Jurnal Teeknik PWK Volum me 2 Nomor 3 20 013 Online :http:///ejournal-s1.unddip.ac.id/index.phhp/pwk _____________________________________________________________________________________________________________________________________
KEGIATAN N ISLAMI DI KAMPUNG KAUMAN KO OTA SEMARA ANG 1
Dian Saandri¹ dan Ha adi Wahyono o ² Mahasisw wa Jurusan Pe erencanaan W Wilayah dan Ko ota, Fakultas Teknik, Univerrsitas Diponeg goro 2 Dosen Jurusan Perencanaan Wilaayah dan Kota a, Fakultas Tek knik, Universittas Diponegorro email : ddian.sandri19
[email protected]
Abstrak: Kampung g Kauman merupakan m saalah satu cika al bakal perttumbuhan koota Semarang g. Dahulunya a pung Kauman dikenal sebagai pusat perradaban Islam m. Kampung K Kauman sangaat berperan p penting dalam m Kamp penyeebaran agama a Islam di kotta Semarang ddan merupakan tempat tin nggal atau huunian para pemuka Agama a Islam.. Kini, pertu umbuhan dan n perkembanngan kebuda ayaan Islam dipengaruhi oleh akultu urasi dengan n kebud dayaan setem mpat dan inkullturasi dengann budaya luarr. Secara ekstternal Kampunng Kauman m memiliki posisii yang sangat sulit, terjepit dianta ara pesatnya perkembanga an fungsi kom mersial di kaw wasan Johar, ssementara itu u ngat untuk mempertahankkan suatu sejaarah kota di ka awasan ini sem makin memuddar. Melihat kkondisi sepertii seman itu ma aka penelitian n ini bertujuan n pada mengkkaji Kegiatan Islami dan keb berlangsungaannya di Kamp pung Kauman n Kota Semarang. Penelitian ini pada dasaarnya mengg gunakan pend dekatan kuaalitatif yang mana untukk ahami fenomeena atau geja ala sosial denggan lebih men nitik beratkan n pada gambaaran yang lengkap tentang g mema fenom mena yang dikkaji daripada memerincinyaa menjadi varriabel‐variabe el yang saling terkait. Mela alui penelitian n ini ma aka hasil yang g diharapkan adalah fakta yang ada dallam bentuk ke egiatan Islamii dan keberlan ngsungannya,, menu urut rukun Isllam, kegiatan n Islami tahuunan dan keg giatan Islami lainnya, beggitupula benttuk pengaruh h kawassan sekitarnyya terhadap kegiatan isllami di Kamp pung Kauman n ini. Penelittian ini diharrapkan dapatt berma anfaat dalam bentuk keuniikan Kampungg Kauman darri segi kegiata an Islami dan keberlangsun ngannya yang g telah ada sejak turun temurun. Kunci: Kegiattan Islami, Keb berlangsungaan, Kampung Kauman, Kaw wasan Islami Kata K e of embryo grrowth in Semarang city. prreviously, kauuman village w was known ass Abstract: Kauman village is one m civilization and had a great role in spreading Isslam in Semaarang city an nd it was thee the ceentre of Islam settlement of somee religious lea aders. This villlage externallly has been fa aced to a diffificult position, between thee istory which iss fading awayy rapid growth of commercial function in Joharr and the spiriit to maintain the urban his by days. Regarding the situ uations, this rresearch aimss to find out Islamic I activitties and theirr continuity in n day b Kaum man village, Semarang S citty. basically,, this researrch used qua alitative methhod which ha ad a role to o comprehend sociall phenomena more focusin g to detail im mages about examined pheenomena than detailing to o bles involved each other. The research fi T findings are Isslamic activitie es in the Villaage Kauman th hat continuess variab as a ttradition. The tradition is supported by IIslamic institu utions which ffacilitate its aactivities. It makes Kauman n villagee as a uniquee region with vvalues and soocio‐cultural h history of the Islamic comm munity in term ms of activitiess that sstill survive frrom the past until now. Suupported Islam mic activities and settlemeents around the market so o users are not affeccted the Neigh hborhood (Johhar) and makke continuity IIslamic activitties Kauman vvillage can bee ge as heritage e area, increassing the role o of communityy mainttained. Need tto establish policies which kkauman villag institu utions and co ommunity parrticipation, esspecially thosse living in th he village as well as the user Kauman n Neigh hborhood (Passar Johar) to support the prreservation of f the Islamic trradition. Keyw words: Islamic Activity, Conttinuity, Kaum man Village, Isslamic Area.
