan sangat penting untuk menentukan penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia al-Qur’an. Diantara istilahistilah kunci al-Qur’an ialah kata maut. Kata maut sering diartikan dengan hilangnya ruh dari jasad. Dalam al-Qur’an kata maut disebutkan sebanyak 161 kali dalam 53 surat dengan berbagai bentuk derivasinya. Kata ini sudah dikenal sejak zaman jahiliyyah, akan tetapi setiap kata dalam al-Qur’an bisa berubah dan berkembang maknanya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penulis tertarik mengkaji makna kata maut dalam al-Qur’an. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata maut yang tekandung dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik al-Qur’an menurut Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an melalui analisis terhadap istilah kunci al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan relasional kata maut dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kosakata maut dalam periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kematian menurut pengetahuan adalah kematian batang otak, meskipun manusia masih bisa bernapas dengan bantuan respirator jika otak tidak ada lagi berjalan maka dianggap mati. Maut memiliki makna dasar diam. Maut memiliki makna relasional sifat Allah yang Mahamematikan dan menghidupkan ketika bersandingan dengan kata Allah, kesulitan dan perih ketika ruh meninggalkan jasad ketika disandingkan dengan kata sakara. Maut juga berarti malaikat pencabut nyawa ketika disandingkan dengan kata malak. Maut juga bermakna siksa ketika disandingkan dengan kata kafara. Maut memiliki sinonim wafa, ajal, dan halak. Maut juga memiliki antonim yaitu, hayat, baqa, dan khalaq. Dalam pra Qur’anik maut dipahami dengan keadaan sedih yang sangat mendalam dan ketenangan, kemudian dalam periode Qur’anik maut diartikan dengan sesuatu yang mati seperti nuthfah (sperma), atau sesuatu yang mati dan tak ada potensi untuk hidup seperti berhala, atau suatu yang tidak berfungsi sebagimana mestinya. Sedangkan pada periode pasca Qur’anik, maut diartikan tidak jauh berbeda dengan periode Qur’anik akan tetapi pada periode ini kata maut bukan hanya mati atau tidak berfungsi sesuatu dengan semestinya. Mati dalam periode ini berarti semua kembali kepada Allah, khususnya manusia, ketika manusia mati berarti telah selesai segala permasalahannya tetapi manusia akan menuju kehidupan yang baru.
xv
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii HALAMAN NOTA DINAS......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi HALAMAN TRANSLITRASI.................................................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ xii HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. xv HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6 D. Telaah Pustaka ................................................................................... 7 E. Kerangka Teori................................................................................... 10 F. Metode Penelitian............................................................................... 12 G. Sistematika Pembahasan .................................................................... 14 BAB II DESKRIPSI AYAT-AYAT MAUT DALAM AL-QUR’AN ....... 16 A. Ayat-ayat tentang Maut dalam al-Qur’an .......................................... 16
xvi
B. Konteks Historis Ayat-ayat Maut....................................................... 18 C. Klasifikasi Ayat-ayat Makkiyah danMadaniyah ................................ 40 BAB III SEMANTIK KATA MAUT .......................................................... 45 A. Maut dalam Tinjauan Ilmu Pengetahuan ........................................... 45 B. Makna Dasar Kata Maut .................................................................... 46 C. Makna relasional Kata Maut .............................................................. 48 1. Analisa Sintagmatik ..................................................................... 48 2. Analisa Paradigmatik ................................................................... 52 BAB IV MAKNA SINKRONIK DAN DIAKRONIK MAUT ................. 68 A. Periode Pra Qur’anik .......................................................................... 68 B. Periode Qur’anik ................................................................................ 69 C. Periode Pasca Qur’nik ........................................................................ 74 D. Relasi Maut dalam al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan ........................ 77 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 79 A. Kesimpulan ........................................................................................ 79 B. Saran ................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83 LAMPIRAN .................................................................................................. 86 CURRICULUM VITAE .............................................................................. 112
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hidup dan mati silih berganti adalah sunnatullah dalam ciptaan-Nyadan pergantian itu menyangkut individu dalam makhluk hidup, termasuk manusia.1 Kematian adalah sesuatu yang nyata dan hanya Allah yang kekal dan Maha Hidup. 2 Kematian ibarat anak panah lepas dari busurnya, akan terus mengejar sasarannya. Begitu ia mengenai sasaran saat itu juga kematian tiba. Kecapatan anak panah itu melebihi kecepatan makhluk, sehingga betapapun kencangnya makhluk berlari, dan seberapa kokohnya benteng perlindungannya, anak panah itu tetap dan pasti akan menemuinya.3 Kematian dipandang kekuatan dahsyat yang siap merenggut eksistensi manusia kapan dan dimana saja. Kebanyakan manusia takut akan mati. Alasan manusia takut pada kematian adalah manusia tidak tahu apa yang terjadi setelah mati, merasa telah nyaman dengan kenikmatan duniawi dan sulit untuk melepaskan kenikmatan tersebut, terakhir ketakutan yang dirasakan oleh orang sholeh adalah merasa banyak dosa.4
1
M. Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat, (Jakarta: Lentera Hati,2013), hlm.2. Muhammad Syahrur, Rahasia Umur, Rizki dan Amal: Sebuah Kajian Epistimologi Islam, terj. M. Firdaus (Bandung: Naunsa, 2007), hlm.40. 3 M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian Surga yang Dijanjikan Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2008), hlm.13 4 A’id Ibn Abd Allah al-Qarni, Drama Kematian: Persiapan Menyongsong Akhirat terj. Lukman Junaidi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 7-8. 2
1
2
Banyak manusia tidak menyadari persoalan hidup dan mati, seperti ucapan Sayyidina Ali ra yang dikutip oleh Quraish Shihab5: “Banyak yang melihat kematian, tetapi menduganya hanya menimpa selainnya dan lupa bahwa suatu ketika dia pun akan mati. Ketika mengantar jenazah kita menduga kita mengantar musafir yang sebentar lagi akan kembali, tetapi tidak demikian itu halnya.” Kematian sudah merupakan kepastian dan kematian merupakan peristiwa menakutkan, maka orang lebih memilih tidak memikirkannya dan berusaha agar bisa merasakan kebahagiaan setiap saat yang dilaluinya. 6 Istilah kematian juga dikenal dikalangan kedokteran, ilmu yang membahas tentang kematian adalah tanalogi. Dalam ilmu kedokteran dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati somatis, mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak.7 Merujuk pada surah al-Hijr yang redaksinya menjelaskan bahwa maut mengunjungi setiap orang, terasa bahwa maut mempunyai wujud. Sesuatu yang dirasakan pastilah ada wujudnya bahkan yang lebih jelas adalah pada firman Allah:
ِ ْ الَّ ِذي خلَق الْموت و ور ْ اْلَيَا َة ليَ ْب لَُوُك ْم أَيُّ ُك ْم أ ُ َح َس ُن َع َمال َوُه َو الْ َع ِز ُيز الْغَ ُف َ َ َْ َ َ “Dia yang menciptakan maut dan hidup untukmenguji kamu siapa yang lebih baik amalnya” (QS.Al-Mulk 67:2). 8
5
M. Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat, hlm.2. Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimis, (Jakarta: Hikmah, 2010), hlm.140. 7 Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21606/4/Chapter%20II.pdf , diaksespada 26 Agustus 2016 pukul 14.00 8 Semua terjemahan ayat al-Qur’an diambil dari HadisWeb 3.0 Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis. 6
3
Atas dasar ini ulama penganut paham ini mendefinisikan maut dengan lawan hidup.9 Ada juga ulama yang berpendapat bahwa maut tidak memiliki wujud tersendiri. Ayat dan hadits yang menggambarkan wujud maut merupakan redaksi metaforis. Kata mencipta pada ayat sebelumnya, berarti menetapkan, yakni mengetahui sejak semula bahwa maut tidak wujud karena kehendak-Nya memang demikian.
Sedangkan
hadis
yang
disebut
nilainya
tidak
bisa
dipertanggungjawabkan. Ulama yang berpendapat demikian, memahami maut sebagai ketiadaan yakni ketiadaan hidup.10 Meskipun demikian ulama penganut pendapat pertama dan kedua menegaskan bahwa walaupun maut berarti ketiadaan bukan berarti tidak ada lagi eksistensi manusia setelah kematian. Setelah maut masih ada lagi kehidupan baru manusia. Pendapat ini merujuk kepada ayat:
ِ ان ِح ورا ٌ ِ َه ْل أَتَى َعلَى اإلنْ َس ْ ني م َن الد ً َّه ِر ََلْ يَ ُك ْن َشْي ئًا َم ْذ ُك “Bukanlah telah datang kepada manusia satu masa di mana dia pernah tiada?” (QS.al-Insan 76:1) yakni ia berada di mana pun, ia adalah makhluk baru yang pernah mengalami ketiadaan.11 Istilah-istilah kunci al-Qur’an merupakan kata-kata yang memainkan peran yang sangat menentukan dalam penyusunan struktur konseptal dasar pandangan
9
M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian, hlm.18 M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian,hlm.19 11 M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian, hlml.19-20 10
4
dunia alQur’an. Kesema-menaan dalam pemilihannya terhadap istilah-istilah kunci hampir tak terelakkan dan mungkin sangat mempengaruhi paling tidak beberapa aspek dari gambaran keseluruhan.12 Di antara istilah kunci dalam al-Qur’an ialah kata maut. Kata maut terulang 161 kali dalam al-Qur’an dengan berbagai derivasinya.13 Maut atau mati adalah peristiwa berpisahnya roh dari jasad seseorang.14 Maut juga berarti hilangnya kekuatan jasmani, hilangnya akal, dan tidur. Tidur bisa dikatan kematian ringan sedangakan maut atau kematian adalah tidur berat.15 Muqatil ibn Sulaiman menegaskan bahwa setiap kata dalam al-Qur’an, di samping memiliki arti yang definitif, juga memiliki makna alternatif lainnya. Muqatil memaknai kata maut, yang mempunyai maka dasar “mati” dalam konteks pembicaraan ayat, kata tersebut mempunyai empat alternatif, yaitu pertama, tetes yang belum dihidupkan. Kedua, manusia yang salah beriman. Ketiga, tanah gersang yang tandus. Keempat, ruh yang hilang. Muqatil menyatakan bahwa seseorang belum bisa dikatakan menguasai al-Qur’an sebelum ia menyadari dan mengenal pelbagai dimensi yang dimiliki al-Qur’an tersebut.16
12
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an terj. Agus Fahri Husen (dkk), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), hlm.18. 13 Muhammad Fu’ad Abdul Bāqi, Al-Mu’jam al-Mufahras Li alfaẓ al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), hlm. 678-680. 14 Ed. Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution,Ensiklopedi Akidah Islam, (Kencana: Jakarta, 2009), hlm.378. 15 Al-Ragrib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Alfazi al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Kutub al‘Ilmiah, 2008), hlm.497. 16 M. Nur Kholis Setiawan, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: Elsaq,2006), hlm.170.
5
Kata maut menarik untuk dikaji dengan menggunak pendekatan linguistik, yaitu semantik. Kata maut juga memiliki sinonim seperti kata wafa, ajal, yang sama-sama mengandung arti kematian. Sekalipun demikian, sinonim tidaklah bersifat mutlak tetapi bersifat relatif. Ketika al-Qur’an menggunakan sebuah kata, kata tersebut tidak dapat digantikan dengan kata lain yang biasannya dipandang sebagai sinonim kata pertama dalam kamus bahasa Arab.17 Meskipun banyak kata yang memiliki arti sama, tetapi setiap kata dalam al-Qur’an memiliki tendensi makna yang berbeda. Maut atau kematian sendiri dalam al-Qur’an mengandung banyak makna, maut bisa bermakna nikmat seperti dalam QS. Al-Mulk:2 :
ِ ْ الَّ ِذي خلَق الْموت و ور ْ اْلَيَاةَ ليَ ْب لَُوُك ْم أَيُّ ُك ْم أ ُ َح َس ُن َع َمال َوُه َو الْ َع ِز ُيز الْغَ ُف َ َ َْ َ َ “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” Ada pula maut yang mengandung makna musibah, seperti dalam QS. Al-Maidah: 106:
ِ َّ ِ َضر أَح َد ُكم الْموت ِحني الْو ِصيَّ ِة اثْن ِ ِ ان َذ َوا َع ْدل ِمْن ُك ْم أ َْو َ ََي أَيُّ َها الذ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ ين َآمنُوا َش َه َادةُ بَْين ُك ْم إ َذا َح ِ الص ِ صيبةُ الْمو ِ ِ ِ األر الة َّ ت ََْتبِ ُسونَ ُه َما ِم ْن بَ ْع ِد َ آخَر ِان م ْن َغ ِْْيُك ْم إِ ْن أَنْتُ ْم َ َ ض فَأ ْ ضَربْتُ ْم ِِف ْ َ َ َصابَْت ُك ْم ُم ِ ِ ِ ِ َِّ َّلل إِ ِن ارتَب تم ال نَ ْش َِتي بِِه ََثَنا ولَو َكا َن َذا قُرَب وال نَكْتم شهاد َة ِِ ِ ني َ َ َ َ ُُ َ َْ َ اَّلل إِ ََّّن إِ ًذا لَم َن اآلَث َْ ً ْ ُ ْ ْ َّ فَيُ ْقس َمان ِب “Hai orang-orang yang beriman, apabilla salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil diantara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu: “(Demi Allah) kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit Yayan Rahmatikawati dan Dadan Rusmana, Metodologi Tafsir Al-Qur’an: Strukturalisme, Semantik, Semiotik, dan Hermeneutik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm.260 17
6
(untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa”. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat kata maut untuk mengaplikasikan metode semantik al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan analisis semantik Toshihiko Izutsu, seorang orientalis ahli lInguistik yang tertarik pada al-Qur’an. Semantik al-Qur’an berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an melalui analisis semantik terhadap materi di dalam al-Qur’an sendiri, yakni kosakata atau istilah-istilah penting yang banyak digunakan oleh al-Qur’an. Dengan sudut pandang semantik, kata dalam al-Qur’an itu sebenarnya menyimpan rahasia yang rumit sehingga banyak menimbulkan pemaknaan yang berbeda. Menurut Toshihiko Izutsu semantik al-Qur’an bertujuan untuk memunculkan pesan-pesan
yang dinamik dari al-Qur’an dengan penelaahan
analitis dan metodologis terhadap konsep-konsep pokok, yaitu konsep yang tampaknya memainkan peran menentukan dalam pembentukan visi Qur’ani terhadap alam semesta.18 B. Rumusan Masalah 1. Apa makna dasar dan relasional kata maut? 2. Bagaimana perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata maut? 3. Apa relasi konsep maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
18
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an terj. Agus Fahri Husen (dkk), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), hlm.3.
7
Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui makna dasar dan relasional kata maut. b. Mengetahui makna sinkronik dan diakronik kata maut. c. Mengetahui relasi maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. 2. Kegunaan Penelitian a. Menjelaskan makna dasar dan relasional kata maut. b. Menjelaskan makna sinkronik dan diakronik kata maut. c. Menjelaskan relasi konsep maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. d. Menambah khazanah keilmuan khususnya dalam ranah penafsiran dan memberi sumbangan pemikiran pada jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. D. Telaah Pustaka Kajian mengenai maut telah banyak yang membahas sebelumnya. Berikut ini penulis paparkan sebagian buku maupun penelitian yang terkait dengan maut: Skripsi berjudul “Al-Maut dan al-Wafah dalam al-Qur’an: Studi penafsiran al-Baidhawi dalam Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil” karya Herman Felani. 19 Skripsi ini menjelaskan tentang biografi al-Baidhawi, penafsiran alBaidhawi tentang kata al-maut dan al-wafah dalam al-Qur’an, serta menjelaskan kelebihan dan kekurangan Kitab Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil.
Herman Felani, “Al-Maut dan al-Wafah dalam al-Qur’an: Studi penafsiran al-Baidhawi dalam Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2009 19
8
Buku Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap AlQur’an karya Toshihiko Izutsu. 20 Buku ini menjelaskan tentang semantik AlQur’an dan aplikasi metode semantik untuk menjelaskan hubungan vertikal antara manusia dan Tuhannya. Buku Kehidupan setelah kematian: surga yang dijanjikan al-Qur’an karya M. Quraish Shihab. Dalam buku ini dijelaskan perjalanan manusia menuju keabadian, dijelaskan pula arti maut, pengertian hidup dan mati, sakaratul maut, gambaran tentang hari kiamat, hingga gambaran surga dan neraka.21 Buku Perjalanan menuju keabadian kematian, surga, dan ayat-ayat tahlil karya M.Quraish Shihab. Isi dalam buku ini sama dengan buku Quraish Shihab yang berjudul Kehidupan setelah kematian: surga yang dijanjikan al-Qur’an, hanya saja dalam buku ini dilengkapi dengan ayat-ayat tahlil beserta tafsirannya. Buku Psikologi Kematian karya Komaruddin Hidayat. 22 Membahas soal kematian bisa menimbulkan sebuah pemberontakan yang menyimpan kepedihan dalam setiap jiwa manusia, yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa mati akan tiba serta punahlah semua yang dinikmati dalam hidup ini. Buku ini juga membantu pembaca untuk menghadapi kematian dengan tenang dan melupakan kenikmatan duniawi.
20
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an terj. Agus Fahri Husen (dkk), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997).. 21
M. Quraish Shihab, Kehidupan setelah kematian: surga yang dijanjikan al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2008) 22
Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimis, (Jakarta: Hikmah, 2010)
9
Buku Tour Kematian: The Story of Death23 yang ditulisoleh Abbas Rashed dan diterjemahkan oleh Kamran As’ad Irsyadi. Dalam buku ini terdapat banyak penjelasan tentang kematian dan pasca kematian dari perspektif yang berbeda-beda. Mulai dari kematian perspektif manusia primitive, bangsa sumeria, Bangsa Babilonia, Bangsa Mesir Kuno, Agama Yahudi, Agama Kristen, sampai Bangsa Arab Pra-Islam. Pada awal buku ini dijelaskan juga sekilas mengenai psikologi kematian Buku Spiritual kematian: Meraih Hidup Indah dan Husnul Khatimah 24 karya Abdul Mustaqim. Dalam buku ini dijelaskan mengenai filsafat kehidupan, kiat-kiat meraih husnul khatimah beserta faktor penyebabnya. Dalam buku ini juga terdapat kisah-kisah inspiratif yang bisa diambil
hikmahnya agar kita bisa
menjemput kematian dengan hati tenang, dalam buku ini juga dilengakapi dengan doa-doa menuju husnul khatimah yang bisa dipratikkan dalam kehidupan seharihari. Buku Menjemput Maut: Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT 25 karya M.Qurays Shihab. Dalam buku ini dijelaskan tentang tujuan hidup di dunia, kisah tentang wafatnya Nabi dan para khalifah sehingga para pembaca bisa mengambil
Abbas Rashed,Tour Kematian: The Story of Deathterj. Kamran As’adIrsyadi, (Jakarta: Amzah, 2008) 23
24
Abdul Mustaqim, Spiritual Kematian: MeraihHidup Indah danHusnulKhatimah, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011) 25 M.QuraysShihab, MenjemputMaut: BekalPerjalananMenuju Allah SWT, (Jakarta: LenteraHati, 2005)
10
hikmah dari kisah tersebut. Dalam buku ini juga dipaparkan pesan Luqman alHakim yang diabadikan dalam al-Qur’an. Dari hasil kajian pustaka di atas, buku-buku yang membahas tentang maut sudah banyak. Namun sejauh pengamatan penulis, penelitian di atas belum ada yang membahas maut dengan semantik. Oleh karena itu, penulis mengkhususkan kajian semantik untuk memahami kata maut. Dari hal itulah penulis mengajukan judul KONSEP MAUT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK). E. Kerangka teoritik 1. Teori Makna Terdapat banyak teori yang dikembangkan oleh pakar filsafat dan linguistik sekitar konsep makna dalam studi semantik. Para filsuf dan linguis mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antara bahasa (ujaran), pikiran, dan realitas alam.26 Teori makna pada umumnya memiliki relevansi atas tiga macam teori sebagai berikut:27 a. Teori referensial Dalam teori referensial, bahasa berfungsi sebagai wakil realitas yang menyertai proses berpikir manusia secara individual. Makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar. Makna adalah
26
J.D, Parera, Teori Semantik, Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 44-45. Sugeng Sugiyono, Lisan dan Kalam Kajian Semantik al-Qur’an, (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2009), hlm. 19-22. 27
11
hubungan antara reference dengan referent yang dinyatakan lewat simbol bunyi bahasa, baik berupa kata, frasa, maupun kalimat. b. Teori Mentalisme atau Ideasionalisme Pendekatan ini lebih menekankan pada keberadaan bahasa sebagai media dalam mengolah pesan dan penyampaian informasi. Jika pendekatan referensial mengaitkan makna dengan masalah nilai serta proses berpikir manusia dalam memahami bahasa secara benar, maka pendekatan ideasional ini mengaitkan
makna
dengan
kegiatan
menyusun
dan
menyampaikan gagasan lewat bahasa. c. Teori Behavioral Pada teori behavioral, makna dikaitkan dengan fakta pemakaian bahasa dalam konteks sosial-situasional. Behavioral berpandangan bahwa makna paling mendasar dari sebuah ungkapan terletak pada pesan yang dikehendaki oleh pembicara untuk mempengaruhi perilaku pendengar atau pembaca.
2. Teori Medan Makna Pada awal analisis lingiuistik struktural, para linguis sangat dipengaruhi oleh psikologi asosionistik dalam endekatan mereka terhadap makna. Para linguis dengan intuisi mereka menyimpulkan hubungan di antara seperangkat kata. Ferdinand de Saussure memberikan gambaan tentang hubungan asosiatif makna dengan contoh kata enseignement. Ia
12
membedakan ada pertama, kesamaan formal dan semantik, kedua, similaritas semantik. Ketiga, similaritas sufiks-umum biasa. Keempat, similaritas kebetulan. 28 Muridnya Bally, memasukkan konsep medan asosiatif dan menganalisisnya secara mendetail dan rinci. Bally melihat medan asosiatif sebagai satu lingkaran yang mengelilingi satu tanda dan muncul ke dalam lingkaran leksikalnya. 29 Dalam hal ini Toshihiko membagi menjadi sisi negatif dan positif, seperti dalam bukunya Toshihiko mengaplikasikannya pada kata iman,dalam kata iman terdapat kata kunci yang mengelompok di sekitar iman bersifat positif contohnya seperti kata syukur, islam. Sedangkan sisi negatifnya seperti kata kufr, takhdib, isyan.30 F. Metode Penelitian Agar penelitian ini menghasilkan hasil yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan sebuah metode yang sesuai dengan obyek yang dikaji. Dalam hal ini penulis menggunakan metode tematik dengan pendekatan semantik. 1. Jenis penelitian Penulisan
ini
menggunakan
metode
penelitianpustaka
(libraryresearch) yang mengambil datanya dari literatur yang berkaitan dengan tema penelitian, baik berupa sumber primer, yaitu al-Qur’an,
28
J.D, Parera, Teori Semantik, Edisi Kedua, hlm. 137-138. J.D, Parera, Teori Semantik Edisi Kedua, hlm. 138. 30 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an, hlm. 23. 29
13
maupun sumber sekunder berupa kamus, tafsir al-Qur’an, puisi Arab, dan literatur yang berkaitan dengan kajian semantik. Penelitian dengan pendekatan semantik terhadap al-Qur’an tidak saja menunjukkan konsistensi penelitian ini dalam menggunakan metode analisis semantik atas kosakata al-Qur’an, tetapi juga menunjukkan dua penekanan dalam studi, yaitu semantik yang merujuk pada aspek metodologi, dan al-Qur’an sebagai materinya.31 2. Sumber data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber yakni al-Qur’an dan terjemahannya, dan buku-buku tentang semantik dalam hal ini penulis menggunakan buku Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an karya Toshihiko Izutsu. Sumber sekunder yang terdiri dari kitab-kitab pokok Lisan alA’rab, Mu’jam Mufahras Li Alfazi al-Qur’an al-karim, Mufradat Garib al-Qur’an. Kitab tafsir al-Qur’an, puisi Arab, jurnal, artikel, majalah dan internet berkaitan dengan pokok permasalahan dalam peelitian ini dan dianggap penting untuk dikutip dan dijadikan informasi tambahan. 3. Pengolahan data Dalam penelitian ini, data-data yang telah didapatkan dan dikumpulkan akan diolah dan diproses dengan cara-cara berikut: a. Deskripsi
31
Sugeng Sugiyono, Lisan dan Kalam Kajian Semantik al-Qur’an (Yogyakarta: SUKA PRESS, 2009), hlm.31.
14
Yaitu mengumpulkan dan mengelompokkan ayat-ayat tentang kata maut, kemudian menguraikan makna-makna kata maut yang terdapat di dalam al-Qur’an. b. Analisis Melakukan analisis dengan menggunakan teori semantik. Analisis ini meliputi makna kata maut di dalam al-Qur’an, konsepkonsep yang terkait dengan konsep maut, dan pemaknaan maut dari sisi sinkronik diakronik, dan yang terakhir mencari weltanschauung kata maut. G. Sistematika pembahasan Bab pertama, berisi pendahuluan. Bab ini mencakup latar belakang penelitian, masalah-masalah yang akan diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua, memuat tentang deskripsi ayat-ayat tentang maut, berupa ayatayat maut, sebab turunnya ayat, dan makki dan madani. Bab ketiga, membahas tentang semantik makna dasar dan makna relasional kata maut yang terdiri dari tiga sub bab yaitu maut dalam tinjauan ilmu pengetahuan, makna dasar, makna relasional. Adapun makna relaisonal terbagi menjadi dua integrasi antarkonsep (analisis sintagmatik) dan medan semantik (analisis paradigmatik).
