Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI DI JAWA TIMUR Purwanto1), Dwi Wahyu Astuti2), dan Herman Subagio3) 1,2)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia
3)
ABSTRAK Salah satu penyebab lambatnya upaya peningkatan produktivitas padi di Jawa Timur adalah penggunaan varietas unggul inbrida lama yang sudah mulai rentan terhadap OPT, salah satunya IR 64. Produktivitas padi ini berpeluang ditingkatkan dengan mengganti varietas unggul lama/eksisting (IR-64) dengan varietas unggul baru. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan opsi kebijakan berupa strategi percepatan adopsi VUB padi sebagai pengganti varietas IR-64 di Jawa Timur. Pengkajian dilaksanakan melalui survei terhadap sikap dan persepsi petani terhadap VUB padi, dan pengembangan produksi benih VUB padi sebagai pengganti IR 64. Data dikumpulkan dengan melakukan indept interview, FGD dan anjangsana/karya banding ke wilayah yang telah menggunakan VUB padi dengan pendekatan PTT. Pengkajian dilaksanakan pada petani penanam padi IR-64 di agroekosistem lahan sawah Jawa Timur pada musim tanam (MT-2 / MK-1) dan MT-3 (MK-2). Lokasi pengkajian di tentukan secara langsung pada wilayah produksi padi yang banyak menggunakan varietas IR-64 di 4 Kabupaten yaitu Banyuwangi, Pasuruan, Lamongan, dan Madiun. Hasil kajian memperlihatkan bahwa adopsi VUB padi sebagai pengganti varietas IR-64 dapat dipercepat dengan (1) menyediakan VUB spesifik lokasi yang memiliki karakteristik lebih unggul dari varietas eksisting terutama karakter agronomi antara lain produktivitas lebih tinggi, tahan terhadap serangan OPT dan cekaman kekeringan serta rasa nasi pulen, (2) menyediakan benih VUB padi sesuai kebutuhan meliputi aspek jenis, waktu dan jumlah. Penyediaan benih dapat ditempuh melalui pengembangan produksi benih VUB spesifik lokasi sesuai pilihan petani dengan penerapan inovasi teknologi berdasarkan pendekatan PTT. Berdasarkan hasil kajian disarankan beberapa hal berikut : (1) dalam menjamin ketersediaan benih VUB padi, faktor yang harus dipertimbangan adalah macam varietas, waktu dan jumlah, serta (2) untuk menghilangkan rasa raguragu petani terhadap VUB padi non IR-64 perlu diyakinkan dengan menunjukkan langsung pertanaman VUB padi non IR-64 sehingga dapat menilai dan memilih VUB padi non IR-64 untuk diadopsi pada musim berikutnya Kata kunci : Adopsi, VUB padi, Produktivitas, Jawa Timur PENDAHULUAN Fokus kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi Jawa Timur ditekankan pada tiga program utama yaitu: (1) ketahanan pangan, (2) pengembangan agribisnis, dan (3) pembangunan masyarakat pertanian. Program ketahanan pangan antara lain difokuskan pada pengembangan: (a) perbenihan tanaman pangan, (b) peningkatan produktivitas padi dan palawija serta (c) pengembangan sentra produksi tanaman pangan (Diperta Prop. Jatim, 2009).
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Produktivitas padi di Jawa Timur pada tahun 2008 mencapai 5,9 ton/ha, lebih tinggi dari rata-rata produktivitas Nasional. Peluang untuk meningkatkan produktivitas padi (beras) masih tinggi karena penggunaan varietas unggul inbrida masih beragam yakni mencapai 46 varietas baik unggul lama (eksisting) maupun unggul baru (VUB). Lima varietas padi paling banyak ditanam petani di Jawa Timur meliputi Ciherang, IR64, Cibogo, Mekongga dan Membramo. Varietas IR-64 yang tergolong eksisting menempati peringkat ke dua, sedangkan varietas unggul baru (VUB), seperti varietas Ciherang, Cibogo, Mekongga dan Membramo masing-masing menempati peringkat pertama, ketiga, keempat dan kelima. Penggunaan VUB padi di Jawa Timur yang tergolong produktivitas tinggi meliputi varietas inbrida sebesar 86,4 %, hibrida sebesar 10,3 %, produktivitas sedang sebesar 1,49 % dan produktivitas rendah/lokal sebesar 1,74 %. Penggunaan varitas unggul padi IR-64 mencapai 208.451 ha/tahun atau mencapai 13,7 %. Penggunaan varietas IR-64 oleh petani ini mencapai empat kali lipat dibanding varietas Mekongga dan Membramo. Rata-rata produktivitas padi varietas IR64 di bawah 5,0 ton/ha, menyebabkan peningkatan produksi padi (GKG) di Jawa Timur tergolong lambat. Selama beberapa tahun terakhir Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai VUB dengan potensi produksi yang lebih tinggi dariapada varietas IR 64. Pengembangan VUB padi inbrida ini memiliki peluang besar untuk meningkatkan produktivitas padi di Provinsi Jawa Timur mengingat memiliki potensi lebih dari 20 % dibanding varietas IR-64. Namun demikian fakta di lapang masih terdapat varietas IR64 (varietas lama) yang masih ditanam petani. Oleh karena itu perlu strategi untuk mengganti varietas IR-64 yang ditanam petani dengan varietas unggul baru (VUB). METODE Pelaksanaan penelitian menggunakan gabungan pendekatan meliputi metode survey, FGD, anjangsana/karya studi dan produksi benih VUB padi dilakukan secara partisipatif. Kelebihan metode yang akan digunakan adalah petani yang menjadi sasaran mengalami proses pembelajaran mulai dari mendengar, melihat, memahami, melaksanakan dan memperoleh hasil dari serangkaian kegiatan penggantian varietas eksisting (IR-64) menjadi VUB padi. Penelitian dilaksanakan pada petani penanam padi IR-64 di agroekosistem lahan sawah Jawa Timur. Waktu pelaksanaan kajian lapang adalah musim tanam (MT-2 / MK-1) dan MT-3 (MK-2) mulai bulan April hingga Nopember 2010. Pemilihan lokasi penelitian di tentukan secara langsung pada wilayah produksi padi yang banyak menggunakan varietas IR-64 di 4 (empat) Kabupaten yang representatif yaitu Banyuwangi, Pasuruan, Lamongan dan Madiun. Pengambilan responden sebagai sampel diambil secara acak sejumlah 20 petani yang menanam varietas IR-64 pada masing-masing desa sehingga total 240 responden. Instrumen dan pengumpulan data menggunakan kuesioner baik untuk wawancara mendalam kepada responden dan FGD. Data yang terkumpul ditabulasi dalam bentuk tabel matrik dan sebagai unit analisis adalah desa. Persepsi petani dianalisis merujuk kepada penerapan VUB padi 2
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
