Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
KETERKAITAN SELF EFFICACY DAN SELF ESTEEM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Sofwan Adiputra Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email:
[email protected] Abstract
This study aims to measure the relationship between self-efficacy and selfesteem on student achievement. The research was conducted using quantitative descriptive analysis by the method of field research, which is conducted by survey to respondents. To analyze the data using correlational analysis techniques and multiple regression analysis techniques. The conclusion from this study showed that the relationship of self-efficacy and self-esteem on learning achievement. Keywords: Self Efficacy, Self Esteem, Achievement diprediksikan sebagai penyebab utama
1. PENDAHULUAN Salah satu indikator pencapaian
dalam
pencapaian
prestasi
keberhasilan belajar mahasiswa dapat
mahasiswa
oleh
dilihat
dari prestasi yang didapatkan,
inteligensi
sering
karena
prestasi
meramalkan kemampuan dalam belajar
belajar
mahasiswa
merupakan manifestasi dari perubahan
serta
sebagai hasil dari proses belajar. Namun
mahasiswa.
demikian, tidak semua mahasiswa dapat
prestasi
karena
belajar
itu
tingkat
digunakan
untuk
yang
akan
diraih
Kemampuan intelektual mahasiswa
mencapai prestasi sesuai dengan potensi
sangat
yang
mahasiswa dalam memperoleh prestasi.
dimiliki,
mahasiswa
tidak
banyak
di
menampilkan
antara hasil
optimal. Proses
Untuk
menentukan
mengetahui
keberhasilan
berhasil
tidaknya
seseorang atau mahasiswa dalam belajar belajar
dilakukan
maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
mahasiswa di kampus pada kenyataannya
tujuannya untuk mengetahui prestasi
dipengaruhi
faktor,
yang diperoleh mahasiswa setelah proses
sehingga hasil belajar yang dicapai akan
belajar mengajar berlangsung. Hasil dari
sangat tergantung pada interaksi dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang
berbagai faktor yang saling terkait antara
tinggi atau rendahnya prestasi belajar
satu dengan yang lainya. Inteligensi
mahasiswa.
merupakan
sebagai hasil yang diperoleh karena
oleh
salah
yang
berbagai
satu
faktor
yang
Prestasi
dapat
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
diartikan
151
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
adanya
aktivitas belajar
dilakukan.
Prestasi
yang telah karakter
memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi)
mahasiswa berprestasi merupakan suatu
umumnya mudah dalam belajar dan
karakter yang di miliki oleh mahasiswa
hasilnya
yang pintar yang dapat dilihat dari cara
orang
kerja dan tanggung jawab dari segala
cenderung mengalami kesukaran dalam
sesuatu dan dalam segi apapun yang telah
belajar, lambat berpikir, dan prestasi yang
ia lakukan.
rendah.
Hasil
dari
adalah
secara tegas bahwa seseorang yang
yang
baik,
sebaliknya
inteligensinya
rendah,
dapat
Selain itu kayakinan diri dan harga
atau
diri juga merupakan bagian yang tidak
rendahnya prestasi belajar mahasiswa.
dapat dipisahkan dalam diri seorang
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil
mahasiswa yang menginginkan prestasi
yang diperoleh karena adanya aktivitas
yang
belajar yang telah dilakukan. Prestasi
menyatakan bahwa self efficacy adalah
adalah karakter mahasiswa berprestasi
keyakinan
merupakan suatu karakter yang di miliki
kemampuan dirinya dalam melakukan
oleh mahasiswa yang pintar yang dapat
tugas atau tindakan yang diperlukan
dilihat dari cara kerja dan tanggung jawab
untuk mencapai hasil tertentu. Jadi self
dari segala sesuatu dan dalam segi
efficacy
apapun yang telah ia lakukan (Folastri,
keyakinan diri dalam melakukan tindakan
2013)
tugas dan tindakan dimana seharusnya
memperlihatkan
Karakter
evaluasi
cenderung
tentang
tinggi
mahasiswa
berprestasi
dapat diikuti dan dilakukan jika ada kemauan yang timbul dari hati jangan
baik.