15
Bab keempat, membahas tentang makna sinkronik dan diakronik kata maut, yang terdiri dari peride pra Qur’anik, periode Qur’anik, dan pasca Qur’anik, dan relasi maut dalam al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Bab kelima, berisikan kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini memuat kesimpulan dari ayat dan makna kata maut.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1.
Makna dasar dari kata maut adalah diam. Maksudnya adalah sesuatu yang tidak lagi berfungsi sebagaimana fungsinya dinamakan mati. Sedangkan makna relasional kata maut dalam al-Qur’an adalah kesulitan dan perih sebelum ruh lepas dari jasad ketika disandingkan dengan kata sakara, ketika disandingkan dengan kata ẓaiqat bermakna bahwa seluruh makhluk yang berjiwa akan merasakan mati baik itu manusia hewan, bahkan malaikat tertentu. Bermakna malaikat ketika bersandingan dengan kata malak, orang shalih akan didatangi oleh malaikat nikmat sedangan orang yang durhaka akan didatangi oleh malaikat siksa. Ketika bersandingan dengan kata daraka yang memiliki arti susul menyusul, maut bermakna sesuatu yang mempunyai wujud yang selalu dibelakang manusia dan dengan tiba-tiba akan menyusul atau berada di hadapan manusia, dan bermakna sikasa ketika bersandingan dengan kata kafara. Kata maut memiliki persamaan kata (sinonim) dengan ajal, wafa, dan halak. Ketika al-Qur’an menggunakan kata ajal berarti waktu manusia di dunia yang ditentukan oleh Allah telah habis dan akan
79
80
menuju ke alam berikutnya. Ketika menggunakan kata wafa berarti jiwa manusia telah digenggam oleh Allah, maka dari itu dalam al-Qur’an wafa diartikan juga dengan tidur, ketika tidur jiwa manusia akan digenggam oleh Allah ketika terbangun berarti Allah telah mengembalikan jiwa tersebut, akan tetapi jika jiwa tersebut tidak kembali saat itulah manusia akan mati. Wafa lebih merujuk kepada manusia sedangkan maut merujuk kepada setipa makhluk yang ada di dunia. Kata halak memiliki makna maut juga yang berarti mati. Akan tetapi halak lebih menunjukkan kepada kemurkaan Allah atau kerusakan yang sangat besar. Kata maut juga memiliki lawan kata (antonim) yaitu hayat, baqa, dan khalaq. Kata hayat memiliki makna hidup yang berarti kebalikan dari kata mati. Baqa memiliki makna kekal dan suatu yang kekal tidak akan mati. Khalaq memiliki makna menjadikan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada. 2.
Makna sinkronik dan diakronik kata maut Maut pada periode pra Qur’anik dipahami dengan kepedihan yang sangat mendalam dan juga ketenangan. Pada periode Qur’anik kata maut berati sesuatu yang mati atau tidak memiliki aktivitas pergerakan seperti nuthfah, atau sesuatu yang tidak mempunyai potensi untuk hidup seperti berhala, atau suatu yang tidak berfungsi sebagimana mestinya. Sedangkan pada periode pasca Qur’anik, maut diartikan tidak jauh berbeda dengan periode Qur’anik akan tetapi pada periode
81
ini kata maut bukan hanya mati atau tidak berfungsi sesuatu dengan semestinya. Mati dalam periode ini berarti semua kembali kepada Allah, khususnya manusia, ketika manusia mati bukan berarti telah selesai segala permasalahannya tetapi manusia akan menuju kehidupan yang baru. 3.
Maut dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan berbagai istilah, salah satunya adalah mati suri dan mati seluler. Mati suri sendiri sudah dikenal dikalangan orang banyak.mati suri berarti gangguan yang terdapat pada ketiga sistem bersifat sementara. Ketiga sistem tersebut adalah sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem persarafan. Dalam al-Qur’an sendiri dijelaskan pada surat al-Zumar ayat 42 bahwa kematian adalah sepenuhnya hak Allah, ketika tidur ruh manusia digenggam oleh Allah, oleh karena itu tidur juga dinamai mati kecil. Ketika Allah mengembalikan ruhnya kembali maka manusia tersebut akan kembali hidup.
B. Saran Setelah penulisan menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa sebuah penelitian pasti tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, penelitian ini tidak dapat dikatakan telah selesai, tapi masih bisa dikaji ulang secara mendalam lagi, mengingat masih ada yang perlu dikaji lebih mendalam lagi dalam penelitian ini: Pertama, pengkajian mengenai makna dasar dan relasional dalam kata maut serta pengkajian mendetail mengenai konsep maut dalam periode
82
pra Qur’anik dan Qur’anik, bahkan pasca Qur’anik sangatlah tidak mendetail, mengingat literatur dan pamahaman penulis mengenai bahasa sangatlah kurang. Kedua, pengkajian konsep maut bisa dikaji melalui metode yang lain seperti semiotik, hermeneutika, dan lain-lain. Namun bisa juga pengkajian terhadap konsep lain dengan pendekatan semantik mengingat bahwa suatu pengkajian terhadap kosakata dalam al-Qur’an dengan pendekatan semantik amat membantu dalam memahami kosakata dalam al-Qur’an yang erat akan budaya, pesan moral, dan pradaban.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2013. Al-Anṣori, Ibn Manẓur. Jamāl al-Dīn Muhammad bin Mukarram. Lisan al-Arab. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 2009. Al-Asfahani, Al-Ragrib. Mu’jam Mufradat Alfazi al-Qur’an. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 2008. Bāqi, Muhammad Fu’ad Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras Li alfaẓ al-Qur’an alKarim. Beirut: Dar al-Fikr, 1981. Bertens, K. Etika Biomedis. Yogyakarta: Kanisius, 2011. Dzamaghani, Hasan bin Muhammad. al-Wujuh wa al-Naḍair fi al-Qur’ān al‘Aḍim. Beirut: Dar al-Ulum Lilmulain, 1085. Ed. Jane Dammen McAuliffe. Encyclopaedia Of The Qur’an. Leiden: Koninklijke Brill, 2001. Ed. Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution. Ensiklopedi Akidah Islam. Kencana: Jakarta, 2009. Al-Ghazali, Abu Hamid, Metafisika Alam Akhirat terj. Wasmukan dan Muhammad Luqman Hakiem. Surabaya: Risalah Gusti, 1997. Hakim, Manshur Abdul, Kiamat Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi. Jakarta: Gema Insani, 2006. Hidayat, Komaruddin. Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimis. Jakarta: Hikmah, 2010. HadisWeb 3.0 Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis. Ibrahim, Ahmad Syauqi. Keajaiban Tidur: Menjelajahi Misteri Alam Kematian Kecil. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007. Izutsu, Toshihiko,Relasi Tuhan dan Manusia: pendekatan Semantik terhadap alQur’an terj. Agus Fahri Husen (dkk). Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997. al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. Roh terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013. Khazim, Musa. Kehidupan setelah mati. Jakarta: Mizan, 2013.
83
84
al-Mahalliy, Jalaluddin, dan Jalaluddin al-Suyuthi. Tafsir Jalalain terj. Mahyudin Syaf. Bandung: Sinar Baru, 1990. Mahali, A. Mujab. Asbabun nuzul: Studi pendekatan Al-Qur’an. Jakarta: Rajawali press, 1989. al-Maraghiy, Ahmad Mushthafa. Tafsir Al-Maraghiy terj. K. Anshori Umar Sitanggal (dkk). Semarang: Toha Putra, 1988. Al-Mishrī, Abῑ al-Fadl Jamāl al-Dīn Muhammad bin Mukarram bin Manẓūr. Lisan al-Arab. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 2009. Munawwir, Ahmad Warsun. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Prograsif, 1997. Mukhtar, Naqiyah, Ulumul Qur’an. Purwokerto: STAIN Press, 2013. Mustaqim, Abdul, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an. Yogyakarta: Adab Press, 2012. Mustaqim, Abdul. Spiritual kematian: Meraih Hidup Indah dan Husnul Khatima.,Yogyakarta: Kaukaba, 2011. Musyhadi,Ahmad Subki. Nail al-Muna. Pekalongan: Al-Masyhad, tt. Parera, J.D. Teori Semantik, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2004. al-Qarni, A’id Ibn Abd Allah. Drama Kematian: Persiapan Menyongsong Akhirat terj. Lukman Junaidi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003. Rakhmat, Jalaluddin. Memaknai Kematian. Depok: Pustaka Iman, 2006. Rahman, Nailur, “Konsep Salam Dalam al-Qur’an Dengan Pendekatan Toshihiko Izutsu”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 2014. Rahmatikawati, Yayan, dan Dadan Rusmana. Metodologi Tafsir Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Rashed, Abbas. Tour Kematian terj. Kamran As’ad Irsyadi, Jakarta: Amzah, 2008. Setiawan, M. Nur Kholis, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: Elsaq,2006. Shihab, M. Quraish, Kehidupan Setelah kematian Surga yang Dijanjikan AlQur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2008. Shihab , M. Quraish, Kematian adalah Nikmat. Jakarta: Lentera Hati, 2013.