lebih menguntungkan, sesuai dengan budaya/kebiasaan petani setempat mudah diterapkan (tidak rumit), memiliki risiko gagalnya rendah dan memberikan keragaan yang berbeda nyata dan lebih baik. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi Petani terhadap VUB Padi Pengganti Varietas IR-64 Kegiatan pengkajian telah ditentukan dan diverifikasi sebagai lokasi pengkajian yang disajikan pada Tabel 1. Desa-desa contoh memiliki sawah lebih dari 125 ha dengan pertanaman padi varietas IR-64 cukup luas dan dapat dipastikan petani selalu tanam padi varietas IR-64 setiap tahun. Masalah yang dihadapi dalam menentukan lokasi pertanaman padi varietas IR-64 adalah persepsi petugas untuk memberikan data aktual cukup rendah karena akan mendapat penilaian kurang baik tentang perkembangan varietas unggul baru padi. Tabel 1. Luas Sawah Lokasi Pengkajian VUB Padi Sebagai Pengganti Varietas Eksisting Padi (IR-64) No. 1
Kabupaten Lamongan
Kecamatan Kembang Bahu
2
Pasuruan
Kejayan
3
Banyuwangi
Giri
4
Madiun
Geger
Desa Lopan Kembang B. Linggo Kejayan Grogol Giring Kleco Rejo Putat
Luas Sawah (ha) 150 225 185 159 148 73 215 278
Sumber: Data Sekunder dan Primer diolah. Sebagian besar petani yang menanam varietas IR-64 pernah mencoba menanam varietas non IR-64. Respon petani terhadap VUB padi non-IR-64 cukup baik. Namun tidak mau menanggung resiko bila terjadi kegagalan panen atau hasil panen tidak laku dijual maupun harga jual lebih murah dibandingkan dengan harga gabah IR-64. Dari hasil observasi di lapang dan survei mendalam dengan sejumlah petani contoh menunjukkan bahwa sebagaian besar petani pernah mencoba menanam varietas Non IR-64, tetapi menunjukkan hasil kurang memuaskan terutama untuk harga dan serangan OPT. Variteas padi yang pernah dicoba adalah varietas Ciherang, Membramo, Cibogo dan Way Apo Buru. Hal lain yang menjadi penyebab petani kembali menanam varietas IR-64 karena informasi yang diperoleh petani tentang VUB padi serta ketersediaan benih di kios-kios terbatas. Faktor penentu sebagai pertimbangan petani untuk membeli benih VUB sebagai pengganti IR-64 meliputi umur, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, ketahanan terhadap OPT, hasil. Pertimbangan petani untuk mengganti jenis varietas yang ditanam adalah komponen penyusun produksi seperti umur, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan ketahanan terhadap OPT (tabel 2). Preferensi konsumen juga menjadi pertimbangan dalam penggantian varietas yang akan ditanam petani. Petani lebih menyukai menanam jenis (varietas) padi yang mudah dijual (cepat laku). Tolok ukur penentu preferensi konsumen dalam hal ini adalah pedagang gabah (beras). Tidak jarang petani menanam jenis (varietas) padi dan mendapatkan hasil yang tinggi tetapi pada saat Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
menjual harga dijatuhkan oleh pedagang gabah sehingga petani menjadi enggan untuk melanjutkan menanam varietas padi tersebut. Tabel 2. Faktor Penentu Sebagai Pertimbangan Petani Untuk Mengganti Varietas Padi No . 1.
Pertimbangan Petani Sebagai Faktor Penentu Karakter Tanaman Umur (hari) Tinggi Tanaman(cm) Jumlah Anakan(Bh) Ketahanan Terhadap OPT
Lamongan 105 100 20-25
100 100 20
Wereng C.
Wereng C
>6 25
Hasil (Ton/Ha) Sosial Ekonomis Ketersediaan Benih (hari sblm tanam) Keterjangkauan Harga Benih
2.
