PENERAPAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BENDA DAN SIFATNYA PADA KELAS V SDN 14/1 SUNGAI BAUNG Nova Lina ABSTRAK Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan yang ada di SDN 14/I Sungai Bung guru mengajar dengan cara dan metode yang sama pada setiap pembelajaran, sehingga banyak dari siswa pasif dalam pembelajaran yang mana semua itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru tidak menerapkan modelmodel pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan ingin tahu siswa dalam menggali ilmu. Sehingga siswa belum mampu menunjukkan suatu prestasi yang baik khususnya dalam pembelajaran IPA kompetensi mendiskripsikan hubungan sifat bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda. Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi mendiskripsikan hubungan sifat bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda yang mampu mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas IV SDN 14/I Sungai Baung. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan Dan siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi dan refleksi. Setiap siklus terdapat perbedaan materi dan tindakan yang disesuaikan dengan pembelajaran dari siklus II, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Hasil yang dicapai pada setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2. halaman 45 dapat diketahui persentase aktivitas siswa adalah 52,16% , dan mengalami peningkatan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6. halaman 54 dapat diketahui persentase aktifitas siswa yaitu 81,11%. Sama halnya dengan hasil evaluasi siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 halaman 47 hasil evaluasi siswa 58,88, dan mengalami peningkatan pada siklus II dapat dilihat pada table 4.8 halaman 55 hasil evaluasi siswa adalah 83,27. Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisa, maka telah terbukti bahwa dengan menerapkan model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan sifat bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda di kelas IV SDN 14/1 Sungai Baung. Kata Kunci: Hasil belajar benda dan sifatnya, model CLIS (Children Learning In Science)
PENDAHULUAN Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran di sekolah dasar (SD). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan. Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakanhal yang menarik untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara individu. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa, sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik sipeserta didik atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangaan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar. Bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa. Proses pembelajaran yang diterapkan harus memperlihatkan spesifikasi dari karakterisrik mata pelajaran serta perkembangan peserta didik sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif dan tampak semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang seperti inilah yang semestinya mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah melalui program-program yang dirancang sistematis dan berkesinambungan. Adapun kenyataannya, aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah seperti rendahnya minat siswa belajar kelompok dimana pelaksanaan pembelajaran di lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, jika ada dilaksanakan hasil yang di capai masih rendah. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru masih menggunakan metode tradisional seperti ceramah. Siswa yang belajar pun merasa bosan karena guru yang kurang kreatif dalam kehiatan belajar mengajar. Tidak adanya alat peraga merupakan kendala dalam proses belajar mengajar.Sehingga siswa kurang merespon apa yang diajarkan oleh guru. Selain itu, siswa juga sibuk dengan diri mereka sendiri. Bukan hanya itu, buku mata pelajaran juga menjadi kendala. Jumlah buku mata pelajaran mempunyai keterbatasan, jumlah buku yang tersedia dapat dipakai untuk satu meja dua siswa. Materi benda dan sifatnya mengacu pada Standar Kompetensi memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
Siswa kelas V SD N 14/1 Sungai Baung berjumlah 18 orang,terdiri dari 9 orang siswa perempuan dan 9 orang siswa laki-laki. Berusia rata-rata 10-11 tahun. Dalam kegiatan pembelajaran siswa selalu mendapatkan nilai rata-rata dibawah nilai KKM pada rentang 3(tiga) tahun terakhir. Guru selalu memberikan motivasi agar siswa bisa meraih nilai diatas rata-rata sehingga KKM tercapai. Dapat dilihat dari tabel nilai rata-rata dan KKM siswa sebagai berikut: Tabel 1.1 nilai rata-rata dan KKM siswa: Tahun Nilai rata-rata siswa Nilai KKM 2010 58 60 2011 60 63 2012 62 65 Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD N 14/1 Sungai Baung merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu model pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu model CLIS (children learning in science). Dengan model CLIS (children learning in science) siswa dituntut beruhasa mengembangkan ide atau gagasan tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekontruksikan ide tau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau penelitian. Karena menurut Baharudin dan Wahyuni (2010:12) “belajar dapat membawa perubahan bagi sipelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap,maupun keterampilan. Hal ini di dukung oleh pendapat Asma, Nur (2008:3) bahwa “ Siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya”. Selanjutnya Ari dan Wuryastuti (2007:96) berpendapat bahwa “Anak-anak lebih mengerti bahasa anak daripada bahasa yang digunakan oleh orang dewasa”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa belajar berkelompok dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, sehingga yang di pelajari menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingnya. Setelah mempelajari berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka secara hipotesis model pembelajaran yangmemungkinkan dapat tercapainya hasil belajar belajar seperti yang disebutkan diatas adalah model CLIS. Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan dimuka, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memilih judul “Penerapan model CLIS (children learning in science) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran benda dan sifatnya pada siswa kelas V SD N 14/1 Sungai Baung. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran benda dan sifatnya dengan menerapkan model CLIS (children learning in science) pada siswa kelas V SD N 14/1 Sungai Baung (mencapai Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) 65 )”. METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian adalah Siswa kelas V SD N 14/1 Sungai Baung berjumlah 18 orang,terdiri dari 9 orang siswa perempuan dan 9 orang siswa lakilaki. Berusia rata-rata 10-11 tahun. Prosedur penelitian merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkahlangkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang ditempuh
dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Prosedur penelitian ini akan dilakukan secara bersiklus dengan tindakan yang dilakukan terhadap atau beranjak dari kondisi awal. Langkah-langkah yang akan kami lakukan adalah, sebagai berikut: Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti dan guru kolabulator telah mengerjakan beberapa kegiatan seperti mencari masalah yang terjadi si SDN 14/1 Sungai Baung. Masalah didapat melalui proses observasi dengan menggunakan alat observasi yang dilakukan peneliti di dalam kelas, yaitu: (1) peneliti melakukan obsevasi pada guru yang mengajar di kelas, untuk melihat cara dan prosedur guru dalam mengajar. (2)Mengoservasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Setelah kegiatan mengobsevasi kelas untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan memilih masalah untuk diteliti, peneliti dan guru kolaburator telah menetapkan masalah yang akan diteliti yaitu: rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPA dalam materi benda dan sifatnya. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru kolaborator, dilakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetinsi yang ingin dicapai dengan menggunakan model CLIS. Maka masalah rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPA benda dan sifanya.ini akan ditingkatkan dengan menerapkan model CLIS selama proses pembelajaran. Setelah penentuan tindakan diputuskan secara bersama dengan guru kolaburator, langkah berikutnya adalah membuat RPP tindakan untuk tiap pertemuan dalam penelitian ini. Langkah selanjutnya membuat lembar kerja siswa, menyusun lembar observasi, menyusun soal-soal dan membuat media yang sesuai dengan materi pelajaran. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan adalah bentuk tindakan/kegiatan yang dilakukan yang telah direncanakan dalam penelitian sebagai berikut: (1) Kegiatan awal : (a) berdoa, absensi, (b) apersepsi : guru meninjau kembali materi yang telah dipelajari siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, (c) motivasi : memberukan motivasi kepada siswa dengan kehidupan sehari-hari. (2) Kegiatan inti: (a) eksplorasi: a)gurumemberikan pertanyaan ringkas tentang perubahan sifat benda, b) siswa memahami perubahan pada benda, (b) elaborasi, mengerjakan tugas dengan menggunakan model CLIS antara lain: a)guru membagikan kelompok, b)siswa bekerjasama dengan kelompok, c) salah satu angota kelompok menyampaikan hasil diskusi, d) menciptakan konflik dengan kelompok lain, (c) konfirmasi: a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (3) kegiatan penutup: (a) guru meminta siswa untuk duduk dalam tempatnya masing-masing dan meminta siswa mengerjakan evaluasi, (b) guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang baru dipelajari dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya, (c) memberikan tugas rumah Observasi dan Evaluasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2009:203) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan.” Gambaran umum dari observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan meliputi: (1) waktu observasi dilakukan dengan bersamaan dengan pemberian tindakan pada saat penelitian yang dilakukan pada saat pembelajaran IPA, (2) tempat kegiatan observasi dilaksanakan di dalam kelas V SDN 14/1 Sungai Baung Pelaksanaan kegiatan observasi dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolaburator, (3) instrumen yang dibutuhkan dalam melaksakan observasi Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap akhir siklus.variabel yang diukur melalui kegiatan ini adalah hasil observasi dan hasil belajar siswa kelas V SDN 14/1 Sungai Baung setelah utuh satu siklus. Dengan proses evaluasi sebagai berikut: (a) hasil observasi didapat dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi belajar aktif model CLIS melalui lembar obsevasi, (b) hasil belajar siswa didapat setah proses pembelajaran selesai dari setiap siklus dan diberikan dalam bentuk soal secara tertulis. Refleksi Refleksi hasil dari tindakan baru dapat diperoleh setelah dilakukan pengukuran terhadap proses maupun hasil dan tindakan. Dari hasil pengukuran itu diperoleh suatu gambaran tentang seberapa besar pengaruh tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa khususnya dalam belajar IPA. Selain itu juga akan dapat menemukan suatu kekurangan-kekurangan yang ada dan memperoleh poin-poin tentang unsur-unsur penting yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan demikian, dapat dilakukan suatu tindakan yang akan dilakukan pada pertemuan kedua, dan selanjutnya sampai pertemuan ketiga dan benar-benar nanti akan memperoleh hasil yang maksimal dari tindakan atau usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa. Refleksi dapat dilakukan dengan 2 tahapan yaitu; pertama tahap kecil dimana analisa pengukuran dilakukan dalam setiap satu kali proses pembelajaran, kedua; tahap besar dimana analisa pengukuran dilakukan setelah dilaksanakannya satu siklus. Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data berupa hasil observasi yang diperoleh dari lembar observasi setiap pembelajaran yang bersumber dari keadaan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Data ini berupa nilai dalam bentuk angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 14/1 Sungai Baung yang berjumlah 18 orang siswa dengan jumlah 9 orang siswa laki-laki dan 9 orang siwa perempuan. Data penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar dan evaluasi. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi, nilai tugas dan laporan lembar kerja siswa. Instrumen yang akan digunakan dengan dasar melihat prestasi siswa secara keseluruhan adalah lembar kerja siswa, hasil tes tertulis, lembar observasi, hasil kerja siswa dan aktivitas siswa.
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, data diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa dan hasil belajar siswa. Analisis terhadap data kualitatif yaitu analisis terhadap hasil observasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan alat bantu yang telah dipersiapkan berupa lembar observasi. Kemudian peneliti bersama guru kolaborator berfikir dan merenungkan apa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung melalui proses tindakan yang dilakukan dengan model CLIS, dan langkah apa yang akan diambil sehubungan hasil yang diperoleh selama siklus berlangsung. Setiap data yang diperoleh dalam proses pembelajaran dianalisis dan disimpulkan secara kualitatif secara direvisi. Adapiun langkah analisis dalam penelitian ini adalah pemberian bobot pada indikator yang sudah ditentukan kriterianya dengan menggunakan deskripsi atau pedoman skor. Analisis terhadap data kuantitatif berupa hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan, dengan memberikan tes yang telah dipersiapkan terlebih dahulu: (a) Menganalisis ketuntasan hasil belajar secara individu. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika nilai siswa telah mencapai standar kriteria ketuntasan minimum ( KKM ) yakni dengan nilai 65, (b) Penilaian test/kuis secara individu. Menurut Slavin, (2005:159) untuk memberikan poin perkembangan individu berdasarkan tingkat skor test mereka melampaui skor awal, skor awal diberikan kepada masingmasing siswa sesuai dengan prestasi belajarnya, penilaian individu dihitung berdasarkan poin perkembangan dari skor test dan akan ditulis dalam lembar penilaian poin kemajuan dari setiap siklus. (c) Penilaian hasil belajar kelompok. Menurut Rusman (2010 : 216) “ Skor kelompok dihitung dengan membuat ratarata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. (d) Ketuntasan belajar secara klasikal. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh kelas, maka pengolahan hasil penelitian dilakukan dengan menghitung rata-rata yang dicapai siswa dalam evaluasi secara keseluruhan. (e) Penilaian hasil belajar secara klasikal. Nilai hasil belajar secara klasikal yaitu ratarata nilai evaluasi yang diperoleh seluruh siswa dalam satu kelas. Kriteria Keberhasilan Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Hasil belajar siswa melalui observasi dikatakan meningkat jika perolehan siswa mencapai nilai 65-80 atau diatas nilai KKM yang ditetapkan yaitu 65 dan pembelajaran IPA dikatakan berhasil jika nilai rata-rata dari siswa keseluruhan diatas 80%. Melalui hasil observasi penggunaan metode inkuiri dikatakan berhasil jika guru mendapatkan nilai minimal B=Baik dengan rentang 61-80. Penggunaan metode demonstrasi pada siswa dikatakan berhasil jika hasil observasi siswa minimal B=Baik dengan rentang 61-80. (2) Ketuntasan individu. Secara individu dianggap tuntas dalam mengikuti pembelajaran apabila mendapat perolehan nilai lebih dari atau sama dengan 65. (3) Ketuntasan klasikal. Apabila 80% dari jumlah siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai 65. maka kelas tersebut dianggap tuntas dalam pembelajaran.
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian tindakan kelas diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada tanggal 7 November s.d 7 Desember 2012 di kelas V SDN No. 14 /1 Sungai Baung. Hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan hasil observasi yang terdiri dari aktivitas kegiatan guru dan siswa, dan nilai evaluasi yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus, kemudian langsung diolah dan dianalisis. Kendala yang ditemui di lapangan digunakan untuk merivisi tindakan berikutnya. Penelitian ini dibagi dalam empat kegiatan yaitu : Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, refleksi Hasil Penelitian Siklus I Perencanaan tindakan Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 November dan 15 November 2012. Tahap pelaksanaan perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan yang terdiri dari: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), (b) Mempersiapkan materi ajar dengan pokok materi bahasan benda dan sifatsifatnya, (c) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model CLIS, (d) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajar mengajar ketika model pembelajaran diaplikasikan, (e) Membuat Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan alat evaluasi Pelaksanaan tindakan Tahap pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan dilakukan oleh guru kelas IV SDN NO. 14 / 1 Sungai Baung pada hari Selasa dan Kamis tanggal 13 November dan 15 November 2012 yang dilakukan sesuai dengan penerapan model CLIS dalam penelitian tindakan kelas yaitu model CLIS, dimana tindakannya adalah pada kegiatan awal guru memberi salam pembuka kemudian guru memeriksa kesiapan siswa yang tidak hadir pada hari itu, guru memberikan apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari yang berkaitan dengan kompetensi dasar benda dan sifat-sifatnya, kemudian guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari kompetensi dasar benda dan sifatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (a) Kegiatan Eksplorasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru menyampaikan/ menyajikan materi pembelajaran yaitu, bahanbahan penyusun benda. (b) Kegiatan Elaborasi. Guru menjelaskan materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan penjelasan guru. Mengerjakan tugas dengan menggunakan model CLIS antara lain: guru membagikan kelompok heterogen, siswa bekerjasama dengan kelompok, setelah selesai perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi, kemudian guru menciptakan konflik dengan kelompok lain. (c) Kegiatan Konfirmasi. Setelah siswa berdiskusi guru langsung memberikan informasi atau jawaban yang benar atas semuapekerjaan masing-masing kelompok. Tahap selanjutnya, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman. Pada kegiatan akhir, guru melakukan kegiatan umpan balik dengan melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari dengan tujuan melihat seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, pada tahap ini siswa masih banyak yang malu bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Tahap selanjutnya guru memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Observasi dan evalusi
Kegiatan observasi dilakukan pada tindakan ini sesuai dengan instrumen berupa lembar observasi yang mengamati kualitas aspek yang dinilai.Dengan menggunakan lembar observasi, hasil observasi pada siklus I disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 No Kegiatan Pertemuan Jmlh Persentase skor % I II 1 Appersepsi, guru mengingatkan 2 2 4 50 materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang 2 akan dipelajari 2 2 4 50 3 Guru memberikan motivasi 4 4 8 100 4 pada siswa 4 4 8 100 Guru menyampaikan tujuan 5 pembelajaran 3 3 6 75 6 Pengelolaan kelas, guru 2 2 4 50 membagi siswa dalam beberapa 7 kelompok 2 2 4 50 Guru menjelaskan materi 8 pelajaran 1 1 2 25 Guru memberikan tugas pada 9 siswa untuk dikerjakan secara 2 2 4 50 10 berkelompok 2 2 4 50 11 Guru membimbing siswa dalam 1 1 2 25 12 diskusi kelompoknya 1 1 2 25 Guru memberikan kuis secara individual dengan ketentuan tidak boleh saling bantu Pemberian kegiatan umpan balik Guru memberikan penghargaan Menyimpulkan materi Memberikan tindak lanjut Jumlah skor 26 26 52 Persentase skor kegiatan guru 54,16 54,16 54,16 Rata-rata persentase skor aktivitas guru seluruh indicator Kategori Cukup
650 54,16
Kriteria : 81 % - 100 % = Baik Sekali ( BS ) 61% - 80% = Baik ( B ) 41% - 60% = Cukup ( C ) 21% - 40% = Kurang ( K) 0% - 20 % = Sangat Kurang ( SK ) Berdasarkan hasil observasi terhadap pengamatan penelitian aktifitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam melaksanakan model CLIS untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada siklus I masih tergolong cukup dengan perolehan skor 54,16%, sehingga perlu peningkatan kemampuan hampir disetiap indikator yang diamati, indikator yang perlu ditingkatkan yakni, apersepsi, menjelaskan materi, memberikan tugas, membimbing diskusi kelompok, pemberian kegiatan umpan balik, memberikan penghargaan dan menyimpulkan materi. Dapat disimpulkan dari observasi berdasarkan kriteria keberhasilan aktifitas guru pada siklus I belum mencapai kriteria yaitu guru dikatakan berhasil jika mendapatkan nilai minimal B=Baik dengan rentang nilai 61-80. Tabel. 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I No Nama Siswa Pertemuan Rata-rata persentase I II jmlh skor Jml skor % Jml skor % Individu Individu 1 AD 4 20 6 30 25 2 AA 8 40 14 70 55 3 DD 8 40 10 50 45 4 EP 7 35 6 30 33 5 F 10 50 8 40 45 6 FJ 11 55 9 45 50 7 HP 19 95 18 90 93 8 L 7 35 8 40 38 9 MH 5 25 6 30 28 10 NR 11 55 6 30 43 11 NS 13 65 14 70 68 12 P 10 50 15 75 63 13 RIM 9 45 7 35 40 14 RFR 13 65 14 70 68 15 RH 18 90 16 80 85 16 RA 16 80 14 70 75 17 SA 3 15 7 35 25 18 S 10 50 14 70 60 Jumlah skor 939 Rata-rata persentase skor 52,16 aktivitas terhadap seluruh siswa Kategori Cukup Kriteria : 81 % - 100 % = Baik Sekali ( BS ) 61% - 80% = Baik ( B ) 41% - 60% = Cukup ( C ) 21% - 40% = Kurang ( K) 0% - 20 % = Sangat Kurang ( SK ) Kemudian untuk mengukur hasil belajar siswa, pada akhir siklus diberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I
No
Nama Siswa
Pertemuan I
II
Jmlh nilai
Jmlh nilai Ketuntasan rata2 persiswa Ya Tidak
1 AD 20 40 60 30 2 AA 40 40 80 40 3 DD 40 60 100 50 4 EP 30 40 70 35 5 F 60 60 120 60 6 FJ 60 70 130 65 7 HP 100 100 200 100 8 L 50 80 130 65 9 MH 60 40 100 50 10 NR 70 60 130 65 11 NS 80 90 170 85 12 P 70 80 150 75 13 RIM 30 40 70 35 14 RFR 60 60 120 60 15 RH 100 90 190 95 16 RA 80 80 160 80 17 SA 20 40 60 30 18 S 40 40 80 40 Jumlah 1060 8 10 Rata-rata kelas 58,88 Persentase (%) ketuntasan 44,44 55,55 Dari tabel 4,3 diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai target ketercapaian keberhasilan. Tindakan yang dilakukan pada siklus I belum berhasil, karena siswa yang mencapai KKM 8 orang (44,44%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM 10 orang (55,55%), dan rata-rata yang diperoleh pada siklus I baru mencapai 58,88%, dengan kata lain apabila dihubungkan dengan kriteria keberhasilan, belum memenuhi kriteria yang ditetapkan, oleh karena itu akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Siklus 1 No Hal yang Diamati Hasil Evaluasi Siklus I 1 Nilai rata –rata kelas 58,88% 2 Banyak siswa yang tuntas 8 3 Banyak siswa yang belum tuntas 10 4 Persentase siswa yang tuntas 44,44% 5 Persentase siswa yang belum tuntas 55,55% Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus I diperoleh beberapa kelemahan sebagai berikut: (a) Kerjasama dalam kelompok belum begitu baik, hal ini terlihat dari siswa yang pintar belium sepenuhnya bersedia membantu siswa yang kurang pintar dalam kelompoknya, karena siswa yang pintar merasa rugi bila mengajari siswa yang kurang pintar. (b) Kegiatan berdiskusi dalam kelompok juga tidak tampak, hal ini dapat dilihat dalam setiap kelompok ada beberapa anggota kelompok yang hanya diam saja, ada juga asyik bermain dan rebut. Hal ini
disebabkan siswa tidak terbiasa belajar dalam kelompok. (c) Siswa masih banyak malu bertanya dan menjawab pertanyaan guru, hal ini terlihat dari tindakan guru dalam pemberian kegiatan umpan balik. Kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas individu belum terlihat, hal ini terlihat dari masih ada siswa masih ada siswa yang saling kerja samadalam menyelesaikan pertanyaan. Berdasarkan kelemahan tersebut, maka dilakukan rekomendasi yang dilanjutkan pada penelitian siklus II yaitu sebagai berikut : (a) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa dalam bekerjasama kelompok harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok. Siswa yang pintar agar mau mengajari siswa yang kurang pintar dan jika ada satu anggota kelompok yang belum mengerti berarti kerjasama kelompok tersebut belum baik. (b) Dalam kegiatan berdiskusi, siswa yang tidak ikut aktif berdiskusi dalam kelompoknya diberi kalimat peringatan oleh guru dengan mengurangi nilai kelompoknya. (c) Guru memberikan penguatan pada saat siswa bertanya dan menjawab pertanyaan guru dalam kegiatan umpan balik yaitu dengan cara memberikan waktu beberapa menit pada siswa agar menuliskan pertanyaan atau jawaban dikertas setelah selesai waktunya baru siswa disuruh untuk membacakan apa yang ditulisnya, hal ini melatih siswa untuk berani bertanya maupun menjawab pertanyaan guru. (d) Guru mengawasi siswa pada saat mengerjakan tugas kelompok dan Mengajak siswa untuk lebih aktif mengerjakan tugas dalam kelompok. a) Guru mengawasi siswa saat mengerjakan tugas individu, dengan tujuan agar siswa dapat mengerjakan tugas individu dengan kemampuan masing-masing. Hasil Penelitian Siklus II Perencanaan tindakan Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 29 November 2012. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang terdapat pada siklus I. Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti dan guru kolaborator melakukan persiapan-persiapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian yaitu membuat RPP,mempersiapkan materi ajar dengan pokok materi bahasan perubahan sifat benda,menyusun scenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS, menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajar mengajar ketika model pembelajaran diaplikasikan, menyiapkan alat peraga. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II sama dengan siklus I, perbaikan tindakan dilakukan pada kegiatan inti. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini langkahlangkah yang dilakukan yaitu: (1) Kegiatan Awal: (a) Apersepsi, guru meninjau kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya pada kehidupan sehari-hari mengenai materi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan dipelajari. (c) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya mempelajari materi yang akan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan contoh yang kongkrit. (2) Kegiatan Inti: (a) Eksplorasi, a) Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, b) Guru menyampaikan/menyajikan materi pelajaran, (b) Elaborasi,msiswa bekerja dalam kelompok, kemudian setiap anggota kelompok saling membantu dan anggota kelompok yang menguasai diminta menjelaskan
pada anggota kelompoknya sampai anggota kelompoknya itu mengerti dan memmahami. Guru memberitahukan pada siswa bahwa mereka harus bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap kelompok harus memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Salah satu anggota kelompok menyampaikan hasiol diskusi kelompok, kemudian guru menciptakan konflik dengan kelompok lain. (c) Konfirmasi, Setelah siswa berdiskusi guru langsung memberikan informasi atau jawaban yang benar atas semuapekerjaan masing-masing kelompok. Tahap selanjutnya, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman. (3) Kegiatan penutup: (a) Guru meminta siswa untuk dudk dalam tempatnya masing-masing dan meminta siswa mengerjakan evaluasi, (b) Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (c) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberi tugas kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya. Observasi dan evaluasi Kegiatan observasi dilakukan pada tindakan ini sesuai dengan instrumen berupa lembar observasi yang mengamati kualitas aspek yang dinilai. Dengan menggunakan lembar observasi, hasil observasi pada siklus II disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Rekap Observasi Kegiatan Guru Siklus II No Kegiatan Pertemuan Jmlh Persentase skor % I II III 1 Appersepsi, guru 3 3 4 10 83 mengingatkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari 2 Guru memberikan 4 4 4 12 100 motivasi pada siswa 3 Guru menyampaikan 4 4 4 12 100 tujuan pembelajaran 4 Pengelolaan kelas, guru 4 4 4 12 100 membagi siswa dalam beberapa kelompok 5 Guru menjelaskan materi 3 4 4 11 92 pelajaran 6 Guru memberikan tugas 3 3 3 9 pada siswa untuk 75 dikerjakan secara berkelompok 7 Guru membimbing siswa 2 3 3 8 67 dalam diskusi kelompoknya 8 Guru memberikan kuis 3 3 3 9 75 secara individual dengan ketentuan tidak boleh saling bantu
9 10 11 12
Pemberian kegiatan 3 3 3 9 75 umpan balik 3 4 4 11 92 Menyimpulkan materi 3 3 3 9 75 Memberikan tindak 3 4 4 11 92 lanjut Jumlah skor 38 42 43 123 1026 Persentase skor kegiatan 79,17 87,5 89,58 82,9 guru Rata-rata persentase skor 85,5 aktivitas guru seluruh indicator Kategori Baik Sekali Berdasarkan hasil observasi diatas, dapat dianalisis bahwa pelaksanaan tindakan siklus II meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat dari kegi atan guru dan siswa yang mengalami peningkatan. Pada tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa kegiatan guru dalam melaksanakan model pembelajaran CLIS untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II telah melaksanakan dengan baik sekali dan mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini sesuai dengan data hasil pengamatan aktivitas guru bahwa persentase terhadap indikator kegiatan guru mencapai 85,5%. Indikator yang perlu ditingkatkan yakni pemberian umpan balik dan menyimpulkan materi. Selain itu adapun hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II No Nama Siswa Pertemuan Rata-rata persentase I II III Jml skor % Jml skor % Jml % jmlh skor Individu Individu skor individ u 1 AD 9 45 14 70 16 80 65 2 AA 16 80 16 80 18 90 83 3 DD 15 75 15 75 18 90 80 4 EP 10 50 12 60 15 75 62 5 F 17 85 17 85 18 90 87 6 FJ 17 85 17 85 18 90 87 7 HP 20 100 20 100 20 10 100 0 8 L 9 45 13 65 17 85 65 9 MH 13 65 13 65 18 90 73 10 NR 17 85 18 90 19 95 90 11 N S 17 85 17 85 19 95 88 12 P 15 75 15 75 17 85 78 13 RIM 14 70 15 75 17 85 77 14 RF R 13 65 17 85 19 95 82 15 RH 20 100 20 100 20 10 100 0
16 RA 16 80 16 80 19 95 85 17 SA 10 50 15 75 17 85 70 18 S 15 75 17 85 19 95 85 Jumlah skor 1451 Rata-rata persentase skor 81,11 aktivitas terhadap seluruh siswa Kategori Baik Sekali Kriteria : 81 % - 100 % = Baik Sekali ( BS ) 61% - 80% = Baik ( B ) 41% - 60% = Cukup ( C ) 21% - 40% = Kurang ( K) 0% - 20 % = Sangat Kurang (SK) Kemudian untuk mengukur hasil belajar siswa, pada akhir siklus diberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil belajar Siklus II No Nama Siswa Pertemuan Jmlh Jmlh nilai Ketuntasan Nilai rata2 persiswa I II III Ya Tidak 1 AD 60 70 90 220 73 2 AA 80 80 90 250 83 3 DD 80 80 90 250 83 4 EP 50 60 70 180 60 5 F 70 80 90 240 80 6 FJ 80 80 90 250 83 7 HP 100 100 100 300 100 8 L 80 80 100 260 87 9 MH 50 80 80 210 70 10 NR 80 90 100 270 90 11 NS 70 70 80 220 73 12 P 50 70 90 210 70 13 RIM 60 80 80 230 77 14 RFR 70 70 80 220 73 15 RH 100 100 100 100 100 16 RA 80 90 90 260 87 17 SA 70 90 100 260 87 18 S 70 80 100 250 83 Jumlah 1499 17 Rata-rata kelas 83,27 Persentase (%) ketuntasan 94,44 Dari hasil observasi table 4.6 jika dianalisa maka dapat diketahui bahwa pada siklus II menunjukkan peningkatan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran 81.11% dengan katagori baik sekali. Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Siklus II
1
No 1 2 3 4 5
Hal yang Diamati Hasil Evaluasi Siklus II Nilai rata –rata kelas 83,27 Banyak siswa yang tuntas 17 Banyak siswa yang belum tuntas 1 Persentase siswa yang tuntas 94,44% Persentase siswa yang belum tuntas 5,26% Peningkatan persentase kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran ini membawa pengaruhterhadap hasil belajar sebagaimana ditunjukkan pada table 4.7 di atas. Berdasarkam table 4.7 tersebut, Nampak bahwa hasil belajar pada siklus II meningkat, dari 18 siswanilai rata-rata kelas mencapai 83,27% dibandingkan dengan hasil pada siklus I yang hanya mencapai 58,88%. Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai > 65 atau tuntas sebanyak 17 siswa atau 94,44%, sedamgkan yang belum tuntas diadakan remedial. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus IItampak bahwa penerapan model CLIS pada materi benda dan sifat-sifatnyamengalami peningkatan, ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 94,44%. Selain itu, tingkat kegiatan siswa dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dengan katagori baik sekali, Perbandingan peningkatan ketuntasan siswa persiklus Hasil pembelajaran dari setiap siklus terjadi peningkatan perolehan nilai siswa. Ketuntasan dalam pembelajaran menjadi meningkat. Untuk melihat perbandingan persiswa dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Perbandingan dan rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa persiklus Jumlah Persentase No Jumlah Siswa Siklus Nilai Keterangan Siswa % ≥65 8 44,44 T 1 18 I ≥64 10 55,55 TT 2
18
II
≥65
17
94,44
T
≥64
1
5,26
TT
Dari tabel rekapitulasi nilai ketuntasan belajar dapat terlihat terjadinya peningkatan siswa pada siklus I yang tuntas 8 orang (44,44%), pada siklus II yang tuntas menjadi 17 orang (94,44%). Pada siklus I siswa tidak tuntas 10 orang (55,55%), pada siklus II siswa tidak tuntas 1 orang (5,26), dan siswa yang belum tuntas di remedial. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian 2 siklus yang dilakukan dari tanggal 7 November sampai 7 Desember 2012 terlihat adanya peningkatan perolehan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan penelitian ini pada setiap siklus yang dilakukan dengan menggunakan model CLIS di SD 14/1 Sungai Baung pada setiap siklusnya.Dalam proses belajar mengajar, kegiatan guru secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel : 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru No Kegiatan Siklus I Siklus II Jmlh % Jmlh %