85
Sugiyono, Sugeng, Lisan dan Kalam Kajian Semantik al-Qur’an. Yogyakarta: SUKA PRESS, 2009. Suna, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013. al-Suyuthi, Jalaluddin, Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul terj. M. Abdul Mujieb. Surabaya: Dārul Ihya, 1986. Syahrur, Muhammad, Rahasia Umur, Rizki dan Amal: Sebuah Kajian Epistimologi Islam, terj. M. Firdaus. Bandung: Naunsa, 2007. Thalib, M, Mati dalam Tinjauan Ilmu dan Islam: terlepasnya ruh dari jasad. Yogyakarta: Pustaka Abd Muis, 1981. Usman, Ulumul Qur’an.Yogyakarta:Teras, 2009. Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21606/4/Chapter%20II.pdf , diakses pada 26 Agustus 2016 pukul 14.00
LAMPIRAN AYAT-AYAT MAUT
1. Al-Baqarah
ِ الصو ِ ِِ ِ ِ السم ِاء فِ ِيه ظُلُمات ور ْع ٌد وب ر ٌق ََيعلُو َن أ ِ ٍ ِ أَو َك اع ِق َح َذ َر َ َ ْ َْ َ َ َ ٌ َ َ ْ َ َّ صيِّب م َن َ َّ َصاب َع ُه ْم ِف آذَاِن ْم م َن ِ ِ ِ ِ ٌ اَّلل ُُمي ين َُّ الْ َم ْوت َو َ ط ِبلْ َكاف ِر atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah: 19)
ِ َحيَا ُك ْم ُُثَّ ُُيِيتُ ُك ْم ُُثَّ ُُْييِي ُك ْم ُُثَّ إِلَْي ِه تُ ْر َجعُو َن َ َكْي ْ ف تَ ْك ُف ُرو َن ِِب ََّّلل َوُكْن تُ ْم أ َْم َو ااًت فَأ Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al-Baqarah: 28)
ُُثَّ بَ َعثْ نَا ُك ْم ِم ْن بَ ْع ِد َم ْوتِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (Al-Baqarah: 56)
ِ ِ اض ِربوه بِب ع آَيتِِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُو َن َّ ك ُُْييِي َ ض َها َك َذل ْ َ ُ ُ ْ فَ ُق ْلنَا َ اَّللُ الْ َم ْوتَى َويُِري ُك ْم Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayit itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. (AlBaqarah: 73)
ِ ِ َّاس فَتمنَّوا الْموت إِ ْن ُكْن تم ِ ِ ِ ِ ِاَّللِ خال ن ْ َقُ ْل إِ ْن َكان َ صادق َ ْ َ ُ َ َ ِ صةا م ْن ُدون الن َ ُْ َ َ َّ َّار اآلخَرةُ عْن َد ُ ت لَ ُك ُم الد Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar. (Al-Baqarah: 94)
ِِّ اَّلل اصطََفى لَ ُكم ِ ِ صى ِِبا إِب ر ِاه ين فَال تَُوتُ َّن إَِو َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن َّ َِوب ََي ب ْ ََّ ِن إِ َّن ُ يم بَنيه َويَ ْع ُق َ الد ُ ُ َ ْ َ َّ َوَو Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Al-Baqarah: 132) 86
87
ِ ِ َ َأَم ُكْن تم شهداء إِ ْذ حضر ي ع ُقوب الْموت إِ ْذ ق ك َوإِلَ َه َ َال لبَنِ ِيه َما تَ ْعبُ ُدو َن ِم ْن بَ ْعدي قَالُوا نَ ْعبُ ُد إِ َل ُ ْ َ َ ْ َ ََ َ َ َ َ ُ ْ ُ ْ ِ ِ ِ ِ َ ِآِبئ ِ اق إِ َلا و ِ اع اح ادا َوََْن ُن لَهُ ُم ْسلِ ُمو َن َ َ يل َوإ ْس َح َ ا َ َك إبْ َراه َيم َوإ ْْس Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (Al-Baqarah: 133)
َِّ وَو تَ ُقولُوا لِمن ي ْقتل ِِف سبِ ِيل َحيَاءٌ َولَ ِك ْن َو تَ ْشعُ ُرو َن ٌ اَّلل أ َْم َو ْ ات بَ ْل أ َ َُُ َْ َ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al-Baqarah: 154)
ِ َّ ِ ِ ْ َّاس أ ِ اَّللِ َوالْ َمالئِ َك ِة َوالن ن َّ ُك َعلَْي ِه ْم لَ ْعنَة َ َِّار أُولَئ َ َْجَع ٌ ين َك َف ُروا َوَماتُوا َوُه ْم ُكف َ إ َّن الذ Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. (Al-Baqarah: 161)
ِ ِض واخت ِ َّ إِ َّن ِِف خ ْل ِق ِِ ِ ِ َّ ِ ِ َ الف اللَّْي ِل والن َّاس ْ َ ِ األر َ ْ الس َم َاوات َو َ َ َّهار َوالْ ُف ْلك ال ِِت ََْتري ِف الْبَ ْحر ِبَا يَْن َف ُع الن ٍ ِ ِ َّ السم ِاء ِمن م ٍاء فَأَحيا بِِه األرض ب ع َد موِِتَا وب ِ َّ وما أَنْزَل ِ ص ِر ِ ِ يف الِِّرََي ْ َث ف َيها م ْن ُك ِِّل َدابَّة َوت َ ََ ََ َْ َْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َّ اَّللُ م َن ِ َّ اب الْمس َّخ ِر ب ن ٍ ض آلَي ت لَِق ْوٍم يَ ْع ِقلُو َن َّ َو َ ْ َ َ ُ ِ الس َح ْ الس َماء َو َ ِ األر Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Al-Baqarah: 164)
ٍ َِّ اْلِْن ِزي ِر وما أ ُِه َّل بِِه لِغ ِْي ْ اَّلل فَ َم ِن َْ َاضطَُّر َغْي َر َِب ٍغ َوَو َعاد فَال إِ ُْث َ إََِّّنَا َحَّرَم َعلَْي ُك ُم الْ َمْي تَةَ َوالد َ َ ْ َّم َو ََلْ َم ِ اَّلل َغ ُف ِِ يم ٌ ََّ َعلَْيه إ َّن ٌ ور َرح Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 173)
88
ِ ُكتِب علَي ُكم إِذَا حضر أَح َد ُكم الْموت إِ ْن تَرَك خي را الْو ِصيَّةُ لِْلوالِ َدي ِن واألقْ ربِن ِِبلْمعر وف َحقاا َعلَى َ َ َ ْ ْ َ ََ َ ُ َ ْ ُ َ َ ْ ا ُْ َ َ َ َ ْ َ ِ ن َ الْ ُمتَّق Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah: 180)
ِ ِ ٌ َاَلرِام قِتَ ٍال فِ ِيه قُل قِت ِ ْ ك َع ِن الش اَلََرِام ْ اَّللِ َوُك ْفٌر بِِه َوالْ َم ْس ِِ ِد َّ ص ٌّد َع ْن َسبِ ِيل َ َيَ ْسأَلُون َ ال فيه َكبِ ٌْي َو ْ ََْ َّهر َِّ وإِخراج أَهلِ ِه ِمْنه أَ ْكب ر ِعْن َد اَّلل َوالْ ِفْت نَةُ أَ ْكبَ ُر ِم َن الْ َقْت ِل َوَو يََزالُو َن يُ َقاتِلُونَ ُك ْم َح ََّت يَ ُرُدوُك ْم َع ْن ِدينِ ُك ْم َُ ُ ْ ُ َ ْ َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ت أ َْع َما ُلُْم ِِف ال ُدنْيَا َواآلخَرِة َ ت َوُه َو َكافٌر فَأُولَئ ْ َك َحبِط ْ استَطَاعُوا َوَم ْن يَ ْرتَد ْد مْن ُك ْم َع ْن دينه فَيَ ُم ْ إِن اب النَّا ِر ُه ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن َ َِوأُولَئ ْ كأ ُ َص َح Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 217)
ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ وف ح َذر الْمو َ ت فَ َق َّ اه ْم إِ َّن َّ ال َلُُم ُ ََحي ْ اَّللُ ُموتُوا ُُثَّ أ ْ َ َ َ ٌ ُين َخَر ُجوا م ْن د ََي ِره ْم َوُه ْم أُل َاَّلل َ أَََلْ تَ َر إ ََل الذ ِ َّاس َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن ِ ض ٍل َعلَى الن َّاس َو يَ ْش ُك ُرو َن ْ َلَ ُذو ف Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (Al-Baqarah: 243)
ِ َّ أَََل تَر إِ ََل الَّ ِذي ح ِ ِال إِب ر ِاهيم ر ِ ِ َ اَّلل الْم ْل ال أ َََن َ َيت ق َ اج إِبْ َراه َيم ِِف َربِِِّه أَ ْن ُ ِب الَّذي ُُْييِي َوُُي َ ُ َُّ ُآًته َ ْ َِّ َ ُ َ ْ َ َك إ ْذ ق ِ ِ ِ ِ ِ ِ اَّلل َيِِْت ِِبلشَّم ِ ِ ال إِبْر ِاه ت الَّ ِذي َك َفَر َ س م َن الْ َم ْش ِرق فَأْت ِبَا م َن الْ َم ْغ ِر ِب فَبُ ِه ُ ُحيِي َوأُم ْأ ْ َ ََّ يم فَإ َّن ُ َ َ َيت ق ِ ِِ ن َّ َو َ اَّللُ َو يَ ْهدي الْ َق ْوَم الظَّالم Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan".
89
Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. (Al-Baqarah: 258)
ِ أَو َكالَّ ِذي مَّر علَى قَري ٍة وِهي خا ِويةٌ علَى عر َّ ال أ َ َوش َها ق َّ ُاَّللُ بَ ْع َد َم ْوِِتَا فَأََماتَه َّ ََّن ُُْييِي َه ِذ ِه َاَّللُ ِمائَة ْ ُُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ك َ َض يَ ْوٍم ق َ َت ق َ ََع ٍام ُُثَّ بَ َعثَهُ ق َ ت ِمائَ َة َع ٍام فَانْظُْر إِ ََل طَ َع ِام َ ْال بَ ْل لَبِث ُ ْال لَبِث َ ْال َك ْم لَبِث َ ت يَ ْواما أ َْو بَ ْع ِ ِ ِ ِ ِ ك آيَاة لِلن وها َ َِو َشَراب َ َك ََلْ يَتَ َسن َّْه َوانْظُْر إِ ََل ِحَا ِرَك َولنَ ِْ َعل َ َّاس َوانْظُْر إِ ََل الْعظَ ِام َكْي َ ْس ُ ف نُْنش ُزَها ُُثَّ نَك َّ ال أ َْعلَ ُم أ اَّللَ َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير َ َن لَهُ ق َّ َن َ َّ َََلْ اما فَلَ َّما تَب Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Al-Baqarah: 259)
ِ ِ َ َوإِ ْذ ق ال فَ ُخ ْذ َ َال بَلَى َولَ ِك ْن لِيَطْ َمئِ َّن قَ ْلِِب ق َ َال أ ََوََلْ تُ ْؤِم ْن ق َ َف ُُْت ِي الْ َم ْوتَى ق َ ب أَِرِِن َكْي ِِّ يم َر َ ُ ال إبْ َراه ِ َّ ك َس ْعياا َو ْاعلَ ْم أ َن َ ص ْرُه َّن إِلَْي َ َاج َع ْل َعلَى ُك ِِّل َجبَ ٍل ِمْن ُه َّن ُج ْزءاا ُُثَّ ْادعُ ُه َّن ََيْتِين ْ َّك ُُث ُ َأ َْربَ َع اة م َن الطَِّْْي ف ِ يم َّ ٌ اَّللَ َع ِز ٌيز َحك Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah: 260) 2. Ali Imran
ِ ِ ِ ْ تُولِج اللَّيل ِِف النَّها ِر وتُولِج النَّهار ِِف اللَّي ِل وُُتْرِج اَلَ ِِّي َوتَ ْرُز ُق َم ْن ْ ت ِم َن َ ِِِّج الْ َمي ُ اَلَ َّي م َن الْ َميِّت َوُُتْر ُ َ ْ ََ ُ َ َ َْ ُ ٍ تَ َشاء بِغَ ِْْي ِحس اب ُ َ
90
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (Ali Imran: 27)
ِ ِ ِّالط ِ ورسوَو إِ ََل ب ِِن إِسرائِيل أَِِن قَ ْد ِجْئ تُ ُكم ِِبي ٍة ِمن ربِ ُكم أَِِن أَخلُق لَ ُكم ِمن ِّ َ َ ْ َ ُ ن َك َهْي ئَة الطَِّْْي فَأَنْ ُف ُ ََ َ ْ ُ ْ ِّ ْ َِّ ْ َ ْ ِ ِ اَّلل َوأُنَبِِّئُ ُك ْم ِِبَا ََْ ُكلُو َن َوَما َّ ُحيِي الْ َم ْوتَى ِبِِ ْذ ِن َّ فِ ِيه فَيَ ُكو ُن طَْي ارا ِبِِ ْذ ِن ُ اَّلل َوأُبْ ِر ْ ص َوأ َ ئ األ ْك َم َه َواألبْ َر ِ ِِ ِ تَد ن َ َّخ ُرو َن ِِف بُيُوتِ ُك ْم إِ َّن ِِف َذل َ ك آليَةا لَ ُك ْم إِ ْن ُكْن تُ ْم ُم ْؤمن Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (Ali Imran: 49)
ِ ِ ِ إِ َّن الَّ ِذين َك َفروا وماتُوا وهم ُكفَّار فَلَن ي ْقبل ِمن أ ِ األر ك َلُْم َ ِض ذَ َهباا َولَ ِو افْ تَ َد بِِه أُولَئ ْ َُحده ْم م ْلء َ ْ َ َ ُ ْ ٌ ْ ُ َ ََ ُ َ ِ ع َذ ِ ِ ين ٌ َ ٌ اب أَل َ يم َوَما َلُْم م ْن ََنص ِر Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.(Ali Imran: 91)
