KOMUNIKASI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI HANURA KOTA TANJUNGPINANG (Studi Pemilihan Legislatif 2014 di Kota Tanjungpinang )
NASKAH PUBLIKASI
OLEH JUNAIDI FAJRI NIM : 100565201348
PRODI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
1
ABSTRAK
Indonesia merupakan sebuah Negara yang menerapkan sistem Demokrasi sebagai bentuk dalam memilih atau mendelegasikan wakil rakyat di parlemen, baik di tingkat pusat atau daerah yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD), serta senator yang disebut dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Mereka dipilih dengan pemilihan umum legislatif yang digelar guna mewakili rakyat untuk berada di dalam parlemen. umumnya yang berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah partai-partai politik, partai politik yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Komunikasi politik merupakan komunikasi dua arah atau proses pemberian lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang bermuatan atau berisikan pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini pengumpulan data menggunakan wawancara/ interview, pengumpulan data dengan dokumen, studi pustaka dan lapangan. Di dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi politik oleh Calon Anggota Legislatif Dari Partai Hanura Kota Tanjungpinang pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014, sebagai lembaga yang berada di dalam lingkungan organisasi politik, para kandidat legislatif DPC partai Hanura Kota Tanjungpinang telah mengusahakan berbagai bentuk komunikasi politik. Kegiatan komunikasi politik oleh para calon anggota legislatif DPC partai Hanura Kota Tanjungpinang tahun 2014, terdapat unsur-unsur komunikasi politik yang terdiri dari komunikator politik, pesan politik, saluran atau media politik, sasaran atau target politik dan pengaruh atau efek komunikasi politik.
Kata Kunci : Politik, Komunikasi Politik, Partai Hanura
2
ABSTRACT
Indonesia is a country that is implementing democratic system as a form in selecting or delegate representatives in parliament, either at central level or area called the Council of Representatives and the Regional House of Representatives (DPR / DPRD), and the senator called the Regional Representatives Council (DPD). They have been selected to the election that was held in order to represent the people to be in parlemen. generic that play a role in the elections and participated in the elections are the political parties, political parties are channeling the aspirations of the people and propose candidates to be elected by the people through elections. Political communication is a two-way communication process of emblems or symbols of communication that is charged or containing political messages from a person or group to another person with the intention to broaden or way of thinking, and to influence the attitudes and behavior of audiences who became political targets. This research uses descriptive method. This type of research in this study is a qualitative research. This research data collection using interviews/ interviews, data collection with documents, library research and field. In the implementation of political communication by Legislative Member Candidate From Hanura Tanjungpinang on Legislative Elections of 2014, as the agency is in the organizational environment politics, the party's legislative candidates DPC Hanura Tanjungpinang have tried various forms of political communication. Political communication activities by legislative candidates DPC Hanura party Tanjungpinang 2014, there were elements of political communication that consists of political communicator, political messages, channels or political media, political goals or targets and the influence or effect of political communication.
Keywords: Politic, Political Communication, Hanura Party
3
KOMUNIKASI POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI HANURA KOTA TANJUNGPINANG (Studi Pemilihan Legislatif 2014 di Kota Tanjungpinang)
A.
1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah Negara yang menerapkan sistem Demokrasi
sebagai bentuk dalam memilih atau mendelegasikan wakil rakyat di parlemen, baik di tingkat pusat atau daerah yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD), serta senator yang disebut dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Mereka dipilih dengan pemilihan umum legislatif yang digelar guna mewakili rakyat untuk berada di dalam parlemen. umumnya yang berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah partai-partai politik, partai politik yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum (Rudy, 2011:87). Pemilu menyangkut persoalan partai-partai politik sebagai penyalur aspirasi rakyat. Pembentukan partai politik bersandar pada hak asasi dan menjamin konstitusional yang merupakan perwujudan hak setiap orang untuk diakui kemerdekaannya oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan negara menjamin masyarakat untuk berserikat dan berkumpul dan mengeluarkan pendapatnya. Untuk mewujudkan arti pemilu, sistem pemilihan merupakan instrumen penting. Disinilah terlihat titik sentral regulasi tentang pemilu dalam proses demokratisasi di suatu negara. Dalam banyak hal, regulasi dan kebijakan yang
1
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
pemilu
sangat
menentukan
penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil dan demokratis. Sistem pemilihan umum berbeda-beda di berbagai negara. ada sistem pemilihan langsung, yaitu rakyat memilih kepala Negara secara langsung, dan ada pula sistem pemilihan melalui perwakilan kepala Negara. Sistem kepartaian berbeda-beda pula. Ada sistem banyak partai (multi party system), ada sistem dwi partai (two party system), serta ada yang hanya satu partai (one party system) (Rudy, 2011:88). Sejak reformasi Indonesia kembali menganut sistem multi partai yang mana pada pemilihan umum tersebut dapat di ikuti berbagai partai dengan latar belakang ideologi dan platform perjuangan yang berbeda-beda, semua dapat menjadi peserta pemilu berdasarkan verifikasi partai pada undang-undang pemilu. Perubahan pola pemilihan diharapkan dapat memberikan hasil yang baik. Perubahan-perubahan peraturan oleh pemerintah bertujuan agar kehidupan berdemokrasi dapat berjalan dengan adil dan bijaksana. Proses pemungutan suara dirasakan lebih baik dari pada sebelumnya, meskipun ada yang perlu diperbaiki demi terwujudnya kehidupan yang demokratis (Sari, 2013:1). Komunikasi politik yang terlihat antar calon anggota legislatif hanya manifestasi dari keinginan individual untuk berkuasa, padahal dalam pengertian idealnya berkuasa hanyalah media antara yang menjadi sarana untuk dapat menciptakan tatanan masyarakat ideal, sesuai dengan nilai dan faham yang dianut oleh suatu partai politik.karena dorongan berkuasa yang begitu kuat, kekuasaan menjadi tujuan akhir dari berpolitik (Firmazah, 2008:23).
