PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP 1 SAPE TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Edi Mulyadin Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio dalam pembelajaran dapat mengatasi masalah siswa kelas VII A SMP 1 Sape tahun pelajaran 2014/2015, yaitu siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru, khususnya pada materi bangun datar segitiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil penggabungan portofolio siswa dengan nilai tes akhir siklus. Pada siklus I diperoleh skor rata-rata siswa 59,41 dengan presentase 44,19%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,28 dengan presentase 86,05%. Hasil analisis data pada siklus II ini sudah mencapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil analisis data dari kedua siklus tersebut, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio dapat meningkatkan pemahaman materi bangun datar segitiga siswa kelas VII A SMP 1 Sape Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata-kata kunci: penerapan, snowball throwing, portofolio, pemahaman Penddahuluan Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan individu dan perkembangan masyarakat suatu bangsa. Kemajuan masyarakat suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 (Citra Umbara, 2003:7) menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada akhirnya harus diajukan pada upaya mewujudkan sebuah masyarakat yang ditandai adanya keluhuran budi dalam individu, keadilan dalam negara, dan sebuah kehidupan yang lebih bahagia dari setiap individunya (Sagala, 2005:3). Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang tentu sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuannya. Hal ini menggambarkan bahwa fungsi pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan, karena orang yang berpendidikan dapat terhindar dari kebodohan maupun kemiskinan. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa fungsi pendidikan adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan yang dinilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu. Niko (Jawa Pos, 3 Mei 2008:3) menyatakan, dari data yang diperoleh, Indonesia menduduki posisi ke 110 dari 179 negara dalam Human Development Index. Jawa Pos (2008:3) juga menuliskan bahwa Malaysia yang pada tahun 1970 dan 1980-an mengirimkan banyak pelajar ke Indonesia kini menempati posisi ke 61. Bahkan, Singapura jauh meninggalkan Indonesia dengan menduduki peringkat ke-25. Semua itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan negara ini masih jauh dari tujuan yang diharapkan serta sangat rendah jika dibandingkan dengan negaranegara maju khususnya dalam bidang IPTEK, sehingga memerlukan pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Selain pembenahan kurikulum yang terus dilakukan, salah satu usaha yang harus dioptimalkan adalah peningkatan profesionalisme guru sebagai subyek dari pendidikan. Sagala (2005:149) mengemukakan bahwa guru dikatakan kompeten jika ia menguasai dan memiliki kecakapan profesional keguruan, ditandai dengan keahliannya selaras dengan tuntutan bidang ilmu yang menjadi tanggung jawabnya. Atas dasar kedudukan itu guru mempunyai wewenang dalam pelayanan belajar dan pelayanan sosial di masyarakat. Standar kinerja guru menurut Gaffar (dalam Sagala, 2005:149) ada tiga bidang, yakni: (1) content knowledge; (2) behavior skills; dan (3) human relation skills. Sementara itu Rochman dan Sanusi (dalam Sagala, 2005:149) menyebutkan tugas dan kinerja guru mencakup aspek: (1) kemampuan professional, yang meliputi penguasaan materi ajar dari hulu hingga hilir, dari filosofi, konsep dasar, landasan keilmuan, keguruan, dan proses pembelajaran; (2) kemampuan sosial, meliputi kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan menyesuaikan diri dengannya; dan (3) kemampuan individual, yang meliputi sikap, penampilan, pemahaman, dan penghayatan terhadap materi ajar, serta kesediaan menjadi teladan atau panutan bagi para siswanya. Guru merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Guru selalu menginginkan bahwa tujuan pengajarannya berhasil. Maksudnya bahwa materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima bahkan dipahami oleh siswanya. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai kemampuan mengajar yaitu kemampuan yang tidak hanya menyampaikan materi kepada siswanya saja, tetapi bagaimana agar siswa dapat tertarik, aktif dan semangat dalam memahami materi yang diajarkan dalam proses belajar mengajar.
Dalam konteks itulah guru perlu menentukan metode pembelajaran yang tepat agar mencapai hasil yang diharapkan. Metode pembelajaran yang tepat adalah metode yang sesuai dan dapat diterapkan pada siswa, sehingga siswa mampu menerima pelajaran dengan baik, khususnya dalam bidang matematika. Karena semua tahu bahwa matematika sering dikeluhkan sebagai bidang studi yang sulit dan membosankan, sehingga tak heran apabila nilai matematika siswa rendah dibanding nilai pelajaran lain dan penguasaan terhadap matematika juga kurang. Seperti kasus pada SMP 1 Sape. Peneliti memperoleh informasi dari hasil observasi yang dilakukan dengan guru matematika SMP 1 Sape bahwa nilai matematika siswa kelas VII masih terbilang sangat memprihatinkan. Itu semua bisa dilihat dari hasil ulangan pada semester pertama yang rataratanya masih dibawah standar SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) sekolah, yaitu 65. Padahal, dalam kelas VII yang terbagi dalam dua kelas tersebut, yaitu kelas VII A dan kelas VII B, keduanya tidak ada perbedaan perlakuan dalam pemberian metode pembelajaran, yaitu masih sama-sama menggunakan metode konvensional. Namun, ada perbedaan yang sangat signifinikan antara keduanya, dimana kelas VII A cenderung terlihat lebih ramai dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya, pemahaman dari suatu materi yang telah disampaikan guru kurang dipahami oleh siswa. Dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk memberikan suatu cara agar proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas bisa lebih efektif. Maksudnya peneliti memilih kelas VII A sebagai kelas yang akan diteliti dengan pemberian model pembelajaran yang tepat, dengan harapan siswa nantinya bisa memahami tentang materi yang telah diajarkan. Salah satu metode pembelajaran yang tepat adalah metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio. Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Kisworo, 2008:11), dan penilaian portofolio adalah suatu teknik penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Surapranata dan Hatta, 2004:21). Metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio adalah suatu metode pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok yang masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola lalu dilempar ke siswa lain untuk dijawabnya, kemudian diakhiri dengan
menuliskan laporan dari pembelajaran tersebut, kemudian mengumpulkannya ke dalam suatu map yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap siswa dalam suatu mata pelajaran. Metodologi Penelitian Penelitian ini berusaha mendeskripsikan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan bangun datar segitiga. Pembelajaran akan berlangsung dalam setting yang alami. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Data dari penelitian berupa kata-kata yang dipaparkan sesuai kejadian dalam penelitian dan analisis data dilakukan secara induktif. Dalam penelitian ini peneliti adalah instrumen utama. Hal ini karena peneliti yang merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan membuat laporan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1 Sape pada siswa kelas VII A semester II tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 43 siswa dan dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2015 sampai dengan 7 Juni 2015. Materi pelajaran yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah bangun datar segitiga. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP 1 Sape tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 43 siswa. Sedangkan siswa yang dipilih dalam subyek wawancara yaitu 6 siswa dengan ketentuan 2 siswa yang berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Pemilihan subyek wawancara didasarkan pada pertimbangan dari guru matematika yang lebih banyak mengetahui keadaan siswa dan kemampuan matematika siswa. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pedoman penilaian portofolio Kriteria penilaian disusun sebagai pedoman guru dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran pada aspek tertentu yang sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2006:248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini data kualitatif yang diperoleh akan dianalisis kualitatif dengan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Madya, 2006:76). Analisis ini terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yaitu:
2) Mereduksi data Menurut Madya (2007:76) reduksi data merupakan proses menyeleksi dan mengubah bentuk data penajaman, pemilahan, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. Jadi reduksi data berguna untuk memperoleh informasi yang jelas dari data-data wawancara, observasi, atau catatan lapangan. Reduksi data tersebut akan menyederhanakan data dan sekaligus akan memberikan informasi yang jelas yang memungkinkan peneliti untuk membuat kesimpulan. Dalam mereduksi data, peneliti dibantu oleh guru matematika dan teman sejawat untuk memperoleh temuan yang sesuai dengan tujuan penelitian. 3) Display data (menyajikan data) Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif. Sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi akan dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah disajikan kemudian dibuat penafsiran dan evaluasi dalam rangka pembuatan tindakan selanjutnya. 4) Penarikan kesimpulan Kegiatan penyimpulan data mencakup pencairan arti atau makna data dan sekaligus memberikan pengertian. Memverifikasi hasil kesimpulan merupakan kegiatan menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan maknamakna yang muncul dari data. Menurut Madya (2007:78) penarikan kesimpulan dilakukan secara betahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, kesimpulan terevisi pada akhir siklus II dan seterusnya, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus terakhir. Sedangkan data kuantitatif dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan mencari presentase dan nilai rata-ratanya. Data yang telah diperoleh akan dianalisis sebagai berikut: 1) Hasil portofolio siswa Skor yang diperoleh siswa dari pengumpulan dokumen portofolio akan diolah sesuai dengan pedoman penilaian portofolio yang telah disusun oleh peneliti. Sehingga diperoleh skor akhir dari hasil portofolio dengan penjelasan sebagai berikut: Tabel 3.4 Format Penilaian Portofolio Komponen LKS PR Jurnal Belajar
Bobot 10 10 5 Jumlah
Skor Maksimal 4 4 4
Skor Akhir 40 40 20 100
2) Hasil tes akhir siklus Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi bangun datar segitiga yang disyaratkan
nilai tes siswa harus mencapai ≥ 65. Ketentuan ini disesuaikan dengan SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. 3) Kriteria keberhasilan Taraf keberhasilan tindakan dari aspek siswa ditentukan dengan melihat hasil penggabungan portofolio dan tes siswa di akhir siklus. Nilai ketercapaian tindakan mempunyai rentangan antara 0-100. Kemudian akan dihitung berapa persen jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Paparan Data Data yang diperoleh mulai dari pratindakan hingga pelaksanaan tindakan pada siklus akan dipaparkan di bab ini. Kemudian diikuti pemaparan hasil analisis data, dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian yang meliputi; (1) proses pembelajaran, (2) peningkatan pemahaman, dan (3) hasil belajar siswa. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan silaturrahmi dengan pihak SMP 1 Sape. Dalam pertemuan itu, tepatnya tanggal 3 Mei 2015 peneliti bermaksud untuk meminta izin secara lisan untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti menindaklanjuti dengan membawa surat pengantar izin penelitian dari pihak FKIP Unisma pada tanggal 24 Mei 2015. Kegiatan berikutnya dalam pratindakan adalah peneliti melakukan observasi awal terhadap keadaan kelas pada tanggal 26 Mei 2015 yang didampingi oleh guru matematika SMP 1 Sape, yaitu Bapak Ali Mustofa. Dari hasil observasi tersebut, peneliti memilih kelas VII A sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan bahwa kelas VII A cenderung terlihat lebih ramai dibandingkan kelas VII B dalam proses kegiatan belajar mengajarnya, sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya, pemahaman dari suatu materi yang telah disampaikan guru kurang dipahami oleh siswa. Peneliti berasumsi bahwa teori yang akan diterapkan sangat cocok dengan keadaan kelas seperti itu. Kegiatan observasi dilanjutkan dengan perkenalan peneliti kepada siswa kelas VII A SMP 1 Sape. Selanjutnya peneliti memberikan pengarahan terhadap tujuan kegiatan penelitian serta rencana pelaksanaan tindakan kepada guru mata pelajaran. Setelah berdiskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan akan dimulai pada hari Jum’at (30 Mei 2015), dimana waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran matematika kelas VII A, yaitu hari Jum’at dan Sabtu. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menyerahkan rencana pembelajaran kepada guru matematika untuk dipelajari agar dalam pelaksanaannya nanti, guru tersebut telah memahami langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti. Kegiatan berikutnya adalah peneliti membentuk kelompok belajar. Pembentukan kelompok belajar disusun berdasarkan dokumen nilai awal
siswa serta diskusi dengan guru bidang studi yang dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2015. Dari diskusi tersebut, diperoleh 9 kelompok belajar dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa, yaitu 1 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Pembentukan kelompok seperti ini dimaksudkan agar siswa yang berkemampuan rendah bisa belajar bersama dengan siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang. Alasan peneliti membagi kelompok di awal observasi bertujuan agar tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti. Paparan Data Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan, guru menyiapkan seluruh perangkat yang dibutuhkan pada tindakan pertama. Hal-hal yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah: 1) Menyiapkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang dipersiapkan dalam penelitian, meliputi; (1) segitiga dan jenis-jenisnya, (2) sifat-sifat segitiga, (3) besar sudut-sudut segitiga, (4) hubungan panjang sisi sudut dengan besar sudut, (5) sudut luar segitiga, dan (6) keliling dan luas segitiga. 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi bangun datar segitiga 3) Membuat bahan (evidence) sebagai dokumen portofolio yang meliputi: a. Lembar Kerja Siswa b. Tugas Pekerjaan Rumah
c. Format jurnal belajar siswa 4) Membuat instrumen penelitian yang meliputi: a. Lembar observasi aktivitas guru b. Lembar observasi aktivitas siswa c. Catatan lapangan d. Tes akhir siklus I e. Rubrik penilaian portofolio f. Pedoman wawancara Tindakan Tahap tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan kegiatan mengajar di kelas VII A yang berjumlah 43 siswa melalui metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu; (1) Jum’at pada tanggal 30 Mei 2015, (2) Sabtu pada tanggal 31 Mei 2015. Sedangkan pelaksanaan tes akhir siklus dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2 Juni 2008. Bersamaan dengan kegiatan mengajar, pengamatan juga dilakukan oleh pengamat. Dalam hal ini pengamat terdiri dari dua orang yaitu Bapak Ali Mustofa (guru
matematika kelas VII) dan Eko Hariyanto (teman sejawat). Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Adapun yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan ini adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama (Jum’at, 30 Mei 2015 jam 07.00-08.20 WIB) a) Pada awal kegiatan pembelajaran berlangsung, pertama kali yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan membaca doa. Kemudian guru memeriksa kehadiran siswa yang sekaligus membagikan map sebagai tempat dokumen portofolio dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu mengaitkan pembelajaran dengan materi terdahulu mengenai sudut. Kegiatan berikutnya guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 10 menit. b) Pada kegiatan inti yaitu tahap perencanaan, guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk mempelajari tentang pengertian, jenis-jenis, sifat-sifat, dan jumlah sudut segitiga yang menjadi pokok bahasan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya, guru meminta masing-masing ketua kelompok untuk tetap berada di dalam kelas. Sedangkan siswa lain (anggota kelompok) diminta untuk pindah ke ruang aula yang diawasi oleh Eko Hariyanto (teman sejawat). Dalam tahap perencanaan ini, diperoleh dua kelas, yaitu; kelas pertama berisi ketua kelompok yang dipegang oleh peneliti sebagai pengajar dan Bapak Ali Mustofa sebagai observer I, kelas kedua berisi anggota kelompok yang dipegang oleh Eko Hariyanto sebagai observer II. c) Pada tahap perencanaan ini, guru menjelaskan tentang materi yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan siswa yang berada di aula, diminta untuk mempelajari materi yang ada dalam LKS dengan diawasi oleh observer II. Kemudian guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa (ketua kelompok) dengan memancing untuk menjelaskan pengertian dan menyebutkan tentang jenis, sifat, dan jumlah sudut segitiga. Pada tahap ini, semua siswa (ketua kelompok) sudah dapat memberikan pengertian segitiga meskipun kurang tepat, tetapi karena mendapat bimbingan dari guru akhirnya dapat dengan tepat memberikan pengertian segitiga tersebut. Selain itu, semua siswa (ketua kelompok) juga dapat menyebutkan jenis, sifat, dan jumlah sudut pada segitiga. d) Pelaksanaan pada kegiatan inti yaitu, guru meminta siswa (ketua kelompok) untuk kembali ke kelompoknya yang berada di ruang aula. Dalam tahap ini, pembelajaran dipindahkan dari yang semula di kelas VII A menuju ke ruang aula. Kemudian meminta kepada masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan materi yang sudah dijelaskan oleh guru kepada anggota kelompoknya. Bersamaan dengan itu, guru membagikan
kertas kepada masing-masing siswa untuk dipakai dalam pembuatan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari pertanyaan yang telah ditulis, guru meminta supaya kertas tersebut dibuat seperti bola. Kegiatan selanjutnya adalah guru meminta siswa melempar bola kertas tersebut kepada siswa lain dan menyuruh siswa menjawab pertanyaan yang ada pada bola kertas tersebut kepada siswa yang mendapatkan lemparan. Suasana pada saat pelemparan bola kertas memang terlihat gaduh. Tapi guru mempunyai tujuan lain, yaitu meskipun kelas dalam keadaan gaduh, siswa tetap diajak untuk berpikir menyelesaikan masalah. Kegiatan ini masih belum maksimal, karena dari seluruh siswa, hanya 4 siswa saja yang mendapatkan kebagian untuk melempar serta menjawab pertanyaan. Mungkin siswa belum terbiasa dengan pembelajaran seperti ini. Namun, diantara sekian banyak siswa yang ramai, ada beberapa kelompok yang terlihat serius dalam mengerjakan tugas yang terkait dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut, yaitu kelompok I yang diketuai oleh AM, kelompok IV yang diketuai oleh EKS, dan kelompok VI yang diketuai oleh AY. e) Kegiatan tahapan inti selanjutnya adalah evaluasi. Pada tahap evaluasi, guru meminta untuk membandingkan jawaban dari penerima bola kertas kepada pelempar bola kertas. Setelah semua pembandingan jawaban selesai guru meminta siswa untuk mengumpulakan hasil pekerjaan (LKS) tersebut ke dalam suatu map yang telah disediakan oleh guru. Kemudian guru membahas mengenai soal-soal yang dibuat oleh siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kegiatan ini berlansung kurang lebih 20 menit. f) Di akhir pembelajaran, guru belum dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan karena waktu tidak cukup. Pada kegiatan ini guru hanya membagikan soal untuk Pekerjaan Rumah (PR) dan jurnal belajar. Kemudian guru meminta kepada ketua kelompok untuk mengumpulkan draf portofolio pertama yang ada di map untuk dibawa ke ruang guru. Sebelum menutup pembelajaran guru memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah tersebut yang diikuti dengan menulis jurnal belajar siswa, dan kemudian diakhiri salam. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 5 menit.
