UNIVERSITAS INDONESIA
KETUNGGALAN TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN PADA RUANG METRIK- LENGKAP
Tesis
NURUL HUDA 1006734565
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JANUARI 2012
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
KETUNGGALAN TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN PADA RUANG METRIK- LENGKAP
Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
NURUL HUDA 1006734565
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM MAGISTER MATEMATIKA DEPOK JANUARI 2012
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
ii
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh : Nama
: Nurul Huda
NPM
: 1006734565
Program Studi
: Magister Matematika
Judul Tesis
: KETUNGGALAN TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN PADA RUANG METRIK-
LENGKAP
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: Prof. Dr. Belawati H. Widjaja
Penguji
: Prof. Dr. Djati Kerami
Penguji
: Dr. Hengki Tasman, M.Si.
Penguji
: Dr. Kiki Ariyanti Sugeng
Ditetapkan di
: Depok
Tanggal
: 13 Januari 2012 iii
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister Sains Program Studi Magister Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Saya sadar bahwa penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan tesis ini maupun selama penulis kuliah. Ucapan terima kasih tercurah kepada; (1) Ibu Prof. Dr. Belawati Widjaja, selaku dosen pembimbing tesis yang teramat banyak memberikan nasihat, bantuan, masukan dan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini; (2) Bapak Prof. Dr. Djati Kerami, selaku Ketua Program Studi Magister Matematika dan Ibu Bevina D Handari, P.HD selaku Sekretaris Program Studi Magister Matematika; (3) Bapak Dr. Hengki Tasman, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi nasihat dan dorongan kepada penulis; (4) Bapak Dr. Yudi Satria, M.T, selaku ketua Departemen Matematika FMIPA UI dan Ibu Rahmi Rusin S.Si, M.Sc.Tech, selaku Sekretaris Departemen Matematika FMIPA UI; (5) Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Magister Matematika FMIPA UI, atas arahan, bimbingan, dan
ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama
perkuliahan; (6) Pemerintah melalui DIKTI yang telah memberikan beasiswa kepada penulis berupa beasiswa BPPS selama penulis melaksanakan pendidikan di Universitas Indonesia (7) Bapak Drs. Heri Budi Santoso, M.Si, selaku Dekan FMIPA Unlam; (8) Bapak Drs. Faisal, M.Si, selaku Ketua Prodi Matematika FMIPA Unlam dan Ibu Naimah Hjriati, S.Si, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Matematika FMIPA Unlam iv
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
yang telah memberi izin melanjutkan program Magister Matematika di FMIPA UI; (9) Orangtua tercinta (H. Abdullah Idris dan Hj. Muchyati) dan Orangtua istri tercinta (Wiranto & Mardiyah Yuli T.) yang telah memberikan dukungan moral, materiil, serta doa yang tidak pernah berhenti; (10) Istriku tercinta Agustin Eka Widyayanti, A.Md dan anak-anakku tersayang Annur Zahra Fuadiyah, Muhammad Shaquille Gibran, atas segala cinta, perhatian, dukungan, kesabaran, semangat, dan doa; (11) Kakak-kakakku Mba Maisaroh, Mba Siti Mufidah, Mas Nur Hidayat, Mas Sobihan serta Adikku Novel Saputra Dwi Fuadillah yang senantiasa memberi semangat dan dukungan; (12) Teman teman seperjuangan Muzayyin Ahmad, Zulfi Amri, M. Haryono, Subian Saidi, M. Aziz Abdillah, Supriadi, Sigit Supriadi, Setiawan yang senantiasa memberi semangat dan dorongan; (13) Kepada semua teman-teman yang telah memberi semangat terutama temanteman magister angkatan 2010 di Matematika UI. (14) Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan tesis ini, yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata, saya berharap kepada Alloh Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat bermanfaat
bagi
yang membacanya, terutama untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Penulis 2012
v
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
Nurul Huda
NPM
:
1006734565
Program Studi
:
Magister Matematika
Departeman
:
Matematika
Fakultas
:
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis Karya
:
Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia, Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya berjudul : “KETUNGGALAN TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN PADA RUANG METRIK- LENGKAP” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
untuk
menyimpan,
mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
vi
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul Tesis
: Nurul Huda : Magister Matematika : Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Pada Ruang Metrik- Lengkap
Titik disebut titik tetap dari pemetaan jika dan hanya jika ( ) = , sebagai contoh jika pemetaan didefinisikan dengan ( ) = − 3 + 4, maka 2 adalah titik tetap dari karena (2) = 2. Ruang Metrik- adalah pasangan ( , ) dengan adalah himpunan tak kosong dan adalah metrik (jarak) pada (didefinisikan pada × × ) dengan : × × → sedemikian hingga untuk setiap , , , ∈ , memenuhi syarat berikut: (G1) ( , , ) = 0 jika = = , (G2) 0 < ( , , ) dengan ≠ , (G3) ( , , ) ≤ ( , , ) dengan ≠ ,(G4) ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ), (G5) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Ruang Metrik− ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap jika setiap barisan -Cauchy di ( , )adalah -konvergen di ( , ). Suatu pemetaan : → pada Ruang Metrik- lengkap disebut pemetaan kontraktif jika terdapat konstanta , 0 ≤ < 1 sedemikian hingga ( ( ), ( ), ( ) ≤ ( , , ). Tidak semua pemetaan memiliki titik tetap. Dari hasil penelitian diperoleh sifat-sifat dari Ruang Metrik- lengkap dan syarat cukup agar diperoleh ketunggalan titik tetap untuk pemetaan kontraktif pada Ruang Metrik- lengkap. Kata kunci : Ketunggalan, titik tetap, kontraktif, Ruang Metrik- lengkap ix+78 halaman; Daftar Pustaka : 7 (1999-2011)
vii
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
ABSTRACT Name Study Program Judul Tesis
: Nurul Huda : Magister Of Mathematics : The Uniqueness of Fixed Point for Mapping On Complete Metric- Space
Point is called a fixed point of the mapping if and only if ( ) = , for example if the mapping defined by ( ) = − 3 + 4, then 2 is a fixed point of because (2) = 2. Metric- Space is a pair ( , ) where is a nonempty set and is a metric (distance) on (defined on × × ) with : × × → such that for every , , , ∈ , satisfy the following requirement:(G1) ( , , ) = 0 if = = , (G2) 0 < ( , , ) for ≠ , (G3) ( , , ) ≤ ( , , ) for ≠ ,(G4) ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ), (G5) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Metric- Space ( , ) is a complete Metric- Space if every -Cauchy sequence in ( , ) is -convergent in ( , ). A mapping : → on a complete MetricSpace is called contractive mapping if there are constants , 0 ≤ < 1, such that ( , , ). Not every mapping has a fixed point, from the ( ( ), ( ), ( )) ≤ research results obtained by the properties of the complete Metric- Space and sufficient condition in order to obtain uniqueness of fixed point for contractive mapping in complete Metric- Space.
Key words : Uniqueness, Fixed Point, Contractive, Complete Metric- Space ix+78 pages; Bibliography : 7 (1999-2011)
viii
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ........................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT.......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix 1.
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1.2 Perumusan Masalah.............................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 1.5 Batasan Penelitian ................................................................................ 1.6 Metode Penelitian.................................................................................
2.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2.1 Ruang Metrik ..................................................................................... 2.2 Ruang Metrik-2 .................................................................................. 2.3 Ruang Metrik- ................................................................................. 2.4 Ruang Metrik- .................................................................................. 2.5 Tipe-tipe Pemetaan................................................................................... 2.5.1 Pemetaan Kontraktif....................................................................... 2.5.2 Pemetaan Ekspansif........................................................................ 2.6 Titik Tetap.................................................................................................
4 4 5 6 8 16 16 16 17
3.
PEMBAHASAN ....................................................................................... 3.1 Sifat-Sifat Ruang Metrik- Lengkap .................................................. 3.2 Ketunggalan Titik Tetap untuk Pemetaan Pada Ruang MetrikLengkap ...............................................................................................
18 18 25
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 4.2 Saran ...................................................................................................
74 74 77
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................
78
4.
ix
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
1 1 3 3 3 3 3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam era globalisasi saat ini, konsep-konsep matematika juga mengalami perkembangan. Hal ini dikarenakan munculnya berbagai masalah dan fenomena baik dunia nyata maupun abstrak yang semakin komplek, sehingga dibutuhkan pengembangan konsep-konsep matematis untuk menangani masalah-masalah tersebut. Sebagai contoh adalah ∈
teorema titik tetap. Titik jika :
disebut titik tetap dari pemetaan
dengan ( ) = . Sebagai contoh jika pemetaan :
→
didefinisikan dengan ( ) = dari
jika dan hanya
− 3 + 4, maka 2 ∈
→
adalah sebuah titik tetap
karena (2) = 2. Tidak semua pemetaan memiliki titik tetap, sebagai
contoh jika :
→
dengan ( ) =
+ 1, maka
tidak memiliki titik tetap.
Penggunaan teorema titik tetap diantaranya untuk menentukan solusi dari sistem persamaan linear aljabar dan untuk menentukan solusi khusus persamaan differensial. Sejarah teorema titik tetap berawal dari masa kira-kira tahun 1500 SM di Mesopotamia. Pertama kali muncul adalah masalah bagaimana menentukan nilai
= , untuk suatu
yang memenuhi persamaan
contoh jika
= 4 maka
bilangan asli. Sebagai
= 2. Setelah itu muncul masalah lain yaitu untuk nilai
bilangan riil. Untuk memudahkan dalam penyelesaian, persamaan tersebut diubah dalam bentuk lain yaitu +
−
−
= 0 yang selanjutnya ditulis menjadi
= . Masalah terakhir tersebut yang kemudian melatarbelakangi
munculnya masalah yang dikenal dengan Fixed Point Problem (FPP). Langkah-langkah untuk mendapatkan titik tetap adalah sebagai berikut: diambil sebarang titik pendekatan
=
, kemudian untuk mendapatkan nilai +
digunakan
− , langkah akan berakhir jika nilai
konvergen
ke suatu titik . Pada perkembangan selanjutnya muncul masalah yang lebih abstrak yaitu ( ) =
untuk sebarang ( ) pemetaan dalam , untuk
menyelesaikan masalah tersebut lahirlah teorema titik tetap (fixed point theorem). Pada abad XIX seorang Matematikawan asal Prancis yang bernama H. Poincare (1854-1912) menemukan pendekatan titik tetap. Pada perkembangannya, 1
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
2
L.E.Y. Brouwer (1881-1966) seorang Matematikawan asal Belanda berhasil membuktikan titik tetap untuk pemetaan dengan domain dan kodomain berupa interval, persegi, piringan, bola, dan titik tetap dalam dimensi-n. Pada masa berikutnya Spencer (1906-1980) berhasil membuktikan lemma kombinatorial pada penguraian segitiga yang sangat berguna dalam teorema titik tetap. Teorema ini telah banyak dikembangkan dalam analisis fungsional untuk menyelidiki ketunggalan titik tetap dari pemetaan-pemetaan dengan domain Ruang Metrik, Ruang hasil kali dalam, Ruang Bernorm, Ruang Hilbert, Ruang Banach serta perluasan pada masing-masing konsep ruang tersebut. (Suwarno, 2011) Pada awalnya diperkenalkan Metrik
pada sebuah himpunan tidak
kosong , dan pasangan ( , ) disebut Ruang Metrik (Metric Space). Pada tahun enampuluhan Gahler memperkenalkan Metrik baru tidak kosong
∗
pada sebuah himpunan
yang disebut Metrik-2 ( 2-Metric) dan pasangan ( ,
∗)
disebut
Ruang Metrik-2 (2-Metric Space) . Pada tahun 1992 Led Baphure Dhage pada disertasinya memperkenalkan Metrik baru disebut Metrik-
pada himpunan tidak kosong
yang
( − Metric) dan pasangan ( , ) disebut Ruang Metrik-
( -Metric Space). Pada tahun 2006 Zead Mustafa dan Brailey Sims memperkenalkan Metrik yang lebih baru lagi pada himpunan tidak kosong yang disebut Metrik- ( − Metric ) dan pasangan ( , )disebut Ruang Metrik- ( - Metric Space). Dengan adanya pengertian jarak (metrik), maka dalam Ruang Metrik ( , ), ( ,
∗ ), (
, ), maupun ( , ) dapat ditinjau pengertian kekonvergenan
suatu barisan dalam masing-masing Ruang Metrik tersebut. Kemudian akan diperhatikan Ruang-ruang Metrik yang khusus, yaitu Ruang Metrik yang memiliki sifat istimewa yaitu Ruang Metrik yang lengkap. Selanjutnya akan diperhatikan pemetaan dari Ruang Metrik ke dirinya sendiri, maka timbul masalah keberadaannya titik tetap. Titik tetap adalah sebuah pemetaan dari Ruang Metrik ke dirinya sendiri, bisa ada atau tidak ada. Bila ada, bisa tunggal atau lebih dari satu.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
3
1.2 Perumusan Masalah Masalah yang akan diteliti dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sifat-sifat dari Ruang Metrik- lengkap 2. Apabila diberikan suatu pemetaan
pada Ruang Metrik- lengkap, syarat
cukup apa yang harus dipenuhi agar pemetaan itu memiliki titik tetap tunggal pada Ruang Metrik- lengkap.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Membahas/ mengkaji sifat-sifat dari dari Ruang Metrik- lengkap 2. Membahas/ mengkaji syarat cukup agar suatu pemetaan
pada Ruang
Metrik- lengkap memiliki ketunggalan titik tetap pada Ruang Metriklengkap.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan matematika dibidang matematika analisis terutama dalam penyelesaian masalah ketunggalan titik tetap.
1.5 Batasan Penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini, masalah yang akan diteliti dibatasi hanya pada konsep titik tetap dan pemetaan kontraktif pada Ruang Metrik- lengkap.