2
Partai Hanura adalah salah satu partai politik, yang juga mewajibkan kepada kader dan calon anggota legislatif baik di tingkat pusat maupun daerah untuk dapat menyampaikan visi dan misi partai dengan sasarannya adalah semua lapisan masyarakat sebagai pemilih dalam Pemilu legislatif. Dengan menggunakan cara dan strategi pada pemilihan umum calon anggota legislatif Partai Hanura melakukan program-program kerja dalam berkampanye maupun pada interaksi sosial sehari-hari yang dilakukan oleh kader dan calon anggota legislatif, hasilnya positif pada tahun 2014 yang lalu perolehan suara Partai Hanura Kota tanjungpinang mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari pemilu sebelumnya pada tahun 2009. Tabel.1 Perolehan Suara Partai HanuraPada Pileg 2009 dan 2014 No
1 2 3
Perolehan Kursi 2009 2014
Daerah Pemilihan Dapil I (Kec.Tanjungpinang KotaTanjungpinang Barat) Dapil II (Kec.Tanjungpinang Timur) Dapil III (Kec. Bukit Bestari) Total
Kec.
Jumlah Suara 2009
2014
-
2
805
5860
-
1
690
2610
1
1
1499
3673
1
4
2994
12143
Sumber: Data KPUD Tanjungpinang Tahun 2014 Data diatas, menunjukkan peningkatan signifikan perolehan suara Partai Hanura pada Pemilu Legislatif 2014 yang mampu memperoleh 4 kursi di DPRD Kota Tanjungpinang. Signifikan kenaikkan perolehan suara partai Hanura kota tanjungpinang yang awalnya hanya mampu memperoleh 1 kursi pada pemilu 2009, pada pemilu 2014 mampu memperoleh 4 kursi dan mencapai posisi pimpinan pada DPRD Kota Tanjungpinang.
3
Masing-masing Dapil mendelegasikan kader partai Hanura duduk di DPRD Kota Tanjungpinang, pada daerah pemilihan I (Kec.Tanjungpinang Kota dan Tanjungpinang Barat yang diwakili oleh Fengky Fesintio dan Ahmad Dhani, pada daerah pemilihan II Kecamatan Tanjungpinang Timur diwakili oleh Said Inderi serta pada daerah pemilihan III Kecamatan Bukit Bestari yang diwakili oleh Reni. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. 2 Calon Anggota Perolehan Suara TerbanyakPartai Hanura di Pemilu Legislatif Tahun 2014 Nama
No Urut
Fengky Fesintio, SH, MH
4
Ahmad Dani
10
Said Inderi
5
Reni
5
Daerah Pemilihan Dapil I (Kec.Tanjungpinang Kota- Kec. Tanjungpinang Barat) Dapil I (Kec.Tanjungpinang Kota- Kec. Tanjungpinang Barat) Dapil II (Kec.Tanjungpinang Timur) Dapil III (Kec. Bukit Bestari)
Jumlah Suara 2272
876 540 1755
Sumber: Data KPUD Kota Tanjungpinang Tahun 2014 Dengan kemenangan partai Hanura yang mampu mendelegasikan wakilnya untuk duduk di parlemen dan memperoleh pimpinan di DPRD Kota Tanjungpinang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap komunikasi politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan umum legislatif tahun 2014. A. 2. Rumusan Masalah Pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, dari upaya komunikasi politik yang dilakukan oleh calon anggota legislatif partai Hanura pada pemilu tahun 2014, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut
4
“Bagaimana komunikasi politik calon anggota legislatif Partai Hanura Kota Tanjungpinang dalam pemilihan legislatif tahun 2014? A. 3. Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi politik calon anggota legislatif Partai Hanura Kota Tanjungpinang pada Pemilu legislatif tahun 2014. 2. Untuk mengetahui hambatan dan kendala komunikasi politik yang dilakukan oleh calon anggota legislatif dari Partai Hanura pada pemilu legislatif Kota Tanjungpinang tahun 2014. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a.