1. Pertemuan kedua (Sabtu, 31 Mei 2015 jam 10.30-11.50 WIB) a) Pada awal kegiatan pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilian portofolio, yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam. Kemudian memeriksa kehadiran siswa yang sekaligus membagikan map sebagai tempat dokumen portofolio yang sudah dinilai oleh guru kepada masing-masing siswa dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan kali ini. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya tentang materi kemarin untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya.
Selanjutnya, guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 10 menit. b) Pada kegiatan inti yaitu tahap perencanaan, guru meminta ketua kelompok untuk dapat membagikan Lembar Kerja (LKS) kepada masingmasing anggotanya. Kemudian meminta untuk mempelajari LKS tersebut. Selanjutnya, guru memanggil ketua kelompok untuk maju ke meja guru guna mendapatkan penjelasan materi tentang hubungan sudut dalam dan luar segitiga, cara menghitung keliling serta luas segitiga. Pada pembelajaran kali ini, pembelajaran tetap berlangsung di kelas VII A tanpa memisahkan ketua kelompok dengan anggotanya. Hal ini dilakukan karena guru menganggap siswa sudah paham dengan metode yang dipakai oleh guru. Kemudian guru memberikan kertas kepada masing-masing kelompok sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya. Di akhir penjelasan, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa (ketua kelompok) untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 20 menit. c) Untuk tahap pelaksanaan dari kegiatan inti, kegiatan yang berlangsung tidak begitu jauh dengan pertemuan pertama, yaitu guru meminta ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan kepada anggotanya tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Kegiatan sudah kelihatan lebih baik dari pertemuan pertama. Semua kelompok serius berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing, yang dilanjutkan dengan pembuatan pertanyaan pada satu lembar kertas. Untuk mengatasi suasana gaduh seperti yang ada pada pertemuan pertama, guru memberikan perlakuan yang agak berbeda pada saat pelemparan bola kertas, yaitu siswa langsung diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan setelah menerima lemparan bola kertas. Semua siswa tampak antusias membuat pertanyaan sekaligus melempar pertanyaan tersebut ke teman lain. Begitu juga dengan siswa yang mendapat lemparan bola kertas, mereka juga tampak begitu antusias untuk menjawabnya. Pada tahap ini, guru hanya mengarahkan kepada siswa agar jalannya pembelajaran bisa berlangsung dengan baik. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 20 menit. d) Pada tahap evaluasi di kegiatan inti, guru meminta kepada siswa yang menjawab pertanyaan untuk membandingkan jawabannya kepada pemilik soal. Sebelum melakukan pembahasan tentang soal-soal LKS yang sudah dibuat siswa, guru meminta agar seluruh pekerjaan LKS dimasukkan ke dalam map. Setelah membahas soal, guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. e) Di akhir pembelajaran, guru memberi kesimpulan mengenai materi yang sudah dijelaskan dari awal sampai akhir pelajaran. Kemudian meminta ketua kelompok untuk mengumpulkan draf portofolio untuk dibawa ke
ruang guru. Setelah itu guru meminta tolong salah satu siswa untuk membantu membagikan soal Pekerjaan Rumah (PR) dan lembar jurnal belajar siswa. Guru juga tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar sekaligus mengerjakan PR dan mengisi lembar jurnal belajar tersebut, serta mengingatkan untuk pertemuan ketiga (Senin, 2 Juni 2015) digunakan sebagai tes akhir dari siklus I yang berlangsung pada jam 06.30 WIB. Kegiatan ini berlansung kurang lebih 10 menit dengan diakhiri doa dan salam. 2. Pertemuan ketiga (Senin, 1 Juni 2015 jam 06.30-08.10 WIB). Sebenarnya pada hari senin tidak ada jadwal untuk mengajar matematika. Namun, atas kebijaksanaan dari kepala sekolah (Drs. Muhammad Saleh, S.Pd, M.Pd.) peneliti diberi waktu penuh selama dua jam pelajaran untuk melakukan sistem pembelajaran seperti biasa. Ini semua dilakukan dengan pertimbangan bahwa minggu ini merupakan minggu terakhir siswa mengikuti pembelajaran selama semester kedua, sehingga tidak memungkinkan jika peneliti tetap pada jadwal pelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah. Pertimbangan lainnya adalah mata pelajaran yang diajarkan pada saat itu sudah habis. Pada pertemuan kali ini, peneliti tidak lagi memberikan pembelajaran seperti hari-hari sebelumnya, melainkan mengisinya dengan tes akhir siklus. Pengamatan (observing) Selama proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio, peneliti dibantu oleh Bapak Ali Mustofa selaku guru matematika sebagai observer pertama dan saudara Eko Hariyanto yang merupakan teman sejawat sebagai observer kedua. Observer ini bertugas mencatat hal-hal yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observer ini membawa lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan lembar catatan lapangan. Ketiga lembar observasi ini akan diisi oleh observer secara alamiah sesuai dengan yang terjadi di dalam kelas. Hasil pengamatan observer yang ada pada lembar observasi akan di analisis dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan sebagai berikut: Sangat baik jika 90% ≤ SR ≤ 100% Baik jika 80% ≤ SR < 90% Cukup baik jika 75% ≤ SR < 80% Kurang jika 60% ≤ SR < 75% Sangat kurang jika 0% ≤ SR < 60% Keterangan: SR adalah skor rata-rata yang didapat dari: Presentase Skor Rata-rata (SR) =
Jumlah Skor X 100% Skor Maksimal
Adapun hal-hal yang dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1) Analisis data kualitatif a. Hasil observasi guru Hasil observer dalam mengamati segala aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio secara rinci terdapat pada lembar observasi guru yang dapat dilihat di Lampiran 5. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, gambaran umum hasil observasi guru dalam penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru pada Pertemuan I No
Indikator
1 Menjelaskan rencana pembelajaran 2 Penyampaian informasi 3 Pengamatan 4 Pengevaluasian hasil belajar 5 Komunikasi, kesimpulan dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks 5 5 5 5 5 25 100%
Peng. I
Peng. II
5 5 5 5 4 24 96% Sangat Baik
5 5 5 5 4 24 96% Sangat Baik
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa taraf keberhasilan yang dilakukan oleh guru pada pertemuan pertama mencapai 96%. Karena guru sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan baik, walaupun masih ada satu deskriptor yang belum dilaksanakan oleh guru yaitu di akhir kegiatan pembelajaran guru belum dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Hal ini disebabkan karena waktu telah habis. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, gambaran umum hasil observasi guru dalam penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru pada Pertemuan II
No
Indikator
1 Menjelaskan rencana pembelajaran 2 Penyampaian informasi 3 Pengamatan 4 Pengevaluasian hasil belajar 5 Komunikasi, kesimpulan dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks 5 5 5 5 5 25 100%
Peng. I
Peng. II
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa taraf keberhasilan yang dilakukan oleh guru pada pertemuan kedua mencapai 100%. Karena guru sudah melaksanakan semua indikator dan deskriptor dengan baik. b. Hasil observasi siswa Hasil observer dalam mengamati segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio secara rinci terdapat pada lembar observasi siswa yang dapat dilihat di Lampiran 6. Sedangkan hasil observasi siswa akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, gambaran umum hasil observasi siswa dalam penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa pada Pertemuan I No
Indikator
1 Memahami rencana pembelajaran 2 Pengamatan dan pemahaman materi 3 Keaktifan, pelaksanaan dan komunikasi 4 Penilaian, ketelitian dan komunikasi 5 Komunikasi dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks 5 5 5 5 5 25
Peng. I
Peng. II
5 5 5 4 4 23 92% Sangat Baik
5 5 5 4 4 23 92% Sangat Baik
Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan hasil observasi siswa sebagai berikut: 1) Pada indikator penilaian, ketelitian dan komunikasi dengan deskriptor membandingkan jawaban kepada pemilik soal diperoleh hasil bahwa siswa masih malu untuk minta perbandingan terhadap jawaban mereka kepada pembuat soal.