PEND DAHULUAN Naama Kaum man adalah nama seebuah kamp pung yang selalu s ada dalam d tata ruang
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 749-7555
kota‐kota JJawa. Sistem m setting kotta‐kota Jawaa pada umu umnya mem mpunyai be entuk dasarr
| 749
Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang
Dian Sandri dan Hadi Wahyono
yang hampir sama, yaitu selalu dibentuk dengan adanya alun‐alun dengan dikelilingi pusat pemerintahan dan masjid besar. Pada masjid besar tersebut, biasanya selalu dikelilingi rumah‐rumah tinggal yang kemudian disebut dengan nama kampung Kauman. Ditinjau dari kata Kauman, berasal dari kata kaum sing aman, artinya kaum yang aman. Sedangkan kaum berasal dari bahasa Arab yaitu qo’um muddin yang artinya tempat tinggal atau hunian para pemuka Agama Islam (Winarjaka, 2001). Kampung Kauman merupakan kelengkapan dari Masjid Agung merupakan pusat syiar agama Islam, yang berperan mengurusi keagamaan dan kemakmuran Masjid Agung, yang dikelola para ulama yang bertempat tinggal disekitar Masjid Agung. Menurut sejarahnya yang membangun masjid di Pedamaran tersebut adalah Ki Ageng Pandan Arang. Misi utama Ki Ageng Pandan Arang adalah menyebarkan agama Islam. Oleh karenanya Ki Ageng Pandan Arang tersebut tidak membangun dalem terlebih dahulu akan tetapi membangun masjid sebagai pusat penyebaran agama Islam. Atas dasar ini, masjid dibangun lebih awal daripada dalem. Sepeninggal Ki Ageng Pandan Arang, kedudukannya digantikan oleh putranya. Dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan dan masjid, kampung Kauman saat itu mampu menarik pedagang muslim dari penjuru Nusantara dan mancanegara. Sebagian di antara mereka menikah dengan warga setempat dan tinggal menetap. Lambat laun kawasan kemasjidan tersebut menjadi ramai. Hal ini menjadi perhatian Sultan Demak, dan pada akhirnya putra Ki Ageng Pandan Arang tersebut dinobatkan menjadi bupati pertama dengan memperoleh gelar Ki Ageng Pandan Arang II. Karena telah dinobatkan menjadi bupati, Ki Ageng Pandan Arang II membangun dalem (Winarjaka, 2001). Meskipun Masjid Kauman telah menjadi objek pelestarian budaya, tetapi Kampung Kauman yang telah mempertahankan masjid tersebut beserta nilai budaya Islami yang terkandung didalamnya belum menjadi objek pelestarian budaya di kota Semarang. Bagi
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755
masyarakat Kampung Kauman, sejarah yang panjang dan merupakan satu‐satunya alasan mengapa masih bertahan dari derasnya arus perubahan (Supriyo, 2004). Namun perubahan demi perubahan menguji kebertahanan tradisi kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu kala ini. Dinamika dari Kampung Kauman ini dapat dilihat dari perubahan fungsi bangunan dan lahan serta kegiatan masyarakatnya. Secara eksternal Kampung Kauman memiliki posisi yang sangat sulit, terjepit diantara pesatnya perkembangan fungsi komersial di kawasan Johar, sementara itu semangat untuk mempertahankan suatu sejarah kota di kawasan ini semakin memudar (Supriapti, 1997). Dari pengaruh dibangunkannya Pasar Johar, secara tidak langsung membawa pengaruh yang besar bagi kawasan Kampung Kauman ini. Keberadaan Kampung Kauman sebagai kawasan di pusat kota memiliki nilai historis yang berkaitan dengan Kota Semarang. Sejarah terbentuknya Kampung Kauman di Kota Semarang hampir bersamaan dengan terbentuknya Kota Semarang yang keberadaannya mempengaruhi pertumbuhan kota. Kampung Kauman sebagai pusat kota merupakan vitalitas kota tempat kota hidup dan dihidupi (Yeates dan gardner, 1988), dimana memiliki pusat berkegiatan yang biasanya disebut sebagai pusat kota. Kawasan pusat kota berpengaruh dan berperan penting dalam pertumbuhan suatu kota. Pertumbuhan serta perkembangan kota berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan sarana prasarana serta berpengaruh terhadap kebutuhan ruang yang akan digunakan menampung perkembangan kegiatan perkotaan. Melihat kenyataan yang seperti ini, maka dibutuhkan suatu tindakan yang nyata untuk mengembalikan nilai‐nilai ke Islaman didalam masyarakat Kampung Kauman (Hendro, 2011). Salah satunya adalah dengan membalikan peran dan fungsi Kampung sebagaimana tujuan awal dibangunkan yakni sebagai pusat pengembangan ajaran (syariat) Islam atau sebagai pusat kegiatan keagamaan di Kota Semarang pada khususnya.