Hasil dari penelitian ini nanti diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah khasanah pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosial dan politik.
b.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan peneltianpenelitian selajutnya.
2. Manfaat Praktis a.
Sebagai salah satu prasyarat untuk memenuhi gelar sarjana Ilmu Sosial dan Politik.
b.
Sebagai sarana pengembangan ilmu bagi penulis secara pribadi.
c.
Sebagai rujukan bagi Partai Hati Nurani Rakyat dalam meningkatkan eksistensinya dalam kehidupan politik.
5
B.
Konsep Teori
B. 1. Partai Politik Kata partai politik berasal dari kata pars dalam bahasa latin, yang berarti bagian. Partai Politik adalah sekelompok manusia yang dikumpulkan oleh kepentingan bersama, atau kemaslahatan menyeluruh yang didasari oleh ikatan keyakinan maupun keimanan atau atas dasar kekufuran dan kefasikan serta kemaksiatan, atau atas dasar ikatan kelahiran atau kabilah suku dan nasab tertentu atau karena ikatan profesi dan bahasa atau apa saja bentuknya dari berbagai ikatan maupun sifat kemaslahatan yang mengharuskan manusia berkumpul atasnya dan mendukungnya (Sinaga, 2014: 13). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Batasan partai politik menurut RH Soltau dalam An Introduction to Politics ternyata sama dengan batasan yang diberikan oleh Raymond Garfield Gettel dalam Political Science. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah organisasi dengan makna orang ataupun golongan berusaha untuk memperoleh serta menggunakan kekuasaan (Rosana, 2012: 139).
6
Banyak pengertian tentang partai politik yang diungkapkan atau dikemukakan oleh para ahli tergantung dari sudut pandang mana para ahli tersebut melihat partai politik. Dari sekian banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli pada dasarnya mengacu pada anti bahwa partai politik tersebut merupakan organisasi, tempat atau wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Hal ini sebagai mana yang telah disampaikan oleh Budiardjo, bahwa: “Partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusionil untuk melaksanakan kebijaksanaankebijaksanaan mereka” (2009:403--04). Dari pengertian partai politik yang telah dikemukakan, ada 3 (tiga) prinsip dasar dari partai politik, yaitu sebagai berikut (Cangara, 2009:209--10) : a) Partai sebagai koalisi, yakni membentuk koalisi dari berbagai kepentingan untuk membangun kekuatan mayoritas. b) Partai sebagai organisasi, untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis dan berkelanjutan partai politik harus dikelola. c) Partai sebagai pembuat kebijakan (policy making). Dari 3 (tiga) prinsip dasar partai politik di atas, bisa dibedakan antara partai politik, gerakan (movement) dan kelompok penekan. Dari beberapa pengertian para pakar diatas menunjukkan bahwa parpol terwujud berdasarkan persamaan kehendak atau cita-cita yang akan dicapai bersama. Partai politik pula memainkan peran dan fungsinya sebagai partai politik yang merupakan intrumen penting dalam tatanan negara demokrasi guna memperjuangkan cita-cita bersama pada proses menuju kekuasaan.
7
B. 2.Komunikasi Politik Dalam (Sepkawegi, 2013:28) Komunikasi politik merupakan salah satu dari fungsi partai politik yang sangat penting dalam mendukung proses berjalannya program-program partai politik, Komunikasi politik sebagai sarana untuk menyampaikan informasi atau pesan politik dari komunikator kepada komunikan. Dalam kegiatan komunikasi politik, konsep 5W merupakan kegiatan yang dilakukan oleh komunikator dalam rangka menyampaikan pesan kepada komunikan dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi untuk mencapai efek tertentu, oleh Lasswell (dalam Nimmo, 2005:13) konsep ini kemudian dikenal dengan “who, what, whom, which, with, what effect (siapa, mengatakan apa, kepada siapa, dengan saluran apa, dan apa efek yang diharapkan)”. Gabriel Almond dalam bukunya ”The Politic of the Development Areas” tahun 1960, komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam sistem politik. Komunikasi politik bukan fungsi yang dapat berdiri sendiri karena komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan yang terjadi pada saat berjalannya fungsi-fungsi yang lain. Dengan kata lain, komunikasi politik merupakan salah satu dari sistem komunikasi yang dapat diperjelas melalui skema kerja komunikasi politik yang berguna untuk menganalisa (Napitulu, 2013:5). Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah (Surbakti, 2007:152). Nimmo (2005:9) “komunikasi politik yaitu kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan konsekuensi konsekuensinya aktual maupun potensial yang mengatur perbuatan manusia di
8
dalam kondisi-kondisi konflik”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Meadow, namun Meadow lebih memberi tekanan bahwa “symbol-simbol atau pesan yang disampaikan itu secara signifikan dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik” (dalam Cangara, 2009:35). Sedangkan menurut Cangara sendiri “komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik” (2009:36). Penjelasan di atas komunikasi politik merupakan komunikasi dua arah atau proses pemberian lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisikan pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka cara pikir dan penerimaan informasi untuk mempengaruhi sikap serta tingkah laku individu-individu yang menjadi sasaran politik. B. 3. Unsur- Unsur Komunikasi Politik Komunikasi politik sebagai body of knowledge juga terdiri atas berbagai unsur, yaitu “sumber (komunikator), pesan, media atau saluran, penerima dan efek” (Nimmo, dick dalam Cangara, 2009:37). Komunikasi politik dilakukan melalui proses yang meliputi unsur-unsur komunikasi politik, yaitu komunikator politik, pesan politik, saluran atau media politik, sasaran atau target politik dan pengaruh atau efek komunikasi politik. a.