1.6 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari karya-karya ilmiah yang disajikan dalam bentuk buku, jurnal, makalah, tesis, disertasi ataupun artikel yang relevan dengan topik penelitian, kemudian berdasar konsep-konsep yang ada dilakukan pengembangan dari hasil yang sudah ada untuk pembuktikan teorema ketunggalan titik tetap pada Ruang Metrik- lengkap.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini disajikan definisi-definisi tentang Ruang Metrik, Ruang Metrik-2, Ruang Metrik- , Ruang Metrik- , dan Pemetaan Kontraktif dan Pemetaan Ekspansif pada Ruang Metrik- , serta definisi Titik Tetap. 2.1 Ruang Metrik ( , ) Disini akan diberikan definisi dan contoh dari Ruang Metrik ( , ) Definisi 2.1 (V.S. Pugachev and I.N. Sinitsyn, 1999) Ruang Metrik adalah pasangan ( , ) dengan :
kosong dan
×
→
adalah himpunan yang tidak
adalah Metrik (jarak) pada
sedemikian
sehingga untuk setiap , , ∈ , terpenuhi: (M1) ( , ) ≥ 0 dan (M2) ( , ) = ( , )
( , )=0 ⟺
=
(Sifat Non Negatif)
(Sifat Simetri)
(M3) ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) (Sifat Ketaksamaan Segitiga). Contoh: (1) :
×
dengan ( , ) = | − |
→
Maka dapat dibuktikan bahwa ( , ) adalah Ruang Metrik, karena memenuhi sifat (M1), (M2) dan (M3). (M1) Jelas
( , ) = | − | ≥ 0 ,∀ ,
∈
( , ) = | − | = | 0| = 0 ⟺
=
(Sifat non negatif)
(M2) Karena ( , ) = | − | = |−( − )| = | − | = ( , ) (Berdasarkan sifat Nilai Mutlak) Maka ( , ) = ( , ) (Sifat Simetri) (M3) ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) ( , )= | − | ≤| − |+| − | = ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) (Sifat Ketaksamaan Segitiga) (2) :
×
( , )= ∀ ∈
→ (
dengan −
dan ∀ ∈
) +(
−
dengan
)
+ ⋯+(
= ( ,
,…,
−
)
)
4
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
5
=( ,
dan Maka (
)
, ) adalah sebuah Ruang Metrik.
himpunan tak kosong, :
(3)
,…,
( , )=
dengan
×
→
0 ; = 1 ; ≠
∀ ,
∈
Maka ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik yang disebut Ruang Metrik Diskrit.
2.2 Ruang Metrik-2 Disini akan diberikan definisi dan contoh dari Ruang Metrik-2 Definisi 2.2 (Z. Mustafa and B. Sims, 2006) Misal
adalah sebuah himpunan tak kosong, pemetaan
yang bersifat bahwa untuk semua , , , (A1) Untuk ∗
,
∈ , dengan
∗(
, , ) = 0 jika
(A3)
∗(
, , )=
×
×
→
berlaku:
∈ , sedemikian sehingga
∗(
=
, , )=
=
atau
atau
=
∗(
, , )=
∗(
, , )=
∗(
, , )+
∗(
, , )
∗(
, , )=
( , , ) (Sifat Simetri)
∗(
(A4)
≠ , terdapat
:
( , , )≠0
(A2)
∗
∈
∗
∗(
, , )≤ ∗
Maka pemetaan
, , )+
disebut Metrik-2 pada , dan pasangan ( ,
∗
) disebut
Ruang Metrik-2. Contoh: ={ ,
Ambil ∗:
×
×
→
∈ ,
∈
definisikan
∗(
Bila
,
} dan sebagai berikut:
dan
∈
maka akan terbentuk segitiga
, , ) = luas ⊿
.
Maka dapat dibuktikan bahwa pemetaan ( ,
∗
, dan
∗
merupakan sebuah Metrik-2 dan
) adalah sebuah Ruang Metrik-2 .
Bukti: Untuk menunjukkan bahwa pemetaan
∗
adalah sebuah Metrik-2 maka harus
memenuhi 4 sifat yaitu (A1), (A2), (A3) dan (A4) .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
6
(A1) Untuk
∈ ,
∈
∗
sedemikian sehingga =
(A2)Jika (A3)
∗( ∗
∗(
, , )=
∈ ,
( , , )≠0 ∗(
, , )=0
atau
=
maka
, , )=
∗(
, , )=
∗(
, , )=
∗(
, , )+
∗(
, , ) untuk sembarang
∗(
, , )=
( , , ) (Sifat Simetri)
∗(
(A4)
=
atau
≠ , maka pasti terdapat
dengan
∗(
, , )≤
, , )+
∈ . Karena Sifat (A1), (A2), (A3) dan (A4) maka pemetaan sebuah Metrik-2 dan ( ,
∗
∗
merupakan
) adalah sebuah Ruang Metrik-2
2.3 Ruang MetrikDisini akan diberikan definisi dan contoh dari Ruang MetrikDefinisi 2.3 (Z. Mustafa and B. Sims, 2006) adalah sebuah himpunan tidak kosong, pemetaan :
Bila
yang bersifat bahwa untuk semua , , , (D1) ( , , ) = 0 jika dan hanya jika
=
∈
×
×
→
berlaku:
=
(D2) ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) (Sifat Simetri) (D3) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) + ( , , ) (D4) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Maka pemetaan
disebut Metrik-
pada , dan pasangan ( , ) disebut
Ruang Metrik- . Contoh: (1) Misal ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik dan :
×
dengan ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} untuk ∈
× ∈ ,
→ ∈ ,
.
Maka dapat dibuktikan bahwa ( , ) adalah Ruang Metrik- . Bukti: Untuk menunjukkan bahwa
adalah sebuah Metrik- , maka harus
memenuhi 4 sifat yaitu (D1), (D2), (D3) dan (D4). (D1) ( , , ) = 0 ⟺ ( , )= ( , )= ( , )=0 Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
7
⟺
=
=
(berdasarkan sifat (M1)
(D2) ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} Maka berdasarkan sifat (M2) ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , )=
( , , )= ( , , )
(Sifat Simetri) (D3) ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} Kemungkinan nilai ( , , ) adalah (i)
( , , )= ( , )
(ii)
( , , )= ( , )
(iii)
( , , )= ( , )
Untuk (i) Berdasarkan sifat (M3) ( , ) ≤ 2 ( , ) = ( , ) + ( ( , ) + ( , )) ≤ ( , , )+ ( , , )+ ( , , ) Dengan cara serupa dapat pula dibuktikan (D3) untuk (ii) dan (iii). Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) + ( , , ). Maka (D3) terbukti. (D4) Berdasarkan sifat (M1) dan (M2) diperoleh: ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) Berdasarkan sifat (M3) diperoleh: ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Maka (D4) terbukti. Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
8
Karena Sifat (D1), (D2), (D3) dan (D4) terpenuhi, maka
merupakan
Metrik- , dan ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik- . (2)
himpunan tak kosong, dengan 0 ; = 1 ; ≠
( , , )=
= ≠
, , ∈
untuk
Maka ( , ) adalah Ruang Metrik-
2.4 Ruang MetrikDefinisi 2.4 (H. Obiedat and Z. Mustafa, 2010) Bila
adalah himpunan tak kosong, dan
syarat berikut, untuk semua , , , (G1) ( , , ) = 0 jika
=
:
×
×
→
memenuhi
∈ :
=
(G2) ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) (Sifat Simetri) (G3) ( , , ) > 0 untuk
≠
(G4) ( , , ) ≤ ( , , ) untuk
≠
(G5) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) untuk semua , , ,
∈
(Sifat Ketaksamaan Segiempat) disebut Metrik- pada , dan pasangan ( , ) di sebut
Maka pemetaan Ruang Metrik- . Contoh:
(1) Misalkan ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik, dan :
×
×
→
dengan ( , , ) = ( , ) + ( , ) + ( , ), untuk , , ∈ , maka dapat dibuktikan bahwa ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik- . Bukti: Untuk menunjukkan ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik- , maka akan ditunjukkan bahwa :
×
×
→
memenuhi lima sifat yaitu (G1),
(G2), (G3), (G4), dan (G5) (G1) Akan ditunjukkan bahwa ( , , ) = 0 jika =
Jika
=
=
=
maka ( , , ) = ( , ) + ( , ) + ( , ) = 0
(Berdasarkan (M1)) Maka
( , , ) = 0 jika
=
= . Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
9
Maka (G1) terpenuhi. G2) Akan ditunjukkan bahwa Sifat Simetri berlaku pada ( , ) ( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) ( , , )= ( , )+ ( , )+ ( , ) ( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) ( , , )= ( , )+ ( , )+ ( , ) ( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) ( , , )= ( , )+ ( , )+ ( , ) Berdasarkan sifat (M2) ( , ) = ( , ), ( , ) = ( , ) dan ( , )= ( , ) Maka diperoleh
( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) = ( , , )= ( , , ).
Jadi Sifat Simetri berlaku pada( , ). Jadi (G2) terpenuhi. (G3) Akan ditunjukkan ( , , ) > 0 untuk
≠
( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) = 2 ( , ) Berdasarkan sifat (M1) dan (M2), maka 2 ( , ) > 0, bila Maka ( , , ) > 0, bila
≠
≠
Jadi (G3) terpenuhi. (G4) Akan ditunjukkan ( , , ) ≤ ( , , ) untuk Berdasarkan sifat (M2) dan (M3) untuk
≠
≠
diperoleh:
( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) = 2 ( , )= ( , )+ ( , )≤ ( , )+
( , ) + ( , ) = ( , , ).
Maka ( , , ) ≤ ( , , ) untuk
≠ .
Jadi (G4) terpenuhi. (G5) Akan ditunjukkan bahwa Sifat Ketaksamaan Segiempat berlaku pada ( , ) ( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) ( , , ) = ( , ) + ( , ) + ( , ) = 2 ( , ) sifat (M2) ( , , ) = ( , )+ ( , )+ ( , ) Berdasarkan sifat (M3) ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) dan ( , ) ≤ ( , )+ ( , ) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
10
Maka ( , , ) = ( , ) + ( , ) + ( , ) ≤
( , )+
( , ) + ( , )+( ( , )+ ( , )=2 ( , )+ ( , )+ ( , )+ ( , ) ≤ ( , , )+ ( , , ). Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka Sifat Ketaksamaan Segiempat berlaku pada ( , ) Maka (G5) terpenuhi. Karena sifat (G1), (G2), (G3), (G4) dan (G5) terpenuhi, maka : →
×
×
adalah sebuah Metrik- dan ( , ) merupakan Ruang Metrik- .
(2) Misalkan ( , ) ruang sebuah Ruang Metrik, dan :
×
×
→
dengan ( , , ) = max { ( , ), ( , ), ( , )} untuk , , ∈ . Maka dapat dibuktikan bahwa ( , ) adalah Ruang Metrik- . Bukti: Untuk menunjukkan ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik- , maka akan ditunjukkan bahwa :
×
×
→
memenuhi lima sifat yaitu (G1),
(G2), (G3), (G4), dan (G5) (G1) Akan ditunjukkan bahwa ( , , ) = 0 jika =
Jika
=
=
=
maka ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} = 0
(Berdasarkan (M1)) Maka
( , , ) = 0 jika
=
= .
Maka (G1) terpenuhi. (G2) Akan ditunjukkan bahwa Sifat Simetri berlaku pada ( , ) ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} Berdasarkan sifat (M2) ( , ) = ( , ), ( , ) = ( , ) dan ( , )= ( , ) Maka diperoleh
( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
11
= ( , , )= ( , , ). Jadi Sifat Simetri berlaku pada( , ). Jadi (G2) terpenuhi. (G3) Akan ditunjukkan ( , , ) > 0 untuk
≠
( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) Berdasarkan sifat (M1) dan (M2), maka ( , ) > 0, bila Maka ( , , ) > 0, bila
≠
≠
Jadi (G3) terpenuhi. (G4) Akan ditunjukkan ( , , ) ≤ ( , , ) untuk Berdasarkan sifat (M2) dan (M3) untuk
≠
≠
diperoleh:
( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} Untuk
≠
kemungkinan nilai ( , , ) adalah:
(i) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) (ii) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) (iii) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) Untuk (i) ( , , ) = ( , ) ( , , )= ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) Maka ( , , ) ≤ ( , , ) Untuk (ii) Karena
≠
maka ( , ) ≠ 0
( , , )= ( , ) ( , , )= ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) Maka ( , , ) ≤ ( , , ) Untuk (iii) ( , , ) = ( , ) ( , , )= ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) Maka ( , , ) ≤ ( , , ). Maka (G4) terpenuhi. (G5) Akan ditunjukkan bahwa Sifat Ketaksamaan Segiempat berlaku pada ( , ) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
12
( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) sifat (M2) ( , , ) = max{ ( , ), ( , ), ( , )} Kemungkinan nilai ( , , ) adalah: (i) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) (ii) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) (iii) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) Kemungkinan nilai ( , , ) adalah: (iv) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) (v) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) (vi) max{ ( , ), ( , ), ( , )} = ( , ) Untuk (i) dan (iv) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (i) dan (v) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) , karena ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (i) dan (vi) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) , karena ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Untuk (ii) dan (iv) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) , karena ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (ii) dan (v) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) , karena ( , ) ≤ ( , ) dan ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (ii) dan (vi) Berdasarkan sifat (M3) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
13
( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ), karena ( , ) ≤ ( , ) dan ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Untuk (iii) dan (iv) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) , karena ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (iii) dan (v) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Maka ( , ) ≤ ( , ) + ( , ) , karena ( , ) ≤ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (iii) dan (vi) Berdasarkan sifat (M3) ( , )≤ ( , )+ ( , ) Diperoleh ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Maka (G5) terpenuhi. Karena sifat (G1), (G2), (G3), (G4) dan (G5) terpenuhi, maka : →
×
adalah sebuah Metrik- dan ( , ) merupakan Ruang Metrik- .
(3) Misal :
×
×
={ , , } ×
→
dengan ( , , ) = 0 jika
=
=
( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = 22, ( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = 27, ( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = 30, ( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = 35, Maka dapat dibuktikan bahwa ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik- .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
14
Bukti: Untuk menunjukkan ( , ) adalah sebuah Ruang Metrik- , maka akan ditunjukkan bahwa :
×
×
→
memenuhi lima sifat yaitu (G1),
(G2), (G3), (G4), dan (G5) (G1) Akan ditunjukkan jika =
Jika
=
=
=
maka ( , , ) = 0
, maka ( , , ) = 0 jika (diketahui)
Maka (G1) terpenuhi. (G2) Akan ditunjukkan bahwa Sifat Simetri berlaku pada ( , ) ( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , )= ( , , ) = ( , , ) = 35 Maka ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) = ( , , ) Maka Sifat Simetri berlaku pada ( , ) Jadi (G2) terpenuhi. (G3) Akan ditunjukkan ( , , ) > 0 untuk Untuk
≠ .
≠ , diperoleh:
( , , ) = 22 > 0 ( , , ) = 27 > 0 ( , , ) = 22 > 0 ( , , ) = 30 > 0 ( , , ) = 27 > 0 ( , , ) = 30 > 0 Maka ( , , ) > 0 , untuk
≠
Maka (G3) terpenuhi. (G4) Akan ditunjukkan ( , , ) ≤ ( , , ) untuk Untuk
≠
≠ , diperoleh:
( , , ) = 22 ≤ ( , , ) = 35 ( , , ) = 22 ≤ ( , , ) = 22 ( , , ) = 27 ≤ ( , , ) = 27 ( , , ) = 27 ≤ ( , , ) = 35 ( , , ) = 22 ≤ ( , , ) = 35 ( , , ) = 22 ≤ ( , , ) = 22 Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
15
( , , ) = 30 ≤ ( , , ) = 35 ( , , ) = 30 ≤ ( , , ) = 30 ( , , ) = 27 ≤ ( , , ) = 35 ( , , ) = 27 ≤ ( , , ) = 27 ( , , ) = 30 ≤ ( , , ) = 35 ( , , ) = 30 ≤ ( , , ) = 30 Maka ( , , ) ≤ ( , , ) untuk
≠
Maka (G4) terpenuhi. (G5) Akan ditunjukkan Sifat Ketaksamaan Segiempat berlaku pada ( , ) ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 35 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 22 + 30 = 52 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 27 + 30 = 57 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 35 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 22 + 30 = 52 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 27 + 30 = 57 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 22 + 27 = 49 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 35 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 30 + 27 = 57 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 22 + 27 = 49 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 35 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 30 + 27 = 57 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 27 + 22 = 49 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 30 + 22 = 52 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 35 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 27 + 22 = 49 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 30 + 22 = 52 ( , , ) = 35 ≤ ( , , ) + ( , , ) = 35 Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) untuk semua , , ,
∈
Maka Sifat Ketaksamaan Segiempat berlaku pada ( , ) Jadi (G5) terpenuhi. Karena sifat (G1), (G2), (G3), (G4) dan (G5) terpenuhi, maka : →
×
×
adalah sebuah Metrik- dan ( , ) merupakan Ruang Metrik- . Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
16
Definisi 2.5 (Z. Mustafa, H. Obiedat and F. Awawdeh, 2008) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- , maka ( , ) disebut Simetri jika ( , , ) = ( , , ) untuk setiap ,
∈ .
2.5 Pemetaan Kontraktif dan Pemetaan Ekspansif 2.5.1 Pemetaan Kontraktif Definisi 2.6 (Suwarno, 2011) Bila( , ) adalah Ruang Metrik- dan :
→
adalah pemetaan. Maka
disebut Pemetaan Kontraktif jika terdapat konstanta , 0 ≤ ( ( ), ( ), ( )) ≤
< 1 sehingga
( , , ).
Secara geometri, hal ini berarti bahwa jarak antara peta dari , jaraknya lebih dekat dari jarak antara ,
dan
dan ,
itu sendiri.
Contoh: Misal pada Ruang Metrik- ( , ), didefinisikan pemetaan ( , , ) = max{| − |, | − |, | − |} dan : ( , ) → ( , ) ;0 ≤
<
; ≤
≤1
dengan
( )=
untuk
= [0,1]
Maka
adalah Pemetaan Kontraktif pada Ruang Metrik- ( , ).
2.5.1 Pemetaan Ekspansif Definisi 2.7 (Z. Mustafa, F. Awawdeh and W. Shatanawi, 2010) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- dan :
→
adalah pemetaan. Maka
disebut Pemetaan Ekspansif jika terdapat konstanta , hingga ( ( ), ( ), ( )) ≥
≥ 1 sedemikian
( , , ).
Contoh: Misal pada Ruang Metrik- ( , ), didefinisikan Pemetaan ( , , ) = max{| − |, | − |, | − |} dan : ( , ) → ( , ) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
17
dengan Maka
( )=
5 ; ≤3 5 +2; > 3
adalah Pemetaan Ekspansif pada Ruang Metrik- ( , ).
2.6 Titik Tetap Definisi 2.8 (Suwarno, 2011) Pemetaan :
→
disebut mempunyai Titik Tetap
jika ( ) = .
Contoh: ( )=
− 3 + 4,
Maka 2 adalah Titik Tetap dari ( ) karena (2) = 2.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sifat-Sifat Ruang Metrik- Lengkap Berikut akan dijabarkan sifat-sifat dari Ruang Metrik- lengkap Proposisi 3.1.1 (Z. Mustafa and B. Sims, 2006) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- , maka untuk semua , , , (1)
Jika ( , , ) = 0 maka
=
∈
berlaku:
=
(2)
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )
(3)
( , , )≤2 ( , , )
(4)
( , , ) ≤ ( , , )+ ( , , )
(5)
( , , ) ≤ ( ( , , ) + ( , , ) + ( , , ))
(6)
( , , ) ≤ ( , , )+ ( , , )+ ( , , )
(7)
| ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )}
(8)
| ( , , ) − ( , , )| ≤ ( , , )
(9)
| ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )}
(10) | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} . Bukti: (1)
Akan dibuktikan jika ( , , ) = 0 maka
=
= .
Bukti: Misalkan
=
=
tidak benar.
Maka kemungkinan yang ada adalah: (i)
≠ ,
= , dan
≠
(ii)
≠ ,
≠ , dan
=
(iii)
≠ ,
≠ , dan
≠
(iv)
= ,
≠ , dan
≠
Jika (i) atau (iii) yang terjadi, maka berdasarkan sifat (G3)
≠
berdasarkan sifat (G4)
≠
→ ( , , )>0 → ( , , )≤ ( , , )
Jadi ( , , ) > 0 Ini bertentangan dengan ( , , ) = 0 Maka (i) dan (iii) tidak mungkin terjadi. 18
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
Universtas Indonesia
19
Jika (ii) yang terjadi, maka berdasarkan sifat (G3)
≠
→ ( , , )>0
berdasarkan sifat (G4)
≠
→ ( , , )≤ ( , , )
berdasarkan sifat (G2) ( , , ) = ( , , ) Maka ( , , ) > 0 Ini bertentangan dengan ( , , ) = 0 Maka (ii) tidak mungkin terjadi. Jika (iv) yang terjadi, maka berdasarkan sifat (G3)
≠
→ ( , , )>0
berdasarkan sifat (G4)
≠
→ ( , , )≤ ( , , )
berdasarkan sifat (G2) ( , , ) = ( , , ) Maka ( , , ) > 0 Ini bertentangan dengan ( , , ) = 0 Maka (iv) tidak mungkin terjadi. =
Jadi terbukti bahwa yang mungkin terjadi adalah
= .
Terbukti. (2)
Akan dibuktikan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Bukti: Berdasarkan sifat (G5) untuk sembarang , , dan
di
berlaku ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka dengan mengambil
sebagai
dan ,
sebagai , dan
tetap,
diperoleh: ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Dan berdasarkan sifat (G2) diperoleh: ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ). Terbukti. (3)
Akan dibuktikan
( , , )=2 ( , , )
Bukti: Berdasarkan sifat (G5) untuk sembarang , , dan
di
berlaku
( , , ) ≤ ( , , )+ ( , , ) Maka dengan mengambil diperoleh:
sebagai dan , dan
sebagai
dan ,
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )
Dan berdasarkan sifat (G2) diperoleh:
( , , ) ≤ 2 ( , , ).
Terbukti. Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
20
(4)
Akan dibuktikan
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )
Bukti: Berdasarkan sifat (G5) untuk sembarang , , dan
di
berlaku ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Sedangkan dari (G2) ( , , ) = ( , , ) Dan berdasarkan sifat (G4) diperoleh:
( , , ) ≤ ( , , ) untuk
Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) untuk Bila
≠
≠
.
= , ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ).
Terbukti. (5)
Akan dibuktikan
( , , )≤
( , , )+ ( , , )+ ( , , )
Bukti: Berdasarkan sifat (4) diperoleh: ( , , )≤ ( , , )+ ( , , ) ( , , )≤ ( , , )+ ( , , ) ( , , ) ≤ ( , , )+ ( , , ) Berdasarkan sifat (G2) diperoleh: ( , , )= ( , , )= ( , , ) ( , , ) = ( , , ) dan ( , , ) Maka 3 ( , , ) ≤ 2( ( , , ) + ( , , ) + ( , , )) Jadi ( , , ) ≤
( , , )+ ( , , )+ ( , , ) .
Terbukti. (6)
Akan dibuktikan
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )+ ( , , )
Bukti: Berdasarkan sifat (G5) untuk sembarang , , dan
di
berlaku ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Berdasarkan sifat (G2) diperoleh: ( , , ) = ( , , ) Berdasarkan sifat (G5) diperoleh:
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )
Berdasarkan sifat (G2) diperoleh:
( , , )= ( , , )
Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) + ( , , ) Terbukti.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
21
(7)
Akan dibuktikan | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Bukti: Berdasarkan sifat nilai mutlak yang akan dibuktikan akan terbukti bila dapat dibuktikan: − max { ( , , ), ( , , )} ≤
( , , )− ( , , )
≤ max { ( , , ), ( , , )} Atau ( , , ) − max { ( , , ), ( , , )} ≤ ( , , ) ≤ ( , , ) + max { ( , , ), ( , , )} Sedangkan disini terdapat 2 kasus: (i) max { ( , , ), ( , , )} = ( , , ) (ii) max { ( , , ), ( , , )} = ( , , ) Untuk kasus (i) harus dibuktikan: (ia) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) dan (ib) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (ia) harus dibuktikan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Berdasarkan sifat (G5) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Berdasarkan sifat (G2) dapat diperoleh: ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Sedangkan untuk kasus (i) ( , , ) ≤ ( , , ) Jadi ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) atau ( , , )≤ ( , , )+ ( , , ) Jadi (ia) terbukti. Untuk (ib) gunakan sifat (G5) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka berdasarkan sifat (G2) diperoleh: ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) atau ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Jadi (ib) terbukti. Dengan demikian kasus (i) telah terbukti. Untuk kasus (ii) harus dibuktikan: (iia) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) dan (iib) ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Untuk (iia) gunakan sifat (G5) pula ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka berdasarkan sifat (G2) diperoleh: ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Jadi (iia) terbukti. Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
22
Untuk (iib), gunakan sifat (G5) pula, ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka berdasarkan sifat (G2) diperoleh: ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Sedangkan pada kasus (ii), berlaku ( , , ) ≤ ( , , ) Maka ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka (iib) terbukti. Dengan demikian kasus (ii) juga telah terbukti. (8)
Akan dibuktikan | ( , , ) − ( , , )| ≤ ( , , ) Bukti: Berdasarkan (7) | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Berdasarkan sifat (G4) diperoleh: ( , , ) = ( , , ) ≤ ( , , ) untuk
≠
( , , ) = ( , , ) ≤ ( , , ) untuk
≠
Maka max { ( , , ), ( , , )} ≤ ( , , ) Maka | ( , , ) − ( , , )| ≤ ( , , ) Terbukti. (9)
Akan dibuktikan | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Bukti: Berdasarkan (7) | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Dengan mengganti
dengan ,
dengan ,
dengan , dan
dengan ,
maka diperoleh: | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Jadi | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Terbukti. (10) Akan dibuktikan | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Bukti: Berdasarkan (7) | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Dengan mengganti dengan , dan
dengan ,
maka diperoleh: | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} atau | ( , , ) − ( , , )| ≤ max { ( , , ), ( , , )} Terbukti.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
23
Definisi 3.1.2 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) )⊆
Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- , maka barisan ( > 0, terdapat
jika untuk setiap untuk setiap ,
, ≥
∈
jika
disebut G-Cauchy
sedemikian hingga (
( , , )→
(
,
,
,
, )< ,
) = 0.
Definisi 3.1.3 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik− , misal ( pada , (
) dikatakan G-konvergen ke > 0, terdapat
artinya untuk setiap untuk setiap , ( ) →
≥
∈
) adalah barisan dari titik-titik
jika
, →
( ,
)=0
,
sedemikian hingga ( ,
,
disebut titik limit dari barisan (
. Selanjutnya
)< ) ditulis
.
Proposisi 3.1.4 (Z. Mustafa and B. Sims, 2006) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- , maka pernyataan berikut equivalen; (1) (
) adalah G-konvergen ke
(2)
→
(
,
, )=0
(3)
→
(
, , )=0
Bukti: (1) ⟶ (2) Dari definisi 3.1.2 karena ( , →
( ,
,
) = 0 maka
) adalah G-konvergen ke →
(
,
(2) ⟶ (3) dengan menggunakan sifat (G4) maka (3) ⟶ (1) karena
(
→
, , ) = 0 maka (
maka
, )=0 →
(
, , )=0
) adalah G-konvergen ke .
Terbukti.
Proposisi 3.1.5 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- , maka pernyataan berikut equivalen; (1) Barisan(
) adalah G-Cauchy.
(2) Untuk setiap untuk setiap ,
> 0, terdapat ≥
∈
sedemikian hingga (
,
,
)<
.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
24
Bukti: (1) → (2)Barisan (
) adalah G-Cauchy, jika untuk setiap
sedemikian hingga ( (
( , , )→
,
,
)<
,
untuk setiap ,
) = 0. Menurut (G3) (
,
> 0 terdapat
, ≥
,
,
∈
jika )≤ (
,
, )<
Definisi 3.1.6 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) dan ( ,
) adalah Ruang Metrik- dan misal : ( , ) →
) suatu pemetaan, maka
( ,
dikatakan G-kontinu pada titik
( ( ), ( ), ( )) < .
∈ , mengakibatkan
Pemetaan
jika
> 0 sedemikian sehingga ( , , ) <
diberikan sebarang > 0 terdapat ∀ ,
∈
dikatakan G-kontinu pada
jika dan hanya jika G-kontinu pada
∈ .
setiap
Teorema 3.1.7 Suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrik- adalah pemetaan kontinu. Bukti: Misal ( , ) adalah Ruang MetrikMisal :
→
adalah suatu pemetaan kontraktif.
Maka untuk setiap , , ∈ ( ( ), ( ), ( )) ≤ Ambil sembarang Pilih
berlaku:
( , , ) untuk 0 ≤
<1
>0
= >0
Jika ( , , ) < =
mak
( ), ( ), ( ) ≤
Jadi jika ( , , ) <
maka
( ), ( ), ( ) ≤ .
Maka
( , , )= . ≤
kontinu.
Terbukti.
Proposisi 3.1.8 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) dan ( , G-kontinu pada titik konvergen ke , maka
) adalah Ruang Metrik- dan misal : ∈
jika dan hanya jika kapanpun ( (
→
adalah
) adalah G-
) adalah G-konvergen ke ( ). Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
25
Proposisi 3.1.9 (Z. Mustafa and B. Sims, 2006) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- , maka pemetaan ( , , ) adalah kontinu bersama (Joinly continuous) di semua 3 variabel. Bukti: Misal (
), (
), ( ) adalah G-konvergen ke ,
dan
secara bersamaan
(respectively) Berdasarkan sifat (G5) diperoleh: ( , , )≤ ( , ( , ,
,
)≤ ( ,
dan ( ,
, , )
)+ (
,
)≤ ( ,
,
Jadi ( , , ) − ( Dan (
,
)+ (
,
,
,
, ,
, )
)+ ( ,
,
)≤ ( ,
)− ( , , )≤ (
,
), )+ ( ,
, , )+ (
)+ ( ,
,
,
)
, , )+ ( , , )
Dengan mengkombinasi (3) dari Proposisi 3.1.5 , diperoleh | ( ,
,
) − ( , , )| ≤ 2( ( ,
Jadi (
,
,
,
) → ( , , )sepanjang ,
)+ ( , ,
)+ ( ,
,
,
))
→ ∞ (proposisi 3.1.8)
Terbukti.
Definisi 3.1.10 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Sebuah Ruang Metrik- ( , ) dikatakan Ruang Metrik- lengkap jika setiap barisan G-Cauchy di ( , ) adalah G-konvergen di ( , ).
3.2 Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Pada Ruang MetrikLengkap Teorema 3.2.1 (Z. Mustafa,F. Awawdeh and W. Shatanawi, 2010) Misal( , ) adalah Ruang Metrik− lengkap dan misal : pemetaan. Jika
( ( ), ( ), ( )) ≤
pada
adalah suatu
memenuhi syarat berikut:
Untuk setiap , , ∈ ∈ [0, 1), maka
dengan
→
berlaku: ( , , ) mempunyai titik tetap tunggal
(3.2.1) ∈
dan
G-kontinu
.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
26
Bukti: Misal
∈
memenuhi syarat (3.2.1) dan misal
= 1,2, … didefinisikan barisan (
adalah sebarang titik,untuk
) dengan
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.1) (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
,
(3.2.2)
(
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
<
(
,
),
( ),
( (
) )
)
(3.2.3)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.3) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
,
,
, ,
,
,
,
,
)≤ (
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
, ,
)≤ (
)≤ ( + (
,
, ,
,
,
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
)
,
,
)
)+ (
, , ,
,
,
,
)
,
)
)+ (
,
,
)
) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
27
dan (
,
)≤ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan (
,
Maka (
)≤ (
,
,
,
,
,
,
,
)≤ (
Jadi (
,
)≤ (
,
≤(
+
≤
Maka lim
= 0 untuk 0 <
→
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
( ,
) +⋯+
, ,
( ,
,
)
)
, ,
) ( ,
)
,
)
, )
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
)
,
,
+⋯+
( ,
,
) +⋯+ (
,
)
,
,
)+ (
, ,
)
,
)
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
,
)+ (
, ,
,
) + ⋯+ (
,
,
+ ( ≤
)+ (
,
+ ( Maka (
)+ (
,
,
,
)
, ,
)≤ (
)+ (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
(
,
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) merupakan G-konvergen ke .
Misalkan ( ) ≠
maka:
, ( ), ( ) ≤
(
, , )
dengan mengambil limit sepanjang
→ ∞ dan kenyataan bahwa pemetaan G
kontinu pada semua variabelnya, maka diperoleh:
, ( ), ( ) ≤
( , , ). Ini kontradiksi jika 0 ≤
< 1. Maka
= ( ). Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
28
Jadi
adalah titik tetap untuk pemetaan .
Untuk membuktikan ketunggalan, Andaikan terdapat hingga ( ) =
sedemikian
maka menurut (3.2.1) mengakibatkan ( , , ) ≤
Jadi ( , , ) ≤ Jadi
≠
dengan
( , , )mengakibatkan
=
jika 0 ≤
( , , )
< 1.
tunggal.
Untuk melihat bahwa Misal ( ) ⊆
adalah G-kontinu pada ,
barisan, sedemikian hingga lim ( ) = , maka:
( ), ( ), ( ) ≤
( , ,
Dengan mengganti ( ) = ( ), , ( ) ≤ diperoleh lim
)
, diperoleh
( , ,
)
(3.2.4)
( ( ), , ( )) = 0
→
Sesuai proposisi(3.1.4 ) maka barisan Sesuai proposisi (3.1.8 ) mengakibatkan
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.2 (Penelitian) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika ( ),
dengan
adalah
memenuhi syarat: ∈
Untuk suatu (
→
dan untuk setiap , , ∈
( ),
( )) ≤
∈ [0, 1), maka
G-kontinu pada
berlaku:
( , , )
(3.2.5) ∈
mempunyai titik tetap tunggal
dan
.
Bukti: Dari teorema 3.2.1, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( ) adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
29
Teorema 3.2.3 (Z. Mustafa,F. Awawdeh and W. Shatanawi, 2010) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
berlaku:
( ( ), ( ), ( ) ≤
pada
adalah suatu
memenuhi syarat berikut:
Untuk setiap , , ∈
( , , )
∈ [0, 1), maka
dengan
→
(3.2.6)
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
G-kontinu
.
Bukti: Misal
∈
memenuhi syarat (3.2.6) dan misal
= 1,2, … didefinisikan barisan (
adalah sebarang titik, untuk
) dengan
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.6) (
,
)≤
,
,
atau ( (
, ,
,
atau (
)≤
(
,
)≤
)
,
,
(3.2.7)
,
( (
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
, ,
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
)
, ,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
,
(
, ( , ∈
,
<
,
(
), ),
( (
) )
)
(3.2.8)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.8) maka diperoleh Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
30
(
,
)≤ (
,
dan ( (
,
,
)≤ ( ,
,
,
)≤ (
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
)
,
,
)
,
)+ (
, ,
,
)
,
)+ (
,
)
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
,
,
,
,
+ ( dan (
)+ ( ,
)≤ (
,
,
,
)≤ (
,
,
dan ( (
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan (
,
Maka (
)≤ (
,
,
,
,
,
,
Jadi (
,
)≤ (
,
,
≤(
+
Maka lim
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
) +⋯+
, ,
( ,
,
)
)
, ,
) ( ,
)
,
)
, )
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
= 0 untuk 0 <
→
,
)
,
( ,
+⋯+
( ,
≤
,
) +⋯+ (
,
)
,
,
)+ (
,
)
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
,
)+ (
, ,
,
) + ⋯+ (
,
,
+ ( ≤
)+ (
, ,
)≤ (
)+ (
,
,
+ ( Maka (
)
, ,
)≤ (
)+ (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
(
,
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) merupakan G-konvergen ke . Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
31
Misalkan ( ) ≠
maka:
, ( ), ( ) ≤
G(
, , ) → ∞ dan kenyataan bahwa pemetaan G
dengan mengambil limit sepanjang
, ( ), ( ) ≤
kontinu pada semua variabelnya, maka diperoleh: ( , , ). Ini kontradiksi jika 0 ≤ Jadi
< 1. Maka
= ( ).
adalah titik tetap untuk pemetaan .
Untuk membuktikan ketunggalan, Andaikan terdapat hingga ( ) =
sedemikian
maka menurut (3.2.6) mengakibatkan ( , , ) ≤
Jadi ( , , ) ≤ Jadi
≠
dengan
( , , ) mengakibatkan
=
jika 0 ≤
( , , )
< 1.
tunggal.
Untuk melihat bahwa Misal ( ) ⊆
adalah G-kontinu pada ,
barisan, sedemikian hingga lim ( ) = , maka:
( ), ( ), ( ) ≤
( , ,
)
Dengan mengganti ( ) = , diperoleh: ( ), , ( ) ≤ diperoleh lim
( , ,
)
(3.2.9)
( ( ), , ( )) = 0
→
Sesuai proposisi(3.1.4 ) maka barisan
( ) adalah G-konvergen ke
Sesuai proposisi (3.1.8 ) mengakibatkan
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.4 (Penelitian) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika ( ),
dengan
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu (
→
dan untuk setiap ,
( ),
( )) ≤
∈ [0, 1), maka
G-kontinu pada
∈
berlaku:
( , , )
(3.2.10)
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
adalah
.
Bukti: Dari teorema 3.2.3, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
∈ , ( )=
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
32
( ) . Jadi ( ) adalah titik tetap yang lain untuk
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Teorema 3.2.5 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
berlaku:
( ), ( ), ( ) ≤
pada
adalah suatu
memenuhi syarat berikut:
Untuk setiap , , ∈
∈ 0,
dengan
→
max
, maka
( , , ),
, ( ), ( ) , ⎫ ⎪ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ,⎬ ⎪ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ⎭
⎧ ⎪ ⎨ ⎪ ⎩
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
(3.2.11)
G-kontinu
.
Bukti: Misal
∈
memenuhi syarat (3.2.11) dan misal
= 1,2, … didefinisikan barisan (
adalah sebarang titik, untuk
) dengan
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.11) ⎧ (
,
,
)≤
max
⎨ ( ⎩
( , (
), ( , , ), ⎫ ( , ), , ), ( ),⎬ , , , ), ( , , ) , , ⎭ ,
,
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
33
Maka (
,
)≤
, { (
Maka (
,
), (
,
,
, max { (
)≤
,
), (
,
Berdasarkan sifat (G5), (
,
,
,
)≤ (
,
,
)}
), (
,
,
)+ (
,
), (
, ,
)}(3.2.12)
, ,
)
,
Maka (3.2.12) menjadi (
,
)
,
max { (
≤ Sedangkan ( Maka (
,
,
,
)+ (
)≤ (
,
,
)+ (
,
,
)
)≤
{ (
,
,
)+ (
,
,
)}
,
,
)≤
,
,
Ini mengakibatkan ( =
Misal 0≤
,
∈ 0,
, karena
,
(
,
)
,
,
,
)}
(3.2.13)
,
<
1− <1− < 1−
≤1−0
≤1
Karena 0 ≤
< dan < 1 −
Maka <
<
Maka 0 <
<1
maka 0 <
≤1
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.14) menjadi (
,
)≤
,
,
atau ( (
, ,
,
atau (
)≤
(
,
)≤ )≤
, ,
,
)
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
, ( (
)≤
,
)
, , , (
)
, )
, ,
)
,
⋮ dst (
),
,
≤
,
(
),
(
)
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
34
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, ( , ∈
,
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.15)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.15) maka diperoleh (
,
)≤ (
,
dan ( (
,
,
)≤ (
,
,
,
)≤ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
)
,
,
)
,
)+ (
, ,
,
)
,
)+ (
,
)
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
,
,
,
,
,
+ ( dan (
)+ ( ,
)≤ (
,
,
,
)≤ (
,
,
dan ( (
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan (
,
Maka (
)≤ (
,
,
,
,
,
,
Jadi (
,
)≤ (
,
,
≤(
+
≤
Maka lim
= 0 untuk 0 <
→
, )→
Untuk ,
, ∈
,
(
,
) +⋯+
,
) ( ,
( ,
,
)
)
, ,
)
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh:
, )≤ (
Karena lim(
( ,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
)
,
,
)
,
,
+⋯+
( ,
,
) +⋯+ (
,
)
,
,
)+ (
,
)
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
,
)+ (
, ,
,
) + ⋯+ (
,
,
+ ( ≤
)+ (
, ,
)≤ (
)+ (
,
,
+ ( Maka (
)
, ,
)≤ (
)+ (
,
, )→
, (
)+ (
, ,
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
,
)=0
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
35
Maka lim( Jadi (
(
, , )→
,
)=0
,
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) merupakan G-konvergen ke .