| 750
Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang
Dian Sandri dan Hadi Wahyono
Sumber: RTRW Kota Semarang 2011‐2031
GAMBAR 1 KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG KAJIAN LITERATUR Definisi Kegiatan Islami Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan. Kegiatan merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Lev Vyogtsky (1896‐1934) dan rekan kerjanya A.N. Leont’Ev dan A.R.Luria dalam Amalia (2012) bahwa mereka mendefenisikan aktivitas sebagai suatu hubungan antara manusia dan lingkungannya yang di mediasi oleh budaya, peralatan dan pertanda. Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok besar yang masih dapat dipecah‐pecah lagi dalam sub‐sub aktivitas yaitu antara lain aktivitas ekonomi, aktivitas sosial, aktivitas keagamaan, aktivitas pendidikan, aktivitas budaya, aktivitas politik dan sebagainya
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755
(Tietiek, 2007 dalam Amalia, 2010). Adapun bentuk dari Kegiatan Islami berdasarkan prinsip‐prinsip dalam agama Islam yaitu Rukun Islam. Isi dari Rukun Islam Rifa’i (1976) sebagai berikut: Mengucap Dua Kalimat Syahadat. Menunaikan ibadah Shalat Lima Waktu Mengeluarkan Zakat. Berpuasa pada Bulan Ramadhan. Melaksanakan Haji bagi mereka yang mampu. Adapun Kegiatan Islami yang setiap tahunnya dirayakan oleh Umat Islam disesuaikan dengan tanggalan Hijriyah atau hari besar islam. Berikut merupakan kegiatan islami mengikut hari‐hari besar keagamaan, yaitu: TABEL 1 KEGIATAN ISLAMI KAMPUNG KAUMAN YANG BERSIFAT TAHUNAN Tanggal 1 Muharam 10 Muharam 12 Rabiul Awal
Kegiatan Tahun baru Islam Hari Asyura Maulid Nabi Muhammad SAW
| 751
Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang
Dian Sandri dan Hadi Wahyono
strata sosial bertemu baik miskin maupun kaya, baik pejabat maupun rakyat, mereka bertemu dalam derajat dan status yang sama sebagai hamba Allah SWT. Sebab bagi Allah SWT, yang paling terhormat di antara manusia bukan diukut dari status sosial namun seseorang diukur dari ketakwaannya. Pengertian kawasan Kawasan merupakan bagian dari kota yang berukuran medium sampai besar tersusun seperti mempunyai luas dan dimensi dan para pengamat secara mental merasakan “berada di” serta dikenal memiliki beberapa kesamaan atau karakter identitas tertentu. Dengan kata lain, kawasan merupakan suatu kesatuan ruang atau wilayah yang besarannya ditentukan berdasarkan fungsi yang dimiliki atau karena terdapat suatu ciri khas tertentu yang dimiliki pada wilayah tersebut (Liynch, 1960). Permukiman Islam Menurut Muhammad Djarot, 1986 (dalam Suprapti, 1997) mengemukakan tentang permukiman Islam. Pandangan Islam menyebutkan bahwa permukiman merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan makna Islam dalam kenyataan. Masyarakat Islam memerlukan tempat yang dapat menunjukkan keberadaan, makna, fungsi, status, dan hasil konkrit dari usahanya sendiri. Permukiman Islam disebut juga Darussalam berarti permukiman yang dapat menimbulkan kesejahteraan dan keselamatan karena rasa patuh pemukimnya melakukan hukum Islam. Sarana dan prasarana Undang‐Undang No 4 Tahun 1992 (Pasal 1) mendefenisikan fasilitas menjadi istilah prasarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman lingkungan dapat perfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk menyelenggarakan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. METODE PENELITIAN
(hari kelahiran Nabi Muhammad) 27 Rajab Isra Mi’raj 15 Syaban Malam dimana pintu‐pintu langit dan pintu‐pintu rahmat dibukakan 300 pintu rahmat. Bulan Ramadhan Satu bulan penuh umat Islam menjalankan Puasa di bulan Ramadhan. 17 Ramadhan Nuzul Qur’an (pertama kali diturunkan ayat Al‐qur'an ketika Rasulullah SAW) 10 hari ganjil Lailatul Qadar terakhir di Bulan Ramadhan 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri. 10 Dzulhijjah Hari Raya Idul Adha. Sumber:http://www.dzikir.org/index.php/hari‐besar‐ islam