Komunikator Politik Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik, melainkan juga
lembaga pemerintahan legislatif dan eksekutif. Dengan demikian, sumber atau komunikator politik adalah mereka- mereka yang dapat memberi informasi
9
tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik, misalnya presiden, menteri, anggota DPR, MPR, KPU, gubernur, bupati/walikota, DPRD, politisi, fungsionaris partai politik, fungsionaris Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan kelompok- kelompok penekan dalam masyarakat yang bisa mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Sepkawegi,2013:30) Nimmo, (2005:30--8) membagi menjadi 3 (tiga) kategori komunikator politik, yaitu: 1. Politikus sebagai komunikator politik. Orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah harus dan memang berkomunikasi tentang politik.Kita menamakan calon atau pemegang jabatan ini politikus. 2. Profesional sebagai komunikator politik. Komunikator profesional adalah sesorang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, apakah di dalam atau di luar politik. 3. Aktivis sebagai komunikator politik. Komunikator jenis ini pada umumnya tidak memegang ataupun mencitacitakan jabatan pada pemerintah, dalam hal ini komunikator jenis ini tidak seperti politikus yang membuat politik menjadi lapangan kerjanya. Juru bicara ini biasanya juga bukan profesinal dalam komunikasi. Namun, ia cukup terlibat baik dalam politik maupun dalam komunikasi sehingga dapat disebut aktivis politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik.
10
b.
Pesan Politik Pesan politik ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non-verbal, tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato politik, undang-undang kepartaian, undang-undang pemilu, pernyataan politik, partikel atau isi buku/brosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan internet yang berisi ulasan politik dan pemerintahan, puisi politik, spanduk atau baliho, iklan politik, propaganda, perang urat saraf (psywar), makna logo, warna baju atau bendera, Bahasa badan (body language), dan semacamnya. Menurut Bell ada 3 (tiga) jenis pembicaraan dalam pesan politik yang mempunyai kepentingan politik yang pasti dan jelas sekali politis (dalam Nimmo, 2005:75), yaitu : a. Pembicaraan kekuasaan Mempengaruhi orang lain dengan ancaman atau janji-janji. Bentuknya yang khas adalah, “Jika anda melakukan X, saya akan melakukan Y”. Di sini “X” adalah sikap orang lain yang diinginkan oleh pembicara, “Y” adalah maksud yang dinyatakan untuk memberikan lebih banyak (janji) atau lebih sedikit (ancaman) kenikmatan atas bila sikap itu dilakukan.
Kunci
pembicaraan
kekuasaan
ialah
bahwa
“saya”
mempunyai cukup kemampuan untuk mendukung janji maupun ancaman dan bahwa yang lain mengira bahwa pemilik kekuasaan itu akan melakukannya.
11
b. Pembicara pengaruh Pembicara ini terjadi tanpa saksi-saksi seperti “Jika anda melakukan X, anda akan melakukan (merasa, mengalami dan sebagainya) Y”. Janji, ancaman, penyuapan dan pemerasan adalah alat tukar pada komunikasi kekuatan; pada komunikasi pengaruh alat-alat itu diganti dengan nasihat, dorongan, permintaan dan peringatan. Seperti ditujukan oleh Bell, hubungan kekuasaan berdasar pada kemampuan manipulasi sangsi positif atau negatif, tetapi pemberi pengaruh (karena pretise atau reputasinya) dengan berhasil memanipulasikan persepsi atau pengharapan orang lain terhadap kemungkinan mendapat untung atau rugi. Sebenarnya, bila pemberi pengaruh mengatakan, “Jika anda lakukan X, akan terjadi Y, terjadinya benar-benar Y itu berada di luar kendali pemberi pengaruh. c. Pembicaraan autoritas. Pembicaraan autoritas adalah pemberian perintah. Syarat- syarat tidak adadan pernyataan autoritas adalah “Lakukan X” atau “Dilarang melakukan X”. Yang dianggap sebagai penguasa yang sah ialah suara autoritas dan mempuyai hak untuk dipatuhi. c.
