KINERJA OPERASIONAL TERMINAL METRO MAKASSAR OPERATIONAL PERFORMANCE METRO TERMINAL MAKASSAR
Ashari Abdullah, M. Yamin Jinca, Tahir Kasnawi
Bagian Teknik Perencanaan Prasarana, Pascasarjana, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespodensi Ashari Abdullah, ST Program Studi Teknik Perencanaan Prasarana Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar HP 081342010659 Email :
[email protected]
Abstrak Dalam menjalankan fungsi dan perannya, Kota Makassar memiliki Terminal Regional Daya sebagai prasarana transportasi untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau barang serta untuk mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum namun terminal ini tidak bekerja secara optimal. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu 1) Untuk mengetahui kinerja operasional terminal Metro Makassar; dan 2) Untuk Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja terminal Metro Makassar. Kedua tujuan ini dicapai dengan menggunakan analisis antrian yang berfungsi untuk mengetahui tingkat efektifitas pelayanan di terminal, analisis CSI dan IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan faktor yang paling berpengaruh berdasarkan 14 indikator sistranas dan analisis AHP yang digunakan untuk mencapai tingkat persentase faktor kinerja terminal dan moda transportasi yang paling berpengaruh terhadap tingkat kinerja terminal. Hasil dari penelitian ini berupa indikator sistranas dan moda transportasi yang paling berpengaruh terhadap kinerja terminal adalah ketertiban dan moda transportasi AKDP. Dari kesimpulan ini maka dapat direkomendasikan perlu adanya penertiban terhadap bongkar muat kendaraan serta perlu adanya peningkatan kinerja pelayanan terutama untuk Tertib, Nyaman, Tepat Waktu, Teratur (Reguler) bagi penumpang maupun setiap stakeholder yang beraktivitas di dalam Terminal Metro Makassar. Kata Kunci : Kinerja Operasional, Terminal, Makassar
Abstract In carrying out their functions and roles, Makassar Terminal Area Regional Power as transport infrastructure for the purpose of loading and unloading of passengers or goods as well as to regulate the arrival and departure terminals of public transport but this is not working optimally. Therefore, this research aims: 1) To determine the operating performance of Makassar Metro terminal; and 2) To Know the factors that affect the performance of the Metro terminal Makassar. The second goal is achieved by using queuing analysis which serves to determine the level of effectiveness of services in the terminal, CSI and IPA analysis is used to determine the level of satisfaction and the most influential factor is based on 14 indicators Sistranas and AHP analysis used to reach the percentage level of performance factors terminals and modes transport the most influence on the performance level of the terminal. The results of this study in the form of indicators Sistranas and modes of transportation that most affect the performance of the terminal is AKDP order and mode of transportation. From this conclusion, it can be recommended the need for controlling the loading and unloading of vehicles and the need to improve the performance of services especially for the tongue, Convenient, On Time, Regular (Regular) for every passenger and stakeholders active in the Metro Terminal Makassar. Keywords: Operational Performance, Terminal, Makassar
PENDAHULUAN Kota Makassar telah ditetapkan sebagai kota dengan hierarki pusat kegiatan nasional yang memiliki fungsi dan peran sebagai pusat produksi, distribusi dan koleksi dengan pelayanan skala inter-regional. Fungsi tersebut merupakan dasar dari rencana tata ruang Kota Makassar dalam menetapkan fasilitas yang harus ada dan lokasi tempatnya berada, termasuk prasarana transportasi yaitu terminal. Dalam menjalankan fungsi dan perannya, Kota Makassar memiliki Terminal Regional Daya sebagai prasarana transportasi untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau barang serta untuk mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi (UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Keberadaan Terminal Regional Daya Makassar sangat diperlukan dalam mendukung mobilitas penduduk di dalam dan dari luar Kota Makassar dan menciptakan ketertiban lalu lintas. Disamping itu, Terminal Regional Daya Makassar pun berfungsi sebagai sarana penunjang bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar dari sektor retribusi. Terminal Regional Daya Makassar terletak pada Kecamatan Biringkanaya dengan jarak ± 500 m dari ruas jalan Perintis Kemerdekaan km.15. Terminal eksisting secara fungsional. Keberadaan Terminal Metro Makassar saat ini tidak berfungsi dengan efektif. Ketidakefektifan fungsi dari Terminal Metro Makassar dapat dilihat dari rendahnya pemanfaatan Terminal tersebut. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penumpang atau calon penumpang angkutan kota antar propinsi (AKAP) berjumlah 3.881 jiwa, angkutan kota dalam propinsi (AKDP) berjumlah 10.540 jiwa, dan angkutan kota (ANGKOT) berjumlah 1.445 jiwa, tidak naik atau turun didalam terminal yang akhirnya menimbulkan terminal bayangan serta masih beroperasinya angkutan liar yang berupa mobil penumpang ber plat hitam, (Aritonang, R.L. 2005). Kondisi tersebut terjadi juga karena adanya calo angkutan umum yang beroperasi didalam terminal sehingga distribusi penumpang ke mobil penumpang dirasa sangat timpang, di samping itu menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal bayangan dan kantor agen PO dirasa lebih fleksibilitas dan dan nyaman baik oleh penumpang maupun pengusaha angkutan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kinerja operasional terminal Metro Makassar.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Terminal Metro Makassar, Kota Makassar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah non-eksperimental dan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti sebagaimana adanya dan inferensif yaitu memberikan kesimpulan terhadap peningkatan Kinerja Terminal. Sedangkan berdasarkan jenis datanya penelitian merupakan gabungan dari penelitian secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Populasi dan Sampling Menurut Wibisono dalam Riduwan, bahwa: ”Apabila nilai tidak diketahui, maka dalam peneliti dapat menggunakan sampel dimana n 30 yang memberikan estimasi terhadap . Dalam penelitian ini, nilai tidak diketahui (populasi jumlah pengunjung tidak jelas jumlahnya), sehingga nilai n dapat digunakan n 30”. Untuk kebutuhan analisis prioritas penilaian banyak kriteria dari faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Metro Makassar
yang dalam hal ini sebagai
subyeknya adalah komponen regulator, operator dan user, yang diwakili oleh: (1). Komponen Regulator diwakili oleh Dinas Perhubungan Kota Makassar berjumlah 1 orang. (2). Komponen operator, diwakili oleh ketua organisasi AKAP, AKDP, Angkutan, masing-masing 1 orang. (3). Komponen Akademisi atau Praktisi yang diwakili oleh magister transportasi. (4). Komponen user berjumlah 30 orang berdasarkan teknik penarikan sampling kemudahan. Teknik Analisis Data Data penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuntitatif, (Moleng S.L, 2001). Untuk menganalisa kinerja operasional Terminal Metro Makassar menggunakan metode analisis antrian untuk menganalisa tingkat Pelayanan Terminal Metro Makassar. Sedangkan untuk menganalisis faktor-aktor yang berpengaruh terhadap kinerja terminal metro makassar dilakukan dengan analisis Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Analisis-analisis ini digunakan untuk mengeahui tingkat kepuasan pelanggan dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja terminal.
HASIL Uji Validitas dan Realibilitas Berdasarkan hasil kuestioner yang mengambil responden secara purposive sampling terhadap penumpang yang berada di terminal. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas
kuesioner, maka seluruh pertanyaan yang terdapat di dalam kuestioner digolongkan sebagai pertanyaan yang valid dan realible. Analisis IPA (Importance Performance Analysis) Pada table 1 terlihat bahwa Tingkat kepentingan didasarkan pada sistranas yang memiliki 14 indikator yang merupakan ketetapan pemerintah. Adapun penilaian dari pengunjung terhadap kepentingan dari 14 indikator sistranas. Penilaian kinerja Terminal Metro Makassar berdasarkan layanan 14 indikator sistranas. Hal ini terkait dengan pelayanan yang telah diterima dan penilaian tersebut diberikan oleh pelanggan. Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa tingkat kinerja di atas maka responden menilai bahwa kinerja penetapan tarif angkutan memberikan tingkat kepuasan yang cukup baik bagi responden. Sedangkan kinerja yang kurang baik adalah tingkat keselamatan.
PEMABAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa tingkat pelayanan terhadap jumlah moda angkutan yang keluar masuk terminal berdasarkan data tingkat kedatangan berdasarkan hasi survey rata-rata sebesar 0.12 sedangkan data dishub sebesar 0.04 sedangkan data tingkat keberangkatan berdasarkan hasi survey rata-rata sebesar 0.13 sedangkan data dishub sebesar 0.1. dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi terminal tidak padat atau sepi. Terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan transportasi yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang atau bongkat muat barang, untuk pengendalian lalulintas, sebagai tempat pergantian antar moda, dan sebagai tujuan akhir dari suatu paket asaltujuan (origin-destination), (Morlok, 1988). Fungsi terminal pada dasarnya ada beberapa hal yaitu: (1). Tempat pemberangkatan dan penurunan penumpang. (2). Tempat bongkar dan muat barang. (3). Tempat pergantian moda transportasi. (4). Sebagai pengendalian lalu-lintas, (Tamin, 2000). Terminal dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu terminal penumpang dan terminal barang. Khusus untuk terminal penumpang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe sebagai berikut, (Button, 1989) : (1). Terminal penumpang tipe A, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan pedesaan. (2). Terminal penumpang tipe B, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan pedesaan. (3). Terminal penumpang tipe C, melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan,( Pramono dan Suprapto, 2006).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 (1995), tentangg terminal transportasi jalan (bagian kedua pasal 3,4,5), tercantum jenis-jenis fasilitas umum yang ada di terminal. Fasilitas terminal penumpang terdiri dan fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Yang termasuk dalam jenis fasilitas utama adalah sebagai berikut: (1). Jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum; (2). Tempat parkir kendaraan umum selama rnenunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum; (3). Bangunan kantor terminal, Tempat tunggu penumpang dan/ atau pengantar; (4). Menara pengawas dan Loket penjualan karcis; (5). Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan; Sedangkan fasilitas penunjang yang terdapat di terminal terdiri dan: (1). Kamar kecil/toilet; Musholla; (2). Kios/kantin; Ruang pengobatan; (3). Ruang informasi dan pengaduan; Telepon umum; (4). Tempat penitipan barang; dan Taman. Atribut yang berada pada kuadran A merupakan atribut yang harus dijadikan prioritas utama untuk diperbaiki. Atribut ini merupakan atribut yang sangat penting bagi pengunjung, akan tetapi perusahaan belum melaksanakan sesuai dengan keinginan pengunjung, sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Atribut-atribut yang berada pada kuadran A adalah Teratur (Reguler), Tepat Waktu, Tertib, dan Nyaman. Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan, karena tingkat kinerja yang telah dilaksanakan umumnya telah sesuai dengan tingkat kepentingan pengunjung. Atibut- atribut yang berada pada kuadran B adalah Mudah. Kuadran ini menunjukkan bahwa atribut yang berada pada kuadran ini memiliki tingkat kepentingan dan kepuasan yang rendah. Pengunjung tidak merasa penting pada atribut yang berada pada kuadran ini sehingga Agrifun juga melaksanakan kinerja dari atribut tersebut secara biasa saja. Atribut yang berada di kuadran C adalah Keselamatan, Efisien, Aman, dan Polusi, (Oktaviani, R.W. dan Suryana, R.N. 2006). Atribut yang berada pada kuadran D merupakan atribut yang memiliki tingkat kinerja yang sangat tinggi namun di rasakan sangat tidak penting oleh pengunjung. Atribut yang berada pada kuadran D adalah Aksesbilitas, Tarif Terjangkau, Kapasitas, Lancar dan Tepat, dan Keterpaduan. Pengukuran Customer Satisfaction Index (CSI) dilakukan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dan dijadikan acuan dalam menentukan sasaran-sasaran di masa yang akan datang. Kriteria kepuasan yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,00 – 0,34 = Sangat tidak puas; 0,35 – 0,50 = Tidak puas; 0,51 – 0,65 = Cukup puas; 0,66 – 0,80 = Puas; X > 0,81 = Sangat puas.
Gap yang dimaksud disini adalah selisih antara kinerja terminal dengan kepentingan pengunjung Sehingga dibutuhkan suatu upaya untuk mengidentifikasi bagian mana yang ternyata mungkin memiliki gaps, sebab mustahil untuk menemukan suatu bagian yang 100% fit atau sempurna. Kriteria yang digunakan adalah hasil analisis IPA kuadran A, dimana indikator yang termasuk adalah Teratur (Reguler), Tepat Waktu, Tertib, dan Nyaman. Selain itu, Alternatif yang digunakan adalah moda transportasi yang meliputi AKAP, AKDP dan Panther, (Tamin, Z. 1997). Hasil dari matriks perbandingan kriteria dari responden yang berasal dari regulator (pemerintah) menunjukkan bahwa dari 4 kriteria yang menjadi faktor penentuan didapatkan bahwa kriteria ketertiban menjadi kriteria yang paling menentukan untuk penentuan alternatif pengembangan kinerja terminal dengan persentase 38,6 %, (Senoadji, 2005).
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis ditarik kesimpulan bahwa Analisis antrian menunjukkan bahwa tingkat pelayanan terhadap jumlah moda angkutan yang keluar masuk terminal berdasarkan data tingkat kedatangan berdasarkan hasi survey rata-rata sebesar 0.12 sedangkan data dishub sebesar 0.04 sedangkan data tingkat keberangkatan berdasarkan hasi survey rata-rata sebesar 0.13 sedangkan data dishub sebesar 0.1. dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi terminal tidak padat atau sepi. Berdasarkan hasil analisa displin antrian berdasarkan hasil survey dan data dishub rata rata bernilai dibawah 0.2, hal ini berarti terminal metro makassar tidak terjadi antrian sama sekali. Adanya data jumlah kendaraan dan data jumlah penumpang yang tidak seimbang tingkat keterisian penumpang berangkat pada tahun 2013 jumlah penumpang yang ada adalah 643811 orang sedangkan seat yang tersedia 1.745.137 seat sehingga terjadi keterisian seat sebesar 36,89%. Perlu adanya peningkatan kinerja dari terminal sehingga dapat menciptakan kepuasan dari pelanggan terutama mengenai Tertib, Nyaman, Tepat Waktu, Teratur (Reguler) bagi penumpang maupun setiap stakeholder yang beraktivitas di dalam Terminal Metro Makassar.
DAFTAR PUSTAKA Aritonang, R.L. (2005). Kepuasan Pelanggan, Gramedia, Jakarta, Button, Keenth. (1989). Transportasion Terminal, interchanges and economic Development Keputusan Menteri Perhubungan, No. 31. (1995). tentang Terminal Transportasi Jalan. Morlok, Edward K. (1988). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta. Moleng S.L. (2001). Methodologi Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosda Karya, Jakarta. Oktaviani, R.W. dan Suryana, R.N. (2006). Analisis Kepuasan Pengunjung dan Pengembangan Fasilitas Wisata Agro (Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti, Bogor), Jurnal Agro Ekonomi, Mei 2006, Volume 24, Nomor 1:41-58. Pramono Aswin dan Suprapto Dody. (2006). Evaluasi Kelayakan Terminal Bus Induk Terpadu Mangkang (Tinjauan : Karakteristik Operasional Terminal). UNDIP, Semarang. Senoadji Bagas. (2005). Analisis Kinerja Operasional Terminal di Umbulharjo Yogyakarta, Thesis Fakultas Pasca Sarjana Teknik Sipil Universitas Dipenogoro, Semarang Tamin Ofyar. Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung. Tamin, Z. Ofyar. (1997). ”Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”. Institut Teknologi Bandung di akses pada Oktober 2013.
Tabel 1. Kepentingan Indikator Sistranas
Tabel 2. Kinerja Indikator Sistranas