KINESIK (Dra. SWE. Handayani, M.I.Kom)
Abstrak Kinesik meliputi ekspresi wajah, isyarat,sikap dan cara berjalan, dan lengan yang dapat dilihat dan gerakan tubuh. Teori pada kinesik telah mencakup secara konsisten pada kanon teori komunikasi, khususnya dalam studi komunikasi non verbal semenjak tahun 1950an. Pada tahun 1960an kelompok Jepang ini mendukung konsep bahwa ada perbedaan budaya yang besar pada penilaian emosi. Kuhn menambahkan okulesik (perilaku mata), haptik (sentuhan), dan proksemik (penggunaan ruang) ke dalam system yang diatur oleh sajian berikut: motorik (gerakan), reaksi orientasi, heptik (sentuhan), daya penggerak (perubahan tempat). Menurut hasil penelitian, bahasa tubuh ternyata punya prosentase kekuatan yang melebihi bahasa verbal. Ini berarti bahwa kita harus batul-betul mencermati bahasa tubuh yang kita milikik ataupun interaksi betul-betul berjalan almiah. Kita semua manusia. Semua orang sedikit banyak akan sadar diri jika tiba saatnya mengamati diri sendiri. Analisa diri akan membantu kita memperbaiki diri secara dramatis. Observasi diri akan menunjukkan gerakan mana yang nampak alami dan mana yang tidak. Belajarlah bagaimana menunjukkan antuiasme, kepercayaan diri, kemarahan, keprihatinan dan simpati yang semuanya terlihat alami. Kata Kunci: Kinesik PENDAHULUAN Kinesik adalah studi dan interpretasi gerakan tubuh manusia yang dapat diambil sebagai simbolis atau metaforis dalam interaksi sosial. Menurut antropologis Ray Birdwhistell, yang membuat istilah ini pada tahun 1952, kinesik meliputi ekspresi wajah, isyarat,sikap dan cara berjalan, dan lengan yang dapat dilihat dan gerakan tubuh. Gerakan ekspresif diambil tindakan simbolis yang menunjukkan atau menekankan pemikiran, perasaan, suasana hati, maksud, dan/atau sikap dan bisa digunakan secara kombinasi dengan, atau disamping komunikasi verbal. Agar dapat memiliki nilai komunikasi terbagi, kegiatan jasmani harus menjadi adat, atau secara luas dipahami. Teori pada kinesik telah mencakup secara konsisten pada kanon teori komunikasi, khususnya dalam studi komunikasi non verbal semenjak tahun 1950an.
Pada tahun 1969, Paul Ekman dan Wallace Friesen memindahkan penekanan pada dasar isyarat psikologis dan ekspresi wajah. Mereka menyatukan lima kategori perilaku nonverbal: 1. Mempengaruhi pajangan (dinamakan ekspresi emosional pada karya akhir Ekman) terjadai khususnya pada wajah dan secara tidak sadar menunjukkan dan mewakili perasaan atau emosi 2. Pengatur menjaga dan mengelola interaksi alur antara mitra komunikasi. Contohnya,
persetujuan
dapat
dinyatakan
melalui
anggukan
kepala,
ketidakpercayaan bias melalui kepala miring 3. Adaptor membantu untuk mengelola tensi atau tekanan. Adaptor obyek meliputi penggesekan dengan obyek seperti sebuah pensil, merubah-adaptor digunakan pada hubungan antarpribadi seperti menyentuh orang lain dan adaptor-diri dapat meliputi seperti perilaku menggigit kuku, menggosok mata, menggaruk bagian yang gatal, dan sebagainya 4. Ilustrator menyertai bahasa verbal dan secara visual menunjukkan apa yang sedang dijelaskan. Ilustrator meliputi tongkat (yang digunakan untuk penekanan), piktograf (yang mewakili referen mereka), kinetograf (yang mewakili tindakan jasmani), ideograf (yang menggambarkan hal pemikiran), deiktik (menunjuk isyarat), dan spasial (yang menggambarkan hubungan spasial). Pada tahun 1999, Ekman menambahkan kategori gerakan ritmik yang menggamnbarkan ritme sebuah kejadian 5. Emblem menggantikan kata kata dan oleh karenanya memiliki makna menurut adat. Berbeda dari kategori lain perilaku nonverbal, emblem memiliki terjemahan verbal langsung seperti tanda OK atau V untuk tanda kemenangan Semenjak tahun 1981, Adam Kendon meneliti banyak aspek isyarat, termasuk konvensionalisasi, integrasi antara isyarat dan percakapan, dan peran isyarat pada komunikasi. Penelitian Whistell berlanjut di Amerika Serikat oleh Adam Kendon, diantaranya. Christine Kuhn melakukan karya sama di Jerman. Di Jepang, Toshiki Shioiri, Toshiyuki Someya, Daiga Helmeste, dan Siu Wa Tang mengadakan penelitian semacam itu. Pada tahun 1960an kelompok Jepang ini mendukung konsep bahwa ada perbedaan budaya yang besar pada penilaian emosi. Sebagaimana pada awal abad ke
21, Kuhn menambahkan okulesik (perilaku mata), haptik (sentuhan), dan proksemik (penggunaan ruang) ke dalam system yang diatur oleh sajian berikut: 1.
2.
3.
