Majalah Martono Farmasi Indonesia, 16 (1), 45 – 50, 2005 Sudibyo
Kekuatan penghambatan beberapa senyawa turunan metoksifenil terhadap aktivitas in vitro GST kelas mu Inhibitory potency of some methoxyphenyl derivatives compounds on class mu GST activity in vitro Sudibyo Martono
Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UGM
Abstrak Senyawa turunan metoksifenil kurkumin, asam ferulat, dan indometasin telah dilaporkan memiliki aktivitas sebagai inhibitor glutation Stransferase (GST). Hasil degradasi kurkumin adalah vanilin dan asam ferulat, keduanya juga masih memiliki gugus metoksifenil pada strukturnya. Hingga beberapa tahun terakhir ini, belum ada informasi tentang pengaruh senyawa turunan metoksifenil seperti vanilin, dimetilkurkumin, dan etil p-metoksisinamat terhadap aktivitas GST. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kekuatan penghambatan aktivitas GST kelas mu yang diisolasi dari hati tikus dengan/tanpa induksi fenobarbital secara in vitro oleh senyawa-senyawa turunan metoksifenil yaitu kurkumin, dimetilkurkumin, vanillin, indometasin, etil p-metoksisinamat, dan asam ferulat. Aktivitas GST diukur secara spektrofotometri pada reaksi konjugasi antara 1,2-dikloro-4nitrobenzena (DCNB) dan glutation (GSH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan penghambatan aktivitas GST (urutan menurun) baik pada GST dengan/tanpa induksi fenobarbital adalah: kurkumin, dimetilkurkumin, vanillin, indometasin, etil p-metoksisinamat, dan asam ferulat. Kata kunci : senyawa turunan metoksifenil, aktivitas glutation S-transferase.
Abstract Methoxy phenyl derivative’s compounds i.e. curcumin, ferulic acid, and indomethacin have been reported to have inhibitory effects on rat’s liver glutathione S-transferases (GST) activity. Vaniline and ferulic acid have been known as degradation products of curcumin, and still have methoxy phenyl groups on the structures. Until the recent years, there is no information concerning the influences of methoxy phenyl derivative’s compounds i.e. vaniline, dimethylcurcumin and ethyl-p-methoxycinnamate on GST-activity. The aim of this research is to study the correlation of the inhibitory activity of class mu GST isolated from uninduced and phenobarbital-induced rat liver cytosol by curcumin, dimethylcurcumin, vaniline, indomethacin, ethyl pmethoxycinnamate, and ferulic acid. GST activity was measured spectrophotometrically on the conjugation of DCNB and GSH. The results showed that the inhibitory activity of mu class GST in uninduced or phenobarbital-induced rat liver GST were decreasing as follow : curcumin, dimethylcurcumin, vaniline, indomethacin, ethyl p-methoxycinnamate, and ferulic acid. Key words: methoxyphenyl activity.
Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1), 2005
derivative’s
compounds,
glutathione
S-transferases
45
Kekuatan penghambatan………
Pendahuluan Glutation S-transferase (GST) merupakan sekelompok enzim multifungsi yang memiliki peran penting dalam mengkatalisis reaksi konjugasi antara glutation (GSH) dengan senyawa-senyawa elektrofilik menghasilkan perlindungan makromolekul seluler dari xenobiotik (Hsieh et al., 1999). GST dijumpai dalam fraksi sitosol kebanyakkan sel dan organ tubuh seperti hati, ginjal, paru, dan usus halus (Commandeur et al., 1995). Berdasarkan kesamaan sekuen asam amino penyusunnya, titik isoelektrik,dan aktivitas imunologik, GST pada mamalia dapat digolongkan menjadi enam kelas isoenzim yaitu: alpha, mu, dan pi (Mannervik et al., 1985), theta (Meyer et al., 1991), sigma (Meyer dan Thomas, 1995), dan zeta (Board et al., 1997). GST kelas mu menunjukkan kespesifikannya dengan substrat 1,2-dikloro-4nitrobenzena, DCNB (Mannervik dan Danielson, 1988). Apabila fungsi dalam tubuh GST mengalami penghambatan oleh suatu inhibitor, maka secara toksikologi memiliki arti penting. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan toksisitas obat yang diberikan bersama inhibitor tersebut, utamanya bila detoksifikasi obat yang bersangkutan melalui peran enzim GST yang mengalami penghambatan (Ahokas et al., 1985). Para peneliti terdahulu telah melaporkan bahwa senyawa-senyawa turunan metoksifenil berikut ini mampu menghambat aktivitas GST: asam ferulat (Das et al., 1984), indometasin (Hall et al., 1989), dan kurkumin (Oetari et al., 1996; Sudibyo, 1996; Sudibyo, 2000). Vanilin dan asam ferulat diketahui merupakan hasil degradasi kurkumin dalam lingkungan alkali dan karena pengaruh cahaya (Tonnesen and Karlsen, 1985). Kedua senyawa tersebut juga masih memiliki gugus metoksifenil pada strukturnya, demikian juga dimetilkurkumin dan etil p-metoksisinamat. Namun, hingga saat penelitian dilakukan belum ada informasi tentang pengaruh vanilin, dimetilkurkumin dan etil p-metoksisinamat terhadap aktivitas GST. Permasalahan : benarkah senyawa turunan metoksifenil seperti dimetilkurkumin, vanilin, dan etil p-metoksisinamat juga memiliki kemampuan menghambat aktivitas GST ? Bagaimana kekuatan penghambatannya terhadap aktivitas GST bila dibandingkan dengan
Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1), 2005
kekuatan kurkumin, asam ferulat, dan indometasin ? Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan kekuatan penghambatan aktivitas GST kelas mu hati tikus jantan menggunakan substrat DCNB oleh beberapa senyawa turunan metoksifenil berikut ini : kurkumin, dimetilkurkumin, vanilin, indometasin, etil p-metoksisinamat, dan asam ferulat. Arti penting penelitian ini adalah: apabila benar senyawa-senyawa tersebut di atas menghambat aktivitas GST, maka penggunaannya dalam makanan ataupun pengobatan harus mendapat perhatian serius. Hal tersebut mengingat bahwa GST sangat diperlukan bagi perlindungan tubuh melalui perannya sebagai katalis enzimatik pada detoksifikasi senyawa elektrofilik yang masuk ke dalam tubuh lewat konjugasi dengan GSH. Metodologi Bahan
Kurkumin, dimetilkurkumin (hasil sintesis Sudibyo, 2000). Etil p-metoksi-sinamat. Vanilin (Janssen Chimica), glutation (GSH) (reduced), asam ferulat, indometasin, natrium fenobarbital dan bovine serum albumin (Sigma Chemical Co). 1,2dikloro-4-nitrobenzena (DCNB) (Aldrich). Dimetilsulfoksida, metanol, etanol, kalium dihidrogen fosfat, dan dikalium hidrogen fosfat (E. Merck). Tikus putih (Strain Wistar) dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi UGM, Tip pipet berbagai ukuran. Alat
Spektrofotometer Genesys-5 Milton Roy (USA), pH Meter TOA HM-60S, ultra sentrifugator (Hitachi SCP 85H), neraca elektrik (Shimadzu, type LS-6DT) dan delivery pipet (Gilson). Cara Penelitian Penyiapan fraksi sitosol yang mengandung (enzim) glutation S-transferase (GST) dari hati tikus dengan/tanpa induksi fenobarbital.
Tikus jantan (strain Wistar, berat 200-220 g) ditempatkan dalam kelompok kandang pertama (5 ekor) dengan makanan pelet. Tikus diberi minum larutan natrium fenobarbital 0,1 % b/v dalam air selama 7 hari ad libitum. Lima ekor tikus kelompok ke dua ditempatkan dalam kandang dengan diberi minum air leideng ad libitum dan makanan pelet selama 7 hari. Setelah selesai perlakuan, kedua kelompok tikus tersebut dipuasakan 24 jam sebelum
46
Sudibyo Martono
dibunuh dan diambil hatinya untuk penyiapan fraksi sitosol yang mengandung enzim GST dengan metode sentrifugasi bertingkat menurut Lundgren et al.,(1987). Kadar protein dalam GST ditetapkan secara spektrofotometri menggunakan bovine serum albumin sebagai baku (Bradford, 1976). Fraksi sitosol yang diperoleh disimpan pada suhu -80 0C sampai saat digunakan. Untuk percobaan aktivitas GST dari hati dengan/tanpa induksi fenobarbital digunakan campuran inkubasi sebagai berikut: (modifikasi Habig et al., 1974).
Ke dalam kuvet 1 mL, masukkan10,0 µL fraksi sitosol (GST-N atau GST-PB kadar protein tertentu yang menghasilkan rate linier), 75,0 µL GSH (50 mM dalam akuades), 15,0 µL DCNB (50 mM dalam etanol), dan terakhir tambahkan bufer fosfat 0,1 M pH 7,5 hingga 750,0 µL. Selanjutnya, campuran reaksi tersebut direkam peningkatan serapannya (yang merupakan produk konjugat GSCNB yang terbentuk) pada λ 345 nm dari menit ke 0 hinga ke 3 pada suhu kamar. Hasil rekaman berupa rate (= ∆ serapan per menit). Catatan : GST-N = GST yang disolasi dari hati tikus tanpa induksi, GST-PB = GST yang disolasi dari hati tikus yang diinduksi induksi fenobarbital. Penentuan IC50 (konsentrasi senyawa uji yang menghasilkan 50 % penghambatan aktivitas GST hati tikus dengan/tanpa induksi fenobarbital).
Dilakukan seperti pada butir 2), tetapi dengan penambahan kurkumin, atau dimetilkurkumin, atau vanilin, atau asam ferulat, atau etil pmetoksisinamat atau indometasin yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai (masing-masing 5 macam konsentrasi), diinkubasi selama 4 menit pada suhu kamar (terlindung dari cahaya khusus untuk kurkumin dan dimetilkurkumin) sebelum penambahan DCNB (larutan dalam etanol). Untuk setiap konsentrasi, diulangi sebanyak 4 kali pengukuran serapan hasil inkubasi. Hasil akhir dinyatakan sebagai rata-rata dari 4 kali pengulangan.
Analisis hasil
Dari reaksi konjugasi antara GSH dengan DCNB yang masing-masing dikatalisis oleh GST-N atau GST-PB yang terdapat dalam fraksi sitosol hati tikus diperoleh rate = ∆ serapan/menit. Aktivitas GST tanpa penambahan senyawa uji (Vo) dan dengan penambahan senyawa uji (Vi) diperoleh menggunakan rumus :
Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1), 2005
V0 = rate / ∆ ε GS-CNB x tebal larutan dalam kuvet / kadar protein enzim dalam mg per ml. Dengan cara yang sama seperti pada penghitungan V0., dapat dihitung nilai Vi menggunakan rate yang dihasilkan dari reaksi konjugasi setelah campuran inkubasi diberi senyawa uji yaitu: kurkumin, atau dimetil-kurkumin, atau vanilin, atau asam ferulat, atau etil p-metoksisinamat atau indometasin. Diketakui nilai ∆ ε GS-CNB = 8,5 mM-1. cm-1 Selanjutnya nilai % inhibisi dihitung dengan rumus :
% inhibisi =
V0 − Vi × 100 % V0
Kemudan dibuat persamaan garis regresi linier yang menyatakan hubungan antara seri konsentrasi senyawa uji vs % inhibisi yang dihasilkan pada taraf kepercayaan 95 % dan ditentukan nilai koefisien korelasinya (r). Nilai IC50 diperoleh dengan menggunakan persamaan garis regresi linier tersebut (Fitzpatrick ., 1995).
Hasil Dan Pembahasan Hasil perhitungan aktivitas GST, % inhibisi dan nilai IC50 disajikan pada Tabel I. Untuk menyatakan kekuatan inhibisi, dibuat klasifikasi sesuai pada Sudibyo (2000) yaitu: Nilai IC50 : < 15 µM dinyatakan sebagai inhibitor kuat, 15 hingga 30 µM dinyatakan sebagai inhibitor menengah, 30 - 50 µM dinyatakan sebagai inhibitor lemah, dan > 50 µM dinyatakan sebagai inhibitor sangat lemah. Pada penelitian ini, senyawa-senyawa kurkumin, dimetilkurkumin, vanilin dan indometasin ternyata menunjukkan nilai IC50 < 51 µM (pada GST-N) dan < 70 µM (pada GSTPB). Nampaknya gugus karboksilat pada asam ferulat dan gugus etil ester (pada etil-pmetoksisinamat) melemahkan kekuatan senyawa uji sebagai inhibitor GST, terlihat dari nilai IC50 yang jauh lebih besar (> 160 µM) dibanding ke empat senyawa uji yang lain (Tabel I). Dari hasil penelitian ini (dengan memperhatikan nilai IC50), terlihat bahwa senyawa-seyawa turunan metoksifenil utamanya: kurkumin merupakan inhibitor kuat dan dimetilkurkumin merupakan inhibitor menengah terhadap enzim GST. Vanilin memiliki efek penghambatan lemah terhadap aktivitas enzim GST, sedangkan indometasin, etil-p47
Kekuatan penghambatan………
Tabel I. Nilai koefisien korelasi, r (hubungan konsentrasi senyawa uji vs % inhibisi) dan nilai IC50 (µM) dari senyawa uji pada penghambatan aktivitas GST dengan/tanpa induksi fenobarbital pada reaksi konjugasi DCNB dan GSH. GST Senyawa uji
Tanpa induksi
Induksi fenobarbital
Kur.
