Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 BAB II TINJAUAN DATA 2.1. Tinjauan Data Umum 2.1.1.Pengertian Bandar Udara Bandar Udara adalah daerah tertentu di daratan maupun di daerah perairan termasuk bangunan, instansi dan perlengkapan yang diperuntukkan bagi seluruh maupun sebagian keberangkatan dan kedatangan serta gerakan udara dipermukaan bumi (W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1991) Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara (airport) merupakan suatu fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki landas pacu,namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. (Wikipedia) Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) Bandar Udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat. 2.1.2 Fungsi Bandar Udara Fungsi Bandara udara adalah adalah merupakan tempat lepas landas, mendarat pesawat udara, dan pergerakan pesawat udara di darat. Disamping itu Bandar udara merupakan simpul dari system transportasi udara. Perencanaan, pembangunan dan pengoperasian suatu Bandar udara harus memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan yang secara internasional tercantum dalam annex 14 convention on international civil aviation (Vol I : Aerodrome dan Vol : II : Ketentuan ini diadopsi dalam ketentuan nasional berupa keputusan menteri perhubungan no. 47 thn 2002 tentang sertifikasi operasi Bandar udara dan keputusan direktur jendral Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
5
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 perhubungan
.
Pengoperasian Bandar udara sesuai ketentuan keselamatan penerbangan dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pengoperasian pesawat udara. Berkaitan dengan hal tersebut, penyelenggara Bandar udara mempunyai kewajiban, sesuai ketentuan dalam CASR (Civil Aviation Safety Regulation) 139 : Aerodrome 2.1.3 Sejarah dan Perkembangan Bandara secara Umum Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang usai, bandara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang. Hingga saat ini, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat, dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik ternama. 2.1.4
Fasilitas Bandara Fasilitas bandara yang terpenting dan harus ada pada setiap bandara adalah:
Sisi Udara (Air Side) Landas Pacu Landas Pacu mutlak diperlukan oleh pesawat. Panjang landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umunnya 1200 meter dengan lebar 15 meter biasanya melayani Twin Otter, Cesna, pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal dengan panjang 1800 meter dan lebar 20 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti fokker-27, Tetuko 234, Fokker28, dsb.
Pada bandara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan
panjang 3600 meter da lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
6
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dsb. Bandara Internasional terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas. Apron Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat. Air Traffic Controller Untuk kenyamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar. Air Rescue Service Karena
dalam
bandara
sering
terjadi
kecelakaan,
maka
disediakan
unit
penanggulangan kecelakaan (Air Rescue Service) berupa peleton penolong dan pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dan lain-lain berupa peralatan penolong dan pemadam kebakaran. Fuel Service Yaitu fasilitas pengisian bahan bakar avtur. Sisi Darat (Land Side) Terminal Bandara Terminal Bandara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di daamnya terdapat Counter check-in, CIQ (Carantine-Imigration-Costum) untuk bandara internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui belalai. Di bandara kecil penumpang dinaikkan ke pesawat melalui tanga yang bisa dipindahkan.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
7
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Curb Curb adalah tempat penumpang naik turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal. Parkir Kendaraan Lahan yang dipergunakan sebagai area parkir para penumpang dan pengantar/ penjemput termasuk taksi. 2.1.5. Jenis dan Kategori Bandara Udara Berikut ini adalah Jenis Bandara Udara menurut route penerbangannya:
Bandar Udara Domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri. Bandara tersebut umumnya memiliki landasan pendek yang hanya dapat menangani pesawat jarak pendek/menengah dan lalu lintas regional. Di beberapa negara, bandar udara sejenis itu tidak memiliki pemeriksaan keamanan / detektor logam, tetapi pemeriksaan seperti itu telah diadakan beberapa tahun belakangan ini.
Bandar Udara Internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional atau antarbenua. Bandara internasional sering menangani penerbangan domestik (penerbangan yang terjadi di satu negara) juga penerbangan internasional. Di beberapa negara kecil kebanyakan bandar udara merupakan internasional, sehingga konsep suatu "bandara internasional" memiliki
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
8
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 makna kecil. Di negara-negara tersebut, terdapat sebuah sub-kategori bandar udara internasional terbatas yang menangani penerbangan internasional, tetapi terbatas pada tujuan jarak pendek (umumnya karena faktor geografi) atau campuran bandara sipil/militer.
Bandar Udara Regional merupakan sebuah bandar udara yang melayani lalu lintas di daerah geografi berpopulasi relatif kecil. Sebuah bandara regional umumnya tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk memproses lalu lintas antarnegara. Di Kanada bandara regional umumnya melayani penerbangan di Kanada dan beberapa penerbangan menuju Amerika Serikat. Beberapa bandar udara regional AS, dianataranya menyebut dirinya bandar udara internasional, memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi yang beroperasi bila diminta, tetapi kebanyakan melayani lalu lintas domestik. Pesawat yang menggunakan bandara tersebut merupakan jet bisnis kecil, pesawat pribadi, dan jet regional. 2.1.6. PengertianTerminal Penumpang Terminal adalah tempat pengurusan naik-turunnya penumpang dan bongkar muat bagasi dan kargo dari kendaraan transportasi (W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1991) Menurut Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara no. SKEP.347/XII/1999 tentang standar rancang bangun dan/ rekayasa fasilitas dan peralatan Bandar Udara, dinyatakan bahwa Bangunan Terminal Penumpang adalah penghubung utama antara sistem transportasi darat dan sistem transportasi udara yang bertujuan untuk menampung kegitan-kegiatan transisiantara dari akses dari darat ke pesawat udara atau sebaliknya: pemrosesan penumpang datang, berangkat maupun transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan bagasi dari/ dan ke pesawat udara. Terminal penumpng harus mampu menampung kegiatan operasional, administrasi dan komersial serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
9
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 keselamatan operasional penerbangan, disamping persyaratan lain yang berkaitan dengan masalah bangunan. 2.1.7. Orientas Bentuk Terminal Penumpang Terminal Penumpang pada suatu bandar udara memiliki berbagai orientasi bentuk belalai yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, antara lain :
Pier Sebuah rancangan yang berbentuk bangunan panjang dan sempit dengan pesawat yang diparkir di kedua sisi. Salah satunya terhubung dengan area tiket dan pengklaiman bagasi. Pier memberikan kapasitas pesawat yang tinggi dan bentuknya yang sederhana, tetapi sering menghasilkan jarak yang jauh dari counter pendaftaran ke gerbang. Kebanyakan bandara internasional besar memiliki pier, antara lain : Bandar udara internasional O’Hare Chicago, Bandar Udara internasional Frankfurt, bandar Udara London Heathrow, bandar udara Amsterdam Schilpol, dll.
Linier Sisi positifnya adalah jarak jangkauan penumpang ke terminal relatif lebih pendek. Tidak membutuhkan waktu lama. Koridor tidak terlalu lebar sehingga cahaya matahari bisa mencapai kedalaman ruang dan sirkulasi udara lebih lancar. Sistem ini memungkinkan pengembangan lebih lanjut dengan sistem pier, satelite, multiple island pier dan hybrid. Sistem linear merupakan pola dasar dan efektif untuk jumlah pesawat kurang dari 11
Satelite Merupakan sebuah bangunan yang dihubungkan dari bangunan bandara lain, sehingga pesawat dapat parkir di sekitar jangkauannya. Bandara pertama yang menggunakan terminal satelit adalah Bandar Udara London Gatwick. Fasilitas
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
10
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 inimenggunakan sebuah terowongan pejalan kaki bawah tanah untuk menghubungkan satelit dengan terminal utama
Semisirkuler Beberapa bandara menggunakan sebuah terminal semisirkuler, dengan pesawat yang diparkir di satu sisi dan kendaraan di sisi lainnya. Bentuk ini mengakibatkan perjalanan panjang untuk menghubungkan penumpang. Tetapi hebatnya mengurangi waktu perjalanan antara pendaftaran dan pesawat. Bandar Udara yang dirancang dengan model ini adalah
Bandar Udara
Internasional Charles de Gaulle (Terminal 2), Bandara internasional Mumbai (Terminal 2), Bandar Udara Internasional Incheon-Seoul, Bandar Udara Chitose Baru Sapporo, dll
2.1.8. Kebutuhan Luas Terminal Penumpang Menurut Surat Keputusan Jenderal Perhubungan Udara no. SKEP.347/XII/ 1999 tentang Rancang Bangun dan/ atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara, kebutuhan luas Terminal Penumpang didasarkan pada jumlah penumpang, rencana dan standar luasan ruang yang ditetapkan. Standar luas ruangan biasanya dihitung dengan satuan luas tiap penumpang. 2.1.9. Standar Luas Bangunan Terminal Penumpang Standarisasi bangunan terminal penumpang ini dibuat sebagai salah satu pedoman dalam program perencanaan bangunan terminal penumpang suatu Bandar Udara. Besaran dalam standar luas terminal penumpang ini merupakan besaran minimal yang memenuhi persyaratan operasional keselamatan penerbangan. Untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan dan kenyamanan penumpang, seperti ruangruang komersial besaran dalam standar ini dapat diperbesar.Faktor yang mempengaruhi besaran bangunan Terminal Penumpang antara lain adalah :
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
11
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 1. Kapasitas/ Jumlah penumpang per tahun 2. Jumlah penumpang waktu sibuk (peak hour) yang akan menentukan besaran ruang-ruang pada bangunan terminal penumpang. Berikut adalah standarisasi luas terminal penumpang berdasarkan jumlah penumpang pada waktu sibuk (peak hour):
Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang pada waktu sibuk
Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang pada Terminal ukuran kecil, sedang dan besar
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
12
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.10. Tingkat Pelayanan Terminal Penumpang Menurut Robert Horonjeff dalam bukunya Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, edisi ketiga, penerbit Erlangga tahun 1993, halaman 8, disebutkan bahwapenentuan kebutuhan ruangan di terminal penumpang sangat dipengaruhi oleh oleh tingkat pelayanan (level of Service) yang dikehendaki. Menurut Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara no. SKEP.284/X/1999. Tanggal 22 Oktober 1999, tentang standar kinerja Operasional Bandar Udara yang terkait dengan tingkat pelayanan (Level of Service) adalahtingkat pelayanan untuk jasa kebandarudaraan yang diterima oleh pengguna jasa yang variabel-variabelnya meliputi aspek keselamatan, keamanan, kelancaran dan kenyamanan penyelenggaraan jasa kebandarudaraan. Tingkat pelayanan pada dasarnya relatif tidak sama bagi setiap orang, masingmasing mempunyai penilaian sendiri-sendiri terhadap kondisi suatu tingkat pelayanan. Namun dalam perencanaan terminal setidak-tidaknya ditetapkan pendekatan secara umum, untuk suatu tingkat pelayanan. Menurut IATA (International Aircraft Transportation Asociation) dalam buku Airport Development Reference Manual (ADRM) ada pembedaan space/ ruang untuk berdiri/ duduk para penumpang yang diasumsikan untuk para penumpang yang duduk dan untuk berdiri para penumpang. Digunakan untuk ukuran tingkat pelayanan jasa (level of service) pelayanan terbagi dalam beberapa tingkat, yaitu : A
B
C
D
E
F
40%
50%
60%
80%
95%
100%
Tabel 2.3 level of service A-E pada Ruang Tunggu
2.1.11. Pembagian Zona Zona dalam sebuah terminal menurut tngkat keamanannya, terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Pra-Keamanan -
Counter Pendaftaran
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
13
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 -
Toko retail & resto
Setelah Keamanan -
Toko Bebas Pajak
-
Toko Retail & Resto
-
Lounge Bandar Udara
-
Bea cukai bandar udara.
-
Pengklaiman Bagasi
Sedangkan menurut aktifitasnya Terminal Penumpang biasanya terbagi menjadi 3 area, yaitu :
Departing Passenger Area/ Area Keberangkatan Area ini berfungsi sebagai area keluar/ masuk atau pick-up/ drop zone bagi para penumpang dan barang bawaannya. Area ini harus dapat menampung dan mengakomodasi penumpang dalam kapasitas yang besar. Fasilitas Area Keberangkatan meliputi: Passenger Service Centre Pusatn informasi penumpang. Flight Check-in Counter Merupakan tempat lapor bagi penumpang kepada maskapai yang digunakan sekaligus menyerahkan bagasi. R. Tunggu Keberangkatan Berfungsi sebagai ruang tempat penumpang duduk sambil menunggu giliran panggilan boarding naik ke pesawat. Selain tempat duduk, ruang ini dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), toilet, dan musholla. Eksekutif Lounge
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
14
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Merupakan fasilitas khusus bagi penumpang yang ingin mendapat pelayanan lebih, seperti kursi tunggu eksklusif, R. smoking area, ruang massage dsb. Namun untuk menikmati fasilitas ini penumpang harus membayar sejumlah tarif tertentu atau menggunakan fasilitas kartu kredit. R. Ibu & Perawatan Bayi dan Penyandang Cacat Ruang ini disediakan untuk memberikan privasi dan kenyamanan bagi ibu yang akan menyusui, mengganti popok, melakukan perawatan bayi secara khusus, serta perawatan lainnya bagi penyandang cacat. Kantor Kesehatan Bandara Kantor ini memberikan pelayanan rekomendasi bagi penumpang sakit/ pasien yang akan diangkut dengan pesawat. Selain itu juga melayani penanganan darurat khusus bagi calon penumpang yang sakit mendadak di bandara.
Arriving Passenger Area/ Area Kedatangan Area ini merupakan area yang disediakan bandara untuk memfasilitasi para penumpang yang baru saja tiba/ turun dari pesawat. Fasilitas Area Kedatangan meliputi: R. Kedatangan/ R. tunggu Bagasi Sesaat setelah turun dari pesawat sebelum keluar bandara penumpang akan menjalani beberapa pemeriksaan keimigrasian, setelah melalui semua proses tersebut penumpang terlebih dahulu akan memasuki ruangan ini, khususnya bagi penumpang yang akan mengambil bagasi. Ruangan ini dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), toilet, counter pelayanan angkutan darat. Selain itu juga counter pemesanan hotel, informasi wisata dll. Conveyor Belt Ini adalah peralatan untuk memudahkan penumpang yang baru saja tiba (Arrival) ketika akan mengambil bagasi. Dengan fasilitas ini
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
15
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 bagasi penumpang dapat bergerak di atas matras khusus secara berurutan dan teratur, sehingga mengurangi konsentrasi kerumunan yang akan berebut mengambil bagasi. Gerobak Bagasi/ Troli Disediakan untuk meringankan penumpang dalam mengangkut barang/ bagasi, dari lokasi conveyor belt hingga teras bandara. 2.1.12 Prosedur Kedatangan Penumpang
Pemeriksaan Imigrasi -
Visa On Arrival
-
Non Visa On Arrival
-
Pengambilan bagasi
-
Pemeriksaan Bea & Cukai
-
Hall Kedatangan
-
Rendezvous Poin
-
Pick up zone
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
16
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.13 Sistem Sirkulasi pada Bandara Sistem sirkulasi orang dan barang penumpang memegang peranan sangat penting dalam proses kelancaran penumpang pada sebuah bandara dapat digolongkan pada sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal, berikut adalah pembagian sirkulasi tersebut : 2.1.14.1 Sirkulasi Horizontal Sirkulasi horizontal merupakan jalan lalu lalang antar ruang dalam satu lantai. Presentasi kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10%. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi horizontal ini adalah koridor dan konveyor. 1. Koridor Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor dan ruang peralihannya diantaranya adalah Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin Memberi gerak yang logis dan pengalaman indah bermakna Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali Cukup tenang 2. Konveyor Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/ horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau sudut 10’ 2.1.14.2 Sirkulasi Vertikal Transportasi vertikal, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada beberapa macam Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
17
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 tipe transportasi vertikal yang biasanya terdapat pada sebuah bandara, antara lain :
Gambar 2.1 Sirkulasi Vertikal Lift
1. Lift Pada umumnya lift yang terdapat dalam sebuah terminal diperuntukkan untuk penyandang cacat ataupun bagi penumpang dalam kondisi sakit, selain itu diperuntukkan dalam kondisi tertentu untuk memindahkan barang.
Gambar 2.2 Eskalator dan Travevelator
2. Travelator Eskalator dan travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung untuk memindahkan orang/ barang ke lantai berikutnya. Eskalator diproritaskan untuk transportasi orang dengan dengan barang bawaan yang dijinjing sedangkan travelator untuk transportasi orang dengan barang dalam trolley. 2.1.14.3 Airport Signing & FIDS (Flight Information Display System) Hal yang paling penting dan harus diperhatikan dalam mendesain sebuah Terminal Penumpang adalah tersedianya kemudahan dalam mengakses denah Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
18
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 bandara dan sistem informasi jadwal penerbangan setiap saat sehingga dapat memandu para penumpang dengan baik. Informasi mengenai kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang biasanya ditampilkan melalui LED display. Peralatan ini terpasang pada lokasi public hall serta di dalam ruang terminal keberangkatan maupun kedatangan.
Gambar 2.3. Aitport sign
2.1.15. Tinjauan Tentang Ergonomi dan Antropometri Ergonomi dan antropometri mempunyai arti penting dalam perancangan desain interior, karena dengan memperhatikan faktor-faktor ergonomi dan antropometri, maka para pemakai ruangan akan mendapatkan produktifitas dan efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang. Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan kerja yang meliputi : Kerja fisik dan efisiensi kerja Tenaga yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan Konsumsi kalori Kelelahan Perorganisasian sistem kerja Pengertian ergonomi tidak hanya terbatas pada sisi fisik semata, namun bersangkutan dengan kelima indera manusia yaitu diantaranya : Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
19
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Unsur penglihatan Unsur pendengaran Unsur perasa Unsur penciuman Unsur keindahan atau kenyamanan Untuk merancang dan memilih perabot perlu memperhatikan siapa penggunanya. Bagaimana ukuran perabotnya, bagaimana bentuk dan warna yang diinginkan (sesuai) dengan karakter anak, sehingga mereka merasa nyaman dan aman menggunakannya.
Ukuran
perabot
yang
tidak
sesuai
akan
menyebabkan
ketidaknyamanan, kelelahan dan akibat-akibat fisik seperti perubahan tulang belakang, dada, dll (Budirahardjo, 2002:30). Berikut ini akan dipaparkan tinjauan dari beberapa perabot yang ada : Berikut adalah ukuran standart kenyamanan dan jarak kedekatan kursi pada area lobby Bandara sesuai ergonomi dan antropometri.
Gambar 2.4 Antropometri area lounge
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
20
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Gambar 2.5 Area Lobby
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
21
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Gambar 2.6. Area Resepsionis
Gambar 2.7. Area Kabinet Arsip
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
22
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Gambar 2.8. Area Kerja
Gambar 2.9. Sleeping Spaces
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
23
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Gambar 2.10. Area Wastafel
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
24
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.16 Tinjauan Tentang Warna Penggunaan warna pada interior hotel dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh pengunjung. Untuk itu, pemilihan warna yang tepat menjadi unsur yang harus diperhatikan. Pemilihan warna pada elemen-elemen ruang maupun bangunan sangat berpengaruh terhadap pembentukan suasana, terutama untuk menciptakan efek emosional atau psikologis pada pemakaianya. Warna dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Warna dingin terkesan tenang, lembut dan sejuk. Warna ini meliputi warna hijau, biru dan ungu. Sedangkan warna hangat terkesan ringan, penuh gairah dan bergolak/bersemangat. Warna ini meliputi warna merah, jingga dan kuning. Pemilihan bahan bangunan yang tepat dapat membantu menghadiriekspresi bangunan yang hendak dicapai. Berdasarka tekstur dan warna bahan tersebut akan memberikan karakter yang berbeda. Berikut ini adalah daftar karakteristik material sebagai bahan pertimbangan1 : BAHAN & KEADAAN
PERMUKAAN
PEMANTULAN
PENYERAPAN
Lingkungan Alam
Rumput
20%
80%
Ladang
15-30%
70-85%
Warna Muda
40-60%
40-60%
Warna Tua
15%
85%
Marmer
50-60%
40-50%
Batu Bata Merah
25-40%
60-75%
Beton
30-50%
50-70%
Seng Gelombang
10-35%
65-90%
Seng Alumunium
40-90%
10-60%
Putih
80-90%
10-20%
Dinding Kayu
Dinding Batu
Lapisan Atap
Lapisan Cat
1
Sumber : Heinz Frick. F.X. Bambang Suskiyanto. Dasar-Dasar Eko Arsitekture. Yogyakarta : Kanisius
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
25
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Kuning
50%
50%
Merah
25-35%
65-75%
Hijau
40-50%
50-60%
Tabel 2.4. Macam-Macam Material dan Kemampuan Penyerapan Serta Pemantulan
WARNA
KARAKTERISTIK
Merah
Panas, Penuh Energi,
Jingga
Optimis, Muda dan Kreatif
Kuning
Gembira, Menyenangkan
Hijau
Alam, Tenang, Ramah
Biru
Dingin, Diam dan Dalam
Ungu
Unik, Tinggi, Ekstrim
Pink
Feminin, Romantis, Snsual
Coklat
Kehangatan Tanah
Putih
Murni, Bersih dan Segar
Hitam
Abadi, Fokus dan Magis
Pastel
Lembut, Ringan dan Menyenangkan
Netral
Warna untuk semua Tabel 2.5. Macam Warna dan Karakteristiknya
Warna sangat berpengaruh dalam memberiakan nuansa tertentu dalam ruangan untuk itu dalam menerapkan warna untuk ruang adalah dengan memahami karakter warna. Untuk warna bagian dalam ruang disesuaikan dengan karakter dari masing-masing ruang. Untuk ruang pendampingan, warna yang dipilih adalah warnawarna muda atau warna-warna pastel yang lembut. Sedangkan untuk kelompok ruang edukatif atau minat bakat yang dipilih warna yang ceria yang mampu merangsang imajinasi anak, bila perlu dengan motif atau gambar tokoh-tokoh kartun yang umumnya disukai anak-anak. Mengindari warna-warna dingin dan gelap, namun Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
26
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 lebih cendrung kepada warna-warna yang ceria, seperti warna hijau muda, kuning, merah ataupun orange. Mengoptimalkan fungsi dan membuat ruangan menjadi terkesan indah adalah hal yang penting dalam suatu suatu ruang dan berkaitan dengan psikologi warna. Warna adalah salah satu komponen terlengkap dalam sebuah bangunan yang cukup penting, karena warna dapat menambah atau menonjolkan kesan, fungsi, maupun suasana yang akan ditimbulkan. Warna-warna yang digunakan adalah warna-warna yang sesuai dengan sifat remaja. Faktor warna yang sesuai dengan karakter remaja menurut Harman (2003) yaitu: Mempunyai Merah Biru
karakter
menggairahkan,
kuat,
panas,
agresif,
menggelisahkan, kasar, menantang, dan menonjol. Mempunyai karakter tentram, aman, damai dan dingin mempunyai karakter yang tenang, menghibur, gembira, nyaman dan
Kuning
damai. Mempunyai karakter riang, bercahaya, mengandung harapan, hangat
Putih
dan ringan.
Tabel 2.6. Warna yang Sesuai dengan Sifat Remaja
2.1.17 Tinjauan tentang Elemen Interior a. Dinding akustik merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk meredam suara selain penggunaan bahan peredam suara tentunya pada sebuah ruangan. Hal ini bertujuan agar ruangan tersebut tidak terlalu berisik dengan suara bising dari luar ruangan. Penggunaan karakteristik dinding akustik setelah menggunakan peredam suara pada ruangan dilakukan demi kenyamanan penggunaan pemilik ruangan tersebut.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
27
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Dinding akustik juga sering dikenal dengan panel pelapis dinding yang sifatnya akustik. Dinding akustik juga perlu pengujian dengan alat – alat penguji khusus untuk dinding akustik Gambar 2.11 Detail Dinding Akustik
jaminan akustik
itu
sendiri
sebuah yang
demi dinding
baik
dan
berkualitas. Penggunaan dinding akustik ini juga sangat berguna dalam meredam nada rendah dalam / yang masuk ke dalam sebuah ruangan walaupun ruangan tersebut sudah memakai peredam suara akan tetapi peredam suara biasanya meredam suara nada tinggi namun kurang meredam untuk nada rendah, untuk itulah diperlukan sebuah dinding akustik untuk melengkapi sebuah peredam suara tersebut. Perancangan dinding akustik pun harus lah dilakukan dengan tepat agar frekuensi yang sedikit / kurang akan disebar dan frekuensi yang besar akan di serap tentunya dengan perancangan dinding akustik yang tepat dan baik. Dalam pemasangan sebuah dinding akustik di dalam sebuah ruangan pun harus memperhatikan bahan – bahan yang akan digunakan, maka itu sebelum membeli dan sebelum memasang sebuah dinding akustik di ruangan anda, sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu terbuat dari bahan apakah dinding akustik yang akan di pasang tersebut sehingga anda tidak akan salah dalam memilih bahannya. Membuat sebuah dinding akustik di dalam ruangan sangat beragam tips dan cara membuatnya, misalnya saja menempatkan / menggantung karpet yang memiliki bahan tebal atau pun karpet wool pada dinding ruangan anda. Serta selain itu, pembuatan dinding akustik juga dapat dilakukan dengan cara yang sudah canggih yang tentu saja dengan menggunakan material serta perhitungan yang khusus. Pada saat anda ingin memasang panel / dinding akustik di dalam sebuah ruangan, sebaiknya anda meletakkan panel sebar serta panel serap di bagian bidang pantul yang paralel. Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
28
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 b. Lantai Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (Hall, ruang Tunggu), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang. Jenis – jenis material lantai : -
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan. Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
29
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 -
Keramik Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.
-
Kayu Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.
-
Karpet Karpet Ballroom atau sering disebut karpet wall to wall karena fungsinya untuk ruangan besar seperti karpet Ballroom/karpet Aula, karpet Loby, Karpet Hall, dan lain-lain. Dengan desain yang menawan, cantik dan terjamin kualitasnya membuat ruangan menjadi cantik pula.
c. Plafond Plafond adalah langit – langit rumah ( ruang di bawah atap ) dengan ketinggian yang bervariasi Fungsi plafond dalam adalah untuk menyediakan tmpilan yang estetis pada bangunan. Plafon dapat membantu menyembunyikan instalasi listrik, sperti kabel, lampu dan struktur bangunan, sehingg ruang interior tampak lebih indah. Dengan adanya plafont, suhu udara dalam ruangan bias menjadi lebih terkendali.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
30
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Berikut ini kami akan memberikan sedikit tips untuk bahan atau material yang saat ini sering dipasang untuk plafond :
Tripleks Tripleks merupakan jenis penutup plafond yang sering dipakai. Ukuran tripleks umumnya adalah 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Material tripleks mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif murah dan bahan yang ringan memudahkan pengguna dalam perbaikan apabila terjadi kerusakan untuk menggantinya. Kelemahan bahan tripleks tidak tahan terhadap api sehingga mudah terbakar dan apabila sering terkena air atau rembesan maka akan mudah rusak.
Eternit atau Asbes Ukuran eternit umumnya adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m x 1.00 m. Bahan ini mudah didapat dipasaran dan proses pengerjaan pun mudah. Selain itu, bahan ini ringan sehingga memudahkan pengguna untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan. Hanya bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga pada saat proses pemasangan harus berhati-hati supaya tidak patah atau retak.
Serat atau Fiber Saat ini, fiber sudah banyak digunakan walaupun belum semua wilayah dijual bahan jenis ini. Dalam aplikasi untuk plafond, sering disebut dengan GRC (Glassfiber Reinforced Cement) Board. Harganya relatif murah dibandingkan dengan tripleks. GRC Board mempunyai ukuran 60 cm x 120 cm dengan ketebalan standar 4 mm.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
31
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Gypsum Board Plafond gypsum merupakan salah satu jenis bahan yang disukai masyarakat saat ini untuk menutup langit-langit bangunan. Ukuran untuk plafond gypsum adalah 122 cm x 244 cm, plafond gypsum tidak tahan terhadap air sehingga mudah rusak ketika terkena air atau rembesan air. Dan tidak semua tukang dapat memasang plafond dengan bahan ini sehingga diperlukan keahlian khusus.