Motorik (gerakan) •
Mimik: gerakan wajah
•
Pantomimik: gerakan dan posisi seluruh tubuh
•
Gerak tubuh: gerakan kaki dan tangan
Reaksi orientasi •
Orientasi tatapan
•
Orientasi kepala
•
Orientasi batang tubuh
Haptik (sentuhan) •
Hubungan taktil-diri (hubungan taktil dengan diri)
•
Hubungan sosiotaktil (hubungan taktil dengan orang lain)
•
Hubungan obyektaktil (hubungan taktil dengan obyek)
•
Hubungan fiktivetaktil (hubungan imajiantif dengan orang lain dan/atau obyek)
4.
Daya penggerak (perubahan tempat) •
Proksemik
PANDANGAN ALTERNATIVE DENGAN MENGACU PADA SUMBER LITERATUR LAIN Dalam bukunya Widodo Muktiyo, Membangun Usaha dengan Kekuatan Image, memaparkan: Menurut hasil penelitian, bahasa tubuh ternyata punya prosentase kekuatan yang melebihi bahasa verbal. Misalkan, dalam kelompok kecil, seseorang sedang berbicara banyak, kemudian ada salah satu teman yang meletakkan telunjuknya di dahinya dengan miring. Semua yang disampaikan akan terhapus oleh isyarat bahasa tubuh seseorang tadi. Ini berarti bahwa kita harus batul-betul mencermati bahasa tubuh yang kita milikik ataupun interaksi betul-betul berjalan almiah. Tetapi kalau akhirnya sudah menjadi lifeblood atau darah kehidupan, maka apa yang kita lakukan direspon dan menguntungkan. Contoh lain, kalau misalkan pusing kita menekan kening dengan kita puter, berarti kita kesulitan sesuatu atau bahkan kita ngomong berdua tahu-tahu pihak lain
mengerutkan dahinya berarti dia tidak paham dengan apa yang dimaksud dan harus kita ulang. Kita harus lebih efektif pada hal-hal seperti itu yang selama ini barangkali perlu kita pahami dengan baik. Kita semua manusia. Semua orang sedikit banyak akan sadar diri jika tiba saatnya mengamati diri sendiri. Namun kekuatan komunikasi kita lebih banyak dipengaruhi oleh “bagaimana kita mengatakannya” dan bukannya oleh ’’apa yang kita katakan’’. Oleh sebab itu, penting bagi kita menggunakan bahasa tubuh untuk manfaat yang sebesar-besarnya. Analisa diri akan membantu kita memperbaiki diri secara dramatis. Observasi diri akan menunjukkan gerakan mana yang nampak alami dan mana yang tidak. Percayalah pada diri sendiri. Berusahalah menyampaikan emosi melalui ekspresi fisik. Belajarlah bagaimana menunjukkan antuiasme, kepercayaan diri, kemarahan, keprihatinan dan simpati yang semuanya terlihat alami. (Peter Urs Bender, Rahasia Kekuatan Presentasi, Gramedia, Jakarta, 1996, hal 100). Menurut Birdwhistell, Kinesics and Context, menguraikan tujuh asumsinya yang menjadi dasar teorinya dalam bahasa tubuh: 1. Semua gerakan tubuh mempunyai makna penting dalam konteks komunikasi. Seseorang selalu dapat memberikan makna terdapat aktivitas tubuh. 2. Perilaku dapat dianalisis karena telah diatur dan pengaturan ini dapt dikupas dengan analisis sistematis. 3. Walaupun aktivitas tubuh memiliki keterbatasan secara biologis, kegunaan pergerakan tubuh dalam interaksi dianggap menjadi sebuah bagian dari sistem sosial. Oleh karena itu, kelompok yang berbeda akan menggunakan gesture dan gerakan tubuh lainnya secara berbeda. 4. Orang dipengaruhi oleh aktivitas tubuh orang lain yang terlihat. 5. Cara aktivitas tubuh yang berfungsi dalam komunikasi dapat diselidiki. 6. Makna yang terungkap dalam hasil penelitian kinesic ini berasal dari perilaku yang telah dikaji sebagaimana metode yang digunakan untuk penelitian. 7. Seorang yang menggunakan aktivitas tubuh akan memiliki ciri-ciri idiosyncratic, tetapi juga akan menjadi bagian sistem sosial yang besar bersama-sama dengan yang lainnya. (Littlejohn. 2009:159)
Dalam bukunya Widodo Muktiyo, Membangun Usaha dengan Kekuatan Image, memaparkan: POSISI BAHU DAN KEPALA Yakin Dan Positif
Gugup Dan Negatif
Bahu tegak
Bahu terkulai
Kepala ke atas
Kepala menunduk
Tersenyum
Merengut
Penuh tenaga
Kurang bertenaga
Siap tampil
Tidak siap
Saya merasa enak!
Saya merasa tidak enak
Ya, saya bisa!
Tidak, saya tidak bisa!
HIDUP INI
HIDUP INI
MENGGAIRAHKAN
MEMBOSANKAN
Sumber: Rahasia Kekuatan Presentasi, Gramedia, Jakarta. Wiraniaga yang profesional, sebagai seorang ahli komunikasi dan spesialis dalam memahami orang-orang, harus mampu menerjemahkan bahasa tubuh orang lain. Seorang professional menyadari bahwa setiap orang yang ia ajak bicara berbeda. Tetapi ada gerakan-gerakan atau isyarat-isyarat bahasa tubuh tertentu.
REFERENSI Shimp, A. Terance. Periklanan Promosi Aspek Tamban. Edisi ke-5. Jilid1. Jakarta: Erlangga
Palupi, Dyah Hasto dan Teguh Sri Pambudi. 2006. Advertising that Sells. Jakarta: Gramedia
Mukyito, Widodo. 2006. Membangun Usaha Dengan Kekuatan Image. Yogyakarta:Pinus
Littlejohn, Stephen W and Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi . Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika