PENGARUH PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN MULTIPLE BOX TO BOX SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN GERAK DAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI (Dosen Prodi Penjaskesrek Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Jabal Ghafur) Muhammad ABSTRAK Kondisi fisik merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap atlet pada setiap cabang olahraga yang ditekuni, karena merupakan salah faktor penting dalam usaha meraih prestasi yang optimal. Oleh karena itu diperlukan sebuah pelatihan-pelatihan pengembangan kondisi fisik yang efektif sehingga dapat menunjang program persiapan kondisi fisik atlet secara optimal.Pelatihan plyometricmerupakan pelatihan yang didasarkan pada adanya kontraksi otot secara maksimal akan meningkat ketika otot aktif diregangkan secara tepat dan adanya lentingan-lentingan yang terus menerus (continue). Seperti halnya seorang pemain bolavoli, bolabasket, dan bulutangkisdimana seorang pemain harus bergerak cepat dan melompat dengan ketinggian maksimal. Beberapa bentuk pelatihan yang dapat diterapkan, diantaranya adalah plyometricdepth jumpdanmultiple box-to-box squat jump. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh pelatihan plyometric depth jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai, 2)pengaruh pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai, 3)perbedaan antara hasil pelatihan plyometric depth jump dan multiple box-tobox squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa putra FKIP PenjaskesrekAngkatan 2014 UNIGHA Sigli KabupatenPidie yang berumur 20-24 tahundenganjumlah sampel sebanyak 30orang yang terbagi menjadi 3 kelompok (depth jump, multiple box-to-box squat jump, dan kontrol) dan masing-masing kelompok sebanyak 10orang. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik komparatif dengan uji Multivariate Analysis of Varians (Manova), sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes pengukuran kecepatan gerak dengan menggunakan tes lari 30 meterserta pengukuranexplosive power otot tungkai menggunakan tes vertical jump.Hasil: (1) Pelatihan plyometric depth jump berpengaruh signifikan terhadap peningkatankecepa tan gerak dan explosive power otot tungkai. Perubahan rata-rata kecepatan gerak sebesar 0,44 m/det atau meningkat sebesar 6,84% dan perubahan rata-rata explosive power sebesar10,50 watt atau meningkat sebesar 10,41%. (2) Pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. Perubahan rata-rata kecepatan gerak sebesar 0,98 m/det atau meningkat sebesar13,48% dan perubahan rata-rata explosive powers ebesar17,05 watt atau meningkat sebesar 16,91%. (3) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan plyometric depth jump dan multiple box-to-box squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. Pelatihan multiple box to box squat jump memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada depth jump terhadap peningkatan kecepatan dan explosive power otot tungkai. Kata Kunci: Plyometric, Depth Jump, Multiple Box-to-Box Squat Jump,Kecepatan, Explosive Power. PENDAHULUAN Olahraga adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran tubuh, menjaga kesehatan sekaligus meningkatkan prestasi. Disamping itu, Olahraga merupakan salah satu wadah untuk membentuk mental dan membangun karakter suatu bangsa atau masyarakat.
Prestasi olahraga dapat dicapai melalui pembinaan pelatihan secara tepat dan benar, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik secara umum dan mencapai fisik secara khusus sesuai dengan cabang olahraga, atau menurut spesialisasi masing-masing (Bompa 1999: 249). Pembinaan yang terpola diarahkan pada pencapaian prestasi puncak pada cabang olahraga yang harus diraih
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
1
dengan usaha sistematis dan terencana (Mutohir, 1997: 2). Prestasi olahraga merupakan suatu gejala yang majem uk, karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, kesemuanya faktor tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Faktor tersebut yaitu : 1). Eksogen yakni atribut dari luar atlet, seperti lingkungan fisik tempat berlatih, lingkungan keluarga yang membantu membangun ambisi atlet, dan 2). Endogen adalah atribut yang melekat pada atlet seperti stuktur anatomi, kemampuan fisiologi, sistem pernafasan, serta ciri-ciri kepribadian yang bersangkutan (Lutan, 1988: 28). Pelatih adalah seorang yang memiliki kemampuan profesional untuk membantu mengungkapkan potensi olahragawan sehingga menjadi kemampuan yang nyata secara optimal dalam waktu yang relatif sesingkat-singkatnya (Sukadiyanto dan Muluk, 2011: 4). Oleh karena itu pelatih harus menyadari bahwa bukan jamanya lagi terlalu mengandalkan pengalaman masa lalu yang didasari oleh metode pelatihan “trial and error” sudah saatnya pelatih menerapkan metode ilmiah. Untuk itu pelatih harus memiliki sikap positif terhadap sesuatu yang ilmiah, agar dapat menerapkan program latihan yang tepat. Salah satu olahraga yang membutuhkan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai adalah olahraga bulutangkis. Olahraga bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu lawan satu orang atau dua lawan dua orang. Menurut PBSI (2012-2005: 46) pola olahraga bulutangkis syarat berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang komplek. Sepintas dapat diamati bahwa pemain harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti secara cepat lalu segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, dan memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Olahraga ini menjadi salah satu olahraga unggulan di Indonesia. Kebutuhan fisik pada olahraga bulutangkis masa kini lebih menekankan pada komponen speed yang ekstra dan explosive power tungkai. Begitu juga dengan adanya perubahan fisik akan merubah pola permainan sesuai dengan pendapat Wismanadi dalam disetasinya bahwa “pola permainan olahraga
bulutangkis saat ini dikenal dengan nama speed and power games ”(Wismanadi, 2012: 3) Penerapan sistem rally point juga memaksa para pemain untuk bermain dengan cepat dan tepat. Dari pola permainan yang mengalami perubahan, secara otomatis kebutuhan fisik juga berbeda dengan kebutuhan fisik ketika game 15. Guna untuk mendukung peningkatan prestasi olahraga bulutangkis tidak lepas dari proses pembinaan seorang atlet terutama dalam hal kondisi fisik pemain bulutangkis. Pembinaan olahraga bulutangkis yang terprogram secara khusus di samping mengandalkan keterampilan bermain juga mempertimbangkan kondisi fisik para atlet. Komponen kecepatan sangat erat sekali kaitannya dengan komponen kekuatan, kelincahan, koordinasi dan daya tahan. Kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari titik ke titik lainnya atau untuk mengerjakan suat aktivitas berulang yang samaserta berkes enambungan dalam waktu yang sesingkat sing katnya. Komponen kecepatan sangat erat hubunganya dengan komponen kekuatan, kelincahan, koordinasi dan daya tahan. kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1995: 17). Ditambah oleh Nala (1998: 8) Daya ledak ( explosive power ) adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dalam waktu yang singkat. Daya ledak sering disebut dengan explosive, ditandai adanya gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat, dimana tubuh terdorong ke atas atau vertikal (melompat = satu kaki menapak atau meloncat jauh) dengan mengerahkan kekuatan otot maksimal. Menurut Nossek (1982: 15) pelatihan untuk meningkatkan daya ledak, kekuatan dan daya tahan otot tidak harus selalu berupa beban luar yang menggunakan peralatan seperti: barbell, rompi. Tetapi dapat pula berupa berat badan sendiri, terutama yang dilatih atlet pemula. Daya ledak (explosive power) otot tungkai digunakan oleh semua cabang olahraga tidak terkecuali permainan bulutangkis. Dalam beberapa tahun terakhir telah dikembangkan suatu metode pelatihan untuk
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
2
meningkatkan daya ledak ( explosive power) otot tungkai. Metode pelatihan ini merupakan gabungan dari pelatihan kelincahan dan kecepatan yang nantinya kedua unsur menghasilkan power, dan metode ini dikenal dengan istilah “plyometric”. Pelatihan ini pertama kali dikembangkan di negara Rusia dan Eropa timur yang telah berhasil meningkatkan prestasi atletnya. Plyometric adalah sebuah bentuk pelatihan yang memungkinkan otot bisa mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Plyometric juga dikenal dengan Stretch Shortening Cycle (Chu, 1998: 1-3). Pengertian plyometric adalah latihan yang didasarkan pada adanya kontraksi otot secara maksimal akan meningkatkan ketika otot aktif direnggangkan secara tepat dan adanya lentingan-lentingan yang terusmenerus (continue). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Radcliffe dan Farentinos (1985: 8-9) bahwa dasar latihan plyometric adalah untuk merangsang berbagai perubahan pada sistem saraf otot dan untuk meningkatkan kemampuan kelompok otot agar dapat merespon dengan cepat, kuat dan lama. Sedangkan menurut Chu (1998: 5) latihan plyometric adalah latihan yang memungkinkan otot mencapai kekuatan maksimal dalam waktu sesingkat mungkin, menekankan pada otot sehingga gerakan ekstensi memanjang dalam upaya meningkatkan gerakan konsentrik (memendek). Plyometric adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan explosive. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulang-ulang atau refleks regang untuk menghasilkan reaksi yang explosive ( Lubis, 2007). Radcliffe dan Farentinos menyatakan latihan plyometric adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Plyometric juga disebut dengan reflek regangan reflek miotatik atau reflek pilinan otot (Radcliffe dan Farentinos, (1985). Seorang atlet yang mempunyai kecepatan gerak akan dapat melakukan gerakan dengan cepat dan dapat merubah posisinya tanpa mengalami kesulitan, melihat
pentingnya kecepatan gerak pada cabang olahraga bulutangkis maka perlu adanya pelatihan komponen kecepatan gerak. Begitu juga dengan daya ledak (explosive power) yang sangat penting pada cabang olahraga bulutangkis ini, untuk mendapat lompatan yang kuat atlet harus memiliki daya ledak (explosive power) yang besar yaitu pada otot tungkai. Jadi explosive power otot tungkai adalah peran penting dalam melakukan jumping smash dalam bulutangkis tanpa mengambil awalan untuk memperoleh kecepatan vertical sehingga dapat menambah jarak atau tinggi lompatan yang diraih oleh atlet.Berdasarkan hasil penelitian ( Milic, dkk, 2008) menyatakan bahwa pelatihan plyometric pada kekuatan otot tungkai kaki dengan pelatihan plyometric hurdle hops, depth jump, box to box jump, lunge jump, vertical jump, semua pelatihan ini memberi pengaruh terhadap peningkatan daya ledak. Peneliti memilih pelatihan plyometric untuk meningkatkan kecepatan dan explosive power otot tungkai hal ini didasarkan karena peneliti-peneliti sebelumnya. Adams dkk (1992) menyatakan bahwa pelatihan plyometric dapat meningkatkan kecepatan dan daya ledak (explosive power). Plyometric dapat menyebabkan perbaikan yang signifikan dalam lompatan kinerja (Martin dan Chin: 2010). Chelly (2010) menyatakan “Plyometric training program improved the explosive power of leg muscles and performance level” disini jelas secara singkat dikatakan bahwa program latihan plyometric ini dapat meningkatkan daya ledak (explosive power). Melihat dari kenyataan yang terjadi saat ini di FKIP Penjaskesrek Universitas Jabal Ghafu-Sigli, belum ada sama sekali pembinaan fisik secara khusus pada mahasiswa dengan menggunakan metode pelatihan tersebut, Mahasiswa masih melakukan latihan-latihan bersifat sederhana tanpa pembianaan fisik, setelah melakukan pemanasan dan langgsung mengikuti permainan. Padahal jika di perhatikan mahasiswa Penjaskesrek di Universitas Jabal Ghafur-Sigli ini lebih condong keolahragaan yang bersifat membutuhkan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai seperti olahraga sepakbola, bolavoli, bulutangkis, takraw, futsal, basket dan lain-lain. Berangkat dari fenomena semacam ini kondisi di lapangan, peneliti ingin mencoba
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
3
memendam sebuah permasalahan yang nantinya diharapkan dapat memberikan sebuah alternatif untuk penerapan fisik yang khusus menyangkut pembinaan peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai kepada mahasiswa Penjaskesrek Unigha-Sigli. Dari uraian di atas, maka peneliti dapat memendam rumusan masalah yang nantinya untuk dijawab dalam sebuah penelitian dan pengukuran di lapangan. Sehingga pada kesempatan ini peneliti tertarik dengan rumusan masalah sebagai berikut “Pengaruh pelatihan plyometric depth jump dan multiple box-to-box-squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan exsplosive power otot tungkai pada mahasiswa FKIP Penjaskesrek Unigha-Sigli Aceh angkatan 2014. KAJIAN PUSTAKA Pelatihan merupakan jalan satu-satunya untuk pencapaian prestasi. Untuk menjadi atlet yang berprestasi, maka atlet tersebut tidak hanya mengandalkan bakat dan minat saja melainkan kerja keras untuk mencapai sebuah prestasi yang maksimal. Menurut Bompa, (1994: 3) Pelatihan merupakan suatu aktivitas yang komplek, suatu kinerja dari atlet yang dilakukan secara sistematis dalam durasi yang panjang, progresif dan berjenjang secara individual, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk fungsi fisiologis dan psikologis tertentu agar dapat memenuhi berbagai tuntutan tugas-tugas sewaktu berolahraga. Pendapat ini disempurnakan lagi oleh Bompa (1994: 3) bahwa pelatihan itu merupakan suatu proses sistematis pengulangan, suatu kinerja progresif yang juga menyangkut proses belajar serta memiliki tujuan untuk memperbaiki sistem dan fungsi dari organ penampilan atlet mencapai secara optimal. Secara fisiologis, pelatihan fisik merupakan suatu proses pembentukan refleks bersyarat, proses belajar bergerak serta proses menghafalkan gerakan. Menurut Nala (1998:11-12), prinsip pelatihan adalah suatu pentunjuk dan peraturan yang sistematis, dengan pemberian beban yang ditingkatkan secara progresif, yang harus ditaati dan dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan. Selama proses pelatihan berlangsung prinsip ini harus diikuti dengan penuh kesungguhan, tanpa adanya penyimpangan oleh semua pihak. Tiadanya
ketaatan dari pelatih dan atlet akan sukar mencapai hasil yang optimal. Latihan depth jump merupakan salah satu bentuk pelatihan plyometric dengan gerakan melangkah dari atas Box yang sudah disiapkan, lalu mendarat dengan kedua kaki untuk mengantisipasi pendaratan dan melompat secepat mungkin atau membuat kontak dengan tanah sesingkat mungkin gerakan ini dilakukan, serta diikuti dengan gerakan lengan yang selaras dengan kaki. Selama gerakan plyometric multiple box-tobox squat jump otot mengalami sebuah peralihan yang sangat cepat dari fase eksentrik ke fase konsentris. Siklus stretch-shortening ini mengurangi waktu dari fase amortisasi yang pada gilirannya memungkinkan untuk memproduksi explosive power lebih besar dari normalnya. Penyimpanan energy otot elastis dan respon reflek regangan pada dasarya dimanfaatkan (diekploitasi) dengan cara ini, memungkinkan lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh otot selama gerakan fase konsentris. Metode ini merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai selain itu juga berpengaruh terhadap konsentrasi dan kecepatan gerak. Alat yang digunakan berupa Box dengan ketinggian kira-kira 12 inci atau setara dengan 30-48 cm. Latihan multiple box to box squat jump adalah merupakan salah satu bentuk pelatihan plyometric yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan explosive power otot tungkai, latihan ini hampir sama tujuannya dengan bentuk pelatihan depth jump yaitu untuk meningkatkan kekuatan explosive power otot tungkai, akan tetapi pada latihan multiple box to box squat jump gaya yang digunakan yaitu gaya squat jump. Dalam latihan multiple box to box squat jump menggunakan box (kotak) yang berukuran (12 sampai 36 inci atau 30.48 cm sampai 94.44 cm) dan ditempatkan dalam satu baris kemudian berdiri dengan kaki selebar bahu, kemudian melompat ke atas kotak pertama dengan gaya squat jump sampai kotak terakhir. Kecepatan gerak merupakan salah peran penting dalam semua cabang olahraga, khususnya dalam olahraga prestasi, seperti olahraga Sepakbola, bolavoli, bulutangkis, sepak takraw, tenis meja. Kecepatan gerak merupakan kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
4
satu titik ke titik lainya atau untuk mengerjakan suatu aktivitas berulang yang sama serta berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya . Daya ledak atau power adalah komponen kondisi fisik dalam olahraga prestasi merupakan komponen yang paling penting, demikian halnya dalam permainan bulutangkis. Kondisi fisik yang baik Kemampuan fisik olahraga prestasi bulutangkis saat ini lebih menekankan pada komponen speed yang ekstra dan explosive power. Penerapan sistem rally point juga memaksa para pemain untuk bermain dengan cepat dan tepat. Dari pola permainan yang mengalami perubahan, otomatis kebutuhan fisik juga berbeda dengan kebutuhan fisik ketika game 15. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabel (Maksum, 2012: 65). Maksum (2008: 14) menjelaskan lagi bahwa salah satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment) yang dikenakan kepada subjek atau objek penelitian. Rancangan Penelitian T1 R
PreTest
Kelompok Kelompok I Kelompok II Kelompok III
Treatment X1 X2 Kontrol
T2 Post – Test
Sumber: (Sugiyono, 2010: 112) Keterangan: Random : Pengelompokan Secara Acak K1 : Kelompok Experiment I K2 : Kelompok Experiment II K3 : Kelompok Kontrol T1 : Pretest T2 : Posttest X1 : Pelatihan Dept Jump X2 : Pelatihan Multiple box-to-box squat jump Populasi dan Sampel Penelitian Populasi menurut Sugiyono (2010: 117) adalah wilayah generasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasi yang digunakan nantinya adalah mahasiswa S1 pendidikan olahraga angkatan 2014 Jabal Ghafur-Sigli yang berjumlah 150 mahasiswa yang mempunyai karakteristik jenis kelamin laki-laki berusia 20-24 tahun yang sedang mengikuti kuliah di UNIGHA-Sigli Kabupaten Pidie. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Arikunto (2006: 174), “sampel adalah bagian dari populasi atau wakil populasi yang akan diteliti”. Sugiyono (2009: 62) memberikan pengertian bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi Penjaskesrek Universitas Jabal Ghafur-Sigli angkatan 2014 yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia 20-14 tahun yang berjumlah 30 mahasiswa. Dari jumlah mahasiswa yang terpilih tersebut kemudian akan dibagi menjadi 3 kelompok, dan masing-masing kelompok berjumlah 10 mahasiswa. Setelah 30 sampel terpilih kemudian untuk menentukan anggota dalam 3 kelompok penelitian, peneliti mengelompokkan dengan teknik ordinal pairing. Ordinal pairing adalah salah satu cara pengelompokan sampel dengan menggunakan sistem perengkingan, kemudian penepatan sampel pada masingmasing kelompok. Tujuan ordinal pering adalah untuk menyamaratakan kemampuan subjek dari masing-masing kelompok. Hakikat metode ini adalah pemisahan pasangan-pasangan subyek (pair of subjek). Berdasarkan teknik ordinal pairing, maka sampel dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kelompok A (experiment) : 10 orang (diberi pelatihan depth jump) 2. Kelompok B (experiment) : 10 orang (diberi pelatihan multiple box to box squat jump)
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
5
3. Kelompok C (kontrol) : 10 orang (sebagai pembanding) Tempat dan waktu penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Universitas Jabal Ghafur Sigli-Aceh, penelitian ini dilakukan sebanyak 6 minggu dengan frekuensi latihan tiga kali seminggu, dilakukan sebanyak 18 kali pertemuan. Minggu pertama dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian dan menjelaskan berkaitan tata cara pelaksanaan penelitian serta melakukan pre-test untuk dapat mengetahui data sebelumnya. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpul data dalam penelitian (Maksum, 2012: 111). Untuk dapat mendapat data pengaruh pelatihan plyometric dengan model latihan depth jump dan multiple box to box squat jump terhadap kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur kecepatan gerak diperoleh dari skor tes lari 30 meter sedangkan untuk pengukuran explosive power otot tungkai dengan menggunakan lompat tegak (vertical jump). Analisa Data Dalam proses analisa data peneliti menggunakan bantuan program IBM Statistical Product and Service Solution (SPSS) Statistics 17.0 dengan taraf signifikan 5%. Sebelum sampai pada tahap analisa data, penelti terlebih dahulu melakukan pengolahan data mean dan standar devisi untuk mencari rata-rata dan simpangan bakunya dalam hasil penelitian. Kemudian peneliti melanjut uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan homogenitas. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian merupakan penjabaran dari hasil perhitungan dan analisis data penelitian tentang perbandingan pengaruh pelatihan pliometrik depth jump dan multiple box-to-box squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai yang dilakukan pada mahasiswa putra Penjaskesrek angkatan 2014 di UNIGHA Sigli Kabupaten Pidie yang berumur antara 20 - 24 tahun.
Data penelitian diperoleh dari hasil tes kecepatan gerak yang diukur berdasarkan hasil tes lari jarak 30 meter, sedangkan explosive power otot tungkai diukur menggunakan tes vertical jump. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kaliyaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) menerima pelatihan. Pada penelitian ini subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelompok, yang dilakukan dengan cara pembagian anggota kelompok menggunakan teknik ordinal pairing (seperti pada hal. lampiran). Dari hasil pembagian kelompok maka didapatkan yaitu: kelompok I mendapat latihan pliometrik depth jump, kelompok II mendapat latihan pliometrik multiple box-to-box squat jump, dan kelompok III adalah kontrol.Jumlah masingmasing kelompok sebanyak10 orang. Kelompok I (Latihan Pliometrik Depth Jump) Hasil pengukuran kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai pada mahasiswa kelompok I sebelum dan sesudah diberikan latihan pliometrik depth jump adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Tes Kecepatan Gerak pada Kelompok I No
Kecepatan Gerak (m/det)
Nama
Pre-test
Post-test
Selisih
1
IA
6,12
6,54
0,42
2
MDP
6,26
6,99
0,73
3
RA
6,64
7,65
1,01
4
HD
5,56
5,95
0,39
5
JA
6,38
6,85
0,47
6
MAR
5,88
6,25
0,37
7
MR
6,13
6,38
0,25
8
MAZ
5,66
5,86
0,20
9
KR
5,77
5,86
0,09
10
MR
5,55
5,99
0,44
6,00
6,43
0,44
0,36993
0,58681
0,27
Maksimum
6,64
7,65
1,01
Minimum % Peningkatan
5,55
5,86
0,09
Mean Standar Deviasi
6,842924
Sumber: lampiran
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
6
Hasil Tes Explosive Power Otot Tungkai pada Kelompok I No
Nama
Explosive Power Otot Tungkai (Watt) Pre-test
Post-test
Selisih
Maksimum
7,14
7,96
1,40
Minimum % Peningkatan
4,40
5,80
0,72
13,489332
Sumber: lampiran
1
IA
124,81
138,87
14,06
2
MDP
95,44
110,52
15,08
3
RA
86,13
105,09
18,96
4
HD
106,71
114,20
7,49
5
JA
86,13
96,08
9,95
6
MAR
95,22
105,18
9,96
1
7
MR
81,41
85,98
4,57
8
MAZ
83,16
90,25
9
KR
77,22
10
MR
Hasil Tes Explosive Power pada Kelompok II No
Nama
Explosive Power Otot Tungkai (watt) Pre-test
Post-test
Selisih
IS
96,38
118,52
22,14
2
NB
79,29
96,37
17,08
7,09
3
MD
104,11
120,21
16,1
78,07
0,85
4
RA
88,95
103,51
14,56
66,79
83,72
16,93
5
MN
70,96
88,42
17,46
90,302
100,796
10,50
6
AM
74,38
85,66
11,28
7
MB
63,28
75,02
11,74
16,32806
18,02019
5,74
8
BQ
85,41
97,45
12,04
Maksimum
124,81
138,87
18,96
9
RZ
110,60
136,58
25,98
Minimum % Peningkatan
66,79
78,07
0,85
10
RM
63,86
85,98
22,12
83,722
100,772
17,05
Mean Standar Deviasi
10,41708
Mean
Sumber: lampiran
Standar Deviasi
16,36617
19,07839
5,00
Kelompok II (Pliometrik Multiple Box-toBox Squat Jump)
Maksimum
110,60
136,58
25,98
Minimum
63,28
75,02
11,29
Hasil pengukuran kecepatan gerakdanexplosive powerotot tungkai pada mahasiswa kelompok II sebelum dan sesudah diberikan latihan pliometrik multiple box-tobox squat jump adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Tes Kecepatan Gerak pada Kelompok II
% Peningkatan
No
Nama
Kecepatan Gerak(m/det) Pre-test
Post-test
Selisih
16,919382
Sumber: lampiran Kelompok III (Kontrol) Hasil pengukuran kecepatan gerakdanexplosive power otot tungkai pada mahasiswa kelompok III (kontrol) sebelum dan sesudah diberikan pelatihan adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Tes Kecepatan Gerak pada kelompok III
1
IS
7,11
7,85
0,74
2
NB
7,14
7,92
0,78
3
MD
5,88
6,96
1,08
4
RA
6,33
7,30
0,97
5
MN
6,94
7,79
0,85
6
AM
6,74
7,46
0,72
1
RD
6,02
6,04
0,02
7
MB
6,86
7,75
0,89
2
PR
6,19
6,21
0,02
1,01
3
TA
6,41
6,42
0,01
1,4
4
RZM
6,83
7,23
0,4
1,33
5
MS
5,85
5,85
0
6
IF
6,52
6,52
0
7
NC
6,52
6,54
0,02
8
MH
5,52
5,54
0,02
8 9 10
BQ RZ RM
Mean Standar Deviasi
5,87 4,40 5,61 6,288 0,864443
6,88 5,80 6,94 7,265 0,651021
0,98 0,24
N o
Nama
Kecepatan Gerak (m/det) Selisi Pre-test Post-test h
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
7
9
HW
10
FK
5,58
5,59
0,01
5,36
5,36
0
6,08
0,05
0,495446
6,13 0,57152 8
Maksimum
6,83
7,23
0,40
Minimum % Peningkatan
5,36 0,815660 7
5,36
0,00
Mean Standar Deviasi
Hasil Tes Explosive Power pada Kelompok III Nama
Explosive Power Otot Tungkai (watt) Pre-test
Post-test
Selisih
1
RD
111,57
112,70
1,13
2
PR
105,73
105,73
0
3
TA
90,29
91,92
1,63
4
RZM
76,57
78,21
1,64
5
MS
96,92
98,55
1,63
6
IF
80,34
78,40
-1,94
7
NC
69,01
69,01
0
8
MH
91,58
92,57
0,99
9
HW
76,57
78,21
1,64
10
FK
80,92
81,61
0,69
87,95
88,691
0,74
13,73645
13,95438
Maksimum
111,57
112,7
1,65
Minimum
69,01
69,01
-1,94
Mean Standar Deviasi
% Peningkatan
Postes
6,43
7,265
6,13
Selisih
0,43
0,977
0,05
%
6,8429 24%
13,48933 2%
0,81566 07%
0,12
Sumber: lampiran
No
patan Gerak (m/det)
1,14
0,834575
Sumber: lampiran Perbandingan Kelompok Pelatihan Perbandingan perubahan nilai kecepatan gerak dan explosive powerhasil pelatihan pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Perbandingan Selisih Kecepatan Gerak
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pelatihan pliometrik depth jump memberikan peningkatan kecepatan gerak sebesar 6,84294%, kemudian pliometrik multiple boxto-box squat jump memberikan peningkatan kecepatan gerak sebesar 13,489332%, sedangkan pada kelompok kontrol hanya memberikan peningkatan kecepatan gerak sebesar 0,8156607%. Perbandingan Selisih Explosive power Kelompok Pelatihan Depth Jump
Multiple Box to Box Squat Jump
Kontrol
Pretes
90,302
83,722
87,95
Postes
100,796
100,772
88,69
Selisih
10,494 10,4170 8%
17,05 16,919382 %
0,74 0,83457 5%
Rata-rata
Explo sive power (Watt)
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pelatihan pliometrik depth jump memberikan peningkatan explosive power otot tungkai sebesar 10,41708%, kemudian pliometrik multiple box-to-box squat jump memberikan peningkatan explosive power otot tungkai sebesar 16,919382%, sedangkan kelompok kontrol memberikan peningkatan explosive power otot tungkai sebesar 0,834575%. Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS.diperoleh hasil: Tabel. 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Kecepatan Gerak One-Sample KolmogorovSmirnov Test
Kelompok Pelatihan Rata-rata
Kece
Pretes
Depth Jump 6,00
N
Multiple Box to Box Squat Jump
Kontrol
6,288
6,08
%
Kel.I Depth Jump Pretest
Posttest
Kel. II Multiple Box to Box Squat Jump PrePosttest test
Kel. III Kontrol Pretest
Posttest
10
10
10
10
10
10
KolmogorovSmirnov Z
0,418
0,551
0,631
0,560
0,466
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,995
0,921
0,821
0,912
0,982
0,432 0,99 2
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
8
Hasil Uji Normalitas Data Explosive Power OneSample Kolmog orovSmirno v Test N Kolmog orovSmirnov Z Asymp. Sig. (2tailed)
Kel.I Depth Jump Pretest
Post -test
10
10
0,635
0,40 6
0,815
0,99 6
Kel. II Multiple Box to Box Squat Jump PrePosttest test 10
0,367
0,999
Kel. III Kontrol Pretest
Posttest
10
10
10
0,535
0,61 9
0,937
0,83 9
0,614
0,846
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil Uji Homogenitas Data Kecepatan Gerak Test of Homogeneity of Variances Dependent Variable: Perubahan Kecepatan Gerak Levene Kelompok Sig. Statistic PliometrikDepth Jump Pliometrik 0.15 1.985 Multiple Box-to7 Box Squat Jump Control
Keterangan
Homogen
(Sumber: Lampiran 8) Dari tabel hasil perhitungan uji homogenitas di atas, dapat diketahui bahwa: nilai levene statistic sebesar 1,985 dan nilai Sig.(p=0,157), karena nilai Sig.(p = 0,157> 0,05) sesuai dengan kriteria maka dapat dikatakan sebaran data kecepatan gerakdari 3 kelompok tersebut(depth jump, multiple boxto-box squat jump,dan kontrol) adalah mempunyai varian yang sama (bersifat homogen). Hasil Uji Homogenitas Data Explosive Power Test of Homogeneity of Variances Dependent Variable: Perubahan Explosive Power Leven e Kelompok Sig. Statist ic PliometrikDepth Jump 0.00 Pliometrik Multiple 6.728 4 Box-to-Box Squat Jump Control
Keterang an
Tidak Homogen
Dari tabel hasil perhitungan uji homogenitas di atas, dapat diketahui bahwa:
nilai levene statistic sebesar 6,728 dan nilai Sig.(p=0,004), karena nilai Sig.(p = 0,004< 0,05) sesuai dengan kriteria maka dapat dikatakan sebaran data explosive powerotot tungkai dari 3 kelompok tersebut (depth jump, multiple box-to-box squat jump,dan kontrol)mempunyai varian yang tidak sama (bersifat tidak homogen). Kelompok (pelatihanpliometrikdepth jump)
I
Hasil perhitungan uji bedarata-rata sampel berpasangan pada kelompok I adalah sebagai berikut: Tabel Hasil Uji Paired Samplet- Test Kelompok I
Latihan Pliometrik Kecepat an Gerak Explosi ve power Otot Tungkai
Prete st poste st Prete st poste st
Mean Differen ces
t hitu ng
d f
Sig
Ket era nga n
-0,437
5,20 7
9
0,00 1
Sign ifika n
-10,494
5,78 5
9
0,00 0
Sign ifika n
(Sumber: Lampiran 7) Kriteria pengujian: Ho ditolak dan Ha diterima jika Sig < α = 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak jika Sig >α = 0,05 Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan bahwa hasil uji t untuk data kecepatan gerak mempunyai nilai t sebesar 5,207 dengan Sig = 0,001< 0,05 hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan pemberian pelatihan pliometrik depth jump terhadap peningkatan kecepatan gerak pada mahasiswa putra Penjaskesrek angkatan 2014 UNIGHA Sigli KabupatenPidie. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan plyometric depth jump tehadap peningkatan kecepatan gerak telah terbukti kebenaranya. Kelompok II (pelatihan pliometrik multiple box-to-box squat jump)
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
9
Hasil perhitungan uji bedarata-rata sampel berpasangan pada kelompok II adalah sebagai berikut: Tabel Hasil Uji Paired Sample T Test Kelompok II PeLatihan Beban Kecepat an Gerak Explosi ve Power Otot Tungka i
Pre test pos test Pre test pos test
Mean Differ ences
t hitu ng
D f
Sig
Keter anga n
-0,977
13,1 08
9
0,00 0
Signif ikan
-17,05
10,7 78
9
0,00 0
Signif ikan
Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan bahwa hasil uji t untuk data kecepatan gerak mempunyai nilai t hitung sebesar -13,108 dengan Sig = 0,000< 0,05sesuai dengan kriteria pengujian tolak Ho, berarti terdapat pengaruh signifikan pelatihan pliometrik multiple box-to-box squat jumpterhadap peningkatan kecepatan gerakpada mahasiswa kelompok II. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan plyometric multiple boxto-box squat jump tehadap peningkatan kecepatan gerak telah terbukti kebenaranya. Kelompok III (kontrol) Hasil perhitungan uji bedarata-rata sampel berpasangan pada kelompok kontrol adalah sebagai beriku Tabel Hasil Uji Paired Sample T TestKelompok III Pelatihan
Kecepat an Gerak Explosi ve Power Otot Tungkai
Pr ete st pos test Pr ete st pos test
Mean Differ ences
t hitun g
D f
Sig
Kete rang an
-0,05
1,282
9
0,23 2
Tidak Signi fikan
-0,74
2,055
9
0,07 0
Tidak Signi fikan
(Sumber: Lampiran 7)
Kriteria pengujian: Ho ditolak dan Ha diterima jika Sig < α = 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak jika Sig >α = 0,05 Dari tabel di atas dapat diinterprestasikan bahwa hasil uji t untuk data kecepatan gerak mempunyai nilai t hitung sebesar -1,282 dengan Sig = 0,232> 0,05 sesuai dengan kriteria pengujian terima Ho, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan pemberian pelatihan pada kelompok kontrolterhadap peningkatan kecepatan gerak. Serta hasil uji t untuk data explosive power otot tungkai mempunyai nilai t hitung sebesar -2,055 dengan Sig = 0,070> 0,05 sesuai dengan kriteria pengujian terima Ho, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan pemberian latihan pada kelompok kontrolterhadap peningkatan explosive powerotot tungkai. Berdasarkan Hasil uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan pada kelompok kontroltidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatankecepatan gerakdan explosive powerotot tungkai. DISKUSI HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang sudah didapatkan, maka akan dibuat suatu pembahasan mengenai hasil-hasil dari analisa penelitian tersebut. Pembahasan di sini membahas penguraian hasil penelitian tentang pengaruh pelatihan plyometric depth jump dan multiple box-to-box squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai pada mahasiswa putra Penjaskesrek angkatan 2014 UNIGHA Sigli Kabupaten Pidie 1) Hasil Pelatihan Kelompok I (Plyometric Depth Jump) Dapat disimpulkan bahwa pelatihan plyometric depth jump yang diberikan pada mahasiswa kelompok I ternyata dapat memberikan peningkatan yang signifikan terhadap variabel kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. 2) Hasil Pelatihan Kelompok 2 (Plyometric Multiple Box-to-Box Squat Jump) Dapat dikatakan bahwa pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump yang diberikan pada mahasiswa kelompok II ternyata dapat memberikan peningkatan
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
10
yang signifikan terhadap variabel kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. 3) Hasil Pelatihan Kelompok III (Control) Jadi dapat dikatakan bahwa pelatihan kelompok kontrol yang diberikan pada mahasiswa kelompok III ternyata tidak dapat memberikan peningkatan secara signifikan pada perubahan variabel kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh pelatihan pliometrik depth jump dan multiple box-tobox squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai pada mahasiswa putra Penjaskesrek angkatan 2014 UNIGHA Sigli Kab. Pidie, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelatihan plyometric depth jump berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kecepatan gerak dengan ratarata peningkatan sebesar 6,842924%. 2. Pelatihan plyometric depth jump berpengaruh signifikan terhadap peningkatan explosive power otot tungkai dengan rata-rata peningkatan sebesar 10,41708%. 3. Pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kecepatan gerak dengan rata-rata peningkatan sebesar 13,489332%. 4. Pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump berpengaruh signifikan terhadap peningkatan explosive power otot tungkai dengan rata-rata peningkatan sebesar 16,919382%. 5. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan plyometric depth jump dan pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump terhadap peningkatan kecepatan gerak. Pelatihan multiple box-tobox squat jump memberikan pengaruh yang lebih efektif dari pada depth jump terhadap peningkatan kecepatan gerak. 6. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan plyometric depth jump dan pelatihan plyometric multiple box-to-box squat jump terhadap peningkatan explosive power otot tungkai. Pelatihan multiple boxto-box squat jump memberikan pengaruh yang lebih efektif dari pada depth jump
terhadap peningkatan explosive power otot tungkai. SARAN Sesuai dengan hasil penelitian maka akan diberikan saran antara lain: 1. Penerapan pelatihan pliometrik multiple box-to-box squat jump ternyata memberikan hasil yang lebih baik terhadap peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai, oleh karena itu pelatihan ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi para pelatih dalam latihan upaya peningkatan kecepatan gerak dan explosive power otot tungkai. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan pelatihan pliometrik yaitu dengan menambahkan variabel bebas yang lain seperti kelincahan dengan populasi yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih banyak lagi, seperti pada kategori atlet putra dan putri, agar nantinya diharapkan mendapat hasil yang lebih luas mengenai efektivitas hasil pelatihan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adams, K., O’Shea, J., O’Shea, K.L., Climstein, M. (1992). “The effec of six weeks of squat, plyometric and squat training on power production”. Human performance laboratory, Oregon State University. Vo1 6 No 1, pp. 36-41. (Pada 9 September 2014). Arazi, H. (2011). “Effects of high-intensity plyometric training on dynamic balance, agility, vertical jump and sprint performance in young male basketball players”. Journal of sport and healh research. (Pada 8 September 2014). Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asadi, A.( 2012). “Effekcts Of Six Weeks Depth Jump And Countermoment Jump Training On Agility Performance” Roudbar Branch Islamic Azad University, Roudbar, Iran, Sport Science 5(2012) 1: 67-70). (Pada 7 September).
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
11
Asdep
PTPK, Kemenegpora. (2007). Pelatihan Fisik Level 1. Jakarta: Kemenegpora. Bompa, T.O. (1999). Preodization theory and methodologi of training. New York: Human Kinetics. Bompa, T.O. and Haff, G.G. (2009). Periodezation theory and Methodology of Training. New York: Human Kinetics. Bompa, T.O. (1983). Theory and methodology of Training. IOWA: Kendala/ Hunt Publishing company. Brown, L.E. (2007). Strength Training. Unites States: Human Kinetics. Chelly, M.S., Mohamed, A. G., Khalil , A,. Souhail, H., Zouhair, T., Roy, J. S. (2010). “Effects of in-season short-term plyometric training program on leg power, jump and sprint performance of soccer player”. Journal of strength and conditioning research. Vol. 24 No.10. Oktober, 2670-2676. (Pada 8 September 2014). Chu, D.A. (1998). Jumping into plyometric, second edition. New York: Human Kinetics. Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Harsono. (2004). Latihan Kondisi Fisik. PIO KONI Pusat Jakarta Bandung. Kusnanik, N.W., Nasution , J., dan Hartono. S. (2011). Dasar –dasar Fisiologi Olahraga. Unesa University Press. Lubis, J. (2007). “Mengenal latihan pliometrik”. Jurnal pendidikan. Diunduh di http://www.Koni.Or.id/files/documents/ journal Mengenal Latihan Pliometrk.(P ada tanggal 27 September ). Lutan, Rusli. (1988). Belajar keterampilan motorik, pengatar teori dan metode. Jakarta: Dirjen Dikti. Martin, S.R,. Chin, P.L. (2010). “Plyometric training improves power and agility in Jamaica’s national natball team". West Indian Med J 2010: 59(2): 182. McBride, J.M. McBride, T.T. Davie, A. Newton, R.U. (2002).” The Effect of Heavy-Vs. Linht-Load Jump Squats on the Development of Strength, Power, and Speed”. Jounal of Strength and
Conditioning Research, 2002, 16(1), 75-82. Southern Cross University, New South Wales. (Pada 5 September 2014). Mutohir, T.C. (1997). “Studi keefektifan pelatihan pliometrik yang menggunakan bangku tinggi dan bangku rendah dalam meningkatkan daya ledak”. Artikel media pendidikan dan ilmu pengetahuan. Surabaya: University Press. Makaruk H., Winchester J.B., Sadowski J., Czaplicki, A., and Sacewicz, T. (2011). ”Effects of unilateral and bilateral plyometric training on power and jumping ability in women”. Journal of strength and conditioning research. (Pada 5 September 2014). Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press. Milic, V. (2008). “The effect of plyometric training on the explosive strength of leg muscles of volleball players on single foot and two-foot takeoff jumps”. Physical Education Sport. Vol. 6, N2, 2008, pp. 169-179. Miller, M., Jeremy, G.J., Herniman, R., MD. C. Cristhoper, M.D.C., Cheatham and Timothy J.M. (2006). “The effects of a 6-week plyometric training program on agility”. JJSM. September 2006. pp. 459-465.(Pada 7 September 2014). Nala, N. (1998). Prinsip-prinsip pelatihan fisik olahraga. Denpasar: Universitas Undayana. Nossek, J., (1982). Teori umum latihan. ( A. Eleyae, pengalih bahasa) Lagos: pan African Press Ltd. PB, PBSI. (2001-2005). Pedoman praktis bermain bulutangkis terbaru. Riduwan. (2008). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta. Radeliffe, J.C. Ferentinos, R. C. (1985). Plyometric Explosive Power Training. Compaign IIIinis: Human Kinetic Publishing Inc. (Pada 8 September 2014). Sukadiyanto dan Muluk, D. (2011). Pengantar teori dan metodologi melatih fisik. Bandung: Lubuk Agung. Sajoto, M. (1988). Pembinaan kondisi fisik dan olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
12
Sujianto, A.E. (2009). Aplikasi statistik dengan SPSS 17.0. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Sanborn, K. (2014). “Development of explosive power plyometric training”. Olimpic coach. (Pada 15 September 2014).SSSS Sankey, P.S. Jones. P.A., And Bampouras, T.M.. (2011). “Effects Of Two Plyometric Training programmes of different Intensity n Vertical Jump Performance In High School athletes” Serbian Jounal of Sport Sciences 2008, 2(1-4): 123-130. (Pada 15 September 2014).
scientific research. ISSN 2090-4304 J. Basic. Appl. Sci. Res., 3(1s)339-343, 2013. (Pada 9 September 2014). Winarno. (Anggal 2014). Pengaruh Pelatihan Kecepatan (Speed) Terhadap Akselerasi dan Kecepatan Maksimum. Tesis Magister Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta. Stojanovic, T, and Kostic, R., (2012). “The Effec of The Plyometric Sport Training Model on the developent of the vartical jump of Vollyball Playrs” Physical Education and Sport Vol. 1 NO 9, 2002. (Pada 15 September 2014). Taheri, E., Nikseresht, A., Khoshnam, E. (2014). The effect of 8 weeeks of plyometric and resistance training on agility, speed and explosive power in sccer players. European jounal of Experimental Biology, 2014, 4 (1): 383386. Depertment of physical Education, Jahrom Branch, Islamic Azad University, Johrom, Iran. (Pada 14 September 2014). Wismanadi, H. (2010). Pengembangan Program Pelatihan Fisik Bayangan Rancang Gerak Bulutangkis dan Pengurangan Masa Istirahat Untuk Peningkatan Power Kecepatan Reaksi dan Recovery (Disertasi Doktor). Universitas Negari Surabaya. Winarno, M.E. (2011). Metodologi penelitian dalam pendidikan jasmani. Malang: Media Cakrawala Utama Press. Yessis, M., and Hatfield, F. (2007). Plyiometric Training, Achieving Explosive power in Sports. Tampa: Dr squat. Com Web master. Zearei, Ramezanpour, dan Pakdelan. (2013). “Comparison of the effect of plyometric and resistance training on explosive power and speed in female taekwondo players”. Journal of basic and applied
Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015
13