0
TIM REDAKSI BULETIN
KATA PENGANTAR
METEO NGURAH RAI Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Catur Winarti, SP Penasehat
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo
Drs. A.A. Gede Trikumara S.
Ngurah Rai edisi November 2016 ini. Pembuatan
Pande Putu Pardana
buletin ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi
Ni Wayan Siti, S.Sos Pemimpin Redaksi
sekaligus menginformasikan kejadian cuaca khususnya
Agus Yarcana Wakil Pemimpin Redaksi
di lingkup Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun
Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra, S. Kom Sekretaris Redaksi
waktu sebulan terakhir. Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada
Agit Setiyoko, S.T Rahma Fauzia Yushar, S.Tr Made Nanda Putri A.M., S.Tr Tim Redaksi Sangsang Firmansyah, SP Muh. Khamdani, SP Suyatno, SP
pengguna layanan cuaca penerbangan. Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik.
Sarnubih Hasan, SP I Putu Sumiana, S.Si
Badung, November 2016
Tanti Prasetya Prima Desi, S.Si
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I
Bonggo Pribadi, S.Tr. Putu Eka Tulistiawan, A.Md
Ngurah Rai Denpasar
Ni Luh Putu Sri Ariastuti, A.Md Tim Percetakan/Distributor I Wayan Subakti, A.Md Putri Kusumastuti, A.Md Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom
Catur Winarti, SP.
Alamat Redaksi
NIP. 197507231997032001
Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali 80361 Telp. 03619359754 Fax. 03619351124 Email :
[email protected] Website www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id
1
DAFTAR ISI
TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI .............................................................. 1 KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2 I. DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................... 3 II. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 6 III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT ........................................................... 8 A. ENSO (El Nino Southern Oscilation) .......................................................................... 8 B. MJO (Madden-Jullien Oscilation) ............................................................................... 9 C. Sirkulasi Monsun ..................................................................................................... 11 D. Suhu Muka Laut....................................................................................................... 13 IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN OKTOBER 2016 .............................................................................15 A. Curah Hujan............................................................................................................. 15 B. Suhu Udara.............................................................................................................. 15 1 Suhu Udara Rata-Rata Harian ...........................................................................15 2 Suhu Udara Maksimum ......................................................................................16 3 Suhu Udara Minimum .........................................................................................17 C. Kelembaban Udara .................................................................................................. 17 D. Tekanan Udara ........................................................................................................ 18 E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan ................................................................... 19 F. Crosswind, Headwind dan Tailwind .......................................................................... 20 V. INFORMASI TAMBAHAN STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR .....................................................................................................................22 A. Verifikasi Prakiraan Cuaca ....................................................................................... 22 B. Evaluasi Kunjungan Website.................................................................................... 23 C. Artikel ...................................................................................................................... 25 D. Laporan Khusus....................................................................................................... 28
2
I. DAFTAR ISTILAH
Aerodrome Warning adalah berita meteorologi yang berisi peringatan untuk berhati-hati atau mengambil langkah-langkah tertentu berkaitan dengan prakiraan akan adanya cuaca signifikan atau fenomena ekstrem di sekitar Bandar udara. AUSMI (Australian Monsoon Index) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Australia yang terjadi dengan menghitung rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) (Kajikawa dkk., 2009). Indeks AUSMI bernilai positif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari barat, sebaliknya indeks AUSMI bernilai negatif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari Timur – Tenggara. Crosswind adalah angin yang arahnya dari samping benda yang bergerak misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan. El Nino adalah fase negatif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian timur dibandingkan dengan di bagian baratnya dan ditandai dengan nilai SOI negatif. ENSO (El Nino Southern Oscillation) adalah fenomena interaksi lautan-atmosfer skala global dengan variabilitas interannual yang terjadi karena adanya penyimpangan (anomali) suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial. FKLIM71 adalah formulir yang di dalamnya dicatat data klimatologi bulanan pada stasiun meteorologi atau klimatologi. Flight Forecast adalah prakiraan cuaca untuk penerbangan yang dikumpulkan dalam satu berkas dokumen prakiraan cuaca penerbangan dan diserahkan kepada penerbang sebelum terbang. Headwind adalah angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah benda, misalnnya pesawat yang sedang dalam penerbangan. ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) adalah area di sekitar wilayah tropis yang dicirikan dengan pola pumpunan (konvergensi) angin dalam skala yang luas dan dapat berpotensi terjadi cuaca buruk di sepanjang wilayah yang dilewatinya. La Nina adalah fase positif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian barat dibandingkan dengan di bagian timurnya dan ditandai dengan nilai SOI positif. 3
MET REPORT adalah singkatan dari “meteorological report”. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa laporan yang dibuat adalah laporan rutin dari hasil pengamatan cuaca. METAR adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di Bandar udara. METAR dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap 30 menit sekali, untuk dikirim ke atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan. MJO (Madden Jullian Oscillation) adalah fenomena atmosfer skala global dengan variabilitas intraseasonal yang menunjukkan potensi area konvektif kuat dan menjalar dari barat ke timur di sepanjang wilayah ekuatorial. Monsun suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal tiga bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan dua istilah monsun yaitu Monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim penghujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau. OLR (Outgoing Longwave Radiation) adalah energi gelombang panjang dari permukaan
bumi
yang
dipancarkan
ke
angkasa.
Nilai
besar/kecil
dari
OLR
mengindikasikan jumlah tutupan awan yang rendah/tinggi. Pilot Balon (Pibal) adalah pengukuran dan perhitungan arah dan kecepatan angin dengan pelacakan balon meteorologi menggunakan theodolite. PW (Precipitable Water) adalah banyaknya uap air yang berpotensi menjadi hujan. Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin maksimal 34,8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64,4 (enam puluh empat koma empat) km/jam (kilometer per jam) di sekitar pusat pusaran. SOI (Southern Oscillation Index) adalah indeks yang menunjukkan aktifitas ENSO dan mengindikasikan adanya perkembangan atau intensitas kejadian El Nino atau La Nina di Samudera Pasifik. SOI dihitung berdasarkan perbedaan tekanan permukaan laut antara Tahiti dan Darwin. SPECI adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat di suatu Bandar udara dan atau di sekitarnya. SPECI dibuat untuk dikirim ke
4
atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan. TAFOR adalah singkatan dari “terminal forecast”. Sandi meteorologi yang menunjukkan bahwa berita yang tertulis di belakangnya adalah tentang prakiraan cuaca Bandar udara.TAFOR memuat informasi tentang akan terjadinya cuaca di suatu Bandar udara pada waktu yang akan datang. Unsur cuaca yang diprakirakan meliputi angin permukaan, jarak pandang mendatar, fenomena cuaca, awan, dan perubahan signifikan dari satu atau lebih unsur tersebut selama selang waktu prakiraan. Tailwind adalah angin yang bertiup dari arah belakang sejajar dengan arah benda, misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan. WNPM (Western North Pacific Monsoon) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Asia yang terjadi dengan menghitung perbedaaan rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb antara area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT) dan area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) (Wang B, dkk.,2008). Indeks WNPM bernilai negatif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih besar nilainya dibanding angin paras 850mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Timur Laut-Timur. Indeks WNPM bernilai positif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih kecil nilainya dibanding angin paras 850mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Barat Daya-Barat. WXREV adalah informasi meteorologi yang berisikan rangkuman keadaan cuaca selama 24 jam pada stasiun meteorologi atau klimatologi.
5
II. PENDAHULUAN
Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :
Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia
Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia
Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali 6
adalah 5.636,66 km2, sedangkan luas lautannya 9.634,35 km2, terlihat bahwa luas lautan Bali dua kali lipat luas daratannya. Kondisi ini mengakibatkan keadaan cuaca dan iklim di wilayah Bali dipengaruhi oleh fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO dan sirkulasi angin monsun Asia dan Australia. Penyampaian informasi mengenai analisa cuaca di wilayah Bali ini menjadi salah satu tugas dari Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar merupakan stasiun meteorologi yang terletak di dalam bandar udaraI Gusti Ngurah Rai Bali. Selain memberikan informasi analisa keadaan cuaca wilayah Bali, juga bertugas untuk memberikan informasi cuaca untuk penerbangan di bandar udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Informasi cuaca penerbangan yang diberikan antara lain METAR, SPECI, Met Report, Special Report, Flight Forecast dan Aerodrome Warning. Informasi lain yang juga dihasilkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar adalah informasi pengamatan cuaca synoptik dan udara atas. Semua informasi yang disampaikan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi jasa penerbangan pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang terjadi.
7
III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT
Analisis dinamika atmosfer dan laut selama periode Oktober 2016 akan memberikan gambaran terhadap fenomena atmosfer dominan yang mempengaruhi perubahan cuaca di wilayah Bali. Secara umum akan ditampilkan kondisi tiap-tiap fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO, sirkulasi monsun dan suhu muka laut selama periode Oktober 2016 sebagai berikut : A. ENSO (El Nino Southern Oscilation) Penentuan fase ENSO dilakukan dengan analisis terhadap indeks NINO dan SOI yang mengamati perubahan kondisi atmosfer di sekitar samudra Pasifik. Indeks NINO dibagi menjadi 4, dimana tiap indeks menunjukan anomali suhu muka laut untuk wilayah yang berbeda di samudra Pasifik. Untuk wilayah Indonesia, indeks NINO yang digunakan adalah indeks NINO 3.4. Pada periode Agustus hingga Oktober2016 indeks NINO 3.4 menunjukan kisaran nilai antara -0,3ºC s/d -1,0ºC. Nilai indeks ini menunjukan fase ENSO yang negatif dan adanya fenomena La Nina yang terjadi. Intensitas dari fenomena La Nina yang terjadi menurun menjadi La Nina lemah. Hal ini menunjukan bahwa kondisi La Nina berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. Secara lengkap indeks NINO terlihat pada Gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1 Indeks NINO Tahun 2015-2016 (Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/enso.shtml)
8
Selain Indeks NINO 3.4, indeks yang juga harus digunakan untuk analisis ENSO adalah indeks SOI. Indeks SOI memiliki batas-batas nilai yang menunjukan ENSO fase negatif atau positif. Untuk ENSO fase negatif indeks SOI bernilai -7 atau lebih, sedangkan untuk ENSO fase positif bernilai 7 atau lebih. Nilai indeks SOI antara -7 s/d 7 adalah keadaan netral. Selama periode Oktober 2016, indeks SOI rata-rata 30 harian mengalami fluktuasi nilai yang signifikan antara -4,6 s/d +14,0. Hal ini menunjukan bahwa pada periode Oktober 2016terindikasi adanya fase ENSO positif dan fenomena La Nina yang aktif di sekitar wilayah samudra Pasifik. Secara lengkap perubahan indeks SOI rata-rata 30 harian terlihat pada Gambar 3.2 berikut:
Gambar 3.2 Indeks SOI Rata-Rata 30 Harian (Sumber : www.bom.gov.au/climate/enso/)
Berdasarkan indeks NINO 3.4 dan SOI tersebut dapat diketahui bahwa selama periode Oktober 2016 terindikasi adanya ENSO fase positif, serta menunjukan adanya fenomena La Nina lemah yang aktif. Oleh karena itu peluang peningkatan curah hujan yang disebabkan oleh fenomena La Nina di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah sangat signifikan. B. MJO (Madden-Jullien Oscilation) Pada umumnya analisis fenomena atmosfer MJO menggunakan indikasi perubahan nilai OLR yang terjadi di sekitar area ekuator. Perubahan nilai OLR pada periode Oktober 2016 yang ditampilkan dengan diagram Hovmoller terlihat seperti Gambar 3.3 berikut :
9
Gambar 3.3 Diagram Hovmoller Nilai OLR Rata-Rata 5 Harian (Sumber :www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/mjo.shtml)
Dari data OLR di atas berdasarkan letak geografis Indonesia 94°58' 21" BT-141°01' 10"BT dapat ditentukan bahwa pada awalhingga pertengahan periode Oktober 2016 nilai OLR berkisar dari -0,5 sampai -1,5 yang menunjukkan terjadinya penurunan tutupan awan di wilayah Indonesia bagian tengah hingga timur. Untuk pergerakan MJO selama periode Oktober 2016 dapat dilakukan analisis terhadap diagram fase MJO yang terlihat seperti Gambar 3.4 berikut :
Gambar 3.4 Diagram Fase MJO (Sumber:www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/whindex.shtml)
Dari pergerakan MJO pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa selama bulan Oktober MJO aktif di wilayah Indonesia pada tanggal 1 – 6 Oktober. 10
C. Sirkulasi Monsun Pengaruh sirkulasi monsun terhadap perubahan cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dapat dianalisa pada AUSMI (Australian Monsoon Index) dan WNPM
(Western
North
Pacific
Monsson).
Pada
periode
Oktober
2016indeks
WNPMmenunjukan nilai antara -7 s/d +15. Pada awal hingga pertengahan periode Oktober 2016 nilai WNPM cenderung stabil bernilai positif yang menunjukan sirkulasi monsunal
Asia
melemah.
Sedangkan
di
akhir
periode
Oktober
2016
indeks
WNPMcenderung stabil bernilainegatif yang menunjukan sirkulasi monsunal Asia menguat.Secara lengkap fluktuasi nilai WNPM terlihat pada Gambar 3.5 berikut :
Gambar 3.5 Grafik WNPM (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon)
Sedangkan pada periode Oktober 2016 AUSMI menunjukan nilai antara -4 s/d -11. Pada awal hingga akhir periode Oktober 2016 nilai AUSMI cenderung stabil bernilai negatif, yang menunjukan sirkulasi monsunal Australia menguat.Secara lengkap fluktuasi nilai AUSMI terlihat pada Gambar 3.6berikut :
Gambar 3.6 Grafik AUSMI (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon)
Berdasarkan pola angin lapisan 5000ft (850 HPa) rata-rata pada periode Oktober2016 diketahui bahwa arah angin dominan dari barat kecuali wilayah Jawa bagian barat, Kalimantan bagian selatan dan kepulauan Maluku. Sedangkan Jawa bagian
11
Tengah dan Timur, Nusa Tenggara dan Papua didominasi angin dari arah timur.Terjadi pola siklonik di perairan barat Sumatera bagian selatan dan barat Jawa yang berpotensi untuk pembentukan awan. . Wilayah Bali secara khusus, arah angin rata-rata dari arah Timur dengan kecepatan rata-rata antara 6- 10 knots pada periode Oktober 2016. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada Gambar 3.7berikut :
Gambar 3.7Pola Angin Lapisan 5000ft (850 HPa) Rata-rata
Sirkulasi monsun Australia yang kuat terlihat pada pola tekanan udara permukaan rata-rata pada periode Oktober 2016. Pola ini hampir sama jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, dimana tekanan udara permukaan di Benua Australia tinggi, sedangkan di Benua Asia rendah. Hal ini mengakibatkan aliran massa udara bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia. Untuk wilayah Indonesia, tekanan udara permukaan rata-rata pada periode Oktober 2016 berkisar antara 1008 – 1012 HPa, khusus untuk wilayah Bali, tekanan udara permukaan rata-rata berkisar antara 10101011 HPa. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.8 berikut :
12
Gambar 3.8Pola Tekanan Udara Permukaan Rata - rata
Berdasarkan nilai kandungan uap air di atmosfer atau Precipitable Water (PW) rata rata diketahui bahwa kisaran nilainya antara 33 - 55 kg/m2pada periode Oktober 2016. Kisaran nilai PW tersebut hampir sama jika dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini jugaberlaku untuk wilayah Bali yang meningkat nilai kandungan uap airnya di atmosfer, dimana kisaran nilai PW antara 42 - 45 kg/m2. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.9 berikut :
Gambar 3.9Precipitable Water (PW) Rata- rata
D. Suhu Muka Laut Suhu muka laut pada periode Oktober2016 di wilayah Indonesia berkisar antara 26,5– 31ºC, yang
menunjukan potensi penguapan dan pertumbuhan awan yang
13
signifikan. Wilayah Bali pada periode Oktober 2016 suhu muka laut antara 27 – 29,5ºC. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.10 berikut :
Gambar 3.10Suhu Muka Laut Periode Oktober2016
14
IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN OKTOBER 2016
A. Curah Hujan Pada periode Oktober 2016 tercatat jumlah hari hujan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar sebanyak 13 hari, dengan jumlah total curah hujan 67,7 mm. Berdasarkan dasarian, maka curah hujan yang tercatat dapat dikelompokan manjadi dasarian I, II dan III. Pada dasarian I tercatat 7 hari hujan dengan jumlah 62 mm, pada dasarian II tercatat 2 hari hujan dengan jumlah curah hujan 1,3 mm, sedangkan pada dasarian III tercatat 4 hari hujan dengan jumlah curah hujan 4,4 mm. Curah hujan tertinggi tercatat pada tanggal 2 Oktober 2016. Grafik curah hujan pada periode Oktober 2016 ditunjukan oleh Gambar 4.1 sebagai berikut : Grafik Curah Hujan Periode Oktober 2016 35
Curah Hujan (mm)
30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Tanggal
Gambar 4.1 Grafik Curah Hujan Harian Periode Oktober 2016
B. Suhu Udara Secara umum akan diberikan penjelasan mengenai profil suhu udara rata rata harian, profil suhu udara maksimum dan profil suhu udara minimum pada periode Oktober 2016 di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. 1 Suhu Udara Rata-Rata Harian Suhu udara rata rata harian pada periode Oktober 2016 berkisar antara 27,3oC– 29,3oC. Suhu udara rata-rata harian terendah terjadi pada tanggal 24 Oktober 2016, sedangkan suhu udara rata-rata harian tertinggi terjadi tanggal 13 Oktober 2016. Secara
15
umum grafik suhu udara rata rata harian periode Oktober 2016 dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut : Grafik Suhu Udara Rata-Rata Harian Periode Oktober 2016 29,5
Suhu Udara (oC)
29,0 28,5 28,0 27,5 27,0 26,5 26,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tanggal
Gambar 4.2 Grafik Suhu Udara Rata Rata Harian Periode Oktober 2016
2 Suhu Udara Maksimum Suhu udara maksimum pada periode Oktober 2016 berkisar antara 30oC-32,4oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara maksimum tercatat sebesar 31,6oC, dengan suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 24 Oktober 2016 dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada tanggal 03 Oktober 2016. Secara umum penggambaran tentang suhu udara maksimum pada periode Oktober 2016 terlihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut : Grafik Suhu Udara Maksimum Periode Oktober 2016 33,0 32,5
Suhu Udara (oC)
32,0 31,5 31,0 30,5 30,0 29,5 29,0 28,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tanggal
Gambar 4.3 Grafik Suhu Udara Maksimum Periode Oktober 2016
16
3 Suhu Udara Minimum Suhu udara minimum pada periode Oktober 2016 berkisar antara 24,2oC–26,6oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara minimum tercatat sebesar 25,4oC, dengan suhu udara minimum tertinggi terjadi pada tanggal 31 Oktober 2016 dan suhu udara minimum terendah terjadi pada tanggal 16 Oktober 2016. Secara umum penggambaran tentang suhu udara minimum pada periode Oktober 2016 terlihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut : Grafik Suhu Udara Minimum Periode Oktober 2016 27,0 26,5
Suhu Udara (oC)
26,0 25,5 25,0 24,5 24,0 23,5 23,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tanggal
Gambar 4.4 Grafik Suhu Udara Minimum Periode Oktober 2016
C. Kelembaban Udara Kondisi kelembaban udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode Oktober 2016 berkisar antara 61–88 %. Pada periode ini kelembaban udara rata-rata harian tertinggi terjadi pada tanggal 03 Oktober 2016, sedangkan kelembaban udara rata rata harian terendah terjadi pada tanggal 01 Oktober 2016. Kondisi kelembaban udara rata rata harian periode Oktober 2016 ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut :
17
Grafik Kelembaban Udara Rata-Rata Harian Periode Oktober 2016 100
Kelembaban Udara (%)
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tanggal
Gambar 4.5
Grafik Kelembaban Udara Rata Rata Harian Periode Oktober 2016
D. Tekanan Udara Tekanan udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar periode Oktober 2016 berkisar antara 1007,8–1012,4 HPa. Tekanan udara rata-rata harian tertinggi pada periode ini terjadi pada tanggal 7, 8dan 9 Oktober 2016, sedangkan tekanan udara rata rata terendah terjadi pada tanggal 19 Oktober 2016. Secara umum profil tekanan udara rata rata harian periode Oktober 2016 dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut : Grafik Tekanan Udara Rata-Rata Harian Periode Oktober 2016 1010,5
Tekanan Udara (HPa)
1010,0 1009,5 1009,0 1008,5 1008,0 1007,5 1007,0 1006,5 1006,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tanggal
Gambar 4.6 Grafik Tekanan Udara Rata Rata Harian Periode Oktober 2016
18
E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan Profil arah angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Oktober 2016 dapat dilhat pada windrose angin permukaan pada Gambar 4.7. Berdasarkan windrose angin permukaan tersebut diketahui bahwa arah angin permukaan dominan adalah dari arah Timur (67,5o-112,5o) dengan persentase mencapai 46,2%.
Gambar 4.7
Windrose
Angin
Permukaan
Periode
Oktober 2016
Sedangkan profil kecepatan angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Oktober 2016 dapat dilihat pada Gambar 4.8. Terlihat bahwa kecepatan angin permukaan berkisar antara 1-4 knots memiliki persentase tertinggi sebesar 39,9%.
Gambar 4.8
Grafik Distribusi Frekuensi Kecepatan Angin Periode Oktober 2016
19
F. Crosswind, Headwind dan Tailwind Informasi crosswind, headwind dan tailwind di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Oktober 2016 disajikan dalam bentuk histogram dan grafik persentase. Histogram crosswind periode Oktober 2016 dapat dilihat pada Gambar 4.9. Terlihat bahwa crosswind kanan dengan kecepatan 2-4 knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 460 kejadian. Untuk kecepatan crosswind maksimum, tercatat kecepatan crosswind kiri mencapai 17-19 knots sebanyak 1 kejadian, sedangkan kecepatan crosswind kanan mencapai 11-13 knots sebanyak 9 kejadian. Histogram Crosswind Periode Oktober 2016 500 450 Frekuensi Kecepatan
400
460
Nilai -
: Crosswind Kiri
Nilai +
: Crosswind Kanan
433
350 277
300 250
193
200 150
100
100
55
50 1
3
4
7
-19-(-17)
-16-(-14)
-13-(-11)
-10-(-8)
9
0 -7-(-5)
-4-(-2)
-1-1
2-4
5-7
8-10
11-13
Kecepatan Crosswind (kt)
Gambar 4.9 Histogram Crosswind Periode Oktober 2016
Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.10. Terlihat bahwa headwind dengan kecepatan 8-10 knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 343 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 17-19 knots sebanyak 4 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 14-16 knots sebanyak 1 kejadian.
20
Histogram Headwind dan Tailwind Periode Oktober 2016
400 350
Nilai -
: Tailwind
Nilai +
: Headwind
337
335
343
305
Frekuensi Kecepatan
300 250 200 150 89
100 66 38
50 1
0
6
-16-(-14)
-13-(-11)
-10-(-8)
18 4
0 -7-(-5)
-4-(-2)
-1-1
2-4
5-7
8-10
11-13
14-16
17-19
Kecepatan Headwind dan Tailwind (kt)
Gambar 4.10 Histogram Headwind dan Tailwind Periode Oktober 2016
Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode Oktober 2016 dapat dilihat pada Gambar 4.11. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 70%. Sedangkan untuk persentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa persentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 89%. Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri Periode Oktober 2016
Prosentase Headwind dan Tailwind Periode Oktober 2016 Tailwind 7%
Crosswind Kanan 50%
Netral 13%
Crosswind Kiri 33%
Headwind 80%
Netral 17%
Gambar 4.11 Grafik Persentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode Oktober 2016
21
V. INFORMASI TAMBAHAN STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR
Informasi Tambahan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai memberikan informasi tentang verifikasi prakiraan cuaca, evaluasi kunjungan website dan artikel cuaca dan penerbangan A. Verifikasi Prakiraan Cuaca Verifikasi prakiraan cuaca adalah evaluasi kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat keakuratan informasi prakiraan yang diberikan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Verifikasi dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil prakiraan cuaca dari informasi TAFOR dengan hasil pengamatan cuaca dari informasi METAR dan SPECI. Pada proses verifikasi, setiap unsur meteorologi hasil prakiraan cuaca mempunyai nilai persyaratan toleransi ketelitian saat dibandingkan dengan hasil pengamatan cuaca. Batasan toleransi ketelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut : Tabel 5.5 Tabel Persyaratan Toleransi KetelitianPada Verifikasi Prakiraan Cuaca No.
Unsur Meteorologi
Persyaratan Toleransi Ketelitian
1. 2.
Arah Angin Kecepatan Angin
3.
Jarak Pandang
4. 5. 6.
Cuaca/Endapan Jumlah Awan Tinggi Dasar Awan
± 20o ± 5 Kt untuk kecepatan sampai 25 Kt ± 20% untuk kecepatan diatas 25 Kt ± 200 m untuk jarak pandang sampai 700 m ± 30% untuk jarak pandang antara 700 m & 10 Km Terjadi atau tidak ± 2 Oktas ± 30 m (100 ft) untuk tinggi dasar awan sampai 120 m ± 30% untuk tinggi dasar awan antara 120 m & 3000 m (10.000 ft)
Prosentase Minimum Ketelitian 80 % 80 % 80 % 80 % 70 % 70 %
Pada periode Oktober 2016, verifikasi prakiraan cuaca menunjukan hasil yang cukup baik dengan hasil verifikasi tertinggi pada unsur kecepatan angin yaitu sebesar 97%. Secara lengkap hasil verifikasi prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar terlihat pada Tabel 5.6. Hasil verifikasi ini menunjukan bahwa kualitas informasi prakiraan cuaca yang dihasilkan cukup baik, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh jasa penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Tabel 5.6 Tabel Hasil Verifikasi Prakiraan Cuaca Verifikasi
Standart
Unsur Meteorologi Arah
Kecepatan
Jarak
Angin
Angin
Pandang
Cuaca/Endapan
Jumlah
Tinggi Dasar
Awan
Awan
80%
80%
80%
80%
70%
70%
87%
98%
74%
71%
74%
90%
Minimum Hasil Verifikasi
22
B. Evaluasi Kunjungan Website Website
Stasiun
Meteorologi
Kelas
I
Ngurah
Rai
Denpasar,
www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id, merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi meteorologi. Evaluasi terhadap banyaknya kunjungan ke halaman website selama periode
Oktober
2016
dapat
menunjukan
jumlah
informasi
meteorologi
yang
tersampaikan kepada pengguna. Khusus untuk informasi Flight Forecast, dilakukan evaluasi terhadap pengambilan data tersebut via website. Selama periode Oktober 2016 fluktuasi jumlah kunjungan website dapat dilihat pada Gambar 5.1, untuk fluktuasi jumlah pengambilan tiap jenis Flight Forecast via website dapat dilihat pada Gambar 5.2, dan untuk fluktuasi jumlah pengambilan Flight Forecast oleh tiap pengguna via website dapat dilihat pada Gambar 5.3. Grafik Kunjungan Website Periode Oktober 2016 900
817 757
800
702
Jumlah Kunjungan
700 600 500 400
617 574
567
521
502
487
471 471 470
441
486
456 450
431 430
413 413 412
455 462
421 422 421
364
300 178 140 140 139
200 100 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tanggal
Gambar 5.1 Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode Oktober 2016
Jenis Flight Forecast
Grafik Jumlah Pengambilan Tiap Jenis Flight Forecast Via Website Periode Oktober 2016 Flight Doc Itl 18Z Flight Doc Itl 12Z Flight Doc Itl 06Z Flight Doc Itl 00Z Flight Doc Makasar Flight Doc Kupang Flight Doc Jakarta Taf Internasional AUS Taf Internasional HGK Taf Internasional SIN, MYS Tafor Timika Tafor Indonesia Barat Tafor Indonesia Timur 0
200
400
600
800
1000
1200
Jumlah
Gambar 5.2 Grafik Jumlah Pengambilan Tiap Jenis Flight Forecast Via Website Periode Oktober 2016
23
Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast oleh Tiap Pengguna Via Website Periode Oktober 2016 1400
1200
Jumlah
1000
800
600
400
200
0 (flopstam)
(flopsgapura)
(DPSJTFLOPS)
(travira)
(ExecuJet)
AIRASIA
PT. JAS (Jasa (SRIWIJAYA/ NAM Angkasa Semesta) AIR)
Pengguna Website
Gambar 5.3 Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast oleh Tiap Pengguna Via Website Periode Oktober 2016
24
C. Artikel SIKLON TROPIS Siklon Tropis dikenal sebagai salah satu penyebab bencana alam yang paling dasyat yang menimbulkan kerusakan, kematian, dan kerugian dan selalu terjadi setiap tahun. Berdasarkan data, siklon tropis terjadi 80 sampai dengan 100 kali di setiap tahunnya. Jumlah siklon tropis yang tumbuh dibelahan bumi utara rata-rata 57.3 kejadian dan dibelahan bumi selatan rata-rata 26.3 siklon tropis dalam setahun (berdasarkan data tahun 1968 - 1989). Kejadian ini menyebabkan rata-rata kematian sebanyak 20.000 jiwa dan kerugian materi rata-rata sebesar 7 milyar dolar Amerika pada daerah-daerah yang dilalui siklon tropis ataupun untuk daerah yang hanya terdampak saja. Melihat besarnya dampak dari fenomena tersebut, masyarakat perlu lebih mengetahui tentang apa dan bagimana Siklon Tropis ini terjadi, serta mewaspadai dampaknya di wilayah Indonesia khususnya untuk wilayah Bali. Beberapa litelatur menyatakan bahwa di Indonesia tidak dapat terjadi, namun apakah berarti wilayah Indonesia aman terhadap bencana ini? Serta mengapa di Indonesia bukan merupakan lintasan dari Siklon Tropis?
Pengertian Siklon Tropis
Siklon tropis merupakan bentuk gangguan cuaca yang terjadi diawali adanya pusat tekanan rendah yang intensif di atas lautan sehingga memicu proses konveksi dan pembentukan awan secara intensif pula. Secara meteorologi, siklon tropis adalah istilah
25
genetik untuk sistem bertekanan rendah yang berkembang di wilayah tropis dekat garis khatulistiwa. Siklon tropis merupakan pusaran angin kencang yang diameternya dapat mencapai 200 km dengan kecepatan angin diatas 200 km/jam dengan jarak trayektori (jauh lintasan) dapat mencapai 1000 km. Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Seperti namanya, siklon tropis tumbuh diperairan disekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat. Siklon tropis dapat terbentuk dengan syarat suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter, kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus yang merupakan penanda wilayah konvektif kuat yang penting dalam perkembangan siklon tropis, atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km, adanya gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin, dan perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Waktu ratarata yang dibutuhkan sebuah siklon tropis dari mulai tumbuh hingga punah adalah sekitar 7 (tujuh) hari, namun variasinya bisa mencapai 1 hingga 30 hari.