Misalkan ( ) ≠
maka:
, ( ), ( ) ≤
(
, , ), ( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ( , , )
(
, , ), (
max
Maka , ( ), ( ) ≤
max
dengan mengambil limit sepanjang
, ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ( , , ) ,
→ ∞ dan kenyataan bahwa pemetaan G
kontinu pada semua variabelnya, maka diperoleh: , ( ), ( ) ≤ Maka
max
, ( ), ( ) ≤
Ini kontradiksi jika 0 ≤ Jadi
( , , ), ( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ( , , ) ( , ( ), ( )).
< . Maka
= ( ).
adalah titik tetap untuk pemetaan .
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat hingga ( ) = max
sedemikian
maka menurut (3.2.11) mengakibatkan ( , , ) ≤
( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ),
Maka ( , , ) ≤ maka ( , , ) ≤
max{ ( , , ), ( , , )} ( , , ).
dengan cara yang sama diperoleh ( , , ) ≤ Jadi ( , , ) ≤ Jadi
≠
dengan
( , , )mengakibatkan
( , , ) =
jika 0 ≤
< .
tunggal.
Untuk melihat bahwa Misal ( ) ⊆
adalah G-kontinu pada ,
barisan, sedemikian hingga lim ( ) = , maka:
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
36
( ), ( ), ( ) ≤
max
( , , ), ( , ( ), ( )), ⎫ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ⎪ , ( ), ( ) , ⎬ ⎪ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ⎭
⎧ ⎪ ⎨ ⎪ ⎩
Maka ( ), ( ), ( ) ≤
( , , ), ( , ( ), ( )), , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ( , ( ), ( ))
max
Dengan mengganti ( ) = , diperoleh ( ), , ( ) ≤
Maka
( ), , ( ) ≤
Menurut sifat (G2) Maka
max
( , , ), , ( ), ( ) , ( , , ), ( , ( ), ( ))
( ), , ( ) =
( ), , ( ) ≤
Berdasarkan (G5) Maka
max
( , , ), ( , ( ), ( )), ( , , ), ( , , ), ( , ( ), ( ))
max
( , ( ), ( ))
( , ,
), (
, ( ), ( ) , , , )
, ( ), ( ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( ))
( ), , ( ) ≤
( , , ), ( , , ) + ( , ( ), ( )) ( , , )
max
Sedangkan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( )) Maka
( ), , ( ) ≤
max
( , , ), ( , , ) + ( , ( ), ( ))
(3.2.16)
Dan (3.2.16) mengakibatkan beberapa kasus: (1)
( ), , ( ) ≤
(2) ( ( ), , ( ) ≤ (3) ( ( ), , ( )) ≤
( , ,
),
( , , ), ( , , )
Untuk masing-masing kasus diperoleh lim Sesuai proposisi(3.1.4) maka barisan Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
→
( ( ), , ( )) = 0
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.6 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009)
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
37
Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
( ),
( ),
( ), ( ) , ( ) ,
( ),
,
( ),
,
, ,
berlaku:
( ) ≤
( , , ),
∈ 0,
dengan
dan untuk setiap , , ∈
( ),
⎧ ⎪ ⎨ ⎪ ⎩
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu
→
, maka
( )
( ) , ( ), , ( ), ,
⎫ ⎪ (3.2.17)
( ) , ⎬ ( ) ⎪ ⎭ ∈
mempunyai titik tetap tunggal
dan
G-
kontinu pada . Bukti: Dari teorema 3.2.5, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( )adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Teorema 3.2.7 (Penelitian) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
( ), ( ), ( ) ≤
∈ 0,
pada
adalah
memenuhi syarat berikut:
Untuk setiap , , ∈
dengan
→
, maka
berlaku:
max
⎧ ⎪ ⎨ ⎪ ⎩
( , , ),
, ( ), ( ) , ⎫ ⎪ , ( ), ( ) , (3.2.18) , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ⎬ ⎪ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) .⎭
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
G-kontinu
.
Bukti: Misal
memenuhi kondisi (3.2.18) dan misal
didefinisikan barisan (
∈
adalah sebarang titik, dan
)dengan Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
38
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.18) (
⎧ (
,
)≤
,
max
), ( ( , , ), ( , , , ), ( , ,
⎨ ( , ( ⎩
,
),
, , ), ,
⎫ ),⎬ ⎭
, ),
,
Maka (
,
)≤
, { (
Maka (
,
), (
,
,
, max { (
)≤
,
Menurut (G5), (
,
), (
, ,
)≤ (
,
, ,
,
)}
), (
,
,
)+ (
,
)}(3.2.19)
,
,
)
,
Maka (3.2.19) menjadi (
,
)
,
max { (
≤ Sedangkan ( Maka (
,
,
,
,
)+ (
)≤ (
,
,
)+ (
,
,
)
)≤
{ (
,
,
)+ (
,
,
)}
,
,
)≤
,
Ini mengakibatkan ( =
Misal 0≤
, karena
,
∈ 0,
(
,
), (
,
,
,
)
,
,
)}
(3.2.20)
,
<
1− <1− < 1−
≤1−0
≤1
Karena 0 ≤
< dan < 1 −
Maka <
<
Maka 0 <
<1
≤1
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
39
maka 0 <
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.20) menjadi (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
, (
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
(
(
),
)
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.21)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.21) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
,
,
,
,
,
)≤ ( ,
+ ( dan (
,
,
,
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
,
)+ ( ,
)≤ (
)≤ (
,
,
,
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
)
,
)+ (
, ,
,
)
,
)+ (
,
)
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
)
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan ( Maka (
, ,
, ,
,
)≤ ( )≤ ( + (
Maka (
,
,
)≤ ( + (
,
,
,
,
, ,
,
) + ⋯+ (
)
, )
,
) + ⋯+ ( )+ (
, ,
)+ ( )+ (
, ,
)+ (
)
, ,
,
,
,
,
)
)
, ,
,
)
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
40
( ,
≤ Jadi (
,
)≤ (
,
, ,
≤(
Maka lim
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
)
,
)
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
,
)
,
) ( ,
( ,
=0
→
Maka lim( (
,
= 0 untuk 0 <
→
,
+⋯+
( ,
≤
) +⋯+
,
) +⋯+ (
,
+
( ,
)+ (
,
+ (
Karena lim
)+
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) merupakan G-konvergen ke .
Misalkan ( ) ≠
maka:
, ( ), ( ) ≤
(
, , ), ( , , ( ), ( ) , ( , , ),
(
, , ), (
max
,
),
, ( ), ( ) , ( ), ( ) , , ( ), ( )
Maka , ( ), ( ) ≤
max
dengan mengambil limit sepanjang
, ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ( , , ) ,
→ ∞ dan kenyataan bahwa pemetaan G
kontinu pada semua variabelnya, maka diperoleh: , ( ), ( ) ≤ Maka
max
, ( ), ( ) ≤
Ini kontradiksi jika 0 ≤ Jadi
( , , ), ( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ( , , ) ( , ( ), ( )).
< . Maka
= ( ).
adalah titik tetap untuk pemetaan .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
41
Untuk membuktikan ketunggalan, Andaikan terdapat hingga ( ) = ( , , )≤
sedemikian
maka menurut (3.2.18) diperoleh: ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , ), ( , , )
max
Maka ( , , ) ≤
max{ ( , , ), ( , , )}
Maka ( , , ) ≤
( , , ).
dengan cara yang sama diperoleh ( , , ) ≤ Jadi ( , , ) ≤ Jadi
≠
dengan
( , , )mengakibatkan
( , , ) =
jika 0 ≤
< .
tunggal.
Untuk melihat bahwa Misal ( ) ⊆
adalah G-kontinu pada ,
barisan, sedemikian hingga lim ( ) = , maka:
( ), ( ), ( ) ≤
max
⎧ ⎪ ⎨ ⎪ ⎩
( , , ), ( , ( ), ( )), ⎫ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ⎪ , ( ), ( ) , ⎬ ⎪ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ⎭
Maka ( ), ( ), ( ) ≤
( , , ), ( , ( ), ( )), , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ,
max
Dengan mengganti ( ) = , diperoleh ( ), , ( ) ≤
Maka
( ), , ( ) ≤
Menurut sifat (G2) Maka
( , , ), ( , ( ), ( )), ( , , ), ( , ( ), ( )) ( , , ) max
( , , ), , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ( , , )
( ), , ( ) =
( ), , ( ) ≤
Berdasarkan (G5) Maka
max
max
( , ( ), ( ))
( , ,
), (
, ( ), ( ) , , , )
, ( ), ( ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( ))
( ), , ( ) ≤
max
( , , ), ( , , ) + ( , ( ), ( )) ( , , )
Sedangkan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( )) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
42
( ), , ( ) ≤
Maka
( , , ), ( , , ) + ( , ( ), ( ))
max
(3.2.22)
Dan (3.2.22) mengakibatkan beberapa kasus: ( ), , ( ) ≤
(1)
(2) ( ( ), , ( ) ≤
( , ,
),
( , , ),
(3) ( ( ), , ( )) ≤
( , , )
Untuk masing-masing kasus diperoleh lim Sesuai proposisi(3.1.4) maka barisan
→
( ( ), , ( )) = 0
( ) adalah G-konvergen ke
Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.8 (Penelitian) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
( ), ⎧ ⎪ ⎨ ⎪ ⎩ dengan
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu
→
dan untuk setiap , , ∈
( ),
( ) ≤
( , , ), , ( ), ( ) ,
,
( ),
,
∈ 0,
berlaku:
( ) , ( ), ,
, maka
( ),
( )
,
( ),
,
( ), ( )
⎫ ( ) ,⎪ ( ) ,⎬ ⎪ ⎭
(3.2.23)
∈
mempunyai titik tetap tunggal
dan
G-
kontinu pada . Bukti: Dari teorema 3.2.7, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( )adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Teorema 3.2.9 (Penelitian) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
→
adalah
memenuhi syarat berikut: Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
43
Untuk setiap , , ∈
berlaku:
( ), ( ), ( ) ≤ ( , , ),
, ( ), ( ) , , ( ), , ( ), ( ) , , ( ), ( ) max ⎨ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ⎪ ⎩ ( , ( ), ( ), ( , ( ), ( ), ( , ( ⎧ ⎪
∈ 0,
dengan pada
, maka
( ) , ⎫ ⎪ ,
(3.2.24)
, ⎬ ⎪ ), ( ))⎭
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
G-kontinu
.
Bukti: Misal
∈
memenuhi kondisi (3.2.24) dan misal
didefinisikan barisan (
adalah sebarang titik, dan
) dengan
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.24) ⎧ ⎪ ⎪ (
,
)≤
,
max
( (
⎨ ⎪ ⎪ ⎩
), ( , , ), ⎫ ( , ), , ⎪ ⎪ ), ( ), , , , ), ( , , ) ⎬ , , ), ( , , ) ⎪ , , ⎪ ( , ) ⎭ , ,
, ( (
,
Maka (
,
)≤
,
max{ ( Maka (
, ,
,
), (
,
Menurut (G5), (
,
), (
max { (
)≤
,
,
,
,
)≤{ (
,
,
)}
), (
, ,
,
)+ (
)+ (
,
,
, ,
)} (3.2.25)
,
)}
,
Maka (3.2.25) menjadi (
,
)
, ≤
max { (
,
,
), (
,
,
)}
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
44
Sedangkan (
,
)≤ (
,
Maka (
,
,
,
)≤
{ (
,
,
,
)≤
Ini mengakibatkan ( =
Misal 0≤
)+ (
,
)
,
)+ (
,
(
)}
,
,
)
,
(3.2.26)
,
∈ 0,
, karena
,
,
<
1− <1− < 1−
≤1−0
≤1
Karena 0 ≤
< dan < 1 −
Maka <
<
Maka 0 <
<1
maka 0 <
≤1
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.26) menjadi (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
, (
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
)
, ,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
<
),
( (
(
),
)
(
)
)
,
(3.2.27)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.27) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
)≤ (
, , ,
,
,
,
)≤ (
)≤ (
,
, ,
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
)
,
, ,
,
)
)+ (
,
,
)
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
45
dan ( (
,
,
)≤ (
,
)≤ (
,
,
,
+ ( dan (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)
,
)+ (
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
,
,
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan (
,
Maka (
)≤ (
,
,
,
,
,
,
Jadi (
,
)≤ (
,
,
≤(
+
≤
Maka lim
= 0 untuk 0 <
→
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
) +⋯+
,
) ( ,
( ,
,
)
)
, ,
)
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
( ,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
)
,
,
)
,
,
+⋯+
( ,
,
) +⋯+ (
,
)
,
,
)+ (
,
)
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
,
)+ (
, ,
,
) + ⋯+ (
,
,
+ ( ≤
)+ (
, ,
)≤ (
)+ (
,
,
+ ( Maka (
)
, ,
)≤ (
)+ (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) merupakan G-konvergen ke .
Misalkan ( ) ≠
maka:
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
46
⎧ ⎪ ⎪ , ( ), ( ) ≤
max
(
, , ), ( , , ), , ( ), ( ) , ⎫ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ⎪ ⎪ , ( ), ( ) , ( , , ), ⎬ , ( ), ( ) , ( , , ), ⎪ ⎪ ( ), ( ) , ⎭
(
, , ), (
⎨ ⎪ ⎪ ⎩
Maka , ( ), ( ) ≤
max
dengan mengambil limit sepanjang
, ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ( , , ) ,
→ ∞ dan kenyataan bahwa pemetaan G
kontinu pada semua variabelnya, maka diperoleh: , ( ), ( ) ≤ Maka
max
, ( ), ( ) ≤
Ini kontradiksi jika 0 ≤ Jadi
( , , ), ( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ( , , ) ( , ( ), ( )).
< . Maka
= ( ).
adalah titik tetap untuk pemetaan .
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat hingga ( ) =
max
sedemikian
maka menurut (3.2.24) mengakibatkan ( , , ) ≤
( , , ), ( , ( , ( , , ),
( , , , ), ( , ), ( ( , ,
Maka ( , , ) ≤ maka ( , , ) ≤
), , , ),
( , , ), , ), , ), ( , , )
max{ ( , , ), ( , , )} ( , , ).
dengan cara yang sama diperoleh ( , , ) ≤ Jadi ( , , ) ≤ Jadi
≠
dengan
( , , )mengakibatkan
( , , ) =
jika 0 ≤
< .
tunggal.
Untuk melihat bahwa Misal ( ) ⊆
adalah G-kontinu pada ,
barisan, sedemikian hingga lim ( ) = , maka:
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
47
( ), ( ), ( ) ≤
max
⎧ ⎪ ⎪
( , , ), ( , ( ), ( )), ⎫ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ⎪ ⎪ , ( ), ( ) ,
⎨ ⎪ ⎪ ⎩
, ( ), ( ) , , ( ), ( ) ,⎬ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) ,⎪ ⎪ , ( ), ( ) ⎭
Maka ( ), ( ), ( ) ≤
( , , ), ( , ( ), ( )), , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ( , ( ), ( ))
max
Dengan mengganti ( ) = , diperoleh ( ), , ( ) ≤
Maka
( ), , ( ) ≤
Menurut sifat (G2) Maka
max
( , , ), , ( ), ( ) , ( , , ), ( , ( ), ( ))
( ), , ( ) =
( ), , ( ) ≤
Berdasarkan (G5) Maka
max
( , , ), ( , ( ), ( )), ( , , ), ( , , ), ( , ( ), ( ))
max
( , ( ), ( ))
( , ,
), (
, ( ), ( ) , , , )
, ( ), ( ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( ))
( ), , ( ) ≤
( , , ), ( , , ) + ( , ( ), ( )) ( , , )
max
Sedangkan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( )) Maka
( ), , ( ) ≤
max
( , , ), ( , , ) + ( , ( ), ( ))
(3.2.28)
Dan (3.2.28) mengakibatkan beberapa kasus: (1)
( ), , ( ) ≤
(2) ( ( ), , ( ) ≤ (3) ( ( ), , ( )) ≤
( , ,
),
( , , ), ( , , )
Untuk masing-masing kasus diperoleh lim Sesuai proposisi(3.1.4) maka barisan Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
→
( ( ), , ( )) = 0
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
48
Teorema Akibat 3.2.10 (Penelitian) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
( ), ⎧ ⎪ ⎪ max
dengan
⎨ ⎪ ⎪ ⎩
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu
→
dan untuk setiap , , ∈
( ),
berlaku:
( ) ≤
( , , ), , ( ), ( ) ,
( ),
( )
⎫ ( ) ,⎪ ⎪ ( ), ( ) , ( ), ( ) , , , ⎬ ( ), ( ) , ( ), ( ) , ⎪ , , ⎪ ( ), ( ) , ( , ( ), ( )) ⎭ , ,
∈ 0,
, maka
,
( ),
(3.2.29)
∈
mempunyai titik tetap tunggal
dan
G-
kontinu pada . Bukti: Dari teorema 3.2.9, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( )adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Teorema 3.2.11 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
→
adalah
memenuhi syarat berikut:
Untuk setiap , , ∈ ( ), ( ), ( ) ≤
berlaku: max
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + ( , ( ), ( )) (3.2.30)
dengan
∈ 0,
, maka
mempunyai titik tetap tunggal
∈ , dan
G-kontinu
pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
49
Bukti: Misalkan
∈
memenuhi kondisi (3.2.30) dan misal
didefinisikan (
sebarang titik, dan
) dengan
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.30) (
,
)≤
,
=
[ ( )+ ( , , )+ ( , , max [ ( , [ ( , , )+ ( , max{ (
,
max{ (
,
), 2 (
,
,
Maka (
,
Jika 0 ≤
< , maka ini jadi kasus khusus bahwa
(
,
,
)≤
)≤
,
Menurut (G5), (
( ,
,
,
,
,
)}
), 2 (
,
,
, ,
)
)≤ (
,
,
)], )], )]
,
)}
(3.2.31) ,
)+ (
,
,
,
)
Jadi (3.2.31) menjadi (
,
)≤
,
{ (
Ini mengakibatkan ( =
Misal 0≤
, karena
,
,
)≤
,
∈ 0,
)+ (
,
, (
)}
, ,
,
)
(3.2.32)
,
<
1− <1− < 1−
≤1−0
≤1
Karena 0 ≤
< dan < 1 −
Maka <
<
Maka 0 <
<1
≤1
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
50
maka 0 <
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.32) menjadi (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
, (
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
(
(
),
)
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.33)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.33) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
,
,
,
,
,
)≤ ( ,
+ ( dan (
,
,
,
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
,
)+ ( ,
)≤ (
)≤ (
,
,
,
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
)
,
)+ (
, ,
,
)
,
)+ (
,
)
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
)
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan ( Maka (
, ,
, ,
,
)≤ ( )≤ ( + (
Maka (
,
,
)≤ ( + (
,
,
,
,
, ,
,
) + ⋯+ (
)
, )
,
) + ⋯+ ( )+ (
, ,
)+ ( )+ (
, ,
)+ (
)
, ,
,
,
,
,
)
)
, ,
,
)
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
51
( ,
≤ Jadi (
,
)≤ (
,
, ,
≤(
Maka lim
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
) ( ,
( ,
,
)
)
, ,
)
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
) +⋯+
=0
→
Maka lim( (
,
= 0 untuk 0 <
→
,
+⋯+
( ,
,
) +⋯+ (
,
+
≤
( ,
)+ (
,
+ (
Karena lim
)+
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) adalah G-konvergen ke .
Misal ( ) ≠ , maka: [ ( , ( ), ( ) ≤
max
, ( ), ( )) + ( , , )], , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , ( , , )+ , ( ), ( )
→ ∞, dengan menggunakan fakta bahwa G kontinu di
Ambil limit sepanjang
semua variabelnya, diperoleh: , ( ), ( ) ≤
max
[ ( , ( ), ( )) + ( , , )], , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , ( , , )+ , ( ), ( )
, ( ), ( ) ≤
max 2
, ( ), ( ) , ( , ( ), ( ))
Maka
, ( ), ( ) ≤ 2
Ini kontradiksi jika 0 ≤
, ( ), ( )
< . Maka
= ( )
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat titik tetap yang lain, misal dengan
≠
,
sedemikian hingga ( ) = .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
52
Maka ( , , ) ≤
[ ( , , ) + ( , , )], [ ( , , ) + ( , , )], [ ( , , ) + ( , , )]
max
Maka diperoleh ( , , ) ≤ [ ( , , ) + ( , , )]. ( , , )
Ini mengakibatkan ( , , ) ≤
Dan dengan argumen yang sama diperoleh ( , , ) ≤ Maka ( , , ) ≤
( , , ) jika 0 ≤
Ini kontradiksi , mengakibatkan Untuk menunjukkan bahwa
( , , ).
< 1,
=
adalah G-kontinu pada , misal ( ) ⊆
barisan sedemikian hingga lim ( ) =
adalah
di ( , )
Maka ( ), ( ), ( ) ≤
max
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) ,
, ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + ( , ( ), ( )) (3.2.34)
Dengan mengganti ( ) = , diperoleh ( ( ), , ) ≤
max
( , , )+ , ( ), ( ) , [ ( , , ), ( , , )], , ( ), ( ) + ( , , )
Maka ( ( ), , ) ≤ [ ( , , ) + ( , ( ), ( ))] (3.2.35) Berdasarkan sifat (G5) Maka
, ( ), ( ) ≤ ( , ( ), ) + ( , , ( ))
( , ( ), ( )) ≤ 2 ( ( ), , )
Maka pertaksamaan (3.2.35) menjadi ( ( ), , ) ≤ [ ( , , ) + 2 ( ( ), , )] ( ( ), , ) ≤
( , , )+2
Maka ( ( ), , ) ≤ Maka diperoleh lim
→
( ( ), , )
( , , )
(3.2.36)
( ( ), , ) = 0
Sesuai proposisi(3.1.4) maka barisan Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
53
Teorema Akibat 3.2.12 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
max
dimana
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu ( ),
→
dan untuk semua , , ∈
( ),
berlaku:
( ) ≤
,
( ),
,
( ),
( ) + ( ) +
,
( ),
( ) +
∈ 0, ), maka
,
( ),
,
( ),
( ) , ( ) ,
( ),
( )
,
(3.2.37)
∈ , dan
mempunyai titik tetap tunggal
G-
kontinu pada . Bukti: Dari teorema 3.2.11, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( )adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Teorema 3.2.13 (Penelitian) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
→
adalah
memenuhi syarat berikut:
Untuk setiap , , ∈
berlaku:
( ), ( ), ( ) ≤
max
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + ( , ( ), ( )) (3.2.38)
dimana
∈ 0,
, maka
mempunyai titik tetap tunggal
∈ , dan
G-
kontinu pada . Bukti: Misalkan
memenuhi kondisi (3.2.38) dan misal
didefinisikan (
∈
sebarang titik, dan
) dengan Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
54
= ( ) = ( )=
)
(
⋮ = (
)=
Maka untuk
( )
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.38) (
,
[ ( [ ( , max [ (
)≤
,
,
, ,
,
,
) + ( , , )], )+ ( )], , , )+ ( , )] , (
Maka (
,
Sedangkan ( dan (
,
Maka (
,
)≤
, ,
,
,
)≤
(
,
,
(
)≤
,
[ (
max
{(
)≤
,
, ,
, )
)+ (
, )+ (
)
, )
, ,
)],
,
,
,
)+ (
,
),
, , )+ ( , ( , ,
)}
,
(3.2.39)
Berdasarkan sifat (G5), (
,
)≤ (
,
,
)+ (
,
,
).
,
Maka (3.2.39) menjadi ,
)≤ { (
Jadi (
,
,
)≤ { (
Jadi (
,
,
)≤
(
,
Misal 0≤
=
, karena
,
, (
∈ 0,
)+ (
,
)+2 (
, ,
,
,
, ,
)+ ( ,
)
,
,
)}
)} (3.2.40)
,
<
0≤2 < 1− <1−2 ≤1−0 < 1−2 ≤1 Karena 0 ≤ Maka <
< dan < 1 − 2 ≤ 1 < Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
55
Maka 0 <
<1
maka 0 <
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.40) menjadi (
,
)≤
, ,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
,
(
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
(
(
),
)
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.41)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.41) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
,
,
,
,
,
)≤ ( ,
+ ( dan (
,
,
,
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
,
)+ ( ,
)≤ (
)≤ (
,
,
,
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
)
,
)+ (
, ,
,
)
,
)+ (
,
)
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
)
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan ( Maka (
, ,
, ,
,
)≤ ( )≤ ( + (
Maka (
,
,
)≤ (
,
,
, ,
)+ ( )+ (
, ,
)+ (
)
, ,
,
,
, ,
,
)
,
) + ⋯+ ( )+ (
)
,
, ,
,
)
) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
56
+ (
,
)≤ (
,
≤
Maka lim
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
,
) ( ,
,
( ,
,
)
)
, ,
)
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
( ,
,
)
,
=0
→
Maka lim( (
) +⋯+
+⋯+
= 0 untuk 0 <
→
( ,
) +⋯+ (
,
+
,
)+ (
, ,
≤(
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
≤ Jadi (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap dari ( , ), maka terdapat hingga (
∈
sedemikian
) adalah G-konvergen ke .
Misal ( ) ≠ , maka: (
, ( ), ( ) ≤
[ ( , ( ), ( )) + ( , , )], [ ( , ( ), ( )) + ( , ( ), ( ))], [ ( , , ) + ( , ( ), ( ))]
max
Ambil limit sepanjang
→ ∞, dengan menggunakan fakta bahwa G kontinu di
semua variabelnya, diperoleh: ( , ( ), ( ) ≤
[ ( , ( ), ( )) + ( , , )], max [ ( , ( ), ( )) + ( , ( ), ( ))], [ ( , , ) + ( , ( ), ( ))]
Maka ( , ( ), ( ) ≤ Maka
max
, ( ), ( ) ≤
( , ( ), ( )), 2( ( , ( ), ( ))), ( , ( ), ( ))
max 2
, ( ), ( ) , ( , ( ), ( ))
Sedangkan ( , ( ), ( )) ≤ 2 ( , ( ), ( )) Maka
, ( ), ( ) ≤ 2
Ini kontradiksi jika 0 ≤
( , ( ), ( ))
< . Maka
= ( ). Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
57
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat titik tetap yang lain, misal dengan
≠
,
sedemikian hingga ( ) = .
Maka ( , , ) ≤
max
[ ( , , ) + ( , , )], [ ( , , ) + ( , , )], [ ( , , ) + ( , , )]
Maka ( , , ) ≤
max
[ ( , , ) + ( , , )], ( , , ), ( , , )
Sedangkan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) dan ( , , ) ≤ ( , , ) + ( , , ) Maka diperoleh ( , , ) ≤ [ ( , , ) + ( , , )]. ( , , )
Ini mengakibatkan ( , , ) ≤
Dan dengan argumen yang sama diperoleh ( , , ) ≤ Maka ( , , ) ≤
( , , ) jika 0 ≤
Ini kontradiksi , mengakibatkan Untuk menunjukkan bahwa
( , , ).