Lokasi Pengkajian Pasuruan Banyuwangi
<3xGKP Setara dg Harga Hasil harga IR64 Sumber: Data Primer diolah
Madiun
>6
95-100 95 17 Kresek, Tungro, Wereng C >7
110 100 20 Kresek, Tungro, Wereng C >7
30
21
30
<2xGKP Setara dg harga IR64
<3xGKP
<3xGKP
Setara dg harga IR-64
Setara dg harga IR-64
Beberapa alasan petani tetap menggunakan varietas IR-64 antara lain (1) cukup tahan dengan serangan OPT (blass, kresek), (2) respon tinggi terhadap pemupukan, dan (3) toleran terhadap cekaman iklim (kekeringan), (4) Petani belum menemukan VUB padi dengan potensi produksi yang setara dengan IR 64. Sebagian petani mengalami trauma untuk meneruskan tanam varietas padi non IR-64. Pengalaman beberapa petani yang pernah tanam varietas Ciherang beberapa tahun yang lalu mengalami serangan penyakit kresek dan berakibat pada penurunan produksi hingga mencapai 50 %. Pengalaman tersebut menyebabkan petani trauma tehadap varietas unggul baru padi. 2. Strategi Pengembangan VUB Pengganti IR-64 Hasil anjang karya ke lokasi pengenalan VUB padi jenis Inpari di beberapa lokasi kegiataan SLPTT menunjukkan pilihan kepada VUB padi Inpari 1. Hal ini membuktikan bahwa pilihan petani masih sesuai dengan karakter-karakter dominan dari varietas IR-64. Petani sebagai adopter sepakat untuk menanam VUB pilihannya dan diproduksi oleh salah satu anggota kelompoknya. Pilihan petani terhadap VUB padi sebagai pengganti varietas IR-64 di 4 kabupaten disajikan pada Tabel 3. VUB pilihan sebagai pengganti varietas IR-64 adalah varietas Inpari 1 dan Inpari 10 karenal dari tetua terpilih varietas IR-64. Tabel 3. VUB Padi Pilihan Petani Sebagai Pengganti Varietas IR-64 di 6 Kabupaten . No. 1 2 3 4
4
Kabupaten Lamongan
Desa Lopan Kembang B. Pasuruan Linggo Kejayan Banyuwangi Grogol Giring Madiun Kleco Rejo Putat Sumber: Data Primer diolah
Kelompok Tani Unggul Sri Makmur Bumi Makmur Jaya Makmur Sugih Waras Kedawung Tani Makmur Margo Santoso
VUB Pilihan Inpari 1 dan 6 Inpari 1 dan 6 Inpari 1 Inpari 1 Inpari 1 dan 13 Inpari 1 dan 13 Inpari 4 Inpari 4
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
Target produksi dan realisasi produksi benih secara rinci per lokasi disajikan pada Tabel 4 dan 5. Dari pilihan VUB petani tampak bahwa sebagai pengganti varietas eksisting (IR-64) masih memilih tetua yang berasal dari varietas IR-64. Dengan demikian keberlanjutan petani untuk mengganti varietas eksisting (IR-64) dan ketersediaan benih terjamin. Tabel 4. Target produksi untuk kebutuhan benih VUB Padi Sebagai Pengganti Varietas Eksisting (IR-64). Kabupaten
Kecamatan
Desa
Lamongan Pasuruan
Kembang Bahu Kejayan
Banyuwangi
Giri
Madiun
Balerejo
Lopan Kembang B. Linggo Kejayan Grogol Giring Garon Jeruk Gulung
Total
Target Produksi Benih (kg)
Luas Tanam (ha) Non Ir-64 Ir-64 18,8 131,2 39,4 185,6 66,6 118,4 54,1 104,9 25,9 122,1 58,3 103,7 73,1 141,9 48,7 229,3 384.,9 1.137,1
Luas Sawah (ha) 150 225 185 159 148 162 215 278 1.522
4.500 6.750 5.550 4.770 4.440 4.860 6.450 8.340 45.660
Sumber: Data Primer diolah Tabel 5. Hasil Perbanyakan Benih VUB sesuai pilihan petani No 1
Kabupaten Lamongan
Varietas Inpari 1 Inpari 6
Luas Tanam (ha) 1 1
Hasil (kg) 6.000 5.800
2
Pasuruan
3
Banyuwangi
Inpari 1 Inpari 13 Inpari 1 Inpari 13 Inpari 4
1 1 1 2 1 8
8.040 7.200 7.200 14.200 7.600 56.040
4
Madiun Total
Sumber: Data Primer diolah Pada Tabel 4 dan 5, tampak bahwa realisasi produksi dari hasil demplot sudah mencukupi untuk kebutuhan benih setempat. Realisasi produksi benih dari hasil demplot sebesar (75.840 kg (112%) dari target produksi sebesar 67.710 kg. Secara teknis dari hasil kesepakatan kelompok tani di masing-masing lokasi, upaya percepatan penyebaran VUB Non IR-64 dilaksanakan dengan sistem barter atau pembelian tunai. Sistem barter dimaksud adalah anggota kelompok tani yang membutuhkan benih VUB non IR-64 dapat menukar gabah miliknya dengan benih Inpari dari hasil demplot. Sistem pembelian tunai dilakukan dengan cara anggota kelompok tani yang membutuhkan benih VUB padi non IR-64 membeli benih dari hasil demplot secara tunai. Strategi penyebaran benih Inpari hasil demplot kepada anggota kelompok tani, dengan demikian tergantung dari hasil kesepakatan kelompok tani pada masing-masing lokasi.