Sistem Kegiatan Sistem kegiatan adalah sekumpulan cara manusia atau kelompok manusia yang saling berhubungan dan terkait satu sama lain dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan mereka yang terjadi dalam suatu ruang tertentu (Kamus Tata Ruang). Pendekatan sistem aktivitas merupakan salah satu langkah untuk melihat dan memahami pola‐pola perilaku dari individu atau perorangan, lembaga‐lembaga dan firma‐ firma yang menciptakan pola‐pola keruangan di dalam kota (Capin, 1965 dalam Yunus, 2000). Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam Istilah masjid berasal dari kata sajada, yasjudu yang artinya tempat sujud atau menyembah. Sebagai rumah Allah (Baitullah), masjid adalah tempat turunnya rahmat Allah SWT dan Malaikat. Oleh karena itu, masjid dalam pandangan Islam merupakan tempat yang paling baik dan mulia di muka bumi ini. Di masjid pula kaum muslimin menemukan ketenangan dan ketentraman hidup serta kesucian jiwa, karena di tempat ini dilaksanakan forum‐forum terhormat (Dyayadi, 2008) Masjid merupakan suatu wadah atau institusi yang paling penting untuk membina masyarakat Islam. Kesatuan dan persatuan umat Islam ditumbuhkembangkan. Seluruh
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755
| 752
Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang
Dian Sandri dan Hadi Wahyono
Penelitian kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini difokuskan pada upaya mengidentifikasi kondisi di lapangan dengan memperhatikan juga aspek‐ aspek lainnya seperti opini dan teori yang meliputi kajian kegiatan Islami di Kampung Kauman, kajian Kampung Kauman sebagai kawasan Islami dan kajian terhadap pengaruh kawasan sekitar terhadap Kampung Kauman. Pendekatan ini berusaha menguraikan fenomena yang terjadi di lapangan dalam bentuk deskriptif. Walaupun dilakukan tanpa pengukuran yang baku pasti, sasaran dalam penelitian ini tetap mengacu pada teori tertentu. Penelitian ini dibatasi oleh variabel‐ variabel tertentu yakni hanya dengan memahami kondisi‐kondisi yang ada di Kampung Kauman. Selain itu, pada penelitian ini juga didasari pada variabel dasar yang ada dari teori yang sudah ada seperti teori mengenai kegiatan Islami dan sistem kegiatan Islami, sehingga nantinya penelitian yang dilakukan sudah memiliki landasan dan arahan dalam proses kajiannya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sample yang tidak dapat ditentukan jumlah sample karena disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Adapun pemilihan narasumber dengan menggunakan teknik Snowballing Sampling, yaitu dengan menentukan key person yang kemudian akan memberikan rekomendasi ke informan sesuai dengan kebutuhan informasi. TEMUAN PENELITIAN Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kegiatan Islami mengikut Rukun Islam berpusat di Masjid Agung Semarang. Kegiatan umumnya dilaksanakan oleh Takmir Masjid Agung Semarang dan berlangsungnya kegiatan Islami sesuai dengan tradisi yang ada sejak turun temurun tetap berlangsung. Begitu pula halnya kegiatan Islami tahunan berpusat di Masjid Agung Semarang, namun ada pula yang berlangsung di musholla‐musholla, berlangsung sekali setahun mengikut kalender Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755
Islam (Hijriyah). Kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh Takmir Masjid Agung Semarang diikuti oleh masyarakat Kampung Kauman maupun masyarakat luar Kampung Kauman dan berlangsung beragam mengikut peringatannya. Kegiatan Islami lainnya juga berpusat di Masjid Agung Semarang, kegiatan pengajian berlangsung sekali seminggu, namun kegiatan khitan dan kursus pemandian jenazah dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat diprediksi, kegiatan diselenggarakan Takmir Masjid Agung Semarang, diikuti oleh masyarakat Kampung Kauman dan luar Kampung Kauman, berlangsung dengan baik mengikuti ketentuan tradisi yang ada sejak turun‐temurun. Begitu pula halnya pengajian yang mana materi pengajiannya berupa ilmu Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya. Kegiatan Penyebaran/Pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung Kauman Berlangsungnya kegiatan penyebaran/pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung Kauman sudah ada sejak dulu melalui PPPA Raudhathul Qur’an yang tertua, kemudian diikuti dengan munculnya Yayasan Madrasah Badan Wakaf pada tahun 1953 yang melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Sultan Agung. Begitu pula dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama 1957 melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Islam Nahdlatul Ulama dan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama. Kemudian pada tahun 1972 muncul PPPA Tahhafudul Qur’an. Terakhir Yayasan Al‐Iman pada tahun 1983 yang melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Islam Al‐Iman. Kesemua sekolah dan pesantren di Kampung Kauman ini masih eksis sampai saat ini baik itu dibidang Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan pengaruh sekitar, maka rumusan tema utama adalah Kampung Kauman masih giat menyebarkan ajaran Agama Islam seiring perkembangan zaman. Itu artinya rumusan kajian kegiatan penyebaran/pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung Kauman bahwa masih giat menyebarkan ajaran Agama Islam baik itu
| 753
Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang
Dian Sandri dan Hadi Wahyono
dengan nilai sejarah dan sosial‐budaya yang ditunjukan dengan kegiatan islami masyarakat yang masih bertahan dari dulu hingga sekarang dan masih mempunyai sifat ke‐ kaumanan yang kuat. Kegiatan Islami umumnya dilaksanakan oleh Takmir Masjid Agung Semarang dan berlangsungnya berpusat di Masjid Agung Semarang. Namun ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di musholla‐musholla dan dirumah‐rumah warga. Penyebaran Agama Islam sering dilakukan seiring perkembangan zaman, baik itu dibidang Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya dengan difasilitasi/didukung adanya berbagai sarana penunjang yang berupa pondok pesantren, lembaga pendidikan maupun yayasan‐ yayasan. Kegiatan Islami didukung permukiman sekitar dan masyarakat pengguna pasar sehingga tidak terpengaruh adanya kawasan sekitar (johar) dan menjadikan keberlangsungan kegiatan islami Kampung Kauman dapat dipertahankan. Rekomendasi Adapun rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi pihak‐pihak yang terkait dengan Kampung Kauman sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain : 1. Pemerintah Perlu menetapkan kebijakan‐kebijakan dimana kampung kauman sebagai kawasan cagar budaya. Hal ini penting mengingat Kampung Kauman merupakan kawasan yang unik dengan nilai kesejarahan dan ketradisionalan yang perlu dilindungi sehingga pada nantinya kawasan tersebut dapat mempertahankan karakternya sebagai kawasan islami dan sifat ke‐kaumanannya. 2. Tokoh Masyarakat Perlu meningkatkan peran kelembagaan masyarakat untuk mendukung pelestarian tradisi Islami. Dalam hal ini tokoh masyarakat mempunyai peranan penting dalam menghimbau lembaga‐lembaga masyarakat untuk berperan aktif dalam melestarikan kegiatan/tradisi islami di Kampung Kauman. Selain itu, tokoh masyarakat bersama‐sama