5 kons. (µM) 2,0 – 20,0
r 0,990
IC50 (µM) 8,7
5 kons. (µM) 2,0 – 20,0
r 0,979
IC50 (µM) 11,8
Dimekur.
2,0 – 20,0
0,902
14,4
2,0 – 20,0
0,847
19,2
Vanilin
20,0 – 60,0
0,992
44,5
20,0 – 60,0
0,982
47,1
Indomts.
20,0 – 60,0
0,986
50,9
20,0 – 60,0
0,998
69,1
Eps
50,0 – 250,0
0,942
163,6
50,0 – 250,0
0,998
183,3
Af
50,0 – 250,0
0,990
203,9
50,0 – 250,0
0,959
238,2
Keterangan : Kur. = kurkumin ; Dimekur. = dimetilkurkumin ; Indomts. = indometasin ; Eps. = etil-p-metoksisinamat ; Af. = asam ferulat
metoksisinamat dan asam ferulat merupakan inhibitor sangat lemah terhadap enzim GST. Pada penelitian terdahulu menggunakan 1-kloro-2,4-dinitrobenzen (CDNB) yang dikenal sebagai substrat umum (general substrate) enzim GST (Mannervik et al., 1985), telah dilaporkan oleh Das et al. (1984) bahwa asam ferulat merupakan inhibitor sangat lemah GST dengan nilai IC50 = 220 µM. Obat antiinflamasi indometasin dilaporkan memiliki sifat sangat lemah sebagai inhibitor enzim GST dengan nilai IC50 > 300 µM (Flatgaard et al., 1993), sedangkan kurkumin dilaporkan sebagai inhibitor kuat enzim GST dari hati tikus yang diinduksi β-naftoflavon, fenobarbital, dan pirazol berturut-turut dengan nilai IC50 = 21, 10, dan 12 µM (Oetari et al., 1996). Pada penelitian ini, salah satu senyawa uji adalah kurkumin. Senyawa ini sengaja diikutkan karena digunakan sebagai pembanding. Pada penelitian terdahulu pernah dilaporkan bahwa kurkumin terbukti memiliki potensi kuat sebagai inhibitor enzim GST hati tikus dengan substrat DCNB (Sudibyo, 1997; Sudibyo, 1999; Sudibyo, 2000). Peneliti terdahulu pernah juga melaporkan bahwa senyawa turunan metoksifenil yaitu 2,5-bis-(4-hidroksi-3-metoksi benzilidin) siklopentanon dan 2,6-bis-(4-hidroksi-3-metoksi benzilidin) sikloheksanon memiliki aktivitas sebagai inhibitor enzim GST hati tikus dengan
Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1), 2005
substrat DCNB, dan memiliki nilai IC50 berturut-turut adalah 2,9 dan 17,2 µM (Sudibyo dan Sugiyanti, 1998). Senyawa metoksifenil turunan kurkumin berikut ini ternyata bersifat sebagai inhibitor GST hati tikus tanpa diinduksi dengan nilai IC50 sbb: Cur.4 (4-OH-3,5-dimetoksi kurkumin, IC50 = 25,7 µM); Cur.7 (4metoksi kurkumin, IC50 = 28,5 µM), dan Cur.9 (3,4,5-trimetoksi kurkumin, IC50 = 45,2 µM) (Sudibyo, 2000). Dari hasil penelitian ini terlihat pula ada peningkatan nilai IC50 (Tabel I) senyawa uji pada enzim GST yang berasal dari hati tikus tanpa induksi dibandingkan dengan enzim GST yang berasal dari hati tikus dengan induksi fenobarbital. Hal tersebut menandakan bahwa enzim GST hati tikus dapat diinduksi dengan fenobarbital seperti yang dilaporkan peneliti terdahulu (Vos et al., 1988; Igarashi et al., 1987). Menurut Vos et al. (1988) enzim GST yang mengalami peningkatan pada induksi dengan fenobarbital adalah GST kelas alpha dan kelas mu. Enzim GST yang digunakan pada penelitian ini diisolasi dari hati tikus jantan dewasa, dengan pertimbangan bahwa enzim GST yang berasal dari hati tikus jantan menunjukkan aktivitas lebih tinggi dibanding yang berasal dari tikus betina menggunakan substrat DCNB (Igarashi et al., 1985). Untuk alasan tersebut, maka pada penelitian ini
48
Sudibyo Martono