Bandura
(1997:73)
individu
menekankan
mahasiswa
dapat
mengenai
kepada
melakukan
aspek
sebuah
tindakan dari apa yang dimilikinya. Kemudian
Bandura
(1999:75)
terpaksa, karena jika ingin pintar atau
mengatakan bahwa efikasi diri pada
berprestasi karena paksaan atau terpaksa
dasarnya adalah hasil dari proses kognitif
hasil yang akan diperoleh tidak akan
berupa
bagus.
harapan tentang sejauh mana individu Dalam memperoleh prestasi yang
baik
sangat
memperkirakan
keyakinan
kemampuan
atau
dirinya
tingkat
dalam melaksanakan tugas tau tindakan
intelegensi yang dimiliki oleh mahasiswa
tertentu yang diperlukan untuk mencapai
karena
hasil yang diinginkan. Menurut dia,
Djamarah,
menurut
dipengaruhi
keputusan,
Dalyono
2002:160)
(dalam
menyebutkan
efikasi
diri
tidak
berkaitan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dengan
152
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
kecakapan yang dimilki, tetapi berkaitan
melakukan sesuatu dalam situasi berbeda
dengan keyakinan individu mengenai hal
(Pajares dalam Setiadi, 2010: 7).
yang dapat dilakukan dengan kecakapan
Menurut Bandura (dalam Ghufron,
yang ia miliki seberapa pun besarnya.
2011:75) mengatakan bahwa self efficacy
Efikasi diri menekankan pada komponen
pada dasarnya adalah hasil dari proses
keyakinan diri yang dimiliki seseorang
kognitif berupa keputusan, keyakinan,
dalam mengahadapi situasi yang akan
atau pengharapan tentang sejauh mana
datang yang mengandung kekaburan,
individu
tidak dapat diramalkan, dan sering penuh
dirinya dalam melaksanakan tugas atau
dengan tekanan.
tindakan tertentu yang diperlukan untuk
Self efficacy merupakan keyakinan
dan
melaksanakan
serangkaian tindakan
yang dianggap
kemampuan
mencapai hasil yang diinginkan.
akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi
memperkirakan
Sedangkan
menurut
Gist
dan
Michell (Ghufron, 2011:75) mengatakan self
efficacy
dapat
membawa
pada
perlu sehingga mencapai suatu hasil
perilaku yang berbeda diantara individu
sesuai harapan. Di antara pengaruh-
yang memiliki kemampuan yang sama,
pengaruh internal self efficacy merupakan
karena
bentuk evaluasi diri yang berkaitan
pilihan, tujuan, pengatasan masalah, dan
dengan
terhadap
kegigihan dalam berusaha. Sehingga
dalam
mahasiswa yang memiliki self efficacy
persepsi
kompetensi
dan
individu kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
self
yang tinggi.
2011: 74) mendefinisikan self efficacy
Harga
evaluasi
seseorang
mempengaruhi
tinggi seharusnya juga memiliki prestasi
Baron dan Byrne (dalam Ghufron,
adalah
efficacy
diri
juga
merupakan
mengenai
komponen penting dalam menentukan
kemampuan atau kompetensi dirinya
prestasi belajar mahasiswa. Harga diri
untuk melakukan tugas, mencapai tujuan
(self esteem) yang dimiliki mahasiswa
dan mengatasi hambatan.
harusnya mampu memberikan kontribusi
Self efficacy merupakan sebuah
positif
terhadap
prestasi
belajar
konsep untuk mengkategorikan bagian
mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki
teori yang lebih luas tentang berfikir. Self
self esteem tinggi akan membangkitkan
efficacy merupakan “Penilaian isi khusus
rasa percaya diri, rasa yakin akan
kompetensi dalam pembentukan tugas
kemampuan diri, rasa berguna serta rasa
khusus”
bahwa kehadirannya diperlukan di dunia
yang
meliputi
kemampuan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
153
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
ini. Selain itu remaja juga memiliki
dan menganggap dirinya tidak berguna
kepercayaan diri dapat mencapai prestasi
dan serba kekurangan.
yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya,
keyakinan
itu
akan
memotivasi
remaja
tersebut
untuk
Berdasarkan
dari
sebuah
keprihatinan akan rendahnya harga diri, tahun
1980,
Amerika
mencetuskan
sungguh-sungguh mencapai apa yang
sebuah “Program Peningkatan Harga
dicita-citakan. Remaja dengan self esteem
Diri”, program ini digagas pertama kali
rendah akan lebih rentan berperilaku
oleh
negatif
dapat
Vasconcellos, yang kemudian didukung
seseorang
oleh gubernur California tahun 1986,
(Clemes, 2012: 3), sehingga di kampus
George Deukmeijian yang menyetujui
secara tidak langsung mahasiswa akan
untuk mendanai Task Force on Self
menghadapi
esteem
karena
mempengaruhi
self
esteem
perilaku
masalah-masalah
karena
perilaku negatif akibat self esteem rendah.
Assemblyman
dengan
Yohanes
anggaran
sebesar
$
245.000 per tahun.
Menurut Maslow (Feist & Feist,
Vasconcellos berpendapat bahwa
2008: 248) self esteem adalah perasaan
program ini akan membantu memecahkan
seseorang terhadap keberhargaan dirinya.
banyak masalah negara, seperti kejahatan,
Self esteem lebih mendasar daripada
kehamilan remaja, penyalahgunaan obat,
reputasi
prestasi rendah di sekolah, dan polusi.
dan
prestise
karena
mencerminkan hasrat bagi kekuatan,
Pada
pencapaian, ketepatan, penguasaan dan
harapan bahwa self esteem yang tinggi
kompetensi, keyakinan diri menghadapi
akan
dunia,
anggaran negara karena orang-orang
independensi
dan
kebebasan.
satu
titik
ia
membantu
dengan
pada
menghasilkan lebih banyak uang daripada
nyata
dan
bukan
sekedar opini orang lain.
esteem
menyeimbangkan
Dengan kata lain, self esteem didasarkan kompetensi
self
mengungkapkan
positif
akan
orang-orang dengan self esteem negatif.
Menurut Rosenberg (1980) individu
Sehingga penghasilan negara melalui
yang memiliki harga diri tinggi akan
pajak akan meningkat. Dia berpendapat
menghormati dirinya dan menganggap
bahwa
dirinya sebagai individu yang berguna.
melindungi orang dari ketertekanan akan
Sedangkan individu yang memiliki harga
tantangan hidup, dengan demikian dapat
diri rendah, tidak dapat menerima dirinya
mengurangi kegagalan dan kesalahan
self
esteem
positif
dapat
perilaku, self esteem juga berfungsi Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
154
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
sebagai vaksin untuk melindungi diri dari
tentang keterkaitan self efficacy dan self
penyakit, sehingga dapat menghemat
esteem terhadap prestasi mahasiswa.
anggaran negara (Branden, 1992). Nathaniel
Branden
seorang
2. METODE PENELITIAN
psikolog dari Amerika yang dikenal
Penelitian ini termasuk analisis
dengan sebutan “The Father of The Self
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
esteem Movement” dalam bukunya The
Penelitian
Power
8),
kontribusi self efficacy dan self esteem
menuliskan catatan pribadinya bahwa
terhadap prestasi belajar mahasiswa yang
satu-satunya kunci paling penting dari
memiliki tingkat intelegensi diatas rata-
motivasi manusia adalah harga diri (self
rata dan tingkat intelegensi dibawah rata-
esteem). Selain itu ada beberapa tokoh
rata.
penting seperti William James, Stanley
mendeskripsikan
Coopersmith, dan Rosenberg yang telah
bebas terhadap variabel terikat juga
memberikan kontribusi tak ternilai dalam
dilakukan studi komparatif (compare
pembahasan mengenai self esteem.
mean)
of
Self
esteem
(1992:
ini
Selain
pada
akan
mendeskripsikan
analisis
deskriptif,
kontribusi
masing-masing
dan
variabel
variabel
Beberapa tahun kemudian, gerakan
untuk dua kelompok responden penelitian
harga diri terus berlanjut dan makin
yaitu mahasiswa latar belakang memiliki
meluas diseluruh wilayah Amerika dan
tingkat intelegensi diatas rata-rata dan
menjadi gerakan nasional. Sejak saat itu,
tingkat intelegensi dibawah rata-rata.
istilah self esteem semakin populer dan
Dalam penelitian ini yang menjadi
menjadi tema yang paling sering dipilih
populasi
dalam penelitian psikologi. Sampai tahun
Studi
2003, lebih dari 25.000 artikel, chapter
Pringsewu
dan buku yang terkait dengan self esteem,
2014/2015. Pengambilan sampel pada
baik itu self esteem negatif maupun self
penelitian
esteem positif.
menggunakan tekhnik Simple Random
Berdasarkan hal tersebut peneliti
adalah mahasiswa Program BK
Sampling,
STKIP pada
ini
yaitu
Muhammadiyah tahun
dilakukan
cara
akademik
dengan
penggambilan
mencoba menganalisis keterpengaruhan
sampel dari anggota populasi dengan
antara self esteem dan self efficacy
menggunakan acak tanpa memperhatikan
terhadap
starta (tingkatan) dalam anggota tersebut
mahasiswa.
prestasi Melalui
yang
dimiliki
penelitian
ini
(Riduwan, 2007:58). Untuk menentukan
diharapkan akan memberikan pembuktian
jumlah sampel yang akan digunakan,
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
155
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
maka dipakai rumus Taro Yamane dalam
konsep yang dikembangkan oleh Smelser
Riduwan (2007:65).
(1989). Angket menggunakan format
Penelitian ini merupakan penelitian
(skala penilaian) model Likert untuk
lapangan (field research), yang dilakukan
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
dengan survey secara langsung pada
seseorang
responden. Intrumen penelitian yang
terhadap
digunakan
intrumen
ditanyakan.
pengukuran instrumen self efficacy, dan
Untuk
terdiri
dari
instrumen self esteem. Intrumen
atau suatu
sekelompok
orang
permasalahan
yang
melihat
prestasi
belajar
mahasiswa digunakan penilaian dengan
self
efficacy
yang
mengacu pada Indeks Prestasi Komulatif
digunakan adalah Instrumen ini berisi
(IPK)
pernyataan-pernyataan
self
jumlah Sistem Kredit Semeter (SKS)
efficacy merujuk pada aspek kognitif,
yang telah diambil. Data prestasi belajar
afektif, dan evaluatif (kecenderungan
diambil secara keseluruhan dari IPK
bertindak). Angket menggunakan format
mahasiswa semester II, IV, dan VI.
tentang
rating scale (skala penilaian) untuk mengungkap
self
efficacy
dengan
dengan
tidak
memperhatikan
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah mahasiswa Program
berpedoman kepada skala yang telah
Studi
dikembangkan oleh Bandura (2006:307)
Pringsewu
yaitu guide for Constructing self efficacy
2014/2015. Pengambilan sampel pada
scale. Instrumen menggunakan format
penelitian
rating scale (skala penilaian) dengan
menggunakan tekhnik Simple Random
alternatif respon subjek dalam skala
Sampling,
sepuluh
yang
sampel dari anggota populasi dengan
digunakan memiliki rentang alternative
menggunakan acak tanpa memperhatikan
respon yang diurutkan dari yang terendah
starta (tingkatan) dalam anggota tersebut
sampai yang tertinggi.