Akustik Board Plafond akustik merupakan salah satu solusi untuk meredam kebisingan karena plafond akustik merupakan plafond yang tahan terhadap batas ambang kebisingan tertentu. Biasanya plafond jenis ini cenderung digunakan untuk studio rekaman atau pabrik-pabrik agar suara bising yang dihasilkan tidak sampai mengganggu masyarakat sekitarnya. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm. plafond akustik termasuk bahan yang jarang ditemui.
2.1.18 Proses Berfikir penganbilan Gaya & Tema Seiring perkembangan zaman saat ini terutama pada bagian tata ruang sangatlah berhubungan dengan kebutuhan dan aktifitas manusia, Sebuah tema atau gaya desain interior adalah ide yang terus menerus digunakan di seluruh ruang dalam rangka untuk menciptakan rasa kelengkapan. Tema tidak dapat keliru sebagai konsep desain atau pihak tingkat yang lebih tinggi, yang melibatkan pemahaman yang lebih dalam dari kerangka arsitektur, yang programatik dan sosial-budaya kebutuhan pelanggan. Perkembangan gaya dekorasi interior kini telah dibiakkan untuk memasukkan gaya tidak harus diandalkan dengan tema zaman tertentu memungkinkan kombinasi potonganpotongan dari berbagai era. Setiap elemen harus berkontribusi terhadap fungsi, bentuk, atau keduanya dan menjaga standar kualitas dan konstan campuran untuk membuat desain inginkan.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
32
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.17.1
Latar Belakang pemilihan Gaya
Gaya Eco airport yang terkenal dengan keeksotikannya memberi nilai tersendiri sebagai ragam hias dan sebagai sumber inspirasi bagi banyak orang yang mengenalnya. Lewat citarasa pengaplikasian warna dan bentuk mampu menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang dengan keindahannya. Seiring dengan perkembangan jaman, maka berkembang pula jenis-jenis material modern yang digunakan pada ruang dalam, misalnya penggunaan material kaca dan stainles stell. Oleh sebab itu gaya Bandara ini ini akan dihadirkan melalui cita rasa tradisional yang dikolaborasikan dengan sentuhan modern pada beberapa bagian ruang dalam. Pembangunan
eco-airport
bertujuan
untuk
mengembangkan
pendapatan
masyarakat setempat dengan tetap menerapkan batasan-batasan dari konsep pengembangan ekowisata. Ditinjau dari strategi operasionalnya, pembangunan sarana akomodasi ini merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisatawan, selain itu bila eco-airport ini dikelola dengan professional akan menjadi nilai tambah tersendiri yang bias memberikan dampak positif pada pelaksanaan pemasaran wisata di daerah tersebut.
2.1.17.2
Definisi Gaya eco
Eco adalah suatu desain yang ramah lingkungan (friendly environment), yaitu memanfaatkan sumber-sumber lingkungan yang ada dengan dampak kerusakan atau gangguan lingkungan seminimal mungkin, serta pendekatan produk dengan pertimbangan khusus terhadap lingkungan, kesadaran penghijauan, populasi yang lebih, industrialisasi , eco airport adalah sebagai green konsep yaitu mengurangi, pemakaian kembali dan daur ulang, serta merupakan suatu pendekatan desain dengan mempertimbangkan dampak yang bias terjadi pada lingkungan.
2.1.18 Bali Berbicara mengenai Bali, tak pernah lepas dari keunikan budayanya. Masyarakat dan pikiran orang Bali sangat terpengaruh oleh budaya yang masih Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
33
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 kuat dipertahankan hingga kini. Ketika bicara mengenai budaya Bali (adat istiadat), maka budaya ini tidak akan bisa dipisahkan dari Agama Hindu. Jika dicermati, keduanya bercampur dan membentuk keunikan budaya Bali yang unik. Agama Hindu di Bali sangat berbeda dengan agama Hindu di India. Agama Hindu di Bali diserap ke dalam budaya masyarakat Bali hingga output-nya jadi sangat berbeda dengan agama Hindu di India. Sebagai contoh : konsep sarana persembahyangan dalam agama Hindu yang terdiri dari : air, api, bunga, buah, daun menjadi beragam bentuknya di dalam beragam upacara keagamaan. Hingga, sangat sulit dipisahkan, mana agama dan adat istiadat.
2.1.18.1
Gambar 2.12. Provinsi Bali terletak pada 8°3'40"-8°50'48" LS dan 114°25'53"-115°42'40" BT
Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang
Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas fisiknya adalah sebagai berikut: a) Utara
: Laut Bali
b) Timur
: Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat)
c) Selatan
: Samudera Indonesia
d) Barat
: Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
34
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.18.2 Arsitektur Tradisional Bali Manusia bali dan alam semesta adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, begitu pula dengan arsitekturnya. Manusia bali tradisional tinggal di sebuah perkampungan yang ditata dengan pola-pola tertentu mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang mengacu pada alam semesta, yaitu kaidah arah angin Kaja-Kelod (Utara-Selatan), Kangin-Kaluh (Timur-Barat). Dan kaidah sumbu Utama Gunung Agung yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan leluhur suci mereka. Yang dimaksud dengan rumah adat Bali adalah sebuah pekarangan yang dilingkari
oleh
batas,
dan
dalam
pekarangan
tersebut
didirikan
bangunan-bangunan tertentu dengan bentuk dan tipe tersendiri, yang secara garis besar terbagi atas bagian pokok yakni : bangunan-bangunan di halaman depan, perumahan keluarga dan merajah atau tempat suci persembahan keluarga, perumahan tradisional yang dibangun berdasarkan konsep yang bersumber pada Astha Kosala Kosali. Selaras dengan falsafah Tri Hita Karana yang menjelaskan adanya tiga penyebab kebahagiaan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam. (Sumber : U.R Wisnu Budiarso ST, MT. Program Studi Teknik Arsitektur-Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur “Arsitektur Tradisional Bali”). Arsitektur tradisional Bali yang kita kenal, mempunyai konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar tersebut adalah: 1) Konsep hirarki ruang, Tri Loka atau Tri Angga (konsep dasar yang erat hubungannya dengan perencanaan arsitektur yang merupakan asal-usul Tri Hita Kirana). 2) Konsep orientasi kosmologi, Nawa Sanga atau Sanga Mandala. 3) Konsep keseimbangan kosmologi, Manik Ring Cucupu. 4) Konsep proporsi dan skala manusia. 5) Konsep court, Open air. 6) Konsep kejujuran bahan bangunan.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
35
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Pola bangunan perumahan masyarakat bali terbagi atas beberapa aspek sosial budaya, diantaranya yaitu : 1) Aspek Nilai Budaya Dalam pandangan hidup masyarakat bali, azas harmonis yaitu suatu azas yang mengutamakan hidup selaras dengan yang diinginkannya dan terwujud melalui keselarasan antara manusia dengan alam semesta. Hal itu merupakan suatu prinsip yang dianggap bernilai dalam hidup. Hidup selaras dalam pandangan orang bali akan membawa ketentraman lahir batin. Nilai budaya dalam rumah adat terdapat dalam struktur pekarangan ataupun struktur bangunan, maupun struktur kecil yang lebih kecil. Dalam struktur pekarangan susunan itu tampak pada pembagian daerah secara horizontal yaitu adanya klasifikasi sebagai berikut : a) Halaman luar disebut Lebuh, adalah simbol dari alam Bhuta atau Negatif. b) Halaman tengah disebut Natha yang merupakan alam manusia. c) Halaman dalam merupakan alam Dewata atau alam sakral yang merupakan simbol kekuatan positif. 2) Aspek Kepercayaan Masyarakat bali adalah masyarakat yang secara kuat memperlihatkan ciri-ciri yang bersifat religius. Dalam wujud masyarakat terdapat unsur kepercayaan
pada
kegiatan
upacara,
adanya
pantangan-pantangan,
mempunyai tempat dan arti yang penting dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Suatu bentuk kepercayaan yang dihubungkan dengan perumahan orang bali yaitu bahwa rumah dianggap sebagai suatu yang hidup dan dasar kepercayaan. 3) Aspek Status Sosial Bentuk sosial adat masyarakat bali terwujud dalam sistem kewangsaan. Tinggi rendah status atas dasar kewangsaan ini tampak melalui bermacam-macam cara yang telah ada seperti dalam pergaulan, dlam sistem kelas, dalam sistem lambang dan sebagainya. Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
36
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.18.3 Pemahaman Bagian-bagian Dalam Arsitektur Tradisional Bali Perencanaan setiap bagian dari bentuk fisik arsitektur adat Bali mempunyai latar belakang tersendiri sesuai dengan tujuan pengunaannya. Setiap perencanaan didasarkan pada filsafat adat, setiap bagian berkaitan dengan yang lainnya misalnya : 1) Tembok Penyengker Tembok penyengker adalah pelindung secara fisik dan secara kejiwaan. Penghuni bangunan pekarangan dalam tembok penyengker terlindungi dari gangguan alam, cuaca, binatang dan manusia sesamanya. Tata ruang tradisional bali menetapkan adanya batas fisik pekarangan tembok penyengker disekeliling pekarangan perumahan parhyangan atau bangunan lainnya. Sudut pertemuan tembok penyengker dengan suatu konstruksi yang disebut Padu Raksa terdapat pada keempat sudut pekarangan, filosofi tradisional menganggap Padu Raksa merupakan suatu kehidupan bagi manusia. Padu Raksa merupakan badan dengan kepala dan kakinya dengan tangan yang direntangkan berupa dinding-dinding tembok.
Gambar 2.13. Tembok penyengker merupakan pelindung secara fisik dan secara kejiwaan bagi arsitektur tradisional bali.
Padu Raksa dipandang sebagai suatu fisik yang hidup dengan namanya masing-masing, yaitu : a)
Sudut timur laut disebut Sari Raksa,
b)
Sudut tenggara disebut Ada Rraksa,
c)
Sudut barat laut disebut Kala Raksa
d)
Sudut barat daya disebut Rudra Raksa
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
37
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Tembok penyengker dapat mempertegas konsep Tri Angga dalam tata nilai zoning dengan membagi suatu area menjadi tiga zona, yaitu : a)
Zona terdepan disebut Jabaan,
b)
Zona tengah disebut Jabaan Tengah, dan
c)
Jeroan yang umumnya terletak dibagian Timur.
Konsep Tri Angga terdapat pada pekarangan perumahan yang tidak begitu luas dan pada perumahan yang luas. Sedangkan perumahan kerajaan dalam bentuk puri umumnya terbagi dalam sembilan zona yang disebut Sanga Mandala. Masing-masing zona dengan tembok penyengker dilengkapi pintu-pintu penghubung seperti pola grid. Konsep Tri Angga merupakan tiga bagian fisik yaitu kepala, badan dan kaki. 2) Bangunan Dalam Arsitektur tradisional bali, bangunan digolongkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : a) Bangunan Parhyangan untuk aktivitas ritual, b) Bangunan Pawongan untuk aktivitas kemanusiaan, dan c) Bangunan Pelemahan untuk pelayanan umum. Arsitektur Bali dalam filosofinya menempatkan bangunan antara manusia dan alamnya. Bangunan berfungsi menyelaraskan unsur-unsur pembentuk manusia. Bangunan tradisional bali umumnya disesuaikan dengan golongan utama, madya dan sederhana. Bangunan perumahan yang terkecil adalah sakepat. Bangunan bertiang empat. Tipe-tipe bangunan lainnya adalah sakenem, sakutus, astasari, tiangsana dan sakaroras.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
38
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Bagian-bagian ruang pada rumah tinggal bali, yaitu :
Gambar 2.14. Pola bangunan perumahan masyarakat bali terbagi atas aspek nilai budaya, aspek kepercayaan dan aspek status sosial
keterangan gambar 2.13 : 1. sanggah, berfungsi sebagai tempat suci. 2. gedong, berfungsi sebagai tempat tidur. 3. bale dangin, berfungsi sebagai tempat upacara manusa yadnya, pitra yadnya, kadang-kadang di pakai juga sebagai tempat tidur bagi orang yang dituakan atau memang paling tua dalam keluarga seperti pekak (kakek), dadong (nenek) dan kumpi (buyut), tapi jaman sekarang sudah jarang dipergunakan sebagai tempat tidur. 4. bale daja, berfungsi sebagai tempat tidur. 5. bale dauh, berfungsi sebagai tempat tidur. 6. jineng, (lumbung) berfungsi menyimpan hasil panen. 7. paon, (dapur) tempat masak. 8. tembok penyengker, berfungsi sebagai pembatas antar rumah. 9. angkul-angkul, befungsi sebagai pintu masuk. Lay out ini berdasarkan pada masyarakat bali selatan bagian timur, dimana sanggahnya berada di pojok timur laut. untuk masyarakat di daerah tabanan, sanggah mengambil acuan gunung batukaru sehingga bertempat di barat laut.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
39
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 3) Gapura atau gerbang Gapura merupakan pintu masuk pada bagian bangunan tradisional bali. Terdapat beberapa macam bentuk gapura dalam bangunan rumah tradisional bali, diantaranya adalah : a) Angkul-angkul, merupakan pintu masuk di pekarangan rumah. b) Kori, berfungsi sebagai pintu masuk utama, pada prinsipnya adalah peralihan ruang. c) Kori Agung, berfungsi sebagai pintu masuk utama dari Parhyangan, kayangan desa, kayangan jagat, dan tempat-tempat suci yang diagungkan dengan nilai sakral. d) Candi Bentar, fungsinya sama dengan Kori Agung, perbedaannya terletak pada lubang pintu masuk utama Candi bentar tidak mempunyai pintu.
Gambar 2.15. Angkul-angkul
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
40
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Gambar 2.16. Kori Agung berfungsi sebagai pintu masuk utama
2.1.19 Ragam Hias Tradisional Bali Ragam hias tradisional bali merupakan perwujudan keindahan manusia dan alamnya yang menyatu dalam bentuk-bentuk dengan ragam hias yang dikenakan. Salah satu perwujudan ragam hias tradisional bali berupa relief, yang dikenal dengan 3 (tiga) macam bentuk, yaitu : Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
41
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 1) Relief datar merupakan relief dengan bentuk 2 (dua) dimensi, 2) Relief timbul merupakan relief dengan bentuk 3 (tiga) dimensi, dan 3) Relief tembus merupakan relief yang dapat dipandang dari 2 (dua) sisi. Motif ragam hias tradisional bali mengambil 3 (tiga) jenis kehidupan di bumi, yaitu : 2.1.19.1 Motif Tumbuhan (Flora) Bentuknya mendekati keadaan sebenarnya ditampilkan sebagai latar belakang hiasan-hiasan pada bidang dalam bentuk hiasan atau pahatan relief. Cerita-cerita pewayangan, legenda, kepercayaan, dituangkan kedalam lukisan atau pahatan relief, umumnya dilengkapi dengan latar belakang berbagai tumbuhan yang menunjang penampilannya. Berbagai macam flora yang ditampilkan sebagai hiasan dalam bentuk simbolis atau pendekatan bentuk-bentuk tumbuhan dipolakan dalam bentuk pepatraan dengan ungkapannya masing-masing. Ragam hias flora sesuai jenis dan keadaannya : 2.1.19.2
Keketusan merupakan relief yang melukiskan bunga-bunga yang mekar dan besar dari jenis-jenis dedaunan lebar dengan lengkung-lengkung keindahan. Keketusan mengambil sebagian penting dari suatu tumbuhan yang dipolakan berulang dengan pengolahan untuk memperindah penonjolannya. Terdapat beberapa jenis keketusan, diantaranya : Keketusan Wanga, Keketusan
Bunga Tuwung dan Keketusan
Bunbunan.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
42
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
Gambar 2.17. Keketusan Bun Bunan
2.1.9.3
Kekarangan merupakan relief yang menampilkan suatu bentuk hiasan dengan suatu karangan atau rancangan yang berusaha mendekati bentuk-bentuk flora yang ada dengan penekanan pada bagian-bagian keindahan. Bentuk-bentuk karangan lainnya mengambil bentuk-bentuk binatang atau jenis fauna yang dikarang keindahannya. Jenis-jenis kekarangan diantaranya adalah : Karang Simbar, Karang Bunga dan Karang Suring.
Gambar 2.18. Kekarangan Bunga
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
43
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013
2.1.19.4
Pepatraan merupakan
gubahan-gubahan
keindahan
hiasan
dalam
patern-patern yang disebut patra atau pepatraan. Patra berarti daun. Pepatraan adalah hiasan yang dipahat, diukir atau dilukis dengan menggunakan motif dedaunan, baik yang mendekati aslinya atau yang sudah di modifikasi, selain itu mewujudkan gubahan-gubahan keindahan hiasan dalam pola. Jenis pepatraan diantaranya adalah : Patra Wanga, Patra Sari, Patra Bunbunan dan sebagainya. 2.1.19.4.1 Patra Punggel mengambil bentuk dari liking paku dengan lengkung-lengkung daun muda pohon paku. Patra Punggel memiliki arti keindahan
Gambar 2.19. Patra Punggel
2.1.19.4.2 Patra Wangga kembang mekar atau kuncup dengan daun-daun lebar divariasi dengan lengkung, batang-batang bersulur disela-sela bawah bunga dan daun-daun. Patra Wangga merupakan simbol keindahan.
Gambar 2.20. Patra Wangga
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
44
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.20 Motif Binatang (fauna) Bentuk-bentuk dalam penampilannya berupa patung, kekarangan atau relief-relief yang dilengkapi pepatraan dari berbagai jenis flora. Jenis-jenis ragam hias yang bertema binatang adalah : 2.1.20.1 Karang Asti/gajah berwarna abu-abu atau berwarna batu. Karang ini dibuat dengan teknik pemahatan pada batu padas. Karang Asti biasanya ditempatkan pada bagian bawah sebuah dinding atau pilar. Selain itu dapat pula digunakan untuk menghias sudut bale atau bangunan-bangunan rumah atau pura (Karang Asti termasuk dalam ragam hias sudut bidang). Karang Asti
merupakan ragam
hias yang
didasarkan dari bentuk kepala gajah yang dirangkai dengan motif daun dan bunga dan kekarangan lainnya. Sesuai dengan sifatnya yang kuat, gajah/Karang Asti ditempatkan pada bagian bawah sebuah dinding atau pilar.
Gambar 2.21 Karang Asti
2.1.20.2 Karang Goak berwarna abu-abu atau berwarna batu. Karang ini dibuat dengan teknik pemahatan pada batu padas. Karang goak biasa ditempatkan pada bagian atas sebuah dinding Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
45
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 atau
pilar
penyangga
atap
sebuah
rumah,
karena
melambangkan seekor burung yang dapat terbang. Karang Goak juga digunakan untuk menghias sudut bale atau bangunan pura (Karang Goak termasuk dalam fungsi ragam hias sudut bidang). Karang Gaoak diambil dari stilisasi motif kepala Garuda atau burung yang dirangkai dengan motif tumbuh-tumbuhan serta kekarangan yang lain.
Gambar 2.22 Karang goak
2.1.20.3 Karang Bentulu berwarna coklat dibuat dengan teknik ukiran pada kayu. Karang ini digunakan untuk menghias bagian pilar pada suatu bangunan (Karang Bentulu termasuk dalam fungsi ragam hias pusat bidang). Karang Bentulu merupakan abstraksi lanjutan dari Karang Boma dan Karang Sae, sehingga penuh dengan lekukan daun.
Gambar 2.23 Karang Bentulu
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
46
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.21 Motif Manusia atau Alam Ragam hias yang mengungkapkan alam sebagai ungkapan keindahan yang menampilkan unsur-unsur alam sebagai materi hiasan. Nama-nama ragam hias dari alam diambilkan dari nama benda atau unsur yang menjadikan alam dan isinya. Ragam hias tersebut dibedakan atas : 2.1.21.1 Air dalam pemakaiannya sebagai ragam hias melengkapi atau dilengkapi materi ragam hias lainnya. Air mengandung arti keindahan, kesejukan, sumber segala sumber.
Gambar 2.24 Air, sebagai ragam hias melengkapi
2.1.21.2 Api-apian penampilan api-apian sebagai ragam hias untuk menunjang suasana angker, dasyat dan suasana pertempuran. Api-apian mengandung arti panas seperti suasana pertempuran.
Gambar 2.25 Api-apian, ragam hias untuk menunjang suasana angker
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
47
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.1.21.3 Awan ragam hias yang menceritakan suasana di udara atau di angkasa.
Gambar 2.26 Awan, menceritakan suasana di udara atau di angkasa
2.1.21.4 Gegunungan, penampilan ragam hiasnya dalam bentuk pendekatan yang menyerupai gunung pada relief mendukung ceritanya.