digunakan substrat spesifik enzim GST kelas mu yaitu DCNB (Igarashi et a.., 1985; Mannervik et al., 1985; Mannervik dan Danielson, 1988; Hayes dan Pulford, 1995). Dari serangkaian penelitian terdahulu (Das et al., 1984; Flatgaard et al., 1993; Oetari et al., 1996; Sudibyo, 1997; Sudibyo, 1999; Sudibyo, 2000), dan hasil penelitian ini, nampaknya gugus metoksifenil ikut berperan pada penghambatan aktivitas enzim GST, namun harus tetap diperhatikan gugus samping dari metoksifenil tersebut. Hal ini seperti terlihat pada kedua senyawa turunan metoksifenil yaitu asam ferulat dan etil-p-metoksisinamat yang memiliki potensi penghambatan aktivitas jauh lebih lemah dibanding ke empat senyawa turunan metoksifenil yang lain.
Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Senyawa-senyawa turunan metoksifenil yang diuji pada penelitian ini terbukti menghambat aktivitas GSTkelas mu dari hati tikus dengan/tanpa induksi fenobarbital. 2. Kekuatan penghambatan aktivitas GST kelas mu hati tikus (dengan urutan menurun) adalah sebagai berikut: kurkumin - dimetilkurkumin - vanilin - indometasin etil-p-metoksisinamat - asam ferulat. Ucapan Terima Kasih Disampaikan kepada Lembaga Penelitian UGM yang telah membiayai penelitian ini melalui Proyek DIKS-UGM dan Dr. Sugeng Riyanto,.M.S.,.Apt., atas pemberian etil-pmetoksisinamat.
Daftar Pustaka Ahokas, J.T., Nichols, F.A., Ravenscroff, P.J., and Emmerson, B.T., 1985, Inhibition of purified rat liver glutathione S-transferase isoenzymes by diuretics drugs, Biochem. Pharmacol., 34, 2157-2161. Bradford, M.M., 1976, A rapid and sensitive method of the quantitation of microgram quantities of protein utilizing the principle of protein-dye binding, Anal. Biochem, 72, 248 - 254. Board, P.G., Baker, R.T., Chelvanayagam, G., and Jermin, L.S., 1997, Zeta, a novel class of glutathione transferases in a range of species from plants to human, Biochem. J., 328, 929-935. Commandeur, J.N.M., Stijntjes G., and Vermeulen N.P.E., 1995, Enzymes and transport systems involved in the formation and disposition of glutathione S-conjugates, Pharmacol. Rev., 47, (2), 271-330. Das, M ., Bickers, D.R., and Mukhtar, H., 1984, Plant phenols as in vitro inhibitors of glutathione Stransferase, Biochem. Biophys. Res. Commun., 120 (2), 427 -433. Flatgaard, J.E., Bauer, K.E. and Kaufar, L.M., 1993, Isoenzyme specificity of novel glutathione Stransferase inhibitors, Cancer Chemother. Pharmacol., 33, 63-70. Fitzpatrick, P.J., Krag, T.O.B., Hojrup, P., and Sheehan, D., 1995, Characterization of a glutathione S-transferase and related glutahione-binding protein from gill of the blue mussel, Mytilus edulis, Biochem. J., 305, 145-150. Habig, W. H., Pabst, M.J., and Jakoby, W.B., 1974, Glutathione S-transferase, the fisrt enzymatic step in mercapturic acid formation, J. Biol. Chem., 249 (22), 7130-7139. Hall, A., Robson, C.N., Hickson, I.D., Harris, A.L., Proctor, S.J. and Cattan, A.R., 1989 Possible role of inhibition of glutathione S-transferase in the partial reversal of chlorambucil resistance by indomethacin in a chinese hamster ovary cell line, Cancer Res., 49, 62656268. Hayes, J.D. and Pulford, D.J., 1995, The glutathione S-transferase supergene family: regulation of GST and the contribution of isoenzymes to cancer chemoprotection and drug resistance, Crit. Rev. in Biochem. and Mol. Biol., 30 (6), 445-600.
Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1), 2005
49
Kekuatan penghambatan………
Hsieh, C.H., Liu, L.F., Tsai, S.P., and Tam, M.F., 1999, Characterization and cloning of avianhepatic glutathione S-transferases, Biochem. J., 343, 87-93. Igarashi, T., Satoh, T., Iwashita, K., Ono, S., Ueno, K., and Kitagawa, H., 1985, Sex difference in subunit composition of hepatic glutathione S-transferase in rats, J. Biochem., 98, 117-123. Igarashi, T., Irokawa, H., Ono, S., Ohmori, S., Ueno, K., and Kitagawa, H., 1987, Difference in the effects of phenobarbital and 3-methylcholanthrene treatment on subunit composition of hepatic glutathione S-transferase in male and female rats, Xenobiotica, 17 (2), 127-137. Lundgren, B., Meijer, J., and Depierre, J.W., 1987, Characterization of the induction of cytosolic and microsomal epoxide hydrolases by 2-ethylhexanoic acid in mouse liver, Drug Metab. Dispos., 15, 114 - 121. Mannervik, B., Alin, P., Guthenberg, C., Jensson, H., Tahir, M. K., Warholm, M., and Jornvall, H., 1985, Identification of three classes of cytosolic glutathione transferase common to several mammalian species: correlation between structural data and enzymatic properties, Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A., 82, 7202-7206. Mannervik, B. and Danielson, V.H., 1988, Glutathione transferase-structure and catalytic activity, CRC. Crit. Rev. Biochem., 23, 283-337. Meyer, D.J., Coles, B., Pemble, S.E., Gilmore, K.S., Fraser, G.M., and Ketterer, B., 1991, Theta, a new class of glutathione transferases purified from rat and human, Biochem. J., 274, 409414. Meyer, D.J. and Thomas, M., 1995, Characterization of rat spleen prostaglandin H D-isomerase as a sigma class GSH transferase, Biochem. J., 311, 739-742. Oetari, S., Sudibyo, M., Commandeur, J.N.M., Samhoedi, R., and Vermeulen, N.P.E., 1996, Effects of curcumin on cytochrome P-450 and glutathione S-transferase activities in rat livers, Biochem. Pharmacol., 51, 39 - 45. Sudibyo, M., 1996, Efek hambatan kurkumin dan analognya pada aktivitas glutation S-transferase liver tikus secara in vitro, Laporan Penelitian DPP-SPP Fak. Farmasi UGM 1995/1996. Sudibyo, M., 1997, Studi inhibisi kurkumin terhadap aktivitas enzim glutation S-transferase liver tikus yang diinduksi fenobarbital, Laporan Penelitian DPP-SPP Fak. Farmasi UGM 1996/1997, Yogyakarta. Sudibyo, M and Sugiyanti, 1998, Studi inhibisi senyawa analog kurkumin terhadap aktivitas glutation S-transferase liver tikus dengan substrat 1,2-dikloro-4-nitrobenzen, Laporan Penelitian Proyek Molnas, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Sudibyo, M., 1999, Uji penghambatan aktivitas glutation S-transferase liver tikus oleh 2,5-bis-(4hidroksi-3-metoksi benzilidin) siklopentanon dan dua analognya, Laporan Penelitian Mandiri, DIKS-UGM 1998/1999, Lembaga Penelitian, UGM. Sudibyo, M., 2000, Inhibition of glutathione S-transferases by curcumin and its derivatives, Molecular mechanisms and qualitative structure-activity relationships, Dissertation, Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia. Tonnesen, H.H. and Karlsen, J., 1985, Studies on curcumin and curcuminoids VI. Kinetics of curcumin degradation in aqueous solution, Z. Lebensm. Unters. Forsch., 180, 402-404. Vos, R.M.E., Snoek, M.C., Berkel, W.H.V., Muller, F., and Bladeren, P.J.V., 1988, Differential induction of rat hepatic glutathione S-transferase isoenzymes by hexachlorobenzene and benzyl isothiocyanate, Biochem. Pharmacol., 37 (6) 1077-1082.
Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1), 2005
50