ِ ها أَنْتم أ ِ َُوَوء ُُِتبُونَهم وَو ُُِيبُونَ ُكم وتُ ْؤِمنُو َن ِِبلْ ِكت ضوا ُ اب ُكلِِّ ِه َوإِذَا لَ ُقوُك ْم قَالُوا َآمنَّا َوإِذَا َخلَ ْوا َع ُْ َ َْ َ ُْ ِ اَّلل علِيم بِ َذ ِ ِ ِ َ علَي ُكم ِ ِ ِ ص ُدوِر ُ ات ال ٌ َ ََّ األَنم َل م َن الْغَْيظ قُ ْل ُموتُوا بغَْيظ ُك ْم إ َّن ُ َْ Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Ali imran: 119)
ت ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن تَ ْل َق ْوهُ فَ َق ْد َرأَيْتُ ُموهُ َوأَنْتُ ْم تَْنظُُرو َن َ َولََق ْد ُكْن تُ ْم تََن َّْو َن الْ َم ْو Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya. (Ali Imran: 143)
91
ِ ِ ِ ِ ِ َول قَ ْد خل ِ ب ْ َ ٌ َوَما ُُمَ َّم ٌد إَِو َر ُس َ ت م ْن قَ ْبله الُر ُس ُل أَفَِإ ْن َم ْ ات أَْو قُت َل انْ َقلَْب تُ ْم َعلَى أ َْع َقاب ُك ْم َوَم ْن يَْن َقل ِ ِ ِ ين َّ ضَّر َّ اَّللَ َشْي ئاا َو َسيَ ِْ ِزي ُ ََعلَى َعقبَ ْيه فَلَ ْن ي َ اَّللُ الشَّاك ِر Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali imran: 144)
ِ ِِ ِ َِّ س أَ ْن تَُوت إَِو ِبِِ ْذ ِن ٍ َوَما َكا َن لِنَ ْف اب َ َ اب الدُنْيَا نُ ْؤته مْن َها َوَم ْن يُِرْد ثَ َو َ اَّلل كتَ ااِب ُم َؤ َّجال َوَم ْن يُِرْد ثَ َو ِ ِ ِِ ِ ِ ين َ اآلخَرة نُ ْؤته مْن َها َو َسنَ ِْ ِزي الشَّاك ِر Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali Imran: 145)
ِِ ِ َّ ِ َّ ِ األر ض أ َْو َكانُوا غُاز لَ ْو َ إلخ َواِن ْم إِ َذا ْ ين َك َف ُروا َوقَالُوا ْ ضَربُوا ِِف َ ين َآمنُوا َو تَ ُكونُوا َكالذ َ ََي أَيُ َها الذ ِ َّ َكانُوا ِعْندَن ما ماتُوا وما قُتِلُوا لِيِعل ِ اَّللُ ِِبَا تَ ْع َملُو َن َّ يت َو َّ ك َح ْسَراة ِِف قُلُوِبِِ ْم َو َ اَّللُ َذل ُ اَّللُ ُُْييِي َوُُي ََ َ َ َ َ َ َْ َ ِب ص ٌْي َ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orangorang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (Ali Imran: 156)
َِّ اَّللِ أَو متُم لَم ْغ ِفرةٌ ِمن ِ ِ ِ ِ اَّلل َوَر ِْحَةٌ َخْي ٌر َِِّا ََْي َمعُو َن َ َ َ ْ ُ ْ َّ َولَئ ْن قُت ْلتُ ْم ِف َسب ِيل Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. (Ali Imran: 157)
َِّ إلَل اَّلل ُُْت َش ُرو َن َ َولَئِ ْن ُمت ُْم أ َْو قُتِْلتُ ْم Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan. (Ali Imran: 158)
ِ ِ الَّ ِذين قَالُوا إلخواِنِِم وقَعدوا لَو أَطَاعوَن ما قُتِلُوا قُل فَادرءوا عن أَنْ ُف ِس ُكم الْموت إِ ْن ُكْن تم ن َ صادق َ َْ ُ َ ُْ ْ َ َُْ ْ َ َ ُ ْ َُ َ ْ َْ َ
92
Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar." (Ali Imran: 168)
َِّ َب الَّ ِذين قُتِلُوا ِِف سبِ ِيل َحيَاءٌ ِعْن َد َرِِِّبِ ْم يُْرَزقُو َن ْ اَّلل أ َْم َو ااًت بَ ْل أ َ َ َّ َ َوَو َُْت َس Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Ali Imran: 169)
ِ ٍ ُك ُل نَ ْف ِ ِ اْلَنَّةَ فَ َق ْد فَ َاز ْ ورُك ْم يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة فَ َم ْن ُز ْح ِز َ ِ َع ِن النَّا ِر َوأ ُْد ِخ َل ُ س َذائ َقةُ الْ َم ْوت َوإََّّنَا تُ َوفَّ ْو َن أ َ ُج اَلَيَاةُ الدُنْيَا إَِو َمتَاعُ الْغُُروِر ْ َوَما Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imran: 185) 3. Al-Nisa
ِ ِ ِ ِ ِ ِ و استَ ْش ِه ُدوا َعلَْي ِه َّن أ َْربَ َع اة ِمْن ُك ْم فَِإ ْن َش ِه ُدوا فَأ َْم ِس ُكوُه َّن ِِف َ الالِت ََيْت ْ َن الْ َفاح َش َة م ْن ن َسائ ُك ْم ف َ ِ اَّللُ َلُ َّن َسبِيال َّ ت أ َْو ََْي َع َل ُ اه َّن الْ َم ْو ُ َّالْبُيُوت َح ََّت يَتَ َوف Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya. (Al-Nisa: 15)
ِ َّ ِ َّ ت التَّوبةُ لِلَّ ِذين ي عملُو َن ِ ولَيس ين َ َت ق َ السيِِّئَات َح ََّت إِذَا َح ُ َح َد ُه ُم الْ َم ْو ُ ال إِِِِّن تُْب َ ضَر أ َْ َ َْ َ َ ت اآل َن َوَو الذ ََْ ِ يما َ َِّار أُولَئ ٌ َُيُوتُو َن َوُه ْم ُكف ك أ َْعتَ ْد ََن َلُْم َع َذ ااِب أَل ا Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Al-Nisa: 18)
َِّ صب هم حسنةٌ ي ُقولُوا ه ِذ ِه ِمن ِعْن ِد ِ ِ ٍ اَّلل ٍ ت َولَ ْو ُكْن تُ ْم ِِف بُُر ُ أَيْنَ َما تَ ُكونُوا يُ ْد ِرُك ُك ُم الْ َم ْو ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُوج ُم َشيَّ َدة َوإ ْن ت ِ اَّللِ فَم ِال هؤ ِِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ َوء الْ َق ْوِم َو يَ َكا ُدو َن يَ ْف َق ُهو َن ُ َ َ َّ َوإِ ْن تُصْب ُه ْم َسيِِّئَةٌ يَ ُقولُوا َهذه م ْن عْند َك قُ ْل ُك ٌّل م ْن عْند َح ِديثاا
93
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (AlNisa: 78)
ِ ض مرا َغما َكثِْيا وسعةا ومن ََْرج ِمن ب يتِ ِه مه ِ ِاَّلل ِ َِّ اجر ِِف سبِ ِيل َّ اجارا إِ ََل َ ُ َْ ْ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ اَّلل ََي ْد ِِف األ ْر ِ ُ َ ا ا َ ْ َوَم ْن يُ َه َِّ ورسولِِه ُُثَّ ي ْد ِرْكه الْموت فَ َق ْد وقَع أَجره علَى ِ اَّلل َغ ُف يما َ ُُ ْ َ َ ُ َْ ُ ُ ُ ََ ورا َرح ا اَّلل َوَكا َن َُّ ا Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Nisa: 100)
ِ ِ َوإِ ْن ِمن أ َْه ِل الْ ِكت يدا اب إَِو لَيُ ْؤِمنَ َّن بِِه قَ ْب َل َم ْوتِِه َويَ ْوَم الْقيَ َام ِة يَ ُكو ُن َعلَْي ِه ْم َش ِه ا ْ َ Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (Al-Nisa: 159) 4. Al-Maidah
ْ َّم َو ََلْ ُم َّ اْلِْن ِزي ِر َوَما أ ُِه َّل لِغَ ِْْي ُاَّللِ بِِه َوالْ ُمْن َخنِ َقةُ َوالْ َم ْوقُوذَةُ َوالْ ُمتَ َرِِّديَة ْ ُحِِّرَم ُ ت َعلَْي ُك ُم الْ َمْي تَةُ َوالد ِ ِ ألز ِ ِ ُص َوم ذَلِ ُك ْم فِ ْس ٌق َّ يحةُ َوَما أَ َك َل ْ ب َوأَ ْن تَ ْستَ ْق ِس ُموا ِِب ُ السبُ ُع إَِو َما ذَ َّكْي تُ ْم َوَما ذُب َح َعلَى الن َ َوالنَّط ِ ِ الْي وم يئِس الَّ ِذين َك َفروا ِمن ِدينِ ُكم فَال َُتْ َشوهم و ت َعلَْي ُك ْم ْ َ ُْْ ُ ت لَ ُك ْم دينَ ُك ْم َوأ َْتَ ْم ُ اخ َش ْون الْيَ ْوَم أَ ْك َم ْل ْ ُ َ َ َ ََْ ْ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ٍ اضطَُّر ِِف َمَْمصة َغْي ر متَِان ٍْ ف يم َّ إلُث فَِإ َّن ْ الم ديناا فَ َم ِن ُ ن ْع َم ِِت َوَرض ْ يت لَ ُك ُم َ اإلس ٌ اَّللَ َغ ُف َ ُ َ َ َ ٌ ور َرح Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Al-Maidah: 3)
94
ِ َّ ِ َضر أَح َد ُكم الْموت ِحن الْو ِصيَّ ِة اثْن ِ ِ ان ذَ َوا َع ْد ٍل ِمْن ُك ْم أ َْو َ ََي أَيُ َها الذ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ ين َآمنُوا َش َه َادةُ بَْين ُك ْم إذَا َح ِ الص ِ صيبةُ الْمو ِ ِ ِ األر الة َّ ت َُْتبِ ُسونَ ُه َما ِم ْن بَ ْع ِد َ آخَر ِان م ْن َغ ِْْيُك ْم إِ ْن أَنْتُ ْم َ َ ض فَأ ْ ضَربْتُ ْم ِِف ْ َ َ َصابَْت ُك ْم ُم ِ َِّ َّلل إِ ِن ارتَب تم َو نَ ْش َِتي بِِه ََثَنا ولَو َكا َن ذَا قُرَب وَو نَكْتم شهاد َة ِ ِ ِ ِ ِ ِ ن َ َ َ َ ُُ َ َْ َ اَّلل إِ ََّن إِذاا لَم َن اآلَث َْ ا ْ ُ ْ ْ َّ فَيُ ْقس َمان ِب Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orangorang yang berdosa". (Al-Maidah: 106)
ِ ِ ِ َّ ال َّاس ِ ك بُِر َ َإِ ْذ ق َ ُك إِ ْذ أَيَّ ْدت َ ِك َو َعلى َوال َدت َ يسى ابْ َن َم ْرََيَ اذْ ُك ْر نِ ْع َم ِِت َعلَْي َ و ِ الْ ُق ُد ِس تُ َكلِّ ُم الن َ اَّللُ ََي ع ِ ِ اإلْنيل وإِ ْذ َُتْلُق ِمن ِ ِْ ك الْ ِكتَاب و ِ ِّالط ن َك َهْي ئَ ِة الطَِّْْي َ ُِِف الْ َم ْهد َوَك ْهال َوإِ ْذ َعلَّ ْمت َ َ ْ ْمةَ َوالت َّْوَرا َة َو َ اَلك َ َ َ ُ ِ ِ ِ ِِ ئ األ ْكم َه واألبْر ِِ ِِ ِج الْ َم ْوتَى ِبِِ ْذِِن َوإِ ْذ َ َ َ َ ُ ِب ْذِِن فَتَ ْن ُف ُ ف َيها فَتَ ُكو ُن طَْي ارا ِب ْذِِن َوتُ ِْْب ُ ص ِب ْذِن َوإ ْذ ُُتْر ِ َّ َ ات فَ َق ِ ََك َف ْفت ب ِِن إِسرائِيل عْنك إِ ْذ ِجْئ ت هم ِِبلْبيِن ِ ِ ن َ َ َ َْ َ ُ ٌ ِين َك َف ُروا مْن ُه ْم إِ ْن َه َذا إَِو س ْحٌر ُمب َِّ ْ ُ َ َ ال الذ (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." (Al-Maidah: 110) 5. Al-An’am
ِ َّ ِِ إََِّّنَا يست اَّللُ ُُثَّ إِلَْي ِه يُْر َج ُعو َن َّ ين يَ ْس َمعُو َن َوالْ َم ْوتَى يَْب َعثُ ُه ُم َ يب الذ ُ َْ َ Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNya-lah mereka dikembalikan. (Al-An’am: 36)
95
ِ ِ ِِ ِ ِ ت تَ َوفَّْتهُ ُر ُسلُنَا َوُه ْم َو ُ َح َد ُك ُم الْ َم ْو َ َوُه َو الْ َقاه ُر فَ ْو َق عبَاده َويُْرس ُل َعلَْي ُك ْم َح َفظَ اة َح ََّت إذَا َجاءَ أ يُ َفِِّرطُو َن Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikatmalaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (Al-An’am: 61)
ِ ال أ ال َسأُنْ ِزُل ِمثْ َل َما َ َو ِ إِلَْي ِه َش ْيءٌ َوَم ْن ق َ َاَّللِ َك ِذ اِب أ َْو ق َّ َوَم ْن أَظْلَ ُم َِِّ ِن افْ تَ َر َعلَى ََّ ُِوح َي إ َ َُل َوََلْ ي ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َخ ِر ُجوا أَنْ ُف َس ُك ُم الْيَ ْوَم َّ أَنْ َزَل ْ اَّللُ َولَ ْو تَ َر إِذ الظَّال ُمو َن ِِف َغ َمَرات الْ َم ْوت َوالْ َمالئ َكةُ َِبسطُو أَيْدي ِه ْم أ َِّ ون ِِبا ُكْن تم تَ ُقولُو َن علَى ِ آَيتِِه تَ ْستَكِْْبُو َن ْ اَّلل َغْي َر َ َ َُْتَزْو َن َع َذ َ اَلَ ِِّق َوُكْن تُ ْم َع ْن ْ ُ َ ُاب ا ْل Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Al-An’am: 93)