2) Di akhir kegiatan pada indikator komunikasi dan tugas dengan deskriptor ikut menyimpulkan materi diperoleh hasil bahwa di akhir pembelajaran siswa belum bisa ikut menyimpulkan tentang materi hari ini dikarenakan dari pihak guru juga tidak dapat menyimpulkannya dengan alasan waktu yang sudah habis untuk pelajaran matematika. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, gambaran umum hasil observasi siswa dalam penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa pada Pertemuan II No
Indikator
1 Memahami rencana pembelajaran 2 Pengamatan dan pemahaman materi 3 Keaktifan, pelaksanaan dan komunikasi 4 Penilaian, ketelitian dan komunikasi 5 Komunikasi dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks 5 5 5 5 5 25 100%
Peng.I
Peng.II
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa taraf keberhasilan yang dilakukan oleh siswa pada pertemuan kedua mencapai 100%. Karena siswa sudah melaksanakan semua indikator dan deskriptor dengan baik. c. Hasil catatan lapangan Disamping mengisi lembar observasi, pengamat juga mengisi catatan lapangan yang berisi hal-hal yang terjadi tetapi tidak terdapat pada lembar observasi. Hasil catatan lapangan selama proses pembelajaran secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 7. Sedangkan secara umum akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan pertama Hasil catatan lapangan dari pengamat I adalah sebagai berikut: 1) Perhatian siswa (ketua kelompok) ketika peneliti memberikan penjelasan materi cukup bagus. 2) Kegiatan diskusi dalam kelompok berlangsung kurang baik, karena masih terdapat siswa yang tidak serius dalam mengerjakan tugas-tugas pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Mereka masih bergantung kepada ketua kelompok yang lebih pintar dalam hal penyelesaian masalah. 3) Keseriusan siswa dalam kerja kelompok untuk membuat pertanyaan cukup bagus, tapi masih terdapat beberapa siswa terkadang bercanda dengan siswa lain dengan membicarakan hal-hal yang tidak jelas. Hasil catatan lapangan dari pengamat II adalah sebagai berikut: 1) Masih terdapat siswa yang bercanda saat pembelajaran berlangsung.
2) Peneliti kurang memahami kondisi masing-masing siswa, sehingga ada beberapa siswa merasa kurang mendapatkan perhatian yang mengakibatkan siswa tersebut kurang merespon peneliti. 3) Proses diskusi tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Hal ini juga akan mempengaruhi waktu untuk kegiatan berikutnya, sehingga kegiatan selanjutnya tidak dapat dilaksankan dengan maksimal. Pertemuan kedua Hasil catatan lapangan dari pengamat I adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan diskusi dalam kelompok sudah berlangsung baik. 2) Keseriusan siswa dalam membuat pertanyaan cukup baik. Mereka berlomba-lomba membuat pertanyaan sebaik mungkin dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan oleh guru. Hasil catatan lapangan dari pengamat II adalah sebagai berikut: 1) Proses diskusi kelompok sudah berlangsung dengan baik. Namun ada satu siswa yaitu EK yang sibuk sendiri mengerjakan hal-hal yang kurang jelas. 2) Proses pelemparan bola kertas sudah berjalan dengan baik. 3) Peneliti kurang memberikan perhatian kepada siswa yang posisi duduknya berada di belakang. d. Hasil wawancara Setelah tes akhir siklus I selesai, peneliti meminta kepada siswa untuk menemui peneliti di ruang guru pada saat jam istirahat berlangsung. Adapun nama-nama dari siswa tersebut disesuaikan dengan hasil tes akhir siklus I. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, peneliti memilih nama siswa sebagai berikut; AM (kelompok I), UK (kelompok II), AN (kelompok I), HL (kelompok VI), RS (kelompok VIII), dan EK (kelompok IV). Wawancara ini dilakukan dengan berpedoman dari nilai rata-rata hasil tes akhir siklus I dan hasil portofolio siswa dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman yang lebih mendalam, penggalian informasi tentang kesulitan siswa terhadap materi bangun datar segitiga, serta pendapat siswa mengenai penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio. Adapun hasil wawancara secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 14. Sedangkan hasil wawancara secara umum akan dijelaskan sebagai berikut: a) AM mengatakan bahwa materi bangun datar segitiga mudah, karena memang pada dasarnya AM merupakan siswa terpandai dalam kelas tersebut. AM juga senang dengan soal-soal yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Pekerjaan Rumah (PR) yang telah diberikan oleh peneliti. b) UK mengatakan pembelajaran dengan penilaian portofolio agak begitu berat, karena tugas-tugas yang dibutuhkan untuk dokumen portofolio begitu banyak. Namun dia senang dengan metode snowball throwing yang dipakai peneliti. Karena pada dasarnya UK memang anak yang
pandai tetapi dia juga anak yang sering bercanda di dalam kelas. Sehingga dengan penerapan metode snowball throwing, dia juga tetap bisa bercanda sekaligus berpikir. c) AN dan HL mempunyai pendapat yang berbeda dari teman-temannya. Mereka lebih terlihat agak kerepotan dengan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio. Bagi mereka, metode yang diterapkan cukup membingungkan sekaligus membutuhkan kerja keras. d) RS menanggapi positif terhadap penerapan pembelajaran yang dipraktekkan peneliti. Dengan metode snowball throwing dia tidak merasa bosan mengikuti pelajaran. Dia juga mengatakan bahwa dengan penilaian portofolio dapat memacunya untuk terus meningkatkan aktivitas belajar di rumah. e) EK merasa tidak nyaman dengan metode yang dipakai peneliti. Dia sudah terlalu sering mendengarkan pembelajaran dari guru dengan metode ceramah, sehingga sulit bagi dia untuk mengikuti penerapan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio di kelas. 2) Analisis data kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu dokumen portofolio siswa dan hasil tes akhir siklus I. Adapun penjelasan mengenai data kuantitatif adalah sebagai berikut: a. Hasil portofolio siswa Dokumen portofolio siswa diperoleh dari Lembar Kerja Siswa (LKS), Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar yang dikumpulkan menjadi satu dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I. Berdasarkan hasil pengolahann data menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan portofolio siswa pada siklus I belum memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit dari pada siswa yang tidak tuntas dalam penilaian portofolio dengan ditunjukkan presentase keberhasilan portofolio hanya mencapai 41,86% dari 43 siswa. Dalam mengerjakan LKS, siswa masih banyak yang belum bisa terutama pada soal nomor 1 dan 4. Sedangkan dalam mengerjakan pekerjaan rumah, kebanyakan siswa juga kurang bisa mengaplikasikan rumus luas segitiga untuk menyelesaikan soal. Hal ini dapat dilihat melalui cara siswa menjawab soal pekerjaan rumah pada nomor 5. b. Hasil tes akhir siklus I Tes akhir siklus dilaksanakan pada akhir siklus I setelah penerapan pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio selesai. Tes terdiri dari 5 soal uraian yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Soal tes harus diselesaikan siswa selama 80 menit. Adapun hasil tes akhir siklus I secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 12. Paparan hasil analisis tes secara umum adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Tes Akhir Siklus I No 1 4 5 6
Hasil Tes Akhir Siklus Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan (%)
Jumlah 58,19 18 25 41,86%
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tes akhir pada siklus I belum memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit dari pada siswa yang tidak tuntas dengan ditunjukkan presentase keberhasilan tes akhir siklus hanya mencapai 41,86% dari 43 siswa. Kebanyakan siswa masih belum memahami tentang jenis-jenis, besar sudut, dan luas segitiga yang ditandai dengan kurang sempurnanya penyelesaian soal mengenai bahasan tersebut yaitu soal nomor 1, 2, 3, dan 5 pada tes akhir siklus. c. Penggabungan hasil portofolio siswa dengan hasil tes akhir siklus I Taraf keberhasilan tindakan dari aspek siswa ditentukan melalui hasil penggabungan portofolio dengan tes siswa di akhir siklus dan diambil ratarata dari keduanya. Penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio pada bahasan bangun datar segitiga dikatakan berhasil apabila dalam penggabungan ini diperoleh data bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 lebih dari 75% dari jumlah siswa. Adapun hasil penggabungan nilai portofolio dengan nilai tes akhir siklus I secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 13. Secara umum, akan dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 4.7 Penggabungan Nilai Portofolio dan Nilai Tes Akhir Siklus I No 1 2 3 4
Penggabungan Nilai Portofolio dan Nilai Tes Akhir Siklus I Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan (%)
Skor 59,41 19 24 44,19%
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio masih jauh dari apa yang diharapkan, karena belum memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. Selain itu, hasil ini juga menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami serta menyelesaikan soal matematika masih rendah sehingga perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit dari pada siswa yang tidak tuntas dengan ditunjukkan presentase keberhasilan hanya mencapai 44,19% dari 43 siswa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I belum berhasil. 3) Pengecekan keabsahan data
Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Derajat kepercayaan (credibility) Derajat Kepercayaan yang dilakukan peneliti adalah: Ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara terus- menerus. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara membaca keseluruhan catatan hasil penelitian yang dibantu oleh dua orang pengamat yaitu Bapak Ali Mustofa (guru matematika kelas VII SMP Islam 02 Pujon) sebagai pengamat I dan Eko Hariyanto (teman sejawat) sebagai pengamat II. Triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Dalam hal ini, data yang diperoleh dari lembar observasi akan dicek dengan hasil wawancara, hasil belajar siswa, dan catatan lapangan. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio mencapai 96%. Sedangkan observasi terhadap aktivitas siswa mencapai 92%. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa siswa senang dengan metode snowball throwing, namun siswa merasa kerepotan dengan penilaian portofolio, sehingga minat siswa untuk belajar di rumah kurang. Hal ini dapat dilihat pada penggabungan portofolio siswa dengan hasil tes akhir siklus I, yang menunjukkan bahwa hanya 44,19% siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan hasil catatan lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan mutu pembelajaran dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua, meskipun masih ada beberapa siswa yang bercanda sendiri. Kebanyakan dari siswa yang bercanda disebabkan karena kurangnya perhatian guru kepada siswa yang duduk di bangku belakang. Dari hasil triangulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I belum berhasil. Pemeriksaan sejawat. Pemerikasaan sejawat dalam hal ini dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian oleh peneliti dengan kedua pengamat. Dari hasil diskusi secara informal peneliti memperoleh masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian, sehingga untuk memberi tindakan yang berikutnya peneliti bisa lebih memperbaikinya. b. Keteralihan (transferability) Dalam hal ini, yang dilakukan peneliti adalah memaparkan laporan penelitian secara rinci, teliti, jelas dan sistematis, sehingga hasil penelitiannya dapat dipahami orang lain. Teknik keteralihan (transferability) dalam penelitian ini berupa paparan data pada pelaksanaan siklus I. c. Kebergantungan (dependability) Dalam penelitian kualitatif, pengecekan keabsahan data dengan kriteria kebergantungan (dependability) dapat dilakukan dengan melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan sendiri proses penelitian di lapangan untuk mendapatkan data yang dibuktikan dengan surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari kepala SMP Islam 02 Pujon. d. Kepastian (confirmability) Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian dilakukan dengan memastikan apakah hasil temuan itu benar-benar berasal dari data. Dalam hal ini, yang dilakukan peneliti adalah meminta kedua pengamat untuk menguji apakah hasil penelitian sesuai dengan proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio. Dari pengujian seperti ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa merupakan efek dari proses yang dilakukan. Refleksi Berdasarkan hasil tes, portofolio, observasi, dan catatan lapangan yang diperoleh pada siklus I, maka akan dilakukan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan diberikan. Adapun hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamat I dan II menunjukkan bahwa 96% guru sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan baik. 2) Hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh pengamat I dan II, menunjukkan bahwa 92% siswa sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan baik. 3) Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh pengamat I dan II dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan mutu pengajaran dari hari pertama ke hari yang kedua. Berkat usaha guru akhirnya siswa sudah dapat belajar berkelompok dengan serius. 4) Hasil penggabungan tes akhir siklus I dengan portofolio siswa diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas dalam belajar hanya 14 siswa dari 43 siswa. Dengan kata lain, siswa yang tuntas dalam pembelajaran menggunakan metode snowball throwing lebih sedikit dengan presentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 44,19%. Kebanyakan siswa belum dapat menyebutkan jenis-jenis, sifat-sifat, besar sudut dan pemakaian rumus luas segitiga. Hal ini bisa dilihat dari jawaban siswa terhadap soal tes akhir siklus (soal nomor 1, 2, 3, dan 5). 5) Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek wawancara dapat diketahui bahwa, siswa kurang respon dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio dalam pembelajaran siklus I belum mencapai target yang diinginkan oleh peneliti, karena belum memenuhi kriteria SKMB (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang
telah ditetapkan sekolah, yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika siswa yang mendapat nilai ≥ 65 lebih dari 75% dari jumlah siswa. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit dari pada siswa yang tidak tuntas dengan ditunjukkan presentase keberhasilan hanya mencapai 44,19% dari 43 siswa. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami serta menyelesaikan soal matematika masih rendah khususnya pada bahasan tentang jenis-jenis, sifat-sifat, besar sudut, dan luas segitiga sehingga perlu ditingkatkan. Dengan kata lain peneliti perlu merumuskan dan merencanakan kembali tindakan yang lebih efektif dan efisien pada siklus berikutnya. Paparan data siklus II Perencanaan Dalam pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti sedikit mengalami hambatan. Dalam waktu satu minggu peneliti harus dapat melakukan suatu tindakan dengan hasil yang maksimal. Dengan kata lain, tahapan pada siklus ini harus dapat menghasilkan ketuntasan. Setelah melihat hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I serta diskusi yang dilakukan dengan guru matematika dan teman sejawat, peneliti akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien pada siklus II. Peneliti akan memperbaiki segala kekurangan yang ada pada siklus I, baik itu dari segi peneliti sendiri yang berperan sebagai guru ataupun dari segi siswa. Pada siklus I diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi bangun datar segitiga masih sangat kurang, khususnya pada pokok bahasan jenis, sifat, besar sudut, dan luas segitiga. Tindakan Pada siklus II, peneliti akan melakukan tindakan dalam dua kali pertemuan, yaitu; hari Jum’at (6 Juni 2015) sebagai pertemuan pertama, dan hari Sabtu (7 Juni 2015) sebagai pertemuan kedua dan terakhir. Sedangkan pelaksanaan tes akhir siklus dilaksanakan setelah pertemuan kedua selesai. Adapun penjelasan dari pemberian tindakan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama (Jum’at, 6 Juni 2015 jam 07.00-08.20 WIB) a) Pada awal kegiatan pembelajaran berlangsung, pertama kali yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan membaca doa. Kemudian guru memeriksa kehadiran siswa yang sekaligus membagikan map sebagai tempat dokumen portofolio. Bersamaan dengan itu, guru juga memberikan nilai yang diperoleh siswa selama siklus I. Kemudian, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu mengaitkan pembelajaran dengan materi terdahulu mengenai jenis, sifat, dan luas segitiga. Kegiatan berikutnya guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 10 menit.
b) Pada kegiatan inti yaitu tahap perencanaan, guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk mempelajari tentang pengertian, jenis-jenis, sifat-sifat, dan jumlah sudut segitiga yang menjadi pokok bahasan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya, guru meminta masing-masing ketua kelompok menuju meja guru untuk mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan dibahas, sedangkan siswa lain tetap pada kelompoknya masing-masing dengan mempelajari materi yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS). c) Pada tahap perencanaan ini, guru menjelaskan tentang materi yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada ketua kelompok masingmasing. Dalam penjelasan kali ini guru berusaha menjelaskan materi yang dirasa sulit pada siklus I dan meminta kepada ketua kelompok untuk dapat mengkondisikan anggotanya agar bisa belajar bersama semaksimal mungkin. Setelah itu, guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa (ketua kelompok) dengan memancing untuk menjelaskan pengertian dan menyebutkan tentang jenis, sifat, dan jumlah sudut segitiga. Pada tahap ini, semua siswa (ketua kelompok) sudah dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan dari guru. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 10 menit. d) Pelaksanaan pada kegiatan inti yaitu, guru meminta siswa (ketua kelompok) untuk kembali ke kelompoknya masing-masing. Kemudian meminta kepada masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan materi yang sudah dijelaskan oleh guru kepada anggota kelompoknya. Bersamaan dengan itu, guru membagikan kertas kepada masing-masing siswa untuk dipakai dalam pembuatan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari pertanyaan yang telah ditulis, guru meminta supaya kertas tersebut dibuat seperti bola. Kegiatan selanjutnya adalah guru meminta siswa melempar bola kertas tersebut kepada siswa lain dan menyuruh siswa menjawab pertanyaan yang ada pada bola kertas tersebut kepada siswa yang mendapatkan lemparan. Suasana kelas terlihat kondusif pada saat pelemparan bola kertas, walaupun kegiatan dilakukan dengan canda tawa, namun siswa tetap semangat serta serius dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka dapat dari bola kertas tersebut. Waktu pelaksanaan ini berlangsung kurang lebih 20 menit. e) Kegiatan tahapan inti selanjutnya adalah evaluasi. Pada tahap evaluasi, guru meminta untuk membandingkan jawaban dari penerima bola kertas kepada pelempar bola kertas. Setelah semua pembandingan jawaban selesai guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan LKS tersebut ke dalam suatu map yang telah disediakan oleh guru. Kemudian guru membahas mengenai soal-soal yang dibuat oleh siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kegiatan ini berlansung kurang lebih 25 menit.
