J Kedokter Trisakti
Vol.23 No.3
Karakteristik dimensi antropometrik statis mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti usia 19 - 21 tahun Ridwan Harrianto, Ardian Boer, Victor Satyadi, Diana Samara, Nuryani Sidarta, Purnamawati Tjhin, Magdalena Wartono Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
ABSTRAK Data antropmetrik merupakan faktor penting bagi desain berbagai peralatan di tempat kerja. Studi potong lintang digunakan untuk menentukan dimensi antropometrik statis mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti berusia 19 - 21 tahun. Sebanyak 100 mahasiswa dan 100 mahasiswi dipilih secara acak sederhana dari 552 mahasiswa. Keseluruhan 36 dimensi tubuh standar dan berat badan dari 100 mahasiswa dan 100 mahasiswi yang berumur di antara 19-21 tahun telah dilaksanakan pengukurannya. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata tinggi dan berat badan adalah 1566 mm (SD 52) dan 53,2 kg (SD 9,3) untuk mahasiswi, serta 1684 mm (SD 54) dan 66,0 kg (SD 13,1) untuk mahasiswa. Nilai-nilai persentil ke-5, median dan persentil ke-95 untuk untuk seluruh ukuran-ukuran sikap standar antropometrik juga telah ditentukan. Dibutuhkan penelitian yang sama dengan populasi yang lebih besar yang mencakup keseluruhan variasi suku dan derajat sosioekonomi masyarakat Indonesia untuk menentukan standar dimensi statis antropometrik nasional. Kata kunci: Antropometrik, statik, mahasiswa, usia 19- 21 tahun
Static anthropometric dimension characteristics of Medical Faculty Trisakti University students age 19 - 21 years ABSTRACT Anthropometric data are an important factors for product and workspace design. A cross- sectional study was conduted to determine the static anthropometric dimension of Medical Faculty Trisakti University students age 19 to 21 years. Hundred male and 100 female students were recruited using simple random sampling from a total of 552 students. Thirty-six different standards of body dimensions and weight were determined to indentify the measures which will be applicable in workplaces. This study showed that for female students, the average stature and body weight were 1566 mm (SD 52) and 53.2 kg (SD 9.3), respectively, whereas the male were 1684 mm (SD 54) and 66.0 kg (SD 13.1), respectively. Average values of 5th, median and 95th percentile of all measurements of standard anthropometric postures were also determined. Data obtained from this study may be useful for workplaces and equipment designs for the Indonesians. However, a similar study on a larger population which includes varieties of ethnic and socioeconomic groups in Indonesia is encouraged for establishing national anthropometric static dimensions standards. Key words: Anthropometric, static, students, age 19 to 21 years
93
Harrianto, Boer, Satyadi, dkk.
PENDAHULUAN Guna kepentingan ergonomi pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia merupakan bagian yang terpenting dari antropometrik. Ukuran ini menjadi data dasar untuk mempersiapkan desain berbagai peralatan di tempat kerja, misalnya panjang pegangan sikat gigi, interior mobil, tomboltombol kontrol televisi, kompor gas, mesin-mesin, dan lain-lain. Pemakaian data dimensi tubuh antropometrik untuk mendesain sesuatu produk, harus berdasarkan data antropometrik dari populasi yang mewakili kelompok populasi yang akan menggunakan peralatan tersebut. Penelitian yang dilakukan di Amerika menyatakan bahwa suatu peralatan yang didesain pas untuk 90% laki-laki Amerika memang cocok untuk 90% laki-laki Jerman, tetapi hanya cocok untuk 80% laki-laki Perancis, 65% laki-laki Italia, 45% laki-laki Jepang, 25% laki-laki Thailand, dan hanya cocok untuk 10% laki-laki Vietnam.(1) Penelitian lain di Amerika dan Bali (Indonesia) menyatakan terjadi peningkatan tinggi dan berat badan pada individu yang lahir pada generasi berikutnya.(2,3) Penelitian lain di Italia menyatakan berat dan tinggi badan berkurang secara signifikan selaras dengan meningkatnya umur, tetapi tinggi lutut tidak berkurang.(4) Pengukuran dimensi tubuh dibedakan dalam 2 jenis yaitu dimensi statis dan dinamis/ fungsional.(5) Dimensi statis adalah pengukuran yang dilaksanakan pada saat tubuh manusia dalam sikap statis (posisi diam di tempat). Dimensi statis terdiri dari pengukuran dimensi rangka yaitu ukuran diantara pusat-pusat sendi misalnya antara siku dan pusat-pusat sendi serta dimensi permukaan kulit misalnya pengukuran lingkaran kepala. Dimensi dinamis adalah pengukuran yang dilaksanakan pada saat tubuh manusia menggerakkan badannya pada sikap-sikap posisi kerja tertentu. Walaupun ukuranukuran dimensi fungsional lebih berarti untuk aktivitas manusia sesungguhnya, karena sulit cara pengukurannya, maka saat ini lebih banyak digunakan data-data antropometrik statis dibandingkan dengan data-data antropometrik dinamis. Tidak ada metode sistimatik untuk 94
Dimensi antropometrik statis
mentransfer ukuran-ukuran antropometrik statis menjadi data ukuran antropometrik dinamis. Sangatlah tidak praktis dan terlalu mahal jika desain berbagai macam produk sesuai dengan ukuran masing-masing individu yang menggunakannya, maka kebanyakan produk yang diproduksi secara masal, didesain sesuai untuk sebagian besar ukuran individu yang menggunakannya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk menentukan dimensi statis antropometrik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti agar infromasi tersebut dapat digunakan untuk mendesain peralatan-peralatan belajar. METODE Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan mengambil tempat di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan dilakukan dalam periode bulan September 2002 - September 2003. Populasi dan sampel Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti semester III berusia 19-21 tahun yang berjumlah 552 (167 mahasiswa dan 385 mahasiswi). Bersedia menjadi subyek penelitian dengan menandatangani surat persetujuan sebagai subyek penelitian. Sebanyak 100 mahasiswa dan 100 mahasiswi dipilih secara acak menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengukuran. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner yang berisi data tentang nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa. Berat badan diukur menggunakan timbangan elektronik merk Toledo-Philip Harris dengan ketelitian 0,1 kg. Tinggi badan diukur menggunakan alat pengukur tinggi badan dinding pada posisi tegak lurus dengan ketelitian sebesar 0,1 cm. Rentangan tangan dan rentangan siku diukur menggunakan alat pengukur
J Kedokter Trisakti
tinggi badan dinding pada posisi horisontal dengan ketelitian sebesar 1 mm. Ukuran-ukuran segmen tubuh lainnya diukur pada sikap berdiri standar dan sikap duduk standar, berdasarkan ketentuan penulisan data antropometrik yang telah baku(6) menggunakan antropometer, jangka geser, penggaris panjang 100 cm, penggaris siku-siku dengan ketelitian sebesar 1 mm. Secara praktis umumnya cukup digunakan 18 ukuran dimensi tubuh untuk mendesain mesinmesin, peralatan dan tempat kerja yang memadai. Tetapi dibutuhkan data yang lebih lengkap dari 36 ukuran dimensi tubuh manusia dalam berbagai sikap sebagai referensi baku dari masing-masing negara. Untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi pada desain produk agar dapat digunakan oleh sebagian besar individu, dipilih 3 metode pengukuran data antropometrik dari 3 situasi yang berbeda.(5) Pertama, desain untuk individu yang ekstrem merupakan strategi yang tepat untuk nilai maksimum dari beberapa desain peralatan yang akan digunakan untuk semua orang, misalnya: tinggi pintu, tinggi pagar pencegahan untuk kontak dengan mesin-mesin yang berbahaya. Ukuran persentil ke-95 laki-laki biasanya digunakan untuk keperluan ini. Desain nilai minimum dari populasi, merupakan strategi yang tepat untuk nilai minimum dari beberapa desain peralatan yang akan digunakan untuk semua orang, misalnya letak tombol kontrol dari operator. Ukuran persentil ke-5 perempuan biasanya digunakan untuk keperluan ini. Kedua, desain untuk peralatan atau fasilitas yang dapat disesuaikan bagi individu yang menggunakannya, misalnya tempat duduk mobil, kursi dan meja kerja, pijakan kaki. Biasanya digunakan jarak ukuran persentil ke-5 perempuan sampai persentil ke-95 laki-laki sebagai parameter-parameter desain rentang jarak penyesuaian. Desain rata-rata sebagian besar individu merupakan desain ketiga yang digunakan bila tidak praktis untuk menggunakan metoda desain untuk individu yang ekstrem, misalnya jalan keluar (lorong kasa) sebuah pasar swalayan. Biasanya digunakan persentil ke50 (nilai median) dari distribusi populasi yang relevan.
Vol.23 No.3
Dimensi tubuh yang diukur pada sikap berdiri standar antara lain tinggi badan, tinggi posisi mata, tinggi akromion, tinggi siku, tinggi pangkal paha, tinggi ujung distal metakarpal III, tinggi ujung jari, panjang lengan bawah, panjang bahu-kepalan tangan, jangkauan ke muka, jangkauan tegak lurus ke atas, rentangan lengan dan tangan, serta rentangan siku. Dimensi tubuh yang diukur pada sikap duduk standar antara lain tinggi puncak kepala, tinggi posisi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tebal paha, tinggi lutut, tinggi lipat lutut, panjang bahu-siku, panjang siku-ujung jari, jangkauan tegak lurus ke atas, panjang kepala, tebal dada, tebal perut, pajang bokong lutut, panjang bokong lipat lutut, lebar kepala, lebar biakromial, lebar bideltoid, lebar panggul, panjang tangan, lebar tangan, panjang kaki, dan lebar kaki. Kualitas data Sebelum pengukuran dilakukan, setiap peneliti diberikan pengarahan dan latihan-latihan dalam melakukan pengukuran antropometrik yang tepat dan benar. Pengukuran dilakukan 3 kali oleh 3 pengukur yang berbeda dan nilai yang diambil adalah rata-rata dari 2 nilai yang berdekatan. Alatalat ukur panjang dikalibrasi satu dengan yang lain untuk memastikan ketepatannya. Setiap kali dilakukan pengukuran timbangan berat badan elektronik dikalibrasi secara digital dan diuji dengan anak timbangan yang sudah ditera. Proses pencatatan yang dilakukan adalah pengukur menyebutkan nilai yang diukur dan pencatat menyebutkan nilai yang dicatat dengan maksud untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran. Pencatatan dan pelaporan pengukuran diberikan dalam satuan milimeter dan kilogram. Pengolahan dan analisis data Kuesioner yang telah diisi disunting oleh peneliti, kemudian dilakukan verifikasi data ke dalam program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 10 for Windows. Analisis data dilakukan menggunakan nilai rata-rata (mean), simpang baku (standar deviasi/SD), persentil ke-5, median dan persentil ke-95. 95
Harrianto, Boer, Satyadi, dkk.
Dimensi antropometrik statis
Tabel 1. Persentil ke-5, median, persentil ke-95, nilai maksimum, nilai minimum, mean, SD, S.E. mean dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti usia 19-21 tahun (dalam milimeter)
HASIL Pengukuran dimensi antropometrik statis 100 mahasiswa dan 100 mahasiswi, diperoleh hasil ratarata tinggi badan mahasiswi adalah 1566 mm (SD 52) dengan nilai minimal 1439 mm dan nilai maksimal 1704 mm, dan berat badan 53,2 kg (SD 9,3) dengan nilai minimal 37,8 kg dan nilai maksimal 83,0 kg. Tinggi badan mahasiswa adalah 1684 mm (SD 54) dengan nilai minimal 1551 mm dan nilai maksimal 1804 mm, dan berat badan 66,0 96
kg (SD 13,1) dengan nilai minimal 43,7 kg dan nilai maksimal 113,0. Nilai-nilai persentil ke-5, median dan persentil ke-95 untuk 36 ukuran-ukuran sikap standar antropometrik mahasiswa dan mahasiswi dipresentasikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Terlihat bahwa hampir seluruh ukuran segmen-semen tubuh mahasiswi lebih kecil dibandingkan dengan ukuran mahasiswa, kecuali lebar pinggul nilai median mahasiswi 103,07% (336 mm) lebih besar daripada mahasiswa (326 mm).
