i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan ridhonya sehingga penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster Demografi di Provinsi Papua ini dapat terlaksana dengan baik. Walaupun kami rasa sebagai tim penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan pengembangan model solusi strategik ini, namun besar harapan kami pengembangan model solusi strategik ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi semua pembaca. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster Demografi ini hingga selesai, kami mengucapkan terima kasih, kami menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran, masukan untuk perbaikan laporan ini sangat kami harapkan, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk mendukung pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana demi tercapainya Kualitas Manusia dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Provinsi Papua.
Tim Penyusun
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................
i
DAFTAR ISI ...........................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................
1
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH..…………………………… .
2
BAB III
PENGEMBANGAN SOLUSI......................................
5
BAB IV
STRATEGI PENERAPAN SOLUSI ............................
6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................
7
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
1
BAB I PENDAHULUAN Kita memahami bahwa struktur penduduk suatu wilayah dapat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut. Saat ini sering kita mendengar istilah Bonus Demografi, Indonesia sendiri diprediksikan mendapatkan Bonus tersebut pada tahun 2020-2030. Yang dimaksud Bonus Demografi adalah peluang kemakmuran ekonomi suatu wilayah yang disebabkan besarnya proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun). Periode tersebut dapat terjadi jika angka ketergantungan berkisar 0,4 – 0,5 atau 40% - 50%. Angka ini mengandung arti setiap 100 penduduk produktif (15-64 tahun) menanggung 40 – 50 orang usia tidak produktif ( 0-14 tahun & 65+ tahun).
Menurut data Sensus Penduduk 2010, Provinsi Papua memiliki rasio ketergantungan 56,3%. Angka tersebut mengindikasikan bahwa Provinsi Papua bisa mendapatkan Bonus Demografi jika mampu mengendalikan pertumbuhan penduduknya di tahun yang akan datang.
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
2
Dapat dilihat dari perubahan struktur penduduk di atas, menurut proyeksi BAPENAS, Provinsi Papua di tahun 2015 akan memiliki rasio ketergantungan 47,5% dan menjadi 43,7% di tahun 2020. Artinya Provinsi Papua merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki peluang besar menikmati Bonus Demografi mulai tahun 2015 hingga tahun 2030. Dengan memanfaatkan kondisi tersebut secara optimal, Provinsi Papua dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
3
usia kerja yang besar, dan juga
BAB II Identifikasi Masalah
rendahnya kualitas SDM. Bonus Demografi akan membawa dampak suatu
terhadap wilayah.
merupakan
perekonomian Tentunya
suatu
ini
berkah.
Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja dapat mewujudkan peningkatan ekonomi yang pesat di wilayah tersebut. Namun
pada
data
Profil
Ketenagakerjaan Papua 2013, jumlah pengangguran di Provinsi Papua tahun 2013 adalah 54.544 atau 3,23% dari total angkatan kerja. Walau persentase tersebut termasuk kecil, namun
yang
perlu
diperhatikan
bahwa dalam pendataan seseorang perlu
diperhatikan
juga,
berkah ini bisa saja menjadi suatu bencana
Bercermin
(disaster)
jika
tidak
dipersiapkan untuk menghadapinya.
yang
bekerja
membantu
orang
tuanya walaupun hanya lebih dari 1 jam dalam satu minggu juga tetap tergolong sebagai bekerja. Penggangguran menurut Kab/Kota
Lapangan Kerja
dan Jenis Kelamin di Provinsi Papua tahun 2013 Kabupaten/Kota
Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire
SDM
Kep. Yapen Waropen Biak Numfor
Jenis Kelamin Jumlah LakiPeremlaki puan 2.852 2.479 5.331 752 243 995 2.000 1.426 3.426 2.930 365 3.295 1.444 1.086 2.530 2.645 0 359 2.132 783 528
Paniai Puncak Jaya Mimika Boven Digoel Mappi
Dua masalah besar yang mungkin
Asmat *)
dapat menjadikan Bonus Demografi
Yahukimo
berubah menjadi Disaster Demografi
Pegunungan Bintang Tolikara
adalah tidak tersedianya lapangan
Sarmi
183 824
58 595
5.234 0 654 6.029 1.173 957 0 241 1.419
1.752 688
438 128
2.190 816
-
2.589 0 295 3.897 390 429 -
kerja untuk menampung penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
4
Keerom
648 333 460 177 790 0 0
745 190 237 177 0 0 0
1.393 523 697 354 790 0 0
54 740 824 179 0 5.788 29.865
0 439 1.296 0 0 7.177 24.679
54 1.179 2.120 179 0 12.965 54.544
Waropen Supriori Memberamo Raya Nduga Lanny Jaya Memberamo Tengah Yalimo Puncak Dogiyai Intan Jaya Deiyai Kota Jayapura
Jumlah
Sumber: Sakernas, Agustus 2013 *): Sampel tidak mencukupi estimasi kabupaten.
Perbandingan IPM Papua dan Nasional tahun 20102013 70
72,27
72,77
73,29
73,81
64,94
65,36
65,86
66,25
2010
2011
2012
2013
60 50 40
Papua
Nasional
Sumber : Data BPS 2014
Kedua masalah diatas merupakan masalah yang sangat fatal jika tidak dicari solusinya. Bayangkan jika Bonus Demografi yang seharusnya menjadi
Sedangkan dari segi SDM, IPM di
kesempatan bagi Provinsi Papua
Provinsi Papua tahun 2013 walaupun
untuk
terus
masyarakatnya
mengalami
kenaikan,
IPM
lebih
mensejahterakan berubah
menjadi
Papua merupakan ranking paling
suatu bencana kependudukan yang
bawah
disebabkan oleh tidak diselesaikan
dibandingkan
dengan
34
provinsi lain di Indonesia dengan
kedua masalah tersebut.
angka
Hal yang menjadi kekhawatiran lagi
IPM
mengindikasikan
66,25. bahwa
Hal
ini
kualitas
adalah
pembangunan
kualitas
penduduk di Provinsi Papua relatif
penduduk saat ini seakan terlupakan,
sangat rendah.
padahal pengembangan sumber daya manusia ini dapat menjadi investasi jangka
panjang
untuk
kemajuan
daerah. Dengan demikian agar peluang emas Bonus
Demografi
tersebut
bisa
menjadi produktifitas yang tinggi dan peningkatan
kesejahteraan
maka
sudah sejak dini mungkin sudah Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
5
dipersiapkan
perangkat
meningkatkan kualitas pendidikan dan
kebijakannya.
kesehatan
Peluang Bonus Demografi tidak bisa
penguasaan teknologi sebagai salah satu
memberikan manfaat yang maksimal
penunjang mutu SDM. Selain itu yang
ketika pendidikan dan kualitas SDM
dapat
sangat rendah, hal yang sama juga
keterampilan penduduk usia produktif
akan terjadi jika lapangan pekerjaan
agar tidak hanya berharap mendapatkan
tidak tersedia dan tidak bisa untuk
lapangan
menampung angkatan kerja yang
melainkan menciptakan lapangan kerja
besar,
sendiri.
yang
sebaliknya,
akan
terjadi
timbulnya
justru
berbagai
persoalan sosial dan ekonomi karena tidak
penduduk,
diberikan
dan
adalah
kerja
dari
juga
mengasah
pemerintah
Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan tahun 2012
tersalurkannya penduduk Lakilaki 6,867 3,722 23,452 34,041
produktif tersebut ke dalam pasar kerja.
BAB III Pengembangan Solusi
SD ke bawah SLTP SLTA ke Atas Jumlah
Perempuan
Jumlah
3,924 2,257 17,279 23,460
10,791 5,979 40,731 57,501
Sumber : Profil Ketenagakerjaan 2013
Penyediaan lapangan kerja dan juga
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar
peningkatan mutu SDM merupakan
dan yang Ditempatkan Menurut Tingkat
solusi untuk dapat menyambut Bonus
Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis
Demografi di tanah Papua. Peningkatan
Kelamin di Provinsi Papua tahun 2012
mutu
bisa
dilakukan
dengan Terdaftar
Lapangan Kerja & SDM
Peningkatan mutu pendidikan
Peningkatan mutu kesehatan
Peningkatan ketrampilan
Penguasaan teknologi
Ditempatkan
L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
SD Kebawah
1,996
521
2,517
701
102
803
SLTP/Sederajat
2,777
1,356
4,133
181
153
327
SLTA/Sederajat
33,144
17,537
50,681
6,807
5,014
11,821
Perguruan Tinggi Jumlah
12,666
12,341
25,007
2,539
1,991
4,530
50,583
31,755
82,338
10,228
7,260
17,488
Sumber : Profil Ketenagakerjaan 2013
Kesadaran masyarakat Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
6
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun
BAB IV Strategi Penerapan Solusi
Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Papua , 2012 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Jenis Kelamin L
P
Total
Tdk Tamat SD
41,3
53,25
46,91
SD
19,63
19,04
19,35
SMP
13,86
10,62
12,34
SMA
19,79
13,33
16,76
1,2
1,25
1,23
4,22
2,51
3,41
D-/D2/D3 D4/S1 +
Sumber : Indikator Pendidikan 2012
Peningkatan Mutu Pendidikan •Peningkatan kemampuan guru •Penerapan metode pembelajaran yang baik dan menggali potensi kearifan lokal •Sarana pendidikan memadai •Biaya Pendidikan terjangkau/ murah/ gratis
Peningkatan Mutu Kesehatan •Tersedianya Tenaga Kesehatan sampai ditingkat kampung (Dokter, Bidan, Paramedis) •Sarana kesehatan yang memadai •Pelayanan kesehatan gratis •Sosialisasi pentingnya kesehatan kepada masyarakat Peningkatan Keterampilan •Pelatihan dan Pengembangan •Menggali potensi lokal Peningkatan Kesadaran Masyarakat •Sosialisasi •Meningkatkan peran aktif melalui unit/perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat. Penguasaan Teknologi •Pemanfaatan teknologi sesuai era perkembangan • Pemanfaatan teknologi tepat guna
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014
7
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Papua Dalam Angka 2009,2010,2011,2012, 2013 , 2014; Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Statistik Daerah Papua 2013 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana, 2011.Jakarta, Direktorat Tehnologi dan Dokumentasi. Badan Pusat Statistik, 2010. Sensus Penduduk
2010.
diakses
melalui
http://sp2010.bps.go.id/ BKKBN Papua, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Provinsi Papua tahun 2012, Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Jayapura, 2014.
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua | 2014