ِ ْ ب والنَّو َُْرِج ِ ِت وَمُْرِج الْمي ِ ِ ِ ْ اَّلل فَالِ ُق ََّن تُ ْؤفَ ُكو َن َّ اَّللُ فَأ ْ ت ِم َن َّ اَلَ ِِّي ذَلِ ُك ُم ِّ َ ُ َ ِِّاَلَ َّي م َن الْ َمي ََّ إ َّن ُ َ َ ِّ َاَل Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Al-An’am: 95)
َولَ ْو أَنَّنَا نََّزلْنَا إِلَْي ِه ُم الْ َمالئِ َك َة َوَكلَّ َم ُه ُم الْ َم ْوتَى َو َح َش ْرََن َعلَْي ِه ْم ُك َّل َش ْي ٍء قُبُال َما َكانُوا لِيُ ْؤِمنُوا إَِو أَ ْن اَّللُ َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َرُه ْم ََْي َهلُو َن َّ َيَ َشاء Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al-An’am: 111)
ِ ُ ِ ِ ِِ ِ َُحيَ ْي نَاهُ و َج َع ْلنَا لَهُ ن ِ س َِِارٍِج ِمْن َها ْ أ ََوَم ْن َكا َن َمْي تاا فَأ ا َ َ ورا ُيَْشي به ِف النَّاس َك َم ْن َمثَلُهُ ِف الظلُ َمات لَْي ِ ِ ِ َِك َذل ين َما َكانُوا يَ ْع َملُو َن َ َ ك ُزيِّ َن ل ْل َكاف ِر
96
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengahtengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (AlAn’am: 122)
ِِ ِ ُوقَالُوا ما ِِف بط ِ ِ ِ ِ َ ِون َه ِذ ِه األنْ َع ِام َخال ُ َ َ ُصةٌ ل ُذ ُكورََن َوُُمََّرٌم َعلَى أ َْزَواجنَا َوإ ْن يَ ُك ْن َمْي تَةا فَ ُه ْم فيه ُشَرَكاء ِ ِ ِ ْ سي ِْ ِزي ِهم و يم ٌ يم َعل ٌ ص َف ُه ْم إنَّهُ َحك َ ْ ََ Dan mereka mengatakan: "Apa yang dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-An’am: 139)
ِ ِ قُل َو أ َِج ُد ِِف ما أ ِ وحا أَْو ََلْ َم ََّ ُِوح َي إ َل ُُمََّراما َعلَى طَاع ٍم يَطْ َع ُمهُ إَو أَ ْن يَ ُكو َن َمْي تَةا أ َْو َد اما َم ْس ُف ا َ ْ ٍ ِ ِ ِ ٍِ ِ يم َّ س أ َْو فِ ْس اقا أ ُِه َّل لِغَ ِْْي ْ اَّللِ بِِه فَ َم ِن َ َّاضطَُّر َغْي َر َِب ٍغ َوَو َعاد فَِإ َّن َرب ٌ ك َغ ُفوٌر َرح ٌ خْنزير فَإنَّهُ ر ْج Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-An’am: 145)
ِِ ِ ِ ِ َ قُل إِ َّن ن َ ب الْ َعالَم ِِّ اي َوََِ ِاِت ََّّلل َر َ َصالِت َونُ ُسكي َوَُْمي ْ Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (Al-An’am: 162) 6. Al-A’raf
ال فِ َيها َُْتيَ ْو َن َوفِ َيها تَُوتُو َن َوِمْن َها ُُتَْر ُجو َن َ َق Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (Al-A’raf: 25)
ٍ ِوهو الَّ ِذي ي رِسل ال ِرَي ِ ب ْشرا ب ن ي َدي ر ِْحتِ ِه ح ََّت إِ َذا أَقَلَّت سحاِب ثَِقاَو س ْقنَاه لِب لَ ٍد مي ت فَأَنْ َزلْنَا بِِه ِّ َ َ ُ ُ ْ ََا َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُْ ُ ِّ َ َ ُ ا ََُ ِ ِ ِج الْ َم ْوتَى لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن َ َخَر ْجنَا بِِه ِم ْن ُك ِِّل الث ََّمَرات َك َذل ْ الْ َماءَ فَأ ُ ك ُُنْر Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
97
daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buahbuahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudahmudahan kamu mengambil pelajaran. (Al-A’raf: 57)
َِّ ول ِ َّ ْجيعا الَّ ِذي لَه م ْلك ِ ِ األر ض َو إِلَهَ إَِو ُه َو ُُْييِي ُ َّاس إِِِِّن َر ُس ُ ُُ اَّلل إِلَْي ُك ْم َ ا ْ الس َم َاوات َو ُ قُ ْل ََي أَيُ َها الن ِ ِ ِوُُيِيت فَ ِآمنُوا ِِب ََّّللِ ورسولِِه الن األم ِِّي الَّ ِذي يُ ْؤِم ُن ِِب ََّّللِ َوَكلِ َماتِِه َواتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدو َن ُ َ ِّ َِّب ُ ََ ِّ Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Al-A’raf: 158) 7. Al- anfal
ِ ِ اَل ِق ب ع َدما تَب َّن َكأَََّّنَا يساقُو َن إِ ََل الْمو ت َوُه ْم يَْنظُُرو َن َ ََُيَادلُون َ َ َ ْ َ ِّ َْ ك ِِف َْ َُ mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu). (Al-Anfal: 6) 8. Al-Taubah
ِ َوَو تُص ِل علَى أَح ٍد ِمْن هم مات أَب ادا وَو تَ ُقم علَى قَ ِْبهِ إِنَّهم َك َفروا ِِب ََّّللِ ورسولِِه وماتُوا وهم ف اس ُقو َن ْ ُ َ َ َ ُ ََ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ِّ َ َ Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (Al-Taubah: 84)
ِ َّ اَّلل لَه م ْلك ِ ِ َاَّللِ ِمن وٍَِل وَو ن ِ ِ ِ األر ص ٍْي ُ ُ ُ ََّ إِ َّن ُ ض ُُْييِي َوُُي ْ الس َم َاوات َو َ ِّ َ ْ َّ يت َوَما لَ ُك ْم م ْن ُدون Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah. (Al-Taubah: 116)
ِ َّ ِِ ض فَ َز َادتْ ُه ْم ِر ْج اسا إِ ََل ِر ْج ِس ِه ْم َوَماتُوا َوُه ْم َكافُِرو َن ٌ ين ِِف قُلُوِب ْم َمَر َ َوأ ََّما الذ Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (Al-Taubah: 125) 9. Yunus
98
ِ َّ قُل من ي رزقُ ُكم ِمن ِ ِ ِ ِ ْ السمع واألبصار ومن َُْرِج ِ األر ِج ُ ض أ َْم َم ْن ُيَْل ْ الس َماء َو ُ اَلَ َّي م َن الْ َميِّت َوَُْر ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ ك َ ْ ُ َْ ْ َ ْ اَّللُ فَ ُق ْل أَفَال تَتَّ ُقو َن ْ ت ِم َن َّ األمَر فَ َسيَ ُقولُو َن َ ِِّالْ َمي ْ اَلَ ِِّي َوَم ْن يُ َدبُِِّر Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?" (Yunus: 31)
ِ يت َوإِلَْي ِه تُ ْر َجعُو َن ُ ُه َو ُُْييِي َوُُي Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Yunus: 56) 10. Hud
ِ َّ وهو الَّ ِذي خلَق ض ِِف ِست َِّة أ َََّيٍم َوَكا َن َع ْر ُشهُ َعلَى الْ َم ِاء لِيَ ْب لَُوُك ْم أَيُ ُك ْم أَ ْح َس ُن َع َمال َ األر َ َ ْ الس َم َاوات َو ََُ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ َ ولَئِن قُ ْل ن ٌ ِين َك َف ُروا إِ ْن َه َذا إَِو س ْحٌر ُمب ْ َ َ ت إنَّ ُك ْم َمْب عُوثُو َن م ْن بَ ْعد الْ َم ْوت لَيَ ُقولَ َّن الذ Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (Hud: 7) 11. Al-ra’d
ِِ ِِ ِ ِِ ال أَو قُ ِطِّع ِْ آَن سِْيت بِِه َِ َّلل األمر ِ ْج ايعا أَفَلَ ْم يَْيأ َّ َولَ ْو أ َس ْ َِّ ُ َن قُ ْر ا ْ َ ْ ُ َاْلب ُ األر ْ ت به ُ ْ َّ ض أ َْو ُكلِّ َم به الْ َم ْوتَى بَ ْل ِ َّ ِ َّ ِ ِ ِ اَّلل َل َد الن صنَ عُوا قَا ِر َعةٌ أ َْو َُتُ ُل َ َُّ ُين َآمنُوا أَ ْن لَ ْو يَ َشاء َ ين َك َف ُروا تُصيبُ ُه ْم ِبَا َ َّاس َْج ايعا َوَو يََز ُال الذ َ الذ َ ِ ف الْ ِم َيع َاد َّ اَّللِ إِ َّن َّ قَ ِريباا ِم ْن َدا ِرِه ْم َح ََّت ََيِِْتَ َو ْع ُد ُ اَّللَ َو َُْل Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gununggunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orangorang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Qur'an itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Al-Ra’d: 31) 12. Ibrahim
99
ِِ ِ ٍ ِ ِ ي تََِّرعه وَو ي َكاد ي ِسيغُه وَيْتِ ِيه الْمو ٍ ظ ٌ اب َغلِي ُ ْ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ ُُ َ َ ٌ ت م ْن ُك ِِّل َم َكان َوَما ُه َو ِبَيِِّت َوم ْن َوَرائه َع َذ Diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya masih ada azab yang berat. (Ibrahim: 17) 13.
Al-Hijr
ِ يت َوََْن ُن الْ َوا ِرثُو َن ُ َوإِ ََّن لَنَ ْح ُن َُْنيِي َوَُّن Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi. (Al-Hijr: 23) 14.
Al-Nahl
ِ ِ ِِ السم ِاء ماء فَأ ِ ك آليَةا لَِق ْوٍم يَ ْس َمعُو َن َّ َو َ ض بَ ْع َد َم ْوِتَا إِ َّن ِِف َذل َ األر ْ اَّللُ أَنْ َزَل م َن َّ َ َ ا ْ َحيَا به Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (Al-Nahl: 65)
ْ َّم َو ََلْ َم َّ اْلِْن ِزي ِر َوَما أ ُِه َّل لِغَ ِْْي َّ اضطَُّر َغْي َر َِب ٍغ َوَو َع ٍاد فَِإ َّن ْ اَّللِ بِِه فَ َم ِن َ إََِّّنَا َحَّرَم َعلَْي ُك ُم الْ َمْي تَةَ َوالد َاَّلل ِ َغ ُف يم ٌ ٌ ور َرح Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Nahl: 115) 15. Al-Isra
ِ ِ ِ َك علَي نَا ن ِ ِ ْ اك ِضعف ص اْيا َ اَلَيَاة َوض ْع َ ْ َ َإِ اذا أل َذقْ ن ْ َ َ َف الْ َم َمات ُُثَّ َو ََت ُد ل kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (Al-Isra: 75) 16.
Maryam
ِ ِ ث َحياا ُ وت َويَ ْوَم يُْب َع ُ ُالم َعلَْيه يَ ْوَم ُول َد َويَ ْوَم َُي ٌ َو َس Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 15)
ِ فَأَجاءها الْمخاض إِ ََل ِج ْذ ِع الن ت نَ ْسياا َمْن ِسياا ُ ت ََي لَْي تَِِن ِم ْ ََّخلَة قَال ْ ُ ت قَ ْب َل َه َذا َوُكْن ُ َ َ ََ َ
100
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". (Maryam: 23)
ِ ث َحياا َّ َو ُ وت َويَ ْوَم أُبْ َع ُ ت َويَ ْوَم أ َُم ُ الم َعلَ َّي يَ ْوَم ُول ْد ُ الس Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". (Maryam: 33)
ُخَر ُج َحياا ُ ول اإلنْ َسا ُن أَئِ َذا َما ِم ُ َويَ ُق َ ت لَ َس ْو ْفأ Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguhsungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?" (Maryam: 66) 17.
Tha Ha
ِ وت فِ َيها َوَو َُْييَا ُ ُإِنَّهُ َم ْن ََيْت َربَّهُ ُُْم ِراما فَِإ َّن لَهُ َج َهن ََّم َو َُي Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Tha Ha: 74) 18.
Al-Anbiya
ِ ِ اْلَالِ ُدو َن ْ ت فَ ُه ُم َّ اْلُْل َد أَفَِإ ْن ِم ْ ك َ َوَما َج َع ْلنَا لبَ َش ٍر ِم ْن قَ ْبل Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (Al-Anbiya: 34)
ِ س َذائَِقةُ الْمو ٍ ُك ُل نَ ْف اْلَِْْي فِْت نَةا َوإِلَْي نَا تُ ْر َج ُعو َن َّ ت َونَْب لُوُك ْم ِِب ْ لشِِّر َو َْ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (Al-Anbiya: 35) 19.