Saluran atau Media Politik Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para
komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak, yaitu surat kabar, tabloid, majalah, buku. Media elektronik, yaitu film, radio, televisi, video, komputer, internet. Media format kecil, yaitu leaflet, brosur, selebaran, stiker, bulletin. Media luar ruangan (out door media), misalnya baliho,
12
spanduk, reklame, electronic board, bendera, jumbai, pin, logo, topi, rompi, kaos oblong, iklan mobil, gerbong kereta api, kalender, kulit buku, block note, pulpen, gantungan kunci, payung, dos jinjingan, dan segala sesuatunya yang digunakan untuk membangun citra (image building). Saluran komunikasi kelompok misalnya, partai politik (DPP, DPW, DPD, DPC, DPAC), organisasi profesi, ikatan alumni, organisasi sosial keagamaan, karang taruna, kelompok pengajian, kelompok tani dan nelayan, koperasi, persatuan olahraga, kerukunan keluarga, perhimpunan minat dan semacamnya. Saluran komunikasi publik misalnya, aula, balai desa, pameran, alun-alun, panggung kesenian, pasar, swalayan (supermarket, mall, plaza), sekolah, kampus. Saluran komunikasi sosial misalnya, pesta perkawinan, acara sunatan, arisan, pertunjukan wayang, pesta rakyat, rumah ronda, sumur umum, pesta tani dan semacamnya. d.
Sasaran atau Target Politik Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi
dukungan dalam membentuk pemberian suara (vote) kepada partai ataukandidat dalam Pemilihan Umum. Mereka adalah pengusaha pegawai negeri (mestinya tidak memilih jika tidak punya hak untuk dipilih), buruh, pemuda, perempuan, ibu rumah tangga, pensiunan, veteran, pedagang kaki lima, para tukang (kayu, batu, cukur, becak) orang cacat, mahasiswa, sopir angkutan, nelayan, petani yang berhak memilih maupun pelajar dan siswa yang akan memilih setelah cukup usia. e.
Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman
terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, di mana nuansanya akan
13
bermuara pada pemberian suara (vote) dalam pemilihan umum. Pemberian suara ini sangat menentukan terpilih tidaknya seorang kandidat untuk posisi mulai tingkat presiden dan wakil presiden, anggota DPR, MPR, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota sampai pada tingkat DPRD. Jika unsur- unsur komunikasi tersebut dilukiskan dalam gambar, kaitan antar satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat sebagai berikut: Gambar.1 Unsur-Unsur Yang Membentuk Proses Komunikasi Sumber
Pesan
Media
Umpan balik
Penerima
Efek
Lingkungan
Sumber, Cangara (2009:20)
C. Hasil Penelitian Terdapat unsur-unsur komunikasi politik yang digunakan oleh Calon Anggota Legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014 yaitu : C. 1. Komunikator Politik Dari Unsur Komunikasi politik dalam komunikator politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan legislatif tahun 2014, menghasilkan beberapa temuan. Yaitu : a. Partai Hanura Kota Tanjungpinang melalui Bapilu sampai semua aktor dari tingkat DPC, PAC, sampai Anak Ranting maupun orsap partai, dan
14
tokoh diluar partai, serta, Calon Anggota Legislatif DPC partai Hanura Kota Tanjungpinang telah mengusahakan berbagai bentuk komunikasi politik baik dari dalam partai maupun luar partai (tim yang dibentuk Caleg sendiri) selain calon legislatif itu sendiri sebagai komunikator pada Pileg 2014 lalu. Ada kriteria-kriteria tertentu untuk mendulang perolehan suara. b. Pada Komunikasi Politik Calon Anggota Legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada Pileg 2014 lalu ditemukan 2 kategori dari Komunikator Politik yaitu Politikus dan aktivis sebagai komunikator politik, hal tersebut dapat di gambarkan dari dipilihnya ketua PAC sebagai tim sukses salah satu calon yang diharapkan mampu memetakan suara serta dapat mendulang suara, serta seluruh aktor dari tingkat DPC, PAC maupun anak ranting dan orsap partai juga digunakan partai sebagai komunikator politik pada pileg 2014 lalu, sedangkan Aktivis dapat pula kita lihat dengan dipilihnya kembali orang-orang dekat calon sebagai timsukses, maupun tokoh masyarakat serta paguyuban guna membantu dalam mengkomunikasikan para calong legislatif partai Hanura dengan didukung kriteria-kriteria tertentu sebagai penguat dalam tim tersebut. C. 2. Pesan Politik Dari Unsur Komunikasi politik dalam pesan politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan legislatif tahun 2014, menghasilkan beberapa temuan. Yaitu : a. Pesan politik yang terdapat dari hasil pengamatan diatas adalah adanya jenis pesan politik yang dilakukan oleh calong legislatif tersebut, meliputi