(Riduwan, 2007:58). Untuk menentukan
(10).
Rating
scales
BK
STKIP pada
ini
yaitu
Muhammadiyah tahun
dilakukan
cara
akademik
dengan
penggambilan
Intrumen self esteem mahasiswa
jumlah sampel yang akan digunakan,
dikembangkan dari definisi operasional
maka dipakai rumus Taro Yamane dalam
variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-
Riduwan (2007:65).
pernyataan tentang self esteem merujuk
Untuk
menganalisis
keterkaitan
pada aspek kognitif, afektif, dan evaluatif
antara self efficacy
dan self esteem
(kecenderungan bertindak) berdasarkan
terhadap prestasi belajar menggunakan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
156
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
teknik analisis korelasional. Sedangkan
sisanya merupakan faktor-faktor lain
untuk
yang
menganalisis
keterkaitan
self
menyumbang
penentu
prestasi
efficacy dan self esteem secara bersamaan
belajar, faktor yang tidak menjadi fokus
terhadap prestasi belajar menggunakan
penelitian ini.
teknik analisi regresi ganda.
Hasil uji korelasi antara self esteem terhadap prestasi belajar menghasilkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil efficacy
uji
korelasi
terhadap
koefisien korelasi sebesar rx2y = 0,360.
antara
prestasi
self
belajar
menghasilkan koefisien korelasi sebesar rx1y = 0,353. Untuk uji keberartian koefisien korelasi disajikan pada tabel 1. Tabel.1. Korelasi self efficacy terhadap prestasi belajar
Untuk uji keberartian koefisien korelasi disajikan pada tabel 2. Tabel.2. Korelasi self esteem terhadap prestasi belajar Koefisien Koefesien Korelasi Korelasi Determinasi (r) (R2) (rx2y)
Koefisien Koefesien Korelasi Korelasi Determinasi (r) (R2) (rx1y)
.353
.123
Ρ .000
0,353 lebih besar dari rtabel 0,291,
bahwa terdapat efficacy
dengan
dapat korelasi
disimpulkan antara
prestasi
self
belajar
mahasiswa. Pada koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,113. Hal ini menunjukkan kontribusi self efficacy dengan
prestasi
belajar
.000
nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar
nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar
demikian
.130
Pada tabel di atas terlihat bahwa
Pada tabel di atas terlihat bahwa
dengan
.360
ρ
mahasiswa
sebesar 11,3%, dan 88,7% disumbang oleh faktor lain. 11,3% memberikan makna bahwa kontribusi self efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa cukup besar kontribusinya, sedangkan 87,7%
0,360 lebih besar dari rtabel 0,291, dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa terdapat korelasi antara self esteem dengan prestasi belajar mahasiswa. Pada koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,130. Hal ini menunjukkan kontribusi self esteem dengan prestasi belajar mahasiswa sebesar 13%, dan 87% dipengaruhi
oleh
faktor
lain.
13%
memberikan makna bahwa kontribusi self esteem dengan prestasi belajar mahasiswa cukup besar kontribusinya, sedangkan 87% sisanya merupakan faktor-faktor lain yang
menyumbang
penentu
prestasi
belajar, faktor yang tidak menjadi fokus penelitian ini.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
157
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
Hasil
uji
korelasi
antara
self
Selanjutnya
untuk
mengetahui
efficacy dan self esteem secara bersama-
prediksi kontribusi antara self efficacy
sama
belajar
dan self esteem secara bersama-sama
menghasilkan koefisien korelasi sebesar
terhadap prestasi belajar, maka dilakukan
sebesar ry1 = 0,408. Untuk uji keberartian
uji hasil analisis regresi ganda.
koefisien korelasi disajikan pada tabel 3.