dibidang Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tasawwuf dan sebagainya seiring perkembangan zaman. Kelembagaan Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kelembagaan kegiatan Islami yang berupa pengajian di Kampung Kauman terus berlangsung dan didukung dengan adanya kelompok pengajian dalam menampung kegiatan Islami. Kegiatan‐kegiatan pengajian yang sifatnya umum maupun tersendiri mengikut golongan umur, dan berbagai kepentingan tersebut diwadahi dengan adanya kelompok pengajian Kauman yang telah ada sejak tahun 1970. Itu artinya Pengajian di Kampung Kauman terus berlangsung dan didukung dengan adanya kelompok pengajian dalam menampung kegiatan Islami. Pengaruh Kawasan Sekitar Kampung Kauman Terhadap Keberlangsungan Kegiatan Islami Kajian pengaruh kawasan sekitar Kampung Kauman terhadap keberlangsungan Kegiatan Islami diketahui bahwa Kegiatan islami Kampung Kauman yang berhubungan langsung dengan kawasan perdagangan dan jasa Johar karena letaknya yang berdekatan, tidak terpengaruh oleh adanya kegiatan perdagangan dan jasa kawasan Johar. Bahkan dengan adanya kawasan perdagangan dan jasa Johar, Kegiatan Islami Kampung Kauman menjadi lebih beragam yang dibuktikaan dengan adanya Pengajian Ahad Pagi yang dibentuk oleh para pedagang kawasan perdagangan Johar bekerjasama dengan Masyarakat Kampung Kauman. Dengan temuan keberlangsungan kegiatan islami ini, diharapkan Kampung Kauman dapat dipertahankan. KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Kegiatan Islami di Kampung Kauman berlangsung sebagai tradisi yang ada sejak turun temurun. Tradisi tersebut didukung oleh lembaga‐lembaga Islami yang mewadahi kegiatan tersebut. Hal ini menjadikan Kampung Kauman sebagai kawasan yang unik Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755
| 754
Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang
Dian Sandri dan Hadi Wahyono
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang. Dyayadi. 2008. Tata Kota Menurut Islam: Konsep Pembangunan Kota yang Ramah Lingkungan, Estetik dan Berbasis Sosial. Jakarta: Khalifa. Hendro, Eko P. 2011. Konservasi Masjid Agung Kauman Semarang Sebagai Benda Cagar Budaya. Semarang: Universitas Diponegoro. Suprapti, Atik. 1997. Kajian Pola Spatial Kampung Kauman Semarang Sebagai Suatu ‘Place’. Masterthesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Wijanarka. 2000. Ekspresi Islam dalam Rumah Tinggal Kauman Semarang dalam Proceedings Tectonic Dimention in Islamic Arcitectural Tradision in Indonesia. Jurusan UII. Yogyakarta. ________. 2001. Teori Desain Kawasan Besejarah: Suatu Dasar Mewujudkan Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Bersejarah Dengan Semarang Sebagai Objek Kajian. Palangkaraya: Program Studi Teknik Arsitektur. Yunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang‐Undang No.26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang “Hari Besar Islam”. http://www.dzikir.org/. Diakses 19 Januari 2013
dengan lembaga‐lembaga masyarakat yang ada di Kampung Kauman mampu mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam melestarikan tradisi turun temurun yang bertujuan untuk mempertahankan identitas kawasan Islami yang sudah ada di Kampung Kauman yang membedakan Kampung Kauman dengan kampung lainnya. Hal ini dikarenakan keduanya merupakan kekuatan yang dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat. 3. Masyarakat Meningkatkan peran serta masyarakat terutama yang tinggal di Kampung Kauman dan pengguna kawasan sekitar (Pasar Johar) dalam kegiatan‐kegiatan Islami. Masyarakat perlu meningkatkan pemahaman dan peran serta dalam upaya mempertahankan Kampung Kauman sebagai kawasan islami. Hal ini didukung dengan adanya potensi kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan sosial budaya sehingga perlu dilestarikan sebagai kawasan cagar budaya di Kota Semarang. Selain itu perlu kesadaran tinggi dari masyarakat terhadap pentingnya pelestarian bangunan tradisional dan nilai‐nilai sosial budaya serta tradisi kampung Kauman. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Desty. 2012. “Pengaruh Aktivitas Keagamaan Terhadap Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang.” Tugas Akhir tidak diterbitkan, Program Studi
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 749-755
| 755