1
2 3 4 5 6 7 8
9
10 11 12
Apersepsi,guru mengingatkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari Guru memberikan motivasi pada siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Pengelolaan kelas Guru menjelaskan materi pelajaran Guru memberikan tugas pada siswa untuk dikerjakan secara kelompok Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompoknya Guru memberikan kuis secara individual dengan ketentuan tidak boleh saling bantu Guru memberikan penghargaan pada kelompok
skor 4
50
skor 10
83
4
50
12
100
8
100
12
100
8 6 4
100 75 50
12 11 9
100 92 75
4
50
8
67
2
25
9
75
4
50
9
75
4 2 2
50 25 25
11 9 11
92 75 92
Pemberian umpan balik Menyimpulkan materi Memberikan tindak lanjut Jumlah skor 52 650 123 1026 Persentase skor aktivitas guru 52,16 82,9 Rata-rata persentase skor 54,16 85,5 aktivitas guru seluruh indicator Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa kegiatan guru terhadap indikator pada tiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata persentase kegiatan guru terhadap seluruh indikator mencapai 54,16%, siklus II meningkat menjadi 85,5%. Selain itu untuk melihat peningkatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dari setiap siklusnya, dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam PBM No Nama Siswa Siklus I Siklus III Keterangan
1 2 3 4
AD AA DD EP
Rata-rata persentase jmlh skor 25 55 45 33
Rata-rata persentase jmlh skor 65 83 80 62
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
F 45 87 Meningkat FJ 50 87 Meningkat HP 93 100 Meningkat L 38 65 Meningkat MH 28 73 Meningkat NRD 43 90 Meningkat NS 68 88 Meningkat P 63 78 Meningkat RIM 40 77 Meningkat RFR 68 82 Meningkat RH 85 100 Meningkat RA 75 85 Meningkat SA 25 70 Meningkat S 60 85 Meningkat Jumlah total skor 939 1451 Rata-rata persentase 52,16 81,11 skor terhadap seluruh siswa Dari data di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan siswa secara keseluruhan dari setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata keseluruhan dari setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata persentase skor kegiatan untuk keseluruhan siswa mencapai 52,16%, siklus II nya meningkat mencapai 81,11%. Selanjutnya dengan meningkatnya kegiatan maka berpengaruh pula terhadap hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.12 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar di Setiap Siklus No Uraian Siklus Ket I II 1 Ketuntasan hasil belajar 8 17 Meningkat (siswa) 2 Persentase ketuntasan 44,44 94,44 Meningkat klasikal Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pula terhadap hasil belajar siswa di setiap siklusnya. Diketahui pada siklus I, 8 orang siswa (44,44%) yang meperoleh nilai di atas 65, pada siklus II siswa yang mendapat nilai diatas 65 adalah 17 orang ( 94,44%). Perbedaan persentase hasil belajar pada setiap siklus ini disebabkan tindakan pada siklus I berbeda dengan tindakan pada siklus II. Begitu pula halnya dengan tindakan pada siklus II yang merupakan perbaikan dari kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus II hasil belajar yang dicapai dapat meningkat dengan lebih baik. Jadi, penggunaan model CLIS terbukti dapat meningkatnya hasil belajar siswa pada kompetensi benda dan sifatnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa melalu imodel CLIS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran benda dan sifatnya di kelas V SDN No.14/1 Sungai Baung. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (a) Hendaknya guru dapat menggunakan model CLIS dengan
memaksimalkan keunggulannya dan meminimalkan kelemahannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (b) Model CLIS dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA Kompetensi benda dan sifatnya. DAFTAR RUJUKAN Ari, Widodo dan Wuryastut, Sri. Dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Bandung : Upi Press Asma, Nur.2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang : UNP Baharuddin dan Wahyuni, Nur. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafundo Persada Sugiono. 2009. Metode Penelitian. Bandung. Alfabeta Slavin, Nurulita. 2005. Cooperatife Learning: Teori, Riset, dan Praktik. London: Allyman Bacon
55 61 53