Tabel.4. Korelasi self efficacy dan self esteem secara bersamaan terhadap prestasi belajar
terhadap
prestasi
Tabel.3. Korelasi self efficacy dan self esteem secara bersamaan terhadap prestasi belajar Koefisien Koefesien Korelasi Korelasi Determinasi (r) (R2) (rx12y)
.408
.166
Sumber
Koefisien Regresi
t
Sig.
Konstanta Self esteem Self efficacy
89.300 .641 .482
7.859 2.762 2.547
.000 .006 .012
Ρ .000
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung)
Berdasarkan hasil analisis regresi
sebesar
ganda dari pasangan self efficacy (X1)
0,408 lebih besar dari rtabel 0,291, dengan
dan self esteem (X2) secara bersama-
demikian
sama terhadap prestasi belajar mahasiswa
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat korelasi antara self efficacy dan
seperti
self esteem secara bersama terhadap
menghasilkan
prestasi
ganda variabel self efficacy (b1) bernilai
belajar
mahasiswa.
Pada
terlihat
pada
koefisien
table arah
4,
regresi
koefisien determinasi diperoleh nilai
positif,
sebesar 0,166. Hal ini menunjukkan
peningkatan self efficacy sebesar 1 skor
kontribusi self efficacy dan self esteem
akan
dengan
mahasiswa
sebesar 0.641 dengan asusmsi variabel
sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi
lain bernilai tetap. Nilai koeefisien regresi
oleh faktor lain. 16,6% memberikan
variabel self esteem (b2) bernilai positif,
makna bahwa kontribusi self efficacy dan
yaitu 0.482, artinya setiap peningkatan
self
self
prestasi
esteem
belajar
dengan
prestasi
belajar
yaitu
0.641,
meningkatkan
esteem
sebesar
artinya
prestasi
1
skor
setiap
belajar
akan
mahasiswa cukup besar kontribusinya,
meningkatkan prestasi belajar sebesar
sedangkan 83,4% sisanya merupakan
0.482 dengan asusmsi variabel lain
faktor-faktor lain yang menyumbang
bernilai tetap. Konstan a sebesar 89.300.
penentu prestasi belajar, faktor yang tidak
dengan demikian bentuk hubungan antara
menjadi fokus penelitian ini.
ketiga variabel tersebut dapat dinyatakan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
158
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
oleh persamaan regresi ganda Ỹ =
gelisah. Partisipan lainnya menunjukkan
89.300+0.641X1+0.482X2.
underachiever (31.8%), perilaku negatif
Model persamaan tersebut di atas mengandung arti bahwa apabila secara
(menyimpang) (26.7%), dan merasa tidak bahagia (26.3%).
bersama-sama self efficacy dan self
Penelitian Puad (2011) pada 91
esteem ditingkatkan satu skor, maka akan
mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI
terjadi
kecendrungan
Angkatan 2009, menunjukkan bahwa
prestasi
belajara
peningkatan
mahasiswa
dengan
konstan a 89.300.
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan
Berdasarkan hasil pengujian yang
kompetensi
interpersonal,
dengan
telah diuraikan, maka terbukti bahwa self
koefisien korelasi
efficacy dan self esteem berkontribusi
Artinya, semakin tinggi harga diri yang
terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal
dimiliki oleh seseorang, maka akan
ini sesuai dengan penelitian tahun 1996
semakin
oleh School Counselors in America
interpersonalnya.
(Guindon,
2010:
19-20)
partisipan
menunjukkan
pada
418
karakteristik
tinggi
Menurut Setiadi
sebesar
pula
Dale
(2010:
+0,713.
