0
KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DI NAGARI GARAGAHAN KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I)
ALFI DASRI NIM. 09030241
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ridwan Ahmad
Nefilinda, SE., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI PADANG SUMATERA BARAT 2014
1
SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS OF THE RICE PADDY FARMERS IN GARAGAHAN VILLAGE LUBUK BASUNG DISTRICT AGAM REGION By: Alfi Dasri1 Ridwan Ahmad2Nefilinda3 1.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Research aimed to get the data, analyze and discuss about the socioeconomic conditions of the rice paddy farmers in Garagahan Village Lubuk Basung District of Agam Region view of: level of income, health conditions, and social interaction Type of this research is descriptive. Population is the entire rice paddy farmers in Garagahan Village Lubuk Basung District of Agam Region totalling 1082 family. Sample is taken with a proportional random sampling techniques, namely I Bancah Taleh village, II Geragahan Tangah village, III Kampung Caniago village and IV Parit Rantang village with a proportion of 10%, total sample size of rice field rice farmers amounted to 108 heads of families (KK). Data collection using question form of misguided social interactions, analysis used are descriptive statistics using the formula percentages. The results showed as follows; 1) level of income paddy Rice Farmers in Garagahan Village Lubuk Basung District of Agam Region as follows: median income of Rp 2.000.000 – Rp 3,000,000 (58,33%), mean above the UMP Sumatra Barat, mostly farmers also have a side job. Rice paddy farmer spending for food needs (60,19%), and the number of dependents 2 person, (2) health conditions paddy rice farmers the average is close to the level of 2.80 70,4% respondents who are on good enough criteria and (3) average is 3.0 social interaction to the level close to 76.1% of respondents in the criteria is good enough
Key Words: level of income, health conditions, social interaction
2
PENDAHULUAN Mengingat bahwa sektor pertanian yang memegang peran dalam perekonomian Indonesia, pemerintah telah memperbaiki pembangunan sektor pertanian. Dengan adanya pertanian yang maju efisien dan tangguh akan mampu meningkatkan mutu dan derajat produksi sehingga menunjang pembangunan wilayah. Petani di Sumatra Barat sebenarnya mempunyai potensi dan kesempatan yang besar untuk mengembangkan dan meningkatkan penghasilan karena luasnya lahan untuk daerah pertanian dan perikanan, tapi taraf hidup petani tetap rendah. Rendahnya tingkat pendapatan tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan petani tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun kebutuhan akan pendidikan. Sektor pertanian di Kenagariaan Geragahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam memegang peran yang sangat penting dalam sektor perekonomian dengan demikian peningkatan produktifitas usaha tani penting bagi usaha pemerataan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat perdesaan. Sektor pertanian merupakan paling utama untuk peningkatan ekonomi kerakyatan, strategi yang diterapkan disektor ini adalah meningkatkan daya saing dan menjaga komoditas produksi yang dihasilkan subsektor tanaman pangan, jenis komoditi yang dihasilkan sub sektor ini adalah tanaman padi sebagai komoditas yang berperan penting secara strategis dan politik terutama dalam pengamanan dan ketahanan pangan, tanaman padi tetap mendapatkan perhatiaan khusus secara nasional, lahan pertanian mengalami penyusutan dari
tahun ketahun akibat pengunaan lahan produktif untuk membangun lokasi pembangunan, cepatnya pertambahan jumlah penduduk menjadi salah satu faktor yang mempercepat semakin luas penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman sehingga mengakibatkan menurunnya hasil pertanian padi secara nasional. Di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam luas lahan tanam pertanian padi sawah 626,25 Ha, dimana dikatakan hampir keseluruhan masyarakat sangat bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor andalan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila kondisi pertanian masyarakat berjalan dengan baik maka kondisi sosial ekonomi masyarakat juga akan meningkat seperti memiliki kondisi pendapatan yang mencukupi, kondisi kesehatan, interaksi sosial yang baik, perumahan yang permanen, memiliki tingkat pendidikan agar dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat (Sumber: Kantor Wali Nagari Garagahan, 2012). Pengembangan budidaya usaha padi pada masa kini dan ke depannya bukanlah mengulang kembali yang pernah dicapai pada masa lalu akan tetapi, menghidupkan kembali nilainilai usaha petani padi. Namun, pada saat ini di daerah-daerah pertanian masih banyak kebutuhan beras masyarakat yang harus didatangkan dari daerah lain. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi dan produktifitas di daerah tersebut. Proses pertumbuhan kembali pertanian diharapkan dapat memberikan pencerahan baru, sehingga naiknya nilai tawar petani padi, dengan demikian kita dapat meningkatkan produksi dan pendapatan bagi pelaku usaha petani padi di Nagari Garagahan
3
Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Selain masalah tanah, petani sering kali harus berhadapan dengan dikalahkan oleh pihak lain, terutama industri dan pemukiman. Sejak program swasembada pangan, petani tidak lagi mandiri dalam menyediakan benih dan pupuk. Kenyataan yang terjadi di lapangan malah sebaliknya sebagiaan petani padi masih belum sejahtera, petani padi mengalami banyak permasalahan dalam kegiatan pertanianya seperti: banyaknya gangguaan hama, dan harga pupuk yang semakin mahal sementara produksi padi semakin menurun dan harga padi pun disesuaikan dengan kualitas padi, jika kualitas padi bagus maka harga padi pun akan mahal. Maka apabila dibandingkan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kehidupan pertanian padi karena masih banyak petani yang berpendapatan belum mencukupi untuk keperluaan seharihari, dan masih sangat kurang sekali kesadaran untuk menjaga kesehatan lingkungannya, misalnya dalam pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan keluarga petani padi.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan kondisi sosial ekonomi petani padi sawah seperti apa adanya di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi sawah di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung yang berjumlah 1082 KK.
Sampel penelitian diambil dengan teknik proporsional random sampling dengan proporsi 10% sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 108 Kepala Keluarga (KK). Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah pengamatan, angket dan observasi. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yang dikemukakan Sudjana dan Ibrahim, (2007) yaitu P
f 100 % n
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama; Pendapatan Petani Padi sawah Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung sebagai berikut: luas lahan yang dimiliki petani rata-rata < 1 Ha (64,81%), pendapatan rata-rata Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 (58,33%), berarti di atas UMP Sumatera Barat, kemampuan pemenuhan kebutuhan umumnya kebutuhan pangan dan sandang (60,19%), jumlah tanggungan petani umumnya 4 orang (59,26%), pekerjaan sampingan umumnya buruh (47,22%) dengan pendapatan < Rp 50.000/perhari (60,19%) dan tempat melakukan pekerjaan di sekitar tempat tinggal (30,56%) serta pendapatan sampingan digunakan untuk biaya pendidikan anak (77,80%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari (2013) bahwa Pendapatan dari hasil sawah yang bervariasi. Hal ini di pengaruhi oleh luas lahan yang digarap serta hasil kerjaan yang lain. Pendapatan dari hasil pengolahan sawah sangat tidak memungkinkan untuk memenuhi kehidupan mereka. Dilihat dari jumlah hasil panen yang begitu minim dan harga penjualan padi yang begitu rendah, serta perlengkapan untuk menggarap sawah yang sangat besar
4
biayanya. Ini membuat para petani kewalahan dalam mengelola sawah dan membuat mereka terjebak dalam kemiskinan. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Fatmawati M. Lumintang (2013) bahwa Besar kecilnya pendapatan usahatani padi sawah yang diterima oleh penduduk di desa di pengaruhi oleh penerimaan dan biaya produksi. Jika produksi dan harga jual padi sawah semakin tinggi maka akan meningkatkan penerimaan. Apabila biaya produksi lebih tinggi dari penerimaan maka akan menyebabkan kerugian usaha para petani Kedua, Kondisi kesehatan dapat dilihat dari jenis penyakit yang diderita umumnya sakit perut (53,70%), tempat berobat ke rumah bidan (69,44%), jarak fasilitas kesehatan umumnya 500 m – 1 km (56,48%), biaya berasal dari biaya sendiri (82,41%) dan kondisi gizi keluarga petani umumnya makan 3 x sehari (88,89%) kondisi kesehatan petani padi sawah rata-ratanya adalah 2,80 dengan tingkat capaian responden 70,4% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Andy Ganing (2012) bahwa Aspek kesehatan merupakan hal yang sangat urgen dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah maupun dari masyarakat secara umum. Hal itu disebabkan karena aspek kesehatan ini menjadi penunjang terciptanya generasi bangsa yang sehat dan mampu bertahan hidup dengan berbagai tantangan yang bisa saja mengancam kondisi fisik seseorang Membahas persoalan kesehatan, di Lingkungan Madallo nampaknya aspek ini belum mendapat perhatian yang maksimal dari pihak yang tekait. Hal ini bisa dilihat dari minimnya sarana kesehatan yang ada di lingkungan ini. Hingga saat ini hanya 1 (satu) posyandu
yang telah dibangun. Tak hanya itu, tenaga medis di wilayah ini pun masih bisa dikatakan relatif rendah karena hanya satu orang bidan yang ditugaskan di lingkungan ini. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat harus berkunjung ke puskesmas kecamatan, yang terletak di Kecamatan Cempa yang berjarak 2 km dari Lingkungan Madallo. Pendapat di atas diperkuat oleh Risa Oktavia (2012) yang menyatakan Kondisi kesehatan keluarga petani padi sawah tergolong cukup dengan persentase 49,58%. Hal ini berkaitan dengan kemampuan keluarga petani padi sawah dalam menyediakan biaya berobat, tempat berobat keluarga pada layanan kesehatan Ketiga;Kondisi Interaksi sosial terlihat dari jumlah jam berkumpul ibu dalam keluarga umumnya > 8 jam/hari (56,48%), jam berkumpul bapak umumnya 5-8 jam/hari (55,56%), tidak pernah terjadi pertengkaran (61,11%), anak membantu pekerjaan dalam keluarga rata-rata 2-4 jam/hari (68,52%). Anak petani juga tidak pernah bertengkar dengan saudaranya (70,37%), jenis bantuan untuk keluarga adalah tenaga (83,33%) dan kadangkadang pergi menjenguk tetangga yang mendapat musibah (57,41%) interaksi sosial rata-ratanya adalah 3,0 dengan tingkat capaian responden 76,1% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari (2013) bahwa Hubungan kekeluargaan yang terjadi antara petani dan keluarga termasuk baik mereka ada hubungan keluarga maupun baru kenal saat mulai bekerja sama. Ketergantungan antara pemilik tanah, petani penggarap dan buruh tani menjadi hal yang membuat satu sama lain untuk selalu mengadakan hubungan kerja yang baik, serasi,
5
dan harmonis dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kondisi tingkat Pendapatan Petani Padi sawah Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung sebagai berikut: Pendapatan rata-rata Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 (58,33%) berarti di atas UMP Sumatera Barat, sebahagian besar petani juga memiliki pekerjaan sampingan. Pengeluaran petani padi sawah untuk kebutuhan pangan (60,19%), dan jumlah tanggungan 2 orang. 2. Kondisi kesehatan petani padi sawah rata-ratanya adalah 2,80 dengan tingkat capaian responden 70,4% yang berada pada kriteria cukup baik 3. Interaksi sosial rata-ratanya adalah 3,0 dengan tingkat capaian responden 76,1% yang berada pada kriteria cukup baik. Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan: 1. Petani padi sawah yang ada di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung diharapkan untuk lebih meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan produktivitas. 2. Untuk petani padi sawah untuk meningkatkan interaksi sosial, agar terjalin hubungan yang lebih baik diantara petani padi sawah. 3. Disarankan kepada pemerintah dan pejabat terkait untuk lebih memperhatikan kesejahteraan petani padi sawah di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam 4. Untuk peneliti lanjutan untuk dapat melakukan penelitian tentang petani
padi sawah di tempat yang berbeda dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Ganing, Andy. 2012. Dinamika dan Peta Konflik (Studi Kasus Konflik Petani di Lingkungan Madallo Kelurahan Siparappe Kecamatan Watangsawito Kabupaten Pinrang. Jurnal, FISIP Unhas Lumintang, M. Fatmawati. 2013. Analisis Pendapatan Petani Padi di Desa Teep Kecamatan Langowan Timur. Jurnal EMBA Vol 1 No 3 September 2013 Oktavia, Risa (2012): Kondisi Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi :Pusataka STKIP PGRI Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo Wulandari. 2013. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kelurahan Manggalli Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin