Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
1
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi Kasus Pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi) The Role Of Rural-Owned Corporation In Empowerment Rural People (A Case Study Of Almadina Rural-Owned Corporation In Temurejo Village Bangorejo Subdistrict Banyuwangi)
Singgih Tri Atmojo, Kris Hendrijanto Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37 Jember, 68121 E-mail:
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Village-owned enterprise (BUMDes) which is a pillar of economic activity in village serves as a social institution and commercial institution. BUMDes as a social institution is in the side of community interests through its contribution in the provision of social services. Meanwhile, as a commercial institution is profit-oriented by offering local resources (goods and services) to market. In conducting its business, the principles of efficiency and effectiveness should always be emphasized. BUMDes as a legal entity is established based applicable legislation procedures and in accordance with the agreement built up in the village community. This research used qualitative methods. The determination of key informants used purposive sampling, and additional informants were determined by snowball sampling. Data were collected by observation, interview, and documentation. Testing data validity this study used triangulation techniques. In conclusion, the roles of village-owned enterprises in village community empowerment had profit-oriented purpose, for which at the end result the net income will be shared for the benefit of the environment and the poor community members (widows and orphans). BUMDes is not only a form of social institution but also an economic institution that can meet the needs of the community (members). The roles played by social volunteers are such as as promoters of change (enabler), as brokers, educators, experts, an social planners. Keywords: Roles, Empowerment, and BUMDes
PENDAHULUAN
desa sebagai sasaran pembangunan, usaha
Bangsa Indonesia yang sebagian besar
untuk mengurangi berbagai kesenjangan dapat
penduduknya hidup di daerah pedesaan. Oleh
diwujudkan. Pada kenyataannya pembangunan
karena itu titik sentral pembangunan adalah
pedesaan masih kurang sehingga masih banyak
daerah pedesaan. Arti penting pembangunan
pedesaan yang tertinggal.
pedesaan adalah bahwa dengan menempatkan JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Menurut
data
Negara
masyarakat dalam mengelola dan menjalankan
Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT),
mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan
terdapat 38.232 (54,14 persen) kategori desa
mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan
maju, yang terdiri dari 36.793 (52,03 persen)
tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada
kategori maju dan 1.493 (2,11 persen) kategori
ketergantungan terhadap bantuan pemerintah
amat maju. Sementara itu, desa tertinggal
sehingga mematikan semangat kemandirian.
berjumlah 32.379 (45,86 persen) yang terdiri
Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam
dari 29.634 (41,97 persen) kategori tertinggal
dalam upaya pengembangan ekonomi di
dan2.745
pedesaan
(3,89
Kementerian
2
persen)
kategori
amat
tertinggal (sumber: http://kemenegpdt.go.id/). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah tertinggal di Indonesia hampir
Namun
melalui
program-programnya.
upaya-upaya
mendapatkan
hasil
tersebut yang
tidak
memuaskan
sebagaimana yang diinginkan bersama.
separuhnya masih tertinggal. Tentu langkah-
Salah satu
kelembagaan sebagaimana
langkah untuk mengentaskan daerah tertinggal
dimaksud diatas adalah Badan Usaha Milik
sudah banyak dilakukan oleh pemerintah
Desa
seperti anggaran untuk pembangunan desa
sesungguhnya telah diamanatkan di dalam UU
yang terus ditingkatkan dari tahun ke tahun
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
agar
desa
Daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor
kenyataannya
71 Tahun 2005 Tentang Desa. Pendirian badan
desentralisasi fiskal kurang optimal berjalan
usaha ini harus disertai dengan penguatan
sehingga menyebabkan pembangunan basis
kapasitas dan dukungan dari pemerintah
perekonomian didesa yang berguna untuk
(kebijakan) yang memfasilitasi dan melindungi
meningkatkan
usaha ini dari ancaman persaingan para
mampu
tertinggal,
mengurangi
namun
jumlah
pada
kesejahteraan
masyarakat
tersendat.
(BUMDes).
Badan
usaha
ini
pemodal besar.
Banyak faktor yang menyebabkan kurang
Mengingat badan usaha ini merupakan
berhasilnya program-program tersebut. Salah
lembaga
satu
kurang
sehingga membutukan dukungan yang kuat
faktor
yang
menyebabkan
ekonomi
yang
baru
beroperasi
berhasilnya
program
ialah
intervensi
untuk tumbuh dan berkembang. BUMDes
pemerintah
terlalu
besar,
(sumber:
dalam melaksanakan kegiatannya dikelola oleh
http://www.bangsakaya.com/) akibatnya justru
desa (unit pembiayaan) sebagai unit yang
menghambat daya kreativitas dan inovasi
melakukan transaksi berupa simpan-pinjam,
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
3
persewaan tanaman buah jeruk dan penanaman
menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan
buah naga serta pembagian hasil peternakan.
efektifitas harus selalu ditekankan. BUMDes
Jika lembaga tersebut bekerja dengan baik dan
sebagai badan hukum, dibentuk berdasarkan
didukung kebijakan yang memadai maka
tata perundang-undangan yang berlaku, dan
pertumbuhan ekonomi pedesaan akan tergerak
sesuai dengan kesepakatan yang terbangun di
ke arah yang lebih baik sehingga meningkatkan
masyarakat desa.
kesejahteraan masyarakat.
Keberadaan
BUMDes selanjutnya diharapkan dapat menjembatani
upaya
dalam
yang
Perda
sudah
Kabupaten
ekonomi
Banyuwangi tersebut diharapkan Pemerintah
pedesaan. Untuk mencapai kondisi yang
Desa dapat memahami tentang pembentukan
diharapkan perlu adanya langkah strategi dan
dan pengelolaan BUMDes, sehingga dapat
taktik guna mengoptimalkan potensi dan
dijadikan sebagai penggerak perekonomian
kebutuhan pasar serta perlunya penyusunan
masyarakat desa dan nantinya diharapkan
desain lembaga tersebut ke dalam perencanaan.
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Selain itu potensi lokalistik dan dukungan
desa. Di samping itu pemerintah desa juga
kebijakan pemerintah harus diperhatikan ini
harus mampu berpola kreatif dan inovatif
untuk meminimalisir tidak berkembangnya
dalam mendominasi kegiatan ekonomi desa
lembaga karena rendahnya kegiatan ekonomi
melalui BUMDes sehingga dapat membangun
di pedesaan. Sehingga perlunya partisipasi
perekonomian
masyarakat
tertinggal
dalam
penguatan
ditetapkan
BUMDes
menjalankan
lembaga
tersebut.
daerah
atau
khususnya
desa
yang
desa tingkat
perekonomiannya rendah.
BUMDes yang merupakan pilar kegiatan
Pemerintah
Kabupaten
Banyuwangi
ekonomi di desa yang berfungsi sebagai
berharap adanya pembentukan dan pengelolaan
lembaga
dan
BUMDes disetiap desa, akan tetapi hanya
komersial (commercial institution). BUMDes
terdapat beberapa desa yang membentuk dan
sebagai lembaga
kepada
mengelola BUMdes, misalnya Desa Temurejo.
kepentingan masyarakat melalui kontribusinya
Pembentukan dan pengelolaan BUMDes ini
dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan
didasarkan pada kebutuhan dan potensi serta
sebagai lembaga komersial bertujuan mencari
untuk
keuntungan melalui penawaran sumberdaya
dihadapi oleh petani. Mengingat potensi
lokal (barang dan jasa) ke pasar. Dalam
pertanian
sosial
(social
institution)
sosial berpihak
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
mengatasi Desa
masalah-masalah Temurejo
yang
yang sangat
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
berlimpah seperti tanaman buah jeruk, buah
ekonomi
naga, padi, kedelai dan untuk mengatasi
kesejahteraan sosial dapat tercapai, hal itu
hambatan yang dirasakan oleh masyarakat.
yang
tertarik
untuk
Berangkat dari adanya potensi dan kebutuhan
mengkaji lebih mendalam tentang
peran
yang ada di masyarakat tersebut yang jika
BUMDes
dikelola
kesejahteraan masyarakat Desa Temurejo.
potensi
dengan
tepat
akan
menggerakkan roda perekonomian di daerah
anggota
menjadikan
BUMDes
4
peneliti
yang
dapat
sehingga
meningkatkan
Berdasarkan latar belakang dan fenomena
tersebut sehingga dapat mewujudkan serta
tersebut,
mengatasi permasalahan yang ada dan dapat
mengambil judul tentang “Peran Badan
menjadikan kehidupan yang sejahtera bagi
Usaha
masyarakat. Akan tetapi adanya potensi tidak
Pemberdayaan Masyarakat Desa” (Studi
diikuti dengan sarana dan prasarana penunjang
Kasus
kegiatan pertanian. Misalnya petani sering
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi).
mengalami
TINJAUAN PUSTAKA
kesulitan
untuk
memenuhi
kebutuhan pertanian seperti kesulitan modal,
maka kajian dalam artikel ini Milik di
Desa
Desa
(BUMdes)
Temurejo
Dalam
Kecamatan
Kesejahteraan Sosial
obat-obatan pertanian, pupuk dan pengairan.
Kondisi sejahtera (well_being) biasanya
Permasalahan lain yang dihadapi adalah petani
menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial
kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian
(sosial welfare) sebagai kondisi terpenuhinya
mereka karena minimnya pengetahuan serta
kebutuhan material dan non material. Menurut
sumberdaya manusia, dan sering kali petani
(Midgley,
hanya
untuk
kesejahteraan sosial sebagai “a condition or
membeli hasil pertanian mereka dengan harga
state of human well-being” kondisi sejahtera
dibawah standar. Oleh sebab itu pemerintah
terjadi manakala kehidupan manusia yang
desa mencoba untuk memfasilitasi agar semua
aman dan bahagia karena kebutuhan dasar
kebutuhan dan kesulitan yang di alami oleh
akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat
masyarakat desa bisa terpenuhi.
tinggal dan pendapatan dapat terpenuhi, serta
menggandalkan
tengkulak
2000:xi)
mendefinisikan
Dengan demikian pemberian pinjaman
manakala manusia memperoleh perlindungan
modal yang dilakukan oleh BUMDes Al-
dari resiko-resiko utama yang mengancam
Madina merupakan salah satu implementasi
kehidupannya.
peran BUMDes dan sebagai salah satu upaya dalam
meningkatkan
sumber
pendapatan
Salah satu bentuk usaha Pemerintah Desa Temurejo
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
dalam
melakukan
peningkatan
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
5
kesejahteraan sosial ialah melaui kegiatan-
kemandirian dan kekuatan internal. Karena
kegiatan atau pelayanan yang diberikan oleh
pembangunan sosial adalah inti pokok dalam
Badan
kehidupan sejahtera untuk dapat mengakses
Usaha
Milik
Desa
(BUMDes).
BUMDes merupakan lembaga usaha desa yang
kebutuhan
dikelola oleh masyarakat dan pemerintah
kehidupan, dengan prinsip, partisipasi, jaringan
desadengan
kerja dan keadilan sosial.
harapan
dapat
menjadikan
penggerak perekonomian masyarakat desa
mereka
dalam
melangsungkan
Peran
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
Peran
merupakan
aspek
dinamis
masyarakat desa.
kedudukan (status) jika telah melaksanakan
Pemberdayaan Masyarakat
hak dan kewajibannya. Menurut Soekamto
Pembangunan kesejahteraan sosial dalam
(2013:212) peranan (role) merupakan aspek
arti luas pada dasarnya juga merupakan suatu
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
upaya
masyarakat.Berbagai
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
upaya yang dilakukan terhadap kelompok
dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu
sasaran seringkali diindentikan sebagai upaya
peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan
memberdayakan (mengembangkan kelompok
peranan
sasaran dari keadaan tidak atau kurang berdaya
pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-
menjadi mempunyai daya) guna mencapai
pisahkan karena yang satu tergantung pada
kehidupan yang lebih baik (Adi, 2005:161-
yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan
162).
tanpa
pemberdayaan
Secara
konseptual,
pemberdayaan
adalah
kedudukan
untuk
kepentingan
atau
peranan.Sebagaimana
ilmu
kedudukan tanpa halnya
dengan
(empowerment) berasal dari kata power yang
kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti
berarti kekuatan atau kekuasaan. Oleh karena
(Ralph Linton dalam Soekanto, 1982:213).
itu
Kelembagaan
ide
utama
pemberdayaan
ini selalu
bersentuhan dengan konsep kekuasaan. Peran BUMDes
dari
dalam
konsep umum mengenai lembaga meliputi apa
pemberdayaan bertujuan untuk membantu
yang ada pada tingkat lokal mayarakat, unit
masyarakat, individu atau kelompok yang
manajemen
berada pada titik tidak berdaya untuk segera
departemen-departemen di pemerintah pusat
dan
dan
harus
beberapa
diberdayakan.
tahapan
Israel, (1992) mengungkapkan bahwa
Agar
dapat
meningkatkan kapasitas yang diarahkan pada
proyek,
sebagainya.
Sebuah
institusi-institusi, lembaga
dapat
merupakan milik negara atau sektor swasta dan
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
juga
bisa
mengacu
fungsi-fungsi
upaya memperkuat perekonomian desa dan
administrasi pemerintah. Sedangkan menurut
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi
Uphoff dalam (Shahyuti, 2003:25), istilah
desa. Secara umum BUMDes dimaksudkan
kelembagaan
untuk meningkatkan kemandirian desa serta
dan
pada
6
organisasi
sering
membingungkan dan bersifat interchangeably.
penguatan perekonomian desa dan untuk
Efektifitas Lembaga
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung
pengertian
dicapainya
Pengelolaan BUMDes berdasarkan pada prinsip kooparatif, partisipatif, emansipasif,
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
transparansi,
ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan
(Buku panduan BUMDes, 2007:12). BUMDes
hubungan antara hasil yang diharapkan dengan
didirikan
hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektifitas
BUMDes merupakan program pemerintah
merupakan
yang
daya
pesan-pesan
untuk
akuntable,
berdasarkan
berbasis
dan
sustainable
perundang-undangan
ekonomi,
tujuan
tersebut
mempengaruhi, (Susanto, 1975:156). Dari
membantu desa meningkatkan pendapatan asli
pengertian tersebut, efektivitas bisa diartikan
desa
sebagai suatu pengukuran akan tercapainya
masyarakat berupa barang dan jasa. Modal
tujuan yang telah direncanakan sebelum secara
usaha
matang agar hasil yang diharapakan dapat
Masyarakat dan bantuan dana dari pemerintah
berjalan dengan baik.
bersumber pada alokasi dana desa yang
Konsep
Badan
Usaha
Milik
Desa
dan
memberikan
BUMDes
berasal
layanan dari
kepada
desa
dan
dianggarkan dalam APBDes sebagai sumber pendapatan desa.
(BUMDes) Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri
METODE PENELITIAN
Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha
Pada penulisan artikel ilmiah ini terkait
Milik Desa, BUMDes merupakan usaha desa
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
yang dibentuk/ didirikan oleh pemerintah desa
dalam
yang kepemilikikan modal dan pengelolaannya
mendeskripsikan
dilalukan
dan
dilakukan secara mendalam (naturalistik), jadi
masyarakat. Dalam (Buku Panduan BUMDes,
peneliti menggunakan pendekatan penulisan
2007:5) Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes)
artikel ilmiah kualitatif. Moleong (2014:5) juga
adalah lembaga usaha milik desa yang dikelola
menjelaskan
oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam
pengumpulan data pada suatu latar alamiah,
oleh
pemerintah
desa
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
pemberdayaan
masyarakat
pendekatan
penelitian
yang
kualitatif
desa harus
adalah
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
7
dengan menggunakan metode alamiah dan
sebuah metode untuk mengidentifikasi dan
dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik
menyelidiki kasus yang berupa jaringan dengan
secara alamiah.
menggunakan analogi bola salju. Sebelum
Dalam penulisan artikel ilmiah ini, peneliti
peneliti melakukan proses wawancara pada
menggunakan jenis penelitian studi kasus yang
informan tambahan peneliti harus mengetahui
sesuai dengan fokus penulisan artikel ilmiah
informan kunci.
yaitu untuk mendeskripsikan fenomena sosial
Dalam teknik pengumpulan data peneliti
secara terperinci tentang proses dan hasil yang
menggunakan
observasi,
wawancara,
didapat dari peran Badan Usaha Milik Desa
dokumentasi.
Hal
dilakukan
(BUMDes) dalam pemberdayaan masyarakat
membantu peneliti dalam menggumpulkan data
desa. Dimana dalam penulisan artikel ilmiah ini
dan menganalisanya. Sedangkan teknik analisa
data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
data
gambar dan bukan angka-angka. (Poerwandari,
menggunakan beberapa tahapan yaitu mulai
2001:65) penelitian kasus adalah fenomena
dari pengumpulan data mentah, transkrip data,
khusus yang hadir dalam suatu konteks yang
pembuatan
dibatasi, meski batasan fenomena dan konteks
penyimpulan
tidak sepenuhnya jelas. Kasus dapat berupa
penyimpulan akhir.
individu,
kelompok
kecil,
organisasi,
komunitas atau bahkan bangsa. Dalam penulisan artikel ilmiah ini, peneliti menggunakan
teknik
purposive
sampling
untuk informan pokok dan snowball sampling untuk informan tambahan. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
ini
dalam penulisan
koding,
artikel
untuk
ilmiah ini
kategorisasi
sementara,
dan
data,
triangulasi
dan
Selanjutnya teknik keabsahan data yang digunakan oleh peneliti ialah menggunakan teknik
triangulasi
sumber
data.
Dengan
memadukan antara hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi
yang
didapatkan
dan
dianalisa dengan teori yang terdapat pada tinjauan pustaka.
tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
PEMBAHASAN
dianggap paling tahu tentang apa yang kita
Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam
harapkan atau yang akan memudahkan peneliti
Pemberdayaan dan Untuk Meningkatkan
menjelajahi
KesejahteraanMasyarakat Desa
situasi
sosial
yang
diteliti
(Sugiyono, 2012:54). Sedangkan Menurut
1. Peran Sebagai Pemercepat Perubahan
Neuman (2000:199) metode Snowball adalah
(Enabler)
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Peran lembaga atau petugas pemberdayaan
8
sosial juga termasuk sebagai suatu proses atau
masyarakat (pekerja sosial) Menurut Adi
usaha
(2008-141) salah satunya sebagai enabler yaitu
perorangan,
membantu masyarakat agar mengartikulasikan
masyarakat maupun badan-badan pemerintah
kebutuhan meraka; mengidentifikasi masalah;
untuk
dan mengembangkan kapasitas mereka. Peran
melalui
ini dilakukan untuk mempermudah proses
tunjangan sosial. Peran pengurus disini dalam
perubahan masyarakat menjadi bereaksi untuk
menyikapi kebutuhan yang dirasakan oleh
bertindak dan menolong sepanjang proses
anggota yaitu sebagai penghubung ataupun
pengembangan.
yang
dilakukan
lembaga-lembaga
meningkatkan pemberian
kualitas
pelayanan
oleh sosial,
kehidupan sosial
dan
BUMDes
dalam
perantara (Broker). Peranan seorang broker
dengan
melalui
(perantara) dalam interversi komunitas terkait
oleh
serta dengan upaya menghubungkan individu
BUMDes, diharapkan masyarakat (anggota
ataupun kelompok dalam masyarakat yang
BUMDes) dapat menjadikan masyarakat kecil
membutuhkan (Adi, 2008:142). ). Dari peran
menjadi
Dan
yang di lakukan oleh pengurus dengan
BUMDes ini semacam Agen Of Change. dalam
anggotanya dapat menghasilkan kesejahteraan
memberikan support kepada anggotanya). Hal
bagi anggotanya misalnya penuturan oleh pak
ini disampaikan oleh Bapak Mujiono selaku
Ali Sulthon, yaitu:
sekertaris BUMDes:
“Jelas ada mas, saya dulu itu orang tidak punya ya kerja saya buruhburuh tukang mebel begitu mas. Trus saya dulu itu berfikir mas upah cuma sedikit cuma bias buat makan saja tapi besoknya harus mencari lagi mas. Nelongso saya dulu mas kalau dulu mas mengerti perjalananku sampai dari sini. Tapi Alhamdulillah mas dulu itu saya dapat pinjaman uang dari BUMDes agak banyak karena orangorang pengurus pada tahu kalau saya itu orangnya bener jadi disilihi rodok akeh (hehehehehe), dulu itu saya dipinjemi 3 juta mas. Ya sekarang Alhamdulillah sudah lumayan mas, tidak kurang apa-apa mas”. Ali Sulthon, 20 Maret 2015. 3. Peran Sebagai Pendidik (Educator)
pemercepat
Peran
terencana
perubahan
program-program
yang
masyarakat
dijalankan
yang
mandiri.
(“Oh ya banyak mas, program-program kegiatan BUMDes yang untuk pemberdayaan itu mas, iya mulai dari simpan-pinjam, trus teras iring buat sungai-sungai kecil itu mas, sewa jeruk, penanaman buah naga, trus santunan anak yatim sama santunan rumah tangga miskin, santunannya itu dapat dari SHU BUMDes mas tapi iya itu mas apa adanya mas”) Mujiono, 16 maret 2015. 2. Peran Sebagai Perantara (Broker) Peran
BUMDes
selain
untuk
memberdayakan masyarakat desa juga untuk mensejahterakan Menurut
hidup
(Suharto,
masyarakat
2006:3)
desa.
kesejahteraan
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Dalam hal ini peran pengurus BUMDes
9
serta merta hanya mengajari untuk membuat
itu saya dan pak lurah Nasokan dapat sosialisai dari Pemda, yang dapat sosialisai itu Desa Temurejo dan Desa Blimbingsari mas. Setelah itu pak lurah bersama warga mengadakan musyawarah untuk mendirikan BUMDes tapi dahulu namanya bukan BUMDes melaikan gardu taskin (gerakan terpatu pengentasan masyarakat miskin). Dulu itu didampingi mas Taufik dengan siapa, lupa mas udah lama pokok orang 2. Mas Taufik itu pendamping dari Pemprof Jatim)” (Mujiono, 16 maret 2015) 5. Peran Sebagai Perencana Sosial (Social
proposal tetapi juga bagaimana cara mencari
Planner)
dalam menjadi pendidik harus sesuai dengan apa
akan
diajarkan
kepada
anggotanya
misalnya jika modal yang tersedia kurang, maka pengurus mengajak anggotanya untuk membuat proposal untuk mencari modal tambahan dan mereka (para anggota) diajari untuk membuat proposal tersebut supaya mereka tahu dan mengerti membuat pengajuan dana dengan membuat proposal. Petugas tidak
“(Dahulu
donor pemberi modal tersebut. Jadi petugas
Peran pengurus sebagai perencana sosial
tidak membiarkan anggotanya begitu saja,
yaitu melakukan identifikasi terhadap masalah
mengajari mereka sampai bisa, jika sudah bisa
anggota/ petani dan juga memberikan solusi
mereka akan dilepas sendiri supaya mereka
berupa pemberdayaan. Hal ini sesuai dengan
bisa mandiri untuk menjalankannya.
pernyataan Adi (2008:145) peran perencana
4. Peran Sebagai Tenaga Ahli (Expert)
sosial
Dalam menjalankan aktifitas atau kegiatan
membutuhkan
perubahan
dalam
kemampuan
pelaku
mengumpulkan
data
perekonomian pengurus BUMDes berperan
mengenai masalah sosial yang terdapat dalam
sebagai penghubung dengan tenaga ahli. Peran
komunitas,
ini dilakukan oleh pekerja sosial (pengurus)
alternative tindakan yang raisonal untuk
untuk
ahli,
menangani masalah tersebut. Hal ini sesuai
pengurus, anggota BUMDes dan masyarakat
dengan pernyataan yang disampaikan oleh
yang belum mengetahui arah lembaga ekonomi
informan Bapak Suwarso:
menjembatani
antara
tenaga
ini. Tenaga ahli dalam hal ini ialah petugas pemberdaya atau pendamping yang di tugaskan pemerintah
untuk
pemberdayaan.
mendampingi
Seperti
pernyataan
proses oleh
informan Bapak Mujiono:
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
menganalisis
dan
menyajikan
“kita punya rencana ini mas, kan permasalahan mereka ini ada pada modal mas. mereka ingin punya usaha sendiri tapi modalnya cuman sedikit. jadi kami di sini membantu mereka untuk membuat mudah dalam pencarian peminjaman modal bagi usaha mereka. Ya tidak semua
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
permasalahan mereka hanya di modal, ya macem-macem seperti keterampilan mereka kurang mereka, pengen buka usaha dagang misalnya tapi tidak bisa caranya berdagang ya kami tampung masalah-masalah mereka nanti kalau ada sosialisasi tentang tata cara berdagang itu bisa di jadikan jawaban dari permasalahan mereka. dari situ mereka sudah bisa terbantu dengan adanya pemberdayaan yang telah pengurus lakukan atau berikan”. (Suwarso , 18 maret 2015).
menyempurnakan
Pada pendirian
tahap
ini petugas
BUMDes
Seperti informasi yang disampaikan oleh Bapak Ali Mahsun sebagai ketua BUMDes yaitu: “Pada
tahun 2006 pendirian BUMDes dilaksanakan, waktu itu dapat dana dari Pemda 65 juta mas serta dana pernyertaan kas desa.” (Ali Mahsun 22 maret 2015) Tahapan persiapan ini prasyarat suksenya suatu masyarakat
serta
untuk
melangkah ke tahapan selanjutnya. 2. Tahap Assesment
pendamping
Seperti
yang
dijabarkan
oleh
(Adi,
pemberdayaan
2005:179) pada tahapan kedua atau Proses
masyarakat sangat diperlukan seperti yang di
Assesment yang dilakukan disini dengan
Kemukakan
2005:179)
mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang
pemberdayaan
dirasakan), dan sumberdaya yang dimiliki
“menjabarkan
oleh
dalam
pemberdayaan
tersebut.
pemberdayaan Upaya Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa 1. Tahap Persiapan
program
10
(Adi,
tahapan
masyarakat yang dikembangkan berdasarkan
klien. Dan dalam tahap
masukan dari Cox mengenai tahapan dalam
(penilaian) juga bisa menggunakan metode
program pemberdayaan masyarakat”. Model
SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan,
pemberdayaan,
kesempatan, dan ancaman.
meskipun
disebut
sebagai
assessment
ini
tahapan, namun bukanlah suatu tahapan yang
Program pemberdayaan BUMDes yang
menyerupai anak tangga, dimana seseorang
sudah cukup membantu masyarakat hanya saja
harus berjalan melalui tahap demi tahap secara
mempunyai kendala yaitu tentang modal
berurutan, melainkan merupakan tahapan yang
karena mereka hanya memiliki modal yang
berbentuk siklus (cyclical) dan spiral dimana
sedikit/minim untuk membuka usaha sendiri.
agen perubah dimungkinkan untuk kembali ke
Hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan
tahap
dari pak Mujiono, yaitu:
sebelumnya
apabila
mendapatkan
masukan baru yang dapat digunakan untuk
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
“Sebagian
besar program-program pemberdayaan cukup membantu masyarakat mas, ya Cuma
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
BUMDes itu terkendala modal saja, karena modalnya minim” tetapi alhamdulilah sudah cukup untuk membantu ekonomi kecil mas” Mujiono, 16 maret 2015. Pak Mujiono menggangap bahwa modal yang diberikan
BUMDes
keanggotanya
terlalu
sedikit atau minim sehingga petani/ pengusaha kecil kekurangan biaya dalam memenuhi kebutuhannya. Pada tahapan pengidentifikasian masalah
ini
anggota
dan
masyarakat
mempunyai masalah yaitu minimnya dana yang diberikan oleh BUMDes sehingga menghambat pemenuhan kebutuhan petani atau pengusaha kecil. 3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahapan ini petugas atau pendamping (community
worker)
secara
partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Jadi petugas tidak membiarkan anggotanya begitu saja, mengajari mereka sampai bisa, jika sudah bisa mereka akan di lepas sendiri supaya mereka bisa mandiri untuk menjalankannya. 4.Tahap pemformulasian Rencana Aksi Pada tahapan ini agen perubah membantu masing-masing memformulasikan
kelompok gagasan
untuk
ajarkan
untuk
BUMDes di
berani
gagasan/mencurahkan
memberikan
pemikirannya
dan
petugas hanya membantu dalam membahas kendala yang mereka hadapi. Jika ada yang malu untuk meluangkan pikirannya, petugas meminta mereka untuk menuliskannya dalam bentuk
tulisan
dan
petugas
membantu
menjelaskan kepada semua anggota BUMDes. Seperti penuturan Bapak Suwarso sebagai berikut: “kita punya rencana ini mas, kan permasalahan mereka ini ada pada modal mas. mereka ingin punya usaha sendiri tapi modalnya cuman sedikit. jadi kami di sini membantu mereka untuk membuat mudah dalam pencarian peminjaman modal bagi usaha mereka. Ya tidak semua permasalahan mereka hanya di modal, ya macem-macem seperti keterampilan mereka kurang mereka, pengen buka usaha dagang misalnya tapi tidak bisa caranya berdagang ya kami tampung masalah-masalah mereka nanti kalau ada sosialisasi tentang tata cara berdagang itu bisa di jadikan jawaban dari permasalahan mereka. dari situ mereka sudah bisa terbantu dengan adanya pemberdayaan yang telah pengurus lakukan atau berikan”. (Suwarso , 18 maret 2015). 5. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan
bentuk
Pada tahapan pelaksanaan ini merupakan
tertulis, terutama yang ada kaitannya dengan
salah satu tahap yang paling krusial (penting)
pembuatan
dalam
proposal
dalam
penyandang dana. Anggota
11
kepada
pihak
yang
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
proses
pengembangan
masyarakat,
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
karena sesuatu yang telah direncanakan dengan
6. Tahap Evaluasi
baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antar petugas dan warga masyarakat,
maupun
kerjasama antara warga. Jadi di sini kerjasama antara pengurus dan anggota harus berjalan sejajar agar program dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Contohnya pelaksanaan program seperti yang di jelaskan oleh pak Suparman, yaitu: “Banyak
program dari BUMDes ini mas, mulai dari simpan-pinjam, penanaman buah naga, sewa jeruk dan lain-lain tapi yang banyak menghasilkan sekarang ini ya sektor riilnya itu dek”. Suparman, 19 maret 2015.
Evaluasi pengembangan satu
peternakan BUMDes
masyarakat
dalam
permodalan
“Jelas ada mas, saya dulu itu orang tidak punya ya kerja saya buruh-buruh tukang mebel begitu mas. Terus saya dulu itu berfikir mas upah cuma sedikit cuma bisa buat makan saja tapi besoknya harus mencari lagi mas. Nelongso saya dulu mas kalau dulu kamu mengerti perjalananku sampai dari sini. Tapi Alhamdulillah mas dulu itu saya dapat pinjaman uang dari BUMDes agak banyak karena orangorang pengurus pada tahu kalau saya itu orangnya benar jadidi pinjamkan agak banyak (hehehehehe), dulu itu saya dipinjamkan 3 juta mas. Ya sekarang Alhamdulillah sudah lumayan mas, tidak kurang apa-apa mas”. (Ali Sulthon, 20 Maret 2015)
biasanya dilakukan yaitu pembagian ternak yang telah menghasilkan anak-anak ternak. Uang kas bertujuan selain untuk menyediakan tanah sewaan lahan juga untuk modal bagi membutuhkan modal lebih banyak.
yaitu
usaha, penuturannya yaitu:
Al Madina
lama
jalankan
sendiri manfaat dari peminjaman permodalan
memberikan
anggota
di
dari pak Ali Sulthon yang telah mengalami
dirawat dan hasilnya seperti perjanjian yang
dan
yang
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan
untuk di berikan kepada anggotanya untuk
baru
sebaiknya
usahanya.
menyediakan ternak dari uang kas yang ada
anggota
program
membantu
pemberdayaan untuk penanaman buah naga. Untuk
masyarakat
dan telah mendapatkan hasil bahwa dapat
peminjaman modal dan juga untuk persewaan juga
pengawasan
peminjaman modal telah di evaluasi prosesnya
Mengumpulkan uang kas untuk persediaan dan
tahap
dilakukan dengan melibatkan warga. Dari salah
menyediakan adalah dari BUMDes Al Madina.
jeruk
sebagai
terhadap program yang sedang berjalan pada
Jadi di sini Program kegiatan semua yang
lahan
12
yang
Tahap evaluasi ini tidak hanya sampai di sini saja akan pengurus dan anggota akan terus memantau dan melaporkan hasil dari programprogram yang ada. Hal ini dilakukan agar
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
13
tujuan dari awal pembentukan BUMDes bisa
Peran Badan Usaha Milik Desa dalam
terlaksana dengan sebaik-baiknya dan tepat
pemberdayaan masyarakat desa mempunyai
sasaran untuk membantu masyarakat yang
tujuan profit atau hasil akhirnya. Yang di
benar-benar membutuhkan.
maksud Sisa Hasil Usaha disini nantinya dibagi
7. Tahapan Terminasi
untuk kepentingan lingkungan dan masyarakat pemutusan
yang tidak mampu (janda dan anak yatim).
hubungan secara formal di sini di maksudkan
Peran yang diakukan oleh relawan sosial
bahwa mayarakat yang telah menjadi anggota
(pekerja
BUMDes dan mereka telah bisa secara mandiri
pemercepat
dapat memecahkan permalasahannya dan bisa/
sebagai perantara (broker); peran sebagai
berhasil mengelola modal usahanya dengan
pendidik (educator); peran sebagai tenaga ahli
baik dan kondisi sekarang lebih baik maka
(expert);
hubungan ini bisa di putuskan/di akhiri. Seperti
(social planner).
Tahapan
terminasi
atau
sosial)
yaitu
perubahan
Peran
sebagai
(enabler);
Peran
Peran sebagai perencana sosial
yang dikemukakan oleh (Adi, 2005:179)
Peranan-peranan pemberdayan ditujukan
Tahapan ini merupakan tahapan pemutusan
untuk mensejahterakan masyarakat khususnya
hubungan secara formal dengan komunitas
masyarakat
sasaran, karena dipandang komunitas tersebut
memerlukan bantuan modal usaha agar bisa
sudah mandiri dan berhasil memecahkan
memiliki usaha sendiri dengan begitu mereka
masalahnya atau batas waktu yang di tentukan
bisa
sudah selesai serta bisa dimungkinkan karena
kesejahteraan
keterbatasan dana. Karena secara nyata mereka
BUMDes
sudah bisa mandiri dan bisa melakukan sendiri
pemberdayaan kepada seluruh anggotanya
tanpa bantuan dari BUMDes lagi. Tetapi jika
mulai
ada yang belum bisa mandiri dan masih butuh
assessment (penilaian), tahapan perencanaan
dampingan mereka tidak bisa dilepas begitu
alternatif
saja karena nanti mereka akan rugi dan gagal
pemformulasian
dalam membantu usaha untuk meningkatkan
pelaksanaan,
usaha dan kesejahteraan mereka.
terminasi.
Kesimpulan
perberdayaan BUMDes membentuk program
menengah
meningkatkan
dari
kebawah
taraf
hidupnya. Al
Peran
memberikan tahapan
kegiatan,
tahapan
program, evaluasi
Selanjutnya
dalam
dan
pengurus
persiapan,
program/ tahap
hidup
Madina
tahapan
yang
tahapan dan
tahap
program
bersama dengan para anggotanya, dalam hal ini pengurus, anggota dan masyarakat sudah JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14
Singgih Tri Atmojo, Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
berperan
aktif
pemberdayaan memberikan
dalam
seluruh
tersebut solusi
dan
kegiatan
serta masukan
dapat bagi
keperluan/ kebutuhan mereka sendiri. Upaya Badan Usaha Milik Desa dalam pemberdayaan masyarakat desa yaitu memiliki beberapa program untuk anggota-anggotanya, yaitu antara lain: 1. Simpan Pinjam/Permodalan 2. Persewaan
tanaman
jeruk
dan
penanaman buah naga 3. Peternakan hewan DAFTAR PUSTAKA
14
Moleong, Lexy J. 2009. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwandari, Kristi. (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung Susanto, Astrid S. 1975. Pendapat Umum. Bandung: Bina Cipta. Soekanto, Soerjono. 1982, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: CV Rajawali Pers. Shahyuti. 2003. Model Kelembagaan Penunjang Pengembangan Pertanian di Lahan Lebak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Peraturan Perundang-undangan
Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Huda, Miftachul.2009. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah Pengantar, Jakarta: Direktoral Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial. Ife, Jime. 1995. Community Devlopment. Creating Commuity Alternatives-Vision dan Practice. Israel, Arturo 1992. Pengembangan Kelembagaan, Pengalaman ProyekProyek Bank Dunia, Jakarta: LP3S Lawrence Neuman, William. 2000. Sosial Research Methods. Qualitative and Quantitative Approach, $th Edition. USA: Allyn & Bacon Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore. 2000. “Introduction: Sosial Policy and Sosial Welfare” The Handbook of sosial Policy, London: Sage, Halaman xi-xv
Pemerintah Republik Indonesia. Undangundang Dasar 1945 Pasal 33. Pemerintah Rebublik Indonesia. 2009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 32 Pasal 213 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia Melalui Menteri Dalam Negeri 2010. Undangundang Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa Internet http://kemenegpdt.go.id/ http://www.bangsakaya.com/
JURNAL KESEJAHTERAAN SOSIAL UNEJ 2015, I (1): 1-14