< 1,
=
adalah G-kontinu pada , misal ( ) ⊆
barisan sedemikian hingga lim ( ) =
adalah
di ( , )
Maka ( ), ( ), ( ) ≤
max
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + ( , ( ), ( )) (3.2.42)
Dengan mengganti ( ) = , diperoleh: ( ( ), , ) ≤
( ( ), , ) ≤
max
( , , )+ , ( ), ( ) , [ ( , , ) + ( , , )], , ( ), ( ) + ( , , )
max
( , , )+ , ( ), ( ) , ( , , ), , ( ), ( )
Sedangkan ( , , ) ≤ dan
, ( ), ( ) ≤
( , , )+ ( , , )+
, ( ), ( ) , ( ), ( )
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
58
Maka diperoleh ( ( ), , ) ≤ [ ( , , ) + ( , ( ), ( ))] (3.2.43) , ( ), ( ) ≤ ( , ( ), ) + ( , , ( ))
Berdasarkan sifat (G5)
Maka ( , ( ), ( )) ≤ 2 ( ( ), , )
(3.2.44)
Maka pertaksamaan (3.2.43) menjadi ( ( ), , ) ≤ [ ( , , ) + 2 ( ( ), , )] ( ( ), , ) ≤
( , , )+2
Maka ( ( ), , ) ≤ Maka diperoleh lim
( ( ), , )
( , , )
(3.2.45)
( ( ), , ) = 0
→
( ) adalah G-konvergen ke
Sesuai proposisi(3.1.4) maka barisan Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.14 (Penelitian) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
dengan
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu ( ),
→
( ),
dan untuk semua , , ∈
berlaku:
( ) ≤
,
( ),
,
( ),
( ),
( ) + ( ) +
,
( ),
( ) , ( ) ,
, ,
( ),
( ) +
,
( ),
( )
∈ 0, ), maka
(3.2.46)
∈ , dan
mempunyai titik tetap tunggal
G-
kontinu pada . Bukti: Dari teorema 3.2.13, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( )adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
59
Teorema 3.2.15 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
memenuhi syarat berikut:
Untuk semua ,
∈
∈ 0,
adalah
berlaku:
( ), ( ), ( ) ≤ dengan
→
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , (3.2.47 ) 2 ( , ( ), ( ))
max
, maka
∈
mempunyai titik tetap tunggal
dan
G-kontinu
pada . Bukti: Misal
∈
memenuhi kondisi (3.2.47 ) dan misal
didefinisikan barisan (
sebarang titik, dan
) dengan
= ( ) = ( )=
(
)
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.47) (
,
,
Maka (
,
)≤
max
,
)≤
Berdasarkan sifat (G5) ( ,
,
)≤
Maka (
,
,
)≤
Maka (
,
,
)≤
0≤
=
, karena
,
)+ ( 2 ( , ,
,
{ (
,
,
Maka (
Misal
[ (
(
)+ (
, )≤ (
, ,
∈ 0,
,
, (
,
,
)+2 ( ,
)],
, ,
,
)+ ( , ,
, + (
{ (
, )
)}
,
)+ ( ,
,
,
,
)
)
) ,
)
,
)} (3.2.48)
,
<
0≤2 < 1− <1−2 ≤1−0 Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
60
< 1−2 ≤1 Karena 0 ≤
< dan < 1 − 2 ≤ 1
Maka <
<
Maka 0 <
<1
maka 0 <
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.48) menjadi (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
, (
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
(
(
),
)
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.49)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.49) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
,
)+ ( ,
,
,
+ ( dan (
,
)≤ (
)≤ (
,
,
)≤ (
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
,
)
)+ (
, ,
,
)
,
)
)+ (
,
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
)
,
,
,
,
)
⋮ dst (
,
,
)≤ (
,
+⋯+ (
, ,
,
,
)+ (
) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
61
dan (
,
Maka (
)≤ (
,
,
,
,
)≤ (
,
Maka (
,
,
,
)≤ (
Jadi (
,
)≤ (
,
,
≤(
+
Maka lim
= 0 untuk 0 <
→
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
) +⋯+
,
,
)
)
, ,
) ( ,
( , )
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
( ,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
)
,
,
)
,
,
+⋯+
( ,
≤
,
) +⋯+ (
,
)
,
,
)+ (
,
)
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
,
)+ (
, ,
,
) + ⋯+ (
,
,
+ ( ≤
)+ (
,
+ (
)+ (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
)=0
,
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap pada ( , ), maka terdapat hingga (
) adalah G-konvergen ke
∈
sedemikian
.
Misalkan ( ) ≠ , maka , ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) + 2 ( ,
max
Dengan mengambil limit sepanjang
, ( ), ( ) , ,
)
→ ∞ dan dengan menggunakan fakta
bahwa G kontinu di setiap variabelnya, diperoleh: , ( ), ( ) ≤ Maka
max
, ( ), ( ) ≤ 2
Ini kontradiksi jika 0 ≤
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , , ) , ( ), ( ) .
< . Maka
= ( ).
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
62
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat , ( )=
≠
sedemikian hingga
maka menurut (3.2.47)
( , , )≤
max
[ ( , , ) + ( , , )], 2 ( , , ) ( , , ), 2 ( , , )
Maka ( , , ) ≤
max
Maka ( , , ) ≤
max { ( , , ), 2 ( , , )}
Maka ( , , ) ≤ 2
( , , )
Dengan argumen yang sama diperoleh: ( , , )≤2
( , , )
Sehingga ( , , ) ≤ 4
( , , ).
Ini kontradiksi jika 0 ≤
< ⇒0≤4
Maka
<1
= .
Untuk menunjukkan bahwa T adalah G-kontinu ke
adalah
= , maka:
barisan sedemikian hingga lim ( ), ( ), ( ) ≤
, misal ( ) ⊆
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , ( ), ( ))
max
(3.2.50) Dengan mengganti ( ) = , diperoleh: , ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( ))
Berdasarkan sifat (G5) Maka
, ( ), ( ) ≤ max
Maka
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , , )
max
( , , ) + ( , ( ), ( )) + 2 ( , , )
, ( ), ( ) ≤
max
, ( ), ( ) ,
[ ( , , ) + 2 ( , ( ), ( ))], 2 ( , , )
Maka ini mengakibatkan 2 kasus: (kasus 1)
, ( ), ( ) ≤ 2
(kasus 2)
, ( ), ( ) ≤
( , , ) ( , , )=
Maka untuk masing-masing kasus diperoleh lim Sesuai proposisi(3.1.4) maka barisan
→
( , , ) ( , ( ), T( )) = 0
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
63
Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.16 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
∈
( ),
∈ 0,
∈
berlaku:
( )≤
( ), ( ) + ( ), 2 ( ,
,
dengan
dan untuk semua ,
( ),
max
adalah
memenuhi syarat:
Untuk suatu (
→
, maka
,
( ), ( ))
( ) ,
(3.2.51) ∈ , dan
mempunyai titik tetap tunggal
G-
kontinu pada . Bukti: Dari teorema 3.2.15, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( )adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Teorema 3.2.17 (Z. Mustafa and B. Sims, 2009) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
→
suatu
memenuhi syarat:
Untuk semua , , ∈ ( ), ( ), ( ) ≤
berlaku: max
, ( ), ( ) + ( , ( ), ( )) , , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + , ( ), ( ) (3.2.52)
∈ 0,
dimana pada
, maka
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
G-kontinu
.
Bukti: Ambil
=
dari pertaksamaan (3.2.52) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
64
Maka pertaksamaan (3.2.52) menjadi ( ), ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) + ( , ( ), ( )) , , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , , ( ), ( ) + , ( ), ( )
max
(3.2.53) Maka (3.2.53) menjadi ( ), ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , (3.2.54) 2 , ( ), ( )
max
Maka (3.2.54) sama dengan pertaksamaan (3.2.47) Misal
∈
memenuhi kondisi (3.2.54 ) dan misal
didefinisikan barisan (
sebarang titik, dan
) dengan
= ( ) = ( )=
(
)
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.54) (
,
,
Maka (
,
)≤
max
,
)≤
Berdasarkan sifat (G5) ( ,
,
)≤
Maka (
,
,
)≤
Maka (
,
,
)≤
0≤
=
, karena
,
)+ ( 2 ( , ,
,
{ (
,
,
Maka (
Misal
[ (
(
)+ (
, )≤ (
, ,
∈ 0,
, (
, ,
,
)+2 ( ,
)],
, ,
,
)+ ( , ,
, + (
{ (
, )
,
)}
)+ ( ,
,
,
,
)
)
) ,
)
,
)} (3.2.55)
,
<
0≤2 < 1− <1−2 ≤1−0 Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
65
< 1−2 ≤1 Karena 0 ≤
< dan < 1 − 2 ≤ 1
Maka <
<
Maka 0 <
<1
maka 0 <
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.55) menjadi (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
, (
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
(
(
),
)
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.56)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.56) maka diperoleh: (
,
dan ( (
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
,
)+ ( ,
,
,
+ ( dan (
,
)≤ (
)≤ (
,
,
)≤ (
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
,
)
)+ (
, ,
,
)
,
)
)+ (
,
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
)
,
,
,
,
)
⋮ dst (
,
,
)≤ (
,
+⋯+ (
, ,
,
,
)+ (
) Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
66
dan (
,
Maka (
)≤ (
,
,
,
,
)≤ (
,
Maka (
,
,
,
)≤ (
Jadi (
,
)≤ (
,
,
≤(
+
Maka lim
= 0 untuk 0 <
→
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim(
) +⋯+
,
,
)
)
, ,
) ( ,
( , )
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh: ,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
Jadi (
(
, )≤ (
,
( ,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
)
,
,
)
,
,
+⋯+
( ,
≤
,
) +⋯+ (
,
)
,
,
)+ (
,
)
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
,
)+ (
, ,
,
) + ⋯+ (
,
,
+ ( ≤
)+ (
,
+ (
)+ (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
)=0
,
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap pada ( , ), maka terdapat hingga (
) adalah G-konvergen ke
∈
sedemikian
.
Misalkan ( ) ≠ , maka , ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) + 2 ( ,
max
Dengan mengambil limit sepanjang
, ( ), ( ) , ,
)
→ ∞ dan dengan menggunakan fakta
bahwa G kontinu di setiap variabelnya, diperoleh: , ( ), ( ) ≤ Maka
max
, ( ), ( ) ≤ 2
Ini kontradiksi jika 0 ≤
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , , ) , ( ), ( ) .
< . Maka
= ( ).
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
67
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat , ( )=
≠
sedemikian hingga
maka menurut (3.2.54)
( , , )≤
max
[ ( , , ) + ( , , )], 2 ( , , ) ( , , ), 2 ( , , )
Maka ( , , ) ≤
max
Maka ( , , ) ≤
max { ( , , ), 2 ( , , )}
Maka ( , , ) ≤ 2
( , , )
Dengan argumen yang sama diperoleh: ( , , )≤2
( , , )
Sehingga ( , , ) ≤ 4
( , , ).
Ini kontradiksi jika 0 ≤
< ⇒0≤4
Maka
<1
= .
Untuk menunjukkan bahwa T adalah G-kontinu ke
adalah
= , maka:
barisan sedemikian hingga lim ( ), ( ), ( ) ≤
, misal ( ) ⊆
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , ( ), ( ))
max
(3.2.57) Dengan mengganti ( ) = , diperoleh: , ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) ≤ ( , , ) + ( , ( ), ( ))
Berdasarkan sifat (G5) Maka
, ( ), ( ) ≤ max
Maka
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , , )
max
( , , ) + ( , ( ), ( )) + 2 ( , , )
, ( ), ( ) ≤
, ( ), ( ) ,
[ ( , , ) + 2 ( , ( ), ( ))], 2 ( , , )
max
Maka ini mengakibatkan 2 kasus: (kasus 1)
, ( ), ( ) ≤ 2
(kasus 2)
, ( ), ( ) ≤
( , , ) ( , , )=
Maka untuk masing-masing kasus diperoleh lim Sesuai proposisi (3.1.4) maka barisan
→
( , , ) ( , ( ), T( )) = 0
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
68
Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.18 (Penelitian) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap dan misal : pemetaan. Jika
( ),
berlaku:
( ) ≤
,
( ),
,
( ),
,
( ),
∈ 0,
dengan
dan semua , , ∈
( ),
max
suatu
memenuhi syarat berikut: ∈
Untuk suatu
→
( ) + ( , ( ) + , ( ) + ,
, maka
( ), ( ),
( )) , ( ) ,
( ),
( )
(3.2.58)
∈
mempunyai titik tetap tunggal
dan
G-
kontinu pada . Bukti: Ambil
=
dari pertaksamaan (3.2.58)
Maka pertaksamaan (3.2.58) menjadi ( ),
≤
( ),
max
( )
,
( ),
,
( ),
,
( ),
( ) + ( , ( ) + , ( ) + ,
( ), ( ),
( )) , ( ) ,
( ),
( )
(3.2.59)
Maka (3.2.59) menjadi (
( ),
max
( ), ,
( )≤
( ) + ( ), [2 ( , ( ),
,
( ), ( ))]
( ) ,
(3.2.60)
Maka (3.2.60) sama dengan pertaksamaan (3.2.51) pada teorema akibat 3.2.16 Dari teorema akibat 3.2.16, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( ) adalah titik tetap yang lain untuk
∈ ,
( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
69
Teorema 3.2.19 (Penelitian) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika
memenuhi syarat berikut:
Untuk semua ,
∈
∈ 0,
adalah
berlaku:
( ), ( ), ( ) ≤ dengan
→
, ( ), ( ) + , ( ), ( ) , (3.2.61) 2 ( , ( ), ( ))
max
, maka
mempunyai titik tetap tunggal
∈
dan
G-kontinu
pada . Bukti: Misal
∈
memenuhi kondisi (3.2.61 ) dan misal
didefinisikan barisan (
sebarang titik, dan
) dengan
= ( ) = ( )=
(
)
⋮ = (
)=
Maka untuk
( ).
=
,
( )=
=
,
( )=
=
,
( )=
Maka menurut (3.2.61) [ (
Maka (
,
,
)≤
Maka (
,
,
)≤
Berdasarkan (G5) (
(
,
,
,
,
)≤ { (
Maka (
,
,
)≤
=
0≤
, karena
∈ 0,
,
)+ ( , 2 ( , , )
, (
,
, )+ (
, ,
,
)],
)
, )≤ (
,
Maka (
Misal
,
)+ (
, ,
,
,
,
)
)}
)
,
<
1− <1− < 1−
≤1−0
≤1
Karena 0 ≤
< dan < 1 −
≤1 Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
70
Maka <
<
Maka 0 <
<1
maka 0 <
< 1.