kompetensi
Schunk
7)
dalam
self
yang menggambarkan harga diri tinggi
mempengaruhi
dan harga diri rendah. Sebagain besar
memilih
dari partisipan dalam penelitian ini
dengan
menunjukkan harga diri tinggi (63,9%),
mungkin menghindari pelajaran yang
yaitu
dan
banyak tugasnya, khususnya untuk tugas-
kepercayaan diri yang positif terhadap
tugas yang menantang, sedangkan peserta
diri sendiri. Karakteristik berikutnya,
didik dengan self efficacy yang tinggi
yaitu
mempunyai keinginan yang besar untuk
memiliki
partisipan
keyakinan
menunjukkan
sikap
kegiatannya. self
bersahabat dan ramah (43,8%), merasa
mengerjakan
bahagia, berpikir positif, optimis dan
menantang.
bersemangat karakteristik
(36,6%). pada
memiliki harga diri
Sedangkan
partisipan
peserta
efficacy
efficacy
didik
dalam
Peserta
didik
yang
tugas-tugas
rendah
yang
Gist dan Michell (dalam Ghufron,
yang
2011:75) mengatakan self efficacy dapat
rendah, sekitar
membawa pada perilaku yang berbeda
sepertiga dari partisipan menunjukkan
diantara
sikap menarik diri
lingkungan
kemampuan yang sama, karena self
sosialnya, pemalu, pendiam dan merasa
efficacy mempengaruhi pilihan, tujuan,
dari
individu
yang
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
memiliki
159
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
pengatasan masalah, dan kegigihan dalam berusaha. 4. SIMPULAN Dalam penelitian ini menunjukan
307-337). Greenwich, Information Age Publishing.
CT:
Branden, Nathaniel. (1992). The Power of Self Esteem. Florida, USA: Health Communications, Inc. Deerfield Beach.
keterkaitan self efficacy dan self esteem terhadap
prestasi
belajar.
Hal
ini
menunjukkan kontribusi self efficacy dengan
prestasi
belajar
mahasiswa
sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan kontribusi self esteem dengan
prestasi
belajar
mahasiswa
sebesar 13%, dan 87% dipengaruhi oleh faktor lain. korelasi antara self efficacy dan self esteem secara bersama terhadap prestasi belajar mahasiswa, menunjukkan sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga self efficacy dan self esteem memiliki keterkaitan terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Clemes, Harris, dkk. (2012). Bagaimana Meningkatkan Harga Diri Remaja. Jakarata: Binarupa Aksara Publisher. Djamarah, Saiful Bahri (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Feist, Jess & J. Feist Gregory. (2008). Theories of Personality (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Folastri, Siska. (2013). Perbedaan Keterampilan Belajar Mahasiswa Berprestasi Tinggi Dan Berprestasi Rendah di SMA Negeri Kota Padang Serta Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Pascasarjana UNP.
. 5. DAFTAR PUSTAKA
Ghufron, Nur. Psikologi. Media.
Bandura, A. (1997). Self Efficacy in Changing Societies. New York: Camberg University Press.
Guindon, M. H. (2010). Self-Esteem Across Lifespan. New York: Routledge Taylor & Francis Group.
(1999). Social Cognitive Theory Of Personality. In L. Pervin & John, O. P. (Ed.), Handbook of Personality: Theory and Research (2nd ed., pp. 154-196). New York: Guilford Publications.
Puad, F.N. (2011). Hubungan Antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Usia Remaja Akhir (Studi Korelasional pada Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009). Skripsi. Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
(2006). Guide For Constructing Self-Efficacy Scales. In F. Pajares & T. Urdan (Eds.). Self-efficacy Beliefs of Adolescents, (Vol. 5., pp.
(2010). Teori-teori Jogjakarta: Ar-ruz
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
160
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 151-161
Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV. Alfabeta. Rosenberg, M. (1980). Conceiving the self. New York: Basic Books. Setiadi, Riswanda. (2010). Self-efficacy in Indonesian literacy teaching context: A theoretical and Empirical Perspective. Bandung: Rizki Press. Smelser, N. J. (1989). Self-Esteem and Social Problems: An Introduction. In A. M. Mecca, N. J. Smelser & J. Vasconcellos (Eds.), The Social Importance of Self Esteem (pp. 1– 23). Berkeley: University of California Press.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
161