J Kedokter Trisakti
Vol.23 No.3
Tabel 2. Persentil ke-5, median, persentil ke-95, nilai maksimum, nilai minimum, mean, SD, S.E. mean, dari mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti usia 19-21 tahun (dalam milimeter)
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata tinggi badan dan berat badan mahasiswa adalah 1566 mm (SD 52) dan 53,2 kg (SD 9,3) untuk mahasiswi, serta 1684 mm (SD 54) dan 66,0 kg (SD 13,1) untuk mahasiswa. Tidak jauh berbeda dari yang dihasilkan oleh penelitian Sunaryo (7) (2001) yaitu tinggi badan dan berat badan populasi umum adalah 1569 mm (SD 4,7) dan 50,4 kg (SD 7,4) untuk wanita, serta 1697 mm (SD 7,9)
dan 64,0 kg (SD 8,2) untuk laki-laki. Hasil studi (8) ini berbeda dengan penelitian Ray (1990), ternyata wanita India lebih pendek dari wanita Indonesia yaitu 1532 mm (SD 57), tetapi lebih berat yaitu 55,1 kg (SD 9,7). Sedangkan mahasiswi Iran lebih tinggi yaitu 1597 mm (SD 58) dan lebih berat yaitu 56,5 kg (SD 5,75),(9) dan wanita Amerika lebih tinggi dan lebih berat lagi yaitu 1618 mm (SD 1,5) dan 69,2 kg (SD 0,37).(10) Tinggi badan mahasiswa Universitas Trisakti ternyata lebih rendah dari mahasiswa di Jepang (usia 19,7 ± 1,8 97
Harrianto, Boer, Satyadi, dkk.
tahun) dan Amerika (21,2 ± 2,1 tahun). Rata-rata tinggi badan mahasiswa Jepang 1718 mm (SD 54) dan Amerika 1806 mm (SD 88). Tetapi mahasiswa Universitas Trisakti lebih berat dibandingkan mahasiswa di Jepang, tetapi lebih ringan dibandingkan mahasiswa Amerika. Rata-rata berat badan mahasiswa Jepang 62,1 kg (SD 5,8) dan (11) mahasiswa Amerika 78,6 kg (SD 9,1). Pada penelitian ini juga dihasilkan 36 ukuran dimensi tubuh manusia dalam berbagai sikap. Dengan menggunakan 3 metode yaitu desain untuk individu yang ekstrim, desain untuk produk yang dapat disesuaikan nilai-nilai maksimun dan minimumnya serta desain untuk penggunaan ratarata sebagian besar individu, maka hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi hampir seluruh kebutuhan data pengukuran guna mendesain mesin-mesin, peralatan dan tempat kerja yang memadai. Ukuran tinggi badan digunakan untuk menentukan tinggi minimal dari disain produk yang bisa menjadi hambatan di atas kepala, misalnya tinggi lorong/pintu, tinggi lampu gantung, tinggi balok atap, dsb. Persentil ke-95 tinggi badan mahasiswa 1771 mm, mahasiswi 1668 mm dengan demikian tinggi minimal desain produk-produk tersebut harus di atas 1771 mm. Bila dibandingkan dengan data antropometri bangsa-bangsa lain dari penelitian yang terdahulu.