15
pembicaraan kekuasaan, pembicaran pengaruh maupun autoritas yang di maksud sebagai perintah dan larangan kepada tim sukses mereka. b. Pada Pesan Politik dalam kategori pembicaraan kekuasaan, seperti penampungan
aspirasi,
perjuangan
dalam
penyampaian
aspirasi
konstituen, serta jembatan pada kondisi sosial masyarakat dengan kekuasaan yang ketika dimiliki di lembaga parlemen. c. Sedangkan pembicaraan pengaruh lebih meliputi untuk tidak menerima jual beli suara, yang meletakkan pada nasehat, ataupun permintaan langsung kepada konstituen. Misal untuk dapat berkomunikasi dengan calon langsung lewat no telpon mereka atau pun datang langsung kerumah calon tersebut. C. 3.Saluran atau Media Politik Dari Unsur Komunikasi politik dalam Saluran atau Media politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan legislatif tahun 2014, menghasilkan beberapa temuan. Yaitu: a. Calon anggota Legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang media cetak, media elektronik, media luar ruangan (Advertesing), saluran komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi sosial. b. Pada Saluran komunikasi kelompok, calon anggota legislatif tersebut melalui paguyuban kedaerahan dan etnis/suku. c. Pada Saluran Komunikasi Publik Calon Anggota Legislatif tersebut melalui balai desa/ruang pertemuan, kedai kopi, serta gotong royong. Dan sedangkan pada saluran komunikasi sosial melalui, pernikahan, musibah
16
orang meninggal, event besar keagamaan maupun langsung berkomunikasi kepada konstituen. C. 4. Sasaran atau Target Politik Dari Unsur Komunikasi politik dalam Sasaran atau Targetpolitik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan legislatif tahun 2014, menghasilkan beberapa temuan. Yaitu: a. Sasaran/Target politik dilakukan secara umum (universal) tanpa melihat segementasi atau kelompok tertentu guna mendapat dukungan suara dalam pemilihan legislatif tersebut. b. Terdapat segmentasi etnis berdasarkan wilayah dapil dan kecenduruangan kelompok ibu-ibu dan pemilih pemula. C. 5.Pengaruh atau efek Komunikasi Politik Dari Unsur Komunikasi politik dalam pengaruh atau efek komunikasi politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan legislatif tahun 2014, menghasilkan beberapa temuan. Yaitu: a. Hasil perolehan suara partai dan keterpilihan calon anggota legislatif partai Hanura kota tanjungpinang pada Pileg 2014 lalu, dari hanya 1 kursi perolehannya di tahun 2009 menjadi 4 kursi di tahun 2014. b. Persaingan antar Caleg yang ketat pada konstetasi pemilu, dan masyarakat mengerti hak-hak demokrasi.
17
C. 6. Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi Politik Dari Unsur Komunikasi politik dalam hambatan-hambatan dalam komunikasi politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang pada pemilihan legislatif tahun 2014, menghasilkan beberapa temuan. Yaitu: a. Belum meyatunya Kader dengan partai, dalam hal ini kader baru, ketatnya persaingan antar Caleg, masih lemah dalam faktor finansial/pendanaan keuangan baik partai dan kader/Caleg. b. Kaderisasi partai pada kader yang belum berjalan optimal sehingga mampu menjadi produk yang dapat menjadi unggalan partai.
D.PENUTUP A.
Kesimpulan Dalam Melakukan komunikasi politik yang dilakukan oleh Calon Anggota
Legislatif Partai Hanura Kota Tanjungpinang pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014, komunikasi politik ini peneliti uraikan dari beberapa unsur yang menjadi bagian dari komunikasi politik tersebut antara lain, terdapat unsur-unsur yang terdiri dari komunikator politik, pesan politik, saluran atau media politik, sasaran atau target politik dan pengaruh atau efek komunikasi politik. 1.