26
Umumnya pembentukan siklon tropis ini efektif pada daerah lintang di atas 100 lintang utara maupun lintang selatan. Oleh sebab itu, wilayah Indonesia bukan merupakan daerah pembentukan badai/siklon tropis, tetapi posisi geografisnya berbatasan dengan daerah pembentukan dan lintasan siklon tropis. Indonesia yang mempunyai wilayah antara 70 lintang Utara dan 100 lintang Selatan dapat dikatakan bebas dari jejak (track) siklon tropis. Dengan lintang geografis yang cukup kecil ini, sehingga membuat gaya Coriolis yang dihasilkan juga kecil. Dengan nilai gaya Coriolis yang merupakan salah satu syarat pembentukan sebuah siklon tropis, bernilai kecil, sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya siklon tropis di wilayah Indonesia menjadi kecil pula. Karena itu secara teori Indonesia terhindar dari terjadinya siklon tropis dan bukan merupakan lintasan dari bada tropis ini. Dampak Siklon Tropis di Bali Dampak siklon tropis pada daerah yang dilalui dapat menjangkau hingga ribuan kilometer dari pusat badai dan menyebabkan terjadinya hujan lebat dan disertai angin kencang yang dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor, tumbangnya pepohonan dan membahayakan kegiatan penerbangan dan pelayaran. Tentunya dampak siklon tropis juga dipengaruh posisi dan intensitas siklon dan juga tergantung pula pada faktor sirkulasi udara. Walaupun terbebas dari jejak siklon tropis, kondisi cuaca di beberapa daerah di Indonesia dipengaruhi siklon. Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudera Hindia dan perairan barat Australia. Sebagaimana dijelaskan Biro Meteorologi Australia, pertumbuhan siklon di kawasan tersebut mencapai rata-rata 10 kali per tahun. Kondisi cuaca di Bali juga umumnya terpengaruh secara tidak langsung dengan adanya Siklon Tropis khususnya siklon yang berada di wilayah Selatan. Dengan letak geografis yang cukup dekat dengan pulau Bali, hal ini secara umum akan berdampak secara tidak langsung pada wiayah Bali. Hal ini dapat dirasakan berupa tiupan angin yang cukup kencang selama beberapa hari, banyaknya pumpunan awan, bertambahnya jumlah ataupun intensitas hujan. Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus tentang dinamika kondisi atmosfer di sekitar kita agar dapat lebih mewaspadai terhadap potensi gangguan cuaca yang dapat menyebabkan bencana.
27
D. Laporan Khusus
SOSIALISASI PELAYANAN CUACA UNTUK PENERBANGAN “WEATHER SERVICE FOR SAFETY FLIGHT”
Kegiatan Sosialisasi Pelayanan Cuaca untuk Penerbangan merupakan salah satu agenda kegiatan yang diselenggarakan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar yang bertujuan untuk memberikan gambaran seberapa pentingnya informasi cuaca meteorologi bagi dunia penerbangan. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini sendiri adalah agar peserta sosialisasi dapat memahami jenis dan isi dari informasi cuaca meteorologi,
sehingga
peserta
dapat
memanfaatkan
informasi
tersebut
dalam
pengambilan keputusan khususnya dalam dunia penerbangan.
Proses registrasi peserta kegiatan
Sosialisasi dilaksanakan di Hotel Quest pada tanggal 15 November 2016. Kegiatan dibuka pada pukul 09.00 WITA oleh MC dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars BMKG. Acara kemudian dilanjutkan dengan laporan dari ketua panitia yang dibacakan oleh Decky Irmawan, SE, M. Kom.
28
Laporan ketua panitia
Pembukaan dilakukan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar, Catur Winarti, SP. Dalam pidato pembukaannya, Kepala Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar menyatakan harapannya agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar serta hasil akhir dari kegiatan ini dapat berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan sosialisasi ini, baik bagi pihak penyelenggara maupun pihak peserta.
Pembukaan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar
Pada kesempatan ini, dilakukan juga penandatanganan Letter of Agreement (LOA) antara Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai dengan PT Angkasa Pura I. Penandatanganan diwakili oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar
29
dan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar, Yanus Suprayogi.
Penandatangan LOA antara Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar dengan PT AP I
Sesi pemberian materi dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh moderator Agus Yarcana, S. Si dengan pemateri Decky Irmawan, SP. Materi yang dibawakan pada sesi pertama adalah materi pengantar mengenai Pelayanan Cuaca untuk Keselamatan Penerbangan yang menjelaskan mengenai isi informasi pelayanan cuaca untuk penerbangan tersebut dan bagaimana alur pemberian informasi itu sendiri.
Sesi materi pertama
30
Sedangkan sesi kedua dipandu oleh moderator Apritarum Fadianika, S. Tr dengan dua pemateri. Pemateri pertama adalah I Putu Sumiana, S. Si yang membawakan materi yang berjudul Spesifikasi Teknik dan Produk yang menjelaskan tentang sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar dan peranan sarana dan prasarana tersebut dalam menghasilkan informasi cuaca meteorologi penerbangan.
Sesi materi kedua
Pemateri kedua sekaligus pemateri terakhir adalah Rahma Fauzia Yushar, S. Tr. yang membawakan materi mengenai Aviation Hazards (Cuaca Berbahaya untuk Penerbangan) di mana dalam materinya dijelaskan jenis-jenis cuaca buruk yang berpotensi membahayakan penerbangan.
Sesi tanya jawab 31
Acara selesai pada pukul 12.00 WITA dengan ditutup oleh doa dan sesi makan siang. Respon positif banyak dimunculkan dari pihak peserta terhadap kegiatan ini dan diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan lagi ke depannya untuk kebaikan bersama.
Para peserta kegiatan Sosialisasi Pelayanan Cuaca untuk Penerbangan
32