f) Kegiatan terakhir pada hari ini adalah guru memberi kesimpulan mengenai materi yang sudah dijelaskan dari awal sampai akhir pelajaran. Kemudian meminta ketua kelompok mengumpulkan draf portofolio untuk dibawa ke ruang guru. Setelah itu guru meminta tolong salah satu siswa untuk membantu membagikan soal Pekerjaan Rumah (PR) dan lembar jurnal belajar siswa. Guru juga tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar sekaligus mengerjakan PR dan mengisi lembar jurnal belajar tersebut, Kegiatan ini berlansung kurang lebih 10 menit dengan diakhiri doa dan salam. g) Di akhir pembelajaran, guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Kemudian dilanjutkan dengan membagikan soal untuk Pekerjaan Rumah (PR) dan jurnal belajar. Setelah itu, guru meminta kepada ketua kelompok untuk mengumpulkan draf portofolio yang ada di map untuk dibawa ke ruang guru. Sebelum menutup pembelajaran guru memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah tersebut yang diikuti dengan menulis jurnal belajar siswa, dan kemudian diakhiri salam. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 5 menit. 2) Pertemuan kedua (Sabtu, 7 Juni 2015 jam 10.30-11.50 WIB) a) Pada awal kegiatan pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilian portofolio adalah guru mengucapkan salam. Kemudian memeriksa kehadiran siswa yang sekaligus membagikan map sebagai tempat dokumen portofolio yang sudah dinilai oleh guru kepada masing-masing siswa dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan kali ini. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya tentang materi kemarin untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 10 menit. b) Pada kegiatan inti yaitu tahap perencanaan, guru tetap menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dipakai pada pertemuan pertama. Guru cuma meminta kepada siswa untuk mengkaji/memahami ulang tentang seluruh materi yang disampaikan oleh guru mulai dari siklus I sampai dengan pertemuan terakhir pada siklus II. Selanjutnya, guru memanggil ketua kelompok untuk maju ke meja guru guna mendapatkan penjelasan materi-materi yang belum dipahami oleh anggota kelompoknya. Kegiatan ini dilakukan dengan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami oleh siswa. Seluruh siswa (ketua kelompok) antusias menanyakan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami, baik itu dari individu ketua kelompok maupun dari anggotanya. Kemudian guru memberikan kertas kepada masing-masing kelompok sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 30 menit. c) Untuk tahap pelaksanaan dari kegiatan inti, kegiatan yang berlangsung tidak begitu jauh dengan pertemuan pertama, yaitu guru
meminta ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan kepada anggotanya tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Kegiatan ini berjalan dengan baik. Semua kelompok serius berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing, yang dilanjutkan dengan pembuatan pertanyaan pada satu lembar kertas. Semua siswa tampak antusias membuat pertanyaan sekaligus melempar pertanyaan tersebut ke teman lain. Begitu juga dengan siswa yang mendapat lemparan bola kertas, mereka juga tampak begitu antusias untuk menjawabnya. Pada tahap ini, guru hanya mengarahkan kepada siswa agar jalannya pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Karena waktu yang tidak memungkinkan, kegiatan pelemparan bola kertas tidak dapat dilakukan oleh seluruh siswa. Kegiatan ini berlansung kurang lebih 20 menit. d) Pada tahap evaluasi di kegiatan inti, guru meminta kepada siswa yang menjawab pertanyaan untuk membandingkan jawabannya kepada pemilik soal. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai soal-soal yang terdapat dalam bola kertas. Setelah membahas soal, guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami pada hari ini. Pada saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, siswa nampak begitu antusias. Sehingga kegitan inti dari hari ini berlangsung lama, yaitu sekitar kurang lebih 20 menit. e) Di akhir pembelajaran, guru belum dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan karena waktu tidak cukup. Pada kegiatan ini guru hanya memberikan motivasi untuk belajar guna menghadapi tes aksir siklus II yang akan dilaksanakan setelah sholat dzuhur berjama’ah. Sebenarnya untuk pertemuan kali ini sudah tidak ada lagi pelajaran, karena jam untuk pelajaran matematika berada tepat pada jam terakhir. Namun, oleh pihak sekolah meminta kepada siswa khususnya kelas VII A untuk tetap mengikuti tes yang akan dilakukan oleh peneliti. Setelah memberikan motivator, kegiatan pembelajaran ditutup dengan ucapan salam. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 5 menit. 3) Pertemuan ketiga (Sabtu, 7 Juni 2015 jam 12.30-13.50 WIB). Pada pertemuan kali ini, pertama kali yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam. Kemudian guru memberikan ucapan terima kasih kepada siswa karena kesediaannya untuk tetap berada di sekolah. Hal ini dilakukan juga sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri serta menghilangkan rasa jenuh terhadap mata pelajaran matematika. Sebelum tes dimulai, guru meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan meminta tolong kepada salah satu siswa (AN) untuk membantu guru dalam pembagian lembar jawaban, kemudian disusul dengan pembagian soalnya. Soal yang diberikan guru juga tidak terlalu banyak, guru hanya membuat tiga soal dari bahasan yang dianggap sulit oleh siswa. Dalam pelaksanaannya, siswa terlihat tetap semangat, bahkan ada siswa yang dapat menyelesaikannya lebih awal dari waktu yang telah diberikan guru untuk
mengerjakan soal (kurang lebih 60 menit) tersebut. Di akhir tes, guru memberikan ucapan selamat kepada siswa dan memberikan informasi bahwa hasil yang mereka peroleh bisa diketahui setelah ujian akhir semester selesai. Guru juga meminta kepada siswa yang dijadikan subyek wawancara untuk dapat dimintai keterangannya mengenai pembelajaran yang telah diterapkan guru selama siklus ke II ini pada saat pemberitahuan tentang hasil yang diperoleh siswa nanti. Kemudian guru mengucapkan salam. Hasil observasi Hal-hal yang dianalisis pada siklus II terbagi ke dalam dua bagian, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Perhitungan dari masingmasing analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 4) Analisis data kualitatif a. Hasil observasi guru Hasil observer dalam mengamati segala aktivitas guru selama proses pembelajaran secara rinci terdapat pada lembar observasi guru yang dapat dilihat di Lampiran 18. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, gambaran umum hasil observasi guru dalam penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru pada Pertemuan I No
Indikator
1 Menjelaskan rencana pembelajaran 2 Penyampaian informasi 3 Pengamatan 4 Pengevaluasian hasil belajar 5 Komunikasi, kesimpulan dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks 5 5 5 5 5 25 100%
Peng. I
Peng. II
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa taraf keberhasilan yang dilakukan oleh guru pada pertemuan pertama mencapai 100%, karena guru sudah melaksanakan semua indikator dan deskriptor dengan baik. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, gambaran umum hasil observasi guru bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru pada Pertemuan II
No
Indikator
1 Menjelaskan rencana pembelajaran 2 Penyampaian informasi 3 Pengamatan 4 Pengevaluasian hasil belajar 5 Komunikasi, kesimpulan dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks 5 5 5 5 5 25 100%
Peng. I
Peng. II
5 5 5 5 4 24 96% Sangat Baik
5 5 5 5 4 24 96% Sangat Baik
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa taraf keberhasilan yang dilakukan oleh guru pada pertemuan kedua mencapai 96%. Karena guru sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan baik, walaupun masih ada satu deskriptor yang belum dilaksanakan oleh guru yaitu di akhir kegiatan pembelajaran guru belum dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan . Hal ini disebabkan karena waktu telah habis. b. Hasil observasi siswa Hasil observer dalam mengamati segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio secara rinci terdapat pada lembar observasi siswa yang dapat dilihat di Lampiran 19. Sedangkan hasil observasi siswa akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama, gambaran umum hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa pada Pertemuan I No
Indikator
1 Memahami rencana pembelajaran 2 Pengamatan dan pemahaman materi 3 Keaktifan, pelaksanaan dan komunikasi 4 Penilaian, ketelitian dan komunikasi 5 Komunikasi dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks.
Penga mat I
Pengama t II
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
5 5 5 5 5 25 100% Sangat Baik
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa taraf keberhasilan yang dilakukan oleh siswa pada pertemuan pertama mencapai 100%. Karena siswa sudah melaksanakan semua indikator dan deskriptor dengan baik. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, gambaran umum hasil observasi siswa dalam penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan II No
Indikator
1 Memahami rencana pembelajaran 2 Pengamatan dan pemahaman materi 3 Keaktifan, pelaksanaan dan komunikasi 4 Penilaian, ketelitian dan komunikasi 5 Komunikasi dan tugas Total Skor Presentase Skor Rata-rata (SR) Taraf Keberhasilan
Skor maks.
Penga mat I
Pengama t II
5 5 5 5 5 25 100%
5 5 5 5 4 24 96% Sangat Baik
5 5 5 5 4 24 96% Sangat Baik
Dari Tabel 4.11 dapat disimpulkan hasil observasi siswa pada pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Semua indikator dan deskriptor sudah 96 % dilaksanakan siswa. 2) Di akhir kegiatan pada indikator komunikasi dan tugas dengan deskriptor ikut menyimpulkan materi diperoleh hasil bahwa siswa belum dapat ikut menyimpulkan tentang materi hari ini dikarenakan dari pihak guru juga tidak dapat menyimpulkannya dengan alasan waktu yang sudah habis untuk pelajaran matematika. c. Hasil catatan lapangan Disamping mengisi lembar observasi, pengamat juga mengisi catatan lapangan yang berisi hal-hal yang terjadi tetapi tidak terdapat pada lembar observasi. Hasil catatan lapangan selama proses pembelajaran secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 20. Sedangkan secara umum akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan pertama Hasil catatan lapangan dari pengamat I adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan diskusi dalam kelompok berlangsung baik. 2) Keseriusan siswa dalam membuat pertanyaan cukup baik. Mereka berlomba-lomba membuat pertanyaan sebaik mungkin dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan oleh guru. Hasil catatan lapangan dari pengamat II adalah sebagai berikut: 1) Proses diskusi kelompok berlangsung dengan baik. 2) Proses pelemparan bola kertas berjalan dengan baik. Pertemuan kedua
Hasil catatan lapangan dari pengamat I adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan diskusi dalam kelompok berlangsung baik. 2) Keseriusan siswa dalam membuat pertanyaan cukup baik. Hasil catatan lapangan dari pengamat II adalah sebagai berikut: 1) Proses diskusi kelompok berlangsung dengan baik. 2) Proses pelemparan bola kertas berjalan dengan baik. 3) Waktu yang dibutuhkan guru untuk mengajar kurang banyak, sehingga dalam setiap kali pertemuan maksimal hanya 5-10 siswa saja yang mendapatkan kesempatan untuk melempar dan menjawab pertanyaan bola kertas. d. Hasil wawancara Wawancara dilakukan setelah siswa menyelesaikan ujian akhir semester. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam mempersiapkan ujian akhir semester. Subyek wawancara masih tetap sama seperti pada siklus I. dengan cara ini peneliti akan lebih mengerti perkembangan pemahaman siswa terhadap materi bangun datar segitiga. Adapun hasil wawancara secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 25. Sedangkan hasil wawancara secara umum akan dijelaskan sebagai berikut: 1. AM mengatakan bahwa di siklus II ini telah memahami lebih jauh tentang materi segitiga. 2. UK mempunyai pendapat yang sama dengan wawancara pada siklus I, yaitu pembelajaran dengan penilaian portofolio agak begitu berat, karena tugas-tugas yang dibutuhkan untuk dokumen portofolio begitu banyak. Namun dia senang dengan metode snowball throwing yang dipakai peneliti. 3. AN, RS, dan HL mengucapkan banyak terima kasih kepada guru. Melalui metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio, mereka bisa lebih giat belajar serta tidak mengalami kepasifan selama proses pembelajaran berlangsung. Mereka jug mengakui kalau penilaian portofolio itu membutuhkan waktu ekstra, akan tetapi dari itu semua mereka dapat memperoleh hasil yang maksimal dari usahanya. 4. EK juga merasakan hal yang sama dengan RS, AN, dan HL. Dia juga menyadari bahwa dengan snowball throwing, dia dapat lebih mengeksplorasikan keinginannya serta dapat berbagi pengalaman, khususnya dengan teman kelompok, dan umumnya dengan teman sekelas. Dia juga menambahkan bahwa dengan pembelajaran seperti ini, bisa lebih memberanikan siswa untuk mengeluarkan bendapat. 5) Analisis data kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu dokumen portofolio siswa dan hasil tes akhir siklus I. Adapun penjelasan mengenai data kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Hasil portofolio siswa Dokumen portofolio siswa diperoleh dari Lembar Kerja Siswa (LKS), Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar. Pada siklus kedua ini, peneliti hanya meminta kepada siswa untuk mengumpulkan dokumen portofolio satu kali. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan portofolio siswa pada siklus II sudah memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. Karena dari hasil portofolio siswa, hampir semua siswa mendapatkan skor lebih dari ketentuan yang berlaku, hanya dua siswa yang tidak mencapai ketentuan tersebut. Presentase keberhasilan portofolio mencapai 95,34% dari 43 siswa. b. Hasil tes akhir siklus II Tes akhir siklus dilaksanakan pada akhir siklus II setelah penerapan pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio selesai. Tes terdiri dari 3 soal uraian yang dapat dilihat pada Lampiran 23. Soal tes harus diselesaikan siswa selama 60 menit. Adapun hasil tes akhir siklus I secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 22. Paparan hasil analisis tes secara umum adalah sebagai berikut. Tabel 4.13 Hasil Tes Akhir Siklus II No 1 4 5 6
Hasil Tes Akhir Siklus Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan (%)
Jumlah 80,39 38 5 88,37%
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tes akhir pada siklus II sudah memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada siswa yang tidak tuntas dalam tes akhir siklus dengan ditunjukkan presentase keberhasilan tes mencapai 88,37% dari 43 siswa. c. Penggabungan hasil portofolio dengan hasil tes akhir siklus II Taraf keberhasilan tindakan dari aspek siswa ditentukan melalui hasil penggabungan portofolio dengan tes akhir siklus dan diambil rata-rata dari keduanya. Penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio pada bahasan bangun datar segitiga dikatakan berhasil apabila dalam penggabungan ini diperoleh data bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 lebih dari 75% dari jumlah siswa. Adapun hasil penggabungan nilai portofolio dengan nilai tes akhir siklus II secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 24. Secara umum, akan dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Penggabungan Nilai Portofolio dan Nilai Tes Akhir Siklus II No 1 2 3 4
Penggabungan Nilai Portofolio dan Nilai Tes Akhir Siklus II Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan (%)
Skor 83,28 37 6 86,05%
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio sudah seperti yang diharapkan oleh peneliti, karena telah memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah. Selain itu, hasil ini juga menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami serta menyelesaikan soal matematika sudah meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada siswa yang tidak tuntas dengan ditunjukkan presentase keberhasilan mencapai 86,05% dari 43 siswa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II sudah berhasil. 6) Pengecekan keabsahan data Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Derajat kepercayaan (credibility) Derajat yang dilakukan peneliti adalah: Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara terusmenerus. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara membaca keseluruhan catatan hasil penelitian yang dibantu oleh dua orang pengamat yaitu Bapak Ali Mustofa (guru matematika kelas VII SMP Islam 02 Pujon) sebagai pengamat I dan Eko Hariyanto (teman sejawat) sebagai pengamat II. Triangulasi Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Dalam hal ini, data yang diperoleh dari lembar observasi akan dicek dengan hasil wawancara, hasil belajar siswa, dan catatan lapangan. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio mencapai 96%. Sedangkan observasi terhadap aktivitas siswa mencapai 96%. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa siswa sangat senang dengan metode pembelajaran snowball throwing dengan penilaian portofolio. Hal ini dapat dilihat dari penggabungan portofolio siswa dengan hasil tes akhir siklus II, yang menunjukkan bahwa 86,05% siswa telah tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan hasil catatan lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari keadaan saat proses pembelajaran yang sangat kondusif. Dari hasil triangulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil. Pemeriksaan sejawat
Pemerikasaan sejawat dalam hal ini dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian oleh peneliti dengan kedua pengamat. Dari hasil diskusi secara informal peneliti memperoleh masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian, sehingga untuk memberi tindakan yang berikutnya peneliti bisa lebih memperbaikinya. b. Keteralihan (transferability) Dalam hal ini, yang dilakukan peneliti adalah memaparkan laporan penelitian secara rinci, teliti, jelas dan sistematis, sehingga hasil penelitiannya dapat dipahami orang lain. Teknik keteralihan (transferability) dalam penelitian ini berupa paparan data pada pelaksanaan siklus II. c. Kebergantungan (dependability) Dalam penelitian kualitatif, pengecekan keabsahan data dengan kriteria kebergantungan (dependability) dapat dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan sendiri proses penelitian di lapangan untuk mendapatkan data yang dibuktikan dengan surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari kepala SMP Islam 02 Pujon. d. Kepastian (confirmability) Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian dilakukan dengan memastikan apakah hasil temuan itu benar-benar berasal dari data. Dalam hal ini, yang dilakukan peneliti adalah meminta kedua pengamat untuk menguji apakah hasil penelitian sesuai dengan proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio. Dari pengujian seperti ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa merupakan efek dari proses yang dilakukan. Refleksi Berdasarkan hasil tes, portofolio, observasi, dan catatan lapangan yang diperoleh pada siklus II, maka akan dilakukan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan diberikan. adapun hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh pengamat I dan II menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan sangat baik. 2) Hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh pengamat I dan II, menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan indikator dan deskriptor dengan sangat baik. 3) Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh pengamat I dan II dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar sudah maksimal. Hal ini bisa dilihat pada saat pembelajaran, siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga situasi pembelajaran terlihat sangat kondusif.
4) Hasil penggabungan tes akhir siklus I dengan portofolio siswa diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas dalam belajar mencapai 37 siswa dari 43 siswa. Dengan kata lain, siswa telah tuntas dalam pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio. 5) Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek wawancara dapat diketahui bahwa siswa sangat senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan meode snowball throwing dengan penilaian portofolio dalam pembelajaran siklus II sudah mencapai target yang diinginkan oleh peneliti, karena sudah memenuhi kriteria SKMB (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang telah ditetapkan sekolah yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika siswa yang mendapat nilai ≥ 65 lebih dari 75% dari jumlah siswa. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada siswa yang tidak tuntas dengan ditunjukkan presentase keberhasilan mencapai 86,05% dari 43 siswa. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami serta menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan segitiga sudah meningkat. Sehingga bisa disimpulkan bahwa siklus II sudah dikatakan tuntas dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Snowball throwing dengan Penilaian Portofolio Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pratindakan melalui observasi terhadap keadaan sekolah, yang dilanjutkan dengan wawancara dengan guru matematika. Dari hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa mayoritas keadaan siswa kelas VII A cenderung lebih aktif dibandingkan kelas VII B. Keaktifan ini bukan memperlihatkan keseriusan siswa dalam pembelajaran, melainkan siswa lebih aktif dengan kegiatan yang lain, sehingga peneliti memilih kelas tersebut sebagai subyek penelitian. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti merencanakan pembelajaran yang menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio. Hal ini dilakukan peneliti agar keaktifan siswa yang tidak mendukung pembelajaran dapat dimaksimalkan sehingga pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dapat tercapai. Pada proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio, peneliti melakukan penelitian dengan dua siklus. Siklus pertama dilakukan dengan dua kali pertemuan, dan siklus kedua juga dilakukan dengan dua kali pertemuan. Pada tiap pertemuan, peneliti membagi pembelajaran ke dalam tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir.