Selain Calon Anggota Legislatif itu sendiri yang menjadi komunikator politik, terdapat juga beberapa temuan lain dalam komunikasi politik calon anggota legislatifPartai Hanura Kota Tanjungpinang, yang meliputi komunikator politik dalam kategori, politikus yang mana peran tersebut
di
lakukan
oleh
semua
kader
partai
Hanura
Kota
18
Tanjungpinang sendiri dari tingkatan pengurus di jajaran Hanura Kota sampai di tingkatan ranting, maupun organisasi sayap partai, yang semuanya berperan dan berkomunikasi dengan Bapilu partai. Bahkan salah seorang calon anggota legislatif yang duduk pada Pileg 2014 lalu dari partai Hanura Kota Tanjungpinang mempercayai ketua PAC di Kecamatan Tanjungpinang Timur selaku timsuksesnya secara pribadi. Kategori kedua yang digunakan oleh calon anggota legislatif ialah Aktivis sebagai komunikator politik dalam hal ini calon terpilih dari partai Hanura juga menitik beratkan pada orang-orang dekat yang mereka percayai, yang merupakan teman mereka secara pribadi yang selalu berkomunikasi kepada mereka dengan baik. yang secara khusus juga individu-individu tersebutlah yang juga melakukan komunikasi kepada konstituen-konstituen mereka lalu menyampaikan kepada calon, untuk mendampingi calon sebagai timsukses, serta ada yang menggunakan tokoh masyarakat dalam kategori ini untuk membantu mendulang suara, tokohnya lebih di dalam tingkatan-tingkatan RT, atau daerah tertentu yang akan mereka masuki dan kedaerahan juga dilibatkan
ormas-paguyuban
semua berdasarkan kategori timsukses
diluar partai yang baik dan mampu mendulang suara. Dominan kategori Aktivis sebagai komunikator politik yang digunakan oleh para calon legislatif
terpilih,
(Teman
dekat/orang
yang
dipercai,
Tokoh
masyarakat).
19
2.
Pesan dalam komunikasi politik meliputi pesan politik yang berbentuk Pembicaraaan
Kekuasaan,
Pembicaraan
pengaruh,
pembicaraan
autoritas, pembicaraan kekuasaan berupa janji dan penyerapan aspirasi, pembicaraan pengaruh berupa pendidikan politik bersih untuk tidak mau jual beli suara (money politik) dan pembicaraan autoritas berupa perintah dan larangan kepada timsukses untuk tidak berjanji dan transaksi jual beli suara. dalam tiga bentuk kategori tersebut terdapat pesan-pesan dari temuan peneliti, namun dapat dilihat lebih domain dalam bentuk kategori pesan politik dalam pembicaraan kekuasaan baik sebelum terpilih dan setelah terpilih. 3.
Saluran atau media komunikasi politik yang digunakan oleh calon anggota anggota legislatif Partai Hanura Kota Tanjungpinang tahun 2014, meliputi media cetak, media elektronik, media luar ruangan (Advertesing), saluran komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi sosial. media cetak seperti surat kabar, media elektronik iklan Tv. Media luar ruangan yang digunakan seperti bilbord, spandukspanduk.Untuk saluran komunikasi kelompok yang digunakan adalah acara-acara atau pertemuan-pertemuan di masyarakat baik paguyuban kedaerahan / etnis. Saluran / media komunikasi politik dalam komunikasi publik melalui balai desa/ruang pertemuan, kedai kopi, serta gotong royong. dan sedangkan pada saluran komunikasi sosial melalui, pernikahan, musibah orang meninggal, event besar keagamaan maupun langsung berkomunikasi kepada konstituen. Dapat pula dilihat
20
dominan dari disebutkan dalam saluran/media komunikasi politik yaitu komunikasi sosial yang menjadi intraksi langsung dalam kehidupan sehari-hari. 4.
Sasaran atau target politik dari Calon Anggota Legislatif Hanura Kota Tanjungpinang adalah yang paling utama adalah masyarakat umum (Universal), dan beberapa segmentasi masyarakat dengan harapan dapat memberi suara kepada partai dan kandidat dipartai Hanura Kota Tanjungpinang dalam pemilu lalu. Dapat pula dilihat yang menjadi domain dalam sasaran/target politik tersebut ialah masyarakat secara umum (universal).
5.
Untuk pengaruh atau efek komunikasi politik yang diharapkan oleh para calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang adalah dukungan berupa suara (vote) dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Tanjungpinang. Dari hasil perolehan suara pada pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Tanjungpinang lalu cukup efektif, Sebagai buktinya adalah partai Hanura mendapatkan 4 kursi di DPRD
Kota
Tanjungpinang yang sebelumnya pada pemilu 2009 hanya mendapatkan 1 kursi. 6.
Di dalam kegiatan komunikasi politik, tentunya terdapat faktor-faktor penghambat. Faktor penghambat di dalam kegiatan komunikasi politik calon anggota legislatif partai Hanura Kota Tanjungpinang tahun 2014 adalah belum menyatunya antara kader baru dan pengurus dari partai sehingga cenderung terdapat miskomunikasi. Selanjutnya adalah faktor
21
ekonomi, seperti financial calon anggota legislatif dan partai Hanura yang tidak besar sehingga cenderung sulit dalam menghadapi cost politik di tengah masyarakat, serta figur kepemimpinan di dalam tubuh partai Hanura Kota tanjungpinang yang dinilai belum begitu kuat sebagai produk partai dan membinaan kader yang masih cenderung lemah. Maka dalam 6 unsur komunikasi politik tersebut peneliti menyimpulkan 2 faktor yang lebih dominan digunakan atau dilakukan oleh calon legislatif tersebut yaitu dengan menggunakan unsur komunikator politik dan saluran atau media komunikasi.