(9,12) Nilai persentil ke95 tinggi badan mahasiswa Iran 1723 mm, ternyata lebih rendah daripada mahasiswa Indonesia, tetapi laki-laki Amerika 1867 mm masih lebih tinggi. Tinggi kepala dari kursi pada sikap duduk digunakan untuk menentukan tinggi minimal dari desain tinggi atap kendaraan. Persentil ke-95 tinggi kepala dari kursi pada sikap duduk mahasiswa 964 mm, mahasiswi 895 mm dengan demikian tinggi minimal desain produk-produk tersebut harus diatas 964 mm. Nilai persentil ke-95 tinggi kepala dari kursi mahasiswa Iran 960 mm, ternyata lebih rendah daripada mahasiswa Indonesia, tetapi laki-laki Amerika 972 mm masih lebih tinggi. Tinggi siku pada sikap duduk digunakan untuk menentukan penggunaan ukuran rata-rata sebagian besar individu guna mendesain meja kerja duduk, penopang siku (arm rest). Percentil median tinggi siku pada sikap duduk mahasiswa 253 mm dan 98
Dimensi antropometrik statis
mahasiswi 226 mm, dapat digunakan sebagai ukuran-ukuran desain meja kerja duduk dan penopang siku laki-laki dan wanita Indonesia. Nilai median tinggi siku pada sikap berdiri mahasiswa Iran 259 mm, mahasiswi Iran 256, ternyata lebih tinggi daripada mahasiswa dan mahasiswi Indonesia, tetapi laki-laki Amerika 232 mm dan wanita Amerika 221 mm lebih rendah. Ukuran jangkauan horisontal ke depan digunakan untuk menentukan jangkauan maksimal posisi tombol-tombol kontrol di depan tubuh. Persentil ke-5 jangkauan horisontal ke depan mahasiswa Indonesia 676 mm, mahasiswi Indonesia 605 mm, dengan demikian jarak maksimal desain posisi tombol-tombol kontrol didepan tubuh adalah 605 mm. Nilai persentil 5 jangkauan horisontal ke depan mahasiswa Iran 810 mm, mahasiswi Iran 719 mm mm lebih panjang daripada mahasiswa dan mahasiswi Indonesia. Ternyata laki-laki (739 mm) dan wanita Amerika (677 mm) juga lebih panjang dari mahasiswa dan mahasiswi Indonesia, tetapi masih lebih pendek dari mahasiswa dan mahasiswi Iran. Tinggi lipat lutut digunakan untuk desain produk yang dapat disesuaikan nilai-nilai maksimun dan minimumnya, misalnya tempat duduk mobil, kursi dan meja kerja. Persentile ke-95 tinggi lipat lutut mahasiswa Indonesia 442 mm, persentile ke5 tinggi lipat lutut mahasiswi Indonesia 362 mm, dengan demikian parameter desain rentang jarak penyesuaian tinggi kursi, berkisar pada 442 mm paling tinggi dan 362 mm paling rendah. Persentil ke-95 tinggi lipat lutut pada sikap duduk mahasiswa Iran 466 mm ternyata lebih tinggi dari mahasiswa Indonesia, tetapi persentile ke-5 tinggi lipat lutut mahasiswi Iran 317 mm lebih rendah dari mahasiswi Indonesia. Persentil ke-95 tinggi lipat lutut pada sikap duduk laki-laki Amerika 476 mm lebih tinggi dari mahasiswa Indonesia, tetapi persentile ke-5 tinggi lipat lutut wanita Amerika 351 mm lebih rendah dari mahasiswi Indonesia. Berarti desain rentang jarak penyesuaian tinggi kursi individu Iran paling lebar dibandingkan dengan individu Indonesia dan Amerika. Tinggi lutut pada sikap duduk digunakan untuk menentukan jarak minimal dasar permukaan meja dan permukaan kursi.