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Model percepatan penyebaran VUB padi dilaksanakan melalui beberapa tahapan namun dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan saling integrasi (gambar 1). Tahapan model penyebaran VUB padi ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Identifikasi lokasi yang secara kontinyu menggunakan varietas IR 64 dalam pola pertanaman padi setahun. 2. Pelaksanaan diskusi dengan kelompok tani (FGD) untuk identifikasi karakteristik VUB yang diinginkan petani dan permasalahan penyediaan benih padi. 3. Pelaksanaan anjangkarya dan sosialisasi VUB padi pada lokasi SLPTT yang melaksanakan display berbagai VUB padi serta mendiskusikan hasilnya. 4. Melaksanakan perbanyakan benih pilihan petani dan mendiskusikan untuk memperoleh kesepakatan tentang cara penyebaran benih VUB di kelompok tani.
Kel Tani Sasaran
SLPTT Padi
Perbanyakan Benih VUB
Diskusi Kelompok (FGD)
Kel Tani dalam desa
Kel Tani luar desa
Gambar 1. Bagan Model Penyebaran VUB Padi Pengganti Varietas IR 64 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Pengambilan keputusan petani untuk mengganti VUB padi lama (IR-64) menjadi VUB yang baru dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi umur, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, ketahanan terhadap OPT, hasil, ketersediaan benih, keterjangkauan harganya serta harga hasil. Dalaam rangka percepatan pengembangan VUB padi untuk menggantikan varietas lama dapat ditempuh melalui strategi dengan beberapa tahapan sebagai berikut : (1) Identifikasi lokasi yang secara kontinyu menggunakan varietas IR 64 dalam pola pertanaman padi setahun, (2) Pelaksanaan diskusi dengan kelompok tani (FGD) untuk identifikasi karakteristik VUB yang diinginkan petani dan permasalahan penyediaan benih padi, (3) Pelaksanaan anjangkarya dan sosialisasi VUB padi pada lokasi SLPTT yang melaksanakan display berbagai VUB padi serta mendiskusikan hasilnya, (4) Melaksanakan perbanyakan benih pilihan petani dan mendiskusikan untuk memperoleh kesepakatan tentang cara penyebaran benih VUB di kelompok tani.
6
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
2. Saran (1) Dalam pengembangan varietas unggul padi yang baru perlu ada keterjaminan ketersediaan benih VUB padi yang meliputi macam varietas, waktu dan jumlah. (2) Untuk menghilangkan rasa ragu-ragu petani terhadap VUB padi non IR-64 perlu diyakinkan dengan menunjukkan langsung pertanaman VUB padi non IR-64 sehingga dapat menilai dan memilih VUB padi non IR-64 untuk diadopsi pada musim berikutnya. DAFTAR PUSTAKA BPSBTPH III Jatim, 2008. Kebijaksanaan Perbenihan. BPSBTPH III Jatim, Surabaya Diperta Propinsi Jawa Timur. 2009. Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2009. Diperta Propinsi Jawa Timur, Surabaya Hernanto, F. 1991. Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Kartasapoetra. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta Pasandaran,.E.,2003. Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam Rangka Otonomi Daerah. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Mahmud, D., 1990. Psikologi Suatu Pengantar. BPFE. Yogyakarta. Mardikanto, 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta. Mulyandari, dkk., 2004. Alternatif Model Diseminasi Informasi Teknologi Pertanian Mendukung Pengembangan Pertanian Lahan Marjinal. P4MI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Rakhmat, J., 2001. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Walgito, B. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi. Yogyakarta. Van den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012