Al- hajj
ِ َّ ك ِِب اَلَ ُق َوأَنَّهُ ُُْييِي الْ َم ْوتَى َوأَنَّهُ َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير ْ اَّللَ ُه َو َّ َن َ َذل Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu. (Al-Hajj: 6)
ِ َّ اَّلل َلو خي ر ِ َِّ والَّ ِذين هاجروا ِِف سبِ ِيل ِ ِ َّ َّهم ن َ الرا ِزق َ ُ ْ َ َُ ََّ اَّللُ رْزقاا َح َسناا َوإ َّن ُ ُ اَّلل ُُثَّ قُتلُوا أ َْو َماتُوا لَيَ ْرُزقَن َُ َ َ َ
101
Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. (Al-Hajj: 58)
ِ ِ ِ ور ْ َوُه َو الَّذي أ ٌ َحيَا ُك ْم ُُثَّ ُُييتُ ُك ْم ُُثَّ ُُْييِي ُك ْم إ َّن اإلنْ َسا َن لَ َك ُف Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat. (Al-Hajj: 66) 20.
Al-mu’minun
ِ ك لَ َميِِّتُو َن َ ُُثَّ إِنَّ ُك ْم بَ ْع َد َذل Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (AlMu’minun: 15)
أَيَعِ ُد ُك ْم أَنَّ ُك ْم إِذَا ِمت ُْم َوُكْن تُ ْم تَُر ااِب َو ِعظَ ااما أَنَّ ُك ْم َمَُْر ُجو َن Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)? (Al-Mu’minun: 35)
ِ ِ ِ ن َ وت َوََْنيَا َوَما ََْن ُن ِبَْب عُوث ُ ُإِ ْن ه َي إَِو َحيَاتُنَا الدُنْيَا ََّن kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi. (Al-Mu’minun: 37)
ِ ِ َّها ِر أَفَال تَ ْع ِقلُو َن ُ ِاخت ْ ُيت َولَه ُ َوُه َو الَّذي ُُْييِي َوُُي َ الف اللَّْي ِل َوالن Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (AlMu’minun: 80)
قَالُوا أَئِ َذا ِمْت نَا َوُكنَّا تَُر ااِب َو ِعظَ ااما أَئِنَّا لَ َمْب عُوثُو َن Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan? (Al-Mu’minun: 82)
ِ ال ر ِب ارِجع ِ ون ُ َح َد ُه ُم الْ َم ْو ُ ْ ِّ َ َ َت ق َ َح ََّت إذَا َجاءَ أ Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). (Al-Mu’minun: 99) 21. Al-Furqan
102
ِ ِِ ِ ِ ِ ضارا َوَو نَ ْف اعا َوَو ُيَْلِ ُكو َن َ َو َّاُتَ ُذوا م ْن ُدونه آلَةا َو ََْلُ ُقو َن َشْي ئاا َوُه ْم َُْلَ ُقو َن َوَو ُيَْل ُكو َن ألنْ ُفس ِه ْم ورا َم ْو اًت َوَو َحيَاةا َوَو نُ ُش ا Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfaatan pun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. (Al-Furqan: 3)
لِنُ ْحيِ َي بِِه بَْل َد اة َمْي تاا َونُ ْس ِقيَهُ َِِّا َخلَ ْقنَا أَنْ َع ااما َوأ َََن ِس َّي َكثِ اْيا agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatangbinatang ternak dan manusia yang banyak. (Al-Furqan: 49)
ِ َّ ْ وتَوَّكل علَى ِ ُوت وسبِح َِحَم ِد ِه وَك َفى بِِه بِ ُذن وب ِعبَ ِاد ِه َخبِ اْيا َ ْ ََ َ ْ ْ ِّ َ َ ُ ُاَلَ ِِّي الذي َو َُي Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. (Al-Furqan: 58) 22. Al-Syu’ara
ِ ِوالَّ ِذي ُُيِيتُِِن ُُثَّ ُُْيي ن َ dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). (AlSyua’ara: 81) 23. Al-Naml
ِ َّ ِ َ ص َّم الد ين ُ َّك َو تُ ْس ِم ُع الْ َم ْوتَى َوَو تُ ْس ِم ُع ال َ إِن َ ُعاءَ إ َذا َول ْوا ُم ْدب ِر Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang. (Al-Naml: 80) 24. Al-‘Ankabut
ِ س َذائَِقةُ الْمو ٍ ُك ُل نَ ْف ت ُُثَّ إِلَْي نَا تُ ْر َجعُو َن َْ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (Al-‘Ankabut: 57)
َِِّ اَلم ُد ِِ السم ِاء ماء فَأ ِ ِ َّلل بَ ْل َّ ض ِم ْن بَ ْع ِد َم ْوِِتَا لَيَ ُقولُ َّن َ األر ْ َولَئ ْن َسأَلْتَ ُه ْم َم ْن نََّزَل م َن َّ َ َ ا ْ َْ اَّللُ قُ ِل ْ َحيَا به أَ ْكثَ ُرُه ْم َو يَ ْع ِقلُو َن
103
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya). (Al-‘Ankabut: 63) 25. Al-ruum
ِ ِ ِ ِ ِ ْ َُْرِج ك ُُتَْر ُجو َن ْ ت ِم َن َ ض بَ ْع َد َم ْوِتَا َوَك َذل َ ِِِّج الْ َمي َ األر ْ اَلَ ِِّي َوُُْييِي ُ ُ اَلَ َّي م َن الْ َميِّت َوَُْر Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). (Al-rum: 19)
ِ َّ وِمن آَيتِِه ي ِري ُكم الْب ر َق خوفاا وطَمعا وي ن ِزُل ِمن ِ ِ ِِ ك َ ض بَ ْع َد َم ْوِتَا إِ َّن ِِف ذَل َ األر ْ الس َماء َماءا فَيُ ْحيِي به َ َُِّ َ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ ا ٍ آلَي ت لَِق ْوٍم يَ ْع ِقلُو َن َ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (Al-Ruum: 24)
اَّللُ الَّ ِذي َخلَ َق ُك ْم ُُثَّ َرَزقَ ُك ْم ُُثَّ ُُيِيتُ ُك ْم ُُثَّ ُُْييِي ُك ْم َه ْل ِم ْن ُشَرَكائِ ُك ْم َم ْن يَ ْف َع ُل ِم ْن ذَلِ ُك ْم ِم ْن َش ْي ٍء َّ ُسْب َحانَهُ َوتَ َع َاَل َع َّما يُ ْش ِرُكو َن Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (AlRuum: 40)
ِ ِ َِّ فَانْظُر إِ ََل آ ََث ِر ر ِْح ِة ك لَ ُم ْحيِي الْ َم ْوتَى َوُه َو َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء َ ض بَ ْع َد َم ْوِتَا إِ َّن َذل َ اَّلل َكْي ََ َ األر ْ ف ُُْييِي ْ قَ ِد ٌير Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Ruum: 50)
ِ َّ ِ َ ص َّم الد ين ُ َّك َو تُ ْس ِم ُع الْ َم ْوتَى َوَو تُ ْس ِم ُع ال َ فَِإن َ ُعاءَ إذَا َول ْوا ُم ْدب ِر Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang. (Al-Ruum: 52)
104
26. Luqman
ِ ِ ِ ب َغ ادا َوَما َّ إِ َّن َّ اَّللَ ِعْن َدهُ ِع ْل ُم َ اع ِة َويُنَِِّزُل الْغَْي َ الس ْ ث َويَ ْعلَ ُم َما ِِف ُ س َماذَا تَ ْكس ٌ األر َحام َوَما تَ ْدري نَ ْف ِ َّ ض تَُوت إِ َّن ِ تَ ْد ِري نَ ْف يم َخبِ ٌْي ُ ٍ ي أ َْر ِِّ َس ِب ٌ اَّللَ َعل ٌ Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34) 27. Al-Sajdah
ِ قُل ي ت وفَّا ُكم ملَك الْمو ت الَّ ِذي ُوِّكِ َل بِ ُك ْم ُُثَّ إِ ََل َربِِّ ُك ْم تُ ْر َجعُو َن ْ َ ُ َ ْ َ ََ ْ Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. (Al-Sajdah: 11) 28. Al-Ahzab
ِ قُل لَن ي ْن َفع ُكم الْ ِفرار إِ ْن فَررُُت ِمن الْمو ت أَ ِو الْ َقْت ِل َوإِ اذا َو تَُتَّعُو َن إَِو قَلِيال ْ َ َ ْ َْ ُ َ ُ َ َ ْ ْ Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (Al-Ahzab: 16)
ِ ف رأَي ت هم ي ْنظُرو َن إِلَيك تَ ُدور أَعي نُهم َكالَّ ِذي ي ْغشى علَي ِه ِمن الْمو ت ْ َأ َِش َّحةا َعلَْي ُك ْم فَِإذَا َجاء َْ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ َْ َ ُ اْلَْو ِ َ ِاْل ِْي أُولَئ ِ ٍ ِ ٍِ ِ اَّللُ أ َْع َما َلُْم َوَكا َن ْ ب َّ ط َ ََحب ُ اْلَْو َْْ ف َسلَ ُقوُك ْم ِِبَلْسنَة ح َداد أَش َّح اة َعلَى ْ ك ََلْ يُ ْؤمنُوا فَأ َ فَإ َذا َذ َه ِ اَّللِ يَ ِس اْيا َّ ك َعلَى َ ذَل Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 19) 29. Saba
ِ ِ َض ََْ ُكل ِمْنسأَتَه فَلَ َّما خَّر تَب يَّ ن ِ ِِ اْلِ ُن أَ ْن ْ ت َ َفَلَ َّما ق َ ضْي نَا َعلَْيه الْ َم ْو ُ َ ُ ِ األر ْ ُت َما َد َّلُْم َعلَى َم ْوته إَو َدابَّة َ َ ِ لَو َكانُوا ي ْعلَمو َن الْغَْيب ما لَبِثُوا ِِف الْع َذ ِ اب الْم ِه ن َ َ َ ْ ُ ُ َ
105
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (Saba’: 14) 30. Fathir
ِ ِ ِ َّ و ِِ ِ ٍ ٍ ك َ ض بَ ْع َد َم ْوِتَا َك َذل َ األر ْ اَّللُ الَّذي أ َْر َس َل الِِّرََي َ ِ فَتُثْيُ َس َح ااِب فَ ُس ْقنَاهُ إِ ََل بَلَد َميِِّت فَأ ْ َحيَ ْي نَا به َ ور ُ الن ُ ُش Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (Fathir: 9)
ِ َّ وما يستَ ِوي األحياء وَو األموات إِ َّن ت ِِبُ ْس ِم ٍع َم ْن ِِف الْ ُقبُوِر ُ َ ْ َ ُ َْ َ ْاَّللَ يُ ْسم ُع َم ْن يَ َشاءُ َوَما أَن ْ َ ََ Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendakiNya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. (Fathir: 22)
ِ ِ ِ َّ ك َْْن ِزي ُك َّل َ َّف َعْن ُه ْم ِم ْن َع َذاِبَا َك َذل َ ين َك َف ُروا َلُْم ََن ُر َج َهن ََّم َو يُ ْق ُ ضى َعلَْي ِه ْم فَيَ ُموتُوا َوَو ََُف َ َوالذ َك ُفوٍر Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Fathir: 36) 31. Yasiin
ٍ ِ ِ ٍ ِصْي نَاهُ ِِف إَِم ٍام ُمب ن ْ ب َما قَ َّد ُموا َوآ ََث َرُه ْم َوُك َّل َش ْيء َ أح ُ ُإ ََّن ََْن ُن َُْنيي الْ َم ْوتَى َونَكْت Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lohmahfuz). (Yasiin: 12)
َخَر ْجنَا ِمْن َها َحباا فَ ِمْنهُ ََيْ ُكلُو َن ْ اها َوأ َ ََحيَ ْي ن ْ ض الْ َمْي تَةُ أ ُ األر ْ َوآيَةٌ َلُُم Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. (Yasiin: 33) 32. Al-Shaffat
أَئِ َذا ِمْت نَا َوُكنَّا تَُر ااِب َو ِعظَ ااما أَئِنَّا لَ َمْب عُوثُو َن
106
Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)? (Al-Shaffat: 16)
أَئِ َذا ِمْت نَا َوُكنَّا تَُر ااِب َو ِعظَ ااما أَئِنَّا لَ َم ِدينُو َن Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?" (AlShaffat: 53)
ِِ ن َ أَفَ َما ََْن ُن ِبَيِِّت Maka apakah kita tidak akan mati? (Al-Shaffat: 58)
ِ ن َ إَِو َم ْوتَتَ نَا َ ِاألوَل َوَما ََْن ُن ِبَُع َّذب Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)? (Al-Shaffat: 59) 33. Al-Zumar
ت َوإِن َُّه ْم َميِِّتُو َن َ إِن ٌ َِِّّك َمي Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (AlZumar: 30)