Dan pertaksamaan (3.2.61) menjadi (
,
)≤
,
,
,
atau ( (
, ,
)≤
(
,
)≤
,
)
,
, (
,
)
,
(
)
,
,
)≤
,
)
, (
)≤
,
atau (
,
= 1,2,3, … ,
Berarti untuk (
(
,
)
,
⋮ dst ),
(
,
≤
atau (
,
,
)≤
Jadi (
,
,
)≤
Maka, untuk semua ,
, , ( ,
∈
,
(
(
),
)
(
)
)
,
<
),
(
(3.2.62)
, dengan menggunakan ketaksamaan
segiempat dan (3.2.62) maka diperoleh (
,
dan ( (
,
,
,
,
,
,
,
,
+ ( dan (
,
,
,
,
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
,
)+ (
)+ (
,
, ,
,
)+ ( ,
)≤ (
)≤ (
,
,
)≤ (
)≤ (
,
dan ( (
)≤ (
,
,
)
,
)+ (
, ,
,
)
,
)+ (
,
)
,
,
,
)
,
,
)
)
,
)≤ (
)
,
,
,
)
,
⋮ dst (
,
)≤ (
,
,
,
+⋯+ ( dan ( Maka (
, ,
, ,
,
)≤ ( )≤ ( + (
,
)+ ( )+ (
, ,
)+ (
)
, ,
,
,
,
, ,
) + ⋯+ (
)
, )
, ,
,
)
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
71
Maka (
,
)≤ (
,
,
+ ( Jadi (
,
)≤ (
,
,
+
Maka lim
, )→
Untuk ,
, ∈
,
Maka lim( Jadi (
(
,
,
,
)
)
,
) ( ,
( ,
,
)
,
,
)
(
,
). <1
)=0
,
berdasarkan (G5) diperoleh:
, )≤ (
,
)+ (
,
, )→
(
,
,
, , )→
(
,
,
Karena lim(
,
)
,
=0
→
Maka lim( (
,
= 0 untuk 0 <
→
) +⋯+
+⋯+
( ,
≤
( ,
) +⋯+ (
,
)
, ,
)+ (
, ,
≤(
,
) + ⋯+ (
)+
,
,
+ (
Karena lim
,
( ,
≤
)+ (
,
,
,
)
) = 0 dan lim(
, )→
,
)=0
)=0
) adalah barisan G-Cauchy.
Dengan menggunakan sifat lengkap pada ( , ), maka terdapat sedemikian hingga (
) adalah G-konvergen ke
∈
.
Misalkan ( ) ≠ , maka , ( ), ( ) ≤
max
( ,
Dengan mengambil limit sepanjang bahwa
,
)+ 2 ( ,
, ( ), ( ) , , ))
→ ∞ dan dengan menggunakan fakta
kontinu di setiap variabelnya, diperoleh:
, ( ), ( ) ≤
max
, ( ), ( ) ≤
( , , )+ , ( ), ( ) , 2 ( , , )
, ( ), ( ) .
Ini kontradiksi jika 0 ≤
< . Maka
= ( ).
Untuk membuktikan ketunggalan, andaikan terdapat , ( )=
≠
sedemikian hingga
maka
( , , )≤
max
[ ( , , ) + ( , , )], 2 ( , , )
Maka ini mengakibatkan 2 kasus: Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
72
(kasus 1) ( , , ) ≤ { ( , , ) + ( , , )} (kasus 2) ( , , ) ≤ 2 ( , , ) Karena 0 ≤
< , maka (kasus 2) terpenuhi
Untuk ( kasus 1) ( , , ) ≤ { ( , , ) + ( , , )} Dengan argumen yang sama, diperoleh: ( , , ) ≤ { ( , , ) + ( , , )} Maka ( , , ) ≤ Atau ( , , ) ≤
( , , )+ ( , , ) + ( , , ) ( , , )+
Maka ( , , ) ≤
( , , )+
( , , )+
( , , )
< ⇒0≤
Ini kontradiksi jika 0 ≤
Untuk menunjukkan bahwa
< 1. Maka
adalah G-kontinu ke
barisan sedemikian hingga lim ( ), ( ), ( ) ≤
( , , )
= . , misal ( ) ⊆
adalah
= , maka: , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , ( ), ( ))
max
(3.2.63) Dengan mengganti ( ) = , diperoleh: , ( ), ( ) ≤
max
( , , )+ , ( ), ( ) , 2 ( , , )
Maka ini mengakibatkan 2 kasus: (kasus 1)
, ( ), ( ) ≤ 2
(kasus 2)
, ( ), ( ) ≤
( , , ) ( , , )=
Maka untuk masing-masing kasus diperoleh lim Sesuai proposisi (3.1.4) maka barisan Sesuai proposisi (3.1.8) mengakibatkan
→
( , , ) ( , ( ), T( )) = 0
( ) adalah G-konvergen ke
= ( ).
adalah G-kontinu pada .
Teorema Akibat 3.2.20 (Penelitian) Misal ( , ) adalah Ruang Metrik- lengkap, dan misal : pemetaan. Jika Untuk suatu
→
adalah
memenuhi syarat berikut: ∈
dan untuk semua ,
∈
berlaku:
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
73
( ), max dengan
( ), ,
∈ 0,
( ) ≤ ( ), ( ) + ( ), 2 ( ,
, maka
,
( ), ( ))
( ) ,
mempunyai titik tetap tunggal
(3.2.64) ∈
dan
G-kontinu
pada . Bukti: Dari teorema 3.2.19, diperoleh sedemikian hingga
mempunyai titik tetap tunggal
( ) = . Tetapi ( ) =
( ) =
( ) . Jadi ( ) adalah titik tetap yang lain untuk
∈ , ( )=
dan karena
ketunggalan ( ) = . Dari teorema 3.1.7, bahwa suatu pemetaan kontraktif pada Ruang Metrikadalah pemetaan kontinu, maka
G-kontinu pada .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil pembahasan di Bab 3 diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Sifat- sifat dari Ruang Metrik- lengkap antara lain: a. Jika ( , , ) = 0 maka
=
=
b.
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )
c.
( , , )≤2 ( , , )
d.
( , , )≤ ( , , )+ ( , , )
e.
( , , )≤ ( ( , , )+ ( , , )+ ( , , )
f.
( , , )≤ ( ( , , )+ ( , , )+ ( , , )
g. | ( , , ) − ( , , )| ≤ max{ ( , , ), ( , , )} h. | ( , , ) − ( , , )| ≤ ( , , ) i. | ( , , ) − ( , , )| ≤ max{ ( , , ), ( , , )} j. | ( , , ) − ( , , )| ≤ max{ ( , , ), ( , , )}
2. Syarat cukup agar diperoleh ketunggalan titik tetap untuk pemetaan kontraktif pada Ruang Metrik- lengkap adalah suatu pemetaan pemetaan
mempunyai titik tetap tunggal
lengkap ( , ) untuk : a.
( ( ), ( ), ( )) ≤ dengan
b.
(
c.
d.
( ),
(
( , , )
∈ [0, 1), untuk suatu
∈
( ),
dan untuk setiap , , ∈ .
( , , )
∈ [0, 1), untuk setiap ,
( ),
dengan
jika salah satu dipenuhi;
( , , )
( )) ≤
( ( ), ( ), ( )) ≤ dengan
pada Ruang Metrik-
∈ [0, 1), untuk setiap , , ∈ .
( ),
dengan
→
∈
atau
( )) ≤
∈ [0, 1), untuk suatu
∈ .
( , , ) ∈
dan untuk setiap ,
74
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
∈ .
Universitas Indonesia
75
e.
( ), ( ), ( ) ≤ ( , , ),
, ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) .
max
∈ 0,
dengan f.
( ),
, ,
⎨ ⎪ ⎩
( ) ≤
( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) ,
( ),
, untuk suatu
( ) ( ), ( ),
, ,
( ),
, ∈ 0,
dengan g.
( ),
⎧ ⎪
max
, dan untuk setiap , , ∈ .
( ) ∈
⎫ ( ) ,⎪ ( ) ,⎬ ⎪ ⎭
dan untuk setiap , , ∈ .
( ), ( ), ( ) ≤ ( , , ),
, ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( ) .
max
∈ 0,
dengan h.
( ), ⎧ ⎪
max
⎨ ⎪ ⎩
i.
( ), , ,
( ) ≤
( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) , ,
∈ 0,
dengan
, untuk setiap , , ∈ .
( ), , ,
( ),
, untuk suatu
( ) ( ), ( ),
( ) , ∈
⎫ ( ) ,⎪ ( ) ,⎬ ⎪ ⎭
dan setiap , , ∈ .
( ), ( ), ( ) ≤ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ⎫ ⎪ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , max ⎨ ⎬ , ( ), ( ) , , ( ), ( ) , ⎪ ⎪ ⎩ ( , ( ), ( )), ( , ( ), ( )), ( , ( ), ( ))⎭ ⎧ ⎪
dengan
( , , ),
∈ 0,
, dan untuk setiap , , ∈ .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
76
j.
( ), ⎧ ⎪ ⎪ max
dengan
k.
⎨ ⎪ ⎪ ⎩
∈ 0,
∈ 0,
( ),
dengan
, untuk suatu
∈
dan untuk setiap , , ∈ . , ( ), ( ) + , ( ), ( ) + , ( ), ( ) +
, ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( )
( ) ≤
,
( ),
,
( ),
( ) + ( ) +
,
( ),
( ) +
,
( ),
,
( ), ( ),
, ∈
( ) , ( ) , ( )
dan untuk semua , , ∈ . , ( ), ( ) + , ( ), ( ) + , ( ), ( ) +
max
, ( ), ( ) , , ( ), ( ) , , ( ), ( )
∈ 0, ), untuk semua , , ∈ . ( ),
( ) ≤
,
( ),
,
( ), ( ),
∈ 0,
∈ 0,
( ) + ( ) +
,
( ),
,
( ),
( ) , ( ) ,
( ),
( )
( ) +
, untuk suatu
( ), ( ), ( ) ≤ dengan
( ),
, untuk setiap , , ∈ .
( ),
, dengan
( )
,
max
∈ 0, ), untuk suatu
( ), max
o.
( ),
( ), ( ), ( ) ≤
dengan n.
( , , ), , ( ), ( ) , ( ), ( ) ,
⎫ ( ) ,⎪ ⎪ ( ), ( ) , , , ⎬ ( ), ( ) , ( ), ( ) , ⎪ , , ⎪ ( ), ( ) , ( , ( ), ( )) ⎭ , ,
max
m.
( ) ≤
( ), ( ), ( ) ≤
dengan l.
( ),
max
, ∈
dan setiap , , ∈ . , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 ( , ( ), ( ))
, dan untuk semua ,
∈ .
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
77
p.
(
( ),
( )≤
( ), ( ) + ( ), 2 ( ,
,
max dengan
( ),
∈ 0,
, untuk suatu
( ), ( ), ( ) ≤
q.
dengan
∈ 0,
( ),
r.
dengan
dengan
,
( ),
,
( ),
,
( ),
∈ 0,
∈ 0,
( ),
t.
dengan
∈ .
, ( ), ( ) + ( , ( , ( ), ( ) + , ( , ( ), ( ) + , (
max
∈
), ( )) , ), ( ) , ), ( )
( ), ( ),
( )) , ( ) ,
( ),
( )
dan untuk semua , , ∈ . , ( ), ( ) + , ( ), ( ) , 2 , ( ), ( )
max
, untuk semua ,
∈ .
( ) ≤ ( ), 2
∈ 0,
( ) + ( , ( ) + , ( ) + ,
, untuk suatu
( ), ,
max
dan untuk semua ,
( ) ≤
( ), ( ), ( ) ≤
s.
∈
( ) ,
, untuk semua , , ∈ .
( ),
max
( ), ( ))
,
( ) + ( ), ,
, untuk suatu
∈
,
( ),
( ) ,
( ) dan untuk semua ,
∈ .
4.2. Saran Dari beberapa kesimpulan diatas, perlu adanya penelitian untuk menyelidiki ketunggalan titik tetap pada tipe pemetaan yang lain yaitu pemetaan ekspansif ataupun pada ruang yang lain seperti Ruang Quazy Metrik, Ruang Fuzzy Metrik, dll.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012
78
DAFTAR REFERENSI H. Obiedat and Z. Mustafa. (2010). Fixed Point Result On A Nonsymmetric GMetric Spaces. Jordan Journal of Mathematics and Statistics (JJMS) (vol.3, no.2, pp. 65-79). Suwarno. (2011). “Teorema Titik Tetap Bersama Dari Pemetaan-Pemetaan Pada Ruang Seragam”. Tesis. Universitas Gajah Mada Yogyakarta. V.S. Pugachev and I.N. Sinitsyn. (1999). Lectures on Functional Analysis and Applications. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Singapore. Z. Mustafa and B. Sims. (2006). A New Approach to Generalized Metric Space. Journal of Non Linier and Convex Analysis (vol.7, no. 2,pp.289-297). Z. Mustafa, H. Obiedat and F. Awawdeh. (2008). Some fixed Point Theorem for Mapping on Complete G-Metric Space. Research Article: Fixed Point Theory and Applications (vol. 2008). Hindawi Publishing Corporation. Z. Mustafa and B. Sims. (2009). Fixed Point Theorem for Contractive Mappings in Complete G-Metric Spaces. Research Article: Fixed Point Theory and Applications (vol.2009). Hindawi Publishing Corporation. Z. Mustafa, F. Awawdeh and W. Shatanawi.(2010). Fixed Point Theorem for Expansive Mappings in G-Metric Spaces. Math. Sciences (vol. 5, no. 50, pp.2463 – 2472). Int. J. Contemp.
Universitas Indonesia
Ketunggalan titik, Nurul Huda, FMIPA UI, 2012