2.1.21.5 Kekayonan
Gambar 2.27 Gegunungan
keyu-kayuan sebagai isi alam dari jenis tumbuhtumbuhan yang dipakai dalam pola ragam hias
Gambar 2.28 Kekayonan
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
48
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.2 Tinjauan Data Proyek 2.2.1. Deskripsi umum Bandara Ngurah Rai
2.29. Logo Bandara Ngurah Rai Bali
Nama Proyek
: Perancangan Interior ( Khusus
Terminal Kedatangan )
Bandara Intrnasional Ngurah Rai Bali Sifat Proyek
: Fiktif
Pemilik
: BUMN
Pengelola
: PT. angkasa Pura I
Lokasi
: Jalan Raya I Gusti Ngurah Rai, 80361, Indonesia
Telepon
: +62 361 751038 ,bali air port
Jam Operasional
: 24 Jam per hari
Jumlah Penumpang : + 8,39 juta penumpang /tahun 2.2.2. Bandara Ngurah Rai Bandara Internasional Ngurah Rai adalah bandara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Tuban, Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar. Kode IATA-nya adalah DPS, sedangkan Kode ICAO-nya WADD (dahulu WRRR). Bandara Ngurah Rai Nama bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan Indonesia dari Bali. Salah satu dari 13 bandar udara dibawah pengelolaan PT. Angkasa Pura I (Persero). Bandar udara kelas utama ini memberikan kontribusi terbesar dan menjadi tulang punggung PT. Angkasa Pura I (Persero). Letaknya yang strategis menjadikan bandara ini berperan sebagai pintu gerbang udara dari Pulau Bali, yang dikenal sebagai pulau dewata – island of paradise.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
49
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 Bandara Ngurah Rai Bali mengelola dan melayani 9 juta penumpang setiap tahun, terdiri dari 55 % penumpang internasional dan 45 % domestik. Luasnya hanya 285 Hektar, atau 1/6 dari Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta. Dari tahun ke tahun pergerakan pesawat dan penumpang menunjukkan peningkatan yang terus bertambah. Akibatnya Bandara Ngurah Rai mulai kuwalahan menangani jumlah penumpang yang melebih dari kapasitasnya. Sebagai gambaran Terminal Penumpang Domestik yang dibangun pada era tahun 1970-an hanya memiliki kapasitas 1.5 juta penumpang setahun, tetapi sekarang sudah melayani 3 kali lipat dari kapasitasnya. Demikian juga kapasitas parkirnya, mulai kuwalahan jika musim liburan tiba. 2.2.3. Sejarah Bandara Ngurah Rai Bandara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700m dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan Udara Tuban. Pengembangan Fasilitas Bandara penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah RAI (Bali International Airport Ngurah Rai. Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 1975 sampai dengan 1978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestic, sedangkan terminal domestic yang lama digunakan sebagai gedung cargo, usaha jasa catering dan gedung serba guna.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap I Proyek FBUKP tahap I (1990 – 1992) meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan Aviobridge, perpanjangan landas pacu menjadi 3000 meter, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
50
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.
2.2.4. Visi dan Misi
Misi Ngurah Rai
Menyediakan pengusahaan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan yang memenuhi keamanan, keselamatan dan kenyamanan Memberikan pengalaman suasana kebandarudaraan yang berkesan bagi pengguna jasa. Meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pegawai. Mendukung peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.
Visi Ngurah Rai
Menjadi perusahaan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholder. 2.2.5. Lokasi Bandara Ngurah Rai adalah bandara yang terletak di kota Denpasar, Bali dengan luas area sekitar 296 m².
Gambar 2.30. Lokasi Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
2.2.6. Fasilitas Bandara Ruang check-in dimana penumpang melaporkan keberangkatan mempunyai 62 buah counter check-in yang dilengkapi dengan timbangan elektronik serta conveyor bagasi. Bagi Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
51
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 penumpang yang menunggu waktu keberangkatan disediakan Ruang Tunggu dan Pintu Boarding sebanyak 9 buah, masing-masing dilengkapi dengan garbarata (aviobridge) disertai fasilitas sistem pemarkiran pesawat otomatis. Total kapasitas Ruang Boarding adalah 3.175 penumpang.
Terminal Internasional terdiri dari 3 lantai
-
Lantai 1 = ticketing dan check in counter
-
Lantai 2 = Ruang tunggu dan gate 1 – 9
-
Lantai 3 = Lounge dan public shower
Pertokoan dan Resto
Bank dan Penarikan Uang
Telepon
Taksi dan kendaraan sewa
Plaza festival
Gedung Cargo
Troelley – Terminal Internasional keberangkatan , di area drop zone
FIDS (Flight Information Display System)
Parkir
2.2.7 Terminal Kedatangan Sesuai dengan tujuan PT (Persero) Angkasa Pura I untuk menciptakan Airport City, Bandara Ngurah Rai bekerja sama dengan pengusaha lokal untuk menyediakan berbagai keperluan di satu tempat (1 stop shopping). Untuk yang ingin berangkat, tiba atau sekedar mengantar dapat mengunjungi counter-counter Souvenir Shop, Art Shop, Book Store, Batik & Garment, Parfume, Boutiq, Restaurant & Café, Massage & Spa semua dapat ditemui di terminal-terminal Bandara Ngurah Rai. Juga terdapat 3 buah Duty Free Shop yang terletak di Terminal keberangkatan Internasional. Berikut adalah data komersial di Bandara Ngurah Rai - Bali.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
52
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.2.8 Luasan Terminal Internasional Terminal Kedatangan Luas Ruang Komersial Bank & Money Changer Restaurant & Canteen Snack Bar & Cake Shop
± 800 M2 12 Buah 6 Buah 10 Buah
Land Transport & Car Service
7 Buah
Tour & Travel
5 Buah
Hotel Reservation
2 Buah
Wartel
1 Buah
ATM
2 Buah
Promotion Counter
3 Buah
Locker Service
50 M2
Porter Service Commercial Space For Rent
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
53
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 2.2.9. Struktur Organisasi
Gambar 2.31 Struktur Organisasi
2.2.10 Job Descripsion 1. Corporate Owner : komisaris/pemilik. 2. General manager : direktur atau pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang mengatur semua urusan yang berkaitan dengan berjalannya perusahaan baik didalam maupun diluar. 3. Executive secretary : sekretaris direktur utama yang menagatur semua jadwal kegiatan/acara. 2.2.11 Latar Belakang Konsumen Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah sertiap orang pemakai barang atau jasa yang di sediakan dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkang. Yang di maksut di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir, Karena konsumen akhir memperoleh barang dn jasa bukan di jual kembali, melainkan untuk digunakan, naik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
54
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 1. Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pengguna atau pemanfaat barang atau jasa untuk tujuan tertentu. 2. Konsumen antara, yaitu pemakain, pengguna atau pemanfaat barang atau jasa. 2.2.12 Aktifitas Konsumen Datang
Masuk Bangunan
Pulang/keluar bangunan
Mengambil bagasi
Check in
pemeriksaan
Menunggu/ belanja
2.2.13 Faktor – faktor yang menentukan kepuasan konsumen Menurut Lupiyodi (2001), terdapat lima factor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Kualitas Produk Pelanggan akan merasa puas bila hasil ewaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk yang berkualitas untuk setiap pengorbanan yang di lakukan untuk memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini, kualitas produk yang baik akan membeikan nilai tambhan di benak konsumen. 2. Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan terutama di bidang jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang di harapkan, pelanggan yang puas akan menunjukan kemungkinan Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
55
.
Desain Interior – Universitas Mercu Buana | 2013 uantuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan persepsi terhadap produk perushaan. 3. Emosional Pelanggan akan merasa bangga mendapatkan keyakinan orang lain bahwa akan akagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi, kepuasan yang diperoleh, bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai social atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu. 4. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelangganya, 5. Biaya Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu uantuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.
Perancangan Interior Terminal Kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali
56
.