J Kedokter Trisakti
Persentil ke-95 tinggi lutut pada sikap duduk mahasiswa 554 mm, mahasiswi 503 mm dengan demikian tinggi minimal desain jarak minimal dasar permukaan meja dan permukaan kursi harus diatas 554 mm. Persentil ke-95 tinggi lutut pada sikap duduk mahasiswa Iran 571 mm lebih tinggi dari mahasiswa Indonesia. Persentil ke-95 tinggi lipat lutut pada sikap duduk laki-laki Amerika 623 mm juga lebih tinggi dari mahasiswa Indonesia. Lebar bahu bideltoid digunakan untuk menentukan lebar minimum lorong-lorong sempit agar individu tidak harus memiringkan badan ketika melalui lorong tersebut. Persentil ke-95 lebar bahu bideltoid mahasiswa Indonesia 504 mm, mahasiswi 456 mm dengan demikian tinggi minimal desain lebar lorong harus diatas 504 mm. Persentil ke-95 lebar bahu bideltoid mahasiswa Iran 437 mm lebih sempit dari mahasiswa Indonesia, tetapi lakilaki Amerika 552 mm lebih lebar dari mahasiswa Indonesia. Adanya perbedaan data antropometrik dari berbagai bangsa menunjukkan banyak faktor berperan terhadap hasil pengukuran dimensi tubuh. Faktor lingkungan, kultur dan geografi sangat berperan terhadap karakteristik antropometrik. Studi ini tidak representatif bagi semua suku yang ada di Indonesia. Subyek penelitian yang dipilih kurang menggambarkan distribusi populasi Indonesia, menjadi keterbatasan dari penelitian ini. Walaupun penelitian ini belum dapat sepenuhnya mewakili ukuran dimensi tubuh populasi manusia Indonesia pada umumnya, namun pada tahun-tahun terakhir ini belum ada penelitian lain yang menghasilkan 36 ukuran dimensi tubuh manusia Indonesia yang baku. Dari hasil penelian ini setidaknya dapat memberikan gambaran adanya perbedaan ukuran-ukuran segmen tubuh diantara populasi dari ras yang berbeda-beda. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini telah menghasilkan nilai-nilai persentil ke-5, median dan persentil ke-95 untuk keseluruhan 36 dimensi ukuran-ukuran sikap standar antropometrik tubuh, serta rata-rata tinggi
Vol.23 No.3
badan dan berat badan mahasiswi serta mahasiswa yang berusia antara 19-21 tahun. Dibutuhkan penelitian yang sama dengan populasi yang lebih besar yang mencakup keseluruhan variasi suku dan derajat sosioekonomi masyarakat Indonesia untuk menentukan standar dimensi antropometrik statis nasional. Daftar Pustaka 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bridger RS, editor. Anthropometric principle in workspace and equipment design. Introduction to Ergonomics. Singapore: McGraw-Hill Book Co; 1995. p. 71-95. Dey DK, Rothenberg E, Sundh V. Height and body weight in elderly adults : a 21-year population study on secular trends and related factors in 70-yearold. J Gerontol 2001; 56A: 780-4. Sena IGN, A Suyasning, HI Sutjana IDP. Tendensi peningkatan tinggi badan, studi kasus: mahasiswa baru Universitas Udayana tahun 1990 dan 2000. Panduan Acara dan Kumpulan Abstrak Pertemuan llmiah Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia dan Seminar Nasional XII, Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia; 2001 Oct 27-28; Malang, Indonesia. Perissinoto E, Pisent C, Sergi G, Grigoletto F. Anthropometric measurements in the ederly: age and gender differences. Br J Nutr 2002; 87: 17786. Sanders MS, McCormick EJ. Applied anthropometry, work space design and seating, editors. Human factors in engineering and design. 7th ed. Singapore: Mc Graw-Hill, Inc; 1993. p. 41555. The Human Factor Section Health, Safety and Human Factors Laboratory Eastman Kodak Company. Anthropometric measurement : ergonomic design for people at work California: Letime Learning Publications; 1983. p. 289-312. Sunaryo, Rachmatullah P. Ukuran Daya kembang dada pada subyek normal. Maj Kedokt Indon 2001; 51: 164-7 Ray GG, Chatterjee L, Varghese MA. Body dimentions of Indian housewives. J Hum Ergol 1990; 191-40. Mououdi MA. Static anthropometric characteristics of Tehran University studens age 20-30. Applied Ergonomic 1997; 2: 149-50.
99
Harrianto, Boer, Satyadi, dkk.
10.
11.
100
National Centre for Health Statistics. Anthropometric Reference Data, Unites States 1988 – 1994. Available at http://www.cdc.gov/nchs/ about/major/nhanes/Anthropometric 20 Measures. Accessed April 16, 2004. Nakanishi Y, Nethery V. Anthropometric comparison between Japanese and Caucasian
Dimensi antropometrik statis
12.
American male uiversity students. Appl Human Sci 1999; 18: 9-12. Human factors design guide. Static body characteristics. P 14.3.2. FAA William J Hughes Technical Center. 1996. Available at http:// ioe.engin.umich.edu/ioe491/Refs/HFDGCh14.pdf. Accessed June 1, 2004.