ِ اَّلل ي ت و ََّّف األنْ ُفس ِح ت َويُْرِس ُل ُ ت ِِف َمنَ ِام َها فَيُ ْم ِس َ َك الَِِّت ق ْ َُن َم ْوِتَا َوالَِِّت ََلْ ت َ ضى َعلَْي َها الْ َم ْو َ َ َ ََ َُّ ٍ األخر إِ ََل أَج ٍل مس امى إِ َّن ِِف ذَلِك آلَي ت لَِق ْوٍم يَتَ َف َّك ُرو َن َ َ َْ َُ َ Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (Al-Zumar: 42) 34. Al-Mukmin
ِ ْ ََحيَ ْي تَ نَا اثْنَ ت ِ ْ َقَالُوا ربَّنَا أ ََمتَّنَا اثْنَ ت وج ِم ْن َسبِ ٍيل ٍ اعتَ َرفْ نَا بِ ُذنُوبِنَا فَ َه ْل إِ ََل ُخ ُر ْ َن ف ْ ن َوأ َ Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" (Al-Mukmin: 11)
ِ ِ ول لَهُ ُك ْن فَيَ ُكو ُن ُ ضى أ َْمارا فَِإََّّنَا يَ ُق َ َيت فَِإذَا ق ُ ُه َو الَّذي ُُْييِي َوُُي Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Al-Mukmin: 68)
107
35. Al-Fuṣṣilat
ِ ِ ِ اها لَ ُم ْحيِي َ آَيتِِه أَن ْ ض َخاش َعةا فَِإذَا أَنْ َزلْنَا َعلَْي َها الْ َماءَ ْاهتَ َّز ْ َت َوَرب َ ََحي ْ ت إِ َّن الَّذي أ َ األر ْ َّك تَ َر َ َوم ْن الْ َم ْوتَى إِنَّهُ َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (AL-Fushshilat: 39) 36. Al-Syura
َل َوُه َو ُُْييِي الْ َم ْوتَى َوُه َو َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير َّ َأَِم َّاُتَ ُذوا ِم ْن ُدونِِه أ َْولِيَاءَ ف ُ ِاَّللُ ُه َو الْ َو Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Syu’ara: 9) 37. Al-Zukhrūf
ِ َّ والَّ ِذي ن َّزَل ِمن ِ ك ُُتَْر ُجو َن َ الس َماء َماءا بَِق َد ٍر فَأَنْ َش ْرََن بِِه بَْل َد اة َمْي تاا َك َذل َ َ َ Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (Al-Zukhrūf: 11) 38. Al-Dukhān
ِ َّ ب آِبئِ ُكم ِ ن َ األول ُ َو إِلَهَ إَِو ُه َو ُُْييِي َوُُي ُ َ ُ يت َربُ ُك ْم َوَر Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (Al-Dukhan: 8)
ِ ين َ إِ ْن ِه َي إَِو َم ْوتَتُنَا َ األوَل َوَما ََْن ُن ِبُْن َش ِر Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan. (Al-Dukhan: 35)
ِ اْلَ ِحي ِم ْ اب َ َت إَِو الْ َم ْوتَة َ َو يَ ُذوقُو َن ف َيها الْ َم ْو ُ َاألوَل َوَوق َ اه ْم َع َذ mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka. (Al-Dukhan: 56) 39. Al-Jatsiyah
108
ِ ِ ِواخت ِِ السم ِاء ِمن ِرْزٍق فَأ ِ َّ الف اللَّي ِل والنَّها ِر وما أَنْزَل ِ ص ِر يف ْ َ ْ َض بَ ْع َد َم ْوِتَا َوت َ األر ْ َ ََ َ َ ْ ْ َحيَا به ْ َ َّ اَّللُ م َن ٍ ت لَِق ْوم يَ ْع ِقلُو َن ٌ آَي َ ِ ِ الِِّرََي Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (Al-Jatsiyah: 5)
ِ َّ أَم ح ِس ِ السيِئ ِ ِ َّ ات أَ ْن َْْنعلَهم َكالَّ ِذين آمنُوا وع ِملُوا اه ْم َوََِاتُ ُه ْم َِّ َّ اجتَ َر ُحوا ََ َ َ ُ َالصاَلَات َس َواءا َُْمي ْ ين ُْ َ َ ب الذ َ َ ْ َساءَ َما َُْي ُك ُمو َن Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-Jatsiyah: 21)
ِ ِ ِ ك ِم ْن ِع ْل ٍم إِ ْن ُه ْم إَِو َ َّه ُر َوَما َلُْم بِ َذل ْ وت َوََْنيَا َوَما يُ ْهل ُكنَا إَِو الد ُ َُوقَالُوا َما ه َي إَِو َحيَاتُنَا الدُنْيَا ََّن يَظُنُو َن Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (Al-Jatsiyah: 24)
ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ قُ ِل ِ َّب فِ ِيه َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن اس َو يَ ْعلَ ُمو َن َ ْاَّللُ ُُْييي ُك ْم ُُثَّ ُُييتُ ُك ْم ُُثَّ ََْي َمعُ ُك ْم إ ََل يَ ْوم الْقيَ َامة َو َري Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah: 26) 40. Al-Ahqaaf
ِ ِ ِ ِ َّ اَّلل الَّ ِذي خلَق َّ أ ََوََلْ يََرْوا أ َ األر ُض َوََلْ يَ ْع َي َِْلق ِه َّن بَِقاد ٍر َعلَى أَ ْن ُُْييِ َي الْ َم ْوتَى بَلَى إِنَّه َ َ ْ الس َم َاوات َو ََّ َن َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Ahqaaf: 33) 41. Muhammad
109
ِ َّ ال رأَي ِ ِ ِ ِ َّ ُ وي ُق ين ِِف قُلُوِبِِ ْم ْ َورةٌ فَِإذَا أُنْ ِزل ْ َين َآمنُوا لَ ْوَو نُِِّزل َ ْ َ ُ َورةٌ ُُْم َك َمةٌ َوذُكَر ف َيها الْقت ََ َ ت ُس َ ت ُس َ ت الذ َ ول الذ ِ مرض ي ْنظُرو َن إِلَيك نَظَر الْم ْغ ِش ِي علَي ِه ِمن الْمو ت فَأ َْوََل َلُْم ْ َ َ ْ َ ِّ َ َ َ ْ ُ َ ٌ َ َ Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka. (Muhammad: 20)
َِّ إِ َّن الَّ ِذين َك َفروا وص ُدوا عن سبِ ِيل اَّللُ َلُْم َّ َّار فَلَ ْن يَ ْغ ِفَر ٌ اَّلل ُُثَّ َماتُوا َوُه ْم ُكف َ َْ َ َ ُ َ Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka. (Muhammad: 34) 42. Al-Hujuraat
ِ ِ ِ َي أَيُها الَّ ِذين آمنُوا ِ ضا ض ُك ْم بَ ْع ا ُ ب بَ ْع ْ َ َ َ اجتَنبُوا َكث اْيا م َن الظَّ ِِّن إِ َّن بَ ْع َ َ ْ َض الظَّ ِِّن إ ُْثٌ َوَو ََتَ َّس ُسوا َوَو يَ ْغت ُِ أ ِ اَّلل تَ َّو يم َّ َح ُد ُك ْم أَ ْن ََيْ ُك َل ََلْ َم أ َِخ ِيه َمْي تاا فَ َك ِرْهتُ ُموهُ َواتَّ ُقوا ُ َُي ٌ ََّ اَّللَ إِ َّن َبأ ٌ اب َرح Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat: 12) 43. Qāf
ِ ك َر ْج ٌع بَعِي ٌد َ أَئِ َذا ِمْت نَا َوُكنَّا تَُر ااِب َذل Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. (Qāf: 3)
ِ ِ ِِ وج ْ ك َ َحيَ ْي نَا بِِه بَْل َد اة َمْي تاا َك َذل ْ ِرْزقاا ل ْلعبَاد َوأ ُ اْلُُر Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (Qāf: 11)
ِ ِ يد ُ ت ِمْنهُ َُِت َ ت َسكَْرةُ الْ َم ْوت ِِب َْلَ ِِّق َذل ْ ََو َجاء َ ك َما ُكْن Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Qāf: 19)
ِ إِ ََّن ََْنن َُْنيِي وَُّنِيت وإِلَي نَا الْم ص ُْي َ َْ ُ َ ُ
110
Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk). (Qāf: 43) 44. Al-Najm
َحيَا َ َوأَنَّهُ ُه َو أ ََم ْ ات َوأ Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan. (Al-Najm: 44) 45. Al-Waqi’ah
َوَكانُوا يَ ُقولُو َن أَئِ َذا ِمْت نَا َوُكنَّا تَُر ااِب َو ِعظَ ااما أَئِنَّا لَ َمْب عُوثُو َن Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (Al-Waqi’ah: 47)
ِ ِ ن َ ت َوَما ََْن ُن ِبَ ْسبُوق َ ََْن ُن قَد َّْرََن بَْي نَ ُك ُم الْ َم ْو Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan. (Al-Waqi’ah: 60) 46. Al-Hadid
ِ َّ لَه م ْلك ِ ِ األر يت َوُه َو َعلَى ُك ِِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير ُ ُُ ُ ض ُُْييِي َوُُي ْ الس َم َاوات َو Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Hadid: 2)
ِ اَّلل ُُييِي األرض ب ع َد موِِتَا قَ ْد ب يَّ نَّا لَ ُكم اآلَي َّ ْاعلَ ُموا أ ت لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُو َن ْ ََّ َن َ ُ َ َْ َْ َ ْ Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. (Al-Hadid: 17) 47. Al-Jumu’ah
ِ ِ َّاس فَتمنَّوا الْموت إِ ْن ُكْن تم ِ َّ ِ ِ ِِ ِ ن ُ ين َه َ صادق َ ْ َ ُ َ َ ِ ادوا إِ ْن َز َع ْمتُ ْم أَنَّ ُك ْم أ َْوليَاءُ ََّّلل م ْن ُدون الن َ ُْ َ قُ ْل ََي أَيُ َها الذ Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusiamanusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". (Al-Jumu’ah: 6)
ِ ت الَّ ِذي تَِفُرو َن ِمْنهُ فَِإنَّهُ ُمالقِي ُكم ُُثَّ تُرُدو َن إِ ََل َع ِاَل الْغَْي َّه َاد ِة فَيُنَبِِّئُ ُك ْم ِِبَا ُكْن تُ ْم َ قُ ْل إِ َّن الْ َم ْو َ ب َوالش َ ْ تَ ْع َملُو َن
111
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Al-Jumu’ah: 8) 48. Al-Munafiqun
ِ ِ ِ ِ َ ت فَي ُق ِ َّ ب لَوَو أ ٍ َج ٍل قَ ِر يب َ َخ ْرتَِِن إ ََل أ َ ُ َح َد ُك ُم الْ َم ْو َ َوأَنْف ُقوا م ْن َما َرَزقْ نَا ُك ْم م ْن قَ ْب ِل أَ ْن ََيِِْتَ أ ْ ِّ ول َر ِِ َّ َّق وأَ ُكن ِمن ن َّ فَأ َ الصاَل َ ْ َ َ َصد Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (Al-Jumu’ah: 10) 49. Al-Mulk
ِ ْ الَّ ِذي خلَق الْموت و ور ْ اَلَيَا َة ليَ ْب لَُوُك ْم أَيُ ُك ْم أ ُ َح َس ُن َع َمال َوُه َو الْ َع ِز ُيز الْغَ ُف َ َ َْ َ َ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk: 2) 50. Al-Qiyamat
ِ أَلَي ك بَِق ِاد ٍر َعلَى أَ ْن ُُْييِ َي الْ َم ْوتَى َ س َذل َ ْ Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (Al-Qiyamat: 40) 51. Al-Mursalah
ْ َوأ َْم َو ااًتأ َحيَاءا Orang-orang hidup dan orang-orang mati? (Al-Mursalah: 26) 52. ‘Abasa
ُُُثَّ أ ََماتَهُ فَأَقْ بَ َره Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur. (‘Abasa: 21) 53. Al-A’la
وت فِ َيها َوَو َُْييَا ُ ُُُثَّ َو َُي Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Al-A’la: 13)
CURRICULUM VITAE Nama Lengkap
: Atika Heny Artanty
NIM
: 12530035
Fakultas
: Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Prodi
: Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Tempat, Tanggal Lahir
: Banyumas, 14 Mei 1995
No. Hp
: 085643006562
E-mail
:
[email protected]
Nama orangtua: Ayah
: Sukirman
Ibu
: Tutik Wahyuni
Alamat Asal
: Perum Citra Kebun Mas, Blok BD.08, Majalaya, Karawang
Alamat di Jogja
: Ponpes Ali Maksum, Komplek Gedung Putih, Krapyak, Yogyakarta
Riwayat pendidikan: 1. 2. 3. 4.
SDN bengle 1 Karawang SMP Nihayatul Amal Karawang MA Al-Hikmah 2 Brebes UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
112
Lulus tahun 2006 Lulus tahun 2009 Lulus tahun 2012 2012-2016