KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya
Abdul Mutholib A. selaku Petani Muda beralamat di Desa Kenteng, Bandungan, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah, yang berpendidikan Sarjana Pertanian dan berperan aktif dalam perbanyakan benih krisan bermutu dari varietas unggul yang telah di daftarkan ke Menteri Pertanian sejak tahun 2007. Pedoman Teknis Penilaian Proses produksi Benih Florikultura yang disyahkan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 151/Kpts/SR.130/11/2013 dapat digunakan sebagai acuan bagi Instansi Penyelenggara Pengawasan dan Sertifikasi Benih dan produsen benih krisan dalam melaksanakan penilaian proses produksi benih krisan, sebagai jaminan mutu benih krisan dengan mengacu pada persyaratan teknis minimal yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh Produsen benih krisan, adalah sebagai berikut : 1. Abdul Mutholib A. dan 30 orang petugas sesuai dengan bidang tugasnya mempunyai kompetensi perbanyakan benih krisan bermutu, karena petugas tersebut secara bertahap dan berkelanjutan mengikuti berbagai pelatihan dan magang perbenihan krisan, kewirausahawan pemuda produktif dan budidaya krisan telah diikuti dengan baik. Sebagai penyelenggara pelatihan dan magang, adalah : Direktorat Perbenihan Hortikultura Jakarta, Dinas Pertanian provinsi Jawa Tengah, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Cipanas; perusahaan swasta di Ciawi dan Bandung. Sudah berpengalaman pada usaha perbanyakan benih krisan (stek) selama 9 tahun 2. Kepemilikan lahan seluas 6 ha, yang digunakan untuk penanaman benih induk sebagai benih sumber krisan seluas 3.300 meter di dalam screen, dan beberapa rumah
semai/rumah
pencahayaan buatan
lindung
yang
dilengkapi
dengan
tambahan
instalasi
dengan intensitas dan periode tertentu, terdapat sumber
listrik, jaringan listrik, lampu penerangan, serta jaringan irigasi
3. Kepemilikan peralatan untuk perbanyakan benih krisan, antara lain : 10 buah gunting pangkas, 10 buah ember, 2 buah gerobak dorong, 1 buah meja pengepakan, 10 buah gunting stek, 10 buah cangkul, 5 buah garpu tanah, 3 hand sprayer, takaran 4. Benih sumber krisan varietas Puspita Nusantara, Swarna Kencana, dan Pasopati dari Balithi Cipanas sebanyak 30.000 stek berkembang di provinsi Jawa Tengah dan sangat disenangi oleh konsumen. Selain itu, terdapat varietas Fiji (berbunga Putih, Kuning dan Pink, yang digunakan untuk bunga potong) 5. Mendapat bantuan dana PMUK dari Direktorat Jenderal Hortikultura dan Pemda Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 125.000.000,6. Produsen benih memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang berlaku 7. Memiliki standar operasional prosedur (SOP) perbanyakan benih krisan bermutu a. Penyiapan lahan untuk tanaman induk -
Penyiapan lahan untuk tanaman induk : tanah dicangkul sedalam 30 cm sebanyak 2 kali untuk memperbaiki aerasi tanah, sambil membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya
-
Pemberian dolomit, kalsit atau kapur pertanian sesuai dosis yang dianjurkan
-
Mengeringkan tanah yang telah diolah, supaya senyawa-senyawa toksik menguap
-
Meratakan tanah yang sudah diolah
b. Perlakuan tanah dan penanaman tanaman induk di rumah lindung/ screen -
Perlakuan tanah untuk memperbaiki struktur, tekstur, hara dan biologi tanah dengan kriteria tertentu agar siap ditanam
-
Pemberian bahan organik (pupuk kandang atau kompos) dan an organik (NPK dan pupuk lainnya) sesuai rekomendasi
-
Pemberian fumigan, agen hayati sesuai rekomendasi
-
Menggunakan varietas tanaman induk harus sudah dilepas/ didaftarkan oleh Menteri Pertanian
-
Menggunakan kelas benih sumber berasal dari kelas yang lebih tinggi
-
Menggunakan stek pucuk berakar sebagai tanaman induk berasal dari produsen benih yang memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang berlaku
-
Menanam stek pucuk berakar pada kedalaman 2 – 3 cm dengan populasi 64 – 72 stek per m² untuk umur produktif tanaman induk selama 14 minggu
-
Mencatat setiap tahapan perlakuan tanah dan penanaman yang dilakukan
c. Pengaturan pencahayaan tambahan -
Pemberian cahaya tambahan dimulai pada hari penanaman hingga selesai masa produksi tanaman induk
-
Penyinaran tambahan diberikan selama 4 jam setiap malam, yaitu pukul 22.00 – 02.00 atau pukul 23.00 – 03.00. Intensitas cahaya minimal berkisar 70 lux (75 – 100 watt) untuk lampu pijar atau setara dengan 40 watt lampu neon TL atau setara dengan 18 watt lampu hemat energi. Rancangan jaringan dapat memberikan pencahayaan sebesar 15 – 20 watt per meter persegi. Memasang jaringan listrik sesuai rancangan tata letak yang telah ditetapkan
d. Pengairan tanaman induk -
Memeriksa kualitas air sesuai baku mutu irigasi
-
Menentukan jumlah, frekuensi, dan waktu pemberian air sesuai kebutuhan tanaman
-
Menerapkan metode pengairan sesuai Ben.hias/krisan-stek/III/2011
-
Mencatat setiap tahapan pengairan yang dilakukan
e. Pemupukan tanaman induk -
Menganalisis status hara dengan menggunakan perangkat uji tanah kering (PUTK)
-
Memberikan jenis dan dosis pupuk sesuai dengan hasil analisis tanah dan tanaman
-
Menentukan frekuensi dan interval aplikasi pemupukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan tanaman
-
Memberikan hara yang dibutuhkan berdasarkan selisih dari rekomendasi kebutuhan dengan status hara dalam tanah
-
Mencatat setiap tahapan pemupukan yang dilakukan
f. Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) -
Melakukan monitoring/ pengamatan populasi OPT secara rutin
-
Menerapkan pengendalian OPT sesuai sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir
-
Menggunakan pestisida yang terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian dengan jenis pestisida yang tepat dan sesuai dengan OPT yang akan dikendalikan
-
Menggunakan pestisida yang efektif dan efisien
-
Menetapkan konsentrasi dan dosis pestisida sesuai anjuran yang tercantum pada kemasan
-
Menerapkan prinsip 6 tepat (jenis, sasaran, konsentrasi, dosis, waktu, mutu, cara dan alat aplikasi).
-
Menggunakan sarana keselamatan, keamanan dan kesehatan pekerja termasuk pakaian, sarung tangan, sepatu dan masker
-
Membersihkan dan menyimpan peralatan yang telah digunakan pada tempatnya
-
Menyimpan pestisida setelah digunakan pada tempatnya dan memusnahkan kemasan bila telah habis terpakai
-
Mencatat tahapan pengendalian OPT yang dilakukan
g. Panen stek pucuk krisan -
Mengambil stek pucuk dengan memotong pucuk tanaman di atas daun keempat dari pangkal bawah dan stek telah mempunyai 2 – 3 daun sempurna. Dari 4 daun yang ditinggalkan diharapkan tetap mempunyai laju fotosintesis yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan 2 tunas lateral
-
Memanen stek selanjutnya dilakukan setelah tunas lateral mempunyai 5 – 6 daun sempurna, tunas tersebut di stek dengan memotong batang tunas di atas daun keempat dan pangkal tunas. Demikian seterusnya sehingga tanaman induk akan menjadi tinggi dan bercabang-cabang
-
Memanen stek diusahakan tidak merusak bekas potongan
-
Menyeragamkan panjang stek –stek yang telah dipanen dengan ukuran 6 7 cm dan mempunyai 2 -3 daun sempurna
-
Pengambilan stek pucuk pada tiap tanaman induk maksimal 16 kali
-
Mencatat setiap tahapan panen stek pucuk krisan yang dilakukan
h. Penyiapan media pengakaran -
Membuat bak-bak pengakaran dan rak penyangga setinggi 0,8 – 1 meter
-
Membuat media pengakaran dari komponen tunggal ataupun kombinasi, steril, porous, serta beraerasi baik
-
Mengambil media pengakaran dari ruang penyimpanan media
-
Mengatur drainase media pengakaran untuk mencegah penggenangan air
-
Mengatur aerasi media pengakaran untuk menjaga sirkulasi udara
-
Memasang paranet yang dapat menyaring 50 – 60 % cahaya pada bagian atas bak pengakaran
i.
-
Mengisi bak pengakaran dengan ketebalan media sekitar 5 – 10 cm
-
Membasahi media pengakaran dengan air sebelum ditanami stek pucuk
-
Mencatat setiap tahapan penyiapan media pengakaran yang dilakukan
Pengakaran stek pucuk krisan -
Mempertahankan kelembaban ruang pengakaran dan media pengakaran
-
Menggunakan stek pucuk varietas krisan yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan berasal dari Litbang (peneliti/pemulia), Balai Benih, Produsen Benih sesuai dengan kelas benihnya
-
Mengambil pucuk dari tunas aksiler (dari ketiak daun) pada tanaman induk yang sehat dan tumbuh optimal
-
Menggunakan stek pucuk yang berasal dari kebun tanaman induk
-
Memberikan zat perangsang akar pada stek pucuk
-
Menanam stek pucuk secara manual
-
Memberikan cahaya tambahan sesuai Ben.hias/krisan-stek/Vii/2011
-
Memeriksa kondisi stek yang ditanam secara rutin
-
Mencatat tahapan pengakaran stek pucuk krisan yang telah dilakukan
j.
Panen stek pucuk berakar -
Memanen stek pucuk berakar dilakukan secara manual dengan cara mencabut
-
Memanen stek pucuk berakar dilakukan secara hati-hati agar akar tidak putus
-
Mencatat tahapan memanen stek pucuk berakar yang telah dilakukan
k. Pasca panen stek pucuk krisan -
Menyeleksi stek pucuk berakar sesuai standar mutu
-
Menyimpan 50 stek pucuk berakar dalam kantong plastik bening berlubang (kemasan primer) dan mengirim ke pengguna paling lama 3 hari dengan menggunakan kardus
-
Penyusunan kemasan primer ditata rapat sehingga stek pucuk berakar tidak rusak
-
Isi maksimal kardus adalah 5.000 stek (100 kantong plastik bening berlubang (kemasan primer)
l.
Mencatat setiap tahapan pengemasan stek pucuk yang telah dilakukan
Standar mutu benih krisan Standar mutu benih krisan kelas benih sebar (BR) stek pucuk : Parameter
Satuan
Benih Sebar
a. Status vegetatif
%
100
b. Vigor tinggi (min)
%
95
c. Batang stek, sukulen, dan lurus (min)
%
99,0
d. Panjang stek
cm
6–7
helai
2–3
e. Jumlah daun per stek f. Kesehatan (visual)
-
100 % sehat
g. Penampilan fisik
-
100 % sehat
-
Satu unit sertifikasi produksi stek pucuk merupakan satu blok tanaman induk dari satu kelas dan satu varietas maksimal 500 stek/ batang
-
Setiap kemasan dipasang label
-
Masa berlaku label maksimal 7 hari dari saat panen dengan penyimpanan yang optimal
-
Warna label Kelas benih sebar (BR) : Warna Label Biru
8. Produksi benih stek pucuk bermutu Abdul Mutholib bersama-sama dengan Kelompok Tani Maju Makmur yang beranggotakan 30 orang, telah mampu memproduksi benih stek pucuk krisan di dalam screen house sebanyak 6.000.000 stek/ tahun. Foto Tanaman Induk dan proses perbanyakan stek berakar di dalam bak-bak/ rak-rak pengakaran, dapat dilihat pada gambar 1 dan 2. di bawah ini
Gambar 1. Tanaman Indukan Krisan Yang Sehat
Gambar 2. Proses penyetekan benih krisan
Hasil stek pucuk krisan untuk memenuhi KT Maju Makmur, maupun Kelompok Tani/ Petani di Kota Semarang, kabupaten (Semarang, Wonosobo, Banjarnegara, Karanganyar) provinsi Jawa Tengah, kabupaten (Probolinggo dan Pasuruan) provinsi Jawa Timur, dan Perusahaan eksportir kabupaten Malino, provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, beberapa Kelompok Tani provinsi Jawa Tengah banyak yang mengikuti magang/ pelatihan perbanyakan stek tunas krisan dan budidaya bunga krisan
9. Penghargaan Abdul Mutolif, salah satu penangkar benih krisan yang berhasil dalam menyediakan stek pucuk krisan, sehingga mampu menumbuhkan perekonomian di kabupaten Semarang. Dari keberhasilannya, dapat memberikan motivasi pada Kelompok Tani/ Petani di Kota Semarang, kabupaten (Semarang, Wonosobo, Banjarnegara, Karanganyar) provinsi Jawa Tengah dalam menyediakan benih krisan bermutu dan bunga potong krisan. Mengadakan penyuluhan mandiri terkait dengan perbanyakan benih pucuk tunas krisan dan budidaya krisan dengan peserta Kelompok Tani/ Petani
yang
ingin
mengembangkan
krisan.
Dari
komitmen,
kompetensi,
mengharumkan kabupaten Semarang, maka Abdul Mutolif telah mendapat beberapa penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah sebagai Petani Muda Berprestasi Kabupaten Semarang pada tahun 2010, dan Presiden Republik Indonesia sebagai penangkar benih krisan pada tahun 2011. Abdul Mutholib foto bersama dengan Dirjen Hortikultura dapat dilihat pada gambar 3, di bawah ini
Gambar 3. Dirjen Hortikultura memberikan penghargaan kepada Abdul Mutolif
Abdul Mutolif, salah satu penangkar benih krisan kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah yang mempunyai kompetensi, kinerja tinggi, selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya ke sumber teknologi yang lebih maju, ulet, disiplin, dan menginspirasi Kelompok Tani/ Petani di Wilayah provinsi Jawa Tengah. Sehingga secara berkelanjutan dapat menghasilkan benih stek pucuk
krisan untuk memenuhi kebutuhan stek krisan di provins Jawa Tengah dan provinsi kawasan krisan lainnya yang membutuhkan. Semoga kedepan lebih maju dalam menyediakan stek pucuk, akan mengurangi impor benih krisan.