Pada awal pembelajaran, peneliti memulai kagiatan dengan memberikan motivasi kepada siswa. Pemberian motivasi dilakukan agar siswa lebih siap untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan berlangsung. Peneliti juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari tersebut. Penyampaian tujuan pembelajaran berfungsi agar siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang diinginkan peneliti, sehingga siswa akan lebih fokus pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk menggali pengetahuan siswa, guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali tentang materi-materi sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari, supaya pengetahuan yang diperoleh siswa menyatu dengan pengetahuan yang dimilikinya, dan membentuk suatu pemahaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hiebert (dalam Usman, 2001:11) yang menyatakan bahwa pemahaman adalah keadaan pengetahuan ketika informasi matematika baru dihubungkan tepat dengan pengetahuan yang telah ada. Pada tahap inti, peneliti meminta siswa untuk menempati kelompoknya masing-masing yang sudah dibentuk pada saat observasi awal. Pelaksaanaan pembelajaran melalui metode snowball throwing dengan penilaian portofolio dilaksanakan dengan mengacu pada tahapan-tahapan metode snowball throwing yang dikemukakan oleh Kisworo (2008:11), yaitu; (1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan, (2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, (3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, (4) masing-masing siswa diberi satu lembar kertas untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, (5) kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit, (6) setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, (7) guru memberikan kesimpulan, dan (8) evaluasi. Demi kelancaran pembelajaran melalui metode snowball throwing dengan penilaian portofolio guru memberikan LKS untuk dijadikan sebagai tugas individu dalam pengumpulan dokumen portofolio dan tugas kelompok dalam pelaksanaan metode snowball throwing. Dalam melakukan penilaian terhadap karya siswa, guru menggunakan penilaian portofolio. Dimana penilaian ini dilakukan agar tumbuh rasa saling percaya antara guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian portofolio yang dikemukakan oleh Majid (2008:202), antara lain; (1) saling percaya (mutual trust) antar siswa dan guru, (2) kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa, (3) milik bersama (join ownership) antara guru dan siswa,
(4) kepuasaan (satisfaction), (5) kesesuaian (relevance), dan (6) penilaian proses dan hasil. Di akhir pembelajaran, guru meminta seluruh pekerjaannya untuk dikumpulkan ke dalam suatu map. Dokumen yang digunakan untuk melengkapi portofolio terdiri dari Lembar Kerja Siswa (LKS), Pekerjaan Rumah (PR), dan jurnal belajar. Untuk melengkapi dokumen portofolio, guru juga memberikan beberapa tugas rumah kepada siswa. Kegiatan ini berlangsung selama proses pembelajaran mulai dari siklus I sampai ke siklus II. 1. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan hasil belajar siswa pada tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II, dapat diketahui dengan jelas bahwa siswa mengalami peningkatan pemahaman pada pokok bahasan bangun datar segitiga. Hal ini ditunjukkan dengan cara siswa menyelesaikan terhadap soal yang membahas tentang jenis, besar sudut, serta luas segitiga. Pada soal tes akhir siklus I, soal-soal tersebut tidak bisa diselesaikan dengan benar oleh siswa. Sedangkan pada tes akhir siklus II siswa sudah dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar, meskipun soal telah dibuat agak bervariasi. Peningkatan ini bisa dilihat pada AN, HL, dan RS yang mempunyai kompetensi rendah. Mereka mengalami peningkatan yang sangat signifikan, meskipun hasil itu masih belum maksimal jika dibandingkan dengan EK yang mempunyai kompetensi sedang. Melalui metode snowball throwing, siswa juga mengalami peningkatan pemahaman, sebab dengan berkelompok akan menghasilkan perbedaan pemahaman, sehingga mereka menemukan suatu penjelasan lebih mendalam. Selain itu pada saat pelemparan bola kertas yang berisi pertanyaan mereka juga akan mendapatkan pemahaman yang lebih sempurna, sehingga dapat dipastikan semua siswa akan mengalami peningkatan pada belajarnya. Sedangkan melalui portofolio, selain dari pihak guru, siswa juga dapat belajar serta mengukur kemampuannya sendiri. Seperti yang dijelaskan Karim (dalam Kristina, 2006:19) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penting yang disajikan dalam suatu portofolio adalah portofolio dapat memungkinkan guru untuk mengakses perkembangan pemahaman siswa terhadap suatu pelajaran. Dengan mengetahui kemampuan yang dimilikinya, siswa lebih termotivasi untuk belajar, sehingga akan menanamkan sebuah pemahaman pada diri siswa. 2. Hasil Belajar Siswa Proses evaluasi terhadap siswa dilakukan melalui penilaian proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi yang berpedoman pada lembar observasi, sedangkan untuk penilaian hasil dilakukan dengan tes pada setiap akhir siklus dan hasil portofolio siswa yang diambil rata-ratanya untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran.
Hasil belajar siswa menurut rata-rata kelas dapat dikatakan berhasil. Hasil ini dapat dilihat pada hasil tes akhir siklus I, siklus II, serta penggabungan dengan hasil portofolio siswa. Pada siklus I dari 43 siswa diperoleh data bahwa siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 sebanyak 19 siswa dengan rata-rata kelas 59,41. Sehingga dapat dikatakan hanya sekitar 44,19% siswa sudah tuntas dan telah memahami materi segitiga. Sedangkan pada siklus II, dari 43 siswa diperoleh data bahwa siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 sebanyak 37 siswa dengan rata-rata kelas 83,28, sehingga dapat dikatakan 86,05% siswa sudah tuntas dan telah memahami materi segitiga. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan dan nilainya sudah sesuai dengan target yang diinginkan oleh peneliti maupun sekolah. Simpulan Dari data yang diperoleh pada bab IV, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII A SMP 1 Sape Tahun Pelajaran 2015/2014 terhadap materi bangun datar segitiga. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata dari siklus I ke siklus II. 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan lembar observasi siswa pada siklus I kurang maskimal. Terlihat pada perhitungan presentase terhadap kualitas pembelajaran pada pengajaran siklus I mencapai 92%. Sedangkan pada pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96%, sehingga dapat disimpulkan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang baik dari siklus I ke siklus II. 3) Hasil belajar siswa melalui metode snowball throwing dengan penilaian portofolio sudah memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum) yang berlaku di sekolah, yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika siswa yang mendapat nilai ≥ 65 lebih dari 75% dari jumlah siswa. Hal ini terlihat pada siklus II yang menunjukkan bahwa dari jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada siswa yang tidak tuntas dengan ditunjukkan presentase keberhasilan mencapai 86,05% dari 43 siswa. 4) Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 subyek penelitian ditemukan informasi bahwa pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio positif, artinya siswa senang, aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Saran Berdasarkan paparan data dan pembahasan, peneliti menyarankan kepada berbagai pihak, sebagai berikut: 1) Bagi lembaga Lembaga yang bersangkutan hendaknya dapat membuat dan merumuskan kebijakan atau kurikulum yang tepat dan sesuai dengan kepribadian serta kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. 2) Bagi guru matematika Metode snowball throwing dengan penilaian portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa. 3) Untuk peneliti berikutnya Disarankan agar lebih mengembangkan pembelajaran menggunakan metode snowball throwing dengan penilaian portofolio pada pelajaran lainnya. Daftar Pustaka Abin, Syamsudin Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta Bahri, Djamarah S dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Barnawi . (2012). Be A Great Teacher : 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Ar-Ruzz Medi Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. (2008).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ibrahim, M. dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa. Isjoni. Cooperative Learning, EfektivitasPembelajaran Kelompok.Bandung: Alfabeta M. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Muhibbin, Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhibin, Syah. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Permana. J dan Sumantri, M. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: FKIP IKIP Padang
Ruseffendi, E.T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan Bandung: Tarsito. Ajeng Perdani, 2015 Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Sanjaya, Wina (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Grup Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Wacana Prima Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung:JICA UPI Bandung. Sukmadinata ,Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumaatmadja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung:Bumi Aksara Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung:CV Wacana Prima Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning dan Aplikasi PIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tabrani R. (1996). Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Amanah Duta To, K. (1996). Mengenal Analisis Tes, Pengantar kepada Program Komputer ANATES. Bandung: FIP IKIP Bandung 85 Ajeng Perdani, 2015Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu Uno Hamzah, 2011. Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, Bandung: Bumi Aksara.