B.
Saran Dalam penelitian Komunikasi Politik Calon Anggota Legislatif Partai
Hanura Kota Tanjungpinang pada Pemilihan Legislatif tahun 2014 lalu, maka peneliti memberikan saran- saran sebagai berikut: 1.
Partai Hanura Kota Tanjungpinang sebaiknya melakukan kordinasi dan komunikasi intens kepada para calon anggota legislatif guna penyatuan komunikasi dan informasi agar organisasi di tubuh partai dapat berjalan baik sebagaimana mestinya karena komunikasi dan penyatuan kader tidak dapat di hindari sebagai intrumen penting dalam tubuh organisasi partai.
2.
Partai Hanura juga sebaiknya melakukan penguatan internal guna terciptanya kepemimpinan yang kuat di tubuh partai dan kader sebagai
22
nilai tawar produk partai ke tengah masyarakat dalam memilih kader serta calon dari partai Hanura dalam berbagai suksesi. Dengan melaksanakan program kaderisasi kader partai dan pendidikan kader, selain itu juga Melakukan kreasi baru ditengah tinggi nya cost politik (biaya politik) dalam menjakankan roda organisasi partai, baik kader maupun partai. Dalam berkreasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat
dan
menjadi
interaksi
sosial
dalam
kehidupan,
(Gotongroyong, bersih kampung, perjuangan aspirasi, paguyuban, keagamaan dll) sehingga melekat partai Hanura dan kader ada dan hadir ditengah masyarakat tidak hanya di saat pemilu. 3.
Mulai memetakan basis konstituen partai dan membuat segmentasi pemilih agar menjaga suara yang sudah pernah di dapatkan dan untuk dapat terus di bina, lalu masuk di daerah-daerah lain yang belum tersentuh dan terus melakukan penguatan basis konstituen baik secara umum dan per Dapil.
4.
Melakukan komunikasi politik yang intens dalam berbagai kesempatan baik sebelum dan sesudah suksesi pemilu, kepada masyarakat. Mengoptimalkan saluran/media komunikasi yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan politik baik yang menyakut kebijakkan umum dan perjuangan aspirasi atau dalam menjaga basis pemilih.
23
DAFTAR PUSTAKA
A.
Buku-Buku
Ali Safa’at, Muchamad. 2011. Pembubaran Partai Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rudy, May, 2011. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: PT.Refika Aditama Firmanzah, 2008. Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta : Yayasan obor Indonesia Hendrayady, Agus dkk.2011. Peduman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang: FISIP UMRAH Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama ________________. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politik (Konsep, Teori dan Strategi). Jakarta:Rajawali Pers Efriza. 2012. Political Explore (Sebuah Kajian Ilmu Politik). Bandung : Alfabeta J.Werner, Severin. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta : Kencana Subakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi Politik Media).Bandung: PT Remaja Rosdakarya
(Komunikator,
Pesan
dan
Uchjana, Onong Efenddy. 2007. Ilmu Komunikasi (teori dan praktek). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Pamungkas, Sigit. 2012. Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia. Institute for Democracy and Welfarism Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo
24
Setiadi Elly, Kolip Usman. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Prenadamedia Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Rajawali B.
Jurnal, Internet dan Artikel
Sari, Evi Yumika. 2013. Strategi Komunikasi Politik DPC PDI P pada Pemilihan Legislatif kota tanjungpinang tahun 2009. Tanjungpinang: Universitas Martim Raja Ali Haji Sinaga, Jimmy Commando. 2014. Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014(Studi kasus : Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan). Sumatra Utara: USU Sepkawegi, Viddy Ricard. 2013.Komunikasi Politik DPC Partai Demokrat Kota Tanjungpinang Tahun 2009. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji Napitupulu, Erick Wensik Berman. 2013. Strategi Komunikasi Politik Dan Pemenangan Pemilu. Medan : USU Kurniasih, Dewi Dan Tatik Rohmawati. 2013. Pelaksanaan Fungsi Komunikasi Politik Partai Demokrat (Studi Pemilihan Walikota Bandung 2013). Bandung: Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 11 Rosana, Ellya. 2012. Partai Politik Dan Pembangunan Politik. Lampung : Jurnal TAPIs Vol.8 Prasetya, Imam Yudhi. 2012. Pergeseran Peran Ideologi Dalam Partai Politik (Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan). Tanjungpinang: Fisip Umrah
25